BAB IPENDAHULUANLATAR BELAKANGTubuh kita sepanjang waktu
terpapar dengan bakteri, virus, jamur, dan parasit, semuanya
terjadi secara normal dan dalam berbagai tingkatan dalam kulit,
mulut, jalan nafas, saluran cerna, membrane yang melapisi mata, dan
bahkan saluran kemih. Banyak dari agen infeksius ini mampu
menyebabkan kelainan fungsi fisiologis yang serius atau bahkan
kematian bila agen infeksius tersebut masuk ke jaringan yang lebih
dalam. Selain itu, secara intermiten kita terpapar dengan bakteri
dan virus yang sangat infeksius disamping bentuk-bentuk yang
memeang dijumpai dalam keadaan normal, dan bakteri atau virus ini
dapat menyebabkan penyakit akut yang mematikan, misalnya pneumonia,
infeksi streptokokus, dan tipoid. Tubuh kita mempunyai suatu sistem
khusus untuk melawan bermacam-macam agen yang infeksius dan toksik.
Sistem ini terdiri dari leukosit darah (sel darah putih), dan
sel-sel jaringan yang berasal dari leukosit. Sel-sel ini bekerja
bersama-sama melalui dua cara untuk mencegah penyakit : (1) dengan
benar-benar merusak bakteri atau virus yang menginfasi melalui
proses fagositosis, dan (2) dengan membentuk antibodi dan limfosit
yang tersensitisasi, salah satu atau keduanya dapat menghancurkan
atau mebuat agen menjadi tidak aktif.
BAB IIPEMBAHASAN2.1. Sejarah ImunologiPada mulanya imunologi
merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respons tubuh,
terutama respons kekebalan, terhadap penyakit infeksi. Pada tahun
1546, Girolamo Fracastoro mengajukan teori kontagion yang
menyatakan bahwa pada penyakit infeksi terdapat suatu zat yang
dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu individu ke individu
lain, tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata dan pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.a. Edwar
JennerPada tahun 1798, Edward Jenner mengamati bahwa seseorang
dapat terhindar dari infeksi variola secara alamiah, bila ia telah
terpajan sebelumnya dengan cacar sapi (cow pox). Sejak saat itu,
mulai dipakailah vaksin cacar walaupun pada waktu itu belum
diketahui bagaimana mekanisme yang sebenarnya terjadi. Memang
imunologi tidak akan maju bila tidak diiringi dengan kemajuan dalam
bidang teknologi, terutama teknologi kedokteran. Dengan
ditemukannya mikroskop maka kemajuan dalam bidang mikrobiologi
meningkat dan mulai dapat ditelusuri penyebab penyakit infeksi.
Penelitian ilmiah mengenai imunologi baru dimulai setelah Louis
Pasteur pada tahun 1880 menemukan penyebab penyakit infeksi dan
dapat membiak mikroorganisme serta menetapkan teori kuman (germ
theory) penyakit. Penemuan ini kemudian dilanjutkan dengan
diperolehnya vaksin rabies pada manusia tahun 1885. Hasil karya
Pasteur ini kemudian merupakan dasar perkembangan vaksin
selanjutnya yang merupakan pencapaian gemilang di bidang imunologi
yang memberi dampak positif pada penurunan morbiditas dan
mortalitas penyakit infeksi pada anak.
b. ROBERT KOCHPada tahun 1880, Robert Koch menemukan kuman
penyebab penyakit tuberkulosis. Dalam rangka mencari vaksin
terhadap tuberkulosis ini, ia mengamati adanya reaksi tuberkulin
(1891) yang merupakan reaksi hipersensitivitas lambat pada kulit
terhadap kuman tuberkulosis. Reaksi tuberkulin ini kemudian oleh
Mantoux (1908) dipakai untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis
pada anak. Imunologi mulai dipakai untuk menegakkan diagnosis
penyakit pada anak. Vaksin terhadap tuberkulosis ditemukan pada
tahun 1921 oleh Calmette dan Guerin yang dikenal dengan vaksin BCG
(Bacillus Calmette-Guerin). Kemudian diketahui bahwa tidak hanya
mikroorganisme hidup yang dapat menimbulkan kekebalan, bahan yang
tidak hidup pun dapat menginduksi kekebalan.c. ALEXANDER YERSIN DAN
ROUXSetelah Roux dan Yersin menemukan toksin difteri pada tahun
1885, Von Behring dan Kitasato menemukan antitoksin difteri pada
binatang (1890). Sejak itu dimulailah pengobatan dengan serum kebal
yang diperoleh dari kuda dan imunologi diterapkan dalam pengobatan
penyakit infeksi pada anak. Pengobatan dengan serum kebal ini di
kemudian hari berkembang menjadi pengobatan dengan imunoglobulin
spesifik atau globulin gama yang diperoleh dari manusia.2.2.
LeukositLeukosit disebut juga sel darah putih, merupakan unit
sistem pertahanan tubuh yang mobile. Leukosit sebagian dibentuk di
sum-sum tulang (granulosit dan monosit serta sedikit limfosit) dan
sebagian lagi dijaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma).
Setelah dibentuk, sel-sel ini di angkut dalam darah menuju ke
berbagai bagian tubuh yang membutuhkannya. Manfaat sel darah putih
yang sesungguhnya ialah sebagian besar diangkut sevara khusus ke
daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius, dengan
demikian menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap
agen-agen infeksius. Seperti yang kita lihat nanti, granulosit dan
monosit mempunyai kemampuan khusus untuk mencari dan merusak benda
asing yang menyerang.Granulosit dan monosit melindungi tubuh
terhadap organisme penyerang terutama dengan cara memakannya, yaitu
melalui fagositosis. Fungsi limfosit dan sel-sel plasma terutama
berhubungan dengan sistem imun.Manusia dewasa mempunyai sekitar
7000 sel darah putih per mikroliter darah (dibandingkan dengan sel
darah yang berjumlah 5 juta). Persentase normal berbagai jenis sel
darah putih dari jumlah total sel darah putih kira-kira sebagai
berikut :
Trombosit, yang hanya merupakan fragmen-fragmen sel, dalam
keadaan normal jumlahnya kira-kira 300.000 permikroliter
darah.Pembentukan leukositGranulosit dan monosit hanya dibentuk di
dalam sum-sum tulang. Limfosit dan sel plasma terutama di produksi
diberbagai jaringan limfogen--khususnya di kelenjar limfe, limpa,
timus, tonsil, dan berbagai kantong jaringan limfoid dimana saja
dalam tubuh, seperti sum-sum tulang dan plak peyer dibawah epitel
dinding ususSel darah putih yang dibentuk dalam sum-sum tulang,
disimpan dalam sum-sum sampai diperlukan diseistem sirkulasi.
Kemudian, bila kebutuhan sel darah putih ini muncul, berbagai macam
factor akan menyebabkan leukosit tersebut dilepaskan. Biasanya
leukosit yang bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira 3 kali
lipat jumlah yang di simpan dalam sum-sum. Jumlah ini sesuai dengan
persediaan leukosit selama 6 hari. Limfosit sebagian besar disimpan
di berbagai area jaringan limfoit, kecuali sejumlah kecil limfosit
yang di angkut dalam darah untuk sementara waktu. Selain itu
terdapat sejumlah besar trombosit, yang merupakan pecahan dari sel
jenis lain yang serupa dengan sel darah putih yang di jumpai dalam
sum-sum tulang, yaitu megakariosit yang juga dibentuk dalam sum-sum
tulang. Megakariosit ini lalu membentuk fragmen-fragmen dalam
seum-sum tulang, menjadi fragmen kecil yang dikenal sebagai
platelet (atau trombosit) yang selanjutnya masuk ke dalam
darah.Masa hidup sel darah putihMasa hidup sel darah
putih--granulosit sesudah dilepaskan dari sum-sum tulang normalnya
4-8 jam dalam sirkulasi darah, dan 4-5 hari berikutnya dalam
jaringan yang membutuhkan. Pada keadaan infeksi jaringan yang
berat, masa hidup keseluruhan sering kali berkurang sampai hanya
beberapa jam, karena granulosit bekerja lebih cepat pada daerah
yang terinfeksi, melakukan fungsinya, dan kemudian masuk dalam
proses ketika sel-sel itu sendiri di musnahkan. Monosit juga
memiliki masa edar yang singkat yaitu 10-20 jam dalam darah,
sebelum mengembara melalui membrane kapiler ke dalam jaringan.
Begitu masuk ke dalam jarngan, sel-sel ini membengkak sampai ukuran
yang besar sekali menjadi makrofag jaringan, dalam bentuk ini,
sel-sel tersebut dapat hidup berbulan-bulan kecuali bila sel-sel
itu dimusnahkan saat melakukan fungsi fagositik. Makrofag jaringan
ini merupakan dasar sistem makrofag jaringan.Limfosit memasuki
sistem sirkulasi secara kontinu, bersama dengan aliran limfe dari
nodus limfe dan jaringan limfoid lainnya. Setelah beberapa jam,
limfosit keluar dari darah dan kembali ke jaringan dengan cara
diapedesis. Dan selanjutnya memasuki limfe dan kembali ke darah
lagi, demikian seterusnya; sehingga, terjadi sirkulasi limfosit
yang terus-menerus di seliruh tubuh. Limfosit memiliki masa hidup
berminggu-minggu atau berbulan-bulan, ., masa hidup ini bergantung
pada kebutuhan tubuh akan sel-sel tersebut.Trombosit dalam darah
akan dig anti kira-kira setiap 10 hari ; dengan kata lain, setiap
hari tebentuk kira-kira 30.000 trombosit permikroliter darah.
Netrofil dan MakrofagTernyata, netrofil dan makrofag jaringan yang
terutama menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, dan agen-agen
merugikan lain yang menyerbu masuk ke dalam tubuh. Netrofil adalah
sel matang yang dapat menyerang dan menghancurkan bakteri, bahkan
di dalam daerah sirkulasi. Sebaliknya, makrofag jaringan memulai
hidup sebagai monosit darah, yang merupakan sel imatur walaupun
tetap berada dalam darah dan memiliki sedikit kemampuan untuk
melawan agen-agen infeksius pada saat itu namun, begitu makrofag
masuk ke dalam jaringan, sel-sel ini mulai membengkakkadang-kadang
diameternya membesar hingga lima kali lipat sampai sebesar 60
hingga 80 mikrometer, suatu ukuran yang hampir dapat dilihat dengan
mata telanjang. Sel-sel ini sekarang di sebut makrofag, dan
memiliki kemampuan hebat untuk memberantas agen-agen penyakit di
dalam jaringan.FagositosisFungsi netrofil dan makrofag yang
terpenting adalah fagositosis, yang berarti pencernaan seluler
terhadap agen yang mengganggu. Sel fagosit harus memilih
bahan-bahan yang di fagositosis, kalu tidak demikian, sel normal
dan struktur tubuh akan dicerna juga. Terjadinya fagositosis
terutama bergantung pada tiga prosedur selektif berikut.Pertama,
sebagian besar struktur alami dalam jaringan memiliki permukaan
halus, yang dapat menahan fagositosis. Tetapi jika permukaannya
kasar, maka cenderung fagositosis akan meningkat.Kedua, sebagian
besar bahan alami tubuh mempunyai selubung pelindung yang menolak
fagositosis. Sebaliknya, sebagian besar jaringan mati dan partikel
asing tidak memiliki selubung pelindung, sehingga jaringan atau
pertikel tersebut menjadi subjek untuk di fagositosis.Ketiga,
sistem imun tubuh membentuk antibodi untuk melawan agen infeksius
seperti bakteri. Antibodi kemudian melekat pada membran bakteri.
Antibodi kemudian melekat pada membran bakteri dan dengan demikian
membuat bakteri rentan khususnya terhadap fagositosis.Fagositosis
oleh netrofilNetrofil sewaktu memasuki jaringan sudah merupakan
sel-sel matur yang dapat segera memulai fagositosis. Sewaktu
mendekati suatu partikel untuk difagositosis, mula-mula netrofil
melekatkan diri pada partikel kemudian menonjolkan pseudopodia ke
semua jurusan se keliling partikel. Pseudopodia bertemu satu sam
alain pada sisi yang berlawanan dan bergabung. Hal ini menciptakan
ruangan tertutup yang berisi partikel yang sudah di fagositosis.
Kemudian ruangan ini berinvaginasi ke dalam rongga sitoplasma dan
melepaskan diri dari membran sel bagian luar untuk membentuk
gelembung fagositik yang mengapung bebas (juga disebut fagosom) di
dalam sitoplasma. Sebuah sel netrofil biasanya dapat memfagositosis
3-20 bakteri sebelum sel netrofil itu sendiri menjadi inaktif dan
mati.Fagositosis oleh makrofagMakrofag merupakan produk tahap akhir
monosit yang memasuki jaringan dari dalam darah. Bila makrofag
diaktifkan oleh sistem imun,makrofag merupakan sel yang jauh lebih
kuat daripada netrofil, seringkali dapat memfagositosis samapi 100
bakteri. Makrofag juga mempunyai kemampuan untuk menelan partikel
yang jauh lebih besar, bahkan sel darah merah utuh, atau
kadang-kadal parasit malaria, sedangkan netrofil tidak mampu
memfagositosis partikel yang jauh lebih besar dari bakteri.
Makrofag setelah memakan partikel, juga dapat mengeluarkan produk
residu dan sering kali dapat bertahan hidup serta berfungsi sampai
berbulan-bulan kemudian.Manusia dan binatang multiseluler,
mempunyai daya faal untuk mengenal bahan atau zat yang dianggap
diri sendiri(self) dan membedakannya dari yang asing (non self).
Kemampuan ini menajdi dasar dari kekebalan, karena badan akan
berusaha untuk mengeluarkan atau memusnahkan bahan asing yang masuk
ke dalam jaringan tubuhKekebalan dapat dalam 2 golongan besar.1.
Kekebalan alam (natural immunity), sudah ada sejak lahir2.
Kekebalan didapat (acquired immunity)m didapat selama hidup.
Imunitas alam (natural immunity)Factor konstitusi atau factor
lain yang tidak diketahui dapat menimbulkan kekbalan alam berupa:1.
Kekebalan ras (racial immunity)Telah ditemukan secara statistic
bahwa orang kulit berwarna ternyata lebih peka terhadap penyakit
tuberculosis daripada orang kulit putih.2. Kekebalan spesies
(species immunity)Penyakit lepra dan gonore secara alam hanya
terdapat pada manusia dan tidak ditemukan pada binatang. Penyakit
tetanus yang terdapat pda manusia dan kuda, tidak terdapat pada
burung. Penyakit anthrax yang ditemukan pada ternak, tidak terdapat
pada anjing atau kucing.3. Kekebalan perorangan (personal
immunity)Ditemyukan perbedaan kepekaan terhadap satu jenis penyakit
pada beberapa orang di dalam satu spesies atau ras.Faktor-faktor
antimikroba yang bekerja tidak khas yang membantu kekebalan alam:a.
KulitTebal kulit dengan lapisan stratum korneum dapat menghambat
masuknya kuman dan sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebaseum
yang mengandung asam laktat dan asam lemak akan menurunkan pH kulit
sehingga bersifat bakteriostatik atau bakterisid.b. Selaput
lenderSelpaut lender saluran pernapasan yang tertutup silia
merupakan penghalang bagi kuman dan benda asing lainnya.
Pergerakkan silia ke satu arah dan reflex batuk mengusahakan
keluarnya kuman dari saluran pernapasan. Selaput lendir saluran
pencernaan dilindungi oleh beberapa secret seperti air ludah yang
mengandung asam lambung dan kelenjar empedu yang mengeluarkan zat
empedu yang dapat melisiskan kuman pneumokokus. Sekresi lender atau
mucus dapat menahan masuknya virus ke dalam sel karena mamopu
berkompetensi dengan reseptor pada sel untuk neuraminidase pada
virus.c. FagositosisSel lekosit polimorf dan sel makrofag dapat
melakukan fagositosis kuman. Kuman ini masuk ke dalam fagosom yang
kemudian bergabung dengan granula lisosom membentuk fagolisosom
yang mampu menghancurkan kuman.
d. Reaksi radangReaksi yang timbul terhadap kuman dan kerusakan
pada jaringan menimbulkan dilatasi dan peningkatan permeabilitas
pembuluh darah kapiler. Akibatnya adalah keluarnya sel polimorf dan
makrofag ke dalam sela-sela jaringan dan tramsudasi serum yang
mengandung beberapa faltor yang bersifat bakterisid.e. Interferon
selDaya pertahanan tubuh yang berdasarkan factor-faktor khas
tersebut di atas merupakan daya pertahanan yang amat penting, akan
tetapi daya pertahanan tubuh berdasarkan kekebalan didapat ternyata
lebih penting lagi dan merupakan daya vital untuk kelangsungan
hidup manusia.Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan
hampir semua organism atau toksin yang cendrung merusak jaringan
dan organ tubuh. Kemampuan ini disebut imunitas. Sebagian besar
imunitas merupakan imunitas didapat yang tidak timbul sampai tubuh
pertamakali diserang oleh bakteri, virus, atau toksik, sering kali
membutuhkan waktu berminggu-minggu batau berbulan-bulan untuk
membentuk imunitas ini. Ada suatu imunitas jenis lain yang
merupakan akiba dari proses umum, dan bukan dari proses yang
diunjukkan untuk suatu organisme penyebab penyakit tertentu.
Imunitas ini disebut imunitas bawaan, yang meliputi :1. Proses
fagositosis bakteri dan organisme lainnya oleh sel darah putih dan
sel pada sistem makrofag jaringan.2. Penghancuran organism yang
tertelan ke dalam saluran cerna oleh asam lambung dan enzim
pencernaan.3. Daya tahan kulit terhadap invasi organism.4. Adanya
senyawa kimia tertentu dalam darah yang melekat pada organism asing
atau toksin dan kemudian menghancurkannya. Beberapa senyawa
tersebut adalah (1) lisozim, suatu polisakarida mukolitik yang
menyerang bakteri dan membuatnya larut; (2) polipeptida dasar, yang
bereaksi dengan bakteri gram-positif tertentru dan membuatnya tidak
aktif; (3) kompleks komplemen, yang merupakan suatu sistem yang
terdiri dari kurang lebih 20 protein, yang dapat di aktifkan
melalui berbagai macam cara untuk menghancurkan bakteri; dan (4)
limfosit pembunuh alami (natural killer lymphocyte) yang dapat
mengenali dan menghancurkan sel-sel asing, sel-sel tumor, bahkan
beberapa sel yang terinfeksi.Imunitas bawaan ini membuat tubuh
manusia tahan terhadap penyakit seperti beberapa infeksi virus
paralitik pada hewan, kolera pada babi, pe pada lembu dan
distemperpenyakit virus yang banyak menyebabkan kematian pada
anjing yang menderita penyakit ini. Sebaliknya banyak binatang
tingkat rendah yang tahan atau bahkan kebal terhadap banyak
penyakit yang menyerang manusia, poliomyelitis, parotitis, kolera
pada manusia, campak, dan sifilis, yang menimbulkan kerusakan atau
bahkann kematian bagi manusia.Imunitas Didapat (acquired
immunity)Pada kekebalan yang didapat, pencegahan terjadinya
penyakit ditunjukkan pada bahan asing yang masuk ke dalam jaringan
tubuh, mungkin berupa kuman tertentu, virus atau toksin. Bahan
asing yang masuk disebut antigen dan terhadap antigen ini dalam
tubuh dibentuk bahan yang disebut antibody. Antibody yang termasuk
zat immunoglobulin, dapat disuntikkan ke dalam orang orang lain dan
akan memberi proteksi kepada orang lain.Selain imunitas bawaan yang
bersifat umum, tubuh manusia juga mampu membentuk imunitas spesifik
yang sangat kuat untuk melawan agen penyerang yang mematikan,
seperti bakteri, virus, toksin, dan bahkan jaringan asing yang
berasal dari hewan lain. Imunitas semacam ini di sebut imunitas
didapat atau imunitas adaptif. Imunitas didapat di hasilkan oleh
sistem imun khusus yang membentuk antibody dan /atau mengaktifkan
limfosit yang mampu menyerang dan menghancurkan organism spesifik
atau toksin. Imunitas didapat sering kali mampu memberikan
perlindungan yang kuat. Contohnya, imunitas didapat mampu
melindungi tubuh dari efek toksin tertentu, seperti toksin
botulinum yang bersifat paralitik atau toksin tetanus yang
menimbulkan kejang, dalam dosis sebanyak 100.000 kali jumlah yang
dapat menimbulkan kematian bila tidak ada imunitas. Ini merupakan
suatu alasan mengapa suatu proses yang di kenal sebagai imunisasi
sangat penting dalam melindungi manusia terhadap penyakit dan
toksin.Tipe-tipe dasar imunitas di dapatDalam tubuh dapat dijumpai
dua tipe dasar imunitas di dapat yang berhubungan erat satu sama
lain. Pada tipe yang pertama, tubh membentuk antibody yang
bersirkulasi, yaitu molekul dua bulir dalam plasma darah yang mampu
menyerang agen yang masuk ke dalam tubuh. Tipe imunitas ini disebut
imunitas humoral atau imunitas sel-B (karena limfosit B memproduksi
antibodi). Sedangkan tipe yang kedua diproleh melalui pembentukan
limfosit T teraktifasi dalam jumlah besar yang secara khusus
dirancang untuk menghancurkan benda asing. Junis imunitas ini
disebut imunitas yang diperantarai sel atau imunitas sel-T (karena
limfosit yang teraktifasi merupakan limfosit T). Peran antigen pada
imunitas di dapatKedua tipe imunitas di dapat dicetuskan oleh
antigen--karena imunitas yang didapat ini tidak akan terbentuk
sampai ada invasi oleh organisme asing atau toksin, maka sudah
jelas bahwa tubuh harus mempunyai suatu mekanisme tertentu untuk
mengenali invasi ini. Setiap toksin atau setiap jenis organisme
hampir selalu mengandung satu atau lebih senyawa kimia spesifik
yang membuatnya berbeda dengan seluruh senyawa lainnya. Pada
umumnya, senyawa tersebut adalah protein atau poisakarida besar,
dan senyawa inilah yang memicu imunitas di dapat. Bahan-bahan ini
disebut antigen (antibodi generation).Agar suatu bahan dapat
bersifat antigenic, biasanya harus mempunyai berat molekul yang
besar, 8000 atau lebih. Selanjutnya proses pembentukan sifat
antigenik biasanya bergantung pada pengulangan kelompok molecular
secara regular, yang de sebut epitop pada permukaan molekul besar.
Hal ini juga menjelaskan mengapa protein dan polisakarida besar
hampir selalu bersifat antigenic, karena keduanya mempunyai sifat
stereokimia tersebut. Peran Limfosit dalam pembentukan imunitas
didapatImunitas didapat merupakan produk limfosit tubuh. Orang-orag
yang memiliki cacat genetik berua kekurangan limfosit atau yang
limfositnya telah rusak akibat radiasi atau bahan kimia, tidak
dapat membentuk imunitas didapat. Dan dalam waktu beberapa hari
setelah lahir, pasien seperti ini meninggal akibat infeksi bakteri
yang fulminan keculi bila di obati dengan tindakan yang hebat. Oleh
karena itu, jelaslah bahwa limfosit sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia.Limfoosit aling banyak ditemukan dalam
nodus limfe, namun dapat juga dijumpai dalam jaringan limfoid
khusus, seperti limpa, daerah submukosa, saluran cerna, timus, dan
sum-sum tulang. Jaringan limfoid terbesar dilokasi-lokasi yang
sangat menguntungkan di dalam tubuh untuk menahan invasi organism
atau toksin sebelum data menyebar lebih luas.Ada kebanyakan kasus
mula-mula agen yang menginvasi akan mmasuk kedalam cairan jaringan
dan kemudian di bawa melalui pembuluh limfe ke nodus limfe atau
jaringan limfoid yang lain. Contohnya, jaringan limfoid di dinding
saluran cerna akan terpajan secara langsung dengan antigen yang
masuk melalui usus. Jaringan limfoid di tenggorokan dan faring
(tonsil dan adenoid) terletak pada tempat yang tepat untuk menahan
antigen yang masuk melalui saluran pernafasan bagian atas. Jaringan
limfoid di nodus limfe terpajan dengan antigen yang menginvasi
jaringan perifer tubuh. Dan, akhirnya jaringan limfoid di limpa,
timus, dan sum-sum tulang berperan penting khususnya dalam menahan
agen entigenik yang berhasil mencapai sirkulasi darah.2.3. Definisi
AntibodiAntibodi ialah suatu mukroprotein yang terutama ditemukan
dalam fraksi gamaglobulin serum dalam elektroforesis. Jika
disuntikkan kepada binatang, immunoglobulin manusia akan menjadi
benda asing, menjadi bersifat antigenik. Hasil antibody antimanusia
dikelompokkan menajdi lima kelas: IgG, IgA, IgM, IgE, IgD.Antibodi
adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang
teraktifasi oleh antigen. Antibodi merupakan senjata yang tersusun
dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke
tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok
prajurit pejuang dalam sistem kekebalan. Antibodi akan
menghancurkan musuh-musuh penyerbu.
2.4. Struktur dasar immunoglobulinPorter telah menemukan
struktur dasar immunoglobulin yang terdiri dari 4 rantai
polipeptida, terdiri dari 2 rantai berat (heavy chain=H) dan 2
rantai ringan (light chain=L) yang tersusun secara simetris dan
dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulifida (interchain
disulfide bonds).Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit)
terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat
oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk
struktur yang simetris. Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini
adalah penyusunan daerah simetris rangkaian asam amino yang dikenal
sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L,
yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan
disulfid interchain, sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan
oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L mempunyai 2 tipe yaitu
kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu
rantai G (), rantai A (), rantai M (), rantai E () dan rantai D ().
Setiap rantai mempunyai jumlah domain berbeda. Rantai pendek L
mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D masing-masing 4
domain, dan rantai M dan E masing-masing 5 domain.Rantai dasar
imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim papain
memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri
dari bagian H dan rantai L. Fragmen ini mempunyai susunan asam
amino yang bervariasi sesuai dengan variabilitas antigen. Fab
memiliki satu tempat tempat pengikatan antigen (antigen binding
site) yang menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen lain
disebut Fc yang hanya mengandung bagian rantai H saja dan mempunyai
susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak dapat mengikat
antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas
imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan
komplemen, terikat pada permukaan sel makrofag, dan yang menempel
pada sel mast dan basofil mengakibatkan degranulasi sel mast dan
basofil, dan kemampuan menembus plasenta.Enzim pepsin memecah unit
dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan karboksil terminal sampai
bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan akibat
kehilangan sebagian besar susunan asam amino yang menentukan sifat
antigenik determinan, namun demikian masih tetap mempunyai sifat
antigenik. Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian fragmen
yang dikenal sebagai F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan
antigen.a. Rantai-L (light chain)Dari hasil pemeriksaan protein
Bence-Jones dalam air kemih penderita myeloma, ditemukan 2 macam
rantai-L, yang disebut rantai-k (kappa) dan rantai- (lambda). Pada
setiap orang sehat dapat ditemukan kedua macam rantai-L itu dengan
perbandingan rantai-k 65% dan rantai- 35%, atau ratio k: adalah
2:1.b. Rantai-H (heavy chain)Seperti disebut di atas dapat
dibedakan menjadi 5 klas immunoglobulin dan ternyata perbedaannnya
anatara lain terletak pada rantai-H. maka tiap klas immunoglobulin
mempunyai rantai-H tertentu, tetapi semua klas immunoglobulin
mempunyai rantai-k atau (di dalam satu molekul hanya satu macam
saja).Rantai-H dari IgG disebut juga rantai- (gamma)Rantai-H dari
IgA disebut rantai- (alpha)Rantai-H dari IgM disebut rantai-
(mu)Rantai-H dari IgD disebut rantai- (delta)Rantai-H dari IgE
disebut rantai- (epsilon)Telah disebut di atas bahwa bagian
variable dari molekul immunoglobulin menentukan sifatnya yang khas
terhadap antigen. Nagian yang konstan sama sekali tidak berpengaruh
langsung terhadap antigen, tetapi kemungkinan besar bagian Fc dari
immunoglobulin menentukan aktivitas biologis dari antibody itu,
misalnya Fc dari IgG memungkinkan molekul itu menembus jaringan
plasenta dan Fc dari IgA ikut menentukan sifat molekul itu
dikeluarkan dari secret. Selain fungsi biologis di atas, bagian Fc
juga meningkatkan aktivitas tertentu setelah antibody bergabung
dengan antigen, misalnya kemampuan mengikat zat yang disebut
komplemen, perlekatan dengan sel makrofag atau menyebabkan
degranulasi mast cell. Fungsi biologis dari bagian Fc pada berbagai
jenis immunoglobulin berbeda satu sama lain, tergantung dari
struktur primer molekul itu dan mungkin memerlakukan ikatan dengan
antigen sebelum fungsi itu menjadi aktif.2.5. Proses Pembentukan
Antibodi Antibodi terbentuk secara alami di dalam tubuh manusia
dimana substansi tersebut diwariskan dari ibu ke janinnya melalui
inntraplasenta. Antibody yang dihasilkan pada bayi yang baru lahir
titier masih sangat rendah, dan nanti antibody tersebut berkembang
seiring perkembangan seseorang. Pembentukan antibody karena
keterpaparan dengan antigen yang menghasilkan reaksi imunitas,
dimana prosesnya adalah:Misalnya bakteri salmonella. Saat antigen
(bakteri salmonella) masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan
meresponnya karena itu dianggab sebagai benda asing. karena bakteri
ini sifatnya interseluler maka dia tidak sanggup untuk di hancurkan
dalam makrofag karena bakteri ini juga memproduksi toksinsebagai
pertahanan tubuh. Oleh karena itu makrofag juga memproduksi APC
yang berfungsi mempresentasikan antigen terhadap limfosit.agar
respon imun berlangsung dengan baik.Ada dua limfosit yaitu limfosit
B dan limfosit T.
2.6. Jenis-jenis antibodi Antibody monoclonalDewasa ini,
produksi antibody identic dalam jumlah besar dan tidak terbatas
telah dimungkinkan (1975). Bila antigen tertentu dimasukkan ke
dalam system imun hewan percobaan, semua sel B yang mengenal banyak
epitope pada antigen akan dirangsang dan memproduksi antibody.
Darah yang diambil dari hewan tersebut akan mengandung antibody
yang multiple yang akan bereaksi dengan setiap epitope. Serum
tersebut disebut poliklonal oleh karena mengandung produk yang
berasal dari banyak klon sel B. memurnikan antibody yang diperlukan
dari serum tesebut sangatlah sulit.Klon adalah segolongan sel yang
berasal dari satu sel dan karenanya identic secara genetic.
Antidbodi monoclonal adalah antibody yang diproduksi oleh sel-sel
yang berasal dari satu klon sel. Cloning dapat dilakukan dengan
mengencerkan larutan sel demikian rupa sehingga dalam biakan sel
diperoleh sumur yang hanya menganding satu sel.Protein myeloma
adalah protein atau immunoglobulin yang diproduksi neoplasma sel
plasma. Tumor ini tumbuh tanpa control dan immunoglobulin tersebut
ditemukan dalam jumlah besar pada penderita dengan myeloma. Bila
sel B tunggal menjadi ganas, semua antibody adalah identic.Sel
plasma yang diambil dari darah tidak akan tumbuh dalam biakan
jaringan dan akan mati dalam beberapa hari. Sebalknya sel myeloma
akan tumbuh terus menerus dalam biakan jaringan. Satu sel plasma
dan satu sel myeloma dapat difusikan menjadi satu sel yang disebut
hibidroma yang mempunyai sifat dari ke 2 sel asalnya dan akan
membentuk antibody monoclonal. Dalam antibody monoclonal semua
molekulnya adalah identic.Antibody monoclonal merupakan bahan
standar yang banyak digunakan dalam laboratorium untuk
mengidentifikasi berbagai jenis sel, truping darah dan menegakkan
diagnosis berbagai penyakit. Kemajuan sekarang telah memungkinkan
untuk memproduksi antibody monoclonal manusia melalui rekayasa
genetika dalam jumlah yang besar untuk digunakan dalam terapi
berbagai penyakit. Antibody monoclonal merupakan antibody yang
dibentuk tubuh melalui fusi sel. Antbodi poliklonal merupakan
antibody yang dihasilkan di dalam tubuh secara alami yang dibentuk
merupakan klon dari sel-sel limfosit dan umum.2.7. Mekanisme kerja
antibodyTerdapat dua cara antibody mempertahankan tubuh1. Langsung
menyerang agen penyebab penyakitAntibody mematikan aktifitas
antigen dengan cara: Aglutinasi: partikel besar dan antigen terikat
bersama menjadi satu kelompok Presipitasi: kiompleks molecular
antigen yang larut dan antibody menjadi begitu besar sehingga
berubah menjadi tidak larut dan membentuk presipitat Netralisasi:
antibody menutupi tempat-tempat yang toksik dari agen yang bersifat
antigenic Lisis: antibody langsung menyerang membrane sel agen
penyakit dan membuatnya rsak2. Mengaktifkan system
komplemenKomplemen merupakan gabungan-gabungan dari kurang lebih 20
protein yang kebanyakan merupakan precursor enzim. Precursor enzim
ini biasanya bersifat inaktif dan dapat diaktifkan dengan dua cara
yaitu: Jalur klasikJalur klasik atau disebut pula jalur intrinsik,
dibagi menjadi 3 tahap. Regulasi jalur klasik, terjadi melalui 2
fase, yaitu melalui aktivitas C1 inhibitor dan penghambatan C3
konvertase. Aktivitas C1 inhibitorAktivitas proteolitik C1 dihambat
oleh C1 inhibitor (C1 INH). Sebagian besar C1 dalam peredaran darah
terikat pada C1 INH. Ikatan antara C1 dengan kompleks
antigen-antibodi akan melepaskan C1 dari hambatan C1 INH.
Penghambatan C3 konvertase Pembentukan C3 konvertase dihambat oleh
beberapa regulator. Diaktifkan dengan oleh reaksi antigen antibody
menimbulkan efek samping yang bertujuan menghindarkan kerusakan
akibat mausknya organisme atau toksin. Efek-efek tersebut adalah:1.
Opsoniasi dan fagositosis: C3b mengaktifkan fagosit oleh netrofil
dan makrofag2. Lisis: merobek membrane sel organisme3. Aglutinasi:
mengubah permukaan organisme penyerbu menjadi melekat satu sama
lain4. Netralisasi virus: mengubah virus menjadi non virulent5.
Kemotaksis: menyebabkan sel fagosit bermigrasi ke region local dari
agen antigenic6. Pengaktifan sel mast: menyebabkan pelepasan
histamine, heparin dan substansi lainnya ke dalam cairan setempat.
Membantu penginaktifan agen antigen7. Efek inflamasi Jalur
alternativePengaktifan system komplemen tanpa diperantai oleh
reaksi antigen antibody, terutama terjadi pada molekul-molekul
polisakarida besar dalam membrane sel mikroorganisme yang
menyerang. Merupakan garis pertahanan pertama terhadap serbuan
mikroorganisme dan telah berfungsi sebelum terimunisasi suatu
organisme. Jalur alternatif atau disebut pula jalur properdin,
terjadi tanpa melalui tiga reaksi pertama yang terdapat pada jalur
klasik (C1 ,C4 dan C2) dan juga tidak memerlukan antibodi IgG dan
IgM. Pada keadaan normal ikatan tioester pada C3 diaktifkan terus
menerus dalam jumlah yang sedikit baik melalui reaksi dengan H2O2
ataupun dengan sisa enzim proteolitik yang terdapat sedikit di
dalam plasma. Komplemen C3 dipecah menjadi frclgmen C3a dan C3b.
Fragmen C3b bersama dengan ion Mg++ dan faktor B membentuk C3bB.
Fragmen C3bB diaktifkan oleh faktor D menjadi C3bBb yang aktif (C3
konvertase) (Lihat Gambar 5-2). Pada keadaan normal reaksi ini
berjalan terus dalam jumlah kecil sehingga tidak terjadi aktivasi
komplemen selanjutnya. Lagi pula C3b dapat diinaktivasi oleh faktor
H dan faktor I menjadi iC3b, dan selanjutnya dengan pengaruh
tripsin zat yang sudah tidak aktif ini dapat dilarutkan dalam
plasma (lihat Gambar 5-3 ) . Tetapi bila pada suatu saat ada bahan
atau zat yang dapat mengikat dan melindurlgi C3b dan menstabilkan
C3bBb sehingga jumlahnya menjadi banyak, maka C3b yang terbentuk
dari pemecahan C3 menjadi banyak pula, dan terjadilah aktivasi
komplemen selanjutnya. Bahan atau zat tersebut dapat berupa
mikroorganisme, polisakarida (endotoksin, zimosan), dan bisa ular.
Aktivasi komplemen melalui cara ini dinamakan aktivasi jalur
alternatif. Antibodi yang tidak dapat mengaktivasi jalur klasik
misalnya IgG4, IgA2 dan IgE juga dapat mengaktifkan komplemen
melalui jalur alternatif. Jalur alternatif mulai dapat diaktifkan
bila molekul C3b menempel pada sel sasaran. Dengan menempelnya C3b
pada permukaan sel sasaran tersebut, maka aktivasi jalur alternatif
dimulai; enzim pada permukaan C3Bb akan lebih diaktifkan, untuk
selanjutnya akan mengaktifkan C3 dalam jumlah yang besar dan akan
menghasilkan C3a dan C3b dalam jumlah yang besar pula. Pada reaksi
awal ini suatu protein lain, properdin dapat ikut beraksi
menstabilkan C3Bb; oleh karena itu seringkali jalur ini juga
disebut sebagai jalur properdin. Juga oleh proses aktivasi ini C3b
akan terlindungi dari proses penghancuran oleh faktor H dan faktor
I. Tahap akhir jalur alternatif adalah aktivasi yang terjadi
setelah lingkaran aktivasi C3. C3b yang dihasilkan dalam jumlah
besar akan berikatan pada permukaan membran sel. Komplemen C5 akan
berikatan dengan C3b yang berada pada permukaan membran sel dan
selanjutnya oleh fragmen C3bBb yang aktif akan dipecah menjadi C5a
dan C5b. Reaksi selanjutnya seperti yang terjadi pada jalur
altematif (kompleks serangan membran).
2.8. Molekul antibody dapat dikelompokkan menjadi lima kelas,
yakni:1. IgG (Imuno globulin G)IgG merupakan antibodi yang paling
umum. Dihasilkan hanya dalam waktu beberapa hari, ia memiliki masa
hidup berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa tahun. IgG
beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah
bening, dan usus. Mereka mengikuti aliran darah, langsung menuju
musuh dan menghambatnya begitu terdeteksi. Mereka mempunyai efek
kuat anti-bakteri dan penghancur antigen. Mereka melindungi tubuh
terhadap bakteri dan virus, serta menetralkan asam yang terkandung
dalam racun.Selain itu, IgG mampu menyelip di antara sel-sel dan
menyingkirkan bakteri serta musuh mikroorganis yang masuk ke dalam
sel-sel dan kulit. Karena kemampuannya serta ukurannya yang kecil,
mereka dapat masuk ke dalam plasenta ibu hamil dan melindungi janin
dari kemungkinan infeksi. Jika antibodi tidak diciptakan dengan
karakteristik yang memungkinkan mereka untuk masuk ke dalam
plasenta, maka janin dalam rahim tidak akan terlindungi melawan
mikroba. Hal ini dapat menyebabkan kematian sebelum lahir. Karena
itu, antibodi sang ibu akan melindungi embrio dari musuh sampai
anak itu lahir.2. IgA (Imuno globulin A)Antibodi ini terdapat pada
daerah peka tempat tubuh melawan antigen seperti air mata, air
liur, ASI, darah, kantong-kantong udara, lendir, getah lambung, dan
sekresi usus. Kepekaan daerah tersebut berhubungan langsung dengan
kecenderungan bakteri dan virus yang lebih menyukai media lembap
seperti itu. Secara struktur, IgA mirip satu sama lain. Mereka
mendiami bagian tubuh yang paling mungkin dimasuki mikroba. Mereka
menjaga daerah itu dalam pengawasannya layaknya tentara andal yang
ditempatkan untuk melindungi daerah kritis.Antibodi ini melindungi
janin dari berbagai penyakit pada saat dalam kandungan. Setelah
kelahiran, mereka tidak akan meninggalkan sang bayi, melainkan
tetap melindunginya. Setiap bayi yang baru lahir membutuhkan
pertolongan ibunya, karena IgA tidak terdapat dalam organisme bayi
yang baru lahir. Selama periode ini, IgA yang terdapat dalam ASI
akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba. Seperti
IgG, jenis antibodi ini juga akan hilang setelah mereka
melaksanakan semua tugasnya, pada saat bayi telah berumur beberapa
minggu.3. IgM (Imuno globulin M)Antibodi ini terdapat pada darah,
getah bening, dan pada permukaan sel B. Pada saat organisme tubuh
manusia bertemu dengan antigen, IgM merupakan antibodi pertama yang
dihasilkan tubuh untuk melawan musuh. Janin dalam rahim mampu
memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika musuh
menyerang janin, jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM
janin akan meningkat. Untuk mengetahui apakah janin telah
terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam
darah.4. IgD (Imuno globulin D)IgD juga terdapat dalam darah, getah
bening, dan pada permukaan sel B. Mereka tidak mampu untuk
bertindak sendiri-sendiri. Dengan menempelkan dirinya pada
permukaan sel-sel T, mereka membantu sel T menangkap antigen. 5.
IgE (Imuno globulin E)IgE merupakan antibodi yang beredar dalam
aliran darah. Antibodi ini bertanggung jawab untuk memanggil para
prajurit tempur dan sel darah lainnya untuk berperang. Antibodi ini
kadang juga menimbulkan reaksi alergi pada tubuh. Karena itu, kadar
IgE tinggi pada tubuh orang yang sedang mengalami alergi.
Fungsi efektor antibody-transitosisImunitas humoral diperankan
antibody yang dilepas sel plasma di organ limfoid dan sumsum
tulang, dan fungsi fisiologisnya adalah pertahanan terhadap mikroba
ekstraselular dan toksinnya. Antibody berperan dalam sejumlah
aktivitas biologis lain yang berakhir dalam eliminasi antigen dan
kematian pathogen. Ada 4 fungsi efektor utama yaitu opsonisasi,
aktivasi komplemen, ADCC dan proses transitosis atau menghantarkan
melalui lapisan epitel. Penghantar antibody ke permukaan mukosa
saluran napas, cerna, kemih dan asi memerlukan gerakan yang
menembus lapisan epitel. Proses tersebut disebut transitosis. Pada
manusia dan tikus, IgA merupakan antibody utama yang terlibat dalam
transitosis, tetapi juga IgM dapat dihantarkan ke permukaan mukosa.
Transfer IgG dari ibu kejanin merupakan bentuk imunisasi pasif.
Sel-sel Sistem Imun Spesifika. Sel TKarakteristik Sel T1. Sel T
tidak mengeluarkan antibodi. Sel sel ini harus berkontak langsung
dengan sasaran suatu proses yang dikenal sebagai immunitas yang
diperantarai oleh sel (cell-mediated immunity, imunitas seluler).2.
Bersifat klonal dan sangat spesifik antigen. Di membran plasmanya,
setiap Sel T memiliki protein-protein reseptor unik.3. Sel T
diaktifkan oleh antigen asing apabila antigen tersebut disajikan di
permukaan suatu sel yang juga membawa penanda identitas individu
yang bersangkutan, yaitu, baik antigen asing maupun antigen diri
harus terdapat di permukaan sel sebelum sel T dapat mengikuti
keduanya.4. Tidak semua turunan sel T yang teraktivasi menjadi sel
T efektor. Sebagian kecil tetap dorman, berfungsi sebagai cadangan
sel T pengingat yang siap merespon secara lebih cepat dan kuat
apabila antigen asing tersebut muncul kembali di sel tubuh.5.
Selama pematangan di timus, sel T mengenal antigen asing dalam
kombinasi dengan antigen jaringan individu itu sendiri, suatu
pelajaran yang diwariskan ke semua turunan sel T berikutnya6.
Diperlukan waktu beberapa hari setelah pajanan antigen tertentu
sebelum sel T teraktivasi besiap untuk melancarkan serangan imun
seluler.Subpopulasi sel TKetika sel T terpajan ke kombinasi antigen
spesifik, sel-sel dari sel klon sel T komplementer berproliferisai
dan berdiferensiasi selama beberapa hari, menghasilkan sejumlah
besar sel T teraktivasi yang melaksanakan berbagai respons imunitas
seluler. Terdapat tiga subpopulasi sel T, tergantung pada peran
mereka setelah diaktifkan oleh antigen.1. Sel Tc (cytotocic)Sel T
yang menghancurkan sel penjamu yang memiliki antigen asing,
misalnya sel tubuh yang dimasuki oleh virus, sel kanker, dan sel
cangkokan.2. Sel Th (helper)Berperan menolong sel B dalam
memproduksi antibodi, memperkuat aktivitas sel T sitotoksik dan sel
T penekan (supresor) yang sesuai, dan mengaktifkan makrofag.3. Sel
Ts (supperssor) Sel T yang menekan produksi antibodi sel B dan
aktivitas sel T sitotoksik dan penolong. Sebagian besar dati
milyaran Sel T diperkirakan tergolong dalam subpopulasi penolong
dan penekan, yang tidak secara langsung ikut serta dalam destruksi
patogen secara imunologik. Kedua subpopulasi tersebut disebut sel T
regulatorik, karena mereka memodulasi aktivitas sel B dan Sel T
sitotoksik serta aktivitas mereka sendiri dan aktivitas makrofag.4.
Sel Tdh (delayed hypersensitivity)Merupakan sel yang berperan pada
pengerahan makrofag dan sel inflamasi lainnya ketempat terjadinya
reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Dalam fungsinya, sel Tdh
sebenarnya menyerupai sel Th.5. Limfokin Dalam biakan sel limfosit
T dapat ditemukan berbagai bahan yang mempunyai efek biologic.
Bahan-bahan tersebut disebut limfokin dan dilepas sel T yang
disensitisasi. Beberapa jenis limfokin yaitu: interleukin,
interferon, factor supresor, factor penolong , dan sebagainya.
b. Sel BSel B merupakan 5-15 % dari jumlah seluruh limfosit
dalam sirkulasi. Fungsi utamanya ialah memproduksi antibodi. Sel B
ditandai dengan adanya immunoglobulin yang dibentuk didalam sel dan
kemudian dilepas, tetapi sebagian menempel pada permukaan sel yang
selanjutnya berfungsi sebagai reseptor antigen. Kebanyakan sel
perifer mengandung IgM dan IgD dan hanya beberapa sel yang
mengandung IgG, IgA, dan IgE, pada permukaannya. Sel B dengan IgA
banyak ditemukan dalam usus. Antibody permukaan tersebut dapat
ditemukan dengan teknik imunofluoresen. Sel-Sel Sistem Imun
NonspesifikSel sistem imun non spesifik bereaksi tanpa memandang
apakah agen pencetus pernah atau belum pernah dijumpai. Reaksinya
pun tidak perlu diaktivasi terlebih dahulu seperti pada sistem imun
spesifik. Lebih jauh lagi respon imun non spesifik merupakan lini
pertama pertahanan terhadap berbagai faktor yang mengancam. Sel-sel
yang berperan dalamnsistem imun nonspesifik adalah sel fagosit, sel
nol, dan sel mediator. Sel FagositSel fagosit terbagi dua jenis,
yaitu fagosit mononuclear dan fagosit polimorfonuklear. Fagosit
mononuclear terdiri dari sel monosit dan sel makrofag, sedangkan
fagosit polimorfonuclear terdiri dari neutrofil dan eusinofil.
Sel Monosit dan Sel MakrofagPersentase sel monosit dalam sel
darah putih berkisar 5 %. Monosit bersirkulasi dalam darah hanya
selama beberapa jam, kemudian bermigrasi ke dalam jaringan, dan
berkembang menjadi makrofaga (macrophage) besar (pemangsa besar).
Makrofaga jaringan, yang merupakan sel-sel fagositik terbesar,
adalah fagosit yang sangat efektif dan berumur panjang. Sel-sel ini
menjulurkan kaki semu (psedopodia) yang panjang yang dapat menempel
ke polisakarida pada permukaan mikroba dan menelan mikroba itu,
sebelum kemudian dirusak oleh enzim-enzim di dalam lisosom
makrofaga itu.Beberapa makrofaga bermigrasi ke seluruh tubuh,
sementara yang lain tetap tinggal secara permanen dalam jaringan
tertentu: dalam paru-paru (makrofaga alveoli), hati (sel-sel
Kupffer), ginjal (sel-sel mesangial), otak (sel-sel mikroglia),
jaringan ikat (histiosit), dan pada limpa, nodus limfa, serta
jaringan limfatik. Mikroorganisme, fragmen mikroba, dan molekul
asing yang memasuki darah menghadapi makrofaga ketika mereka
terjerat dalam bangun limpa yang mirip dengan jarring, sementara
yang berada dalam cairan jaringan mengalir ke dalam limfa dan
disaring melalui nodus limfa.Namun, beberapa mikroba telah
mengevolusikan mekanisme untuk menghindari perusakan oleh sel
fagositik. Beberapa bakteri mempunyai kapsul bagian luar yang tidak
dapat ditempeli makrofaga. Contoh bakteri tersebut adalah
Mycobacterium tuberculosis, yang bersifat resisten terhadap
perusakan oleh lisosom dan bahkan dapat bereproduksi di dalam
makrofaga.
Sel NeutrofilNeutrofil merupakan sel fagosit yang berasal dari
sel bakal myeloid dalam sumsum tulang. Jumlahnya sekitar 60-70%
dari semua sel darah putih (leukosit). Neutrofil adalah fagosit
pertama yang tiba, diikuti oleh monosit darah, yang berkembang
menjadi makrofaga besar dan aktif. Sel-sel yang dirusak oleh
mikroba yang menyerang membebaskan sinyal kimiawi yang menarik
neutrofil dari darah untuk datang. Neutrofil itu akan memasuki
jaringan yang terinfeksi, lalu menelan dan merusak mikroba yang ada
disana. (Migrasi menuju sumber zat kimia yang mengundang ini
disebut kemotaksis). Di dalam neutrofil terdapat enzim lisozim dan
laktoferin untuk menghancurkan bakteri atau benda asing lainnya
yang telah difagositosis. Setelah memfagositosis 5-20 bakteri,
neutrofil mati dengan melepaskan zat-zat limfokin yang mengaktifasi
makrofag. Biasanya, neutrofil hanya berada dalam sirkulasi kurang
dari 48 jam karena neutrofil cenderung merusak diri sendiri ketika
mereka merusak penyerang asing.
Sel EusinofilSama seperti sel fagosit lainnya, sel eosinofil
berasal dari sel bakal myeloid. Ukuran sel ini sedikit lebih besar
daripada neutrofil dan berfungsi juga sebagai fagosit. Eosinofil
berjumlah 2-5% dari sel darah putih. Peningkatan eosinofil di
sirkulasi darah dikaitkan dengan keadaan-keadaan alergi dan infeksi
parasit internal (contoh, cacing darah atau Schistosoma mansoni).
Walaupun kebanyakan parasit terlalu besar untuk dapat difagositosis
oleh eosinofil atau oleh sel fagositik lain, namun eosinofil dapat
melekatkan diri pada parasit melalui molekul permukaan khusus, dan
melepaskan bahan-bahan yang dapat membunuh banyak parasit. Selain
itu, eosinofil juga memiliki kecenderungan khusus untuk berkumpul
dalam jaringan yang memiliki reaksi alergi. Kecendrungan ini
disebabkan oleh faktor kemotaktik yang dilepaskan oleh sel mast dan
basofil yang menyebabkan eosinofil bermigrasi kearah jaringan yang
meradang. Sel fagosit terutama makrofag dan neutrofil; memiliki
peran besar dalam proses peradangan. Untuk melaksanakan fungsi
tersebut sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem
imun spesifik lainnya. Sel NolSel Natural Killer (Sel NK) merupakan
golongan limfosit tapi tidak mengandung petanda seperti pada
permukaan sel B dan sel T. Oleh karena itu disebut sel nol. Sel ini
beredar dalam pembuluh darah sebagai limfosit besar yang khusus,
memiliki granular spesifik yang memiliki kemampuan mengenal dan
membunuh sel abnormal, seperi sel tumor dan sel yang terinfeksi
oleh virus. Sel NK berperan penting dalam imunitas nonspesifik pada
patogen intraseluler. Sel jenis khusus mirip limfosit yang
diproduksi di dalam sumsum tulang ini juga tersedia di limpa, nodus
limfa, dan timus dan merupakan 10 % 20 % bagian dari limfosit
perifer. Bentuknya lebih besar dari limfosit B dan limfosit T.
Sel MediatorSel yang termasuk sel mediator adalah sel basofil,
sel mast, dan trombosit. Sel tersebut disebut sebagai mediator
dikarenakan melepaskan berbagai mediator yang berperan dalam sistem
imun.
Sel basofil dan sel mastBasofil adalah jenis leukosit yang
paling sedikit jumlahnya dan diduga juga dapat berfungsi sebagai
fagosit. Sel basofil secara struktural dan fungsional mirip dengan
sel mast, yang tidak pernah beredar dalam darah tapi tersebar di
jaringan ikat di seluruh tubuh. Awalnya sel basofil dianggap
berubah menjadi sel mast dengan bermigrasi dari sistem sirkulasi,
tapi para peneliti membuktikan bahwa basofil berasal dari sumsum
tulang sedangkan sel mast berasal dari sel prekursor yang terletak
di jaringan ikat. Ada dua macam sel mast yaitu terbanyak sel mast
jaringan dan sel mast mukosa. Yang pertama ditemukan di sekitar
pembuluh darah dan mengandung sejumlah heparin dan histamine. Sel
mast yang kedua ditemukan di slauran cerna dan napas.
Proliferasinya dipacu IL-3 dan IL-4 dan ditingkatkan pada infeksi
parasit. Baik sel basofil maupun sel mast memiliki reseptor untuk
IgE dan karenanya dapat diaktifkan oleh alergen spesifik yang
berkaitan dengan antibodi IgE. Kemudian bila terdapat alergen
spesifik berikutnya yang bereaksi dengan antibodi, maka perlekatan
keduanya menyebabkan sel mast atau basofil rupture dan melepaskan
banyak sekali histamin, bradikinin, serotonin, heparin, substansi
anafilaksis yang bereaksi lambat, dan sejumlah enzim lisosomal.
Bahan-bahan inilah yang menyebabkan manifestasi alergi. Selain itu
keduanya pun dapat membentuk dan menyimpan heparin dan
histamin.
TrombositTrombosit adalah fragmen sel yang berasal dari
megakariosit besar di sumsum tulang belakang. Trombosit berperan
dalam pembatasan daerah yang meradang, dimana apabila terpajan ke
tromboplastin jaringan di jaringan yang cedera maka fibrinogen,
yang telah diaktifkan melalui proses berjenjang yang melibatkan
pengaktifan suksesif faktor-faktor pembekuan, diubah menjadi
fibrin. Fibrin inilah yang membentuk bekuan cairan interstitiumdi
ruang-ruang di sekitar bakteri dan sel yang rusak.
Dua macam limfosit yang menimbulkan imunitas yang diperantarai
sel dan imunitas humorallimfosit T dan B.Walaupun sebagian besar
limfosit dalam jaringan limfoid normal tampak serupa dibawah
mikroskop, tetapi sel-sel tersebut secara jelas dapat dibedakan
dalam kelompok besar. Kelompok pertama, yaitu limfosit T,
bertanggung jawab dalam pembentukan limfosit teraktivasi yang dapat
membentuk imunitas diperantarai sel, dan kelompok lain, yaitu
limfosit B, bertanggung jawab dalam pembentukan antibodi yang
memberikan imunitas humoral. Pada masa embrio, kedua macam limfosit
ini berasal dari sel stem hematopoietik yang membentuk limfosit
sebagai salah satu hasil diferensiasi sel terpenting. Hampir semua
limfosit yang terbentuk akhirnya berada dalam jaringan limfoid,
namun sebelum sampai, limfosit berdiferensiasi lebih lanjut atau
diolah lebih dulu dengan cara sebagai berikut.Limfosit yang
dipersiapkan untuk membentuk limfosit T teraktivasi, mula-mula
bermigrasi ke kelenjar timus dan di olah lebih dulu di sana,
sehingga limfosit tersebut disebut limfosit T untuk menunjukkan
peranan kelenjar timus. Limfosit ini bertanggung jawab untuk
membentuk imunitas yang di perantarai sel. Kelompok limfosit yang
lainlimfosit B yang dipersiapkan untuk membentuk antibodimula mula
di olah lebih dulu di hati selama masa pertengahan kehidupan janin,
kemudian di olah di sum-sum tulang pada masa akhir janin dan
sesudah lahir. Kelompok sel ini mula-mula di temukan pada burung
yang mempunyai organ pengolahan khusus yaitu bursa fabricius. Karen
alasan tersebut, limfosit ini disebut limfosit B dan bertanggung
jawab untuk imunitas humoral.Pengolahan pendahuluan terhadap
limfosit T dan BWalaupun semua limfosit tubuh berasal dari sel stem
yang membentuk limfosit dimasa embrio, sel stem ini sendiri tidak
mapu membentuk limfosit T teraktivasi atau antibodi secara
langsung. Sebelum dapat melakukan hal intu, sel stem tersebut harus
berdifirensiasi lebih lanjut ditempat yang tepat sebagai
berikut.Limfosit T di olah lebih dahulu di kelenjar timuslimfosit
T, setelah pembentukannya di sumsum tulang, mula-mula bermigrasi ke
kelenjar timus. Di sini limfosit T membelah secara cepat dan pada
waktu yang bersamaan membentuk keanekaragaman yang ekstrem untuk
bereaksi melawan berbagai antigen spesifik. Artinya, tiap satu
limfosit dikelenjar timus membentuk reaktivitas yang spesifik untuk
melawan satu antigen. Kemudian limfosit berikutnya membentuk
spesifisitas terhadap antigen yang lain. Hal ini terus berlangsuung
sampai terdapat ribuan jenis limfosit timus dengan reaksivitas
spesifik untuk melawan ribuan jenis antigen. Berbagai tipe limfosit
T yang telah diproses ini sekarang meninggalkan timus dan mnyebar
ke seluruh tubuh melalui darah untuk mengisi jaringan limfoid di
setiap tempat.Timus juga memastikan bahwa setiap limfosit T yang
meninggalkan timus tidak akan bereaksi terhadap protein atau
antigen lain yang berasal dari jaringan tubuh sendiri; kalu tidak,
limfosit T akan bersifat mematikan bagi jaringan tubuh dalam waktu
beberapa hari saja. Timus menyeleksi limfosit T yang akan
dilepaskan , yaitu mula-mula dengan cara mencampurkan limfosit
dengan semua antigen-sendiri yang spesifik yang berasal dari
jaringan tubuh sendiri. Jika limfosit T berekasi, mala limfosit ini
akan dihancurkan dan difagositosis, tetapi yang tidak bereaksi akan
dilepaskan. Jadi yang akhirnya dilepaskan yaitu sel-sel yang
bersifat non-reaktif terhadap antigen tubuhnya sendirilimfosit
hanya bereaksi terhadap antigen dari sumber diluar tubuh, seperti
dari bakteri, toksin, atau bahkan jaringan yang di transplantasikan
dari orang lain.Sebagian besar proses pengolahan limfosit T dalam
timus berlangsung beberapa saat sebelum bayi lahir dan selama
beberapa bulan setelah lahir. Sesudah melewati periose ini, bila
dilakukan pengangkatan kelenjar timus maka akan menurunkan (tapi
tidak menghilangkan) sistem imun limfosit-T. Namun, pengangkatan
kelenjar timus beberapa bulan sebelum lahir dapat mencegah
pembentukan semua imunitas yang di perantai sel. Karena tipe
imunitas seluler ini terutama bertanggung jawab untuk penolakan
terhadap organ yang ditransplantasikan, seperti jantung dan ginjal,
maka kita dapat mentransplan organ dengan sedikit sekali
kemungkinan penolakan jika timus pada seekor hewan diangkat sebelum
lahir (tetapi masih dalam masa yang memungkinkan).Limfosit B di
olah lebih dahulu di hati dan sumsum tulangPengolahan limfosit B
yang rinci lebih sedikit daripada proses pengolahan limfosit T.
Pada manusia, limfosit B diketahui diolah lebih dahulu di hati
selama periode pertengahan kehidupan janin, dan disumsum tulang
selama masa akhir kehidupan janin dan setelah lahir.Limfosit B
berbeda dengan limfosit T dalam dua hal, pertama,berbeda dengan
seluruh sel yang membentuk reaktivitas terhadap antigen, seperti
yang terjadi pada limfosit T, Limfosit B secara aktif menyekresi
antibodi yang merupakam bahan reaktif yang berupa molekul protein
besar yang mampu berikatan dengan bahan antigenik dan
menghancurkannya. Kedua, limfosit B bahkan memiliki lebih banyak
keanekaragaman, jadi membentuk banyak sekali bahkan berjuta-juta
antibodi tipe limfosit B dengan berbagai reaktivitas yang spesifik.
Setelah diolah lebih dulu, limfosit B, sepeti juga limfosit T,
bermigrasi ke jaringan limfoid di seluruh tubuh, tempat limfosit B
tersebut menempati daerah yang berdekatan dengan limfosit-T tetapi
sedikit lebih jauh.Immunoglobulin serebrospinalPada individu
normal, immunoglobulin CSS berasal dari plasma melalui difusi sawar
darah-otak. Jumlahnya tergantung dari kadarnya dalam serum dan
permeabilitias sawar darah-otak. igM biasanya tidak ditemukan oleh
karena ukuran molekulnya yang besar dan kadarnya dalam plasma yang
rendah. Namun pada keadaan tertentu, seperti penyakit dengan
demielinisasi dan infeksi SSP, immunoglobulin dapat diproduksi
secara lokal.
BAB IIIPENUTUPKesimpulanAntibody adalah protein immunoglobulin
yang disekresi oleh sel B yang teraktifasi oleh antigen. Antibodi
merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk
melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Antibody di bagi
menjadi lima kelas yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE.
DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja, Karnen Garna, Iris Rengganis. 2009. Imunologi
Dasar. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.Ernets, Jawetz. 1996.
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran. EGC.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1994.
Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit
Binarupa Aksara.
ANTIBODIPage 29
Sheet1Netrofil polimorfonuklear62.00%Eosinofil
polimorfonuklear2.30%Basofil polimorfonuklear0.40%Monosit
5.30%Lomfosit 30.00%