TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT PLN ( PERSERO ) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN ( UPJ ) BANDUNG TIMUR LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Tugas Akhir Diploma III Program Studi Manajemen pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Disusun Oleh : NAMA : RIA MEGASARI NRP : 04.05.082 FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN UNIVERSITAS WIDYATAMA Terakreditasi Peringkat “A” Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor : 018/BAN-PT/AK-III/DPL-III/X/2003 BANDUNG 2008
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN PENGUKURAN
KEPUASAN PELANGGAN PADA PT PLN ( PERSERO ) UNIT
PELAYANAN DAN JARINGAN ( UPJ ) BANDUNG TIMUR
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Tugas Akhir Diploma III Program Studi Manajemen
pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama
Disusun Oleh :
NAMA : RIA MEGASARI
NRP : 04.05.082
FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN UNIVERSITAS WIDYATAMA
Terakreditasi Peringkat “A” Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
Nomor : 018/BAN-PT/AK-III/DPL-III/X/2003 BANDUNG
2008
TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN PENGUKURAN KEPUASAN
PELANGGAN PADA PT.PLN ( PERSERO ) UNIT PELAYANAN DAN
JARINGAN ( UPJ ) BANDUNG TIMUR
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Salah Satu Syarat dalam Menempuh Tugas Akhir Diploma III Program Studi Manajemen
pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama
Disusun Oleh :
NAMA : RIA MEGASARI
NRP : 04.05.082
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
(Ganjar Garibaldi, S.E.,M.Si.)
Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen
Universitas Widyatama
(Sri Astuti Pratminingsih, S.E., M.A.)
Ketua Program Studi Manajemen S1 dan DIII
Universitas Widyatama
( H. Tendi Haruman, S.E.,M.M.)
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ria Megasari
NRP : 04.05.082
Tempat dan tanggal lahir : Pangkalpinang, 14 September 1986
Menerangkan bahwa laporan tugas akhir yang berjudul : “Tinjauan Tentang
Pelaksanaan Pengukuran Kepuasan Pelanggan pada PT PLN (Persero) Unit
Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur.” merupakan hasil dari pekerjaan
saya sendiri. Apabila terbukti bahwa tugas akhir tersebut bukan hasil pekerjaan saya
sendiri, saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian tugas akhir ini dibuat sebagaimana mestinya dan benar adanya.
Bandung, Agustus 2008
Penulis
(Ria Megasari)
Dengan nama Allah, Aku berserah diri kepada Allah
Tiada daya dan kekuatan ke cuali atas izin Allah.
Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari tersesat atau menyesatkan,
Tergelincir atau menggelincirkankan, menganiaya atau dianiaya,
Kebodohan atau diperbodohkan.
(Al-Adzkar, Karya Iman An-Nawawi)
Tugas Ahkir ini kupersembahkan untuk :
Orang Tuaku Tercinta, Kakak-Kakak ku tersayang,
Soulmate terkasih, Sahabat-sahabat terbaik,
Sebuah cita-cita, harapan serta masa depan.
INTISARI
Pelayanan pelanggan merupakan unsur yang penting di dalam usaha meningkatkan kepuasan pelanggan, oleh karena itu suatu perusahaan harus memberikan perhatian khusus pada kegiatan pelayanan dalam hal pemenuhan kebutuhan pelanggan dalam pelaksanaan untuk memuaskan pelanggan. Atas dasar itulah penulis tertarik menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul “Tinjauan tentang Pelaksanaan Pengukuran Kepuasan Pelanggan pada PT PLN ( Persero ) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur .”
Adapun tujuan yang diteliti dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah Untuk membahas secara teori pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur, untuk membahas secara teori kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur dalam pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan serta untuk membahas secara teori solusi yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur dalam menghadapi kendala pada saat pengukuran kepuasan pelanggan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai faktor-faktor dan sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur pada saat pengukuran kepuasaan pelanggan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengukuran telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan teori yang ada.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu hasil pengukuran tidak dapat dijadikan tolak ukur pelayanan serta butir-butir pertanyaan dalam kuesioner kurang lengkap.
Oleh karena itu dalam pelaksanaan pengukuran kepuasaan pelanggan penulis menyarankan pada PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur lebih memperhatikan citra perusahaan dimata pelanggan dengan selalu memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat. Selain itu PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur harus lebih meningkatkan kinerja pelayanannya terhadap pelanggan antara lain dengan petugas cepat tanggap atas keluhan pelanggan dan menyelesaikannya dengan tuntas, cepat dan tepat. Serta agar petugas dapat melayani konsumen dengan sopan dan ramah.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan hati manusia dengan fitrah yang
baik, yang akan menjadi tenang dan tentram bila senantiasa mengingat Allah dan
selalu lapang bila mengerjakan amal shaleh, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Tinjauan tentang Pelaksanaan
Pengukuran Kepuasan Pelanggan pada PT PLN ( Persero ) Unit Pelayanan
dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur ” dan mampu mengatasi kesulitan–kesulitan
lain yang dihadapi selama penyusunan Tugas Akhir ini. Shalawat dan salam penulis
limpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhmmad SAW, kepada keluarganya,
serta kepada sahabat-sahabatnya.
Mengingat adanya keterbatasan, kemampuan, pengetahuan dan tenaga,
penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini belumlah sempurna sesuai
dengan apa yang diharapkan. Namun dengan perhatian, dukungan, bantuan, dan
doa, serta bimbingan dari berbagai pihak, maka penulisan Tugas Akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
dan penghargaan yang sebesar–besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam
masa perkuliahan dan penyusunan Tugas Akhir ini sebagai berikut :
1. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Aris Muntoro dan Ibunda Yuhana atas
segala kasih sayang, kesabaran, doa, pengorbanan, semangat serta dukungan
moril maupun materil yang telah diberikan kepada penulis tanpa ada batasnya.
2. Bapak Ganjar Galibaldi, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, memberikan saran dan dengan sabar membimbing
penulis hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
3. Bapak H. Tendi Haruman S.E., M.M. sebagai Ketua Program SI dan DIII
Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama.
4. Ibu Sri Astuti Pratnaningsih S.E., M.A. sebagai Dekan Fakultas Bisnis dan
Manajemen Universitas Widyatama.
5. Ibu Janita S. Meliala S.E., M.M. sebagai Sekretaris Program DIII Fakultas
Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama.
6. Ibu Prof. Dr. Hj. Koesbandijah A.K., M.S., A.K selaku Ketua Badan Pengurus
Yayasan Widyatama.
7. Bapak Dr. H. Mame S Sutoko, Ir., DEA selaku Rektor Universitas Widyatama
8. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas
Widyatama.
9. Seluruh staf administrasi dan perpustakaan Universitas Widyatama yang telah
memberikan bantuan kepada Penulis.
10. Seluruh staf PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung
Timur terutama Bapak Dhani dan Pak Nanang yang telah banyak membantu dan
memberikan pengalaman yang bisa jadi pembelajaran penulis untuk memasuki
persaingan dunia kerja.
11. Kakak-kakak ku tersayang, Mbak Nani dan Mas Yudi, Bang Yuri dan Mbak
Meysi, Bang Bowo, makasih ya atas kasih sayang, dukungan, perhatian, doa
serta kesabarannya, Adek sayang semuanya…….
12. Special buat “soulmate” tersayang Idan, ayank makasih ya, makasih atas
Lampiran 3 : Surat Keterangan Pemberitahuan Selesai Magang
Lampiran 4 : Kartu Bimbingan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, menuntut perusahaan untuk
meningkatkan pelayanan dan profesionalisme sesuai dengan bidangnya masing-
masing. Perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong
perusahaan untuk menghasilkan sebuah produk atau layanan yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen merasa puas atas apa yang
telah mereka dapatkan dari perusahaan. Banyak cara yang dapat dilakukan
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, salah satunya
dengan memberikan kesan/citra yang baik dalam hal produk maupun pelayanan
kepada konsumen.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat
berpengaruh dalam perkembangan dunia usaha dan masyarakat dalam menjalankan
usahanya karena kebanyakan dari perusahaan milik pemerintah tersebut telah
memonopoli beberapa bidang usaha yang mengatur kehidupan dan kebutuhan hidup
masyarakat banyak. Oleh karena itu, dalam mengatur dan menjalankan usahanya,
BUMN diatur dan dikelola oleh pemerintah karena sangat berhubungan dengan
nasib masyarakat Indonesia. Badan-Badan Usaha Milik Negara tersebut diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari dunia usaha pada umumnya dan
masyarakat pada khususnya dan harus dapat mempertahankan citra yang baik dimata
masyarakat. BUMN ini harus dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat
selaku konsumen dan memberikan citra yang baik di mata masyarakat dengan cara
memberikan pelayanan yang berkualitas. Melihat keadaan tersebut, pemerintah
berupaya agar BUMN berusaha dapat memperbaiki keadaan dengan memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dengan pelayanan yang baik,
diharapkan masyarakat akan merasa dihargai dan tidak merasa diabaikan haknya dan
akhirnya masyarakat sebagai pengguna atau pelanggan dari jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan milik pemerintah tersebut akan merasa puas.
PLN ( Perusahaan Listrik Negara ) merupakan salah satu Perusahaan Milik
Negara yang memberikan pelayanan kepada calon pelanggan dan masyarakat dalam
penyediaan jasa yang berhubungan dengan penjualan tenaga listrik satu-satunya di
Indonesia. Peningkatan kebutuhan listrik melonjak dengan tinggi dan cepat,
khususnya kebutuhan bagi industri dan diiringi pula dengan tingkat kepuasan
masyarakat menjadi lebih tinggi lagi sebagai akibat dari meningkatnya pendapatan
masyarakat yang maju dan modern. Dalam melakukan kegiatannya PLN
menyediakan bagian pelayanan pelanggan yang tugasnya memberikan pelayanan
yang dibutuhkan oleh setiap pelanggan. Pelayanan pelanggan PT PLN tidak hanya
meliputi pelayanan jasa kelistrikan saja, tetapi terdiri dari beberapa bagian
diantaranya, pelayanan pemasangan baru, penambahan daya, dan pelayanan
pengaduan pelanggan.
Pelayanan merupakan unsur yang sangat penting di dalam usaha
meningkatkan kepuasan konsumen. Pada dasarnya posisi pelayanan ini merupakan
faktor pendukung terhadap aktivitas pemasaran jasa PLN. Dalam rangka
meningkatkan pelayanan penyediaan tenaga listrik oleh PT PLN kepada masyarakat
pada umumnya dan pelanggan pada khususnya, maka berdasarkan instruksi Menteri
Pertambangan dan Energi Nomor:1800/09/M.DJL/89 tanggal 25 Mei 1989,
menginstruksikan kepada seluruh jajaran PT PLN (Persero) untuk melaksanakan
langkah-langkah peningkatan efesiensi, mutu pelayanan dan keandalan penyediaan
tenaga listrik. Untuk itu PLN memberikan perhatian khusus kepada kegiatan
pelayanan dalam hal pemenuhan kebutuhan pelanggan agar dalam pelaksanaannya
dapat memuaskan pelanggannya.
Bila pelayanan yang diberikan memenuhi permintaan pelanggan maka
pelanggan akan merasa puas dan bila jasa pelayanan berada di bawah tingkat yang
diharapkan, pelanggan akan merasa kurang / tidak puas. Pelanggan yang merasa
tidak puas terhadap kualitas / pelayanan yang diberikan, maka dengan sendirinya
akan menceritakan kepada orang lain sebagai komplain atas ketidakpuasannya. Oleh
karena itu pengukuran kepuasan akan pelayanan yang telah diberikan oleh PLN pada
masyarakat harus selalu dilakukan untuk mengetahui dan merencanakan strategi
yang lebih baik dimasa mendatang dan lebih meningkatkan kualitas pelayanannya
agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta untuk
meminimalisasikan masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Tinjauan tentang Pelaksanaan Pengukuran Kepuasan
Pelanggan pada PT PLN ( Persero ) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ)
Bandung Timur ”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan penelitian diatas, maka masalah-masalah yang diidentifikasikan
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh
PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur.
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan
dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur dalam pelaksanaan pengukuran kepuasan
pelanggan.
3. Solusi apa yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan
(UPJ) Bandung Timur dalam menghadapi kendala saat pengukuran kepuasan
pelanggan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Kerja praktek dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data sebagai
bahan analisis dalam penyusunan Laporan, yang selanjutnya akan digunakan sebagai
salah satu syarat dalam menempuh Ujian Tugas Akhir Diploma III Fakultas Bisnis
dan Manajemen Universitas Widyatama.
Adapun tujuan dari kerja praktek tersebut dalah :
1. Untuk membahas secara teori pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan yang
dilakukan oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung
Timur.
2. Untuk membahas secara teori kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh PT
PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur dalam
pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan.
3. Untuk membahas secara teori solusi yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Unit
Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur dalam menghadapi kendala pada
saat pengukuran kepuasan pelanggan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan selain berguna bagi penulis, juga diharapkan
dapat memberikan manfaat dan sumbangan (kontribusi) pemikiran perusahaan
dibidang keilmuan yang serupa seperti diuraikan dibawah ini :
1. Bagi Penulis
Untuk lebih menyempurnakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama
masa perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang terjadi
dilingkungan dunia usaha, juga diharapkan dapat melatih kemampuan
menganalisis dan berfikir sistematis.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi tentang
pelaksanaan pemberian pelayanan dari PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan
Jaringan (UPJ) Bandung Timur.
3. Bagi Pembaca
Sebagai sumber atau acuan dalam penyusunan tugas-tugas yang ada serta dapat
dijadikan sebagai bahan referensi yang sangat membantu dalam penyusunan
Tugas Akhir.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, dilakukan penelitian dengan
metode deskriptif, yakni suatu metode yang bertujuan untuk memberikan
gambaran, menganalisis, menafsirkan dan menguraikan data informasi
mengenai keadaan perusahaan berdasarkan data yang diperoleh disertai analisa
yang jelas sehingga memberikan gambaran yang jelas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian Lapangan ( Field Research )
yaitu peninjauan langsung ke perusahaan yang akan diteliti untuk memperoleh
data primer. Data primer ini dapat meliputi :
a. Wawancara, dilakukan terhadap pengelola dan staf karyawan perusahaan
yang berhubungan dengan objek yang di teliti.
b. Data Perusahaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan mencatat data
tertulis yang di peroleh dari cacatan yang terdapat diperusahaan.
c. Observasi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada
perusahaan yang dituju.
2. Penelitian Kepustakaan ( Library Research )
yaitu untuk memperoleh bahan teori yang merupakan landasan pembahasan
penelitian ini, maka diambil literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti penulis untuk memperoleh data sekunder. Dalam studi kepustakaan
ini penulis memperolehnya dari berbagai sumber, yaitu : buku, catatan, artikel
dan laporan.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam pengumpulan data untuk menyusun Laporan Tugas Akhir ini, penulis
melakukan kerja praktek pada PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT
DAN BANTEN UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN (UPJ) BANDUNG
TIMUR yang beralamat di Jalan PHH. Musthopa No. 45 Bandung 40124.
Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan dari Bulan April 2008 sampai Bulan Mei
2008.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2 Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Setiap hubungan atau organisasi yang menyebabkan saling tukar menukar
adalah pemasaran. Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang ditujukan untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran. Dalam
memenuhi kebutuhannya, ada pihak yang meminta dan ada pihak yang menawarkan.
Kegiatan pemasaran mencakup berbagai hal diantaranya: membeli, menjual dengan
segala macam cara, mengangkut barang, menyimpan, mensortir dan sebagainya.
Pemasaran menarik perhatian yang sangat besar baik dari perusahaan, lembaga,
maupun antar bangsa. Bergesernya sifat dari distribusi dan penjualan menjadi
pemasaran dalam suatu kebulatan menyebabkan berbagai organisasi melaksanakan
pemasaran seperti lembaga-lembaga pemerintah, organisasi keagamaan, dan lain-
lain yang memandang pemasaran sebagai suatu cara baru untuk berhubungan
dengan masyarakat umum.
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah kreasi dan realisasi sebuah standar hidup yang mencakup
kegiatan menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen,
kemudian merencanakan dan mengembangkan sebuah produk atau jasa yang akan
memenuhi kegiatan konsumen tersebut dan kemudian memutuskan yang terbaik
untuk menentukan harga, mempromosikan, dan selanjutnya mendistribusikan
produk atau jasa tersebut.
Pemasaran menurut Kotler (2000:7) adalah :
“ Marketing is a societal process by which individuals and group obtain what they need and want through creating, offering, freely exchanging products and services of value with others.”
Artinya :
Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya terdapat individu atau kelompok
untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Saladin (2003:1) adalah :
“ Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan organisasi.”
Maka dari ketiga pengertian diatas dapat diambil beberapa kesimpulan , yaitu :
1. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang ditujukan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pertukaran.
2. Pemasaran adalah kegiatan perusahaan dalam membuat perencanaan dalam
menentukan harga, promosi, serta mendistribusikan barang dan jasa.
3. Pemasaran berorientasikan pada konsumen yang ada dan potensional.
4. Pemasaran tidak hanya bertujuan memuaskan konsumen, tetapi juga semua
pihak yang terkait dengan perusahaan.
2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Untuk mencapai tujuan pemasaran, maka kegiatan dan proses pertukaran harus
dapat dikelola dengan baik oleh perusahaan agar dapat menghasilkan pendapatan
bagi perusahaan dan memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk mendapatkan
proses pertukaran yang efektif, maka perusahaan membutuhkan manajemen untuk
mengelola proses pertukaran tersebut. Manajemen sebagai alat bantu untuk
mempengaruhi tingkat permintaan, pemilihan waktu, dan sifat permintaan sehingga
dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan.
Definisi manajemen pemasaran menurut Boyd Walker Larreche yang
diterjemahkan oleh Iman Nurmawan ( 2000 :18 ) menyatakan bahwa:
“ Manajemen Pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.”
Menurut Philip Kotler yang dialih bahasakan oleh Djaslim Saladin ( 2000:4
) adalah sebagai berikut:
“ Marketing ( Management ) is process of planning and executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideals, goods and sevices of creates exchanges that satisty individual and organization goals.”
Artinya, manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk
menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu dan memenuhi tujuan
organisasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah menganalisis,
merencanakan, mengkoordinasi, penerapan dan pengendalian terhadap program
yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan
organisasi.
2.1.3 Bauran Pemasaran
Dalam pemasaran terdapat salah satu strategi yang disebut Marketing Mix.
Marketing Mix (Bauran Pemasaran) mempunyai peranan yang cukup penting dalam
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Bauran Pemasaran merupakan susunan variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi pasar. Sebenarnya terdapat sejumlah besar variabel-variabel dalam
pemasaran, yang masing-masing dapat dikelompokkan dalam empat kategori utama
atau yang biasa disebut dengan 4P, yaitu : Produk, Harga, Tempat, dan Promosi.
Menurut Buchari Alma (2002:162) adalah sebagai berikut:
“ Marketing Mix adalah merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang paling memuaskan.”
Menurut Saladin (2003:3) definisi dari Marketing Mix:
“ Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah serangkaian dari pada variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.”
Adapun unsur-unsur pembentuk bauran pemasaran yang dikemukakan
oleh Saladin (2003:3) antara lain:
1. Produk (Product)
Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan konsumen.
2. Harga (Price)
Adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa.
Harga juga dapat dikatakan penentu nilai suatu produk di benak konsumen.
3. Tempat (Place)
Adalah saluran pemasaran atau saluran distribusi terdiri dari seperangkat
lembaga yang melakukan semua kegiatan atau fungsi yang digunakan untuk
menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen.
4. Promosi (Promotion)
Adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk
merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi
mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.
2.2 Jasa
2.2.1 Pengertian Jasa
Definisi jasa menurut Kotler (2002: 428) mendefinisikan jasa sebagai
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain yang pada
dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud) dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
Definisi lain mengenai jasa yang dikemukakan oleh Groonroos (2000:11)
adalah:
“ Jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan.”
Dari kedua definisi diatas, tampak bahwa didalam jasa selalu ada aspek
interaksi antara pihak konsumen sebagai pengguna jasa dan produsen sebagai
pemberi jasa, meskipun pihak-pihak lain yang terlibat selalu menyadari jasa juga
bukan merupakan barang, jasa adalah proses atau aktivitas yang tidak berwujud.
Sebuah perusahaan jasa dapat memenangkan persaingan dengan
menyampaikan secara konsisten layanan yang bermutu lebih tinggi daripada harapan
pelanggan. Harapan-harapan ini dibentuk oleh pengalaman di masa lalu,
pembicaraan dari mulut kemulut, dan iklan perusahaan jasa.
2.2.2 Karakteristik Jasa
Berbagai riset dan literatur manajemen dan pemasaran juga mengungkapkan
bahwa jasa memiliki empat karakteristik unik yang membedakanya dari barang dan
berdampak pada strategi mengelola dan memasarkannya. Keempat karakteristik
utama tersebut, yaitu:
1. Intangibility
Bila barang merupakan suatu objek, alat, material, atau benda ; maka jasa justru
merupakan perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau
usaha. Bila barang dapat dimiliki, maka jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak
dapat dimiliki (non-ownership). Oleh karena itu jasa bersifat intangible, artinya
jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan
dikonsumsi. Seorang konsumen tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa
sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri. Produk intangible bisa
menimbulkan tingkat ketidakpastian dan persepsi risiko yang besar. Oleh karena
itu, para pelanggan harus memperhatikan simbol, tanda, petunjuk atau bukti fisik
kualitas jasa yang dipakai.
2. Heterogeneity / Variability
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya
terdapat banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada siapa, kapan,
dan dimana jasa tersebut diproduksi. Para pembeli jasa sangat peduli terhadap
variabilitas yang tinggi dan sering sekali meminta pendapat orang lain sebelum
memutuskan untuk memilih penyedia jasa spesifik. Konsistensi layanan yang
diterima pada setiap kesempatan berbeda juga akan berdampak pada persepsi
pelanggan terhadap kualitas jasa secara keseluruhan.
3. Inseparability
Pada bisnis jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan. Dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan,
efektivitas individu yang menyampaikan jasa merupakan unsur penting. Dengan
demikian kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen, kompensasi,
pelatih dan pengembangan karyawannya.
4. Verishability
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk
pemakaian ulang, dijual kembali atau dikembalikan. Dengan demikian bila suatu
jasa tidak dapat digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja, tetapi
permintaan pelanggan akan jasa sangat bervariasi dan biasanya dipengaruhi oleh
faktor musiman maka itu akan menjadi masalah yang sulit. Kegagalan
memenuhi permintaan pelanggan akan menimbulkan ketidakpuasan pelanggan
dan akan menurunkan kualitas jasa yang signifikan. Oleh karena itu, penyedia
jasa harus mengusahakan agar terciptanya suatu kesesuaian antara permintaan
dengan penawaran pada bisnis jasa.
2.2.3 Klasifikasi Jasa
Menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra dalam bukunya Services,
Quality & Satisfaction (2005:13) menyatakan bahwa klasifikasi jasa dapat
dilakukan berdasarkan tujuh kriteria pokok, yaitu:
1. Segmen pasar
Dapat dibedakan menjadi: jasa yang ditujukan pada konsumen akhir (misalnya:
taksi, asuransi jiwa, katering, jasa tabungan, dan pendidikan) dan jasa bagi
konsumen organisasional (misalnya: biro periklanan, jasa akuntansi dan
perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen). Perbedaan uatama antara kedua
segmen bersangkutan terletak pada alasan dan kriteria spesifik dalam memilih
jasa dan penyedia jasa, kuantitas jasa yang dibutuhkan, dan kompleksitas
pengerjaan jasa yang diperlukan
2. Tingkat keberwujudan
Ada tiga macam jasa berdasarkan kriteria ini, yaitu :
a. Rented Goods Service, yakni konsumen menyewa dan menggunakan produk-
produk tertentu berdasarkan tarif tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
Konsumen hanya dapat menggunakan produk tersebut, karena
kepemilikannya tetap berada pada pihak perusahaan yang menyewakannya,
misalnya penyewaan mobil, kaset video, villa dan apartemen.
b. Owned Goods Service, produk yang dimiliki oleh konsumen direparasi,
dikembangkan atau ditingkatkan untuk kerjanya, atau dipelihara / dirawat
oleh perusahaan jasa. Contohnya jasa reparasi (arloji, mobil, sepeda motor,
pencucian pakaian dan lain-lain)
c. Non Goods Services, karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal
bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada para
pelanggan. Contohnya supir, dosen, pemandu wisata dan lain sebagainya.
3. Keterampilan penyedia jasa
Terdapat dua tipe pokok jasa yaitu: professional services (seperti dosen,
konsultan manajemen, konsultan hukum, konsultan pajak, dokter, perawat dan
arsitek) dan non professional services (misalnya supir taxi, tukang parkir,
pengantar surat dan penjaga malam).
4. Tujuan organisasi jasa terdiri dari commersial services atau profit services dan
non profit services.
5. Regulasi
Terdiri dari regulated services (misalnya pialang, angkutan umum, dan
perbankan) dan non-regulated services (seperti makelar, katering, dan
pengecatan rumah).
6. Tingkat intensitas karyawan
Dikelompokkan menjadi dua macam: equipment based services (seperti cuci
mobil otomatis, jasa sambungan telepon interlokal dan internasional, internet
banking dan binatu) dan people based services (misalnya pelatih sepak bola,
satpam, konsultan manajemen, dan dokter anak)
7. Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan
Berdasarkan tingkat ini jasa dikelompokkan: high contact services (seperti bank,
penata rambut, dan konsultan bisnis) dan low contact services (misalnya jasa
PLN, jasa telekomunikasi dan jasa layanan pos)
2.2.4 Bauran Pemasaran Jasa
Marketing Mix merupakan tool atau alat bagi market yang terdiri dari berbagai
elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi
strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.
Menurut Philip Kotler (2000:18) bauran pemasaran jasa terdiri dari:
a. Produk (Product)
Adalah suatu penawaran berwujud dan tidak berwujud yang dilakukan
perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rancangan bentuk, merek, dan
pemasaran produk yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhannya.
b. Harga (Price)
Adalah sejumlah uang yang dibayar pelanggan untuk suatu produk tertentu.
Penetapan harga merupakan suatu masalah yang sangat peka bagi perusahaan
dalam penjualan produknya, karena pada dasarnya harga merupakan satu-
satunya elemen dalam bauran pemasaran yang dapat berubah dengan cepat.
c. Tempat (Place)
Adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat
diperoleh dan dapat tersedia bagi pelanggan sasaran.
d. Promosi (Promotion)
Adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat
diperoleh dan dapat tersedia bagi pelanggan sasaran. Promosi merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Meskipun suatu
produk mempunyai kualitas yang baik, tetapi apabila konsumen belum pernah
mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka
maka mereka tidak akan pernah membelinya, maka promosi dibutuhkan disini.
e. Orang (People)
Dalam pemasaran orang terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
• Service Personal, yaitu: orang-orang yang menyelenggarakan produksi dan
operasional di perusahaan, yaitu penyalur, pemasok dan produsen.
• Customer adalah mereka yang pernah menggunakan jasa suatu perusahaan,
dapat membentuk dan mempengaruhi persepsi pelanggan lainnya mengenai
perusahaan tersebut karena itu perusahaan perlu memperhatikan kualitas
pelayanan terhadap pelanggan dan menjaga hubungan baik dengan mereka.
f. Sarana Fisik (Physical Evidence)
Sarana fisik menyangkut segi fisik yang dapat menciptakan suatu environment
dan atmosphere yang mendukung terjadinya pembelian dan juga membangun
terjadinya image tentang jasa yang ditawarakan perusahaan dalam benak
konsumen.
g. Proses (Process)
Proses penjualan dan penyediaan jasa merupakan peranan penting karena dapat
mempengaruhi penelitian pelanggan terhadap kualitas perusahaan. Bila proses
ini dilakukan secara tepat, maka pelanggan akan merasa puas dan mempunyai
penilaian yang baik terhadap perusahaan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran jasa sangat
mempengaruhi sistem pemasaran yang digunakan dalam perusahaan. Hal ini
berkaitan dengan jasa pelayanan yang diberikan terhadap kepuasaan pelanggan.
Untuk mempertahankannya maka diperlukan jasa pelayanan yang baik pada
pelanggan.
2.3 Pelayanan Pelanggan dan Nilai Pelanggan
2.3.1 Pelayanan Pelanggan
Pada dasarnya pengertian pelayanan pelanggan itu adalah suatu aktivitas yang
dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kegunaan dari apa yang ditawarakan
perusahaan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Pelayanan pelanggan juga dapat
merupakan suatu alat komunikasi dimana atas dasar ini, perusahaan-perusahaan
dapat mengetahui kegiatan-kegiatan pelanggan serta menampung keluhan-
keluhannya sehingga pada akhirnya dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan
tersebut.
Menurut Adrian Payne yang dialih bahasakan oleh Fandy Tjiptono
(2001:219) pengertian pelayanan pelanggan adalah :
“ Segala kegiatan yang dibutuhkan untuk menerima, memproses, menyampaikan dan memenuhi pesanan pelanggan dan untuk menindaklanjuti setiap tindakan yang mengandung kekeliruan.”
Demi kepuasan pelanggan diperlukan suatu pengembangan strategi yang
diarahkan kepada pelanggan untuk meningkatkan pelayanan jasa tidaklah semudah
membalikan telapak tangan. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, Fandy
Tjiptono dalam bukunya Service, Quality, & Satisfaction (2001:88)
mengemukakan beberapa faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam
meningkatkan pelayanan, yaitu :
1. Mengidentifikasikan determinan utama kualitas jasa
Setiap perusahaan jasa perlu berupaya memberikan kualitas yang terbaik kepada
pelanggan. Untuk itu diperlukan identifikasi determinan utama kualitas jasa dari
sudut pandang pelanggan. Oleh karena itu langkah pertama yang harus
dilakukan adalah melakukan riset untuk mengidentifikasi determinan jasa yang
paling penting bagi pasar. Langkah berikutnya adalah memperkirakan penilaian
yang diberikan pasar sasaran terhadap perusahaan dan pesaing berdasarkan
determinan tersebut. Dengan demikian dapat diketahui posisi relatif perusahaan
dan dapat memfokuskan upaya peningkatan kualitasnya pada determinan
tersebut.
2. Mengelola harapan pelanggan
Tidak jarang suatu perusahaan berusaha melebih-lebihkan pesan komunikasinya
kepada pelanggan agar mereka terpikat. Hal seperti ini dapat menjadi bumerang
bagi perusahaan. Semakin banyak janji yang diberikan, maka semakin besar pula
harapan pelanggan (bahkan bisa menjurus menjadi tidak realistis) yang pada
akhirnya akan menambah tidak dapat terpenuhinya harapan oleh perusahaan
untuk itu ada satu hal dijadikan pedoman, yaitu “Jangan janjikan apa yang tidak
bisa diberikan, tetapi berikan lebih dari yang dijanjikan.”
3. Mengelola bukti (evidence) kualitas jasa.
Pengelolaan bukti kualitas jasa bertujuan untuk memperkuat persepsi pelanggan
selama dan sesudah jasa diberikan. Oleh karena itu jasa merupakan kinerja dan
tidak dapat dirasakan sebagai mana halnya barang, maka pelanggan cenderung
memperhatikan fakta. Fakta tangible yang berkaitan dengan jasa sebagai bukti
kualitas dari sudut pandang perusahaan jasa, bukti kualitas meliputi segala
sesuatu yang dipandang konsumen sebagai indikator seperti apa yang akan
diberikan (pres service expectation) dan seperti apa saja jasa yang diterima (post
service evaluation). Bukti-bukti kualitas jasa bisa berupa fasilitas fisik jasa
(seperti gedung, kendaraan dan sebagainya). Penampilan pemberi jasa,
perlengkapan, dan peralatan yang digunakan untuk memberikan jasa, laporan
keuangan, dan logo perusahaan.
4. Mendidik konsumen tentang jasa
Membantu pelanggan dalam memahami suatu jasa merupakan suatu upaya yang
sangat positif dalam rangka menyimpulkan kualitas jasa. Pelanggan yang lebih
“terdidik” akan dapat mengambil keputusan secara lebih baik. Oleh karenanya
kepuasan mereka dapat tercipta lebih tinggi.
5. Menciptakan automatic quality
Adanya otomatisasi dapat mengatasi variabilitas kualitas jasa yang disebabkan
kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki. Meskipun demikian, sebelum
memutuskan akan melakukan otomatisasi perusahaan perlu melakukan
penelitian secara seksama untuk menemukan bagian yang memerlukan sentuhan
manusia dan bagian yang memerlukan otomatisasi. Perlu dihindari adanya
otomatisasi yang mencakup keseluruhan jasa.
6. Menindaklanjuti jasa
Menindaklanjuti jasa dapat membantu memisahkan aspek-aspek jasa yang perlu
ditingkatkan. Perusahaan perlu mengambil inisiatif untuk menghubungi sebagian
atau semua pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan persepsi mereka
terhadap jasa yang diberikan.
7. Mengembangkan sistem informasi kualitas jasa
Sistem informasi kualitas jasa merupakan suatu sistem yang menggunakan
berbagai macam pendekatan riset secara sistematis untuk mengumpulkan dan
menyebarluaskan informasi kualitas jasa. Guna mendukung pengambilan
keputusan, informasi yang dibutuhkan mencakup segala aspek, yaitu data saat ini
dan masa lalu, kuantitatif dan kualitatif, internal dan eksternal, serta informasi
mengenai perusahaan dan pelanggan.
2.3.2 Nilai Pelanggan
Menurut Philip Kotler (2005:68), Nilai Pelanggan adalah selisih nilai
pelanggan total dan biaya pelanggan total dimana, nilai pelanggan total adalah
sekumpulan manfaat yang diharapkan pelanggan dari produk atau jasa tertentu dan
biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen
yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan ,menggunakan dan membuang
produk atau jasa.
Terdapat dua komponen utama yang menentukan nilai dari suatu produk atau
jasa, yaitu manfaat dan pengorbanan. Manfaat produk dapat dilihat dari solusi
alternatif, kualitas serta kostumisasi yang dimiliki oleh produk tersebut sedangkan
manfaat jasa yang menyertai produk tersebut dapat dilihat dari dimensi kualitas jasa.
Selain manfaat dari produk dan jasa masih terdapat lagi manfaat dari sisi
relationship yang terdiri dari citra, kepercayaan dan solidaritas. Sementara itu
pengorbanan terdiri dari harga atau moneter yang harus dibayar untuk mendapatkan
produk (termasuk jasa yang menyertainya) dan pengorbanan dari sisi waktu, upaya
dan energi yang diperlukan untuk memperolehnya dan juga konflik yang
ditimbulkannya.
Biaya Mental
Biaya Energi
Biaya Waktu
Biaya Moneter
Nilai Biaya Total
Nilai Citra
Nilai Karyawan
Nilai Pelayanan
Nilai Produk
Nilai Pelanggan Total
Nilai yang Diberikan kepada Pelanggan
Bagan 2.1
Penentu-penentu Nilai yang Diberikan ke Pelanggan
2.4 Kepuasan Pelanggan
2.4.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Masalah kepuasan pelanggan adalah masalah perasaan yang sifatnya sangat
subjektif, karena hal ini tergantung pada masing-masing individu untuk merasakan
dan menyatakannya. Kepuasan pelanggan berhubungan dengan imbalan yang
diperoleh konsumen melalui proses pembelian yang dilakukannya agar sesuai
dengan pengorbanan yang telah dikeluarkannya. Kepuasan pelanggan sesudah
pembelian tergantung dari kinerja penawaran dibandingkan harapan.
Kepuasan pelanggan sendiri tidak mudah didefinisikan menurut Philip Kotler
(2001:42) menyatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya
terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.
Sedangkan menurut Tse dan Wilton sebagaimana dikutip oleh Fandy
Tjiptono (2005:197) menyatakan bahwa:
“ Kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi persepsi terhadap perbedaan antara ekspektasi awal (atau standar kinerja tertentu) dan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah konsumsi produk.” Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahawa pada dasarnya pengertian
kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang
dirasakan. Karena pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan atau suatu
organisasi, maka hanya merekalah yang dapat menentukan kualitasnya seperti apa
dan hanya mereka yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan mereka.
Hal inilah yang menyebabkan slogan gerakan kualitas yang populer berbunyi :
“Kualitas dimulai dari pelanggan.”
Kunci yang membentuk fokus pada pelanggan adalah menempatkan para
karyawan yang berhubungan dengan pelanggan dan memberdayakan mereka untuk
mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka memuaskan para pelanggan.
Jadi unsur yang penting dalam pembentukan adalah interaksi antara karyawan dan
pelanggan.
Faktor terpenting yang harus diperhatikan saat ini adalah kepuasaan pelanggan.
Jika pelanggan tidak puas, maka dia akan menghentikan bisnisnya, semua upaya
yang dilakukan untuk mencapai mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak
ada artinya sama sekali jika kita tidak berusaha untuk memuaskan pelanggan.
2.4.2 Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Beberapa metode yang bisa dipergunakan dalam mengukur dan memantau
kepuasan pelangganya. Dalam bukunya “Service, Quality & Satisfaction” Fandy
Tjiptono (2005:210) mengidentifikasikan empat metode untuk mengukur kepuasan
pelanggan yaitu:
1. Sistem Keluhan dan Saran
Organisasi yang berorientasi pada pelanggan (Customer Oriented) menyediakan
kesempatan dan akses yang mudah serta nyaman bagi pelanggan guna
menyampaikan saran, keluhan, kritik dan pendapat mereka. Media yang dapat
digunakan berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi yang strategis,
kartu komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa, dan lain-lain. Informasi ini
dapat memberikan ide-ide baru dan cemerlang bagi perusahaan, sehingga
memungkinkan untuk bereaksi secara tanggap dan cepat untuk mengatasi
masalah-masalah yang timbul.
2. Ghost Shopping (Mystery Shopping)
Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah
dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shoppers untuk berperan atau
berpura-pura sebagai pelanggan potensional produk perusahaan dan pesaing.
Kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan
kelemahan produk perusahaan para pesaing berdasarkan pengalaman mereka
dalam pembelian produk-produk tersebut. Para ghost shopper dimintai
mengamati secara seksama dan menilai cara perusahaan dan pesaingnya
melayani permintaan spesifik pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan dan
menangani setiap keluhan.
3. Lost Costumer Analysis
Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengenai
mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan /
penyempurnaan selanjutnya.
4. Survai Kepuasaan Pelanggan
Umumnya riset mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode survai,
baik melalui survai pos, telepon, e-mail maupun wawancara langsung. Melalui
survai perusahaan akan memperoleh tanggapan dan balikan secara langsung dari
pelanggan dan juga memberikan kesan positif bahwa perusahaan menaruh
perhatian terhadap para pelanggannya.
2.5 Faktor-Faktor yang Diperhatikan dalam Pelayanan terhadap Pelanggan
Didalam pelaksanaan pelayanan terhadap konsumen, perusahaan tidak boleh
terlepas dari beberapa faktor yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam
pelayanan terhadap konnsumen.
Beberapa faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pelayanan terhadap
konsumen antara lain:
1. Ketepatan Waktu Pelayanan
Yaitu hal-hal yang diperhatikan disini berkaitan dengan waktu tunggu dan
waktu proses.
2. Akurasi Pelayanan
Yaitu hal-hal yang berkaitan dengan rehabilitasi pelayanan dan bebas dari
kesalahan-kesalahan.
3. Kesopanan dan Keramahan dalam Memberikan Pelayanan
Terutama bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan konsumen, citra
pelayanan dari perusahaan jasa sangat ditentukan oleh orang-orang dari
perusahaan yang berada pada garis depan dalam melayani langsung para
konsumen.
4. Tanggung Jawab
Berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan keluhan bagi
konsumen.
5. Kelengkapan
Menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana pendukung dalam
melaksanakan pelayanan.
6. Kemudahan dalam Mendapatkan Pelayanan
Tersedianya petugas yang melayani seperti kasir, staf administrasi, dan
banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer untuk memproses data.
7. Variasi Model Pelayanan
Berkaitan dengan inovasi untuk memperoleh pola-pola baru dalam pelayanan
sehingga konsumen merasa nyaman dan tidak merasa bosan.
8. Pelayanan Pribadi
Berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan dan permintaan khusus.
2.6 Riset Pemasaran
2.6.1 Pengertian Riset Pemasaran
Kalau bisnis dianggap sebagai kumpulan dari berbagai fungsi atau departeman,
seperti pemasaran, keuangan, produksi, sumber daya manusia, dan lain-lain, maka
riset pemasaran adalah bagian dari riset bisnis. Riset bisnis adalah investigasi atau
pencarian yang dilakukan secara teroganisir, sistematis, menggunakan database,
objektif, ilmiah, terhadap suatu masalah yang dilakukan untuk menemukan solusi
atau jawaban atas masalah tersebut. Sedangkan riset pemasaran adalah identifikasi,
pengumpulan, analisis, dan penyebaran (pembagian) informasi yang sistematis dan
objektif untuk meningkatkan pengambilan yang berhubungan dengan identifikasi
dan solusi masalah-masalah dan kesemapatan-kesempatan dalam pemasaran.
Menurut Aaker, Kumar, dan Day, AMA (2004 : 50) pengertian riset
pemasaran adalah fungsi yang menghubungkan konsumen (consumers), pelanggan
(customers), dan publik dengan pemasar melalui informasi, yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan
pasar, memunculkan, memperbaiki kembali, dan mengevaluasi tindakan-tindakan
pemasaran, memonitor performa pemasaran, dan meningkatkan peranan pemasaran
sebagai proses.
Dari kedua definisi diatas dapat diambil benang merah sebagai berikut :
1. Riset pemasaran dilakukan berdasarkan kebutuhan.
2. Dalam riset pemasaran terdapat proses mengidentifikasi, mengumpulkan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi secara sistematis dan objektif, tentang
masalah-masalah dan kesempatan-kesempatan pasar.
3. Informasi yang dihasilkan dipakai dalam pengambilan berbagai keputusan untuk
mengevaluasi, memonitor, dan mnegoptimalkan performa pemasaran.
2.6.2 Klasifikasi Riset Pemasaran
Apabila dikaitkan dengan pengambilan keputusan, riset pemasaran merupakan
riset terapan (applied research). Oleh beberapa ahli, riset pemasaran / riset terapan
diklasifikasikan kedalam dua kategori, yaitu riset identifikasi masalah
(problem_identification research) dan riset pemecahan masalah (problem-solving
research).
Yang termasuk riset identifikasi masalah adalah riset potensi pasar, riset
PT. PLN ( Persero ) merupakan unsur pelaksanaan dari sebagian tugas pokok
dari fungsi Departemen Pertambangan dan Energi. Adapun tugas dan fungsi PT.
PLN ( Persero ) adalah sebagai berikut :
1. Tugas pokok PT. PLN (Persero)
Tugas pokok PT. PLN (Persero) adalah melaksanankan sebagaian
tugas dan fungsi Departemen Pertambangan dan Energi yang meliputi
pembangkitan transmisi, pendistribusian serta pengusahaan tenaga listrik
sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri serta berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Fungsi dari PT. PLN (Persero)
PT. PLN (Persero) mempunyai beberapa fungsi dalam melaksanakan
tugasnya, antara lain :
a. Perumusan kebijaksanaan tekhnis, pemberian bimbingan dan pembinaan
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan Menteri berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, meliputi :
1) Penyediaan tenaga listrik yang meliputi pembangunan sarana
kelistrikan, pembangkit transmisi serta distribusi.
2) Pengusaha tenaga listrik.
3) Pemanfaatan dan pengembangan tenaga listrik.
4) Pendidikan dan pengembangan bidang tenaga listrik.
b. Pelaksanaannya sesuai dengan tugas dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3.1.5.2 Produk Layanan
Pada intinya, produk yang dijual oleh PT PLN (Persero) Unit Bisnis
Distribusi Jawa Barat adalah energi yang biasa dipergunakan untuk menjalankakn
mesin dan penerangan. Berdasarkan tujuan pemakaian lisrik, maka energi listrik
yang dijual kepada pelanggan dibagi ke dalam beberapa golongan tarif. Golongan
tarif S (kepentingan sosial), tarif R (rumah tangga kecil dan besar), tarif B (bisnis),
tariff I (industri), dan tarif P (pemerintah dan penerangan jalan umum).
Berdasarkan Keppres no. 83 tahun 2001, ditambahkan golongan tarif baru,
yaitu tarif T (traksi / kereta listrik) dan tarif C (curah). Untuk keperluan khusus, PT
PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat menyediakan golongan tarif M
(multiguna) yang diperuntukkan bagi penggunaan tenaga listrik dengan persyaratan
khusus atau spesifik serta memberi nilai tambah bagi PT PLN (Persero) Unit Bisnis
Distribusi Jawa Barat maupun bagi pelanggan. Transaksi multiguna sangat
menguntungkan, karena dibuat berdasarkan kesepakatan semua pihak melalui proses
negosiasi yang transparan dan saling menguntungkan serta dituangkan dalam
perjanjian tersendiri.
Jenis transaksi multiguna terdiri dari transaksi energi listrik maupun non
energi listrik. Transaksi energi listrik meliputi multiguna ekspor–impor, musiman,
prabayar, beban dapat diatur, listrik hari libur, transaksi JBTS. Transaksi non energi
listrik adalah penyediaan tingkat keandalan layanan, penyediaan fasilitas
ketenagalistrikan dan penyediaan layanan jasa ketenagalistrikan.
3.1.6 Pembagian Wilayah Usaha
PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat mempunyai wilayah kerja
seluas 42.196,09 km². Ini meliputi 23 pemerintah daerah tingkat dua serta 6.353 desa
yang tersebar di seluruh Provinsi Jawa Barat dan Banten kecuali Tangerang.
Dengan areal kerja seluas itu, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa
Barat melayani pelanggan sebanyak 5.960.833 pelanggan.
Di dalam operasionalisasinya, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa
Barat dibantu oleh 15 Kantor Cabang, 1 Unit Pengatur Distribusi, 4 Kantor Unit
Pelayanan Jaringan, 77 Kantor Unit Pelayanan Pelanggan, 7 Kantor Ranting serta
140 Kantor Jaga. Seluruh kantor itu dilayani oleh 4.028 karyawan yang berusia
antara 26 tahun hingga 56 tahun serta berpendidikan mulai SMTA sampai S2.
3.2 Data Temuan pada PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan
(UPJ) Bandung Timur
3.2.1 Prosedur Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam
menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila
pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka
pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien.. Hal ini terutama
sangat penting bagi pelayanan publik. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistim
penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan
biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran.
Dalam menjalankan usahanya PT PLN selalu mengedepankan kepentingan
konsumen baik dalam memenuhi permintaan konsumen, maupun dalam menanggapi
keluhan-keluhan konsumen. Untuk itu, PT PLN memberikan perhatian khusus
kepada kegiatan pelayanan dalam hal pemenuhan kebutuhan agar dalam
pelaksanaannya dapat memuaskan pelanggganya.
Telah banyak hal yang dilakukan oleh PT PLN dalam upaya memenuhi
keinginan konsumen, salah satunya dengan menyediakan divisi Pelayanan
Pelanggan yang mempunyai tugas utama menanggapi keluhan-keluhan pelanggan
dan memberikan pengarahan kepada pelanggan. Bukan hanya itu, untuk mengetahui
tingkat kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan, PT PLN membuat
kuesioner tentang kepuasan pelanggan yang telah dibagikan kepada pelanggan yang
hasilnya akan dijadikan tolak ukur bagi PT PLN dalam melayani konsumen.
Tahap persiapan dalam pengukuran kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh
PLN adalah penentuan seberapa banyak pelanggan yang dijadikan sampel dari
populasi yang ada. Sedangkan populasi dalam penelitian pengukuran kepuasan
pelanggan ini adalah seluruh pelanggan PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan
Jaringan (UPJ) Bandung Timur yaitu sebanyak 96.771 pelanggan. Proses
pengukuran kepuasan pelanggan pada PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan
Jaringan (UPJ) Bandung Timur dilakukan dengan menggunakan alat pengukur
kuesioner.
Dikarenakan penelitian yang dilakukan tidak memungkinkan untuk
menyebarkan kuesioner kepada seluruh populasi, maka kuesioner hanya
diberikan kepada sebagian pelanggan pada PT PLN (Persero) Unit Pelayanan
dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur yang disebut sampel. Berdasarkan
wawancara langsung yang dilakukan dengan salah satu karyawan PLN yang
bernama Bapak Dhani pada Divisi Pelayanan Pelanggan, yang dijadikan sampel
pada pengukuran kepuasan pelanggan ini adalah siapa saja (pelanggan) yang
secara kebetulan datang ke PLN pada saat diadakan pengukuran. Dari sumber
data yang sama juga diperoleh informasi bahwa banyaknya pelanggan yang akan
dijadikan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 100 pelanggan yang dipilih
secara acak oleh petugas dalam arti kata tidak ditentukan terlebih dahulu siapa
saja yang akan menjadi sampel dalam pengukuran kepuasan pelanggan tersebut.
Untuk mengukur kepuasan pelanggan dengan menggunakan kuesioner, hal-hal
yang dilakukan oleh PT PLN adalah :
5. Membuat poin-poin pertanyaan untuk kuesioner yang mengacu pada teori
dimensi mutu pelayanan dalam rangka memenuhi permintaan konsumen. Hal-
hal yang perlu ditanyakan kepada konsumen adalah segala sesuatau yang
mengacu pada tingkat kepuasan pelayanan, misalnya tentang fasilitas yang
disediakan oleh PLN, jenis-jenis pelayanan yang bisa diberikan, siapa yang
memberikan pelayanan dan bagaimana cara melayaninya, dan tentang
keakuratan data yang diberikan.
6. Setelah poin-poin pertanyaan dibuat, maka dibuatlah kuesioner yang akan
dibagikan kepada konsumen yang datang secara acak. Sebelum menentukan
siapa saja yang akan menjadi responden, petugas loket harus
mengidentifikasikan pelanggan yang seperti apa akan menjadi responden. Agar
tidak terjadi kegandaan dalam pengisisan kuesioner (pelanggan mengisi dua kali
atau lebih), maka sebelum membagikan kuesioner kepada pelanggan petugas
harus menanyakan terlebih dahulu kepada pelanggan apakah mereka sudah
pernah mengisi kuesioner yang sama. Lakukan wawancara perorangan
menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat kepentingan pelayanan dan
kinerja pemberi pelayanan. Setiap kuesioner akan dibuatkan nomor urut untuk
mempermudah hasil perhitungan dan menambah keakuratan data.
7. Responden atau pelanggan kemudian mengisi kuesioner yang telah disediakan
oleh petugas. Demi untuk kenyamanan pelanggan dalam mengisi kuesioner,
maka pelanggan tidak perlu mengisi identitas apapun pada kuesioner tersebut.
Kuesioner yang telah diisi oleh pelanggan kemudian dikumpulkan kembali
kepada petugas dan disusun berdasarkan nomor urut. Jawaban yang akurat hanya
dapat diperoleh bila pelanggan dengan senang hati memberikan informasi. Jadi
petugas harus benar-benar mengetahui waktu dan lokasi yang tepat untuk
membagikan kuesioner kepada pelanggan.
8. Kuesioner yang telah dikumpulkan tersebut kemudian diserahkan kepada
petugas auditing yang berasal dari luar (bukan karyawan PLN). Hal ini
dilakukan dengan harapan agar tidak ada manipulasi data yang dilakukan oleh
pihak internal karena hasilnya nanti akan dijadikan standar dalam pelayanan
terhadap pelanggan.
3.2.2 Alat Pengukur Kepuasan Pelanggan
Kuesioner Kepuasan Pelanggan dibuat oleh Divisi Pelayanan Pelanggan
dengan tujuan untuk mengetahui besarnya persentase kepuasan pelanggan atas
pelayanan yang diberikan oleh karyawan PT PLN. Pengukuran kepuasan pelanggan
ini merupakan salah satu program kerja yang harus dilakukan oleh Divisi Pelayanan
Pelanggan sebagai bagian dari PLN yang pekerjaannya berhubungan langsung
kepada pelanggan. Poin-poin pertanyaan yang dibuat dalam kuesioner ini
disesuaikan dengan produk atau jasa layanan yang diberikan oleh PT PLN. Poin-
poin ini mengacu pada teori dimensi mutu yang berhubungan dengan pelayanan dan
kepuasan pelanggan.
Tabel 3.1
Kuesioner Kepuasan Pelanggan
No Pertanyaan Sangat
Tidak Puas (1)
Tidak Puas (2)
Puas
(3)
Sangat Puas (4)
Luar Biasa Puas (5)
1 Bagaimana menurut Anda mengenai kondisi loket Pelayanan kantor PLN UPJ bandung Timur : a. Kenyamanan Ruang Tunggu
Pelayanan b. Kebersihan Ruang Tunggu
Pelayanan c. Tutur kata / Sopan Santun
Petugas
2 Bagaimana menurut Anda mengenai Pelayanan dan Kemudahan Informasi yang diberikan oleh PLN UPJ Bandung Timur : a. Pasang Baru, Tambah Daya, dll b. Keluhan dan Pengaduan c. Kecepatan Pelayanan
3 Bagaimana menurut Anda mengenai Pelayanan Petugas Pencatat Meter : a. Kedatangan petugas setiap bulan b. Ketelitian pencatatan meter c. Sopan santun petugas
4 Bagaimana menurut Anda mengenai rekening Listrik : a. Ketersediaan Rekening saat akan
membayar b. Informasi jumlah tagihan
rekening c. Ketepatan perhitungan tagihan
5 Pembacaan Angka Meter
a. Kartu meter b. Catatan Angka di Kartu Meter
Saran dan Harapan :
3.2.3 Manfaat Pengukuran Bagi Perusahaan
Sebagaimana yang kita ketahui selama ini, bahwa tingkat kepuasan pelanggan
sangat tergantung pada mutu dari suatu produk atau jasa. Sedangkan aspek mutu
dari suatu produk barang atau jasa itu dapat diukur dengan menggunakan alat, salah
satunya kuesioner. Dari pengukuran aspek pelayanan yang dilakukan oleh PT PLN
(Persero) UPJ Bandung Timur, terdapat nilai atau manfaat yang dapat dijadikan
panduan untuk dimasa yang akan datang dalam rangka memenuhi tingkat keinginan
dan kepuasan pelanggan. Nilai atau manfaat yang diperoleh yaitu :
1. Untuk mendeteksi dan mengetahui dengan secara baik tentang jalannya proses
pelayanan yang dilakukan karyawan PLN dalam memenuhi permintaan
pelanggan dalam bidang kelistrikan.
2. Mengetahui secara tepat, dimana harus melakukan perubahan dan perbaikan
terus menerus dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggan.
3. Menentukan perubahan yang harus dilakukan oleh PT PLN yang mengarah
kepada perbaikan dan terus menerus berinovasi untuk meningkatkan citra
perusahaan sebagai satu-satunya perusahaan penyedia listrik di Indonesia.
4. Hasil pengukuran yang dilakukan dapat menjadi panduan/tolak ukur yang
sangat berguna bagi seluruh karyawan PLN dalam upaya meningkatkan
pendapatan perusahaan dan meningkatkan kinerja karyawan.
5. Berguna bagi divisi Pelayanan Pelanggan yang berorientasi terhadap kepuasan
pelanggan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelayanan yang telah
diberikan terhadap kepuasan pelanggan.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, metode yang digunakan oleh
penulis untuk mencari data adalah metode deskriptif yang bersifat survai. Menurut
Sugiono (2007 : 7) metode penelitian survai adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel
yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dilakukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis .
Sedangkan metode deskriptif, yaitu data yang menggambarkan, menganalisa,
menafsirkan dan menguraikan data informasi mengenai keadaan perusahaan yang
diteliti sehingga memperoleh gambaran yang jelas.
3.3.2 Jenis-Jenis dan Sumber Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder.
1. Data primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian yang
berupa tanggapan, sasaran, kritik, pertanyaan dan penelitian dari konsumen
sebagai responden, penjelasan dan keterangan pihak manajemen perusahaan
serta hasil pengamatan langsung.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh secara langsung, dipaparkan dari data atau
arsip yang dimiliki oleh perusahaan serta sebagai sumber yang terkait.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data mengenai objek penelitian, digunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
3. Penelitian Lapangan ( Field Research )
yaitu peninjauan langsung ke perusahaan yang akan diteliti untuk
memperoleh data primer. Data ini dapat meliputi :
a. Wawancara, dilakukan terhadap pengelola dan staf karyawan perusahaan
yang berhubungan dengan objek yang di teliti.
b. Data Perusahaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan mencatat data
tertulis yang di peroleh dari cacatan yang terdapat diperusahaan.
c. Observasi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada
perusahaan yang dituju.
4. Penelitian Kepustakaan ( Library Research )
yaitu untuk memperoleh bahan teori yang merupakan landasan pembahasan
penelitian ini, maka diambil literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti penulis untuk memperoleh data sekunder. Dalam studi kepustakaan ini
penulis memperolehnya dari berbagai sumber, yaitu: buku, catatan, artikel dan
laporan.
3.3.4 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini
dengan menggunakan data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk bukan
angka numeric tetapi dengan menyajikan pemaparan berupa tulisan. Data ini
disajikan untuk mendukung penelitian, sehingga dapat menyajikan kebenaran.
Data yang terkumpul kemudian diproses dan dianalisis. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara mendiskripsikan bagaimana
pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh PT PLN
(Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur apakah sudah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dihubungkan dengan teori yang ada.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Pengukuran Kepuasan Pelanggan yang Dilakukan oleh PT
PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur
Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan
kebutuhan pelanggan terpenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan
pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih
baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap
suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak
efektif dan tidak efisien.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang
penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap
terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta
memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran. Tingkat kepuasan
pelanggan selalu terkait dan tergantung dengan mutu suatu produk yang dihasilkan
oleh produsen. Sedangkan suatu produk dikatakan bermutu bila produk tersebut
memenuhi kebutuhan pengguna / pelanggannya dan aspek mutu tersebut bisa
diukur. Dengan demikian, pengukuran tingkat kepuasan pelanggan memiliki kaitan
yang erat sekali dengan mutu produk baik berupa barang atau jasa.
Dalam menjalankan usahanya PT PLN selalu mengedepankan kepentingan
konsumen baik dalam memenuhi permintaan konsumen, maupun dalam menanggapi
keluhan-keluhan konsumen. Untuk itu, PT PLN memberikan perhatian khusus
kepada kegiatan pelayanan dalam hal pemenuhan kebutuhan agar dalam
pelaksanaannya dapat memuaskan pelanggganya. Telah banyak hal yang dilakukan
oleh PT PLN dalam upaya memenuhi keinginan konsumen, salah satunya dengan
menyediakan Divisi Pelayanan Pelanggan yang mempunyai tugas utama
menanggapi keluhan-keluhan pelanggan dan memberikan pengarahan kepada
pelanggan. Bukan hanya itu, untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan atas
pelayanan yang diberikan, PT PLN melakukan pengukuran dengan membuat
kuesioner tentang kepuasan pelanggan yang telah dibagikan kepada pelanggan
dalam rangka peningkatan kualitas perusahaan terutama dalam bidang jasa. Hasil
pengukuran akan dijadikan tolak ukur bagi PT PLN dalam melayani konsumen di
waktu yang akan datang.
Menurut penulis apa yang telah dilakukan oleh PT PLN dalam upaya
memenuhi permintaan dan keinginan pelanggan telah sesuai dengan teori kepuasan
pelanggan, dimana telah melakukan salah satu metode dalam mengetahui tingkat
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang telah diberikan dengan melakukan
suatu survai kepuasan pelanggan menggunakan kuesioner. Pengukuran kepuasan
pelanggan yang dilakukan kepada sebagian pelanggan dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang berlaku untuk mengetahui apakah pelayanan yang telah disediakan
dapat memenuhi harapan dari pelanggan dan terutama dalam upaya peningkatan
kulitas pelayanan. Selain itu PT PLN telah menyediakan suatu wadah bagi para
pelanggan agar dapat menyalurkan pendapat mereka melalui Divisi Pelayanan
Pelanggan dimana pelanggan yang tidak puas pada kinerja karyawan PLN dapat
melakukan komplain terhadap perusahaan.
4.1.1 Persiapan Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Tahap pertama dalam pengukuran kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh
PLN adalah penentuan seberapa banyak pelanggan yang dijadikan sampel dari
populasi yang ada. Sedangkan populasi dalam penelitian pengukuran kepuasan
pelanggan ini adalah seluruh pelanggan PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan
Jaringan (UPJ) Bandung Timur yaitu sebanyak 94.146 pelanggan. Proses
pengukuran kepuasan pelanggan pada PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan
Jaringan (UPJ) Bandung Timur dilakukan dengan menggunakan alat pengukur
kuesioner.
Dikarenakan penelitian yang dilakukan tidak memungkinkan untuk
menyebarkan kuesioner kepada seluruh populasi, maka kuesioner hanya diberikan
kepada sebagian pelanggan pada PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan
(UPJ) Bandung Timur yang disebut sampel. Berdasarkan wawancara langsung yang
dilakukan dengan salah satu karyawan PLN yang bernama Bapak Dhani pada Divisi
Pelayanan Pelanggan, yang dijadikan sampel pada pengukuran kepuasan pelanggan
ini adalah siapa saja (pelanggan) yang secara kebetulan datang ke PLN pada saat
diadakan pengukuran. Dari sumber data yang sama juga diperoleh informasi bahwa
banyaknya pelanggan yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini adalah
sebanyak 100 pelanggan yang dipilih secara acak oleh petugas dalam arti kata tidak
ditentukan terlebih dahulu siapa saja yang akan menjadi sampel dalam pengukuran
kepuasan pelanggan tersebut.
Pedoman yang digunakan oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan
(UPJ) Bandung Timur dalam menentukan sampel (Sampling) yaitu menggunakan
metode Non Probability Sampling serta tekniknya menggunakan Accidental
Sampling yang berarti siapa saja dapat berpeluang untuk dipilih ataupun tidak dipilih
sebagai sampel dalam penelitian ini. Jadi pengambilan sampel yang didasarkan pada
pertimbangan peneliti atau pewawancara lapangan. Petugas hanya membagikan
kuesioner kepada para pelanggan yang secara kebetulan datang dan bertemu pada
tempat, hari, serta waktu yang sama dengan saat dilaksanakannya pengukuran. Jadi
tidak di tentukan terlebih dahulu pelanggan mana yang akan dijadikan sampel.
Mengingat proporsi atau perbandinagan dari populasi dan kelompok sampel
yang akan diukur diketahui, maka untuk menentukan minimal sampel yang
dibutuhkan PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur
dengan rumus :
N n =
1+ N (e)2
Dimana :
n : Sampel size (ukuran sampel)
N : Population size (ukuran populasi)
e : Kelonggaran ketidak pastian karena kesalahan pengambilan sampel
yang tidak ditolelir (menggunakan 10 %)
Jadi penentuan sampel untuk pengukuran kepuasan pelanggan pada PT PLN
(Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur adalah sebagai
berikut:
96.771 n =
1+ 96.771 (0,1)2
N = 99.89 dibulatkan menjadi 100 orang
Sumber : PT PLN (Persero ) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung
Timur
4.1.2 Proses Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Setelah ditentukan seberapa banyak sampel yang akan diambil, kemudian
barulah masuk ke tahap yang kedua, yaitu proses pengukuran dengan menggunakan
kuesioner. Untuk mengukur kepuasan pelanggan dengan menggunakan kuesioner,
hal-hal yang dilakukan oleh PT PLN adalah: siapa yang membuat kuesioner,
membagi kuesioner, pengisian kuesioner oleh pelanggan dan pengolahan kuesioner.
Apabila dibuat dengan bagan maka proses pengukuran kepuasan pelanggan
dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengolahan Kuesioner
Responden Mengisi
Kuesioner Membagi Kuesioner
Siapa yang Membuat Kuesioner
Sensus Sample
Bagan 4.1
Proses Pengukuran Kepuasan Pelanggan
a. Membuat Kuesioner
Kuesioner Kepuasan Pelanggan dibuat oleh Divisi Pelayanan Pelanggan untuk
mengetahui seberapa besar persentase tingkat kepuasan pelanggan atas
pelayanan yang telah diberikan oleh karyawan PLN. Pengukuran kepuasan
pelanggan ini merupakan salah satu program kerja yang harus dilakukan oleh
Divisi Pelayanan Pelanggan sebagai bagian dari PLN yang pekerjaannya
berhubungan langsung kepada pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan
dilakukan agar perusahaan dapat menilai apakah pelayanan yang telah diberikan
kepada pelanggan telah memenuhi harapan pelanggan Selain itu, dari
pengukuran kepuasan pelanggan dapat diketahui perubahan-perubahan apa saja
yang harus dilakukan yang mengarah kepada kebaikan dalam rangka
meningkatkan pendapatan perusahaan dan citra perusahaan sebagai satu-satunya
perusahaan penyedia listrik di Indonesia. Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada
konsumen adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan
pelayanan, misalnya tentang fasilitas yang disediakan oleh PLN, jenis-jenis
pelayanan yang disediakan oleh PLN, siapa yang memberikan pelayanan dan
bagaimana cara melayaninya, dan tentang keakuratan data serta informasi apa
saja yang diberikan oleh karyawan PLN.
b. Membagi Kuesioner
Kuesioner yang sudah dibuat kemudian diserahkan kepada petugas loket dan
bagian lain yang berhubungan langsung dengan pelanggan untuk
membagikannya kepada pelanggan yang datang secara acak. Seperti yang sudah
dijelaskan diatas, pelanggan yang dijadikan sampel untuk penelitian ini adalah
siapa saja yang pada hari itu datang ke PLN dengan tujuan apapun dan yang
paling penting adalah oreng tersebut merupakan pelanggan PT PLN (Persero)
Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur. Lakukan wawancara
perorangan menggunakan kuesioner umtuk mengukur tingkat kepentingan
pelayanan dan kinerja pemberi pelayanan. Agar tidak terjadi kegandaan dalam
pengisisan kuesioner (pelanggan mengisi dua kali atau lebih), maka sebelum
membagikan kuesioner kepada pelanggan petugas harus menanyakan terlebih
dahulu kepada pelanggan apakah mereka sudah pernah mengisi kuesioner yang
sama. Setiap kuesioner akan dibuatkan nomor urut untuk mempermudah
perhitungan hasil kuesioner dan untuk menambah keakuratan data penelitian.
Jawaban kuesioner yang akurat hanya dapat diperoleh bila pelanggan dengan
senang hati memberikan informasi. Jadi petugas harus benar-benar mengetahui
waktu dan lokasi yang tepat untuk membagikan kuesioner kepada pelanggan.
Hal yang paling penting yang harus selalu dilakukan oleh petugas dalam setiap
pengukuran kepuasan pelanggan adalah selalu ucapkan terima kasih kepada
responden yang telah mengisi kuesioner, agar apa yang telah mereka isi dapat
bermanfaat bagi perusahaan dan tentunya juga bermanfaat bagi masyarakat.
c. Responden Mengisi
Responden atau pelanggan kemudian mengisi kuesioner yang telah disediakan
oleh petugas. Demi untuk kenyamanan pelanggan dalam mengisi kuesioner dan
tidak berpengaruh pada loyalitas pelanggan., maka pelanggan tidak perlu
mengisi identitas apapun pada kuesioner tersebut. oleh karena itu, pertanyaan
dalam kuesioner ini juga tidak mencantumkan pertanyaan yang berkaitan dengan
fakta / data pribadi responden yang umumnya ada pada suatu kuesioner,
umpamanya berupa pertanyaan tentang usia, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran
rumah tangga, atau status sosial responden. Kuesioner yang telah diisi oleh
pelanggan kemudian dikumpulkan kembali kepada petugas dan disusun
berdasarkan nomor urut.
d. Mengolah Kuesioner
Kuesioner yang telah dikumpulkan tersebut kemudian diserahkan kepada
petugas auditing yang berasal dari luar (bukan karyawan PLN). Menurut
wawancara langsung yang dilakukan dengan salah satu karyawan PT PLN
(Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur pada Divisi
Pelayanan Pelanggan yaitu Bapak Dhani, setiap pengolahan dari kuesioner
kepuasan pelanggan harus diserahkan kepada pihak luar agar tidak terjadi
manipulasi data dan hasilnya nanti akan benar-benar bisa dipertanggung
jawabkan di depan publik. Hal ini dilakukan dengan harapan agar hasilnya nanti
akan dijadikan standar dalam pelayanan terhadap pelanggan.
4.1.3 Alat Ukur Kepuasan Pelanggan
Pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan yang dilakukan pada PT PLN
(Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur menggunakan alat
pengukur yaitu kuesioner. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kuesioner
merupakan salah satu alat penelitian survai yang berisi daftar pertanyaan tertulis
yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari orang atau kelompok yang
terpilih sebagai sampel. Kuesioner sering sekali digunakan dalam mengukur tingkat
kepuasan pelanggan karena kuesioner berfungsi sebagai instrumen untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang memiliki
tingkat keandalan (reliability) dan kesahihan / keabsahan (validity) yang tinggi.
Kuesioner Kepuasan Pelanggan dibuat oleh Divisi Pelayanan Pelanggan
dengan tujuan untuk mengetahui besarnya persentase tingkat kepuasan pelanggan
atas pelayanan yang diberikan oleh karyawan PT PLN. Poin-poin pertanyaan yang
dibuat dalam kuesioner ini disesuaikan dengan produk atau jasa layanan yang
diberikan oleh PT PLN. Poin-poin ini mengacu pada teori dimensi mutu yang
berhubungan dengan pelayanan dan kepuasan pelanggan. Tujuan PT PLN dalam
melakukan pengukuran kepuasan pelanggan adalah untuk mengetahui / mengukur
tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan dengan memiliki
tingkat keandalan dan kesahihan yang tinggi.
Berikut ini tahapan-tahapan yang di lakukan oleh PT PLN (Persero) Unit
Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur dalam merancang Kuesioner
Kepuasan Pelanggan yaitu :
1. Membuat konstruksi variabel atau ”kata kunci”
Sebelum membuat pertanyaan pada Kuesioner Kepuasan Pelanggan pada PT
PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur, ditentukan
terlebih dahulu variabelnya. Beberapa kata kunci dapat dijadikan variabel dalam
penelitian ini seperti fasilitas, karena tiap responden memiliki jawaban yang
berbeda terhadap fasilitas yang disediakan oleh PLN. Kata pelayanan juga dapat
dijadikan variabel dalam kuesioner tersebut, karena dengan kata pelayanan dapat
dibuat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
Penentuan variabel pada kuesioner kepuasan pelanggan PT PLN (Persero) Unit
Pelayanan Bandung Timur disesuaikan dengan tujuan riset agar pertanyaan yang
akan dihasilkan oleh variabel tersebut mengacu pada teori kepuasan pelanggan.
Misalnya kata fasilitas dan pelayanan dijadikan variabel agar dapat diperoleh
pertanyaan yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pelanggan.
2. Menyusun Kalimat Tanya
Setelah menentukan kata kunci / variabel dari penelitian, tahap selanjutnya
adalah membuat kalimat tanya dari variabel yang ada. kalimat tanya yang tepat
dapat berupa: jenis pertanyaan terbuka (open ended question), yaitu
kemungkinan jawaban tidak ditentukan terlebih dahulu dan responden bebas
memberikan jawaban. Yang kedua pertanyaan tertutup (closed ended question),
kemungkinan jawaban ditentukan terlebih dahulu dan responden bebas
memberikan jawaban yang telah diberikan. Pada kuesioner kepuasan pelanggan
yang dibuat oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung
Timur jenis pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan tertutup, karena
jawaban yang disediakan dalam kuesioner tersebut berbentuk pilihan berganda
(dua/lebih) dengan satu jawaban, misalnya sangat tidak puas, tidak puas, puas,
sangat puas atau luar biasa puas. Responden dapat memilih dari kelima alternatif
yang disediakan sesuai dengan kenyataan yang mereka terima selama menjadi
pelanggan PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung
Timur.
3. Mendesain Sistemetika Alur Pertanyaan dan Tampilan
Kuesioner yang diperuntukkan memperoleh data di lapangan (field survey),
khususnya kuesioner yang diisi oleh responden, perlu memperhatikan desain tata
letak, tampilan, dan sistematika alur pertanyaan. Sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan berdasarkan teori yang ada, kuesioner kepuasan pelanggan PT PLN
(Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur dibuat dengan
ukuran kertas standar (kertas A4), tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil,
jenis huruf disesuaikan termasuk angka, alfabetis atau kotak pengisian jawaban,
berukuran tidak terlalu besar atau kecil dengan spasi tidak rapat. Sistematika alur
pertanyaannya disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimulai dari pertanyaan
yang berkaitan dengan informasi atau fasilitas yang disediakan oleh PLN, jenis-
jenis pelayanan yang disediakan oleh PLN, siapa yang memberikan pelayanan
dan bagaimana cara melayaninya, dan tentang keakuratan data dan informasi
yang diberikan oleh karyawan PLN.
4. Final Draft
Setelah melalui tahapan-tahapan yang di jelaskan diatas, maka disusunlah
Kuesioner Kepuasan Pelanggan pada PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan
Jaringan (UPJ) Bandung Timur seperti berikut ini :
Tabel 4.1
Kuesioner Kepuasan Pelanggan
No Pertanyaan
Sangat
Tidak Puas
(1)
Tidak
Puas
(2)
Puas
(3)
Sangat
Puas
(4)
Luar Biasa
Puas
(5)
1 Bagaimana menurut Anda
mengenai kondisi loket Pelayanan
kantor PLN UPJ bandung Timur :
d. Kenyamanan Ruang Tunggu
Pelayanan
e. Kebersihan Ruang Tunggu
Pelayanan
f. Tutur kata / Sopan Santun
Petugas
2 Bagaimana menurut Anda
mengenai Pelayanan dan
Kemudahan Informasi yang
diberikan oleh PLN UPJ Bandung
Timur :
d. Pasang Baru, Tambah Daya, dll
e. Keluhan dan Pengaduan
f. Kecepatan Pelayanan
3 Bagaimana menurut Anda
mengenai Pelayanan Petugas
Pencatat Meter :
d. Kedatangan petugas setiap bulan
e. Ketelitian pencatatan meter
f. Sopan santun petugas
4 Bagaimana menurut Anda
mengenai rekening Listrik :
d. Ketersediaan Rekening saat akan
membayar
e. Informasi jumlah tagihan
rekening
f. Ketepatan perhitungan tagihan
5 Pembacaan Angka Meter
a. Kartu meter
c. Catatan Angka di Kartu Meter
Saran dan Harapan :
4.2 Kendala-Kendala yang Dihadapi oleh PT PLN (Persero) UPJ Bandung
Timur dalam Pelaksanaan Pengukuran Kepuasan Pelanggan.
Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari banyak kendala yang dihadapi
oleh karyawan PLN dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan yang dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan. Begitu pula dalam pelaksanaan
pengukuran kepuasan pelanggan ini, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh
PT PLN (Persero) yang dapat menghambat pelaksanaan pengukuran kepuasan
tersebut.
Adapun yang menjadi kendala dalam pelaksanaan pengukuran kepuasan
pelanggan pada PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung
Timur antara lain :
1. Hasil Pengukuran Tidak Dapat Dijadikan Tolak Ukur Pelayanan.
Berbicara tentang kepuasan, berarti kita juga berbicara tentang harapan. Sebelum
kita mengukur tingkat kepuasan pelanggan, kita harus terlebih dahulu
mengetahui definisi kepuasan pelanggan tersebut, karena kepuasan seseorang
sangat bervariasi antar individu dan antar situasi yang berbeda pula. Pengukuran
kepuasan pelanggan tidak hanya untuk menentukan bagaimana pelanggan
menikmati produk atau jasa yang mereka beli dan terima, tetapi juga harus
mengidentifikasikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan dari
perusahaan. Sehingga baru dapat diketahui spesifikasi produk atau jasa seperti
apa yang memenuhi harapan mereka. Yang menjadi kendala dalam pengukuran
kepuasan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan
(UPJ) Bandung Timur adalah apakah keinginan pelanggan yang dijadikan
sampel dalam penelitian dapat mewakili keinginan populasi secara keseluruhan
mengingat tiap orang memiliki keinginan dan kepuasan yang berbeda. Sehingga
pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan oleh PT PLN (Persero) Unit
Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur hasil pengukuran tersebut belum
dapat dijadikan tolak ukur bagi PLN dalam melakukan pelayanan terhadap
pelanggan karena kepuasan dari tiap pelanggan itu berbeda. Oleh karena itu,
segenap karyawan PLN harus terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang
terbaik bagi masyarakat. Oleh karena itu pada dasarnya pada setiap penelitian
pengukuran kepuasan pelanggan, hasil pengukurannya belum bisa dijadikan
tolak ukur apakah pemenuhan keinginan dan kebutuhan yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut telah memenuhi harapan pelanggan.
Untuk mengatasi kendala diatas agar perusahaan selalu dapat memenuhi
permintaan pelanggan adalah dengan selalu berusaha untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Perusahaan harus senantiasa
memperbaiki kinerja karyawan dalam melakukan tugasnya salah satunya dengan
mengadakan pelatihan karyawan.
2. Butir-butir pertanyaan dalam kuesioner kepuasan pelanggan kurang
lengkap.
Kunci untuk menghasilkan kesetiaan / loyalitas pelanggan adalah memberikan
nilai pelanggan yang tinggi. Pada perusahaan yang menjual dan menawarkan
produk secara masal, konsumen akan bebas memilih setiap produk atau jasa
yang akan mereka beli dan gunakan sesuai dengan kriteria yang telah mereka
tentukan sendiri. Mereka akan membeli produk sesuai dengan kebutuhannya,
seleranya, kemampuan membelinya, dan yang pasti konsumen selalu mencari
produk yang mempunyai kualitas yang tinggi yang dapat memberikan kepuasan
bagi mereka. Sehingga perusahaan-perusahaan tersebut bersaing untuk
mempertahankan citra perusahaan yang baik dimasyarakat agar konsumen selalu
setia / loyal pada mereka. PLN sebagai satu-satunya perusahaan yang bergerak
dalam bidang penyaluran listrik di Indonesia sangat memahami bahwa dalam
menjalani usahanya, mereka berjalan sendiri dalam arti tidak mempunyai
saingan sehingga PLN kurang memperhatikan citra perusahaan di mata
masyarakat. Sering kali masyarakat dikecewakan dengan kinerja para karyawan
PLN yang melayani pelanggan dengan kurang baik dan terkesan mengabaikan
permintaan pelanggan. Dari sini dapat dilihat bahwa PT PLN kurang
memperhatikan citra yang baik dimata para masyarakat. Terbukti pada kuesioner
kepuasan pelanggan PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ)
Bandung Timur, tidak terdapat pertanyaan yang berkaitan dengan nilai citra
perusahaan. Sehingga dapat dikatakan kuesioner kepuasan pelanggan yang
dibuat oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung
Timur tidak lengkap dan tidak memenuhi kriteria dalam memberikan nilai total
kepada pelanggan karena tidak mencantumkan nilai citra perusahaan pada
kuesioner tersebut.
Sedangkan Nilai Tolal yang harus diberikan kepada pelanggan terdiri dari: nilai
produk, nilai pelayanan, nilai karyawan dan nilai citra yang akan berbanding
dengan nilai biaya total yang dibayarkan oleh pelanggan, yaitu biaya moneter,
biaya waktu, biaya energi, serta biaya moneter. Apabila suatu perusahaan tidak
memenuhi satu saja nilai-nilai diatas berarti perusahaan tersebut tidak memenuhi
nilai total pelanggan dan itu berarti perusahaan juga tidak akan memperoleh
biaya pelanggan total. Jadi, apabila PT PLN tidak memenuhi salah satu nilai
pelanggan total misalnya nilai citra, maka PLN juga tidak akan memeperoleh
biaya pelanggan total yang memang berbanding dengan nilai pelanggan total.
4.3 Solusi dalam Menghadapi Kendala pada saat Pelaksanaan Pengukuran
Kepuasan Pelanggan pada PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan
Jaringan UPJ Bandung Timur
Dalam mengatasi kendala-kendala yang ada pada saat pelaksanaan pengukuran
kepuasan pelanggan, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh PT PLN
(Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur. Dengan solusi ini
diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan usahanya di masa yang
akan datang. Solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi kendala-kendala pada
saat pengukuran adalah dengan mengetahui bagaimana membuat penelitian yang
baik.
Berikut ini dijelaskan 4 karakteristik masalah riset yang baik yaitu :
5. Merumuskan masalah, alternatif keputusan dan tujuan riset dengan jelas.
Manajemen pemasaran harus berhati-hati dalam mendefinisikan suatu masalah
agar jangan terlalu luas atau terlalu sempit. Perumusan masalah riset harus
dibuat dengan bahasa yang mudah dimengerti serta tidak menimbulkan arti yang
ganda atau ambigu. Sebaiknya untuk membuat suatu rumusan masalah peneliti
menggunakan kalimat yang lebih spesifik dan jelas untuk menghindari salah
pengertian dari berbagai pihak.
6. Layak
Apabila memilih suatu masalah atau topik penelitian, peneliti harus sudah
membayangkan bagaimana mengumpulkan data, berapa lama waktu yang
dibutuhkan serta berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan. Bisa saja sebuah
topik atau masalah menarik, tetapi kalau sulit mendapatkan data yang
diperlukan, maka akan menyusahkan bila diteruskan sehingga masalah tersebut
dianggap tidak layak untuk diteliti. Oleh karena itu dalam menentukan topik
yang baik, kita harus mengetahui dahulu apakah topik tersebut layak untuk
diangkat pada sebuah penelitian, data yang diperlukan tersedia, tidak akan
menghabiskan waktu yang lama serta biaya yang diperlukan juga tidak begitu
besar.
7. Keaslian
Kebaruan penting untuk riset pemasaran yang dilakukan atas inisiatif peneliti.
Apabila sudah pernah ada orang yang mempublikasikan topik yang sama dengan
yang kita teliti maka nilai penelitiannya akan lebih rendah dari peneliti yang
pertama karena kita bukan pelopor sehingga akan berkurangnya keaslian dari
penelitian tersebut. Sehingga diusahakan dalam melakukan sebuah penelitian
carilah topik atau masalah yang belum pernah diteliti oleh orang lain agar
keaslian dari penelitian yang kita lakukan bisa dipertanggung jawabkan
dibandingkan kita meneliti suatu masalah yang sudah pernah di teliti oleh orang
lain.
8. Kebaruan
Semakin up to date suatu data maka semakin tinggi nilai sebuah masalah riset.
Walaupun memenuhi kriteria presisi, jelas, layak dan baru, nilai masalahnya jadi
rendah apabila suatu masalah yang akan diangkat sudah tidak dikenal oleh
masyarakat. Langkah terakhir agar penelitian yang kita lakukan dapat
bermanfaat bagi orang lain adalah buatlah penelitian yang benar-benar
dibutuhkan oleh masyarakat untuk saat ini, misalnya penelitian tentang pengaruh
kenaikan harga BBM terhadap kehidupan rakyat miskin. Masalah tersebut
sedang hangat-hangatnya diperbincangkan dimana-mana sehingga data yang
akan peneliti peroleh juga sangat baru dan fresh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap pelaksanaan pengukuran kepuasan
pelanggan pada PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung
Timur, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Pengukuran Kepuasan Pelanggan pada PT PLN (Persero) Unit
Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur pada dasarnya telah sesuai
dengan teori yang telah ada dimana pengukuran kepuasan pelanggan
dilaksanakan dengan tujuan peningkatan kualitas perusahaan terutama dalam
bidang jasa.
2. Pelaksanaan Pengukuran Kepuasan Pelanggan pada PT PLN (Persero) Unit
Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur dilakukan dengan menggunakan
metode Survai Kepuasan Pelanggan dengan menggunakan kuesioner.
3. Dalam melaksanakan pengukuran kepuasan pelanggan terdapat beberapa
kendala yang dihadapi oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan
(UPJ) Bandung Timur yang tentu saja dapat mempengaruhi proses pengukuran
kepuasan pelanggan tersebut, yaitu antara lain : Hasil pengukuran tidak dapat
dijadikan tolak ukur pelayanan serta butir-butir pertanyaan dalam kuesioner
kepuasan pelanggan kurang lengkap.
4. Cara penyelesaian kendala-kendala dalam pelaksanaan pengukuran kepuasan
pelanggan adalah dengan melihat teori penyusunan riset pemasaran yang baik
dan benar. Penulis sangat setuju dengan cara penyelesaian yang dilakukan pada
PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur karena
solusi yang dilakukan sangat membantu dalam menyelesaikan kendala yang ada.
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan ini
pada satu sisi dapat meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas karyawan,
sementara itu di sisi lain program ini memerlukan biaya yang tidak sedikit pada
pelaksanaanya. Tetapi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melaksanakan
program ini sebanding dengan apa yang akan diperoleh perusahaan.
Setelah melihat dan menganalisa program kepuasan pelanggan pada PT PLN
(Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) Bandung Timur ini, maka terdapat
beberapa saran dari penulis yang diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan untuk menuju ke arah yang lebih baik yaitu sebagai berikut :
1. Sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan citra perusahaan di mata masyarakat
sebagai satu-satunya perusahaan penyalur tenaga listrik di Indonesia. Usaha
yang dapat dilakukan oleh PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ)
Bandung Timur dalam memperbaiki citra baik di masyarakat adalah dengan cara
mengadakan pelatihan dan pengembangan karyawan sehingga karyawannya
dapat mengatasi semua keluhan pelanggan dengan tuntas, cepat dan tepat.
2. Sebaiknya pelaksanaan pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan minimal
setiap 2 tahun sekali dengan menggunakan metode survai kepuasan pelanggan
agar dapat selalu memberikan perubahan-perubahan yang lebih baik dalam hal
pelayanan jasa.
3. Dari hasil penelitian, unsur pelayanan PT PLN (Persero) Unit Pelayanan dan
Jaringan (UPJ) Bandung Timur yang perlu ditingkatkan pelaksanannya adalah
dalam melaksanakan jasa pelayanan PT PLN sebaiknya bisa terus memberikan
pelayanan yang paling terbaik kepada mayarakat untuk memeperoleh tingkat
kepuasan pelanggan yang paling tinggi dan sebaiknya perusahaan dapat
mengatasi atau memperbaiki perangkat tekhnologi yang dimilikinya agar tidak
terhambat kegiatan usaha perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Payne, 2001. The Essence of Service Marketing diterjemahkan oleh Fandy