Airin Alia H
1102011015
FISIOLOGI JANIN
Kehamilan
Gambar 1. FertilisasiANIMASIReproduksi manusiaPeristiwa
fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba
fallopi. Hasil fertilisasi disebutzigot. Zigot membelah secara
mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya.
Pada saat 32 sel disebutmorula. Kemudian morula berubah bentuk
menjadiblastosityaitu bola padat yang membentuk suatu rongga yang
diisi oleh cairan yang dikelurkan oleh tuba fallopi. Rongga ini
disebutblastosoel. Lapisan terluar blastosit
disebuttrofoblasmerupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk
menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari
(plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio
(embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak
menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan
dinding uterus).
Gambar 2. Morula
Gambar 3. BlastositPada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi,
blastosit sampai di rongga uterus, hormon progesteron merangsang
pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung
pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin
milk) sebagai makanan embrio.
Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding
uterus (melakukan implantasi) dan melepaskanhormon korionik
gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara
menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga
mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa
lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah
penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12
dari fertilisasi.
Gambar 4. Perkembangan zigotSetelah terjadi implantasi,
blastosit akan mengalami tahap perkembangan selanjutnya yaitu
menjadigastruladanneurula. Selanjutnya zigot ini akan berkembang
menjadi embrio.
Gambar 5. Gastrula
Gambar 5. NeurulaJika kehamilan terjadi di luar rahim maka
kehamilan tersebut disebut kehamilan ektopik (hamil di luar
kandungan).
1. Pembuatan Lapisan LembagaSetelah hari ke-12, tampak dua
lapisan jaringan di sebelah luar disebut ektoderm, di sebelah dalam
endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan
penuh. Dengan demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian
terbentuk pulakantung kuning telur (Yolk Sac)yang membungkus kuning
telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak
berkembang, tetapi kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar
(bertelur), karena kantung ini berisi persediaan makanan bagi
embrio.
Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan
mesoderm. Ketiga lapisan tersebut merupakanlapisan lembaga (Germ
Layer). Semua bagian tubuh manusia akan dibentuk oleh ketiga
lapisan tersebut. Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan
sistem saraf, endoderm membentuk saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan, mesoderm membentuk antara lain rangka, otot, sistem
peredaran darah, sistem ekskresi dan sistem reproduksi.
2. Membran (Lapisan Embrio)Terdapat 4 macam membran embrio,
yaitu :
a. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)Kantung kuning telur merupakan
pelebaran endodermis berisi persediaan makanan bagi hewan ovipar,
pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.
b. AmnionAmnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat
embrio mengapung. Kantung amnion menghasilkan ciran amnion/air
ketuban. Cairan amnion berfungsi melindungi janin dari tekanan atau
benturan.
c. AlantoisAlantois berfungsi sebagai organ respirasi dan
pembuangan sisa metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois
merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan,
yaitu bagian yang akan berkembang menjadi tali pusat/tali ari-ari.
Alantois mengandung pembuluh darah.
d. KorionKorion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari
mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28,
kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot
trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk plasenta.
Setelah semua membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut
janin/fetus.
Gambar 6. Janin dan membran embrioniknya3. PlasentaPlasenta
berbentuk seperti cakram dengan garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5
cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir, tetapi pada
waktu hari ke 28 setelah fertilisasi plasenta berukuran kurang dari
1 mm. Plasenta berperan dalam pertukaran gas, makanan dan zat sisa
antara ibu dan fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu
tidak pernah berhubungan dengan darah janin, meskipun begitu virus
dan bakteri dapat melalui penghalang (barier) berupa jaringan ikat
dan masuk ke dalam darah janin. Plasenta akan dilepaskan oleh rahim
dan dikeluarkan segera setelah bayi dilahirkan.
Catatan :Makin tua kandungan, jumlah estrogen di dalam darah
makin banyak, progesteron makin sedikit. Hal ini berhubungan dengan
sifat estrogen yang merangsang uterus untuk berkontraksi, sedangkan
progesteron mencegah kontraksi uterus. Hormon oksitosin yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis juga berperan dalam merangsang
kontraksi uterus menjelang persalinan. Progesteron dan estrogen
juga merangsang pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi setelah
kelahiran hormon prolaktin yang dihasilkan kelenjar hipofisislah
yang merangsang produksi air susu.Pada fase kehamilan ,
hormon-hormon yang berperan adalah:
Progesteron dan EstrogenHingga kehamilan bulan ke 3-4 hormon ini
diproduksi oleh korpus luteum. Secara berangsur-angsur fungsi
korpus luteum diganti oleh plasenta.
ProlaktinYakni hormon yang merangsang kerja kelenjar susu untuk
memproduksi ASI, sehingga pada saat diperlukan siap berfungsi.
Hormon ini juga mengatur metabolisme pada ibu, sehingga kebutuhan
zat oleh tubuh ibu dapat dikurangi dan dialirkan ke janin. Hormon
ini diproduksi oleh plasenta.
PersalinanGambar 6. KelahiranSetelah tumbuh di dalam rahim lebih
kurang selama 40 minggu, maka bayi dalam rahim sudah sempurna dan
siap lahir. Hormon yang berperan dalam proses kelahiran antara
lain:
1. Hormon relaksin, mempengaruhi peregangan otot pada simfisis
pubis.
2. Hormon estrogen, berperan mengatasi pengaruh hormon
progesteron yang menghambat kontraksi dinding rahim.
3. Hormon prostaglandin, berperan mengatasi pengaruh hormon
progesteron. Hormon ini diproduksi oleh semua sel.
4. Oksitosin, berpengaruh pada kontraksi dinding
uterus.Menjelaskan Mekanisme Persalinan Normal
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa selama proses persalinan,
janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati panggul [
cardinal movements of labor ] yang terdiri dari :1) Desensus
2) Fleksi
3) Putar paksi dalam ( internal rotation )
4) Ekstensi
5) Putar paksi luar ( external rotation )
6) Ekspulsi
Bahu dicekap dan tubuh dilahirkan kearah os pubis. Tindakan ini
kadang dapat dibantu dengan membawa bahu kearah belakang terlebih
dahulu baru kemudian kearah atas. Tubuh dan tungkai dilahirkan
dengan mudah. Mulut dan hidung dibersihkan. Umumnya anak akan
segera menangis dan diletakkan diantara tungkai ibu dan kemudian
dilakukan pemotongan talipusat. Setelah bahu depan lahir, dilakukan
traksi curam atas kepala kearah simfisis pubis. Tindakan ini
memungkinkan bahu depan bebas dari perineum dan dapat dilahirkan
Perineum sering mengalami cedera akibat persalinan bahu dan
khususnya bila persalinan dikerjakan secara terburu buru dan tidak
memperhatikan adanya kontraksi uterus.RESTITUSI sekarang terjadi
dan kemudian terjadi Putar Paksi Luar akibat bahu yang sedang
memasuki panggul. Kepala dicekap, jari-jari tangan kiri didekat
dagu dan rahang dan jaring tangan kanan dibawah oksiput. Dilakukan
traksi kepala kearah anus untuk membebaskan bahu depan dari tepi
bawah simfisis.
Faktor penting yang memegang peranan dalam persalinan.1)
Power.
Yaitu faktor kekuatan ibu yang mempengaruhi dalam
persalinan.
i. His
ii. Kontraksi otot dinding perut.
iii. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengedan.
iv. Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum.
2) Passage.
Yaitu : keadaan jalan lahir.
i. Jalan lahir lunak.
ii. Jalan lahir keras.
3) Passenger.
Yaitu faktor yang ada pada janin dan plasenta.
Faktor penunjang yang turut berperan pada persalinan :
1. Penolong
2. Peralatan
3. Faktor khusus
Selain kedua faktor tersebut di atas ditambah lagi dengan satu
faktor khusus, sebagai contoh antara lain :
ii. Jarak kehamilan < 2 tahun
iii. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
iv. Penyakit ibu
v. Perdarahan antepartum
vi. Infertilitas
vii. Grandemulti( Manuaba, 1998)Fase fase persalinan nomal
Kala I yaitu dimulai dengan waktu serviks membuka karena his,
kontraksi uterus teratur, makin lama, makin kuat, makin sering,
makin terasa nyeri, disertai pengeluaran lendir darah dan berakhir
setelah pembukaan serviks lengkap yaitu bibir portio tidak dapat
diraba. Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada akhir kala I.
Terdapat fase laten berlansung selama 8 jam dan fase aktif selama 6
jam. Peristiwa yang penting dalam kala ini adalah keluar lendir
darah (bloody show) dengan lepasnya mucous plug, terbukanya
vaskular pembuluh darah serviks, pergeseran antara selaput ketuban
dengan dinding dalam uterus. Ostium uteri internum dan eksternum
terbuka menjadikan serviks menipis dan mendatar dan selaput ketuban
pecah spontan( Manuaba, 1998).
Kala II berlangsung selama 2 jam, dimulai dengan pembukaan
serviks dengan lengkap dan berakhir dengan saat bayi telah lahir
lengkap. Sebelumnya his menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih
lama, sangat kuat. Kadang kala, selaput ketuban mungkin juga pecah
spontan pada awal Kala II. Pada kala ini, ibu selalunya rasanya
ingin mengedan makin kuat sehingga perineum meregang dan anusnya
membuka. Bagian terbawah janin turun hingga dasar panggul.
Sedangkan kepala dilahirkan lebih dahulu, dengan suboksiput di
bawah simfisis, selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan
janin. ( Manuaba, 1998)
Kala III dimulai pada saat bayi lahir dengan lengkap dan
berakhir dengan lahirnya plasenta . Ini ditandai dengan perdarahan
baru atau kadang kala dari tidak disertai perdarahan. Pada keadaan
normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi pusat,
plasenta lepas 5-15 menit setelah bayi lahir. (Manuaba, 1998)
Kala IV dimulai dengan observasi selama 2 jam post partum.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti vital sign
ibu dalam batas normal, apakah kontraksi uterus baik, pastikan
bahwa perdarahan per vaginam kurang dari 500 cc, plasenta dan
selaput ketuban sudah lahir lengkap , pastikan kandung kemih harus
kosong dan jika terdapat luka-luka di perineum harus dirawat
segera. ( Manuaba, 1998)Menjelaskan Definisi Anemia pada Ibu
Hamil
Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah berada dibawah normal.
Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan menderita anemia
bila kadar hemoglobinnya dibawah 10 g/dL. Perubahan fisiologis yang
terjadi pada kehamilan sering menyulitkan diagnosis dan
penatalaksanaan penyakit-penyakit kelainan darah. Penurunan kadar
Hb pada wanita sehat yang hamil disebabkan ekspansi volume plasma
yang lebih besar daripada peningkatan volume sel darah merah dan
hemoglobin. Hal ini terutama terjadi pada trimester kedua.
Pada akhir kehamilan, ekspansi plasma menurun sementara
hemoglobin terus meningkat. Pada saat nifas, bila tidak terjadi
kehilangan darah dalam jumlah besar, konsentrasi hemoglobin tidak
berbeda dengan saat hamil. Biasanya hal ini bertahan selama
beberapa hari sebelum akhirnya meningkat ke nilai sebelum
hamil.
Menjelaskan Etiologi Anemia pada Ibu Hamil
Penyakit yang menyebabkan anemia dalam kehamilan:
Yang didapat: anemia defisiensi besi, anemia akibat perdarahan,
anemia akibat radang atau keganasan, anemia megaloblastik, anemia
hemolitik didapat, anemia aplastic atau hipoplastik.
Yang diturunkan/herediter: thalassemia, hemoglobinopati sel
sabit, anemia hemolitik herediter.
Dua penyebab yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat
defisiensi besi dan akibat perdarahan.
Menjelaskan Tatalaksana Anemia pada Ibu Hamil
Anemia defisiensi besi
Pemeriksaan awal yang dilakukan adalah pemeriksaan darah tepi
lengkap, sediaan apus darah tepi, pengukuran konsentrasi besi
serum, dan/atau ferritin serum. Gambaran morfologi eritrosit
mikrositik hipokrom lebih jarang ditemukan pada wanita hamil
daripada wanita biasa dengan Hb sama. Diagnosis pada wanita dengan
anemia sedang biasanya berdasarkan penghapusan penyebab anemia yang
lain. Jika wanita tersebut diberikan terapi besi adekuat, terdapat
peningkatan hitung retikulosit.
Penatalaksanaannya berupa pemberian Fe sulfat, fumarat, atau
glukonat secara oral dengan dosis 1 x 200 mg. Tidak perlu diberikan
asam askorbat atau sari buah. Jika tidak dapat secara oral, berikan
secara parenteral. Untuk memenuhi cadangan besi, berikan terapi
sampai 3 bulan setelah anemia diperbaiki.
Jarang dilakukan transfuse kecuali terdapat juga hipovolemia
atau harus dilakukan operasi darurat.
Anemia akibat perdarahan
Biasanya lebih jelas ditemukan pada masa nifas, dapat disebabkan
plasenta previa atau solusio plasenta, atau anemia sebelum
melahirkan. Pada awal kehamilan, sering disebabkan aborsi,
kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa. Perdarahan massif harus
segera ditangani untuk mengembalikan dan mempertahankan perfusi
organ vital. Setelah hipovolemia teratasi dan hemostasis tercapai,
lakukan terapi pemberian Fe. Pada wanita dengan anemia sedang yang
Hbnya >7 g/dL, tidak demam, dan stabil tanpa risiko perdarahan
berikutnya. Terapi Fe selama 3 bulan lebih baik daripada transfuse
darah. Anemia megaloblastik
Biasanya disebabkan defisiensi asam folat, sering ditemukan pada
wanita yang jarang mengkonsumsi sayuran hijau segar atau makanan
dengan protein hewani tinggi. Gejalanya meliputi mual, muntah, dan
anoreksia yang bertambah berat.
Pada pemeriksaan sediaan hapus darah, ditemukan tanda awal
berupa hipersegmentasi neutrophil. Sesuai perkembangan anemia,
produksi eritrosit menurun, makrositik, meskipun bila sebelumnya
terdapat mikrositik karena anemia defisiensi besi. Dalam keadaan
demikian, makrositik yang baru terbentuk tidak dapat dideteksi
dengan pengukuran HER, tapi melalui pemeriksaan sediaan apus darah
tepi. Pada sumsum tulang terjadi eritropoesis megaloblastik dan
bila anemia bertambah berat, dapat terjadi trombositopenia dan
leukopenia. Fetus tidak terpengaruh oleh anemia yang diderita ibu,
namun dapat menderita cacat bawaan.
Penatalaksanaannya berupa pemberian asam folat 1 mg/hari secara
oral, diet yang bergizi, dan besi. Biasanya 4-7 hari setelah terapi
dimulai, hitung retikulosit mulai meningkat dan leukopenia serta
trombositopenia yang terjadi terkoreksi.
Pencegahannya melalui pemberian asam folat 4 mg/hari sebelum dan
selama kehamilan.
Menjelaskan Komplikasi Anemia pada Ibu Hamil
Abortus, persalinan preterm, partus lama karena inersia uteri,
perdarahan pascapersalinan karena atonia uteri, syok, infeksi intra
persalinan maupun pascapersalinan, payah jantung pada anemia yang
sangat berat, hingga kematian bagi ibu. Janin yang dikandungnya
dapat mengalami kematian, prematuritas, cacat bawaan, hingga
kekurangan cadangan besi.
Memahami dan Menjelaskan Gizi pada Ibu Hamil
Menjelaskan Gizi pada Trimester Pertama
Minggu 1 sampai minggu ke-4
Ibu perlu mengonsumsi makanan berkalori tinggi untuk mencukupi
kebutuhan kalori yang bertambah 170 kalori. Tujuannya, agar tubuh
menghasilkan cukup energi yang diperlukan janin yang tengah
terbentuk pesat. Konsumsi minimal 2000 kilo kalori per hari. Penuhi
melalui aneka sumber karbohidrat (nasi, mi, roti, sereal, dan
pasta), lengkapi sayuran, buah, daging-dagingan atau ikan-ikanan,
susu dan produk olahannya.
Janin: Berbagai cikal bakal organ tubuhnya mulai terbentuk.
Minggu ke-5
Ibu dilanda mual dan muntah, tapi perlu makan dalam porsi kecil
tapi sering. Konsumsi makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi
yang dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi per hari
pada trimester 1, antara lain roti, sereal, nasi 6 porsi, buah 3 -
4 porsi, sayuran 4 porsi, daging, sumber protein lainnya 2 - 3
porsi, susu atau produk olahannya 3 - 4 porsi, camilan 2 - 3
porsi.
Janin: Cikal bakal hati (liver) tampak di tubuhnya yang baru
berukuran 1,25 mm.
Minggu ke-7
Ibu perlu mengonsumsi aneka jenis makanan berkalsium tinggi
untuk menunjang pembentukan tulang rangka tubuh janin yang
berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium Anda 1000 miligram/hari.
Didapat dari keju 3/4 cangkir, keju Parmesan atau Romano 1 ons,
keju cheddar 1,5 ons, custard atau puding susu 1 cangkir, susu
(full cream, skim) 8 ons, yoghurt 1 cangkir.
Janin: Cikal bakal kedua lengan tampak, bentuknya bak sirip
ikan.
Minggu ke-9
Ibu tak boleh lupa memenuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram
per hari, diperoleh dari hati, kacang kering, telur, brokoli, aneka
produk whole grain, jeruk, dan jus jeruk. Konsumsi juga vitamin C
untuk pembentukan jaringan tubuh janin, penyerapan zat besi, dan
mencegah pre-eklampsia. Sumbernya: 1 cangkir stroberi (94
miligram), 1 cangkir jus jeruk (82 miligram), 1 kiwi sedang (74
miligram), 1/2 cangkir brokoli (58 miligram).
Janin: Cikal bakal rongga mata terlihat sebagai 2 lekukkan di
bola kepala. Kedua tunas lengannya memanjang.
Minggu ke-10
Ibu: Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam amino
bagi pembentukan otak janin, diitambah kolin dan DHA untuk
membentuk sel otak baru. Sumber kolin; susu, telur,
kacang-kacangan, daging sapi dan roti gandum. Sumber DHA: ikan,
kuning telur, produk unggas, daging, dan minyak kanola.
Janin: Bentuk tubuhnya mirip manusia hanya sangat kecil.
Minggu ke-12
Ibu: Sejumlah vitamin yang harus ibu penuhi kebutuhannya adalah
vitamin A, B1, B2, B3, dan B6, semuanya untuk membantu proses
tumbuh-kembang, vitamin B12 untuk membentuk sel darah baru, vitamin
C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan
gigi, vitamin E untuk metabolisme. Jangan lupa konsumsi zat besi,
karena volume darah Anda akan meningkat 50%. Zat besi berguna untuk
memroduksi sel darah merah. Apalagi jantung janin siap
berdenyut!
Janin: Jantungnya berdenyutMenjelaskan Gizi pada Trimester
Kedua
Minggu ke-13
Ibu: Kurangi atau hindari minum kopi. Sebab kafeinnya (juga
terdapat di teh, kola dan cokelat) berisiko mengganggu perkembangan
sistem saraf pusat janin yang mulai berkembang.
Janin: Perkembangan organ tubuhnya mengalami percepatan.
Minggu ke-14
Ibu: Anda perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk
tambahan energi yang dibutuhkan untuk tumbuh-kembang janin. Penuhi
antara lain dari 2 cangkir nasi atau penggantinya. Juga perlu lebih
banyak ngemil, 3-4 kali sehari porsi sedang.
Janin: Cikal bakal telinga terbentuk, begitu juga telinga luar
dan daun telinga.
Minggu ke-17
Ibu: Jangan lupa makan sayur dan buah serta cairan untuk
mencegah sembelit. Penuhi kebutuhan cairan tubuh yang meningkat.
Pastikan minum 6-8 gelas air setiap hari. Selain itu, konsumsi
sumber zat besi (ayam, daging, kuning telur, buah kering, bayam)
dan vitamin C untuk mengoptimal pembentukan sel darah merah baru,
karena jantung dan sistem peredaran darah janin sedang
berkembang.
Ibu & Janin: Jantung dan sistem peredaran darah berkembang
pesat
Minggu ke-24
Ibu: Batasi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan
mencetus kaki bengkak akibat menahan cairan tubuh. Bila ingin jajan
atau makan di luar, pilih yang bersih, tidak hanya kaya karbohidrat
tapi bergizi lengkap, tidak berkadar garam dan lemak tinggi (misal,
gorengan dan junk food). Bila mungkin pilih yang kaya serat.
Janin: Pankreas mempersiapkan diri untuk bekerja membantu fungsi
sistem pencernaan.
Minggu ke-28
Ibu: Konsumsi aneka jenis seafood untuk memenuhi kebutuhan asam
lemak omega-3 bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E
sebagai antioksidan harus dipenuhi pula. Pilihannya, bayam dan buah
kering.
Janin: Retina atau selaput pelangi bola matanya terbentuk.
Begitu juga bakal bulu mata dan alis5.3. Menjelaskan Gizi pada
Trimester KetigaPertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali
pada dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena itu, jangan
sampai kekurangan gizi.
Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan
pada kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat
gizi lainnya:
KaloriKebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000
-80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar
12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu
terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari
adalah sekitar 285-300 kkal. Tambahan kalori diperlukan untuk
pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah
serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna
sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi
makanan dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa
diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk olahannya,
kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara
untuk lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging
berlemak, alpukat dan minyak nabati.
Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi
kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu
metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan pembentukan sel
darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter
(senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin
berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk
mengantarkan pesan.
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2
miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan
vitamin ini.
YodiumYodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang
berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk.
Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perekembagan janin,
termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh
kerdil.Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh
secara berlebihan sehingga janin tumbuh melampaui ukuran normal.
Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka
yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari
Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3) Deretan
vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem
pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi
Tiamin sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2
miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B
ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan
telur.
Air Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari
makanan tapi juga dari cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan
sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan danmengatur proses
metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang
meningkat selama masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar
sehingga terhindar dari sembelit serta risiko terkena infeksi
saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air
putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan
buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik
berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan softdrink
Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum HamilKategori
Berat (BMI)Total Kenaikan BB (Kg)
Penambahan BB
TM I (Kg)TM II (Kg)
Normal ( BMI 19,8-26)12,5 132,30,49
Kurus ( BMI < 19,8 )11,5 161,60,44
Lebih7 11, 60,90,3
Obesitas ( BMI > 29 )6
Penilaian nutrisiIMT PrahamilAnjuran peningkatan BB total
Underweight (IMT < 19,8)12,5 18 kg
Normal (IMT 19,8 26 )11,5 16 kg
Overweight (IMT 26 - 29)7 -11,5 kg
Obesitas (IMT > 29)6 kg
Memahami dan Menjelaskan Puasa Ramadhan pada Ibu Hamil
Wanita hamil dan menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya,
maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin (HR.Abu
Dawud)
1. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan
Dirinya Saja Bila Berpuasa
Bagi ibu, untuk keadaan ini maka wajib untuk mengqadha (tanpa
fidyah) di hari yang lain ketika telah sanggup berpuasa.
Keadaan ini disamakan dengan orang yang sedang sakit dan
mengkhawatirkan keadaan dirinya. Sebagaimana dalam ayat:Maka jika
di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang
ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.(Qs. Al
Baqarah[2]:184)
Berkaitan dengan masalah ini, Ibnu Qudamah rahimahullah
mengatakan, Kami tidak mengetahui ada perselisihan di antara ahli
ilmu dalam masalah ini, karena keduanya seperti orang sakit yang
takut akan kesehatan dirinya. (al-Mughni: 4/394)
2. Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan
Dirinya dan Buah Hati Bila Berpuasa
Sebagaimana keadaan pertama, sang ibu dalam keadaan ini wajib
mengqadha (saja) sebanyak hari-hari puasa yang ditinggalkan ketika
sang ibu telah sanggup melaksanakannya.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, Para sahabat kami (ulama
Syafiiyah) mengatakan, Orang yang hamil dan menyusui, apabila
keduanya khawatir dengan puasanya dapat membahayakan dirinya, maka
dia berbuka dan mengqadha. Tidak ada fidyah karena dia seperti
orang yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan (di antara
Syafiiyyah). Apabila orang yang hamil dan menyusui khawatir dengan
puasanya akan membahayakan dirinya dan anaknya, maka sedemikian
pula (hendaklah) dia berbuka dan mengqadha, tanpa ada perselisihan
(di antara Syafiiyyah). (al-Majmu: 6/177, dinukil dari majalah Al
Furqon)
3 .Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan si
Buah Hati saja
Dalam keadaan ini, sebenarnya sang ibu mampu untuk berpuasa.
Oleh karena itulah, kekhawatiran bahwa jika sang ibu berpuasa akan
membahayakan si buah hati bukan berdasarkan perkiraan yang lemah,
namun telah ada dugaan kuat akan membahayakan atau telah terbukti
berdasarkan percobaan bahwa puasa sang ibu akan membahayakan.
Patokan lainnya bisa berdasarkan diagnosa dokter terpercaya bahwa
puasa bisa membahayakan anaknya seperti kurang akal atau sakit -.
(Al Furqon, edisi 1 tahun 8)
Untuk kondisi ketiga ini, ulama berbeda pendapat tentang proses
pembayaran puasa sang ibu. Berikut sedikit paparan tentang
perbedaan pendapat tersebut.
Dalil ulama yang mewajibkan sang ibu untuk membayar qadha
saja.
Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana kondisi pertama dan
kedua, yakni sang wanita hamil atau menyusui ini disamakan
statusnya sebagaimana orang sakit. Pendapat ini dipilih oleh Syaikh
Bin Baz dan Syaikh As-Sadi rahimahumallah
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah
saja.
Dalill yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama
yang mewajibkan qadha dan fidyah, yaitu perkataan Ibnu Abbas
radhiallahuanhu, Wanita hamil dan menyusui, jika takut terhadap
anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin.
( HR. Abu Dawud)
dan perkataan Ibnu Umar radhiallahuanhu ketika ditanya tentang
seorang wanita hamil yang mengkhawatirkan anaknya, maka beliau
berkata, Berbuka dan gantinya memberi makan satu mud gandum setiap
harinya kepada seorang miskin. (al-Baihaqi dalam Sunan dari jalan
Imam Syafii, sanadnya shahih)
Dan ayat Al-Quran yang dijadikan dalil bahwa wanita hamil dan
menyusui hanyaf membayar fidyah adalah, Dan wajib bagi orang yang
berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar diyah
(yaitu) membayar makan satu orang miskin. (Qs. Al-Baqarah [2]:
184)Hal ini disebabkan wanita hamil dan menyusui yang
mengkhawatirkan anaknya dianggap sebagai orang yang tercakup dalam
ayat ini.
Pendapat ini adalah termasuk pendapat yang dipilih Syaikh Salim
dan Syaikh Ali Hasan hafidzahullah.
Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk mengqadha dengan
disertai membayar fidyah
Dalil sang ibu wajib mengqadha adalah sebagaimana dalil pada
kondisi pertama dan kedua, yaitu wajibnya bagi orang yang tidak
berpuasa untuk mengqadha di hari lain ketika telah memiliki
kemampuan. Para ulama berpendapat tetap wajibnya mengqadha puasa
ini karena tidak ada dalam syariat yang menggugurkan qadha bagi
orang yang mampu mengerjakannya.
Sedangkan dalil pembayaran fidyah adalah para ibu pada kondisi
ketiga ini termasuk dalam keumuman ayat berikut,
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika
mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan
seorang miskin (Qs. Al-Baqarah [2]:184)
Hal ini juga dikuatkan oleh perkataan Ibnu Abbas
radhiallahuanhu, Wanita hamil dan menyusui, jika takut terhadap
anak-anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin.
(HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Irwaul
Ghalil). Begitu pula jawaban Ibnu Umar radhiallahuanhu ketika
ditanya tentang wanita hamil yang khawatir terhadap anaknya, beliau
menjawab, Hendaklah berbuka dan memberi makan seorang miskin setiap
hari yang ditinggalkan.
Adapun perkataan Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiallahuanhuma yang
hanya menyatakan untuk berbuka tanpa menyebutkan wajib mengqadha
karena hal tersebut (mengqadha) sudah lazim dilakukan ketika
seseorang berbuka saat Ramadhan.