PENGARUH GANJA TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT (Studi Kasus Gampong Rameuan Kecamatan Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya) SKRIPSI Di Ajukan OLEH HASFERIZARTI JERBA 08c20210003 PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH – ACEH BARAT 2013
63
Embed
PENGARUH GANJA TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM …repository.utu.ac.id/378/1/BAB I_V.pdf · Penyalahgunaan Narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) di Indonesia telah menjadi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH GANJA TERHADAP PERILAKU REMAJA
DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT (Studi Kasus Gampong Rameuan Kecamatan Suka Makmue
Kabupaten Nagan Raya)
SKRIPSI
Di Ajukan
OLEH
HASFERIZARTI JERBA
08c20210003
PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH – ACEH BARAT
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyalahgunaan Narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) di
Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu diperhatikan secara seksama
dan multidimensional, baik ditinjau dari segi mikro (keluarga) dan makro
(ketahanan nasional) yang meningkat dewasa ini, semakin mengkhawatirkan
dengan dampak buruk ekonomi dan sosial yang semakin besar.
Salah satu kelompok yang rentan untuk ikut terbawa arus adalah para
remaja, hal ini disebabkan karena mereka memiliki karakteristik tersendiri yang
unik dan labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa transis i dari
remaja menuju dewasa dan sebagainya. Masa remaja ini dirasakan sebagai suatu
krisis karena belum menemukan jati diri, sedangkan kepribadiannya sedang
mengalami pembentukan.
Dalam perspektif psikologi perkembangan masa remaja memang masa
yang berbahaya, karena pada masa ini seseorang mengalami masa transisi atau
peralihan dari masa kehidupan anak-anak menuju kedewasaan yang sering
ditandai dengan krisis kepribadian. Perkembangan masa remaja merupakan proses
perubahan yang berhubungan dengan hidup dan kejiwaan remaja (individu) yang
perubahan perubahan tersebut melahirkan tingkah laku.(Elibrahim, 2011, h. 4)
Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak kanak
dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan
berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Hampir
2
keseluruhan dari remaja masih sekolah, sekolah menegah pertana, sekolah
menengah atas dan perguruan tinggi.
Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian pertama
pada usia remaja, melalui bujukan dan tekanan seseorang atau teman sebaya, dan
didorong oleh rasa ingin tahu atau ingin mencoba sehingga mereka mau
menerimanya, selanjutnya tidak sulit menerima tawaran berikutnya, dari
pemakaian sekali kemudian beberapa kali dan akhirnya menjadi ketergantungan
terhadap zat yang digunakan Martono dan Joewana, 2006, h. 1)
Karena bahaya ketergantungan, penggunaan dan peredaran narkoba maka
oleh pemerintah di cantumkan dalam Undang-undang, yaitu Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1997, tentang narkotika, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997
tentang psikotropika. Penggolongan jenis-jenis narkoba berikut didasarkan pada
perundang-undangan yang berlaku.
Penyalahgunaan ganja ternyata berpengaruh pada Pribadi/individu,
keluarga dan lingkungan masyarakat serta bangsa dan negara. Keseluruhan dari
aspek bahayanya merupakan ancaman, yang akan berdampak terhadap kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Ugan T. Aceng, 2008, h. 72-75).
Hal yang sama juga terjadi di salah satu Gampong pada Provinsi Aceh,
tepatnya pada Gampong Rameuan Kecamatan Suka Makmue Kabupaten Nagan
Raya. Pemakai narkoba jenis ganja yang sering dijumpai para remaja, yang pada
umumnya adalah para pelajar. Pada jam-jam pelajaran di sekolah baik di tingkat
SLTP maupun SLTA, kerap ditemui pelajar yang bolos mereka mencari tempat-
tempat yang sepi untuk memakai ganja ini. Bahkan ada juga yang berani di
jalanan umum tanpa takut terlihat oleh orang lain. Biasanya para pelajar tidak
3
sendiri mereka mengajak temannya dua atau tiga orang bahkan lebih untuk sama-
sama menikmati ganja tersebut.
Para remaja yang seharusnya diharapkan dapat memberikan konstribusi
bagi pembangunan baik dalam keluarga, maupun dalam masyarakat Gampong
Rameuan dan juga Aceh nantinya malah menjadi “pesakitan” yang harus segera
mendapat perhatian dan penanggulangan untuk direhabilitasi namun terkait
dengan hal ini perlu adanya kerjasama berbagai pihak baik dari keluarga,
masyarakat, aparatur Gampong serta penegak hukum demi menyelamatkan putra-
putri Aceh, khususnya Gampong Rameuan dari kehancuran yang disebabkan oleh
ganja.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis terdorong untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul” Pengaruh Ganja Terhadap Remaja dalam kehidupan
bermasyarakat, studi kasus pada Gampong Rameuan Kecamatan Suka Makmue
Kabupaten Nagan Raya”
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena
langkah ini akan menentukan ke mana suatu penelitian diarahkan. Perumusan
masalah pada hakikatnya merupakan perumusan pertanyaan yang jawabannya
akan dicari melalui penelitian (Soehartono, 2008, h. 23). Adapun yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh ganja terhadap perilaku remaja dalam kehidupan
bermasyarakat di Gampong Rameuan Kecamatan Suka Makmue Kabupaten
Nagan Raya?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku remaja memakai ganja di
4
Gampong Rameuan Kecamatan Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh ganja terhadap perilaku remaja dalam
kehidupan bermasyarakat di Gampong Rameuan Kecamatan Suka
Makmue Kabupaten Nagan Raya.
2. Untuk mengetahui Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku
remaja di Gampong Rameuan Kabupaten Nagan Raya memakai ganja.
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, peneliti berharap dapat mengambil beberapa
manfaat yaitu sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir
ilmiah dengan sistematis dan metodologis sebagai wacana baru guna memperkaya
aspek kognitif, akademisnya, agar menjadi masukan bagi perpustakaan jurusan
ilmu sosiologi mengingat minimnya wacana seperti ini, dan juga sebagai referensi
bagi penulis dan bagi pihak-pihak lain yang ingin melakukan penelitian ini lebih
lanjut.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dapat memberikan kontribusi mengenai data dan informasi yang dapat
membantu peneliatan lebih lanjut dari peneliti-peneliti lainnya terutama mengenai
pengaruh ganja terhadap remaja dalam kehidupan bermasyarakat.
5
1.5 Sistematika Pembahasan
Bab I : Pendahuluan.
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika
pembahasan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas mengenai landasan teori sebagai pijakan dasar
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan acuan teori teori
yang relevansi dengan hal yang diteliti.
Bab III : Metodologi Penelitian
Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data serta jadwal penelitian.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang ditemui
dilapangan, yang menyangkut dengan penelitian serta relevansi
dengan landasan teori sebagai pijakan serta pembahasan
mengenai hasil penelitian keseluruhan.
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian
secara keseluruhan dan berisi saran-saran untuk kedepan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis
baca diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Lydia Harlina Martono dkk,
dengan dukungan WHO (World Health Organization) – SEARO (South East Asia
Region) tahun 1987-2000, dengan judul Pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan narkoba berbasis sekolah, dalam penelitian ini disebutkan,
penggunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian pertama pada usia SD
atau SMP, SMA dan PT.
Selanjutnya hasil kajian yang dilakukan oleh Ugan T. aceng dengan judul
bahaya Napza bagi remaja, dalam penelitiannya menyebutkan Napza merupakan
ancaman bagi kaum remaja, karena remaja berusia 14-16 tahun sedang mengalami
proses perkembangan fisik, psikologis maupun sosial yang pesat yang dapat
menjadi pencetus remaja mencoba menggunakan dan bahkan kecanduan Napza.
2.2 Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan istilah yang sering dipakai untuk narkotika dan obat
berbahaya. Narkoba merupakan sebutan bagi bahan yang tergolong narkotika,
alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Disamping lazim dinamakan
narkoba, bahan-bahan serupa biasa juga disebut dengan nama lain, seperti NAZA
(Narkotika, alkohol, dan Zat Adiktif lainnya) dan NAPZA
(Narkotika,Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya). (Witarsa, 2006, h. 34).
7
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam
tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/o tak sehingga
bilamana di salah gunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan
fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-Undang untuk
penyalahgunaan narkoba yaitu Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
psikotropika dan Undang Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika.
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika,
zat yang dimaksud dengan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
Golongan psikotropika adalah zat atau obat baik alami maupun sintetis
namun bukan narkotika yang berkhasiat aktif terhadap kejiwaan (psikoaktif)
melalui pengaruhnya pada susunan syaraf pusat sehingga menimbulkan
perubahaan tertentu pada aktivitas mental dan perilaku. narkotika adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semisintetis yang akan menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi sampai
menghilangkan rasa sakit dan dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi).
Jenis narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin
(putauw), petidin, termasuk ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain.
Sedangkan jenis psikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin,
ekstasi, shabu, obat penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil
koplo, BK, termasuk LSD, mushroom.
8
Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang
umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu
kecanduan (adiksi).
Berikut ini beberapa gambar narkotika yang sering disalahgunakan.
Gambar 1. Methadone
Methadone termasuk kedalam narkotika golongan 2, dan digunakan dalam
terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Gambar 2. Kodein
Kodein termasuk kedalam narkotika golongan 3, termasuk garam/turunan
dari opium/candu, efeknya lebih lemah dari pada heroin, penggunaannya untuk
pengobatan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
9
Gambar 3. Heroin
Heroin termasuk kedalam narkotika golongan 1, dibuat secara semisintetis
digunakan sebagai media pengobatan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
sangat berpotensi mengakibatkan ketergantungan, dan masih banyak lagi
narkotika jenis yang lain seperti ekstasi, shabu-shabu, ampetamin, morfin, dan
kokain.
Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat bukan narkotika & psikotropika
seperti alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia)
maupun zat pelarut (solven). Sering kali pemakaian rokok dan alkohol terutama
pada kelompok remaja (usia 14-20 tahun) harus diwaspadai orangtua karena
umumnya pemakaian kedua zat tersebut cenderung menjadi pintu masuk
penyalahgunaan narkoba lain yang lebih berbahaya.
Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau tanaman baik
sintesis maupun semi yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. Menurut Undang-Undang
10
Nomor 22 Tahun 1997, narkotika dibagi menurut potensi yang menyebabkan
ketergantungannya, yaitu :
1. Narkotika golongan 1 seperti, Heroin, Kokain dan Ganja. Putauw adalah
Heroin tidak murni berupa bubuk.
2. Narkotika golongan 2 seperti, Morfin, Petidin, dan Metodon.
3. Narkotika golongan 3 seperti, Kodein.
Psikotropika, yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika, yang berkasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat dan menyebabkan perubahan khas pada perubahan mental dan perilaku.
1. Psikotropika golongan 1 seperti, MDMA (ekstasi), LSD dan STP.
2. Psikotropika golongan 2 seperti, Amfetamin, Metamfetamin (Sabu),
Fensiklidin dan Retalin.
3. Psikotropika golongan 3 seperti, Pentobarbital dan Flunitrazepan.
4. Psikotropika golongan 4 seperti, Diazepam, Klobazam, Fenobarbital,
Klorazepam, Klordiazepoxide dan Nitrazepam (Nipam, pil KB/Koplo,
DUM, MG, Lexo, Rohyp, dan lain- lain).
Zat Psiko-aktif lain, yaitu zat atau bahan lain bukan narkotika dan
psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak. Tidak tercantum dalam
perundang-undangan tentang narkotika dan psikotropika yang sering disalah
gunakan seperti, Alkohol, Inhalansia/Solven, Nikotin, dan Kafein. (Lydia Harlina
Martono, et. all. 2006, h. 6)
Berikut ini data tindakan pidana narkoba di Provinsi Aceh terhitung sejak
tahun 2007 sampai 2011
11
DATA TINDAK PIDANA NARKOBA PROVINSI ACEH TAHUN 2007 - 2011
Tabel 1. Jumlah Kasus Narkoba Berdasarkan Jenis, 2007-2011
yang mungkin, alur kusal dan proposisi-proposisi. (Emzir 2010, h. 133),
Peneliti melakukan perumusan pada kesimpulan-kesimpulan sebagai
temuan sementara yang dilakukan dengan cara mensintesiskan semua data yang
terkumpul. Dan data akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi apabila bukti-bukti
data serta temuan di lapangan yang peneliti temukan pada tahap awal konsisten
serta valid maka kesimpulan yang didapat adalah kredibel. Dan kesimpulan itu
berupa temuan yang bersifat deskripsi atau gambaran mengenai pengaruh Ganja
terhadap perilaku remaja dalam kehidupan bermasyarakat di Gampong Rameuan
yang masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
3.6 Pengujian Kredibilitas Data
Uji kredibilitas data atau kepercayaan data hasil penelitian kualitatif antara
lain dilakukan dengan, perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam
penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif serta
membercheck. Digunakan uji ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih
mendalam mengenai subyek penelitian. (Sugiyono 2008, h. 270)
3.6.1 Peningkatan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis. Yaitu peneliti
40
membaca referensi baik dari buku atau hasil penelitian yang lain serta
dokumentasi-dokumentasi terkait dengan hal yang diteliti, sehingga dengan
pengetahuan yang peneliti dapat nantinya dari hasil membaca tersebut berguna
untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar atau salah. (Sugiyono 2011, h.
272).
3.6.2 Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kreabilitas data ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Dari berbagai sumber, peneliti mengecek data baik dari informan kunci dan
informan biasa, bacaan referensi dan lain sebagainya, dilakukan dengan berbagi
teknik yang berbeda-beda guna mendapat informasi dan dilakukan pada berbagai
waktu yang memungkinkan jawaban tidak berdasarkan pada ke lelahan dan lain
sebagainya. Wiersma dalam (Sugiyono 2011, h. 273),
3.6.3 Mengadakan Membercheck
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada penerima data untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Peneliti perlu mengadakan
membercheck dalam penelitian ini guna mengetahui informasi yang diperoleh dan
yang akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud
sumber data atau informan. (Sugiyono 2011, h. 276)
3.7 Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian tentang pengaruh ganja terhadap perilaku remaja
dalam kehidupan bermasyarakat, pada Gampong Rameuan Kecamatan Suka
Makmue Kabupaten Nagan Raya, selama enam bulan atau satu semester.
41
TABEL JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan Bulan
7 8 9 10 11 12
1 Persiapan Kebutuhan untuk proses di lapangan
Perizinan √
Pemilihan beberapa orang sebagai informan √
Pemilihan instrumen yang digunakan dalam penelitian
√
2 Penelitian
Mengamati kegiatan remaja yang memakai
ganja pada gampong Ramean Kabupaten Nagan Raya
√
Mengamati faktor yang melatarbelakangi remaja memakai ganja khususnya di
Gampong Rameuan
√
3 Pengolahan data dan pembuatan laporan hasil penelitian
√
4 Persiapan Ujian √
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Letak Geografis
Gampong Rameuan adalah salah satu Gampong yang terdapat di
Kabupaten Nagan Raya tepatnya di Kecamatan Suka Makmue. Luas Gampong
Rameuan kurang lebih 20KM/Segi, dan terbagi beberapa Dusun yaitu Dusun Suak
Trieng, Dusun Rameuan dan Dusun Lampoh Teube. Adapun bahasa yang mereka
pergunakan sehari-hari adalah Bahasa Aceh, selain itu mereka juga dapat
berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia apabila mereka
berhadapan dengan etnis lain.
Tabel 6
Data luas wilayah Gampong Rameuan.
Gampong Luas wilayah Kebun Sawah Pemukiman
Rameuan 20Km/segi 50Ha 25Ha 25Ha
Sumber: Profil Gampong Rameuan 2013
4.1.1 Penduduk
Gampong Rameuan memiliki kepadatan penduduk sebanyak 549 jiwa,
dengan banyak jumlah kepala keluarga 165 KK. Dengan perincian dapat dilihat
dalam table berikut ini :
43
Tabel 7
Klasifikasi penduduk Gampong Rameuan berdasarkan Jurong/Dusun
No Jurong/Dusun Jumlah
KK Laki-Laki Perempuan
Jumlah (Jiwa)
1 Suak Trieng 78 128 123 251
2 Rameuan 35 63 56 119
3 Lampoh Teube 52 91 88 179
Total 165 282 267 549
Sumber: Profil Gampong Rameuan, 2013
Tabel 8. Data Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia
No U r a i a n Jenis Kelamin Jumlah
(jiwa) Lk Pr
1. 0 bulan – 12 bulan 10 11 21
2. 13 bulan – 04 tahun 12 15 27
3. 05 tahun – 06 tahun 14 24 38
4. 07 tahun – 12 tahun 21 30 51
5. 13 tahun – 15 tahun 31 31 62
6. 16 tahun – 18 tahun 34 22 56
7. 19 tahun – 25 tahun 33 24 57
8. 26 tahun – 35 tahun 32 21 53
9. 36 tahun – 45 tahun 21 20 41
10. 46 tahun – 50 tahun 21 20 41
11. 51 tahun – 60 tahun 20 19 39
12. 61 tahun – 75 tahun 18 15 33
13. Diatas 75 tahun 15 15 30
T O T A L 282 267 549
Sumber: Profil Gampong Rameuan, 2013
Jika dilihat dari segi pendidikan, masyarakat Gampong Rameuan sekarang
ini secara keseluruhan tampak adanya perkembangan dalam bidang pendidikan,
terlebih lagi dengan adanya sarana pendidikan seperti SD/sederat, SLTP/sederajat,
SLTA/sederajat, naiknya antusias masyarakat di bidang pendidikan terlihat dari
kenginanan untuk melanjutkan menimba ilmu sampai pada jenjang perguruan
44
tinggi, ini satu hal yang sangat patut diberi apresiasi positif bagi kelangsungan
pembangunan pendidikan di Aceh, khususnya masyarakat Gampong Rameuan.
Dari data di atas dapat dilihat banyaknya yang bekerja, namun tampak
perbedaan jumlah yang bekerja sebagai remaja dibandingkan dengan yang bekerja
di bidang lain. Dalam hal ini penulis menetapkan informan menurut klasifikasi
menurut pekerjaan sehingga nanti akan dapat memberikan data tingkat pengaruh
Narkoba pada remaja Gampong Rameuan
4.1.2 Hasil Penelitian
Data ini diambil untuk mengetahui sejauh mana pemahaman informan
dalam memahami pengaruh ganja terhadap perilaku remaja dalam hidup
bermasyarakat.
Pada umumnya masyarakat Gampong Rameuan mengerti dan memahami
pengaruh ganja terhadap perilaku remaja, hal ini didukung oleh Bapak
Muhammad Isa, selaku keuchik Rameuan yang menyatakan,
“Sebahagian besar masyarakat Gampong Rameuan ini sudah mengerti dan
memahami pengaruh ganja terhadap perilaku remaja, yang dapat merusak diri
sendiri seperti perubahan sel otak, juga berpengaruh terhadap orang lain karena
perilaku yang susah ditebak seperti lekas marah, kebut kebutan motor sehingga
meresahkan masyarakat”
Hasil Wawancara: Muhammad Isa, Keuchik Rameuan (20 Agustus 2013)
Masyarakat Gampong Rameuan sebahagian paham pengaruh ganja
terhadap perilaku remaja, hal ini terlihat dari banyak jumlah informan sebanyak
45
enam belas orang dari dua puluh lima informan yang menyatakan hal tersebut,
salah seorang tokoh masyarakat, Rameuan yang menyatakan,
“Remaja yang memakai ganja itu memang terlihat dari perilaku mereka setelah
mengisap ganja seperti terlalu banyak bicara, ngawur, berhalusinasi, mata merah,
selera makannya meningkat”.
Hasil Wawancara: Zulkifli, Tokoh masyarakat Rameuan (22 Agustus 2013)
Hal lainnya juga diungkapkan oleh salah seorang remaja siswa SLTP
Rameuan “Pengaruh ganja terhadap perilaku remaja menurut saya sangat besar,
selain merusak saraf juga membuat kecanduan sehingga mengesampingkan norma
yang ada demi mendapatkan ganja, seperti melawan orang tua, mencuri”
Hasil Wawancara: Efendi, remaja Gampong Rameuan (4 Agustus 2013).
Terdapat kasus Azhar seorang remaja rameuan yang mengkonsumsi ganja
melakukan tindakan mencuri ayam demi mendapatkan uang untuk membeli ganja.
Perilaku remaja ini jelas telah meresahkan masyarakat serta berpengaruh buruk
terhadap kehidupan dalam bermasyarakat.
Sedangkan M. Akmal mengatakan “Sepengatahuan saya pengaruh ganja
terhadap perilaku remaja memang sangat mengkhawatirkan, selain
membahayakan diri sendiri juga bisa membahayakan orang lain, seperti jika sudah
kecanduan dan butuh ganja tetapi tidak punya uang maka jalan apapun akan
ditempuh si pemakai yang sudah kecanduan melawan orang tua, mencuri
misalnya”.
Hasil Wawancara: M. Akmal Remaja Gampong Rameuan, (2 september 2013).
46
Dari data yang diperoleh bahwa pemakaian Ganja oleh Remaja, sangat
berpengaruh pada perilaku si remaja sendiri seperti yang diungkapkan oleh salah
seorang informan masyarakat Rameuan yang menyatakan,
“Saya pribadi melihat sendiri pengaruh ganja terhadap perilaku putra sulung saya ketika saya mulai mencurigai kalau ia memakai ganja, sifat lekas marah yang
tidak dapat dijelaskan, kurang berbicara dengan orang lain, kehilangan minat padahal dulunya ia paling hobi olah raga, malas mengurus diri, juga malas beribadah padahal biasanya rajin, akhirnya ketahuan kalau ia memakai ganja”.
Hasil Wawancara: Halimah Masyarakat Rameuan, (6 September 2013)
Dari data yang diperoleh bahwa pengaruh ganja terhadap perilaku remaja
dalam hidup bermasyarakat pada umumnya remaja yang memakai ganja kurang
berinteraksi dengan masyarakat, mereka lebih suka kumpul dengan sesama
pemakai ganja. Berikut ungkapan salah seorang informan yang menyatakan hal
tersebut.
“Ganja memang sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja dalam hidup
bermasyarakat, pada umumnya mereka kurang berinteraksi dengan masyarakat,
tidak ada yang namanya tegur sapa, mata merah, banyak bicara ngawur, suka buat
resah masyarakat karena kebut kebutan sepeda motor, entah bagaimana generasi
kita di masa depan nanti”.
Hasil Wawancara: Fatimah, masyarakat Rameuan (3 September 2013)
Salah seorang tokoh masyarakat, Rameuan lainnya menyatakan, “Dalam
hidup bermasyarakat pasti terdapat aturan, norma serta interaksi dengan semua
tetapi bagi remaja yang memakai ganja, hal ini sering dikesampingkan”.
Hasil Wawancara: Hafnidar, Tokoh masyarakat Rameuan, (6 September 2013)
Dari data yang diperoleh perilaku remaja gampong Rameuan yang
memakai ganja mereka lebih agresif dan mudah marah sehingga dapat
47
menimbulkan kekerasan hal ini di sebabkan oleh umur mereka yang masih muda
mengkonsumsi ganja sehingga emosi jadi tidak terkontrol.
Hal ini juga dikemukakan oleh salah seorang remaja Gampong Rameuan yang
menyatakan,
“Ganja sangat berpengaruh pada kehidupan perilaku remaja gampong Rameuan, karena selain merusak diri sendiri, mereka lebih agresif, gampang marah, kehilangan minat, juga merusak keluarga
dengan melawan orang tua, lekas marah, acuh tidak acuh terhadap anggota keluarga, tidak memperdulikan perasaan orang lain dan juga
masyarakat di sekitarnya dengan perilaku juga bisa menimbulkan kekerasan karena mereka masih muda dan labil dalam emosi” Hasil Wawancara: Jafar, remaja Rameuan (26 September 2013).
Hal ini juga senada yang dikemukakan oleh salah seorang tokoh
masyarakat, Rameuan yang menyatakan,
“Akibat dari pemakaian Ganja oleh remaja Rameuan, perilaku nya jadi tidak
teratur, melawan oarang tua dan dan membuat resah warga Gampong”.
Hasil Wawancara: Nya`Man, Tuha Peut Rameuan, (26 September 2013)
Dari data yang diperoleh mengenai faktor yang mempengaruhi remaja
Gampong Rameuan memakai ganja bahwa selalu terdapat alasan yang mendasari
remaja khususnya untuk melakukan segala sesuatu, baik itu berasal dari diri
sendiri maupun orang lain, begitu pula beberapa hal yang melatarbelakangi remaja
di Gampong Rameuan memakai ganja.
Berikut ini beberapa alasan yang melatarbelakangi remaja memakai ganja,
seperti yang diungkapkan oleh salah seorang masyarakat Rameuan yang
menyatakan,
“Salah satu yang menyebabkan remaja memakai Ganja menurut saya pada
dasarnya karena rasa ingin tahu dan ikut ikutan, karena masa remaja sering kali
48
dipenuhi oleh rasa ingin tahu dan mencoba segala sesuatu tanpa alasan yang
jelas”.
Hasil Wawancara Syarifah Humaira, Masyarakat Rameuan, (27 September 2013)
Banyak hal yang mempengaruhi remaja rameauan menggunakan Ganja
salah satunya karena ikut ikutan dan tidak mendapat perhatian keluarga. Berikut
pernyataan yang dikemukakan oleh salah seorang informan.
“Saya pribadi sering memperhatikan remaja Rameuan yang memakai ganja,
pertama cuma ikut ikutan teman, asyik ngumpul sama teman ketimbang di rumah
“setia kawan” itu istilah mereka, sehingga untuk menunjukkan solidaritasnya
mereka ikut memakai ganja, hal ini terungkap dari tiga remaja teman saya yang
memang keluarganya tidak akur”
Hasil Wawancara Efendi, remaja Rameuan, (27 September 2013)
Hal ini juga dikemukakan oleh salah seorang Guru di salah satu SLTP di
Rameuan yang menyatakan,
“Banyak hal yang mempengaruhi perilaku remaja rameauan menggunakan Ganja
menurut saya, seperti karena ketidaktahuan tentang ganja yang dapat
menimbulkan dampak negatif yang bisa berakibat fatal, seperti ketidaktahuan
akibatnya terhadap fisik, mental moral, masa depan, keluarga, kehidupan
bermasyarakat juga bangsa serta kehidupan diakhirat”.
Hasil Wawancara: Mahdalena Guru di Rameuan, (26 September 2013)
Iklan ternyata juga mempunyai pengaruh besar dalam menetukan
kebiasaan merokok seseorang terutama remaja, sebagian remaja mengkonsumsi
merek rokok yang paling sering diiklankan yang mengakibatkan remaja
menganggap merokok itu menarik dan ingin mencobanya, jika remaja sudah
49
merokok maka membuka peluang untuk menggunakan ganja juga. Seperti
pernyataan salah seorang informan, masyarakat Rameuan yang mengatakan
bahwa
“Saya pribadi selaku orang tua yang mana anak masih SMP sudah kedapatan
merokok katanya ikut iklan di TV, laki laki merokok. Karena saya larang dia
merokok sembunyi sembunyi dan malah memakai ganja kata temannya. Sekarang
yang saya lakukan bukan lagi upaya pencegahan tapi penyembuhan, dia saya
kirim ke pesantren, dan alhamdulillah sudah sembuh dan sudah dua tahun di sana,
agama adalah hal yang sangat penting sebagai landasan remaja agar remaja
terhindar dari ganja”
Hasil Wawancara: Umi Kalsum, Masyarakat Rameuan, (27 September 2013)
Dari data yang diperoleh remaja yang memakai ganja di Gampong
Rameuan hampir pada umumnya dari keluarga yang tergolong mampu dalam hal
ekonomi. Dalam hal ini pemakaian ganja oleh remaja tergantung pada kepribadian
masing masing. Baik tidaknya kepribadian seseorang tergantung pada pemahaman
dan keyakinan terhadap agama. Apabila kepribadian seseorang labil dan mudah
dipengaruhi orang lain akan mudah terjerumus dan tergoda memakai ganja seperti
yang terjadi pada beberapa remaja di Gampong Rameuan.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang informan masyarakat
Gampong Rameuan yang mengemukakan “Menurut saya faktor yang sangat fatal
yang dapat mempengaruhi seseorang memakai ganja yaitu kepribadian seseorang
dan keyakinan terhadap agama. Apabila kepribadian seseorang kurang baik serta
keyakinan agamanya mudah goyah akan mudah dipengaruhi orang lain dan akan
mudah tergoda untuk memakai ganja”.
50
Hasil Wawancara: Firman, Masyarakat Rameuan (28 September 2013).
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Ganja Terhadap Perilaku Remaja dalam Kehidupan
Bermasyarakat di Gampong Rameuan Kecamatan Suka Makmue
Kabupaten Nagan Raya
Bahaya ganja dapat menyerang dari berbagai celah tanpa peduli usia jenis
kelamin ataupun latar belakang sosial keluarga. Pemakai ganja yang sering di
jumpai adalah remaja yang pada umumnya para pelajar hal ini juga terjadi di
Gampong Rameuan kecamatan Suka Makmue Kabupaten Aceh Barat. Pada jam-
jam pelajaran di sekolah baik tingkat SLTP maupun SLTA di Rameuan kerap di
temui pelajar yang bolos, mereka mencari tempat-tempat yang sepi untuk
memakai ganja ini. Bahkan ada juga yang berani di jalanan umum tanpa takut
terlihat oleh orang lain.
Biasanya para pelajar tidak sendiri mereka mengajak temannya dua atau
tiga orang bahkan lebih untuk sama-sama menikmati ganja tersebut. Transaksi
dilakukan pada malam hari, menurut beberapa remaja yang pemakai mereka
mendapatkan ganja dari seseorang yang sudah dikemas dalam plastik kecil ukuran
seperdelapan, dengan bandrol harga lima belas ribu untuk satu kemasan, dari hasil
temuan terdapat sembilan enam belas remaja Rameuan yang sudah positif
mengkonsumsi ganja.
Menurut keterangan yang diperoleh dari pihak kepolisian bidang Narkoba
Nagan raya, memang di Aceh kasus ganja makin meningkat, begitu juga halnya di
Kabupten Nagan Raya, memang ada beberapa remaja yang kedapatan namun
sudah diproses sesuai jalur hukum mengingat mereka adalah remaja yang
manyoritas adalah pelajar, pihak kepolisian sendiri sudah berupaya melacak
51
keberadaan pengedar yang ada di Nagan Raya, mengenai upaya penanggulangan
seperti sosialisasi bahaya Narkoba khususnya pada remaja memang masih kurang
dilakukan.
Dari data hasil temuan diperoleh bahwa ganja berpengaruh terhadap
perilaku remaja dalam kehidupan bermasyarakat. Perilaku remaja Rameuan yang
mengkonsumsi mereka cenderung tidak mau berinteraksi dan komunikasi dengan
keluarga juga masyarakat di sekitarnya, hal bisa disebabkan oleh reaksi tidak mau
menerima saran atau permintaan sederhana dari orang lain dan sifat marah yang
tidak terkontrol, sehingga menyebabkan berkurangnya perhatian terhadap
perasaan orang lain yang ada di sekitarnya. Sehingga remaja Pemakai ganja di
Rameuan mengacuhkan semua peraturan yang ada dalam keluarga maupun
masyarakat tempat tinggalnya.
Hal ini relevan dengan yang diutarakan oleh para ahli bahwa Ganja
termasuk kedalam narkotika golongan 1 dalam Undang Undang Nomor 22 Tahun
1997, yang mengandung sejenis bahan kimia yang disebut Tetrahyldrocannabinol
(THC), bahan ini bersifat racun dan dapat mempengaruhi suasana hati,
penglihatan dan pendengaran. Pemakaian ganja mempengaruhi 3 aspek sosial
didalam kehidupan, diantaranya mampu merubah kepribadian korban secara
drastis, seperti berubah menjadi pemurung, pemarah, bahkan melawan terhadap
apapun dan siapapun.
Dari data yang ditemukan bahwa perilaku remaja yang memakai ganja
mereka lebih agresif dan mudah marah sehingga dapat menimbulkan kekerasan
hal ini di sebabkan oleh umur mereka yang masih muda mengkonsumsi ganja
sehingga emosi jadi tidak terkontrol.
52
Pada satu kasus di Rameuan, Azhar seorang remaja rameuan yang
mengkonsumsi ganja melakukan tindakan mencuri ayam demi mendapatkan uang
untuk membeli ganja. Perilaku remaja ini jelas telah meresahkan masyarakat serta
berpengaruh buruk terhadap kehidupan dalam bermasyarakat.
Hal ini relevan dengan yang diungkapkan oleh para ahli, berbuat yang
menganggu orang lain, yang tidak saja berakibat terhadap diri yang berbuat
melainkan mendapat hukuman masyarakat yang berkepanjangan, mengambil
milik orang lain demi memperoleh uang, mengganggu ketertiban umum, kebut-
kebutan sehingga menimbulkan kecelakaan dan bahaya terhadap orang lain,
bertindak kriminal, pada umumnya korban sudah kehilangan harga diri dan
perasaan, hingga tega berbuat apa saja demi mendapatkan apa yang dia inginkan
seperti berkelahi, mencuri, memeras, menodong, merampok bahkan membunuh.
Lydia Harlina Martono, et.all. (2006, h: 6)
Pemakaian ganja dalam jangka panjang menyebabkan daya tahan tubuh
terhadap infeksi menurun, peradangan paru paru, aliran darah ke jantung menjadi
berkurang serta terjadi perubahan pada sel sel otak. Tehadap keluarga tidak segan
mencuri uang atau bahkan menjual barang-barang di rumah yang bisa diuangkan,
tidak lagi menjaga sopan santun di rumah, bahkan melawan kepada orang tua,
kurang menghargai harta milik di rumah seperti mengendarai kendaraan tanpa
memperhitungkan rusak atau menjadi hancur sama sekali, mencemarkan nama
keluarga.
Penggunaan ganja termasuk dalam katagori perilaku menyimpang, adapun
perilaku menyimpang dalam perspektif sosiologi merupakan perilaku yang tidak
sesuai atau berbeda dalam masyarakat. Masyarakat dalam perilakunya selalu
53
berusaha agar setiap anggotanya berperilaku sesuai dengan harapannya, namun
kita selalu menjumpai adanya perilaku masyarakat yang berbeda. Perbedaan
tersebut dapat dikatagorikan perilaku menyimpang.
Dari hasil penelitian di lapangan didapat data mengenai perubahan
perilaku pada remaja Rameuan dipengaruhi oleh perkembangan remaja itu sendiri,
dalam perspektif psikologi remaja mengalami perkembangan fisik maupun psikis
atau sering disebut masa transisi atau peralihan dari masa kehidupan anak-anak
menuju kedewasaan yang sering ditandai dengan krisis kepribadian atau krisis
percaya diri atau dengan kata lain kurang percaya diri. Perubahan fisik dan psikis
yang sangat cepat menyebabkan perubahan peranan yang berujung pada
perubahan perilaku remaja, seperti timbul rasa tertekan, dorongan untuk
mendapatkan kebebasan, kegoncangan emosional, rasa ingin tahu yang menonjol,
adanya fantasi yang berlebihan, ikatan kelompok yang kuat dan krisis identitas
diri.
54
Berikut beberapa data hasil penelitian mengenai pengaruh ganja terhadap
perilaku remaja yang dideskripsikan melalui tabel berikut ini.
Tabel 4.2.1 Data Perilaku Remaja Pemakai Ganja
No Perilaku remaja pemakai ganja Jumlah
1 Perilaku yang susah ditebak 1
2 Banyak bicara ngawur 2
3 Berhalusinasi 1
4 Mata merah 2
5 Nafsu makan meningkat 1
6 Mengesampingkan norma yang ada 2
7 Mencuri 2
8 Lekas marah 3
9 Komunikasi dengan orang lain berkurang 2
10 Kehilangan minat 2
11 Malas mengurus diri 1
12 Kebut kebutan 1
13 Meresahkan masyarakat 4
14 Melawan orang tua 4
15 Malas beribadah 3
Jumlah 31
Sumber: Hasil Penelitian Rameuan 2013
4.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Memakai Ganja di Gampong
Rameuan Kecamatan Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya
Pada data temuan lapangan yang peneliti peroleh, didapatkan beberapa
faktor yang mempengaruhi remaja memakai ganja di Gampong Rameuan yaitu:
Remaja memakai ganja pertama sekali didorong oleh rasa ingin tahu dan
ikut ikutan teman, sehingga untuk menunjukkan solidaritas setia kawan mereka
ikut memakai ganja. Hal lainnya yaitu karena ketidaktahuan tentang bahaya ganja
yang dapat menimbulkan dampak negatif yang bisa berakibat fatal, seperti
ketidaktahuan akibatnya terhadap fisik, mental moral, masa depan, keluarga,
kehidupan bermasyarakat juga bangsa serta kehidupan di akhirat
55
Lingkungan merupakan hal kedua yang didapat oleh seorang anak setelah
keluarga, remaja akan mudah terpengaruh jika teman, keluarga dan lingkungan
tempat tinggalnya tidak mendukungnya untuk bertindak baik serta kurangnya
pengawasan dari orang tua dan keadaan keluarga yang tidak akur atau harmonis
mendorong remaja mencari tempat yang menurutnya dapat memahami diri dan
permasalahannya yang bisa membuat tenang dan lupa akan masalah yang
dihadapinya. Hal ini relevan dengan yang dikemukakan oleh salah seorang pakar
Hurlock (2004: h.39) mengatakan bahwa perilaku anak bermasalah atau
menyimpang ini muncul karena penyesuaian yang harus dilakukan anak terhadap
tuntutan dan kondisi lingkungan yang baru. Berarti semakin besar tuntutan dan
perubahan semakin besar pula masalah penyesuaian yang dihadapi anak tersebut.
Iklan ternyata juga mempunyai pengaruh besar dalam menentukan
kebiasaan merokok seseorang terutama remaja, sebagian remaja mengkonsumsi
merek rokok yang paling sering diiklankan yang mengakibatkan remaja
menganggap merokok itu menarik dan ingin mencobanya, jika remaja sudah
merokok maka membuka peluang untuk menggunakan ganja juga yang terakhir
adalah kepribadian, kepribadian seseorang tergantung pada pemahaman dan
keyakinan terhadap agama. Apabila kepribadian seseorang labil dan mudah
dipengaruhi orang lain akan mudah terjerumus dan tergoda memakai ganja
sehingga mengenyampingkan nilai serta norma yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat seperti yang terjadi pada beberapa remaja di Gampong Rameuan.
Hal ini relevan dengan pendapat ahli mengenai penyebab remaja
menggunakan NAPZA yang ganja juga termasuk di dalamnya.
56
Faktor sosial yang sering dikatakan berpengaruh pada penyalahgunaan
narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya yaitu tekanan hidup dan
etika kebudayaan. Selanjutnya faktor pribadi, faktor ini yang paling menentukan
seseorang terjerumus atau tidak kedalam penyalahgunaan NAPZA, yaitu Rasa
ingin tahu, mencari hiburan dan kesenangan, ketidaktahuan, kesadaran diri ,
berontak, pelarian, kompulsi, merusak diri, agar diterima oleh kelompok (Ugan T.
Aceng 2008, h. 55).
Berikut beberapa data hasil penelitian mengenai faktor penyebab remaja
Gampong Rameuan memakai ganja yang dideskripsikan melalui tabel berikut ini.
Tabel 4.2.2 Faktor Penyebab Remaja Rameuan Memakai Ganja
No Faktor Penyebab Jumlah
1 Rasa ingin tahu 3
2 Ikut ikutan teman 4
3 Ketidaktahuan bahaya ganja 4
4 Lingkungan yang tidak positif 3
5 Iklan 2
6 Keyakinan agama yang labil 4
Jumlah 20
Sumber: Hasil Penelitian Rameuan 2013
Oleh karena itu untuk mengatur ketertiban dan kepatuhan terhadap norma
kehidupan bermasyarakat diperlukan suatu norma hukum. Hoeber dalam Schoorl
(2000: h.80) menyebutkan empat fungsi dasar hukum sebagai sarana kontrol
sosial dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu :
1. Untuk menetapkan hubungan-hubungan antar anggota masyarakat,
dengan menunjukan jenis-jenis perilaku apa saja yang diperbolehkan
dan yang dilarang.
2. Menentukan pembagian kekuasaan dan merinci siapa saja yang
mewakili kewenangan untuk melakukan pemaksaan, serta siapa saja
57
yang harus mentaatinya. Sekalipun memilihkan sanksi-sanksi yang
tepat dan efektif;
3. Menyelesaikan sikap sengketa
4. Memelihara kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
kondisi kehidupan yang berubah, dengan cara merumuskan kembali
hubungan-hubungan antar anggota masyarakat. Apabila fungsi- funsgi
ini dijalankan dengan benar dan konsekuen, dapat diharapkan perilaku
manusia dan tata kehidupam masyarakat akan sesuai dengan kaidah,
norma, nilai dan aturan yang berlaku secara universal.
58
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Ganja terhadap
remaja dalam kehidupan bermasyarakat di Gampong Rameuan Kecamatan Suka
Makmue Kabupaten Nagan Raya, kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa,
1. Ganja berpengaruh terhadap remaja dalam kehidupan bermasyarakat
disebabkan,
a. Remaja yang mengkonsumsi ganja mereka sulit untuk berinteraksi dan
komunikasi baik dengan keluarga maupun masyarakat di sekitarnya,
hal bisa disebabkan oleh reaksi atau efek dari penggunaan ganja.
b. Reaksi yang berlebihan pada kritikan ringan atau permintaan
sederhana dari orang lain
c. Sifat marah remaja yang memakai ganja yang tidak terkontrol
d. Remaja yang memakai ganja mengacuhkan semua peraturan, nilai
serta norma yang berlaku dalam keluarga maupun masyarakat tempat
tinggalnya.
2. Adapun faktor yang mempengaruhi remaja memakai Ganja adalah:
a. Remaja memakai ganja pertama sekali didorong oleh rasa ingin tahu
dan ikut ikutan teman, sehingga untuk menunjukkan solidaritas setia
kawan mereka ikut memakai ganja.
b. Ketidaktahuan tentang bahaya ganja yang dapat menimbulkan dampak
negatif yang bisa berakibat fatal, seperti ketidaktahuan akibatnya
59
terhadap fisik, mental moral, masa depan, keluarga, kehidupan
bermasyarakat juga bangsa serta kehidupan di akhirat.
c. Lingkungan merupakan hal kedua yang didapat oleh seorang anak
setelah keluarga, remaja akan mudah terpengaruh jika teman, keluarga
dan lingkungan tempat tinggalnya tidak mendukungnya untuk
bertindak baik.
d. Kurangnya pengawasan dari orang tua dan keadaan keluarga yang
tidak akur atau harmonis mendorong remaja memakai ganja
e. Iklan mempunyai pengaruh besar dalam menentukan kebiasaan
merokok seseorang terutama remaja jika remaja sudah merokok maka
membuka peluang untuk menggunakan ganja.
f. Kepribadian seseorang labil dan mudah dipengaruhi orang lain akan
mudah terjerumus dan tergoda memakai ganja sehingga
mengenyampingkan nilai serta norma yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat.
Fakta tersebut harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak terkait,
baik masyarakat maupun aparat berwajib, karena penyalahgunaan narkoba itu
selain melanggar hukum juga dapat merusak moral generasi bangsa. Dalam
mengatasi penyalahgunaan narkoba tersebut, tidak cukup hanya dengan
menggunakan pendekatan penegakan hukum, tapi juga harus disertai dengan
upaya penyuluhan dan sosialisasi mengenal bahaya narkoba kepada masyarakat,
terutama kepada remaja.
60
5.2 Saran
Dalam hal ini diperlukan perhatian banyak pihak dalam upaya-upaya
pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan ganja. Bagi para remaja, dapat
melakukan langkah dini pada diri sendiri yaitu kenali dan hargai diri sendiri,
gunakan waktu luang untuk kegiatan positif, pilih teman bergaul yang baik, atasi
masalah tanpa ganja atau narkoba, jika ada masalah yang dihadapi konsultasikan
kepada orang tua atau orang yang dapat dipercaya dan memperbanyak iman dan
taqwa kepada Tuhan, selain itu untuk menghindari pemakaian ganja hindarilah
rokok, karena rokok merupakan pintu pertama penyalahgunaan ganja khususnya
pada remaja.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi. Revisi V. Rineka Cipta. Jakarta.
Lydia Harlina Martono. 2006. Pencegahan Dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Balai Pustaka: Jakarta Moloeng,lexy J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Penerbit
Remaja Rosdakarya.
Parson. Talcott, 1969. Political and social structure, The Free Press. New York Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja.2003. Jakarta :
Badan Narkoba Nasional Republik Indonesia.
Robert M.Z. Lawang. 2005. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. (edisi revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Soerjono Soekanto, 2006. Sosiologi suatu pengantar terjemahan hasil ( Harry M
Johson, Sociology a Systematic Introduction. Bombay: Allied Publishers 1967:2)
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta .
Siti Rahayu Haditono, 1999, Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada. Ugan, T Aceng. 2008. Bahaya NAPZA Bagi Remaja. CV Alfarisi Putra.:
Bandung.
Widharto. 2007. Stop Mirasantika. Sunda Kelapa Pustaka: Klaten Sumber lainnya: