7/23/2019 Translate Jurnal Forensik Fix http://slidepdf.com/reader/full/translate-jurnal-forensik-fix 1/27 Yusril Virtopsy, Pencitraan Baru pada Patologi Forensik: Autopsi Virtual dengan Postmortem Multislice Computed Tomography (MCT! dan Magnetic "esonance #maging (M"#! $ e%uah tudi &elayakan Michael J. Thali, M.D.; Kathrin Yen, M.D.; Wolf Schweitzer, M.D.; Peter Vock, M.D.; Chris Boesch, M.D., Ph.D.; Christoh !z"o#a, M.D.; $erhar" Schroth, M.D.; Michael %th,Ph.D.; Martin Sonnenschein, M.D.; Tan&a Doernhoefer, M.D.; '(a Sche)rer, M.D.; Tho*as Plattner, M.D.; an" +ichar" Dirnhofer, M.D. A%strak: Dengan menggunakan postmortem multislice computed tomography (MSCT) dan magnetic resonance imaging (MRI), 40 kasus orensik telah diperiksa dan di!eriikasi oleh autopsi "erikutnya# $asil diklasiikasikan se"agai "erikut% (I) penye"a" kematian, (II) temuan patologik dan traumatologik yang rele!an, (III) reaksi&reaksi tu"uh, (I') rekonstruksi luka, (') !isualisasi# Dalam 40 kasus ini orensik, 4 penye"a" kematian se"agian ditemukan dengan autopsi, * (++) penye"a" kematian ditemukan secara independen hanya menggunakan data radiologi# Radiologi le"ih unggul untuk autopsi dalam mengungkap kasus&kasus tertentu dari tengkorak, tulang, atau trauma -aringan# .e"erapa reaksi penting orensik didiagnosis sama "aiknya atau le"ih "aik menggunakan MSCT/MRI# Teknik pencitraan radiologis sangat "ermanaat untuk rekonstruksi dan !isualisasi kasus orensik, termasuk kemungkinan menggunakan data untuk laporan saksi ahli, pem"ela-aran, kontrol kualitas, dan konsultasi telemedikal# $asil aal ini, "erdasarkan konsep 1!irtopsy,1 yang cukup men-an-ikan untuk memperkenalkan dan menge!aluasi teknik&teknik radiologi di kedokteran orensik# &ata kunci% orensik sains, orensik radiologi, postmortem, computed tomography, magnetic resonance imaging, autopsi !irtual, !irtopsy, autopsi digital# 12e"enaran yang menyedihkan adalah "aha satu a"ad setelah 3&ray diperkenalkan se"agai "ukti di pengadilan hukum, tidak ada apresiasi khalayak umum tentang potensi radiologi dalam ilmu orensik1# Meskipun men-adi "agian pemeriksaan medikolegal se-ak, radiologi masih diremehkan dalam orensik sains, dan pernyataan .rogdon ini "erlaku sekarang seperti itu# 2onsep 1!irtopsy1 lahir dari keinginan untuk menerapkan teknologi "aru di radiologi untuk kepentingan ilmu orensik# 2ata !irtopsy diciptakan dari istilah !irtual dan autopsi% 1!irtual1 adalah "ahasa atin kuno untuk 1"erguna15 autopsi adalah kom"inasi dari istilah 6unani 1autos1 (dengan sendiri) dan 1opsomei1 (melihat dengan mata)% sehingga 1autopsi1 "erarti 1melihat sendiri dengan mata#1 2arena tu-uan kami adalah untuk menghilangkan su"-ekti!itas dari 1autos1, kami mengga"ungkan dua istilah !irtual dan autopsi (menghapus 17utos1) untuk men-adi !irtopsy# 'irtopsy dimaksudkan untuk men-adi tu-uan dokumentasi dan analisis proses itur isik dan "ukti# 7da per"aikan "esar dalam M)ltislice Co*)te" To*orah- (MSCT) dan Manetic +esonance %*ain (MRI) teknologi, meningkatkan kontras dan resolusi dan menaarkan kemungkinan yang tak tertandingi dari rekonstruksi D dan 8D# Tu-uan peneliti adalah untuk mem"angun pengamat independen, o"yekti, dan metode penilaian orensik dihasilkan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
patologik dan traumatologik yang rele!an, (III) reaksi&reaksi tu"uh, (I') rekonstruksi luka, (')!isualisasi# Dalam 40 kasus ini orensik, 4 penye"a" kematian se"agian ditemukan dengan
autopsi, * (++) penye"a" kematian ditemukan secara independen hanya menggunakan data
radiologi# Radiologi le"ih unggul untuk autopsi dalam mengungkap kasus&kasus tertentu dari
tengkorak, tulang, atau trauma -aringan# .e"erapa reaksi penting orensik didiagnosis sama
"aiknya atau le"ih "aik menggunakan MSCT/MRI# Teknik pencitraan radiologis sangat
"ermanaat untuk rekonstruksi dan !isualisasi kasus orensik, termasuk kemungkinan
menggunakan data untuk laporan saksi ahli, pem"ela-aran, kontrol kualitas, dan konsultasi
telemedikal# $asil aal ini, "erdasarkan konsep 1!irtopsy,1 yang cukup men-an-ikan untuk
memperkenalkan dan menge!aluasi teknik&teknik radiologi di kedokteran orensik#
&ata kunci% orensik sains, orensik radiologi, postmortem, computed tomography, magnetic
menggunakan pencitraan teknologi modern, akhirnya mengarah ke minimal in!asi 1!irtual1
autopsi orensik# Tu-uannya adalah untuk menyelidiki potensi autopsi orensik dengan
minimal in!asi menggunakan teknik pencitraan radiologis# 9leh karena itu, dilakukaan
pendekatan sistematis untuk menge!aluasi kepraktisan dan keandalan teknik pencitraan
radiologis di"andingkan dengan metode orensik kon!ensional untuk praktek autopsi orensik#
Tuntutan pada autopsi radiologi yang identik dengan autopsi medikolegal tradisional,
yaitu untuk mengatasi dan men-elaskan lima poin yang rele!an pada orensik "erikut%
i# 7trium mortis (yaitu rekonstruksi dan patoisiologis pen-elasan tentang penye"a" kematian)#
ii# Temuan orensik patomorologis yang rele!an pada tulang, -aringan, dan organ#
iii# Reaksi !ital tentang urutan cedera dan kematian% in!estigasi patologis orensik, pertanyaan
apakah cedera diterima se"elum atau setelah kematian sering kali merupakan masalah
penting# :aa"an atas pertanyaan ini terletak dengan temuan "aha hanya ter-adi dengan
sirkulasi utuh ( misalnya, perdarahan atal, udara dan lemak em"oli, emisema kulit ) dan
respirasi ( misalnya aspirasi )# Temuan ini dise"ut 1reaksi !ital orensik1#
i!# .erdasarkan poin I&III, rekonstruksi luka "erkaitan dengan kekuatan, "iomekanik, dan dinamika
#
!# Rekapitulasi dan !isualisasi mortis atrium dipahami "aik orang aam dan para ahli di
pengadilan, sehingga memungkinkan untuk e!aluasi o"yekti dari laporan medikolegal dan
apresiasi kasus tertentu#
Al'o
Material dan Metode
Studi ini telah di setu-ui oleh lem"aga hukum terkait dan 2omite ;tik <ni!ersitas .eme
Sa*el Kas)s
;mpat puluh orang yang telah meninggal dikirim ke Institusi =orensik Medis untuk
dilakukan autopsi# Rasio -enis kelamin antita > , pria > 88# Rata usia meninggal adalah 4*
tahun dengan range * "ulan hingga ?8 tahun# Terlampir pada ta"el @, sampel terdiri dari @?kasus trauma tumpul ( kecelakaan "ermotor, n > @@5 -atuh dari ketinggian, n > 45 trauma "enda
tumpul, n > 8)5 ? luka tem"akan5 * kematian -antung mendadak5 tenggelam5 luka pisau5
kasus pencekikan5 @ kecelakaan listrik5 @ sindroma kematian "ayi mendadak (SIDS)# Se"agai
tam"ahan, kami memeriksa satu kasus curiga malpraktek setelah iksasi gigi# Salah satu kada!er
sudah hangus dan satu lagi mem"usuk# Aenye"a" kematian nat)ral ca)ses n > * kasus dan non
nat)ral ca)ses n > 84 kasus# Terdiri atas 8 kasus pem"unuhan, @? kasus kecelakaan, @ kasus
memerlukan aktu &8 -am# 2epentingan secara orensik pada area tu"uh di e!aluasi sesuai
Ta"el # Rata&rata, untuk tiap kasus dua area diperiksa dengan MSCT, @#? area menggunakan
MRI, dan 0#*? area tidak diperiksa secara radiologi# Total didapatkan ?0#000 i*aes; *4#000
diantaranya adalah CT&scan dan @*#000 adalah MRI# Interpretasi dilakukan oleh ahli radiologi#
?)tosi
7utopsi dilakukakn oleh ahli "idang patologi orensik pada rerata 4* -am setelah
kematian# Seluruh rongga tu"uh (crani)*, thora@, a#"o*en) diperiksa kecuali pada dua kasus
crani)* ter"uka dan dua kasus lan-utan dimana pem"ukaan rongga thora@ dan a#"o*en secara
tegas dilindungi otoritas setempat# Arosedur autopsi kon!ensional dimodiikasi sesuai
ke"utuhan semisal diseksi leher dilakukan pada kasus pencekikan, diseksi tam"ahan pada areadorsal dilakukan pada kasus kecelakaan kendaraan "ermotor, dan pada kasus tenggelam
dilakukan pemeriksaan diatom "ila memungkinkan#
5)#)nan ?)tosi "an 5asil MSCT2M+%
$asil pencitraan dan hasil autopsi di"andingkan dan die!aluasi sesuai pada poin I&'
radiologi MSCT dan MRI digunakan secara sistematis dan dalam kom"inasi# AatriFuin dkk#
menya-ikan pengalaman klinis aal mereka dengan pencitraan resonansi magnetik postmortem
seluruh tu"uh se"agai tam"ahan untuk autopsi# Mereka mengisyaratkan "aha teknik
pencitraan modern -uga mungkin "erguna dalam patologi orensik# $asil per"andingan
sistematik kami mendukung ini, terutama ketika menggunakan MSCT dan MRI hase"arra-
rai" se7)ence dalam kom"inasi# Aeneliti akan menganalisis dan mem"ahas hasil sesuai dengan
lima poin yang rele!an orensik I&' (penye"a" kematian, temuan traumatologik, reaksi penting,
rekonstruksi, !isualisasi, dan interpretasi)#
#+ Penye%a% kematian
?tri)* MortisA !tak
Sesuai dengan kasus klinis (@+&@), intrasere"ral, dan perdarahan !entrikel serta su"
dan epidural hematoma dan perdarahan su"arachnoid yang luas dengan mudah didiagnosis oleh
radiologi# Gamun, MRI ter"ukti relati tidak sensiti terhadap minor atau kecil perdarahan
su"arachnoid#
$ancurnya "antalan cere"rospinal luid (CS=) dapat menye"a"kan otak tenggelam dan
"eristirahat di tengkuk, se"uah enomena yang diamati dalam pencitraan radiologi postmortem
sa-a dan dengan tidak diketahui, -ika ada, signiikansi# esi "atang otak yang atal (kasus 00?
dan 0@+) dan edema sekunder "erikut Geurotrauma menun-ukkan tanda&tanda khas tekanan
intrakranial yang meningkat (ICA) (kasus 00, am"ar# @c dan @d)#
$ipoksia sere"ral akut seperti yang ter-adi pada kasus pencekikan (kasus 0@0 dan 08) sampai
sekarang dapat didiagnosis tidak dengan pencitraan atau melalui teknik kon!ensional -ika aktu
hidup pendek#
Mas Bam%ang
?tri)* MortisA Siste* kar"io(ask)lar
Menim"ang "aha -umlah kematian mendadak oleh karena penyakit -antung hampir
?0 dari kematian alami dalam praktek orensik, okus penelitian kami pada patologi ini# $asilkami hanya se"agian yang setu-u dengan orang&orang dari AatriFuin dkk#, yang menyatakan
"aha 1MRI tidak sensiti terhadap peru"ahan iskemik pada otot -antung dan mem"erikan
e!aluasi yang tidak memadai dari arteri koroner#1 Dalam dua dari enam kasus kematian -antung
mendadak dalam penelitian kami, inark miokardium terlihat pada MRI (kasus 0@8 dan 0*5#
am"ar a dan ")# $su et al# (@?) -uga telah "erhasil mem"edakan yang normal dari -aringan
-antung inark (tetap dalam ormalin) menggunakan MRI# Aer"edaan intensitas sinyal dalam
penelitian kami mirip yang ditemukan dalam kasus&kasus klinis dengan rasio signal&to&noise
dari sekitar 80 pada urutan T&tertim"ang# $ipertroi miokard mudah didiagnosis pada MSCT
dan MRI dalam penelitian kami# 2oroner sclerosis didiagnosis pada MSCT (am"ar a#)5
Tanda&tanda radiologis kematian oleh perdarahan yang atal masih harus
dideinisikan# Selama tidak ada perdarahan eksternal, kehadiran se-umlah "esar darah dalam
rongga dada atau perut (2asus 00 dan 00) dapat dideteksi atau setidaknya mengisyaratkan
oleh pencitraan# Aucat intens organ karakteristik eBsanguination terlihat pada autopsi "elum "isa
dideteksi oleh radiologi# Dalam kasus dengan kehilangan darah yang luas, runtuhnya aorta
mungkin men-adi tanda radiologis adanya perdarahan atal (am"ar# @d)# Aengurangan
diameter aorta telah diamati secara klinis pada kasus syok (terutama pada anak&anak) (+)5
runtuhnya dan hilangnya sphericality pem"uluh&didokumentasikan dalam studi kami&tidak
di-elaskan se"elumnya# .erikut deinisi autopsi tepat mati oleh perdarahan dan pengukuran
radiologis dari diameter aorta di "er"agai lokasi, studi prospekti harus menentukan keandalan
tanda keruntuhan aorta ini#
Citra
?tri)* MortisA Par) ar)
Aatologi paru adalah sangat penting dalam orensik dan diagnosis radiologi#
Diskriminasi pencitraan dari paru&paru adalah kepentingan sentral dalam radiologi orensik#
Dalam kasus kami tingkat kele"aman yang dise"a"kan oleh postmortem hipostasis (le"am
mayat) (am"ar# 4a dan 4") dapat di"edakan dari kontusio (memar) paru&paru (am"ar# +) dan
aspirasi darah (am"ar 4a&c#) serta dari aspirasi isi lam"ung, yang menye"a"kan terutama pola
penye"aran "ronkogenik dan su"segmental kolaps ("r# *)#
Dalam kasus tenggelam, selain tanda&tanda gagal -antung kanan (distensi dari !ena ca!a
inerior dan kendurnya !ena sistemik), peneliti menemukan lesi lo"ular tam"al sulam (polamosaik) emisema aFuosum ("r# )# Cairan tenggelam dapat ditemukan dalam sinus dan
duodenum (am"ar# ?a&c)# Dalam studi MRI postmortem oleh Ros, paru&paru tanpa udara pada
"ayi lahir mati adalah tanda kematian se"elum napas pertama# Ini adalah se"uah tanda penting
dalam autopsi orensik kon!ensional, yang sekarang dapat ditentukan oleh radiologi -uga#
;m"oli lemak pada pem"uluh darah paru tidak dapat didiagnosis dengan menggunakan urutan
dan protokol diterapkan dalam penelitian ini# Menyadari hal ini "ukti orensik penting "iasanya
mem"utuhkan mikroskop, tapi mungkin metode pemeriksaan masa depan proyek !irtopsy
(Mirco magnetic resonance/magnetic resonance microscopyimaging) akan mem"eri
Se"aliknya, tension pneumotoraks dengan kolaps paru karena kompresi (am"ar# a
dan ") dapat dideteksi le"ih "aik dengan pemeriksaan radiologi, karena secara diagnostik dan
topograi pergeseran mediastinum akan hilang setelah rongga dada di"uka selama autopsi#
Mas *amai
?tri)* Mortis T)nal, $a#)nan, "an Bersa*aan
Dalam kedokteran orensik terdapat tiga kategori patoisiologi penye"a" kematian#
2ami mem"edakannya men-adi H solitar- (hanya satu penye"a" kematian), Hco*#ine"
(kom"inasi dari "e"erapa proses patoisiologi yang menye"a"kan kematian seperti misalnya
perdarahan dan aspirasi), dan penye"a" kematian Hco*etin (secara "ersamaan ter-adi
"e"erapa lesi yang "ersiat atal untuk masing&masing organ yang terkena, misalnya secara
"ersamaan ter-adi ruptur arkus aorta dan "atang otak)# Aenye"a" kematian Hcom"ined ter-adi
misalnya dalam kasus 08 dan 088 di mana pencitraan menun-ukkan adanya em"oli udara dan
aspirasi# Dalam kasus 00 (am"ar a dan "), peneliti "erhasil menun-ukkan tension
pneumothoraks dan em"oli udara# Aenye"a" kematian Hcompeting ditemukan dalam kasus 00+
dan 00?, ter-adi peningkatan TI2, em"oli udara, dan perdarahan pada kasus pertama dan pada
kasus kedua secara "ersamaan ter-adi ruptur -antung dan "atang otak# uasnya perdarahan yang
dianggap se"agai kemungkinan penye"a" kematian tidak dapat die!aluasi secara radiologi
(seperti yang dise"utkan di atas)#
2esimpulannya, dalam kasus trauma diagnosis radiologi dari penye"a" kematian
tampaknya menun-ukkan hasil yang le"ih memuaskan daripada hanya secara anatomi&patologis#
Ini mungkin karena keadaan 1atria mortis1 pada trauma (aspirasi, pneumotoraks, em"oli udara,
peningkatan TI2, ruptur organ) le"ih mudah ditun-ukkan oleh pencitraan daripada gangguan
patoisiologi yang kompleks (kegagalan multi&organ, endokrinologik, atau gangguan
meta"olisme toksik) yang umum dalam kasus&kasus anatomi&patologis# Dengan demikian,
se"again dari 4 penye"a" kematian ditemukan pada autopsi, * (++) yang diidentiikasi
secara mandiri melalui pemeriksaan radiologi# Satu&satunya petun-uk pencitraan pada kematian
karena perdarahan (n > @8) adalah ruptur aorta (lihat di atas), sedangkan tanda&tanda gagal -antung (n > *) atau em"oli lemak (n > ) lolos dari deteksi oleh pencitraan sama sekali#
M%ak Fe'en
##+ Temuan Traumatologik
Siste* Keranka
$asil penelitian ini sesuai dengan penelitian lain (,8,) yang mengakui keunggulan
teknik pencitraan di"andingkan dengan proses persiapan tulang kon!ensional dengan maserasi#
2euntungan ini digam"arkan misalnya pada kasus luka tem"ak (kasus 00@, 0@@, 0@, 0@*, 0@,
Aengalaman sistematis pertama dalam meu-udkan proyek 1!irtopsy1 kami telah
menun-ukkan potensi dan keter"atasan kom"inas MSCT dan MRI untuk kegunaan ilmu
orensik# <ntuk penelitian seperti ini mutlak diperlukan kola"orasi antara ahli patologi orensik
dan ahli radiolog# Aencitraan postmortem memiliki se"uah keuntungan dan se"uah kendala
di"andingkan dengan gam"aran klinis % tidak adanya arteak gerak memungkinkan akuisisi data
yang optimal, sedangkan kurangnya sirkulasi dan "ersamaan "atasan pada penggunaan agen
kontras akan tetap men-adi masalah dalam "e"erapa kasus# Aendekatan ino!ati seperti optimasi
protokol dan adaptasi spesiik, penggunaan kumparan khusus, "iopsi perkutan minimal in!asi,
serta pengolahan gam"ar yang canggih dapat mem"antu mengatasi masalah ini#
.erdasarkan studi kelayakan kami, kami sarankan pertama untuk melakukan MSCT,
menggunakan screening cepat seluruh tu"uh untuk menentukan daerah yang diduga se"agai
penye"a" kematian dalam orensik# 7dapun, MRI digunakan pada saat di"utuhkan dimana
kontras -aringan yang le"ih unggul memungkinkan dokumentasi yang le"ih -elas dari temuan
organ dan -aringan penting# 2arena tidak adanya arteak gerak, terutama di MRI, dan akta
"aha MSCT tidak di"atasi oleh pertim"angan dosis radiasi, kedua metode menghasilkan
gam"ar dengan resolusi spasial yang sangat "aik yang kadang&kadang "ahkan mele"ihi apa
yang mungkin ditemukan dalam praktek klinis# Teknik Micro&CT, Micro&MRI (MR mikroskop)
dan postmortem angiograi (88) akhirnya "isa menempati kedudukan tertentu sehu"ungan
dengan pertanyaan orensik tertentu# 7khirnya, MR spektroskopi (MRS) dikom"inasikan
dengan MRI "isa mendokumentasikan peru"ahan preterminal dan postmortem dalam
konsentrasi meta"olit dalam -aringan#
Didokumentasikan dengan pencitraan radiologi adalah pengamatan independen,
o"yekti, dan non&in!asi# Data digital yang tersimpan dapat dilihat kem"ali sesuai keinginan
dan masih "aik, topograi yang utuh dan rekonstruksi anatomi&klinis setelah "e"erapa tahun
setelah sisa&sisa organic yang mem"usuk dan menghilang gam"ar dan pengolahan data dapat
dalam "entuk dan 8 dimensi dari temuan orensik dan anatomi, rekonstruksi gam"ar yg
dimasukan memungkinkan untuk !isualisasi o"-ekti dan rekapitulasi hasil orensik, MSCTdengan resolusi tinggi dan pengukuran kepadatan kuantitati, MRI memungkinkan dapat
mem"edakan -aringan "erdasarkan per"edaan keta-aman kontras dan di masa depan MRS
memungkinkan dapat dilakukan analisis meta"olic
Di kalangan "udaya tertentu dimana autopsi yang kon!ensial dicap "ahkan dilarang,
autopsi !irtual memungkinkan dalam praktek medicolegal dan dapat mendukung sistem
peradilan tanpa melnggar larangan agama atau permintaan sendiri# -uga, dalam pemeriksaan
post mortem dari mayat yang sangat ineksius, teknik ini "isa "erguna# autopsi yang minimal
akan mengurangi -umlah autopsi kon!ensional, yang seringkali sulit untuk diterima "agi
am"ar @# =raktur multipel cal!aria setelah cedera tumpul dari pohon -atuh (2asus 00)% (a) di
autopsi5 (") sesuai rekonstruksi 8D (permukaan layar "er"ayang, 8D&SSD) dari data CTdiperoleh se"elum autopsi5 (c) tampak dari kranial otak setelah =lechsig & tanda khas
peningkatan tekanan intrakranial seperti kompresi dari !entrikel kiri anterior, lateralisasi dan
herniasi su"alcian dengan kompresi gyrus cingulated (panah)5 (d) sesuaia@ial fast S' roton
am"ar +# Aerut ter"akar (2asus 004)# .er"agai tingkat kar"onisasi seperti yang terlihat dalam
gam"aran aksial T3weihte" fast S' M+ (+40/@*)# .agian depan menun-ukkan hilangnya
se"agian lapisan dari lemak su"kutan (panah tipis)5 cedera dari paru&paru kiri (terragmentasi panah tipis)5 em"oli udara intracardial (panah te"al)5 sedimentasi 8 lapis dari komponen darah