TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TIKET SEMINAR DENGAN FASILITAS YANG DITAWARKAN (Studi pada Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Syariah Oleh Nama: Cindy Oktalinda NPM: 1621030397 Jurusan: Muamalah FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441 H / 2020 M
74
Embed
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TIKET …repository.radenintan.ac.id/10995/1/PERPUS PUSAT.pdfii ABSTRAK Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung merupakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TIKET SEMINAR
DENGAN FASILITAS YANG DITAWARKAN
(Studi pada Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia
(LPEI) Bandar Lampung)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1
Dalam Ilmu Syariah
Oleh
Nama: Cindy Oktalinda
NPM: 1621030397
Jurusan: Muamalah
FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1441 H / 2020 M
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TIKET SEMINAR
DENGAN FASILITAS YANG DITAWARKAN
(Studi pada Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia
(LPEI) Bandar Lampung)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1
Dalam Ilmu Syariah
Oleh
Nama: Cindy Oktalinda
NPM: 1621030397
Jurusan: Muamalah
Pembimbing I : Dra. Firdaweri., M.H.I
Pembimbing II : Juhrotul Khulwah., M.S.I
FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1441 H / 2020 M
ii
ABSTRAK
Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung
merupakan lembaga yang bergerak dalam pemberdayaan manusia (human
development) dengan cara melaksanakan atau mengadakan acara seminar atau
workshop yang pesertanya mulai dari tingkat siswa, mahasiswa, guru maupun
dosen. Kegiatan seminar merupakan suatu hal yang baik untuk dilakukan dalam
hal pembaharuan ilmu. Dan pada kenyataannya kegiatan seminar semakin
berkembang bahkan dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan bagi
pihak tertentu. Dikarenakan hanya berfokus pada pendapatan keuntungan,
sehingga membuat pelaku usaha tidak menjalankan jual beli berdasarkan
ketentuan yang benar. Hal tersebut berdampak pada tidak terpenuhinya hak
konsumen.Permasalahan dalam skripsi ini adalah: bagaimana pelaksanaan praktik
jual beli tiket seminar dengan fasilitas yang ditawarkan oleh Lembaga
Pengembangan Edukasi Indonesia Bandar Lampung, dan bagaimana tinjauan
hukum Islam tentang praktik jual beli tiket seminar dengan fasilitas yang
ditawarkan oleh Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia Bandar Lampung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana praktik jual beli
tiket seminar dengan fasilitas yang ditawarkan oleh tim Lembaga Pengembangan
Edukasi Indonesia Bandar Lampung dan untuk mengetahui sejelas mungkin status
hukumnya menurut Islam. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan
(Field Research) yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu mencari data dengan
melakukan penelitian langsung di lapangan, sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Metode pengolahan data menggunakan metode edit data (editing)
dan sistematika data (systematizing) yaitu menempatkan data menurut kerangka
sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah kemudian tekhnik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis kualitatif
dengan pendekatan induktif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa praktik jual beli tiket seminar
dengan fasilitas yang ditawarkan pada Lembaga tersebut tidak sesuai dengan yang
diharapkan, karena pada waktu bersosialisasi pihak penjual menjelaskan terkait
fasilitas yang akan didapatkan oleh peserta tanpa menunjukkan bentuk dan jenis
fasilitas secara langsung, sehingga calon peserta hanya dapat mendengarkan
penjelasan dari pihak lembaga saat bersosialisasi dan hanya dapat menerka-nerka
fasilitas yang nantinya akan mereka dapatkan. Sehingga diantara peserta ada yang
kecewa,merasa dirugikan karena fasilitas yang didapatkan tidak sesuai dengan
yang diharapkan bahkan ada beberapa peserta yang tidak mendapatkan fasilitas
sepenuhnya.Dikarenakan jual beli tiket seminar dengan fasilitas yang ditawarkan
ini merupakan salah satu jual beli yang didasari ketidakjelasan barangnya
(mengandung gharar) oleh lembaga (penjual) dan merugikan pembeli, dan jual
beli tersebut merupakan jual beli yang hukumnya haram dan tidak diperbolehkan
dalam Islam karena tidak sesuai berdasarkan Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 90
dan Hadist Rasullah SAW yang diriwayatkan oleh Jama’ah kecuali Imam
Bukhari.
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Cindy Oktalinda
NPM : 1621030397
Jurusan : Muamalah
Fakultas :Syariah
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Jual Beli Tiket Seminar dengan Fasilitas yang ditawarkan(Studi pada
Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung)”
adalah benar-benar merupakan hasil karya penyusun sendiri, bukan duplikasi
ataupun saduran dari karya orang lain kecuali pada bagian yang telah dirujuk dan
disebut dalam footnote atau daftar pustaka. Apabila di lain waktu terbukti adanya
penyimpangan dalam karya ini, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada
penyusun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.
Bandar Lampung, 08 Mei 2019
penulis,
Cindy Oktalinda
1621030397
vi
MOTTO
الله
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka di antara kamu dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
(QS. An-Nisa’(4( : 29).
vii
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan secara khusus untuk orang-orang yang
kusayangi serta selalu mendukung akan terselesaikannya karya ini diantaranya:
1. Kedua orang tuaku Bapak Sofiyan dan Ibu Eni Kusmiati tercinta yang selalu
mendukung ku secara penuh dalam berpendidikan dan tidak pernah lelah
dalam mendoakan dan menasehati secara moril ataupun materil untuk
anaknya, terimakasih tak terhingga telah menuntunku pada tahap ini dan
menyemangatiku untuk tahap selanjutnya;
2. Adikku tercinta Ridho Saputra terimakasih atas kasih sayang yang telah
diberikan yang tiada henti;
3. Dosen pembimbingIbu Dra.Firdaweri., M.H.I dan Ibu Juhratul Khulwah.,
M.S.I., yang memberikan bimbingan dengan sangat baik;
4. Almamater tercinta UIN Raden Intan Lampung;
5. Sahabat terbaik dalam perjalanan S1 yang selalu menyemangati dan
memberikan motivasi sampai pada akhir perjalanan S1, terimakasih untuk
Juwita Nur Safitri, Umi Hasanah, Eka Kurniasari, Murtiana, Rini Novitasari,
dan Megaliawati.
6. Almamater tercinta Tri Bhakti At-Taqwa, terimakasih tiada henti ku ucapkan
kepada KH. Kholiq Amrullah Adnan., M.Ag dan Ibu nyai Hj. Nurul
Hikmah.,S.Pd beserta seluruh guru-guru yang selalu mendoakan dan
memotivasi sampai detik ini dan tak lupa kepada Formalin TBA serta semua
orang yang menyemangati dan turut serta dalam perjuangan skripsi
khususnya untuk Hani Firgiani dan Eva Susmita.
viii
RIWAYAT HIDUP
Cindy Oktalinda lahir di Negeri Sakti, Gedong Tataan, Kabupaten
Pesawaran pada tanggal 06 Oktober 1998. Lahir dari pasangan Bapak Sofiyan dan
Ibu Eni Kusmiati.
Riwayat pendidikan dimulai dari SD N 1 Negeri Sakti lalu kelas IV pindah
sekolah di SD N 1 Indraloka 1 selesai pada tahun 2010, kemudian melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Way Kenanga selesai pada
tahun 2013. Setelah itu melanjutkan keMadrasah Aliyah Tri Bhakti At-
Taqwaselesai pada tahun 2016, kemudian melanjutkan ke Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung dan mengambil Jurusan Muamalah di Fakultas
Syari’ah.
Bandar Lampung, 08 Mei 2019
Yang Membuat,
Cindy Oktalinda
NPM. 1621030397
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-NYA
berupa Ilmu pengetahuan, kesehatan dan petunjuk sehingga skripsi yang
berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Tiket Seminar dengan
Fasilitas yang ditawarkan (Studi Pada Lembaga Pengembangan Edukasi
Indonesia (LPEI) Bandar Lampung)” dapat selesai. Shalawat dan salam
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan umatnya.
Atas bantuan semua pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak
2. Pendapat Para Peserta Tentang Praktik Jual Beli Tiket
Seminar dengan Fasilitas yang ditawarkan ............................ 65
BAB IV ANALISIS DATA ......................................................................... 71
A. PraktikJualBeliTiket Seminar DenganFasilitasyangditawarkan
pada Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI)
Bandar Lampung ........................................................................... 71
B. TinjauanHukum Islam TerhadapJualBeliTiket Seminar
pada Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI)
Bandar Lampung ........................................................................... 74
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 78 A. Kesimpulan.................................................................................... 78
B. Rekomendasi ................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 SK Pembimbing
Lampiran 3 Daftar Ralat
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Permohonan Izin Riset
Lampiran 6 Daftar Nama Responden Penelitian
Lampiran 7 Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Tim LPEI
Lampiran 8 Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Peserta Seminar
Lampiran 9 Surat Keterangan Wawancara
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Jumlah Responden dari Jenis Kelamin.............................................. 66
Tanggapan Responden Mengenai Rukun dan Syarat Jual Beli...... 66
Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Fasilitas
yang didapatkan................................................................................... 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Sebagai kerangka awal guna mendapatkan gambaran yang jelas dan
memudahkan dalam memahami skripsi ini. Maka perlu adanya uraian terhadap
penegasan arti dan makna dari beberapa istilah yang terkait dengan tujuan
skripsi ini. Dengan penegasan tersebut diharapkan tidak akan terjadi
kesalahpahaman terhadap pemaknaan judul dari beberapa istilah yang
digunakan, disamping itu langkah ini merupakan proses penekanan terhadap
pokok permasalahan yang akan dibahas.
Adapun skripsi ini berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli
Tiket Seminar dengan Fasilitas yang ditawarkan (Studi Pada Lembaga
Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung) ”. Dengan uraian
sebagai berikut :
1. Tinjauan Hukum Islam
a. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat (sesudah
menyelidiki, mempelajari).1
b. Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian
agama Islam.2 Hukum Islam adalah istilah atau bahasa hukum yang
sering digunakan untuk menyatakan hukum-hukum yang tercakup dalam
1Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,1991), h. 1060. 2Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam Di
Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 42.
2
ranah atau wilayah kajian Islam yang secara umum dan sering juga
dinyatakan dengan sebutan Hukum Syara‟ atau Syariah.3
Jadi yang dimaksud dengan Tinjauan hukum Islam adalah
pemeriksaan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan secara sistemasi
dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan hukum yang bersumber
pada agama Islam.
2. Jual Beli Tiket Seminar
a. Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar barang dengan barang
atau barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak milik dari yang
satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan sesuai dengan
ketentuan yang dibenarkan syara‟.4
b. Tiket menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah karcis kapal,
pesawat terbang dan sebagainya.5 Dalam hal ini yang dimaksud tiket
adalah karcis sebagai tanda bukti para peserta untuk memasuki atau
mengikuti acara seminar.
c. Seminar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pertemuan atau
persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli
(guru besar, pakar dan sebagainya).6
Jadi yang dimaksud dengan jual beli tiket seminar adalah suatu
akad tukar menukar uang dengan tiket seminar yang dilakukan antara
3Bunyana Sholihin, Metodologi Penelitian Syari‟ah (Yogyakarta: Kreasi Total Media,
2018), h. 11. 4A. Khumedi Ja‟far, Hukum Perdata Islam Di Indonesia (Bandar Lampung: UIN Raden
Intan Lampung, 2014), h. 146. 5Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 1054. 6Ibid, h. 907.
3
pihak penjual dan pembeli dengan tujuan pembeli tiket dapat mengikuti
acara seminar.
3. Fasilitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sarana untuk
melancarkan pelaksanaan fungsi, kemudahan.7 Fasilitas yang dimaksud
dalam hal ini ialah suatu sarana dan prasarana yang ditawarkan oleh pihak
panitia seminar kepada calon peserta seminar ketika akad jual beli
berlangsung. Yang mana peserta seminar yang sudah terdaftar akan
diberikan beberapa fasilitas yang sudah dijanjikan oleh panitia seminar.
4. Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung
adalah suatu lembaga pendidikan yang berbadan hukum dan dibawah
naungan Dinas Pendidikan yang terletak di Bandar Lampung. Lembaga ini
bergerak dalam pemberdayaan manusia (human development) dengan
mengadakan acara seminar maupun workshop.8
Dengan demikian dapat ditarik pengertian bahwa yang dimaksud
dengan judul skripsi ini adalah bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap
jual beli tiket seminar dengan fasilitas yang ditawarkan studi pada Lembaga
Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung.
B. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan peneliti tertarik dalam memilih dan menentukan judul
tersebut adalah :
7Ibid, h. 275.
8Ahmad Legowo, (Ketua Umum Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia Bandar
Lampung), wawancara dengan penulis, Geprek King, Bandar Lampung, 20 November 2019.
4
1. Alasan Objektif
Mengingat banyaknya persoalan muamalah yang terjadi di masyarakat
sehingga perlu pemahaman yang benar saat bermuamalah. Dalam praktik
jual beli tiket seminar dengan fasilitas yang ditawarkan oleh tim Lembaga
Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung yang di
dalamnya terdapat unsur ketidak pastian, spekulasi (gharar) sehingga
penelitian ini dianggap perlu guna menganalisisnya dari sudut pandang
hukum Islam.
2. Alasan Subjektif
Yang ditulis oleh peneliti merupakan permasalahan yang terkait
dengan jurusan hukum ekonomi syariah (muamalah) fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, tempat menimba ilmu dan
pengetahuan, dimana kajian tentang jual beli tiket seminar dengan fasilitas
yang ditawarkan ini merupakan kajian dalam bidang muamalah yaitu
dengan tinjauan hukum Islamnya.
C. Latar Belakang Masalah
Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung
adalah suatu lembaga pendidikan yang berbadan hukum dan dibawah naungan
dinas pendidikan yang terletak di Bandar Lampung. Lembaga ini sudah
didirikan sejak tahun 2018. Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI)
bergerak dalam pemberdayaan manusia (human development) dengan cara
melaksanakan atau mengadakan acara seminar atau workshop yang pesertanya
mulai dari tingkat siswa, mahasiswa, guru maupun dosen.
5
Kegiatan seminar ini merupakan suatu hal yang baik untuk dilakukan
dalam hal pembaharuan ilmu. Namun untuk mengikuti seminar ini tidak semua
seminar gratis melainkan ada biaya yang harus kita bayarkan untuk mengikuti
seminar tersebut.
Tim Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar
Lampung membuka pendaftaran bagi para masyarakat yang ingin ikut andil
dalam acara seminar dengan cara melakukan transaksi jual beli tiket seminar
dengan harga yang telah ditentukan oleh pihak pelaksana seminar yang
merupakan anggota dari Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia itu
sendiri. Strategi pemasaran yang dilakukan lembaga ini agar mendapatkan
banyak peserta seminar yaitu dengan cara menyebarkan brosur, pamflet serta
bersosialisasi kepada masyarakat atau kumpulan pelajar guna menarik
perhatian mereka agar dapat mengikuti acara seminar.
Jual beli tiket seminar dikalangan masyarakat saat ini khususnya bagi
pelajar sudah tidak asing lagi, baik acara seminar yang berisikan motivasi,
kewirausahaan, maupun edukasi baik yang berbayar maupun tanpa memungut
biaya. Selain di Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar
Lampung, transaksi jual beli tiket seminar sangat umum dilakukan oleh
lembaga entrepreneur lainnya, salah satunya pada lembaga IEF (Indonesia
Entrepenuer Forum). Strategi penjualan tiket seminarnya pun hampir sama
dengan Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) yaitu dengan cara
bersosialisasi kepada masyarakat dan kumpulan pelajar. Akan tetapi penulis
lebih tertarik meneliti Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI)
6
Bandar Lampung dikarenakan lembaga ini sering mengadakan seminar
berisikan edukasi bagi pelajar di daerah Lampung dalam setiap tahunnya
dibandingkan lembaga-lembaga lainnya.
Dalam pelaksanaan seminar para peserta akan mendapatkan beberapa
fasilitas yang sudah dijanjikan oleh pihak pelaksana, beberapa fasilitas tersebut
diantaranya adalah sertifikat, buku, konsumsi, e-book, konsultasi dengan
pembicara, pelatihan public speaking, dan juga foto bersama pembicara. Akan
tetapi pada praktiknya ternyata setelah mengikuti acara seminar fasilitas yang
sudah menjadi hak para peserta tidak sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan
oleh pihak pelaksana bahkan ada juga fasilitas yang tidak diberikan.
Tidak jarang para peserta yang kecewa kepada pihak pelaksana karena
fasilitas didapatkan tidak sesuai dengan fasilitas yang dijanjikan mulai dari
tidak dapat foto bersama dengan pembicara, buku yang tidak sesuai dengan
buku yang dicontohkan pada saat bersosialisasi, banyak juga peserta yang tidak
mendapatkan e-book (materi berupa file), yang sangat disayangkan peserta
tidak mendapatkan materi pelatihan public speaking yang telah dijanjikan
sesuai dengan informasi dari pihak penjual tiket seminar, melainkan materi
pelatihan public speaking yang telah dijanjikan ternyata diberikan pada saat
sesi setelah seminar yaitu workshop dengan syarat diharuskan membayar
sejumlah biaya lagi. Jadi banyaknya fasilitas yang telah dijanjikan oleh pihak
penjual tiket seminar merupakan strategi atau upaya untuk menarik konsumen
agar mengikuti acara seminar tersebut.
7
Sedangkan yang dinamakan jual beli yang benar menurut syari‟at Islam
ialah tukar menukar barang dengan barang atau barang dengan uang yang
dilakukan dengan jalan melepas hak milik dari yang satu dengan yang lain atas
dasar saling merelakan.9 Sebenarnya entensitas penyelenggaraan seminar
merupakan entensitas kegiatan sosial bukan kegiatan bisnis, namun pada
kenyataannya kegiatan seminar ini semakin berkembang dan dijadikan sebagai
alat untuk mendapatkan keuntungan.
Allah berfirman dalam Al-qur‟an surat An Nisa (4) ayat 29 yang berbunyi:
الل
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.”10
Berdasarkan pada dalil Al Quran di atas sudah jelas bahwasannya Allah
telah mengharamkan bagi umat-Nya yang bermuamalah dengan cara yang
tidak dibenarkan oleh syara‟. Akan tetapi faktanya masih banyak yang
menyepelekan aturan-aturan Islam demi mendapatkan keuntungan yang lebih.
9Sohari Sahrani dan Ru‟fah Abdullah, Fiqih Muamalah (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),
h. 65-66. 10
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemah untuk Wanita
(Jakarta Selatan: Wali, 2012), h. 83.
8
Bertitik tolak dari masalah tersebut, maka menarik untuk meneliti lebih
lanjut mengenai persoalan, permasalahan dan menyusunnya dalam sebuah
karya ilmiah yakni skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Jual Beli Tiket Seminar Dengan Fasilitas Yang Ditawarkan (Studi Pada
Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung” bahwa
kajian ini penting untuk dibahas dan menarik untuk diteliti.
D. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini dapat memfokuskan masalah terlebih dahulu supaya
tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak sesuai dengan
penelitiann ini. Maka dari itu peneliti memfokuskan untuk meneliti suatu
praktik jual beli tiket seminar dengan fasilitas yang ditawarkan pada Lembaga
Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka hal yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana praktik jual beli tiket seminar dengan fasilitas yang ditawarkan
oleh tim Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar
Lampung?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang praktik jual beli tiket seminar
dengan fasilitas yang ditawarkan oleh tim Lembaga Pengembangan Edukasi
Indonesia (LPEI) Bandar Lampung?
9
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui praktik jual beli tiket seminar dengan fasilitas yang
ditawarkan oleh tim Lembaga Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI)
Bandar Lampung.
b. Untuk mengetahui status hukumnya menurut Islam tentang jual beli tiket
seminar dengan fasilitas yang ditawarkan oleh tim Lembaga
Pengembangan Edukasi Indonesia (LPEI) Bandar Lampung.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Secara teoritis, bagi masyarakat penelitian ini diharapkan mampu
memberikan pemahaman mengenai tinjauan hukum Islam tentang jual
beli tiket seminar dengan fasilitas yang ditawarkan yang dapat dijadikan
pedoman dalam melakukan praktik jual beli dalam masyarakat dan untuk
memberikan sumbangsih secara spesifik mengenai teori-teori yang
berkenaan dengan jual beli tiket seminar dengan fasilitas yang
ditawarkan dalam hukum Islam. Selain itu diharapkan dapat memperkaya
khazanah pemikiran keislaman pada umumnya civitas akademik fakultas
Syariah Jurusan Muamalah pada khususnya serta menambah wawasan
bagi peneliti dengan harapan menjadi stimulus bagi penelitian
selanjutnya sehingga proses pengkajian akan terus berlangsung dan akan
memperoleh hasil yang maksimal.
10
b. Secara praktis, penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu syarat
memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)
pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
G. Signifikasi Penelitian
Manfaat penelitian berkenaan dengan manfaat ilmiah dan praktis berkena
dengan hasil penelitian. Mengungkapkan secara spesifik kegunaan yang dapat
tercapai dari aspek teoritis dengan mencapai kegunaan teoritis apa yang dicapai
dari masalah yang diteliti dan aspek praktis dengan menyebutkan kegunaan apa
yang dapat tercapai dari penerapan pengetahuan yang dihasilkan penelitian.11
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:
1. Informasi ilmiah dalam bidang ekonomi Islam khususnya pada bidang
muamalah
2. Menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman khususnya yang
berhubungan dengan jual beli tiket seminar dengan fasilitas yang
ditawarkan
3. Menambah wawasan bagi masyarakat dan dapat dijadikan referensi
bagi peneliti mahasiswa ataupun mahasiswi yang akan meneliti
tentang jual beli.
11
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2005), h. 21.
11
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Fied
Research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat
tertentu baik di lembaga-lembaga organisasi masyarakat (social).
Penelitian ini juga menggunakan penelitian kepustakaan (Library
research) sebagai pendukung dalam melakukan penelitian, karena teori-teori
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari buku kepustakaan dengan
menggunakan berbagai literatur yang ada di perpustakaan yang relevan
dengan masalah yang diangkat untuk diteliti.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi
tentang suatu keadaan secara objektif.12
Sifat penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian dengan
mengumpulkan data-data yang disusun, dijelaskan, dipresentasikan dan
kemudian disimpulkan.
3. Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini mengumpulkan data yang merupakan data yang
diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada. Dalam penulisan
skripsi ini data yang peneliti peroleh berasal dari sumber data primer dan
sekunder.
12
V. Wiratna Sujarweni, Metodelogi Penelitian Bisnis dan Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka
Baru Prees, 2015), h. 74.
12
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
atau objek yang diteliti.13
Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumbernya baik melalui wawancara, observasi maupun
laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi yang kemudian diolah oleh
peneliti.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang mendukung sumber data primer
diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku ilmiah, hasil penelitian
dan karya ilmiah yang berhubungan dengan objek penelitian.14
Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku yang mempunyai
relevansi dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian.
4. Populasi dan Sample
a. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.15
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan dari pihak penjual tiket seminar (berjumlah 5 orang) dan
peserta seminar (berjumlah 100 orang). Jadi populasi dari penelitian ini
13
Pabundu Tika Muhammad, Metodologi Riset Bisnis (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.
57. 14
Ibid, h. 107. 15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 215.
13
berjumlah lebih dari 100 orang yang terdiri dari pihak penjual tiket
seminar dan para peserta (pembeli).
b. Sample
Sample adalah sebagian dari populasi itu. Populasi itu misalnya
penduduk di wilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu,
jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya.16
Berdasarkan buku Suharsini Arikunto yang menyebutkan apabila
populasi <100 maka yang dijadikan sebagai sample adalah keseluruhan
populasi yang ada. Selanjutnya jika populasinya >100 orang dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Oleh karena itu
berdasarkan penentuan jumlah sample yang dijelaskan, peneliti
mengambil sample sebanyak 10% dari populasi yang tersedia yaitu
kurang lebih sebanyak 11 orang yang terdiri dari pihak penjual tiket
seminar (penjual) yang berjumlah 5 orang dan peserta seminar (pembeli)
yang berjumlah 6 orang.
5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah proses pengadaan data untuk keperluan
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam usaha
penghimpunan data untuk penelitian ini, digunakan beberapa metode, yaitu:
a. Wawancara
Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk
memperoleh informasi secara mendalam tentang isu atau tema yang
16
Ibid.
14
diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain
sebelumnya.17
b. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian
untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu pengertian
perilaku manusia, atau untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran
terhadap aspek tertentu melalui umpan balik terhadap pengukuran
tersebut.18
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditunjuk pada subjek peneliti, namun melalui dokumen seperti foto.
Metode tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan data melalui
catatan atau dokumentasi yang berkaitan dengan data-data tentang jual
beli tiket seminar dengan fasilitas yang ditawarkan.
6. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan datanya sebagai berikut:
a. Edit Data (editing)
Edit data adalah sebuah proses pengecekan, pengoreksian data
yang telah dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk atau
terkumpul itu tidak logis dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk
17
V. Wiratna Sujarweni, Metodelogi Penelitian Bisnis dan Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka
Baru Prees, 2015), h. 31. 18
Ibid, 32.
15
menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada percetakan di
lapangan dan bersifat koreksi, sehingga kekurangannya dapat dilengkapi
atau diperbaiki.
b. Sistematika Data (systematizing)
Sistematika data yaitu menempatkan data menurut kerangka
sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah. Yang dimaksud dalam
hal ini yaitu mengelompokkan data secara sistematis data yang sudah
diedit dan diberi tanda itu menurut klasifikasi dan urutan masalah.19
7. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan
dengan kajian penelitian, yaitu praktik jual beli tiket seminar dengan
fasilitas yang ditawarkan dalam Hukum Islam yang akan dikaji
menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah.20
Metode kualitatif yaitu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang yang dapat diamati. Maksudnya adalah analisis ini
bertujuan mengetahui adanya kerugian dari pihak pembeli dalam praktik
penjualan tiket seminar. Tujuannya dapat dilihat dari sudut hukum Islam,
yaitu agar dapat memberikan pemahaman mengenai adanya unsur
merugikan pada salah satu pihak yaitu pembeli dalam jual beli tiket seminar
dengan fasilitas yang ditawarkan.
19
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2010), h. 30. 20
Ibid, h. 9.
16
Metode berfikir dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala yang khusus untuk
mendapatkan kaidah-kaidah di lapangan yang lebih umum mengenai
fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan dalam membuat
kesimpulan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan jual beli tiket
seminar dengan fasilitas yang ditawarkan.
17
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Jual Beli
1. Pengertian Jual Beli
Kegiatan jual beli merupakan bentuk kegiatan muamalah yang
hampir dilakukan oleh seseorang setiap hari.21
Kata muamalah yaitu
peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain dalam hal
tukar menukar harta (termasuk jual beli).22
Tujuan diadakannya aturan ini
adalah agar tatanan kehidupan bermasyarakat berjalan dengan baik dan
saling menguntungkan.23
Perkataan jual beli sebenarnya terdiri dari dua
suku kata yaitu “jual dan beli”. Sebenarnya kata “jual dan beli”
mempunyai arti yang satu sama lainnya bertolak belakang. Kata jual
menunjukan bahwa adanya perbuatan menjual, sedangkan beli adalah
adanya perbuatan membeli.24
Penjual sebagai pihak yang menjual barang
membutuhkan para pembeli, demikian di sisi lain si pembeli juga
membutuhkan penjual yang jujur.25
Terdapat beberapa pengertian tentang jual beli baik secara bahasa
(etimologi) ataupun secara istilah (terminologi). Jual beli menurut bahasa
yaitu mutlaq al-mubadalah yang berarti tukar menukar secara mutlak.26
21
Sapiudin Shadiq, Fikih Kontemporer (Jakarta: Kencana, 2016), h. 295. 22
Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 118. 23
Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam (Jakarta: Bee Media Pustaka, 2017), h.
371. 24
Chairuman Pasaribu, Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam (Jakarta:
Sinar Grafika, 2004), h. 33. 25
Sapiudin Shadiq, Fikih Kontemporer ...., h. 295. 26
Rozalinda, Fikih Ekonomi Syariah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 63.
18
Pandangan jual beli menurut bahasa berarti al-ba‟i, al-tijarah, dan al-
mubadalah, hal ini sebagaimana firman Allah SWT:27
… “Mereka itu mengharapkan ijarah (perdagangan) yang tidak akan merugi”. (Q.S Fathir (35): 29)
28
Walaupun dalam bahasa Arab kata jual (البيع) dan kata beli (الشراء)
adalah dua kata yang berlawanan artinya, namun orang-orang Arab biasa
mengenakan ungkapan jual-beli itu dengan satu kata yaitu (البيع).29
Pengertian dari istilah adalah menukar suatu barang dengan barang
yang lain dengan cara tertentu (akad).30
Akad yaitu ijab qabul yang
melahirkan hak dan tanggung jawab terhadap objek akad (ma‟qud
„alaih).31
Secara bahasa akad adalah ikatan antara dua hal, baik ikatan
secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari segi maupun dari dua
segi.32
Jual beli merupakan transaksi yang dilakukan oleh pihak penjual
dan pembeli atas suatu barang dan jasa yang menjadi objek transaksi jual
beli.33
Dan menurut Pasal 20 ayat 2 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah,
ba‟i adalah jual beli antara benda dengan benda, atau pertukaran benda
dengan uang.34
27
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2014), h. 67 28
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan…., h. 700. 29
Muhammad Ali, Fiqih (Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja, 2013), h. 95. 30
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2012), h.
101.
19
Jual beli dalam arti umum ialah suatu perikatan tukar-menukar
sesuatu yang bukan kemanfaatan dan kenikmatan. Perikatan adalah akad
yang mengikat dua belah pihak. Tukar-menukar yaitu salah satu pihak
menyerahkan ganti penukaran atas sesuatu yang ditukarkan oleh pihak
lain. Dan sesuatu yang bukan manfaat ialah bahwa benda yang ditukarkan
adalah dzat (berbentuk), ia berfungsi sebagai objek penjualan, jadi bukan
manfaatnya atau bukan hasilnya.35
Jual beli dalam arti khusus ialah ikatan tukar menukar sesuatu yang
bukan kemanfaatan dan bukan pula kelezatan yang mempunyai daya tarik,
penukarannya bukan emas dan bukan pula perak, bendanya dapat direalisir
dan ada seketika (tidak ditangguhkan), tidak merupakan utang baik barang
itu ada di hadapan si pembeli maupun tidak, barang yang sudah diketahui
sifat-sifatnya atau sudah diketahui lebih dahulu.36
Definisi jual beli secara istilah menurut para fuqaha:37
Taqi al-Din ibn Abi Bakr ibn Muhammad al-Husayni, adalah
pertukaran harta dengan harta yang diterima dengan menggunakan ijab
qabul dengan cara yang diizinkan oleh syara‟.
Menurut Sayyid Sabiq jual beli adalah pertukaran harta dengan harta
atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat
dibenarkan.
Menurut Abu Muhammad Mahmud al-Ayni, pada dasarnya jual beli
merupakan penukaran barang dengan barang yang dilakukan dengan suka
35
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah ...., h. 69. 36
Ibid, h. 69-70. 37
Idri, Hadis Ekonomi (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 156.
20
sama suka, sehingga menurut pengertian syara‟, jual beli adalah tukar
menukar barang atau harta secara suka sama suka. Definisi jual beli ini
sejalan dengan firman Allah bahwa jual beli harus didasarkan pada
keinginan sendiri dan atas dasar suka sama suka.38
Sebagaimana firman
Allah dalam surah An-Nisa‟ ayat 29:
الل
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S An-Nisa (4): 29).39
Di kalangan ulama, terdapat perbedaan pendapat tentang definisi jual
beli sekalipun substansi dan tujuan masing-masing definisi adalah sama.
Ulama Hanafiyah mendefinisikan jual beli dengan dua definisi:
و ص بال على وجو مص مبا دلة ما ل “Saling menukar harta dengan harta melalui cara tertentu”
مقيد مصوصىفيو بثل على وجو مبا دلة شيئ مرغو ب “Tukar menukar sesuatu yang diingini dengan yang sepadan melalui
cara tertentu yang bermanfaat.”
Dalam definisi ini terkandung pengertian bahwa cara yang khusus
yang dimaksudkan ulama Hanafiyah adalah melalui ijab (ungkapan
38
Ibid. 39
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemah untuk Wanita
(Jakarta Selatan: Wali, 2012), h. 83.
21
membeli dari pembeli) dan qabul (pernyataan menjual dari penjual). Di
samping itu harta yang diperjualbelikan harus bermanfaat bagi manusia,
sehingga bangkai, minuman keras dan darah, tidak termasuk sesuatu yang
boleh diperjuabelikan karena benda-benda itu tidak bermanfaat bagi
muslim apabila jenis-jenis barang seperti itu tetap diperjualbelikan,
menurut ulama Hanafiyah, jual belinya tidak sah.
Definisi lain dikemukakan ulama Malikiyah, Syafi‟iyah, dan
Hanabilah. Menurut mereka jual beli adalah:
كا وتلكال تلي ا الدمبا دلة “Saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan milik
dan kepemilikan.”
Dalam hal ini mereka melakukan penekanan kepada kata milik dan
kepemilikan, karena ada juga tukar menukar harta yang sifatnya tidak
harus dimiliki seperti sewa-menyewa (ijarah). Jual beli diartikan juga
dengan menukar barang dengan barang atau barang dengan uang, dengan
jalan melepaskan hak milik dari seseorang terhadap orang lainnya atas
dasar kerelaan kedua belah pihak.40
Jual beli menurut Kitab Undang-undang Hukum perdata
(Burgerlijkrecht) adalah suatu perjanjian timbal balik yang mana pihak-
pihak yang satu (si penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas
suatu barang. Sedangkan pihak yang lain (si pembeli) berjanji untuk
40
Idri, Hadis Ekonomi ...., h. 156-157.
22
membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari
perolehan hak milik tersebut.41
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, jual beli adalah transaksi
tukar menukar uang dengan barang berdasarkan suka sama suka menurut
cara yang ditentukan syariat, baik dengan ijab qabul yang jelas, atau
dengan cara saling memberikan barang atau uang tanpa mengucapkan ijab
qabul, seperti yang berlaku pada pasar swalayan.42
2. Dasar Hukum Jual Beli
Jual beli dibolehkan Syariah berdasarkan Al-Qur‟an, Sunnah, dan
ijma‟ (konsensus) para ulama.43
Abdul al-Rahman dalam karyanya
mengatakan bahwa hukum jual beli bersifat kondisional, yakni bisa Al-
Ibahah (boleh), wajib, haram dan mandub (sunah). Al-Ibahah merupakan
hukum dasar dalam jual beli. Yakni jual beli hukumnya netral, karenanya
bisa jatuh makruh, sunah, wajib, dan bisa juga haram bergantung latar
belakangnya.44
Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat
manusia yang mempunyai landasan yang kuat dalam Al-Qur‟an dan
Sunnah Rasulullah SAW.45
Jual beli bukan hanya sekedar muamalah, akan
41
Subekti, Aneka Perjanjian (Bandung: PT. Citra Aditiya Bakti, 1997), h. 1. 42
Rozalinda, Fikih Ekonomi Syariah ...., h. 64. 43
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.
76. 44
Apipudin, Konsep Jual Beli dalam Islam: “Analisis Pemikiran Abdul al-Rahman al-
Jaziri dalam Kitab al-Fiqh „Ala al-Madahib al-Arba‟ah”. Jurnal Islaminomic, Vol. 5 No.2
(Agustus 2016), h. 82. 45
Abdul Rahman Ghazaly, Fiqih Muamalah (Jakarta: kencana Prenada Media Group,
2010), h. 68.
23
tetapi menjadi salah satu media untuk melakukan kegiatan untuk saling
tolong menolong sesama manusia.46
a. Dasar Al-Qur’an
Firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah ayat 275:
الل … “…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”
(Q.S Al-Baqarah (2): 275).47
Pada ayat di atas semua jual beli itu halal hukumnya selama
telah terpenuhi rukun juga syaratnya dan riba merupakan suatu
perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT.
Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 282:
“...Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli...” (Q.S Al-
Baqarah (2): 282)48
Salah satu syarat sah terpenuhinnya transaksi jual beli harus
adanya saksi, hal ini bertujuan agar ketika ada permasalahan antara
penjual dan pembeli dalam transaksi jual beli tersebut sudah ada saksi
yang menjadi penguat transaksi tersebut.
46
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2016), h. 22. 47
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemah untuk Wanita ...., h.
47. 48
Ibid, h. 48.
24
Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 198:
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu.” (Q.S Al-Baqarah (2): 198)49
Ayat diatas menegaskan bahwa Allah menghalalkan jual beli
atau perniagaan selagi pekerjaan tersebut tidak bertentangan dengan
syariat Islam.
Firman Allah dalam surat An-Nisa‟ ayat 29:
الل
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S An-Nisa (4): (29)50
.
Maksud ayat di atas janganlah mengambil harta orang lain
secara batil, seperti merampas, mencuri, suap menyuap, dan lain-lain.
Kecuali harta itu menjadi barang dagangan berlandaskan kerelaan
antara pihak yang berakad. Harta atas semacam itulah yang halal
untuk dimakan dan dibelanjakan. Dan janganlah membunuh orang
49
Ibid, h. 31. 50
Ibid, h. 83.
25
lain, bunuh diri, dan menjerumuskan diri kalian sendiri kedalam
kebinasaan.
b. Dasar As-Sunnah
Mengenai sunnah dan hadits sebagai sumber hukum yang kedua,
Hasbi memilih pendapat ahli Ushul yang memformulasikan hadits
dengan segala perbuatan, ucapan dan taqrir (persetujuan atau
keputusan) Nabi yang berhubungan dengan hukum. Hasbi
mengatakan, bahwa menurut Ahli hadits, pengertian hadits dan sunnah
mengandung makna yang sama, yakni sama-sama semua perbuatan,
ucapan dan taqrir Nabi.51
Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Rifa‟ah bin Rafi‟ al-
Bazar dan Hakim:
لو صلى ال –الل سئل رسو ل ب و عنو ان الن رفاعة بن رفع رضي الل عن : عمل الرجل بيده اى الكسب اطيب او افضل قال –عليو و سلمكم(ا . )رواه البزا روصححو الحوكل ب يع مب رر
“Dari Rifa‟ah bin Rafi r.a bahwasannya Nabi SAW, ditanya:
pencarian apakah yang paling baik? Beliau menjawab: ialah orang
yang berkerja dengan tangannya, dan tiap-tiap jual beli yang
benar.” (HR. Al-Bazzar disahkan oleh Al-Hakim).52
Rasulullah SAW telah menjelaskan bahwa sebaik-baiknya
pekerjaan ialah dengan hasil usaha jerih payah sendiri dan dengan
perniagaan yang benar. Dalam mencari harta salah satunya dengan
51
Nourouzzaman Shiddiqi, Fiqih Indonesia Penegasan dan Gagasan (Yogyakarta: