DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................... i DAFTAR ISI........................................... ..................................................... ii DAFTAR TABEL......................................... ..................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN...................................... ..................................................... iv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1..................................................L atar Belakang..................................... 1 1.2..................................................T ujuan............................................. 2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................... 2.1..................................................D efinisi Stroke.................................... 2.2..................................................K lasifikasi Stroke................................. 2.3..................................................F aktor Risiko Stroke............................... 2.4..................................................P enatalaksanaan Stroke............................. BAB 3 METODOLOGI PENGKAJIAN.......................... 3.1..................................................W aktu dan Tempat Pengkajian........................ 3.2..................................................M etode Pengkajian.................................. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN........................... BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN i Universitas Indonesia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iDAFTAR ISI........................................................................................................ iiDAFTAR TABEL................................................................................................ iiiDAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang............................................................................................... 11.2. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB 3 METODOLOGI PENGKAJIAN...........................................................3.1. Waktu dan Tempat Pengkajian......................................................................3.2. Metode Pengkajian.........................................................................................
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan....................................................................................................5.2. Saran..............................................................................................................
DAFTAR ACUAN...............................................................................................LAMPIRAN.........................................................................................................
atau polisorbat 80, pasien dengan jumlah neutrofil <1500 sel/mm3 , hamil, menyusui, gangguan fungsi hati berat.
23
Mekanisme kerja : Menghambat mitosis dengan cara bertindak sebagai racun gelendong mitotik melalui pembentukan iakatan yang berafinitas tinggi dengan mikrotubulus dan guanosintrifosfat serta menyebabkan inhibisi signifikan mitosis dan pembelahan sel
kanker gastroesofagus, kanker kepala dan leher, kanker hepatoseluler.
Mekanisme kerja : 5- Flourourasil (5-FU) bersifat inaktif dalam bentuk induknya dan memerlukan pengaktifan melalui suatu rangkaian kompleks reaksi enzimatik mejadi metabolit ribosil dan deoksiribosil nukleotida. Salah satu metabolit ini, 5-flouro-2’-deoksiuridin-5’-monofosfat (fdUMP), membentuk suatu kompleks terikat kovalen dengan enzim timdilat sintase dan folat 5, 10 – metilentetrahdrofolat tereduksi, suatu reaksi yang sangat penting dalam sintesis denovo timdilat. Hal ini menyebabkan inhibi sintesis DNA melalui “thymineless death”. 5-FU diubah menjadi 5-fluorouridin-5’trifosfat (FUTP), yang kemudian dapat digabungkan ke dalam RNA, dan mempengaruhi proses translasi RNA dan mRNA. 5-FU juga diubah menjadi 5-fluorodeoksiuridin-5’-trifosfat (fdUTP), yang dapat digabungkan ke dalam DNA sel, menyebabkan inhibisi sntesis dan fungsi DNA. Karena itu, sitotoksisitas 5-FU diperkirakan terjadi karena kombinasi efek pada proses-proses yang berkaitan dengan DNA dan RNA.
Indikasi : Penyakit refluks gastroesofagus (Gastroesophageal Refkux Disease, GERD), penyakit tukak peptik, dispepsia non-tukak, pencegahan pendarahan akibat gastritis terkait stres.
Mekanisme kerja : Mengurangi sekresi asam yang dirangsang oleh histamin serta oleh gastrin dan bahan kolinomimetik melalui dua mekanisme. Pertama, histamin yang dibebeskan dari sel ECL oleh gastrin atau rangsangan vagus dihambat untuk mengikat reseptor H2 di sel parietal. Kedua, terjadinya blokade reseptor H2menyebabkan efek stimulasi langsung sel perietal oleh gastrin atau asetilkolin sehingga sekresi asam berkurang.
Dosis : Intermittent bolus : 50 mg (2 mL) tiap 6-8 jam. Encerkan injeksi 50mg dalam larutan NaCl 0,9% atau larutan injeksi i.v lain yang cocok sampai diperoleh konsentrasi tidak lebih dari 2,5mg/mL (total volume 20 mL). Kecepatan injeksi tidak lebih dari 4 mL/menit (dengan waktu 5 menit) Intermittent infusion : 50 mg (2 mL) tiap 6-8 jam. Encerkan injeksi 50mg dalam larutan dekstrosa 5% atau larutan i.v. lain yang cocok sampai didapat konsentrasi tidak lebih besar dari 0,5mg/mL (total volume 100mL). Kecepatan infus tidak lebih dari 5-7 mL/menit (dengan waktu 15 – 20 menit). Infus kontinyu : 150 mg Ranitidine diencerkan dalam 250 mL dekstrosa atau larutan i.v. lain yang cocok dan diinfuskan dengan kecepatan 6.25 mg/jam selama 24 jam. Untuk penderita sindrom Zollinger-Ellison atau hipersekretori lain, Ranitidine injeksi harus diencerkan dengan larutan dekstrosa 5% atau larutan i.v. lain yang cocok sehingga diperoleh konsentrasi tidak lebih dari 2,5 mg/mL. Kecepatan infus dimulai 1 mg/kg BB/jam dan harus disesuaikan dengan keadaan penderita.
Efek samping :Terbatas dan tidak bebahaya; aritmia, vasculitis, pusing, halusinasi, sakit kepala, confusion, mengantuk, vertigo, eritema multiforme, kemerahan, pankreatitis, anemia haemolitic acquired, agranulositosis, anemia aplastik, granulositopenia, leukopenia, trombositopenia,
25
pansitopenia, gagal hati, anafilaksis, reaksi hipersensitivitas.
Kontraindikasi : Penderita yang hipersnsitif terhadap Ranitidine.
4) Ondanstron Inj (Katzung.2013) Komposisi : Ondansetron Indikasi : Mual dan muntah imbas kemoterapi, mual dan muntah
pascaoperasi dan pascaradiasi. Mekanisme kerja : Memblokade reseptor 5-HT3 sentral di pusat muntah dan
chemoreceptor trigger zone, tetapi terutama melalui blokade reseptor 5-HT3 perifer di saraf eferen spinal dan vagus usus ekstrinsik.
Dosis : Mual dan muntah imbas kemoterapi, Obat-obat ini paling efektif jika diberikan sebagai dosis tunggal dengan penyuntikan intravena 30 menit sebelum pemberian kemoterapi dengan dosis 8 mg/vial.
Efek samping :Toksisitas gastrointestinal yang jarang, tetapi serius, konstipasi, serangan kolitis iskemik, aldosteron
5) Dexamethason InjKomposisi : DexamethasoneIndikasi : InflamasiMekanismekerja : Menghambat konversi fosfolipid menjadi asam arakidonat
dan asam arakidonat menjadi leukotrin melalui kemampuannya mengikat enzim lipogenase.
Dosis : oral, injeksi I.V dan I.M 0,75 – 9 mg/hari dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam
Komposisi : NaCl 0,9%Indikasi : Kehilangan cairan tubuh, dehidrasiDosis : Disesuaikan dengan kebutuhan cairan, umumnya 30-40 mL/kg BB/hari pada dewasa.Efek samping : Demam, infeksi, flebitis, nyeri pada tempat suntikan,
ekstravasasi.Kontraindikasi : Kondisi hypernatremia, hiperhidrasi, turbiditas dan/atau karet
penutup telah terbuka.
Perhatian : Gangguan ginjal, retensi cairan dan natrium
26
c. Problem medik dan analisa drug related problem pasien
1) Problem Medik yang terjadi terkait dengan obat yang diberikan meliputi :
Problem Medik Terkait Obat YaTida
kMasalah MI Efektivitas Terapi
M1.1 Obat tidak efektif atau pengobatan gagal √
M1.2 Efek obat tidak optimal √
M1.3 Efek obat salah (idiosinkrasi) √
M1.4 Ada indikasi yang tidak diterapi √
M2 Reaksi Obat yang Tidak Dikehendakai (ROTD) √
M2.1 Pasien menderita ROTD bukan alergi √
M2.2 Pasien menderita ROTD alergi √
M2.3 Pasien menderita efek toksik √
M3 Biaya Pengobatan √
M3.1 Biaya pengobatan lebih mahal dari yang diperlukan √
M3.2 Obat tidak diperlukan √
M4 Lain-lain
M4.1
Pasien tidak puas dengan terapi yang diterimanya meskipun √
terapi tersebut optimal baik dari segi efektivitasnya maupun
biaya
M4.2 Keluhan pasien/ masalah tidak jelas, √
tidak termasuk ketiga kategori masalah terkait obat diatas Peyebab P1 Pemilihan Obat
P1.1Pemilihan obat tidak tepat (bukan untuk indikasi yang paling √
tepat) termasuk penggunaan obat yang kontraindikasi
Tidak ada indikasi penggunaan obat atau indikasi obat tidak
Jelas
P1.3Kombinasi obat-obat atau obat-makanan tidak tepat termasuk √
kejadian interaksi obat
P1.4Duplikasi kelompok terapi atau bahan aktif yang tidak tepat √
27
P1.5 Ada indikasi tetapi obat tidak diresepkan √
P1.6Banyak obat (kelompok terapi atau bahan aktif yang berbeda) √
diresepkan untuk indikasi yang sama P1.7 Tersedia obat yang lebih hemat biaya √
P1.8Kebutuhan obat yang bersifat sinergis/preventif tidak diresepkan √
P1.9 Ada indikasi baru dan obat belum diresepkan √ P2 Pemilihan Bentuk Sediaan P2.1 Bentuk sediaan yang tidak tepat √ P3 Pemilihan Dosis P3.1 Dosis obat terlalu rendah √ P3.2 Dosis obat terlalu tinggi √ P3.3 Pengaturan dosis kurang sering √ P3.4 Pengaturan dosis terlalu sering √
P3.5Tidak dilakukan Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD) √
P3.6 Masalah terkait farmakokinetika obat yang memerlukan √ penyesuaian dosis P3.7 Perburukan/perbaikan kondisi sakit yang memerlukan √ penyesuaian dosis P4 Penentuan Lama Pengobatan √ P4.1 Lama pengobatan terlalu pendek √ P4.2 Lama pengobatan terlalu panjang √ P5 Proses penggunaan obat
P5.1Waktu penggunaan obat atau interval pemberian dosis tidak tepat √
P5.2Menggunakan obat lebih sedikit dari pedoman pengobatan atau √
pemberian melebihi aturan penggunaan (over-administered)
P5.3Menggunakan obat berlebih (overused) tau pemberian obat √
melebihi aturan penggunaan (over-administered) P5.4 Obat tidak diminum atau tidak diberikan √
P5.5Minum obat yang salah satu atau memberikan obat yang salah √
P6 Logistik (kefarmasian) P6.1 Obat yang diresepkan tidak tersedia √ P6.2 Kesalahan peresepan (dalam hal menulis resep) √ P6.3 Kesalahan peracikan obat (dispensing error √ P7 Pasien P7.1 Pasien lupa minum obat √ P7.2 Pasien menggunakan obat yang tidak diperlukan √ P7.3 Pasien makan-makanan yang berinteraksi dengan obat √ P7.4 Penyimpanan obat oleh pasien tidak tepat √
28
P8 Lain-lain P8.1 Lain-lain,sebutkan P8.2 Penyebab tidak jelas √Intervensi I0 Tanpa Intervensi √ I1 Pada Tataran Penulis Resep I1.1 Hanya memberi informasi kepada penulis resep √
I1.2Menanyakan atau mengkonfirmasikan MTO kepada penulis resep √
I1.3 Intervensi diajukan, disetujui oleh penulis resep √ I1.4 Intervensi diajukan, tidak disetujui oleh penulis resep √ I1.5 Intervensi diajukan, hasil tidak diketahui √ I2 Pada Tataran Pasien I2.1 Konseling pengobatan pasien √ I2.2 Penyediaan informasi tertulis √ I2.3 Pasien dirujuk ke penulis resep √ I2.4 Dibicarakan dengan anggota keluarga/pemberi perawatan √ I3 Pada Tataran Obat I3.I Mengubah jenis obat √ I3.2 Mengubah dosis obat √ I3.3 Mengubah Formulasi Obat √ I3.4 Mengubah aturan penggunaan obat √ I3.5 Obat dihentikan √ I3.6 Obat baru mulai diberikan √ I4 Lainnya I4.1 Intervensi lainnya (sebutkan) √ I4.2 Efek Samping dlaporkan kepada pihak yang berwenang √ H0 Hasil Intervensi tidak diketahui H0.0 Hasil Intervensi tidak diketahui √ H1 Masalah terselesaikan dengan tuntas H1.0 Masalah terselesaikan secara tuntas √ H2 Masalah terselesaikan Sebagian H2.0 Masalah terselesaikan Sebagian √ H3 Masalah Tidak Terselesaikan
H3.1Masalah tidak terselesaikan, kerja sama dengan pasien kurang √
H3.2Masalah tidak terselesaikan, kerja sama dengan penulis resep √
Kurang H3.3 Masalah tidak terselesaikan, intervensi tidak efektif √
H3.4 Tidak ada kebutuhan atau kemungkinan untuk menyelesaikan √
masalah
29
2) Drug Related Problem (DRP) yang terkait obat dalam resep meliputi :
Kategori Uraian DRP Cara Mengatasi
Obat tanpa indikasi - -
Indikasi tanpa obat - -
Obat tidak sesuai - -
Dosis kurang - -
Dosis berlebih - -
Reaksi tidak diinginkan
- -
Interaksi Obat Dexamethason+Amlodipin Dexamethasone dapat menurunkan efek amlodipin dalam menurunkan tekanan darah.Cisplatin+TaxotereKombinasi ini mungkin akan meningkatkan resiko gangguan sarafDexamethasone+Taxotere
Dianjurkan melakukan pemantauan dan gunakan kombinasi dengan hati-hati.
Dianjurkan melakukan pemantauan dan gunakan kombinasi dengan hati-hatiDianjurkan melakukan pemantauan dan gunakan kombinasi dengan hati-hati
5. PLAN
30
Plan yang dilakukan pada kasus pengobatan ini meliputi :a. Memberikan alternatif terapi, memodifikasi dosis atau interval pemberian.
b. Mengedukasi pasien.
c. Pemeriksaan laboratorium.
d. Perubahan pola makan atau penggunaan nutrisi parenteral/enteral.
e. Melakukan pemeriksaan parameter klinik sesering mungkin untuk
mengetahui perekembangan pasien terhadap pengobatan yang dilakukan.
6. MONITORING
Tabel 7. Monitoring
Nama Obat Subjective Therapeutic Subjective Toxic Objective
Therapeutic Objective Toxic
Ondansetron
Berkurangnya rasa mual yang
terjadi pasca kemoterapi
Sakit kepala, konstipasi, panas dan
kemerahan kepalaTidak Ada
Memantau gejala, terjadinya epigastrum
RanitidinGejala nyeri
pada lambung berkurang
Gangguan gastrointestinal. Sakit
kepala, pusing, mengantuk, insomnia,
vertigo
Tidak Ada
Memantau terjadinya gejala
halusinasi dan depresi
Dexamethason
Gejala nyeri pasca
kemoterapi berkurang
Tidak ada Tidak Ada
Memantau terjadinya gejala tukak lambung,
hipoglikemi, lemah otot.
Taxotere
Dapat terlihat melalui data laboratorium
pasien
Gangguan gastrointestinal Tidak ada
Memantau terjadinya
mielosupresi disertai
neurotropenia, retensi cairan.
Curacyl
Dapat dilihat melalui data laboratorium
pasien
Gangguan Gastrointestinal Tidak Ada
Memantau terjadinya
mukositis, depresi sumsum tulang
belakang, neurotoksisitas
31
Cisplatin
Dapat terlihat melalui data laboratorium
pasien
Gangguan gastrointestinal Tidak Ada
Memantau terjadi nefrotoksisitas,
neuropati sensorik perifer, dan
disfungsi saraf.
7. Konselinga. Saya perkenalkan diri terlebih dahulu sebagai seorang apoteker
b. Saya persilahkan keluarga ibu nani untuk duduk dan menanyakan identitas
ibu nani kepada keluarganya, kemudian saya bertanya apakah ibu nani ada
waktu sebentar untuk konseling obat yang diperolehnya.
c. Setelah ibu nani merasa nyaman dan tidak keberatan untuk diberikan
konseling tentang obat yang diperolehnya dan konseling dapat dimulai.
d. Ibu nani merupakan pasien rawat inap di RSUP Fatmawati sehingga hal -
hal yang dikonselingkan tidak terlalu banyak. Selanjutnya saya bertanya
kepada keluarga ibu tien apa gejala-gejala yang dirasakan terkait
penyakitnya tersebut dan sejak kapan gejala-gejala tersebut muncul dan
bagaimana cara dia mengatasi gejala-gejala itu sebelum periksa ke dokter.
e. Selanjutnya saya menjelaskan tentang pengobatan kemoterapi yang di
gunakan ibu nani, efek pengobatan kemoterapi yang dialami oleh ibu nani
dan hal-hal yang perlu diperhatikan pasca menjalani kemoterapi.
f. Kemudian beritahu keluarga ibu nani tentang hal-hal yang harus
diperhatikan untuk mengurangi luasnya paparan kanker nasofaring, selain
dengan kemoterapi, seperti olah raga yang teratur, pola makan yang baik
dan istirahat yang cukup.
g. Terakhir saya ucapkan terimakasih kepada ibu nani atas waktunya dan
nomer telpon saya supaya apabila ada yang tidak dimengerti keluarga ibu
nani maka keluarga ibu nani dapat bertanya via telpon.
8. PEMBAHASAN
Berdasarkan data subjektif yang tercatat dalam rekam medis, kondisi pasien
selama di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dalam kondisi sadar, dan keluhan
yang dialami pasien yaitu pusing dan mata berbayang-bayang.
32
Data obyektif merupakan pendokumentasian hasil observasi pada pasien yang
terdiri atas pemeriksaan fisik (tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi dan
kecepatan pernafasan), pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik
lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dapat terukur. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis pasien dan data yang berhubungan dengan
diagnosis, mengacu pada hasil pemeriksaan sebelumnya.
Pasien didiagnosis menderita Kanker Naso Faring (KNF). Berdasarkan terapi
yang diberikan, maka dilakukan penilaian sebagai berikut pasien diberikan
Amlodipin digunakan sebagai antihipertensi karena tekanan darah pasien yang
cenderung naik sehingga diharapkan dengan pemberian amlodipin tekanan darah
pasien bisa kembali stabil. Ondansetron, ranitidin, dan dexamethasone digunakan
untuk pre medikasi kemoterapi kemudian diberikan obat sitostatik seperti
taxotere, cisplatin dan curacyl yang digunakan untuk mengobati Kanker Naso
Faring (KNF) dan pasien juga diberikan infus NaCl 0,9% sebagai pengganti
kehilangan cairan tubuh, sehingga tubuh memiliki energi kembali untuk
melakukan metabolismenya dan juga sebagai sumber kalori.
Analisis masalah terkait obat adalah :
i. Pada kasus ini tidak terdapat indikasi yang tidak terobati. Semua indikasi
(diagnosis dan keluhan) mendapatkan obat yang sesuai dengan indikasinya.
ii. Pemberian obat tanpa indikasi : tidak ada
iii. Pemilihan obat tidak tepat : tidak ada
iv. Dosis terlalu tinggi : tidak ada
v. Dosis terlalu rendah : tidak ada
vi. Reaksi obat yang tidak dikehendaki : tidak ditemukan adanya gejala reaksi obat
yang tidak dikehendaki selama masa terapi pasien.
vii. Interaksi obat : Ada (Dexamethason+Amlodipin, Cisplatin+Taxotere, dan
Dexamethasone+Taxotere)
Planning yang dapat dilakukan oleh Apoteker sehubungan dengan terapi pasien
adalah sebagai berikut : Kepada pasien menganjurkan untuk minum obat sesuai
anjuran dokter, tidak menambah dosis atau menghentikan obat secara mendadak
tanpa konsultasi dengan dokter, dan laporkan kepada dokter, perawat atau
apoteker apabila terjadi efek samping.
33
Kepada perawat, memberikan info kepada perawat tentang obat-obatan apa saja
yang digunakan pada terapi pasien beserta dosis juga aturan pemakaiannya
sehingga pemantauan dapat lebih maksimal, memberitahukan tentang efek
samping obat yang mungkin terjadi, dan monitor tekanan darah, pernafasan, nadi,
suhu serta perkembangan kesehatan pasien.
Kepada dokter, mendiskusikan terkait interaksi obat yang terjadi, mendiskusikan
dengan dokter efek samping yang mungkin terjadi dari obat yang diminum pasien.
9. KESIMPULAN
Dalam kasus ini parameter pemantauan pasien yang dapat dilakukan ialah
memeriksa kondisi fisik pasien (tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi, dan
pernafasan), pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan diagnostik lainnya untuk
memastikan tepat atau tidak terapi yang diberikan kepada pasien setelah pasien
mendapatkan terapi hingga pasien diperbolehkan perawatan rawat jalan. Dalam
kasus ini, DRP yang terjadi adalah interaksi Adanya interaksi obat yang terjadi
yaitu penggunaan Dexamethason+Amlodipin, Cisplatin+Taxotere, dan
Dexamethasone+Taxotere meskipun interaksi obat ini tidak terjadi tapi selalu ada
resiko efek lain yang timbul akibat interaksi obat-obat tersebut.
Komposisi : Asam MefenamatIndikasi : InflamasiMekanisme kerja : Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim COX-1 dan COX-2 Dosis : Oral 250 mg-500 mg setiap 4 jam sekali,
3) Transamin (Katzung.2013)Komposisi : Traxenamic acidIndikasi : Pengobatan jangka pendek untuk perdarahan atau
risiko perdarahan yang berhubungan dengan peningkatan fibrinolisis atau fibrinogenolisis
Mekanisme kerja : Asam traneksamat bekerja dengan cara memblok ikatan plasminogen dan plasmin terhadap fibrinDosis : Oral 25mg/kg sebanyak 3-4 kali perhari, Injeksi
I.V 10 mg/kg sebanyak 3-4 kali sehari untuk pasien yang dapat oral
4). Omeprazole InjKomposisi : OmeprazoleIndikasi : Pengobatan pada gastritis dan tukak lambungMekanisme kerja: Memblok enzim K+/H+-ATP Ase secara ireversibel
sehingga menghambat pompa proton (H+) dan selanjutnya menghambat sekresi HCl
Dosis : Per Oral : 20 mg sehari 2 kali
38
Efek samping : Diare, nyeri lambung, mual, dan sakit kepalaKontraindikasi : Hipersensitif
5). Ceftriaxone InjKomposisi : CeftriaxoneIndikasi : Infeksi yang disebabkan oleh pathogen yang sensitif terhadap ceftriaxone, seperti : Infeksi saluran nafas Infeksi THT, Infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, Infeksi tulang, sendi dan jaringan lemak, Infeksi Intra abdominal, Infeksi genital (termasuk gonore), profilaksis perioperative dan infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh.Mekanisme kerja : Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dengan satu atau lebih ikatan protein –penisilin (penicillin-binding proteins-PBPs) yang selanjutnya akan menghambat tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri sehingga ;menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akan mengalami lisis karena aktivitas enzim autolitik (autolysin dan murein hidrolase) saat dinding sel bakteri terhambat.Dosis :Dewasa dan anak > 12 Tahun dan anak BB > 50 kg : 1-2 gram satu kali sehari. Pada infeksi berat yang disebabkan organisme yang moderat sensitive, dosis dapat dinaikkan sampai 4 gram satu kali sehariEfek samping : Kulit : Rash (2%) ; Saluran cerna : diare (3%) ; Hepar : peningkatan transaminase (3,1% - 3,3%); Ginjal : peningkatan BUN (1%); Hematologi : eosinophilia (6%), thrombositosis (5%), leukopenia (2%);Lokal : Nyeri selama injeksi (I.V 1%). Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap cephalosporin dan penicillin (sebagai reaksi alergi silang).
6). Infus NaCl 0,9 %
Komposisi : NaCl 0,9%Indikasi : Kehilangan cairan tubuh, dehidrasi hipotonis dan isotonisDosis dan aturan pakai : Disesuaikan dengan kebutuhan cairan, umumnya30-40 mL/kg BB/hari pada dewasa.Efek samping : Demam, infeksi, flebitis, nyeri pada tempat suntikan, ekstravasasi.Kontraindikasi : Kondisi hypernatremia, hiperhidrasi, turbiditas dan/atau karet penutup telah terbuka.Perhatian : Gangguan ginjal, retensi cairan dan natrium
9). CarboplatinKomposisi : CarboplatinIndikasi : Pengobatan kanker nasofaring, kanker serviks, kanker prostatDosis dan aturan pakai : Pengobatan tunggal 360 mg/m2 secara infus intravena, Pengobatan dengan kombinasi 300 mg/m2 secara infus intravena dengan cyclophosphamide 600 mg/m2 infus intravenaEfek samping : Anemia, mual, muntah, trombositopeniaKontraindikasi : hipersensitifitas, penurunan fungsi ginjal, kehamilan dan menyusui
c. Problem medik dan analisa drug related problem pasien :1) Problem Medik yang terjadi terkait dengan obat yang diberikan
meliputi :
Problem Medik Terkait Obat Ya TidakMasalah MI Efektivitas Terapi
M1.1 Obat tidak efektif atau pengobatan gagal √
M1.2 Efek obat tidak optimal √
M1.3 Efek obat salah (idiosinkrasi) √
M1.4 Ada indikasi yang tidak diterapi √
M2 Reaksi Obat yang Tidak Dikehendakai (ROTD) √
M2.1 Pasien menderita ROTD bukan alergi √
M2.2 Pasien menderita ROTD alergi √
M2.3 Pasien menderita efek toksik √
M3 Biaya Pengobatan √
M3.1 Biaya pengobatan lebih mahal dari yang diperlukan √
M3. Obat tidak diperlukan √
40
2 M4 Lain-lain
M4.1
Pasien tidak puas dengan terapi yang diterimanya meskipun √
terapi tersebut optimal baik dari segi efektivitasnya maupun
biaya
M4.2 Keluhan pasien/ masalah tidak jelas, √
tidak termasuk ketiga kategori masalah terkait obat diatas Peyebab P1 Pemilihan Obat
P1.1Pemilihan obat tidak tepat (bukan untuk indikasi yang paling √
tepat) termasuk penggunaan obat yang kontraindikasi
Tidak ada indikasi penggunaan obat atau indikasi obat tidak
Jelas
P1.3Kombinasi obat-obat atau obat-makanan tidak tepat termasuk √
kejadian interaksi obat
P1.4Duplikasi kelompok terapi atau bahan aktif yang tidak tepat √
P1.5 Ada indikasi tetapi obat tidak diresepkan √
P1.6Banyak obat (kelompok terapi atau bahan aktif yang berbeda) √
diresepkan untuk indikasi yang sama P1.7 Tersedia obat yang lebih hemat biaya √
P1.8Kebutuhan obat yang bersifat sinergis/preventif tidak diresepkan √
P1.9 Ada indikasi baru dan obat belum diresepkan √ P2 Pemilihan Bentuk Sediaan P2.1 Bentuk sediaan yang tidak tepat √ P3 Pemilihan Dosis P3.1 Dosis obat terlalu rendah √ P3.2 Dosis obat terlalu tinggi √ P3.3 Pengaturan dosis kurang sering √ P3.4 Pengaturan dosis terlalu sering √
P3.5Tidak dilakukan Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD) √
P3.6 Masalah terkait farmakokinetika obat yang memerlukan √ penyesuaian dosis P3.7 Perburukan/perbaikan kondisi sakit yang memerlukan √ penyesuaian dosis P4 Penentuan Lama Pengobatan √ P4.1 Lama pengobatan terlalu pendek √ P4.2 Lama pengobatan terlalu panjang √ P5 Proses penggunaan obat
41
P5.1Waktu penggunaan obat atau interval pemberian dosis tidak tepat √
P5.2Menggunakan obat lebih sedikit dari pedoman pengobatan atau √
pemberian melebihi aturan penggunaan (over-administered)
P5.3Menggunakan obat berlebih (overused) tau pemberian obat √
melebihi aturan penggunaan (over-administered) P5.4 Obat tidak diminum atau tidak diberikan √
P5.5Minum obat yang salah satu atau memberikan obat yang salah √
P6 Logistik (kefarmasian) P6.1 Obat yang diresepkan tidak tersedia √ P6.2 Kesalahan peresepan (dalam hal menulis resep) √ P6.3 Kesalahan peracikan obat (dispensing error √ P7 Pasien P7.1 Pasien lupa minum obat √ P7.2 Pasien menggunakan obat yang tidak diperlukan √ P7.3 Pasien makan-makanan yang berinteraksi dengan obat √ P7.4 Penyimpanan obat oleh pasien tidak tepat √ P8 Lain-lain P8.1 Lain-lain,sebutkan P8.2 Penyebab tidak jelas √Intervensi I0 Tanpa Intervensi √ I1 Pada Tataran Penulis Resep I1.1 Hanya memberi informasi kepada penulis resep √
I1.2Menanyakan atau mengkonfirmasikan MTO kepada penulis resep √
I1.3 Intervensi diajukan, disetujui oleh penulis resep √ I1.4 Intervensi diajukan, tidak disetujui oleh penulis resep √ I1.5 Intervensi diajukan, hasil tidak diketahui √ I2 Pada Tataran Pasien I2.1 Konseling pengobatan pasien √ I2.2 Penyediaan informasi tertulis √ I2.3 Pasien dirujuk ke penulis resep √ I2.4 Dibicarakan dengan anggota keluarga/pemberi perawatan √ I3 Pada Tataran Obat I3.I Mengubah jenis obat √ I3.2 Mengubah dosis obat √ I3.3 Mengubah Formulasi Obat √ I3.4 Mengubah aturan penggunaan obat √ I3.5 Obat dihentikan √ I3.6 Obat baru mulai diberikan √ I4 Lainnya
42
I4.1 Intervensi lainnya (sebutkan) √ I4.2 Efek Samping dlaporkan kepada pihak yang berwenang √ H0 Hasil Intervensi tidak diketahui H0.0 Hasil Intervensi tidak diketahui √ H1 Masalah terselesaikan dengan tuntas H1.0 Masalah terselesaikan secara tuntas √ H2 Masalah terselesaikan Sebagian H2.0 Masalah terselesaikan Sebagian √ H3 Masalah Tidak Terselesaikan
H3.1Masalah tidak terselesaikan, kerja sama dengan pasien kurang √
H3.2Masalah tidak terselesaikan, kerja sama dengan penulis resep √
Kurang H3.3 Masalah tidak terselesaikan, intervensi tidak efektif √
H3.4 Tidak ada kebutuhan atau kemungkinan untuk menyelesaikan √
masalah
2) Drug Related Problem (DRP) yang terkait obat dalam resep meliputi :
Kategori Uraian DRP Cara Mengatasi
Obat tanpa indikasi - -
Indikasi tanpa obat - -
Obat tidak sesuai - -
Dosis kurang - -
Dosis berlebih - -
Reaksi tidak diinginkan
- -
Interaksi Obat Ketoprofen+AsamMefenamatKetoprofen akan meningkatkan efek asam mefenamat dengan kompetensi pada kliren di ginjal
Dianjurkan melakukan pemantauan dan gunakan kombinasi dengan hati-hati.
43
8. PLANPlan yang dilakukan pada kasus pengobatan ini meliputi :
a. Memberikan alternatif terapi, memodifikasi dosis atau interval pemberian.
b. Mengedukasi pasien.
c. Pemeriksaan laboratorium.
d. Perubahan pola makan atau penggunaan nutrisi parenteral/enteral.
e. Melakukan pemeriksaan parameter klinik sesering mungkin untuk
mengetahui perekembangan pasien terhadap pengobatan yang dilakukan.
9. MONITORING
Nama Obat Subjective Therapeutic Subjective Toxic Objective
Therapeutic Objective Toxic
Asam Mefenamat
Gejala nyeri yang dialami
pasien berkurang
Kecemasan, agitasi, ansietas, penurunan
penglihatanTidak Ada Memantau fungsi
ginjal
Profenid
Gejala nyeri yang dialami
pasien berkurang
Mual dan muntah, nefrotoksisitas,
neuropati sensorik perifer, ototoksisitas,
disfungsi saraf
Tidak ada Memantau fungsi hati, pencernaan
Transamin
Gejala pendarahan yang dialami
pasien berkurang
Gangguan pencernaan, mual, muntah, anoreksia,
sakit kepala.
Tidak ada
Memantau terjadinya gejala hypotensi, mual
dan muntah.
Omeprazole
Gejala mual yang dialami
pasien berkurang
Diare, nyeri lambung, mual, dan sakit kepala Tidak ada Tidak ada
Carboplatin
Dapat dilihat melalui data laboratorium
pasien
Anemia, mual, muntah,
trombositopeniaTidak ada Tidak Ada.
Avastin
Dapat dilihat melalui data laboratorium
pasien
Mual, muntah, nyeri perut Tidak ada Tidak Ada
Ceftriaxone Gejala infeksi yang dialami
pasien Dermatitis kulit, diare,
peningkatan
Tidak ada Tidak ada
44
berkurang
transaminase pada hati, eosinophilia, thrombositosis,
leukopenia
10. Konseling
a. Saya perkenalkan diri terlebih dahulu sebagai seorang apoteker
b. Saya persilahkan keluarga ibu yulia untuk duduk dan menanyakan
identitas ibu yulia kepada keluarganya, kemudian saya bertanya apakah
ibu yulia ada waktu sebentar untuk konseling obat yang diperolehnya.
c. Setelah ibu yulia merasa nyaman dan tidak keberatan untuk diberikan
konseling tentang obat yang diperolehnya dan konseling dapat dimulai.
Ibu yulia merupakan pasien rawat inap di RSUP Fatmawati sehingga hal -
hal yang dikonselingkan tidak terlalu banyak. Selanjutnya saya bertanya
kepada keluarga ibu yulia apa gejala-gejala yang dirasakan terkait
penyakitnya tersebut dan sejak kapan gejala-gejala tersebut muncul dan
bagaimana cara dia mengatasi gejala-gejala itu sebelum periksa ke dokter.
d. Selanjutnya saya menjelaskan tentang pengobatan kemoterapi yang di
gunaka ibu yulia, efek pengobatan kemoterapi yang dialami oleh ibu yulia
dan hal-hal yang perlu diperhatikan pasca menjalani kemoterapi.
e. Kemudian beritahu keluarga ibu yulia tentang hal-hal yang harus
diperhatikan untuk mengurangi luasnya paparan kanker melanoma, selain
dengan kemoterapi, seperti mengurangi paparan sinar matahari langsung,
olah raga yang teratur, pola makan yang baik dan istirahat yang cukup.
f. Terakhir saya ucapakan terimakasih kepada ibu yulia atas waktunya dan
nomer telpon saya supaya apabila ada yang tidak dimengerti keluarga ibu
yulia maka keluarga ibu yulia dapat bertanya via telpon.
9. PEMBAHASAN
45
Berdasarkan data subjektif yang tercatat dalam rekam medis, kondisi pasien
selama di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dalam kondisi sadar, dan keluhan
yang dialami pasien yaitu pendarahan yang disertai pusing dan mual-mual.
Data obyektif merupakan pendokumentasian hasil observasi pada pasien yang
terdiri atas pemeriksaan fisik (tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi dan
kecepatan pernafasan), pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik
lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dapat terukur. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis pasien dan data yang berhubungan dengan
diagnosis, mengacu pada hasil pemeriksaan sebelumnya.
Pasien didiagnosis menderita Kanker Ovarium. Berdasarkan terapi yang
diberikan, maka dilakukan penilaian sebagai berikut pasien diberikan Asam
mefenamat dan profenid digunakan sebagai antiinflamasi drugs karena pasien
mengeluhkan nyeri pada bagian perut pada sisi bawah dan nyeri pada anus.
Transamin injeksi diberikan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi pada
pasien, sedangkan ceftriaxone diberikan untuk mengurangi infeksi yang terjadi
saat pendarahan. Omeprazole digunakan untuk pre medikasi kemoterapi untuk
mengurangi asam lambung kemudian diberikan obat sitostatik seperti avastin, dan
carboplatin yang digunakan untuk mengobati kanker ovarium dan pasien juga
diberikan infus NaCl 0,9% sebagai pengganti kehilangan cairan tubuh, sehingga
tubuh memiliki energi kembali untuk melakukan metabolismenya dan juga
sebagai sumber kalori.
Analisis masalah terkait obat adalah :
i. Pada kasus ini tidak terdapat indikasi yang tidak terobati. Semua indikasi
(diagnosis dan keluhan) mendapatkan obat yang sesuai dengan indikasinya.
ii. Pemberian obat tanpa indikasi : tidak ada
iii. Pemilihan obat tidak tepat : tidak ada
iv. Dosis terlalu tinggi : tidak ada
v. Dosis terlalu rendah : tidak ada
vi. Reaksi obat yang tidak dikehendaki : tidak ditemukan adanya gejala reaksi obat
yang tidak dikehendaki selama masa terapi pasien.
vii. Interaksi obat : Ada (ketoprofen+asam mefenamat)
46
Planning yang dapat dilakukan oleh Apoteker sehubungan dengan terapi pasien
adalah sebagai berikut : Kepada pasien menganjurkan untuk minum obat sesuai
anjuran dokter, tidak menambah dosis atau menghentikan obat secara mendadak
tanpa konsultasi dengan dokter, dan laporkan kepada dokter, perawat atau
apoteker apabila terjadi efek samping.
Kepada perawat, memberikan info kepada perawat tentang obat-obatan apa saja
yang digunakan pada terapi pasien beserta dosis juga aturan pemakaiannya
sehingga pemantauan dapat lebih maksimal, memberitahukan tentang efek
samping obat yang mungkin terjadi, dan monitor tekanan darah, pernafasan, nadi,
suhu serta perkembangan kesehatan pasien.
Kepada dokter, mendiskusikan terkait interaksi obat yang terjadi, mendiskusikan
dengan dokter efek samping yang mungkin terjadi dari obat yang diminum pasien.
10. KESIMPULAN
Dalam kasus ini parameter pemantauan pasien yang dapat dilakukan ialah
memeriksa kondisi fisik pasien (tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi, dan
pernafasan), pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan diagnostik lainnya untuk
memastikan tepat atau tidak terapi yang diberikan kepada pasien setelah pasien
mendapatkan terapi hingga pasien diperbolehkan perawatan rawat jalan. Dalam
kasus ini, DRP yang terjadi adalah interaksi asam mefenamat dengan ketoprofen
meskipun interaksi obat ini tidak terjadi tapi kemungkinan efek lain muncul dapat
terjadi karena interaksi kedua obat tersebut.
47
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pedoman Pemantauan Terapi Obat. Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik. Jakarta.
Anonim. 2012. Drug Information Handbook Edisi 21. American Pharmacists
Association.
Anonim. 2015. Drug Interaction Program. www.drugs.com
Anonim. 2015. Drug Information Program. www.mims.com
Akbar, Muhammad. 2014. Laporan Tugas Khusus Pemantauan Terapi Obat
Pasien Tuberculosa RS Hasan Sadikin. Universitas Jenderal Achmad
Yani. Bandung.
Katzung, B. G, 2013. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 8. Salemba Medika.
Jakarta.
Zaman, Nanizar., Joenoes. 2009. Ars Prescribendi. Resep yang Rasional.
No Nama Obat Dosis Literatur Dosis diberikan Keterangan 1 Neurobion 5000 Kasus berat 1 ampul/ hari melalui injeksi IM intragluteal dalam 1 amp/ 24 jam sesuai 2 Citicoline Neuroprotective: Dosis untuk terapi stroke dengan pembekuan darah: 500-
2000 mg/hari 2 X 1000 Sesuai
3 Parasetamol Dewasa Oral : 325 – 650 mg jika perlu setiap 4-6 jam. DM dewasa tidak boleh melebihi 4g/hari
500 mg jika suhu tubuh 37,30C
Sesuai
4 Reotal 200-300 mg dalam 250-500 mL cairan infus untuk 120-180 menit setiap pagi dan malam. Tidak lebih 1200 mg/24 jam
300 mg/12jam Sesuai
5 Novorapid 0,5-1 unit/kg/hari 3x4 Unit Tidak sesuai 6 Lovenox 1 mg/kg subcutaneously every 12 hours 2x0,6
(60 mg/0,6 mL) Sesuai
7 Ranitidin 50 mg setiap 6-8 jam 2x1 amp (50mg/ampul)
Sesuai
8 Ceftriaxone >12tahun dosis 1-2 g/hari 1 gr/12 jam Sesuai 9 Aspillet stroke iskemik akut dalam waktu 48 jam dari onset gejala harus diberikan
aspirin (160-325 mg / hari) 2x1 tab(80 mg)
Sesuai
10 Neurodex 2-3 tab/hari 2x1 tab Sesuai 11 Asam
traneksamat 500-1000 mg IV atau 500-2500 IV drip 500 mg/8 jam Sesuai
12 Simvastatin Initially dose : 10 mg/hari. Berat sampai sedang 5 mg/hari. Maksimal 40 mg/hari