TUGAS KEWIRAUSAHAAN ANALISA USAHA PETERNAKAN PEMBIBITAN BABI DISUSUN OLEH : • Wayan Gede Pariska Putra 1109005039 • I Kadek Andi Jaya Wiryanata 1109005044 • P. Vindhy Chempaka Putri 1109005054 • Dewa Gede Agung Widyadnyana 1109005079 • Agus Wawan Darmawan 1109005084 • Komang Suciani Paramita 1109005102 • Ni Kadek Nining Laksmi Dewi 1109005105 • Made Adi Parama Putra 1109005113 • I Wayan Nova Ardinata 1109005114 • Komang Agus Bayu PP 1109005118 • Ni Kadek Melinda Maya Dika 1109005121
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
ANALISA USAHA
PETERNAKAN PEMBIBITAN BABI
DISUSUN OLEH :
• Wayan Gede Pariska Putra 1109005039• I Kadek Andi Jaya Wiryanata 1109005044
• P. Vindhy Chempaka Putri 1109005054
• Dewa Gede Agung Widyadnyana 1109005079
• Agus Wawan Darmawan 1109005084
• Komang Suciani Paramita 1109005102
• Ni Kadek Nining Laksmi Dewi 1109005105
• Made Adi Parama Putra 1109005113
• I Wayan Nova Ardinata 1109005114
• Komang Agus Bayu PP 1109005118
• Ni Kadek Melinda Maya Dika 1109005121
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Babi merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan karena memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang menguntungkan
antara lain : laju pertumbuhan yang cepat, jumlah anak per kelahiran (litter size) yang tinggi,
efisiensi ransum yang baik (75-80%) dan persentase karkas yang tinggi (65-80%) (Siagian,
1999). Selain itu, babi mampu memanfaatkan sisa-sisa makanan atau limbah pertanian menjadi
daging yang bermutu tinggi. Karakteristik reproduksinya unik bila dibandingkan dengan ternak
sapi, domba dan kuda, karena babi merupakan hewan yang memiliki sifat prolifik yaitu jumlah
perkelahiran yang tinggi (10-14 ekor/kelahiran), serta jarak antara satu kelahiran dengan
kelahiran berikutnya pendek. Babi merupakan salah satu sumber protein hewani bagi masyarakat
Indonesia. Karkas merupakan bagian utama dari ternak penghasil daging. Kualitas karkas pada
dasarnya adalah nilai karkas yang dihasilkan ternak berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh
konsumen yaitu karkas yang mengandung daging maksimal dan lemak minimal serta tulang yang
proporsional, hal ini dapat dilihat dari persentase karkas yang tinggi, tebal lemak punggung yang
tipis dan luas daging mata rusuk yang besar. Persentase karkas babi adalah yang terbesar
dibandingkan lemak lain yaitu 75% dari bobot hidupnya, hal ini disebabkan kulit dari keempat
kakinya adalah termasuk dalam karkas babi kecuali kepala dan jeroan. Selain itu juga permintaan
daging babi yang cukup tinggi sebesar 7,11 % yakni pada tahun 2002 sebanyak 164,491 ton naik
menjadi 177,093 ton pada tahun berikutnya, sedangkan peningkatan populasi babi hanya sebesar
3,63 % yakni dari 5.926.807 ekor menjadi 6.150.535 ekor (Dirjen Bina Produksi Peternakan,
2003), hal ini menunjukan bahwa babi mempunyai peranan yang cukup besar dalam mensuplai
kebutuhan daging walaupun dengan keterbatasan konsumen serta dapat mendorong semakin
potensialnya peternakan babi. Dari semakin meningkatnya kebutuhan babi sehingga tidak salah
jika menilik peluang tersebut menjadi suatu usaha yang menjanjikan, membuat usaha pembibitan
babi yang nantinya bias memenuhi kebutuhan akan daging babi.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan masalah yang ada, maka kelompok kami merumuskan beberapa masalah berikut ini:
1. Berapa pengeluaran usaha pembibitan babi selama satu tahun?
2. Berapa pemasukan usaha pembibitan babi selama satu tahun?
3. Berapa kerugian atau keuntungan yang diperoleh usaha pembibitan babi selama satu tahun?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari kelompok kami untuk mengadakan pengamatan tentang ternak pembibitan
babi ini adalah menyelesaikan tugas yang diberikan dosen mata kuliah kewirausahaan,
mengingat dunia veteriner juga bersangkutan dengan usaha-usaha seperti peternakan. Juga agar
masyarakat paham mengenai untung, rugi dan metode suatu peternakan pembibitan babi.
1.4 MANFAAT
Manfaat dari pembuatan tugas ini adalah untuk lebih mengetahui bagaimana memulai
menjalankan, mempetahankan suatu usaha khususnya usaha yang menyangkut mengenai dunia
peternakan. Masyarakat dapat mengaplikasikan pengetahuan berdasarkan informasi yang
didapat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Perkembangan Babi
Babi merupakan binatang yang dari dahulu telah dipelihara, dibudidayakan, dan
diternakan untuk tujuan tertentu utamnya untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau protein
hewani bagi manusia. Ditinjau dari pola makanannya, babi termasuk hewan omnivore, yaitu
hewan pemakaan segala jenis pakan, baik yang berasal dari binatang atau tumbuh-tumbuhan.
Karena pola makannya yang dapat memanfaatkan berbagai jenis sumber pakan tersebut babi
dapat dipelihara secara ekstensif di berbagai tempat dengan memanfaatkan berbagai sumber
pakan. Karena itu pula tidak jarang babi diberi makan sisa-sisa makanan manusia atau berbagai
jenis limbah, hal tersebut terkait dengan kemampuannya untuk memanfaatkan sumber pakan
yang kualitas gizinya rendah sehingga dapat dikatakan bahwa pemeliharaan ternak babi relative
mudah ditinjau dari segi penyediaan pakan. Ditinjau dari segi produktivitas, babi merupakan
hewan yang peridi, yang mampu menghasilkan banyak anak dalam setahun. Produktivitas seekor
induk babi ditentukan oleh jumlah anak yang lahir seperinduk. Dengan demikian, dalam waktu
yang tidak relatif lama peternak akan bisa memperoleh hasil dari usaha pemeliharaan ternak
babinya
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 DEFINISI BABI
Babi merupakan binatang yang diternakan untuk memenuhi kebutuhan akan daging atau
protein hewani bagi manusia. Ditinjau dari pola makanannya, babi termasuk hewan omnivore,
yaitu hewan pemakaan segala jenis pakan, baik yang berasal dari binatang atau tumbuh-
tumbuhan. Karena pola makannya yang dapat memanfaatkan berbagai jenis sumber pakan
tersebut babi dapat dipelihara secara ekstensif dan di berbagai tempat dengan memanfaatkan
berbagai sumber pakan. Karena itu pula tidak jarang babi diberi makan sisa-sisa makanan
manusia atau berbagai jenis limbah, hal tersebut terkait dengan kemampuannya untuk
memanfaatkan sumber pakan yang kualitas gizinya rendah sehingga dapat dikatakan bahwa
pemeliharaan ternak babi relative mudah ditinjau dari segi penyediaan pakan. Ditinjau dari segi
produktivitas, babi merupakan hewan yang peridi, yang mampu menghasilkan banyak anak
dalam setahun. Produktivitas seekor induk babi ditentukan oleh jumlah anak yang lahir
seperinduk. Dengan demikian, dalam waktu yang tidak relatif lama peternak akan bisa
memperoleh hasil dari usaha pemeliharaan ternak babinya
3.2 SELEKSI PADA INDUK BABI BAKALAN
1. Seleksi Memilih Babi Bakalan Induk
Dara pengganti induk harus di pilih dengan cermat dan sungguh – sungguh .babi dara ini
paling sedikit harus sebaik induk yang di gantikannya dan di inginkan yang lebih superior dalam
hal produktivitas dan kualitas dan performens yang potensial yang dapat diteruskan keturunanya.
Calon – calon induk harus :
1) subur menghamil anaknya
2) sanggup mengasuh anak- anaknya
3) berasal dari yang berkualitas genetis yang baik.
Kriteria seleksi yang di berlakukan bagi babi dara termasuk perkembangan kelenjar
susu ,bentuk fisik , dan performans harus baik.
Perkembangan kelenjar susu
Babi dara perlu sekali memiliki minimum 12 putting normal yang berspasi dan berpasangan
baik sepanjang garis bawah perut .jumlah putting yang seharusnya dimiliki babi dara dapat di
periksa ulang sewaktu babi dara mencapai bobot babi potong .babi dara yang diduga memiliki
putting buta ,putting terbalik atau ketidaknormalan yang lain yang di temukan sewaktu mencapai
babi potong harus di afkir . putting yang tidak berfungsi pada saat babi dara melahirkan, jelas
akan mengurangi kesanggupan menyusukan anak yang banyak .Produktivitas babi dara akan
sangat rendah karena jumlah anak yang akan di sapih akan rendah oleh putting yang tidak
berfungsi . Oleh alasan ini maka perkembangan kelenjar susu harus diutamakan juga saat memlih
babi dara untuk bibit. segi pewarisan.
Kebaikan fisik
Kebaikan fisik harus di tinjau dari segi perwarisan genetis maupun kesaangupan bertahan
terhadap stress lingkungan. Babi dara yang tidak normal fisiknya dapat meneruskannya kepada
keturunanya. Terutama struktur kaki perlu mendapat perhatian karena hal ini langsung
berpengaruh terhadap performans betina .Bagi babi dara terutama hal ini penting karena ia harus
berdiri di lantai semen dan memikul berat pejantan saat kawin dan juga mengemban berat masa
bunting ,Seseorang dapat memperbaiki keadaan fisik ternaknya dengan mengafkir rernak yang
lemah kakinya.
Performans
Kreteria utama seleksi yang lain adalah perfprmans bagi dara ,yang meliputi khas seperti
kualitas karkas dan laju pertumbuhan dan keefisienan menggunakan makanan . seekor babi dara
pengganti harus memiliki kualitas karkas dan pertumbuhan yang lebih baik dari ternak biasa atau
rata – rata ternak .
Tahap Seleksi Induk :
1. Seleksi dari babi siap jual umur 5-7 bulan (kaki, perut, organ rep, temperamen,
pertumbuhan, TLP, FCR)
2. Telah divaksin Erysipelas, Leptospirosis parvovirus.
3. Kawinkan pada estrus ke 2 dan 3. Lama 114 +/- 4 hari.
Penanganan Induk Bunting :
Cek induk bunting atau tidak 21 hari kemudian
Cek Ultrasonic 30 hari setelah kawin
Induk Bunting 2 – 3 kg/hari air adlibitum
Induk di vaksin E. Coli, Erysipelas, Leptospirosis, parvovirus.
Penanganan Induk Melahirkan :
1. Induk melahirkan 2,5 – 3 jam/litter
2. Induk tersebut lahir berbaring
3. Isolasi dari babi lain
4. Siapkan guard rail/ crate untuk anak tidak tertindih, cold, bedding, penghangat.
5. Selama melahirkan diawasi trus.
Ciri Induk Babi Mau dan telah Melahirkan:
1. Gelisah, sering bangun tidur.
2. Menggit pintu/batang
3. Mengorek-ngorek lantai
4. Membuat sarang bila bahan ada
5. Adanya colostrum pada putting
6. Vulva bengkak turun
7. Keluarnya cairan uterus ketika mau keluar anak pertama
8. Proses melahirkan 15 menit/anak
9. Keluarnya plasenta jika anak semua keluar
10. Induk tidak langsung mau makan pada hari proses melahirkan.
Induk Babi Laktasi / Menyusui :
1. Laktasi bisa lebih dari 8 bulan
2. Usahakan 3 – 4 minggu
3. Keluar susu biasanya interval 45 menit
4. Induk total dapat mengontrol air susunya
5. Teat order biasanya 1 – 2 hari stlh lahir
6. Ikatan induk dengan anak dengan suara dan bau
7. Untuk fostering beda lahir ½ hari
8. Fostering untuk mengseragamkan berat anak
9. Produksi susu 10l/hari bantu dengan creep feeding untuk meningkatkan growth anak
10. Sediakan air minum induk 20 – 25 l/air
Waning to Remating/ Culling:
1. Untuk meningkatkan produktifitas induk
2. 2 minggu tidak estrus induk di culling
3. Induk biasanya 6 kali melahirkan stlah itu culling
4. Kontak jantan dan pencahayaan sangat membantu estrus
5. Much Feed and Water during mating
2. Pemilihan Pakan
Ransum babi dara
Pakan khusus babi dara disarankan diberikan selama sebelum dikawinkan dan 3-4 minggu
pertama sesudah kawin. Babi diberikan pakan untuk menimbulkan nafsu makan sebelum kawin
dan dikurangi menjadi 2 kg per hari sesudah kawin.
Indikasi:
Calon induk membutuhkan pakan yang kaya akan nutrisi agar memiliki ukuran tubuh yang
ideal sebelum dikawinkan, tidak gemuk ataupun kurus, mencapai berat badan minimal,
menunjukkan gejala birahi yang jelas dan bagi induk pasca sapih agar dapat dipertahankan
kondisi ideal untuk dikawinkan kembali.
Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak babi, sebab 60% dari seluruh
biaya dihabiskan untuk keperluan babi (bibit) dan 80% untuk keperluan babi fattening.
Walaupun secara alami babi makannya rakus, bahkan makan apapun dan tak ada yang ditolak
namun mereka perlu makanan dengan perhitungan yang betul demi memperoleh hasil yang
maksimal. Bahan-bahan makan harus mengandung zat-zat atau unsur-unsur yang diperlukan
babi yakni:
1. Karbohidrat (Hidrat arang) dan serat kasar
Karbohidrat penting bagi tubuh babi sebagai sumber kalori dan tenaga, kelebihan
karbohidrat disimpan di dalam hati dalam bentuk polycon atau diubah menjadi lemak disimpan
di dalam tubuh. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah : Jagung, Katul, Tapioka