KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang ditentukan yang berjudul tentang “Gangguan Sistem Kardiovaskuler Pada Lansia” Tugas ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II. Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ns. Yaslina, M.Kep, Sp. Kom, sebagai dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas II yang telah memberikan petunjuk, saran dan bimbingan. 2. Semua Rekan – Rekan yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan dan penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan demi kesempurnaan makalah ini agar dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Bukittinggi, 19 November 2012 (Penulis) 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah – Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang ditentukan yang berjudul tentang “Gangguan
Sistem Kardiovaskuler Pada Lansia”
Tugas ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II. Dalam
kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Yaslina, M.Kep, Sp. Kom, sebagai dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas II yang telah
memberikan petunjuk, saran dan bimbingan.
2. Semua Rekan – Rekan yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan dan penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan masukan demi kesempurnaan makalah ini agar dimanfaatkan sebagaimana
mestinya.
Bukittinggi, 19 November 2012
(Penulis)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penuaan adalah sebuah proses yang pasti dialami semua orang,hal ini berarti perubahan pada
fisiologi dan anatomi jantung juga akan terjadi pada semua orang. Dengan bertambahnya usia,
wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin menurun. Usia lanjut adalah usia yang
sangat rentan terhadap berbagai penyakit. Pada umumnya yang mendasari penyakit disaat
lanjut usia adalah akibat dari sisa penyakit yang pernah diderita di usia muda, penyakit karena
akibat kebiasaan dimasa lalu (seperti: merokok, minum alkohol dan sebagainya) dan juga
penyakit tertentu yang mudah sekali menyerang saat usia lanjut. Tak heran bila pada usia
lanjut,semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau bekerja sama
dengan baik seperti kala muda dulu.
Penyakit jantung pada lansia mempunyai penyebab yang multifaktorial yang saling tumpang
tindih. Untuk itu kita harus terlebih dahulu memahami mengenai konsep faktor risiko dan
penyakit degeneratif. Faktor risiko adalah suatu kebiasaan,kelainan dan faktor lain yang bila
ditemukan/dimiliki seseorang akan menyebabkan orang tersebut secara bermakna lebih
berpeluang menderita penyakit degeneratif tertentu. Penyakit degeneratif adalah suatu
penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu berhubungan dengan satu faktor risiko atau
lebih,di mana faktor-faktor risiko tersebut bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu.
Penyakit degeneratif itu sendiri dapat menjadi faktor resiko untuk penyakit degeneratif lain.
Misalnya: penyakit jantung dan hipertensi merupakan faktor resiko stroke.
Inilah yang menyebabkan pembahasan mengenai penyakit jantung pada lansia dapat
berkembang sangat luas,yaitu karena adanya keterkaitan yang sangat erat antara penyakit yang
satu dengan penyakit yang lain.
2
Berdasarkan data yang didapat dari penelitian di USA pada tahun 2001,penyakit jantung yang
sering ditemukan adalah Penyakit Jantung Koroner 13%,Infark Miokard Akut 8%, Kelainan
Katup 4%,Gagal Jantung 2%,Penyakit Jantung Hipertensif dan Hipertensi 1%.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Medis
1. Defenisi
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar pada usia 65 tahun ke atas di
seluruh dunia. Pada lansia penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang banyak ditemui,
malah mungkin yang terbanyak diderita.
2. Perubahan Anatomis
Penebalan dinding ventrikel kiri jantung kerap terjadi,meski tekanan darah relatif normal.
Begitupun fibrosis dan kalsifikasi katup jantung terutama pada anulus mitral dan katup aorta.
Selain itu terdapat pengurangan jumlah sel pada nodus sinoatrial (SA Node) yang menyebabkan
hantaran listrik jantung mengalami gangguan. Hanya sekitar 10% sel yang tersisa ketika manusia
berusia 75 tahun ketimbang jumlahnya pada usia 20 tahun lalu. Bisa dibayangkan,bagaimana
terganggunya kerja jantung,apalagi jika disertai penyakit jantung lain,seperti penyakit jantung
koroner. Sementara itu,pada pembuluh darah terjadi kekakuan arteri sentral dan perifer akibat
proliferasi kolagen,hipertrofi otot polos,kalsifikasi,serta kehilangan jaringan elastik. Meski
seringkali terdapat aterosklerosis pada manula,secara normal pembuluh darah akan mengalami
penurunan debit aliran akibat peningkatan situs deposisi lipid pada endotel. Lebih jauh,terdapat
pula perubahan arteri koroner difus yang pada awalnya terjadi di arteri koroner kiri ketika
muda,kemudian berlanjut pada arteri koroner kanan dan posterior di atas usia 60 tahun.
3. Perubahan Fisiologis
Perubahan fisiologis yang paling umum terjadi seiring bertambahnya usia adalah perubahan
pada fungsi sistol ventrikel. Sebagai pemompa utama aliran darah sistemik manusia,perubahan
sistol ventrikel akan sangat mempengaruhi keadaan umum pasien. Parameter utama yang
terlihat ialah detak jantung,preload dan afterload,performa otot jantung,serta regulasi
neurohormonal kardiovaskular.
4
Oleh karenanya,orang-orang tua menjadi mudah deg-degan. Akibat terlalu sensitif terhadap
respon tersebut,isi sekuncup menjadi bertambah menurut kurva Frank-Starling. Efeknya,volume
akhir diastolik menjadi bertambah dan menyebabkan kerja jantung yang terlalu berat dan lemah
jantung. Awalnya,efek ini diduga terjadi akibat efek blokade reseptor β-adrenergik,namun
setelah diberi β-agonis ternyata tidak memberikan perbaikan efek.
Di lain sisi, terjadi perubahan kerja diastolik terutama pada pengisian awal diastol lantaran otot-
otot jantung sudah mengalami penurunan kerja. Secara otomatis,akibat kurangnya kerja otot
atrium untuk melakukan pengisian diastolik awal,akan terjadi pula fibrilasi atrium,sebagaimana
sangat sering dikeluhkan para lansia. Masih berhubungan dengan diastol,akibat
ketidakmampuan kontraksi atrium secara optimal,akan terjadi penurunan komplians ventrikel
ketika menerima darah yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan diastolik ventrikel ketika
istirahat dan exercise. Hasilnya, akan terjadi edema paru dan kongesti sistemik vena yang sering
menjadi gejala klinis utama pasien lansia. Secara umum,yang sering terjadi dan memberikan
efek nyata secara klinis ialah gangguan fungsi diastol.
Pemeriksaan EKG perlu dilakukan untuk melihat adanya penyakit jantung koroner,gangguan
konduksi dan irama jantung,serta hipertrofi bagian-bagian jantung. Beberapa macam aritmia
yang sering ditemui pada lansia berupa ventricular extrasystole (VES), supraventricular