Top Banner
i TUGAS AKHIR HALAMAN JUDUL Disusun dalam Memenuhi JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEMARANG 2020 ANALISA KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME BERDASARKAN TEKNOLOGI MSAN dan GPON DI STO MAJAPAHIT Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang BAYU ADI NUGROHO C.431.15.0114
98

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

Apr 28, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

i

TUGAS AKHIR

HALAMAN JUDUL

Disusun dalam Memenuhi

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEMARANG

2020

ANALISA KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME

BERDASARKAN TEKNOLOGI MSAN dan GPON DI STO

MAJAPAHIT

Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S1)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Semarang

BAYU ADI NUGROHO

C.431.15.0114

Page 2: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...
Page 3: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...
Page 4: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...
Page 5: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

iv

Kata Kunci: Jaringan akses, MSAN, GPON, kualitas transmisi, kinerja

jaringan.

ABSTRAK

Internet merupakan teknologi informasi yang berkembang sangat pesat dan

didukung dengan teknologi komunikasi yang handal. Untuk melayani kebutuhan ini,

PT. Telkom Indonesia sebagai salah satu penyedia jasa layanan dan akses

mempunyai produk yang biasa disebut Indihome. Layanan dapat digunakan untuk

pengiriman suara, data, dan video. Namun, keluhan layanan merupakan hal yang

sering terjadi. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap

layanan tersebut berdasarkan teknologi MSAN dan GPON. Pengukuran kualitas

jaringan dilakukan menggunakan Power Link Budget. Sehingga dapat diketahui

penurunan kualitas jaringan yang disebabkan oleh gangguan pada jaringan tembaga

maupun fiber optik. Dengan metode tersebut dapat diketahui total redaman pada

sumber uplink perangkat MSAN dan GPON sebelum signal sampai ke pelanggan.

Yaitu kualitas jaringan harus sesuai dengan redaman standar maksimal 28 dB dan

output daya maksimal -28 dBm.

Page 6: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

v

ABSTRACT

Internet is an information technology that is growing very rapidly and is

supported by reliable communication technology. To serve this need, PT. Telkom

Indonesia as one of the service and access service providers has a product that is

commonly called Indihome. The service can be used to send voice, data and video.

However, service complaints are a common occurrence. Therefore, in this study,

measurements were made of these services based on MSAN and GPON technology.

Network quality measurement is done using the Power Link Budget. So it can be seen

the decline in network quality caused by disruption in the copper and fiber optic

network. With this method, the total attenuation at the uplink source of the MSAN

and GPON devices can be determined before the signal reaches the customer. That is,

the network quality must comply with the standard attenuation of a maximum of 28

dB and a maximum power output of -28 dBm.

Keywords: Access network, MSAN, GPON, transmission quality, network

performance.

Page 7: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat, karunia dan hidayah-Nya, penulis diberi kekuatan untuk menyelesaikan

Tugas Akhir. Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan Jenjang Pendidikan Sarjana (S-1) Program Studi Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Semarang.

Dengan telah selesainya Laporan Tugas Akhir ini yang tidak terlepas dari

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Andy Krisdasusila,SE,MM, selaku Rektor Universitas Semarang.

2. Bapak Purwanto, S.T., M.T., sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas

Semarang.

3. Ibu Titik Nurhayati,ST,M.Eng, selaku Ketua Jurusan Elektro Fakultas Teknik

Universitas Semarang.

4. Ibu Ari Endang J, ST, MT, selaku dosen pembimbing pertama.

5. Bapak Puri Muliandi, ST, MT, Selaku dosen pembimbing kedua.

6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dan dukungan

material dan moral.

Page 8: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

vii

7. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak sempurna sebagaimana yang

diharapkan, untuk itu saran dan kritik sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi

ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk para akademisi, praktisi

ataupun untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Akhir kata penulis mohon maaf atas

kekurangan dan kesalahan yang ada pada penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pihak yang berkepentingan.

Penulis

Semarang, 11 Februari 2021

Page 9: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ----------------------------------------------------------------------------- i

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR DENGAN JUDUL -------------------- ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ------------------------------------------ iii

ABSTRAK --------------------------------------------------------------------------------------- iv

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------- vi

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------------- viii

DAFTAR GAMBAR --------------------------------------------------------------------------- xi

DAFTAR TABEL ----------------------------------------------------------------------------- xii

BAB I PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------- 13

1.1 Latar Belakang -------------------------------------------------------------------------- 13

1.2 Perumusan Masalah -------------------------------------------------------------------- 15

1.3 Tujuan dan Manfaat -------------------------------------------------------------------- 15

1.3.1 Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: ------------------ 15

1.3.2 Manfaat dari penelitian ini adalah : --------------------------------------------- 15

1.4 Pembatasan Masalah ------------------------------------------------------------------- 16

1.5 Metode Penelitian ---------------------------------------------------------------------- 16

1.6 Sistematika Penulisan ------------------------------------------------------------------ 17

DASAR TEORI ----------------------------------------------------------------------- 19

2.1 Jaringan Telekomunikasi -------------------------------------------------------------- 19

2.1.1 Perangkat Transmisi--------------------------------------------------------------- 19

2.1.2 Perangkat Switching --------------------------------------------------------------- 19

2.1.3 Perangkat Sentral ------------------------------------------------------------------ 20

2.2 Jaringan Akses Telekomunikasi ------------------------------------------------------ 20

2.2.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga ------------------------------------------------- 21

2.2.2 Jaringan Lokal Akses Fiber Optik ---------------------------------------------- 22

Page 10: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

ix

2.3 Alat Kerja Fiber Optik ----------------------------------------------------------------- 24

2.3.1 Optical Power Meter -------------------------------------------------------------- 24

2.3.2 Optical Light Source -------------------------------------------------------------- 25

2.3.3 Optical Time Domain Reflectometer-------------------------------------------- 26

2.3.4 Patchcord --------------------------------------------------------------------------- 28

2.3.5 Konfigurasi Umum Jaringan Internet Triple Play pada IndiHome --------- 29

2.4 Gigabit Passive Optical Network ----------------------------------------------------- 30

2.4.1 Konfigurasi GPON ---------------------------------------------------------------- 31

2.4.2 Prinsip Dasar GPON -------------------------------------------------------------- 33

2.5 Multi Service Access Node ------------------------------------------------------------ 33

2.5.1 Komponen MSAN ----------------------------------------------------------------- 34

2.6 Parameter Kualitas Jaringan MSAN ------------------------------------------------- 35

2.6.1 Signal to noise Ratio -------------------------------------------------------------- 35

2.6.2 Redaman ---------------------------------------------------------------------------- 36

2.7 Parameter Kualitas Jaringan GPON ------------------------------------------------- 37

2.7.1 Rx Power --------------------------------------------------------------------------- 37

2.8 Parameter Kinerja jaringan ------------------------------------------------------------ 39

2.9 Komponen Perangkat MSAN dan GPON ------------------------------------------- 39

2.9.1 Optical Line Terminal (OLT) ---------------------------------------------------- 39

2.9.2 Optical Distribution Cabinet (ODC) ------------------------------------------- 41

2.9.3 Multi Service Access Node (MSAN) -------------------------------------------- 42

2.9.4 Power Link Budget ---------------------------------------------------------------- 42

METODOLOGI PENELITIAN ---------------------------------------------------- 46

3.1 Pemilihan Lokasi Penelitian ---------------------------------------------------------- 46

3.1.1 Tahapan pemilihan lokasi pelanggan berdasarkan : -------------------------- 47

3.2 Pegambilan Data Sampel -------------------------------------------------------------- 49

3.2.1 Pegambilan Data Sampel Pelanggan ------------------------------------------- 50

HASIL DAN PEMBAHASAN ----------------------------------------------------- 51

4.1 Analisa Data ----------------------------------------------------------------------------- 51

4.2 Arsitektur Jaringan MSAN dan GPON ---------------------------------------------- 51

Page 11: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

x

4.3 Power Link Budget --------------------------------------------------------------------- 53

4.4 Pengukuran Kualitas Jaringan -------------------------------------------------------- 54

4.5 Perhitungan MSAN MJP MRAD ---------------------------------------------------- 57

4.6 Analisa MSAN MJP MRAD ---------------------------------------------------------- 60

4.7 Perhitungan GPON ODC-MJP-FA -------------------------------------------------- 61

4.8 Analisa GPON ODC-MJP-FA -------------------------------------------------------- 64

4.9 Perhitungan MSAN MJP MDAV ---------------------------------------------------- 65

4.10 Analisa MSAN MJP MDAV -------------------------------------------------------- 68

4.11 Analisa GPON ODC-MJP-FM ------------------------------------------------------ 72

4.12 Optimasi Jaringan --------------------------------------------------------------------- 78

SARAN DAN KESIMPULAN ----------------------------------------------------- 83

5.1 Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------ 83

5.2 Saran -------------------------------------------------------------------------------------- 84

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------- 85

LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------------------------ 87

Page 12: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 Konfigurasi Dasar JARLOKAT ---------------------------------------------- 22

Gambar 2-2 Struktur Serat Kabel Optik ---------------------------------------------------- 23

Gambar 2-3 Konfigurasi Dasar JARLOKAT ---------------------------------------------- 24

Gambar 2-4 Optical Power Meter ----------------------------------------------------------- 25

Gambar 2-5 Optical Light Source ----------------------------------------------------------- 26

Gambar 2-6 OTDR ---------------------------------------------------------------------------- 28

Gambar 2-7 Patchcord ------------------------------------------------------------------------ 29

Gambar 2-8 Konfigurasi MSAN dan FTTH [8] ------------------------------------------- 30

Gambar 2-9 Sistem GPON [10] ------------------------------------------------------------- 31

Gambar 2-10 Pengukuran Rx Power pada IBooster [12] -------------------------------- 38

Gambar 2-11 Optical Line Terminal -------------------------------------------------------- 40

Gambar 2-12 Optical Distribution Cabinet ------------------------------------------------ 41

Gambar 2-13 Perangkat MSAN ------------------------------------------------------------- 42

Gambar 3-1 Alur Penelitian ------------------------------------------------------------------ 46

Gambar 3-2 MSAN MDAV dan GPON ODC-MJP-FM --------------------------------- 48

Gambar 3-3 Komponen Perangkat GPON ODC-MJP-FA ------------------------------ 48

Gambar 4-1 MSAN MRAD dan GPON ODC-MJP-FA --------------------------------- 52

Gambar 4-2 MSAN MDAV dan GPON ODC-MJP-FM --------------------------------- 52

Gambar 4-3 Pengukuran SNR MSAN pada IBooster ------------------------------------ 74

Gambar 4-4 Pengukuran Rx Power GPON pada IBooster ------------------------------- 75

Gambar 4-5 Total Fiber Loss----------------------------------------------------------------- 75

Gambar 4-6 Bending/Tekukan Pada Kabel Optik ----------------------------------------- 76

Gambar 4-7 Konektor ------------------------------------------------------------------------- 77

Gambar 4-8 Redaman Splice ----------------------------------------------------------------- 77

Gambar 4-9 Proses Splice Core Optik ------------------------------------------------------ 78

Page 13: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

xii

DAFTAR TABEL

Table 2-1 Standar SNR menurut software IBooster [12] -------------------------------- 36

Table 2-2 Spesifikasi Perangkat OLT (Luthfi Bahtiar, 2014) --------------------------- 40

Table 2-3 Nilai Redaman --------------------------------------------------------------------- 45

Table 3-1 Komponen Perangkat MSAN MRAD ------------------------------------------ 49

Table 3-2 Komponen Perangkat GPON ODC-MJP-FA --------------------------------- 49

Table 3-3 Komponen Perangkat MSAN MDAV ------------------------------------------ 50

Table 3-4 Komponen Perangkat GPON ODC-MJP-FM --------------------------------- 50

Table 4-1 Loss Maksimum Elemen Network ITU-T G.984.2 --------------------------- 53

Table 4-2 Hasil Pengukuran Optical Power ------------------------------------------------ 54

Table 4-3 Hasil Pengukuran ------------------------------------------------------------------ 55

Table 4-4 Data Perhitungan MSAN MJP MRAD ----------------------------------------- 57

Table 4-5 Daya Yang Diterima MSAN MJP MRAD------------------------------------- 60

Table 4-6 Data Perhitungan ODC-MJP-FA ------------------------------------------------ 61

Table 4-7 Daya yang Diterima ODC-MJP-FA -------------------------------------------- 64

Table 4-8 Data Perhitungan MSAN MJP MDAV ---------------------------------------- 65

Table 4-9 Daya yang Diterima MSAN MJP MDAV ------------------------------------- 69

Table 4-10 Data Perhitungan ODC-MJP-FM ---------------------------------------------- 69

Table 4-11 Daya Yang Diterima ODC-MJP-FM ------------------------------------------ 73

Table 4-13 Data Perhitungan MSAN MJP MDAV setelah optimasi ------------------- 78

Table 4-12 Daya yang Diterima MSAN MJP MDAV Sebelum Optimasi ------------ 80

Table 4-14 Daya yang Diterima MSAN MJP MDAV setelah optimasi --------------- 80

Table 4-15 Data Perhitungan ODC-MJP-FM setelah optimasi ------------------------- 80

Table 4-16 Daya Yang Diterima ODC-MJP-FM sebelum optimasi-------------------- 82

Table 4-17 Daya Yang Diterima ODC-MJP-FM setelah optimasi --------------------- 82

Page 14: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat memberikan

kemudahan masyarakat dalam bertukar informasi. Kemudahan tersebut dapat

dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Misalnya dalam bidang

keamanan yang menggunakan Closed Circuit Television (CCTV), bidang

broadcasting yang terdapat berbagai macam alat telekomunikasi, bidang

perbankan untuk menunjang data nasabah dan berbagai bidang lainnya yang

membutuhkan akses informasi yang cepat sekaligus akurat dalam pemenuhan

kebutuhannya.

Informasi yang dipertukarkan dapat berupa data, suara, gambar, dan video

yang dikirimkan melalui sebuah perantara. Pertukaran informasi tersebut

membutuhkan transmitter dan receiver. Media perantara dapat berupa kabel atau

tanpa kabel (gelombang elektromagnetic). Seiring perkembangan zaman, kabel

tembaga sudah mulai tergantikan, hal itu dilakuakan karena kabel tembaga hanya

mampu menyalurkan kecepatan bandwidth maksimal 4 Megabit per second

(Mbps), sehingga munculah media perantara kabel fiber optic yang mampu

menyalurkan kecepatan 100 Megabit per second (Mbps). Kualitas jaringan

menjadi sangat penting untuk kestabilan pengiriman informasi. Di Indonesia salah

satu perusahaan yang menyediakan jaringan fiber optic adalah PT. Telkom

Indonesia, dengan produk yang lebih sering di dengar masyarakat Indihome.

Layanan yang berupa suara, data, dan video (triple play service) tersebut

membutuhkan perangkat teknologi akses sehingga dapat sampai di tempat

pelanggan. Pembangunan infrastruktur jaringan PT Telkom Indonesia sudah

Page 15: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

14

cukup luas jangkauannya. PT Telkom Akses Semarang sebagai anak perusahaan

PT. Telkom Indonesia telah membangun infrastruktur jaringan di wilayah Telkom

Majapahit. Teknologi yang digunakan yaitu Multi Service Access Network

(MSAN) dan Gigabit Passive Optical Network (GPON).

MSAN merupakan teknologi yang masih memanfaatkan jaringan segmen

sekunder berupa kabel tembaga eksisting dengan parameter kualitas jaringannya

adalah Signal to noise Ratio (SNR) dan redaman (attenuation). Softswitch pada

teknologi MSAN terdiri dari fiber optik yang terhubung dengan Metro Ethernet

sehingga bisa menyalurkan komunikasi berupa data, suara, dan gambar yang bisa

mencapai 1 Gbps, serta dari perangkat MSAN sampai ke pelanggan menggunakan

Drop Wire yang berupa kabel tembaga.

GPON merupakan teknologi yang menggunakan segmen full berupa fiber

optik. Sehingga kecepatan penyaluran komunikasi sangat berbeda dengan

teknologi MSAN. Segmen teknologi ini secara sederhana dapat dibagi menjadi

tiga bagian utama yaitu Optical Line Terminal (OLT), Optical Distribution

Network (ODN), dan Optical Network Termination (ONT) dapat menjangkau

rumah pelanggan dengan jarak kurang lebih 20km. Sentral Telepone Otomat

(STO) Majapahit memiliki cakupan pelanggan yang cukup luas, sehingga

permintaan pemenuhan jaringan indihome di daerah tersebut sangat banyak.

Adapun sampel penelitian yang diambil adalah MSAN MRAD dengan GPON

ODC MJP-FA dan MSAN MDAV dengan GPON ODC MJP-FM di daerah

Palebon Raya, dan Sambiroto. Penamaan perangkat tersebut sudah ditentukan

oleh PT Telkom Indonesia. Seiring dengan banyaknya pelanggan di wilayah

tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi gangguan layanan. Peneliti ingin

mengetahui kualitas jaringan akses berdasarkan teknologi MSAN dan GPON di

kedua daerah tersebut. Parameter kinerja jaringan untuk MSAN dan GPON

berdasarkan jarak uplink perangkat yang disesuaikan dengan standar

Page 16: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

15

Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network

(TIPHON).

Data sampel diambil berdasarkan penggunaan perangkat teknologi MSAN

dan GPON terbanyak di wilayah Semarang. Jumlah sampel diambil dengan cara

menentukan perbandingan jarak antar perangkat dari sentral. Beberapa

perangakat tersebar di beberapa daerah dua diantaranya di Palebon Raya dengan

jarak cukup dekat dan Sambiroto dengan jarak yang cukup jauh dari sentral.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

a. Bagaimana kualitas jaringan akses teknologi MSAN dan GPON STO

Majapahit berdasarkan Power Link Budget?

b. Apa saja faktor penyebab buruknya kualitas jaringan akses teknologi MSAN

dan GPON STO Majapahit serta perbaikan yang akan dilakukan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

a. Dapat memahami teknologi MSAN dan GPON di wilayah STO

Majapahit

b. Menganalisis parameter kinerja jaringan berdasarkan jarak uplink

perangkat menggunakan metode Power Link Budget.

c. Dapat menghitung kualitas jaringan akses apakah sesuai dengan

standart yang telah ditentukan PT. Telkom Indonesia.

1.3.2 Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui kualitas jaringan akses internet Indihome di wilayah STO

Majapahit.

Page 17: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

16

b. Menambah pengetahuan kepada masyarakat tentang kualitas jaringan

akses Indihome yang diberikan PT. Telkom Indonesia.

c. Menjadikan penelitian ini sebagai masukan kepada PT. Telkom

Indonesia khususnya PT Telkom Akses Semarang untuk

meningkatkan kualitas layanan.

1.4 Pembatasan Masalah

Dalam pembuatan tugas akhir ini, masalah yang dibahas terbatas pada:

a. Daerah penelitian untuk pemakaian teknologi MSAN dan GPON yang

terdapat pada wilyah Semarang khususnya di STO (MJP) Majapahit.

b. Pengukuran dilakukan hanya pada perangkat MSAN dan GPON

c. Menghitung loss fiber, loss splice, dan loss konektor, dengan metode Power

link budget

d. Pengambilan data dilakukan menggunakan alat Optical Power Meter (OPM)

e. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 (dua) kali di wilayah STO Majapahit

Witel Semarang

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai

berikut:

a. Penentuan judul, yaitu melakukan studi kasus sebagai rencana awal dalam

melakukan penelitian

b. Studi pustaka, yaitu dengan mempelajari buku-buku Teknologi Jaringan akses

dan sumber-sumber literatur yang berhubungan dengan karya tulis ini.

c. Metode Bimbingan Dosen, metode ini digunakan untuk mendapatkan

pengarahan dan pengajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dari dosen

Page 18: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

17

pembimbing dalam pelaksanaan pembuatan tugas akhir di metode lan data

atau penentuan sampel data.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memperoleh gambaran mengenai

permasalahan yang dibahas, sehingga dalam penulisan tugas akhir ini terbagi

dalam 5 (lima) bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, manfaat, tujuan,

pembatasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini membahas secara singkat beberapa hal mengenai jaringan akses

telekomunikasi beserta teknologinya yang menggunakan media transmisi

yaitu tembaga dan serat optik, serta teori pendukung lainnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang flowchart serta tata cara urutan analisa jaringan MSAN

dan GPON dan alat yang digunakan dalam pengukurannya.

BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN

Bab ini berisi tampilan hasil analisis dari pengukuran kualitas dan kinerja

jaringan MSAN dan GPON dengan standar dari PT. Telkom Indonesia. Hasil

analisis diperlihatkan dalam bentuk tabel pengukuran menggunakan metode

Power link budget.

Page 19: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

18

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu

hasil analisis dari kualitas dan kinerja jaringan pada perangkat MSAN dan

GPON terhadap standar yang sudah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bab ini berisi referensi baik yang didapat dari buku, jurnal penelitian dan

lainnya yang dipergunakan dalam penulisan penelitian.

Page 20: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

19

DASAR TEORI

2.1 Jaringan Telekomunikasi

Jaringan akses pada dasarnya merupakan jaringan yang mampu

menghubungkan pelanggan dengan sentral telepon, namun karena perkembangan

teknologi, jaringan akses tidak hanya digunakan untuk pengiriman informasi

berupa suara melainkan juga digunakan untuk akses internet berupa data. Selain

itu, pengertian jaringan akses juga merupakan penghubung antar perangkat-

perangkat telekomunikasi yang terintegrasi satu sama lainnya. Jaringan

telekomunikasi tersusun dari beberapa perangkat utama yaitu transmisi, switching

dan sentral [3].

2.1.1 Perangkat Transmisi

Dalam proses telekomunikasi, perangkat yang berfungsi untuk

menyalurkan sinyal informasi adalah perangkat transmisi. Perangkat

transmisi ini terdiri dari beberapa jenis yaitu kabel udara dan cahaya

dengan media kabel serat optik. Masing-masing media memiliki

keunggulan dalam penyaluran sinyal informasi digunakan sesuai

dengan kebutuhan penyaluran informasi. [7]

2.1.2 Perangkat Switching

Perangkat ini merupakan perangkat telekomunikasi yang

berfungsi sebagai penyambungan agar komunikasi yang dilakukan

dapat terhubung dengan tujuan. Fungsi switching dalam telekomunikasi

adalah sebagai interkoneksi yang membuka trafik pada jaringan. Pada

Page 21: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

20

jaringan telekomunikasi tersebut, switching diletakkan antara nodes

dan terminal agar dapat mengalokasikan sebuah kanal. [7]

2.1.3 Perangkat Sentral

Perangkat sentral merupakan tempat berkumpulnya sinyal yang

pengirim sebelum menuju kepada penerima. Pada perangkat sentral ini,

nantinya sinyal informasi akan diubah-ubah sesuai dengan perangkat

yang menerima sinyal apakah itu elektrik, optik, maupun

elektromagnetik. [7]

2.2 Jaringan Akses Telekomunikasi

Proses telekomunikasi sangat erat kaitannya dengan hubungan jarak jauh

antara pengirim dan penerima. Jaringan akses merupakan suatu sistem yang

menghubungkan proses telekomunikasi. Jaringan akses yang digunakan dalam

istilah telekomunikasi ada empat (4) yaitu Jaringan Akses Lokal Kabel (Jarlokab

atau Jarkab), Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar), Jaringan Lokal Akses Fiber

Optik (Jarlokaf), dan Jaringan akses Hybrid [2].

Jaringan akses telekomunikasi sudah mengalami proses perkembangan dari

komunikasi yang hanya dapat melayani komunikasi suara hingga komunikasi

dengan kecepatan tinggi, hal ini dibuktikan dengan adanya layanan jaringan akses

internet. Jaringan akses internet sangat di butuhkan di zaman teknologi saat ini.

Internet sendiri memiliki arti yang cukup luas dan merupakan singkatan dari kata

interconnection-networking yang jika diterjemahkan merupakan jaringan

interkoneksi yang lebih luas hingga mencapai seluruh dunia. Internet sangat erat

kaitannya dengan pengiriman data dan terdapat dua jenis dari pengiriman data

internet yaitu downstream dan upstream. Downstream merupakan kecepatan

pengiriman data saat mengambil atau mendownload data-data dari server internet.

upstream merupakan kecepatan pengiriman data pada saat mengirimkan data-data

Page 22: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

21

dari server internet. downstream dan upstream memiliki satuan kecepatan

pengiriman data yaitu bit per second (bps).

2.2.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga

Jaringan akses sangat erat kaitannya dengan media yang

menyalurkan informasisalah satunya merupakan kabel tembaga.

Jaringan akses dengan media kabel tembaga ini terhubung antara

sentral dengan pelanggan blok Main Distribution Frame (MDF) hingga

Rumah Kabel (RK), selanjutnya menuju Distribution Point (DP).

Jaringan akses dengan media tembaga disebut dengan Jarlokat. Kabel

tembaga digunakan untuk sistem telekomunikasi berbasis suara

(telepon) namun berkat perkembangan teknologi, kabel tembaga harus

memenuhi beberapa kebutuhan yang tidak hanya melayani komunikasi

suara melainkan komunikasi data yang memerlukan bandwidth yang

lebar. Kabel tembaga dikombinasikan dengan kabel serat optik agar

dapat mendukung sistem telekomunikasi yang cepat dan kualitas yang

bak sesuai dengan standar.

Jarlokat memiliki perangkat Digital Subscriber Line Access

Multiplexer (DSLAM) yang berfungsi sebagai jembatan antara kabel

tembaga dengan kabel serat optik sebagai piranti yang diletakkan pada

sentral telepon. Piranti yang berbentuk jaringan komputer berfungsi

untuk menerima sinyal dari pelanggan dalam jumlah yang besar hingga

ribuan. DSLAM akan menerima pelanggan yang menggunakan

teknologi Digital Subscriber Line (DSL) kemudian sinyal tersebut akan

diteruskan ke jaringan utama yang berkecepatan tinggi menggunakan

teknologi multiplexing [4].

Page 23: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

22

Gambar 2-1 Konfigurasi Dasar JARLOKAT

2.2.2 Jaringan Lokal Akses Fiber Optik

Jaringan Lokal Akses Fiber Optik adalah teknologi penggunaan

kabel serat optik sebagai media transmisi dalam jaringan akses. Serat

optik dipilih sebagai media transmisi karena kemampuannya yang

dapat mengirimkan data berkapasitas besar dengan kecepatan tinggi

untuk jarak jauh sehingga mampu memenuhi permintaan bandwidth

yang sangat besar. Proses pengiriman informasi menggunakan media

serat optik adalah dengan melakukan peralihan sinyal elektrik menjadi

sinyal optik (cahaya). Hal itu dilakukan agar sinyal dapat

ditransmisikan melalui serat optik.

Kabel serat optik pada umumnya merupakan kabel yang terdiri

dari beberapa struktur di dalamnya. Serat optik single core memiliki

bagian-bagian yang disebut dengan inti (core), selubung (cladding),

dan jaket (coating). Inti (core) terbuat dari bahan silica (SiO2) atau

plastic. Bagian core fiber optik merupakan bagian yang terpenting

dalam penyaluran sinyal optik atau cahaya karena perambatan sinyal

optik terjadi di dalam core. Core serat optik sangatlah kecil hingga

berkisar antara 8 micron sampai 62,5 micron. Core dengan cladding

memiliki bahan yang hamper sama, tetapi dengan bias yang berbeda.

Page 24: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

23

Bias dari cladding lebih kecil daripada inti, hal itu dimaksudkan agar

cahaya tetap berada pada core. Coating merupakan pelindung luar dari

serat optik yang melindungi core dari kotoran dan kerusakan lain.[2]

Jenis serat optik yang lebih umum digunakan di Indonesia

sesuai dengan standar ITU-T G.652.D dan ITU-T G.657.A khususnya

penyedia layanan telekomunikasi yaitu PT. Telkom Indonesia. Serat

optik jenis ini digunakan untuk kabel distribusi dan kabel feeder.

Setiap kabel memiliki rugi-rugi dalam penginstalasian hingga proses

pengiriman sinyalnya. Serat optik ITU-T G.652.D dan ITU-T G.657.A

rugi-ruginya adalah ≤ 0,35 dB/km untuk panjang gelombang 1310

nano meter (uplink) serta ≤ 0,28 dB/Km untuk panjang gelombang

1490 nano meter (downlink) [5].

Media telekomunikasi memiliki bagian yang disebut dengan

pengirim (Tx) dan penerima (Rx) yang berfungsi sebagai masukan

sinyal listrik dan keluaran sinyal listrik. Sebagaimana fungsinya, serat

optik menyalurkan sinyal dalam bentuk cahaya. Jika cahaya masuk

pada ujung serat optik dengan sudut kritis dan sinyal itu datang dari

sebuah medium yang mempunyai indeks bias lebih kecil dari udara

menuju inti serat optik yang mempunyai indeks bias yang lebih besar

maka sinar seluruhnya akan merambat pada sepanjang inti (core) dan

itu merupakan prinsip kerja serat optik berdasarkan hukum

Gambar 2-2 Struktur Serat Kabel Optik

Page 25: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

24

Snellius. Serat optik juga memiliki jenis transmisi atau mode

pemancaran cahaya di dalam inti yaitu jenis tunggal yaitu single mode

dan ganda yaitu multi mode.

Serat optik saat ini sudah banyak diimplementasikan pada

jaringan khususnya jaringan komputer baik lokal maupun untuk

jaringan internet. Pengiriman data dari serat optik yang sangat cepat

maka serat optik digunakan sebagai media transmisi dari jaringan

broadband dengan bandwidth yang besar. Teknologi akses serat optik

yang menggunakan serat optik sebagai media transmisinya adalah

Gigabit Passive Optical Network (GPON). GPON ini dikategorikan

sebagai jaringan broadband yang berkecepatan tinggi [3].

2.3 Alat Kerja Fiber Optik

2.3.1 Optical Power Meter

Optical Power Meter adalah alat yang digunakan untuk

mengukur kekuatan dalam sinyal optik. Pada unit display, daya optik

diukur dan mengatur panjang gelombang ditampilkan. Meter listrik

Gambar 2-3 Konfigurasi Dasar JARLOKAT

Page 26: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

25

dikalibrasi menggunakan standar kalibrasi dapat dilacak seperti standar

NIST (National Institute of Standart and Technology).

Gambar 2-4 Optical Power Meter

2.3.2 Optical Light Source

Optical Light Source (OLS) merupakan suatu alat yang berfungsi

sebagai pemancar sinyal optik. Pada OLS terdapat beberapa setting

yaitu lambda/atau panjang gelombang:

• 850 nm digunakan untuk mengukur multi mode

• 1310 nm digunakan untuk mengukur single mode dengan

jarak yang relatif pendek (10 km).

• 1550 nm digunakan untuk mengukur single mode dengan

jarak jauh backbone (diatas 10 km)

Page 27: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

26

Alat ukur ini dipakai untuk mengetahui continuitas suatu link

optik atau meluruskan suatu terminasi optik.

2.3.3 Optical Time Domain Reflectometer

Optical Time-Domain Reflectometer atau biasa disingkat

menjadi OTDR, merupakan suatu peralatan optoelektronik yang

digunakan untuk mengukur parameter-parameter seperti pelemahan

(attenuation), panjang, kehilangan pencerai dan penyambung, dalam

sistem telekomunikasi serat optik. OTDR pada dasarnya terdiri dari

satu sumber optik dan satu penerima (receiver), modul akuisisi data,

media penyimpanan data, dan layar monitor.

Secara umum fungsi dari OTDR adalah mengukur redaman,

mengukur loss sambungan, mengukur loss antar dua titik, mengukur

jarak kabel, dan melokalisir gangguan. Prinsip kerja alat ukur OTDR

adalah sebagai berikut (PT Telekomunikasi Indonesia, 2013) :

Gambar 2-5 Optical Light Source

Page 28: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

27

a. OTDR memancarkan pulsa-pulsa cahaya dari sebuah sumber dioda laser ke

dalam sebuah fiber optik

b. Sebagian sinyal-sinyal dibalikan ke OTDR, sinyal diarahkan melalui sebuah

coupler ke detektor optik dimana sinyal tersebut diubah menjadi sinyal

listrik dan ditampilkan pada layar CRT.

c. OTDR mengukur sinyal balik terhadap waktu.

1) Waktu tempuh dikalikan dengan kecepatan cahaya dalam fiber

digunakan untuk menghitung jarak = 2

t

n

c

Dimana:

c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa (299,792,458 m/s)

n = indeks bias

t = waktu

2) Tampilan OTDR menggambarkan daya relatif dari sinyal balik terhadap

jarak.

Pemakaian alat ukur OTDR dipergunakan saat sedang instalasi atau dalam

melakukan pemeliharaan kabel fiber optik. Saat instalasi OTDR dipakai untuk

memastikan loss sambungan, konektor, dan loss karena tekukan atau tekanan

terhadap kabel. Dalam pemeliharaan dipergunakan untuk pengecekan periodik

untuk memastikan tidak ada degredasi fiber dan untuk melokalisir gangguan.

Dalam mempergunakan OTDR perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Jangan melihat langsung laser ke mata karena berbahaya bagi mata.

b. Konektor harus bersih agar didapat hasil yang benar.

c. Tegangan catuan yang diijinkan.

d. Penanganan kabel konektor.

e. Kondisi lingkungan alat.

f. Kemampuan spesifik dari peralatan.

Page 29: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

28

g. Sebelum bekerja dengan OTDR harus diperhatikan spesifikasi teknik yang

dimiliki perangkat serta melalukan pembersihan terhada konektor.

2.3.4 Patchcord

Perangkat kabel ini memiliki struktur yang simplex satu (1)

core dan ada pula yang duplex dua (2) core, Single mode dan Multi

mode. Patchcord mempunyai banyak sekali jenis konektor, karena

masing-masing perangkat / alat yang digunakan mempunyai tipe yang

berbeda pula disesuaikan dengan kebutuhan patchcord sendiri adalah

kabel fiber optik dengan panjang tertentu yang sudah terpasang

konektor di ujungnya. Patchcord untuk menghubungkan antar

perangkat atau komunikasi dan patchcord sendiri merupakan kabel

fiber indoor yang dipakai hanya untuk di dalam ruangan saja.

Gambar 2-6 OTDR

Page 30: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

29

2.3.5 Konfigurasi Umum Jaringan Internet Triple Play pada IndiHome

Pada awalnya layanan-layanan PT. Telkom Indonesia

pemakaiannya sangat terbatas disebabkan oleh biaya peralatan yang

mahal dengan penggunaan perangkat aktif yang memerlukan tenaga

listrik contohnya pada optical switch. Perangkat teknologi

sebelumnya yaitu DSLAM atau MSAN masih memerlukan

peralatan seperti optical switch mulai digantikan dengan GPON

untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya yang mahal.

PT. Telkom Indonesia telah membuat program untuk

layanannya saat ini yaitu Indihome menggunakan serat optik

sepenuhnya melalui perangkat teknologi GPON, namun untuk

penggunaan perangkat teknologi lama seperti MSAN, masih

dipertimbangkan untuk tidak ditinggalkan karena masih disesuaikan

dengan kebutuhan pelanggan itu sendiri. Di dalam jaringan

IndiHome pada Gambar 2.1 berikut ini merupakan pembagian

antara jaringan MSAN dan GPON dari sentral menuju pelanggan.

Gambar 2-7 Patchcord

Page 31: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

30

Gambar 2-8 Konfigurasi MSAN dan FTTH [8]

Pada Gambar 2.8 di atas merupakan konfigurasi dari rute

pengiriman data yang dilewati baik melalu teknologi MSAN maupun

GPON pada Fiber to The Home (FTTH). Pada Gambar 2.8 terlihat

bahwa dari penyedia layanan hingga OLT didukung dengan media

serat optik, namun untuk keluaran perangkat merupakan titik

perbedaan antara MSAN dan GPON dapat terlihat jelas dimana pada

MSAN masih menggunakan cooper (tembaga) sebagai media

penyaluran datanya sedangkan pada GPON telah sepenuhnya

menggunakan serat optik hingga ke rumah pelanggan.

2.4 Gigabit Passive Optical Network

Gigabit Passive Optical Network (GPON) merupakan teknologi broadband

Access yang berbasis kabel serat optik yang diperlukan untuk memberikan

layanan multimedia (voice, data, video maupun yang lain). GPON

Page 32: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

31

menggunakan standar ITU-T G.984 dan merupakan bentuk khusus dari Fiber

To The Home (FTTH). Model paketisasi data menggunakan GPON

Encapsulation Method (GEM) dengan metode akses yang digunakan adalah

Time Division Multiple Access (TDMA) [9].

2.4.1 Konfigurasi GPON

Pada dasarnya GPON merupakan teknologi dari jaringan

FTTH yang seluruh jaringannya menggunakan serat optik dan

terhubung dari penyedia layanan hingga kerumah pelanggan.

Keunggulan GPON adalah berupa saluran sinyal ataupun bandwidth

dengan mencapai hingga 2,488 Gbps untuk downstream secara stabil.

Berdasarkan Gambar 2.9 di atas sistem utama GPON yang

mendukung jaringan FTTH terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut:

a. Optical Line Terminal (OLT)

Optical Line Terminal (OLT) merupakan perangkat awal yang berfungsi

sebagai interface antara penyedia layanan berupa data, video, dan suara

dengan sistem teknologi GPON dan memberikan informasi melalui

Element Management System (EMS) kepada sistem operasi. Pada Gambar

2.9 dapat dilihat perangkat OLT yang memiliki spesifikasi yaitu panjang

gelombang downstream 1490 nm, panjang gelombang upstream 1310 nm

Gambar 2-9 Sistem GPON [10]

Page 33: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

32

dan untuk sinyal RF analog yaitu untuk panjang gelombang pengiriman video

1550 nm.

b. Optical Distribution Network (ODN)

Konfigurasi untuk jaringan optik membutuhkan ODN sebagai perantara

atau terminasi antara perangkat OLT dan Optical Network Termination

(ONT). Komponen yang digunakan pada ODN menggunakan komponen

yang pasif seperti kabel serat optik, splices, konektor, splitter. Splitter

merupakan komponen yang sangat berperan dalam penyaluran sinyal

optik dan membaginya secara merata. Splitter tidak memerlukan energi

eksternal, itu sebabnya splitter merupakan komponen pasif.

c. Optical Network Termination/Unit (ONT/ONU)

Interface antara jaringan optik dengan pelanggan yang merupakan

komponen aktif untuk merubah sinyal optik dari ODN ke sinyal listrik. ONT

memiliki bentuk yang sama seperti modem Asymetric Digital Subscriber Line

(ADSL) yang mengantarkan layanan broadband ke pelanggan. Optical

Network Termination/Unit ONT/ONU diletakkan pada sisi pelangan untuk

jaringan FTTH.

Berdasarkan Gambar 2.9 di atas, pada arah downstream, sinyal TDMA dari

OLT memuat semua informasi pelanggan dalam slot yang ditentukan dan

disebarkan ke semua ONU yang terhubung oleh OLT. Setiap ONU hanya

mengakses pada port yang telah ditentukan untuk transmisi karena semua

informasi downstream disebarkan ke semua ONU seperti pengaman sinyal

dengan encryption. Pada arah sinyal upstream dari setiap ONU ditransmisikan secara

sinkron dengan metode Time Division Multiple Access (TDMA) untuk

menghindari collision, karena jarak antara OLT dan semua ONU berbeda-beda [10].

Page 34: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

33

2.4.2 Prinsip Dasar GPON

Pada jaringan FTTH, sinyal yang dikirimkan berupa sinyal

optik melalui perangkat yang disebut dengan OLT kepada berbagai

ONT yang terdapat pada pelanggan melalui splitter yang berfungsi

untuk membagi-bagi serat optik tunggal kepada beberapa ONT.

Splitter ini merupakan salah satu elemen pasif yang berbasis

sistem Passive Optical Network (PON) yang merupakan sistem

jaringan point-to-multipoint dari serat optik ke arsitektur premise

network dimana unPowered optical splitter (splitter fiber) merupakan

serat optik tunggal [9].

Dasar arsitektur GPON menggunakan menggunakan sistem

Time Division Multiplexing (TDM) sehingga mendukung layanan

T1, E1, dan DS3. Sistem kerja dari pada GPON terpusat pada ONT.

Sistem pengiriman data GPON memiliki 3 mode Power yaitu mode 1

pada daya output normal, mode 2 dan 3 akan mengirimkan 3 – 6 dB

lebih rendah dari pada mode 1 dan nantinya OLT akan memberikan

isyarat pada ONT agar menurunkan dayanya apabila OLT mendeteksi

sinyal dari ONT terlalu kuat atau sebaliknya. OLT akan memberi

perintah ONT untuk menaikkan daya jika terdeteksi sinyal terlalu

lemah [9].

2.5 Multi Service Access Node

Multi Service Access Node (MSAN) merupakan suatu perangkat jaringan

akses yang menyediakan layanan broadband dan narrowband dalam

jaringan PSTN dan NGN (The Next Generation Network). MSAN

menyediakan fungsi broadband akses multiplexer sebagai IP DSLAM yang

Page 35: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

34

berdasarkan dengan teknologi Internet Protocol (IP), Asynchrounous Transfer

Mode (ATM), atau Time Division Multiplexing (TDM) melalui jaringan akses

tembaga maupun serat optik. Maka dari itu MSAN diimplementasikan untuk

menyediakan solusi untuk layanan triple play dengan kecepatan tinggi [4].

2.5.1 Komponen MSAN

Komponen dari pada perangkat MSAN merupakan perpaduan

yang baik dari layanan broadband dan narrowband yang membaur

menjadi satu kesatuan antara keduanya dari sebuah single platform

seperti [1]:

a. Layanan

1. Suara: Plain Old Telephone Service (POTS), Voice Internet

Protocol (VoIP), Interner Service Digital Network (ISDN).

2. Data: Time Division Multiplexing (TDM), leased line (Leased line:

2 MBit/s, nx64 Kbit/s, substrate), DSL

b. Transmisi

Transmisi data yang digunakan untuk perangkat MSAN

meliputi Synchronous Digital Hierarchy (SDH), dan Ethernet.

c. Topologi

MSAN dapat mendukung beberapa teknologi yang menggunakan

topologi yaitu star, ring, dan bus.

d. Fleksibel Service Acces

MSAN memiliki fleksibilitas untuk akses layanan dalam hal

menyediakan akses tembaga untuk voice dan DSL service

menggunakan combo card serta optik untuk layanan Ethernet.

Page 36: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

35

2.6 Parameter Kualitas Jaringan MSAN

Sebuah layanan memiliki spesifikasi standar untuk menentukan apakah

layanan yang diberikan baik atau buruk. Kualitas jaringan akses internet

pada layanan IndiHome menampilkan nilai redaman, dan kekuatan sinyal

pada proses transmisi. MSAN yang merupakan teknologi yang masih

memiliki komponen tembaga didalam topologinya memiliki parameter dalam

kualitas jaringan yaitu Signal to noise Ratio (SNR), dan attenuation (redaman).

2.6.1 Signal to noise Ratio

Signal-to-noise Ratio (SNR) merupakan perbandingan antara

kekuatan sinyal dengan kekuatan noise yang dihasilkan oleh suatu

jaringan. Pada sistem jaringan, noise merupakan gangguan, oleh sebab

itu perbandingannya harus lebih besar nilai kekuatan sinyal daripada

nilai kekuatan noise. Jika nilai kekuatan sinyal lebih besar dari pada

noise, maka data yang dikirimkan atau informasi yang dikirimkan

dapat diterima dengan kualitas yang baik. Semakin tinggi nilai

SNR, maka semakin tinggi pula kualitas dari jaringan tersebut. Pada

persamaan berikut ini merupakan hubungan daya sinyal dan noise [11].

SNR = 10 Log10 (S/N) dB (1)

keterangan:

S: daya sinyal (Watt)

N: daya noise (Watt)

Berikut ini merupakan standar acuan nilai SNR pada software

IBooster berdasarkan lampiran Nomor: 02/000/COO=COO4100030/2009

tanggal: 16 Maret 2009:

Page 37: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

36

Table 2-1 Standar SNR menurut software IBooster [12]

Pada Tabel 2.1 di atas merupakan nilai daripada standar SNR yang

telah di tetapkan PT. Telkom Indonesia. Nilai SNR yang berada dibawah

13 dB akan mengalami penurunan kualitas, namun jika nilai diantara 13

dB dan 25 dB, kriteria kualitas jaringannya adalah bagus.

2.6.2 Redaman

Redaman atau attenuation merupakan salah satu kinerja

jaringan yang berfungsi sebagai penunjuk seberapa jauh kualitas sinyal

dari modem pelanggan sampai kepada perangkat jaringan akses

internet. Redaman berkaitan dengan melemahnya sinyal yang

diakibatkan oleh jarak yang ditempuh dan akan terjadi jika jarak media

transmisi terlalu jauh. Redaman ini dapat dihasilkan dari perbandingan

antara daya masukan dengan daya keluaran. Berdasarkan lampiran KR

Nomor: KR. 02/000/COO=COO4100030/2009 Tanggal: 16 Maret

2009, PT. Telkom Indonesia menetapkan standar parameter redaman

untuk transmisi asimetris adalah ≤ 65 dB [3].

Untuk menghitung nilai redaman dapat dilakukan melalui

persamaan berikut ini [11].

Standar Keterangan

25 dB Bagus Sekali

13 dB Buruk

Page 38: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

37

Attenuation = 10 log10 (P1/P2) dB (2)

Keterangan:

P1: daya sinyal kirim (watt)

P2: daya sinyal terima (watt)

Redaman merupakan kebalikan dari pada SNR. Jika nilai

redaman semakin besar, maka sinyal yang akan dihasilkan akan

semakin kecil. Semakin rendah nilai redaman semakin besar pula

sinyal dan kemungkinan mendapatkan kualitas pada jaringan

transmisi. Satuan pengukuran redaman adalah decibel (dB) yang

merupakan satuan perbedaan antara kekuatan daya pancar sinyal.

2.7 Parameter Kualitas Jaringan GPON

Kecepatan yang ditawarkan GPON sangat tinggi dibandingkan dengan

MSAN, namun untuk kestabilannya belum bisa dipastikan sebelum melihat

kualitas yang dihasilkan oleh teknologi GPON, apakah sesuai dengan yang telah

diberikan PT.Telkom Indonesia. Kualitas GPON berbeda dengan kualitas jaringan

pada MSAN, GPON hanya menampilkan kualitas perhitungan Link Power Budget

yang akan menghitung nilai Rx Power (daya keluaran pada penerima) secara

keseluruhan yang dimulai dari STO hingga ke pelanggan.

2.7.1 Rx Power

Berdasarkan standar dari ITU-T G.984 maka dilakukan

perhitungan untuk kualitas dari teknologi GPON yang

parameternya disebut dengan Link Power Budget. Pengukuran Link

Power Budget bertujuan untuk mengetahui batasan redaman total yang

diijinkan antara daya keluaran pemancar dan sensitivitas penerima.

Link budget adalah estimasi kebutuhan daya yang diperhitungkan untuk

Page 39: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

38

memastikan level daya penerima (rx Power) lebih besar atau sama

dengan level threshold (daya minimum). Rx Power merupakan nilai

daya terima yang akan dihasilkan dari pengukuran secara total. Rx

Power satuan pengukurannya adalah decibel milliwatt (dBm)

merupakan satuan kekuatan sinyal/daya pancar.

Menurut peraturan dari PT. Telkom Indonesia jarak yang

telah ditentukan tidak lebih dari 20 km sedangkan untuk total redaman

tidak boleh lebih dari 28 dB dan sinyal yang diterima tidak boleh

kurang dari -28 dBm [5].

Pengukuran untuk mengetahui nilai Rx Power, PT. Telkom

Indonesia melalui anak perusahaannya yaitu PT. Telkom Akses

menyediakan sebuah aplikasi yaitu IBooster yang dapat mengukur Rx

Power secara total. Standar yang ditetapkan pada aplikasi tersebut

untuk nilai Rx Power adalah tidak boleh kurang dari -25 dBm.

Nilai Rx Power sesuai standar atau Rx Power > -25 dBm, maka aplikasi

akan tampak seperti pada Gambar 2.10 yang menandakan bahwa

jaringan stabil.

Gambar 2-10 Pengukuran Rx Power pada IBooster [12]

Page 40: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

39

Nilai download dari Rx Power yang dihasilkan pada

pengukuran menggunakan IBooster dapat dilihat pada anak panah

yang mengarah pada ONT/ONU pada Gambar 2.10 di atas bernilai -

17,567 dBm, hal itu berarti nilai Rx Power pada salah satu pelanggan

dalam kondisi yang baik. Nilai upstream yang dihasilkan dari

pengukuran dapat dilihat pada anak panah yang mengarah kepada

OLT yang menuju jaringan Metro Ethernet.

2.8 Parameter Kinerja jaringan

Kinerja jaringan yang buruk dapat dilihat dari seberapa mudah jaringan akses

internet mengalami kegagalan dalam pengiriman data maupun informasi.

Parameter kinerja jaringan yang akan digunakan dalam penelitian ini

merupakan throughput, packet loss, dan delay. Penelitian ini akan

menganalisis parameter kinerja jaringan tersebut dengan standar umum yang

sering digunakan yaitu ITU-T.

2.9 Komponen Perangkat MSAN dan GPON

2.9.1 Optical Line Terminal (OLT)

Optical Line Terminal (OLT) adalah perangkat yang berfungsi sebagai

titik akhir (end-point) dari layanan jaringan optik pasif (PON). Perangkat ini

mempunyai dua fungsi utama, yaitu:

1. Melakukan konversi antara sinyal listrik dan sinyal optik.

2. Mengkoordinasikan multiplexing pada perangkat lain di ujung jaringan

biasa disebut dengan Optical Network Terminal (ONT) atau Optical

Network Unit (ONU).

Page 41: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

40

OLT merupakan penyedia interface antara sistem Passive Optical

Network (PON) dengan penyedia layanan (service provider) data, video, dan

telepon. Gambar 2.9 merupakan perangkat OLT di lapangan. Untuk

spesifikasi OLT dapat dilihat pada tabel 2.2

Gambar 2-11 Optical Line Terminal

Table 2-2 Spesifikasi Perangkat OLT (Luthfi Bahtiar, 2014)

Property Remarks

Interface type SC/PC

Interface Rate upstream: 1,244Gbps

downstream: 2,488 Gbps

Central Wavelenght upstream: 1310 nm

downstream: 1490 nm

Transmission Optical Power 1,5 dBm to 5dBm

Page 42: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

41

Maximum Receiver Sensitifity -28 dBm

Overload Optical Power -8 dBm

Standarts ITU-T G.984.2

2.9.2 Optical Distribution Cabinet (ODC)

Perangkat outdoor dalam jaringan akses fiber optik yang

pertama adalah Optical Distribution Cabinet (ODC). ODC adalah suatu

ruang yang berbentuk kotak atau kubah (dome) yang terbuat dari

material khusus yang berfungsi sebagai tempat instalasi sambungan

jaringan optik single-mode, yang berisikan connector, splice, maupun

splitter dan dilengkapi ruang manajemen fiber dengan kapasitas

tertentu pada jaringan akses optik pasif (PON). ODC berfungsi

sebagai tempat terminasi antara kabel feeder dengan kabel

distribusi. Splitter dapat disimpulkan terdapat di dalam ODC dari

sentral atau OLT yang dibagi ke ODP.

Gambar 2-12 Optical Distribution Cabinet

Page 43: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

42

2.9.3 Multi Service Access Node (MSAN)

Perangkat aktif yang digunakan untuk mengoptimalkan media

akses tembaga. MSAN memberikan layanan voice, data dan video.

Layanan yang diberikan tergantung pada service yang disediakan oleh

operator telekomunikasi yang bersangkutan. MSAN didesign sebagai

perangkat indoor maupun outdoor.

Gambar 2-13 Perangkat MSAN

2.9.4 Power Link Budget

Power Link Budget adalah hasil dari total redaman optik yang

diizinkan sepanjang sumber titik optik sampai di titik penerima, hasil

yang didapat dari redaman kabel. Perhitungan redaman total, daya

terima, serta margin daya tersebut yang dikenal sebagai analisa Power

Link Budget. Link Budget dilakukan untuk mendapatkan jaringan yang

optimal pada perancangan ini. Perhitungan dilakukan berdasarkan

standarisasi ITU-T G.984 dan juga peraturan yang diterapkan oleh PT.

Telkom, yaitu jarak tidak lebih dari 20 km dan redaman total tidak

lebih dari 28 dB. [10]

Page 44: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

43

Tujuan menghitung Link Budget untuk memastikan daya yang

cukup agar sampai ke penerima untuk mempertahankan kualitas yang

optimal selama pemakaian sistem. Untuk menghitung redaman

berdasarkan daya yang telah diketahui dalam pengukuran redaman

menggunakan Optical Power Meter, maka digunakan persamaan (2.1)

sebagai berikut. [10]

a = PRxPTx− (2.1)

Dimana :

a = attenuation (dB)

PTx = Daya yang dipancarkan (dBm)

PRx = Daya yang diterima (dBm)

Untuk menghitung total loss pada kabel fiber optik digunakan

persamaan (2.2) sebagai berikut.

af = lfL (2.2)

Dimana :

af = Redaman total pada kabel (dB)

L = Panjang kabel fiber optik (km)

lf = Redaman yang timbul per km (dB/Km)

Untuk menghitung loss konektor digunakan persamaan (2.3) sebagai berikut.

ac = lcNc (2.3)

Dimana :

ac = Redaman total yang ditimbulkan oleh konektor (dB)

Nc = Total konektor yang dipakai

lc = Redaman konektor (dB)

Untuk menghitung loss splice digunakan persamaan (2.4) sebagai berikut.

Page 45: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

44

as = lsNs (2.4)

Dimana :

as = Redaman total yang ditimbulkan oleh splice (dB)

Ns = Total splice/sambungan

Ls = Redaman splice/sambungan (dB)

Untuk mencari perhitungan Power Link Budget digunakan persamaan (2.5)

sebagai berikut.

atot = ( )lfL + ( )lcNc + ( )lsNs + SP (2.5)

Dimana :

atot = Redaman total (dB)

L = Panjang kabel fiber optik (Km)

lf = Redaman yang timbul per km (dB/Km)

Nc = Total konektor yang dipakai (dB)

lc = Redaman yang ditimbulkan oleh konektor (dB)

Ns = Total splice/sambungan (dB)

ls = Redaman yang ditimbulkan oleh splice (dB)

SP = Redaman splitter (dB)

Nilai redaman pada masing-masing komponen jaringan fiber optik

yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Page 46: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

45

Table 2-3 Nilai Redaman

No Perangkat Redaman

1 Kabel Fiber Optik 0,35 dB/Km

2 Splitter 1:4 7,25 dB

3 Splitter 1:8 10,38 dB

4 Konektor 0,25 dB

5 Splicing 0,10 dB

Page 47: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

46

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pemilihan Lokasi Penelitian

Dalam analisa kualitas jaringan akses Indihome berdasarkan teknologi MSAN

dan GPON hal yang paling dasar adalah menentukan lokasi yang akan dianalisa.

Tujuan dilakukan analisa yaitu untuk mengetahui apakah jaringan sudah sesuai

standar spesifikasi yang telah ditentukan. Diagram alur penelitian dapat dilihat

pada gambar 3.1 .

Gambar 3-1 Alur Penelitian

Page 48: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

47

Pertama yang harus ditentukan yaitu pemilihan STO (sentral telepon

otomat). STO merupakan control station pusat, dimana segmen sumber

jaringan telekomunikasi dimulai. Di dalam STO terdapat Optical Line

Terminal (OLT) dan ruang Fiber Termination Management (FTM). Studi

kasus saat ini penulis memilih STO Majapahit.

3.1.1 Tahapan pemilihan lokasi pelanggan berdasarkan :

1) Penggunaan perangkat Teknologi GPON dan MSAN yang terbanyak

di wilayah Semarang

2) Total perangkat MSAN dan ODC terbanyak dari STO yang terdapat di

Semarang.

3) STO Majapahit memiliki wilayah cakupan pelanggan yang terluas dan

banyak.

STO Majapahit (MJP) merupakan salah satu dari 18 STO yang terdapat di

wilayah Semarang. STO MJP memiliki 55 MSAN dan 88 ODC yang tersebar

di beberapa daerah, dua (2) diantaranya adalah Palebon dan Sambiroto yang

dijadikan daerah sampel data penelitian. Setiap daerah memiliki simbol atau

singkatan untuk memudahkan dalam pengenalannya yaitu MSAN MRAD dan

GPON ODC MJP-FA untuk daerah Palebon serta MSAN MDAV dan GPON

ODC MJP-FM untuk daerah Sambiroto. Peta jaringan STO MJP dapat dilihat

pada Gambar 3.2 di bawah ini :

Page 49: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

48

Gambar 3-2 MSAN MDAV dan GPON ODC-MJP-FM

Gambar 3-3 Komponen Perangkat GPON ODC-MJP-FA

Page 50: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

49

3.2 Pegambilan Data Sampel

Pengukuran uplink perangkat dilakukan menggunakan alat ukur yaitu OPM

(Optical Power Meter) dan OLS (Optical Light Source). Pada titik hasil

pengukuran dicatat dan dibuat tabel pengukuran untuk dilakukan perbandingan

perhitungan menggunakan metode Power Link Budget. Hasil survei dapat dilihat

pada tabel berikut

Table 3-1 Komponen Perangkat MSAN MRAD

No Perangkat Jumlah

1 Konektor 7 buah

2 Splicing 4 titik

3 Optical Transmitter Power -09,98 dBm

Table 3-2 Komponen Perangkat GPON ODC-MJP-FA

No Perangkat Jumlah

1 Konektor 7 buah

2 Splicing 2 titik

3 Optical Transmitter Power -09,98 dBm

Page 51: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

50

Table 3-3 Komponen Perangkat MSAN MDAV

No Perangkat Jumlah

1 Konektor 7 buah

2 Splicing 5 titik

3 Optical Transmitter Power -09,98 dBm

4 Joint Closure 1 buah

Table 3-4 Komponen Perangkat GPON ODC-MJP-FM

No Perangkat Jumlah

1 Konektor 5 buah

2 Splicing 4 titik

3 Optical Transmitter Power -09,98 dBm

4 Joint Closure 1 buah

3.2.1 Pegambilan Data Sampel Pelanggan

Nomor pelanggan yang telah diperoleh dari node user

selanjutnya dikelompokkan berdasarkan paket-paketnya. Paket 1

Mbps, 2 Mbps, dan 3 Mbps merupakan paket untuk perangkat

teknologi MSAN, sedangkan paket 10 Mbps, 20 Mbps, dan 50 Mbps

untuk GPON. Seluruh paket kemudian dipilih salah satunya yang

paling dominan dan popular digunakan oleh masyarakat yaitu 1 Mbps

untuk MSAN dan 10 Mbps untuk GPON. Hal itu dilakukan agar dapat

menentukan jaringan sudah sesuai standar atau belum.

Page 52: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

51

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data

Sampel data pada penelitian ini dibedakan menurut penggunaan teknologi

MSAN maupun GPON, sedangkan untuk metode analisis yang digunakan adalah

metode analisis deskriptif, yaitu analisis pengamatan terhadap perbandingan

antara teori dan hasil aktual di lapangan sesuai parameter PT. Telkom Akses

Semarang.

4.2 Arsitektur Jaringan MSAN dan GPON

Pada penelitian ini sampel MSAN dan GPON yang digunakan adalah MSAN

MRAD dengan GPON ODC-MJP-FA dan MSAN MDAV dengan GPON ODC-

MJP-FM, masing-masing berada di Jalan Palebon dan Jalan Sambiroto. Adapun

titik STO yang menjadi acuan adalah STO MJP (Majapahit) yang memiliki

cakupan terluas di wilayah PT. Telkom Semarang, dengan jarak perangkat MSAN

dan GPON yang berbeda-beda. Pemilihan kedua sampel MSAN dan GPON

tersebut berdasarkan pertimbangan jarak uplink antara STO sampai ke perangkat.

Adapun jarak MSAN MRAD berada sekitar 803 meter dari STO ke perangkat

MSAN-nya, sedangkan untuk jakak GPON-nya sekitar 793 meter dari STO ke

perangkat ODC. Adapun untuk MSAN MDAV memiliki jarak sekitar 5485 meter

dari STO ke parangkat MSAN-nya, sedangkan GPON-nya berjarak sekitar 5173

meter dari STO ke perangkat ODC. Teknik yang digunakan untuk mengukur

jarak MSAN dan GPON yaitu menggunakan google earth karena software

tersebut dirasa valid dan mudah untuk diapliaksikan. Untuk lebih jelasnya dapat

melihat gambar di bawah ini:

Page 53: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

52

Gambar 4-1 MSAN MRAD dan GPON ODC-MJP-FA

Gambar 4-2 MSAN MDAV dan GPON ODC-MJP-FM

Page 54: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

53

4.3 Power Link Budget

Metode perhitungan ini sesuai standar PT Telkom Indonesia yg mangacu

kepada standar parameter ITU-T G.984.2. Sehingga dapat diketahui jaringan yang

ada sudah layak dan optimal untuk digunakan atau belum. De

Table 4-1 Loss Maksimum Elemen Network ITU-T G.984.2

No Element Network Batasan Ukuran

1 Kabel Max 0,35 dB/Km

2 Splicing Max 0,1 dB

3 Connector Loss Max 0,25 dB

4 Splitter 1:2 Max 4,2 dB

5 Splitter 1:4 Max 7,8 dB

6 Splitter 1:8 Max 11,4 dB

7 Splitter 1:16 Max 15,0 dB

8 Splitter 1:32 Max 18,6 dB

9 Combiner/DWDM Max 1 dB

Page 55: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

54

4.4 Pengukuran Kualitas Jaringan

Pengukuran pertama uplink perangkat dilakukan dengan cara melakukan

kalibrasi terhadap OPM dan OLS dengan menggunakan 2 (dua) patchcord dan 1

(satu) adapter, nanti akan muncul daya pada OPM. Dilanjutkan pengukuran pada

tiap node yaitu pengukuran di perangkat MSAN MRAD, ODC-MJP-FA, MSAN

MDAV, dan ODC-MJP-FM. Pengukuran dilakukan menggunakan sebuah alat

ukur optik yaitu Optical Power Meter. Pada tiap-tiap titik hasil pengukuran

dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel pengukuran untuk dilakukan perbandingan

perhitungan menggunakan metode Power Link Budget.

Table 4-2 Hasil Pengukuran Optical Power

No Node Optical Power

1 MSAN MRAD -05,55 dBm

2 GPON ODC-MJP-FA -05,75 dBm

3 MSAN MDAV -16,72 dBm

4 ODC-MJP-FM -10,26 dBm

Page 56: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

55

Table 4-3 Hasil Pengukuran

1

Pengukuran pada

MSAN MRAD

didapatkan daya sebesar

-05,55 dBm

2

Pengukuran pada

GPON ODC-MJP-FA

didapatkan daya sebesar

-05,75 dBm

Page 57: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

56

3

Pengukuran pada

MSAN MDAV

didapatkan daya sebesar

-16,72 dBm

4

Pengukuran pada

GPON ODC-MJP-FM

didapatkan daya sebesar

-10,26 dBm

Page 58: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

57

4.5 Perhitungan MSAN MJP MRAD

Table 4-4 Data Perhitungan MSAN MJP MRAD

Untuk menghitung total redaman pada jaringan catuan uplink pada MSAN

MJP MRAD yang telah diketahui daya output nya menggunakan Optical Power

Meter digunakan persamaan sebagai berikut.

a = PRxPTx−

Dimana : a = Redaman (dB)

PTx = Daya yang dipancarkan (dBm)

PRx = Daya yang diterima (dBm)

Hasil : a = -09,98 - (-05,55)

No Data Lambang Nilai

1 Daya keluaran sumber optik PTx -09,98 dBm

2 Daya diterima PRx -05,55 dBm

3 Redaman serat optic lf 0,35dB/Km

4 Redaman sambungan (splice) ls 0,10 dB

5 Redaman konektor lc 0,25 dB

6 Jumlah sambungan (splice) Ns 4 titik

7 Jumlah konektor Nc 7 buah

8 Panjang Kabel Optik L 0,793 Km

Page 59: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

58

= -4,43 dB

Jadi, nilai referensi redaman total yang timbul pada jaringan uplink MSAN

MJP MRAD adalah sebesar -4,43 dB

Untuk menghitung total loss kabel pada kabel fiber optik digunakan

persamaan 2.2 sebagai berikut.

af = lfL

Dimana : af = Redaman total pada kabel (dB)

L = Panjang kabel fiber optik (Km)

lf = Redaman yang timbul per km (dB/Km)

Hasil : af = (793m + 10m) x 0,35 dB

= 803m x 0,35 dB

= 0,803 Km x 0,35 dB

= 0,281 dB

Jadi, nilai redaman yang timbul pada kabel fiber optik adalah sebesar 0,281

dB.

Untuk menghitung loss konektor digunakan persamaan 2.3 sebagai berikut.

ac = lcNc

Dimana : ac = Redaman total yang ditimbulkan oleh

konektor (dB)

Nc = Total konektor yang dipakai

lc = Redaman konektor (dB)

Page 60: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

59

Hasil: 𝛼𝑐 = 7 x 0,25 dB

= 1,75 dB

Jadi, nilai redaman yang ditimbulkan oleh konektor adalah sebesar 1,75 dB.

Untuk menghitung loss splice digunakan persamaan 2.4 sebagai berikut.

as = lsNs

Dimana : as = Redaman total yang ditimbulkan oleh splice

(dB)

Ns = Total splice/sambungan

ls = Redaman splice/sambungan (dB)

Hasil : 𝛼𝑠 = 4 x 0,10 dB

= 0,4 dB

Jadi, nilai yang ditimbulkan oleh sambungan/splice adalah sebesar 0,4 dB

Untuk mencari perhitungan Power Link Budget digunakan persamaan 2.5

sebagai berikut.

atot = ( )lfL + ( )lcNc + ( )lsNs + SP

Dimana : atot = Redaman total (dB)

L = Panjang kabel fiber optik (Km)

𝑙𝑓 = Redaman yang timbul per km (dB/Km)

Nc = Total konektor yang dipakai (dB)

Page 61: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

60

lc = Redaman konektor (dB)

Ns = Total splice/sambungan (dB)

ls = Redaman splice/sambungan (dB)

SP = Redaman splitter (dB)

Hasil : atot = (0,803 Km x 0,35 dB) + (7 x 0,25 dB) + (4 x

0,10 dB)

= 0,281 dB + 1,75 dB + 0,4 dB

= 2,431 dB

Jadi, total nilai redaman sesuai dengan perhitungan Power Link Budget adalah

sebesar 2,431 dB.

4.6 Analisa MSAN MJP MRAD

Berdasarkan pengukuran dan perhitungan jaringan uplink MSAN MJP-

MRAD yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil pada output daya yang

diterima seperti pada tabel di bawah ini:

Table 4-5 Daya Yang Diterima MSAN MJP MRAD

No Data Daya Diterima

1 Pengukuran -4,43 dB

2 Perhitungan 2,431 dB

Page 62: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

61

yaitu nilai pengukuran tidak melebihi nilai referensi perhitungan Power Link

Budget. Dengan begitu kualitas jaringan uplink perangkat tersebut dapat dikatakan

baik.

4.7 Perhitungan GPON ODC-MJP-FA

Table 4-6 Data Perhitungan ODC-MJP-FA

Untuk menghitung total redaman pada jaringan catuan (uplink) pada GPON

ODC-MJP-FA yang telah diketahui daya output nya menggunakan Optical Power

Meter digunakan persamaan sebagai berikut.

a = PRxPTx−

Dimna : a = Redaman (dB)

PTx = Daya yang dipancarkan (dBm)

No Data Lambang Nilai

1 Daya keluaran sumber optic PTx -09,98 dBm

2 Daya diterima PRx -05,75 dBm

3 Redaman serat optic lf 0,35dB/Km

4 Redaman sambungan (splice) ls 0,10 dB

5 Redaman konektor lc 0,25 dB

6 Jumlah sambungan (splice) Ns 3 titik

7 Jumlah konektor Nc 5 buah

8 Panjang Kabel Optik L 0,793 Km

Page 63: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

62

PRx = Daya yang diterima (dBm)

Hasil : a = -09,98 - (-05,75)

= -4,23 dB

Jadi, nilai redaman total yang timbul pada jaringan uplink GPON ODC-MJP-FA

adalah sebesar-4,23 dB

Untuk menghitung total loss kabel pada kabel fiber optik digunakan persamaan

2.2 sebagai berikut.

af = lfL

Dimana : af = Redaman total pada kabel (dB)

L = Panjang kabel fiber optik (Km)

lf = Redaman yang timbul per km (dB/Km)

Hasil : af = (793m )x0,35 dB

= 793m x 0,35 dB

= 0,793 Km x 0,35 dB

= 0,27 dB

Jadi, nilai redaman yang timbul pada kabel fiber optik adalah sebesar 0,27 dB

Untuk menghitung loss konektor digunakan persamaan 2.3 sebagai berikut:

ac = lcNc

Dimana : ac = Redaman total yang ditimbulkan oleh

konektor (dB)

Page 64: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

63

Nc = Total konektor yang dipakai

lc = Redaman konektor (dB)

Hasil ac = 5 x 0,25 dB

= 1,25 dB

Jadi, nilai redaman yang ditimbulkan oleh konektor adalah sebesar 1,25 dB.

Untuk menghitung loss splice digunakan persamaan 2.4 sebagai berikut.

𝛼𝑠 = 𝑁𝑠 x 𝑙𝑠

Dimana : 𝛼𝑠 = Redaman total yang ditimbulkan oleh splice

(dB)

Ns = Total splice/sambungan

ls = Redaman splice/sambungan (dB)

Hasil : 𝛼𝑠 = 3 x 0,10 dB

= 0,3 dB

Jadi, nilai yang ditimbulkan oleh sambungan/splice adalah sebesar 0,3 dB

Untuk mencari perhitungan Power Link Budget digunakan persamaan 2.5

sebagai berikut.

atot = ( )lfL + ( )lcNc + ( )lsNs + SP

Dimana : atot = Redaman total (dB)

L = Panjang kabel fiber optik (Km)

𝑙𝑓 = Redaman yang timbul per km (dB/Km)

Page 65: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

64

Nc = Total konektor yang dipakai (dB)

lc = Redaman konektor (dB)

Ns = Total splice/sambungan (dB)

ls = Redaman splice/sambungan (dB)

SP = Redaman splitter (dB)

Hasil : atot = (0,793 Km x 0,35 dB) + (7 x 0,25 dB) + (4 x

0,10 dB)

= 0,27 dB + 1,25 dB + 0,3 dB

= 1,82 dB

Jadi, total nilai redaman sesuai dengan perhitungan Power Link Budget adalah

sebesar 1,82 dB.

4.8 Analisa GPON ODC-MJP-FA

Berdasarkan pengukuran dan perhitungan jaringan uplink GPON ODC-MJP FA

yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil pada output daya yang diterima

seperti pada tabel di bawah ini:

Table 4-7 Daya yang Diterima ODC-MJP-FA

No Data Daya Diterima

1 Pengukuran -4,23 dB

2 Perhitungan 1,82 dB

Page 66: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

65

yaitu nilai pengukuran tidak melebihi nilai referensi perhitungan Power Link

Budget. Dengan begitu kualitas jaringan uplink perangkat tersebut dapat dikatakan

baik.

4.9 Perhitungan MSAN MJP MDAV

Table 4-8 Data Perhitungan MSAN MJP MDAV

No Data Lambang Nilai

1 Daya keluaran sumber optik PTx -09,98 dBm

2 Daya diterima PRx -16,72 dBm

3 Redaman serat optik Lf 0,35dB/Km

4 Redaman sambungan (splice) Ls 0,10 dB

5 Redaman konektor Lc 0,25 dB

6 Jumlah sambungan (splice) Ns 5 titik

7 Jumlah konektor Nc 7 buah

8 Panjang Kabel Optik L 5,485 Km

Untuk menghitung total redaman pada jaringan catuan (uplink) pada MSAN

MJP MDAV yang telah diketahui daya output nya menggunakan Optical Power

Meter digunakan persamaan sebagai berikut.

Page 67: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

66

a = PRxPTx−

Dimana : a = Redaman (dB)

PTx = Daya yang dipancarkan (dBm)

PRx = Daya yang diterima (dBm)

Hasil : a = -09,98 - (-16,72)

= 6,74 dB

Jadi, nilai redaman total yang timbul pada jaringan uplink MSAN MJP

MDAV adalah sebesar 6,74 dB

Untuk menghitung total loss kabel pada kabel fiber optik digunakan

persamaan 2.2 sebagai berikut.

af = lfL

Dimana : af = Redaman total pada kabel (dB)

L = Panjang kabel fiber optik (Km)

lf = Redaman yang timbul per km (dB/Km)

Hasil : af = (5173m + 312m)x0,35 dB

= 5485m x 0,35 dB

= 5,485 Km x 0,35 dB

= 1,919 dB

Jadi, nilai redaman yang timbul pada kabel fiber optik adalah sebesar 1,919 dB

Page 68: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

67

Untuk menghitung loss konektor digunakan persamaan 2.3 sebagai berikut.

ac = lcNc

Dimana : ac = Redaman total yang ditimbulkan oleh

konektor (dB)

Nc = Total konektor yang dipakai

lc = Redaman konektor (dB)

Hasil ac = 7 x 0,25 dB

= 1,75 dB

Jadi, nilai redaman yang ditimbulkan oleh konektor adalah sebesar 1,75 dB.

Untuk menghitung loss splice digunakan persamaan 2.4 sebagai berikut.

as = lsNs

Dimana : as = Redaman total yang ditimbulkan oleh splice

(dB)

Ns = Total splice/sambungan

ls = Redaman splice/sambungan (dB)

Hasil : as = 5 x 0,10 dB

= 0,5 dB

Jadi, nilai yang ditimbulkan oleh sambungan/splice adalah sebesar 0,5 dB

Untuk mencari perhitungan Power Link Budget digunakan persamaan 2.5

sebagai berikut.

Page 69: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

68

atot = ( )lfL + ( )lcNc + ( )lsNs + SP

Dimana : atot = Redaman total (dB)

L = Panjang kabel fiber optik (Km)

𝑙𝑓 = Redaman yang timbul per km (dB/Km)

Nc = Total konektor yang dipakai (dB)

lc = Redaman konektor (dB)

Ns = Total splice/sambungan (dB)

ls = Redaman splice/sambungan (dB)

SP = Redaman splitter (dB)

Hasil : atot = (5,485 Km x 0,35 dB) + (11 x 0,25 dB) + (4 x

0,10 dB)

= 1,919 dB + 1,75 dB + 0,5 dB

= 4,16 dB

Jadi, total nilai redaman sesuai dengan perhitungan Power Link Budget adalah

sebesar 4,16 dB.

4.10 Analisa MSAN MJP MDAV

Berdasarkan pengukuran dan perhitungan jaringan uplink MSAN MJP MDAV

yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil pada output daya yang diterima

seperti pada tabel di bawah ini:

Page 70: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

69

Table 4-9 Daya yang Diterima MSAN MJP MDAV

No Data Daya Diterima

1 Pengukuran 6,74 dB

2 Perhitungan 4,16 dB

yaitu nilai pengukuran melebihi nilai referensi perhitungan Power Link

Budget. Dengan begitu kualitas jaringan uplink perangkat tersebut dapat dikatakan

tidak baik. Hal tersebut sangat berpengaruh pada titik penerima sehingga membuat

pelanggan kurang puas.

4.11 Perhitungan GPON ODC-MJP-FM

Table 4-10 Data Perhitungan ODC-MJP-FM

No Data Lambang Nilai

1 Daya keluaran sumber optik PTx -09,98 dBm

2 Daya diterima PRx -14,40 dBm

3 Redaman serat optik lf 0,35dB/Km

4 Redaman sambungan (splice) ls 0,10 dB

5 Redaman konektor lc 0,25 dB

6 Jumlah sambungan (splice) Ns 4 titik

7 Jumlah konektor Nc 5 buah

8 Panjang Kabel Optik L 5,173 Km

Page 71: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

70

Untuk menghitung total redaman pada jaringan catuan (uplink) pada

GPON ODC-MJP-FM yang telah diketahui daya output nya menggunakan

Optical Power Meter digunakan persamaan sebagai berikut.

a = PRxPTx−

Dimana : a = Redaman (dB)

PTx = Daya yang dipancarkan (dBm)

PRx = Daya yang diterima (dBm)

Hasil : a = -09,98 - (-14,40)

= 4,42 dB

Jadi, nilai redaman total yang timbul pada jaringan uplink GPON ODC -MJP-

FM adalah sebesar 18,7 dB

Untuk menghitung total loss kabel pada kabel fiber optik digunakan

persamaan 2.2 sebagai berikut.

af = lfL

Dimana : 𝛼𝑓 = Redaman total pada kabel (dB)

L = Panjang kabel fiber optik (Km)

lf = Redaman yang timbul per km (dB/Km)

Hasil : 𝛼𝑓 = (5173m )x0,35 dB

= 5173m x 0,35 dB

= 5,173 Km x 0,35 dB

= 1,810 dB

Page 72: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

71

Jadi, nilai redaman yang timbul pada kabel fiber optik adalah sebesar 1,810 dB

Untuk menghitung loss konektor digunakan persamaan 2.3 sebagai berikut.

ac = lcNc

Dimana : 𝛼𝑐 = Redaman total yang ditimbulkan oleh

konektor (dB)

Nc = Total konektor yang dipakai

lc = Redaman konektor (dB)

Hasil 𝛼𝑐 = 5 x 0,25 dB

= 1,25 dB

Jadi, nilai redaman yang ditimbulkan oleh konektor adalah sebesar 1,25 dB.

Untuk menghitung loss splice digunakan persamaan 2.4 sebagai berikut.

as = lsNs

Dimana : 𝛼𝑠 = Redaman total yang ditimbulkan oleh splice

(dB)

Ns = Total splice/sambungan

ls = Redaman splice/sambungan (dB)

Hasil : 𝛼𝑠 = 4 x 0,10 dB

= 0,4 dB

Jadi, nilai yang ditimbulkan oleh sambungan/splice adalah sebesar 0,3 dB

Untuk mencari perhitungan Power Link Budget digunakan persamaan 2.5

sebagai berikut.

atot = ( )lfL + ( )lcNc + ( )lsNs + SP

Page 73: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

72

Dimana : atot = Redaman total (dB)

L = Panjang kabel fiber optik (Km)

𝑙𝑓 = Redaman yang timbul per km (dB/Km)

Nc = Total konektor yang dipakai (dB)

lc = Redaman konektor (dB)

Ns = Total splice/sambungan (dB)

ls = Redaman splice/sambungan (dB)

SP = Redaman splitter (dB)

Hasil : atot = (5,173 Km x 0,35 dB) + (7 x 0,25 dB) + (3 x

0,10 dB)

= 1,810 dB + 1,25 dB + 0,4 dB

= 3,46 dB

Jadi, total nilai redaman sesuai dengan perhitungan Power Link Budget adalah

sebesar 3,46 dB.

4.12 Analisa GPON ODC-MJP-FM

Berdasarkan pengukuran dan perhitungan jaringan uplink GPON ODC-MJP-FM

yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil pada output daya yang diterima

seperti pada tabel di bawah ini:

Page 74: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

73

Table 4-11 Daya Yang Diterima ODC-MJP-FM

yaitu nilai pengukuran melebihi nilai referensi perhitungan Power Link

Budget. Dengan begitu kualitas jaringan uplink perangkat tersebut dapat dikatakan

tidak baik. Hal tersebut sangat berpengaruh pada titik penerima sehingga membuat

pelanggan kurang puas.

4.13 Hasil Kualitas Jaringan Akses Pada MSAN

Setelah dilakukan pengukuran dan perhitungan kualitas perangkat berdasarkan

teknologi MSAN dan GPON terdapat perangkat dengan kualitas yang baik dan tidak

baik. Karena uplink perangkat terdapat di segmen awal jadi itu sangat mempengaruhi

kualitas di segmen ujung atau pelanggan. Hal tersebut dapat dilihat melalui aplikasi

IBooster.

No Data Daya Diterima

1 Pengukuran 4,42 dB

2 Perhitungan 3,46 dB

Page 75: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

74

Gambar 4-3 Pengukuran SNR MSAN pada IBooster

Pada Gambar 4.3 di atas nilai upstream SNR MSAN terdapat pada tulisan

berwarna biru yaitu 11 dB yang merupakan nilai dari salah satu pengukuran pada

pelanggan MSAN MJP MDAV. Nilai upstream tersebut menandakan kualitas

jaringan berada di bawah standar yaitu di bawah 13 dB.

4.14 Hasil Kualitas Jaringan Akses Pada GPON

Pengukuran kualitas jaringan akses pada aplikasi IBooster, hanya

menampilkan parameter Rx Power atau daya terima total pada penerima. Bentuk

tampilan dari aplikasi IBooster untuk pengukuran GPON dapat dilihat pada Gambar

4.4 di bawah ini

Page 76: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

75

Gambar 4-4 Pengukuran Rx Power GPON pada IBooster

Pada Gambar 4.4 di atas merupakan nilai dari salah satu pengukuran untuk

pelanggan GPON ODC-MJP-FM. Nilai upstream Rx Power pada OLT -26,293 dBm

yang ditampilkan menandakan bahwa nilai Rx Power terlalu kecil sehingga kualitas

jaringan pada pelanggan GPON menurun.

Seperti yang diketahui jaringan uplink MSAN MJP MDAV dan GPON ODC-

MJP-FM merupakan jaringan eksisting cukup lama. Sehingga kemungkinan ada

beberapa faktor yg menyebabkan penurunan kualitas jaringan akses:

a. Kondisi kabel optik yang sudah tidak memenuhi standar redaman yaitu 0,35

dB/Km.

Gambar 4-5 Total Fiber Loss

Page 77: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

76

b. Kemudian terjadi bending/tekukan pada kabel serat optik yang dapat

menambah redaman/loss dan dapat mempengaruhi output daya yang

diterima. Mengingat jaringan eksisting melewati jalur polongan di bawah

tanah.

Gambar 4-6 Bending/Tekukan Pada Kabel Optik

Page 78: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

77

c. Konektor yang kotor juga menjadi salah satu penyebab timbulnya

redaman/loss yang tidak sesuai standar ketentuan.

d. Hasil sambungan yang tidak sesuai standar loss yaitu 0,1 dB juga dapat

mempengaruhi output daya yang diterima.

Gambar 4-8 Redaman Splice

Gambar 4-7 Konektor

Page 79: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

78

4.15 Optimasi Jaringan

Untuk melalukan optimasi jaringan dapat dilakukan beberapa tindakan dengan

cara melakukan splice ulang di titik bending/tekukan kabel agar mengurangi total

loss redaman.

Table 4-12 Data Perhitungan MSAN MJP MDAV setelah optimasi

No Data Lambang Nilai

1 Daya keluaran sumber optik PTx -09,98 dBm

2 Daya diterima PRx -13,34 dBm

3 Redaman serat optik Lf 0,35dB/Km

Gambar 4-9 Proses Splice Core Optik

Page 80: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

79

4 Redaman sambungan (splice) Ls 0,10 dB

5 Redaman konektor Lc 0,25 dB

6 Jumlah sambungan (splice) Ns 5 titik

7 Jumlah konektor Nc 7 buah

8 Panjang Kabel Optik L 5,485 Km

Untuk menghitung total redaman pada jaringan catuan (uplink) pada GPON

ODC-MJP-FA yang telah diketahui daya output nya menggunakan Optical Power

Meter digunakan persamaan sebagai berikut.

a = PRxPTx−

Dimna : a = Redaman (dB)

PTx = Daya yang dipancarkan (dBm)

PRx = Daya yang diterima (dBm)

Hasil : a = -09,98 - (-13,34)

= 3,36 dB

Jadi, nilai redaman total yang timbul pada jaringan uplink MSAN MJP MDAV

adalah sebesar 3,36 dB

Berdasarkan pengukuran dan perhitungan jaringan uplink MSAN MJP MDAV

yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil pada output daya yang diterima

seperti pada tabel di bawah ini:

Page 81: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

80

Table 4-13 Daya yang Diterima MSAN MJP MDAV Sebelum Optimasi

No Data Daya Diterima

1 Pengukuran 6,74 dB

2 Perhitungan 4,16 dB

Table 4-14 Daya yang Diterima MSAN MJP MDAV setelah optimasi

No Data Daya Diterima

1 Pengukuran 3,36 dB

2 Perhitungan 4,16 dB

yaitu nilai pengukuran tidak melebihi nilai referensi perhitungan Power Link

Budget. Dengan begitu kualitas jaringan uplink perangkat tersebut dapat dikatakan

baik.

Table 4-15 Data Perhitungan ODC-MJP-FM setelah optimasi

No Data Lambang Nilai

1 Daya keluaran sumber optik PTx -09,98 dBm

2 Daya diterima PRx -10,26 dBm

3 Redaman serat optik lf 0,35dB/Km

4 Redaman sambungan (splice) ls 0,10 dB

5 Redaman konektor lc 0,25 dB

Page 82: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

81

6 Jumlah sambungan (splice) Ns 4 titik

7 Jumlah konektor Nc 5 buah

8 Panjang Kabel Optik L 5,173 Km

Untuk menghitung total redaman pada jaringan catuan (uplink) pada

GPON ODC-MJP-FM yang telah diketahui daya output nya menggunakan

Optical Power Meter digunakan persamaan sebagai berikut.

a = PRxPTx−

Dimana : a = Redaman (dB)

PTx = Daya yang dipancarkan (dBm)

PRx = Daya yang diterima (dBm)

Hasil : a = -09,98 - (-10,26)

= 0,28 dB

Jadi, nilai redaman total yang timbul pada jaringan uplink GPON ODC -MJP-

FM adalah sebesar 0,28 dB

Berdasarkan pengukuran dan perhitungan jaringan uplink GPON ODC-MJP-FM

yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil pada output daya yang diterima

seperti pada tabel di bawah ini:

Page 83: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

82

Table 4-16 Daya Yang Diterima ODC-MJP-FM sebelum optimasi

Table 4-17 Daya Yang Diterima ODC-MJP-FM setelah optimasi

yaitu nilai pengukuran tidak melebihi nilai referensi perhitungan Power Link

Budget. Dengan begitu kualitas jaringan uplink perangkat tersebut dapat dikatakan

baik

No Data Daya Diterima

1 Pengukuran 4,42 dB

2 Perhitungan 3,46 dB

No Data Daya Diterima

1 Pengukuran 0,28 dB

2 Perhitungan 3,46 dB

Page 84: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

83

SARAN DAN KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah:

1. Kualitas MSAN dan GPON memiliki perbedaan kecepatan bandwidth yaitu

MSAN hanya maksimal 5 Mbps dan GPON bisa mencapai 100 Mbps

walaupun memiliki segmen uplink yang sama. Jadi pemilihan teknologi

GPON menjadi solusi untuk kenyamanan pelanggan.

2. Jaringan MSAN dan GPON pada STO Majapahit memiliki uplink dengan

jenis kabel yang terbuat dari serat optik untuk keduanya. Konfigurasi untuk

MSAN MRAD melewati ODC MJP-FA dan MSAN MDAV melewati ODC

MJP-FM.

3. Hasil pengukuran dan perhitungan Power Link Budget terdapat perangkat

dengan kondisi baik karena nilai pengukuran tidak melebihi nilai

perhitungan yaitu MSAN MJP MRAD dengan nilai pengukuran -4,43 dB

dan nilai perhitungan 2,431 dB, GPON ODC-MJP-FA dengan nilai

pengukuran -4,23 dB dan nilai perhitungan 1,82 dB. Hal tersebut menjadikan

kualitas jaringan di pelanggan stabil.

4. Hasil pengukuran dan perhitungan Power Link Budget terdapat perangkat

dengan kondisi kurang baik karena nilai pengukuran melebihi perhitungan

yaitu MSAN MJP MDAV dengan nilai pengukuran 6, 74 dB dan nilai

perhitungan 4,16 dB GPON ODC-MJP-FM dengan nilai pengukuran 4,42

dB dan nilai perhitungan 3,46 dB. Hal tersebut menjadikan kualitas jaringan

di pelanggan tidak stabil.

5. Optimasi jaringan dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan kabel

untuk mencari titik bending/ tekukan kabel dan dilakukan splice ulang

Page 85: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

84

5.2 Saran

1. Dalam penelitian sebaiknya perhitungan optimasi untuk jaringan MSAN dan

GPON ini diterapkan di lapangan.

2. Melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mencari titik bending atau

penyebab redaman pada kabel serat optik yang tidak sesuai dengan standar.

3. Melakukan penggantian kabel serat optik atau penambahan kabel baru yang

mencatu MSAN MJP MDAV dan ODC MJP-FM agar tidak terjadi gangguan

atau perubahan nilai redaman pada kabel dan ada opsi untuk melakukan

perbaikan core eksisting.

Page 86: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

85

DAFTAR PUSTAKA

[1] Willy Wirawan. 2013. “Analisia Performansi Layanan Speedy dengan

Menggunakan Perangkat MSAN (Multi Speed Access Node) Sebagai NGN (

Next Generation Network) Studi Kasus PT Telkom Tbk (Divisi Access)”.

Pekanbaru : Skripsi

[2] Haris Bacharudin Rahman . 2019. “Perancangan dan Analisis Jaringan

Fiber to The Home dengan Teknologi GPON (Gifabit Passiveoptical

Network) di Area Kelurahan Sragen Tengah”. Bandung : Skripsi

[3] Solichah Larasati dkk. 2014. “Analisis Kualitas Jaringan Tembaga Terhadap

Penrapan Teknologi Annex M Pada Perangkat MSAN Studi Kasus di PT

Telkom Purwokerto”. Vol. 4 No. 1 Jurnal Semantik

[4] Ilham Bayu Prabowo. “Perancangan FTTH pada Link STO Ahmad Yani ke

Apartement Gateway”. Bandung

[4] F. Azis, M. K. Purnama, J. Hertikawan and F. Dahmir, "Analisis dan

Perancangan Teknologi GPON sebagai Perangkat Akses dalam

Menyalurkan Triple Play Service oleh PT. Transdata Satkomindo",

thesis.binus, 2013.

Page 87: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

86

[5] Telkom, "IndiHome," PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, [Online].

Available:http://www.telkom.co.id/products/my-broadband/indihome.

[Accessed 25 Desember 2020].

[6] S. Larasati, W. Pamungkas and E. Wahyudi, "Analisis Kualitas Jaringan

Tembaga Terhadap Penerapan Teknologi Annex M pada Perangkat MSAN

Studi Kasus di PT. Telkom Purwokerto", Semarang: SEMINAR

[7] NASIONAL TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI TERAPAN

2014 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto, 2014.

[8] A. Poutanen, “Triple Play Services”, Innovation in Telecommunications,

p.39, 2006

[9] PT. Telkom Akses, "SOP IBooster", PT. Telkom Akses, 2016.

[10] PT. TELKOM, “Pengukuran Kabel Serat Optik Dengan Power Meter”,

Divlat PT. TELKOM, Semarang, 2000.

[11] Wicaksono Iham Dwi, “ Analisa Jaringan FTTT Pada BTS Telkomsel

Dengan Teknologi GPON Menggunakan Metode Power Link Budget (Studi

Kasus Site Telkomsel SMG773 Palebon Tengah Semarang)”, Universitas

Semarang, 2019.

Page 88: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

87

LAMPIRAN

PENGUKURAN OPTICAL POWER MENGGUNAKAN OPTICAL POWER

METER (OPM)

ODC MJP FM ODC MJP FA

Page 89: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

88

MSAN MDAV MSAN MRA D

MSAN MDAV Setelah Optimasi ODC-MJP-FM Setelah Optimasi

Page 90: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

89

Hasil Pengukuran SNR MSAN menggunakan IBooster

Hasil Pengukuran Rx Power GPON menggunakan IBooster

Proses Splice Core Optik

Page 91: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...
Page 92: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...
Page 93: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...
Page 94: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...
Page 95: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...
Page 96: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...
Page 97: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...
HP
Pencil
HP
Pencil
Page 98: TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS ...

90

BIODATA PENULIS

Nama : Bayu Adi Nugroho

NIM : C.431.15.0114

Tempat/Tgl Lahir : Semarang, 21 Desember 1993

Alamat : Doplang, RT 04/RW 01, Kec. Jati, Kab. Blora

Riwayat Pendidikan : SD N 02 Doplang Thn 2000-2006

SMP Negeri 1 Doplang Thn 2006-2009

SMK MIGAS Cepu Thn 2009-2012