Top Banner
1. TONSILITIS A. PENGERTIAN Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ). Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal ( adenoid ), tonsil palatina ( tosil faucial), tonsil lingual ( tosil pangkal lidah ), tonsil tuba Eustachius ( lateral band dinding faring / Gerlach’s tonsil ) ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk, 2007 ). Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, 2000). Kesimpulan penulis berdasarakan beberapa pengertian diatas, tonsilitis merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan karena bakteri atau virus,prosesnya bisa akut atau kronis. Tonsilektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan mengambil atau mengangkat tonsil untuk mencegah infeksi selanjutnya ( Shelov, 2004 ). Macam-macam tonsillitis menurut (Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk,2007 ) yaitu :
18

Tonsilitis

Apr 22, 2017

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tonsilitis

1. TONSILITIS

A. PENGERTIAN

Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel

( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin

Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam

rongga mulut yaitu : tonsil faringeal ( adenoid ), tonsil palatina ( tosil faucial), tonsil

lingual ( tosil pangkal lidah ), tonsil tuba Eustachius ( lateral band dinding faring /

Gerlach’s tonsil ) ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk, 2007 ).

Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus

beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes, dapat juga

disebabkan oleh virus (Mansjoer, 2000).

Kesimpulan penulis berdasarakan beberapa pengertian diatas, tonsilitis

merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan karena bakteri atau

virus,prosesnya bisa akut atau kronis.

Tonsilektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan mengambil atau

mengangkat tonsil untuk mencegah infeksi selanjutnya ( Shelov, 2004 ).

Macam-macam tonsillitis menurut (Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk,2007 ) yaitu :

1. Tonsillitis akut

a. Tonsillitis viral

Tonsilitis dimana gejalanya lebih menyerupai commond cold yang

disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab yang paling sering adalah virus

Epstein Barr. Hemofilus influenzae merupakan penyebab tonsilitis akut

supuratif. Jika terjadi infeksi virus coxschakie, maka pada pemeriksaan

rongga mulut akan tampak luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yang

sangat nyeri

dirasakan pasien.

b. Tonsillitis bacterial

Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A Streptokokus, β

hemolitikus yang dikenal sebagai strep throat, pneumokokus,

Streptokokus viridan, Streptokokus piogenes. Infiltrasi bakteri pada

Page 2: Tonsilitis

lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa

keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus. Bentuk

tonsillitis akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Bila

bercak-bercak detritus ini menjadi satu, membentuk alur-alur maka akan

terjadi tonsilitis lakunaris.

2. Tonsillitis membranosa

a. Tonsillitis difteri

Tonsilitis diferi merupakan tonsilitis yang disebabkan kuman Coryne

bacterium diphteriae. Tonsilitis difteri sering ditemukan pada anak-anak

berusia kurang dari 10 tahunan frekuensi tertinggi pada usia 2-5 tahun.

b. Tonsillitis septic

Tonsilitis yang disebabkan karena Streptokokus hemolitikus yang

terdapat dalam susu sapi.

c. Angina Plaut Vincent ( stomatitis ulsero membranosa )

Tonsilitis yang disebabkan karena bakteri spirochaeta atau triponema

yang didapatkan pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan

defisiensi vitamin C.

d. Penyakit kelainan darah

Tidak jarang tanda leukemia akut, angina agranulositosis dan infeksi

mononukleosis timbul di faring atau tonsil yang tertutup membran

semu. Gejala pertama sering berupa epistaksis, perdarahan di mukosa

mulut, gusi dan di bawah kulit sehingga kulit tampak bercak kebiruan.

3. Tonsillitis kronik

Tonsilitis kronik timbul karena rangsangan yang menahun dari

rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca,

kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut

yang tidak adekuat.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Page 3: Tonsilitis

Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang banyak

mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Tonsil terletak

pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Ia juga bagian

dari struktur yang disebut Ring of Waldeyer ( cincin waldeyer ). Kedua tonsil terdiri

juga atas jaringan limfe, letaknya di antara lengkung langit-langit dan mendapat

persediaan limfosit yang melimpah di dalam cairan yang ada pada permukaan dalam

sel-sel tonsil.

Tonsil terdiri atas:

Page 4: Tonsilitis

o Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan

terletak di belakang koana

o Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan

tanduk.

o Tonsil linguais, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan

cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan,

oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil

disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan Telinga Hidung

& Tenggorokan ( THT ). Kuman yang dimakan oleh imunitas seluler tonsil dan

adenoid terkadang tidak mati dan tetap bersarang disan serta menyebabkan infeksi

amandel yang kronis dan berulang (Tonsilitis kronis). Infeksi yang berulang ini akan

menyebabkan tonsil dan adenoid bekerja terus dengan memproduksi sel-sel imun

yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan membesar dengan cepat

melebihi ukuran yang normal.

C. ETIOLOGI

Penyebab tonsilitis menurut (Firman S, 2006) dan (Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk,

2007) adalah infeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcus viridans,

dan Streptococcus pyogenes. Dapat juga disebabkan oleh infeksi virus.

D. PATOFISIOLOGI

Bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut. Amandel atau

tonsil berperan sebagai filter, menyelimuti organism yang berbahaya tersebut. Hal ini

akan memicu tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang

akan tetapi kadang-kadang amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus.

Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid

superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi

leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang

berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit,

bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis

Page 5: Tonsilitis

falikularis, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis

lakunaris. Tonsilitis dimulai dengan gejala sakit tenggorokan ringan hingga menjadi

parah. Pasien hanya mengeluh merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti

makan. Tonsilitis dapat menyebabkan kesukaran menelan, panas, bengkak, dan

kelenjar getah bening melemah didalam daerah sub mandibuler, sakit pada sendi dan

otot, kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada telinga.

Sekresi yang berlebih membuat pasien mengeluh sukar menelan, belakang

tenggorokan akan terasa mengental. Hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut

biasanya berakhir setelah 72 jam.

Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membrane semu

(Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang

berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses

penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerut

sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus,

proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengketan

dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan

pembesaran kelenjar limfe submandibula.

E. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala Tonsilitis menurut ( Smeltzer & Bare, 2000) ialah sakit

tenggorokan, demam, ngorok, dan kesulitan menelan. Sedangkan menurut Effiaty

Arsyad Soepardi,dkk ( 2007 ) tanda dan gejala yang timbul yaitu nyeri tenggorok,

tidak nafsu makan, nyeri menelan, kadang-kadang disertai otalgia, demam tinggi,

serta pembesaran kelenjar submandibuler dan nyeri tekan.

F. KOMPLIKASI

Komplikasi tonsilitis akut dan kronik yaitu :

1. Abses pertonsil

Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini

terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh

streptococcus group A ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).

Page 6: Tonsilitis

2. Otitis media akut

Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan

dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan

gendang telinga ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).

3. Mastoiditis akut

Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel

mastoid ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk. 2007 ).

4. Laryngitis

Merupakn proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk larynx.

Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa karena virus,

bakter, lingkungan, maupunmkarena alergi ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).

5. Sinusitis

Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satua atau lebih dari

sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atau ruangan berisi udara

dari dinding yang terdiri dari membran mukosa

( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).

6. Rhinitis

Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan

nasopharynx ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).

2. FARINGITIS

A. DEFINISI

Faringitis ( pharyngitis) adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang

tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga

disebut sebagai radang tenggorok.

B. KLASIFIKASI

Secara umum faringitis dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. faringitis akut

Page 7: Tonsilitis

Faringitis virus atau bakterialis akut adalah penyakit yang sangat penting.

Beberapa usaha dilakukan pada klasifikasi peradangan akut yang mengenai

dinding faring. Yang paling logis untuk mengelompokkan sejumlah infeksi-

infeksi ini dibawah judul yang relatif sederhana “Faringitis Akut”. Disini

termasuk faringitis akut yang terjadi pada pilek biasa sebagai akibat penyakit

infeksi akut seperti eksantema atau influenza dan dari berbagai penyebab yang

tidak biasa seperti manifestasi herpesdan sariawan.

2. faringitis kronis

a. faringitis kronis hiperflasi

Pada faringitis kronis hiperflasi terjadi perubahan mukosa dinding posterior.

Tampak mukosa menebal serta hipertofi kelenjar limfe di bawahnya dan di

belakang arkus faring posterior (lateral band). Dengan demikian tampak

mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.

b. faringitis kronis atrofi

Faring kronis atrofi sering timbul bersama dengan rinitis atrofi.Pada rinitis

atrofi udara pernapasan tidak diatur suhu serta kelembapannya sehingga

menimbulkan rangsangan serta infeksi faring.

c. Faringitis spesifik

1. Faringitis leutika

a. Stadium primer

Kelainan pada stadium ini terdapat pada lidah, palatum mole,

tonsil, dan dinding faring posterior.Kelainan ini berbentuk bercak

keputihan di tempat tersebut.

b. Stadium sekunder

Stadium ini jarang ditemukan.Pada stadium ini terdapat pada

dinding faring yang menjalar ke arah laring.

c. Stadium tersier

Pada stadium ini terdapat guma.Tonsil dan pallatum merupakan

tempat predileksi untuk tumuhnya guma.Jarang ditemukan guma di

dinding faring posterior.

2. Faringitis tuberkulosa

Page 8: Tonsilitis

Kuman tahan asam dapat menyerang mukosa palatum mole, tonsil,

palatum durum, dasar lidah dan epiglotis. Biasanya infeksi di daerah

faring merupakan proses sekunder dari tuberkulosis paru, kecuali bila

terjadi infeksi kuman tahan asam jenis bovinum, dapat timbul

tuberkulosis faring primer.

C. ETIOLOGI

a) Virus

Virus merupakan etiologi terbanyak dari faringitis. Beberapa jenis virus ini yaitu:

Rhinovirus

Coronavirus

Virus influenza

Virus parainfluenza

Adenovirus

Herpes Simplex Virus tipe 1 dan 2

Coxsackievirus A

Cytomegalovirus

Virus Epstein-Barr

HIV

b) Bakteri

Beberapa jenis bakteri penyebab faringitis yaitu:

o Streptoccocus pyogenes, merupakan penyebab terbanyak pada

faringitis akut

o Streptokokus grup A, merupakan penyebab terbanyak pada anak usia

5 – 15 tahun,

o Streptokokus grup C dan G

o Neisseria gonorrheae

o Corynebacterium diphtheriae

o Corynebacterium ulcerans

o Yersinia enterocolitica

o Treponema pallidum

Page 9: Tonsilitis

D. EPIDEMIOLOGI

Anak rata-rata terdapat 5 kali infeksi saluran pernafasan bagian atas dan pada orang

dewasa hampir separuhnya. Kasus Faringitis akut di Rumah Sakit Panti Rapih tahun

2010 sebesar 5.305 kasus. Di USA, faringitis terjadi lebih sering terjadi pada anak-

anak daripada pada dewasa. Sekitar 15 – 30 % faringitis terjadi pada anak usia

sekolah, terutama usia 4 – 7 tahun, dan sekitar 10%nya diderita oleh dewasa.

Faringitis ini jarang terjadi pada anak usia <3 tahun. Penyebab tersering dari

faringitis ini yaitu streptokokus grup A, karena itu sering disebut faringitis GAS

(Group AStreptococci). Bakteri penyebab tersering yaitu Streptococcus pyogenes.

Sedangkan, penyebab virus tersering yaitu rhinovirus dan adenovirus. Masa infeksi

GAS paling sering yaitu pada akhir musim gugur hingga awal musim semi.Faringitis

kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja di suasana berdebu,

menggunakan suara berlebihan, batuk kronis, pengguna alkohol dan tembakau,

Inhalasi uap yang merangsang mukosa faring. Pasien yang bernafas melalui mulut

karna hidungnya tersumbat

E. PATOFISIOLOGI

Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsung

menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman

menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid

superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit

polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan

sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan

kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan

hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang

berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid.

Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau

terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak. Virus-virus seperti

Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring

akibat sekresi nasal. Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi

Page 10: Tonsilitis

lokal dan pelepasan extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan

kerusakan jaringan yang hebat karena fragmen M protein dari Group A streptococcus

memiliki struktur yang sama dengan sarkolema pada myocard dan dihubungkan

dengan demam rheumatic dan kerusakan katub jantung. Selain itu juga dapat

menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi glomerulus terganggu akibat

terbentuknya kompleks antigen-antibodi.

F. GEJALA

Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan

nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau

ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.

Gejala lainnya adalah:

1. Demam

2. Pembesaran kelenjar getah bening di leher

3. Peningkatan jumlah sel darah putih.

Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih

merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.

Kenali gejala umum radang tenggorokan akibat infeksi virus sebagai berikut:

1. Rasa pedih atau gatal dan kering.

2. Batuk dan bersin.

3. Sedikit demam atau tanpa demam.

4. Suara serak atau parau.

5. Hidung meler dan adanya cairan di belakang hidung.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

o Kultur swab tenggorokan; merupakan tes gold standard. Jenis pemeriksaan ini

sering dilakukan. Namun, pemeriksaan ini tidak bisa membedakan fase infektif

dan kolonisasi, dan membutuhkan waktu selama 24 – 48 jam untuk mendapatkan

hasilnya.

o Tes infeksi jamur, menggunakan slide dengan pewarnaan KOH.

Page 11: Tonsilitis

o Tes Monospot, merupakan tes antibodi heterofil. Tes ini digunakan untuk

mengetahui adanya mononukleosis dan dapat mendeteksi penyakit dalam waktu

5 hari hingga 3 minggu setelah infeks.

o Tes deteksi antigen cepat; tes ini memiliki spesifisitas yang tinggi namun

sensitivitasnya rendah.

o Heterophile agglutination assay.

G. PENATALAKSAAN

o Penicillin benzathine; diberikan secara IM dalam dosis tunggal

o Penicillin; diberikan secara oral

o Eritromisin

o Penicillin profilaksis, yaitu penicillin benzathine G; diindikasikan pada pasien

dengan risiko demam reumatik berulang

Sedangkan, pada penyebab virus, penatalaksanaan ditujukan untuk

mengobati gejala, kecuali pada penyebab virus influenza dan HSV. Beberapa

obat yang dapat digunakan yaitu:

o Amantadine

o Rimantadine

o Oseltamivir

o Zanamivir; dapat digunakan untuk penyebab virus influenza A dan B

o Asiklovir; digunakan untuk penyebab HSV

H. KOMPLIKASI

Demam scarlet, yang ditandai dengan demam dan bintik kemerahan

Demam reumatik, yang dapat menyebabkan inflamasi sendi atau kerusakan

pada katup jantung. Pada negar berkembang, sekitar 20 juta orang mengalami

demam reumatik akut yang mengakibatkan kematian.Demam reumatik

merupakan komplikasi yang paling sering terjadi dari faringitis.

Glomerulonefritis; Komplikasi berupa glomerulonefritis akut merupakan

respon inflamasi terhadap protein M spesifik. Kompleks antigen-antibodi yang

Page 12: Tonsilitis

terbentuk berakumulasi pada glomerulus ginjal yang akhirnya menyebabkan

glomerulonefritis ini.

Abses peritonsilar biasanya disertai dengan nyeri faringeal, disfagia, demam,

dan dehidrasi.

Shok

I. PENCEGAHAN.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah faringitis yaitu:

Hindari penggunaan alat makan bersama pasien yang terkena faringitis,

memiliki demam, flu, atau mononukleosis

Mencuci tangan secara teratur

Tidak merokok, atau mengurangi pajanan terhadap asap rokok

Menggunakan pelembab ruangan jika ruangan kering

J. PROGNOSIS

Umumnya prognosis pasien dengan faringitis adalah baik. Pasien dengan faringitis

biasanya

sembuh dalam waktu 1-2 minggu.