TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA PRODUKSI AIR BERSIH PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) Disusun Oleh : Nama : SITI BAYAN Nomor Pokok : 07C10207033 Jurusan : TEKNIK INDUSTRI Tugas Akhir Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperolah Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH – ACEH BARAT 2013
63
Embed
TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA PRODUKSI AIR BERSIH PADA ...repository.utu.ac.id/348/1/BAB I_V.pdf · operasi suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya. Oleh karena itu organisasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS AKHIR
ANALISIS KINERJA PRODUKSI AIR BERSIH PADAPERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTAMEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT DENGAN
MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)
Disusun Oleh :
Nama : SITI BAYAN
Nomor Pokok : 07C10207033
Jurusan : TEKNIK INDUSTRI
Tugas Akhir Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperolah Gelar SarjanaTeknik Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Teuku Umar
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH – ACEH BARAT
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang senantiasa harus
tersedia dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk konsumsi, mencuci maupun
kebutuhan mandi dan lain sebagainya. Tersedianya air bersih sangat diharapkan
masyarakat untuk menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari yang tidak dapat
terlepas dari kebutuhan air. Keberadaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat di berbagai daerah merupakan perusahaan
pemerintah yang pengelolaannya dibawah tanggung jawab pemerintah daerah
yang diharapkan dapat melayani masyarakat, namun pada kenyataannya tidak
semua organisasi pemerintah yang bergerak dalam bidang jasa (Ahmad Falah
Rusdianto 2010).
Dalam rangka mencapai kinerja yang lebih baik umumnya dilakukan oleh
perusahaan yaitu kinerja yang informasi bersumber dari Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Akan tetapi penentuan
kinerja yang dijadikan sebagai landasan dan acuan dalam mengarahkan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat,
untuk mewujudkan sasaran – sasaran kinerja yang telah ditentukan oleh
manajemen perusahaan (Ahmad Falah Rusdianto 2010).
Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman kesungguhan serta waktu. Kinerja adalah menilai
2
bangaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah
ditentukan sebelumnya (Mhd Faizin, 2004).
Karena menilai kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat memerlukan pedoman, yaitu Permendagri
Nomor. 47 tahun 1999, dimana dalam pedoman tersebut dinyatakan, bahwa untuk
mengetahui keberhasilan direksi dalam mengelola Perusahaan Daerah Air Minum
dilakukan penilaian terhadap kinerja pada setiap akhir tahun. Namun, dalam
penilaian kinerja tersebut terdapat dengan metode Objective Matrix penilaian
kinerja dapat diantisipasi dengan melakukan memperbaiki kinerja pada
Perusahaan Daerah Air (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
Dengan adanya penilaian kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat manajemen puncaknya dapat
menperoleh dasar yang objektif untuk memberikan konpensasi sesuai dengan
prestasi yang diperoleh masing – masing kinerja dan pertanggung jawaban kepada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
secara keseluruhan (Prawiro Sentoso 1999).
Oleh sebab itu, kinerja sangat dibutukan oleh sebuah perusaan di
Indonesia maupun di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat yang terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan
kotamadya di seluruh Indonesia. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat sebagai perusahaan daerah diberi tanggung
jawab untuk mengembangkan kinerja pada perusahaan serta bertanggung jawab
pada, perencanaan aktivitas, persiapan dan implementasi proyek, serta
3
bernegosiasi dengan pihak yang berkaitan untuk mengembangkan kinerja
perusahaan kepada masyarakat.
Pada kenyataannya, penilaian kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat hanya didasarkan pada bisa atau
tidaknya target yang ditetapkan perusahaan dan pemerintah daerah dapat tercapai.
Saat perusahaan dapat memenuhi target dengan baik, maka perusahaan dikatakan
telah memiliki kinerja yang baik, sedangkan saat perusahaan tidak dapat
memenuhi target yang ditetapkan, maka perusahaan memiliki kinerja yang buruk
(Prawiro Sentoso 1999).
Pengukuran kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat merupakan suatu alat manajemen yang penting.
Pada tingkat perusahaan pengukuran kinerja terutama digunakan sebagai saran
manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi dan efektivitas
perusahaan secara keseluruhan. Dalam menghadapi persaingan di pasar global,
maka perusahaan harus selalu terpacu untuk meningkatkan kinerjanya secara terus
menerus. Salah satu cara yang lazim dilakukan adalah siklus kinerja yang terdiri
dari empat tahap, yaitu pengukuran kinerja, evaluasi kinerja, perencanaan kinerja
dan peningkatan kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Tugas Akhir dengan menganalisis kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM),Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat menjadi lebih baik dari kinerja
sekarang.Atas dasar permasalahan tersebut diatas, penulis dengan mengambil
judul,
4
“Analisis Kinerja Produksi Air Bersih Pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Dengan Menggunakan
Metode Objective Matrix (OMAX)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas,maka
dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
2. Apa saja upaya yang harus ditempuh untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
1.3 Batasan Masalah
Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :
1. Penentuan kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dari periode 2008 s/d 2012.
2. Penelitian dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat perusahaan yang menghasilkan
produk dan bukan jasa.
3. Pengukuran kinerja hanya pada tingkat Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat saja, tidak
membandingkan dengan industri sejenis lainnya.
4. Pengukuran tingkat kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat menggunakan metode
5
Objective Matrix (OMAX) dengan materi aplikasinya disesuaikan
dengan kebutuhan penelitian.
5. Pengukuran ini hanya membandingkan tampilan kinerja pada periode
2008 s/d 2012.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mangetahui kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dengan menggunakan metode
Objektive Matrix (OMAX).
2. Memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kinerja Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dengan adanya penelitian Tugas Akhir ini dapat memberi
informasi bagaimana kinerja yang berlangsung selama ini serta sebagai bahan
informasi untuk memperbaiki kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat di masa yang akan datang.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Teuku Umar. Disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat berguna sebagai
bahan bacaan dan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukannya, terutamanya
6
yang berkaitan dengan kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, identifikas imasalah,
batasan masalah, maksud dan tujuan dari Tugas Akhir, metodelogi
penelitian, dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan tentang pengertian kinerja, metode pengukuran
kinerja Objective Matrix (OMAX).
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, sumber dan teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, Lokasi, Waktu, Objek dan Ruang
Lingkup Penelitian.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bagian ini memaparkan tentang data hasil penelitian, pengumpulan
dan pengolahan data hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah
dilakukan dan saran yang diperlukan bagi perkembangan dan kemajuan
kinerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Secara Umum
Kinerja merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan
sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu
periode seiring dengan referensi pada sejumlah standar seperti kinerja - kinerja
masa lalu atau yang diperbaikan pada dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau
akuntabilitas manajemen dan semacamnya (Mulyadi, 2001).
2.1.1 Pengertian Analisis dan Kinerja
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan
Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut:
a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,
karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul,
sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).
b. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian,
penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara
keseluruhan.
c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan sebagainya
setelah ditelaah secara seksama.
8
d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis
(dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa
kepastian (pengamatan, percobaan, dan sebagainya).
e. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam
bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai
pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Suharso dan Ana
Retnoningsih (2005), analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab musabab, duduk perkara dan sebagainya). Dan kinerja adalah sesuatu
kemampuan yang dicapai. Damanhuri, 1989: 19).
Kinerja merupakan suatu metode untuk mengukur kemajuan program atau
aktivitas yang dilakukan oleh perusahan. Kinerja adalah suatu pendekatan untuk
memperbaiki kinerja perusahaan melalui proses berkelanjutan dalam penetapan
sasaran.Dalam pencapaian tujuan, kinerja dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
1. Faktor individu, yang meliputi persepsi dan pengambilan keputusan.
2. Faktor kelompok yaitu pola komunikasi, gaya kepemimpinan,kekuasaan
terhadap perusahaan.
3. Faktor sistem organisasi yaitu desain pekerjaan,teknologi dan proses kerja,
kebijakan pada organisasi.
Manajemen kinerja ini berkaitan dengan usaha, kegiatan atau program
yang dipakai dan dilaksanakan oleh pimpinan organisasi (perusahaan) untuk
9
“merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan kinerja perusahaan”. Karena
program ini mencantumkan kata management, seluruh yang dilakukan dalam
sebuah proses manajemen harus terjadi, yakni dimulai dari menetapkan tujuan
yang ingin dicapai, pembuatan rencana (Ruky, 2001).
Sedangkan penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas
operasi suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya. Oleh karena itu
organisasi pada dasarnya di operasikan oleh sumber daya manusia,maka
pengukuran kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia
dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi (Mulyadi,
2001).
Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku yang
semestinya di inginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya
memberikan penghargaan.
Dengan adanya penilaian kinerja, manajemen puncak dapat memperoleh
dasar yang objektif untuk memberikan konpensasi sesuai dengan prestasi yang
disumbangkan masing–masing pusat pertanggung jawaban kepada perusahaan
secara keseluruhan. Semua ini di harapkan dapat memberikan motivasi dan
rangsangan pada masing–masing bagian untuk bekerja lebih efektif dan efesien.
2.1.2 Manfaat Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dimanfaatkan manajemen untuk berbagai tujuan antara
lain (Mulyadi & Setyawan, 2000) yaitu :
10
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian personel secara maksimum. Dalam mengelola perusahaan,
manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapaibeserta langkah-langkah
pencapaiannya dalam sebuah perencanaan. Dalam pelaksanaan
perencanaan, manajemen menetapkan pengendalian yang efektif.
Pelaksanaan rencana dapat ditempuh dengan tangan besi yang dapat
menjamin pencapaian sasaran organisasi secara efektif dan efisien namun
pencapaian ini akan disertai dengan rendahnya moral karyawan. Kondisi
moral karyawan yang demikian tidak akan terjadi apabila pengelolaan
perusahaan didasarkan atas maksimalisasi motivasi karyawan. Motivasi
akan membangkitkan dorongan dalam diri karyawan untuk menggerakkan
usahanya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat digunakan sebagai
dasar pembuatan keputusan yang berkaitan dengan karyawan seperti
promosi, mutasi atau pemutusan hubungan kerja permanen. Data hasil
evaluasi kinerja yang diselenggarakan secara periodik akan sangat
membantu memberikan informasi penting dalam mempertimbangkan
keputusan tersebut.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan. Organisasi memiliki suatu keinginan untuk mengembangkan
karyawan selama masa kerjanya agar karyawan selalu dapat menyesuaikan
11
diri dengan perubahan lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan
dan perkembangan. Sulit bagi perusahaan untuk mengadakan program
pelatihan dan pengembangan bila perusahaan tidak mengetahui kekuatan
dan kelemahan karyawan yang dimilikinya. Hasil penilaian kinerja dapat
menyediakan kriteria untuk memilih program pelatihan karyawan yang
sesuai dan untuk mengevaluasi kesesuaian program pelatihan karyawan
dengan kebutuhan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai mereka. Dalam organisasi perusahaan, biasanya
manajemen atas mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada
manajemen dibawah mereka disertai dengan alokasi sumber daya yang
diperlukan dalam pelaksanaan wewenang tersebut. Penggunaan wewenang
dan konsumsi sumber daya dalam pelaksanaan wewenang itu
dipertanggungjawabkan dalam bentuk kinerja.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Penghargaan digolongkan dalam 2 kelompok yaitu :
1. Penghargaan intrinsik, berupa kepuasan diri yang telah berhasil
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan telah mencapai
sasaran tersebut.
2. Penghargaan ekstrinsik, terdiri dari kompensasi yang diberikan
kepada karyawan, baik berupa kompensasi langsung, tidak
langsung, maupun yang berupa kompensasi non keuangan dimana
ketiganya memerlukan data kinerja karyawan agar penghargaan
tersebut dirasakan adil oleh karyawan yang menerima maupun
yang tidak menerima penghargaan tersebut.
12
2.1.3 Ruang Lingkup Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja sebenarnya mempunyai ruang lingkup yang lebih luas.
Bila program ini diterapkan, ia bersifat menyeluruh atau menggarap semua
bagian/fungsi dari sebuah organisasi. Program ini akan menjamah semua elemen,
unsur atau input yang harus didayagunakan oleh organisasi untuk meningkatkan
kinerja organisasi tersebut, bukan hanya manusia. Elemen-elemen tersebut adalah
teknologi (peralatan, metode kerja) yang digunakan, kualitas dari input (termasuk
material), kualitas lingkungan fisik (keselamatan, kesehatan kerja, lay out tempat
kerja dan kebersihan), iklim dan budaya organisasi (termasuk supervisi dan
kepemimpinan) dan sistem kompensasi dan imbalan. Kegiatan dengan ruang
lingkup seperti ini akan merupakan sebuah proyek besar dan melibatkan hampir
semua orang, dan ditangani langsung oleh pimpinan puncak organisasi. Setelah
pimpinan organisasi menetapkan tujuan dari program tersebut, misalnya
meningkatkan kinerja pabrik atau meningkatkan kinerja sebuah bank ke arah
tertentu yang dapat diukur maka team pelaksana akan meneliti kondisi dan status
dari tiap-tiap elemen, dan menetapkan tindakan apa yang harus di lakukan.
Sasaran penelitian dan tindakan yang harus diambil untuk tiap elemen dapat
dirinci sebagai berikut. (Ruky, 2001).
1. Sarana dan Prasarana
Kondisi dan kelayakan serta kemampuan semua sarana maupun prasarana
fisik yang dimiliki, termasuk didalamnya bangunan, lay-out (tata letak), alur lalu
lintas orang dan barang, kelaikan mesin dan segala peralatan yang ada. Hal ini
13
bertujuan untuk mengetahui apakah sarana dan prasarana tersebut masih layak
pakai operasi atau tidak.
2. Proses Kerja/Metode Kerja
Tim akan melakukan penelitian terhadap metode kerja yang digunakan
dan proses yang dijalankan. Bila objeknya adalah sebuah perusahaan manufaktur
maka team ini akan terdiri dari para ahli teknik industri atau ahli proses produksi.
Mereka meneliti apakah metode yang digunakan sudah tepat atau masih dapat
disempurnakan.
3. Kemampuan Sumber Daya Manusia.
Bersamaan dengan dilakukannya penelitian terhadap metode dan proses
kerja oleh tim teknik industri, beberapa orang dari bagian pelatihan sebaiknya
turut serta dalam tim ini untuk melihat sampai dimana kemampuan karyawan
dalam melaksanakan pekerjaannya. Penelitian yang dilakukan mereka akan
bersifat observasi atau berdasarkan pengamatan di lapangan. Dari penelitian
tersebut tim khusus sumber daya manusia ini akan mampu mengidentifikasi
kemampuan karyawan yang ada sekarang dalam mengoperasikan peralatan, dan
dalam melaksanakan tugasnya. Hasil penelitian akan memberikan gambaran
apakah atau berapa banyakkah dari karyawan tersebut yang benar - benar mampu
100 persen, berapa yang kurang mampu dan tidak memenuhi syarat sama sekali.
Dari yang kurang mampu tersebut akan diperoleh gambaran, apakah mereka dapat
diberi pelatihan ulang atau harus diganti dengan orang baru sama sekali.
4. Gairah Kerja/Motivasi Sumber Daya Manusia.
14
Sebuah tim lain harus meneliti aspek kegairahan kerja dan sikap karyawan
yang tersisa, apa yang menjadi sumber kepuasan kerja mereka dan sebagainya.
Tim ini kemudian harus menyusun rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan
yang harus dilakukan mungkin termasuk di dalamnya rekomendasi tentang
kebijakan dan sistem imbalan/penggajian yang mencakup insentif dan bonus dan
penilaian prestasi kerja. Misalnya bila organisasi ini merupakan sebuah institusi
yang harus unggul dalam pelayanan, harus diteliti apakah semua karyawan
memberikan nilai tinggi pada “melayani” orang lain? Bila tidak berarti ada
masalah.
5. Kualitas Bahan Baku dan Bahan Pembantu.
Proses dan prosedur pengadaan bahan juga akan diteliti untuk mendeteksi
apakah ada hambatan atau selalu lancar pasokan dan penerimaannya. Yang
terpenting apakah kualitas bahan yang diterima memenuhi syarat atau tidak.
Semua kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kerangka manajemen kinerja
yang mempunyai ruang lingkup yang besar seperti disebutkan diatas harus bersifat
terpadu (integrated) dan tidak boleh berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi.
Dalam praktek tidak banyak perusahaan yang melaksanakan sebuah program
manajemen kinerja yang sempurna dan terpadu seperti yang diuraikan diatas,
mengingat sifatnya, besaran ruang lingkupnya, dan biayanya.
2.1.4 Tujuan dan Mamfaat Manajemen Kinerja
Tujuan yang biasanya dapat dicapai oleh sebuah organisasi atau
perusahaan dengan menerapkan sebuah sistem manajemen kinerja seperti dapat
dilihat dalam uraian berikut (Ruky, 2001).
15
1. Meningkatkan prestasi kerja karyawan, baik secara individu maupun
ebagai kelompok, sampai setinggi-tingginya dengan memberikan
kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya
dalam kerangka pencapaian tujuan perusahaan. Karyawan bersama atasan
masing-masing dapat menerapkan sasaran kerja dan standar prestasi yang
harus dicapai dan meneliti dan menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai
pada akhir kurun waktu yang ditetapkan.
2. Peningkatan yang terjadi pada prestasi karyawan secara perorangan pada
gilirannya akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara
keseluruhan, yang direfleksikan dalam kenaikan produktivitas. Dengan
kata lain peningkatan produktivitas sumber daya manusia secara
keseluruhan diusahakan dicapai melalui peningkatan prestasi kerja
karyawan secara perorangan (individu).
3. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan
meningkatkan hasil karya dan prestasi pribadi serta potensi laten karyawan
dengan cara memberikan umpan balik pada mereka tentang prestasi
mereka.
4. Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan dan
pelatihan karyawan yang lebih tepat guna. Usaha ini akan membantu
perusahaan untuk mempunyai pasokan tenaga yang cakap dan terampil
yang cukup untuk pengembangan perusahaan di masa depan.
16
5. Menyediakan alat/sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai
dengan tingkat gajinya atau imbalannya sebagai bagian dari kebijakan dan
sistem imbalan yang baik.
6. Memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengeluarkan
perasaannya tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitannya. Dengan
demikian jalur komunikasi dan dialog akan terbuka dan dengan demikian
diharapkan bahwa proses penelitian prestasi kerja akan mengeratkan
hubungan antara atasan dan bawahan.
2.1.5 Sistem Manajemen Kinerja yang Efektif
Sistem manajemen kinerja seperti apa yang akan dipilih untuk digunakan
harus tergantung pada kebutuhan dan tujuan masing-masing organisasi. Walaupun
demikian Cascio (1992) dalam Ruky (2001) menyarankan agar sebuah program