BAB 1DASAR TEORI1.1 Tromboflebitis1.1.1 PengertianTromboflebitis
adalah Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan
atau invasi mikroorganisme pathogen yang mengikuti aliran darah
disepanjang vena dan cabang-cabangnya sehingga terjadi
tromboflebitis. ( Saifuddin, 2000 :265)Menurut Sulaiman (2005 : 189
)Tromboflebitis adalah Penjalaran infeksi melalui vena sering
terjadi dan merupakan penyebab terpenting dari kematian karena
infeksi peurpurelis.Dua golongan vena biasanya memegang peranan
pada :a. Vena-vena dinding rahim dan ligamentum latum (vena
ovarika, vena uterin, dan vena hipogastrik)b. Vena-vena tungkai
(vena femoralis, poplitea, dan safena)Tromboflebitis didefinisikan
sebagai peradangan vena yang terjadi dikaitkan dengan bekuan
intravascular atau thrombus. Selama kehamilan kejadiannya relative
rendah, resiko tromboflebitis vena kaki atau pelvis meningkat
setelah kelahiran atau operasi. (Taber, 1994 : 420)1.1.2
KlasifikasiKlasifikasi Tromboflebitis menurut Saifuddin ( 2000 :
265) adalah :a. PelviotromboflebitisPelviotromboflebitis mengenai
vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika,
vena uterine dan vena hipogastrika. Vena yang paling sering terkena
ialah vena ovarika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi
plasenta terletak dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral.
Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis,
sedang perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena
cava inferior. Peritoneum, yang menutupi vena ovarika dekstra,
mengalami inflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan
periapendisitis. Perluasan infeksi dari vena uterine ialah ke vena
iliaka komunis.b. Tromboflebitis femoralisTromboflebitis femoralis
mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena femoralis, vena
poplitea dan vena safena.Menurut Sulaiman (2005: 189 )
Tromboflebitis diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :a. Tromboflebitis
pelvika- yang paling sering meradang adalah vena ovarika karena
mengalirkan darah dan luka bekas plasenta di daerah fundus
uteri.Penjalaran tromboflebitis pada vena ovarika kiri ialah ke
vena renalis dan dari vena ovarika kanan ke vena kava
inferior.Trombosis yang terjadi setelah peradangan bermaksud untuk
menghalangi penjalaran mikroorganisme. Dengan proses ini, infeksi
dapat sembuh, tetapi jika daya tahan tubuh kurang, trombus dapat
menjadi nanah.Bagian-bagian terkecil trombus terlepas dan
terjadilah emboli atau sepsis dan karena embolus unu mengandung
nanh disebut juga pyaemia. Embolus ini biasanya tersangkut pada
paru, ginjal, atau katup jantung. Pada paru dapat menimbulkan
infark. Jika daerah yang mengalami infark luas, pasien meninggal
dengan mendadak dan jika pasien tidak meninggal, dapat timbul abses
paru.b. Tromboflebitis femoralis dapat terjadi vena safena magna
atau peradangan vena femoralis sendiri, penjalaran tromboflebitis
vena uterina (vena uterina, vena hipogastrika, vena iliaka
eksterna, vena femoralis), dan akibat parametritis.Tromboflebitis
vena femoralis mungkin terjadi karena aliran darah lambat di daerah
lipat paha karena vena tersebut, yang tertekan oleh ligamentum
inguinale, juga karena dalam masa nifas kadar fibrinogen
meninggi.Pada tromboflebitis femoralis terjadi oedema tungkai yang
mulai pada jari kaki, naik ke kaki, betis dan paha, bila pada
tromboflebitis itu mulai pada vena safena atau vena femoralis.
Sebaliknya, bila terjadi sebagai lanjutan dari tromboflebitis
pelvika, odem mulai terjadi pada paha dan kemudian turun ke
betis.Biasanya hanya satu kaki yang bengkak, tapi kadang-kadang
keduanya. Tromboflebitis femoralis jarang menimbulkan
emboli.Penyakit ini juga dikenal dengan nama phlegmasia alba dolens
(radang yang putih dan nyeri)1.1.3 Tanda dan gejalaa. Tanda gejala
PelviotromboflebitisMenurut Saifuddin ( 2000: 265-266) tanda gejala
pelviotromboflebitis meliputi :Nyeri pada terdapat pada perut
bagian bawah dan/atau perut bagian samping, timbul pada hari ke 2-3
masa nifas dengan atau tanpa panas.Penderita tampak sakit berat
dengan gambaran karakteristik sebagai berikut :1) Menggigil
berulang kali. Menggigil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit)
dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari.
Pada waktu menggigil penderita hampir tidak panas.2) Suhu badan
naik turun secara tajam (360 C menjadi 400 C), yang diikuti dengan
penurunan suhu dalam 1 jam ( biasanya subfebris seperti pada
endometritis).3) Penyakit dapat berlangsung selama 1-3 bulan4)
Cenderung berbentuk pus, uyang menjalar kemana-mana, terutama ke
paru-paru.Gambaran darah:1) Terdapat leukositosis ( meskipun
setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi
leukopenia)2) Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat
tepat sebelum mulainya menggigil. Meskipun bakteri ditemukan di
dalam darah selama menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat
karena bakterinya adalah anaerob.3) Pada periksa dalam hampir tidak
diketemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena ialah vena
ovarika, yang sukar dicapai pada pemeriksaan dalam.
b. Tanda gejala Tromboflebitis femoralis ( flegmasia albadolens)
Menurut Saifuddin ( 2000: 266) tanda gejala dari tromboflebitis
femoralis, adalah :Penilaian klinikKeadaan umum tetap baik, suhu
tubuh subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak naik
kira-kira pada hari ke 10-20, yang disertai dengan menggigil dan
nyeri sekali.Pada salah satu kaki yang terkena biasanya kaki kiri,
akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut:1) Kaki sedikit dalam
keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas
disbanding dengan kaki lainnya.2) Seluruh bagian dari salah satu
vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas.3)
Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.4) Reflektonik akan
terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang,
putih, nyeri dan dingin, dab pulsasi menurun.5) Edema kadang-kadang
terjadi sebelum atau setelah nyeri dan pada umunya terdapat pada
paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki
dan pergelangan kaki, kemudian meluas dari bawah keatas.6) Nyeri
pada betis, yang dapat terjadi spontan atau dengan memijit betis
atau dengan meregangkan tendo akhiles ( tanda Homan ).Sedangkan
menurut Nita ( 2013 : 292) gejala klinik dari flegmansia alba
dolens sebagai berikut :1) Terjadi pembengkakan pada tungkai2)
Berwarna putih3) Terasa sangat nyeri4) Tampak bendungan pembuluh
darah5) Temperatur badan dapat meningkat.Menurut Sulaiman (2005:
191-192 ) tanda gejala tromboflebitis adalaha. Tromboflebitis
pelviks biasanya terjadi pada minggu kedua, seperti demam
menggigil; biasanya pasien sudah memperlihatkan suhu yang tidak
tenang seperti pada endometritis sebelumnya. Jika membuat kultur
darah, sebaiknya diambil waktu pasien menggigil atau sesaat
sebelumnya. Penyulit ialah abses paru, pleuritis, pneumoni, dan
abses ginjal.Penyakit berlangsung antara 1-3 bulan dan angka
kematian tinggi. Kematian biasanya karena penyulit paru.b.
Tromboflebitis femoralis terjadi antara hari ke 10-20 yang ditandai
dengan kenaikan suhu dan nyeri tungkai, biasanya yang kiri. Tungkai
biasanya tertekuk dan berputar keluar dan agak sukar digerakkan.
Kaki yang sakit biasanya lebih panas daripada kaki yang
sehat.Palpasi menunjukkan adanya nyeri sepanjang salah satu vena
kaki yang teraba sebagai alur yang keras biasanya pada paha.Timbul
edema yang jelas, yang biasanya mulai pada ujung kaki atau pada
paha dan kemudian naik ke atas. Edema ini lambat sekali hilang.
Keadaan umum pasien tetap baik. Kadang kadang terjadi
tromboflebitis pada kedua tungkai.1.1.4 EtiologiMenurut
Wiknjosastro (2006: 703) Trombosis ini, yang dapat terjadi pada
kehamilan lebih sering ditemukan pada masa nifas jarang ditemukan
di Indonesia. Bahwa penyakit itu lebih banyak terdapat dalam
hubungan dengan kehamilan, disebabkan oleh 3 hal ; yaitu a)
perubahan susunan darah; b) perubahan laju peredaran darah; dan c)
perlukaan lapisan intima pembuluh darah.Pada masa hamil, dan
khususnya pada persalinan pada saat terlepasnya plasenta, kadar
fibrinogen serta factor lain yang memegang peranan dalam pembekuan
meningkat, sehingga memudahkan timbulnya pembekuan. Selanjutnya
pada hamil tua peredaran darah dalam kaki menjadi lebih lambat
karena tekanan uterus yang berisi janin serta berkurangnya
aktivitas wanita; kekurangan aktivitas ini masih berlangsung terus
dalam masa nifas. Akhirnya pada persalian, terutama yang
diselesaikan dengan pembedahan, ada kemungkinan gangguan pada
pembuluh darah, terutama di daerah pelvis. 1.1.5 Faktor-faktor
PredisposisiFaktor faktor predisposisis trombosis vena dari
vena-vena perifermenurut Taber ( 1994 : 421 ) Faktor-faktor resiko
untuk tromboflebitis meliputi pertambahan usia, episode
tromboemboli sebelumnya, pembedahan, kelahiran, obesitas,
imobilisasi, trauma vascular, dan dehidrasi ( peran esterogen pada
pathogenesis masalah tromboemboli tetap controversial, karena
banyak penelitian telah mencapai kesimpulan yang berbedaFaktor
predisposisi Tromboflebitis pelvis septic menurut Taber (1994:424)
meliputi infeksi uterus yang disertai dengan invasi vena oleh
bakteri setelah pembedahan pelvis, kelahiran abortus.1.1.6
DiagnosisMenurut Aniek (2002:33) Diagnosis Tromboflebitis biasanya
dapat dibuktikan melalui pemeriksaan klinis.Trombosis vena dalam
lebih sulit untuk didiagnosis secara klinis di tahap-tahap awal.
Tetapi nyeri pada betis, terutama sewaktu berjalan, menunjukkan
kemungkinan terjadinya trombosis vena dalam.Untuk melakukan tes
diperlukan keterampilan tingkat lanjut dan teknologi yang mahal.
Tes tersebut meliputi : Ultrasound dengan menggunakan efek Doppler
untuk mempelajari aliran bunyi dalam vena femoral. Venografi yang
mencakup X-ray setelah injeksi radio opaque dye.1.1.7
PrognosisPrognosis menurut Sulaiman (2005 : 192 ) Yang paling
dipercaya untuk membuat prognosis adalah nadi. Jika nadi tetap
dibawah 100, prognosis baik. Sebaliknya, nadi diatas 130, apalagi
jika tidak ikut turun dengan turunnya suhu, prognosis kurang
baik.Demam yang kontinyu lebih buruk prognosisnya daripada demam
yang remittens. Demam menggigil berulang-ulang, insomnia, dan
ikterus, yang merupakan tanda-tanda kurang baik.Kadar Hb yang
rendah dan jumlah leukosit yang rendah atau sangat tinggi
memperburuk prognosis. Juga kuman penyebab yang ditentukan dengan
pembiakan menentukan prognosis.Peritonitis dan tromboflebitis
pelvika mempunyai prognosis yang kurang baik.1.1.8 Penatalaksanaan
dan pengobatanMenurut Sulaiman (2005: 194 ) Adanya antibiotik yang
baik sekarang ini mengubah prognosis peurpuralis dan pengobatan
infeksi peurpuralis, dengan obat obatan tersebut merupakan tindakan
yang utama.Dalam memilih satu antibiotik untuk mengobati infeksi,
terutama infeksi yang berat seperti pada sepsis peurpuralis, kita
tentu menyadarkan diri atas hasil uji sensitivitas dari kuman
penyebab.Akan tetapi, sambil menunggu hasil uji tersebut sebaiknya
kita segera memberi dulu salah satu antibiotik dengan spektrum luas
supaya tidak membuang waktu dalam keadaan yang begitu gawat.Pada
saat ini penisilin G atau penisilin penisintesis (ampisilin)
merupakan pilihan yang tepat (renaissance dan penicilline) karena
penisilin bersifat bakterisid (bukan bakteriostatik, seperti
tetrasiklin atau kloramfenikol) dan bersifat nontoksis.Karena sifat
nontoksisnya ini, penisilin dapat diberikan dalam dosis yang sangat
tinggi tanpa memberikan pengaruh toksis maka sebaiknya diberikan
penisilin G sebanyak 5 juta S tiap 4 jam dan dapat sampai 30 juta S
setiap hari.Penisilin ini diberikan sebagai injeksi intravena atau
secara infus pendek selama 5 sampai 10 menit.Penisilin dilarutkan
dalam larutan glukosa 5% atau ringer laktat. Dapat juga diberikan
ampisilin 3-4 gr, mula-mula intravena atau intramuskular.
Stafilokokus yang peniciline resistent tahan terhadap penisilin
karena mengeluarkan enzim penicilinase. Preparat penisilin yang
tahan penisilinase ialah oksasilin, dikloksasilin dan
metisilin.Disamping pemberian antibiotik dalam pengobatan infeksi
puerperalis, masih diperlukan beberapa tindakan khusus untuk
mempercepat penyembuhan infeksi tersebut, antara lain:a.
Tromboflebitis pelvika tujuan terapi pada tromboflebitis ialah
mencegah emboli pada paru dan mengurangi akibat akibat
tromboflebitis (edema, kaki yang lama dan perasaan nyeri ditungkai.
Pengobatan dengan antikoagulansi (heparin dan dikumarol) bermaksud
untuk mengurangi terjadinya trombus dan mengurangi bahaya emboli.b.
Tromboflebitis femuralis kaki ditinggikan dan pasien harus tinggal
ditempat tidur sampai seminggu sesudah demam sembuh. Setelah pasien
sembuh, ia dianjurkan supaya jangan lama-lama berdiri, dan
dianjurkan memakai kaos elastisPenanganan Pelviotromboflebitis
menurut saifuddin ( 2000 : 266)a. Rawat inapPenderita tirah baring
untuk pemantauan gejala penyakitnya dan mencegah terjadinya emboli
pulmonum.b. Terapi medicPemberian antibiotika ( lihat antibiotika
kombinasi dan alternative, seperti yang tercantum dalam
penatalaksanaan korioamnionitis) heparin jika terdapat tanda-tanda
atau dugaan adanya emboli pulmonumc. Terapi operatifPeningkatan
vena cafa inferior dan ovarika jika emboli septic terus berlangsung
sampai mencapai paru-paru, meskipun sedang dilakukan
heparinisasi.Penanganan Tromboflebitis femoralis menurut saifuddin
(2000: 267)a. PerawatanKaki ditinggikan untuk mengurangi edema,
lakukan kompresi pada kaki. Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap
dibalut elastic atau memakai kaoskaki panjang yang elastik selama
mungkin.b. Mengingat kondisi ibu yang sangat jelek, sebaiknya
jangan menyusui.c. Terapi medik : pemberian antibiotika dan
analgetika. Penatalaksanaan menurut Taber ( 1994 : 421-422) adalah
:a. Tirah baring, analgesic, pemanasan basah, dan peninggian
ekstermitas yang terkena merupakan terapi tradisional untuk
tromboflebitis lokal ( superficial dan profunda ).b. Terapi
Antikoagulan dengan Heparin dianjurkan diberikan segera setelah
diagnosis trombosis vena profunda ditegakkan, untuk mencegah
penyebaran thrombus lebih lanjut. Dosis awalnya adalah 5000 unit
diberikan secara intravena, diikuti dengan infuse kontinu sekitar
1000 unit per jam.c. Infus intravena kontinu dapat dipersiapkan
dengan menambahkan 20.000 sampai 40.000 unit heparin ke dalam 1000
ml larutan dekstrose 5%. Dibutuhkan pompa infus kontinu. Kadar
aktivitas heparin dipantau melalui pengukuran masa tromplastin
parsial hampir setiap empat jam selama tahap awal terapi. Dosis
heparin yang dianjurkan adalah untuk memelihara masa tromboplastin
parsial teraktivitas di antara setengah dan dua setengah kali kadar
control. Dosis umumnya adalah 20.000 sampai 40.000 unit diberikan
selama 24 jam.d. Komplikasi pendarahan dari terapi antikoagulan
memerlukan penghentian pengobatan. ( Pada kasus kelebihan dosis
heparin, larutan protamin sulfat 1% diberikan melalui infuse
perlahn-lahan dapat menetralisir heparin. Setiap milligram protamin
sulfat menetralisir hampir 100 unit heparin. 30 menit setelah
pemberian heparin, sekitar 0,5 miligram protamin cukup untuk
menetralisir setiap 100 unit heparin yang diberikan. Yang perlu
diberikan tidak lebih dari 50 mg protamin, sangat perlahan, dalam
periode sepuluh menitan.) Selama kehamilan heparin merupakan
antikoagulan yang disukai, karena tidak melewati
plasenta.Pendidikan pasiena. Pasien harus diberikan penjelasan
mengenai resiko embolisasi dan mengenai pentingnya terapi
antikoagulan. Setelah gejala tromboflebitis membaik, pasien dapat
mulai berjalan, kakinya ditopang dengan stoking elastis.b. Pasien
yang sedang menerima terapi antikoagulan harus diperingatkan untuk
menghindari aspirin, karena dapat meningkatkan kecenderungan
pendarahan.c. Obat-obat kontrasepsi oral harus dihindari dikemudian
hari karena dapat meningkatkan resiko rekurensi tromboemboli.1.1.9
Komplikasi Komplikasi dari tromboflebitis menurut Saifuddin (2000:
266) adalah :a. Komplikasi pada paru-paru: infark, abses,
pneumoniab. Komplikasi pada ginjal sinistra, nyeri mendadak, yang
diikuti dengan proteinuria dan hematuria. Komplikasi pada
persendian, mata dan jaringan subkutan.
BAB 2TEORI ASUHAN
Menurut Taber (1994 : 420-422), fokus asuhan yang diberikan pada
klien yang mengalami trombosis vena dari vena-vena perifer (
tromboflebitis femoralis ) adalah sebagai berikut.2.1 Data
Subjektif2.1.1 BiodataUsia : Faktor-faktor resiko untuk
tromboflebitis meliputi pertambahan usia2.1.2 Keluhan UtamaNyeri
kaki, pembengkakan, dan kemerahan merupakan gejala trombosis vena.
Namun, sekitar 50% pasien dengan bukti foto roentgen trombosis vena
adalah asimptomatik.2.1.3 AktivitasImobilisasi merupakan salah satu
faktor presdiposisi dari tromboflebitis.2.2 Data Objektif2.2.1
Pemeriksaan umum : peningkatan denyut nadi dan sedikit peningkatan
suhu dapat merupakan satu-satunya tanda sistematik.2.2.2
Pemeriksaan BBObesitas merupakan salah satu faktor presdiposisi
dari tromboflebitis.2.2.3 Pemeriksaan fisikPemeriksaan kaki : nyeri
pada betis atau fosa poplitea disebabkan oleh dorsofleksi kaki
(tanda homans) dapat merupakan satu-satunya bukti trombosis vena
profunda. Tanda-tanda lain dari trombosis adalah pembengkakan
ekstermitas disebabkan oleh peningkatan lingkaran, nyeri, dan
kemerahan di sepanjang pembuluh darah yang terkena.2.2.4
Pemeriksaan PenunjangPlebografi, Pletismografi Impedensi,
Pemeriksaan Aliran Doppler, atau Ambilan Fibrinogen. Pemeriksaan
ini dapat membantu apabila diagnosis diragukan. ( selama kehamilan
dan menyusui, ambilan fibrinogen merupakan kontraindikasi)2.3
DiagnosaSetelah dilakukan pengkajian, selanjutnya dilakukan analisa
data untuk merumuskan masalah berdasarkan prioritasnya. Dari
analisa data akan diperoleh diagnosa dan masalah kebidanan pada ibu
adalah sbb:PAPIAH, hari.jenis persalinan.., laktasi.., involusi..,
lochea, keadaan umum.dengan masalah Potensial terjadi
tromboflebitisPrognosa : baik bila tidak ada komplikasi.2.4
PerencanaanPAPIAH, hari.jenis persalinan.., laktasi.., involusi..,
lochea, keadaan umum.dengan masalah Potensial terjadi
tromboflebitisPrognosa : baik bila tidak ada komplikasi.Tujuan :
Mengurangi infeksi akibat invasi mikroorganisme pathogen yang
mengikuti aliran darah disepanjang vena dan mencegah terjadinya
komplikasiKriteria hasil : - Edema berkurang Suhu tubuh normal
Nyeri berkurang
IntervensiPenatalaksanaan menurut Taber ( 1994 : 421-422) adalah
:a. Anjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang
terkena.Rasional : untuk mengurangi pembengkakan. b. Berikan
AnalgesicRasional : mengurangi rasa nyeric. Anjurkan pada klien
untuk mengompres hangat basahRasional : untuk mengurangi nyeri dan
memberi kenyamanan.d. Beritahu pasien setelah gejala tromboflebitis
membaik, pasien dapat mulai berjalan, kakinya ditopang dengan
stoking elastis.Rasional : untuk meningkatkan sirkulasi vena dan
membantu mencegah kondisi stasis.
2.5 ImplementasiBerdasarkan Kepmenkes No 938 (2007), bidan
melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien, dalam
bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
2.6 EvaluasiBerdasarkan Kepmenkes No 938 (2007), bidan melakukan
evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien1
1
BAB 3TINJAUAN KASUS3.1 Pengkajian DataTanggal pengkajian : 10
April 2015, pukul 11.00 WIBTempat pengkajian : BPM Ny. Amesi,
S.ST3.1.1 Pengumpulan dataa. Data subyektif1)
BiodataIstriSuamiNama: Ny. TTn. SUmur: 26 th34 thAgama:
IslamIslamPendidikan: SMPSMASuku/bangsa:
Jawa/IndonesiaJawa/IndonesiaPekerjaan: IRTSwasta Penghasilan: -Rp.
800.000/bulanUmur menikah: 25 tahun33 tahunLama/brp x menikah: 1
tahun/1x1 tahun/1xStatus marital: MenikahMenikahAlamat: Ds. Nguri
RT.02/RW.09, Lembeyan, Magetan2) Keluhan utamaIbu mengeluh
tungkainya bengkak, terasa sangat nyeri, dan badan terasa panas.3)
Riwayat kesehatana) Riwayat kesehatan yang laluIbu mengatakan tidak
menderita penyakit dengan gejala sesak napas (asma), batuk lama
berdarah (TBC), tekanan darah tinggi (hipetensi), jantung
berdebar-debar (penyakit jantung), sering kencing, banyak makan,
banyak minum (DM), penyakit kuning, kencing seperti teh
(hepatitis), keputihan yang gatal dan berbau (PMS), sakit saat
kencing (ISK), daya tahan tubuh menurun, diare 3 bulan (HIV/AIDS),
kontak kucing dan anjing (TORCH).
b) Riwayat kesehatan sekarangIbu mengatakan tidak sedang
menderita penyakit dengan gejala sesak nafas (asma), batuk lama
berdarah (TBC), tekanan darah tinggi (hipertensi), jantung
berdebar-debar (penyakit jantung), sering kencing, banyak makan,
banyak minum (DM), penyakit kuning, kencing seperti teh
(hepatitis), keputihan yang gatal dan berbau (PMS) sakit saat
kencing (ISK), daya tahan tubuh menurun, diare 3 bulan (HIV/AIDS)
kontak dengan kucing dan anjing (TORCH). Saat ini tungkai ibu
bengkak terasa sangat nyeri dan badan terasa panas.4) Riwayat
kesehatan keluargaDalam keluarga ibu maupun suami yang tinggal satu
rumah tidak ada yang menderita penyakit dengan gejala sesak napas
(asma), batuk lama berdarah (TBC), tekanan darah tinggi
(hipertensi), jantung berdebar-debar (penyakit jantung), sering
kencing, banyak makan, banyak minum (DM), penyakit kuning, kencing
seperti teh (hepatitis), keputihan yang gatal dan berbau (PMS),
sakit saat kencing (ISK), daya tahan tubuh menurun, diare 3 bulan
(HIV/AIDS), kontak kucing dan anjing (TORCH). Dalam keluarga juga
tidak ada riwayat kembar.5) Riwayat kebidanana) HaidHaid pertama
umur 12 tahun, siklus 28-30 hari, lama 6-7 hari, ganti pembalut 2-3
x/hari, konsistensi encer, warna merah, tidak ada gumpalan, tidak
ada keluhan nyeri perut saat hari pertama haid, keputihan sebelum
haid yang tidak gatal, tidak berbau dan berwarna jernih.b) Riwayat
kehamilan sekarangSelama hamil ibu tidak ada keluhan yang serius
hanya mual-mual pada kehamilan muda dan kondisi ibu tetap baik, ibu
periksa rutin ke bidan sesuai anjuran bidan. Selama hamil mendapat
tablet tambah darah, vitamin, kakl dan diminum sampai habis. Juga
mendapat penyuluhan tentang gizi ibu hamil, personal hygiene,
perawatan payudara, senam hamil, ibu berusaha melaksanakan semua
yang diberi tahu bidan.c) Riwayat persalinan sekarangIbu melahirkan
pada tanggal 01-04-2014 pukul 01.30 WIB bayi lahir spontan,
langsung menangis, anak hidup jenis kelamin laki-laki, BB : 2900
gr, PB : 49 cm tidak ada kelainan. Plasenta lahir spontan lengkap.
Segera setelah setelah lahir bayi langsung disusukan pada ibu. Bayi
dirawat bersama ibunya.
d) Nifas sekarangIbu dalam 10 hari masa nifas, ibu sudah
meneteki bayinya, ASI keluar lancar dari payudara kiri maupun
kanan. Kontraksi uterus keras dan bundar, lochea berwarna
kekuningan, tidak terjadi perdarahan yang banyak. Ibu merasa
badannya panas, kakinya bengkak dan terasa nyeri. Bayi dalam
keadaan sehat, menyusu kuat.e) Riwayat KBIbu mengatakan belum
pernah menggunakan KB. Untuk rencana selanjutnya ibu sudah
memutuskan menggunakan KB suntik 3 bulanan setelah masa nifas
berakhir.6) Pola kebiasaan sehari-haria) NutrisiSelama hamil:Makan
3x sehari, porsi sedang komposisi nasi, tahu, telur, sayur (bayam,
kacang panjang), buah (jeruk, pisang, pepaya), minum air putih 8
gelas/hari dan minum susu ibu hamil 2x sehari.Selama nifas:Makan 3x
sehari, porsi sedang, komposisi nasi, tempe, ayam, sayur (bayam,
wortel, kacang panjang). Makan selingan 2x sehari seperti bubur
kacang hijau. Buah (pisang, jeruk, apel), minum air putih 9
gelas/hari.b) Eliminasi Selama hamil:BAB 1x/hari, konsistensi
lunak, warna kuning, tidak ada keluhan, BAK 5-6 x/hari, warna
kuning jernih, tidak ada keluhan.Selama nifas:BAB 1x/hari,
konsistensi lunak, warna kuning, tidak ada keluhan, BAK 5-6 x/hari,
warna kuning jernih, tidak ada keluhan.
c) Istirahat dan tidurSelama hamil:Ibu malam hari tidur pukul
21.00-04.00 WIB sering terbangun karena sering BAK pada hamil tua.
Siang hari ibu tidur pukul 13.00-15.00 WIB.Selama nifas: Tidur
malam ibu sering terbangun untuk menyusui tiap 2-3 jam sekali.
Siang hari ketika bayi tidur, ibu ikut tidur 1-2 jam.d) Aktivitas
Selama hamil:Ibu melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti memasak,
mencuci dan melakukan pekerjaan rumah lainnya, jalan-jalan tiap
pagi hari pukul 05.30 WIB.Selama nifas:Ibu mengatakan mengurangi
aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga, ibu fokus untuk merawat
bayi. e) Personal hygieneSelama hamil:Ibu mandi 2x sehari, gosok
gigi, keramas 3x seminggu atau bila merasa kotor, ganti celana
dalam 2x sehari atau bila merasa basah, cebok dari depan ke
belakang. Ibu membersihkan payudara dengan baby oil.Selama
nifas:Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi, keramas 3x seminggu atau
bila merasa kotor, ganti baju 2x sehari. Celana dalam 2x sehari
atau bila merasa basah, ganti pembalut bila sudah basah oleh darah.
Ibu cebok dari depan ke belakang.f) Kehidupan seksualSelama hamil :
Ibu melakukan hubungan seksual dengan suami 2x semingguSelama nifas
: Menurut ibu dapat memulai hubungan seksual setelah 40 hari.7)
Riwayat ketergantunganIbu tidak merokok, minum-minuman keras
ataupun mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Ibu juga tidak
mempunyai ketergantungan terhadap obat-obatan tertentu. Suami ibu
merokok, namun mulai ibu hamil sampai sekarang , suami tidak
merokok di dekat ibu.8) Latar belakang sosial budayaDalam keluarga
istri maupun suami tidak menganut kebiasaan pantang makanan
tertentu, tidak ada kebiasaan senden setelah melahirkan tetapi ada
acara sepasaran, telonan dan tujuh bulanan. Ibu tidak pernah pijat
perut dan minum jamu.
9) PsikososialIbu dan keluarga sangat bersyukur karena anak yang
diharapkan lahir dengan sehat dan selamat. Kelahiran bayi disambut
bahagia oleh seluruh keluarga. Ibu dibantu oleh suami dalam merawat
bayi.10) SpiritualSetelah bayi lahir, seluruh keluarga mengucap
syukur dan ayah bayi membacakan adzan dan iqomah kedua pada telinga
bayi.
b. Data obyektif1) Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis2)
Tanda-tanda vitalT : 120/70 mmHgN : 90 x/mntR : 24 x/mntS : 38 oC3)
Tinggi badan : 160 cmBB sekarang : 70 kg4) Pemeriksaan fisikKepala
:Rambut bersih, tidak ada ketombe, kulit kepala bersih, tidak
rontok.Muka:Tidak sembab, tidak pucat, tampak menyeringai
kesakitanMata:Simetris, sclera putih, konjungtiva palpebra merah
muda.Mulut:Bibir lembab, tidak stomatitis, tidak ada karies
gigi.Leher:Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe, tidak
ada bendungan vena jugularis.Dada:Simetris, pernafasan normal,
tidak ada tarikan dada, tidak ada ronchi/wheezing, bunyi jantung
normal.Payudara:Keadaan payudara bersih, simetris, payudara tegang,
puting susu menonjol, tidak ada benjolan abnormal, ASI sudah keluar
lancar.Abdomen:TFU sudah tidak teraba, kandung kemih
kosong.Genetalia:Tidak oedem maupun varices, lochea serosa,
pengeluaran sedang, terdapat ruptur perineum derajat 2, jenis
jahitan jelujur, terikat dengan baik tidak kemerahan, dan sudah
kering.Anus:Tidak ada haemoroid.EkstremitasAtas : Pergerakan normal
tidak oedem, simetris, kuku bersih pendek, tidak pucat, tidak ada
cacat, tidak ada keluhan fungsi anatomiBawah : Simetris, bengkak,
berwarna putih, tampak bendungan pembuluh darah. Reflek patella
+/+
c. Analisa dataNoDiagnosa/masalahData dasar
1.P10001, 10 hari post partum, laktasi, involusi, lochea normal,
keadaan psikologis normal, KU ibu dan bayi baikDS: Ibu melahirkan
pada tanggal 01-04-2014. Ibu dalam 10 hari masa nifas, ibu sudah
meneteki bayinya, ASI keluar lancar dari payudara kiri maupun
kanan. Kontraksi uterus keras dan bundar, lochea berwarna
kekuningan, tidak terjadi perdarahan yang banyak. Bayi dalam
keadaan sehat, menyusu kuat. Ibu dan keluarga sangat bersyukur
karena anak yang diharapkan lahir dengan sehat dan selamat.
Kelahiran bayi disambut bahagia oleh seluruh keluarga. Ibu dibantu
oleh suami dalam merawat bayi.DO:-KU baik, kesadaran komposmentis
Tanda-tanda vitalT : 120/70 mmHgN : 90 x/mntS : 38oCR : 24 x/mnt
Payudara tegang, putting bersih, menonjol, tidak ada benjolan
abnormal, ASI sudah keluar lancar. TFU sudah tidak teraba Lochea
serosa
2.Tromboflebitis femoralisDS: Ibu mengeluh tungkainya bengkak,
terasa sangat nyeri, dan badan terasa panas.DO: Tanda-tanda vitalN
: 90 x/mntS : 38 oC Ibu tampak menyeringai kesakitan Ekstermitas
bawah : Simetris, bengkak, berwarna putih, tampak bendungan
pembuluh darah. Reflek patella +/+
3.2 Diagnosa KebidananP10001, 10 hari post partum, laktasi,
involusi, lochea normal, keadaan psikologis normal, KU ibu dan bayi
baik dengan masalah Tromboflebitis femoralis. Prognosa baik.3.3
Perencanaan Diagnosa : P10001, 10 hari post partum, laktasi,
involusi, lochea normal, keadaan psikologis normal, KU ibu dan bayi
baik, , dengan masalah Tromboflebitis femoralis. Prognosa
baik.Tujuan : Mengurangi infeksi akibat invasi mikroorganisme
pathogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan mencegah
terjadinya komplikasiKriteria hasil : - Edema berkurang Suhu tubuh
normal Nyeri berkurangIntervensia. Anjurkan tirah baring dan
mengangkat bagian kaki yang terkena.Rasional : untuk mengurangi
pembengkakan. b. Berikan AnalgesicRasional : mengurangi rasa
nyeric. Anjurkan pada klien untuk mengompres hangat basahRasional :
untuk mengurangi nyeri dan memberi kenyamanan.d. Beritahu pasien
setelah gejala tromboflebitis membaik, pasien dapat mulai berjalan,
kakinya ditopang dengan stoking elastis.Rasional : untuk
meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi
stasis.3.4 PelaksanaanTanggal 10 April 2015, pukul 11.15
WIBDiagnosa : P10001, 10 hari post partum, laktasi, involusi,
lochea normal, keadaan psikologis normal, KU ibu dan bayi baik, ,
dengan masalah Tromboflebitis femoralis. Prognosa baik.Intervensi1
Menganjurkan tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.2
Memberikan analgesic3 Menganjurkan pada klien untuk mengompres
hangat basah4 Memberitahu pasien setelah gejala tromboflebitis
membaik, pasien dapat mulai berjalan, kakinya ditopang dengan
stoking elastis.3.5 EvaluasiTanggal 10 April 2015, pukul 11.30
WIBDiagnosa : P10001, 10 hari post partum, laktasi, involusi,
lochea normal, keadaan psikologis normal, KU ibu dan bayi baik, ,
dengan masalah Tromboflebitis femoralis. Prognosa baik.S:Ibu
mengatakan nyeri berkurang , mengerti dan memahami penjelasan yang
diberikan oleh bidan
O: Tanda-tanda vitalT=120/70 mmHgS=37,60CN=80 x/menitR=24
x/menit Ibu meminum obat yang diberikan oleh Bidan Ibu mencoba
tidur dengan kaki ditinggikan Ibu mengompres kakinya dengan air
hangat yang disediakan bidan
A:P10001, 10 hari post partum dengan masalah tromboflebitis
keadaan umum baik, nyeri berkurang dan peningkatan pengetahuan
tentang perawatan tromboflebitis.
P: Menganjurkan ibu untuk kunjungan setelah obat habis keadaan
tidak membaik atau bila keadaan memburuk Menganjurkan ibu untuk
melaksanakan anjuran yang diberikan
Petugas
Bidan