I. II. III.
Nomor Percobaan : IV Nama Percobaan : Titrasi Potensiometri Asam
Amino
Tujuan Percobaan : Untuk mencari pH asam amino dan membuat kurva
titrasi asam amino
IV.
Dasar Teori Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di
dalam sel hidup
dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan
didalam semua sel dan semua bagian sel. Protein juga amat
bervariasi; ratusan jenis yang berbeda dapat ditemukan dalam satu
sel. (Lehninger Kunci struktur ribuan protein yang berbeda-beda
adalah gugus pada molekul unit pembangun protein yang relative
sederhana. Semua protein, baik yang berasal dari bakteri yang
paling tua atau yang berasal dari bentuk kehidupan tertinggi,
dibangun dari rangkaian dasar yang sama dari 20 asam amino yang
berikatan kovalen dalam urutan yang khas. Karena masing-masing asam
amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang memberikan sifat
kimia masingmasing individu, kelompok 20 molekul unit pembangun ini
dapat dianggap sebagai abjad struktur protein. (Lehninger, 1982)
Asam amino adalah senyawa dan amina organik yang (biasanya
-NH2).
memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH)
Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya
terikat pada satu atom karbon yang sama (disebut atom C "alfa" atau
). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan
sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik:
cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi
zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling
banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting
dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Struktur asam
amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus:
gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H),
dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus
atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam
amino lainnya. Gambar Struktur asam -amino, dengan gugus amina di
sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan
Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan
penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan
langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga
terikat pada atom Cini, senyawa tersebut merupakan asam -amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai
samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat
membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika
polar, dan hidrofobik jika nonpolar. Asam amino dalam bentuk tidak
terion (kiri) dan dalam bentuk zwitterion.
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil
sekaligus, zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa
(walaupun pH alaminya biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang
dimiliki). Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik, gugus
amina pada asam amino menjadi bermuatan positif (terprotonasi,
NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif
(terdeprotonasi, COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung
pada jenis asam aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino
tersebut dikatakan
berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan
asam amino sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur
tinggi karena sifat dipolarnya.
Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada
pH netral maupun pH fisiologis yang dekat netral. Menurut Lehninger
(1982), Asam amino dapat digolongkan berdasarkan gugus R. Terdapat
empat golongan asam amino: (1) golongan dengan gugus R nonpolar
atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak
bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, dan (4)
golongan dengan gugus R bermuatan positif. 1. Golongan dengan gugus
R nonpolar atau hidrofobik Gugus R dalam golongan asam amino ini
merupakan hidrokarbon, dan bersifat hidrofobik. Meliputi lima asam
amino dengan gugus R alifatik (alanin, valin, leusin, isoleusin,
dan prolin), dua dengan lingkaran aromatic (fenilalanin dan
triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin). 2. Golongan
dengan gugus R polar tidak bermuatan Gugus R dari asam amino polar
lebih larut di dalam air, atau lebih hidrofilik, dibandingkan
dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung gugus
fungsionil yang membentuk ikatan hydrogen dengan air. Meliputi:
glisin, serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamine.
3. Golongan dengan gugus R bermuatan negative Mengandung gugus R
dengan muatan total negative pada pH 7 adalah asam aspartat dan
asam glutamate, masing-masing mempunyai tambahan gugus karboksil.
Asam amino ini merupakan senyawa induk asparagin dan glutamine
berturut-turut. 4. Golongan dengan gugus R bermuatan positif Asam
amino yang mengandung gugus R dengan muatan total positif pada pH 7
adalah lisin, yang mengandung tambahan gugus amino (kedua) pada
posisi di rantai alifatiknya; arginin, yang mengandung gugus
guanidine bermuatan positif; dan histidin yang mengandung gugus
inidazol yang mengion sedikit.
Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode
yaitu, pertama (potensiometri langsung) yaitu pengukuran tunggal
terhadap potensial dari suatu aktivitas ion yang diamati, hal ini
terutama diterapkan dalam
pengukuran pH larutan air. Kedua (titrasi langsung), ion dapat
dititrasi dan potensialnya diukur sebagai fungsi volume titran.
Potensial sel, diukur sehingga dapat digunakan untuk menentukan
titik ekuivalen. Suatu petensial sel galvani bergantung pada
aktifitas spesies ion tertentu dalam larutan sel, pengukuran
potensial sel menjadi penting dalam banyak analisis kimia (Basset,
1994). Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi
dengan menetapkan volume pada mana terjadi perubahan potensial yang
relatif besar ketika ditambahkan titran. Dalam titrasi secara
manual, potensial diukur setelah penambahan titran secara
berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas
grafik terhadap volum titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi.
Dalam banyak hal, suatu potensiometer sederhana dapat digunakan,
namun jika tersangkut elektroda gelas, maka akan digunakan pH meter
khusus. Karena pH meter ini telah menjadi demikian biasa, maka pH
meter ini dipergunakan untuk semua jenis titrasi, bahkan apabila
penggunaannya tidak diwajibkan (Basset, 1994). Reaksi-reaksi yang
berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri yaitu reaksi
pembentukan kompleks reaksi netralisasi dan pengendapan dan reaksi
redoks. Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan
yang terbentuk akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan.
Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam
dapat dititrasi dengan EDTA. Reaksi netralisasi terjadi pada
titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya
elektroda gelas. Tetapan ionisasi harus kurang dari 10-8. Sedangkan
reaksi redoks dengan elektroda Pt atau elektroda inert dapat
digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat (KMnO4, K2Cr2O7,
Co(NO3)3) membentuk lapisan logamoksida yang harus dibebaskan
dengan reduksi secara katoda dalam larutan encer (Khopkar, 1990).
Potensial dalam titrasi potensiometri dapat diukur sesudah
penambahan sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau
secara kontinu dengan perangkat automatik. Presisi dapat
dipertinggi dengan sel konsentrasi. Elektroda indikator yang
digunakan dalam titrasi potensiometri tentu saja akan
bergantung
pada macam reaksi yang sedang diselidiki. Jadi untuk suatu
titrasi asam basa, elektroda indikator dapat berupa elektroda
hidrogen atau sesuatu elektroda lain yang peka akan ion hidrogen,
untuk titrasi pengendapan halida dengan perak nitrat, atau perak
dengan klorida akan digunakan elektroda perak, dan untuk titrasi
redoks (misalnya, besi(II)) dengan dikromat digunakan kawat
platinum sematamata sebagai elektroda redoks (Khopkar, 1990).
Landasan Pemeriksaan dengan Potensiometri Potensiometri merupakan
salah satu cara pemeriksaan fisiokimia yang menggunakan peralatan
listrik untuk mengukur potensial elektroda indicator. Besarnya
potensial elektroda indicator ini bergantung pada kepekatan ion-ion
tertentu dalam larutan. Karena itu, dengan memakai persamaan Nerst,
kepekatan ion dalam larutan dapat dihitung langsung dari harga
potensial yang diukur itu. Kendati demikian, potensial suatu
elekktroda tidak dapat diukur tersendiri, tetapi dapat ditentukan
dengan menggabungkan elektroda indicator dengan elektroda
pembanding yang mempunyai harga potensial yang tetap selama
pengukuran. Elektroda pembanding yang diambil sebagai baku
internasional adalah elektroda hydrogen baku. Sedangkan gaya gerak
listrik (ggl) pasangan elektroda itu diukur dengan bantuan
potensiometer yang sesuai, biasanya dipakai peralatan elektronik
(voltmeter bertransistor). Elektroda Indikator Elektroda indicator
untuk pengukuran potensiometri terdiri atas dua jenis, yakni
elektroda indicator logam dan elektroda indicator selaput.
Elektroda indicator selaput disebut juga sebagai elektroda
selektif-ion atau elektroda khasion. A. Elektroda Indikator Logam
Elektroda indicator merupakan bagian penting dari peralatan
potensiometri. Karena itu elektroda indicator harus memenuhi
berbagai persyaratan. Salah satunya adalah bahwa tanggapannya
terhadapa keaktifan bentuk teroksidasi dan bentuk tereduksi harus
sedekat mungkin dengan yang diramalakn dengan persamaan Nernst.
B. Elektroda Indikator Selektif-ion Di samping elektroda
indicator, elektroda indicator selaput atau elektroda indicator
selektif-ion juga banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia.
Elektroda ini biasanya peka terhadapa hanya satu ion saja. Karena
itu elektroda ini dinamakan elektroda selektif-ion atau elektroda
khas-ion. Salah satu di antara elektroda indicator jenis ini yang
paling penting dalam pemeriksaan kimia adalah elektroda gelas.
Elektroda gelas mempunyai tanggapan potensial yang berbolak-balik
terhadapa ion hydrogen sehingga sering digunakan untuk pengukuran
pH. Pengukuran pH dengan Potensiometri Salah satu pemakaian
potensiometri yang paling penting adalah untuk pengukuran pH
larutan berair. Untuk pengukuran pH itu diperlukan sebuah sel
galvani yang tersusun dari sebuah elektroda indicator (peka
terhadap ion hydrogen) dan sebuah elektroda pembanding. Potensial
sel ini sebanding dengan pH larutan. Titrasi Potensiometri Pada
dasarnya, setiap titrasi (titrasi asam-basa, titrasi
kompleksometri, titrasi pengendapan atau titrasi redoks) dapat
diikuti secara potensiometri dengan bantuan elektroda indicator dan
elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi
yang diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap
volume pentiter yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam
disekitar titik kesetaraan. Cara potensiometri ini bermanfaat bila
tidak ada indicator yang cocok untuk menentukan titik akhir
titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah
kesetaraan sangat pendek dan tikdak cocok untuk penetapan titik
akhir titrasi dengan indicator. Untuk titrasi redoks biasanya
digunakan elektroda platina sebagai elektroda indicator dan
elektroda kalomel jenuh sebagai elektroda pembanding. Dengan
memakai pasangan elektroda ini, kurva titrasi yang diperoleh dari
percobaan akan bergeser sebanyak 0,24V dari kurva teoritis. Kendati
demikian, bentuk kurva keseluruhan tetap sama, dan bagian yang
curamnya dapat digunakan untuk
penentuan titik akhir titrasi, sehingga penggantian elektroda
hydrogen baku dengan elektroda kalomel jenuh sebagai elektroda
pembanding dalam titrasi redoks tidak menimbulkan masalah. Pada
titrasi pengendapan, elektroda perak sering digunakan sebagai
elektroda indicator. Bila elektroda perak digunakan sebagai
elektroda indicator, maka elektroda pembandingnya harus dipilih
elektroda yang cocok. Jika elektroda kalomel jenuh dipakai sebagai
elektroda pembanding, maka elektroda ini bias menimbulkan kesalahan
yang cukup besar karena jembatan garam yang mengandung larutan KCl
jenuh. Ion-ion klorida yang merembes melalui jembatan garam itu
bias tertitrasi bersama-sama dengan ion-ion yang lain akan
ditentukan, sehingga terjadi kesalahan positif. Untuk mengatasi hal
itu elektroda kalomel jenuh harus disambung dengan jembatan garam
kedua (misalnya KNO3) atau lebih baik digunakan elektroda
pembanding Hg/HgSO4. Penentuan Harga pK dengan Potensiometri Harga
pK ini diperlukan untuk menentukan perilaku protolit dan untuk
memilih keadaan yang terbaik untuk pemeriksaan kimia protolit itu,
sesuai dengan azas-asas pemeriksaan. Cara yang lazim dipakai untuk
penentuan harga pK tersebut adalah cara potensiometri. Dalam cara
potensiometri ini, protolit ditiitrasi dengan asam atau basa yang
sesuai kemudian hubungan pH dengan volume pentiter yang ditambahkan
ditentukan secara potensiometri dengan bantuan elektroda gelas dan
elektroda pembanding .
V.
Alat dan Bahan 1. Alat : 1) Gelas ukur 2) Pipet tetes 3) Beker
gelas 4) pHmeter 5) Buret 6) Erlenmeyer 7) Statif, klem
2. Bahan : 1) Alanin 2) Glisin 3) Arginin 4) Asam Glutamat 5)
NaOH 2M 6) H2SO4 2M 7) Aquades
VI.
Prosedur Percobaan Larutkanlah 200 mg asam amino netral
(mono-amino dan mono-
karboksilat) seperti glisin ke dalam 20 ml aquadest. Dengan
menggunakan pH meter, buret dan pengaduk magnetic maka larutan asam
amino tersebut dititrasi dengan H2SO4 2 N. Tiap-tiap penambahan
akan dicatat dan juga perubahan pH yang dialami. Titrasi diteruskan
sampai tercapai pH 1,2. Kemudian larutkan 200 mg asam amino yang
sama ke dalam 20 ml aquadest. Sekarang larutan ini dititrasi dengan
NaOH 2 N dan dicatat seperti percobaan di atas sampai tercapai pH
12,0. Apabila masih ada waktu ulangilah eksperimen-eksperimen di
atas dengan lysine, asam glutamate atau histidin. Pada
percobaan-percobaan ini perlu dilakukan titrasi pelarut (aquadest)
sebagai blanko dan ini dilakukan seperti pada percobaan-percobaan
di atas. Dengan demikian dapat dilakukan koreksi-koreksi sehingga
dapat diketahui berapa banyak H2SO4 dan NaOH yang sebenarnya
dipakai oleh asam amino yang diselidiki.
VII.
Hasil Pengamatan Glisin + NaOHGlisin 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15
tetes 20 tetes 25 tetes 30 tetes 35 tetes pH 6,70 8,62 9,06 9,46
9,83 10,35 11,55 12,11 H2O 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes pH
6,78 11,82 12,02 12,41
Glisin + H2SO4Glisin 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes 20 tetes
25 tetes 30 tetes 35 tetes 40 tetes 45 tetes 50 tetes 55 tetes 60
tetes pH 6,73 2,68 2,19 1,98 1,74 1,59 1,51 1,45 1,40 1,35 1,30
1,28 1,22 H2O 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes 20 tetes 25 tetes
30 tetes pH 6,76 1,63 1,52 1,41 1,36 1,30 1,23
Asam Glutamat + NaOHAsam glutamate 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15
tetes 20 tetes 25 tetes 30 tetes pH 3,34 4,30 8,45 9,79 11,54 12,07
12,19 H2O 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes pH 6,78 11,82 12,02
12,41
Asam glutamate + H2SO4Asam glutamate 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15
tetes pH 3,37 2,05 1,79 1,62 H2O 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes
pH 6,76 1,63 1,52 1,41
20 tetes 25 tetes 30 tetes 35 tetes
1,50 1,41 1,32 1,21
20 tetes 25 tetes 30 tetes
1,36 1,30 1,23
Arginin + NaOHArginin 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes pH 10,1
11,61 11,88 12,18 H2O 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes pH 6,78
11,82 12,02 12,41
Arginin + H2SO4Arginin 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes 20
tetes 25 tetes 30 tetes 35 tetes 40 tetes 45 tetes 50 tetes 55
tetes 60 tetes 65 tetes pH 9,98 7,15 2,23 1,96 1,70 1,61 1,54 1,50
1,43 1,40 1,36 1,32 1,26 1,22 H2O 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes
20 tetes 25 tetes 30 tetes pH 6,76 1,63 1,52 1,41 1,36 1,30
1,23
Alanin + NaOHAlanin 0 tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes 20 tetes
25 tetes 30 tetes pH 6,64 9,15 9,83 10,36 11,50 11,87 12,17 H2O 0
tetes 5 tetes 10 tetes 15 tetes pH 6,78 11,82 12,02 12,41
Alanin + H2SO4Arginin 0 tetes 5 tetes 10 tetes pH 6,62 2,47 1,94
H2O 0 tetes 5 tetes 10 tetes pH 6,76 1,63 1,52
15 tetes 20 tetes 25 tetes 30 tetes 35 tetes 40 tetes 45 tetes
50 tetes 55 tetes 60 tetes
1,90 1,64 1,56 1,52 1,45 1,40 1,36 1,31 1,25 1,20
15 tetes 20 tetes 25 tetes 30 tetes
1,41 1,36 1,30 1,23
VIII.ALANIN
Persamaan ReaksiOO
H3C NH3+
O
+
NaOH
H 3C NH2
O
+
H2O
+
Na
+
O
O
2
H 3C NH 3+
O-
+
H2SO 4
2
H3 C NH3+
OH
+
SO 4
GLISIN O H 3N+
O O
+ +
NaOH
H2N
O
+
H2O
+ Na +
O
O
2
H 3N
+
H2SO 4
2
H 3N
+
O
OH
+
SO 4
LISINO H 3N+
O O
+
NaOH
H 2N O NH2
NH2
+
H2O
+ Na
+
O
2
H 3N
+
O
O NH2
+
H2SO 4
2
H3N
+
OH NH2
+
SO 4
ASAM GLUTAMAT
O HO
O O NH 3+
O
O O NH2
+
NaOH
HO
+
H2O
+
Na
+
O
O O NH3+
O
O OH NH3+
2
HO
+
H2SO 4
2
HO
+
SO 4
Arginin + NaOH O C OH 2NH2 C H (CH2)3 NH C = N+H NH2 Arginin +
H2SO4 O C OH 2NH2 C H + H2SO4 (CH2)3 NH C = N+H NH2 IX. Analisa
Data O C OH 2NH3+ - C H + SO42 (CH2)3 NH C = N+ H NH2 + NaOH O C OH
2NH3+ - C H + Na- + H2O (CH2)3 NH C = N+ H NH2
A. Titrasi dengan NaOH 2 M 1. Menghitung Volume Koreksi dan %
Koreksi V koreksi = (v.titran pada asam amino V.titran pada air) %
koreksi = a. Glisin Volume NaOH pada Glysin = 1,75 ml, pH=12,11
NaOH pada blanko = 0,75 ml, pH=12,41 Volume koreksi= 1,75 ml-
0,75 ml= 1 ml % koreksi = b. Alanin Volume Alanin = 1,5 ml,
pH=12,17 Volume Alanin=0,75 ml, pH=12,41 Volume Koreksi= 1,5 ml-
0,75 ml= 0,75 ml %koreksi= c. Arginin Volume Arginin = 0,75 ml,
pH=12,18 Volume Arginin =0,75 ml, pH=12,41 Volume Koreksi= 0,75 ml-
0,75 ml= 0 ml %koreksi= d. Asam Glutamat Volume Asam glutamate =
1,5 ml, pH=12,19 Volume Asam glutamate =0,75 ml, pH=12,41 Volume
Koreksi= 1,5 ml- 0,75 ml =0,75 ml %koreksi=
2.
Menghitung pH secara teori dan secara praktek.
GLISIN Secara teori Diket : m NH2CH2COOH dalam ml 1000 pelarut =
10 gram Mr NH2CH2COOH = 75 gr/mol Penyelesaian : n NH2CH2COOH = M
NH2CH2COOH = n NH2CH2COOH = V . M = 20 ml . 0,13 M = 2,67 mmol Pada
Volume 1,25 ml n NaOH = 1,25 ml (2 M) = 2,5 mmol+
NH3CH2COO-
+
OH- 2,5 mmol 2,5 mmol 0 mmol
NH2CH2COO-+ H2O 2,5 mmol 2,5mmol 2,5 mmol 2,5 mmol
m: b: s:
2,67 mmol 2,5 mmol 0,17 mmol
H 10
9, 6
0,17 0,068 x 10 9,6 2,5
pH = 9,532
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 10,35 % kesalahan = | |
Pada Volume 1,5 ml n NaOH = 1,5 ml (2 M) = 3 mmol
+
NH3CH2COO-
+ 3
OH- mmol
NH2CH2COO-+ H2O 2,67 mmol 2,67 mmol 2,67mmol 2,67 mmol
m: b: s:
2,67 mmol 2,67 mmol 0 mmol
2,67 mmol 0,33 mmol
[
]
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 11,55 % kesalahan = | |
Pada Volume 1,75 ml n NaOH = 1,75 ml (2 M) = 3,5 mmol+
NH3CH2COO-
+
OH- 3,5 mmol 2,67 mmol 0,83 mmol
NH2CH2COO-+ H2O 2,67 mmol 2,67mmol 2,67mmol 2,67mmol
m: b: s:
2,67mmo 2,67mmol 0 mmol
[
]
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 12,11 % kesalahan = | ALANIN Secara teori Diket :
mNH2CHCH3COOHdalam ml 1000 pelarut = 10 gram MrNH2CHCH3COOH=
89gr/mol Penyelesaian : nNH2CHCH3COOH = M NH2CHCH3COOH =
nNH2CHCH3COOH = V . M = 20 ml . 0,112 M = 2,24mmol Pada Volume 1 ml
n NaOH = 1 ml (2 M) = 2 mmol+
|
NH3CHCH3COO2,24 mmol 2 mmol
+
OH- 2 mmol 2 mmol 0 mmol
NH2CHCH2COO-+ H2O 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol
m: b: s:
0,24 mmol
H 10
9 , 6
0,24 0,12 x 10 9,6 2
pH = 9,57
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 11,50 % kesalahan = | |
Pada Volume 1,25 ml n NaOH = 1,25 ml (2 M) = 2,5 mmol+
NH3CHCH3COO2,24 mmol 2,24 mmol 0 mmol
+
OH-
NH2CHCH2COO-+ H2O 2,24 mmol 2,24 mmol 2,24 mmol 2,24 mmol
m: b: s:
2,5 mmol 2,24 mmol 0,26 mmol
OH 0,,26 0,1160 2 24pOH = - log 0,1160 = 0,935 pH= 14 0,935 =
13,04
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 11,87 % kesalahan = | |
Pada Volume 1,5 ml n NaOH = 1,5 ml (2 M) = 3 mmol+
NH3CHCH3COO2,24 mmol 2,24 mmol 0 mmol
+
OH- 3 mmol 2,24 mmol 0,76 mmol
NH2CHCH2COO-+ H2O 2,24 mmol 2,24 mmol 2,24 mmol 2,24 mmol
m: b: s:
OH 0,,76 0,3392 2 24pOH = - log 0,3392 = 0,469 pH= 14 0,469 =
13,53
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 12,17
% kesalahan = |
|
ARGININ Secara teori Diket : m NH2C5N3H11COOH dalam ml 1000
pelarut = 10 gram Mr NH2C5N3H11COOH = 174 gr/mol Penyelesaian : n
NH2C5N3H11COOH = M NH2C5N3H11COOH = n NH2C5N3H11COOH = V . M = 20
ml . 0,057 M = 1,14 mmol Pada Volume 0,25 ml n NaOH = 0,25 ml (2 M)
= 0,5 mmol+
NH3CH2COO-
+
OH-
NH2CH2COO-+ H2O 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol
m: b: s:
1,14 mmol 0,5 mmol 0,64 mmol
0,5 mmol 0,5 mmol 0 mmol
H 10
9 , 04
0,64 0,00128 x 10 12 0,5
pH = 11,998
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 11,61 % kesalahan = | |
Pada Volume 0,5 ml n NaOH = 0,5 ml (2 M) = 1 mmol+
NH3CH2COOmmol
+
OH-
NH2CH2COO-+ H2O 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol
m: b: s:
1,14 mmol 1
1 mmol 1 mmol 0 mmol
0,14 mmol
H 10
9 , 04
0,14 0,00014x10 12 1
pH = 11,999
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 11,88 % kesalahan = | |
Pada Volume 0,75 ml n NaOH = 0,75 ml (2 M) = 1,5 mmol+
NH3CH2COO-
+ OH- 1,5 mmol 1,14 mmol 0,36 mmol
NH2CH2COO-+ H2O 1,14 mmol 1,14 mmol 1,14 mmol 1,14 mmol
m: b: s:
1,14 mmol 1,14 mmol 0 mmol
36 OH 0,,14 0,3157 1
pOH = - log 0,3157 = 0,5007 pH= 14 0,5007 = 13,499
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 12,18
% kesalahan = |
|
ASAM GLUTAMAT Secara teori Diket : m NH2CHCOOH(CH2)2COOH dalam
ml 1000 pelarut = 10 gram Mr NH2CHCOOH(CH2)2COOH = 147 gr/mol
Penyelesaian : n NH2CHCOOH(CH2)2COOH = M NH2CHCOOH(CH2)2COOH = n
NH2CHCOOH(CH2)2COOH = V . M = 20 ml . 0,068 M = 1,36 mmol Pada
Volume 1 ml n NaOH = 1 ml (2 M) = 2 mmol+
NH3CH2COO-
+ OH- 2
NH2CH2COO-+ H2O 1,36 mmol 1,36 mmol 1,36 mmol 1,36 mmol
m: b: s:
1,36 mmol 1,36 mmol 0 mmol
mmol
1,36 mmol 0, 64 mmol
64 OH 0,,36 0,4705 1
pOH = - log 0,4705 = 0,3274 pH= 14 0,3274 = 13,6726
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 11,54 % kesalahan = | Pada Volume 1,25 ml n NaOH =
1,25 ml (2 M) = 2,5 mmol+
|
NH3CH2COO-
+ OH- 2,5
NH2CH2COO-+ H2O -
m:
1,36 mmol
mmol
b: s:
1,36 mmol 0 mmol
1,36 mmol 1,14 mmol
1,36 mmol 1,36 mmol
1,36 mmol 1,36 mmol
1 OH 1,,14 0,8382 36
pOH = - log 0,8382 = 0,07665 pH= 14 0,07665 = 13,92335
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 12,07 % kesalahan = | |
Pada Volume 1,5 ml n NaOH = 1,5 ml (2 M) = 3 mmol+
NH3CH2COO-
+ OH- 3
NH2CH2COO-+ H2O 1,36 mmol 1,36 mmol 1,36 mmol 1,36 mmol
m: b: s:
1,36 mmol 1,36 mmol 0 mmol
mmol
1,36 mmol 1,64 mmol
64 OH 1,,36 1,2058 1
pOH = - log 1,2058 = 0,08127 pH= 14 0,08127 = 13,91873
% Kesalahan
pHteori pHpraktek x100% pHteori
pHpraktek = 12,19 % kesalahan = | |
B . Titrasi dengan H2SO4 2 M 1.Menghitung Volume Koreksi dan %
Koreksi
V koreksi = (v.titran pada asam amino V.titran pada air) %
koreksi = a. glisin Volume H2SO4 pada Glysin = 3 ml, pH=1,22 H2SO4
pada blanko = 1,5 ml, pH=1,23 Volume koreksi= 3 ml- 1,5 ml= 1,5 ml
% koreksi = b. Asam Glutamat Volume H2SO4 pada Asam Glutamat = 1,75
ml, pH=1,21 H2SO4 pada blanko = 1,5 ml, pH=1,23 Volume koreksi=
1,75 ml 1,5 ml= 0,20 ml % koreksi = c. Alanin Volume H2SO4 pada
Alanin = 3 ml, pH=1,20 H2SO4 pada blanko = 1,5 ml, pH=1,23 Volume
koreksi= 3 ml- 1,5 ml= 2,5 ml % koreksi = d. Arginin Volume H2SO4
pada Arginin = 3,25 ml, pH =1,22 H2SO4 pada blanko = 1,5 ml, pH
=1,23 Volume koreksi= 3,25 ml- 1,5 ml = 1,75 ml
% koreksi = 2. Menghitung pH secara teori dan % Kesalahan GLISIN
Secara teori Diket : m NH2CH2COOH dalam ml 1000 pelarut = 10 gram
Mr NH2CH2COOH = 75 gr/mol Penyelesaian : n NH2CH2COOH = M
NH2CH2COOH = n NH2CH2COOH = V . M = 20 ml . 0,13 M = 2,67 mmol
Pada volume 2,5 ml n H2SO4 = 2,5 ml (2 M) = 5 mmol 2+NH3CH2COOm
b s 2,67mmol 2,67mmol 0 mmol + H2SO4 5mmol 2 +NH3CH2COOH +
SO421,335 mmol 1,335 mmol
1,335mmol 2,67mmol 3,665 mmol
2,67mmol
[ [ ]
]
% Kesalahan pHpraktek = 1,30
pHteori pHpraktek x100% pHteori
% kesalahan = | Pada volume 2,75 ml
|
n H2SO4 = 2,75 ml (2 M) = 5,5 mmol 2+NH3CH2COOm b s 2,67 mmol
2,67 mmol 0 mmol + 5,5 H2SO4 mmol 2 +NH3CH2COOH 2,67 mmol 2,67 mmol
+ SO421,335 mmol 1,335 mmol
1,335 mmol 4,165 mmol
[ [ ]
]
% Kesalahan pHpraktek = 1,28 % kesalahan = |
pHteori pHpraktek x100% pHteori
|
Pada volume 3 ml n H2SO4 = 3 ml (2 M) = 6 mmol 2+NH3CH2COOm b s
2,67 mmol 2,67 mmol 0 mmol + H2SO4 6mmol 1,335 mmol 2 +NH3CH2COOH
2,67 mmol + SO421,335 mmol 1,335 mmol
4,665 mmol
2,67 mmol
[ [ ]
]
% Kesalahan pHpraktek = 1,22 % kesalahan = |
pHteori pHpraktek x100% pHteori
|
ALANIN Secara teori Diket : mNH2CHCH3COOHdalam ml 1000 pelarut =
10 gram MrNH2CHCH3COOH= 89 gr/mol Penyelesaian : nNH2CHCH3COOH = M
NH2CHCH3COOH = nNH2CHCH3COOH = V . M = 20 ml . 0,112 M = 2,24mmol
Pada volume 2,5 ml n H2SO4 = 2,5 ml (2 M) = 5 mmol 2+NH3CHCH3COO-+
H2SO4 2+NH3CHCH2COOH + SO42m b s 2,24mmol 2,24mmol 0 mmol 5 mmol
1,12mmol 3,88mmol 2,24mmol 2,24mmol 1,12 mmol 1,12 mmol
[ [ ]
]
% Kesalahan pHpraktek = 1,31 % kesalahan = |
pHteori pHpraktek x100% pHteori
|
Pada volume 2,75 ml n H2SO4 = 2,75 ml (2 M) = 5,5 mmol
2+NH3CHCH3COOm b s 2,24 mmol 2,24 mmol 0 mmol + H2SO4 5,5mmol 1,12
mmol 2,24 mmol 2+NH3CHCH2COOH + 1,12 mmol 1,12 mmol SO42-
4,38 mmol
2,24 mmol
[ [ ]
]
% Kesalahan pHpraktek = 1,25 % kesalahan = |
pHteori pHpraktek x100% pHteori
|
Pada volume 3 ml n H2SO4 = 3 ml (2 M) = 6 mmol 2+NH3CHCH3COOm b
s 2,24 mmol 2,24 mmol 0 mmol + H2SO4 6mmol 1,12 mmol2,24 mmol 4,88
mmol 2+NH3CHCH2COOH + 1,12 mmol 2,24 mmol 1,12 mmol SO42-
[ [ ]
]
% Kesalahan pHpraktek = 1,20 % kesalahan = |
pHteori pHpraktek x100% pHteori
|
ASAM GLUTAMAT Secara teori Diket : m NH2CHCOOH(CH2)2COOH dalam
1000 ml pelarut = 10 gram Mr NH2CHCOOHCH2CH2COOH = 147gr/mol
Penyelesaian : n NH2CHCOOH(CH2)2COOH = M NH2CHCOOH(CH2)2COOH = n
NH2CHCOOH(CH2)2COOH = V . M = 20 ml . 0,068 M = 1,36 mmol Pada
volume 1,25 ml n H2SO4 = 1,25 ml (2 M) = 2,5 mmol
2+NH3CHCOOH(CH2)2COO+H2SO42+NH3CHCOOHCH2CH2COO + SO42m b 1,36 mmol
1,36 mmol 2,5 mmol 1,36 mmol 1,36 mmol 1,36 mmol
s
0
mmol
1,14 mmol
1,36 mmol
1,36 mmol
1,14 H 21,25 0,05364
[H+] = 2 x 0,05364 = 0,10728 pH = 0,969
% Kesalahan pHpraktek = 1,41 % kesalahan = |
pHteori pHpraktek x100% pHteori
|
Pada volume 1,5 ml n H2SO4 = 1,5 ml (2 M) = 3 mmol
2+NH3CHCOOH(CH2)2COO+H2SO42+NH3CHCOOHCH2CH2COO + SO42m b s 1,36
mmol 1,36 mmol 0 mmol
3
mmol
1,36 mmol 1,36 mmol
1,36 mmol 1,36 mmol
1,36 mmol 1,64 mmol
H 1,645 0,07627 21,[H+] = 2 x 0,07627 = 0,15254 pH = 0,816
% Kesalahan pHpraktek = 1,32 % kesalahan = |
pHteori pHpraktek x100% pHteori
|
Pada volume 1,75 ml n H2SO4 = 1,75 ml (2 M) = 3,5 mmol
2+NH3CHCOOH(CH2)2COO+H2SO42+NH3CHCOOHCH2CH2COO + SO42m b s 1,36
mmol 1,36 mmol 0 mmol
3,5 mmol 1,36 mmol 2,14 mmol
1,36 mmol 1,36 mmol
1,36 mmol 1,36 mmol
2,14 H 21,75 0,09839
[H+] = 2 x 0,09839 = 1,9678 pH = 0,2939
% Kesalahan pHpraktek = 1,21 % kesalahan = | ARGININ Secara
teori Diket :
pHteori pHpraktek x100% pHteori
|
m NH2C5N3H11COOH dalam ml 1000 pelarut = 10 gram Mr
NH2C5N3H11COOH = 174 gr/mol Penyelesaian : n NH2C5N3H11COOH = M
NH2C5N3H11COOH = n NH2C5N3H11COOH = V . M = 20 ml . 0,057 M = 1,14
mmol Pada volume 2,75 ml n H2SO4 = 2,75 ml (2 M) = 5,5 mmol
2+NH3C5N3H11COO- + m b s 1,14 mmol 1,14 mmol 0 mmol H2SO4 5,5 mmol
1,14 mmol 4,36 mmol 2+NH3C5N3H11COOH + SO421,14 mmol 1,14 mmol 1,14
mmol 1,14 mmol
4,36 H 22,75 0,019164
[H+] = 2 x 0,019164 = 0,38328 pH = 0,416
% Kesalahan pHpraktek = 1,32 % kesalahan = |
pHteori pHpraktek x100% pHteori
|
Pada volume 3 ml n H2SO4 = 3 ml (2 M) = 6 mmol 2+NH3C5N3H11COO-
+ m b s 1,14 mmol 1,14 mmol 0 mmol
H2SO4 6 mmol 1,14 mmol 4,86 mmol
2+NH3C5N3H11COOH + SO421,14 mmol 1,14 mmol 1,14 mmol 1,14
mmol
H 4,86 0,21130 23[H+] = 2 x 0,21130 = 0,4226 pH = 0,374
% Kesalahan pHpraktek = 1,26 % kesalahan = |
pHteori pHpraktek x100% pHteori
|
Pada volume 3,5 ml n H2SO4 = 3,5 ml (2 M) = 7 mmol
2+NH3C5N3H11COO- + m b 1,14 mmol 1,14 mmol H2SO4 7 mmol 1,14 mmol
2+NH3C5N3H11COOH + SO421,14 mmol 1,14 mmol
s
0
mmol
5,86 mmol
1,14 mmol
1,14 mmol
H 5,86 0,2493 23,5[H+] = 2 x 0,2493 = 0,4986 pH = 0,302
% Kesalahan pHpraktek = 1,22 % kesalahan = | X.
pHteori pHpraktek x100% pHteori
|
Pembahasan Pada percobaan ini digunakan dua jenis larutan titran
yaitu yang bersifat
basa NaOH dan yang bersifat asam yaitu H2SO4. dan juga ada
larutan titran blanko yang akan dibandingkan dengan volume titran
larutan asam amino. Dengan adanya perbandingan antara volume
larutan blanko dengan larutan asam amino yang telah dititrasi, maka
kita akan mengetahui seberapa besar kita melakukan penyimpangan
dalam melakukan praktikum. Sehingga dapat dilihat dari volume
koreksi serta % koreksi yang didapat. pH larutan dari asam amino
diukur dengan menitrasinya dengan larutan asam dan basa secara
bergantian dengan mencatat perubahan pH yang terjadi dengan bantuan
pH meter pada saat penambahan larutan titran. Pada saat menitrasi
dengan NaOH, asam amino akan membentuk struktur asam amino yang
bersifat basa. Sebaliknya jika dititrasi dengan H2SO4 akan
membentuk struktur asam amino kation dalam keadaan asam yang
ditunjukkan oleh pH semakin kecil dari 7. jadi, dalam keadaan ini
maka gugus karboksil lebih banyak dibandingkan dengan gugus
aminonya.Dari sini dapat dilihat benar bahwa asam amino mempunyai
salah satu sifat khas yaitu bersifat amfoter (dapat bersifat basa
maupun bersifat asam).
Pada asam amino, jika ditambahkan dengan larutan asam, maka
konsentrasi H+ dalam air yang tinggi masuk berikatan dengan gugus
COOsehingga membentuk COOH. Tetapi jika ditambahkan dengan basa,
maka ion OH- yang tinggi mampu mengikat H+. Pada penggolongannya,
alanin merupakan asam amino yang nonpolar, glisin merupakan asam
amino polar yang tidak mempunyai muatan. Alanin dan glisin
sama-sama merupakan asam amino yang tidak mempunyai muatan.
Sedangkan argini termasuk dalam asam amino yang bermuatan total
positif pada pH 7, dan bersifat basa. Asam glutamat termasuk asam
amino yang bermuatan total negatif pada pH 7 dan bersifat asam.
Titrasi ini juga dilakukan untuk mencari titik isoelektrik pada
asam amino, dimana asam amino mempunyai muatan listrik netral. Jika
pH yang terjadi terdapat di atas titik isoelektriknya maka asam
amino tersebut bermuatan negatif, dan jika pHnya berada dibawah
titik isoelektriknya maka asam amino tersebut akan bermuatan
positif. Dari analisa data, didapat adanya % kesalahan. Kesalahan
yang terjadi ini mungkin disebabkan karena kesalahan pada pelarutan
asam amino, kesalahan sewaktu menitrasi, dimana volume titran yang
dicatat tidak sesuai dengan volume yang sebenarnya dipakai, serta
kesalahan pada saat pengukuran pH dengan alat pH meter serta waktu
pengukuran pH tersebut setelah asam amino dititrasi. XI. Kesimpulan
1. Asam amino bersifat amfoter 2. Asam amino bila direaksikan
dengan basa membentuk anion asam amino 3. Asam amino bila
direaksikan dengan asam membentuk kation asam amino. 4. Titrasi
dengan larutan asam dan basa yaitu untuk menentukan titik
isoelektrik pada asam amino dimana asam amino bersifat netral. 5.
Bila pH asam amino berada di atas titik isoelektriknya, maka asam
amino itu akan bermuatan negatif. Dan bila pH asam amino berada di
bawah titik isoelektriknya maka asam amino tersebut bermuatan
positif.
XII.
Daftar Pustaka
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas
Indonesia. Jakarta. Anonim. 2009. Struktur Asam Amino dan Zwitter
Ion, (Online) ,
(http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/07/struktur-asam-amino-danzwitter-ion.html,
diakses tanggal 1 Maret 2012). Lehninger, 1982. Dasar-dasar
Biokimia. Jakarta : Erlangga
XIII.
Gambar Alat
XIV.
Jawaban Pertanyaan