SALAH MINUM, TERNYATA RACUN.........KGD LBM 6STEP I-
Hiperhidrosis: Pengeluaran kringat yg berlebihan- Kumbah lambung:
Bilas lambung, pengeluaran di dalam lambang pakai NGT- muskarinik:
perangsangan pada post ganglioner yg kolinergik- Nikotinik: efek
simpatis dan parasimpatis- Karbamat: insektisida golongan propoxure
bersifa racun pada saraf menghambat kolinesterase namun mudah
diurai dan sifattnya reversible- Intoksikasi: Masuknya zat atau
senyawa kimia ke dalam tubuh dan merugikan bagi tubuhSTEP II1.
Kenapa didapatkan pemeriksaan fisik pada skenario?2. Mengapa
didapat kesadaran menurun, muntah, kejang selama 1jam?3. Apa tujuan
dokter memberikan kumbah lambung dan arang karbonat kepada
pasien?4. Jelaskan indikasi dan kontraindikasi dari kumbah lambung!
Bagaimana caranya?5. Kenapa dokter memberikan injeksi sulfas
atropin?6. Apa yang dimaksud intoksikasi karbamat? Dan kenapa bisa
menyebabkan efek seprti di skenario?7. Bagaimana patofisiologi
karmabat bisa menyebabkan muskarinik, nikotinik, dan SSP?8.
Sebutkan macam- macam intoksikasi beserta antidotum!9. Sebutkan
komplikasi dari intoksikasi!10. Sebutkan tandaa-tanda dari
intoksikasi!11. Jelaskan manajemen penanganan pada pasien! Dibagi2
(prehospital dan hospital)12. Jelaskan patofisiologi
intoksikasi!13. Jelaskan pemeriksaan fisik yang harus dilakukan!14.
Sebut dan jelaskan pemeriksaan penunjang yang tepat!15.
STEP III1. Kenapa didapatkan pemeriksaan fisik pada
skenario?Perangsangan di sistem saraf. Pres, post sinaps. Ketemu
dengan reseptor yg sesuai. Di dalam post sinaps asetat dan kolin.Di
skenario minum obat serangga. Jadi akan mengeblok katalis perubahan
dari asetilkolin untuk menjadi asetat dan kolin. Penumpukkan
asetilkolin muskarinik, nikotinik, SSP.Muskarinik : tekanan darah
turun, bronkokonstriksi, hiperhidrosisNikotinik : pengaruh pada
muskuluskeletal, tremor, kejang, bola mata, lidah, otot
pernafasanSSP : nyeri kepala, emosi, kejang bisa sampai koma2.
Mengapa didapat kesadaran menurun, muntah, kejang selama 1jam?Ada
pestisida sifatnya organofosfor. Punya kedua sifat bisa mnghambat
enzim kolinesterase. Fungsi enzim ini untuk membantu mngubah asetil
menjadi kolin. Cara kerja enzim terhambat, acetilkolijn menumpuk.
Sistem SSP terhambat penurunan kesadaran.Neurotransmiter hubungan
dengan listrik efeknya tremor, kejangNeurotransmiter post ganglion
: pada kelenjar bisa hiperproduksi.Gangguan pada ganglia : simpatis
efek bisa midriasis, takikardi, hipertensiParasimpatis miosis,
hipersaliva, dll3. Apa tujuan dokter memberikan kumbah lambung dan
arang karbonat kepada pasien?Kumbah lambung indikasi untuk
membersihkan racun di pencernaannyaIndikasi : untuk membersihkan
racunMembersihkan nutrisi saat susah menelanTerjadi aspirasi pada
lambaung
KontraindikasiFraktur basis craniiTrauma esofagus
Cara melakukan:Pakai handscon, cuci tanganNGT beri pelicin
masukkan lewat hidungPasien disuruh menelan untuk mempermudah
memasukkanUntuk mengetahui sudah masuk apa belum, ujungnya
dicelupkan ke air. Kalau gk ada udara, berarti sudah masuk ke
lambungDilakukan sampai cairannya jernihDiteliti dulu
cairannyaMengunakan NaCl
KomplikasiSpasme laringRegurgitasi isi lambungLesi pd lambung
dan esofagusPneumothoraxPerdarahan konjungtiva
Arang karbon sbg antiracun untuk melindungi lapisan lambung.
Menyerap racun sebelum ke vaskuler. Selain itu juga mengandung efek
sorbital sebagai efek pencahar
Diagnosis berdasarkan anamnesis. Habis ngapain? Apakah termasuk
organofosfat? Asam atau basa?Bisa ditanyakan kesadaran. Ada
penatalaksanaan yg tidak boleh dilakukan pd penderita penurunan
kesadaran.Bisa diketahui dari bau mulutBilas lambung
dieliminasi/dikontaminasi NGTLewat kulit cuci dgn air/sabun. Di
mata cuci NaCl.Induksi muntah/obat perangsang muntah
Bagaimana menangani pasien dengan varises esofagus?4. Kenapa
dokter memberikan injeksi sulfas atropin?Tujuan : untuk menghambat
efek penumpukan dari asetilkolin. Dosis : iv 1-5mg dilanjutkan
0,5-1 mg 5-15menitPasien sadar : imContoh obat : hipratropium,
skopolamin.Efek : bradikardi, bronkospasme, bronkorea.Sediaan 1
ampul : 0,25mgDiberikan minimal 48 jam sampai timbul efek
atropinisasi (muka merah, mulut kering, takikardi). Kalau mendadak
edem paru, gagal nafas mendadak
Obat lagi gol oxime.Memiliki efek menghambat
neuromuskularMengaktivasi enzim acetilkolin.Obat yg sering
digunakan : pralidoksinDosis : 2gr iv load 1gr/jam 48jam5. Sebutkan
macam- macam intoksikasi beserta antidotum!- karbamat- zat asam dan
basa (korosif) keracunan melalui menelan, jangan dimuntahkan karena
bisa timbul kerusakan bilas lambung - makanan : jengkol, tempe
bongkrek (gembos), botulinum- alkohol bilas lambung, etanol
oral/iv, etanol 70% dalam dextros 5%
- selfpoisioning : disebabkan karena overdosis- attempted
poinsoning : kasus bunuh diri- accidental poisioning : kecelakaan,
tidak sengaja- homicidal poisioning : diracun orang
Antidotum : posidium botulium tipe A dan B 100.000 iu
Keracunan jengkol,singkong dikasih apa? Sediaan!Bakteri ini,
sering pada keracunan apa?6. Sebutkan komplikasi dari
intoksikasi!Koma dan kematinPenatalaksanaan salah : aspirasi,
pneumonitis, gangguan paru (arang)Edem paru dan gagal nafasTukak
lambung7. Sebutkan tanda-tanda dari intoksikasi!Rigan :
kolinesterasi 50-75%Lemah, sakti kepala, pening, muntah, miosis,
hipersalivasi, mata berair, detak jantung cepat, sadar
1-3hariSedang : kolinesterse 25-50%Seperti ringan ditambah sukar
bernafas, tremor, nyeri dada, sianosis, sadar dalam 1-3mingguBerat
: kolinesterasi < 25%Ringan sedang ditambah kejang, otot2 tidak
dapat digerakkan, pembengkakakn paru, koma. Dapat kematian akibat
gagal nafas
8. Jelaskan manajemen penanganan pada pasien! Dibagi2
(prehospital dan hospital)Prehosppital : dirangsang muntah :
mekanik palatum moleobat : peka biar muntahbisa diberikan minuman.
Prinsipnya mengencerkan. Kalau asam, dilarang untuk dimuntahkan.
Karena tambah parah
Hospital : proteksi diri, jaga airwayKejang :
antikonfulsanNGT
9. Jelaskan patofisiologi intoksikasi!Cari berdasarkan
penyebabnya10. Jelaskan pemeriksaan fisik yang harus
dilakukan!Vital sign InspeksiPalpasiPerkusiauskultasi11. Sebut dan
jelaskan pemeriksaan penunjang yang tepat!Test enzim
kolinesteraseRadiologi : perforasi llambungAnalisis gas
darahToksikologi ; toksin apa? Pakai 50 urin, 10ml serum, feses,
bahan muntahanEKG : gangguan irama jantungEdson : PH darah/ ambil
darah, tambahkan indikator brom timol biru. Diamkan, perubahan
warna. Bandingkan dgn komparator. Apakah keracunan atau
tidak?Acholast : mengambil darah, teteskan ke kertas acolast.
Kontrol dgn serum darah yg normal. Perbedaan warna keracunan
STEP 71. Kenapa didapatkan pemeriksaan fisik pada
skenario?Tremor : menumpuknya neurotransmiterasetilkolindan terjadi
rangsangan terus-menerus pada reseptorasetilkolinpada sistem saraf
sentral.
Asetilkolin akan berikatan dengan reseptor pada membran sel otot
sehingga ion Na dapatmasuk ke sel otot.neuron yang distimulasi
secara berlebihan olehasetilkolin, yang menyebabkan tonus otot
berlebihan yang ditandai dengantremor.Patofisiologi Klinis :
Lecture Notes AaronTanda-tanda keracunan insektisida golongan
organofosfat seperti konstriksi pupil (pupil pin point) &
hipersalivasi. Insektisida ini bekerja dengan menghambat dan
menginaktivasi enzim asetilkolinesterase yg dilepaskan oleh susunan
saraf pusat, ganglion otonom, ujung ujung saraf parasimpatis, dan
ujung ujung saraf motoric. Hambatan asetilkolineseterase
menyebabkan tertumpuknya sejumlah besar asetilkolin pada tempat
tempat tersebut. Rangsangan awal yang diikuti dg hambatan pada
ganglion autonom menyebabkan gangguan yg bervariasi dan multiple,
pada alat-alat tubuh yang dipersarafi oleh system saraf
otonom.Penumpukan asetilkolin pada ujung saraf simpatis menyebabkan
konstriksi pupil, penglihatan kabur, stimulasi otot-otot intestinal
kejang perut, muntah, diare, Perangsangan kelenjar sekretoris
rinorhea, salivasi, banyak berkeringat,Konstriksi otot-otot
bronkial dg gejala gangguan pernapasan, Penekanan aktivitas cardiac
sinus pacemaker, dan gangguan konduksi AV
Kapita Selekta FK UI, jilid I, edisi 3, hal. 633Gejala keracunan
organofosfat sangat bervariasi. Setiap gejala yang timbul sangat
bergantung pada adanya stimilasi asetilkholin persisten atau
depresi yang diikuti oleh stimulasi.saraf pusat maupun
perifer.Tabel 2. Efek muskarinik, nikotinik dan saraf pusat pada
toksisitas organofosfat.
EfekGejala
1. Muskarinik Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree (SLUD)
Kejang perut Nausea dan vomitus Bradicardia Miosis Berkeringat
2. nikotinik Pegal-pegal, lemah Tremor Paralysis Dyspnea
Tachicardia
3. sistem saraf pusat Bingung, gelisah, insomnia, neurosis Sakit
kepala Emosi tidak stabil Bicara terbata-bata Kelemahan umum
Convulsi Depresi respirasi dan gangguan jantung Koma
Kapita Selekta FK UI, jilid I, edisi 3, hal. 633
2. Mengapa didapat kesadaran menurun, muntah, kejang selama
1jam?Sistem saraf parasimpatis berpengaruh terhadap simpul SA untuk
menurunkan denyut jantung. Acethylcholine dilepaskan pada
peningkatan aktivitas parasimpatis yang meningkatkan permeabilitas
simpul SA terhadap K+ dengan memperlambat penutupan saluran K+.
Hasilnya, tingkat di mana potensial aksi spontan dimulai berkurang
melalui efek dua kali lipat :1. Peningkatan permeabilitas K+
menjadikan membran simpul SA hiperpolar karena lebih banyak ion
kalium positif yang keluar dibandingkan keadaan normal, membuat
keadaan di dalam menjadi lebih negatif. Karena potensial istirahat
dimulai bahkan jauh dari ambang batas, diperlukan waktu lebih lama
untuk mencapai ambang batas. 2. Peningkatan permeabilitas K+
diinduksi oleh rangsang vagus dan menentang reduksi otomatis dalam
permeabilitas K+ yang bertanggung jawab untuk memulai depolarisasi
membran secara bertahap ke ambang batas. Efek yang berlawanan ini
menurunkan tingkat depolarisasi spontan, memperpanjang waktu yang
dibutuhkan untuk melintas ambang batas. Oleh karena itu, simpul SA
mencapai ambang batas dan rangsangan terus berkurang, menurunkan
denyut jantung.
Pengaruh parasimpatis simpul AV menurunkan eksitabilitas simpul,
memperpanjang transmisi impuls ke ventrikel bahkan lebih panjang
dibandingkan perlambatan simpul AV yang biasa. Efek ini disebabkan
oleh meningkatnya permeabilitas K+, yang membuat membran menjadi
hiperpolar, sehingga menghambat permulaan eksitasi simpul AV.
3. Apa tujuan dokter memberikan kumbah lambung dan arang
karbonat kepada pasien?
Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi : A nursing process approach.
EGC : JakartaBerikan arang aktif (activated charcoal) jika
tersedia, jangan rangsang muntah. Arang aktif diberikan peroral
dengan atau tanpa pipa nasogastrik dengan dosis seperti pada Tabel
5. Jika menggunakan pipa nasogastrik, pastikan dengan seksama pipa
nasogastrik berada di lambung.
Larutkan arang aktif dengan 8-10 kali air, misalnya 5 g ke dalam
40 ml airJika mungkin,berikan sekaligus, jika sulit (anak tidak
suka), dapat diberikan secara bertahapEfektifitas arang aktif
bergantung pada isi lambung (lambung kosong lebih efektif).Jika
arang aktif tidak tersedia, rangsang muntah (hanya pada anak sadar)
yaitu dengan merangsang dinding belakang tenggorokan dengan
menggunakan spatula atau gagang sendok.Tidak semua bahan dapat
diserap oleh karbon aktif. Beberapa diantaranya yang tidak dapat
diserap adalah litium, asam atau basa kuat, logam dan bahan
inorganik (misalnya, natrium, besi, timah, arsen, yodium, fluorin,
dan asam borat), alkohol (misalnya etanol, metanol, isoprofil
alkohol, glikol, dan aseton), dan hidrokarbon (seperti minyak
tanah, bensin, oli, dan hidrokarbon tumbuhan seperti minyak pinus).
Sehingga, pada kasus keracunan zat-zat ini, karbon aktif tidak
boleh diberikan.
SUMBER : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT
PEDOMAN BAGI RUMAH SAKIT RUJUKAN TINGKAT PERTAMA DI KABUPATEN/KOTA,
Bakti Husada, WHO, dan IDAI
Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung
dengan cara memasukan dan mengeluarkan air ke/dari lambung dengan
menggunakan NGT (Naso Gastric Tube). Menurut Smelltzer dan Bare
(2001:2487), lavase lambung adalah aspirasi isi lambung dan
pencucian lambung dengan menggunakan selang lambung. Bilas lambung,
atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan suatu
prosedur yang dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara
mengurasnya. Lavase lambung dikontraindikasikan setelah mencerna
asam atau alkali, pada adanya kejang, atau setelah mencerna
hidrokarbon atau petroleum disuling. Hal ini terutama berbahaya
setelah mencerna agen korosif kuat. Kumbah lambung merupakan metode
alternatif yang umum pengosongan lambung, dimana cairan dimasukkan
kedalam lambung melalui orogastrik atau nasogastrik dengan diameter
besar dan kemudian dibuang dalam upaya untuk membuang bagian agen
yang mengandung toksik. Selama lavage, isi lambung dapat
dikumpulkan untuk mengidentifikasi toksin atau obat. Selama
dilakukan bilas lambung, cairan yang dikeluarkan akan ditampung
untuk selanjutnya diteliti racun apa yang terkandung.1. B.
TujuanMenurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), tujuan lavase lambung
yaitu sebagai berikut:1. untuk pembuangan urgen substansi dalam
upaya menurunkan absorpsi sistemik;2. untuk mengosongkan lambung
sebelum prosedur endoskopik;3. untuk mendiagnosis hemoragi lambung
dan menghentikan hemoragi.1. C. Cairan yang DigunakanPada
anak-anak, jika menggunakan air biasa untuk membilas lambung akan
berpotensi hiponatremi karena merangsang muntah. Pada umumnya
digunakan air hangat (tap water) atau cairan isotonis seperti NaCl
0,9 %. Pada orang dewasa menggunakan 100-300 cc sekali memasukkan,
sedangkan pada anak-anak 10 cc/kg dalam sekali memasukkan ke
lambung pasien.1. D. IndikasiIndikasi dilakukannya bilas lambung
yaitu:1. pasien keracunan makanan atau obat;2. persiapan tindakan
pemeriksaan lambung;3. persiapan operasi lambung;4. pasien dalam
keadaan sadar;5. keracunan bukan bahan korosif dan kurang dari enam
puluh menit;6. gagal dengan terapi emesis;7. overdosis
obat/narkotik;8. terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada
saluran pencernaan atas;9. mengambil contoh asam lambung untuk
dianalisis lebih lanjut;10. dekompresi lambung;11. sebelum operasi
perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi.Tindakan ini dapat
dilakukan dengan tujuan hanya untuk mengambil contoh racun dari
dalam tubuh, sampai dengan menguras isi lambung sampai bersih.
Untuk mengetes benar tidaknya tube dimasukkan ke lambung, harus
didengarkan dengan menginjeksekan udara dan kemudian
mendengarkannya. Hal ini untuk memastikan bahwa tube tidak masuk ke
paru-paru.1. E. KontraindikasiKontraindikasi dilakukannya bilas
lambung yaitu:1. keracunan oral lebih dari 1 jam;2. pasien
keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa membakar (resiko
perforasi esophageal) serta keracunan bahan korosif (misalnya:
hidrokarbon, pestisida, hidrokarbon aromatic, halogen);3. pasien
yang menelan benda asing yang tajam;4. pasien tanpa gangguan reflex
atau pasien dengan pingsan (tidak sadar) membutuhkan intubasi
sebelum bilas lambung untuk mencegah inspirasi.1. F. Persiapan
Pelaksanaan ProsedurPada keadaan darurat, misalnya pada pasien yang
keracunan, tidak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh perawat
dalam melaksanakan bilas lambung, akan tetapi pada waktu tindakan
dilakukan untuk mengambil specimen lambung sebagai persiapan
operasi, biasanya dokter akan menyarankan akan pasien puasa
terlebih dahulu atau berhenti dalam meminum obat sementara.1. G.
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam prosedur bilas
lambung yaitu sebagai berikut:1. selang nasogastrik/ diameter besar
atau selang Ewald diameter besar;2. spuit pengirigasi besar dengan
adapter;3. saluran plastic besar dengan adapter;4. pelumas larut
air;5. air biasa atau antidote yang tepat (susu, larutan salin,
larutan bikarbonat natrium, jus jeruk, karbon teraktivasi);6. wadah
untuk aspirat;7. gag mulut, selang nasotrakea atau endotrakea
dengan cuv yang dapat dikembungkan;8. wadah untuk
spesimen.Smeltzer, Suzzane C. dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC4. Kenapa dokter memberikan
injeksi sulfas atropin?Agen antimuskarinik seperti atropine,
ipratopium, glikopirolat, dan skopolamin biasa digunakan mengobati
efek muskarinik karena keracunan organofosfat. Salah satu yang
sering digunakan adalah Atropin karena memiliki riwayat penggunaan
paling luas. Atropin melawan tiga efek yang ditimbulkan karena
keracunan organofosfat pada reseptor muskarinik, yaitu bradikardi,
bronkospasme, dan bronkorea.Pada orang dewasa, dosis awalnya 1-2 mg
yang digandakan setiap 2-3 menit sampai teratropinisasi. Untuk
anak-anak dosis awalnya 0,02mg yang digandakan setiap 2-3 menit
sampai teratropinisasi. Tidak ada kontraindikasi penanganan
keracunan organofosfat dengan Atropin.b) OximeOxime adalah salah
satu agen farmakologi yang biasa digunakan untuk melawan efek
neuromuskular pada keracunan organofosfat. Terapi ini diperlukan
karena Atropine tidak berpengaruh pada efek nikotinik yang
ditimbulkan oleh organofosfat. Oxime dapat mereaktivasi enzim
kholinesterase dengan membuang fosforil organofosfat dari sisi
aktif enzim.Pralidoxime adalah satu-satunya oxime yang tersedia.
Pada regimen dosis tinggi (2 g ivloaddiikuti 1g/jam selam 48 jam),
Pralidoxime dapat mengurangi penggunaan Atropine total dan
mengurangi jumlah penggunaan ventilator. Dosis yang
direkomendasikan WHO, minimal 30mg/kg iv bolus diikuti
>8mg/kg/jam dengan infus.Efek samping yang dapat ditimbulkan
karena pemakaian Pralidoxime meliputidizziness, pandangan kabur,
pusing,drowsiness, nausea, takikardi, peningkatan tekanan darah,
hiperventilasi, penurunan fungsi renal, dan nyeri pada tempat
injeksi. Efek samping tersebut jarang terjadi dan tidak ada
kontraindikasi pada penggunaan Pralidoxime sebagai antidotum
keracunan organofosfat.5. Sebutkan macam- macam intoksikasi beserta
antidotum!
Bahan RacunAntidotumMetode
Kimia a. Sianida
b. Metanol / Etilen Glikol
c. Timbal
d. Merkurie. Arsenicum
f. Na hipoklorit
g. Talium
h. Organofosfat
i. Fe (besi)
Nitrit (sodium/amil nitrit) Sodium tiosulfat Dikobalt edetase
(kasus berat) Ethanol
EDTAAsam 2,3-dimercaptosuksinatPenisilamin, BAL D-penisilamine
BAL(Dimercaprol), DMPSAsam 2,3- dimercaptosuksinat Natrium
tiosulfat
Potassium ferric (prussian blue)Sodium iodida, BAL Sulfas
atropine Pralidoksim Desferrioxamine
Amyl nitrite inhalasi 50 ml(12,5g)Na thiosulfat 25% dlm 10mnt
2,5 ml/kgBB ethanol 40% (vodka,gin) dlm air/jus jeruk, oral 30
mntTerapi kelasi
Terapi kelasi
50 mg atau 250 ml larutan 1% i.v10g dlm 100ml manitol 1,5%; 2x
oral 1-2 mg i.v ulang 10-15 menit, max 50 mg/hari15 mg/kgBB/jam
BUKU AJAR IPD JILID 1 EDISI IV
Definisi INTOKSIKASIKeracunan adalah zat atau bahan yang bila
masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung (inhalasi), suntikan dan
absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup
dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu
dengan serius fungsi satu atau lebih organ tubuh atau jaringan.(Mc.
Graw Hill Nursing Dictionary).
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa
kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek yang
merugikan.Menurut Taylor, racun adalah setiap bahan/ zat yang dalam
jumlah relatif kecil bila masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan
reaksi kimiawi/patofisiologis yang akan menyebabkan penyakit atau
kematian.
Suatu keadaan dimana terjadinya gangguan fisiologis dan kimiawi
dalam tubuh yang disebabkan oleh zat-zat berbahaya (arsen, asam
kuat, basa kuat dll) baik disengaja maupun tidak disengaja masuk
dalam tubuh
Suatu keadaan pada seseorang dengan tanda-tanda : Seseorang yang
tadinya sehat menjadi sakit Gejala kelainan tidak cocok dengan
gejala patologik tertentu Gejala menjadi progresif dan cepat karena
dosisnya tinggi dan intolerable(T. A. Gossel dkk. Principle of
Clinical Toxicology. Second Ed. Raven Press. New York)
Penyebab intoksikasi ?
Keracunan Asam / Basa Kuat (Asam Klorida, Asam Sulfat, Asam Cuka
Pekat, Natrium Hidroksida, Kalium Hidroksida).- Dapat mengenai
kulit, mata atau ditelan.- Gejala : nyeri perut, muntah dan diare.-
Tindakan : Keracunan pada kulit dan mata : - irigasi dengan air
mengalir- beri antibiotik dan antiinflamasi. Keracunan ditelan /
tertelan :- asam kuat dinetralisir dengan antasida- basa kuat
dinetralisir dengan sari buah atau cuka- jangan bilas lambung atau
tindakan emesis- beri antibiotik dan antiinflamasi. Keracunan
Alkohol / Minuman Keras- Gejala : emosi labil, kulit memerah,
muntah, depresi pernafasan, stupor sampai koma.- Tindakan : Bilas
lambung dengan air Beri kopi pahit Infus glukosa : mencegah
hipoglikemia. Keracunan Arsenikum- Gejala : mulut kering, kulit
merah, rasa tercekik, sakit menelan, kolik usus, muntah, diare,
perdarahan, oliguri, syok.- Tindakan : Bilas lambung dengan Natrium
karbonat/sorbitol Atasi syok dan gangguan elektrolit Beri BAL (4-5
Kg/BB) setiap 4 jam selama 24 jam pertama. Hari kedua sampai ketiga
setiap 6 jam (dosis sama). Hari keempat s/d ke sepuluh dosis
diturunkan. Keracunan Tempe Bongkrek- Gejala : mengantuk, nyeri
perut, berkeringat, dyspneu, spasme otot, vertigo sampai koma.-
Tindakan : terapi simptomatik. Keracunan Makanan Kaleng
(Botulisme)- Gejala : gangguan penglihatan, reflek pupil (-),
disartri, disfagi, kelemahan otot lurik, tidak ada gangguan
pencernaan dan kesadaran.- Tindakan : Bilas lambung dengan norit
Beri ATS 10.000 unit. Ber Fenobarbital 3 x 30-60 mg / oral.
Keracunan Ikan- Gejala : panas sekitar mulut, rasa tebal pada
anggota badan, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri sendi,
pruritus, demam, paralisa otot pernafasan.- Tindakan : Emesis,
bilas lambung dan beri pencahar. Keracunan Jamur- Gejala : air
mata, ludah dan keringat berlebihan, mata miosis, muntah, diare,
nyeri perut, kejang, dehidrasi, syok sampai koma.- Tindakan :
Emesis, bilas lambung dan beri pencahar. Injeksi Sulfas Atropin 1
mg / 1-2 jam Infus Glukosa. Keracunan Jengkol- Gejala : kolik
ureter, hematuria, oliguria anuria, muncul gejala Uremia.- Tindakan
: Infus Natrium bikarbonat Natrium bicarbonat tablet : 4 x 2
gr/hari Keracunan Singkong- Gejala : Mual, nyeri kepala, mengantuk,
hipotensi, takikardi, dispneu, kejang, koma (cepat meninggal dalam
waktu 1-15 menit).- Tindakan : Beri 10 cc Na Nitrit 5 % iv dalam 3
menit Beri 50 cc Na Thiosulfat 25 % iv dalam 10 menit. Keracunan
Marihuana / Ganja- Gejala : halusinasi, mulut kering, mata
midriasis- Tindakan : simptomatik, biasanya sadar setelah dalam 24
jam pertama. Keracunan Formalin- Gejala : Inhalasi : iritasi mata,
hidung dan saluran nafas, spasme laring, gejala bronchitis dan
pneumonia. Kulit : iritasi, nekrosis, dermatitis. Ditelan/tertelan
: nyeri perut, mual, muntah, hematemesis, hematuria, syok, koma,
gagal nafas.- Tindakan : bilas lambung dengan larutan amonia 0,2 %,
kemudian diberi minum norit / air susu Keracunan Barbiturat- Gejala
: mengantuk, hiporefleksi, bula, hipotensi, delirium, depresi
pernafasan, syok sampai koma.- Tindakan : Jangan lakukan emesis
atau bilas lambung Bila sadar beri kopi pahit secukupnya Bila
depresi pernafasan, beri amphetamin 4-10 mg intra muskular.
Keracunan Amfetamin- Gejala : mulut kering, hiperaktif, anoreksia,
takikardi, aritmia, psikosis, kegagalan pernafasan dan sirkulasi.-
Tindakan : Bilas lambung Klorpromazin 0,5-1 mg/kg BB, dapat diulang
tiap 30 menit Kurangi rangsangan luar (sinar, bunyi) Keracunan
Aminopirin (Antalgin)- Gejala : gelisah, kelainan kulit, laborat :
agranolositosis- Tindakan : Beri antihistamin im/iv Beri epinefrin
1 %o 0,3 cc sub kutan. Keracunan Digitalis (Digoxin)- Gejala :
anoreksia, mual, diare, nadi lambat, aritmia dan hipotensi-
Tindakan : Propranolol KCl iv Keracunan Insektisida
Gol.Organofosfat (Diazinon, Malathion)- Gejala : mual, muntah,
nyeri perut, hipersalivasi, nyeri kepala, mata miosis, kekacauan
mental, bronchokonstriksi, hipotensi, depresi pernafasan dan
kejang.- Tindakan : Atropin 2 mg tiap 15 menit sampai pupil melebar
Jangan diberi morfin dan aminophilin. Keracunan Insektisida
Gol.(Endrin, DDT)- Gejala : muntah, parestesi, tremor, kejang, edem
paru, vebrilasi s/d kegagalan ventrikel, koma- Tindakan : Jangan
gunakan epinefrin Bilas lambung hati-hati Beri pencahar Beri
Kalsium glukonat 10 % 10 cc iv pelan-pelan. Keracunan Senyawa
Hidrokarbon (Minyak Tanah, Bensin)- Gejala : Inhalasi : nyeri
kepala, mual, lemah, dispneu, depresi pernafasan Ditelan/tertelan :
muntah, diare, sangat berbahaya bila terjadi aspirasi (masuk paru)-
Tindakan : Jangan lakukan emesis Bilas lambung hati-hati Beri
pencahar Depresi pernafasan : Kafein 200-500 mg im Pengawasan :
kemungkinan edem paru. Keracunan Karbon Mono-oksida (CO)- Gejala :
kulit dan mukosa tampak merah terang, nyeri dan pusing kepala,
dispneu, pupil midriasis, kejang, depresi pernafasan sampai koma.-
Tindakan : Pasang O2 bertekanan Jangan gunakan stimulan Pengawasan
: kemungkinan edem otak Keracunan Narkotika (Heroin, Morfin,
Kodein)- Gejala : mual, muntah, pusing, klulit dingin, pupil
miosis, pernafasan dangkal sampai koma.- Tindakan : Jangan lakukan
emesis Beri Nalokson 0,4 mg iv tiap 5 menit (atau Nalorpin 0,1
mg/Kg BB.Obat terpilih Nalokson (dosis maximal 10 mg), karena tidak
mendepresi pernafasan, memperbaiki kesadaran, hanya punya efek
samping emetik.Karenanya pada penderita koma tindakan preventif
untuk aspirasi harus disiapkan.
6. Sebutkan komplikasi dari intoksikasi!Bahan kimia dari
kandungan pestisida dapat meracuni sel-sel tubuh atau mempengaruhi
organ tertentu yang mungkin berkaitan dengan sifat bahan kimia atau
berhubungan dengan tempat bahan kimia memasuki tubuh atau disebut
juga organ sasaran. Efek racun bahan kimia atas organ-organ
tertentu dan sistem tubuh.a. Paru-paru dan sistem pernafasanEfek
jangka panjang terutama disebabkan iritasi (menyebabkan bronkhitis
atau pneumonitis). Pada kejadian luka bakar, bahan kimia dalam
paru-paru yang dapat menyebabkan udema pulmoner (paru-paru berisi
air), dan dapat berakibat fatal. Sebagian bahan kimia dapat
mensensitisasi atau menimbulkan reaksi alergik dalam saluran nafas
yang selanjutnya dapat menimbulkan bunyi sewaktu menarik nafas, dan
nafas pendek. Kondisi jangka panjang (kronis) akan terjadi
penimbunan debu bahan kimia pada jaringan paru-paru sehingga akan
terjadi fibrosis atau pneumokoniosis.
b. HatiBahan kimia yang dapat mempengaruhi hati disebut
hipotoksik. Kebanyakan bahan kimia menggalami metabolisme dalam
hati dan oleh karenanya maka banyak bahan kimia yang berpotensi
merusak sel-sel hati. Efek bahan kimia jangka pendek terhadap hati
dapat menyebabkan inflamasi sel-sel (hepatitis kimia), nekrosis
(kematian sel), dan penyakit kuning. Sedangkan efek jangka panjang
berupa sirosis hati dari kanker hati.c. Ginjal dan saluran
kencingBahan kimia yang dapat merusak ginjal disebut nefrotoksin.
Efek bahan kimia terhadap ginjal meliputi gagal ginjal
sekonyong-konyong (gagal ginjal akut), gagal ginjal kronik dan
kanker ginjal atau kanker kandung kemih.d. Sistem syarafBahan kimia
yang dapat menyerang syaraf disebut neurotoksin. Pemaparan terhadap
bahan kimia tertentu dapat memperlambat fungsi otak. Gejala-gejala
yang diperoleh adalah mengantuk dari hilangnya kewaspadaan yang
akhirnya diikuti oleh hilangnya kesadaran karena bahan kimia
tersebut menekan sistem syaraf pusat. Bahan kimia yang dapat
meracuni sistem enzim yang menuju ke syaraf adalah pestisida.
Akibat dari efek toksik pestisida ini dapat menimbulkan kejang otot
danparalisis (lurnpuh). Di samping itu ada bahan kimia lain yang
dapat secara perlahan meracuni syaraf yang menuju tangan dan kaki
serta mengakibatkan mati rasa dan kelelahan.e. Darah dan sumsum
tulangSejumlah bahan kimia seperti arsin, benzen dapat merusak
sel-sel darah merah yang menyebabkan anemia hemolitik. Bahan kimia
lain dapat merusak sumsum tulang dan organ lain tempat pembuatan
sel-sel darah atau dapat menimbulkan kanker darah.
f. Jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)Sejumlah
pelarut seperti trikloroetilena dan gas yang dapat menyebabkan
gangguan fatal terhadap ritme jantung. Bahan kimia lain seperti
karbon disulfida dapat menyebabkan peningkatan penyakit pembuluh
darah yang dapat menimbulkan serangan jantung.g. KulitBanyak bahan
kimia bersifat iritan yang dapat menyebabkan dermatitis atau dapat
menyebabkan sensitisasi kulit dan alergi. Bahan kimia lain dapat
menimbulkan jerawat, hilangnya pigmen (vitiligo), mengakibatkan
kepekaan terhadap sinar matahari atau kanker kulit.h. Sistem
reproduksiBanyak bahan kimia bersifat teratogenik dan mutagenik
terhadap sel kuman dalam percobaan. Disamping itu ada beberapa
bahan kimia yang secara langsung dapat mempengaruhi ovarium dan
testis yang mengakibatkan gangguan menstruasi dan fungsi seksual.i.
Sistem yang lainBahan kimia dapat pula menyerang sistem kekebalan,
tulang, otot dan kelenjar tertentu seperti kelenjar tiroid. Petani
yang terpapar pestisida akan mengakibatkan peningkatan fungsi hati
sebagai salah satu tanda toksisitas, terjadinya kelainan
hematologik, meningkatkan kadar SGOT dan SGPT dalam darah juga
dapat meningkatkan kadar ureum dalam darah. 7. Sebutkan tanda-tanda
dari intoksikasi!KERACUNAN COKeracunan ringan Sakit kepala
berdenyut di pelipis yang khas, akibat refleks vasodilatasi
jaringan SSP yang hipoksiaKeracunan berat Tremor tidak menetap,
korea, spastik, distonia, kekakuan dan bradikinesia (gerakan pelan
yang tidak normal) Gagal fungsi pengertian (cognitive impairment),
gangguan keseimbangan, gangguan fungsi penglihatan dan pendengaran,
koma dan kematianKeracunan akut Kematian segera, karena edema
menyeluruh jaringan otakLong term-sequele Gangguan neuropsikiatri,
berupa dementia, psikosis dan manik depresi. Efek lambat ini
berhubungan dengan lesi white matter hipotesanya adalah berubahnya
fungsi membran akibat pajanan terus-menerus . Dapat timbul pada
awal keracunan atau beberapa hari-minggu setelah masa
penyembuhan.Kerusakan ini merupakan hasil kombinasi keadaan
hipoksia, hipoperfusi, vasodilatasi dan edema serebral yang
menyebabkan penurunan pasokan dan penggunaan glukosa, sehingga
timbul asidosis setempat
KERACUNAN INSEKTISIDA Yang paling menonjol adalah kelainan
visus,hiperaktifitas kelenjar ludah,keringat dan ggn saluran
pencernaan,serta kesukaran bernafas. Gejala ringan meliputi :
Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah,rasa takut, tremor pada
lidah,kelopak mata,pupil miosis. Keracunan sedang : nausea,
muntah-muntah, kejang atau kram perut, hipersaliva,
hiperhidrosis,fasikulasi otot dan bradikardi. Keracunan berat :
diare, pupil pin- poin, reaksi cahaya negatif ,sesak nafas,
sianosis, edema paru inkontenesia urine dan feces, kovulsi,koma,
blokade jantung akhirnya meninggal. KERACUNAN BOTULISME Gejalanya
terjadi tiba-tiba, biasanya 18-36 jam setelah toksin masuk, tapi
dapat terjadi 4 jam atau paling lambat 8 hari setelah toksin masuk.
Makin banyak toksin yang masuk, makin cepat seseorang akan sakit.
Pada umumnya, seseorang yang menjadi sakit dalam 24 jam setelah
makan makanan yang tercemar, akan mengalami penyakit yang sangat
parah. Gejala pertama biasanya berupa mulut kering, penglihatan
ganda, penurunan kelopak mata dan ketidakmampuan untuk melihat
secara fokus terhadap objek yang dekat. Refleks pupil berkurang
atau tidak ada sama sekali. Pada beberapa penderita, gejala awalnya
adalah mual, muntah, kram perut dan diare. Pada penderita lainnya
gejala-gejala saluran pencernaan ini tidak muncul, terutama pada
penderita wound botulism. Penderita mengalami kesulitan untuk
berbicara dan menelan. Kesulitan menelan dapat menyebabkan
terhirupnya makanan ke dalam saluran pernafasan dan menimbulkan
pneumonia aspirasi. Otot lengan, tungkai dan otot-otot pernafasan
akan melemah. Kegagalan saraf terutama mempengaruhi kekuatan otot.
Pada 2/3 penderita infant botulism, konstipasi (sembelit) merupakan
gejala awal. Kemudian terjadi kelumpuhan pada saraf dan otot, yang
dimulai dari wajah dan kepala, akhirnya sampai ke lengan, tungkai
dan otot-otot pernafasan. Kerusakan saraf bisa hanya mengenai satu
sisi tubuh. Masalah yang ditimbulkan bervariasi, mulai dari
kelesuan yang ringan dan kesulitan menelan, sampai pada kehilangan
ketegangan otot yang berat dan gangguan pernafasan.
KERACUNAN JENGKOL Ciri-ciri keracunan jengkol, biasanya
didahului rasa pegal di pinggang yang sangat hebat. Disusul rasa
nyeri nan melilit. Pegal dan sakit yang amat sangat itu
dimungkinkan lantaran terjadinya gangguan pada saluran urogenital
Setelah itu, penderita akan didera kesulitan buang air kecil.
Kalaupun bisa keluar, dicicil sedikit demi sedikit dan tentu saja,
disertai rasa sakit Gejala umum yang terjadi saat keracunan adalah
mual-mual, muntah, sakit perut, dan diare atau gangguan saluran
pencernaan. Yang sering ditemukan nafas, mulut, dan urin berbau
jengkol. Terkadang ada juga racun yang menyerang susunan saraf
sehingga menyebabkan ketegangan otot dan kejang-kejang atau justru
sebaliknya, otot menjadi lemas dan kurang tenaga bahkan bisa sampai
lumpuh (paralis). Penderita dapat juga mengalami keadaan somnolens
(mengantuk) sampai pingsan (koma). Yang paling parah adalah
kematian, bila terjadi gangguan pernapasan atau hambatan kerja
jantung Sumber : Schweich PJ, Zempsky WT. Selected topic in
emergency medicine.Dalam: McMilan JA, DeAngelis CD, Feigen RD,
Warshaw JB, Ed. Oskis8. Jelaskan manajemen penanganan pada pasien!
Dibagi2 (prehospital dan hospital)Prehosppital : dirangsang muntah
: mekanik palatum moleobat : peka biar muntahbisa diberikan
minuman. Prinsipnya mengencerkan. Kalau asam, dilarang untuk
dimuntahkan. Karena tambah parah
Hospital : proteksi diri, jaga airwayKejang :
antikonfulsanNGT
9. Jelaskan patofisiologi intoksikasi!Mekanisme
toksisitasOrganophosphat adalah insektisida yang paling toksik
diantara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan
pada orang. Termakan hanya dalam jumlah sedikit saja dapat
menyebabkan kematian, tetapi diperlukan lebih dari beberapa mg
untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa. Organofosfat
menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan
kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Enzim
tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat
dan kholin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah
asetylkholin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan
nikotinik pada system saraf pusat dan perifer. Hal tersebut
menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada
seluruh bagian tubuh.
pada keadaan normal :
ACh+AChE ACh-AChE
Cholin+AChE-Acetyl(kompleksenzim-substrat)Acetyl-AChE+H2O Acetic
Acid + AChE(enzim teraktivasi lagi)
Pada keadaan Keracunan Karbamat :Carbamat+ AChE Carbamilasi-AChE
(reversibel)Carbamilasi-AChE+H2O TidakBereaksiCarbamilasi-AChE+ACh
TidakBereaksi
http://www.academia.edu/4996722/Pesticides_poisoning 10.
Jelaskan pemeriksaan fisik yang harus dilakukan!Vital sign
InspeksiPalpasiPerkusiauskultasi11. Sebut dan jelaskan pemeriksaan
penunjang yang tepat!1.
Pemeriksaan radiologi dilakukan bila dicurigai adanya aspirasi
zat racun melalui inhalasi/dugaan adanya perforasi lambung
Pemeriksaan GBA (pada gangguan gas darah dan untuk menegakkan
diagnosis penyebab keracunan); pemeriksaan fungsi hati, ginjal, dan
sedimen urin (mengetahui dampak keracunan dan diagnosis penyebab
keracunan)
Pemeriksaan EKG pada penderita keracunan yang diikuti terjadinya
gangguan irama jantung yang berupa sinus takikardia, sinus
bradikardia, takikardia supraventrikular, takikardia ventricular,
torsade de pointes, fibrilasi ventricular, asistol, disosiasi
elektromekanik(IPD Jilid 1 Edisi IV, FKUI)