IV. POTENSI CADANGAN SUMBER ENERGI BARU TERBARUKANI. Tenaga
AirTenaga airbahasa Inggris: 'hydropower'adalahenergiyang diperoleh
dariairyang mengalir. Pada dasarnya, air di seluruh permukaan Bumi
ini bergerak (mengalir). Di alam sekitar kita, kita mengetahui
bahwa air memiliki siklus. Dimana air menguap, kemudian
terkondensasi menjadi awan. Air akan jatuh sebagai hujan setelah ia
memiliki massa yang cukup. Air yang jatuh di dataran tinggi akan
terakumulasi menjadi aliran sungai. Aliran sungai ini menuju ke
laut.Di laut juga terdapat gerakan air, yaitu gelombang
pasang,ombak, dan arus laut. gelombang pasang dipengaruhi oleh
gravitasi bulan, sedangkan ombak disebabkan oleh angin yang
berhembus di permukaan laut dan arus laut di sebabkan oleh perbedan
kerapatan (massa jenis air), suhu dan tekanan, serta rotasi
bumi.Tenaga air yang memanfaatkan gerakan air biasanya didapat dari
sungai yang dibendung. Pada bagian bawah dam tersebut terdapat
lubang-lubang saluran air. Pada lubang-lubang tersebut terdapat
turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan air
menjadi energi mekanik yang dapat menggerakan generator listrik.
Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air disebut
"hydroelectric". Hydroelectric ini menyumbang sekitar 715.000 MW
atau sekitar 19% kebutuhan listrik dunia. bahkan di Kanada, 61%
dari kebutuhan listrik negara berasal dari Hydroelectric.Saat ini
para peneliti juga mencari kemungkinan hydroelectric yang berasal
dari arus laut dan gelombang pasang. Semoga hal tersebut berhasil
dan kita dapat memelihara Bumi yang kita cintai ini.Energi
Hidroelectrik adalah energi air. Air bergerak menyimpan energi
alami yang sangat besar, apakah air bagian dari sungai yang
mengalir atau ombak di lautan. Bayangkan kekuatan merusak dari
sungai yang merusak tempat penyimpanannya dan menyebabkan banjir
atau ombak tinggi yang merusak garis pantai pendek dan kamu dapat
memvisualisasikan jumah kekuatan yang terlibat. Energiini dapat
dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi listrik, dan pembangkit
listrik tenaga air tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ini
juga merupakan sumber energi terbarukan karena air secara terus
menerus mengisi ulang melalui siklus hidrologi bumi. Semua sistem
hidroelectrik membutuhkan sumber air mengalir tetap, seperti sungai
atau anak sungai, tidak seperti tenaga matahari dan angin, tenaga
ini dapat menghasilkan tenaga terus menerus selama 24 jam setiap
harinya.1.1. Tenaga Ombak Dewan Energi Dunia memprediksikan bahwa
tenaga ombak dapat menghasilkan dua terawatts energi setiap
tahunnya. Ini dua kali lipat dari produksi listrik dunia saat ini
dan setara dengan energi yang dihasilkan oleh 2000 pembangkit
listrik bertenaga minyak, gas, batubara dan nuklir. Total energy
terbarukan di dalam laut, jika dapat dimanfaatkan, akan dapat
memenuhi kebutuhan energy dunia lebih dari 5000 kali. Tapi hingga
kini pemanfaatan tenaga ombak masih bersifat teori. Bahkan
teknologinya masih belum dikembangkan, dan masih sangat awal untuk
memprediksikan secepat apa ini akanberkontribusi.1.2. Tenaga
SungaiPada tahun 2003, 16 persen listrik dunia diproduksi oleh
pembangkit listrik tenaga air. Tenaga air memanfaatkan energi air
yang bergerak dari tingkat tinggi ketingkat rendah (contoh, air
mengalir kebawah) makin besar jatuhnya air, makin cepat aliran air
maka makin besar listrik dapat dihasilkan,Sayangnya, bendungan yang
dapat beroperasi untuk tenaga air dapat menenggelamkan ekosistem.
Air membutukan komunitas hilir, petani dan ekosistem seharusnya
juga dihitung sebagai bagian komunitas.Lebih lanjut, energi air
dari bendungantidak bias diandalkan selama musim kering yang
panjang dan musim kemarau ketika sungai kering atau volumenya
berkurang. Bagaimanapun juga, sistem hidro skala kecil dapat
menghasilkan listrik cukup besar tanpa membutuhkan bendungan yang
besar. Klasifikasi sebagai kecil, Mini, mikro, tergantung pada
berapa banyak listrik yang diproduksinya, sistem hidro kecil
menangkap energy sungai tanpa mengambil banyak air dari aliran
alaminya.Tenaga air berskala kecil merupakan sumber energi yang
ramah lingkungan dengan perkembangan yang potensial, tapi ini tidak
akan mencapai potensialnya kecuali kita memberikannya kesempatan.
Sumber daya energi tenaga air dikelompokkan dalam skala besar
(dapat dikembangkan untuk pembangkit listrik di atas 10 MW per
lokasi) dan skala mini/mikro (potensi pembangkitan tenaga listrik
kurang dari 10 MW). Potensi tenaga air Indonesia skala besar dan
skala mini/mikro diperkirakan masing-masing sebesar 75 GW dan 450
MW. Potensi tersebut tersebar cukup merata diberbagai wilayah
Indonesia. Wilayah yang memiliki potensi tenaga air terbesar adalah
Papua dengan total potensi sekitar 25 GW. Sumberdaya tenaga air
telah sejak lama dimanfaatkan untuk pembangkit listrik (PLTA,
pembangkit listrik tenaga air).Pemanfaatan sumberdaya tenaga air
saat ini masih relatif rendah yaitu 4,2 GW skala besar dan 84 MW
skala mini/mikro. Sebagian besar PLTA skala besar terletak di Pulau
Jawa sedangkan lokasi PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mini/mikro
Hidro) cukup tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pemanfaatan
sumberdaya tenaga air perlu terus dikembangkan terutama dengan
skema Pembangkit Skala Kecil Tersebar untuk memenuhi kebutuhan
listrik setempat. Kendala yang kemungkinan membatasi peningkatan
pemanfaatan tenaga air masa mendatang adalah kenyataan bahwa lokasi
sumberdaya tidak bertepatan dengan permintaan listrik.II. BNNSesuai
Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, pada
tahun 2025 konsumsi energi dari minyak bumi ditargetkan turun
menjadi kurang dari 20%. Sementara optimalisasi pemanfaatan batu
bara ditingkatkan menjadi lebih dari 33%, gas bumi lebih dari 30%,
biofuel lebih dari 5%, panas bumi lebih dari 5%, batu bara cair
lebih dari 2% dan energi baru terbarukan lainnya seperti biomassa,
nuklir, angin, tenaga surya menjadi lebih dari 5%.Angka-angka
tersebut mungkin menjadi acuan bagi postur energi nasional beberapa
tahun ke depan.Optimalisasi batu bara memang menjadi yang paling
rasional saat ini mengingat cadangan batu bara nasional masih
sekitar 5 miliar ton. Namun cadangan sebesar itu ternyata hanya
cukup untuk 45-50 tahun.Sementara cadangan gas bumi diperkirakan
akan habis lebih cepat yakni sampai 30 tahun ke depan. Eksplorasi
kedua sumber energi tersebut juga berpotensimengancam lingkungan
hidup karena aktivitas pertambangan batu bara dan gas bumi di
Indonesia masihdianggap banyak menyebabkan kerusakan lingkungan.
Maka postur sebesar33% untuk batu bara dan 30% untuk gas bumi
sebaiknya tidak dianggap sebagai prioritas utama untuk jangka
panjang.Lalu sumber energi apa yang pantas dikembangkan sebagai
sumber energi masa depan di Indonesia? Indonesia memiliki potensi
sumber energi baru terbarukan yang cukup besar dan beragam. Potensi
microhydro Indonesia diperkirakan sebesar 450 MW. Sementara panas
bumi menyimpan potensi sebesar 2300 MW dan baru dimanfaatkan
sepertiganya. Energi Nuklir menyimpan potensi yang jauh lebih besar
yakni menyentuh angka 3 GW.Ketiga sumber EBT di atas dapat menjadi
penyedia energi masa depan Indonesia. Namun pengembangan energi
microhydro, panas bumi dan nuklir memiliki kendala yang besar dari
aspek sosial yakni infrastruktur penunjang yang masih terbatas
terutama listrik yang mutlak dibutuhkan untuk menunjang ketiganya.
Krisis listrik masih kerap terjadi di berbagai wilayah Indonesia
yang ironisnya justru memiliki potensi ketiga EBT tersebut. Dari
aspek lingkungan pengembangan ketiga sumber energi tersebut,
terutama nuklir juga menghadapi isu yang tak sepele yakni masalah
keselamatan. Oleh karena itupengembangan sumber energi microhydro,
panas bumi dan nuklir di Indonesia sebenarnya tak sesederhana
menghitung nilai potensinya yang besar.2.1. Sumber Energi Masa
Depan Itu Bernama BBNSeperti disampaikan di atas bahwa banyaknya
potensi sumber energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki oleh
Indonesia tidak serta membuat sumber-sumber energi tersebut bisa
dengan mudah dikembangkan. Dengan kata lainpengembangan EBT tetap
harus memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan termasuk
konservasi agar dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya.Adalah
Bahan Bakar Nabati yang paling berpotensi dikembangkan sebagai
energi masa depan Indonesia.Bahan Bakar Nabati atau BBN adalah
bagian dari sumber energi biomassa yang di Indonesia potensinya
diperkirakan sebesar 50 GW. Bahan Bakar Nabati bukanlah istilah
baru karena di dalamnya termasuk bioetanol, biodiesel atau secara
kolektif disebut dengan biofuel. Sesuai namanya BBN atau minyak
nabati dikembangkan dari berbagai jenis tumbuhan lokal baik yang
sudah dibudidayakan sebagai pangan maupun yang belum
dibudidayakan.Kelapa, jarak pagar dan sawit adalah jenis-jenis
tumbuhan yang terbukti dapat menghasilkan biodiesel. Meskipun
demikian pemilihan kelapa sawit sebagai sumber penyedia biodiesel
membutuhkan pertimbangkan yang sangat teliti mengingat konstribusi
perkebunan sawit terhadap kerusakan hutan Indonesia juga tak kalah
besar. Oleh karena itu pengembangan BBN jenis bioetanol menjadi
lebih menguntungkan bagi Indonesia.Beberapa jenis tumbuhan penyedia
bahan bioetanol adalah singkong, ubi jalar, tebu, ganyong dan
rumput gajah. Jenis tumbuhan lainnya dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku bioetanol karena pada dasarnya semua tumbuhan mengandung
selulosa dan amilum/karbohidrat yang melalui proses hidrolisis baik
dengan azam maupun enzim dapat menghasilkan etanol.Tak hanya nilai
potensinya yang sangat besar, BBN sangat layak dikembangkan oleh
Indonesia mengingat keanekaragaman hayati yang tinggi dan kesuburan
tanah yang baik dimiliki negeri ini.Penggunaan BBN juga akan
membawa banyak keuntungan bagi Indonesia.Pengembangan BBNdapat
diintegrasikan dengan kegiatan ekonomi masyarakatkarena beberapa
tumbuhan yang menyimpan potensi sebagai penyedian BBN adalah
tanaman pangan maupun pakan ternak.Selain memanfaatkan tanaman
pangan, BBN juga dapat dihasilkan dari limbah pertanian.Dengan
melibatkan petani dan masyarakat pengembangan BBN dapat menaikkan
penghasilan petani dan mengurangi pengangguran.Pengembangan BBN
dapat diselaraskan dengan upayamewujudkan ketahanan dan
diversifikasi pangan.Pengembangan BBN yang baik juga akan
berkontribusi positif menunjang usaha konservasi lingkungan hidup
dan penghijauan.Sementara secara nyata pengembangaanBBN sebagai
sumber energi baru dapat mengurangi kertegantungan terhadap BBM.
Selain secara alamiah dapat terbarukan,BBN juga lebih ramah
lingkungan dan teknologinya sudah dikuasai oleh anak-anak
negeri.PengembanganBahan Bakar Nabati selaras dengan strategi
Pertamina dalam mewujudkan misinya yakni melaksanakan eksplorasi
dan produksi energi baru terbarukan salah satunya Biomassa dan
Biofuel. Dengan memulai menggalakkan proyek percontohan kawasan
khusus BBN, inventarisasi tumbuhan penyedia bahan baku, pembangunan
pabrik berbagai skala, Pertamina dapat mengembanganBBN sebagai
energi masa depan Indonesia.Bahan bakar nabati merupakan salah satu
jenis energi alternatif yang pengembangan dan pemanfaatannya
mendapat banyak perhatian dan dorongan, baik di Indonesia maupun
internasional. Dalam Energy Outlook Indonesia 2010 ini BBN yang
dipertimbangkan meliputi BBN untuk transportasi (biodiesel dan
bioethanol) dan BBN untuk substitusi BBM di pembangkit listrik dan
industri (energi termal). Saat ini pangsa BBN pada bauran pasokan
energi primer masih sangat rendah, hampir mendekati nol.Pasokan BBN
masa mendatang diperkirakan akan meningkat dengan pesat sebagai
hasil upaya-upaya pengembangan dan peningkatan pemanfaatan yang
secara terus menerus dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.
Berdasarkan Skenario Dasar, pasokan BBN 2010-2030 akan tumbuh
rata-rata 19,6% per tahun dari 2,3 juta SBM tahun 2010 menjadi 82,6
juta SBM tahun 2030. Karena volume pemanfaatan BBN saat ini masih
sangat rendah, pertumbuhan tahunan yang tinggi tersebut belum dapat
secara signifikan meningkatkan pangsa BBN di bauran pasokan energi
primer. Pangsa BBN pada bauran pasokan energi primer pada 2030
diperkirakan mencapai sekitar 1,8%, naik dari hanya 0,2% di tahun
2010. Menurut Skenario Security, pasokan BBN pada 2010-2030 akan
tumbuh rata-rata 23,9% per tahun dari 2,3 juta SBM tahun 2010
menjadi 166,9 juta SBM tahun 2030. Asumsi yang digunakan pada
Skenario Security adalah kebijakan mandatory BBN yang diberlakukan
sejak 2008 telah diimplementasikan. Pangsa BBN pada bauran energi
primer diperkirakan akan naik dari hanya 0,2% di tahun 2010 menjadi
4,3% di tahun 2030. Menurut Skenario Mitigasi, pasokan BBN pada
2010-2030 akan tumbuh sangat cepat, yaitu rata-rata 24,0% per
tahun, dari dari 2,3 juta SBM tahun 2010 menjadi 168,9 juta SBM
tahun 2030. Asumsi yang digunakan pada Skenario Mitigasi sama
dengan pada Skenario Security yaitu bahwa kebijakan mandatory BBN
yang diberlakukan sejak 2008 telah diimplementasikan. Pesatnya
penggunaan BBN sebagai substitusi BBM juga terkait dengan
upaya-upaya penurunan emisi GRK sehingga penggunaan energi
terbarukan lebih diutamakan dibandingkan energ fosil. Pangsa BBN
pada bauran energi primer tahun 2030 masih rendah yaitu 4,8%, naik
dari hanya 0,2% di tahun 2010.III. Energi Panas BumiEnergi panas
bumiadalahenergi panasyang terdapat dan terbentuk di dalamkerak
bumi.Temperaturdi bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya
kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai 5400C. Menurut
Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas BumiPanas Bumi adalah
sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air,
dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas
Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.Energi
panas bumi ini berasal dariaktivitas tektonikdi dalambumiyang
terjadi sejakplanetini diciptakan.Panasini juga berasal daripanas
matahariyang diserap olehpermukaan bumi. Selain itu sumber energi
panas bumi ini diduga berasal dari beberapa fenomena:1.
Peluruhanelemenradioaktifdi bawah permukaan bumi.1. Panas yang
dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam pusat
bumi.1. Efekelektromagnetikyang dipengaruhi olehmedan
magnetbumi.Energiini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan
ketikamusim dinginatauair) sejak peradabanRomawi, namun sekarang
lebih populer untuk menghasilkanenergi listrik. Sekitar 10 Giga
Wattpembangkit listrik tenaga panas bumitelah dipasang di
seluruhduniapada tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0.3%
totalenergi listrik dunia. Energi panas bumi cukup ekonomis
danramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat areaperbatasan
lapisan tektonik.Pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya dapat
dibangun di sekitar lempeng tektonik di mana temperatur tinggi dari
sumber panas bumi tersedia di dekat permukaan. Pengembangan dan
penyempurnaan dalam teknologi pengeboran dan ekstraksi telah
memperluas jangkauan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas
bumi dari lempeng tektonik terdekat. Efisiensi termal dari
pembangkit listrik tenaga panas umi cenderung rendah karena fluida
panas bumi berada pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan
dengan uap atau air mendidih. Berdasarkan hukum termodinamika,
rendahnya temperatur membatasi efisiensi dari mesin kalor dalam
mengambil energi selama menghasilkan listrik. Sisa panas terbuang,
kecuali jika bisa dimanfaatkan secara lokal dan langsung, misalnya
untuk pemanas ruangan. Efisiensi sistem tidak memengaruhi biaya
operasional seperti pembangkit listrik tenaga bahan bakar
fosil.Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga
biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi
panas bumi jenis lainnya. Energi panas bumi digunakan untuk sumber
energi Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi (PLTP). Saat ini
pasokan energi primer panas bumi masih sangat rendah. Pangsa panas
bumi pada bauran pasokan energi primer nasional hanya sekitar 0,5%.
Berdasarkan Skenario Dasar, pasokan energi panas bumi masa
mendatang akan meningkat cukup pesat. Pada 2010-2030 pasokan energi
panas bumi diperkirakan akan tumbuh rata-rata 9,8% per tahun, dari
10,2 juta SBM di tahun 2010 menjadi 66,2 juta SBM di tahun 2030.
Walaupun mengalami pertumbuhan cukup tinggi pangsa energi panas
bumi pada bauran pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih
rendah, yaitu hanya 1,4%. Berdasarkan Skenario Security pasokan
energi panas bumi 2010-2030 diperkirakan akan meningkat rata-rata
10,9% per tahun, dari dari 10,2 juta SBM di tahun 2010 menjadi 81,7
juta SBM di tahun 2030. Pangsa pasokan energi panas bumi pada
bauran pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih rendah,
yaitu hanya 1,4%. Pada Skenario Mitigasi pemanfaatan panas bumi
sangat didorong untuk mengurangi emisi GRK. Dengan demikian pasokan
energi panas bumi 2010-2030 diperkirakan akan meningkat pesat,
rata-rata 11,4 per tahun, dari dari 10,2 juta SBM di tahun 2010
menjadi 89,6 juta SBM di tahun 2030. Pangsa pasokan energi panas
bumi pada bauran pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih
rendah, yaitu hanya 2,5%.Energi panas bumi yang ada di Indonesia
pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi:1. Energi panas bumi "uap
basah"Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas
bumi yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat
digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik.
Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di
Indonesia dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang
mengandung sejumlah air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum
digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap basah yang keluar dari
perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang
pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 %
uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan
jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara
uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke
turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya
disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air
dalam tanah. 2. Energi panas bumi "air panas"Air panas yang keluar
dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut
"brine" dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan
mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab
dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit
tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis
ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air
panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat
penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk
menggerakkan turbin.Indonesia memiliki sumberdaya energi panas bumi
terbesar di dunia yaitu sekitar 27,6 GWe dengan cadangan terbukti
sebesar 2.288 MWe dan cadangan terduga diperkirakan mencapai 11.229
MWe (Badan Geologi, 2008). Sumberdaya panas bumi Indonesia tersebar
di 256 lokasi. Distribusi lokasi sumberdaya dan cadangan panas bumi
Indonesia diperlihatkan pada Tabel 3.1. Beberapa wilayah Indonesia
yang memiliki cadangan panas bumi besar adalah: Jawa Barat (1.535
MWe terbukti, 1.452 MWe terduga), Sumatera Utara (1.384 MWe
terduga), dan Lampung (1.072 MWe terduga) [sumber: RUKN 2008-2027,
2008].Pemanfaatan utama energi panas bumi adalah pembangkit litsrik
(Tenaga Panas Bumi, PLTP). Dibandingkan sumberdaya yang dimiliki,
kapasitas terpasang PLTP Indonesia masih rendah yaitu hanya 1052
MWe (4% dari total sumberdaya). Selain untuk pembangkit listrik
energi panas bumi dapat juga dimanfaatkan untuk penyediaan energi
thermal pada proses-proses pengolahan produk pertanian.Berdasarkan
Skenario Dasar, pasokan energi panas bumi masa mendatang akan
meningkat cukup pesat. Pada 2010-2030 pasokan energi panas bumi
diperkirakan akan tumbuh rata-rata 9,8% per tahun, dari 10,2 juta
SBM di tahun 2010 menjadi 66,2 juta SBM di tahun 2030. Walaupun
mengalami pertumbuhan cukup tinggi pangsa energi panas bumi pada
bauran pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih rendah,
yaitu hanya 1,4%. Berdasarkan Skenario Security pasokan energi
panas bumi 2010-2030 diperkirakan akan meningkat rata-rata 10,9%
per tahun, dari dari 10,2 juta SBM di tahun 2010 menjadi 81,7 juta
SBM di tahun 2030. Pangsa pasokan energi panas bumi pada bauran
pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih rendah, yaitu
hanya 1,4%. Pada Skenario Mitigasi pemanfaatan panas bumi sangat
didorong untuk mengurangi emisi GRK. Dengan demikian pasokan energi
panas bumi 2010-2030 diperkirakan akan meningkat pesat, rata-rata
11,4 per tahun, dari dari 10,2 juta SBM di tahun 2010 menjadi 89,6
juta SBM di tahun 2030. Pangsa pasokan energi panas bumi pada
bauran pasokan energi primer nasional di tahun 2030 masih rendah,
yaitu hanya 2,5%.IV. Tenaga MatahariEnergi surya atau matahari
telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi
dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan
konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama.
Matahari dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik
atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depan
energi surya hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap
kesempatan.Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari.
Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dengan
menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan energi ini dengan
memakan dan membakar kayu.Bagimanapun, istilah tenagasurya
mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi
panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe dasar
tenaga matahari adalah sinar matahari dan photovoltaic
(photo-cahaya,voltaic=tegangan) Photovoltaictenaga matahari:
melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini
adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk
melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar
listrik. Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel
photovoltaic adalah silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di
pasir. Semua sel photovoltaic mempunyai paling tidak dua lapisan
semi konduktor seperti itu, satu bermuatan positif dan satu
bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor,
lading listrik menyeberang sambungan diantara dua lapisan
menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC. Makin kuat
cahaya, makin kuat aliran listrik. Sistem photovoltaic tidak
membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi. Sistem
ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi
keluar yang sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan
sinar matahari dari awan, hari-hari mendung dapat menghasilkan
angka energi yang lebih tinggi dibandingkan saat langit biru sedang
yang benar-benar cerah. Saat ini, sudah menjadi hal umum piranti
kecil, seperti kalkulator, menggunakan solar sel yang sangat kecil.
Photovoltaic juga digunakan untuk menyediakan listrik di wilayah
yang tidak terdapat jaringan pembangkit tenaga listrik. Kami telah
mengembangkan lemari pendingin, yang bernama Solar Chill yang dapat
berfungsi dengan energi matahari. Setelah dites, lemari pendingin
ini akan digunakan oleh organisasi kemanusiaan untuk membantu
menyediakan vaksin di daerah tanpa listrik, dan oleh setiap orang
yang tidak ingin bergantung dengan tenaga listrik untuk
mendinginkan makanan mereka.Penggunaan sel photovoltaic sebagai
desain utama oleh para arsitek semakin meningkat. Sebagai contoh,
atap ubin atau slites solar dapat menggantikan bahan atap
konvsional. Modul film yang fleksibel bahkan dapat diintegrasikan
menjadi atap vaulted, ketika modul semi transparan menyediakan
percampuran yang menarik antara bayangan dengan sinar matahari. Sel
photovoltaic juga dapat digunakan untuk menyediakan tenaga maksimum
ke gedung pada saat hari di musim panas ketika sistem AC
membutuhkan energi yang besar, hal itu membantu mengurangi beban
maskimum elektik.Baik dalam skala besar maupun skala kecil
photovoltaic dapat mengantarkan tenaga ke jaringan listrik, atau
dapat disimpan dalam selnya.Sumber daya energi surya merupakan
sumber daya yang ketersediaanya paling universal, yaitu dapat
dijumpai di seluruh lokasi permukaan bumi. Dengan penerapan
teknologi, energi surya dapat dimanfatkan untuk menghasilkan energi
dalam bentuk listrik atau energi thermal (panas). Berdasarkan data
penyinaran matahari yang dihimpun dari berbagai lokasi di Indonesia
menunjukan sumber daya energi surya di Indonesia dapat
dikelompokkan berdasarkan wilayah yaitu kawasan barat dan timur
Indonesia. Sumber daya energi surya Indonesia berdasarkan wilayah
adalah sebagai berikut : Kawasan barat Indonesia = 4.5 kWh/m2.hari,
variasi bulanan sekitar 10%, Kawasan timur Indonesia = 5.1
kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9% Rata-rata Indonesia = 4.8
kWh/m2.hari, variasi bulanan sekitar 9%. Dalam kontek pemanfaatan
energi surya untuk penyediaan tenaga listrik, terdapat 3 alternatif
yaitu : penyediaan listik individual per rumah (Solar Home System),
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hybrid dengan pembangkit
listrik lainnya atau PLTS terintegrasi dengan jaringan listrik PLN
yang ada. Pada saat ini pemanfaatan energi surya di Indonesia masih
sangat rendah yaitu sekitar 8 MW, berupa Solar Home System (SHS)
untuk penyediaan listrik di wilayah perdesaan. Rendahnya
pemanfaatan potensi energi surya dikarenakan harga peralatan (panel
surya) yang masih mahal. Dengan makin berkembangnya permintaan
pasar panel surya di dunia, diperkirakan harga panel surya masa
mendatang akan cenderung turun. Oleh karena itu, pemanfaatan energi
surya Indonesia perlu terus dikembangkan termasuk kemungkinan
pemanfaatan dalam skema terintegrasi dengan jaringan
PLN.Dibandingkan dengan pasokan energi total, konstribusi energi
matahari masih sangat kecil yaitu hanya 0,05% di tahun 2030.
Berdasarkan Skenario Mitigasi, pasokan energi matahari diperkirakan
akan meningkat lebih tinggi dibandingkan pada Skenario Dasar yaitu,
rata-rata 17,2% per tahun dari 65 ribu SBM di tahun 2010 menjadi
lebih dari 1,5 juta SBM.V. BiomassaPotensi energi biomassa di
Indonesia sangat besar. Menurut Yulistiani (2009), limbah biomassa
yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi lsitrik bisa berasal
dari tandan kosong kelapa sawit, tongkol jagung, dan sekam padi.
Sekam padi merupakan limbah biomassa yang paling besar menghasilkan
potensi listrik bagi Indonesia. Berikut ini adalah penjabaran
jenis-jenis limbah biomassa yang digunakan:Tabel 1. Potensi Listrik
Limbah BiomassaNoJenis limbah biomassayang
dihasilkanProduksilimbahbiomassa(ton/tahun)Potensi Bahanbakar
cair(L/tahun)Potensi listrik(kWh)
1Tandan kosongkelapa sawit3.979.691497.461.3751.326.563.667
2Tongkol jagung4.001.724500.215.5001.333.908.000
3Sekam padi21.114.0742.639.259.2507.038.024.667
Total potensi listrik (kWh)9.698.496.334
Namun dari potensi listrik tersebut, kapasitas terpasang baru
mencapai 302,4 MW. Bila dapat memaksimalkan potensi listrik
tersebut, maka seharusnya penggunaan energi fosil di Indonesia
terutama minyak bumi bisa dikurangi. Energi biomassa jika
dibandingkan dengan energi terbarukan lainnya memiliki keunggulan,
karena proses konversi menjadi energi listrik tersebut dibiayai
dengan investasi yang tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan
investasi pada energi terbarukan lainnya. Proses energi biomassa
sendiri memanfaatkan energi matahari untuk merubah energi panas
menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang kemudian
diubah kembali menjadi energi panas.Tabel 2. Potensi limbah biomasa
sebagai sumber energi di Indonesia(Sumber: ZREU, CG I 2000)Biomassa
juga digunakan untuk penyediaan energi sektor industri dan sektor
komersial. Di industri pengolahan hasil perkebunan dan hasil hutan,
biomassa tidak hanya digunakan untuk membangkitkan energi panas
(steam atau heat) namun juga untuk membangkitkan listrik. Menurut
Skenario Dasar pasokan biomassa 2010-2030 akan turun rata-rata 0,9%
per tahun, dari 41 juta SBM di tahun 2010 menjadi 34 juta SBM di
tahun 2030. Pangsa biomassa di tahun 2030 hanya 0,7%. Penurunan itu
terjadi karena adanya keterbatasan pasokan biomassa sehingga
terjadi substitusi ke energi yang relatif lebih mudah diakses,
misalnya batubara. Menurut Skenario Security, pasokan biomassa
2010-2030 diperkirakan akan sedikit meningkat rata-rata 1,2% per
tahun, dari 41 juta SBM di tahun 2010 menjadi 51,5 juta SBM di
tahun 2030. Pangsa biomassa di tahun 2030 hanya 1,3%. Peningkatan
konsumsi ini diperkirakan akan terjadi terkait dengan upaya-upaya
penggunaan energi yang rendah emisi. Adanya permintaan energi
rendah emisi tersebut mendorong munculnya upaya-upaya penyediaan
biomassa, diantaranya adanya peningkatan penggunaan BBN dimana
limbah proses produksinya merupakan sumber bahan bakar biomassa.
Menurut Skenario Mitigasi, pasokan biomassa 2010-2030 diperkirakan
akan sedikit meningkat rata-rata 2,5% per tahun, dari 41 juta SBM
di tahun 2010 menjadi 67,2 juta SBM di tahun 2030. Pangsa biomassa
dalam bauran pasokan energi primer di tahun 2030 masih rendah,
hanya 1,9%. Peningkatan konsumsi ini diperkirakan akan terjadi
terkait dengan upaya-upaya penggunaan energi yang rendah emisi yang
lebih agresif. Adanya permintaan energi rendah emisi tersebut
mendorong munculnya upaya-upaya penyediaan biomassa, diantaranya
makin agresifnya industri-industri yang memperoleh carbon credit
untuk mencari sumber-sumber baru biomassa yang bukan hanya dari
limbah pertanian atau limbah industri BBN melainkan dari hasil
budidaya.VI. Tenaga AnginTeknologi tenaga angin, sumber energi
paling cepat berkembang di dunia, sepintas terlihat sederhana.
Namun dibalik menara tinggi, langsing dan bilahan besi putar
terdapat pergerakan yang kompleks dari bahan-bahan yang ringan
seperti desain aerodinamis dan komputer yang dijalankan secara
elektronik. Tenaga ditransfer melalui baling-baling, kadang
dioperasikan pada variable kecepatan, lalu ke generator (meskipun
beberapa turbin menghindari kotak peralatan dengan menjalankan
langsung).Perkembangan teknologi dalam dua dekade terakhir
menghasilkan turbin angin yang modular dan mudah dipasang. Saat ini
sebuah turbin angin modern 100 kali lebih kuat daripada turbin dua
dekade yang lalu dan ladang angin saat ini menyediakan tenaga besar
yang setara dengan pembangkit listrik konvensional. Pada awal tahun
2004, pemasangan tenaga angin secara global telah mencapai 40.300
MW sehingga tenaga yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sekitar 19 juta rumah tangga menengah di Eropa yang berarti sama
dengan mendekati 47 juta orang.Dalam 15 tahun terakhir ini, seiring
meningkatnya pasar, tenaga angin memperlihatkan menurunnya biaya
produksi hingga 50%. Saat ini di wilayah yang anginnya maksimum,
tenaga angin mampu menyaingi PLTU batu bara teknologi baru dan di
beberapa lokasi dapat menandingi pembangkit listrik tenaga gas
alam.Sumberdaya energi angin suatu lokasi sangat ditentukan oleh
besarnya rata-rata kecepatan angin di lokasi tersebut karena daya
yang dapat dibangkitkan energi angin merupakan kelipatan pangkat
tiga (kubik) dari kecepatan angin. Sumberdaya energi angin
dikategorikan mulai dari klas 1 (kecepatan angin kurang 3
meter/detik pada ketinggian 10 m) hingga klas 7 (kecepatan angin
lebih besar dari 7 m/detik pada ketinggian 10 m). Berdasarkan data
kecepatan angin di berbagai wilayah, sumberdaya energi angin
Indonesia berkisar antara 2,5 5,5 m/detik pada ketinggian 24 meter
di atas permukaan tanah. Dengan kecepatan tersebut sumberdaya
energi angin Indonesia termasuk dalam kategori kecepatan angin
kelas rendah hingga menengah. Secara keseluruhan, potensi energi
angin Indonesia diperkirakan mencapai 9.290 MW. Wilayah yang
mempunyai potensi angin cukup besar adalah Nusa Tenggara, Sumatera
Selatan, Jambi dan Riau. Saat ini pemanfaatan energi angin untuk
pembangkit listrik masih terbatas pada pilot projects dengan
kapasitas terpasang sekitar 500 kW. Berdasarkan data kecepatan
angin Indonesia yang relatif rendah, aplikasi tenaga angin
Indonesia sesuai untuk pengembangan dengan skema Pembangkit Skala
Kecil tersebar dengan kapasitas maksimum sekitar 100 kW per
turbin.