Top Banner
1 PENGARUH GAYA BELAJAR SERTA KREATIVITAS SISWA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATEMATIKA KELAS VII DI SMPN 2 SUNGAI PUA Proposal Diajukan kepada Jurusan Tarbiyah untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Matematika Oleh ZETRA ANDIKA NIM.2411.048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
85

TUGAS METODOLOGI

Oct 24, 2015

Download

Documents

anon_907925218
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TUGAS METODOLOGI

1

PENGARUH GAYA BELAJAR SERTA KREATIVITAS SISWA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATEMATIKA

KELAS VII DI SMPN 2 SUNGAI PUA

Proposal

Diajukan kepada Jurusan Tarbiyah untuk Memenuhi Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan dalam

Bidang Pendidikan Matematika

Oleh

ZETRA ANDIKA NIM.2411.048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN

TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

2012 M / 1433 H

Page 2: TUGAS METODOLOGI

2

DAFTAR ISI

Hal

ABSTARAK………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR……………………………………………………. . iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………… viii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… ix

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah……………………………………….... 1

B. Identifikasi masalah……………………………………………. 7

C. Pembatasan masalah……………………………………………. 8

D. Rumusan masalah………………………………………………. 8

E. Tujuan penelitian……………………………………………….. 9

F. Defenisi operasional……………………………………………. 9

G. Manfaat penelitian…………………………………………….... 10

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Deskripsi teoritis………………………………………………... 11

1. Kreativitas…………………………………………………… 11

1.a Pengertian Kreativitas…………………………………… 11

1.b Istilah-istilah teknis tentang proses kreativitas…………. 13

1.c Pribadi Kreatif………………………………………… 18

Page 3: TUGAS METODOLOGI

3

1.d Pengertian Kreativitas Siswa…………………………… 20

1.e Mengukur Kreativitas Siswa…………………………… 20

2. Gaya Belajar………………………………………………… 23

2.a Pengertian Gaya Belajar………………………………... 23

2.b Gaya Belajar VAK (Visual, Auditorial, Kinestetik)…… 23

3. Hasil Belajar…………………………………………………. 27

3.a Pengertian Belajar……………………………………… 27

3.b Hasil Belajar…………………………………………… 28

B. Hipotesis penelitian……………………………………………... 31

BAB III.METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian………………………………………………… 32

B. Populasi dan sampel pennelitian………………………………. 32

C. Variabel, Data, dan Sumber Data Penelitian

penelitian……………………………………………………… 39

D. Prosedur Penelitian…………………………………………….. 40

E. Teknik pengumpulan data…………………………………….. 41

F. Instrumen penelitian……………………………………………. 41

G. Metode analisis instrument……………………………………. 45

H. Teknik analisis data dan uji hipotesis………………………… 55

DAFTAR KEPUSTAKAAN……………………………………………… 86

LAMPIRAN………………………………………………………………. 89

Page 4: TUGAS METODOLOGI

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memberikan

kesempatan kepada siswa mempelajari apa yang perlu diketahui agar dapat

berfikir cerdas, berfikir cepat , terampil dan mempunyai keahlian. Di sekolah

terjadi proses pendidikan untuk membentuk pribadi yang berkualitas.

Keberhasilan yang akan kita tempuh tidak terlepas dari pendidikan yang kita

peroleh di sekolah. Belajar baik di sekolah ataupun bukan juga merupakan

sarana manusia untuk memahami ilmu ataupun segala sesuatu yang berkaitan

dengan proses penciptaan oleh Allah SWT. Melalui proses belajar, manusia

dapat memahami dan meyakini keberadaan pengaturnya. Proses belajar dalam

penggalian ilmu merupakan suatu kewajiban bahkan suatu kebutuhan

manusia yang dijadikan dasar dalam berperilaku dan menyelesaikan suatu

persoalan.

Menurut UU No 2 tahun 1989 pasal 1 ayat (1) “ Pendidikan adalah

usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang”. 1

Berdasarkan pada tujuan pendidikan nasional setiap mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah mempunyai tujuan dan karakteristik tertentu, demikian

juga halnya pelajaran matematika juga mempunyai tujuan antara lain :

1 Fuad Ihsan. Dasar – Dasar Kependidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2003),h.2

Page 5: TUGAS METODOLOGI

5

1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan , perbedaan, konsisten dan inkosisten.

2. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, inkuiri, dan penemuan.

3. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan abstrak lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan2

Usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut di atas

telah banyak dilakukan oleh pemerintah, seperti: diadakan seminar dan

pelatihan guru, penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana dan manajemen

sekolah dan lain-lain. Usaha tersebut semata-mata untuk memajukan

pendidikan matematika. Tanpa usaha segala sesuatu sulit untuk kita dapatkan.

Oleh karena itu berbagai upaya selalu dilakukan untuk mewujudkan tujuan

tersebut.

Dalam dunia pendidikan proses pembelajaran penekanannya lebih pada

hafalan dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang

diberikan. Proses–proses pemikiran tinggi termasuk berpikir kreatif

sebagaimana tercantum dalam tujuan pembelajaran matematika jarang dilatih.

Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga tejadi di negara-negara

lain, sebagaimana dinyatakan oleh Guilford (1950) dalam pidato

pelantikannya sebagai Presiden dari American Psychological Association,

bahwa:

Keluhan yang paling banyak saya dengar mengenai lulusan perguruan tinggi kita ialah bahwa mereka cukup mampu melakukan tugas-tugas yang diberikan dengan menguasai teknik-teknik yang diajarkan, namun

2 Tim Penulis Departemen Pendidikan Nasional,Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas,2003), hal .6

Page 6: TUGAS METODOLOGI

6

mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan masalah yang memerlukan cara-cara yang baru. 3

Ini Juga sering terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah, siswa akan

kesulitan menyelesaikan suatu masalah berupa soal-soal yang baru yang

dituntut penyelesaiannya dengan cara baru yang membutuhkan adanya

kreatifitas.

Selain kreativitas, gaya belajar siswa merupakan salah satu unsur yang

penting yang harus diperhatikan dalam proses belajar untuk mewujudkan

tujuan pembelajaran matematika yang diharapkan. Bobbi DePorter dan Mike

Hernacki dalam bukunya Quantum Learning mengatakan bahwa gaya belajar

merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah,

dan dalam situasi antar pribadi, dengan begitu gaya belajar akan

mempengaruhi seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi sehingga

akan mempengaruhi prestasi yang dicapai.4 Dari itu penulis sangat tertarik

untuk membuktikan teori tersebut apakah benar gaya belajar akan

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi di SMPN 2 Sungai Pua pada tanggal 20-30

oktober 2013, terlihat banyak siswa dalam menyelesaikan permasalahan

matematika hanya mengerjakan seperti apa yang diberikan oleh guru mereka.

Hal ini terlihat ketika mereka mengerjakan soal di papan tulis. Ketika

permasalahan yang dihadapinya agak berbeda penyajiannya mereka merasa

kesulitan untuk menyelesaikannya. Selain itu, cara penyelesaian

3Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal.7

4 Bobbi DePotter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, ( Bandung: Kaifa, 1999), h.110

Page 7: TUGAS METODOLOGI

7

permasalahan matematika setiap siswa terlihat homogen dan tidak ada yang

mengerjakan soal dengan cara penyelesaian selain yang diajarkan guru karena

takut salah. Hal ini dikarenakan cara berpikir mereka yang masih bersifat

konvergen. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan berkreativitas sehingga

siswa dapat memilih dan menerapkan cara/metode yang tepat guna

menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan benar. Pada akhirnya

hasil belajar yang diharapkan dapat optimal.

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan atau lamban dalam menangkap pelajaran matematika.

Terdapat siswa yang gelisah di kelas kemudian bertanya pada teman

sebangkunya ketika guru memberi materi pelajaran secara lisan. Siswa

tersebut meminta temannya untuk menerangkan kembali penjelasan guru.

Terdapat pula siswa yang meminta guru untuk menuliskan contoh soal dan

jawabannya di papan tulis dan juga terdapat siswa yang diam saja ketika

ditanya guru, siswa tersebut tidak dapat menjawab. Dari berbagai masalah

yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran di kelas menandakan bahwa

siswa-siswi memiliki tingkat kreativitas dan cara yang berbeda-beda dalam

belajar dan proses pembelajaran. Cara yang mereka gunakan untuk menerima

pelajaran merupakan gaya belajar mereka masing-masing.

Selain itu penulis juga melihat banyak siswa yang merasa kesulitan

menyesuaikan gaya belajar mereka dengan cara mengajar guru di sekolah,

yang mana seharusnya gurulah yang harus tau dan paham akan keragaman

gaya belajar yang dimiliki siswa sehingga guru bisa memilih strategi yang

Page 8: TUGAS METODOLOGI

8

cocok. Ketidak cocokan gaya mengajar dan strategi yang dipilih guru dengan

gaya belajar siswa membuat susahnya siswa mengikuti proses pembelajaran

dengan baik, ini akan berujung pada hasil belajar yang kurang memuaskan.

Berdasarkan pada pengamatan dan adanya permasalahan yang terjadi

penulis berpikir bahwa betapa sangat berpengaruhnya kreativitas dan gaya

belajar terhadap prestasi seseorang. Walaupun hal ini belum diuji

kebenarannya namun secara teoritis kreativitas dan gaya belajar memegang

peranan penting dalam hubungannya dengan hasil belajar.

Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari guru bidang studi

matematika SMPN Sungai Pua , terlihat bahwa hasil belajar matematika

siswa masih rendah, nilai siswa masih banyak yang belum mencapai Standar

Ketuntasan yang ditetapkan. Sebagaimana terlihat pada tabel nilai ulangan

harian 1 matematika kelas VII semester Genap siswa MAN Koto Baru

Padang Panjang sebagai berikut:

Tabel 1.1.

Rata-Rata Nilai Ulangan Harian I Matematika Kelas VII Semester Genap Siswa SMPN 2 Tahun Pelajaran 2011 / 2012

Lokal

Jumlah Siswa

Rata-rata Persentase KetuntasanTuntas (%) Tidak Tuntas (%)

VII 1 30 60,00 41,17 58,83VII 2 29 64,50 51,51 48,49VII 3 31 65,01 40,00 60,00VII 4 32 62,85 35,29 64,71VII 5 30 63,28 39,28 60,72VII 6 30 63,05 39,47 60,53VII 7 29 60,24 27,27 72,73

Page 9: TUGAS METODOLOGI

9

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih

tergolong rendah, sebab persentase ketuntatasan yang dicapai masih berada

dibawah 50 % dan rata-rata nilai ulangan harian siswa umumnya masih

berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh

sekolah untuk mata pelajaran matematika yakni 70,00.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya hasil

belajar siswa, termasuk di dalamnya faktor intern dan faktor ekstern. Faktor-

faktor tersebut sering kali menjadi penghambat dan pendukung keberhasilan

siswa. Kreativitas dan gaya belajar merupakan faktor intern yang terdapat

dalam diri siswa yang dapat mendukung dan dapat juga menghambat untuk

menjadikan hasil belajar matematika siswa dikatakan baik. Kreativitas dan

gaya belajar yang dipilih sebagai variabel yang diteliti, hal ini dikarenakan

objek kajian yang dipelajari dalam matematika bersifat abstrak (fakta, konsep,

operasi, prinsip), terdapat pemecahan masalah, serta adanya pengertian yang

masih lemah dan belum bermakna dalam memahami konsep matematika.

Sehingga siswa masih kesulitan dalam mempelajari matematika

Keterkaitan antara kreativitas dan gaya belajar dengan prestasi belajar

matematika ini juga didukung penelitian Sternberg yang mengungkapkan

bahwa kreativitas berkaitan erat dengan intelegensi, gaya kognitif, dan

kepribadian atau motivasi.

Dalam penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan apakah benar

kreativitas dan gaya belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar

matematika dan seberapa besar pengarunya. Hal ini dimaksudkan guna

Page 10: TUGAS METODOLOGI

10

meningkatkan mutu hasil belajar matematika di SMPN 2 Sungai Pua

khususnya untuk kelas VII tempat peneliti melakukan penenlitian.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan masalah

sebagai berikut:

1. Siswa masih berpikir secara konvergen sehingga apabila permasalahan

yang dihadapinya agak berbeda penyajiannya mereka merasa kesulitan

untuk menyelesaikan masalah tersebut.

2. Kreativitas siswa yang kurang dalam menyelesaikan soal matematika

yang baru dan yang bervariasi

3. Strategi mengajar yang dipilih guru yang kadang-kadang kurang sesuai

dengan gaya belajar siswa.

4. Masih rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas VII Sungai pua

C. Pembatasan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar pengkajian

masalah dalam penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah. Oleh karena

keterbatasan yang dimiliki peneliti baik dalam hal kemampuan, dana, waktu,

dan tenaga maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh kreativitas dan gaya

belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 2 Sungai pua

dengan populasi seluruh siswa kelas VII, dan untuk sampelnya diambil 2 kelas.

Page 11: TUGAS METODOLOGI

11

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan tersebut

sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh signifikan kreativitas dan gaya belajar terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas VII SMPN 2 Sungai Pua?

2. Adakah pengaruh signifikan kreativitas terhadap hasil belajar matematika

siswa kelas VII SMPN 2 Sungai Pua?

3. Adakah pengaruh signifikan gaya belajar terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMPN 2 Sungai Pua?

E. Tujuan penelitian

Penelitian ditujukan :

1. Untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan kreativitas dan gaya belajar

terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 2 Sungai Pua.

Untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan kreativitas terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas VII SMPN 2 Sungai Pua.

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan gaya belajar terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas VII SMPN 2 Sungai Pua.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami

skripsi ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah

sebagai berikut :

1. Kreativitas adalah pola berpikir atau ide yang timbul secara spontan dan

imajinatif, yang mencerminkan penemuan dan hasil-hasil ilmiah, cara

Page 12: TUGAS METODOLOGI

12

berpikir yang baru, asli, independen, dan imajinatif , konsisten, intuitif,

mampu menyimpan masalah, antusias, rasa ingin tahu, kemampuan untuk

menghubungkan dan mengaitkan, kemampuan membuat gagasan-gagasan

yang berbeda dan membuat sintesis. Dalam penelitian ini nilai kreativitas

merupakan skor yang diperoleh siswa setelah mengisi angket kreativitas

2. Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih siswa untuk bereaksi dan

menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan kemudian

mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar atau bisa juga

diartikan cara kita menyerap informasi melalui indera yang kita miliki.

Dalam penelitian ini nilai gaya belajar merupakan skor yang diperoleh

siswa dalam mengisi angket gaya belajar.

3. Hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh siswa setelah

melakukan suatu proses belajar matematika selama kurun waktu tertentu

dimana hasil belajar tersebut bisa diukur melalui suatu tes. Dalam penelitian

ini hasil belajar matematika yang diteliti adalah hasil belajar pada ranah

kognitif. Hasil belajar siswa didapat dari skor / nilai yang diperoleh siswa

setelah mengikuti tes.

G. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru dan sekolah

Sebagai gambaran bagaimana peran guru sebagai motivator dan

fasilitator di dalam memberikan bimbingan kepada siswa dalam rangka

meningkatkan kreativitas belajar siswa.

Page 13: TUGAS METODOLOGI

13

Sebagai bahan acuan untuk menentukan strategi mengajar yang sesuai

dengan gaya belajar siswa guna mencapai tujuan pembelajaran yang

efektif dan secara tidak langsung akan meningkatkan mutu sekolah.

2. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

dalam penulisan karya ilmiah dan untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Matematika.

3. Bagi peneliti-peneliti lain, penelitian ini sebagai bahan referensi untuk

melakukan penelitian-penelitian yang sejenis selanjutnya

Page 14: TUGAS METODOLOGI

14

BAB IIKERANGKA TEORITIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

Pada hakikatnya perkataan kreatif adalah penemuan sesuatu yang

baru, dan bukan akumulasi dari keterampilan atau pengetahuan yang

diperoleh dari buku pelajaran. Kreatif diartikan juga sebagai pola

berpikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang

mencerminkan hasil-hasil ilmiah, penemuan ilmiah, dan penciptaan-

penciptaan secara mekanik.

Menurut Winkel, dalam kreativitas berpikir atau berpikir kreatif,

kreativitas merupakan tindakan berpikir yang menghasilkan gagasan

kreatif atau cara berpikir yang baru, asli, independen, dan imajinatif.

Kreativitas dipandang sebuah proses mental. Daya kreativitas menunjuk

pada kemampuan berpikir yang lebih orisinal dibanding dengan

kebanyakan orang lain.5

Beberapa defenisi tentang kreativitas menurut para ahli:

1. Jacques Hadmard, dalam AN essay On The Psychology of invention

In Mathematical Field, mengatakan bahwa kreativitas adalah

“Jelaslah suatu penemuan atau kreasi, baik dalam matematika,

maupun dalam bidang lain, terjadi dengan menghubungkan ide-ide.”

5 Ngalim Purwanto M, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 513 - 514.

Page 15: TUGAS METODOLOGI

15

2. Dr.Myron S. Alien, Dalam Psychodynamic Synthesis mengatakan: “

Kreatifitas adalah perumusan-perumusan dari makna melalui

sintesis."

3. George J. Seidel, dalam The Crisis Of Creativity, mengatakan:” Kreatifitas

adalah kemampuan untuk menghubungkan dan mengaitkan, kadang-

kadang dengan cara yang ganjil, namun mengesankan, dan ini merupakan

dasar pendayagunaan kreatif dari

Menurut Elizabeth Hurlock (seorang pakar psikologi perkembangan anak),

”kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi,

produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak

dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis

pemikiran yang hasilnya bukan perangkuman. Ia mungkin mencakup

pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari

pengalaman sebelumnya dan pencangcokkan hubungan lama ke situasi baru

dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai

maksud atau tujuan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang

sempurna lengkap. Ia mungkin dapat berbentuk produk seni, kesusasteraan,

produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis.6

b. Istilah-istilah teknis tentang proses kreativitas

1. Produksi kreatif

6 Hurlock, Elizabeth B, (2002). Perkembangan Anak Jilid 2 (Meitasari Tjandrasa. Terjemahan)

(Jakarta:Erlangga, 2002), hal. 4.( dalam skripsiDewi A.Sagitasari, pengaruh kreatifitas dan gaya belajar terhadap hasil belajar matematika siswa SMP, hal. 10)

Page 16: TUGAS METODOLOGI

16

Produksi kreatif adalah suatu produksi yang baru dan tiada

tandingannya, serta dikenal dengan kemampuan untuk memproduksi

sesuatu yang baru, atau menciptakan hubungan yang baru terhadap

sesuatu yang telah diketahui sebelumnya, dengan syarat sesuatu atau

hubungan yang baru itu mempunyai tujuan tertentu dan bermanfaat,

serta mampu menutupi kebutuhan bagi individu atau sekelompok

orang.7

Ada beberapa pengertian yang sepadan dengan makna

produksi kreatif ini, yaitu produk kreativitas. Kata ini mengandung

arti segala hal yang mendatangkan beberapa perubahan melalui

kreativitas tersebut. Jadi produk kreativitas ini memiliki makna dan

nilai tertentu. Ia dapat berupa suatu upaya untuk mengalahkan

kesulitan yang tidak diketahui oleh seseorang.

2. Kerja kreatif

Maksud dari kerja kreatif ini adalah segala bentuk tugas atau

pekerjaan dalam berbagai ilmu, seni dan sastra. Pada dasarnya kerja

kreatif ini adalah memberikan segala sesuatu yang baru, baik dalam

satra, ilmu, dan seni dengan jenis dan macam yang berbeda.8

3. Tingkat kreativitas

Ada beberapa tingkat kreativitas, diantaranya:

a. Kreativitas ekspresionis

7 AmalAbdussalam Al-khalili, Pengembangan kreatifitas anak, (Hj Umma Farida, terjemahan), (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), h.32

8 AmalAbdussalam Al-khalili, … , h.33-34

Page 17: TUGAS METODOLOGI

17

Kreativitas ekspresionis adalah ungkapan bebas da mandiri yang

di dalamnya tidak memiliki urgensi atau kepentingan bagi

kemahiran dan keaslian

b. Kreativitas produksi

Kreativitas produksi adalah hasil-hasil produksi seni dan

keilmuan yang diperoleh melalui usaha mendisiplinkan

kecenderungan untuk bermain bebas, dan menentukan langkah-

langkah untuk mencapai hasil yang sempurna.

c. Kreativitas inovatif

Kreativitas inovatif banyak diungkapkan oleh para penemu yang

memperlihatkan kejeniusan mereka dengan menggunakan

pengembangan keterampilan-keterampilan individu.

d. Kreativitas pembaharuan

Kreatifitas pembaharuan ini berarti pengembangan dan prbaikan

yang mencakup penggunaaan keterampilan-keterampilan

individu.

e. Kreativitas emanasi

Kreativitas emanasi berarti menunjukkan prinsip baru atau

aksioma-aksioma baru yang muncul dari pendapat baru.9

4. Teori kreativitas

Salah satu teori dalam kreativitas yang akan dibahas dalam kajian

teori ini adalah teori Fungsi Hemisphere sebagai kekhususan belahan

9 AmalAbdussalam Al-khalili, … , h.35-36

Page 18: TUGAS METODOLOGI

18

otak. Secara umum para ahli menyimpulkan bahwa otak kita memiliki

dua sisi/kortikel (cortices) yang berhubungan secara mengagumkan

melalui jaringan serabut syaraf (Corpus callosum). Secara khusus

memiliki aktivitas mental/fungsi berbeda (Tabel 1).

Tabel 2.1.

Fungsi Belahan Otak Kiri dan Belahan Otak Kanan

Left Hemisphere Right Hemisphere

- math, history, language;-verbal, limit sensory

input;- sequential, measurable;- analytic;- comparative;- relational;- referential;- linier;- logical;- digital;- scientific, technological;

- self, elaborates and increases variables, inventive;

- nonverbal perception and expresivenness;- spatial;- intuitive;- holistic;- integrative;- nonreferential;- Gestalt;- Imagery;- Better at depth perception, facial recognition;- Mystical humanistic;

Sumber: Clark, B, Growing Up Gifted 3thed, (Ohio: Merrill

Publishing Co., 1988)

c. Pribadi Kreatif

Pada orang kreatif kemampuan berpikir divergen merupakan

hal yang menonjol. Berpikir divergen adalah bentuk pemikiran

terbuka, yang menjajaki bermacam macam kemungkinan jawaban

terhadap suatu persoalan atau masalah.

Orang kreatif juga memerlukan kemampuan berpikir

konvergen, yaitu kemampuan berpikir yang berfokus pada tercapainya

Page 19: TUGAS METODOLOGI

19

satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah.

Hal ini diperlukan untuk memilih aspek masalah yang relevan dan

membuang yang tidak relevan (selective encoding),

d. Pengertian Kreativitas Siswa

Dari uraian sebelumnya, dapat dikemukan bahwa yang

dimaksud kreativitas adalah suatu ekspresi tertinggi dari

keberbakatan yang ditunjukkan melalui aspek kognitif dengan

tindakan dan berpikir divergen maupun konvergen serta aspek afektif

mengenai fungsi perasaan/internalisasi nilai. Dalam memecahkan

masalah, siswa yang kreativitasnya tinggi akan cenderung

menggunakan aspek berpikir divergen maupun konvergen ketika

mencari soluasi baru dan apabila akan mempersempit pilihan ketika

mencari jawaban. Sementara itu, aspek afektif ditunjukkan melalui

sifat imajinatif, rasa ingin tahu, independen, percaya diri, toleran

terhadap perbedaan situasi (mampu beradaptasi), senang pada

kompleksitas (antusias), konsisten dari satu situasi ke situasi lain,

intuitif, dan mampu menunda keputusan bila terjadi hambatan.

e. Mengukur Kreativitas Siswa

Secara garis besar, ada dua pendekatan utama untuk mengukur

kreativitas seseorang, diantaranya adalah: (1) Pendekatan kemampuan

berpikir kreatif (kognitif) serta (2) Pendekatan melalui kepribadian.

Page 20: TUGAS METODOLOGI

20

Salah satu tes yang banyak digunakan diantaranya; tes yang dilakukan

Torrance (Test of Creative Thinking) yang melibatkan kemampuan

berpikir; atau Tes sindroma kepribadian, contohnya Alpha Biological

Inventory.10

Inventori kepribadian ditujukan untuk mengetahui

kecenderungan kepribadian seseorang. Kepribadian kreatif yang

dimaksud meliputi sikap, motivasi, minat, gaya berpikir, dan

kebiasaan-kebiasaan berperilaku.11 Penilaian proses mental yang

memunculkan solusi, ide, konsep, bentuk arstistik, teori atau produk

yang unik dan baru/orisinil tes dibuat dalam bentuk figural/gambar

atau verbal/ bahasa.

2. Gaya Belajar

a. Pengertian Gaya Belajar

Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki gaya belajar

merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap,

dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.12

Menurut Nasution gaya belajar atau “learning style” siswa

yaitu cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang

yang diterimanya dalam proses belajar.13 Para peneliti menemukan

10 Gardner, Howard, Creating minds, An Anatomy of Creativity, (New York: Basic Books, 1993), hal. 19-25(skripsi Dewi A. Sagitasari hal.23)

11 Dedi Supriyadi, … , h. 24-2512 DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike, Quantum Learning, … ,h.11113 Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Cetakan

ke-11, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 93.

Page 21: TUGAS METODOLOGI

21

adanya berbagai gaya belajar pada siswa yang dapat digolongkan

menurut kategori-kategori tertentu. Mereka berkesimpulan, bahwa

1) Tiap murid belajar menurut cara sendiri yang kita sebut gaya

belajar. Juga guru mempunyai gaya mengajar masing-masing.

2) Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen

tertentu.

3) Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi

efektivitas belajar.

Dari pengertian-pengertian di atas, disimpulkan bahwa gaya

belajar adalah cara yang cenderung dipilih siswa untuk bereaksi dan

menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.

b. Gaya Belajar VAK (Visual, Auditorial, Kinestetik)

Banyak ahli yang menggunakan istilah berbeda-beda dalam

memahami gaya belajar ini. Tetapi secara umum, menurut Bobby

DePotter terdapat dua  benang merah yang disepakati tentang gaya

belajar ini.  Pertama adalah  cara seseorang menyerap informasi

dengan mudah, yang disebut sebagai modalitas, dan kedua adalah

cara orang mengolah dan mengatur informasi tersebut.   Modalitas

belajar adalah cara kita menyerap informasi melalui indera yang kita

miliki. Masing-masing orang mempunyai kecenderungan  berbeda-

beda dalam menyerap informasi. Terdapat tiga modalitas belajar ini, 

Page 22: TUGAS METODOLOGI

22

yaitu apa yang sering disingkat dengan VAK: Visual, Auditory,  

Kinestethic.14

Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik gaya

belajar seperti disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki,

adalah sebagai berikut:

1) Gaya Belajar Visual (Visual learners)Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

a) rapi dan teratur,b) berbicara dengan cepat,c) mampu membuat rencana dan mengatur jangka panjang

dengan baik,d) teliti dan rinci, e) mementingkan penampilan, f) lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa

yang didengar, g) mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual, h) memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat

baik, i) biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau

suara berisik ketika sedang belajar,j) sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu

seringkali ia minta instruksi secara tertulis), k) merupakan pembaca yang cepat dan tekun, l) lebih suka membaca daripada dibacakan,m) dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia

selalu bersikap waspada, membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan,

n) jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama berbicara,

o) lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain, p) sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat

"ya" atau "tidak”,q) lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada

berpidato/berceramah,r) lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar)

daripada musik, s) sering kali menegtahui apa yang harus dikatakan, tetapi

tidak pandai menuliskan dalam kata kata,

14 Bobbi De Potter dan Mike Hernacki, … , h.113

Page 23: TUGAS METODOLOGI

23

t) kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan.

2) Gaya Belajar Auditorial (Auditory Learners) Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

a) sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja (belajar), b) mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik,c) menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan di buku

ketika membaca,d) lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada

membaca,e) jika membaca maka lebih senang membaca dengan

suara keras, f) dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan

warna suara, g) mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi

sangat pandai dalam bercerita, h) berbicara dalam irama yang terpola dengan baik,i) berbicara dengan sangat fasih,j) lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang

lainnya,k) belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang

didiskusikan daripada apa yang dilihat,l) senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu

secara panjang lebar, m) mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-

tugas yang berhubungan dengan visualisasi,n) lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata

dengan keras daripada menuliskannya, o) lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca

buku humor/komik. 3) Gaya Belajar Kinestetik (Tactual Learners)

Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:a) berbicara dengan perlahan, b) menanggapi perhatian fisik, c) menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian

mereka,d) berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang

lain,e) banyak gerak fisik,f) memiliki perkembangan awal otot-otot yang besar,g) belajar melalui praktek langsung atau manipulasi,

Page 24: TUGAS METODOLOGI

24

h) menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung,

i) menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca,

j) banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal),k) tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu

yang lama,l) sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke

tempat tersebut, m) menggunakan kata-kata yang mengandung aksi,n) pada umumnya tulisannya jelek, o) menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan

(secara fisik), p) ingin melakukan segala sesuatu.15

Dari beberapa uraian diatas dapat pula dijelaskan secara lebih ringan

tentang gaya belajar seseorang, dimana orang bergaya belajar visual

akan sangat mudah melihat atau membayangkan apa yang dibicarakan.

Mereka sering melihat gambar yang berhubungan dengan kata atau

perasaan dan mereka akan mengerti suatu informasi bila mereka melihat

kejadian, melihat informasi itu tertulis atau dalam bentuk gambar.

.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Witherington yang dikutip Nana Syaodih Sukamadinata,

belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang

dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru, yang berbentuk

keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.16

Sedangkan Slameto menyatakan, Belajar ialah suatu proses usaha

15 DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike, … , h.12016 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

PT 5Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 155.

Page 25: TUGAS METODOLOGI

25

yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungannya.17

Dari pendapat kedua ahli tersebut, belajar dapat diartikan sebagai

proses yang menghasilkan perubahan yang bersifat menetap dan

menyeluruh sebagai hasil dari adanya respon individu terhadap situasi

tertentu, namun juga berwujud keterampilan, kecakapan, sikap,

tingkah laku, pola piker, kepribadian, dan lain-lain.

b. Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku.

Sebuah proses maka sudah barang tentu harus ada yang diproses

dan akhir dari proses. Akhir dari proses inilah yang disebut dengan

hasil belajar. Hasil belajar ini terdiri dari perubahan tingkah laku

tersebut.

Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution tentang hasil belajar yaitu:

“ Suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar”.18

17 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hal. 2

18 Nasution, Didaktik Azas-Azas Mengajar,( Jakarta: Grasindo,1982). hal.25

Page 26: TUGAS METODOLOGI

26

Sedangkan Arikunto mendefenisikan bahwa hasil belajar itu

merupakan hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana

tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat

diamati atau diukur.19 Jadi Hasil belajar siswa adalah hasil yang

diperoleh siswa setelah melakukan suatu proses belajar matematika

selama kurun waktu tertentu dimana hasil belajar tersebut bisa

diukur melalui suatu tes.

Hasil belajar juga dapat dikatakan sebagai kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil

belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi

kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai

tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari

informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-

kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun

individu.

Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu :

(a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian;

(c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi

dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.20

19 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,1992), Hal.133

20 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, ( Bandung: Rosda Karya, 2004), Hal.22

Page 27: TUGAS METODOLOGI

27

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil belajar

yaitu :

1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih

ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun

faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor

psikologis, antara lain yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan,

tanggapan dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).

Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan

faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah

mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan,

dan pembentukan sikap.

Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari

proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil

belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang

hasil belajar yang dicapai siswa.21

B. Hipotesis Penelitian

21 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Rosda Karya, 1989), Hal.111

Page 28: TUGAS METODOLOGI

28

Berdasarkan atas rumusan masalah dan kajian teori yang telah

dikemukakan, maka diajukan hipotesis yaitu :

1. Terdapat pengaruh signifikan kreativitas dan gaya belajar terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas VII SMPN 2 Sungai Pua.

2. Terdapat pengaruh signifikan kreativitas terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMPN 2 Sungai Pua.

3. Terdapat pengaruh signifikan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMPN 2 Sungai Pua.

Page 29: TUGAS METODOLOGI

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional dan expost facto

dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian

yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau

beberapa variabel.22 Di katakan expost facto karena di dalam penelitian ini

tidak dibuat perlakuan pada objek penelitian melainkan hanya

mengungkapkan fakta pada diri responden. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya semua informasi

atau data penelitian diwujudkan dalam bentuk angka yang dianalisis dengan

statistik dan hasilnya dideskripsikan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas siswa kelas VII

SMPN 2 Sungai Pua pada semester ganjil tahun ajaran 2013/ 2014 yang

terdiri dari 7 kelas.

Table 1 : Jumlah siswa kelas VII SMP N 1 Sungai Pua tahun pelajaran 2013-2014

Kelas Jumlah Siswa

VII.AVII.BVII.CVII.D

30272831

22 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Rineka Cipta: Jakarta, 2000), hal.326.

Page 30: TUGAS METODOLOGI

30

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah himpunan bagian dari populasi atau (contoh) untuk

dijadikan sebagai bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil

dari populasi tersebut dapat mewakili (representative) terhadap

populasinya. Mengingat jumlah populasi yang besar dan terbatasnya

kemampuan penulis dari segi tenaga, dana, dan waktu maka penelitian ini

dilakukan terhadap sampel yang mewakili populasi. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah random sampling (acak).

Agar sampel dapat mewakili dan menggambarkan sifat serta

karakteristik dari populasi, maka langkah-langkah yang dilakukan untuk

pemilihan kelas sampel dalam penelitian ini yaitu:

a. Mengumpulkan nilai ulangan harian matematika siswa kelas VII

SMP N 1 Sungai Pua

b. Melakukan Uji Normalitas untuk mengetahui data berdistribusi

normal atau tidak, sehingga langkah selanjutnya tidak menyimpang

dari kebenaran.

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 = Populasi berdistribusi normal.

H1 = Populasi berdistribusi tidak normal.

Untuk melihat sampel berdistribusi normal, digunakan uji

Lilifors yang dikemukakan oleh Sudjana dengan langkah – langkah

sebagai berikut:

1) Data X1, X2, X3,..., Xn diperoleh dan disusun dari data yang terkecil sampai yang terbesar.

Page 31: TUGAS METODOLOGI

31

2) Mencari skor baku dari skor mentah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Zi=X i−X̄

SDengan: Zi = Skor bakuS = Simpangan bakuX̄ = Skor rata-rataXi = Skor dari tiap soal

3) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku dihitung peluang F(Zi) = P (Z < Zi).

4) Menghitung jumlah proporsi skor baku yang lebih kecil atau sama Zi yang dinyatakan dengan S (Zi) dengan menggunakan rumus:

S (Z i )=Banyaknya Z1 , Z2 , .. .Zn yang ≤Z i

n

5) Menghitung selisih antara F(Zi) dengan S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

6) Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak selisih itu

diberi simbol L0, L0 = maks |F (Z i )−S (Z i )|

7) Kemudian bandingkan L0 dengan nilai L0 yang ada pada tabel.

Pada taraf a=0 ,05 jikaL0¿ Ltabel maka H0 diterima dan jika L0>Ltabel maka H0 ditolak.23

c. Melakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Barlet. Uji ini

bertujuan untuk melihat apakah populasi mempunyai variansi yang

homogen atau tidak.

Hipotesis yang diajukan yaitu :

H0 = Populasi mempunyai varians yang homogen

H1 = Populasi mempunyai varians yang tidak homogen

23 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito, 2005), h.466

Page 32: TUGAS METODOLOGI

32

Untuk menentukan uji homogenitas ini dilakukan langkah –

langkah sebagai berikut:

1) Menghitung varians masing – masing kelompok2) Menghitung variansi gabungan dari semua populasi dengan

rumus:

S2=∑ (ni−1 )S

i2

∑ (ni−1 )3) Menghitung harga satuan Barlett (B) dengan rumus:

B=( log S2)∑ (ni−1 )

4) Mengunakan statistik chi-kuadrat dengan rumus:

χ2=( ln10 ) {B−∑ (n i−1) log Si

2 }5) Menggunakan tabel/daftar

Kemudian harga X2hitung dibandingkan dengan harga X2

tabel

dengan kriteria bilaX2hitung < X2

tabel untuk taraf α maka populasi homogen. Dengan demikian populasi memiliki varians yang homogen.24

Peneliti menggunakan Software minitab untuk

membandingkan data penelitian dalam menentukan

populasi homogen, dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Input data ke dalam Software minitab;

b. Klik stat, kemudian pilih Basic Statistic, klik 2

variances;

c. Tentukan variable yang akan diinput, kemudian klik

OK.

Populasi homogen jika P-value >a=0 ,05 atau selang

kepercayaan masing–masing kelompok beririsan.

24 Sudjana, Metode Statistika ... h.263

Page 33: TUGAS METODOLOGI

33

d. Melakukan uji kesamaan rata–rata dengan menggunakan analisis

variansi.

Uji ini menggunakan teknik anava satu arah dengan langkah–

langkah sebagai berikut:

1) Membuat hipotesis statistik yang diajukanH0 : µ1 = µ 2 = µ3 = µ4

H1 : paling sedikit satu tanda tidak sama dengan, tidak berlaku2) menentukan taraf nyatanya (α)3) Menentukan wilayah kritiknya dengan menggunakan rumus

f > f α [ k – 1, N – K]4) Menentukan perhitungan melalui bantuan tabel.

Table 3.3: Data hasil belajar siswa kelas populasi.Populasi

1 2 3 4X11

X12

…X1n

X21

X22

…X2n

X31

X32

…X3n

X41

X42

…X4n

Total T1 T2 T3 T4 TNilai Tengah

X1 X2 X3 X4 X

Perhitungannya dengan menggunakan rumus :

∑i=1

k T i2

N−

T …2

N

Jumlah Kuadrat Total (JKT) = ∑i=1

k

∑j=1

¿

X i , j2 -

T…2

NJumlah Kuadrat untuk Nilai Tengah Kolom

(JKK)= ∑i=1

k

T i2

n−

T …2

NJumlah Kuadrat Galat (JKG) : JKT – JKKMasukkan data hasil perhitungan ke tabel berikut :Table 3.4:Analisis Ragam Bagi Data Hasil Belajar Siswa

Kelas PopulasiSumber

KeragamamJumlah Kuadrat

Derajat Bebas

Kuadrat Tengah

f Hitung

Nilai Tengah Kolom

JKK

JKG

k – 1

N - K

s12 =

JKKk−1

s22=

s12

s22

Page 34: TUGAS METODOLOGI

34

Galat JKGk (n – 1)

Total JKT N - K5) Keputusannya

Ho diterima jika f ≤ f α [ k – 1, N – K]Ho ditolak jika f >f α [ k – 1, N – K].25

e. Pengamblian Sampel

Setelah perhitungan di atas diperoleh populasi yang

berdistribusi normal, homogen serta memiliki kesamaan rata-rata,

maka pengambilan sampel dilakukan secara acak. Pengambilan

sampel yang penulis lakukan adalah dengan cara menulis nama kelas

di kertas dan menggulungnya. Kemudian penulis mengundi

gulungan kertas dan mengambil dua gulungan secara acak. Kertas

pertama yang terambil merupakan kelas eksperimen, sedangkan

pengambilan kertas kedua merupakan kelas kontrol.

C. Variabel, Data dan Sumber data penelitian

1.Variabel

Variabel penelitian merupakan suatu objek penelitian yang menjadi titik

fokus perhatian peneliti dalam meneliti. Dalam penelitian ini terdapat dua

variabel, yaitu:

25 Ronal, E. Walpole, Pengantar Statistika. ( Jakarta : PT. Gramedia Pustaka, 1993),h. 383

Page 35: TUGAS METODOLOGI

35

a. Variabel bebas : Kreativitas dan gaya belajar siswa kelas VII SMPN 2

Sungai Pua

b. Variabel terikat : Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 2

Sungai Pua.

2. Data

a. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti. Data primer dalam penelitian ini adalah data

skor angket kreativitas dan gaya belajar, data hasil

belajar siswa yang didapat dari tes

c. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak

langsung melalui dokumen – dokumen atau data yang

diarsipkan.26 Dalam penelitian ini adalah nilai ulangan

harian I matematika siswa yang berada pada kelas VII

SMPN 2 Sungai Pua semester genap sebelum dilakukan

penelitian.

3.Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer bersumber dari kelas VII SMPN 2 Sungai

Pua yang menjadi sampel pada penelitian ini.

b. Data sekunder bersumber dari Kantor Tata Usaha dan

Guru bidang studi SMPN 2 Sungai Pua.

D. Prosedur Penelitian

26Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian ,…, hal. 84-85

Page 36: TUGAS METODOLOGI

36

Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga tahap,

yaitu:

1.Tahap Persiapan

a) Menentukan jadwal penelitian

b) Mempersiapkan instrumen angket yang akan digunakan

untuk penelitian, berupa angket kreativitas dan gaya

belajar

c) Mempersiapkan soal tes hasil belajar

d) Melakukan validasi isi terhadap angket dan soal tes hasil

belajar matematika

2.Tahap Pelaksanaan

a) Memberikan uji coba angket di kelas VII 3 danVII 5

b) Menganalisis hasil angket uji coba dan soal tes uji coba

c) Memberikan angket kreativitas dan gaya belajar

d) Memberikan soal tes hasil belajar untuk lokal sampel yaitu

kelas VII 3 danVII 5

3.Tahap Penyelesaian

Pada tahap penyelesaian, peneliti mengolah data yang

didapat selama tahap pelaksanaan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Kuesioner

Page 37: TUGAS METODOLOGI

37

Metode ini merupakan cara pengumpulan data dalam bentuk sejumlah

pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan kepribadiannya atau dalam

hal-hal yang diketahuinya.27

2. Metode Tes

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa selama kurun

waktu tertentu.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian atau instrumen pengumpulan data adalah alat bantu

yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan

data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.28

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Angket yang

digunakan adalah jenis angket tertutup yaitu, suatu angket yang

pertanyaan/pernyataan dan alternatif jawabannya telah ditentukan sehingga

responden tinggal memilih jawaban yang diinginkan.

1) Angket Kreativitas

Angket kreativitas digunakan untuk mengetahui tingkat

kreativitas setiap siswa dalam pembelajaran matematika. Dimensi-

dimensi yang digunakan meliputi dimensi kognitif, baik konvergen

maupun divergen, dan dimensi afektif yaitu kecenderungan bersikap

(fungsi perasaan).

27 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hal. 134.28 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., (Jakarta :

Rineka Cipta, 2006), h.158

Page 38: TUGAS METODOLOGI

38

Angket kreativitas siswa terdiri atas beberapa pernyataan.

Butir angket dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu pernyataan yang

bersifat positif dan pernyataan yang bersifat negatif. Pernyataan

positif yaitu pernyataan yang mendukung gagasan kreatif, sedangkan

pernyataan negatif yaitu pernyataan yang tidak mendukung gagasan

kreatif. Hal ini untuk menghindari jawaban yang asal memilih.

Penyekoran untuk setiap butir berdasarkan pilihan dan sifat butir

sebagai berikut:

Tabel 3.6.

Penyekoran butir angket bersifat positif dan negatif

Pilihan Selalu sering Kadang-kadang

Jarang Tidak pernah

Skor positif 5 4 3 2 1Skor negatif 1 2 3 4 5

Angket kreativitas disusun dengan mengikuti cara-cara

penyusunan tes kreativitas dengan penilaian yang melibatkan

keterampilan berpikir dan kecenderungan bertindak. Adapun

indikator-indikator variabel kreativitas dapat di lihat pada kisi-kisi

instrumen kreativitas sebagai berikut

Tabel 3.8. Kisi-kisi Instrumen KreativitasDIMENSI INDIKATOR No.Butir1. Kecenderungan

Berpikir secaraKonvergen danDivergen

a. Berpikir secara Konvergen (fokus jelas)

b. Berpikir secara Divergen (Mencari alternatif dengan pandangan yang berbeda)

3,6, 1,24

2,5,9,4,7, 8,10

Page 39: TUGAS METODOLOGI

39

2. Kecenderunganbersikap(fungsiperasaan)

a. Imajinatifb. Rasa ingin tahu c. Teguh dengan

ide/independent d. Percaya dirie. Antusiasf. Intuitifg. Konsistenh. Mampu menyimpan

asalah

25,1518,2111,16,

12,23,13,19,26,20,22,14,17,27

Total 27

Keterangan: Cetak miring = butir negative

2) Angket Gaya Belajar

Data mengenai gaya belajar diperoleh melalui angket skala

likert. Aspek-aspek yang diukur meliputi gaya belajar visual,

auditorial dan kinestetik. Angket gaya belajar terdiri atas beberapa

pernyataan. Butir angket dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu

pernyataan yang bersifat positif dan pernyataan yang bersifat negatif.

Penyekoran untuk setiap butir berdasarkan pilihan dan sifat butir

sama dengan angket kreativitas. Adapun indikator- indikator variabel

gaya belajar dapat dilihat pada kisi-kisi instrumen kreativitas sebagai

berikut:

Tabel 3.9.Kisi-kisi instrumen Gaya Belajar

DIMENSI INDIKATOR No.Butir

GayaBelajarVisual

a. Belajar sesuatu dengan asosiasi visual b. Rapi dan teraturc. Mengerti dengan baik mengenai posisi,

bentuk, angka, dan warna d. Sulit menerima instruksi verbal

5,7,8,6,10,13,4

2,9GayaBelajar

a. Belajar dengan cara mendengarb. Lemah terhadap aktivitas Visual

15,20,1816,11

Page 40: TUGAS METODOLOGI

40

Auditori c. Memiliki kepekaan terhadap musikd. Baik dalam aktivitas lisan

31,13,1412,19,17

GayaBelajarKinestetik

a. Belajar melalui aktivitas fisik b. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak

bergerak c. Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuhd. Menyukai kegiatan coba-coba

27,22,2421,25,30

29,2823,26

Total 31Keterangan: Cetak miring = butir negative

3) Tes hasil belajar

Dalam hal ini dilakukan tes hasil belajar terhadap materi pelajaran

tertentu pada kelas VII SMPN 2 Sungai Pua semester genap,

dimana soalnya disesuaikan dengan indikator-indikator yang ada

pada materi pelajaran matematika kelas VII SMPN 2 Sungai Pua

G. Metode analisis instrument

1. Analisis instrument angket

a. Validitas Instrumen angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

atau sahih memiliki validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang

valid berarti memiliki validitas rendah.

Validitas yang diperlukan untuk ketiga instrumen adalah validitas isi

yang diperoleh melalui expert judgement yakni dosen pembimbing dan

orang lain yang dianggap ahli.

b. Reliabilitas Instrumen angket

Page 41: TUGAS METODOLOGI

41

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel, jika

pengukurannnya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas

instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari

instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya.

Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang homogen

diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri

subjek memang belum berubah.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach dengan bantuan SPSS 16. 29

2. Analisis Soal Tes

Sebelum dilakukan uji coba untuk analisis butir soal , dilakukan

validasi secara teoritik / isi oleh dua orang validator.

H. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan untuk menguji

hipotesis adalah:

1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas

mengorganisasi dan menganalisis data angka agar dapat memberikan

gambaran secara teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu keadaan

sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.30 Statistik deskriptif

29 Sambas Ali Muhidin,dkk, … , h.3730 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2008), h. 4

Page 42: TUGAS METODOLOGI

42

ini juga merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Untuk memberikan gambaran mengenai hasil pengukuran terhadap

ketiga variabel, yakni kreativitas, gaya belajar, dan prestasi belajar siswa

disajikan melalui analisis deskriptif. Besaran statistik deskriptif antara lain

rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (mode),

simpangan baku (standard deviation). Disamping itu ditentukan pula

besarnya nilai presentase frekuensi.

Rumus yang digunakan untuk mempersentasekan besarnya nilai

frekuensi adalah sebagai berikut :

f ( %)=f ¿¿

Keterangan :

f = persentase distribusi frekuensi

f(abs) = frekuensi absolut

N = jumlah total responden

Selanjutnya menentukan kecenderungan variabel. Pengkategorian

dilaksanakan berdasarkan Mean Ideal dan Standart Deviation Ideal yang

diperoleh:

Mean Ideal ( Mi )=12

( skor tertinggi+skor terendah )

SD Ideal ( SDi )=16

(skor tertinggi−skor terendah)

Page 43: TUGAS METODOLOGI

43

Pada angket kreativitas yang berjumlah 20 butir dengan skala (1-5), skor

terendah adalah 20 jika semua butir nilainya 1 dan skor tertinggi adalah

100 jika semua butir bernilai 5, sehingga rentang skor teoritiknya adalah

20-100. Pada angket gaya belajar yang berjumlah 24 butir dengan skala

(1-5), skor terendah adalah 24 jika semua butir nilainya 1 dan skor

tertinggi adalah 120 jika semua butir bernilai 5, sehingga rentang skor

teoritiknya adalah 24-120. Untuk nilai matematika siswa rentang skor

teoritiknya adalah 42-95, ini diambil nilai tertinggi dan terendah yang

didapatkan dari tes hasil belajar.

Tingkat kecenderungan masing-masing variabel dikategorikan

menjadi empat macam dengan ketentuan sebagai berikut:

x ≥ (Mi + 1. SDi) : tinggi

(Mi + 1. SDi) > x ≥ Mi : cukup

Mi > x ≥ (Mi – 1. SDi) : kurang

x < (Mi – 1. SDi) : rendah

2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial yaitu statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Ciri

analisis data inferensial adalah digunakannya rumus statistik tertentu

(misalnya uji t, uji F, dan lain sebagainya). Dengan demikian statistik

inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel

bagi populasi.31

a. Pengujian Persyaratan analisis

31 Sambas Ali Muhidin, dkk, … , h.53

Page 44: TUGAS METODOLOGI

44

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependent, variabel independent, atau

keduanya mempunyai distribusi normal, ataukah tidak. Model

regresi dikatakan baik apabila distribusinya normal atau mendekati

normal. Uji normalitas dilakukan dan dengan menggunakan

software SPSS 16. Sebelumnya diajukan hipotesis:

H0: variabel kreativitas, gaya belajar dan hasil belajar tidak

berdistribusi normal

H1: variabel kreativitas, gaya belajar dan hasil belajar berdistribusi

normal

Kriteria uji , apabila nilai r (probability value/critical value) lebih

kecil atau sama dengan (=) dari tingkat α yang ditentukan maka H0

ditolak dan terima H1 , dalam hal lainnya H0 diterima dan tolak

H1.32

2) Uji Homogenitas

Untuk keperluan uji homogenitas variansi data variabel

kelompok Y (Hasil Belajar Matematika) atas X1 (Kreativitas) dan

X2 (Gaya Belajar) dilakukan uji Bartlett dengan bantuan SPSS 16

yang berfungsi menguji homogenitas variansi antar kelompok.33

Kriteria uji , apabila nilai r (probability value/critical value)

lebih kecil atau sama dengan (=) dari tingkat α yang ditentukan

32 Sambas Ali Muhidin, dkk, … , h.8333 Sudjana, … , h. 261

Page 45: TUGAS METODOLOGI

45

maka skor-skor pada variabel X dan skor-skor pada variabel Y

menyebar secara homogen. Dalam hal lain skor-skor menyebar

secara berbeda.34

3) Uji Linieritas

Pemeriksaan kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian

hipotesis nol,bahwa regresi linier melawan hipotesis tandingan

bahwa regresi tidak linier.Pengujian linieritas ini dilakukan dengan

menggunakan SPSS 16.

Kriteria uji , apabila nilai r (probability value/critical value)

lebih kecil atau sama dengan (=) dari tingkat α yang ditentukan

maka distribusi berpola linier dalam hal lain distribusi tidak berpola

linier.35

b. Pengujian Hipotesis

1) Pengaruh kreatifitas dan gaya belajar terhadap hasil belajar

matematika siswa secara bersama-sama

a. Persamaan regresi

Adapun rumus regresi linier berganda adalah:

Y=a+b1 X1+b2 X 2

Y = Variabel terikat yaitu hasil belajar

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel bebas pertama

b2 = Koefisien regresi variabel bebas kedua

34 Sambas Ali Muhidin, dkk, … , h.8935 Sambas Ali Muhidin, dkk, … , h.98

Page 46: TUGAS METODOLOGI

46

X1 = Variabel bebas pertama yaitu kreatifitas

X2 = Variabel bebas pertama yaitu gaya belajar

Pada persamaan regresi ganda nilai a dan koefisien regresi b1

dan b2 dapat dihitung dengan rumus:

b1=(∑ x2

2 ) (∑ x1 y )−(∑ x1 x2 ) (∑ x2 y )(∑ x1

2 )(∑ x22 )−(∑ x1 x2 )2

b2=(∑ x1

2 ) (∑ x2 y )−(∑ x1 x2 ) (∑ x1 y )(∑ x1

2 ) (∑ x22 )−(∑ x1 x2 )2

a=Y−b1 X1−b2 X2

Dimana:

n= jumlah responden

∑ x12=∑ X1

2−(∑ X1 )2

n

∑ x22=∑ X2

2−(∑ X2 )2

n

∑ x1 y=∑ X 1Y−∑ X 1∑Y

n

∑ x2 y=∑ X2Y−∑ X2∑Y

n

∑ x1 x2=∑ X1 X2−∑ X1∑ X2

n

b. Koefisien korelasi

Digunakan untuk melihat hubungan antara dua atau lebih

variabel bebas X secara bersama-sama dengan satu variabel

terikat Y. Koefisien korelasi ganda dirumuskan sebagai berikut:

R x1 x2 y=√ r2x1 y+r 2

x2 y−2 rx1 y .r x2 y . r x1 x2

1−r 2x1 x2

Ket:r2

x1 y=¿ kuadrat koefisien korelasi sederhana dari variabel bebas ke 1 dengan variabel terikat y

Page 47: TUGAS METODOLOGI

47

r2x2 y=¿kuadrat koefisien korelasi sederhana dari variabel bebas

ke 2 dengan variabel terikat yr x1 x2

=¿ koefisien korelasi sederhana dari variabel bebas ke 1 dengan variabel bebas ke 2 36

Untuk keperluan perhitungan koefisien korelasi r berdasarkan

sekumpulan data (Xi,Yi) berukuran n maka dapat digunakan

rumus:

r=n∑ X i Y i−(∑ X i ) (∑Y i)

√ {n∑ X i2−(∑ X i )2} {n∑ Y i2−(∑ Y i )

2}Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = ukuran data

Xi = Variabel bebas ke i

Yi = Variabel terikat ke i37

Pada koefisien korelasi product moment, tanda (+) menunjukkan korelasi searah dan tanda (-) menunjukkan adanya korelasi berlawanan arah.Angka korelasi ini besarnya berkisar antara 0 (nol) sampai ±1; artinya angka korelasi ini paling tinggi adalah ±1 dan paling rendah adalah 0.38

Interpretasi koefisien adalah sebagai berikut:0 : tidak berkorelasi0,01 – 0,20 : sangat rendah0,21 – 0,40 : rendah0,41 – 0, 60 : agak rendah0,61 – 0,80 : cukup0,81 – 0,99 : tinggi1 : sangat tinggi39

c. Koefisien Determinasi berganda

36 Sambas Ali Muhidin, dkk, … , h.20337 Sudjana, … , h.38538 Sudjana, … , h.36939 Anas Sudijono, … , h.186

Page 48: TUGAS METODOLOGI

48

Jika ingin mengetahui besarnya sumbangan atau peranan

variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat

dapat dihitung dengan rumus koefisien determinasi berganda.

Dari koefisien korelasi berganda, koefisien determinasi

berganda dapat dihitung yaitu:

KD = r2 x 100%40

d. Pengujian hipotesis regresi berganda

Digunakan uji F, uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh

secara bersama-sama atau simultan antara variabel bebas (X)

dengan variabel terikat (Y). Terlebih dahulu diajukan hipotesis:

H0: ρ=0 ,artinya tidak ada pengaruh kreativitas dan gaya belajar

secara bersama-sama terhadap hasil belajar

matematika siswa

H1 : ρ ≠ 0 ,artinya ada pengaruh kreativitas dan gaya belajar secara

bersama-sama terhadap hasil belajar matematika

siswa

adapun rumus yang digunakan untuk uji F adalah sebagai

berikut :

F=

JK reg

kJK reg

(n−k−1 )

Keterangan:

40 Husaini Usman, Pengantar Statistika, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.201

Page 49: TUGAS METODOLOGI

49

JK reg = Jumlah kuadrat regresi

JK res = Jumlah kuadrat residu

n = banyak data

k = banyak variabel bebas

Untuk menentukan kriteria pengujian, maka

membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Apabila Fhitung

Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila Fhitung > Ftabel,

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Taraf yang digunakan

biasanya 5% (0,05) atau 1% (0,01).41

2) Pengaruh kreatifitas dan gaya belajar terhadap hasil belajar

matematika siswa secara parsial

a. Persamaan regresi

Menggunakan regresi linier sederhana, regresi linier

sederhana adalah regresi linier yang mengestimasi besarnya

koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang

bersifat linier yang melibatkan satu variabel bebas untuk

digunakan sebagai prediksi besarnya nilai variabel terikat.

Adapun rumus rumus regresi linier sederhana adalah:

Y=a+b1 X1, dan Y=a+b2 X2

Keterangan:

Y = Variabel terikat yaitu hasil belajar

a = Konstanta

41 Jonatan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: CV Andi Ofset,2006), h.89

Page 50: TUGAS METODOLOGI

50

b1 = Koefisien regresi variabel bebas pertama

b2 = Koefisien regresi variabel bebas kedua

X1 = Variabel bebas pertama yaitu kreatifitas

X2 = Variabel bebas pertama yaitu gaya belajar

Koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan rumus:

a=(∑Y ) (∑ X i2 )−(∑ X i )(∑ X i Y )

n∑ X i2−(∑ X i )2

b=n∑ X iY −(∑ X i ) (∑Y )

n∑ X i2−¿ (∑ X i )2¿

Keterangan:

n = ukuran data

Xi = Variabel bebas ke i

Y = Variabel terikat

b. Uji hipotesis regresi sederhana

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap

variabel terikat secara parsial, maka dilakukan uji F. Terlebih

dahulu diajukan hipotesis.

Hipotesis yang diajukan yaitu:

H0 : ρ=0, artinya:

1. tidak ada pengaruh kreatifitas terhadap hasil belajar

matematika siswa

2. tidak ada pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar

matematika siswa

Page 51: TUGAS METODOLOGI

51

H1 :ρ ≠ 0 ,artinya:

1. ada pengaruh kreatifitas terhadap hasil belajar matematika

siswa

2. ada pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar matematika

siswa

Untuk menentukan nilai uji F dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah kuadrat regresi a (JK reg (a ) ) dengan

rumus:JK reg (a )=(∑ Y )2

n2. Menghitung jumlah kuadrat regresi b ∣a (JK regb ∣a )

dengan rumus:JK reg b ∣a=b .(∑ XY−∑ X .∑ Y

n )3. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan

rumus:JK res=∑Y2−JK reg b ∣a−JK reg (a )

4. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a ) ) dengan rumus:R JK reg ( a)=JK reg (a )

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b ∣a ( R JK reg b ∣a ) dengan rumus:R JK regb ∣a=JK reg b ∣a

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (R JK res)

dengan rumus:( RJK res )=JK res

n−2

7. Menghitung F dengan rumus:F=R JK reg b ∣a

R JK res

8. Menentukan nilai kritis (α ) atau nilai tabel F pada derajat bebas dbregb ∣a=1 dan dbres=n−2

9. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F, dengan kriteria uji, apabila nilai hitung F lebih besar atau sama dengan (≥ ) nilai tabel F maka H0 ditolak.42

42 Sudjana, … , h.355

Page 52: TUGAS METODOLOGI

52

c. Koefisien Korelasi sederhana

Untuk keperluan perhitungan koefisien korelasi r berdasarkan

sekumpulan data (Xi,Yi) berukuran n maka dapat digunakan

rumus:

r=n∑ X i Y i−(∑ X i ) (∑Y i)

√ {n∑ X i2−(∑ X i )2} {n∑ Y i2−(∑ Y i )

2}Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = ukuran data

Xi = Variabel bebas ke i

Yi = Variabel terikat ke i43

Pada koefisien korelasi product moment, tanda (+)

menunjukkan korelasi searah dan tanda (-) menunjukkan adanya

korelasi berlawanan arah.Angka korelasi ini besarnya berkisar

antara 0 (nol) sampai ±1; artinya angka korelasi ini paling tinggi

adalah ±1 dan paling rendah adalah 0.44

Interpretasi koefisien adalah sebagai berikut:0 : tidak berkorelasi0,01 – 0,20 : sangat rendah0,21 – 0,40 : rendah0,41 – 0, 60 : agak rendah0,61 – 0,80 : cukup0,81 – 0,99 : tinggi1 : sangat tinggi45

43 Sudjana, … , h.31544 Sambas Ali Muhidin, dkk, … , h.195

45 Sudjana, … , h.369

Page 53: TUGAS METODOLOGI

53

d. Koefisien determinasi sederhana

Dari nilai koefisien korelasi dapat dihitung koefisien

determinasi yaitu dengan rumus :

KD = r2 x 100%46

e. Korelasi parsial

Korelasi parsial adalah suatu nilai yang memberikan

kuatnya hubungan dua atau lebih variabel X dengan variabel Y,

yang salah satu bagian variabel bebasnya dianggap konstan atau

tetap. Untuk mengontrol pengaruh variabel kreativitas (X1)

ataupun variabel gaya belajar (X2), dilakukan pengujian korelasi

parsial. Jika pengaruh variabel kreativitas (X1) ataupun

pengaruh variabel gaya belajar (X2) dikendalikan (dikontrol)

maka diperoleh koefisien korelasi parsial dengan harga tertentu.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien

korelasi parsial adalah:

Hubungan antara variabel kreatifitas dengan hasil belajar ,

apabila variabel gaya belajar dianggap tetap atau konstan :

r x2( x1 y )=

r x1 y−r x2 y . rx1 x2

√(1−r2x2 y ) (1−r2

x1 x2)

Hubungan antara variabel gaya belajar dengan hasil belajar ,

apabila variabel kreatifitas dianggap tetap atau konstan :

r x1( x2 y )=

r x2 y−r x1 y . rx1 x2

√(1−r2x1 y ) (1−r2

x1 x2)

46 Anas Sudijono, … , h.186

Page 54: TUGAS METODOLOGI

54

Ket:

r x2( x1 y )=¿ koefisien korelasi parsial dengan mengontrol variabel

bebas gaya belajar (X2)

r x1( x2 y )=¿ koefisien korelasi parsial dengan mengontrol variabel

bebas kreatifitas (X1)

r x1 y=¿ koefisien korelasi sederhana dari variabel bebas ke 1

dengan variabel terikat y

r x2 y=¿ koefisien korelasi sederhana dari variabel bebas ke 2

dengan variabel terikat y

r x1 x2=¿ koefisien korelasi sederhana dari variabel bebas ke 1

dengan variabel bebas ke 247

DAFTAR PUSTAKA

47 Husaini Usman, … , h.201

Page 55: TUGAS METODOLOGI

55

Abdussalam Al-khalili, Amal, Pengembangan kreatifitas anak, (Hj Umma Farida, terjemahan). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2005

Ali, Mohammad, Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara. 2005

Alma, Buchori, Kewirausahaan, (Bandung: CV Alfabeta,2007), hal.70.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. 2009

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,1992

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,1999

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta. 2000

Arikunto, Suharsimi .Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta,2006

Azwar, Syaifuddin. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. 2003)

Ali Muhidin ,Sambas,dkk. Analisis Korelasi , Regresi, Dan Jalur dalam Penelitian, Bandung: Pustaka Setia.2009

Chandra, Julius. Kreatifitas, Bagaimana menanam, Membangun dan Mengembangkannya Yogyakarta:Kanisius.1994

Csikszentmihalyi, Mihally.Creativity, Flow and The Psychology of Discovery and Invention, New Yotk: harper Collins Publisher. 1996. ( dalam skripsi Dewi A. Sagitasari)

Departemen Agama RI. AL-Qur’an Dan Terjemahan. Bandung: CV Penerbit J-ART.2005

DePotter, Bobbi , Mike Hernacki, Quantum Learning. Bandung: Kaifa. 1999

E. Walpole, Ronal. Pengantar Statistika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.1993

Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategy. Jakarta:PT Gramedia Pustak Utama.2003

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak Jilid 2 (Meitasari Tjandrasa. Terjemahan).Jakarta:Erlangga. 2002

Page 56: TUGAS METODOLOGI

56

Gardner, Howard. Creating minds, An Anatomy of Creativity. New York: Basic Books.1993

Mardapi, Djemari. Teknik Penyusunan Instrunen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendeki,.2008

Made ,I, Putrawan. Pengujian Hipotesis dalam Penelitian-penelitian Sosial.Jakarta: Rineka Cipta. 1990

Munandar, Utami. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. 1999

Munandar, Utami. Mengembangkan bakat dan kreativitas Anak Sekolah.Jakarta: Gramedia.1999

Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan ke-11 Jakarta: Bumi Aksara. 2008

Nasution. Didaktik Azas-Azas Mengajar. Jakarta: Grasindo.1982

Purwanto M, Ngalim. Psikologi Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003

R. Semiawan, Conny. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997

Sagitasari.A Dewi. Hubungan Kreativitas dan gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa SMP Godean. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. (2010)

Sarwono, Jonathan .Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.Yogyakarta: CV Andi Offset.2006

Shota, Farhan. Gaya Belajar Insan Pembelajar. (http://jendela-dunia.co.id. Diakses 19 Maret 2012

Slameto.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: PT Rineka Cipta 2003

Sudjana, Metode Statistika,( Bandung: Tarsito, 2003),h.466

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Rosda Karya. 1989

Page 57: TUGAS METODOLOGI

57

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya. 2004

Sudijono, Anas .Pengantar Statistik pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008

Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Bandung: CV Alfa Beta. 2009

Syaodih Sukmadinata, Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung: PT 5Remaja Rosdakarya.2003

Supriyadi, Dedi. Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek.Bandung: CV Alfabeta.1997

Tim Penulis Departemen Pendidikan Nasional,Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.2003

Usman, Husaini. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara. 2009