TINJAUAN HUKUM ISLAM MENGENAI FENOMENA SELISIH HARGA PADA LAYANAN GO-FOOD (Studi Kasus di Singkong Keju Argotelo Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: Choirul Amirudin NIM: 33020160012 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN) 2020
123
Embed
TINJAUAN HUKUM ISLAM MENGENAI FENOMENA ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8946/1/Amir cd.pdfxii ABSTRAK Amirudin, Choirul. 2020. Tinjauan Hukum Islam Mengenai Selisih Harga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINJAUAN HUKUM ISLAM MENGENAI FENOMENA
SELISIH HARGA PADA LAYANAN GO-FOOD
(Studi Kasus di Singkong Keju Argotelo Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
Choirul Amirudin
NIM: 33020160012
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)
2020
ii
iii
TINJAUAN HUKUM ISLAM MENGENAI FENOMENA
SELISIH HARGA PADA LAYANAN GO-FOOD
(Studi Kasus di Singkong Keju Argotelo Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
Choirul Amirudin
NIM: 33020160012
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)
2020
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
v
LEMBAR PENGESAHAN
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
vii
MOTTO
من يزرع يحصد
(Barang Siapa Yang Menanam Pasti Akan Memetik)
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku kepada:
1. Kedua orangtua tercinta dan tersayang Bapak Sabar dan Ibu Darmi yang telah
membesarkan, mendidik dan motivator terbesar dalam hidupku yang tak
pernah jenuh mendo’akan setiap langkah yang saya lalui.
2. Adik kandung saya satu-satunya yaitu dek Rafikha Ayyatul Khusana
Rahmawati yang saya sayangi dan cintai.
3. Keluarga besar yang selalu mendo’akan, menyemangati, memotivasi demi
kelancaran semua urusan.
4. Para dosen, dosen pembimbing akademik Prof. Dr. MUH. Zuhri, M.A. serta
dosen pembimbing skripsi Bapak Muhammad Taufiq Zam-Zami, M.A. yang
telah tulus membimbing dan memberi ilmu yang bermanfaat bagi saya dalam
menyelesaikan pendidikan ini.
5. Sahabat perjuangan di KAMMI yang selalu mendukung, menyemangati,
mendo’akan serta patner berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Sahabat ngaji saya di Pondok Pesantren An-Nida yang selalu mengajak dalam
kebaikan dan menyemangati.
7. Teman-teman HES angkatan 20116, KKL, PPL dan KKN yang mengajarkan
arti kebersamaan dan kekeluargaan.
8. Teman-teman mahasiswa pejuang skripsi IAIN Salatiga serta keluarga besar
HES terkhusus angkatan 2016 yang saling menyemangati.
ix
9. Saya persembahkan kepada pembaca, semoga tulisan yang masih banyak
kekurangan ini sedikit memberi manfaat.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur sentasiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Tinjauan Hukum Islam Mengenai Fenomena
Selisih Harga Pada Layanan Go-Food, ini sebagai tugas dan syarat yang wajib
dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Hukum Ekonomi Syariah (HES)
IAIN Salatiga.
Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir. Rasa
syukur penulis sampaikan dengan terselesainya skripsi ini. Bagi penulis,
penyusunan skripsi ini merupakan syarat kelulusan dalam jenjang strata 1. Penulis
menyadari bahwa masih banyak hambatan selama proses penyusunan skripsi ini,
hal tersebut karena keterbatasan kemampuan penulis. Hingga pada akhirnya
penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan bantuan dan bimbingan beberapa
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaiakan ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah rela memberikan waktu, bantuan serta
bimbingannya terkhusus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyudin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga
2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga
3. Ibu Heni Satar Nurhaida, SH., M.Si. selaku Ketua Progam Studi S1 Hukum
Ekonomi SyariahInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
xi
4. Bapak Prof. Dr. MUH. Zuhri, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah senantiasa memberikan semangat dan bimbingannya bagi penulis.
5. Bapak Muhammad Taufiq Zam-Zami, M.A. selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memotivasi, memberikan arahan, nasehat, bimbingan serta
keikhlasan untuk membantu sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
6. Bapak dan ibu serta staff IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, dan
layanan terbaik serta bantuan kepada penulis.
7. Mas Tony selaku pemilik Singkong Keju Argotelo yang telah memberikan
izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdo’a
semoga amal mereka mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
Dalam ini, penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sebagai penyempurna skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta memberikan
konstribusi bagi negara.
Salatiga, 20 Maret 2020
Penulis,
Choirul Amirudin
NIM: 33020160012
xii
ABSTRAK
Amirudin, Choirul. 2020. Tinjauan Hukum Islam Mengenai Selisih Harga Pada
Layanan Go-Food (Studi Kasus di Singkong Keju Argotelo Salatiga).
Skripsi. Salatiga: Progam Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muhammad Taufiq
Zam-Zami, M.A.
Kata Kunci: Jual Beli Salam, ijarah, Qardh, wakalah Bil Ujrah, Multi Akad,
Selisih Harga, Go-Food.
Go-Jek merupakan suatu perusahaan yang menggunakan media elektronik.
PT Go-Jek pertama kali didirikan oleh Nadiem Makariem pada tahun 2011. Pada
awal pendiriannya hanya mencakup beberapa kota saja namun saat ini hampir
seluruh kota dan kabupaten di Indonesia sudah ada Go-Jek. Aplikasi Go-Jek
memiliki banyak fitur layanan, salah satunya adalah Go-Food. Go-Food adalah
suatu mekanisme untuk melayani pemesanan makanan atau minuman yang
menggunakan jasa driver Go-Jek. Setelah driver Go-Jek membelikan makanan
atau minuma lalu mengantarkan kepada pihak konsumen, kemudian driver Go-Jek
akan mendapatkan ujrah (upah) sebagai ganti jasa sesuai jarak yang ditempuh,
dalam hal ini Go-Jek bermitra dengan driver Go-Jek dan pihak merchant (pelaku
usaha). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana praktik akad pada
layanan go-food di Singkong Keju Argotelo Salatiga? Mengapa terjadi selisih
harga pada layanan go-food di Singkong Keju Argotelo Salatiga? Bagaimana
tinjauan hukum Islam terhadap selisih harga pada layanan go-food di Singkong
Keju Argotelo Salatiga?
Jenis penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis
penelitian lapangan (field research), teknik pengumpulan data dengan cara
observasi, dokumentasi, dan wawancara. Selanjutnya menekankan pada
pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut
yang berarti data yang dikumpulkan berupa kata-kata, hasil wawancara, bukan
angka-angka.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pertama, praktik akad pada
layanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo adalah multi akad mujtami’ah
dengan menggabungkan akad jual beli salam, ijarah , qardh danwakalah bil
ujrah. Jika ditinjau berdasarkan rukun dan syarat, maka akad tersebut telah
memenuhi syarat. Terkait multi akad mujtami’ah, sebagian ulama Hanafiyah,
Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanbaliyah berpendapat bahwa multi akad
diperbolehkan dalam hukum Islam. Kedua, adanya kesepakatan antara PT Go-Jek
dan pihak merchant terkait besarnya selisih harga sudah sah menurut hukum
Islam. Adanya selisih harga tersebut agar pihak merchant tidak rugi karena
diharuskan membayar biaya menaruh lapak di fitur Go-Food pada aplikasi Go-
Jek. Akad yang digunakan antara PT Go-Jek dan pihak merchant ialah ijarah.
Adanya selisih harga yang dterapkan oleh pihak merchant untuk ujrah atas sewa
lapak yang telah disediakan PT Go-Jek.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii
SAMPUL ............................................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................ vi
MOTTO............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
ABSTRAK ........................................................................................................ xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
E. Penegasan Istilah ..................................................................................... 10
F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 11
G. Metode Penelitian.................................................................................... 13
H. Sistematika Penulisan .............................................................................. 19
BAB II MULTI AKAD, JUAL BELI ONLINE, dan RIBA ................................ 21
xiv
A. Multi Akad .............................................................................................. 21
1. Pengertian Multi Akad ......................................................................... 21
2. Dasar Hukum Multi Akad .................................................................... 22
3. Macam-Macam Multi Akad ................................................................. 25
hlm. 11 38 Ibid., hlm. 11. 39 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Surya
Cipta Aksara, 1993), hlm. 70.
28
هماقال:قدمرسولاللصل ى عب داللب نعباسرضياللعن عن
عل الل والس ن تين نة الس الث مار ف لفون يس وهم ال مدي نة سل م و يه
ف لفاقوالث لث أس من كي لل: ف لف ف ل يس ووز نفشيء مع لو م
مع لومإلىأجلمع لوم
“ Dari Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhuma, ia berkata:
“Rosulullah Saw. tiba di Madinah, sedang mereka (penduduk
Madinah) meminjam atau berhutang berupa buah-buahan selama
setahun, dua tahun, dan tiga tahun. Maka beliau bersabda:”Siapa
saja yang meminjamkan atau menghutangkan sesuatu, maka
hendaklah meminjamkannya dengan timbangan yang jelas, dengan
ukuran yang jelas, dan sampai batas waktu yang jelas pula”40
Rukun jual beli as-Salam (as-Salaf) menurut Jumhur
ulama, selain Hanafiyah, terdiri atas:
a) Orang yang berakad.
b) Barang yang dipesan harus jelas ciri-cirinya, waktunya
dan harganya.
c) Ijab dan qabul.41
b. Akad Wakalah
40 Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam, Syarah Hadist Hukum Bukhori Muslim, alih
bahasa Arif Wahyudi, cet. ke-2 (Pustaka As-Sunnah: Jakarta, 2010 41 Abu Bakar Jabir, Minjahul Muslimin, alih bahasa Salafudin Abu Sayyid (Solo: Pustaka
Arafah, 2016), hlm. 586
29
Wakalah berasal dari wazan wakala-yakilu-waklan yang
berarti menyerahkan atau mewakilkan urusan sedangkanwakalah
adalah pekerjaan wakil.42 Dalam pengertian ini, wakalah
merupakan bentuk akad muamalah yang digunakan untuk
menyerahkan kewenangan pada orang lain dalam mengerjakan
sesuatu yang dapat diwakilkan. Sedangkan secara terminologi,
wakalah adalah akad yang digunakan seseorang untuk
menyerahkan urusan kepada orang lain dalam bertasharruf.43
Istilah katawakalah memiliki akar kata di dalam Al-Qur’an
misalnya dalam firman Allah:
يل ال وك م ع ون االل ن ب حس
Artinya: “Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Dia sebaik-
baik pemelihara” (QS. Ali-Imron:173)44
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia NO.113/DSN-MUI/IX/2007 tentang Wakalah Bil Ujrah.
Maka akad Wakalah Bil Ujrah harus memenuhi beberapa rukun,
yaitu:
a) Wakil dan Muwakkil
Wakil dan Muwakil adalah para pihak-pihak yang
melakukan akad. Dilihat dari sudut hukum maka pelaku
dari suatu tindakan hukum akad disebut sebagai subjek
hlm. 11. 43Ibid., hlm. 21 44 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya:Surya
Cipta Aksara, 1993), hlm. 106.
30
hukum yang sering diartikan sebagai pengemban hak dan
kewajiban.
b) Mahallul ‘Aqd (Objek Perikatan)
Mahallul ‘Aqd yaitu subjek akad dan dikenakan
akibat hukum yang ditimbulkan. Bentuk objek dalam
perikatan dapat berupa benda berwujud (seperti mobil,
rumah dan lain-lain) dan benda tidak terwujud seperti
(manfaat tertentu).
c) Ujrah
Ujrah adalah imbalan yang wajib dlbayar atas jasa
yang dilakukan oleh wakil.
d) Ijab-Qabul (Shigat Al- ‘Aqd)
Ijab adalah suatu pernyataan janji atau penawaran
dari pihak pertama untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Sedangkan yang dimaksud qabul adalah suatu
pernyataan menerima dari pihak kedua atas penawaran
yang dilakukan oleh pihak pertama.
c. Akad Qardh
Qardh secara bahasa adalah al-Qat’u yang berarti
memotong. Qardh adalah bentuk masdar yang berarti memutus.
Dikatakan qaradhtu asy-syai’a bil-miqraḍh, aku memutus sesuatu
dengan gunting. Al-Qardh adalah harta yang diberikan pemilik
kepada orang berhutang kemudian untuk dibayar. Harta yang
31
diberikan kepda orang yang berhutang disebut qardh. Karena
potogan harta dari orang memberikan hutang. 45
Dalil terkait qardh ialah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu
Mas’ud:
الن بيصلىاللعليهوسلمقال: لمعنابنمسعودأن مس مامن
إل كانكصدقتهامر ة لماق ر ضامر تين رضمس ي ق
“Dari Ibnu Mas’ud bahwa Rosulullah SAW bersabda, “tidak ada
seorang muslim yang meminjamkan kepada seorang muslim qardh
dua kali, kecuali yang satunya adalah senilai sedekah” (HR. Ibn
Majah dan Ibn Hibban)
Adaapun rukun qardh ada tiga yaitu:
a) Aqid
Kesepakatan antara Muqridh (pemberi utang) dengan
Muqtaridh (menerima utang) dengan sukarela tanpa
paksaan.
b) Qardh (barang yang dipinjamkan) memiliki kejalasan dan
manfaat.
c) Ijab Qabul
Pengucapan ijab dan qabul harus ada kejelasan dan bisa
dimengerti oleh kedua belah pihak.46
45Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kotemporer (Febi UIN-SU Prees: Sumatera Utara, 2018),
hlm. 167
32
d. Akad Ijarah
Menurut Fatwa DSN MUI No. 112/DSN-MUI/IV/2017
ijarah adalah akad sewa antara mu'jir47 dengan musta’jir48 atau
antara musta'jir dengan ajir49 untuk mempertukarkan manfa'ah
dan ujrah, baik manfaat barang maupun jasa.50
Ijarah sah menurut syariat Islam berdasarkan dalil Al-
Qur’an. Allah berfirman;
ت ضعو تس أن ت أرد أوإن م ا تم سل م إذا فلجناحعلي كم و لدكم تم ات ي ا
نبصي ات قوااللواع لمو وبل مع رو ف اأن االلهبات ع ملو
Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,
maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah
dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan”. (Q.S Al-Baqarah:233)51
Para ulama mengemukakan alasan kebolehan ijarah
berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah sebagai
berikut: Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
46Ibid., hlm..171. 47 Pihak yang menyewakan 48 Pihak yang menyewa 49 Pihak yang menyewakan 50 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, bagian pertama angka 1. 51 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Surya
Cipta Aksara, 1993), hlm. 57.
33
فا عرقه أعطوا الجي أجره ق بل أن ي
“Berilah upah kepada para pekerja sebelum mengering
keringatnya”
Dalam hadist tersebut dijelaskan mengenai aturan dalam
pembayaran upah terhadap orang yang digunakan jasanya, yaitu
Rosulullah sangat menganjurkan agar dalam pembayaran upah
dilakukan sebelum keringatnya kering atau sebelum pekerjaan itu
selesai.52
Adapun menurut jumhur ulama, rukum ijarah ada 3, yaitu:
a) Aqid (orang yang berakad).
b) Ma’qud ‘alaihi (Ujrah dan Manfaatnya)
Ujrah dalam akad harus diketahui kejelasan kriteria,
nilainya baik itu secara langsung atau tidak. Contohnya:
“Dua ratus ribu rupiah”.
Adapun manfaat ujrah adalah:
1) Barang yang disewakan harus dapat dirasakan oleh
pihak penyewa.
2) Barang yang disewakan harus diketahui manfaatnya
secara sempurna.
3) Dalam melaksanakan akad harus ada sikap sukarela
dari kedua belah pihak.
52 Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kotemporer (Febi UIN-SU Prees:Sumatera Utara, 2018),
hlm. 196.
34
4) Barang yang digunakan untuk akad harus memiliki
manfaat
5) Ditentukhan jangka waktu dalam pelaksanaan sewa-
menyewa tersebut.
c) Ijab Qabul (Shigat akad)
Ijab Qabul adalah keluarnya perkataan sighat penyerahan
dari pihak yang menyewakan kepada pihak penyewa.53
B. Jual Beli Online
1. Pengertian Jual Beli
Secara etimologis, jual beli berarti pertukaran sesuatu secara
mutlak. Menurut terminology syariat Islam, jual beli adalah pertukaran
harta tertentu dengan harta lain yang berlandaskan rasa saling ridha di
antara penjual dan pembeli, atau memindahkan hak kepemilikan barang
kepada orang lain dengan ganti tertentu, tanpa adanya paksaan dan harus
di dasari dengan rasa sukarela. Hal tersebut dengan cara yang
diperbolehkan oleh Syariat Islam.54
Menurutut KUHPdt pasal 1548 jual beli dapat dilaksanakan dengan
lisan atau tertulis. Jika dilaksanakan dengan cara lisan, maka harus ada
bukti tertulis, contohnya kwitansi pembayaran, nota pembayaran maupun
faktur penjualan. Apabila dilaksanakan dengan lisan, maka harus ada
bentuk perjanjian dengan akta otentik dihadapan notaris, bisa juga
dilaksanakan dengan bentuk membuat surat pernyataan dengan tanda
53 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, cet. ke-4(Bairut: Dar al-Fikr, 1983) hlm.204 54Ibid., hlm.126
35
tangan dan materai. Dalam hal melakukan pembayaran dan penyerahan
barang, pembayaran dilakukan ditempat dan waktu yang telah ditetapakan
sebagaimana yang terdapat pada KUHPdt pasal 1513 baik secara tunai
maupun dengan surat berharga di bank. Sedangkan menurut KUHPdt pasal
1477 untuk penyerahan barangnya ditempat yang telah ditentukan, kecuali
ada perjanjian lain.55
Berdasarkan beberapa pengertian jual beli diatas makan dapat
dipahami bahwa jual beli adalah perjanjan tukar menukar barang dengan
uang yang mempunyai sukarela antara kedua belah pihak. Pihak yang satu
menerima barang, pihak yang satu menerima uang dengan ketentuan yang
telah diatur dalam syara’. Adapun rukun jual beli sebagai berikut:
a. Penjual dan pembeli
b. Barang atau objek yang halal
c. Ijab dan Qabul antara kedua belah pihak.56
2. Pengertian Jual Beli Online
Jual beli online bisa diartikan sebagai bentuk jual beli barang
maupun jasa menggunakan media elektronik, dalam hal ini secara online
atau menggunakan internet. Pada era sekarang banyak produk-produk
yang dijual secara online. Bahkan banyak juga pasar-pasar online yang
menyediakan segala kebutuhan manusia tanpa manusia itu harus keluar
rumah. Contohnya yang dilakukan shoope, tokobagus.com, Go-Food,
Lazada.com, tokopedia.com dan lain-lain.
55 Tira Nur Fitria, “Bisnis Jual Beli Online (ONLINE SHOP) Dalam Hukum Islam Dan
Hukum Negara,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 3:1 (Maret 2017), hlm. 8. 56 Ibid., hlm. 9.
36
Jual beli online adalah transaksi antara penjual dan pembeli yang
terjadi di dunia maya menggunakan media elektronik. Dalam jual beli
tersebut tidak harus antara kedua belah pihak (penjual dan pembeli) untuk
ketemu secara langsung, cukup dengan menentukan barang yang dipilih
kemudian mencantumkan alamat untuk pengiriman dan membayar barang
tersebut dengan cara mentransfer uang. Maka dalam beberapa hari barang
tersebut akan sampai. Jual beli online memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Adanya kedua belah pihak yang melakukan transaksi
b. Adanya kejelasaan barang dan jasa
c. Adanya internet untuk melakukan transaksi tersebut.
Proses (akad) dan media menjadi karakter yang sangat
membedakan antara jual beli online dengan jual beli offline. Suatu jual beli
sangat memperhatikan terkait akad yang terjadi. Jual beli dalam Islam
sangat memperhatikan akad yang terjadi dalam transaksi tersebut, baik itu
bersifat fisik atau dengan menghadirkan benda ketika bertransaki, bisa
juga tanpa menghadirkan benda yang akan dibeli. Namun hal tersebut
harus diterangkan secara jelas oleh pihak yang melakukan akad jual beli
tersebut bahkan sampai waktu penyerahannya. Seperti dalam transaksi as-
salam dan transaksi al-istishna. Transaksi as-salam merupakan transksi
dengan bentuk penangguhan dalam penyerahannya. Barang yang dibeli
akan ditangguhkan beberapa setelah dibayar secara tunai. Sedang transaksi
al-istishna merupakan bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara
37
disegerakan atau secara ditangguhkan sesuai kesepakatan dan penyerahan
barang yang ditangguhkan.57
Di antara rambu-rambu fiqih terkait belanja online adalah sebagai
berikut: Pertama, apa yang dibeli? Barang yang dibeli harus memenuhi
kriteria:
a. Barang yang halal. Dalam Islam dilarang menjual barang
yang berdasarkan hukum syar’i telah diharamkan dan tidak
ada manfaatnya.
b. Membeli barang pokok (primer). Mendahulukan barang
pokok (primer) dari pada barang pelengkap (tersier). Tidak
membeli barang yang sekiranya tidak dibutuhkan. Sesuai
friman Allah:
ين اط ي الش وان خ واإ ان ك رين ذ ب ال م ن إ
Artinya: “Sesungguhnya pemboros itu adalah saudara-
saudara syaitan.” (Q.S Al-Isra’: 27)58
c. Barang yang dibeli memiliki kejelasan dalam gambar,
ukuran dan jenisnya.
d. Setiap membeli memiliki hak membatalkan jual beli
(khiyar) apabila dalam proses jual beli online ada salah satu
pihak yang merugikan.
Kedua, bagaimana cara membelinya? Transaksi jual beli antara
penjual dengan pembeli, baik jual beli tunai atau tidak tunai (barang
57 Sahroni Omi, Fikih Muamalah Kotemporer (Jakarta: Republika, 2019), hlm. 7. 58 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Surya
Cipta Aksara, 1993), hlm. 428.
38
diserahkan secara tunai, sedangkan harga diterima oleh penjual secara
tidak tunai) itu dibolehkan. Hal ini berdasarkan hasil keputusan Majma’
al-Fiqih Al-Islam i (Devisi Fiqih Organisasi Kerjasama Islam /OKI) No.
51 (2/6) 1990 yang membolehkan jual beli tidak tunai dan Fatwa DSN
MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah.
Ketiga, diprioritaskan berbelanja pada tempat berbelanja/lapak
yang bisa memberikan konstribusi terhadap penguatan ekonomi
masyarakat dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan.59
C. Riba
1. Pengertian Riba
Riba secara bahasa bermakna ziyadah “bertambah”. Bertambah
yang dimaksudkan disini adalah bertambahnya harta pokok (modal), baik
sedikit maupun banyak.60 Riba menurut istilah syara’ adalah akad yang
terjadi penukaran dengan barang tertentu, tidak diketahui sama atau
tidaknya menurut hukum syara’ atau terlambat menerimnaya.61 Allah
SWT. Berfirman:
الر ب ر م وح ي ع ل ب ا حل الل وأ
Artinya: “Padahal Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan
yang ditetapkan pihak PT Go-Jek dan menandatangi surat
perjanjian kerjasama, kemudian melakukan tanda tangan
menggunakan electronic signature.90
b. Customer (Pemesan)
Bagi konsumen yang ingin menggunakan layanan
Go-Food harus terlebih dahulu mendownload aplikasi Go-
Jek di Playstore ataupun Appstore. Kemudian
menginstallnya untuk mendaftarkan akun disertai dengan
mengisi identitas, nomor telepon dan email Untuk menjaga
keamanan, pelanggan dianjurkan memiliki kata sandi/kunci
pada akunnya.91
89 Tony, Hasil Wawancara dengan Pemilik Singkong Keju Argotelo Salatiga, pada
tanggal 2 April 2020 pada pukul 08.20 WIB 90 Tony, Hasil Wawancara dengan Pemilik Singkong Keju Argotelo, pada tanggal 2 April
2020 pukul 13.50 WIB 91 Arif, Wawancara dengan salah satu konsumen, pada tanggal 2 April 2020 pukul 15.14
WIB
58
c. Driver
Pengendara yang ingin bergabung menjadi mitra
driver Go-Jek diharuskan memilik android smartphone dan
mendownload aplikasi driver Go-Jek. Memenuhi syarat dan
ketentuan wajib/legal untuk daftar menjadi driver Go-Jek,
diantaranya memiliki KTP, SIM C aktif, menyediakan
motor dengan STNK Aktif dan SKCK dari kepolisian
setempat.92
E. Cara Pemesanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo
Cara untuk memesan makanan/minuman dalam menu Go-Food
dan untuk keperluan lainnya tidak bisa langsung telepon ke kantor Go-Jek
melainkan harus melalui aplikasi Go-Jek yang telah disediakan. Langkah
pertama untuk memesan Go-Food ataupun menu lain yang terdapat dalam
aplikasi Go-Jek, ialah harus memastikan sebelumnya bahwa sudah
menginstall aplikasi Go-Jek pada smartphone dan telah mendaftarkannya
dalam akun. Mekanisme transaksi Go-Food ini dilakukan dengan
membuka fitur Go-Food pada aplikasi Go-Jek, sehingga muncul daftar
restoran dan rumah makan beserta menu dan harga makanan/minuman.
Kemudian konsumen memilih menu makanan/minuman yang
tersedia. Selanjutnya klik “TAMBAH” pada menu pilihan untuk
memasukkan jumlah pesanan. Jika sudah selesai, klik “PESAN”, maka
secara otomatis aplikasi akan mencarikan driver untuk membelikan
92 Musbihin, Hasil Wawancara dengan Driver Go-Jek, pada 31 Maret 2020 pukul 13.12
WIB
59
pesanan. Kemudian driver akan mengkonfirmasi pesanan beserta alamat
pengiriman pada konsumen. Setelah itu driver akan membelikan
makanan/minuman dengan memberikan talangan terlebih dahulu. Jika
sudah, driver kemudian akan mengantarkan makanan/minuman ke alamat
konsumen. Ketika pesanan sampai, konsumen akan membayar harga
makanan sesuai dengan struk/nota beserta ongkos kirim kepada driver.
Dalam hal ini driver mendapatkan kembali pembayaran atas dana talangan
yang driver berikan kepada konsumen untuk membelikan pesanan, dan
ongkos kirim sebagai upahnya karena sudah membelikan dan
mengantarkan pesanan konsumen.93
Untuk lebih jelasnya berikut cara pemesanan Go-Food yang
dijalankan oleh PT. Go-Jek dengan menggunakan system online
berdasarkan aplikasi yang ada:
1. Buka aplikasi Go-Jek pada smartphone, kemudian pilih menu Go
Food.
Gambar 3. 2 Halaman Utama Aplikasi Go-Jek
93 Fajar Oky Saputra, Hasil Wawancara dengan konsumen, pada tanggal 2 April 2020
pukul 13.49 WIB
60
2. Setelah masuk menu Go-Food, akan muncul daftar resto yang
bekerja sama dengan Go-Food, selanjutnya pilih salah satu restoran
yang akan dipesan. Atau bisa pula dengan menuliskan nama resto
atau nama makanan pada kolom pencarian.
Gambar 3. 3 Tampilan Pencarian Resto
3. Setelah muncul hasil pencarian, klik pada resto pilihan. Pilih menu
makanan/minuman yang akan dipesan, dengan meng-klik
“TAMBAH” pada nama menu makanan serta berapa jumlah menu
yang dipesan.
61
Gambar 3. 4 Tampilan Menu Resto
4. Selanjutnya masukkan alamat tujuan pengiriman pada kolom
“alamat pengiriman”.
Gambar 3. 5 Cara Memasukan Alamat Pengiriman
5. Maka, akan muncul total harga pesanan anda, dan juga ongkos
kirim yang harus dibayarkan kepada driver, kemudian klik
“PESAN”.
62
Gambar 3. 6 Rincian Pembayaran
6. Setelah anda klik “PESAN”, secara otomatis aplikasi akan
mencarikan driver untuk membelikan dan mengantarkan pesanan
anda.
7. Jika sudah mendapatkan driver, anda akan dihubungi langsung oleh
driver yang bersangkutan untuk mengkonfirmasi pesanan dan
alamat pengiriman yang anda cantumkan tadi.
8. Selanjutnya driver akan membelikan pesanan menggunakan
uangnya terlebih dahulu. Setelah driver membelikan pesanan
konsumen, driver akan mengantarkan pesanan tersebut ke alamat
yang telah konsumen masukkan pada alamat pengiriman di aplikasi
pada saat memesan makanan.
63
9. Setelah makanan sampai di tangan konsumen, maka konsumen
wajib membayar biaya ongkos kirim kepada driver beserta uang
pembelian makanan yang sesuai dengan struk/nota pembelian.
Pihak konsumen juga bisa langsung membeli dengan Go-Pay
apabila memiliki saldo dan akan mendapatkan harga berbeda jika
menggunakan Go-Pay. 94
F. Penetapan Selisih Harga Pada Pelaku Usaha di Go-Food
Dalam perjanjian kerjasama antara Go-Jek dengan Pelaku Usaha
diterangkan bahwa untuk setiap pemesanan dan pengantaran makanan dan
minuman melalui fitur Go-Food para pihak sepakat bahwa merchant95akan
membayar komisi kepada Go-Jek sebesar 20% (dua puluh persen) dari
jumlah harga makanan yang dipesan oleh pelanggan, sehingga harga
offline dan online terjadi selisih harga (untuk selanjutnya disebut
“marketing fee”). Penghitungan selisih harga atau marketing fee akan
dihitung berdasarkan bukti/kwitansi/bon (baik dalam bentuk fisik maupun
elektronik) atas pemesanan pelanggan dan restoran. Yang dimaksud para
pihak dalam pasal 1 ayat 13 ialah pelaku usaha dengan PT Go-Jek.
Sedangkan sebutan Merchant ditujukan untuk Pelaku Usaha.96
PT Go-Jek dalam menjalankan usahanya membuat perjanjian
dengan Singkong Keju Argotelo terkait dimuat usaha trsebut di fitur Go-
Food. Dalam hal ini PT Go-Jek membuat kesepakatan terkait selisih harga
94Admin, “Tentang Go-Food” dalam https://www.go-jek.com diakses pada 26 April 2020
pukul 07.47, diakses pada 26 April 2020 pukul 07.47 WIB 95 Merchant adalah pelaku usaha atau Singkong keju Argotelo. 96 Surat Perjanjian Kerjasama Go-Food antara Singkong Keju Argotelo dengan PT Go-
termasuk ke dalam akad jual beli salam, yaitu pihak konsumen membeli
makanan atau minuman ke pihak merchant melalui fitur Go-Food pada
aplikasi Go-Jek dengan membayar dahulu ke pihak merchant dengan go-
pay atau dari driver Go-Jek menalangi dulu pembayaran ke pihak
merchant, nanti uang tersebut diganti oleh pihak konsumen apabila
pesanannya sudah sampai. Jika ditinjau dari kelengkapan akad jual beli
salam, maka ada beberapa rukun yang harus terpenuhi agar sah dalam
hukum Islam. Untuk rukun jual beli salam sama seperti jual beli biasa,
yaitu ada 3:
1. Aqid (Orang yang berakad) yaitu ada penjual dan pembeli.105
Dalam hal ini pembeli adalah konsumen yang memesan kepada
pihak merchant (Singkong Keju Argotelo). Pihak konsumen dalam
memesan makanan atau minuman tidak langsung berhubungan
dengan pihak merchant, tetapi menggunakan pihak ketiga yaitu
Go-Jek yang diwakilkan ke mitra usaha yaitu driver Go-Jek.
Sementara penjual dalam konteks ini adalah Singkong Keju
Argotelo yang menaruh lapaknya di fitur Go-Food.
2. Ada barang yang jelas ciri-cirinya, waktu penyerahannya dan
harganya.106Dalam konteks ini pihak konsumen memesan makanan
atau minuman kepada Singkong Keju Argotelo di fitur Go-Food
dengan menggunakan jasa driver Go-Jek. Pihak konsumen
membayar menggunakan uang tunai atau bisa menggunakan Go-
Pay. Untuk jasa driver Go-Jek dibebankan kepada pihak konsumen
105 Abu Bakar Jabir, Minjahul Muslimin. Terj. Salafudin Abu Sayyid. (Solo: Pustaka
Arafah, 2016), hlm. 586. 106Ibid.
71
sesuai jarak yang ditempuh oleh driver Go-Jek tersebut. Barang
dalam konteks ini adalah makanan atau minuma dengan ciri-ciri
yang jelas. Untuk waktu penyerahan barang setelah driver Go-Jek
menalangi untuk membeli ke Singkong Keju Argotelo, setelah itu
baru barang diserahkan kepada pihak konsumen. Terkait harga
sudah ada di dalam fitur Go-Food.
3. Ada Ijab Qabul (shigat akad)
Ijab qabul adalah adanya kesepakatan terkait jual beli antara
pembeli dan penjual. Bentuk ijabnya ialah ketika pihak konsumen
menentukan pesanannya dan menyetujui setiap harga makanan
yang dia pilih pada menu di fitur Go-Food beserta ongkos kirim
yang harus dibayarkan kepada driver Go-Jek, dengan
mencantumkan alamat pengiriman beserta metode pembayaran
yang diselesaikan dengan klik “Pesan” pada aplikasi Go-Jek dalam
fitur Go-Food. Sedangkan bentuk qabulnya terjadi pada saat
munculnya driver yang menerima pesanan tersebut dan
mengkonfirmasinya kepada pihak konsumen.
Berdasarkan transaksi Go-Food di atas maka layanan di Go-Food
telah memenuhi sebagaimana rukun pada jual beli salam, adanya kejelasan
akad antara pihak pembeli dan penjual, adanya barang yang jelas ciri-
cirinya, waktu penyerahan, harganya dan ijab qabul yang jelas. Maka
transaksi yang terjadi pada layanan Go-Food telah sesuai dengan syariat
Islam.
72
Akad kedua yang terjadi pada transaksi pada pemesanan makanan
atau minuman pada layanan Go-Food adalah ijarah. Akad ijarah biasa
dikenal dengan akad sewa-menyewa yang jelas manfaat dan tujuannya.
Pengertian akad ijarah menurut Fatwa DSN MUI No. 112/DSN-
MUI/IV/2017 adalah akad sewa antara mu'jir dengan musta’jir untuk
mempertukarkan manfa'at dan ujrah, baik manfaat barang maupun jasa.107
Akad ini merupakan akad sewa jasa dalam bentuk praktiknya adalalah
ketika driver Go-jek sebagai pemberi jasa membelikan dan mengantar
makanan atau minuman yang dibeli oleh pihak konsumen kepada pihak
Singkong Keju Argotelo menggunakan layanan Go-food pada aplikasi Go-
Jek. Setelah makanan atau minuman itu sampai kepada pihak konsumen
maka driver Go-Jek mendapatkan upah atau biaya ongkos kirim sesuai
dengan jarak yang ditempuhnya. Jika ditinjau dari kelengkapan rukun
menurut Jumhur ulama, rukun dan syarat ijarah ada (3) tiga, sebagai
berikut:
1. Aqid (orang yang berakad).
Aqid adalah orang yang melakukan akad, dalam hal ini yang
melakukan akad adalah mu’jir (pemiliki objek sewa) dan musta’jir
(penyewa).108 Dalam konteks ini pihak konsumen memesan
makanan atau minuman di Singkong Keju Argotelo melalui fitur
Go-Food, kemudian driver Go-Jek memesankan pesanan tersebut
kepada pihak merchant, selanjutnya pihak konsumen memberi
upah kepada driver Go-Jek karena telah membelikan dan
107 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, bagian pertama angka 1 108 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, cet. ke-4(Bairut: Dar al-Fikr, 1983), hlm.204
73
mengantar pesanan tersebut. Maka pihak konsumen adalah sebagai
musta’jir karena bertindak sebagai penyewa sehingga harus
memberi upah. Sementara driver Go-Jek bertindak sebagai mu’jir
karena sebagai pemilik objek sewa sehingga berhak menerima upah
karena telah melakukan sesuatu.
2. Ma’qud ‘alaihi (Ujrah dan Manfaatnya)
Ujrah yang terdapat dalam akad ijarah harus jelas terkait
kriteria jumlahnya.109 Dalam konteks ini ketika driver Go-Jek
mendapatkan upah (ujrah) dari pihak konsumen karena telah
membelikan dan mengantar pesanan. Sementara untuk besaran
ujrah berdasarkan jarak antara pihak merchant dan alamat pihak
konsumen.
Manfaat, dalam hal ini berupa layanann driver yang telah
membelikan dan mengantarkan pesanan kepada pihak konsumen.
3. Ijab Qabul (Shighat)
Shighat adalah ijab qabul antara Mu’jir dan Musta’jir.
Bentuk ijabnya adalah pada saat pihak konsumen menentukan
pesanannya dan menyetujui setiap harga makanan yang dia pilih
pada menu beserta ongkos kirim yang harus dibayarkan kepada
driver Go-Jek, dengan mencantumkan alamat pengiriman beserta
metode pembayaran yang diselesaikan dengan klik “Pesan” pada
aplikasi Go-Jek di fitur Go-Food. Sedangkan bentuk qabulnya
109 Ibid., hlm. 204
74
terjadi pada saat munculnya driver yang menerima pesanan
tersebut dan mengkonfirmasinya kepada pihak konsumen.
Berdasarkan transaksi Go-Food diatas maka layanann di Go-food
telah memenuhi sebagaimana rukun pada ijarah, yaitu telah adanya
kejelasan tujuan dan manfaatnya. Maka transaksi yang terjadi pada
layanan Go-Food telah sesuai dengan syariat Islam.
Akad ketiga yang terjadi pada transaksi pada pemesanan makanan
atau minuman pada layanann Go-Food adalaah qardh. Qardh merupakan
suatu pinjam meminjam. Qardh adalah menyerahkan sejumlah harta
kepada seseorang untuk diambil manfaatnya, kemudian orang itu
mengembalikan gantinya tanpa ada tambahan.110 Terjadinya akad qardh
pada layanann Go-Food ketika pihak konsumen memilih cara pembayaran
di akhir atau dengan membayar tunai. Kemudian driver memberikan uang
talangan dulu untuk membelikan makanan atau minuman yang dipesan
oleh pihak konsumen. Setelah pesanan tersebut sampai kepada pihak
konsumen, maka pihak konsumen akan mengganti uang sekaligus ujrah
kepada driver Go-Jek. Jika ditinjau dari kelengkapan rukun qardh adalah
sebagai berikut:
1. Aqid (Muqridh dan Muqtaridh)
Aqid adalah Muqriḍ (pemberi hutang) meminjamkan
hartanya kepada Muqtariḍ (menerima utang) dengan sukarela tanpa
ada paksaan.111 Dalam konteks ini ketika pihak konsumen membeli
110 Abu Bakar Jabir, Minjahul Muslimin. Terj. Salafudin Abu Sayyid. (Solo: Pustaka
Arafah, 2016),hlm. 622 111 Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kotemporer (Febi UIN-SU Prees:Sumatera Utara, 2018)
.hlm.171
75
makanaan atau minuman di Singkong Keju Arogotelo dengan
layanan Go-Food. Maka pihak driver Go-Jek menalangi dulu
pembayaran pembelian tersebut kepada pihak merchant. Maka
driver Go-Jek sebagai muqridh yaitu pihak yang berpiutang dan
pihak konsumen sebagai muqataridh yaitu pihak yang berutang.
2. Qardh (barang yang dipinjamkan).
Barang dalam hal ini harus memiliki kejelasan nilai dan
manfaatnya. Dalam konteks ini barang yang utangkan ialah berupa
uang untuk membelikan pesanan pihak konsumen. Sementara
untuk jumlah uang tersebut ada di fitur Go-Food dalam aplikasi
Go-Jek. Hal tersebut terjadi ketika pihak konsumen mengklik
“Pesan” diakhir pesanan. Maka akan muncul jumlah harga dan
ongkos kirim yang harus diganti pihak konsumen kepada driver
Go-Jek.
3. Ijab Qabul (Shigat akad).
Ungkapan serah terima dalam akad qardh harus jelas
sehingga kedua pihak memahami hal tersebut.112 Bentuk ijabnya
ialah pada saat pihak konsumen memilih metode pembayaran di
akhir atau tunai yang diselesaikan dengan klik “Pesan” di fitur Go-
Food pada aplikasi Go-Jek. Sedangkan bentuk qabulnya terjadi
pada saat munculnya driver yang menerima pesanan tersebut dan
mengkonfismasinya kepada pihak konsumen. Syarat rukun yang
berkaitan dengan shighat atau ijab dan qabul, pada akad ini
112 Ibid., hlm.171
76
dilakukan melalui aplikasi layanann Go-Food secara online. Hal ini
dilakukan karena butuhnya melakukan pembelian ini dengan lokasi
yang cukup jauh dari lokasi pihak konsumen. Dalam transaksi ini,
sighat al-aqad sudah jelas, dikarenakan dalam aplikasi layanann
Go-Food sudah terinci sangat jelas makanan yang dipesan oleh
pihak konsumen.
Berdasarkan transaksi Go-Food diatas maka layanann di Go-food
telah memenuhi sebagaimana rukun pada qardh, yaitu adanya pihak yang
melakukan akad, adanya pinjaman dan ijab qabul. Maka transaksi yang
terjadi pada layanann Go-Food telah sesuai dengan syariat Islam.
Akad keempat yang terjadi pada transaksi pada pemesanan
makanan atau minuman pada layanan Go-Food adalahwakalah bil
ujrah.wakalah merupakan perbuatan mewakilkan sesuatu kepada orang
lain.wakalah merupakan bentuk akad muamalah yang digunakan untuk
menyerahkan kewenangan pada orang lain dalam mengerjakan sesuatu yag
dapat diwakilkan.113 Dalam hal ini transaksi pada layanann Go-Food
terjadi akadwakalah ketika pihak Go-jek menerima pesanan makanan atau
minuman dari pihak konsumen. Pihak Go-Jek melalui mitranya driver Go-
Jek membelikan makanan atau minuman yang dipesan oleh pihak
konsumen. Driver Go-Jek membelikan makanan atau minuman ke pihak
merchant. Setelah driver mengantarkan pesanan pihak konsumen, maka
driver Go-Jek akan mendapatkan ujrah (upah) atau biaya ongkos kirim
sesuai jarak yang ditempuhnya. Ujrah dalam hal ini bisa dibayarkan secara
tunai atau dengan Go-Pay tergantung pihak konsumen dalam memilih
metode pembayarannya. Jika ditinjau dari kelengkapan rukun dan syarat
menurut Jumhur ulama, rukunwakalah ada (3) tiga, sebagai berikut:
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia NO.113/DSN-MUI/IX/2007 tentangwakalah Bil Ujrah. Maka
akadwakalah Bil Ujarah harus memenuhi beberapa rukun, yaitu:
1. Wakil dan Muwakil
Wakil dan Muwakil adalah pihak-pihak yang melakukan
akad.114 Dalam hal ini terjadi ketika pihak konsumen membeli
makanan atau minuman di Singkong Keju Argotelo menggunakan
layanan Go-Food yang berada di apliksi Go-Jek. Muwakil dalam
hal ini adalah pihak konsumen karena mewakilkan pembelian.
Sementara wakilnya adalah driver Go-Jek.
2. Mahallul ‘Aqd (Objek Perikatan)
Mahallul ‘Aqd adalah objek akad yang harus memiliki
kejelasan manfaat.115 Dalam hal ini objek akad tersebut adalah
makanan atau minuman yang dipesan oleh pihak konsumen,
pembelian barang tersebut dilakukan oleh pihak dari Go-Jek
melaluli mitra usaha yaitu driver Go-Jek.
3. Ujrah (Upah)
Ujrah adalah imbalan yang wajib dlbayar atas jasa yang
dilakukan oleh wakil. Ujrah boleh berupa uang atau barang yang
114 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, bagian kedua angka 2-3. 115 Ibid.
78
boleh dimanfaatkan menurut syariah (mutaqawwamah)116 dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kuantitas dan
kualitas ujrah arus jelas, baik berupa angka nominal dan prosentase
tertentu.117Dalam kontek ini ketika pihak konsumen memesan
makanan atau minuman pada layanann Go-Food, maka otomatis
makanan atau minuman tersebut yang memesan dan yang akan
mengantarkan adalah driver Go-Jek. Pihak konsumen akan
memberikan biaya ongkos kirim atauwakalah bil ujrah kepada
driver Go-Jek berdasarkan jarak yang tempuh.
4. Ijab Qabul (Shigat akad)
Ijab Qabul adalah bentuk sukarela antar kedua belah untuk
melakukan akad.118 Dalam kontek ini bentuk ijabnya ialah pada
saat customer memilih metode pembayaran di akhir yang
diselesaikan dengan klik “Pesan” di fitur Go-Food pada aplikasi
Go-Jek. Sedangkan bentuk qabulnya terjadi pada saat munculnya
driver yang menerima pesanan tersebut dan mengkonfirmasi
kepada piha konsumen. Syarat rukun yang berkaitan dengan
shighat atau ijab dan qabul, pada akad ini dilakukan melalui
aplikasi layanann Go-Food secara online. Hal ini dilakukan karena
butuhnya melakukan pembelian ini dengan lokasi yang cukup jauh
dari lokasi pihak konsumen. Dalam transaksi ini, sighat al - aqad
sudah jelas, dikarenakan dalam aplikasi layanann Go-Food sudah
terpeinci sangat jelas makanan yang dipesan oleh pihak konsumen.
116 mutaqawwamah adalah sesuatu bernilai yang boleh dimanfaatkan menurut syariah 117 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, bagian kedua angka 2-3. 118 Ibid.
79
Berdasarkan transaksi Go-Food diatas maka layanann di Go-food
telah memenuhi sebagaimana rukun pada wakalah, yaitu adanya pihak
yang melakukan akad, adanya objek, adanya ujrah (upah) dan ijab qabul.
Maka transaksi yang terjadi pada layanann Go-Food telah sesuai dengan
syariat Islam.
Mekanisme transaksi pada layanan Go-Food termasuk ke dalam
jenis multi akad yang mujtami’ah. Multi akad mujtami’ah adalah
gabungan beberapa akad yang dihimpun menjadi satu akad. Multi akad
terjadi karena adanya gabungan dua akad atau lebih yang memiliki akibat
hukum yang sama atau berbeda. Al - ‘uqud al- mujtami’ah adalah bentuk
ijtihad yang kreatif agar transaksi bisnis modern dapat terakreditasi dalam
ranah fiqih, sekaligus agar akad yang telah terdapat dalam ranah fiqih
dapat diaplikasikan kedalam transaksi bisnis modern. Modifikasi multi
akad ini harus dilihat dari keabsahan masing-masing akad yang
menghimpunnya, dan memperhatikan batasan-batasan yang telah
dijelaskan oleh syariat.119
Maka hal tersebut sama dengan transaksi Go-Food, dalam transaksi
ini terdapat empat transaksi yang digabungkan menjadi satu transaksi
yaitu: Akad yang pertama dalam transaksi ini ialah jual beli salam, yaitu
pihak konsumen membeli makanan kepada pihak Go-Jek dengan
membayar dahulu kepada pihak merchant dengan go-pay atau driver
membayar dulu pembayaran ke pihak merchant, nanti uang itu diganti
oleh pihak konsumen apabila pesanannya sudah sampai.
119 Yosi Aryanti, “Multiakad (al-uqud al-murakkabah) Di Perbankan Syariah Perspektif
B. Selisih Harga Pada Layanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo
Dalam Tinjauan Hukum Islam
Adanya perjanjian kerjasama antara PT Go-Jek dengan Singkong
Keju Argotelo dijelaskan bahwa dalam setiap pemesanan dan pengantaran
produknya memalui layanan Go-Food maka akan dikenai biaya
administrasi sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga makanan atau
minuman yang dipesan oleh pihak konsumen. Oleh karena itu terjadi
selisih harga ketika membeli online dan offline. Jika harga online tidak
dinaikan maka pihak merchant akan mengalami kerugian karena pihak
merchant harus menanggung biaya administrasi sebesar 20% (dua puluh
persen) kepada pihak Go-Jek. Melihat skema transaksi pada layanan Go-
Food diatas maka akad yang terjadi adalah akad ijarah.
Melihat skema transaksi pada layanan Go-Food diatas maka akad
yang terjadi adalah akad ijarah. Menurut Fatwa DSN MUI No. 112/DSN-
MUI/IV/2017 ijarah adalah akad sewa antara mu'jir engan musta’jir untuk
mempertukarkan manfa'ah dan ujrah (upah), baik manfaat barang maupun
jasa.124Dalam hal ini kerjasama yang terjadi adalah berupa sewa lapak.
Jika ditinjau berdasarkan rukun dan syaratnya, menurut jumhur ulama,
adalah sebagai berikut:
1. Aqid (orang yang berakad).
Orang yang melakukan akad, dalam hal ini adalah mu’jir
(menyewakan) dan musta’jir (pemilik jasa).125 Dalam konteks ini
ketika Singkong Keju Argotelo sebagai mu’jir melakukan
124 Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, bagian pertama angka 1. 125 Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, cet. ke-4(Bairut: Dar al-Fikr, 1983), hlm.204
83
perjanjian dengan PT. Go-Jek sebagai musta’jir terakit dua usaha
tersebut memasukan lapaknya ke dalam fitur Go-Food.
2. Ma’qud ‘alaihi (Ujrah dan Manfaatnya)
Ujrah yang terdapat dalam akad ijarah harus jelas terkait
kriteria jumlahnya.126
Adapun manfaat ujrah adalah:
a. Barang yang dilakukan dalam transaksi harus
mutaqawwamah (memiliki nilai dalam syariat). Upah yang
akan diberikan harus memiliki nilai manfaat yang jelas
karena akan dibayarkan ke penyedia jasa. Dalam hal terjadi
pada perjanjian PT Go-jek dengan Singkong Keju Argotelo
sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga normal.
b. Barang yang dijadikan akad harus diketahui manfaatnya
secara sempurna agar tidak terjadi sebuah perselisihan
setelah transaksi terjadi. Barang yang dijadikan akad dalam
transaksi di Go-Food adalah makanan atau minuman. Pihak
konsumen membeli makanan atau minuman memalui
layanan Go-Food yang terdapat di aplikai Go-Jek. Barang
yang dijadikan akad tersebut sangat jelas manfaatnya.
c. Kedua belah pihak harus sukarela dalam berakad. Pihak Go-
Jek dengan Singkong Keju Argotelo telah sepakat bahwa
selisih harga untuk biaya administrasi sebesar 20%. Hal
tersebut ditandai dengan tanda tangan di surat perjanjian.
126 Ibid., hlm. 204
84
d. Objek dalam akad tersebut harus memiliki kemanfaatan
dalam kriteria dan realita. Pada transaksi di fitur Go-Food
objek akad merupakan kebutuhan pokok bagi manusia yaitu
makanan dan minuman.
e. Memiliki kadar yang jelas dalam akad sewa -menyewa. Hal
ini berkaitan dengan waktu dan upah sewa-menyewa.
Dalam hal ini upah akan diberikan kepada pihak Go-Jek
setiap transaksi melalui fitur Go-Food. Pihak driver yang
membayar menggunakan Go-Pay akan membayarkan ke
pihak merchant, dalam hal ini Singkong Keju Argotelo
telah sepakat sebesar 20%, maka upah yang masuk ke pihak
Go-Jek sebesar 20% dan ke pihak merchant sebesar 80%.
3. Ijab Qabul (Shigat akad)
Ijab qabul terjadi dalam akad ijarah adalah keluarnya
perkataan sighat dari penyewa dan sighat dari pihak yang
menyewakan, mereka sama-sama mengisyaratkan dengan kata-
kata. 127 Dalam konteks ini proses ijab qabul pada layanan Go-Food
terjadi saat pihak Go-Jek menyerahakan perjanjian kerjasama
kepada pemilik Singkong Keju Arogotelo dalam bentuk
persetujuan pihak merchant dengan cara menandatangani surat
perjanjian kerja sama.
Sehingga, jika ditinjau dari rukun yang telah dikemukakan oleh
jumhur ulama di atas, maka akad perjanjian yang terjadi antara Singkong
127 Ibid., hlm. 204
85
Keju Argotelo dengan PT Go-Jek telah berdasarkan syariat Islam. Tetapi
ada perbedaan dalam menetapkan selisih harga dengan kota-kota lain,
namun intinya kedua belak pihak sama-sama telah sukarela dan tidak ada
pihak yang dirugikan dalam akad tersebut.
Hukum ijarah adalah adannya kesepakatan antara kedua belah
pihak, yaitu penyewa dan yang menyewakan. Dalam hal itu terdapat
upah yang bagi pihak yang menyewakan. Dan ijarah harus jelas
kemanfaatannya serta tujuanya. Hal ini Sesuai dengan firman Allah:
QS. Al-Baqarah: 233 sebagai berikut:
ت ضعو تس ت أن أرد تم م اأوإن تم بل مع رو فو لدكم فلجناحعلي كم إذاسل م اات ي
اأن االلهبات ع ملو نبصي ات قوااللواع لمو و
Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,
maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran
menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Al-
Baqarah:233)128
Dalil diatas merupakan permisalan yang sama dengan ketentuan
yang telah ditetapkan pihak PT-Gojek. Bagi setiap pelaku usaha yang
menginginkan usaha atau resto termuat di fitur Go-Food maka harus
membayar upah sewa sebesar 20% dari total harga dalam setiap transaksi.
Sehingga adanya selisih harga saat membeli online dan offline dikarenakan
128 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya:
Surya Cipta Aksara, 1993), hlm. 57.
86
besaran selisih harga tersebut untuk upah jasa (ujrah) kepada pihak PT
Go-Jek yang telah mencantumkan Singkong Keju Argotelo dalam fitur
Go-Food. Apabila pihak merchant tidak menaikan harga dan tetap seperti
pada penjualan offline, maka pihak merchant akan mengalami kerugian.
Selisih harga sebesar 20% pada layanann Go-Food tidak termasuk
riba, karena selisih harga 20% itu merupakan upah sewa jasa buka lapak
kepada PT. Go-Jek. Hal tersebut merupakan upah (ujrah) untuk PT Go-Jek
karena telah mencamtumkan Singkong Keju Argotelo di fitur Go-Food
pada aplikasi Go-Jek. Sebagaimana firman Allah:
الر ب ر م وح ي ع ل ب ا حل الل وأ
Artinya: “Padahal Allah SWT telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan Riba”. (Q.S Al-Baqarah:275)129
Adanya selisih pada selisih harga di Singkong Keju Argotelo pada
penjualan online dan offline bukan suatu perbuatan Riba. Riba itu memiliki
arti bertambahnya harta pokok karena suatu pertukaran barang tertetu.
Sementara dalam konteks tersebut adalah penambahan harga jual ketika
online untu membayar upah jasa (ujrah) kepada pihak Go-Jek sebesar
20%, karena pihak merchant telah dimasukan di fitur Go-Food dalam
aplikasi Go-Jek.
129Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya:
Surya Cipta Aksara, 1993), hlm. 69.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menarik beberapa kesimpulan
yaitu:
1. Praktik akad yang terjadi pada layanan Go-Food di Singkong Keju Argotelo
dimulai saat pihak konsumen memesan makanan ke Singkong Keju
Argotelo melalui fitur Go-Food. Pihak Singkong Keju Argotelo akan
mengkonfirmasi melalui aplikasi Go-Biz bahwa makanan yang dipesan
tersedia. Driver Go-Jek yang membelikan pesanan tersebut akan
mendapatkan pin dari Singkong Keju Argotelo sebagai bukti bahwa driver
tersebut mau mengambil pesanan untuk diantarkan ke pihak konsumen.
Driver Go-Jek dalam hal ini melakukan pembayaran dulu menggunakan go-
pay kepada pihak Singkong Keju Argotelo, setelah driver Go-Jek
mendapatkan pin dan melakukan pembayaran maka driver Go-Jek akan
mengantarkan pesanan tersebut kepada pihak konsumen. Pada saat pesanan
tiba, maka pihak konsumen akan memberikan uang ganti sesuai nomimal
yang tertera di fitur Go-Food kepada driver Go-Jek.
2. Adanya selisih harga antara pembelian secara online dan offline karena
adanya perbedaan akad. Saat membeli secara offline maka pembeli langsung
membeli ke Singkong Keju Argotelo dengan harga yang normal. Pada saat
88
pembelian seacara online tidak hanya transaksi antara pembeli dan penjual,
tetapi melibatkan pihak lain yaitu PT Go-Jek. Akad yang terjadi saat
pembelian secara online adalah multi akad yang mujtami’ah. Akad-akad
tersebut adalah salam, ijarah, qardh dan wakalah bil ujroh. Dalam multi
akad mujtami’ah ini telah ada kesepakatan antara Singkong Keju Argotelo
dengan PT Go-Jek terkait sewa lapak, yaitu produk Singkong Keju Argotelo
ditampilkan dalam fitur Go-Food. Oleh karena itu besaran selisih harga
tersebut untuk membayar biaya sewa lapak kepada PT Go-Jek.
3. Selisih harga yang diterapkan oleh PT. Go-Jek kepada Singkong Keju
Argotelo telah sesuai dengan hukum Islam, bukan termasuk ke dalam
kategori riba. Penerapan selisih harga tersebut dilakukan agar pihak
Singkong Keju Argotelo tidak rugi, karena Singkong Keju Argotelo harus
membayar ujrah (biaya administrasi) sebesar 20% kepada PT. Go-Jek yang
telah menampilkan produk Singkong Keju Argotelo di fitur Go-Food. Akad
yang terjadi pada penetapan selisih harga tersebut adalah ijarah. PT Go-Jek
dalam hal ini sebagai mu’jir yaitu penyedia lapak berupa aplikasi, dan
pelaku usaha sebagai musta’jir atau penyewa lapak.
B. Saran
Hasil penelitian yang telah diuraikan peneliti diatas serta simpulan.
Peneliti akan mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan sebagai berikut:
1. PT Go-Jek
Pihak PT Go-Jek lebih baik untuk memperbolehkannya tawar menawar
terkait besar ujrah (upah) yang harus dibayar pihak merchant ketika
89
meminta kepada PT Go-Jek untuk menampilkan usahanya di fitur Go-
Food. Agar tidak ada kecemburuan dengan pihak merchant di kota lain
ketika megetahui adanya beda besaran ujrah (upah) yang harus dibayar.
2. Pihak Konsumen
Pada saat melaksanakan transaksi diharap pihak konsumen tetap
memperhatikan rukun, syarat jual beli salam, ijarah, qardh dan wakalah
bil ujrah ketika melakukan pembelian makanan atau minuman
menggunakan fitur Go-Food pada aplikasi Go-Jek. Hal tersbeut dilakukan
agar tidak terjadi kedzaliman dalam melaksanakan transaksi tersebut.
Karena hal ini menyangkut dengan kesejahteraan sesama manusia dalam
mencapai tujuan kebaikan dalam beragama dan bermasyarakat.
90
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an/Tafsir Al-Qur’an
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993.
Hadist/Syarah Hadist/Ulumul Hadist
Alu Bassam, Abdullah bin Abdurrahman, Syarah Hadist Hukum Bukhori
Muslim, alih bahasa Arif Wahyudi, cet. ke-2, Pustaka As-Sunnah:
Jakarta, 2010.
Hanbali, Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad, Musnad Imam Ahmad bin