REDESAIN RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK FISIKA UNIVERSITAS GADJAH
MADA DENGAN STUDI SIMULASI ECOTECTArio Bharata (34807) Binar
Listyana S (35059) Razdrizal Rizki E (35122) Johan Dwi W (35322) M.
Baghir F (35358) Prodi Fisika Teknik, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta ABSTRAK Kriteria utama suatu ruang sidang adalah
kejelasan berbicara (speech intelligibility) dari presentatornya.
Fungsi ruang ini memiliki kaitan erat dengan pengaruh waktu dengung
(reverberation time). Waktu dengung (RT60) yang optimal untuk ruang
sidang itu sendiri berkisar antara 0,51,0 detik. Salah satu studi
simulasi akustik yang mudah adalah menggunakan Ecotect, yang
merupakan software simulasi akustik yang cukup memadai untuk
melakukan pendekatan desain akustik ruang. Validasi hasil simulasi
terhadap hasil pengukuran lapangan dilakukan pada tahap uji
keandalan program. Ecotect mampu menawarkan desain konstruksi 3D
yang lebih fleksibel dan melakukan beragam analisis mulai dari yang
sederhana sampai pada enclosure yang kompleks bahkan sampai pada
aspek biaya. Studi simulasi Ecotect disini bertujuan untuk melihat
pengaruh waktu dengung terhadap variasi koefisien absorbsi material
penyusun ruang sidang.
PENDAHULUAN Ruang sidang merupakan ruang yang diperuntukan untuk
keperluan presentasi.
Untuk
mengetahui
kondisi
waktu
dengung ruang sidang JTF yang sebenarnya, kita melakukan
pendekatan studi simulasi Ecotect. Ecotect merupakan salah satu
Sebagai sebuah ruangan yang memiliki fungsi presentasi, ruang
sidang kejelasan perlu
program computational building performance simulation yang
menyediakan fasilitas untuk pendekatan desain akustik suatu ruangan
di samping juga untuk menganalisa pencahayaan, termal dan biaya.
Dengan graphic user interface yang dilakukan di bawah platform
windows, program ini menjadi designerfriendly. Khusus pada analisa
akustik, Ecotect tidak saja dilandasi dengan perhitungan analisa
waktu dengung yang berdasar pada rumus statistical reverberation
Sabine, Eyring serta Millington, namun juga dilengkapi dengan
analisa geometri akustik (acoustic particles)
mempertimbangkan
pengucapan
(speech inteligibility). Dalam hal ini, speech inteligibility
salah satunya dipengaruhi oleh reverberation time (RT60).
Reverbration time (RT60) adalah waktu yang diperlukan suara untuk
meluruh sebesar 60 dB. Kebutuhan waktu dengung (RT60) di setiap
ruang berbedabeda sesuai kebutuhan dan fungsi suatu ruang. Melihat
kebutuhan pada ruang sidang ini, diperkirakan waktu dengung yang
diperlukan adalah sekitar 0,51,0 detik.
REDESAIN RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK FISIKA UGM DENGAN STUDI
SIMULASI ECOTECT
yang dapat divisualisasikan baik secara 2 dimensi maupun 3
dimensi.
Analisis Matematis Waktu Dengung Penurunan tingkat suara biasa
dikenal
Berdasarkan software Ecotect
fungsi tersebut,
dan kita
manfaat dapat
dengan istilah waktu dengung (reverberation time). Penurunan ini
baik terjadi pada suara langsung yang terpengaruh oleh jarak
(energi suara terserap oleh udara), maupun merupakan hasil dari
multi refleksi suara yang dan
melakukan analisis waktu dengung pada ruang sidang dengan
dilandasi analisis stastical reverberation Sabine dan analisis
acoustic response. Dari hasil analisis ini, kita akan melihat
perkiraan waktu dengung pada ruang sidang, dan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhinya sehingga jika ruang sidang memiliki waktu
dengung yang tidak sesuai dengan standarnya, kita dapat
me-redesain
mengandung
fungsi
penyerapan
pemantulan. Di dalam ruang tertutup nilai waktu dengung
proporsional dengan volume ruang dan proporsional terbalik dengan
luas bidang serap (luas bidang ruang dikali koefisien
serapnya).Tiga rumus perhitungan waktu dengung yang biasa digunakan
di dalam analisa akustik adalah rumus Sabine, Eyring dan
Millington. Ringkasan ketiga rumus perhitungan waktu dengung:
ruang sidang agar dapat memenuhi standar waktu dengung ruangan
dengan melihat fungsinya.
KAJIAN PUSTAKA Standard Kualitas Suara Ruang Seminar
Tabel 1 : Rumus-rumus Waktu DengungSabine Absorption < 0.2
Millington < 0.2 dan
Eyring
Untuk mengetahui karakteristik akustik suatu bangunan misal
ruang sidang Jurusan Teknik Fisika UGM meliputi factor keras suara
(loudness), kejelasan suara (clarity) dan kehidupan suara
(liveness). Khusus untuk ruang siding yang lebih diprioritaskan
untuk persentasi, speech intelligibility yang baik untuk seluruh
pendengar secara merata adalah tujuan peracangan akustiknya.
Pengucapan kata yang terdengar secara jelas dan terpisah dengan
baik serta tidak terjadi pengucapan kata yang kabur, secara umum
merupakan fungsi waktu dengung. Waktu dengung yang optimal untuk
ruang sidang adalah 0,5 1,0 detik (Mehta, 1999) pada frekuensi
menengah (500Hz) dan tidak akan naik banyak untuk frekuensi
rendah.
Coefficients Equivalent area of the boundaries
1 -S.ln{1
Dimana daerah permukaan I [ koefisien absorbs Sabine dari
permukaan I pada frekuensi f
Ada dua variabel bidang penyerap suara yang mempengaruhi panjang
waktu dengung, yaitu luas dan koefisien serap. Semakin luas
material penyerap suara yang digunakan maka semakin pendek waktu
dengungnya. Besarnya koefisien serap
material beragam menurut frekuensi suaranya.
2
REDESAIN RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK FISIKA UGM DENGAN STUDI
SIMULASI ECOTECT
Jumlah pemakai juga termasuk sebagai faktor penyerap bunyi. Efek
Faktor Geometri Ruang pada Akustik Faktor geometri memegang peranan
yang penting di dalam mengatur waktu dengung. Perjalanan suara
(sound path) di dalam ruang menghasilkan panjang pendek suara yang
dipengaruhi oleh berulangnya suara terpantul dan nilai penyerapan
energi yang terjadi. Energi suara merupakan energi
perancangan waktu dengung. Volume dapat dispesifikasi dengan
volume per orang untuk memperoleh pendekatan desain waktu
dengung yang lebih ideal. Untuk ruang yang sangat besar dan
panjang, waktu dengung akan lebih dipengaruhi oleh jarak
(distance)
daripada efek pantul (depth) (Barron, 1993). Pada umumnya ruang
dengan dimensi yang besar (secara diagonal) akan mendukung
penciptaan suara resonansi frekuensi rendah. Sedangkan dari segi
volume, hal ini lebih berpengaruh pada pemenuhan ruang dengan
energi suara yang berefek pada intensitas suara (loudness sound
pressure). Pada ruang dengan volume yang besar sumber suara alami
manusia relatif sulit untuk memenuhi,
gelombang yang merambat melalui udara dan bergerak dengan
perilaku sesuai hukumhukum gerak gelombang. Suara mengalir dengan
kecepatan 343,7 m/s pada temperatur udara 200 C dan pada keadaan
langsung suara diterima oleh pendengar dalam waktu antara 0,01
sampai 0,2 detik. Selanjutnya, suara pantul yang terawal akan
datang secara tipikal dalam jangka waktu 50 milidetik. Energi suara
yang datang kemudian lemah dan amplitudo mengecil, reverberant yang
dikenal or dengan late istilah
sehingga biasanya dibantu dengan pengeras suara elektrik atau
loudspeaker. Mengatur bidang-bidang ruang dan menetukan
geometrinya merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas akustik ruang. Tata letak bidang-bidang rupa ruang harus
suatu diatur fungsi
sound
reflections.
sedemikian
sebagai
Mengkaji mengenai ruang audio, ukuran ruang dapat dilihat dalam
dua klasifikasi yaitu dimensi ruang (panjang, lebar dan tinggi) dan
volume (kubik). Dimensi dari ruang lebih berpengaruh pada ukuran
dan posisi bidang. Hal ini berlanjut mempengaruhi perjalanan suara,
pemantulan dan penyerapan serta posisi sumber suara dan pendengar.
Ruang
pemantul suara (reflector) dan penyerap suara (absorber).
ketiadaan Keteraturan bentuk-bentuk geometri bidang ruang,
pemusat
(convex), penyebaran bidang pantul dan serap serta pengatur
objek pemecah suara menjadi syarat untuk menciptakan distribusi
intensitas suara yang merata (diffuse). TUJUAN DAN LINGKUP STUDI
Studi simulasi Ecotect ini bertujuan untuk melakukan pendekatan
redesain waktu dengung ruang sidang terhadap fungsi akustik ruangan
tersebut.
dipertimbangkan sebagai resonator kompleks, sehingga
karakteristik frekuensi suara pantul bergantung pada bentuk dan
ukurannya, sedang nilai serap suara dipengaruhi oleh karakteristik
bahan. Volume ruang juga
dipertimbangkan sebagai pendekatan awal 3
REDESAIN RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK FISIKA UGM DENGAN STUDI
SIMULASI ECOTECT
METODOLOGI Bangunan Studi Auditorium Sebagai Obyek
Obyek studi dalam kasus ini adalah sebuah ruang sidang Jurusan
Teknik Fisika UGM. Rincian spesifikasi ruangan seperti tersebut di
bawah ini: Nama : Ruang Sidang JTF UGM Luas/Volume ruang : 91
m2/273 m3 Kapasistas : 26 tempat duduk Orientasi ruangan : Arah
hadap muka bangunan ke arah utara Komponen ruangan : Dinding bata
berplester Lantai ubin Plafond Gipsum Pintu kayu Jendela kacayang
bergorden Lemari kaca pada dinding depan Layar Meja dan kursi Studi
difokuskan pada ruang sidang sidang dengan kondisi jendela tertutup
rapat dengan 26 kursi dan 14 meja. Fungsi akustik ruang untuk
presentasi yang menggunakan perangkat penguat audio elektronik. Ada
dua speaker yang terletak di pojok-atas bagian belakang ruang ini
dan keduanya dijadikan sebagai source dalam simulasi ini. Tetapi
dalam simulasi, kami hanya menggunakan satu speaker yang terletak
di belakang atas ruang. Berikut desain ruang untuk simulasi :
Gambar 1. Model Ruang Sidang Tampak Atas dan Perspektif
Tahapan Penelitian: Tahapan pelaksanan pengkajian dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu: masalah
Tahap I : Pengukuran kualitas akustik (RT60) ruang sidang dengan
menggunakan model yang dibuat sesuai dimensi ruang sebenarnya.
Pengujian awal dilakukan dengan simulasi secara statistik, yang
menggunakan perhitungan rumus RT Sabine. Tahap II : Studi simulasi
dengan acoustic particles untuk mendukung pengambilan keputusan
guna perbaikan nilai waktu dengung. Redesain akustik auditorium
lebih ditekankan pada penentuan geometri dan posisi bidang-bidang
serap. Tahap III : Pengujian nilai waktu dengung, distribusi suara,
dan fleksibilitas desain terhadap jumlah pemakai pada model desain
dan beberapa model lain dengan variasi bidang serap pada plafond
(model Ceiling), 4
REDESAIN RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK FISIKA UGM DENGAN STUDI
SIMULASI ECOTECT
dinding (model Wall) dan pada lantai (model Floor) dimaksudkan
sebagai pembanding hasil perancangan ulang.
Simulasi Ecotect Desain Akustik a. Konstruksi Model
sebagai
Pendekatan
Lantai ubin (ConcFlr_Tiles_Suspended) Plafond
Gipsum(AcousticTileSuspended) Pintu kayu (SolidCore_PineTimber)
Jendela kaca yang bergorden (Fabric) Lemari kaca pada dinding depan
(Glass) Layar (Fabric) Meja dan kursi (Plywood)
c. Simulasi dengan Metode Statistik Kalkulasi dengan metode
statistik didasarkan pada rumus Sabine atau disebut sebagai cara
statistical reverberation. Rumus tersebut kemudian dapat
diaplikasikan untuk setiap band oktaf suara dan dilengkapi dengan
fasilitas untuk melihat efek jumlah tempat duduk dan jumlah
pemakai. Jumlah pemakai ruang yang ditetapkan sebesar 26 orang
dengan tipe kursi bahan Plywood. Untuk semua model dilakukan
variasi jumlah pemakai dengan memasukan nilai pemakai 0%, kemudian
untuk empat model terpilih dimasukkan sebesar 50% dan 100%. d.
Simulasi dengan Metode Acoustic Particles Untuk melaksanaan
kalkulasi existing acoustic particles dijalankan dengan cara
penyebaran acak bersudut datar 90 dan sudut tegak 90 menghadap ke
ruang pendengar. Jumlah garis suara yang dibangkitkan untuk setiap
kalkulasi sebesar 1000 unit (diasumsi sebanding luasan bidang)
dengan jumlah pantulan sebanyak 20 kali (normal pantulan berkisar 8
32 pantulan Ecotect document,2003).
Pengerjaan simulasi akustik dengan program Ecotect dimulai dari
membangun model denah ruang di Ecotect. Kemudian, bidang-bidang
plafond dapat dikonstruksikan dengan fasilitas gambar bidang
(plane). Karena analisa yang akan dilakukan adalah analisa akustik
ruang maka bentuk model yang dibutuhkan hanya berupa bentuk ruang
interiornya saja. b. Setting Simulasi Setelah model ini siap,
beberapa boundary conditions untuk melaksanakan simulasi dimasukkan
seperti tertera di bawah ini: 1. Sumber suara yang dipakai adalah
sebuah speaker yang berkarakteristik umum dengan kekuatan suara
sebesar 80 db sesuai pembangkit suara yang dilakukan pada saat
pengukuran lapangan. 2. Bidang-bidang ruang pada simulasi
menggunakan bahan yang sudah ada di ecotect dan dianggap mendekati
bahan sebenarnya, sebagai berikut : Dinding bata berplester
(BrickConcBlock Plaster)
Tabel 1. Tabel Koefisien Serap Material yang Dipakai :No 1 2 3 4
Jenis Material BrickConcblock Plaster ConcFlr_Tiles_Suspended
AcousticTilesSuspended SolidCore_PineTimber Frekuensi (Hz) 63 0,1
0,02 0,06 0,17 125 0,07 0,02 0,06 0,14 250 0,03 0,02 0,13 0,12 500
0,02 0,02 0,47 0,08 1000 0,02 0,03 0,91 0,08 2000 0,02 0,04 0,94
0,07 4000 0,03 0,07 0,78 0,06 8000 0,02 0,07 0,74 0,05 16000 0,03
0,09 0,7 0,04
5
REDESAIN RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK FISIKA UGM DENGAN STUDI
SIMULASI ECOTECT
5 6 7
Fabric Glass Plywood
0,43 0,05 0,43
0,4 0,05 0,4
0,34 0,02 0,34
0,25 0,01 0,25
0,19 0,01 0,19
0,15 0,02 0,15
0,14 0,01 0,14
0,12 0,01 0,12
0,11 0,02 0,11
6
REDESAIN RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK FISIKA UGM DENGAN STUDI
SIMULASI ECOTECT
Beberapa asumsi - asumsi tersebut dilakukan untuk penyederhanaan
kejadian akustik (acoustic phenomena), seperti terperinci di bawah
ini: 1. Untuk bentuk bidang yang kompleks akan disederhanakan.
Misal untuk meja dan kursi, digambarkan sebagai balok saja. 2.
Penyebaran suara dianggap sebagai sebuah paket energy (small sound
quanta) yang berjalan dengan gerakan lurus. 3. Energi suara dalam
hal ini merupakan sebuah fungsi matematis yang dapat dikalkulasi.
4. Berhubungan dengan penomena gelombang maka phasing dan
interference antar gelombang tidak diperhitungkan. 5. Koefisien
serap bahan tidak diperhitungkan terhadap sudut jatuh garis
suara.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
400 Hz 500 Hz 600 Hz 700 Hz 800 Hz 900 Hz 1000 Hz
2,1 s 2,4 s 2,6 s 2,7 s 2,8 s 3,0 s 3,2 s
2,0 s 2,4 s 2,5 s 2,6 s 2,8 s 2,9 s 3,1 s
1,8 s 2,0 s 2,2 s 2,3 s 2,5 s 2,6 s 2,7 s
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Studi Simulasi dan Validasi
Untuk ruangan yang digunakan untuk persentasi, membutuhkan waktu
dengung antara 0,5 detik sampai 1 detik, yang mana pada frekuensi
500 Hz. Pada percobaan simulasi ruang sidang Jurusan Teknik Fisika
UGM, pada frekuensi 500 Hz dengan metode sabine menghasilkan waktu
dengung 2,4 detik, Noris-Eyring 2,4 s, dan Milington-sette 2 s.
Yang mana metode Milington-sette mempunyai waktu dengung yang lebih
mendekati 1 detik. Sehingga rancangan ruang sidang Jurusan Teknk
Fisika UGM yang ada pada saat ini belum memenuhi standar untuk
digunakan sebagai ruang persentasi karena nilai waktu dengung yang
dihasilkan masih diluar rentang yang ditentukan yaitu 0,5 detik
sampai 1 detik. Pengidentifikasian Letak Absorber Untuk
mengakomodasi kebutuhan penganalisaan pengaruh posisi bidang serap
terhadap waktu dengung, maka perlu memperhatikan perjalanan suara
di dalam ruang. Dengan menggunakan fasilitas Animated Rays,
perjalanan suara beserta waktu tempuh garis suara dalam ruang dapat
dilacak dan dipakai untuk menentukan bidang-bidang ruang yang akan
didesain sebagai bidang pantul atau serap. Penentuan bidang serap
yang akan dipasang didasarkan pada dua pertimbangan. Pertama,
mengurangi panjang perjalanan suara dengan meredam energinya
sehingga garis suara yang memiliki kemungkinan terpantul berulang
karena dua bidang pantul yang rapat (ruang dengan bentuk empat
persegi panjang) akan diserap guna menghindari efek gaung atau
gema. Kedua, suara pantul diharapkan 7
Gambar 2. Respon Akustik Sebelum Redesain Ruangan Dari hasil
analisis dengan menggunakan metode acoustic response dapat dibentuk
tabel sebagai berikut : Tabel 2. Perbandingan Waktu DengungNo. 1.
2. 3. Frekuensi 100 Hz 200 Hz 300 Hz Sabine 0,6 s 1,0 s 1,6 s
NorisEyring 0,55 s 1,0 s 1,5 s Milingtonsette 0,5 s 0,9 s 1,4 s
REDESAIN RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK FISIKA UGM DENGAN STUDI
SIMULASI ECOTECT
tiba pada pendengar selambat-lambatnya dengan waktu tempuh 50
mdet dan telah melemah energinya guna meningkatkan speech level dan
speech intelligibility serta mengurangi ketegangan suara hasil
saling bertabrakan maupun pengaburan suara (blurr).
Gambar 3 menunjukkan waktu pergerakan suara dalam ruangan dalam
ms (milisecon). Pada Gambar 3a garis suara yang bergerak horisontal
ke arah samping depan akan mengalami refleksi pada dinding samping
kiri dan kanan, sehingga memiliki kemungkinan untuk terpantul
berulang pada bidang dinding yang berhadapan. Selanjutnya
memperhatikan garis suara yang jatuh pada bidang dinding depan,
terlihat dari Gambar 3a waktu tempuh direct sound menuju pendengar
(bagian depan dan tengah) sebesar 37,1 ms. Nilai ini tidak melewati
batas waktu tempuh yang diinginkan, yaitu 50 ms. Memperhatikan
garis suara secara vertikal, kembali terlihat dari Gambar 3b, suara
yang jatuh pada bidang plafond dan dasar (lantai, meja, dan kursi)
akan terpantul secara berulang pada kedua bidang tersebut. Untuk
itu plafond dan lantai perlu dikonstruksikan dengan bahan serap.
Bahan serap yang digunakan adalah sejenis gabus (Cork) untuk
plafond dan lantai dilapisi carpet (ConFlr_Carpeted_Suspended).
Berikut nilai koefisien absorbsi bahan yang diubah pada ruang
sidang. Garis suara mencapai pendengar (di tengah ruangan) setelah
mengalami pantulan dari plafond dan dasar setelah sekitar 39 ms.
Setelah dilakukan perubahan bahan pada plafond dan lantai, waktu
dengung sudah dapat dikatakan memenuhi syarat, yaitu antara 0,5s
1s. Oleh karena itu, perubahan lapisan dinding samping (kiri dan
kanan) tidak diperlukan, walaupun garis suara mengalami pemantulan
pada dinding samping.
Gambar 3a.
Tampak Atas Jejak Perjalanan Suara
Gambar3b. Tampak Samping Perjalanan Suara
Jejak
Tabel 3. Nilai Koefisien Absorbsi Bahan yang DiubahNo 1 2 Cork
ConcFlr_Carpeted_Suspended Jenis Material Frekuensi 63 0,43 0,04
125 0,4 0,05 250 0,34 0,10 500 0,25 0,23 1000 0,19 0,41 2000 0,15
0,61 4000 0,14 0,69 8000 0,12 0,71 16000 0,11 0,65
8
REDESAIN RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK FISIKA UGM DENGAN STUDI
SIMULASI ECOTECT
Hasil Studi Redesain Ruang Sidang
500 Hz 1k Hz 2k Hz 4k Hz 8k Hz 16k Hz
0.66 0.58 0.47 0.40 0.37 0.38
0.64 0.56 0.46 0.40 0.37 0.37
0.62 0.55 0.45 0.40 0.36 0.37
Gambar 2.
Respon Akustik Setelah Redesain Ruangan
Dari hasil simulasi ecotect diatas, waktu dengung optimum yang
diperoleh adalah 0.62, yaitu pada frekuensi 500Hz. Tabel 4.
Pengaruh Jumlah Pemakai terhadap Waktu DengungRT(60) 0.50 0.53 0.57
0.62 0.55 0.45 0.40 0.36 0.37
Frekuensi 63Hz 12 Hz 250Hz 500 Hz 1kHz 2kHz 4kHz 8kHz 16kHz
Berdasarkan simulasi ecotect, dengan memvariasikan jumlah
kehadiran pendengar, diperoleh informasi, pada kehadiran
(percentage occupied) 0%, 50%, dan 100%, semakin besar persentasi
kehadiran, waktu dengung mengalami penurunan. Perubahan nilai RT60
ruang akibat perubahan nilai kehadiran minimal yaitu 0s pada
frekuensi 4kHz dan maksimal yaitu 0,04 s pada frekuensi 250Hz.
Perubahan nilai ini dianggap tidak begitu mempengaruhi nilai RT60
ruang. Penurunan waktu dengung ini, menunjukan bahwa pendengar
menyerap suara pada ruangan tersebut di setiap frekuensi.
KESIMPULAN Kualitas akustik suatu ruangan, salah satunya ditentukan
dari nilai waktu dengung (RT60) yang bergantung pada besar absorbsi
suara pada ruang. Untuk mengidentifikasinya, dilakukan simulasi
menggunakan software Ecotect untuk Ruang Sidang JTF UGM, ternyata
nilai RT60 yang dihasilkan diluar range yang diinginkan, yaitu
antara 0,5 1 s. Oleh karena itu dilakukanlah redesain pada ruang
ini. Beberapa komponen dalam ruang diubah untuk mendapatkan nilai
absorbsi yang optimal untuk menurunkan nilai RT60, yaitu bagian
plafond, dengan bahan Cork dan lantai dibuat berkarpet. Setelah
dilakukan redesain, nilai otimum RT60 turun menjadi 0,62s, dan
nilai ini berada di dalam range yang diinginkan sebagai ruang
presentasi. Fleksibilitas ruangan pun dinilai cukup bagus. Artinya
perubahan nilai RT60 ruang akibat perubahan nilai kehadiran, tidak
begitu besar yaitu berkisar 0-0,04 s.
Hasil ini menunjukan ruang sidang telah memiliki waktu dengung
yang baik sesuai dengan kriteria waktu dengung untuk speech adalah
sekitar 0.5-1.0 sekon. Sangat berbeda dengan hasil analisis
sebelumnya ketika sebelum dire-desain, dimana sebelumnya RT pada
frekuensi 500 Hz adalah 1.62 sekon. Penentuan koefisien absorpsi
yang tepat, dilakukan agar waktu dengung pada ruang sidang berada
antara 0.5-1 sekon. Pengaruh Jumlah Waktu Dengung Tabel 5. Pemakai
terhadap
Pengaruh Jumlah Pemakai terhadap Waktu DengungD 0% 0.51 0.54
0.61 D 50% 0.51 0.53 0.59 D 100% 0.50 0.53 0.57
Frekuensi 63 Hz 125 Hz 250 Hz
9
REDESAIN RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK FISIKA UGM DENGAN STUDI
SIMULASI ECOTECT
REFERENSI Kinsler, Lawrence E, Fundamentals of Acoustics,USA:
John Wiley &Sons Inc, 2000 Software Ecotect Analysis 2010
10