SARI BACAANBatuan karbonat adalah batuan dengan kandungan
material karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel
karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin.Batuan
karbonat terbentuk dari sisa-sisa jasad renik binatang dan tumbuhan
(shellfish dan algae). Sedangkan kalsium karbonat (mineral kalsit,
CaCO3) sebagai bagian inti dari batuan karbonat dapat dengan mudah
terlarutkan oleh air. Klasifikasi batuan sedimen didasarkan pada
komponen penyusunnya yang terdiri dari Non Skeletal grain (Ooid dan
Pisoid, Peloid, Agregat dan Intraklas), Skeletal Grain, Lumpur
Karbonat atau Mikrit, Semen.
PENDAHULUAN
Batuan karbonat terbentuk dari sisa-sisa jasad renik binatang
dan tumbuhan (shellfish dan algae). Sedangkan kalsium karbonat
(mineral kalsit, CaCO3) sebagai bagian inti dari batuan karbonat
dapat dengan mudah terlarutkan oleh air, sehingga sangat mungkin
terjadi pelarutan dan proses kristalisasi kembali
(recrystallization) setelah batuan ini ter-bentuk. Pelarutan ini
mengakibatkan ter-bentuknya kavitasi sehingga dapat meny-impan
minyak dalam jumlah yang banyak.Selain itu, karena sifat batuan
karbonat yang lebih rentan terhadap patahan dan pelipatan,
dibandingkan dengan sandstone, maka akan me-mungkinkan terbentuknya
rekahan (fractures) sebagai jalan untuk men-galirkan fluida
reservoar (minyak, gas, dan air) (Aprilian, 2001). Batuan karbonat
mengandung beberapa tekstur, struktur, dan fosil yang berbeda-beda.
Oleh karenanya, karakter karbonat di tiap daerah akan berbeda
dengan daerah lainnya.
I S IKlasifikasi Batuan KarbonatBatuan karbonat adalah batuan
dengan kandungan material karbonat lebih dari 50 % yang tersusun
atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat
kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986).
Bates & Jackson (1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai
batuan yang komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat
keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan batugamping menurut definisi
Reijers &Hsu (1986) adalah batuan yang mengandung kalsium
karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua batuan karbonat adalah
batugamping.Menurut Tucker (1991), komponen penyusun batugamping
dibedakan atas nonskeletal grain, skeletal grain, matrix dan semen
(Gambar 1).1. Non Skeletal grain, terdiri dari :a. Ooid dan Pisoid.
Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang
punya satu atau lebih struktur lamina yang konsentris dan
mengelilingi inti. Inti penyusun biasanya partikel karbonat
ataubutiran kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki ukuran butir <
2 mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid.b.
Peloidadalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau
meruncing, Ukuran peloid antara 0,1 0,5 mm. Kebanyakan peloid ini
berasala dari kotoran (faecal origin) sehingga disebut pellet
(Tucker 1991).c. Agregat dan Intraklas. Agregat merupakan kumpulan
dari beberapa macam butiran karbonat yang tersemenkan bersama-sama
oleh semen mikrokristalin atau tergabung akibat material organik.
Sedangkan intraklas adalah fragmen dari sedimen yang sudah
terlitifikasi atau setengah terlitifikasi yang terjadi akibat
pelepasan air lumpur pada daerah pasang surut atau tidal flat
(Tucker,1991).
Gambar 1. Principle carbonate grain types
2. Skeletal Grain.Skeletal grain adalah butiran cangkang
penyusun batuan karbonat yang terdiri dari seluruh mikrofosil,
butiran fosil, maupun pecahan dari fosil-fosil makro. Cangkang ini
merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam batugamping
(Boggs, 1987). Komponen cangkang pada batugamping juga merupakan
penunjuk pada distribusi invertebrata penghasil karbonat sepanjang
waktu geologi (Tucker, 1991).
3. Lumpur Karbonat atau Mikrit.Mikrit merupakan matriks yang
biasanya berwarna gelap. Pada batugamping hadir sebagai butir yang
sangat halus. Mikrit memiliki ukuran butir kurang dari 4
mikrometer. Pada studi mikroskop elektron menunjukkan bahwa mikrit
tidak homogen dan menunjukkan adanya ukuran kasar sampai halus
dengan batas antara kristal yang berbentuk planar, melengkung,
bergerigi ataupun tidak teratur. Mikrit dapat mengalami alterasi
dan dapat tergantikan oleh mozaik mikrospar yang kasar
(Tucker,1991).
4. Semen.Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat
antar butiran danmengisi rongga pori yang diendapkan setelah
fragmen dan matriks. Semen dapatberupa kalsit, silika, oksida besi
ataupun sulfat.
Klasifikasi Batuan Karbonat1. Klasifikasi Dunham
(1962)Klasifikasi ini didasarkan pada tekstur deposisi dari
batugamping, karena menurut Dunham dalam sayatan tipis, tekstur
deposisional merupakan aspek yang tetap. Kriteria dasar dari
tekstur deposisi yang diambil Dunham (1962) berbeda dengan Folk
(1959). Kriteria Dunham lebih condong pada fabric batuan, misal mud
supported atau grain supported bila bandingkan dengan komposisi
batuan. Variasi kelas-kelas dalam klasifikasi didasarkan pada
perbandingan kandungan lumpur. Dari perbandingan lumpur tersebut
dijumpai 5 klasifikasi Dunham (1962). Nama-nama tersebut dapat
dikombinasikan dengan jenis butiran dan mineraloginya. Batugamping
dengan kandungan beberapa butir ( 20 mikrometer. Lumpur karbonat /
mikrit, berukuran < 20 mikrometer.
Gambar 3. Klasifikasi Mount (1985)
3. Klasifikasi Embry dan Klovan (1971)
Embry dan Klovan membagi batugamping menjadi batugamping
allocthonous dan autocthonous. Batugamping allocthon dibagi menjadi
Floatstone dengan komponen butir >10% didukung oleh matrik dan
Rudstone dengan komponen saling menyangga. Batugamping autochton
dibagi menjadi bafflestone dengan komponen organisme yang
menyerupai cabang, bindstone dengan komponen organisme yang
berbentuk pipih dan framestone dengan komponen organisme yang
berbentuk masif.
Gambar 4. Klasifikasi Embry dan Klovan (1971)
4. Klasifikasi Folk (1959)
Klasifikasi Folk lebih cocok digunakan pada deskripsi sayatan
(thin section). Hal yang perlu diingat adalah dalam klasifikasi
ini, batugamping yang memiliki matriks cukup banyak dinamakan
micrites, sedangkan batugamping yang tidak memiliki matriks dan
tersusun atas semen kalsit (sparry calcite) disebut sparites. Folk
mengklasifikasikan tekstur batugamping berdasarkan rasio antara
mikrit dengan sparit dan sebagai komponen utamanya adalah allochem
(fosil, ooid, pellet dan intraklas). Tekstur menurut Folk antara
lain, biosparit, oomikrit, pelmiksparit, intramikrit dan
biolitit.
Gambar 5. Klasifikasi Folk (1959)
5. Klasifikasi Choquette dan Pray (1970)Choquette dan Pray,
(1970), telah mem-perkenalkan klasifikasi porositas dalam batuan
karbonat yang didasarkan pada konsep penyeleksian kemasan (fabric),
dengan tujuan sebagai panduan jenis-jenis pengamatan yang
dibutuhkan untuk me-mahami asal-usul dan modifikasi dari
po-rositas. Klasifikasi digambarkan pada skala core tapi juga
diadaptasi terhadap skala mikroskopik dan skala lapangan.
Gambar 6. Klasifikasi Porositas menu-rut Choquette dan Pray
(1970) Dari 15 jenis porositas pada gambar 4 di atas, hanya delapan
jenis yang umum diamati, diantaranya (a).interpartikel,
(b).interkristal, (c).Intrapartikel, (d).Moldik, (e).fracture
(retakan), (f).channel, (g).porositas vuggy (gerowongan), dan
(h).stylolit. Masing-masing jenis pori dibe-dakan secara fisis atau
genetis dan dide-finisikan oleh ukuran pori, bentuk pori, genesis,
dan kemasan (fabric). Beberapa contoh thin slice di atas se-suai
dengan klasifikasi sistem pori dalam batuan karbonat menurut
Choquette dan Pray (1970) yang diteliti oleh Scholle dan
Ulmer-Scholle (2003).
Gambar 7. Sayatan Tipis yang umum diteliti
Fasies Karbonat
Fasies didefinisikan sebagai kumpulan keterangan keterangan dari
atribut sedimen, seperti karakteristik litologi, tekstur, kandungan
fosil, struktur sedimen, warna dan sebagainya (Tucker, 1990).
Dunbar dan Rodger mendefinisikan fasies yang berarti aspek-aspek
umum dari suatu batuan, litologi dan biologis, termasuk struktur
atau tektonik. Aspek tersebut merefleksikan kondisi lingkungan di
mana batuan diendapkan, sehingga dapat disebut dengan istilah
fasies pengendapan.Fasies pengendapan merupakan suatu masa batuan
yang dapat ditentukan dan dibedakan dengan lainnya oleh geometri,
litologi, struktur sedimen, pola arus purba dan fosilnya (Selley,
1970). Fasies pengendapan menggambarkan variasi proses kimia,
biologi dan fisika yang berlangsung pada suatu lingkungan
pengendapan yang berhubungan dengan lithofacies dan atau biofacies.
Litofasies adalah fasies pengendapan karbonat yang terdiri dari
mineralogi, kelimpahan butiran, tipe butiran, struktur sedimen dan
tekstur. Biofasies terdiri dari kumpulan skeletal yang merupakan
kontributor terbesar dalam pembentukan system karbonat.Fasies
pengendapan adalah produk dari suatu lingkungan pengendapan
tertentu, sehingga lingkungan dan fasies tidak dapat dicampur aduk.
Dengan menentukan fasies pengendapan, maka kita dapat
menginterpretasikan di mana fasies tersebut diendapkan. Pemodelan
fasies yang digunakan dalam penelitian ini adalah fasies model dan
lingkungan pengendapan menurut Reeckman dan Friedman
(1982).Lingkungan Pengendapan Batuan Karbonat
Lingkungan pengendapan didefinisikan sebagai kondisi geografik
yang ada pada saat sedimen terakumulasi (Reeckmann,1982). Sedimen
tersebut digolongkan sebagai kelompok yang mempunyai parameter
biologi, fisika dan kimia sendiri. Interaksi dari parameter di atas
menghasilkan perbedaan tipe sedimen atau fasies yang mewakili
kondisi lingkungan yang berbeda.Lingkungan pengendapan dapat dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu marine dan non marine dimana keduanya
dipisahkan oleh shoreline (garis pantai). Sedimen dari lingkungan
nonmarine secara umum sangat dipengaruhi oleh meteoric water dan
kondisi tersebut akan menyebabkan terjadinya proses diagenesa pada
batuan karbonat. Lingkungan marine dapat dikelompokkan ke dalam
subdivisi menjadi shelf, basin slope dan deep ocean basin.
Kedalaman air dari lingkungan shelf berkisar antara 0 200 m. Break
of slope membatasi lingkungan shelf dari deep ocean basin yang
kedalamannya bisa mencapai lebih dari 1000 m.Lingkungan shelf dapat
dikelompokkan lagi menjadi beberapa subdivisi berdasarkan
karakteristik morfologi, sirkulasi air, salinitas dan daya tembus
cahaya. Variasi dan interaksi dari komponen tersebut adalah sebagai
pengontrol pertumbuhan karbonat pada lingkungan shelf. Lingkungan
shelf dibagi menjadi inner shelf yang lebih dekat dengan kontinen
dan outer shelf yang lebih dekat dengan basin. Beberapa fasies
pengendapan pada lingkungan ini antara lain, fasies supratidal dan
intertidal atau fasies tidal flat, fasies subtidal atau fasies
lagoonal, fasies barrier reef terdiri dari fasies back reef, fasies
reef bank. Dan fasies fore reef.
Gambar 8. Model Lingkungan Pengendapan Karbonat (Reeckmann,
1982)
DAFTAR PUSTAKA
Mount, J.F., 1984, The Mixing of Silisiclastic and carbonate
sediments in the shallow shelf environment, Geologi, 12, p 432
435
Pettijohn, F.J., 1975, Sedimentary Rocks, 3rd ed, Harper &
Row, New York, 628 pp
Tucker, M.E., 1991, Sedimentary Petrologi : An Introduction to
the Origin of Sedimentary Rocks, 2nd ed, Blackwell Scentific
Publi-cations, London, 260 pp
http://docs.google.com/viewer?url=http://pkukmweb.ukm.my/~kamal/sedimentologi/kuliah8-batu-sedimen-kimia-biokimia.pdf&chrome=truehttp://jurnal.unikom.ac.id/jurnal/pengaruh-matriks-dan.10http://pdf.kq5.org/doc/komponen-batuan-karbonathttp://valentinomalau31.blogspot.com/2010/04/klasifikasi-batuan-karbonat.html
6