Page 1
PENUGASAN DOKTER KELUARGA
BLOK KESEHATAN MASYARAKAT DAN PENGARUH
LINGKUNGAN
DENGAN KASUS HIPERTENSI
Disusun Oleh :
Muhammad Zuhdan F (09711162)
Febri Citra Agung (09711)
Gati Srikandi (09711)
Tutorial : 28
Nama Tutor : dr. Chaina Hanum
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2012
1
Page 2
PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penugasan di
blok Kesehatan Masyarakat dan Pengaruh Lingkungan ini dengan lancar.
Pada blok Kesehatan Masyarakat dan Pengaruh Lingkungan ini, kami melakukan
kegiatan Program Pengenalan Klinik (PPK) dimana kami mengunjungi suatu puskesmas
dan belajar mengenai kesehatan masyarakat, salah satunya peran dokter keluarga. Kami
mendapatkan kesempatan untuk melakukan home visit ke rumah pasien untuk
menganalisis dan belajar mengenai oeran dan fungsi dokter keluarga. Puskesmas
membantu kami untuk memilihkan dan mengantarkan ke rumah pasien tersebut.
Selanjutnya, kami melakukan anamnesis, pemeriksaan, hingga edukasi terkait
permasalahan kesehatan yang dialami oleh keluarga tersebut.
Dari kegiatan tersebut mahasiswa dituntut untuk ikut dalam penegakkan empat
pilar utama pelayanan kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative.
Semoga apa yang kami lakukan, analisa, dan kami tuangkan dalam laporan ini dapat
bermanfaat bagi kami dan orang lain.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
2
Page 3
A. STATUS KELUARGA DAN PASIEN
1. Status Keluarga
Identitas Keluarga
I. KEPALA KELUARGA II. PASANGAN
1. Nama : B. Zainurrahman Siti muniroh
2. Umur : 48 tahun 44 tahun
3. Jenis kelamin : L P
4. Status perkawinan : Menikah Menikah
5. Agama : Islam Islam
6. Suku bangsa : Jawa Jawa
7. Pendidikan : SMP SMP
8. Pekerjaan : Petani dan Kadus IRT
9. Alamat lengkap : Kempul RT: 30/11 Salaman , Magelang
Profil Keluarga
No Nama Umur Pend. Pekerjaan Hubungan
Keluarga
Status
Perkawinan
Keteterangan
Kesehatan
1 Tn.B.Z 48 th SMP Petani dan
Kadus
Ayah Menikah Sehat
2 Ny. S.M 44 th SMP IRT Ibu Menikah Pasien
Hipertensi
3 An. F. A 26 th SMK Buruh
otomotif
Anak
Kandung
Menikah Sehat
4 An. I.K. 15 th SMP - Anak
Kandung
- Sehat
5 An. R.K.N. 12 th SD - Anak
Kandung
- Sehat
3
Page 4
Genogram
Denah rumah dari Puskesmas
U
4
17
Tn. Z48 thn
Ny. S44 thnHipertensi
Tn . A26 thn
Ny. S25 thn
I15 thn
R12 thn
AnakPerempuan
Laki-laki
Tinggalserumah
Pasien
GenogramKeluarga
Puskesmas
Rumah
Page 5
Ekonomi Keluarga
1. Rumah (permanen, semidarurat,
temlan)
2. Barang mewah (TV, Video, AC,
Kulkas, Setrika Listrik, dll)
3. Daya listrik (cantolan, KPA)
4. Lain-lain
Tidak termasuk penilaian:
- Penghasilan
keluarga perbulan
- Pengeluaran
keluarga perbulan
Perilaku Kesehatan Keluarga
5. Pelayanan promotif dan
preventif bayi dan balita
6. Pembinaan kesehatan anggota
keluarga lainnya
7. Pelayanan pengobatan
8. Jaminan kesehatan
Pola Makan Keluarga
Bayi, balita, anak, dewasa, usia
lanjut
Permanen dinding dari bata dan di cat
putih, lantai semen, lantai dapur tanah
TV, kipas angin, setrika listrik
PLN daya 450 watt
Rp. 800.000
Rp. Biasanya sama dengan penghasilan
per bulan
Tidak ada anggota keluarga dalam usia
bayi dan balita
Pengetahuan kesehatan didapatkan dari
petugas Puskesmas dan kader di
desa.Bila merasa sakit yang dilakukan
adalah berobat ke puskesmas.
Puskesmas
Peserta bantuan dampak merapi
Pola makan 3x sehari menggunakan
nasi, sayur, tahu dan tempe.
5
Page 6
Aktivitas Keluarga/Pengisian
Waktu Luang
9. Aktivitas fisik
10. Aktivitas mental
Lingkungan
11. Sosial rumah asal
12. Sosial tempat kerja
Pasien bangun jam 04.30, kemudian
sholat subuh. Sehabis sholat pasien
memasak untuk keluarganya. Lalu
pasien menyiapkan anak-anaknya untuk
berangkat ke sekolah. Siang hari pasien
membersihkan rumah. Pada sore hari
pasien bersosialisasi dengan tetangga.
Dan malamnya untuk istirahat
Sholat 5 waktu rajin di lakukan,
mushola dekat dengan rumah dan
sering datang ke pengajian.
Jarak antara rumah yang satu dengan
yang lain berdekatan,tidak pernah ada
konflik dengan tetangga. Suami dan
istri selalu menghadiri pertemuan
penduduk dan acara dikampungnya
karena bertindak sebagai kepala dusun.
sedang ada acara.
Pasien bekerja sebagai ibu rumah
tangga yang menjadi kader Posyandu.
Dalam lingkungan kerja pasien tidak
pernah konflik dengan rekan kerja atau
atasannya.
6
Page 7
13. Fisik rumah asal:
- luas bangunan
- ventilasi dan
cahaya
- limbah dan
jamban
- tempat bermain
- sumber air
bersih
Riwayat Penyakit Keluarga
Luas tanah 250m2,luas bangunan 200
m2
Ventilasi dan pencahayaan cukup.
Sampah dibuang di belakang rumah.
Jamban berada di dalam rumah dan
keadaannya cukup bersih
Rumah mempunyai halaman yang luas
dan bisa untuk bermain
Sumber air dari sumur
Ibu dari pasien menderita hipertensi.
Pasien alergi udang dan anak pasien
alergi daging dan telur ayam negeri.
7
Page 8
2. Status Pasien
Berkas Kesehatan Pasien
Identitas
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Pasien datang
sendiri/rujukan
Waktu kunjungan awal
Alamat
Riwayat Penyakit
Keluhan utama
Keluhan tambahan
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan Fisik
Tinggi badan
Berat badan
Nadi
Nafas
Ny. S.M.
44 tahun
Perempuan
Islam
Jawa
SMP
IRT
Menikah
Datang sendiri
1 hari yang lalu
Kempul RT:30/11 Salaman, Magelang
Merasa melayang
Pusing
1 hari yang lalu pasien merasa badannya melayang
ketika berjalan
Hipertensi
Ibu pasien hipertensi
150 cm
81 kg
75x/menit
21x/menit
8
Page 9
Suhu
Tekanan darah
Keadaan umum
Keadaan gizi
Mata
Mulut
THT
Leher
Jantung
Paru
Abdomen
Ektremitas
Palpasi arteri radialis
Status lokalis punggung
Pola makan/minum
Aktivitas mental dan fisik
Lingkungan sosial
Ciri
kepribadian /klasifikasi
psikiatri
37,8°C
120/80
Compos mentis
Berlebih
Konjungtiva: tidak anemis
Sclera : tidak ikterik
Gigi : berlubang 2 geraham
Lidah : tidak kotor dan tidak ada luka
Mukosa : tidak ada luka
Kelain pendengaran : tidak ada
DBN
DBN
DBN
DBN
Tidak dilakukan
DBN
Tidak dilakukan
Makan 3x sehari, makannya nasi,sayur, tahu dan
tempe
Biasa mengikui acara di kampung dan juga selalu
mengikuti pengajian
Hubungan dengan tetangga dan rekan kerja baik
Cukup ekstrovert
9
Page 10
Hasil pemeriksaan
penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
B. DAFTAR PERMASALAHAN DALAM KELUARGA DAN PASIEN
1. Daftar Permasalahan Keluarga
No Jenis
Permasalahan
Waktu
Terjadinya
Rencana
Penatalaksanaan
Sasaran
1
2
Rasio sakit/sehat
keluarga sebesar
2:4
Beban psikis
karena belum
memiliki cucu
3 bulan
terakhir
3 tahun
terakhir
− Memberikan
perhatian lebih
pada Ibu yang
sedang sakit.
− Mencegah
komplikasi
− Meningkatkan
kualitas hidup
− Meningkatkan
fungsi dan
kesehatan bagi
keluarga yang
sehat.
− Memotivasi agar
anak jangan
menunda
kehamilan yang
dikarenakan
terlalu sibuk
bekerja.
Keluarga
Anak
pertama
10
Page 11
3
4
5
Pajanan asap rokok
pada anggota
keluarga
Perilaku pola
makan seluruh
anggota keluarga
yang kurang baik
(sangat sering
makan gorengan
dan tidur setelah
makan)
Lingkungan rumah
tempat tinggal
kurang memenuhi
syarat rumah sehat
Sejak 25
tahun yang
lalu
10 tahun
terakhir
Sejak 20 tahun yang lalu
− Memotivasi
untuk berhenti
merokok.
− Edukasi bahaya
merokok aktif
dan pasif.
− Edukasi gizi
seimbang dan
berkualitas
− Mengubah pola
makan dan pola
hidup
− Motivasi perilaku
hidup sehat
− Edukasi dan
memperbaiki
kondisi rumah
rumah agar
memenuhi syarat
rumah sehat
(sering
membersihkan
rumah dan tidak
membuang
sampah terutama
cairan di dapur
dan belakang
rumah yang
beralaskan tanah)
Anggota
Keluarga
yang
merokok
Keluarga
Keluarga
11
Page 12
6 Keadaan finansial
yang kurang
memuaskan
Sejak 20 tahun yang lalu
Memberikan motivasi
kepada keluarga untuk
tetap giat bekerja dan
menyampaikan bahwa
rejeki tidak hanya berupa
harta, kesehatan juga
merupakan rejeki
terbesar
Keluarga
2. Daftar Masalah Pasien
Masalah Saat Timbul Rencana Tindakan Ketr
Keadaan finansial yang
kurang memuaskan
Beban psikis karena
belum memiliki cucu
Perilaku pola makan
pasien yang kurang
baik (sangat sering
Sejak 20 tahun
yang lalu
3 tahun terakhir
10 tahun terakhir
Memberikan motivasi
kepada keluarga untuk
tetap giat bekerja dan
menyampaikan bahwa
rejeki tidak hanya berupa
harta, kesehatan juga
merupakan rejeki
terbesar
− Memotivasi agar
anak jangan
menunda
kehamilan yang
dikarenakan
terlalu sibuk
bekerja.
− Edukasi gizi
seimbang dan
berkualitas
12
Page 13
makan gorengan dan
tidur setelah makan)
Pajanan asap rokok
pada anggota keluarga
Hipertensi
Sejak 25 tahun
terakhir
Sejak 1 tahun yang
lalu
− Mengubah pola
makan dan pola
hidup
− Motivasi perilaku
hidup sehat
− Memotivasi untuk
berhenti merokok.
− Edukasi bahaya
merokok aktif dan
pasif.
Tata laksana hipertensi
dengan obat-obatan dan
edukasi mengenai
modifikasi perilaku (gaya
hidup) pasien
C. DIAGNOSIS KELUARGA
13
Page 14
1. Diagnosis Keluarga
Keluarga tunggal 5 anggota keluarga. 1 anggota keluarga mengalami penyakit kronik
karena perilaku tidak sehat dan tanpa dukungan finansial yang cukup. Lingkungan rumah
dan perilaku (pola makan) kurang baik.
2. Diagnosis Pasien
Aksis I : Z 03.2 (tidak ada diagnosis aksis I).
Aksis II : Z 03.2 (tidak ada diagnosis aksis II).
Aksis III : Hipertensi
Aksis IV : Masalah Perumahan dan Finansial.
Aksis V : GAF : 90-81 (Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak
lebih dari masalah harian biasa)
D. PROGNOSIS
14
Page 15
1. Prognosis Masalah Keluarga
Permasalahan utama keluarga ini hampir sama dengan permasalahan kebanyakan
keluarga di Indonesia khususnya menengah ke bawah, yaitu financial. Prognosis
dari permasalahan ini cukup baik karena keluarga cukup ikhlas menerima dan tetap
semangat bekerja. Kesehatan menjadi perhatian utama di keluarga ini, sehingga
edukasi yang kami berikan terkait kesehatan sangat diterima.
2. Prognosis Masalah Pasien
Prognosis dari permasalahan pasien baik. Terkait finansial, perumahan, kondisi
anak yang belum mapan dapat disikapi dengan cukup baik oleh pasien. Untuk
penyakit hipertensinya sudah terkontrol. Kami edukasikan untuk rajin kontrol,
minum obat teratur, dan mengubah pola makan yang terbiasa dengan gorengan,
olahraga. Pasien sangat merespon edukasi dari kami.
E. PENATALAKSANAAN MASALAH KELUARGA
15
Page 16
L.1. Medikamentosa dan/atau Tindakan
NoPermasalahan
KeluargaTindakan Penyelesaian Sasaran Hasil Ketr
1
2
3
Rasio
sakit/sehat
keluarga
sebesar 2:4
Beban psikis
karena belum
memiliki cucu
Pajanan asap
rokok pada
anggota
keluarga
− Memberikan
perhatian lebih
pada Ibu yang
sedang sakit.
− Mencegah
komplikasi
− Meningkatkan
kualitas hidup
− Meningkatkan
fungsi dan
kesehatan bagi
keluarga yang
sehat.
− Memotivasi agar
anak jangan
menunda
kehamilan yang
dikarenakan
terlalu sibuk
bekerja.
− Memotivasi
untuk berhenti
merokok.
− Edukasi bahaya
merokok aktif
dan pasif.
Keluarga
Anak
pertama
Anggota
Keluarga
yang
merokok
Keluarga
memahami
kondisi anggota
keluarga yang
sakit dan
membantu
penyembuhan
serta
memberikan
dukungan.
Anak
memahami
keinginan orang
tua dan
berharap dapat
cepat memiliki
momongan.
Anggota
keluarga yang
merokok belum
dapat
menghentikan
kebiasaannya,
16
Page 17
4
5
Perilaku pola
makan seluruh
anggota
keluarga yang
kurang baik
(sangat sering
makan
gorengan dan
tidur setelah
makan)
Lingkungan
rumah tempat
tinggal kurang
memenuhi
syarat rumah
sehat
− Edukasi gizi
seimbang dan
berkualitas
− Mengubah pola
makan dan pola
hidup
− Motivasi perilaku
hidup sehat
− Edukasi dan
memperbaiki
kondisi rumah
rumah agar
memenuhi syarat
rumah sehat
(sering
membersihkan
rumah dan tidak
membuang
sampah terutama
cairan di dapur
dan belakang
rumah yang
beralaskan tanah)
Keluarga
Keluarga
tetapi sudah
merespon
dengan tidak
merokok dalam
rumah
Keluarga
menerima
masukan dan
akan berusaha
menjalankan
apa yang sudah
diedukasikan
Keluarga sangat
ingin
memperbaiki
kondisi
rumahnya,
tetapi
terkendala
dengan kondisi
ekonominya.
Keluarga akan
berusaha
memperbaiki
keadaan rumah
sebisanya sesuai
dengan konsep
17
Page 18
6 Keadaan
finansial yang
kurang
memuaskan
Memberikan motivasi
kepada keluarga untuk
tetap giat bekerja dan
menyampaikan bahwa
rejeki tidak hanya berupa
harta, kesehatan juga
merupakan rejeki
terbesar
Keluargasehat
Keluarga
menerima
masukan dan
sudah berusaha
untuk tetap giat
bekerja,
istirahat cukup,
dan hidup sehat.
Catatan tindakan / pengobatan / konseling Pasien
Masalah
Pasien
Tindakan Hasil
Keadaan
finansial
yang kurang
memuaskan
Beban
psikis
karena
belum
memiliki
cucu
Memberikan motivasi
kepada pasien untuk
tetap giat bekerja dan
menyampaikan bahwa
rejeki tidak hanya
berupa harta, kesehatan
juga merupakan rejeki
terbesar
− Memberikan
masukan agar
tidak terlalu
memikirkan
keadaan anak,
karena anak
yang sudah
berkeluarga
Pasien menyadari
bahwa harta bukan
segalanya dan
berusaha untuk
hidup lebih sehat.
Pasien menerima
masukan, tetapi
tetap berharap cepat
memiliki cucu.
Pasien akan
berusaha tidak
terlalu stress dan
fokus untuk hidup
18
Page 19
Perilaku
pola makan
pasien yang
kurang baik
(sangat
sering
makan
gorengan
dan tidur
setelah
makan)
Pajanan
asap rokok
pada
anggota
keluarga
Hipertensi
memiliki
rencana masing-
masing
− Edukasi gizi
seimbang dan
berkualitas
− Mengubah pola
makan dan pola
hidup
− Motivasi
perilaku hidup
sehat
− Edukasi bahaya
merokok aktif
dan pasif.
Tata laksana hipertensi
dengan obat-obatan dan
edukasi mengenai
modifikasi perilaku
(gaya hidup) pasien
lebih sehat
Pasien akan
berusaha hidup
lebih sehat dan
menyediakan menu
sehat untuk
keluarganya.
Olahraga, istirahat
cukup juga akan
dijalankan oleh
pasien dan keluarga
Pasien akan
menegur anggota
keluarga yang
merokok di dalam
rumah karena
berbahaya juga bagi
perokok pasif
Pasien akan rajin
control dan minum
obat teratur. Pasien
juga menerima
masukan untuk
tidak membeli obat
sembarangan di
19
Page 20
apotek tanpa resep
dokter
L.2. Edukasi dan Pembinaan Keluarga
Tanggal
PelaksanaanTopik Sasaran Hasil tindakan
Nama
Pelaksana
30 September
2012
Memberikan
informasi
mengenai
perjalanan
penyakit yang
diderita pasien,
mulai dari
penyebab, resiko,
penanganan
hingga kondisi
yang mungkin
akan terjadi
Pasien Pasien merespon
dengan baik, dan
bertanya beberapa
pertanyaan. Pasien
memahami
penjelasan dan akan
berusaha mengikuti
pola hidup sehat
seperti yang kami
sampaikan terkait
pola makan, pola
tidur, dan
berolahraga
Kelompok PPK
(Zuhdan, Febri,
Gati)
30 September
2012
Bahaya bagi
perokok aktif
maupun pasif
Keluarga Keluarga yang merokok
akan berusaha
mengurangi frekuensi
merokoknya dan akan
merokok di luar rumah.
Anggota yang tidak
merokok akan
mengingatkan perokok
aktif untuk mengurangi
jumlah rokok yang
dikonsumsi
Kelompok PPK
(Zuhdan, Febri,
Gati)
30 September Memberikan Keluarga Keluarga menyadari Kelompok PPK
20
Page 21
2012 informasi mengenai
konsep rumah sehat
dan memahami ada
beberapa bagian rumah
yang kurang
diperhatikan, seperti
dapur dan kamar
mandi. Keluarga akan
berusaha hidup lebih
bersih dan menata
kembali rumah bagian
belakang. Sanitasi
cukup baik,
pencahayaan,
kelembaban juga cukup
baik.
(Zuhdan, Febri,
Gati)
30 September
2012
Memberikan
informasi
mengenai
keterkaitan stress
dengan berbagai
penyakit
Keluarga Pasien mendengarkan
dan akan berusaha
untuk lebih berpikir
positif dan tenang
dalam menghadapi
masalah karena akan
bedampak pada kondisi
fisik keluarga. Pasien
yang sudah baik dalam
beribadah akan lebih
meningkatkan lagi
kualitas ibadahnya
Kelompok PPK
(Zuhdan, Febri,
Gati)
Catatan : Penerimaan pasien terhadap mahasiswa sangat baik.
F. PEMBAHASAN HOME VISIT
21
Page 22
Evaluasi Kasus Pasien
Pada tanggal 30 September 2012, kami mendapatkan tugas Program
Pengenalan Klinik (PPK) di Puskesmas Salaman I, Magelang. Kami tiba di
Puskesmas pada pagi hari dan disambut baik oleh pihak Puskesmas. Setelah
dibagi menjadi beberapa kelompok, kami mendapatkan pasien Ny. SM untuk
didatangi rumahnya dan diobservasi.
Ny SM adalah pasien yang pernah datang ke puskesmas Salaman dengan
tekanan darah 180/120 yang mengindikasikan untuk rawat inap. Namun, wanita
berusia 44 tahun ini menolak untuk dirawat dan meminta rawat jalan.
Kesehariannya Ny SM adalah ibu rumah tangga. Memiliki seorang suami yang
menjabat sebagai Kepala Dusun, Ny SM menjadi Kader puskesmas di desanya,
sehingga pengetahuan kesehatannya cukup baik. Ny Sm dan Tn. Z memiliki 3
orang anak. Anak pertama sudah menikah dan tinggal; di Jakarta untuk bekerja
sebagai buruh pabrik. Pekerjaan suami yang serabutan walaupun menjadi kepala
dusun, kurang mencukupi kebutuhan rumah tangga. Hal ini juga menjadi salah
satu permasalahan keluarga Ny SM. Ny Sm dan keluarga juga sangat senang
makan makanan yang digoreng dan sering langsung tidur setelah makan. Kami
memberikan informasi bahwa hal itu kurang baik dilakukan.
Permasalahan medis Ny SM adalah hipertensi. Ny SM sering merasakan
pusing seperti melayang. Hal ini merupakan salah satu gejala hipertensi menurut
Mansjoer (2001). Gejala lain yang sering Ny SM rasakan adalah telinga
berdenging dan beberapa bulan yang lalu Ny SM dibawa ke puskesmas karena
pusing dan setelah diukur tekanan darahnya 180/100. Tekanan darah yang sangat
tinggi inilah yang merupakan indikasi rawat inap, tetapi pasien menolak dan
meminta rawat jalan. Pasien juga merasa stress dengan penyakitnya karena
merasa masih muda, tetapi sudah memiliki penyakit darah tinggi.
Permasalahan lainnya adalah kondisi rumah bagian belakang yang kurang
baik. Daerah dapur beralaskan tanah, tetapi kurang baik dijaga sehinga terkesan
basah dan agak kotor. Kamar mandi juga berada di bagian belakang dan tidak
sering dibersihkan sehingga terlihat kurang baik. Tempat pembuangan sampah
22
Page 23
tepat berada di belakang tembok rumah bagian belakang dan hanya dibakar bila
sudah menumpuk. Untuk pencahayaan, rumah keluarga ini sudah baik, tingkat
kelembaban juga baik. Air bersih di dusun ini selalu menggunakan sumur karena
belum ada instalasi PDAM yang masuk ke dusun ini.
Menurut kelompok kami, permasalahan-permasalahan yang dihadapai
keluarga dan pasien merupakan permasalahan yang cukup sering dialami oleh
kebanyakan keluarga Indonesia dan keluarga ini sudah cukup baik dalam
menghadapi permasalahannya.
Evaluasi Fakto Resiko
Ny SM menderita hipertensi grade II menurut JNC VII dan ada beberapa
faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi pada Ny SM, yaitu:
Menurut Irza, S. (2009) melalui penelitiannya:
1. Faktor Usia
Usia lebih dari 40 tahun beresiko 17 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
usia kurang dari 40 tahun (OR 17,726; CI 95%=4.82-65.2).
2. Faktor Jenis Kelamin
Jenis kelamin perempuan lebih beresiko 5,3 kali lipat daripada laki-laki
(OR=5.333; CI 95%=1,42-20,05).
3. Faktor Obesitas
Obesitas lebih beresiko 3.05 kali daripada yang tidak mengalami obesitas
(OR=3.051; CI 95%= 1,17-7,96)
4. Faktor Konsumsi Lemak
Orang yang mengkonsumsi lemak berlebih beresiko 8 kali lebih banyak
daripada yang tidak untuk kejadian hipertensi (OR= 8,743; CI 95%=1,18-
64,55).
5. Faktor Riwayat Keluarga
Faktor riwayat keluarga juga sangat berpengaruh. 80% lebih pasien memiliki
riwayat keluarga yang juga menderita hipertensi. Dan beresiko 7,9 kali
daripada yang di keluarganya tidak ada yang menderita hipertensi (OR=7,912;
CI 95%=2.73-22,97)
23
Page 24
Dari uraian di atas Ny SM memiliki semua faktor resiko hipertensi, wanita, usia
44 tahun, ibu mengalami hipertensi, konsumsi lemak (gorengan) berlebih, dan obesitas
(karena pemakaian suntik KB).
Terapi non farmakologis terdiri dari menghentikan kebiasaan merokok,
menurunkan berat badan berlebih, konsumsi alkohol berlebih, asupan garam dan asupan
lemak, latihan fisik serta meningkatkan konsumsi buah dan sayur.
- Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih
Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap
tekanan darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam
prevensi dan kontrol hipertensi.
- Meningkatkan aktifitas fisik
Orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30-50% daripada yang
aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara 30-45 menit sebanyak >3x/hari penting
sebagai pencegahan primer dari hipertensi.
- Mengurangi asupan natrium
Apabila diet tidak membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat
anti hipertensi oleh dokter. [Cortaz et al.(2008) dalam Anggraini dkk (2009)].
DAFTAR PUSTAKA
24
Page 25
Anggraini A., dkk. 2009. Faktor-Faktor Yang berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Pasien di Puskesma Bangkinan Januari-Juni 2008. University of Riau Journal.
Cortaz K., et al. Hypertension. Last Update May 11 2008. http//www.emedicine.com.
[Diakses pada tanggal10 Oktober 2012)
Mansjoer A., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Ed. III. Jakarta: Asclepius
Universitas Indonesia Press
25