TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH IMPLEMENTASI STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM BANK INDONESIA (Survei Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT di Perbanas Institute tahun 2016) Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: Buttu Martomu Nainggolan NIM. 4123125224 PROGRAM STUDI D III HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Agustus 2017
140
Embed
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH IMPLEMENTASI STRATEGI SOSIALISASI ...takihumasunj.com/wp-content/uploads/2017/08/BUTTU-MARTOMU-NAING... · TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH IMPLEMENTASI STRATEGI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
IMPLEMENTASI STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM BANK INDONESIA (Survei Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT
di Perbanas Institute tahun 2016)
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya
Oleh: Buttu Martomu Nainggolan
NIM. 4123125224
PROGRAM STUDI D III HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL
STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM BANK INDONESIA (Survei
Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT
di Perbanas Institute tahun 2016) 93 halaman : 7 Lampiran : 23 Buku,
2000-2013 : 4 Sumber Lain : Tugas Akhir Karya Ilmiah, August 2017.
ABSTRAK
Program Gerakan Nasional Non Tunai GNNT Bank Indonesia yang
telah berjalan sejak tahun 2014 hingga kini rupanya masih banyak yang
belum memahami bagaimana mekanisme penggunaan transaksi
pembayaran berbasis elektronik yang dilakukan masyarakat Indonesia relatif
masih rendah, sementara dengan kondisi geografi dan jumlah populasi yang
cukup besar, masih terdapat potensi yang cukup besar untuk perluasan
akses layanan sistem pembayaran di Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia
mencanangkan BI goes to campus bersama dengan kampus perbanas
institute yaitu dengan diadakannya sosialisasi GNNT di salah satu kampus
tersebut sebagai pemain utama dalam penyediaan layanan sistem
pembayaran kepada masyarakat perlu memiliki visi yang sama dan komitmen
yang kuat untuk mendorong penggunaan transaksi non tunai oleh
masyarakat. Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik melakukan
penelitian dengan fokus pada bagaimana implementasi strategi dalam
sosialisasi GNNT Bank Indonesia?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen public
relations. Menggunakan konsep perencanaan untuk implementasi program.
Variabel dalam penelitian ini adalah implementasi strategi. Terdapat tujuh
dimensi, yaitu kredibilitas, konteks, isi pesan, kejelasan, kontinuitas dan
konsistensi, saluran, serta kapabilitas audiens.
Pendekatan penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian deskriptif dan metode survey. Penelitian dilakukan di Perbanas
Institute pada Maret – April 2017. Populasi dan sampel menggunakan sensus
dengan responden 49 orang mahasiswa/i. Teknik analisis data menggunakan
statistik deskriptif. Dalam statistik deskriptif ini penulis menggunakan tendesi
sentral mean.
Pada penelitian ini, terdapat dimensi dengan mean tertinggi yaitu
kredibilitas, hal ini karena isi pesan yang disampaikan oleh Bank Indonesia
sangat bermanfaat. Dimensi dengan mean terendah yaitu saluran dalam
indikator saluran yang biasa dipakai oleh penerima pesan, hal ini dikarenakan
responden menilai informasi yang disampaikan Bank Indonesia mengenai
GNNT belum disampaikan secara jelas dan kurang mendetail. Indikator yang
iii
signifikan adalah kompetensi sumber informasi terhadap topik informasi.
Responden menilai narasumber telah meyakini kompetensi dari sumber
informasi.
Dapat disimpulkan bahwa saluran mengenai GNNT dalam sosialisasi
GNNT Bank Indonesia belum biasa dipakai oleh penerima pesan, sehingga
masih banyak khalayak belum paham mekanisme penggunaan transaksi
pembayaran berbasis elektronik GNNT. Sehingga disarankan untuk Bank
Indonesia agar menyederhanakan pesan dengan kalimat yang lugas, tidak
berbelit-belit dan mudah dipahami khalayak yang sesuai dengan latar
belakang pengetahuan dan pendidikan.
Kata Kunci : Perencanaan untuk Implementasi Program
iv
BUTTU MARTOMU NAINGGOLAN (4123125224), IMPLEMENTATION of the
STRATEGY of the SOCIALIZATION PROGRAM of BANK INDONESIA (Descriptive
Survey: implementation of the Socialization of national movement of Non cash in
the Perbanas Institute GNNT 2016): page 93 Appendix 7: 23 books, other
resources: 2000-2013: 4 Thesis Papers, August 2017.
ABSTRACT
The program of the national movement of Non cash GNNT Bank Indonesia that
has been running since the year 2014 until now apparently there are still many who
have not yet understand how the mechanism of the use of electronic-based payments
transactions conducted community Indonesia is relatively low, while still with conditions
of geography and population, there is still considerable potential for expansion of
access service payment system in Indonesia. To the end, Bank Indonesia announced
BI goes to campus along with campus scandal Perbanas Institute, namely with the
holding of the GNNT socializing at one of the campus as a major player in the provision
of services to the public payment systems need to have the same vision and a strong
commitment to encourage the use of non cash transactions by the community in
realizing Less Cash Society LCS. Based on these problems, the authors are interested
in conducting research with a focus on how implementation of the strategy in
socialization GNNT Bank Indonesia?.
The theory used in this research is the management of public relations. Using the
concept of planning for program implementation. The variable in this study was the
implementation of the strategy. There are seven dimensions, namely credibility, context,
message content, clarity, continuity and consistency, channels, as well as the
capabilities of your audience.
Approach research who writer select is a quantitative approach by the kind of
research descriptive and a method of survey. Research carried out in Perbanas Institute
in March – April 2017. Population and sample using the census with respondents 49
students. Techniques of data analysis using descriptive statistics. In this the author uses
descriptive statistics of the central tendesi mean.
In this study, there is a dimension with the highest mean that credibility, it was
because the content of the message submitted by Bank Indonesia is very useful. The
dimension with the lowest mean channel in the channel indicator commonly used by the
recipient of the message, this is because the respondents assess the information
submitted by Bank Indonesia on GNNT has not been submitted clearly and in less
detail. A significant indicator is the competence of information resources on the topic of
information. Respondents said that the resource persons had believed the competence
of the information sources.
It can be concluded that the channel regarding the GNNT in Bank Indonesia
GNNT socialization has not been commonly used by the recipient of the message, so
v
there are still many audiences have yet to understand the mechanism of the use of
electronic-based payments transactions GNNT. So it is advisable to Bank Indonesia in
order to simplify the message with a straightforward sentence, not straightforward and
easy to understand audiences that match with the background knowledge and
education.
Keywords : Planning for program implementation.
vi
LEMBAR ORISINALITAS
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah dengan judul
IMPLEMENTASI STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM BANK INDONESIA (Survei
Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT di Perbanas
Institute tahun 2016) benar-benar hasil karya pribadi dan sudah mengikuti penulisan
karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam Tugas Akhir
Karya Ilmiah ini, maka penulis sanggup menerima sanksi yang telah ditentukan.
Jakarta, Agustus 2017
Buttu Martomu N
NIM. 4123125224
vii
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Nama : Buttu Martomu Nainggolan
NIM : 4123125224
Judul : IMPLEMENTASI STRATEGI SOSIALISASI PROGRAM BANK INDONESIA (Survei Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT di Perbanas Institute tahun 2016)
TIM PENGUJI
No. Nama Tanda Tangan Tanggal
1. Wina Puspita Sari, M.Si Ketua Sidang ………………
Agustus 2017
2. Dr. E. Nugrahaeni, M.Si Penguji Ahli
………………
Agustus 2017
3. Dr. Dini Safitri Pembimbing
………………
Agustus 2017
4. Marisa Puspita sary, M.Si Sekretaris Sidang
………………
Agustus 2017
Lulus Sidang, Agustus 2017
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat rahmat dan karunia-Nya, kepada penulis berupa kesehatan,
kemudahan, kesabaran, sehingga akhirnya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah yang berjudul “Implementasi
Strategi Sosialisasi Program Bank Indonesia (Survei Deskriptif: Pelaksanaan
Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT di Perbanas Institute tahun
2016)”. Dukungan dari kedua orang tua penulis yang telah mendampingi
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Dukungan materil maupun moril
menjadi pemicu semangat penulis untuk menyelesaikan tugas akhir dengan
baik. Ketulusan orang tua yang tidak pernah tergantikan oleh apapun. Tugas
Akhir Karya Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu kewajiban penulis
dalam memenuhi syarat kelulusan sebagai mahasiswa Universitas Negeri
Jakarta, Program Studi DIII Hubungan Masyarakat.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari selama pengerjaan
Tugas Akhir Karya Ilmiah banyak pihak yang telah membantu, izinkanlah
penulis untuk menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi
dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini, baik dukungan moril ataupun
materil antara lain penulis tujukan kepada,
1. Rektor Universitas Negeri Jakarta, Prof. Dr. H. Djaali
ix
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Muhammad Zid, M.Si.
3. Ketua Prodi DIII Hubungan Masyarakat, Dr. Kinkin Yuliaty S.P
4. Ibu Dr. Dini Safitri sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan tenaga untuk membimbing dan berbagi ilmu kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini.
5. Seluruh dosen DIII Hubungan Masyarakat yang telah bersedia berbagi
ilmu dalam perkuliahan.
6. Kedua orangtua penulis yang selalu mendukung dan mendoakan penulis
selama mengerjakan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini.
7. Teman-teman Program Studi Hubungan Masyarakat DIII 2012 dan 2013
Semoga Tugas Akhir Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi para dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta
Program Studi Hubungan Masyarakat DIII. Namun demikian penulis juga
menyadari bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi dari berbagai pihak.
Terima kasih.
Jakarta, Agustus 2017
Buttu Martomu M. Nainggolan
NIM. 4123125224
x
DAFTAR ISI
Halaman COVER ………………………………………………………………………… i ABSTRAK ................................................................................................ ii ABSTRACT …………………………………………………………………… iv LEMBAR ORISINALITAS …………………………………………………… vi LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... viii DAFTAR ISI ............................................................................................ x DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xii DAFTAR DIAGRAM …………………………………………………………... xiv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 8 1.3. Pembatasan Masalah ............................................................. 8 1.4. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8 1.5. Manfaat Penelitian .................................................................. 8 1.5.1. Manfaat Akademis ................................................................... 8 1.5.2. Manfaat Praktis........................................................................ 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan untuk Implementasi Program ........................... 10 2.2. Implementasi Strategi .............................................................. 11 2.2.1. Credibility (Kredibilitas) ............................................................ 12 2.2.2 Context (Konteks) .................................................................... 13 2.2.3. Content (Isi) ............................................................................. 13 2.2.4. Clarity (Kejelasan) ................................................................... 14 2.2.5. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan Konsistensi) ...... 14 2.2.6. Channel (Saluran) ................................................................... 14 2.2.7. Capability of Audience (Kapabilitas Audiens) .......................... 15 2.3. Keterkaitan Antar Konsep ........................................................ 15 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................ 17 3.2. Jenis Penelitian ....................................................................... 17 3.3. Metode Penelitian ................................................................... 18 3.4. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 19 3.5. Unit Analisis dan Unit Observasi ............................................ 20 3.5.1. Unit Analisis ............................................................................ 20 3.5.2. Unit Observasi ......................................................................... 20 3.6. Populasi dan Sampel ............................................................... 21
xi
3.6.1. Populasi .................................................................................. 21 3.6.2. Sampel .................................................................................. 22 3.7. Teknik Penarikan Sampel ........................................................ 23 3.8. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 23 3.8.1. Data Primer ............................................................................ 24 3.8.2.. Data Sekunder ........................................................................ 25 3.9. Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 26 3.9.1. Validitas ................................................................................... 26 3.9.2 Reliabilitas ............................................................................... 27 3.10. Teknik Analisis Data ................................................................ 29 3.11. Definisi Konsep........................................................................ 30 3.12. Operasionalisasi Konsep ......................................................... 32 3.13. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian ................................ 33 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Organisasi .................................................. . 34 4.1.1. Profil Bank Indonesia (BI) ........................................................ . 35 4.2. Objek Kajian Penelitian …………………………………………… 35 4.3. Hasil Penelitian ……………………………………………… ...... 36 4.4. Analisis Penelitian .................................................................. 85 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………. 89 BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan .............................................................................. 91 5.2. Saran ....................................................................................... 93 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 94 LAMPIRAN ................................................................................................ xviii
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas ................................... 27 Tabel 3.2. Klasifikasi Reliabilitas ............................................................ 28 Tabel 3.3. Operasional Konsep .............................................................. 32 Tabel 4.1. Pelayanan sesuai prosedur ................................................... 36 Tabel 4.2. Pegawai aktif dalam melayani pemberian informasi .............. 37 Tabel 4.3. Melayani dengan ramah ........................................................ 38 Tabel 4.4. Penggunaan tanda pengenal/id card dalam sosialisasi …… . 39 Tabel 4.5. Dipercaya dalam mensosialisasikan GNNT …………………. 40 Tabel 4.6. Menjalankan kinerjanya dengan baik mengenai sosialisasi
GNNT………………………………………………………………. 41 Tabel 4.7. Penguasaan materi sosialisasi …………………………………. 42 Tabel 4.8. Penyampaian informasi lancar …………………………………. 43 Tabel 4.9. Kompetensi pegawai …………………………………………… . 44 Tabel 4.10. Informasi sesuai dengan kenyataan ……………………………. 45 Tabel 4.11. Isi pesan “bisa menghemat uang negara” sesuai dengan
kenyataan ………………………………………………………….. 46 Tabel 4.12. GNNT dapat menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal sudah sesuai dengan kenyataan ……… 47 Tabel 4.13. Pengaruh media online …………………………………………… 48 Tabel 4.14. Ketepatan penggunaan media online …………………………… 49 Tabel 4.15. Pemanfaatan media online secara maksimal ………………….. 50 Tabel 4.16. Relevansi isi pesan ................................................................ .. 51 Tabel 4.17. Isi pesan sosialisasi GNNT relevan dengan kenyataan di
lapangan …………………………………………………………… 52 Tabel 4.18. Isi pesan sesuai dengan harapan khalayak ………………….... 53 Tabel 4.19. Pemaparan manfaat GNNT ………………………..................... 54 Tabel 4.20. Bank Indonesia memberi solusi bagi yang mengalami kesulitan
akses dalam penggunaan layanan GNNT atau dalam penggunaan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) … 55
Tabel 4.21. Informasi memberikan pemahaman baru ……………………… 56 Tabel 4.22. Isi pesan mudah dipahami ……………………………………… 57 Tabel 4.23. Sosialisasi menjelaskan istilah teknis ………………………….. 58 Tabel 4.24. Inti pesan mudah ditangkap …………………………………….. 59 Tabel 4.25. Penyampaian pesan detail ……………………………………… 60 Tabel 4.26. Sosialisasi secara langsung GNNT Bank Indonesia interaktif . 61 Tabel 4.27. Kalimat dalam pesan sosialisasi GNNT lugas ………………… 62 Tabel 4.28. Informasi disampaikan secara berkesinambungan melalu media
televisi ………………………………………………………………. 63
xiii
Tabel 4.29. Informasi disampaikan secara berkesinambungan melalu media cetak ……………………………………………………………….. 64
Tabel 4.30. Inti pesan diulang …………………………………………………. 65 Tabel 4.31. Isi pesan tentang GNNT Bank Indonesia konsisten ………….. 66 Tabel 4.32. Pengintegrasian di dalam GNNT sama dengan yang telah
disosialisasikan Bank Indonesia …………………………………. 67 Tabel 4.33. Konsistensi waktu penyampaian informasi …………………….. 68 Tabel 4.34. Pemilihan media massa untuk penyebaran informasi telah tepat …………………………………. .................................................................. .. 69 Tabel 4.35. Media massa menjangkau khalayak khusus …………………….70 Tabel 4.36. Informasi GNNT Bank Indonesia dalam media massa telah
menambah pemahaman khalayak…………………………………71 Tabel 4.37. Bank Indonesia mengetahui media komunikasi yang sesuai
dengan khalayak ………………………………………………….. 72
Tabel 4.38. Pemilihan media untuk khalayak di luar jangkauan media umum ……………………………………………………………………… 73 Tabel 4.39. Bank Indonesia telah menggunakan media komunikasi yang
sesuai dengan khalayak sasaran untuk menyampaikan informasi mengenai GNNT Bank Indonesia Indonesia……………………………………………………..……... 74
Tabel 4.40. Bank Indonesia telah mengklasifikasikan khalayak berdasarkan tingkat kesibukan …………………………………………………… 75
Tabel 4.41. Penyesuaian cara penyampaian pesan berdasarkan waktu yang dimiliki khalayak dalam sosialisasi ……………………… 76
Tabel 4.42. Alokasi waktu sosialisasi sesuai dengan waktu yang dimiliki khalayak ....................................................................... ......... 77
Tabel 4.43. Klasifikasi kebiasaan khalayak …………………………………. 78 Tabel 4.44. Bank Indonesia telah menyesuaikan cara penyampaian pesan
berdasarkan waktu yang dimiliki khalayak dalam sosialisasi … 79 Tabel 4.45. Bank Indonesia mengalokasikan waktu sosialisasi sesuai dengan
waktu yang dimiliki khalayak …………………………………….. 80 Tabel 4.46. Bank Indonesia telah mengetahui tingkat pengetahuan
Khalayak ……………………………………………………………..81 Tabel 4.47. Klasifikasi pesan berdasarkan tingkat pengetahuan khalayak .. 82 Tabel 4.48. Penyampaian pesan menyesuaikan tingkat pengetahuan
khalayak ……………………………………………………………. 83 Tabel 4.49. Mean per Dimensi …………………………………………………..85
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman Diagram 4.1. Mean per dimensi ............................................................. 86 Diagram 4.2. Mean per indikator ........................................................... 88
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Formulir Kegiatan Bimbingan .............................................. xviii Lampiran 2 Kuesioner ........................................................................... xix Lampiran 3 Sumber Berita ..................................................................... xxvii Lampiran 4 Transkrip wawancara .......................................................... xxxi Lampiran 5 Data Responden ................................................................. xxxvii Lampiran 6 Coding Sheet ...................................................................... xxxix Lampiran 7 Curriculum Vitae .................................................................. xliv
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bank Indonesia adalah bank terbesar yang menjadi bank pusat atau
bank sentral negara Indonesia. Bank ini didirikan pada tanggal 1 Juli 1828
dengan nama De Javasche Bank pada masa pemerintahan Hindia-Belanda
yang bertujuan mencetak dan mengedarkan mata uang pada saat itu.
Kemudian pada tahun 1953 setelah Indonesia merdeka, melalui Undang-
Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan bahwa pendirian Bank Indonesia
menggantikan De Javasche Bank sebagai bank sentral. Dengan membawa
tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran dan
transaksi.1
Pada tahun 1968 pemerintah menerbitkan Undang Undang Bank
Sentral yang mengatur kedudukan dan tugas dari Bank Indonesia sebagai
bank utama negara. Terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi
komersial dan bisnis, Bank Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah
dalam kelancaran produksi dan pembangunan dan memperluas lapangan
kerja untuk meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia.2
1.Profil Bank Indonesia
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/profil/Contents/Default.aspx diakses pada 2 April 2017 pukul
12.00 2 Ibid diakses pada 2 April 2017 pukul 12.57
2
Kedudukannya sebagai bank sentral memiliki satu tujuan yaitu
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang terbagi atas dua
aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal
tersebut dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai dan
tolak ukur keberhasilan Bank Indonesia dalam menjalankan fungsinya.
Sebagai bank sentral negara, Bank Indonesia memiliki wewenang dalam
memutuskan kebijakan moneter yang tepat berupa Open Market Operation,
Discount Policy, Sanering, dan Selective Credit.3
Salah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia
adalah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). GNNT merupakan suatu
pencanangan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat, pelaku bisnis dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk
menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi
keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien. Berikut penjelasan
singkat mengenai GNNT yang dipublikasikan dalam laman bi.go.id, berikut ini
“GNNT ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya. Sebagai bentuk komitmen atas perluasan penggunaan instrumen non tunai, Bank Indonesia akan menjadikan GNNT sebagai gerakan tahunan yang didukung
3 Ibid diakses pada 2 April 2017 pukul 13.05
3
dengan berbagai kegiatan untuk mendorong meningkatkan pemahaman masyarakat akan penggunaan instrumen non tunai dalam melakukan transaksi pembayaran,”4
Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, penggunaan
transaksi pembayaran berbasis elektronik yang dilakukan masyarakat
Indonesia relatif masih rendah, sementara dengan kondisi geografi dan
jumlah populasi yang cukup besar, masih terdapat potensi yang cukup besar
untuk perluasan akses layanan sistem pembayaran di Indonesia. Untuk itu,
Bank Indonesia bersama perbankan sebagai pemain utama dalam
penyediaan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat perlu memiliki
visi yang sama dan komitmen yang kuat untuk mendorong penggunaan
transaksi non tunai oleh masyarakat dalam mewujudkan LCS.5
Untuk menyebarluaskan sebuah program, Bank Indonesia (BI)
sebagai pelopor Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) dapat memiliki banyak
manfaat diantaranya dapat lebih hemat, efektif dan efisien serta aman. Untuk
mensosialisasikan kegiatan tersebut humas Bank Indonesia telah
menyebarluaskan melalui media, salah satunya melalui media relations yang
melalui media online nasional. Berikut ini salah satu contoh media online
nasional, yaitu seperti yang dipublikasikan dalam Tempo.co,
4 Penjelasan singkat GNNT
http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp_165814.aspx diakses pada 4 April 2017 pukul 12.55 5 Ibid diakses pada 4 April 2017 pukul 13.02
“Saat ini Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) tengah menggema merambah 24 kota dengan total sekitar 1,2 juta orang yang telah menggunakan transaksi non tunai melalui kartu kredit, kartu elektronik dan sejenisnya," katanya di Jakarta, Senin (10 Oktober 2016), pada Temu Wartawan Daerah yang digelar BI di Hotel Grand Mercure, Jakarta. Ia mengatakan gerakan ini diharapkan pada 2024 bisa menjangkau 25 persen dari jumlah penduduk Indonesia, sehingga bisa menghemat uang negara. "Bank Indonesia menyatakan bahwa Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) diprediksi dapat menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal dan dengan adanya GNNT maka pertumbuhan uangnya akan semakin melambat sehingga kami pasti menghemat jumlah uang atau jumlah berapa miliar yang akan kami cetak di Peruri," katanya.”6
Selain media relations yang dilakukan oleh Bank Indonesia, Bank
Indonesia juga membuat kampanye sendiri yang berkolerasi dengan media
NET dengan membuat web yang dinamakan dengan laman gnnt.netcj.co.id
“Berbagai manfaat dapat dirasakan dengan bertransaksi nontunai. Pertama kepraktisan bertransaksi dan keamanan dalam membawa instrumen non tunai dibandingkan dengan uang tunai. Kedua, efisiensi biaya antara biaya produksi instrument nontunai dengan biaya pencetakan, peredaran serta pengelolaan uang tunai tunai. Ketiga, pencatatan transaksi secara otomatis sehingga memudahkan dalam menghitung aktivitas ekonomi. Hal tersebut tentu dapat mencegah underground economy yang umumnya dilakukan dalam bentuk tunai. Keempat, penggunaan alat pembayaran non tunai juga akan meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian (velocity of money). Dalam implementasinya, industri telah menyediakan berbagai instrumen non tunai seperti uang elektronik yang dapat ditemukan dalam bentuk kartu (chip based) maupun berbasis server dalam telepon genggam (server based). Inovasi ini dilatarbelakangi dengan jumlah pengguna telepon genggam dan internet di Indonesia yang meningkat setiap tahunnya dengan
6 GNNT dan Penghematannya
https://m.tempo.co/read/news/2016/10/11/087811191/gerakan-non-tunai-bi-ini-penghematannya diakses pada 2 April 2017 pukul 14.11
Sudirman, MH. Thamrin, dan lain sebagainya) akan diberlakukan dengan
teknologi ERP (Electronic Road Pricing) yang dibayarnya wajib memakai
instrumen non tunai (kartu bernama cashcard di mana cara kerjanya sama
seperti kartu pra-bayar) yang terkoneksi dengan alat bernama In-Vehicle Unit
(IU), itupun masih dalam tahap perencanaan.
Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai ditujukan untuk seluruh
elemen masyarakat yang termasuk di dalamnya yaitu pelajar, Mahasiswa,
Karyawan Swasta Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota Tentara Nasional
Indonesia (TNI), anggota Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), beserta
keluarganya. Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan, maka berikut
ini penulis melampirkan wawancara dengan Analis Tim Pengembangan
Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Bapak Rizky Utama
Bank Indonesia telah melakukan sosialisasi ke beberapa festival GNNT
termasuk ke beberapa kampus. Berikut kutipan wawancara dengan beliau :
“Kami sudah bersosialisasi ke beberapa festival dan ke beberapa Universitas, Seperti festival di Fx Sudirman dan melalui BI goes to campus yang di dalam materinya dibahas mengenai kebijakan moneter, fiskal, proses pembuatan uang dan GNNT serta elemen masyarakat lainnya. Di perbanas BI melakukan sosialisasi pada tanggal 11 Oktober 2016 termasuk juga di Prasetya Mulia, Binus, Tarumanegara, dan bahkan di UNJ kami mengadakan sosialisasi di sana sekitar bulan Januari sampai Desember tahun 2016 kemarin.”8
8 Hasil wawancara penulis dengan narasumber pada tanggal 19 Juli 2017 pukul 16.21 WIB
7
Di perbanas, BI melakukan kerja sama dengan bagian P3M Pusat
Penelitian dan Pengabdian. Sosialisasi dilakukan di ruang serba guna lantai 7
unit V pada hari rabu jam 10.00 Wib. Adapun materi yang diberikan berupa
materi kebanksentralan, kebijakan moneter, proses pembuatan uang, dan
tentunya mengenai GNNT. Seperti yang disampaikan oleh bapak Ferry
Cahaya selaku narasumber pada saat wawancara dengan penulis, berikut
kutipan wawancaranya:
“Materinya tentunya seputar Gerakan Nasional Non Tunai baik itu manfaat, penggunaan instrumen non tunai dan cara menyebarluaskannya, Kebanksentralan, Kebijakan moneter, dan Proses pembuatan uang 9”.
Media yang digunakan pada saat sosialisasi berlangsung yaitu berupa
slideshow powerpoint yang dibantu dengan alat bantu proyektor. Namun
sosialisasi tersebut ternyata belum membuat mahasiswa paham mengenai
GNNT seperti yang disampaikan oleh saudari Riris yang merupakan
mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta, dia masih belum mengetahui
adanya program GNNT, jika masih banyak yang belum mengetahui maka
diperlukan penjelasan lebih lanjut mengenai GNNT. Berikut kutipan
wawancara dengan Ibu Riris sebagai salah satu responden :
“Saya belum pernah mendengar langsung dari Bank Indonesia mengenai adanya Gerakan Nasional Non Tunai, diperlukan sosialisasi lebih lanjut dari pihak Bank Indonesia
9 Hasil wawancara penulis dengan narasumber pada tanggal 8 Agustus 2017 pukul 10.08
WIB
8
agar masyarakat umum lebih paham dengan adanya gerakan ini.”10
Dari beberapa kutipan berita dan wawancara dengan narasumber di
atas menunjukkan bahwa masih ada masyarakat yang belum paham
pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai untuk apa dan mekanisme
penggunaan kartu sebagai alat pembayaran serta manfaat yang di peroleh,
bahkan keberadaannya.
Bahkan ada pula dari beberapa kalangan masyarakat yang belum
mengetahui adanya Gerakan Nasional Non Tunai, manfaatnya dan,
keuntungannya. Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk meneliti
implementasi strategi dalam pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non
Tunai oleh Bank Indonesia. Sehingga Penulis merumuskan judul tugas akhir
karya ilmiah ini adalah implementasi strategi sosialisasi program Bank
Indonesia mengenai pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai
tahun 2016.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi strategi sosialisasi
program Bank Indonesia dalam pelaksanaan sosialisasi gerakan nasional
non tunai tahun 2016 ?
10
Hasil wawancara penulis dengan responden pada tanggal 17 Juli 2017 pukul 14.42 WIB
9
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi strategi sosialisasi program Bank Indonesia dalam pelaksanaan
sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai tahun 2016.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu
komunikasi khususnya public relations mengenai implementasi strategi
sosialisasi oleh Lembaga Bank Indonesia tahun 2016.
1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para praktisi public relations
mengenai implementasi strategi sosialisasi oleh lembaga Bank Indonesia
tahun 2016.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan untuk Implementasi Program
Setiap rencana jika ingin berjalan secara efektif, diperlukan tindakan
monitoring. Diperlukan juga persiapan dan dukungan lanjutan untuk
memastikan hasil yang baik dari perencanaan dan pemrograman.10
1. Menulis Skenario Perencanaan, adalah seni mendeskripsikan
berbagai kemungkinan keadaan masa depan. Asal mula penulisan
skenario adalah model kualitatif, bahaya dari menyebut label skenario
adalah bahwa perencana program cenderung akan mengembangkan
strategi hanya untuk keadaan yang mungkin terjadi.11
2. Membentuk Pusat Informasi, ada tiga poin utama dalam
merencanakan pusat informasi. Pertama, pusat ini harus diakui
sebagai pusat informasi tempat dimana infomasi mengalir dari sebuah
institusi. Kedua, pusat itu harus terdiri dari dua bagian yaitu harus ada
layanan respons dan agen koordinasi. Ketiga, setiap pusat informasi
harus punya kredibilitas yang sudah mapan sebelum krisis terjadi
aliran informasi yang kredibel harus dibangun sebaik-baiknya.12
10
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, (Jakarta: Kencana, 2006), halaman 371 11
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Op. Cit., halaman 371 12
Ibid, halaman 377
11
2.2. Implementasi strategi
Langkah pertama dalam proses manajemen adalah mendefinisikan
problem atau peluang. Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan
memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait
dan dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Fungsi ini
menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan
problem.13
Langkah kedua adalah perencanaan dan pemrograman. Informasi
yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk membuat
keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi,
taktik, dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan temuan dari
langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi.14
Langkah ketiga adalah mengarahkan program public relations ke
dalam implementasi. Tahap ini berlaku untuk pelaksanaan dalam tahapan
manajemen program public relations. Langkah ketiga ini didesain untuk
mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing publik dalam rangka
mencapai tujuan program.15
13
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, (Jakarta: Kencana, 2006), halaman 320 14
Ibid, halaman 320 15
Ibid, halaman 320 dan halaman 385.
12
Langkah terakhir adalah mengevaluasi program. Langkah terakhir
dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas persiapan, implementasi,
dan hasil dari program.16
Implementasi dari strategi merupakan bagian dari komponen
komunikasi dalam strategi. Dalam aplikasinya membutuhkan iklim organisasi
yang saling percaya dan kondusif sehingga memunculkan motivasi dan
komitmen karyawan pelaksana.17
Mengimplementasikan aksi dan komunikasi yang didesain untuk
mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing publik dalam rangka
mencapai tujuan program.18 Untuk mengukur implementasi strategi perlu
menggunakan tujuh C untuk dapat tercapainya komunikasi yang efektif
antara public relations dengan publik sasaran. Berikut tujuh C yang
dijabarkan seperti di bawah ini.
2.2.1. Credibility (Kredibilitas)
Komunikasi dimulai dengan iklim rasa saling percaya. Iklim ini
dibangun melalui kinerja di pihak institusi, yang merefleksikan keinginan
untuk melayani stakeholder dan publik. Penerima harus percaya kepada
pengirim informasi dan menghormati kompetensi sumber informasi terhadap
16Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Op. Cit., halaman 320. 17
Elvinaro Ardianto, Op. Cit., halaman 224. 18
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Op. Cit., halaman 320.
13
topik informasi.19 rasa saling percaya diciptakan oleh komunikator secara
sungguh – sungguh, untuk melayani publiknya yang memiliki keyakinan dan
respek.20
2.2.2. Context (Konteks)
Program komunikasi harus sesuai dengan kenyataan lingkungan.
Media massa hanyalah suplemen untuk ucapan dan tindakan dalam
kehidupan sehari-hari. Harus disediakan konteks untuk partisipasi dan umpan
balik. Konteks harus mengonfirmasikan, bukan menentang isi pesannya.
Komunikasi yang efektif membutuhkan lingkungan sosial yang mendukung,
yang sebagian besar dipengaruhi media massa.21
2.2.3. Content (Isi)
Pesan harus mengandung makna bagi penerimanya dan harus sesuai
dengan sistem nilai penerima. Pesan harus relevan dengan situasi penerima.
Pada umumnya orang memilih item informasi yang menjanjikan manfaat
besar bagi mereka. Isi pesan menentukan audiens.22
19
Ibid, halaman 408 20
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), halaman 122 21
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Op. Cit, halaman 408 22
Ibid, halaman 408
14
2.2.4. Clarity (Kejelasan)
Pesan diberikan dalam istilah sederhana. Kata harus bermakna sama
menurut komunikator dan komunikan. Isu yang kompleks harus dipadatkan
ke dala tema, slogan, atau stereotip yang mengandung kesederhanaan dan
kejelasan. Semakin jauh pesan akan dikirim, pesan itu seharusnya semakin
sederhana. Organisasi berbicara dengan satu suara, tidak banyak suara.23
2.2.5. Continuity and Consistency (Kontinuitas dan Konsistensi)
Komunikasi adalah proses tanpa akhir. Komunikasi membutuhkan
repetisi agar bisa masuk. Repetisi dengan variasi berperan untuk
pembelajaran dan persuasi. Beritanya harus konsisten.24 Dengan cara
demikian untuk mempermudah proses belajar, membujuk khalayak
sasaran.25
2.2.6. Channel (Saluran)
Saluran komunikasi yang sudah ada harus digunakan, sebaiknya
saluran yang dihormati dan dipakai oleh komunikan. Menciptakan saluran
baru bisa jadi sulit, membutuhkan waktu, dan mahal. Saluran yang berbeda
punya efek berbeda dan efektif pada tingkat yang berbeda-beda dalam tahap
proses difusi informasi. Dibutuhkan pemilihan saluran yang sesuai dengan
23
Ibid, halaman 408 24
Ibid, halaman 409 25
Rosady Ruslan, Op. Cit., halaman 123
15
publik sasaran. Orang mengasosiasikan nilai yang berbeda-beda pada
berbagai saluran komunikasi.26
2.2.7. Capability of Audience (Kapabilitas Audiens)
Komunikasi harus mempertimbangkan kemampuan audiens.
Komunikasi akan efektif apabila tidak banyak membebani penerima untuk
memahaminya. Kemampuan ini dipengaruhi oleh beragam faktor seperti
waktu yang dimiliki komunikan, kebiasaan, kemampuan membaca, dan
pengetahuan yang telah mereka punyai.27
2.3. Keterkaitan Antar Konsep
Implementasi sebuah program Public Relations tidak terlepas dari
strategi komunikasinya. Seperti yang dijelaskan oleh Cutlip dan Center,
strategi dalam komunikasi diringkas menjadi tujuh C dalam komunikasi Public
Relations yang terdiri dari kredibilitas, konteks, isi, kejelasan, kontinuitas dan
konsistensi, saluran, kemampuan audien.
Kredibilitas yaitu penerima harus percaya kepada pengirim pesan dan
menghormati kompetensi sumber informasi terhadap topik pesan. Kemudian
konteks harus menginformasikan, bukan menentang, isi pesannya. Isi dari
pesan harus mengandung makna, relevan dengan situasi penerima, dan
26
Ibid, halaman 409 27
Morissan, M.A., Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional, (Jakarta: Kencana, 2008), halaman 208
16
memberikan manfaat bagi audiennya. Kejelasan pesan diperlukan agar
khalayak mudah mengerti isi pesan tersebut. Kontinuitas dan konsisten
proses pemberian pesan yang terus menerus kepada khalayak, guna
mengingatkan khalayak terhadap program yang dilakukan sebuah organisasi
ataupun lembaga. Saluran komunikasi diperlukan untuk mempermudah
penyebaran pesan kepada khalayak, pilih saluran komunikasi yang sesuai
dengan publik sasarannya. Kemudian yang terakhir perlu mempertimbangkan
kapabilitas atau kemampuan audien dalam menerima dan memahami pesan
yang diberikan oleh organisasi, faktor-faktornya antara lain waktu yang
mereka miliki, kebiasaan, kemampuan membaca, dan pengetahuan yang
telah mereka punyai.
Implementasi strategi mempunyai arti penting dalam sebuah program
Public Relations, karena untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan
sebuah program yang telah direncanakan. Keberhasilan sebuah program
Public Relations dapat dilihat dari tujuh C dalam komunikasi Public Relations
yang dilakukan organisasi dalam mengimplementasikan strateginya.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Kuantitatif yaitu penelitian yang berdasarkan pada data yang bisa dihitung,
untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.28 Penelitian ini
menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat
digeneralisasikan. Dengan demikian penelitian ini tidak terlalu mementingkan
kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan
data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari
seluruh populasi.29 Penulis hanya menggambarkan atau menjelaskan
masalah terkait Implementasi strategi sosialisasi program Bank Indonesia
dalam pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT tahun
2016.
3.2 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitian deskriptif. Riset ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara
sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
28
Mahi M. Hikmat, Metode penelitian dalam perspektif ilmu komunikasi dan sastra, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), halaman 30 29
dalam Penelitian, Yogyakarta: Refika Aditama. Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial, Bandung. Refika Aditama. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta. Sujianto, Agus Eko. 2007. Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula,
Jakarta: Prestasi Pustaka. Umar, Husein. 2000. Riset SDM dalam Organisasi, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Umum. Wijayanti, Vera. 2010. Dasar-Dasar Humas, Jakarta: Laboratorium Sosial
Politik Press. Yuliaty, Kinkin. 2010. Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Laboratorium
Sosial Politik Press. Sumber Lain: https://profil.merdeka.com/indonesia/b/bank-indonesia/ diakses pada 2 April
Nama : Buttu Martomu M. Program Studi DIII Hubungan Masyarakat NIM : 4123125224 Dosen Pembimbing: Dr. Dini Safitri
NO. TANGGAL
KONSULTASI MATERI
KONSULTASI CATATAN MATERI
KONSULTASI PARAF
PEMBIMBING
1. 20 Maret 2017 Pengajuan judul
dan BAB I
2. 27 Maret 2017 Pengajuan BAB I
dan OK
3. 3 April 2017
Revisi BAB I, Pengajuan BAB II, Pengajuan BAB III,
Revisi OK.
4. 10 April 2017 Revisi BAB I, II, II,
OK
5. 12 April 2017 Revisi BAB I,II,II
6. 17 April 2017 Revisi BAB I,II,II,
OK
7. 28 April 2017 Revisi Bab 3
penulisan keseluruhan
8. 29 April 2017
Revisi Kuesioner ACC Proposal
Tugas Akhir Karya Ilmiah
CATATAN:
Kegiatan konsultasi Materi TAKI dengan pembimbing Minimal harus 8 kali guna
memenuh syarat untuk diujikan pada Sidang TAKI.
xviii
Lampiran 1.1. Formulir Kegiatan Bimbingan
FORMULIR KEGIATAN BIMBINGAN
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH
Nama : Buttu Martomu M. Program Studi DIII Hubungan Masyarakat NIM : 4123125224 Dosen Pembimbing: Dr. Dini Safitri
NO. TANGGAL
KONSULTASI MATERI
KONSULTASI CATATAN MATERI
KONSULTASI PARAF
PEMBIMBING
1. 8 Mei 2017 Revisi Bab I-III,
kuesioner
2. 22 Mei 2017 Revisi Bab III,
kuesioner
3. 12 Juni 2017 Bab IV serta revisi
4. 13 Juni 2017
Bab IV selesai, masuk
pembahasan
5. 14 Juni 2017 Bab V
6. 19 Juni 2017 Revisi Bab V
7. 20 Juni 2017 Revisi Bab V
penulisan keseluruhan
8. 21 Juni 2017
Penyerahan berkas
keseluruhan ACC Tugas Akhir Karya
Ilmiah
CATATAN:
Kegiatan konsultasi Materi TAKI dengan pembimbing Minimal harus 8 kali guna
memenuh syarat untuk diujikan pada Sidang TAKI.
xix
Lampiran 2. Kuesioner
Kepada Yth. Responden
Di Tempat
Saya Buttu Martomu Nainggolan, Mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat
Universitas Negeri Jakarta nomor induk mahasiswa 4123125224 sedang melakukan
penelitian. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyusun Tugas Akhir Karya Ilmiah
(TAKI) yang berjudul:
Implementasi Strategi Sosialisasi Program Bank Indonesia (Survei
Deskriptif : Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai GNNT di
Perbanas Institute tahun 2016)
Dengan ini saya memohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi lembar kuesioner
ini sesuai dengan pendapat dan penilaian Saudara/i. kuesioner ini dibuat hanya untuk
konsumsi pendidikan, bukan untuk umum. Atas bantuan dan kesediaannya penulis
mengucapkan terimakasih.
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan cermat pernyataan dan pilihlah salah satu jawaban yang sesuai
dengan pendapat anda saat ini.
2. Berilah tanda ceklis () pada jawaban yang menurut anda tepat.
3. Untuk setiap pernyataan hanya diberikan satu jawaban yaitu:
Skala 5 : Sangat Setuju (SS)
Skala 4 : Setuju (S)
Skala 3 : Ragu-Ragu (RR)
Skala 2 : Tidak Setuju (TS)
Skala 1: Setuju (STS)
xx
Identitas Responden
Nama Responden :
Prodi :
1. Dimensi : Kredibilitas
Indikator 1 : Keinginan perusahaan untuk melayani publik dengan baik.
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
1 Pembicara dari Bank Indonesia melakukan sosialisasi GNNT di perbanas sesuai dengan prosedur.
2. Pembicara dari Bank Indonesia yang bertugas aktif dalam pelayanan informasi mengenai sosialisasi Gerakan
Nasional Non Tunai GNNT.
3. Pembicara dari Bank Indonesia
melayani masyarakat dengan baik.
Indikator 2 : Kepercayaan terhadap sumber informasi
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
4. Pembicara dari Bank Indonesia dalam kegiatan sosialisasi di perbanas mengenakan tanda pengenal/ id card Bank Indonesia.
5. Pembicara dari Bank Indonesia
dipercaya dalam mensosialisasikan
GNNT di perbanas.
6. Pembicara dari Bank Indonesia menjalankan kinerjanya dengan baik mengenai sosialisasi GNNT di perbanas.
xxi
Indikator 3 : Kompetensi sumber informasi terhadap topik informasi
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
7. Pembicara dari BI telah menguasai isi
pesan dalam sosialisasi di perbanas.
8. Pembicara dari BI menyampaikan pesan
sosialisasi secara lancar di perbanas.
9. Pembicara dari BI merupakan orang yang sesuai untuk memaparkan mengenai sosialisasi GNNT Bank Indonesia di perbanas.
2. Dimensi : Konteks
Indikator 4 : Informasi sesuai dengan kenyataan lingkungan
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
10. Salah satu pesan dalam sosialisasi yaitu “manfaat dari GNNT akan mendapat banyak kemudahan dan kepraktisan dengan adanya GNNT telah sesuai
dengan kenyataan.
11. Salah satu pesan dalam sosialisasi yaitu
“bisa menghemat uang negara” sesuai
dengan kenyataan.
12. Salah satu pesan dalam sosialisasi yaitu “GNNT dapat menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal” sesuai dengan kenyataan.
Indikator 5 : Penggunaan media pendukung
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
13. Media powerpoint yang digunakan dalam sosialisasi di perbanas berpengaruh besar dalam penyebaran informasi mengenai GNNT Bank
Indonesia.
14. Media powerpoint yang digunakan
xxii
dalam sosialisasi di perbanas untuk
menyampaikan pesan mengenai GNNT
Bank Indonesia dinilai sudah tepat.
15. Bank Indonesia memanfaatkan media powerpoint dalam sosialisasi di perbanas secara maksimal untuk penyampaian informasi mengenai GNNT Bank Indonesia.
3. Dimensi: Isi Pesan
Indikator 6 : Isi pesan relevan
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
16. Isi pesan relevan dengan informasi yang
dibutuhkan oleh khalayak.
17. Isi pesan sosialisasi GNNT relevan
dengan kenyataan di lapangan
mengenai pelaksanaan GNNT Bank
Indonesia.
18. Isi pesan menanggapi respons khalayak terhadap GNNT Bank Indonesia.
Indikator 7 : Isi pesan bermanfaat
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
19. Pembicara dari BI memaparkan manfaat
GNNT dalam sosialisasi di perbanas.
20. Pembicara dari BI memberi solusi bagi
yang mengalami kesulitan akses dalam
penggunaan layanan GNNT atau dalam
penggunaan instrumen non tunai (Less
Cash Society/LCS).
21. Pembicara dari BI memberi informasi yang membuat khalayak mendapat pemahaman baru mengenai pelaksanaan GNNT Bank Indonesia.
xxiii
4. Dimensi : Kejelasan Indikator 8 : Pesan mudah dimengerti
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
22. Isi pesan mudah dipahami.
23. Istilah teknis dalam GNNT Bank
Indonesia dijelaskan.
24. Inti pesan sosialisasi GNNT dapat
ditangkap oleh khalayak.
Indikator 9 : Kejelasan pesan
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
25. Penyampaian pesan GNNT Bank
Indonesia kepada perbanas mendetail.
26. Kegiatan sosialisasi GNNT Bank
Indonesia yang diadakan secara
langsung interaktif.
27. Kalimat dalam pesan sosialisasi GNNT
lugas.
5. Dimensi : Kontinuitas dan Konsistensi
Indikator 10 : Repetisi pesan
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
28. Penyampaian informasi mengenai
GNNT Bank Indonesia dilakukan secara
berkesinambungan melalui media
televisi.
29. Penyampaian informasi mengenai
GNNT Bank Indonesia dilakukan secara
xxiv
berkesinambungan melalui media cetak.
30. Dalam sosialisasi pembicara dari BI
mengulang inti pesan penting dari pesan
sosialisasi.
Indikator 11 : Konsistensi
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
31. Isi pesan tentang GNNT Bank Indonesia
konsisten.
32. Pengintegrasian di dalam GNNT sama
dengan yang telah disosialisasikan Bank
Indonesia.
33. Waktu penyampaian informasi
konsisten.
6. Dimensi : Saluran
Indikator 12 : Pemilihan media komunikasi yang sesuai dengan khalayak sasaran
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
34. Pemilihan media massa untuk
penyebaran informasi telah tepat.
35. Media massa yang digunakan telah
menjangkau khalayak khusus.
36. Informasi GNNT Bank Indonesia dalam
media massa telah menambah
pemahaman khalayak.
Indikator 13 : Media komunikasi yang biasa dipakai oleh khalayak
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
37. Pembicara dari BI mengetahui media
komunikasi yang sesuai dengan
khalayak.
38. Pembicara dari BI telah memilih media
xxv
untuk khalayak yang berada di luar
jangkauan media umum.
39. Pembicara dari BI telah menggunakan
media komunikasi yang sesuai dengan
khalayak sasaran untuk menyampaikan
informasi mengenai GNNT Bank
Indonesia.
7. Dimensi : Kapabilitas Audiens
Indikator 14 : Waktu yang dimiliki khalayak
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
40. Pembicara dari BI telah
mengklasifikasikan khalayak
berdasarkan tingkat kesibukan
41. Pembicara dari BI telah menyesuaikan
cara penyampaian pesan berdasarkan
waktu yang dimiliki khalayak dalam
sosialisasi
42. Pembicara dari BI mengalokasikan
waktu sosialisasi sesuai dengan waktu
yang dimiliki khalayak
Indikator 15 : Kebiasaan khalayak
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
43. Pembicara dari BI telah
mengklasifikasikan khalayak
berdasarkan tingkat kesibukan.
44. Pembicara dari BI telah menyesuaikan
cara penyampaian pesan berdasarkan
waktu yang dimiliki khalayak dalam
sosialisasi.
45. Pembicara dari BI mengalokasikan
waktu sosialisasi sesuai dengan waktu
yang dimiliki khalayak.
xxvi
Indikator 16 : Pengetahuan khalayak
No.
Pernyataan
Skala
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
46. Pembicara dari BI telah mengetahui
tingkat pengetahuan khalayak.
47. Pembicara dari BI telah
mengklasifikasikan pesan berdasarkan
tingkat pengetahuan khalayak.
48. Pembicara dari BI telah menyampaikan
pesan sesuai tingkat pengetahuan
khalayak.
xxvii
Lampiran 3. Sumber Berita
Gerakan Non Tunai BI, Ini Penghematannya
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem
Pembayaran Susiati Dewi mengatakan Bank Indonesia (BI) memelopori Gerakan
Nasional Non-Tunai (GNNT) karena lebih hemat, efektif dan efisien serta aman.
Saat ini Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) tengah menggema merambah 24 kota
dengan total sekitar 1,2 juta orang yang telah menggunakan transaksi non tunai melalui
kartu kredit, kartu ektronik dan sejenisnya," katanya di Jakarta, Senin (10 Oktober
2016), pada Temu Wartawan Daerah yang digelar BI di Hotel Grand Mercure, Jakarta.
Ia mengatakan gerakan ini diharapkan pada 2024 bisa menjangkau 25 persen dari
jumlah penduduk Indonesia, sehoingga bisa menghemat uang negara.
"Bank Indonesia menyatakan bahwa Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) diprediksi
dapat menghemat anggaran pemerintah dalam mencetak uang kartal dan dengan
adanya GNNT maka pertumbuhan uangnya akan semakin melambat sehingga kami
pasti menghemat jumlah uang atau jumlah berapa miliar yang akan kami cetak di
Peruri," katanya. Menurut dia, pertumbuhan uang kartal mencapai sekitar 18 persen jika
dibandingkan tahun lalu namun ia tidak memberikan jumlah kenaikan itu karena
menyangkut rahasia negara. "Pertumbuhannya 18 persen dibandingkan tahun lalu
namun kalau tidak ada GNNT mungkin bisa lebih dari itu," katanya menambahkan.
Dia menjelaskan apabila tidak ada GNNT, kemungkinan pertumbuhan kebutuhan uang
kartal akan lebih tinggi dan begitu pula sebaliknya apabila ada GNNT, kemungkinan
pertumbuhan kebutuhan uang kartal akan melambat.Meski demikian, dia menuturkan
bahwa belum ada riset atau kajian yang menyatakan bahwa dengan adanya GNNT
maka pertumbuhan kebutuhan uang kartal semakin turun.
Terkait itu sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, pada
Agustus 2014 di Jakarta secara resmi mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT).
Kegiatan ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Bank
Indonesia dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian
xxviii
Keuangan, Pemerintah Daerah serta Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia
sebagai komitmen untuk mendukung GNNT.
Pencanangan dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis
dan juga lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non
tunai dalam melakukan transaksi keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien.
GNNT ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan
instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau
masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS)
khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya," katanya.
Sebagai bentuk komitmen atas perluasan penggunaan instrumen non tunai, kami akan
menjadikan GNNT sebagai gerakan tahunan yang didukung dengan berbagai kegiatan
untuk mendorong meningkatkan pemahaman masyarakat akan penggunaan instrumen
non tunai dalam melakukan transaksi pembayaran, katanya. ANTARA
xxix
Lampiran 3.1. Sumber Berita
BANK INDONESIA MENCANANGKAN GERAKAN NASIONAL NON TUNAI
I. I Am #LessCashSociety
Gerakan Nasional Non Tunai(GNNT) telah dicanangkan oleh Bank Indonesia pada 14
Agustus 2014 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
penggunaan instrumen nontunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu
komunitas atau masyarakat yang bertransaksi nontunai dengan menggunakan
instrumen nontunai (Less Cash Society/LCS) dalam kegiatan ekonominya.
Berbagai manfaat dapat dirasakan dengan bertransaksi nontunai. Pertama kepraktisan
bertransaksi dan keamanan dalam membawa instrumen non tunai dibandingkan
dengan uang tunai. Kedua, efisiensi biaya antara biaya produksi instrument nontunai
dengan biaya pencetakan, peredaran serta pengelolaan uang tunai tunai. Ketiga,
pencatatan transaksi secara otomatis sehingga memudahkan dalam menghitung
aktivitas ekonomi. Hal tersebut tentu dapat mencegah underground economy yang
umumnya dilakukan dalam bentuk tunai. Keempat, penggunaan alat pembayaran non
tunai juga akan meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian (velocity of money).
Bank Indonesia selaku otoritas Sistem Pembayaran memandang perlunya upaya untuk
mewujudkan LCS. Hal tersebut terlihat dari komitmen Bank Indonesia untuk mendorong
elektronifikasi terhadap transaksi pembayaran dan penerimaan yang dilakukan oleh
pemerintah, pelaku bisnis atau masyarakat. Beberapa program telah dilaksanakan
seperti elektronifikasi terhadap moda transportasi, retribusi parkir hingga penyaluran
bantuan sosial secara non tunai kepada penerima.
Dalam implementasinya, industri telah menyediakan berbagai instrumen non tunai
seperti uang elektronik yang dapat ditemukan dalam bentuk kartu (chip based) maupun
berbasis server dalam telepon genggam (server based). Inovasi ini dilatarbelakangi
dengan jumlah pengguna telepon genggam dan internet di Indonesia yang meningkat
setiap tahunnya dengan hampir setengah dari total jumlah pengguna internet (49%)
berusia 18-25 tahun.
xxx
Sebagai generasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan cenderung
gemar dengan kebaruan, generasi muda diharapkan dapat menjadi garda terdepan
dalam perubahan sikap sehingga dapat menciptakan komunitas Less Cash Society di
lingkungan sekitarnya.
So, are you ready to be a part of Less Cash Society?
II. Inovasi Bersama Layanan Keuangan Digital
Layanan Keuangan Digital (LKD) merupakan kegiatan layanan jasa sistem pembayaran
dan keuangan yang dilakukan melalui kerja sama dengan pihak ketiga atau yang biasa
disebut agen LKD. Layanannya menggunakan sarana dan perangkat teknologi berbasis
mobile maupun web dalam rangka mempermudah akses keuangan bagi masyarakat.
LKD merupakan inovasi dengan visi untuk membawa masyarakat dari bertransaksi
tunai menjadi nontunai dan belajar menyimpan atau mengelola uang serta dapat
melakukan transaksi keuangan dasar seperti pembukaan rekening uang elektronik,
setor tunai, tarik tunai hingga secara nontunai seperti pembayaran dan transfer.
Hingga Agustus 2016, pertumbuhan jumlah agen maupun penggunaan dan nilai
transaksi uang elektronik meningkat cukup signifikan. Terlihat dari jumlah rekening
uang elektronik melalui LKD yang tercatat sebanyak 1,234,531 rekening dengan
nominal uang elektronik pada agen adalah sebesar Rp. 43 Milyar. Sementara itu, total
jumlah agen LKD yang tercatat adalah sebanyak 106,404 agen di seluruh penjuru
Indonesia. Kesuksesan penyelenggaraan LKD tersebut tidak terlepas dari peran agen
LKD sebagai perpanjangan tangan perbankan.
Dengan memanfaatkan perluasan LKD, Bank Indonesia bersama
Kementerian/Lembaga terkait menginisiasikan kegiatan penyaluran dana bantuan
sosial (GtoP) melalui agen LKD untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
xxxi
Lampiran 4. Transkrip wawancara
Transkrip wawancara penulis dengan Bapak Rizky Utama selaku Narasumber.
Pewawancara : Buttu Martomu M. Nainggolan
Narasumber : Bapak Rizky Utama
Jabatan : Analis Tim Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank
Indonesia.
Waktu : Rabu, 19 Juli 2017 pukul 16.21 WIB
Tempat : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta.
Keterangan : - P = Penulis
- N = Narasumber
P : Mas Rizky, sudah kemana sajakah Bank Indonesia bersosialisasi mengenai Gerakan
Nasional Non Tunai (GNNT) Bank Indonesia ?
N : Kami sudah bersosialisasi ke beberapa festival, Seperti festival di Fx Sudirman, serta
elemen masyarakat lainnya..
P : Apakah termasuk ke Universitas?
N : Ya, termasuk Universitas, melalui BI goes to campus diantaranya Perbanas Institute,
Prasetya Mulia, Binus, Tarumanegara, dan bahkan di UNJ kami mengadakan sosialisasi
di sana sekitar bulan Januari sampai Desember tahun 2016 kemarin.
P : Mengapa program GNNT perlu disosialisasikan terutama kepada Mahasiswa/I?
N : Terima kasih atas pertanyaannya, sebenarnya mereka pada dasarnya adalah elemen
masyarakat yang bisa dibilang masa produktif, sehingga perlu diberikan penjelasan
seperti apa GNNT Bank Indonesia ini, bagaimana regulasinya, mekanismenya dan
penggunaan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan
transaksi atas kegiatan ekonomi.
P : Mulai kapan sosialisasi GNNT terutama kepada Mahasiswa/i dilakukan?
N : Kami mulai mengadakan sosialisasi terhitung sejak Februari tahun 2014, baik kegiatan
sosialisasi secara langsung, maupun event, festival, dan iklan layanan masyarakat di
televisi dan di media cetak.
P : Apakah ada mitra dalam penyelenggaraan GNNT ini?
N : Ada, OJK dan Kementerian Keuangan meminta dukungan juga dari Kementerian
Perekonomian dalam hal penguatan sistem informasi, dan penguatan sistem
pembiayaan. Di penguatan sistem informasi, dalam hal ini dibantu oleh Departemen
Komunikasi Bank Indonesia,yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan informasi
xxxii
kepada masyarakat secara keseluruhan. Dalam pengembangan GNNT, Bank Indonesia
mengharapkan dukungan dari semua elemen masyarakat untuk mendorong
mensukseskan program Bank Indonesia sekalligus untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur
terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non
tunai (Less Cash Society/LCS).
P : Baik, terima kasih atas waktu yang sudah diluangkan. Semoga program GNNT dapat
terus tersosialisasikan secara menyeluruh
xxxiii
Lampiran 4. Transkrip wawancara
Transkrip wawancara penulis dengan Mba Riris selaku Narasumber.
Pewawancara : Buttu Martomu M. Nainggolan
Narasumber : Mba Riris
Jabatan : Mahasiswi dari Perbanas Institute
Waktu : Rabu, 17 Juli 2017 pukul 14.42 WIB
Tempat : Kampus Perbanas
Keterangan : - P = Penulis
- N = Narasumber
P : Mba, sebelumnya sudah mengetahui tentang Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)
yang dicanangkan pemerintah dengan menggandeng Bank Indonesia sebagai lembaga
yang dipercaya untuk menerapkan dan mensosialisasikannya?
N : Saya belum pernah mendengar langsung dari Bank Indonesia mengenai adanya
Gerakan Nasional Non Tunai, diperlukan sosialisasi lebih lanjut dari pihak Bank
Indonesia agar masyarakat umum lebih paham dengan adanya gerakan ini
P : Apakah mba sudah mengetahui apa saja manfaat dan keuntungan dari adanya GNNT?
N : Kalau untuk itu, saya belum tahu apa saja manfaat dan keuntungannya
P : Jadi Salah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah
Gerakan Nasional Non Tunai GNNT, GNNT merupakan suatu pencanangan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis dan juga
lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai dalam
melakukan transaksi keuangan, yang tentunya mudah, aman dan efisien.
N : Oh gitu, nah kalau manfaatnya apa aja?
P : Pertama kepraktisan bertransaksi dan keamanan dalam membawa instrumen non
tunai dibandingkan dengan uang tunai. Kedua, efisiensi biaya antara biaya produksi
instrument nontunai dengan biaya pencetakan, peredaran serta pengelolaan uang tunai
tunai. Dalam implementasinya, industri telah menyediakan berbagai instrumen non tunai
seperti uang elektronik yang dapat ditemukan dalam bentuk kartu (chip based) maupun
berbasis server dalam telepon genggam (server based). Inovasi ini dilatarbelakangi
dengan jumlah pengguna telepon genggam dan internet di Indonesia yang meningkat
setiap tahunnya dengan hampir setengah dari total jumlah pengguna internet (49%)
berusia 18-25 tahun
N : Ok deh, makasih banyak penjelasannya ya mas, sosialisasinya harus lebih gencar lagi
harusnya
xxxiv
P : Sama-sama mba, terima kasih atas waktunya ya
xxxv
Lampiran 4. Transkrip wawancara
Transkrip wawancara penulis dengan Bapak Ferry Cahaya selaku Narasumber.
Pewawancara : Buttu Martomu M. Nainggolan
Narasumber : Bapak Ferry Cahaya
Jabatan : Staf P3M Pusat Penelitian dan Pengabdian Perbanas Institute.
Waktu : Selasa, 8 Agustus 2017 pukul 10.08 WIB
Tempat : Perbanas Institute Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi
Keterangan : - P = Penulis
- N = Narasumber
P : Mas Ferry, apa kabar? Ada beberapa pertanyaaan yang mau saya tanyakan seputar
sosialisasi GNNT yang sudah BI lakukan ke Perbanas Institute
N : Baik mas, iya boleh. Apa saja pertanyaannya mas?..
P : Ok mas, langsung saja pada saat sosialisasi di ruang mana waktu itu diadakan ?
N : Di Unit 5 lantai 7.
P : Apa saja materi yang dibawakan pada saat sosialisasi ?
N : Materinya tentunya seputar Gerakan Nasional Non Tunai baik itu manfaat,
penggunaan instrumen non tunai dan cara menyebarluaskannya .
P : Mahasiswa yang pada saat mengikuti sosialisasi jurusan apa pak?
N : Mereka dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi D3 Keuangan dan Perbankan .
P : Pada saat sosialisasi, mahasiswa yang mengikutinya apa betul mereka memang
sekalian mengikuti mata kuliah yang diajarkan bapak? Mata kuliahnya apa ya pak?
N : Ya betul, pada saat itu mata kuliahnya Produk-produk Bank
P : Dari BI berbicara mengenai apa saja?
N : Kebanksentralan, Kebijakan moneter, Proses pembuatan uang, dan tentunya
mengenai GNNT
P : Siapa waktu itu perwakilan pembicara dari Bank Indonesia?
N : Namanya Rafael Wardana
P : Berapa jumlahnya?
N : Ada sekitar 3-5 orang, saya lupa berapa percisnya
xxxvi
P : Pada saat sosialisasi media apa yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi
apakah menggunakan infocus/slideshow atau media lainnya?
N : Menggunakan Powerpoint dengan bantuan proyektor
P : Setelah sosialisasi diadakan, apakah pernah lagi diadakan sosialisasi lanjutan dari
Bank Indonesia?
N : Belum ada lagi mas
P : Sumber informasinya dari mana?
N : Semuanya dari Bank Indonesia mas
P : Isi pesannya apa saja?
N : Mengenai manfaat GNNT, kepraktisan bertransaksi, keamanan dalam membawa
instrumen non tunai, efisiensi biaya, meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian
P : Baik mas, terima kasih banyak informasinya
N : Iya sama-sama mas.
xxxvii
Lampiran 5. Data Responden
Daftar nama peserta sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) tahun 2016
No. Nama Prodi Jenis Kelamin P/L
1. Frida Rahma Dina DIII Keuangan dan Perbankan P
2. Agung DIII Keuangan dan Perbankan L
3. Farhan DIII Keuangan dan Perbankan L
4. Kika Septia Nurvi DIII Keuangan dan Perbankan P
5. Fadli DIII Keuangan dan Perbankan L
6. Devito Hutabarat DIII Keuangan dan Perbankan L
7. Sela Oktavia DIII Keuangan dan Perbankan P
8 Freddy DIII Keuangan dan Perbankan L
9. Eunike H DIII Keuangan dan Perbankan P
10. Rani Setyaningrum DIII Keuangan dan Perbankan P
11. Sahala Silalahi DIII Keuangan dan Perbankan L
12. Amos S DIII Keuangan dan Perbankan L
13. Andreas Eka DIII Keuangan dan Perbankan L
14. Marissa Tiara S DIII Keuangan dan Perbankan P
15. Lifni DIII Keuangan dan Perbankan P
16. Septa Indriani DIII Keuangan dan Perbankan P
17. Reno Alfian DIII Keuangan dan Perbankan L
18. David Indrianto DIII Keuangan dan Perbankan L
19. Soni DIII Keuangan dan Perbankan L
20. Radot Andelsen DIII Keuangan dan Perbankan L
21. Alma Lestari DIII Keuangan dan Perbankan P
22. Frederick Parulian DIII Keuangan dan Perbankan L
23. Marolop M DIII Keuangan dan Perbankan L
24. Yogi Prasetya DIII Keuangan dan Perbankan L
25. Nur Alfian DIII Keuangan dan Perbankan L
26. M. Fikri DIII Keuangan dan Perbankan L
27. Helmi DIII Keuangan dan Perbankan L
28. M. Jamalludin DIII Keuangan dan Perbankan L
29. Reza Pratama DIII Keuangan dan Perbankan L
30. Ainun DIII Keuangan dan Perbankan P
31. RIzka Silvia DIII Keuangan dan Perbankan P
32. Tuti Indira DIII Keuangan dan Perbankan L
33. Jamil Reza DIII Keuangan dan Perbankan L
34. Rifky S DIII Keuangan dan Perbankan L
35. Yanuar DIII Keuangan dan Perbankan L
36. Benny Setiadi DIII Keuangan dan Perbankan L
37. Hasyim DIII Keuangan dan Perbankan L
38. Fanny DIII Keuangan dan Perbankan P
39. Rahmat DIII Keuangan dan Perbankan L
40. Den Wicak DIII Keuangan dan Perbankan L
xxxviii
41. Triandra DIII Keuangan dan Perbankan L
42. Ica Septiani DIII Keuangan dan Perbankan P
43. Siska Lestari DIII Keuangan dan Perbankan P
44. Tiwi DIII Keuangan dan Perbankan P
45. Grace Likumahuwa DIII Keuangan dan Perbankan P