KARYA ILMIAH KARYA ILMIAH ARTIKEL DAN RAGAM ILMIAH ARTIKEL DAN RAGAM ILMIAH
Penulisan ArtikelPenulisan Artikel(Pokok-pokok (Pokok-pokok Pikiran)Pikiran)
Tahap prapenulisanTahap prapenulisanTahap penulisanTahap penulisanTahap revisiTahap revisi
A. Tahap PrapenulisanA. Tahap Prapenulisan Pemilihan topik Pembatasan topik Perumusan judul Perumusan tesis Penyusunan kerangka
Pemilihan TopikPemilihan Topik
Sumber topik:
• Hasil penelitian• Hasil berpikir • Pengalaman penulis• Kejadian aktual• Buku-buku pustaka dan tulisan lain
Kriteria pemilihan Kriteria pemilihan topiktopik• Dikuasai dengan baik • Menarik (baru, aktual)• Tersedia bahan-bahannya• Bermanfaat
Cara membatasi topikmenggunakan Diagram Pohon
Tujuan Peranan
Pengendalian pertumbuhan penduduk Peningkatan Kualitas Hidup
Penduduk kota Penduduk Desa
Desa Tertinggal Desa Maju
Keluarga Berencana
Perkembangan
Perumusan JudulPerumusan Judul• Sesuai dengan topik• Singkat• Bentuk Frasa• Lugas• Menggunakan unsur pembatasan topik
Manakah judul yang paling Manakah judul yang paling tepat?tepat?
• Program Keluarga Berencana dapat Berperan Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal
• Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal dengan Keluarga Berencana
• Keluarga Berencana Peranannya dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal
• Peran Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal
Perumusan TesisPerumusan Tesis
• Mengidentifikasi variabel dan masalah.
• Mengidentifikasi jawaban masalah.• Merumuskan tesis dengan merangkaikan seluruh jawaban dalam satu paragraf.
Tesis merupakan pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam tulisan
Penyusunan KerangkaPenyusunan Kerangka
• Menginventarisasi gagasan dalam tesis
• Mengklarifikasikan gagasan
Kerangka:• Nonformal: sederhana, kasar, global
• Formal: rinci dan rumit
Sistematika ArtikelSistematika ArtikelArtikel Hasil Penelitian• Judul• Nama Penulis• Abstrak dan Kata Kunci• Pendahuluan• Metode• Hasil• Pembahasan• Penutup: Simpulan dan Saran• Daftar Pustaka
Historical research
Correlationalresearch
Descriptive research
Developmental research
Case & Fieldresearch
Classroom Action research
Causal-Comparativeor ex-post facto
True experimentalresearch
Quasi experimentalresearch
PROBLEM
Designresearch
Source: Isaac & Michael,1989
TEN COMMON METHODS OF RESEARCH
Judul Judul • Sesuai dengan topik• Singkat• Bentuk frasa• Lugas• Menggunakan unsur pembatasan topik
• Tidak terlalu panjang (maksimal … kata)
Nama PenulisNama Penulis• Hanya nama orang yang terlibat langsung dalam proses penulisan artikel. Dapat lebih dari satu orang dan harus ditulis lengkap
• Penulisan nama tanpa pangkat, kedudukan, dan gelar akademis
AbstrakAbstrak• Abstrak merupakan kependekan yang lengkap, komprehensif.
• Disusun dalam satu paragraf.• Tidak lebih dari 200 kata.• Berisi masalah, tujuan penelitian, metode, hasil penelitian.
• Diketik dengan spasi tunggal dengan format lebih sempit dari teks utama.
Kata KunciKata Kunci• Kata-kata pokok yang menggambarkan daerah masalah penelitian atau istilah yang merupakan dasar pemikiran tulisan.
• Sumbernya dari judul, abstrak, tubuh teks, tesaurus disiplin ilmu.
• Fungsinya untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah.
PendahuluanPendahuluan• Berisi latar belakang atau rasional penelitian, masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian (tujuan penelitian harus sesuai dengan masalah).
• Inklusif kajian pustaka ringkas dengan rujukan mutakhir (maksimal 10 tahun).
Kajian Pustaka berisi penelitian sebelumnya yang relevan serta hal-hal yang terkait dengan judul dan rumusan masalah.
MetodeMetode• Isinya bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber data, bagaimana data dianalisis (populasi dan sampel, instrumen penelitian, rancangan penelitian, teknik analisis data).
• Uraikan pokok-pokoknya saja.
HasilHasil• Bagian utama artikel.• Menyajikan hasil analisis data.• Yang disajikan hasil analisis yang matang.
• Dapat diperjelas dengan tabel, grafik, atau gambar yang dibahas secara kualitatif/kuantitatif, lengkap, dan memadai.
PembahasanPembahasan• Menjawab masalah penelitian.• Menafsirkan temuan.• Mengintegrasikan temuan ke dalam kumpulan pengetahuan yang mapan.
• Menyusun teori baru atau memodifikasi teori baru.
PenutupPenutupA. Simpulan A. Simpulan • Ringkasan dari hasil dan pembahasan.• Dalam bentuk esai dan bukan numerik.• Merupakan jawaban dari rumusan masalah
B. SARAN• Disusun berdasarkan simpulan.• Mengacu pada tindakan praktis, atau pengembangan teoretis
Daftar PustakaDaftar Pustaka
• Hanya pustaka yang dirujuk (ada dalam catatan pustaka) yang dicantumkan.
• Penulisannya harus konsisten.• Unsur yang harus ada: nama, judul, tahun terbit, tempat terbit, dan penerbit.
Artikel NonpenelitianArtikel Nonpenelitian• Judul• Nama Penulis• Abstrak dan Kata kunci• Pendahuluan• Bagian inti• Penutup• Daftar pustaka
Abstrak Abstrak
• Berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara padat.• Bukan berisi kata pengantar atau komentar penyuting.
Kata kunci (lihat artikel hasil penelitian)
PePenndahuluan dahuluan • Mengantarkan pembaca pada topik yang akan dibahas.
• Mampu menarik pembaca; mengiring pembaca.
• Diakhiri dengan rumusan singkat hal-hal pokok yang akan dibahas.
Bagian IntiBagian Inti• Sangat bervariasi, bergantung
pada topik yang dibahas.• Yang perlu diperhatikan:
a. Identifikasi isi yang akan dideskripsikan (konsep, prosedur, prinsip)
b. Penetapan struktur isi.c. Penataan isi ke dalam struktur.d. Penataan urutan isi.e. Pendeskripsian isi mengikuti
urutan yang telah ditetapkan.
Penutup Penutup
• Berisi simpulan pembahasan.• Berisi saran (jika ada).
Daftar Pustaka (lihat artikel hasil penelitian)
B. Tahap PenulisanB. Tahap PenulisanPengembangan gagasan dalam paragraf
• Paragraf pembuka• Paragraf isi• Paragraf penutup
Pengutipan: langsung atau tidak langsung
BAHASA DALAM KARYA ILMIAHBAHASA DALAM KARYA ILMIAH
• Formal> bahasa baku (ragam bahasa ilmiah) untuk karya ilmiah, berita, wawancara resmi, dll.
• Nonformal> bahasa subbaku, bahasa gaul untuk iringan lagu, acara untuk remaja, dll.
1. Sebulan sebelum akhirnya mereka mulai dengan perjalanan dinas merangkap bulan madu mereka, Claire dengan diantar Eko pergi ke dokter untuk konsultasi. Sesudah memeriksa dengan cukup teliti, dokter menyatakan kandungan Claire oke.2. Menjelang pelaksanaan Kongres ke-6 Bahasa Indonesia tahun 1993 di Jakarta, saya teringat pada apa yang telah dimunculkan dalam Kongres ke-5 Bahasa Indonesia tahun 1988. Saat itu merupakan kemunculan buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia…. Pada kedua buku itu tampak beberapa pembaharuan (usaha penyempurnaan), baik dalam bidang tata bahasa maupun kosakata.
Manakah ragam ilmiah?Manakah ragam ilmiah?
3. Wanagalih, sesudah sekian puluh 3. Wanagalih, sesudah sekian puluh tahun, masih nampak bertahan tahun, masih nampak bertahan sebagai ibu kota kabupaten. Tetapi sebagai ibu kota kabupaten. Tetapi mungkin tidak juga. Memang agak mungkin tidak juga. Memang agak banyak juga perubahan pada banyak juga perubahan pada wajahnya. Mobil, baik yang dinas wajahnya. Mobil, baik yang dinas maupun pribadi, lebih banyak yang maupun pribadi, lebih banyak yang bersliweran di jalan-jalan.bersliweran di jalan-jalan.4. Keterampilan berbahasa pada hakikatnya terdiri atas empat subketerampilan, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Harris, 1977). Keterampilan menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang sangat penting bagi anak yang sedang belajar bahasa pada tahap permulaan. Hampir seluruh kehidupan mereka dalam berbahasa didominasi oleh menyimak dan berbicara (Oller, 1981; Omaggio, 1986).
Contoh A: 1. Organisasi intra sekolah, biasanya oleh bapak dan ibu guru diadakan pemilihan atau pengurus-pengurus organisasi intra sekolah di antara kelas satu, dua atau kelas tiga, serta diadakan pemilihan untuk membimbing dengan kata lain Bapak Pembimbing organisasi intra sekolah oleh Bapak dan Ibu guru.2. Kemampuan mengerahkan tenaga anaerobik maksimal seseorang disebut kapasitas anaerobik, yaitu kemampuan mengerahkan tenaga maksimal sampai batas maksimal anaerobik ini juga merupakan suatu penentu penting kemampuan olahragawan untuk melakukan aktifitas tinggi dan terus menerus.
Ciri-ciri Ragam IlmiahCiri-ciri Ragam Ilmiah
3. Anak-anak cacat adalah anak-anak 3. Anak-anak cacat adalah anak-anak yang perlu mendapatkan perhatian yang perlu mendapatkan perhatian dengan penuh kasih sayang. Mereka dengan penuh kasih sayang. Mereka mungkin sudah terlahir dalam mungkin sudah terlahir dalam keadaan cacat yang tidak pernah keadaan cacat yang tidak pernah mereka minta. Kita prihatin dan mereka minta. Kita prihatin dan meneteskan air mata bila melihat meneteskan air mata bila melihat mereka dengan deritanya. Anak-anak mereka dengan deritanya. Anak-anak yang cacat kaki, misalnya, berjalan yang cacat kaki, misalnya, berjalan tertatih-tatih, mereka yang buta tertatih-tatih, mereka yang buta berjalan dalam gelap, dunia serba berjalan dalam gelap, dunia serba hitam dan kelam. Serasa dunia ini hitam dan kelam. Serasa dunia ini hanya satu warna, hitam, hitam, dan hanya satu warna, hitam, hitam, dan hitam. Seharusnya kita bersyukur hitam. Seharusnya kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maka Belas Kasih kepada Tuhan Yang Maka Belas Kasih karena kita dikaruniai tubuh yang karena kita dikaruniai tubuh yang indah dan sempurna, lahir dan indah dan sempurna, lahir dan batin.batin.
4. Lantas, yang pada datang melihat 4. Lantas, yang pada datang melihat lukisan Mandra dan menyata kan “beh, beh, lukisan Mandra dan menyata kan “beh, beh, beh, ...“ itu, siapakah mereka? Yang beh, ...“ itu, siapakah mereka? Yang tua, yang muda, yang anak-anak, yang tua, yang muda, yang anak-anak, yang guru, yang petani? Merekalah warga guru, yang petani? Merekalah warga Kamasan.Kamasan. Waktu saya menanyakan apakah dia Waktu saya menanyakan apakah dia justru tidak mendidik rekannya itu justru tidak mendidik rekannya itu dengan menolong menyelesaikan dengan menolong menyelesaikan lukisannya, dengan tersenyum, terbengong lukisannya, dengan tersenyum, terbengong dia ganti bertanya pada saya, “Mendidik? dia ganti bertanya pada saya, “Mendidik? Wah apa artinya itu, Pak?’ Tentu saya Wah apa artinya itu, Pak?’ Tentu saya jadi tertegun, segera menyadari bahwa jadi tertegun, segera menyadari bahwa konteks pertanyaan saya tidak relevan konteks pertanyaan saya tidak relevan sama sekali.sama sekali.
5. Lantas, yang pada datang melihat 5. Lantas, yang pada datang melihat lukisan Mandra dan menyata kan “beh, lukisan Mandra dan menyata kan “beh, beh, beh, ...“ itu, siapakah beh, beh, ...“ itu, siapakah mereka? Yang tua, yang muda, yang mereka? Yang tua, yang muda, yang anak-anak, yang guru, yang petani? anak-anak, yang guru, yang petani? Merekalah warga Kamasan.Merekalah warga Kamasan.
Waktu saya menanyakan Waktu saya menanyakan apakah dia justru tidak mendidik apakah dia justru tidak mendidik rekannya itu dengan menolong rekannya itu dengan menolong menyelesaikan lukisannya, dengan menyelesaikan lukisannya, dengan tersenyum, terbengong dia ganti tersenyum, terbengong dia ganti bertanya pada saya, “Mendidik? Wah bertanya pada saya, “Mendidik? Wah apa artinya itu, Pak?’ Tentu saya apa artinya itu, Pak?’ Tentu saya jadi tertegun, segera menyadari jadi tertegun, segera menyadari bahwa konteks pertanyaan saya tidak bahwa konteks pertanyaan saya tidak relevan sama sekali.relevan sama sekali.((Ciri 1: ragam bahasa ilmiah lugas, eksak, dan Ciri 1: ragam bahasa ilmiah lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan)menghindari kesamaran dan ketaksaan)
Contoh B: a. Tujuan penelitian ini saya rumuskan sebagai berikut.b. Seperti telah peneliti kemukakan pembelajaran bahasa asing harus diberikan sejak dini karena pada usia dini otak anak masih sangat lentur.c. Saran-saran yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut.Contoh-contoh di atas tidak disarankan penggunannya
dalam ragam (bahasa) ilmiah. Bentuk yang disarankan sebagai berikut.
a. Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
b.Seperti telah dikemukakan, pembelajaran bahasa harus dilakukan sejak dini karena otak anak masih sangat lentur.
c. Saran-saran yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
(Ciri 2: ragam ilmiah bersifat objektif)
Contoh C:
Dalam bidang fisika, misalnya, dikenal istilah
baur ‘difluens’ kanta ‘lensa’
dalam bidang kedokteran dikenal istilah benak ‘otak, sumsum’, biring ‘penyakit kulit berbintik dan
gatal’ peloh ‘impoten’cagu ‘penyakit kuku jari bernanah’, gasang ‘sangat suka bersetubuh’, sengkenit ‘kutu pada binatang’,
(Ciri 3: istilah bersifat monosemantis dan bebas konteks).
Contoh D:Contoh D: analisa > analisis analisa > analisis sintesa > sintesis sintesa > sintesis hipotesa > hipotesis hipotesa > hipotesis legalisir > legalisasilegalisir > legalisasiteoritis > teoretisteoritis > teoretisbirahi > berahibirahi > berahihakekat > hakikathakekat > hakikatpropinsi > provinsipropinsi > provinsi
kerja > bekerjakekecilan > terlalu kecilmerubah > mengubahmenyolok > mencolok
a.a.DiDi Surabaya telah mengadakan Surabaya telah mengadakan penelitian awal dampak banjir. penelitian awal dampak banjir.
b. b. DanDan untuk mencapai prestasi, untuk mencapai prestasi, mememerlukan berbagai macam persiapan.merlukan berbagai macam persiapan.
c. c. DariDari latar belakang yang salah latar belakang yang salah iniinilahlah,mengakibatkan hasil ,mengakibatkan hasil daridari kegiatan tersebut sangat kegiatan tersebut sangat memprihatinkan.memprihatinkan.
d. d. DiDi Propinsi DIY memiliki jumlah SD Propinsi DIY memiliki jumlah SD 29 dengan jumlah guru 19.718 dan 29 dengan jumlah guru 19.718 dan jumlah siswa 295.883.jumlah siswa 295.883.(subjek kalimat tidak jelas)
a.a. Kegagalan pengajaran bahasa Kegagalan pengajaran bahasa Indonesia karenaIndonesia karena kesalahan metode. kesalahan metode.b. Kegagalan panen itu karena kemarau b. Kegagalan panen itu karena kemarau terlalu panjang.terlalu panjang.c. Kesulitan itu karena tingkah c. Kesulitan itu karena tingkah lakunya sendiri.lakunya sendiri.(fungsi predikat tidak jelas)(fungsi predikat tidak jelas)Sebaiknya:a. Pengajaran bahasa Indonesia gagal karena
kesalahan metode. Kegagalan pengajaran bahasa Indonesia
disebabkan oleh kesalahan metode.b.Kegagalan panen itu disebabkan oleh kemarau
yang terlalu panjang. Panen itu gagal karena kemarau terlalu
panjang.c.Kesulitan itu disebabkan oleh tingkah lakunya
sendiri. Kesulitan itu muncul karena tingkah lakunya
sendiri.
• demi untuk, • sangat ... sekali, • adalah merupakan, • hasil dari penelitian ini, • pembahasan daripada peneliti, • jawaban daripada responden. • (boros)
a.a.Kendaraan harap turun.Kendaraan harap turun.b.Terbungkus rapi setebal dua puluh b.Terbungkus rapi setebal dua puluh sentimeter,sentimeter, Laksamana Sudomo menyebutkan Laksamana Sudomo menyebutkan berkas perkaraberkas perkara tersebut baru merupakan hasil tersebut baru merupakan hasil pemeriksaan intelejen.pemeriksaan intelejen.c. Di Tasikmalaya ada 60 orang c. Di Tasikmalaya ada 60 orang korban meninggal,korban meninggal, tetapi tidak melapor. tetapi tidak melapor.((penalaran tidak baik/ tidak masuk akal)penalaran tidak baik/ tidak masuk akal) a. Perahu itu isinya orang lima.a. Perahu itu isinya orang lima.b. Alat-alat itu dipasang di b. Alat-alat itu dipasang di belakang sendiri.belakang sendiri.c. Ibu bajunya bagus.c. Ibu bajunya bagus.(interferensi)(interferensi)
(Ciri 4: ragam bahasa ilmiah adalah ragam baku)(Ciri 4: ragam bahasa ilmiah adalah ragam baku)
Ciri kalimat baku adalah Ciri kalimat baku adalah (a)(a)fungsi kalimat jelas, fungsi kalimat jelas, (b)(b) hemat, hemat, (c)(c)bernalar, dan bernalar, dan (d)(d)bebas dari pengaruh struktur bahasa bebas dari pengaruh struktur bahasa
lain (bahasa daerah maupun bahasa lain (bahasa daerah maupun bahasa asing).asing).
Pengunaan istilah “pria” dalam suatu Pengunaan istilah “pria” dalam suatu pembicaraan ilmiah yang kadang-kadang pembicaraan ilmiah yang kadang-kadang digantikan dengan istilah “laki- digantikan dengan istilah “laki-laki” untuk merujuk pada hal yang laki” untuk merujuk pada hal yang sama atau penggunaan istilah sama atau penggunaan istilah “wanita” yang kadang-kadang “wanita” yang kadang-kadang digantikan dengan “perempuan” untuk digantikan dengan “perempuan” untuk merujuk hal yang sama merupakan merujuk hal yang sama merupakan pencerminanan dari pencerminanan dari ketidakkonsistenan/ketidakkonsistenan/tidak taat asas.tidak taat asas.
(Ciri 5: ragam ilmiah bersifat taat asas)
Ciri-Ciri Ciri-Ciri Ragam Bahasa IlmiahRagam Bahasa Ilmiah1. lugas, eksak, tidak samar dan
tidak taksa;2. objektif; 3. istilah yang digunakan bersifat
monosemantis dan bebas konteks;4. baku; 5. taat asas.
KarakterKarakterPenulisan karya ilmiah seharusnya menjunjung tinggi karakter:
• jujur (bertanggung jawab); • cerdas; • tangguh; • peduli
Sistematika PenulisanSistematika Penulisan• Sistem Huruf dan
AngkaA. Subbab1. …2. …a. …b. …1) …2) …a) …b) …(1)…(2)…(a)…(b)…
A. Subbab1. …2. … a. … b. … 1) … 2) … a) … b) … (1) … (2) … (a)
… (b)
…
Sistem DigitSistem DigitBAB I …1.1 …1.2 …1.3 …1.4 …1.5 …
BAB II …2.1 …2.1.1 …2.1.2 …2.2 …2.2.1 …2.2.2 …2.2.3 …
Penulisan Daftar PustakaPenulisan Daftar PustakaPedoman:Nama pengarang tanpa gelar dibalik. Tahun. Judul Buku (digarisbawahi atau dicetak miring). Kota Terbit: Penerbit.
ContohContohWinarso, Hudi. 2007. Perawatan Pasca Persalinan.
Jakarta: P.T. Gramedia.
Winarso, H. 2007. Perawatan Pasca Persalinan. Jakarta: P.T. Gramedia.
Winarso, Hudi. (2007). Perawatan Pasca Persalinan. Jakarta: P.T. Gramedia.
Winarso, Hudi 2007 Perawatan Pasca Persalinan. Jakarta: P.T.
Gramedia.
ContohContoh Lain LainSoedjito. 1988. Kalimat Efektif.
Bandung: C.V. Rosda.Suryabrata, Sumadi. 1988.
Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Tong, Rosemarie Putnam. 1998. Feminist Thought (Aquarini Prabasmoro Penerjemah). Yogyakarta: Jalasutra.
Hadi, Sutrisno. 1986. Statistik 2. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
-------------. 1987. Metodologi Research 3. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Saryono, Djoko dan Mansur Hasan. 1984. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Remaja Karya.
Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hoed, B.H. 1977. “Kata Mubazir dalam Berita Surat Kabar Harian Berbahasa Indonesia” dalam Bahasa dan Sastra, Tahun III, No. 2. 1977. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud.
Kurnia, Sayuti. 1985. “Peranan Koran-koran Indonesia dalam Pengembangan Bahasa Indonesia” dalam Kongres Bahasa Indonesia IV (Amran Halim editor). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud.
Ardiana, Leo Idra. 19 Maret 1987. “Pemakaian Kata Depan dalam Kalimat” dalam Surabaya Pos, hlm. 6.
Kompas. 15 September 2002. Acara Langsung dan Interaktif Menyoal Portal, Seks Bebas, dan “Haha Hihi”, hlm. 19.
Oka, I Gusti Ngurah. 1995. Bahasa Indonesia Jurnalistik. Makalah disajikan dalam Diklat Jurnalistik V, Panitia Diklat, Malang, 25 Mei.
Huda, Nuril. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP Malang, Malang, 12 Juli.
Krashen, S. Long,M. & Scarcella, R. 1979. “Age, Rate and Eventual Attainment in Second Language Acquisition.” TESOL Quarterly, 13: 573-82 (CD-ROM: TESOL Quarterly-Digital, 1997).
Roberts, Felicia D. 1996. The Linguistic and Social Structure of Recommendations for Breast CancerTreatment,(Online), (http://www.linguistlist.org/cgi-bin/dissfly.cgi? roberts, diakses/dikunjungi 27 Mei 2002).
Kumaidi. 1998. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya”. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http: //www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2000).
http://www.wikipedia.com/. “Negative Politeness”. Diakses 25 Desember 2007.
PENULISAN KUTIPAN PENULISAN KUTIPAN LANGSUNGLANGSUNG
• Kutipan langsung yang kurang dari empat baris langsung ditempatkan di dalam teks di antara tanda petik dengan jarak baris sama dengan jarak baris dalam teks.
Contoh:• Dardjowidjojo (1986: 58) menyatakan, “Fenomena sintaksis dalam bentuk pasif adalah perubahan-perubahan morfemis yang dialami suatu verba dalam struktur lahirnya dan kendala-kendala sintaksis lain yang merupakan akibat dari perubahan tersebut.”
•Kutipan langsung yang terdiri atas empat baris ditempatkan tersendiri di bawah baris terakhir teks yang mendahuluinya. Kutipan ditulis tanpa tanda petik, menjorok ke dalam lima ketukan dari margin kiri dengan jarak antarbaris satu spasi.
• Menurut Keraf (1982: 3), Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.
• Keraf (1982: 3) mengatakan:Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.
OLAH HATI
OLAH PIKIR
OLAH RASA/KARSA
OLAH RAGA
jujur, beriman dan bertakwa, amanah, adil,
bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko,
pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa
patriotik
peduli, ramah, santun, rapi, nyaman, saling menghargai, toleran,
suka menolong, gotong royong, nasionalis,
kosmopolit , mengutamakan
kepentingan umum, bangga menggunakan
bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja
tangguh, bersih dan sehat, disiplin, sportif, andal,
berdaya tahan, bersahabat, kooperatif,
determinatif, kompetitif, ceria, dan
gigih
cerdas, kritis, kreatif, inovatif,
ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks,
dan reflektif
65
NILAI-NILAI LUHUR
Perilaku Berkarakter