4.4 Usaha Konservasi Sumberdaya Air Salah satu upaya konservasi air yang dapat dilakukan adalah dengan mengembalikan fungsi tanah sebagai penyimpan air. Dengan berubahnya tutupan alami tanah maka diperlukan aplikasi teknologi untuk konservasi air. Inti dari upaya ini berupa pengisian air tanah buatan (artificial ground water recharge) denagn pembuatan sumur resapan atau bidang resapan. Pengisian air tanah buatan ke dalam waduk bawah tanah mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1. Menyimpan kelebihan air permukaan ( mengurangi debit limpasan air hujan) ke dalam waduk bawah tanah 2. Memperbaiki kualitas air tanah lokal melalui pencampuran dengan pengisian air tanah yang berasal dari air hujan 3. Pembentukan tabir tekanan ( pressure barriers) untuk mencegah intrusi air asin 4. Meningkatkan produksi air tanah 5. Mencegah terjadinya penurunan muka tanah (land subsidence) 4.4.1 Sumur Resapan Konsep dasar sumur resapan adalah memberikan kesempatan dan jalan pada air hujan yang jatuh di atap atau di daerah kedap untuk meresap ke dalam tanah dengan jalan menampung air tersebut pada suatu sisten resapan. Oleh karena itu maka ukuran atau dimensi sumur yang diperlukan untuk suatu lahan atau kapling tergantung pada faktor – faktor berikut: 1. Luas permukaan tutupan, yaitu lahan yang airnya akan ditampung dalam sumur resapan, meliputi luas atap, lapangan parkir dan perkerasan lain 2. Karakteristik hujan, meliputi intensitas hujan, lama hujan, selang waktu hujan. Makin tinggi hujan biasanya membutuhkan volume sumur resapan yang lebih besar, sedangkan selang wktu hujan yang besar dapat mengurangi volume sumur yang diperlukan 3. Koefisien permeabilitas tanah, yaitu kemampuan tanah untuk melewatkan air per satuan waktu. 4. Tinggi muka air tanah. Pada kondisi muka air tanah yang dalam sumur resapan perlu dibuat secara besar – besaran karena tanah benar – benar memerlukan pengisian air
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Salah satu upaya konservasi air yang dapat dilakukan adalah dengan mengembalikan
fungsi tanah sebagai penyimpan air. Dengan berubahnya tutupan alami tanah maka
diperlukan aplikasi teknologi untuk konservasi air. Inti dari upaya ini berupa pengisian air
tanah buatan (artificial ground water recharge) denagn pembuatan sumur resapan atau
bidang resapan. Pengisian air tanah buatan ke dalam waduk bawah tanah mempunyai
kegunaan sebagai berikut:
1. Menyimpan kelebihan air permukaan ( mengurangi debit limpasan air hujan) ke
dalam waduk bawah tanah
2. Memperbaiki kualitas air tanah lokal melalui pencampuran dengan pengisian air tanah
yang berasal dari air hujan
3. Pembentukan tabir tekanan ( pressure barriers) untuk mencegah intrusi air asin
4. Meningkatkan produksi air tanah
5. Mencegah terjadinya penurunan muka tanah (land subsidence)
4.4.1 Sumur Resapan
Konsep dasar sumur resapan adalah memberikan kesempatan dan jalan pada air hujan
yang jatuh di atap atau di daerah kedap untuk meresap ke dalam tanah dengan jalan
menampung air tersebut pada suatu sisten resapan. Oleh karena itu maka ukuran atau
dimensi sumur yang diperlukan untuk suatu lahan atau kapling tergantung pada faktor –
faktor berikut:
1. Luas permukaan tutupan, yaitu lahan yang airnya akan ditampung dalam sumur
resapan, meliputi luas atap, lapangan parkir dan perkerasan lain2. Karakteristik hujan, meliputi intensitas hujan, lama hujan, selang waktu hujan. Makin
tinggi hujan biasanya membutuhkan volume sumur resapan yang lebih besar,
sedangkan selang wktu hujan yang besar dapat mengurangi volume sumur yang
diperlukan
3. Koefisien permeabilitas tanah, yaitu kemampuan tanah untuk melewatkan air per
satuan waktu.
4. Tinggi muka air tanah. Pada kondisi muka air tanah yang dalam sumur resapan perlu
dibuat secara besar – besaran karena tanah benar – benar memerlukan pengisian air
Penempatan sumur resapan harus memperhatikan kondisi lingkungan setempat,
seperti letak septik tank, sumur air, posisi rumah dan jalan umum. Tabel 4.12
memberikan batas minimum jarak sumur resapan terhadap bangunan lainnya.
Tabel 4.12 Jarak minimum sumur resapan dengan bangunan lainnya
No. Bangunan/objek yang ada Jarak minimal dengan sumur
resapan (m)1 Bangunan/ rumah 3.02 Batas kavling 1.53 Sumur air minum 10.04 Septik tank 10.05 Aliran air (sungai) 30.06 Pipa air minum 3.07 Jalan umum 1.58 Pohon besar 3.0Sumber : Suripin, 2003
Sebagai gambaran tata letak sumur resapan dapat dilihat pada Gambar.4.7
media merupakan saringan dan dapat berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan melekat bagi mikroba yang berasimilasi dengan benda-benda
organik yang berasimilasi dengan benda-benda yang ada dalam limpasan air
hujan.
1) Kolam resapan/kolam retensi
Kolam resapan adalah kolam yang berfungsi untuk menampung limpasan air
hujan dimana air yang meresap atau menguap habis. Bangunannya seperti
balong ikan, bagian dasarnya merupakan galian tanah saja, sedangkan
dinding tegaknya dengan atau tanpa pasangan.
2) Sumur resapan tanpa media
Sumur resapan tanpa media deperti halnya sumur perigi, sumur dangkal, dan
sumur pipa seperti halnya pada pengambilan tanah untuk air minum.
Perbedaan keduanya terletak pada kedalaman, umumnya sumur resapan
tidak sampai muka air tanah.
3) Sumur resapan dengan media
Sumur resapan dengan media dibangun seperti sumur resapan dengan
media, bedanya adalah lubang sumur diisi dengan media. Pengisiannya ada
yang penuh maupun tidak penuh sedalam sumur. Kedalaman storasi air
mungkin dua kali lebih besar jika dibanding kedalaman storasi sumur resapan
tanpa media, karena air mengisi rongga batuan saja.
Terdapat pula teknik lain dalam mengantisipasi minimnya lahan di perkotaan
yang dilakukan di Jepang sejak tahun 1985, yakni jaringan pipa porus. Dalam
sistem ini aliran air hujan dari talang atap diteruskan ke dalam pipa porus yang
ditanam pada kedalaman 2 m di bawah tanah dengan lapisan kerikil di
sekelilingnya. Cara ini telah diteliti dan dinyatakan memiliki kapasitas infiltrasi
yang sama dengan kolam resapan2.
Suripin, M.Eng memaparkan penggunaan fasilitas penahan air hujan dalam
flowchart berikut:
2 Ishizaki Katsuyagi, Control of Surface Runoff by subsurface infiltration of stormwater : a case study in japan.Dalam Asano. 1985. Artificial Recharge of Groundwater. Metcalf&Eddy
Bagian atas yang terdiri atas tajuk dan batang berfungsi menangkap air hujan
(interupsi), sehingga air hujan tidak langsung menyentuh tanah, ini akan
mengurangi energi kinetik air hujan yang berakibat berkurangnya erosi. Selain
itu juga meningkatkan kekasaran permukaan tanah sehingga mengurangi
kecepatan air permukaan. Sedangkan akar tumbuh-tumbuhan mempercepat
pengeringan air renik pada zona permukaan sehingga tanah cepat kering dan air
permukaan dapat meresap ke dalam tanah dengan lebih cepat.
Pemilihan Jenis Pohon
Air tanah dangkal terutama akan didapatkan pada lapisan tanah, pada umumnya
air tanah dangkal menempati wilayah yang relatif datar atau pada wilayah
berlereng landai. Kedudukan air tanah dangkal dengan kedalaman air kurang
dari 10 meter mengharuskan pemilihan tumbuhan yang cocok untuk
meresapkan dan mengawetkan air tanah tersebut.
Dalam memilih pepohonan harus diingat bahwa disamping memasukkan air ke
dalam tanah, pohon juga menggunakan air renik dan air tanah untuk keperluan
hidupnya, sehingga kedalaman akar pohon sangat menentukan jenis pohon
untuk konservasi vegetatif (Tabel 4. ). Kesalahan dalam memilih jenis pohon
akan mengurangi potensi air tanah yang sudah terkumpul. Demikian pula pola
tanam akan memperngaruhi penggunaan air tanah oleh pepohonan.
Tabel 4. Kedalaman akar tetumbuhan secara umum
Jenis Tetumbuhan Kedalaman AkarRumput dan Sayuran 0,2-0,5Rumput musiman/bambu 0,5-2 mPohon kecil/sedang 2-5 mPohon tinggi 5-10 m (beberapa dapat lebih dari
10 m)Sumber : Sampurno.1994.
Pepohonan jenis tetumbuhan selain dilihat dari sistem perakaran juga dilihat dari
ketinggian dan bentuk daunnya. Pohon tinggi berdaun lebar menghasilkan titik
air yang besar yang akan mempercepat erosi, dibanding dengan pohon
berketinggian sama dengan daun yang lebih kecil yang menghasikan titik-titik
air yang kecil. Untuk keperluan ini diperlukan tanaman penutup yang berfungsi
mengurangi energi kinetik yang jatuh dari pohon yang lebih tinggi atau dari airhujan langsung.