Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung Kelompok III Irfan Maulana Nazri ( 1006808304 ) Isfhahan Achmad Dzulqarnain ( 1006808323 ) Iwan Sulistyawan ( 1006808342 ) Luqman Dinoer A ( 1006808506 ) Mohamad Reza Zulkarnain ( 1006808701 ) Permasalahan Sedimentasi dan Penundaan Realisasi Pembangunan Waduk Jatigede
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung
Kelompok III Irfan Maulana Nazri ( 1006808304 )Isfhahan Achmad Dzulqarnain ( 1006808323 )Iwan Sulistyawan ( 1006808342 )Luqman Dinoer A ( 1006808506 )Mohamad Reza Zulkarnain ( 1006808701 )
Permasalahan Sedimentasi dan Penundaan Realisasi Pembangunan
Waduk Jatigede
Latar Belakang
Pengembangan PSDA WS Cimanuk - Cisanggarung
Konservasi Sumber Daya Air
Pemanfaatan Sumber Daya Air
Pengendalian Daya Rusak Air
Undang- Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
Tujuan Memenuhi Kebutuhan sumber daya air bagi
semua pemanfaat sumber daya di WS Cmanuk – Cisanggarung
Mengupayakan sumber daya air yang terkonservasi
berdaya, dan berhasil guna, dimana daya rusak air dapat dikendalikan, dikelola secara meyeluruh, terpadu, dalan satu kesatuan sistem tata air WS Cimanuk – Cisanggarung
Melakukan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dengan selalu memenuhi fungsi lingkungan hidup dan ekonomi secara selaras serta menjaga keseimbangan antara ekosistem dan daya dukung lingkungan
Identifikasi Aspek Pengelolaan Sumber Daya Air
Tersedianya infrastruktur sumber daya air yang memadai sebagai sarana pendukung meujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan
di WS Cimanuk - Cisanggarung
Gambaran Umum
Geografi
BATAS ADMINISTRASI WS CIMANUK – CISANGGARUNG
Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, meliputi wilayah seluas 7.711 km2yang melintasi batas administratif Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Daerah yang berada dalam wilayah sungai ini adalah: Kab. Sumedang, Kab. Majalengka, Kab. Kuningan Kota Cirebon, Kab. Cirebon, Kab. Indramayu,Sebagian Kab. Garut, dan Kab. Brebes
Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung secara administrasi terletak di propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, secara astronomis terletak pada 107 10" BT - 109 00" BT dan 6 00" LS - 7 30"LS. Batas WS Cimanuk – Cisanggarung :Utara : Laut Jawa, Barat : WS Citarum, Selatan : WS Citanduy & Ciwulan - Cilaki
Topografi
Berdasarkan data DEM (Digital elevation
Model) Sungai Cimanuk berhulu di kaki
Gunung Papandayan, di daerha Kabupaten
Garut pada ketinggian +1200 m diatas
permukaan laut, mengalir ke arah utara
sepanjang 180 km, dan bermuara di Laut
Jawa di daerah Kabupaten indramayu.
Sungai Cisanggarung berhulu di Kabupaten
Cirebon yang bermuara di laut Jawa
NO.Elevasi
(DPL)
Wilayah
1 > +700
Daerah hulu di bagian selatan seluas 1.000 km2 dikelilingi beberapa gunung api yang masih aktif, yaitu di Kab. Garut dan Kab. Sumedang
2+700 s/d
+50
Daerah tengah seluas 1.000 km2 dengan anak sungai Cilutung dan Cipeles terletak di Kab. Sumedang dan Kab. Majalengka
3 < +50
Daerah hilir seluas 1.600 km2 di Kab. Indramayu, Kab. Cirebon dan Kota Cirebon, merupakan daerah irigasi dengan luas lebih dari 100.000 Ha.
Hidrologi Curah hujan rata-rata berkisar antara 890 s.d. 3.470
mm per tahun
Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung terdiri dari
beberapa DAS antara lain DAS Cimanuk, DAS
Cisanggarung, DAS Cipanas Pangkalan, dan DAS
sungai-sungai kecil yang mengalir ke Laut Jawa
sepanjang Pantura Cirebon-Indramayu (Ciayu).
Potensi Air Permukaan
DAS Cimanuk - Cisanggarung
LUAS DAS = 7711 Km2
Demografi
Jumlah penduduk Jawa Barat 39.960.869 jiwa (BPS Jabar dalam angka 2006)Jumlah penduduk yang terkait WS Cimanuk – Cisanggarung adallah 11.251.141 jiwa. Jumalah penduduk yang termasuk WS Cimanuk – Cisanggarung 7.827.346 jiwa.Luas seluruh kab/Kota yang terkait WS Cimanuk – Cisanggarung 11.638,58 Km2Luas yang masuk dalam WS Cimanuk – Cisanggarung 6.888,35 km2Jumlah Penduduk yang masuk dalam WS Cimanuk – Cisnggarung 19,59 % dari Total Penduduk Jawa Barat
Data Teknis Bendungan Jatigede
Luas Daerah Aliran Sungai : 1.460 km2Volume aliran permukaan : 2,,5 milyar m3 / th (BBWS 2009) Waduk
MA banjir Max : +262,0 m MA operasi max : +260,0 m MA operasi min : +230,0 m
Bendungan Tipe : Urugan batu, inti tegak Elevasi mercu bendungan : +265,0 m Lebar mercu bendungan : 12 m Panjang bendungan : 1.715 m Tinggi bendungan max : 110 m Volume Timbunan : 6.7 x 10^6 m3
Spillway Lokasi : di tengah bendungan Tipe : Gated spillway with chute way Crest : Lebar 50 m, +247,0 m dimensi radial gates : 4 bh (W=15,5 m ; H=14,5 m)
Qoutflow : 4.442 m3/dt
Data Teknis Bendungan Jatigede….
Intake irigasi Lokasi : di bawah spillway Irrigation Inlet Appron : +20,0 m dirubah menjadi +221,0 m Tipe : Reinforced concrete conduit Dimensi conduit : D = 4,5 m ; L = 400 m
Terowongan Pengelak Lokasi : Under the spillway Inlet level : +164,0 m Tipe : Circular lined reinforced concrete Q100rencana : 3.200 m3/dt Dimensi terowongan : D = 10 m ; L = 556 m
PLTA Lokasi : Right abutment Power inlet apron : +221,0 m Headrace tunnel : D = ,5 m ; L = 3.095 m Design head : 170 m Tipe turbin : Francis Kapasitas terpasang : 2 x 55 MW = 110 MW Produksi rata – rata : 690 GWH/tahun dengan debit rerata 73 m3/dt
EIRR : 18,5 %
Fungsi bendungan Jatigede1. Menyuplai kebutuhan air
irigasi untuk 90.000 ha.
2. Membangkitkan listrik tenaga
air dengan kapasitas 110 MW.
3. Menyuplai kebutuhan air baku
sebesar 3.500 liter/detik.
4. Mengendalikan banjir untuk
luasan 14.000 ha.
Gambar - Gambar
Gambar – Gambar……
Gambar – Gambar……
STRATEGI PENYELESAIAN KASUS
Mulai
Studi Kasus
Pembelajaran Konsep PSDA
Penanganan Kasus Berbasis PSDA
Pembahasan dan Solusi Permasalahan
Selesai
Penundaan Realisasi Pembangunan Waduk
Jatigede
Gambar – Gambar……
Tujuan Dibangun Waduk Jatigede
Merupakan strategi pemerintah untuk mengatasi kekeringan di
musim kemarau dan banjir di musim penghujan khususnya di
daerah pantura Jawa Barat (kab. Majalengka, Cirebon, dan
Indramayu)
Berdasarkan studi Consultan Coyne et Billick (1967) dan Nedeco-
SMEC (1973), dan SMEC (1978-1980), dari 15 lokasi yang dinilai
layak, membangun waduk di Jatigede dinilai paling ekonomis.
Hampir 50 tahun dari perencanaan proyek tersebut terbengkalai ,
hingga kini proyek tersebut masih dalam proses pembangunan
Dilema antara kebutuhan pasokan padi nasional dan terusirnya
ribuan penduduk dari kampung halaman di daerah sumedang.
Permasalahan Penundaan Realisasi Pembangunan Waduk Jatigede
Sosial
Lingkungan
Permasalahan Sosial
a. Pembebasan Tanah
b. Bangunan Baru Tumbuh
c. Sumber Penghidupan
d. Situs Bersejarah
Masalah Pembebasan Lahan
Tahun 1984-1986
•PERMENDAGRI NO. 15 Tahun 1975•PT TRITUNGGAL•Dampak : Nilai ganti rugi yang salah klasifikasi (Penentuan luas tanah yang kurang)
Tahun 1994 -1998
•KEPRES NO. 55 Tahun 1993•BPN•Dampak : Nilai ganti rugi yang salah klasifikasi
Tahun 2004 - Sekarang
•PERPES 36 Tahun 2005 dan direvisi oleh PERPRES No. 65 tahun 2006.•Pembebasan tanah yang belum dibebaskan tahun-tahun sebelumnya : Desa Cibogo, Desa Sukaratu, Desa Wado Dan Desa Pawenang.
Masalah Bangunan Baru Tumbuh
Bangunan tumbuh adalah bangunan yang dibangun bertepatan dengan rencana pembebasan tanah di suatu desa yang akan terkena oleh Pembangunan Waduk Jatigede
Bangunan tumbuh ini marak karena ada 3 faktor penyebab :
1. Ada jaminan di PERPRES NO. 36 Tahun 2005/PERPRES NO.65 Tahun 2006.
2. Tidak adanya larangan atau himbauan dari Pemerintah Kabupaten Sumedang.
3. Sudah ada contoh bangunan baru yang sudah dibayar di beberapa desa
Sumber Penghidupan
1. Jaminan Hidup ( Jadup )
Jaminan Untuk hidup untuk masa depan yang terkena dampak dari pembebasan lahan waduk Jatigede.
2. Lahan Usaha
3. Sumber ekonomi
Proses tukar menukar uang atau area perdagangan yang berpengaruh pada pembebasan lahan waduk.
Situs Bersejarah
1. Makam-makam keramat
2. Artefak, dll
Usulan Penyelesaian Masalah
• Relokasi Penduduk
• Pola Pemindahan Penduduk
• Sumber Penghidupan
• Penanganan Cagar Budaya
Usulan Penyelesaian Masalah(Relokasi Penduduk)
Tahun 1984-1986
•Berdasarkan amanat PERMENDAGRI NO. 15 Tahun 1975, Desa yang akan direlokasi antara lain : Desa Jemah, Desa Sukakersa, Desa Mekarasih, Desa Padajaya, Desa Cisurat, Desa Jatibungur, Desa Karangpakuan, Desa Cipaku dan Desa Pakualam
Tahun 1994 -1998
•Desa Leuwihideung, Desa Sukamenak dan Desa Sirnasari.
Tahun 2004 - Sekarang
•Semua Desa yang tergenangi.
Usulan Penyelesaian Masalah (Pola Pemindahan Penduduk)
Jumlah penduduk yang harus direlokasi adalah 8.543 KK dan area yang dibutuhkan seluas 512,58 Ha belum termasuk Fasum dan Fasos.
Pemindahan harus meliputi 6 kontek keadilan : Keadilan Hukum, Keadilan Hak Azasi, Keadilan Ekonomi, Keadilan Sosial, Keadilan Budaya dan Keadilan Lingkungan.
1. POLA SISIPAN PEDESAAN
2. POLA PINDAH SENDIRI
3. POLA TRANSMIGRASI
4. POLA RELOKASI
5. BEDOL DESA
1. POLA SISIPAN PEDESAAN Pola usaha untuk menambah penduduk desa-desa setempat, untuk mengisi kekosongan dan mengundang transmigran (kenalan/keluarga) dari asalnya.
2. POLA PINDAH SENDIRIPerpindahan penduduk baik yang tidak terkena pembangunan maupun yang terkena pembangunan dan perpindahan pada pembangunan yang tidak tersendat sendat maupun pada pembangunan yang tersendat-sendat, selain diatur oleh pemerintah juga atas keinginannya sendiri.
3. POLA TRANSMIGRASIPerpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat penduduknya ke area wilayah pulau lain yang penduduknya masih sedikit atau belum ada penduduknya sama sekali
Lanjutan…
4. POLA RELOKASI
Membangun kembali perumahan, harta
kekayaan, termasuk tanah produktif dan
prasarana umum di lokasi atau lahan lain.
5. POLA BEDOL DESA
Dilakukan secara masal dan kolektif terhadap satu atau beberapa desa beserta aparatur desanya pindah ke pulau yang jarang penduduk.
Lanjutan…
Usulan Penyelesaian Masalah (Penanganan Cagar Budaya)
Dalam penanganan benda cagar budaya termasuk makam-makam keramat didalamnya adalah pemindahan berdasarkan kearifan lokal dan tidak menghilangkan nilai sakralnya. Maka pananganan situs dan benda cagar budaya ini selain meminta pendapat ahli arkeolog maka harus dimintai juga pemerhati situs dan benda cagar budaya serta masyarakat.
Apalagi sumedang sudah mendeklarasikan sebagai Pureur Budaya Tatar Pasundan (Sumedang pusat budaya tanah Pasundan ) maka segala sesuatu yang berkenaan dengan budaya, wajib hukumnya untuk mempertahankanya dari kepunahan.
`
Masalah Lingkungan
Ada beberapa dampak-dampak lingkungan, seperti berikut :
Sebelum dibangun Waduk Jatigede (saat ini) :
1. Lahan Kritis
2. Sedimentasi
3. Pola Tani masyarakat yang buruk
Sesudah dibangun Waduk Jatigede :
4. Tanah-tanah pertanian yang akan terisolir.
5. Terancamnya Flora dan Fauna di Lokasi bendungan yang akan dibuat.
Lahan Kritis
Konservasi Lahan Kritis
WS Cimanuk-Cisanggarung mempunyai lahan kritis +170.000 Ha atau sekitar 22% dari luas wilayah sungai.
Guna memperbaiki keadaan hidrologi DAS Cimanuk, dilaksanakan kegiatan konservasi DAS secara intensif dan sinergis antarinstansi terkait (Dep. Pekerjaan Umum, Dep. Kehutanan, Dep. Pertanian, Pemprov. Jawa Barat dan Kabupaten, sejalan dengan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA).
Lanjutan......
Guna menanggulangi akibat negatif dari erosi lateral dan degradasi Sungai Cimanuk dan Cisanggarung, dilakukan tindakan rehabilitasi, antara lain:
1. pembangunan ground sill
2. pembangunan revetment dan retaining wall di lokasi tebing kritis
3. relokasi tanggul sungai
Sedimentasi
1. Sedimentasi pada Perencanaan Pembangunan Bendungan Jatigede
2. Berat Jenis Sedimen3. Metode Penanganan Sedimen
Sedimentasi adalah batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh tenaga air, angin, dan gletser. Air mengalir di permukaan tanah atau sungai membawa batuan halus baik terapung, melayang atau digeser di dasar sungai menuju tempat yang lebih rendah .
Dampak Sedimentasi yang akan timbul pada pembangunan Waduk Jatigede
1. Penurunan Kualitas Air
2. Penurunan Debit Air
3. Berkurangnya umur manfaat waduk
Lokasi Pengendapan Sedimen
Sungai Citameng
Sungai Cicaban
Sungai Cipancar
Ilustrasi Sedimentasi
Berat Jenis Sedimen
Berdasarkan pengambilan sampling sedimen tahun 2006 (Mettana,2006) diperoleh komposisi :
a) Butiran sedimen pasir (Sand) sebesar 20 %
b) Debu (Silt) sebesar 60 %
c) Tanah liat (clay) sebesar 20 %
Sehingga dengan perhitungan metode area-reduction digunakan untuk memperkirakan distribusi sedimen serta umur layanan waduk dengan fungsi optimal.
Metode Penanganan Sedimen
a) Mengurangi tekanan penduduk di Wilayah hulu terutama dengan mengembangkan aktifitas ekonomi di sektor non-pertanian (Tata Ruang)
b) Menanamkan kesadaran masyarakat tentang perlunya pencegahan erosi melalui Sosialisasi dan kegiatan-kegiatan terutama mengenai konservasi lahan.
c) Melaksanakan penghijauan
d) Membuat DAM Penahan Sedimen (Check Dam)
e) Penggelontoran Sedimen melalui drawdown culvert