TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) (Studi kasus: Home Industry Pembuatan Tahu di Kartasura) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : MARDIYANTO D 600 020 048 02.6.106.03064.5.048 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008
184
Embed
TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/1654/1/D600020048.pdf · TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (R ULA)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS AKHIR
ANALISA POSTUR KERJA
MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT
(RULA)
(Studi kasus: Home Industry Pembuatan Tahu di Kartasura)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikanstudi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh :
MARDIYANTOD 600 020 048
02.6.106.03064.5.048
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
ANALISA POSTUR KERJA
MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT
(RULA)
Tugas Akhir Ini Telah Diterima dan Disetujui Sebagai Salah Satu Syarat
Dalam Menyelesaikan Studi S-1 Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hari/Tanggal :
Disusun Oleh :
Nama : MARDIYANTO
NIM : D. 600 020 048
NIRM : 026.106.03064.5.048
Jurusan/Fakultas : Teknik Industri/Teknik
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I
Indah Pratiwi, ST.MT
Dosen Pembimbing II
Etika Muslimah, ST.MM.MT
HALAMAN PERSETUJUAN
TUGAS AKHIR
ANALISA POSTUR KERJA
MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT
(RULA)
Telah Dipertahankan Pada Sidang Pendadaran
Tingkat Sarjana Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada Hari/Tanggal :
Jam :
Dosen Penguji :
Indah Pratiwi, ST.MT
Ketua
Etika Muslimah, ST.MM.MTAnggota
Much. Djunaidi, ST.MTAnggota
Eko Setiawan, ST.MTAnggota
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Industri
Ir. H. Sri Widodo, MT Munajat Tri Nugroho, ST. MT
MOTTO
Kata yang paling cantik di bibir manusia adalah ibu, ibu adalah segalanya. Ia
menjadi sumber segala cinta, berkah, rasa simpati dan maaf.
(Kahlil Gibran)
Sambut semua dengan senyum danpenuh ikhlas, meski kadang semua tak
pernah kita harap, meski kadang itu luka. Tapi itu sulit bagi orang dengan
jiwa yang gelap akan surga.
Tak usah kita sengaja mencipta dosa, tanpa kita sengajapun, suatu saat
dosapun kan menghampiri dengan sendirinya, karena kita sebagai manusia tak
sempurna.
PERSEMBAHAN
Laporan Tugas Akhir Ini PenulisPersembahkan Untuk :
1. Bapak, Ibu dan kakakkutercinta.
2. Teman-teman X-treem
Cost
3. Teman – teman TeknikIndustri ’02.
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat,
taufik,dan hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini
yang berjudul “ ANALISA POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID
UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)”.
Penyusunan laporan tugas akhir ini diajukan sebagai suatu kelengkapan dan
persyaratan guna menempuh dan mencapai gelar sarjana Teknik Industri Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Ir. H. Sri Widodo, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2. Bapak Munajat Tri Nugroho, ST. MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Ibu Indah Pratiwi, ST. MT selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dari awal penulisan sampai
terselesainya laporan ini.
4. Ibu Etika Muslimah, ST. MM.MT selaku pembimbing II yang telah sabar dan
ikhlas memberikan bimbingan sampai tersusunnya laporan tugas akhir ini.
5. Bapak Kasno selaku pemilik pabrik tahu, yang telah memberikan kesempatan
untuk melakukan penelitian pabriknya.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi doa dan bantuan baik berupa
moril maupum spirituil, terima kasih buat kasih sayangnya yang tak henti-
hentinya mengalir.
7. Kakakku tercinta Panji Atmoko, mbakku Maya Puspita Sari terima kasih buat
supportnya.
8. Adekku ”Verry Desta Widyatama” ampun nakal nggih!!!.
Penggunaan tenaga manusia dalam dunia industri di Indonesia,khususnya industri kecil, masih sangat dominan. Fleksibilitas gerakan merupakanalasan kuat penggunaan tenaga manusia, terutama untuk kegiatan penagananmaterial secara manual (Manual Material Handling). Akan tetappi aktivitasMMH diidentifikasi beresiko besar sebagai penyebab penyakit tulang balakang(Law Back Pain). Akibat dari penanganan material yang cukup berat, posisi danpostur kerja yang tidak baik serta pengulangan pekerjaan yang tinggi. Penelitianini bertujuan mengidentifikasi dan mengevaluasi postur kerja yang tidak amanbagi tubuh manusia dan mengetahui bagaimana pengaruh antara sikap atau posturkerja pekerja dengan tempat kerja bagi pekerja pembuatan tahu di Kartasura,Sukoharjo.
Pengumpulan data dengan melakukan studi lapangan dan wawancaraterhadap pekerja untuk mendapatkan data yang diinginkan. Data tersebut adalahdata postur pekerja yang meliputi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan,leher, punggung dan kaki untuk dilakukan pengolahan data dengan menggunakanmetode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Output yang didapat berupakategori action level yang menunjukkan apakah postur kerja yang dilakukansudah aman.
Pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat diketahui nilaiaction level yang dapat memberikan rekomendasi perbaikan pada masing-masingpostur kerja. Tiga stasiun kerja yang diamati yaitu stasiun perendaman terdapat62,5% postur berbahaya, dan stasiun pemasakan dan penyaringan terdapat86,96% postur bebahaya. Hal ini menunjukkan perlu adanya perubahan sesegeramungkin atau saat itu juga.
Kata kunci: Postur kerja, muskuloskeletal, RULA, tempat kerja.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan tenaga manusia dalam dunia industri masih dominan, terutama
kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material Handling/MMH).
Kelebihan MMH bila dibandingkan dengan penggunaan material menggunkan
alat bantu adalah fleksibilitas gerakan yang dapat dilakukan untuk beban-beban
ringan. Akan tetapi aktivitas MMH diidentifikasi berisiko besar sebagai penyebab
utama penyakit tulang belakang (Low Back Pain). Beban kerja yang berat, postur
kerja yang salah dan perulangan gerakan yang tinggi, serta adanya getaran
terhadap keseluruhan tubuh merupakan keadaan yang memperburuk penyakit
tersebut (Luopajarvi, 1990).
Kinerja dan hasil kerja yang baik sangat dipengaruhi oleh tingkat kenyamanan
operator. Kenyamanan tersebut akan memacu performans kerja operator sehingga
aktivitas kerja operator akan tercapai. Hal tersebut dapat dipengaruhi kondisi
lingkungan dan alat kerja. jika landasan kerja terlalu tinggi maka pekerja akan
mengangkat bahu untuk menyesuaikan dengan ketinggian landasan kerja,
sehingga menyebabkan sakit pada bahu dan leher. Sebaliknya bila landasan
terlalu rendah maka tulang belakang akan membungkuk sehingga menyebabkan
kenyerian pada bagian belakang (backache) (Tarwaka, Sudiajeng dan Bakri,
2004).
Seperti yang kita ketahui bahwa melakukan aktivitas produksi terdapat
interaksi antara tenaga kerja (manusia/operator) dengan fasilitas produksi (mesin)
yang digunakan. Interaksi ini dapat berupa kesesuaian antara dimensi tubuh
operator (tenaga kerja) dengan dimensi mesin. Dilihat dari sudut pandang
ergonomi suatu produk (fasilitas produksi) dikatakan ergonomis apabila secara
anthropometris, faal, biomekanika dan fisiologis kompatibel dengan manusia
sebagai pemakainya (Sutalaksana, 1999).
Salah satunya adalah di Kartasura milik bapak Kasno, adalah salah satu
home industry yang bergerak di bidang pembuatan tahu. Dimana pekerja
melakukan aktivitas dari perendaman bahan baku, penggilingan, pemasakan,
penyaringan, pencetakan dan pemotongan hasil. Aktivitas tersebut dilakukan
secara manual dan membutuhkan waktu yang lama, bahkan pekerja didominasi
oleh sikap kerja berdiri.
Posisi kerja berdiri yang cukup lama akan memberikan tekanan pada saraf,
pembuluh darah dana otot pada kaki sehingga dapat menimbulkan gangguan pada
tubuh. Apabila posisi statis ini dipertahankan maka akan menimbulkan keluhan
pada sistem muskuloskeletal, seperti sakit pinggang, sakit leher, bahu, punggung,
lengan dan pergelangan tangan.
Berdasarkan hasil penelitian, keluhan pada sistem muskuloskeletal
diakibatkan penggunaan postur kerja yang tidak baik. Oleh karena itu studi untuk
menganalisa dan mengevaluasi postur kerja untuk meminimalkan cidera otot pada
tulang belakang pekerja perlu dilakukan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah postur kerja yang aman pada pekerjaan pembuatan tahu
berdasarkan metode RULA
2. Bagaimanakah rekomendasi postur kerja yang aman berdasarkan metode
RULA.
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembahasan masalah agar lebih terarah pada sasaran, penulis memberikan
batasan-batasan antara lain:
a. Variabel pengamatan adalah postur kerja yang meliputi sikap leher,
punggung, lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan, berat beban
kerja berdasarkan klasifikasi postur kerja RULA.
b. Pengamatan dilakukan di industri pembuatan tahu pada home industry di
Kartasura.
c. Kondisi lingkungan kerja, yaitu pencahayaan, kebisingan, suhu, dan
kelembaban udara diasumsikan normal, dalam arti tidak menimbulkan
gangguan yang berarti.
d. Postur kerja yang diamati adalah sikap kerja berdiri, karena aktivitas kerja
yang dilakukan dalam kondisi tersebut.
e. Dalam pembahasan tidak melakukan perancangan, hanya berupa rekomendasi
atau usulan perbaikan
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi postur kerja yang tidak aman bagi tubuh
manusia.
b. Mengetahui bagaimana pengaruh antara sikap atau postur kerja pekerja
dengan tempat kerja.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan sebagi input atau masukan
pekerja untuk menentukan postur kerja pada aktivitas manual material
handling.
b. Bagi perusahaan, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan untuk
menentukan kriteria tempat kerja berdasarkan prinsip-prinsip ergonomi.
c. Bagi pekerja, penelitian ini diharapkan dapat meminimalkan cidera otot pada
tulang belakang akibat aktivitas dinamis penggunaan material secara manual.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan
sistematika penulisan laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi konsep dan teori yang relevan tentang konsep dan
prinsip dasar yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian
dan merumuskan masalah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang objek penelitian, gambaran objek, teknik
pengumpulan dan pengolahan data dan kerangka pemecahan masalah
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang hasil penelitian dan pengolahan data dengan metode
yang ditentukan, analisis hasil pengolahan data dan rekomendasi dari
metode tersebut.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan akhir dari laporan yang berisi kesimpulan dari hasil
penelitian dan saran yang ditujukan untuk perbaikan dari
permasalahan yang dihadapi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Ergonomi
Istilah ergonomi atau biasa pula dikenal dengan human factors mulai
dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya
telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya.
Ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos
(hukum alam) dan dapat didefisinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi,
psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan. Ergonomi
berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan
kenyamanan manusia di tempat kerja. (Nurmianto, 2003).
Menurut Sutalaksana (1979), untuk menciptakan hasil yang optimal
dalam penerapan ergonomi diperlukan informasi yang lengkap mengenai
kemampuan manusia dengan segala keterbatasanya. Salah satu usaha untuk
mendapatkan informasi-informasi ini, telah dilakukan penyelidikan.
Penyelidikan tersebut dilakukan menurut empat kelompok besar, yaitu :
a. Penyelidikan tentang display.
Yang dimaksud penyelidikan tentang display adalah bagian
lingkungan yang mengkomunikasikan keadaanya kepada manusia. Sebagai
contoh, jika ingin mengetahui berapa kecepatan sepeda motor yang sedang
dikemudikan, maka dengan melihat jarum speedometer tersebut kita akan
mengetahui kecepatan sepeda motor.
b. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendalianya.
Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika
bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktivitas
tersebut. Dimana penyelidikan ini banyak berhubungan dengan
Biomekanika.
c. Penyelidikan mengenai tempat kerja.
Agar didapat tempat kerja yang baik, yaitu sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia, maka ukuran tempat kerja tersebut harus sesuai
dengan dimensi tubuh manusia. Hal ini berkaitan dengan ergonomi
anthropometri
d. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah meliputi ruangan dan
fasilitas-fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia, serta kondisi
lingkungan kerja, yang keduanya banyak mempengaruhi tingkah laku
manusia.
Berdasarkan dengan bidang-bidang penyelidikan tersebut, maka
melibatkan sejumlah disiplin dalam ilmu ergonomi yaitu :
a. Anatomi dan fisiologi : struktur dan fungsi pada manusia.
b. Anthropometri : ukuran-ukuran tubuh manusia.
c. Fisiologi psikologi : sistem saraf otak.
d. Psikologi eksperimen : perilaku manusia.
Perancangan stasiun kerja merupakan salah satu output studi ergonomi
di bidang industri. Inputnya dapat berupa manusia yang tidak aman dalam
bekerja, kondisi fisik lingkungan kerja yang tidak nyaman dan ada hubungan
manusia mesin yang tidak ergonomi. Kondisi manusia dikatakan tidak aman
bila kesehatan dan keselamatan pekerja mulai terganggu. Kelelahan dan keluhan
pekerja pada muskuloskeletal merupakan salah satu indikasi adanya gangguan
kesehatan dan keselamatan pekerja. Keluham muskuloskeletal merupakan
keluhan-keluhan pada otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari
keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis
secara berulang dan waktu yang cukup lama, maka akan dapat menyebabkan
keluhan berupa kerusaka pada sendi ligamen dan tendon. Keluhan hingga
kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan muskuloskeletal
disordiers (MSDs) atau cidera pada sistem muskuloskeletal (Grandjean, 1993).
Studi MSDs pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan
hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot
rangka (skeletal) yangg meliputi otot leher, bahu, lengan, jari, punggung,
pinggang dan otot-otot bagian bawah. Diantar keluhan otot skeletal tesebut,
yang banyak dialami pekerja adalah otot bagian pinggang (Low Back Pain =
LBP). Laporan dari The Bureauof Labour Statistic (LBS) Departemen Tenaga
Kerja Amerika Serikat yang dipublikasikan pada tahun 1982 menunjukan
bahwa hampir 20% dari semua kasus sakit akibat kerja dan 25% biaya
kmperensi yang dikeluarkan sehubungan adanya keluhan/sakit pninggang.
Sementara itu National Safety Council melaporkan bahwa sakit akibat kerja
yang frekuensi kejadiannya paling tinggi adalah sakit punggung yaitu 22% dari
1.700.000 kasus (Waters,et al, 1996).
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keluhan otot
skeletal yaitu (Peter, 2000):
a. Peregangan otot yang berlebihan
Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang
diperlukan melampui kekuatan otot optimum. Apabila hal serupa sering
dilakukan, maka akan mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan
dapat mnyebabkan terjadinya cidera otot skeletal.
b. Aktivitas berulang
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus
sperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkut-angkut dan
sebagainya. Keluhan ini terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban
kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan relasasi.
c. Sikap kerja yang tidak alamiah
Sikap kerja yang tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi
bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi possisi alaamiah, misalnya
pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala
terangkat dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat
gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot
skeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik
tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan pekerja (Grandjean, 1993; Anis and McCanville, 1996;
Waters and Andeson, 1996 dan Manuaba, 2000).
2.2. Postur dan Pergerakan Kerja
Postur kerja merupakan pengaturan sikap tubuh saat bekerja. Sikap
kerja yang berbeda akan menghsilkan kekuatan yang berbeda pula. Pada saat
bekerja sebaiknya postur dilakuakan secara alamiah sehingga dapat
meminimalisasi timbulnya cidera muskuloskeletal. Kenyamanan tercipta bila
pekerja telah melakukan postur kerja yang baik dan aman.
Postur kerja yang baik sangat ditentukan oleh pergerakan organ tubuh
saat bekerja. Pergerakan yang dilakukan saat bekerja meliputi flexion, exension,
abduction, adducton, rotation, pronation dan supination. Flexion adalah
gerakan dimana sudut antara dua tulang terjadi pengurangan. Extension adalah
gerakan merentangkan (stretching) dimana terjadi peningkatan sudut antara dua
tulang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1. Abduction adalah
pergerakan menyamping menjauhi dari sumbu tengah (the median plane) tubuh.
Adduction adalah pergerakan kearah sumbu tengah (the median palne)
tubuh.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2. Rotation adalah
pergerakan dimana terjadi perputaran pada tulang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gmabar 2.3. Pronation adalah perputaran bagian tengah (menuju
kedalam) dari anggota tubuh. Supination adalah perputaran kerarah samping
(menuju keluar) dari anggota tubuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 2.4 (Tayyari, 1997).
Gambar 2.1 Flexion dan extension pada (a) bahu, (b) telapak tangan
dan (c) lengan
(c)
Gambar 2.2 Abduction dan adduction pada (a) telapak tangan,(b) bahu
dan (c) abduction vertical
Gambar 2.3 Posisi rotation
Gambar 2.4 Posisi pada lengan (a) supination dan (b) pronation
2.3. Sistem Kerangka Otot
Sistem kerangka otot tubuh manusia melibatkan bagian-bagian tubuh
yang berkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh organ
tubuh yaitu tulang, jaringan penghubung (sambungan cartilagnus, ligament dan
tendon) dan otot. Dalam system gerakan rangka otot, otot beraksi terhadap
tulang untuk mengendalikan gerak rotasi disekitar sambungan tulang
(Nurmianto, 1996). Yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa
biomekanika adalah rentang postur atau posisi aktivitas kerja, ukuran beban dan
ukuran manusia yang dievaluasi. Sedangkan kriteria keselamatan adalah
berdasarkan pada beban tekan (compression load) antara lumbar nomor lima
dan scrum nomor satu (L5/S1).
2.4. Cumulative Trauma Disorders (CTD)
Cumulative Trauma Disorders (dapat juga disebut sebagai Repetitive
Motion Injuries atau Musculoskeletal Disorders) adalah cidera pada sistem
kerangka otot yang semakin bertambah secara bertahap sebagai akibat dari
trauma kecil yang terus menerus yang disebabkan oleh desain yang buruk yaitu
desain alat sistem kerja yang membutuhkan gerakan tubuh dalam posisi yang
tidak normal serta penggunaan perkakas handtools atau alat lainnya yang terlalu
sering. Empat faktor penyebab timbulnya CTD adalah :
a. Penggunaan gaya yang berlebihan.
b. Gerakan sendi yang kaku yaitu tidak berada dalam posisi normal. Misalnya,
bahu yang terlalu terangkat ke atas, lutu yang terlalu naik, punggung terlalu
membungkuk dan lain-lain.
c. Perulangan gerakan yang sama terus menerus.
d. Kurangnya istirahat yang cukup untuk memulihkan trauma sendi.
Gejala yang berhubungan dengan CTD antara lain adalah terasa sakit
atau nyeri pada otot, gerakan sendi yang terbatas, dan terjadi pembengkakan.
Jika gejala ini dibiarkan maka akan menimbulkan kerusakan permanen (Niebel
dan Frevaldi, 1999).
CTD merusak sistem saraf Musculoskeletal yaitu urat saraf (nervers), otot,
tendon, ligamen, tulang dan tulang sendi (joint) pada pergerakan extrem dari
tubuh bagian atas (bahu, tangan, siku, pergelangan tangan), tubuh bagian bawah
(pinggul, lutut, kaki) dan bagian belakang (leher dan punggung/badan).
Punggung, leher dan bahu merupakan bagian yang rentan terkena CTD,
penyakit yang diakibatkan adalah nyeri pada tengkuk/bahu (cervical
synddrome), nyeri pada tulang belakang yang disebut Chronic Low back Pain.
Pada tanga dan pergelangan tangan terjadi penyakit trigger finger (tanga
bergetar), Raynaud’s syndrome (vibrasion white finger dan carpal tunnel
syndrome (Tayyari, 1997).
2.5. Rapid Upper Limb Assesment (RULA)
2.5.1 Definisi RULA (Rapid Upper Limb Assesment)
RULA atau Rapid Upper Limb Assesment dikembangkan oleh Dr.
Lynn Mc Attamney dan Dr. Nigel Corlett yang merupakan ergononom dari
universitas di Nottingham (University’s NottinghamInstitute of Occupational
ergonomics). Pertama kali dijelaskan dalam bentuk jurnal aplikasi ergonomi
pada tahun 1993 (Lueder, 1996).
Rapid Upper Limb Assesment adalah metode yang dikembangkan
alam bidang ergonomi yang menginvestigasikan dan menilai posisi kerja yang
dialakukan oleh tubuh bagian atas. Peralatan ini tidak melakukan piranti
khusus dalam memberikan pengukuran postur leher, punggung, dan tubuh
bagian atas sejalan dengan fungsi otot dan beban eksternal yang ditopang oleh
tubuh. Penilaian dengan menggunakan metode RULA membutuhkkan waktu
sedikit untuk melengkapi dan melakukan scoring general pada daftar aktivitas
yang mengindikasikan perlu adanya pengurangan resiko yang diakibatkan
pengangkatan fisik yang dilakukan operator. RULA diperuntukkan dan
dipakai pada bidang ergonomi dengan bidang cakupan yang luas
(McAtamney, 1993).
Teknologi ergonomi tersebut mengevaluasi pastur atau sikap, kekuatan
dan aktivitas otot yang menimbulkan cidera akibat aktivitas berulang
(repetitive starain injuries). Ergonomi diterapkan untuk mengevaluasi hasil
pendekatan yang berupa skor resiko antara satu sampai tujuh, yang mana skor
tertinggi menandakan level yang mengakibatkan resiko yang besar
(berbahaya) untuk dilakukan dalam bekerja. Hal ini bukan berarti bahwa skor
terendah akan menjamin pekerjaan yang diteliti bebas dari ergonomic hazard.
Oleh sebab itu metode RULA dikembangkan untuk mendeteksi postur kerja
yang berisiko dan dilakukan perbaikan sesegera mungkin (Lueder, 1996) .
RULA disediakan untuk menangani kasus yang menimbulkan resiko
pada muskuloskeletal saat pekerja melakukan aktivitas. Alat tersebut
memberikan penilaian resiko yang objektif pada sikap, kekuatan dan aktivitas
yang dilakukan pekerja. RULA telah digunakan di dunia internasional
beberapa tahun ini untuk menilai resiko yang dihubungkan dengan Work
Related Upper Linb Disorders (WRULD).
2.5.2 Perkembangan RULA
Metode ini sudah dikembangkan dalam industri garmen, dimana
pengukuran dilakukan pada operator yang melakukan tugas-tugasnya,
termasuk memotong pada saat berdiri pada meja pemotong, menjalankan
mesin dengan menggunakan salah satu mesin jahit, kliping, operasi
pengawasan dan pengepakan.
Metode ini menggunakan gambar postur tubuh dan tiga tabel untuk
memberikan evaluasi paparan terhadap faktor-faktor resiko. Faktor tersebut
menurut McPhee dosebut sebagai faktor beban eksternal (external load
factor).
Hal ini mencakup (McPhee, 1987):
a. Jumlah gerakan
b. Kerja otot statis
c. Kekuatan atau tenaga
d. Postur-postur kerja yang digunakan
e. Waktu yang digunakan tanpa adanya istirahat
Selain faktor-faktor ini, McPhee juga mengajukan beberapa faktor
penting lainnya yang mempengaruhi beban, namun akan sangat bervariasi
antara individu yang satu dengan yang lainnya. Faktor ini meliputi postur
kerja yang dilakukan, penggunaan otot yang statis yang perlu atau yang tidak
perlu tenaga, kecepatan dan keakuratan gerakan, frekuensi dan durasi istirahat
yang duilakukan oleh operator. Disamping itu ada faktor yang akan merubah
respon individu terhadap beban tertentu yaitu faktor individual (seperti usia
dan pengalaman), faktor lingkungan tempat kerja dan variabel-variabel
psikososial.
RULA dikembangkan untuk memenuhi tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan suatu metode pemeriksaan populasi pekerja secara cepat,
terutama pemeriksaan paparan (exposure) terhadap resiko gangguan tubuh
bagian atas yang disebabkan karena bekerja.
b. Menentukan penilaian gerakan-gerakan otot yang dikaitkan dengan postur
kerja, mengeluarkan tenaga, dan melakukan kerja statis dan repetitve yang
mengakibatkan kelelahan otot.
c. Memberikan hasil yang dapat digunakan pada pemeriksaan atau
pengukuran ergononmi yang mencakup faktor-faktor fisik, epidomiologis,
mental, lingkungan dan faktor organisional dan khususnya mencegah
terjadinya gangguan pada tubuh atas akibat kerja.
RULA dikembangkan tanpa membutuhkan piranti khusus. Ini
memudahkan peneliti untuk dapat dilatih dalam melakukan pemrikasaan dan
pengukuran tanpa biaya peralatan tambahan. Pemriksaan RULA dapat
dilakukan di tempat yang terbatas tanpa mengganggu pekerja. Pengembangan
RULA terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah pengembangan untuk
perekaman atau pencatatn postur kerja, tahap kedua adalah pengembangan
sistem penskoran (scoring) dan ketiga adalah pengembangan sakla level
tindakan yang memberikan suatu panduan terhadap level resiko dam
kebutuhan akan tindakan untuk melakukan pengukuran yang lebih terperinci.
Penilaian menggunakan RULA merupakan metode yang telah
dilakukan oleh Mcatamney dan Corlett (1993). Tahap-tahap menggunakan
metode RULA adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Pengembangan metode untuk pencatatan postur kerja
Untuk menGhasilkan suatu metode yang cepat digunakan, tubuh
dibagi menjadi dua bagian, yaitu grup Adan grup B. Grup A meliputi lengan
atas da lengan bawah serta pergelangan tangan. Sementara grup B meliputi
leher, badan dan kaki. Hal ini memastikan bahwa seluruh postur tubuh dicatat
sehingga postur kaki, badan dan leher yang terbatas yang mungkin
mempengaruhi postur tubuh bagian atas dapat masuk dalam pmeriksaan.
Kisaran gerakan untuk setiap bagian tubuh dibagi menjadi bagian-
bagian menurut kriteria yang berasal dari interpretasi literatur yang relevan.
Bagian-bagian ini diberi angka sehingga angka 1 berada pada kisaran gerakan
atau postur kerja dimana resiko faktor merupakan terkecil atau minimal.
Sementara angka-angka yang lebih tinggi diberikan pada bagian-bagian
kisaran gerakan dengan postur yang lebih ekstrim yang menunjukkan adanya
faktor resiko yang meningkat yang menghasilkan beban pada struktur bagian
tubuh. Sistem penskoran (scoring) pada setiap postur bagian tubuh ini
menghasilkan urutan angka yang logis dan mudah untuk diingat. Agar
memudahakan identifikasi kisaran postur dari gambar setiap bagian tubuh
disajikan dalam bidang sagital.
Pemeriksaan atau pengukuran dimulai dengan mengamati operator
selama beberapa siklus kerja untuk menentukan tugas dan postur pengukuran.
Pemilihan mungkin dilakukan pada postur dengan siklus kerja terlama dimana
beban terbesar terjadi. Karena RULA dapat dilakukan dengan cepat, maka
pengukuran dapat dilakukan pada setiap postur pada siklus kerja.
Kelompok A memperlihatkan postur tubuh bagian lengan atas, lengan
bawah pergelangan tangan. Kisaran lengan atas diukur dan diskor dengan
dasar penemuan dari studi yang dilakukan oleh Tichauer, Caffin, Herbert et al,
Hagbeg, Schuld dan Harms-Ringdahl dan Shuldt. Skor-skor tersebut adalah:
1 Untuk 20° extension hingga 20° flexion
2 Untuk extension lebih dari 20° atau 20° - 45° flexion
3 Untuk 45° - 90° flexion
4 Untuk 90° flexion atau lebih
Keterangan:
+ 1 jika pundak/bahu ditinggikan
+ 1 jika lengan atas abdusted
-1 jika operator bersndar atau bobot lengan ditopang
Gambar 2. 5 Range pergerakan lengan atas (a) postur alamiah,(b) postur
extension dan flexion,(c) postur lengan atas flexion
Rentang untuk lengan bawah dikembangkan dari penelitin Granjean dan
Tichauer. Skor tersebut adalah:
1 untuk 60° - 100° flexion
2 untuk kurang dari 60° atau lebih dari 100° flexion
Keterangan:
+ 1 jika lengan bekerja melintasi garis tengah badan atau keluar dari sisi
Gambar 2.6 Range pergerakan lengan bawah (a) postur flexion 60° - 100°,
(b) postur alamiah dan (c) postur 100° +
Panduan untuk pergelangan tangan dikembangkan dari penelitian Health and
Safety Executive, digunakan untuk menghasilkan skor postur sebagai berikut:
1 untuk berada pada posisi netral
2 untuk 0 - 15° flexion maupun extension
3 untuk 15° atau lebih flexionmaupun extension
Keterangan:
+1 jika pergelangan tangan berada pada deviasi radial maupun ulnar
Gambar 2.7 Range pergerakan pergelangan tangan (a), (b) postur flexion 15°
Tabel 4.2 Berat beban pada stasiun perendamanNo Jumlah Berat Keterangan1 1 ember 6 kg Kedelai kering2 1 ember 7 kg Kedelai basah(setelah direndam)3 1 ember 7 kg Kedelai setelah digiling4 1 ember 3 kg Air
4.1.2 Pengumpulan data pada stasiun pemasakan dan penyaringan
a. Data postur kerja pada stasiun pemasakan dan penyaringan
Tabel 4.3 Data sudut-sudut postur kerja pada stasiun pemasakan dan penyaringan
No KegiatanPosturKerja
LenganAtas
Kanan(0)
LenganAtas kiri
(0)
Lengankanan bawah
(0)
Lenganbawah kiri
(0)
Leher(0)
Punggung(0)
Pergelangan tangan
kanan(0)
Pergelngantangan kiri
(0)
1 74 85 0 0 0 74 37 402 84 84 84 93 0 0 28 281
Mengambil kedelai setelahdigiling
3 31 21 54 24 kekiri 20 0 01 22 22 20 75 0 0 12 0
2 Pemberian air pada pemasakan2 64 0 81 0 7 10 34 0
Skor D = Skor B + Otot + TenagaSkorC* 1 2 3 4 5 6 7+
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
8+ 5 5 6 7 7 7 7
C* = Skor A + Otot + Tenaga
Postur 1 nilai grand score 7, action level 4 menunjukkan bahwa kondisi
ini berbahaya maka perlu adanya pemeriksaan dan perubahan segera (saat
itu juga)
Postur 2 nilai grand score 5, action level 3 menunjukkan perlu adanya
pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
Postur 3 nilai grand score 5, action level 3 menunjukkan perlu adanya
pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
4.2.2.10 Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kanan
Tabel 4.153 Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kanan
No KegiatanPostur
jaker
Grandscore
Actionlevel
nKeteranga
1 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
2 5 3Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan1
Mengambil kedelai setelahdigiling
3 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
1 3 2Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan.
2Pemberian air padapemasakan
2 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
3Pengambilan alatpenyaringan 1 7 4
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
1 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
2 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).4
Penuangan hasil daripemasakan
3 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
1 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
2 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).5
Penyaringan hasilpemasakan
3 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
6 Pembuangan ampas stelahpenyaringan 1 7 4
Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
2 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
3 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
1 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
2 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).7
Pemberian cuka setelahpenyaringan
3 5 3Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
1 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
8Pembuangan sisa air padapenyaringan
2 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
1 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
2 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).9
Pengambilan hasil saringanuntuk pencetakan
3 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4.2.2.11 Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kiri
Tabel 4.154 Rekapitulasi grand score pada stasiun pemasakan dan penyaringan tangan kiri
No KegiatanPostur
kerja
Grandscore
Actionlevel
Keterangan
1 6 3Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
2 4 2Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan1
Mengambil kedelai setelahdigiling
3 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
1 3 2Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan
2Pemberian air padapemasakan
2 4 2Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan
3Pengambilan alatpenyaringan 1 4 2
Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan
1 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
2 5 3Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan4
Penuangan hasil daripemasakan
3 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
1 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
2 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
5Penyaringan hasilpemasakan
3 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
1 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).6 Pembuangan ampas stelah
penyaringan
2 4 2Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan
3 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
1 6 3Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
2 4 2Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan7
Pemberian cuka setelahpenyaringan
3 4 2Pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahan
1 5 3Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
8Pembuangan sisa air padapenyaringan
2 6 3Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan
1 7 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
2 5 3Pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan9
Pengambilan hasil saringanuntuk pencetakan
3 5 4Postur berbahaya, pemeriksaan dan perubahan segera (saat itu juga).
4.2. Anlisa Data
Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data dengan menggunakan
metode RULA, dapat diketahui adanya beberapa action level yang
merekomendasikan adanya perubahan-perubahan dan perbaikan. Dalam hal ini
yang dimaksud ada dua macam perabikan yaitu perbaikan pada postru tubuh saat
bekerja dan perbaikan aktivitas kerja dengan merancang serta
mengimplementasikan alat bantu. Perbaikan dengan alat Bantu tersebut akan
mempengaruhi perbaikan postur kerja.
4.2.1. Analisa Postur Kerja pada Stasiun Perendaman
4.2.1.1.Kegiatan 1 Pengambilan air untuk perendaman
Tabel 4 .155 Perbaikan metode kerja pengambilan air untuk perendamanNo Metode awal Metode perbaikan
1 Pengambilan air dengan posisi bakpenampungan air dengan emberkedelai berada pada tempat yang agakjauh dan tidak tepat pada sisi bak air.
Letak kedelai yang akan disiramsebaiknya didekatkan dengan sisi bakpenampungan air
Tabel 156 Analisis perbaikan postur kerja pengambilan air untuk perendamanPostur Kegiatan Action
levelKondisi awal Keterangan Rekomendasi Keterangan
1 Pengambilanair untukperendaman
4 Membungkukdengan kaki tidaktertopang
Punggung yang membungukmenyebabjkan nyeri otot padaleher, bahu punggung danpinggaang Kaki tidak tertopangmenyebabkan beban pada kakitidak merata sehingga otot kakidapat sakit
TidakMembungkukdan kaki dapattertopang
Perancanganalat bantupengambilanair sepertigayung
2 Menyiramkanair ke emberkedelai
4 Tanganmelakukanjangkauan yangagak jauh, lenganjauh dari posisialamiah
Semakin jauh posisi bagiantubuh dari pusat gravitasi tubuh ,maka semakin tinggi pularessiko terjadinya keluhan ototskeletal
Jarak tanganlebih dekatdengan sumbutubuh
Dengan caramendekatkanember denganbak
4.2.1.2.Kegiatan 2 Penuangan hasil pembilasan ke ember
Tabel 4.157 Perbaikan metode kerja penuangan hasil pembilasan ke emberNo Metode awal Metode perbaikan
1 Pengambialan kedelai dilakukandengan cara punggung membungkuk ,dikarenakan letak kedelai dilantaitanpa adanya landasan
Menggunakan landasaan sperti mejaatauyang lainnya yang diharapkan punggungatau badan pekerja tidak terlalumembungkuk (ember kedelai dletakkandiatas meja)
Tabel 4.158 Analisis perbaikan postur kerja penuangan hasil pembilasan ke emberPostur Kegiatan Action
levelKondisi awal Keterangan Rekomendasi Keterangan
Punggungmembungkukmenyebabkan nyeriotot pada leher, bahupunggung danpinggaang
Punggung tidakterlalumembungkuk danlengan bisa lebihdekat dengansumbu tubuh
Perancanganalat bantuberupalandasanseperti meja.
2 Membawakedelai
3 Punggungmembungkuk, denganadanya pembebanan.
Beban yangberlebihanmenyebabkan nyeri/sakit otot padapunggung dan leher
Punggung dapattidakmembungkuk
Dengan caramengurangibeban
3 Penuangankedelai keember
3 Punggnugmembungkuk
Punggungmembungkukmenyebabjkan nyeriotot pada leher, bahupunggung danpinggaang
Punggung tidakterlalumembungkuk danlengan bisa lebihdekat dengansumbu tubuh
Perancanganalat bantuberupalandasanseperti meja.
4.2.1.3.Membawa hasil rendaman ke stasiun penggilingan
Tabel 4.159 Perbaikan metode kerja Membawa hasil rendaman ke stasiun penggilinganNo Metode awal Metode perbaikan
1 Pengambialn kedelai hasil rendamandengan cara punggungmembungkuk , diakrenakan letakkedelai dilantai tanpa adanyalandasan
Menggunakan landasaan sperti mejaatauyang lainnyayang diharapkan punggungatau badan pekerja tidak terlalumembungkuk (ember kedelai dletakkandiatas meja)
Tabel 4.160 Analisis perbaikan postur kerja membawa hasil rendaman ke stasiun penggilinganPostur Kegiatan Action
levelKondisi awal Keterangan Rekomendasi Keterangan
1 Pengambilankedelai hasilrendaman
4 Punggungmembungkuklebih dari 60derajat,pergerakanlengan menjauhiposisi alamiah
Semakin jauh posisibagian tubuh daripusat gravitasi tubuh, maka semakintinggi pula ressikoterjadinya keluhanotot skeletal
Punggung tidakterlalumembungkuk danlengan bisa lebihdekat dengansumbu tubuh
Perancangan alatbantu berupalandasan sepetimeja.
2 Membawakedelai kestasiun giling
3 Punggungmembungkuk,dengan adanyapembebanan.
Punggungmembungkukmenyebabjkan nyeriotot pada leher, bahupunggung danpinggaang
Punggung dapattidak membungkuk
Dengan caramengurangibeban
3 Penuangankedelai keember
4 Punggnugmembungkuk
Punggungmembungkukmenyebabjkan nyeriotot pada leher, bahupunggung danpinggaang
Punggung tidakterlalumembungkuk
Perancangan alatbantu berupalandasan sepertimeja.
4.2.2. Analisa Postur Kerja pada pemasakan dan penyaringan
4.2.2.1.Kegiatan 1 Mengambil kedelai setelah digiling
Tabel 4.161 Perbaikan metode kerja mengambil kedelai setelah digilingNo Metode awal Metode perbaikan
1 Kedelai berada di lantai sehinggabadan atau punggung membungkuk,
Menggunakan landasan seperti meja atauyang lainnya yang diharapkan punggungatau badan pekerja tidak terlalumembungkuk (ember kedelai dletakkandiatas meja)
Tabel 4.162 Analisis perbaikan postur kerja mengambil kedelai setelah digilingPostur Kegiatan Action
levelKondisi awal Keterangan Rekomendasi Keterangan
1 Pengambilankedelai hasilpenggilingan
4 Punggungmembungkuk lebih dari60 derajat, pergerakanlengan menjauhi posisialamiah
Punggungmembungkukmenyebabjkan nyeriotot pada leher, bahupunggung danpinggaang
Punggungtidak terlalumembungkukdan lenganbisa lebihdekat dengansumbu tubuh
Perancangan alatbantu berupalandasan sepertimeja.
2 Membawakedelai kestasiunpemasakan
3 Kondisi lengan bawahmenjauhi posisialaimiah
Semakin jauh posisibagian tubuh daripusat gravitasi tubuh,maka semakin tinggipula resiko terjadinyakeluhan otot skeletal
Lengan bawahseharusnyadapat lebihlurus
Penggantianember yang adatempatpenjinjingnya
3 Penuanganke stasiunpemasakan
4 Bahu terangkat keatas Menyebabkan sakitotot pada lengan danpunggung
Seharusnyabahu lebihditurunkan
Hanya padapostur kerja
4.2.2.2.Kegiatan 2 Pemberian air pada pemasakan
Tabel 4 .163 Perbaikan metode kerja pengambilan air untuk perendamanNo Metode awal Metode perbaikan
1 Dalam pemberian air ke pemasakan letakbak penampung air berada terlalu jauhdengan stasiun pemasakan sehingga kakimenjadi terangkat keatas
Pada saat ekan memberijan air, sebaiknya bak airdiletakkan lebih dekat dengan stasiun pemasakan
Tabel 164 Analisis perbaikan postur kerja pengambilan air untuk perendaman
Postur Kegiatan Actionlevel
Kondisi awal Keterangan Rekomendasi Keterangan
1 Pengambilan airdi bakpenampunganair
3 Kondisi lenganbawah menjauhiposisi alaimiah
Semakin jauh posisibagian tubuh daripusat gravitasi tubuh,maka semakin tinggipula resiko terjadinyakeluhan otot skeletal
Lengan bawahseharusnyadapat lebihlurus
Hanya pada posturkerja
2 Penuangan airke stasiunpemasakan
4 Bahu terangkatkeatas dengan kakitidak tertopang
Menyebabkan sakitotot pada lengan danpunggung
Seharusnyabahu tidakterangkatkeatas
Hanya pada posturkerja
4.2.2.3.Kegiatan 3 Pengambilan alat penyaringan
Tabel 4 .165 Perbaikan metode kerja pengambilan alat penyaringanNo Metode awal Metode perbaikan
1 Dalam aktivitas ini pekerja harusmengangkat salah satu kaki (kaki tidaktertopang) karena letak dari alat saringdidepan pekerja sehingga pekerja harusmelakukan jangkauan
Sebaiknya alat saring diletakkandisamping pekerja, agar alat saring lebihmudah dijangkau
Tabel 166 Analisis perbaikan postur kerja pengambilan alat penyaringanPostur Kegiatan Action
levelKondisi awal Keterangan Rekomendasi Keterangan
1 Pengambilan alatpenyaringan
4 Leher menundukdengan lenganmenjauhi posisialamiah dan kakitidak tertopang
Dengan carameletakkanalat saringditempat yanglebih mudahdijangkauyaitu sebelahkanan daristasiunpenyaringan
4.2.2.4.Kegiatan 4 Penuangan hasil dari pemasakan
Tabel 4.167 Perbaikan metode kerja penuangan hasil dari pemasakanNo Metode awal Metode perbaikan
1 Pekerja harus membungkuk saatpengambilan hasil masakan karenakedalaman dari bak pemaakan
Untuk mencegah agar tubuh tidakmembungkuk sebaiknya perlu diperhitungkandalam perancangan tempat pemasakanterutama kedalaman bak.
Tabel 4.168 Analisis perbaikan postur kerja penuangan hasil dari pemasakanPostur Kegiatan Action
levelKondisi awal Keterangan Rekomendasi Keterangan
1 Pengambilanhasil masakan
4 Punggungmembungkuk20-60 derajat,dan lehermenunduklebih dari 20derajat, posisikaki tidaktertopang
Postur punggung terlalumembungkuk dan leherterlalu menundukmenyebabjkan nyeri ototpada leher, bahupunggung dan pinggaang,Kaki tidak tertopangmenyebabkan beban padakaki tidak meratasehingga otot kaki dapatsakit
Semakin jauh posisibagian tubuh dari pusatgravitasi tubuh, makasemakin tinggi pularesiko terjadinya keluhanotot skeletal. Posturpunggung terlalumembungkuk dan leherterlalu menundukmenyebabjkan nyeri ototpada leher, bahupunggung dan pinggaang
4 Bahu terangkatkeatas, lehermerunduk danpunggungmembungkukserta kaki tidaktertopang
Menyebabkan sakit ototpada lengan dan punggung,Postur punggung terlalumembungkuk dan leherterlalu menundukmenyebabjkan nyeri ototpada leher, bahu punggungdan pinggaang. Kaki tidaktertopang menyebabkanbeban pada kaki tidakmerata sehingga otot kakidapat sakit
Seharusnya bahulebih diturunkan,leher tidak merundukdan kaki dapattertopang
Alat saringdiletakkan padaposisi yang lebihmudah dijangkaudengan dilakukanperancangantempat kerja
4.2.2.6.Kegiatan 6 Pembuangan ampas
Tabel 4.171 Perbaikan metode kerja pembuangan ampasNo Metode awal Metode perbaikan
1
2
Dalam pengambilan ampas dari alat saringpekerja harus melakukan jangkauanmenyebabkan kaki harus ada yang terangkatErok atau tempat ampas yang dibawa tidakterdapat tempat genggaman kedua tangan
Letak antara alat saring dan pekerjaharus dipertimbangkan
Sebaikanya menggunakan tempat ataualat yang teradapat tempat genggamansehingga dalam membawa ampas dapatdijinjing.
Tabel 4.172 Analisis perbaikan postur kerja pembuangan ampas
4.2.2.7.Kegiatan 7 Pemberian cuka pada penyaringan
Tabel 4.173 Perbaikan metode kerja pemberian cuka pada penyaringanNo Metode awal Metode perbaikan
1 Dalam pengambilan cuka pekerja harusmelakukan jangkauan yang jauh sehinggamenyebabkan punggung membungkuk dankaki tidak tertopang
Sebaiknya letak dari bak cukadiletakkan lebih dekat dengan pekerjaagar lebih mudah dijangkau
Postur Kegiatan Actionlevel
Kondisi awal Keterangan Rekomendasi Keterangan
1 Pengangkatanampas
4 Punggungmembungkuk,dengan lehermiring kekiri
Postur punggung terlalumembungkuk dan leherterlalu menundukmenyebabjkan nyeri ototpada leher, bahu punggungdan pinggaang. Leher mirirngbaik ke kanan maupun ke kiridapat menyebabkan lehersakit karena jauh dari posturalamiah
Postur punggung terlalumembungkuk dan leher terlalumenunduk menyebabjkan nyeriotot pada leher, bahu punggungdan pinggaang. Semakin jauhposisi bagian tubuh dari pusatgravitasi tubuh, maka semakintinggi pula resiko terjadinyakeluhan otot skeletal.
Semakin jauh posisi bagiantubuh dari pusat gravitasi tubuh,maka semakin tinggi pula resikoterjadinya keluhan otot skeletal.
Lengan bisalebih kebawahmendekatiposisi alamiah
Hanya padapostur kerja
3 Penuangancuka kepenyaringan
3 kaki tidaktertopang denganlengan bawahmenajuhi posisialamiah
Kaki tidak tertopangmenyebabkan beban pada kakitidak merata sehingga otot kakidapat sakit
Seharusnyakaki tertopang
Hanya padapostur kerja
Tabel 4.176 Analisis perbaikan postur kerja pemberian cuka pada penyaringanPostur Kegiatan Action
levelKondisi awal Keterangan Rekomendasi Keterangan
1 Mengambil sisaair penyaringan
4 Posisi lehermenunduk lebihdari 20 deajatdengan kaki tidaktertopang
Postur punggung terlalumembungkuk dan leherterlalu menundukmenyebabjkan nyeri ototpada leher, bahupunggung dan pinggaang.Kaki tidak tertopangmenyebabkan beban padakaki tidak merata sehinggaotot kaki dapat sakit
Sebaiknyaleher tidakmenunduk
Hanya padapostur kerja
2 Penuangankebakpenampungan
4 Leher miringdengan kaki tidaktertopang dan bahuterangkat ke atasdisertai denganpembebanan
Kaki tidak tertopangmenyebabkan beban padakaki tidak merata sehinggaotot kaki dapat sakit
Bahu tidakterangkatkeatas dankaki tertopang
Hanya padapostur kerja
4.2.2.9.Kegiatan 9 Penuangan hasil saringan ke pencetakan
Tabel 4.177 Perbaikan metode kerja penuangan hasil saringan ke pencetakanNo Metode awal Metode perbaikan
1 Dalam pengambilan cuka pekerja harusmelakukan jangkauan yang jauh sehinggamenyebabkan punggung membungkuk dankaki tidak tertopang
Sebaiknya letak dari bak cuka diletakkan lebihdekat dengan pekerja agar lebih mudah dijangkau
Tabel 4.178 Analisis perbaikan postur kerja penuangan hasil saringan ke pencetakanPostur Kegiatan Action
Postur punggung terlalumembungkuk dan leher terlalumenunduk menyebabjkannyeri otot pada leher, bahupunggung dan pinggaang.Kaki tidak tertopangmenyebabkan beban pada kakitidak merata sehingga ototkaki dapat sakit
Postur punggung terlalumembungkuk dan leher terlalumenunduk menyebabjkannyeri otot pada leher, bahupunggung dan pinggaang.Kaki tidak tertopangmenyebabkan beban pada kakitidak merata sehingga ototkaki dapat sakit Semakin jauhposisi bagian tubuh dari pusatgravitasi tubuh, maka semakintinggi pula resiko terjadinyakeluhan otot skeletal.
Dari analisis diatas dapat diketahui banyak postur –postur kerja yang
memungkinkan pekerja tidak nyaman dengan adanya postur kerja yang
tidak alamiah. Maka dari itu perlu adanya perubahan dari postur kerja dan
alat bantunya. Rekomendasi yang dusulkan dari analisa di atas bahwa ada
beberapa kegiatan atau postur yang memerlukan perancangan alat baik
berupa meja atau landasan, alat bantu dan juga tata letak dari fasilitas yang
terdapat distasiun kerja Kegiatan yang memerlukan perancangan alat bantu
antara lain .
Tujuan rekomendasi yang dilakukan dari usulan –usulan mengenai
rancangan alat bantu dan metode kerja yang baru, diharapkan pekerja dapat
mengetahui alat bantu yang lebih baik dan nyaman ketika digunakan. Selain
itu pekerja dapat mengetahui postur kerja yang benar dalam melakukan
aktivitasnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pengolahan data dengan
menggunakan metode RULA adalah sebagai berikut
1. Pada stasiun perendaman sebagian besar mempunyai nilai action level 4 ini
menunjukkan bahwa pada postur ini berbahaya dan harus dilakukan perbaikan
saat itu juga yaitu pada kegiatan pengambilan air teletak pada postur 1 dan
postur 2. Pada kegiatan penuangan hasil pembilasan ke ember action level 4
dimiliki oleh postur 1 dan lainnya memilki nilai action level 3, ini
menunjukkan perlu adanya pemeriksaan dan perubahan harus dibuat dal
jangka pendek. Sedangkan kegiatan membawa hasil rendaman kestasiun
penggilingan postur 2 mempunyai action level 4 da postur 1dan 3 mempunyai
nilai action level 3. Dimana 62,5% mempunyai kategori action level 4 yang
menunjukkan bahwa postur ini berbahaya berarti postur ini berbahaya dan
harus dilakukan perbaikan segera mungkin
2. Pada stasiun pemasakan dan penyaringan hampir setiap postur dari masing-
masing kegiatan mempunyai nilai action level 4, dengan 86,96% postur
berbahaya berarti postur ini berbahaya dan harus dilakukan perbaikan segera
mungkin
3. Dari pengolahan data ternyata banyak terdapat postur kerja yang tidak aman
dan ini perlu adanya perbaikan baik postur kerja maupun tempat kerjanya.
4. Rekomendasi atau usulan perbaikan meliputi perbaikan atau perubahan
postur, perancangan alat bantu, desain dari tempat kerja dan perancangan tata
letak pabrik (lay out).
5.2 Saran
1. Masalah dari penyebab ketidanyamanan pekerja hendaknya perlu diperhatikan
sehingga pekerja dapat bekerja dengan performan yang tinggi.
2. Dalam perancangan tempat kerja, alat bantu dan lay out pabrik. pada masing-
masing stasiun perlu diperhatikan, agar cidera otot dapat diminimalisasi
dengan menggunakan data-data anthrpometri pekerja.
3. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan dalam rekomendasi dari
metode ini disertai dengan perancangan tempat kerja.
Daftar Pustaka
Grandjean, E. 1993. Fitting the Task to the Man, 4th ed, Taylor & Francis Inc,London.
Pratiwi, Indah. 2005. “Evaluasi fasilitas kerja bagian finishing perusahaan mebeldengan metode rapid upper limb assessment“. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. 04(01), PP. 28-33.
Pratiwi, Indah dan Kusbimantoro, R. “Analisis postur kerja pada drafter interiormenggunakan metode rapid upper limb assessment (RULA)“. Jurnal IlmiahTeknik Industri. 04 (01), PP. 97-101.
Lueder, R. 1996. A Proposed RULA for Computer Users, Procceding of theErgonomic Summer Workshop, San Francisco.
Luopajarvi, T. 1990. Ergonomic, Analysis of Workplace and Postural Load, Taylor &Francis Ltd, London.
McAtamney, L. and Corlett, E.N., 1993. “RULA : A Survey Based Method for theInvestigation of Work Related Upper Limb Disorders“, Applied Ergonomics,24(2).91-99.
Niebel, B.W and Freivald, A. 1999. Methods Standards & Work Design, 10th edition,International Edition.
Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya.Surabaya
Pheasant, S. 1991. Ergonomic, Work and Health, McMillan Press & Medical,London.
Pheasant, S. 1988. Body Space, Anthropometri, Ergonomics and Design, Taylor &Francis, London.
Setyaningrum, Ratih. 2004. Analisa Postur Kerja dan Perancangan Dimensi TempatKerja Berdasarkan Prinsip-Prinsip Ergonomi Menggunakan Metode RapidUpper Limb Assessment (Rula). Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri FakultasTeknologi Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta.
Sutalaksana, Iftikar Z, Anggawisastra, R, Tjakraatmja, John H. 1979. Tata CaraKerja. Lab Ergonomi Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Tarwaka, Sudiajeng, L. dan Bakri, S.H.A. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan danKeselamatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press. Surakarta.
Wigjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. PT. Guna Widya.Jakarta.
PETA ALIRAN PROSESRINGKASAN Pekerjaan : Pembuatan Tahu
KEGIATAN Jumlah Waktu Dipetakan : Mardiyanto
Operasi 8 180'.22" Tanggal : 16-11-2007
Pemeriksaan 2 9'. Transportasi 3 3'.20" Menunggu
Penyimpanan 1Jarak total 9
LambangURAIAN KEGIATAN Jarak(m) Jumlah Waktu
Proses perendaman 120'Pemberian air 5"Dibawa ke stasiun giling 1 3'Proses penggilingan 13'.10''Pemeriksaan tingkat kehalusan 8'Dibawa ke stasiun pemasakan 3 9''Proses pemasakan 27'.5''Proses penyaringan 4'Pemberian cuka 6"Pencetakan 12'.15''Di bawa ke stasiun pemotongan 5 11"Hasil cetakan dilakukan pemotongan 2'.35''Penmeriksaan 1'Penyimpanan
Peta Proses OperasiNo peta : 01Jenis produk : TahuDipetakan oleh : MardiyantoTanggal dipetakan : 16 November 2007
Simbol Arti Jumlah WaktuOperasi 6 2 jam 44menit
16 detikOperasidan inspeksi
2 15menit45 detik
Penyimpanan
Total 8 2jam 59menit61detik
O-1
I-1O-2
O-3
O-4
O-6
Kedelai
2 jamPerendaman
Penggilingan
Inspeksi
13’10”
Pemasakan27’50”
Penyaringan4’
Pencetakan12’15”
I-2O-7
Pemotongan2’35”
O-5 PemberianCuka
6”
O-6PemberianAir
5”
T IDAK, 18%
YA, 82%
YA
T IDAK
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gangguan
peke
rja
ya
t idak
HASIL KUESIONER NORDIC BODY MAP (NBM) PEKERJA PADA HOME INDUSTRY PEMBUATAN TAHU
DI KARTASURA (27 Desember 2007)
1. Stasiun Perendaman
Umur BB Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 3 bulan terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 32 Ngadiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 13 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 44 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 15 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 2
Ya 1 5 5 3 1 4 5 5 5 5 5 5 49Tdk 4 2 4 1 11
Umur BB Pencegahan yang dilakukan selama 3 bulan terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 122 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 123 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 124 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 125 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Umur BB Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 7 hari terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 62 Ngadiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 33 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 44 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 45 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1
Ya 1 3 5 1 2 4 3 3 5 5 5 5 42
Tdk 4 2 4 3 1 2 2 18
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gangguan
peke
rja
ya
tidakYa, 45%Tidak,
55%
No Gangguan/Keluhan Tubuh Yang dirasakan Selama3 Bulan Terakhir Ya Tidak % Ya%
Tidak1 Leher/Tengkuk 1 0.0204082 Bahu 5 0.1020413 Punggung 5 0.1020414 Pangkal Lengan 3 0.0612245 Siku 1 0.0204086 Satu atau Keduanya dari Lengan 4 0.0816337 Satu atau Keduanya dari Pergelangan Tangan 5 0.1020418 Satu atau Keduanya dari Pinggang 5 0.1020419 Lutut 5 0.102041
10 Satu atau Keduanya dari Paha 5 0.10204111 Satu atau Keduanya dari Lutut 5 0.10204112 Satu atau Keduanya dari Betis dan Pergelangan Kaki 5 0.102041
49
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gangguan
peke
rja
ya
tidak
2. Stasiun Penggilingan
Umur BB Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 3 bulan terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 53 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 64 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 45 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 4
Ya 2 5 2 5 3 5 5 1 4 4 1 1 37
Tdk 3 3 2 4 1 1 4 4 23
ya, 62%
tidak, 38%
Y
T
Umur BB Pencegahan yang dilakukan selama 3 bulan terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 122 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 123 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 124 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 125 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Umur BB Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 7 hari terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 82 Ngadiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 33 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 104 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 85 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 7
No Gangguan/Keluhan Tubuh Yang dirasakan Selama 3 Bulan Terakhir Ya Tidak % Ya%
Tidak1 Leher/Tengkuk 2 0.0540542 Bahu 5 0.1351353 Punggung 2 0.0540544 Pangkal Lengan 5 0.1351355 Siku 3 0.0810816 Satu atau Keduanya dari Lengan 5 0.1351357 Satu atau Keduanya dari Pergelangan Tangan 5 0.1351358 Satu atau Keduanya dari Pinggang 1 0.0270279 Lutut 4 0.108108
10 Satu atau Keduanya dari Paha 4 0.10810811 Satu atau Keduanya dari Lutut 1 0.02702712 Satu atau Keduanya dari Betis dan Pergelangan Kaki 1 0.027027
37
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gangguan
peke
rja
ya
t idak
3. Stasiun Pemasakan dan Penyaringan
Umur BB Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 3 bulan terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 02 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 23 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 24 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 25 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 3
Ya 4 4 5 5 3 5 5 5 4 3 4 4 51
Tdk 1 1 2 1 2 1 1 9
YA, 85%
TIDAK, 15%
Y
T
Umur BB Pencegahan yang dilakukan selama 3 bulan terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 122 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 123 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 124 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 125 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Umur BB Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 7 hari terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 72 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 23 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 34 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 65 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 6
No Gangguan/Keluhan Tubuh Yang dirasakan Selama 3 Bulan Terakhir Ya Tidak % Ya%
Tidak1 Leher/Tengkuk 4 0.0784312 Bahu 4 0.0784313 Punggung 5 0.0980394 Pangkal Lengan 5 0.0980395 Siku 3 0.0588246 Satu atau Keduanya dari Lengan 5 0.0980397 Satu atau Keduanya dari Pergelangan Tangan 4 0.0784318 Satu atau Keduanya dari Pinggang 4 0.0784319 Lutut 5 0.098039
10 Satu atau Keduanya dari Paha 5 0.09803911 Satu atau Keduanya dari Lutut 3 0.05882412 Satu atau Keduanya dari Betis dan Pergelangan Kaki 5 0.098039
51
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gangguan
peke
rja
ya
t idak
4 Stasiun Pencetakan
Umur BB Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 3 bulan terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 62 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 33 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 44 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 25 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 6
Ya 4 5 5 5 3 5 5 1 1 2 3 39
Tdk 1 2 4 5 4 3 2 21
Tidak, 35%
Ya, 65%
Y
T
Umur BB Pencegahan yang dilakukan selama 3 bulan terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 122 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 123 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 124 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 125 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Umur BB Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 7 hari terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 62 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 33 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 74 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 55 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 6
No Gangguan/Keluhan Tubuh Yang dirasakan Selama 3 Bulan Terakhir Ya Tidak % Ya%
Tidak1 Leher/Tengkuk 4 0.1025642 Bahu 5 0.1282053 Punggung 5 0.1282054 Pangkal Lengan 5 0.1282055 Siku 3 0.0769236 Satu atau Keduanya dari Lengan 5 0.1282057 Satu atau Keduanya dari Pergelangan Tangan 5 0.1282058 Satu atau Keduanya dari Pinggang 1 0.0256419 Lutut 1 0.025641
10 Satu atau Keduanya dari Paha 0 011 Satu atau Keduanya dari Lutut 2 0.07692312 Satu atau Keduanya dari Betis dan Pergelangan Kaki 3 0.076923
39
0
1
2
3
4
5
6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gangguan
peke
rja
ya
t idak
5. Stasiun Pemotongan
Umur BB Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 3 bulan terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 12 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 03 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 24 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 35 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 5
Ya 5 3 5 5 3 4 3 4 4 5 4 5 49Tdk 2 2 1 2 1 1 1 11
Tidak, 18%
Ya, 82%
Y
T
Umur BB Pencegahan yang dilakukan selama 3 bulan terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 122 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 123 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 124 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 125 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
Umur BB Gangguan/keluhan (sakit,nyeri,pegal) pada tubuh selama 7 hari terakhir(Th) (Kg) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TotalNo Nama
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T1 Kasno 41 60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 52 Nagdiman 42 57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 23 Ngadimin 50 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 74 Triyanto 30 55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 75 Partiman 55 48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 6
Ya 5 3 2 2 1 4 4 2 3 3 3 2 33
Tdk 2 3 3 4 1 1 3 2 2 2 3 27
Tidak,42%
Ya,58%
No Gangguan/Keluhan Tubuh Yang dirasakan Selama 3 Bulan Terakhir Ya Tidak % Ya%
Tidak1 Leher/Tengkuk 5 0.1020412 Bahu 3 0.0612243 Punggung 5 0.1020414 Pangkal Lengan 5 0.1020415 Siku 3 0.0612246 Satu atau Keduanya dari Lengan 4 0.0816337 Satu atau Keduanya dari Pergelangan Tangan 3 0.0612248 Satu atau Keduanya dari Pinggang 4 0.0816339 Lutut 4 0.081633
10 Satu atau Keduanya dari Paha 5 0.10204111 Satu atau Keduanya dari Lutut 4 0.08163312 Satu atau Keduanya dari Betis dan Pergelangan Kaki 5 0.102041
49
Pertanyaan:
1. Gangguan yang terjadi selama 3 bulan terakhir (mulai 27 Oktober 2007 –
27 Desember 2007).
2. Pencegahan yang dilakukan terhadap gangguan selama 3 bulan terakhir
3. Gangguan atau keluhan yang dialami selama 7 hari terakhir(mulai 28
Desember 2007-3 Januari 2007)
Rekapitulasi Kuesioner Nordic Body Map keluhan selama 3 bulanterakhir
Dari rekapitulasi diatas dapat diketahui bahwa keluhan atau gangguan yang paling
banyak dirasakan oleh pekerja adalah pada satsiun pemasakan dan penyaringan
sebanyak 51, dan diikuti oleh stasiun perendaman dan pemotongan sebanyak 49.
No Stasiun Ya Tidak1 Perendaman 49 112 Penggilingan 37 233 Pemasakan dan Penyaringan 51 94 Pencetakan 39 215 Pemotongan 49 11