Page 1
Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum
ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah.
Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.
1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal
100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul
dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk
memahami dulu garis besar materi pelajaran.
2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum
dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut
sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.
3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap
pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita
mengulang pelajaran selama ujian.
4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak.
Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah
diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi
adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak
semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu
yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru.
Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan
rumah.
0 | P a g e
Page 2
6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai
dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa
di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan
terganggu oleh pihak lain.
7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak
karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari
masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang
dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita
dijamin bakalan susah untuk mengantuk.
8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran,
biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba
jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi
jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.
9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup
buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum
disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari
jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir
ke depan dan kritis.
10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran
gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah
selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri.
Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.
1 | P a g e
Page 3
Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk
memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk
mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-
kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas
dan teratur - tak perlu detail - berarti kita sudah paham. Source :
http://serinenku.sitesled.com/Beranda/Tips/10crpintar.html
Daftar IsiPengetahuan Senam Dasar.............................................................................................................1
Pendahuluan...................................................................................................................................1
Pengetahuan Senam.......................................................................................................................2
Aktivitas Dasar Dalam Senam.........................................................................................................3
Arti Pedagogsis Dalam Senam........................................................................................................8
Gerakan dalam Senam dan Tingkat Belajar Motorik.....................................................................11
Bantuan dan Pengamanan............................................................................................................19
Gerakan Lokomotor......................................................................................................................28
2 | P a g e
Page 4
Pengetahuan Senam Dasar
Pendahuluan
Modul 1 yang membahas tentang pengetahuan Umum Senam, merupakan salah
satu materi dalam Mata Kuliah Senam Dasar Program Penyeteraan D-II Penjaskes
Universitas Terbuka. Pemahaman modul ini merupakan modal dasar untuk dapat
memahami modul- modul berikutnya, karena dalam modul ini akan membahas hal- hal
yang berkaitan dengan pengetahuan umum dari berbagai aspek yang berkaitan dengan
sejarah perkembangan, aktivitas dasar dalam senam, dan manfaat yang diperoleh
melalui kegiatan senam.
Tujuan khusus yang ingin dicapai setelah Anda mempelajari modul ini adalah sebagai
berikut :
Kognitif : Anda dapat memberikan gambaran singkat mengenai perkembangan
senam beserta tokoh – tokohnya serta aktivitas dasar yang mendasari
gerakan dalam senam.
Anda dapat membedakan senam normative dan nonnormatif.
Anda dapat menjelaskan implikasi pedagogsis senam sebagai
instrument , perspektif kesehatan , penilian dan pengamatan , aspek
social dalam pengelolaan gerak , dan personal.
3 | P a g e
Page 5
Afektif: Diharapkan anda memiliki keinginan melakukan diskusi kelompok dan
memiliki rasa bahwa pembelajaran modul ini dapat membantu
mahasiswa dalam memahami aspek teoritis dalam modul berikutnya
Pengetahuan Senam
Senam atau gymnastic merupakan suatu system latihan yang dilakukan untuk
meningkatkan pengembangan fisik melalui latihan tubuh.
Istilah ini muncul dari kata Yunani (gymnos yang berarti telanjang dan gymnazien
yang berarti berlatih tanpa menggunakan busana). Pada sekita abad ke 15
pengertian tentang senam menjadi kumpulan sejumlah pengetahuan.
Senam pertama kali muncul pada masyarakat Sklavia (para budak) dan dianggap
sebagai kegiatan yang diperuntukan untuk laki- laki, oleh karena itu kegiatan ini
bersifat kemiliteran terutama bagi kaum remaja.
Dalam jaman keemasan Yunani, Senam meliputi semua bidang kegiatan yang
dikenal saat itu seperti latihan tubuh , dan juga tari, menunggang kuda serta latihan
tubuh untuk tujuan militer. Tempat latihannya disebut dengan Gymnasium.
Seorang dokter pada saat itu yang bernama Hippokrates memberikan pengertian
senam menjadi Fisioterapi atau Heilgymnastik.
Gymnastik modern diawali dari Jerman,disini tercatat Johann Basedow (1723-
1790) sebagai seorang guru yang pertama kali mengenalkan senam secara
terorganisir, Guts Muths (1759- 1839), meneruskan ide pemikiran Basedow.
Buku yang berjudul Gymnastik fiir die jugend (1759- 1839), merupakan buku
yang pertama ditulis Guts Mush tentang senam sebagai pegangan dalam pendidikan
jasmasni di sekolah. Guts Mush juga dikenal sebagai Nenek Moyang Gymnastik atau
Great Grandfather of Gymnastik.
Frederich Ludwig Jahn (1778- 1852) mengajukan sebuah rencana di Jerman yang
bertujuan untuk ketahanan nasional dan kesatuan melalui Organisasi Turnverein.
4 | P a g e
Page 6
Sumbangan yang siberikannya telah mengantar dia menjadi Bapak Senam atau
Father of Gymnastik dengan Turnen. Arti turnen dalam bahasa latin adalah berputar,
berpindah dari semua bagian tubuh seperti berlari, melompat, memanjat, berenang,
serta bentuk latihan pada alat yang dibuat seperti yang disebutkan diatas.
Aktivitas Dasar Dalam Senam
Ruangan olahraga atau semacam hall senam bagi anak memiliki arti yang sangat
penting, karena disana mereka dapat melakukan apa saja sesuai dengan gerak
hatinya, mereka dapat berlari, berjalan, memanjat, berguling, meloncat dan
melompat diatas manapu alat yang ada.
Apabila kita kelompokkan semua gerakan tersebut di atas, gerakan atau
keterampilan mereka dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok
(Gabbard.C,Leblance.E, dan Lowy.S, 1987) yaitu :
Lokomotor,
yaitu gerakan atau tindakan dengan maksud memindahkan posisi seluruh tubuh
ketempat lain, apakah itu ke depan, ke belakang, ke samping, ke atas maupun ke
bawah.
Contoh gerakan :
Berjalan
5 | P a g e
Page 7
Pola berjalan yang sudah matang
Arah gerakan
Non Lokomotor ,
yaitu suatu gerakan atau tindakan dengan maksud menggerakan bahagian
tubuh tanpa harus memindahkan seluruh tubuh/ tetap ditempat sepeti
mengayunkan kedua lengan , memutarkan leher, membungkuk, menegakkan
badan ke semua arah.
Manipulatif
Yaitu suatu gerakan atau tindakan dengan maksud memanipulasi gerakan atau
posisi suatu benda seperti menggelindingkan bola, menangkap bola, melempar,
mengiring bola dan lain sebagainya.
Contoh gerakkan : Menggulinkan bola
6 | P a g e
Page 8
Menggulingkan bola pada tingkat dasar
Menggulingkan bola pada tingkat yang sudah matang
Secara teoritis semua gerakan tersebut adalah gerakan terpisah, namun
demikian pada bentuk tingkah laku yang lebih komplek, gerakan ketiga kegiatan dasar
tersebut dapat saja menjadi gerakan gabungan gerak secara keseluruhan.
Seperti melakukan rolling atau menggulinkan badan ke depan termasuk dalam
kategori lokomotor, namun disisi lain mengayunkan kedua lengan merupakan gerakan
non lokomotor,
Gerakan menggulingkan ke belakang beberapa kali
B. Pembagian Senam
7 | P a g e
Page 9
Untuk penyederhanaan, disini akan diambil berdasarkan pembagian senam menurut
Knirsch K. (1981), yaitu senam yang terbagi atas Normatif dan Nonnormatif
Senam Normatif
Jenis senam ini lebih dikenal dengan senam artistic, ritmik sportif, atau sports
aerobics
Semua kegiatannya dibatasi oleh sejumlah peraturan yang telah baku atau telah
memiliki peraturan khusus dalam penyelenggaraanya yang dikenal dengan Technical
Regulation of Point yang dikeluarkan oleh FIG.
Tujuannya adalah untuk memberikan keseragaman dalam penilaian secara lebih
objektif serta membantu pelatih dan pesenam dalam menyusun rangkaian latihan.
Senam menurut Federasi Senam International (FIG = Federation International de
Gymnastique), terbagi dalam 4 kelompok,
- Senam Artistik (Artistic Gymnastics)
- Senam Ritmik Sportif (Rhytmic Sportive Gymnastics)
- Aerobik Pertandingan (Sports Aerobic)
- Senam Umum (General Gymnastic)
Peralatan yang digunakan dalam Perlombaan Senam adalah sebagai berikut sesuai
dengan urutannya :
Senam Artistik Putra
- Lantai (Floor)
- KudaPelana (Pommeled Horse)
- Gelang- gelang (Rings)
8 | P a g e
Page 10
- Kuda Lompat (Voulting Horse)
- Palang Sejajar (Parallel Bars)
- Palang Tunggal (Horizontal Bar atau High Bar)
Senam Artistik Puter
- Kuda Lompat (Voulting Horse)
- Palang Bertingkat (Asseymetric Bars)
- Balok Keseimbangan ( Balance Beam)
- Lantai (Floor)
Alat dan ukuran lantai yang digunakan puteri sama dengan yang disunakan untuk
putera.
Senam Ritmik Sportif (Khusus Puteri)
- Bola (Ball)
- Tali (Rope)
- Simpai (Hoop)
- Piat (tape)
- Gada (Club)
Sport Aerobics (putera dan puteri)
Alat yang digunakan adalah lantai yang berukuran 7 x 7 meter dengan ruang
pengaman disetiap sisi selebar 2 meter.
Senam Nonnormatif
9 | P a g e
Page 11
Senam nonnormatif lebih dekat kepada pendidikan jasmine secara umum,
karena kegiatan dalam jenis ini tidak diatur secara ketat dengan peraturan –
peraturan seperti yang ada dalam senam normative
Arti Pedagogsis Dalam Senam
Arti pedagogsis di dalam senam dapat dikelompokkan ke dalam lima arti, yaitu
senam sebagai instrumen atau alat senam dilihat dari prospektif kesehatan dan
kesegaran jasmani, penelitian dan pengamatan gerak, aspek afektif – social terutama
dalam pengolahan gerak, dan aspek personal ( Knirsch. K, 1981).
Senam sebagai instrument atau alat
Gerakan melompat, memanjat , mengayun dan sebagainya, merupakan
alternative kegiatan yang banyak di tawarkan dalam senam. Mereka akan belajar
bagaimana mereka harus melompat atau memanjat, mendorong atau mengangkat. Jadi
secara fisik mereka telah belajar, bagaimana mereka dapat mengenal, menyesuaikan
dan meguasai lingkungannya.
Perspektif Kesehatan dan Kesgaran Jasmani
Senam dapat dilakukan untuk semua tingkatan usia khususnya pada anak – anak.
Melalui berbagai macam kegiatan yang dilakukan, akan memberikan pengaruh yang
tidak sedikit terhadap pertumbuhan sang anak.
“ Melalui gerakan akan menimbulkan rangsangan yang mengakibatkan terjadinya proses
adaptasi(Letzelter, 1978)”
Penelitian dan pengamatan Gerak
10 | P a g e
Page 12
Dengan kegiatan yang dilakukan, si anak sudah dapat melakukan pengamatan
dan memiliki pengalaman secara fisik maupun teknik. Lebih jauh lagi mereka juga akan
belajar bagaimana menyeimbangkan dirinya maupun merasakan gerakan otonya sendiri
(Kinestetik)
Arti Sosial
Arti social dalam pengelolaan gerak dalam senam alat, hendaknya dilihat dari
dua aspek kerjasama (kooperatif) melalui saling Bantu dan kedua dari aspek mengikuti
aturan (asosiatif). Bentuk pengelolaan kerjasama dengan alat, memiliki dua tujuan yaitu
keamanan yang dilakukan maupun untuk keberhasilan gerakan.
Arti Personal
Aspek social selalu dikaitkan dengan prestasi, keamanan, kebanggaan, dan
kemampuan. Arti personal bagi seorang anak harus dan akan dirasakan secara langsung
saat pertama kalo dia mencoba gerakan dan berhasil.Keberhasilan ini akan memberikan
arti sangat positif sebagai pemicu belajar.
Senam Alat dan Artistik
Sesuai dengan ekonomisasi tugas gerak serta spesialisasi yang sesuai dengan
teknik gerak, senam nonnormatif pun berkembang sampai tingkat yang lebih tinggi
dibentuk dari unsur – unsure gerak seperti :
- Gerakan mengguling
- Gerakan lecutan kaki
- Lecutan tubuh
- Pelurusan pinggul
- Mengayun naik dan berputar
11 | P a g e
Page 13
- Gerakan loncatan kaki
- Mengayun naik kedepan/ belakang
- Keseimbangan
Faktor Kesulitan Dalam Gerak
Bagi anak yang memang sudah memiliki kemampuan cukup dan terlatih , tidak
akan banyak mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas yang berhubungan
dengan (knirsch. K, 1983):
Fisik mekanik, ini sangat erat kaitannya dengan aktivitas fisik yang sesuai
dengan hokum biomekanik
Koordinatif – Konsentratif, yang erat kaitannya dengan masalah momen
gerakan fisik berdasarkan arah dan intensitas serta seduai dengan hukuk
mekanik,
Anatomis – fisiologis, merupakan kemampuan dalam mendistribusikan
kekuatan dan kelentukan secara seimbang, sesuai dengan berat badanya.
Psikologis erat hubungannya dengan rasa takut terhadap keadaan yang
sangat luar biasa/ ekstrim.
12 | P a g e
Page 14
Gerakan dalam Senam dan Tingkat Belajar Motorik
A.Struktur Gerak
Struktur gerak dibedakan antara siklik dan asiklik.
1. Gerakan Siklik
Gerakan sik;ik merupakan bentuk gerakan yang dilakukan berulang- ulang pada
gerakan yang sama seperti lari, jalan, berenang, bersepeda dan lain sebagainya. Sesuai
dengan hukum gerak yang berlaku, maka gerak siklik memiliki dua fase gerak, yaitu fase
utama dan fase antara.
2. Gerakan Asiklik
Gerak asiklik merupakan satu bentuk gerakan yang berdiri sendiri (Gerak tertutup).
Gerakan yang termasuk didalamnya adalah seperti lempar lembing, lompat jauh, kipp
atau semua bagian gerakan atau elemen gerak yang ada dalam senam alat atau artistik.
13 | P a g e
Page 15
Untuk lebih jelasnya, maka gerakan asiklik merupakan suatu susunan atau sekuens
beberapa fase gerak, yaitu :
- Fase Pendahuluan atau awal
- Fase Utama
- Fase Akhir
B. Kombinasi Gerak
Kombinasi gerak hanya mungkin terjadi apabila suatu gerakan diikuti oleh
gerakan yang lainnya. Namun sebagai catatan, bahwa gerakan kombinasi hanya terjadi
pada gerakan yang asiklik.
Dalam olahraga senam kita akan selalu bekerja dengan gerakan asiklik, walaupun
masih dapat kita lihat adanya gerakan siklik seperti awalan lari untuk round off misalnya
atau pada awalan pada kuda- kuda lompat.
14 | P a g e
Page 16
C. Pengertian Fase Gerak
1. Fase Pendahuluan atau Awal
Fase pendahuluan atau awal adalah dipersiapkan untuk meneruskan
gerak menuju fase gerak utama secara optimal. Secara terperinci fase pendahuluan ini
dapat pula kita bagi dalam sua subfase sesuai dengan kebutuhannya (Knirsch, 1983)
yaitu :
- Fase Pendukung II
- Fase Pendukung I
Sesuai dengan hukum yang berlaku,fase ini memiliki satu sifat yang khusus,
yaitu: Arah gerakannya berlawanan dengan arah gerakan fase utamanya.
Kekhususan ini tidak terlepas dari prinsip biomekanis maupun fisiologis. Jadi fase
ini harus memiliki hubungan yang sangat teratur sebelum menuju fase utama-
dosis keleluasaan gerak maupun tenaga harus sesuai dengan kebutuhan pada
fase utama. Sebagai contoh pada handstand yang berakhir tidak pada posisi
static, melainkan berputar terus melebihi seharusnya. Salah satu penyebabnya
mungkin ayunan pada gerakan awalan terlalu kuat.
3. Fase utama dan Akhir
Pengertian fase utama adalah : Suatu penyelesaian satu tugas gerak tertentu,
sedangkan fase akhir adalah : sikap akhir setelah menyelesaikan satu tugas gerak
tertentu didalam satu keadaan yang seimbang.
D. Motorik dan Tingkat Belajar Motorik
1. Motorik
15 | P a g e
Page 17
Semua gerakan yang ada didalam senam merupakan implementasi dari suatu
kemampuan motorik yang secara genetik telah dimiliki oleh setiap individu. Hal ini akan
banyak mempengaruhi kecepatan tingkat belajar motoriknya.
Seperti yang tertulis dalam Sportwissenschaftiliches Lexikon (Rothig, 1983), maka
motorik identik dengan gerakan. Gerakan akan selalu dikaitkan dengan ungkapan yang
ada dalam diri seseorang berupa suatu tindakan yang nyata.
2. Tingkat Belajar Motorik
Berbicara tentang sistematik yang ada, senam tingkatan belajar motorik bias
dihubungkan dengan derajat kualitas tingkah laku dan sikap gerak seseorang. Secara
klasik terlihat pada sistematik sebagai berikut:
- Normalisasi
- Pembentukan
- Prestasi
- Seni Gerak
Tanpa mengabaikan penulis lainnya, tingkat belajar motorik yang dimaksud disini
diambil dari Meinel dan Schnabel (1977) yang terdiri atas tiga tahap, yaitu :
- Tingkat Kasar ( Grobkoordination)
- Tingkat Halus (Feinkoordination)
- Tingkat Automatisasi (Variablen Verfugbarkeit).
Gerakan yang ada dalm olahraga senam hendaknya harus sampai pada tingkat yang
ketiga, sehingga aspek prestatif dalam senam bisa tercapai .
16 | P a g e
Page 18
Sedangkan pada tingkat pengajarannya, pembelajaran dalam senam terdiri dari 4
tingkatan yang didasarkan atas 3 konsep yang menggambarkan karakteristik maupun
dasar dalam pengembangan metode pengajaran.
1. Prinsip Pertama
Untuk bagian gerakan yang dipelajari, hendaknya urutan pengajaran harus dapat
diorganisir sedemikian rupa sehingga setiap fase dapat dikenali serta secara terpisah
memiliki arti yang fungsional.
2. Prinsip Kedua
Apabila si pelaku mampu melakaukan keterampilan gerakan pada setiap fase yang
dilakukannya dan telah memungkinkan dapat melakukan dengan persyaratan yang
dipermudah, maka dia hanya perlu mendapatkan dukungan luar saja.
3. Prinsip Ketiga
Didalam setiap pembelajaran gerakan hendaknya tidak selalu diarahkan kepada
keadaan atau sikap akhir apabila gerakan tersebut belum dapat dikuasai. Hal ini
bukan berarti mengingkari prinsip gerakan yang ada namun harus dicarikan cara lain,
dimana fase akhir dapat diarahkan keposisi atau sikap akhir.
Daftar Didaktis
A. Yang Harus diketahui oleh Guru
1. Bidang yang berhubungan dengan mekanika
Ketertarikan gerakan senam dengan mekanika
Memiliki gambaran yang jelas tentang hukum dinamik- statis
Mampu menunjukkan proses kejadian gerak dalam senam
17 | P a g e
Page 19
Pengetahuan tentang poros/ as badan (PB), titik berat badan (TBB) secara
keseluruhan. Pengetahuan in sangata penting artinya terutama dalam
mengamati gerakan, gambaran tekhnik gerak dan untuk mengetahui
sumber kesalahan gerak.
Mampu memberikan penjelasan dan keterangan dengan singkat, jelas
dengan penggunaan kalimat sederhana mengenai keterkaitan antara
tenaga, kelentukan, serta berat badan yang berkaitan dengan hukum
mekanika.
2. Bidang Informatika
Mampu memilih sejumlah alternativ informative dalam mengembangkan
gambaran teknik gerak pada peserta didik melalui penglihatan (visual).
Pendengaran (audio), perasaan dan rasa otot (kinestetik).
Mampu memberikan alasan, mengapa peserta didik perlu diarahkan melalui
petunjuk yang banyak dalam melaksanakan tugas geraknya.
Mengenal sejumlah keterbatasan dan kemampuan penerimaan informasi
peserta didik dalam menangkap pesan yang disampaikan
Mampu memberikan penjelasan tentang suatu teknik gerakan dengan kalimat
sederhana, singkat dan jelas.
Sejauh mungkin harus mampu megeluarkan kata – kata yang dapat
menggambarkan dengan jelas oleh peserta didik.
3. Bidang Metodik
Belajar bagaimana metode dilakukan sesuai dengan tujuan dan kepentingannya.
Mampu menawarkan berbagai bentuk formasi belajar yang dapat meningkatkan
efektifitas belajar.
18 | P a g e
Page 20
Mampu memberikan berbagai bentuk bantuan seperti melalui teman sekelas,
alat dan lain sebagainya.
Dapat menerapkan prinsip- prinsip metodis, seperti dari yang mudah ke yang
lebih sukar, dari yang belum dikenal ke yang sudah dikenal, dari yang sederhana
ke yang lebih rumit dan dari yang ringan ke yang lebih berat.
Mengetahui keterkaitan anatara analisis fungsi sampai kepada konsekuensi
metodis dalam kaitannya dengan pengembangan gerakan.
4. Bidang Struktur Gerak dan Teori Gerak
Memahami pengertian rumpun gerak dan kaitanya dengan metode pengajaran
Mengenal 8 kelompok struktur gerak (KSG) atau pola gerak dominant (PGD)
Mengetahui hubungan gerakan KSG dan PGD yang berbeda
Mengenal gerakan dasar sebagai modal dalam menyusun perencanaan dan
memberikan pengajaran
Memberikan sejumlah kemungkinan transfer gerak dari satu alat kea lat lainnya.
Mengenal adanya kontinuiti langkah gerakan dasar ke struktur gerak yang sama
di tingkat gerak yang lebih sulit.
Mengerti tentang pengembangan struktur gerak.
B. Yang harus dimiliki dan dipelajari oleh peserta didik
Pengalaman gerak berdasarkan ruang dan waktu melalui gerakan
mengayun, meloncat, bertumpu, berputar dan melayang.
Belajar bagaimana mengatur gerakan pada posisi yang luar biasa atau
ekstrim seperti posisi kepala di bawah dan kaki di atas
19 | P a g e
Page 21
Belajar mengatur sikap tertentu melalui perasaan ototnya.
Belajar merasakan kelebihan dan kekurangan kekuatan yang dimilikinya
Mampu mengatur kadar penggunaan tenaga dengan tepat terhadap pola
gerak, arah, waktu atau timing serta intensitasnya
Belajar merencanakan gerakannya sendiri yang berhubungan dengan
jarak dan ketinggian gerak.
2. Bidang Sosial – Emosional
Dapat menunjukkan bagaimana tugas tertentu dapat diselesaikan melalui
kerjasama.
Belajar bagaimana menghilangkan rasa takut
Memiliki pengertian bagaimana teman sekelas dapat menigkatkan semangat
belajar
Menawarkan berbagai kemungkinan untuk belajar, bahwa saling membantu dan
mengamankan merupakan salah satu aspek kebersamaan
Melalui bantuan dari luar seperti teman dan alat, dapat menghilangkan rasa
takut
Memiliki rasa senang terhadap keberhasilan pribadi maupun teman sekelasnya
Melalui kesuksesan usaha yang telah dilakukan , dapat memberikan pengaruh
yang positif terhadap struktur kepribadiannya.
4. Bidang Kognitif
Memiliki pengertian tentang kemungkinan melakukan gerakan pada
beberapa alat yang sama atau tidak
20 | P a g e
Page 22
Memiliki pengertian bagaimana peralatan harus dipasang dan dibereskan
kembali dengan benar, sehingga apabila ada kemungkinan kesalahan
gerak tidak akan mengakibatkan cedera.
Mengenal ciri – cirri khusus suatu gerakan
Mengembangkan gambaran gerak yang benar
Mengetahuinya adanya keterkaitan antara kekuatan dengan kelentukan
sebagai syarat dalam mempelajari elemen gerak senam
Mengetahuai sebab-sebab kesalahan yang terjadi melalui
kemampuannya dalam gambaran gerak dan pengamatan gerak
Dapat memberikan koreksi atas kesalahan gerak yang dilakukan oleh
teman sekelasnya
Memahami bahwa konsentrasi merupakan aspek penting dalam
melakukan gerakan
Memilik gambaran bahwa setiap akhir suatu gerakan akan ditentukan
oleh fase utamanya,
Melalui pengetahuanya tentang fase utama suatu gerakan, pemberian
bantuan akan dapat segera diputuskan.
Bantuan dan Pengamanan
Dalam pengajaran senam alat, bantuan dan pengamanan merupakan bagian
rencana pengajaran yang sangat penting.
A. Pengertian dan penjelasan Istilah
21 | P a g e
Page 23
Bantuan
Bantuan diartikan sebagai suatu tindakan selama gerakan berlangsung yang
dilakaukan kawannya sendiri atau partner
Pengamanan
Pengamanan merupakan semua bentuk usaha yang dilakukan tanpa harus
melakukan tindakan langsung pada saat gerak dilakukan, tujuannya adalah untuk
menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi (darurat). Pengamanan berarti
kesiapsiagaan kawan atau partner, yang dapat melakukan tindakan sesegera mungkin
apabila timbul moment yang membahayakan.
B.Aspek yang ada dalam Bantuan dan Pengamanan
Bantuan dan Pengamanan harus dipertimbangkan berdasarkan kedua aspek
beikut dibawah ini :
- Aspek Yuridis
- Aspek Pedagogsis
-
1. Apek Yuridis
Secara yuridis seseorang hendaknya dapat terjamin keselamatannya maupun
pertanggungan diri apabila terjadi kecelakaan. Berdasarkan pengalaman, hal ini dapat
dirasakan pada saat menghadapi event – event besar seperti PON, SEA GAMES,
OLYMPIADE dan lain sebagainya, melalui Asuransi Kecelakaan.
Upaya Bantuan dan Pengamanan Selama Praktik Pengajaran
Peralatan dan Matras
22 | P a g e
Page 24
Setiap alat harus diamankan dengan pemasangan matras. Kita mengenal adanya
matras busa, kolam busa, matras gulung, matras lunak/ crashmats. Matras tersebut
harus mengelilingi alat sedemikian rupa, sehingga mampu memberikan keamanan pada
daerah atau tempat yang membahayakan maupun yempat pendaratan.
Pemilihan alat
Pemilihan alat harus mempertimbangkan rata- rata tingkat kemampuan
kelompok sebagai dasar untuk menentukan sampai berapa jauh tugas yang harus
dilakukan (tuntukan gerakan).
Organisasi Penempatan Bantuan
Dalam kegiatan pengajaran dalam kelompok kerja, guru maupun pelatih senam
harus menentukan berapa jumlah anak dalam satu kelompok. Sesuai dengan topic
pembahasannya, maka pengelompokan kerja pun harus mendapat pertimbangan
berdasarkan tingkat kemampuan si anak. Artinya pembentukan kelompok kemampuan
tergantung dari topic pembahasannya. Guru dan pelatih wajib memberikan petunjuk
untuk setiap kelompok kerja dengan tepat, mengenai bagaimana bantuan harus
diberikan.
2. Apek Pedagogsis
Dalam aspek pedagogsis akan berkaitan dengan tiga bidang tugas sebagai
konsekuensi pengajaran, yaitu :
Sosial
Pada bidang ini, bantuan dan pengamanan dapat diartikan sebagai upaya yang
dilakukan melalui kata- kata dan gerak. Dalam kelompok kecil ( yang memerlukan
organisasi bantuan dan pengamanan khusus ), kesempatan untuk mencapai
keberhasilan bagi semua yang terlibat dalam pembelajaran akan menjadi lebih luas.
23 | P a g e
Page 25
Psikologis – Motivasi
Pada bidang ini bantuan dan pengamanan memiliki tugas sebagai berikut :
- Mengurangi hambatan terhadap rasa takut melalui bantuan tempat serta
pemilihan materi pengajaran.
- Meningkatkan percaya diri melalui usaha – usaha bantuan dan pengamanan
yang cocok serta terpercaya
- Memperbaiki kemampuan serta [engalaman keberhasilan melalui bantuan
gerak.
- Membuat siswa yang lemah memiliki pengertian, bahwa bantuan dan
pengamanan yang dia perbuat merupakan persyaratan penting dalam
kegiatan kerja kelompok kecil.
Tuntutan kognitif - motorik
Dalam bidang kognitif- motorik bantuan dan pengamanan memiliki tugas sebagai
berikut :
- Memberikan pengertian kepada siswa, adanya keterkaitan fungsional suatu
gerak, yang dapat dirasakan melalui bantuan dan pengamanan tanpa harus
tergantung kepada guru (hukum mekanik, bobot fungsional untuk setiap fase
gerakan )
- Dapat memberikan pengertian tentang struktur gerakan serta mampu
memberikan bantuan terbaik sesuai dengan arah, kapan dan dimana
bantuan diberikan.
- Mengetahui kapan melakukan tindakan seandainya tejadi moment serta
tempat yang paling membahayakan dengan tujuan sebagai usaha dalam
meghindari kecelakaan.
24 | P a g e
Page 26
- Belajar membandingkan perbedaan gerak sendiri maupun gerakan lain yang
dicapai melalui gerakan pengamatan diri tersebut siswa dapat menentukan
korelasi bantuan serta kapan bantuan harus diberikan.
Konsekuensi Praktis
Di dalam bidang kognitif, setiap tugas selalu berkaitan dengan konsekuensi
metodis yang harus dilihat sebagai praktik dalam memberikan bantuan. Untuk setiap
jenis bantuan yang diberikan harus selalu memperhatikan ketiga masalah dibawah ini :
- jenis dan cara bantuan
- tempat dimana bantuan harus diberikan
- waktu kapan bantuan harus diberikan.
1. Prinsip untuk Pembantu
Pembantu harus berada sedekat mungkin dengan anak yang melakukan (terlalu jauh
berarti akan memperpanjang tuas atau lengan pengungkit), akibatnya diperlukan tenaga
yang lebis besar untuk bantuan serta terlalu sedikit kemungkinan membantu.
2. Bantuan dalam praktek
- Pegangan Tumpu
- Pegangan putar atau genggam
- Bantuan dorong atau tolak
- Bantuan tarik atau hela
- Bantuan putar
- Bantuan keseimbangan
25 | P a g e
Page 27
- Kombinasi bantuan
- bantuan dengan ikat pinggang
Bantuan Tumpu
Bantuan ini akan ditemukan di semua gerakan lurus apakah itu dengan ayunan
kaki maju bertumpu ataupun tanpa ayunan kaki. Pada loncatan bertumpu seperti
loncatan jongkok, menyudut, kangkang, hecht, naik dan turun seperti halnya rangkaian
serta gerakan yang sama pada balok keseimbangan, palang bertingkat, palang sejajar,
palang tunggal, pada saat loncatan jongkok naik saat jongkok kedepan atau sudut naik
dan sudut kedepan. Bantuan yang diberikan dengan cara menahan badan pada saat
lebih atas dari tumpuan tangan. Pegangan ini dapat dilakukan oleh satu orang atau
dengan dua orang pembantu.
Jenis dan Cara Memberikan Bantuan
Pembantu berdiri dalam sikap melangkah dengan penggunanya saling
berhadapan. Sedangkan badannya sedikit dicondongkan ke depan.
Tempat Bantuan
Tempat berdiri pembantu tergantung dari arah serta kecepatan gerakan.
Saat atau moment pemberi bantuan
Pembantu harus sedini mungkin memegan si anak (mulai dari awak fase fungsi
utamanya). Mereka harus selalu mengikuti dan mengamankan sampai si anak dapat
mengakhiri gerakannya dengan sempurna (sampai ke sikap berdiri atau bertumpu).
Pegangan putar atau genggam
26 | P a g e
Page 28
Pegangan bantuan ini dapat diberikan kepada semua gerakan yang berputar
pada poros tubuh yang lebar.
Pegangan Putar Depan
Jenis dan cara memberikan bantuan
Pembantu berdiri berhadapan muka , si anak dapat berada dalam keadaan
berdiri, bertumpu atau menggantung dan boleh dibantu dengan satu atau dua orang
pembantu.
Tempat Pemberian Bantuan
Pembantu harus langsung berdiri di dekat si pelaku, pada berputar ke depan di
tempat pada lantai (dari sikap awal berdiri atau dari sikap menggantung diam). Pada
semua alat pembantu harus selalu cenderung berdiri searah dengan arah gerakan.
Waktu Pemberian Bantuan
Sejak awal fase lepasnya tangan dari tumpuan serta sebelum ke dua kaki atau
tangan bertumpu pada tempat seharusnya bertumpu (saat terlepasnya pegangan), si
anak harus selalu di bawah kontrol pembantu.
Pegangan Putar Ke Belakang
Jenis dan cara bantuan
Dua pembantu berdiri berhadapan muka, si pelaku berdiri, menggantung atau
bertumpu. Pembantu memegang bagian tubuh si anak dengan tangan yang paling dekat
( ibu jari mengarah ke siku pada bicep), sedangkan tangan yang lain memegang bagian
tubuh si anak dengan tangan yang paling dekat dengan siku ( ibu jari mengarah
kepundak pada tricep).
Bantuan dorong atau tolak
27 | P a g e
Page 29
Ini berarti bahwa pangkal tolak pembantu berada di belakang titik berat badan
sesuao dengan arah gerakannya.
Jenis dan Cara Bantuan
Pembantu berdiri berhadap- hadapan dan si pelaku berada di tengah. Pembantu
memegang dengan kedua tanagan dekat dengan titik berat badan pada bagian belakang
atau perut atau pundak serta memberikan dukungan gerakan keatas melalui dorongan.
Tempat Pemberian Bantuan
Tempat memberikan bantuan akan ditentukan oleh jenis gerakan yang
dilakukan. Apabila gerakan dilakukan pada alat yang diam (pada poros putar yang
kokoh, palang tunggal, palang sejajar atau palang bertingkat serta pada gelang- gelang
yang diam ), si pembantu berada langsung dibawah si pelaku dekat poros putar yang
cendrung kearah posisi akhir gerakan.
Waktu Pemberian Bantuan
Harus dilakukan mulai dari awal fungsi utama setiap elemen gerak dan gerakan
hendaknya diikuti dan diamankan sampai posisi akhir berdiri, bertumpu atau
menggantung.
Bantuan Tarik
Bantuan ini menyempurnakan serta mendukung arah, kecepatan, kekuatan
moment gerak si pelaku dan sekaligus mengamankannya. Bantuan ini bertindak seperti
pada bantuan dorong atau tolak, yaitu membantu membawa badan si pelaku ke tempat
yang lebih tinggi.
Bantaun Kombinasi
Bantuan kombinasi berarti paling tidak ada dua bentuk bantuan yang digunakan.
Bantuan ini hanya mungkin dapat dilakukan apabila pembantu sudah memiliki
28 | P a g e
Page 30
pengalaman gerak serta gerakan tempat, arah serta kecepatan gerakannya disamping
jenis dan cara pemberian bantuan. Bantuan dapat diberikan oleh satu atau berberapa
pembantu.
Pegangan Tumpu Bantuan Putar
Bantuan ini diberikan kepada semua gerakan berputar, gerakan berputarnaik
dan turun pada balok keseimbangan, kuda pelana, palang sejajar atau bertingkat dan
palang tunggal.
Pegangan Putar – Bantuan Dorong
Bantuan ini digunakan pada gerakan berputar diudara kedepan dan kebelakang
pada gelang- gelang, pangkat bertingkat, sejajar dan tunggal.
Bantuan Dorong dan Putar
Jenis bantuan ini dapat diberikan pada gerakan roll, ayunan naik dan berputar,
kipp pada gelang- gelang, palang bertingkat, palang sejajar dan palang tunggal. Selain itu
juga pada semua gerakan berputar diudara di atas lantai maupun loncatan bertumpu.
Bantuan tarik – dorong dan putar
Bantuan ini umumnya diberikan pada langkah awal metode latihan. Di sini
berdiri sepasang pembantu lebih tinggi dari yang lainnya. Bantuan diberikan pada
gerakan kipp ke belakang,felgen cepat atau lambat juga pada gerakan ayunan naik dan
berputar. Bantuan putar dorong dilakukan dari bawah sedangkan bantuan tarik
dilakukan dari atas pembantu.
Bantuan tarik dorong dan keseimbangan
Bantuan ini diberikan pada semua gerakan felgen cepat dan lambat ke belakang,
selama gerakan tersebut akan diarahkan ke sikap akhir yang diam. Dapat dilakukan oleh
29 | P a g e
Page 31
satu atau dua orang pembantu, yang keduannya harus lebih tinggi daripada si pelaku itu
sendiri.
Gerakan Lokomotor
Seperti yang sudah dijelaskan pada modul sebelumnya, bahwa aktivitas dasar
senam muncul berdasarkan aktivitas gerakan yang terjadi secara alamiah.
Berjalan
Gambaran gerak
Berjalan dapat diartikan sebagai pemindahan berat badan dari satu kaki ke kaki
yang lain dengan salah satu kaki tetap kontak dengan tempat bertumpunya sepanjang
kegiatan itu berlangsung.
Pengamatan gerak
Gerakan berjalan dapat diamati pada anak usia 9 tahun sampai 15 bulan dan
pada umumnya sudah dapat dikuasai setelah 12 bulan. Berjalan kesamping atau
kedepan. Sekitar usia 4 tahun, gaya berjalannya sudah seperti orang dewasa dengan
beberapa cirri sebagai berikut :
- terlihat mudah
- langkah sudah berirama
- pemindahan berat badan sudah lancer dan halus
Pengamatan Gerak
30 | P a g e
Page 32
Pada umum nya anak- anak sudah memiliki tingkat berlari yang cukup baik tanpa
harus diberikan instruksi- instruksi.
Namun demikian, sudah dapat diamati dan dianalisis perbedaan yang terjadi
antara gaya berlari yang sudah matan maupun gaya berlari yang belum banyak memiliki
pengalaman.
Variasi Gerakan
Berjalan merupakan kegiatan yang paling banyak digunakan maupun sebagai
keterampilan dasar setiap individu. Digunakan secara terpisah atau hanya berjalan saja
atau dengan mengkombinasikan dengan gerakan lain dan membentuk beberapa
keterampilan yang lebih komplek. Berjalan merupakan kegiatan dasar gerakan lokomosi.
Ruang
31 | P a g e
Page 33
Pola Variasi Gerakan
- Tubuh bagian atas dibungkukkan kedepan, ke belakang atau kesamping.
- Merubah daerah tumpuan (lebar atau sempit)
- Merubah jarak Melangkah (Pendek atau panjang)
- Berjalan dengan tumit , ujung telapak kaki, begian telapak kaki
digeser,berjalan dengan kaki bagian luar
- Lutut dikakukan
- Merubah posisi lengan (diluruskan keluar, kesamping, di atas kepala, kedua
lengan diluruskan atau bergantian), ayun kedua lengan bersama- sama dari
satu sisi ke sisi lainnya
- Kedua tangan di lutut, menepuk dibelakang leher atau dibelakang badan.
- Menempatkan salah satu kaki di belakang atau di depan dalam satu garis.
- Ke samping ( Kaki yang satu disilangkan pada kaki yang lainnya)
- Merubah arah posisi kaki keluar atau kedalam
- Berjalan dengan kedua kaki dan kedua tangan
- Tungkai ditendangkan tinggi – tinggi kedepan, kebelakang dan kesamping.
Arah/ Jalur/ Ketinggian
Ditempat Perubahan Arah
Ke depan Rendah (lutut dibengkokkan)
Ke Belakang Tinggi (jinjit)
32 | P a g e
Page 34
Melingkar Berputar
Diatas Di bawah
Zig-zag Rendah dengan tubuh diangkat
Berdasarkan Waktu
Dari lambat kecepat
Dengan lankah kedut
Digabung dengan irama musik atau ketukan berirama
Bergerak dengan lembut
Gaya yang Dikembangkan
Keras Langkah ringan
Lembut Lutut diangkat tinggi- tinggi
Menaik
Menurun
Variasi Gerakan Tambahan
Berjalan berdasarkan kreasi anak
- Berjalan dalam barisan berdua, bertiga, berempat (beriring, berdampingan,
dan lain sebagainnya)
- Berjalan dalam gembira dan sedih
- Berjalan melalui rintangan ke depan atau belakang
33 | P a g e
Page 35
- Berjalan sambil berputar, memutar anggota tubuh, membungkuk dan
sebagainya.
Gambaran lain tentang cara berlari yang sudah matang, dikemukakan oleh wicksrom
(1983) sebagai berikut:
- Tubuh bagian atas sedikit dicondongkan kedepan selama melangkah.
- Kedua tangan di ayun membusur lebih besar pada bidang vertical serta
keserasian gerakan yang berlawanan dengan gerakan tungkai
- Kaki tumpu bersentuhan atau kontak dengan lantai agak sedikit rata dan
lebih dekat dengan pusat gaya berat badan.
- Lutut tungkai tumpu agak dibengkokkan setelah kaki menyentuh lantai
- Pelurusan tangkai tumpu mulai dari pinggul, lutut dan ankle
Konsep keterampilan berkomunikasi dengan anak didik
- berlari dengan ujung telapak kaki
- Kepala diangkat, kedua mata ke depan
- Bengkokan kedua lutut
- Biarkan tubuh bagian atas rileks
- Bernafas lah dengan normal
- Condongkan sedikit kedepan
- Angkat lutut ke Atas
- Tekuk siku dan ayunkan lengan dengan bebas
- Sentuh lantau dengan tumit terlebih dahulu.
34 | P a g e