i TINJAUAN FIQH MAWARIS TERHADAP PEMBAGIAN HAK HARTA WARIS BAGI ANAK LUAR NIKAH BERDASARKAN ENAKMEN UNDANG-UNDANG KELUARGA ISLAM DI MALAYSIA SKRIPSI Ditulis Dalam Rangka Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Dalam Ilmu Syariah OLEH : JARIYAH BINTI ABD MANAF NIM : 15901012001 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM (AS) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG 2019
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
TINJAUAN FIQH MAWARIS TERHADAP PEMBAGIAN HAK
HARTA WARIS BAGI ANAK LUAR NIKAH BERDASARKAN
ENAKMEN UNDANG-UNDANG KELUARGA ISLAM DI
MALAYSIA
SKRIPSI
Ditulis Dalam Rangka Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Dalam Ilmu Syariah
OLEH :
JARIYAH BINTI ABD MANAF
NIM : 15901012001
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM (AS)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH
PALEMBANG
2019
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
"اىدا اىسأج اىصاىحح وخس تاع ىدا تاعا"
“Dunia ini ialah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia itu ialah
wanita solehah”
(2/1090, Shahih Muslim)
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadrat Allah SWT penulis
persembahkan karya ilmiah yang sederhana ini kepada :
Baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang menjadi panutan
segala perbuatan.
Aku persembahkan cinta dan sayangku kepada orang
tuaku, kakak, abang, adikku yang telah menjadi motivasi
dan inspirasi dan tiada henti memberi dukungan do‟anya
buatku.
Terima kasih yang tidak terhingga buat dosen-dosenku,
terutama pembimbingku yang tidak pernah lelah dan
sabar memberikan bimbingan dan arahan kepadaku.
Terima kasih juga ku persembahkan kepada para
sahabatku yang senantiasa menjadi penyemangat dan
menemani disetiap hariku.
Agama, Nusa dan Bangsa serta Almamater UIN Raden
Fatah Palembang.
Aku belajar, aku tegar dan aku bersabar hingga aku
berhasil. Terima kasih untuk semua.
viii
ABSTRAK
Pada zaman sekarang peningkatan anak luar nikah
menyebabkan timbul isu pewarisan harta waris kepada golongan ini.
Anak luar nikah dikategorikan sebagai manusia mukallaf yang
diciptakan Allah yang tidak sepatutnya kita mengabaikan golongan ini.
Pengkajian yang menyebab judul ini dipilih adalah dikarenakan
terdapat banyak permasalahan yang berlaku di dalam pembahagian
harta waris bagi anak luar nikah dan pokok masalah dalam penelitian
ini yaitu; 1) Bagaimana kedudukan anak luar nikah menurut Hukum
Islam; 2) Bagaimana tinjauan fiqh mawaris terhadap pembagian hak
harta waris bagi anak luar nikah menurut perundangan di Malaysia;
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif dengan data yang dipergunakan adalah data sekunder yaitu
data yang mendukung keterangan atau menunjang kelengkapan data
primer yang diperoleh dari perpustakaan. Analisa data yang digunakan
analisis normatif yaitu data yang terkumpul dituangkan dalam bentuk
uraian logis dan sistematis. Selanjutnya dianalisis untuk memperoleh
kejelasan penyelesaian masalah, kemudian ditarik kesimpulan secara
deduktif yaitu dari hal yang bersifat umum menuju ke hal yang bersifat
khusus.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan yaitu; 1)
Kedudukan anak luar nikah menurut Hukum Islam didasarkan pada
nasab sebagai legalitas hubungan kekeluargaan yang berdasarkan
hubungan darah akibat dari pernikahan yang sah atau nikah fasid atau
senggama subhat. Konsekwensinya adalah tidak ada hubungan nasab
anak dengan bapak biologisnya, tidak ada hak dan kewajiban antara
anak dan bapak biologisnya, baik dalam bentuk nafkah, waris dan lain
sebagainya. Bila kebetulan anak itu adalah perempuan, maka bapak
biologisnya tidak dapat untuk menjadi wali sehingga yang dapat
menjadi wali anak luar nikah hanya khadi (Wali Hakim). 2) Status hak
waris anak luar nikah menurut Hukum Islam dan perundangan di
Malaysia hanya mempunyai hubungan saling mewaris dengan ibunya
dan keluarga dari pihak ibunya. Namun demikian, perlu adanya sistem
kewarisan Islam yaitu lembaga hibah dalam bentuk pemberian dari
ayah biologisnya dan bisa juga wasiat dari bapak kandung/biologisnya.
Kata Kunci : Fiqh Mawaris, Hak Waris, Anak Luar Nikah
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Penulisan transliterasi Arab-latin dalam skripsi ini
menggunakanpedoman transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri
Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan
Nomor 0543b/U/1987 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Konsonan
Huruf Nama Penulisan
Alif Tidak dilambangkan ا
Ba B ب
Ta T خ
Tsa S ث
Jim J ج
Ha H ح
Kha Kh خ
Dal D د
Zal Z ذ
Ra R ز
Zai Z ش
Sin S ض
Syin Sy غ
Sad Sh ص
Dlod Dl ض
x
Tho Th ط
Zho Zh ظ
„ Ain„ ع
Ghain Gh غ
Fa F ف
Qaf Q ق
Kaf K ك
Lam L ه
Mim M
Nun N
Waw W و
Ha H ه
` Hamzah ء
Ya Y ي
Ta (marbutoh) T ج
B. Vokal
Vokal bahasa Arab seperti halnya dalam vokal bahasa Indonesia, terdiri atas
vokal tunggal (monoftong) dan vokal rangkap (diftong).
1. Vokal Tunggal
Vokal tunggal dalam bahasa Arab:
Fathah
xi
Kasroh
و Dlommah
Contoh:
Kataba = متة
.Zukira (Pola I) atau zukira (Pola II) dan seterusnya = ذ مس
2. Vokal Rangkap
Lambang yang digunakan untuk vokal rangkap adalah gabungan antara
harakat dan huruf, dengan transliterasi berupa gabungan huruf.
Tanda/Huruf Tanda Baca Huruf
Fathah dan ya Ai a dan i ي
Fathah dan waw Au a dan u و
Contoh:
kaifa : مف
ꞌalā : عي
haula : حىه
amana : ا
ai atau ay : أي
C. Mad
Mad atau panjang dilambangkan dengan harakat atau huruf, dengan
transliterasi berupa huruf dan tanda.
Harakat dan huruf Tanda baca Keterangan
xii
ا يFathah dan alif atau
ya Ā
a dan garis panjang di
atas
Kasroh dan ya Ī i dan garis di atas ا ي
Dlommah dan waw Ū u dan garis di atas ا و
Contoh:
qāla subhānaka : قاه ظثحل
shāma ramadlāna : صا زضا
ramā : ز
fihā manāfiꞌu : فهاا فع
yaktubūna mā yamkurūna : نتثى ا نسو
قاه ىظف لاتهر ا : iz qāla yūsufu liabīhi
D. Ta' Marbutah
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua macam:
1. Ta' Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasroh dan
dlammah, maka transliterasinya adalah /t/.
2. Ta' Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah /h/.
3. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti dengan kata
yang memakai al serta bacaan keduanya terpisah, maka ta marbutah itu
ditransliterasikan dengan /h/.
4. Pola penulisan tetap 2 macam.
Contoh:
Raudlatul athfāl زوضح الاطفاه
al-Madīnah al-munawwarah اىدح اىىزج
xiii
E. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda, yaitu tanda syaddah atau tasydid. Dalam transliterasi ini tanda
syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf yang diberi tanda syaddah
tersebut.
Contoh:
Rabbanā زتا
Nazzala صه
F. Kata Sandang
Diikuti oleh Huruf Syamsiah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan bunyinya
dengan huruf /I/ diganti dengan huruf yang langsung mengikutinya. Pola yang
dipakai ada dua, seperti berikut:
Contoh:
Pola Penulisan
Al-tawwābu At-tawwābu اىتىاب
Al-syamsu Asy-syamsu اىشط
Diikuti oleh Huruf Qamariyah.
Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan
aturan-aturan di atas dan dengan bunyinya.
Contoh:
Pola Penulisan
xiv
Al-badiꞌu Al-badīꞌu اىثدع
Al-qamaru Al-qamaru اىقس
Catatan: Baik diikuti huruf syamsiah maupun qamariyah, kata sandang ditulis
secara terpisah dari kata yang mengikutinya dan diberi tanda hubung (-).
G. Hamzah
Hamzah ditransliterasikan dengan opostrof. Namun hal ini hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Apabila terletak di awal kata,
hamzah tidak dilambangkan karena dalam tulisannya ia berupa alif.
Contoh:
Pola Penulisan
Ta `khuzūna تأخرو
Asy-syuhadā`u اىشهداء
Umirtu أوسخ
Fa`tībihā فأت تها
H. Penulisan Huruf
Pada dasarnya setiap kata, baik fi'il, isim maupun huruf ditulis terpisah. Hanya
kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim
dirangkaikan dengan kata-kata lain karena ada huruf atau harakat yang
dihilangkan. Maka dalam penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan
kata lain yang mengikutinya. Penulisan dapat menggunakan salah satu dari
dua pola sebagai berikut:
Contoh:
Pola Penulisan
Wa innalahā lahuwa khair al-rāziqīn وإ ىها ىهىخساىساشق