BAB V ANALISA HIDROMETER (HIDROMETER ANALYSIS) 5.1 TUJUAN Pengujian dilakukan untuk mengetahui kecepatan butiran benda uji turun (mengendap) dalam air. 5.2 PERALATAN 1. Saringan no.10, 20, 40, 60, 100, 200, dan pan 2. Air suling 3. Larutan H 2 SO 4 4. Gelas ukur 1000 ml 5. Thermometer 6. Hidrometer 7. Timbangan 8. Mixer 9. Beaker glass 10. Stop watch 11. Oven 5.3 PROSEDUR PERCOBAAN 1. Pada pengujian analisa hidrometer, benda uji yang digunakan adalah tanah asli atau undisturbed, tanah tersebut ditumbuk menggunakan palu karet atau palu kayu, kemudian diayak menggunakan saringan no. 200.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB V
ANALISA HIDROMETER
(HIDROMETER ANALYSIS)
5.1 TUJUAN
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kecepatan butiran benda uji
turun (mengendap) dalam air.
5.2 PERALATAN
1. Saringan no.10, 20, 40, 60, 100, 200, dan pan
2. Air suling
3. Larutan H2SO4
4. Gelas ukur 1000 ml
5. Thermometer
6. Hidrometer
7. Timbangan
8. Mixer
9. Beaker glass
10. Stop watch
11. Oven
5.3 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pada pengujian analisa hidrometer, benda uji yang digunakan adalah tanah
asli atau undisturbed, tanah tersebut ditumbuk menggunakan palu karet atau
palu kayu, kemudian diayak menggunakan saringan no. 200.
2. Tanah yang dibutuhkan adalah sekitar 50 gram. Sebelum pengujian dimulai,
terlebih dahulu membuat larutan yang terdiri dari 125 ml air suling ditambah
H2SO4 sebanyak 5 gram, kemudian larutan tersebut dicampurkan dengan
benda uji sebanyak 50 gram. Larutan tersebut dicampur di gelas pencampur,
ditutup, dan didiamkan selama ± 24 jam.
3. Setelah didiamkan selama selama ± 24 jam, campuran tersebut di mix
menggunakan alat mixer selama 5 menit.
4. Keluarkan campuran tersebut dan masukkan ke dalam gelas ukur 1000 ml,
diusahakan agar tidak ada tanah yang tertinggal di dinding dan bagian dasar
mixer.
5. Tambahkan air suling ke dalam gelas ukur 1000 ml hingga campuran
tersebut bervolume 1000 ml.
6. Tutup gelas ukur menggunakan tutup karet, kemudian kocok. Pengocokan
campuran dilakukan dengan cara membolak – balikkan gelas ukur secara
stabil.
7. Masukkan alat hidrometer dan thermometer ke dalam gelas ukur untuk
dibaca.
8. Pembacaan alat hidrometer dan thermometer dilakukan pada waktu t = 0,25
menit; 0,5 menit; 1 menit dan 2 menit tanpa memindahkan alat hidrometer.
9. Sesudah pembacaan pada menit kedua, hidrometer diangkat kemudian
dicuci dengan air suling dan dimasukkan ke dalam gelas ukur berisi air
suling yang telah disiapkan.
10. Kocok kembali campuran tersebut, kemudian hidrometer dan thermometer
dimasukkan ke dalam tabung. Lakukan pembacaan hidrometer dan
thermometer pada menit ke 5, 10, 15, ... s/d 1440.
11. Setiap setelah pembacaan, hidrometer dicuci dengan memasukkan ke
dalam tabung yang berisi air suling.
12. Setelah dibaca hingga pembacaan terakhir, gelas ukur dikocok dan siapkan
ayakan no. 200 digunakan untuk menyaring tanah.
13. Letakkan tanah ke dalam porselin yang sudah diketahui beratnya untuk di
masukkan ke dalam oven selama 24 jam.
14. Setelah dioven, timbang berat benda uji + porselin, kemudian ayak dengan
saringan no. 10, 20, 40, 60, 100, dan 200.
5.4 PERHITUNGAN
1. Bacaan hidrometer terkoreksi pada menit ke 0,25 adalah sebagai berikut.
Rc = Ra + Zc + Ct
Rc = 18,00 + (-2,5) * 3,05
Rc = 23,55
Keterangan:
Rc = Bacaan hidrometer terkoreksi
Ra = Bacaan hidrometer saat pengujian
Zc = Koreksi terhadapnol hidrometer
Ct = Koreksi terhadap temperatur
2. Prosentase lolos (%)
Prosentase lolos (%) = x 100%
= 48,984 %
Keterangan:
Rc = Bacaan hidrometer terkoreksi
a = Koreksi terhadap Gs. (Gs = 2,34)
Ws = Berat tanah
3. Bacaan hidrometer terkoreksi oleh meniskus
R = Ra +1
= 18,00 + 1
= 19,00
Keterangan:
R = Bacaan hidrometer terkoreksi oleh meniskus
Ra = Bacan hidrometer saat pengujian
4. Kecepatan butiran mengendap
v = = = 52,800 satuan L per meter
Keterangan:
v = Kecepatan butiran mengendap
L = Kedalaman efektif
t = waktu pengamatan
5. Diameter butiran
D = = = 7,266
5.5 ANALISA DATA
LAB. MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG JL.VETERAN NO. 04 MALANG
Proyek : Praktikum Analisa Hidrometer Tanggal Pengujian : 02/05/2013
Lokasi : Gadang, Malang Dikerjakan : Kelompok 3
Kedalaman : 100 cm Diperiksa : Dwi Ratnaningsih, S.T.,M.T.
ANALISIS HIDROMETER
(ASTM D 422 - 72)
Data Pengujian : Berat Jenis Tanah : 2,34
Nomor Hidrometer : 879731A Berat Contoh Tanah : 50 gr
Berat Air (gr) 14,88 15,17 9,84 10,73 15,19 14,94 10,56 12,49
Berat Tanah Kering (gr) 26,87 27,41 16,64 18,25 25,32 24,86 16,94 20,04
Kadar Air (%) 55,38 55,34 59,13 58,79 59,60 60,10 62,34 62,33
Kadar Air Rata-rata (%) 55,36 58,96 59,85 62,34
Jumlah Ketukan 48 48 39 39 27 27 19 19
Penentuan Batas Plastis
No Cawan I JLL(Batas Cair) = 60,90 %
Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 12,78 12,79
Berat Cawan + Tanah Kering (gr) 11,82 11,92
Berat Cawan (gr) 9,44 9,72PL (Batas Plastis) = 39,95 %
Berat Air (gr) 0,96 0,87
Berat Tanah Kering (gr) 2,38 2,20
Kadar Air (%) 40,34 39,55 PI (Indeks Plastis) = 20,95 %
6.6 KESIMPULAN
Hasil uji laboratorium menunjukkan contoh tanah yang diambil dari
daerah di Gadang, Malang, disimpulkan bahwa menurut sistem klasifikasi USCS
dapat diklasifikasikan sebagai jenis tanah lanau tak organik atau lanau elastis
dan menurut sistem klasifikasi AASTHO diklasifikasikan sebagai A-7-5.
6.7 GAMBAR ALAT
Grooving tool
Cassagrande
BAB VII
PEMADATAN TANAH
(SOIL COMPACTION)
7.1 TUJUAN
Pengujian dilakukan untuk mengetahui nilai Optimum Moisture Content
atau kadar air optimum dan Maximum Dry Density atau berat isi kering pada
benda uji.
7.2 PERALATAN
1. Air suling
2. Alat penumbuk
3. Cetakan
4. Cawan
5. Ayakan no.4
6. Timbangan
7. Jangka sorong
8. Extruder
9. Oven
10. Spatula
7.3 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Jemur tanah disturbed selama 3-4 hari hingga tanah kering (pada saat ini
tanah dalam kondisi kering udara).
2. Tumbuk tanah menggunakan palu kayu atau palu karet, tahap ini dilakukan
untuk memudahkan pada tahap selanjutnya, yaitu penyaringan tanah.
3. Ayak tanah menggunakan saringan nomor 4 atau ukuran 4,75 mm.
4. Bagi tanah ke dalam 4 plastik yang diisi tanah seberat 3kg.
5. Campur tanah dengan air hingga merata pada tiap plastik dengan jumlah
yang berbeda. Plastik 1 dicampur air sebanyak 200 cc, plastik 2 300 cc,
plastik 3 400 cc, dan plastik 4 700 cc. Untuk memudahkan pengerjaan,
tuang tanah di atas nampan terlebih dahulu, kemudian tambahkan air, dan
aduk hingga merata.
6. Masukkan tanah yang sudah bercampur merata dengan air ke dalam
plastik, kemudian tutup plastik dengan tali dan tunggu selama 24jam.
7. Timbang mould atau cetakan tanpa leher penyambungnya.
8. Ukur tinggi dan diameter bagian dalam cetakan menggunakan jangka
sorong, kemudian hitung volume cetakan. Dari tinggi total cetakan dibagi
menjadi 3, tujuannya adalah agar peneliti dapat mengetahui tinggi standart
tiap lapisan tanah setelah dipadatkan.
9. Hitung berat tanah total yang dibutuhkan dengan cara membagi berat isi
tanah dengan volume cetakan. Sementara untuk kebutuhan berat tanah per
lapisan, dihitung dengan cara membagi 3 berat tanah total yang dibutuhkan.
10. Olesi bagian dalam cetakan dengan oli, untuk lapisan pertama masukkan
1/3 berat tanah total yang dibutuhkan, dan tumbuk sebanyak 25 kali. Cara
menumbuknya adalah dengan menumbuk bagian tengah terlebih dahulu,
kemudian di bagian pinggir. Cara ini dilakukan setiap 5 tumbukan sekali.
11. Ukur ketinggian lapisan tanah, toleransi ketinggian tanah adalah +0,5 cm,
kemudian lanjutkan untuk lapisan tanah yang kedua, setelah lapisan tanah
yang kedua sudah ditumbuk, pasang leher penyambung agar saat
menumbuk lapisan tanah yang ketiga, tanah tidak banyak yang tumpah
keluar dari cetakan.
12. Lepas leher penyambung, ratakan permukaan tanah menggunakan spatula,
timbang cetakan berisi tanah tanpa leher penyambung.
13. Keluarkan tanah menggunakan Extruder, tujuan dari pengolesan oli pada
bagian dalam cetakan agar tanah mudah keluar saat didorong
menggunakan Extruder.
14. Letakkan tanah yang sudah dipadatkan di atas nampan, belah tanah
menjadi dua secara vertikal, kemudian belah lagi secara horisontal menjadi
tiga, pada tahap ini peneliti memerlukan bagian tengah tanah yang
mengalami pemadatan.
15. Bagian tengah tanah yang sudah mengalami pemadatan dimasukkan ke
oven untuk dihitung kadar airnya.
7.4 PERHITUNGAN
Dari pengujian didapatkan data sebagai berikut.
1. Berat isi tanah basah
ɣwet
=
= gram/cm3
2. Berat isi tanah kering
ɣdry =
=
= 1,23 gram/cm3
3. Berat isi kering ZAVC
ɣdry =
=
= 1,42 gram/cm3
Dimana:
ɣwet = berat isi basahɣdry = berat isi keringɣw = berat isi airZAVC = berat isi kering ZAVCGs = berat jenis tanahV = volume cetakanwc = kadar air benda uji
7.5 ANALISA DATA
Proyek : Mekanika Tanah Tgl Pengujian : 13 juni 1013
Lokasi : Gadang, Malang Dikerjakan : Kelompok 3
Kedalaman : 100 cm Dikontrol : Dwi Ratnaningsih, S.T.,M.T.
PEMADATAN TANAH
(ASTM D-1556)
Standart Pemadatan : Standart (Proctor) Tinggi Cetakan : 11,60 cm Volume : 997,255 cm³
Diam.Cetakan : 10,47 cm Juml.Tumbukan : 25 kali/lapis Berat Penumbuk : 2.5 kg