TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 DALAM PERATURAN SEKOLAH Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun Oleh : RUBERTHA SRI SETYOWATI 031114006 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
73
Embed
TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI … filevi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya, mahasiswa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 DALAM PERATURAN SEKOLAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
RUBERTHA SRI SETYOWATI
031114006
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
i
TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009 DALAM PERATURAN SEKOLAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh :
RUBERTHA SRI SETYOWATI
031114006
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“KITA TIDAK BISA MELIHAT WARNA PUTIH YANG
SESUNGGUHNYA KALAU KITA TIDAK BERADA
DIDALAMNYA, TERKADANG KITA HARUS MENJADI
HITAM UNTUK MELIHAT WARNA PUTIH YANG
BERARTI BAGI KEHIDUPAN KITA”
(DANANG PAMUNGKAS)
PERSEMBAHAN :
SKRIPSI INI DIPERSEMBAHKAN UNTUK:
v YESUS KRISTUS, SAHABAT YANG
SENANTIASA MENOPANGKU
v BAPAK, IBU, KEDUA KAKAKKU TERCINTA
UNTUK DOA DAN PENGORBANAN YANG
PALING TULUS
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Oktober 2008
Penulis
Rubertha Sri Setyowati
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM
Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya, mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta :
Nama : RUBERTHA SRI SETYOWATI
Nomor Mahasiswa : 031114006
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang
berjudul : “TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI
KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2008/2009 DALAM PERATURAN SEKOLAH.” beserta perangkat
yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta.
Pada tanggal : 31 Oktober 2008
Yang menyatakan,
Rubertha Sri Setyowati
vii
ABSTRAK
TINGKAT KEDISIPLINAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VIII SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2008/2009 DALAM PERATURAN SEKOLAH
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah dan ada tidaknya perbedaan tingkat kedisiplinan para siswa putera dan para siswa puteri dalam peraturan sekolah. Masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini : (1) Bagaimanakah tingkat kedisiplinan para siswa putera kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah? (2) Bagaimanakah tingkat kedisiplinan para siswa puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah? (3)Apakah ada perbedaan tingkat kedisiplinan antara para siswa putera dan para siswa puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah?
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi penelitian adalah seluruh siswa putera dan puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 174 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner tingkat kedisiplinan para siswa. Kuesioner ini berisi perilaku disiplin para siswa. Kuesioner ini disusun oleh peneliti sendiri dengan bimbingan dari dosen pembimbing. Analisis data dilakukan dengan menggolongkan skor-skor perilaku disiplin para siswa dalam dua kategori yaitu kategori tinggi (T) dan kategori rendah (R). Siswa yang tingkat kedisiplinannya termasuk dalam kategori tinggi (T) adalah siswa yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat kedisiplinan sama dengan atau di atas Mean (= M). Sedangkan para siswa yang tingkat kedisiplinannya termasuk kategori rendah adalah siswa yang memperoleh skor keseluruhan kuesioner tingkat kedisiplinan di bawah Mean (< M).
Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa (1) Jumlah para siswa putera yang memiliki tingkat kedisiplinan kategori rendah (57%)lebih banyak daripada jumlah para siswa putera yang termasuk kategori tinggi (43%) dalam peraturan sekolah. (2) Jumlah para siswa puteri yang memiliki tingkat kedisiplinan kategori tinggi (56%) lebih banyak daripada jumlah para siswa puteri yang termasuk kategori rendah (44%) dalam peraturan sekolah. (3) Tidak ada perbedaan antara tingkat kedisiplinan para siswa putera dan para siswa puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah.
viii
ABSTRACT
THE DISCIPLINE LEVEL OF MALE AND FEMALE STUDENTS IN THE 8th GRADE OF TAMAN DEWASA JUNIOR HIGH SCHOOL
JETIS YOGYAKARTA AT ACADEMIC YEAR 2008/2009 BASED ON THE RULE Of SCHOOL
This research intended to get descpiption about the discipline level of male
and female students of Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta at Academic Year 2008/2009 based on the rule of school and also to get description whether the discipline level of male students was different from the female students based on the rule of school. The problems that were going to be answered in this research were: first, what is the discipline level of male students in the 8th grade of Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta at Academic Year 2008/2009 based on the rule of school. Second, what is the discipline level of the female students in the 8th grade of Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta at Academic Year 2008/2009 based on the rule of school. Third, if there was difference between the discipline level of male and the discipline level of female students.
The kind of this research was descriptive research by survey me thod. The research population was all of the male and female students that number 174 students. The instrument used was the discipline level questioner of students. That questioner contained of the attitude of the students. The questioner was arranged by guidance of some lecturers. The date analysis was organized by classifying the discipline attitude scores of the students in two categories; they were high category (T) and low category (R). The students who have high discipline level (T) are those who get score of discipline level questioner equals or higher than Mean (>M). Whereas, the students who have low discipline level are those who get score of the discipline level questioner lower than Mean (<M).
The result of this research gives description that: first, the numbers of male students who had the low discipline level (57%) were higher than the number of male students who belonged to the high category (43%) based on the rule of school. Second, the numbers of the female students who had the high discipline level (56%) were higher than the number of female students who belong to the low category (44%) based on the rule of school. Third, there was no difference between the discipline level of male and female students in the 8th grade of Taman Dewasa Junior High School Jetis Yogyakarta at Academic Year 2008/2009 based on the rule of school.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat luar biasa yang telah
dianugerakan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Program Bimbingan dan Konseling.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas kepada :
1. Ibu Dr. M. M Sri Hastuti , M. Si, Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd, Dosen Pembimbing yang dengan tulus telah
memberikan waktu, dukungan dan bimbingan dalam membantu penulis hingga
dapat menyelesaikan skripsi.
3. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma yang memberikan banyak bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.
4. Para staf dan karyawan Universitas Sanata Dharma yang benyak membantu
penulis selama masa kuliah.
5. Bapak Drs. B. Sunardi, Kepala SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta.
6. Ibu Musi Giri Astuti S.Pd dan staf Bimbingan dan Konseling SMP Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta yang telah membantu dalam proses pengumpulan
data.
x
7. Para siswa SMP Taman Dewasa Jetis yang bersedia membantu pelaksanaan
penelitian.
8. Bapak dan Ibuku tercinta untuk segala pengorbanan yang paling tulus.
9. Mas Hartadi, Mas Totok dan Mbakku, untuk segala perhatian dan nasehat.
10. Keluarga Bapak Tumijan, Adekku Andre, Fr. Sigit dan seluruh keluarga di
Lampung atas dukungan yang luar biasa.
11. Sahabat-sahabatku, Lietha, Tutus, Mamah Surmi, Erna, Mas Gugun, Riska,
Vivi, Nenk Yosie, Lisa yang telah banyak memberikan perhatian, dukungan,
semangat dan menjadi sahabat yang baik selama ini.
12. Yustinus Maximillanus Kabaya tersayang, untuk segala sesuatu yang
membuat hidupku menjadi semakin luar biasa.
13. Teman-teman Program Studi BK angkatan 2003 atas kebersamaan dan
persahabatan selama masa studi.
14. Yesi, Veni, Mas Wahyu dan Frater Paul kebersamaannya selama ini.
15. Teman-teman alumni 15 D dan kost Gang Buntu I atas kebersamaan selama
beberapa tahun ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga berkat Tuhan
senantiasa melimpah kepada semua pihak yang banyak membantu penulis.
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan saran dan kritik yang berguna dari berbagai pihak. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………….... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………….. v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................. vi
ABSTRAK……………………………………………………………… vii
ABSTRACT…………………………………………………………...... viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………... ix
DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 2
C. Batasan Istilah dan Variabel.......................................................... 3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................... 4
E. Hipotesis........................................................................................ 4
xiii
BAB II KAJIAN TEORITIS.................................................................. 5
A. Kedisiplinan siswa......................................................................... 5
Disiplin selalu dikaitkan dengan keadaan tertib. Disiplin berarti suatu
keadaan dimana seseorang mengikuti aturan tertentu yang telah ditetapkan,
misalnya siswa yang ada di sekolah tepat waktu sesuai dengan peraturan yang
ada di sekolah tersebut; berarti ia disiplin. Jika ia datang terlambat berarti ia
tidak disiplin.
Disiplin siswa dibagi menjadi dua bagian yaitu yang diatur dalam diri oleh
siswa dan yang diatur oleh pihak sekolah. Disiplin yang diatur dari dalam diri
berarti siswa sendiri yang bertindak disiplin. Disiplin tersebut meliputi
pengetahuan tentang peraturan sekolah, kesadaran akan manfaat disiplin bagi
perkembangan diri dan kemauan untuk bersikap disiplin. Disiplin yang diatur
oleh pihak sekolah berarti siswa bertindak disiplin, sebab ada larangan,
pengawasan, pujian, ancaman, dan hukuman dari pihak sekolah. Disiplin yang
berdasarkan rasa takut pada peraturan sekolah berakibat siswa menjadi
terpaksa dan merasa tertekan melaksanakan peraturan tersebut. Tujuan dari
aturan sekolah adalah membantu siswa dalam menempuh pendidikannya yaitu
mengembangkan pengendalian dan pengarahan diri. Pengendalian diri (self
1
2
control) berarti mengatur tingkah laku diri sendiri. Pengarahan diri (self
direction) berarti menampilkan tingkah laku yang sesuai.
Siswa yang terbebani rasa terpaksa akan mengalami konflik dalam diri dan
keadaan ini merangsang tindakan menentang yang dapat mengganggu
perkembangan siswa dan kenyamanan dalam kehidupan bersama di sekolah.
Siswa tidak disiplin dapat ditemukan pada tiap sekolah. Keadaan ini juga dapat
ditemukan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, salah satu SMP yang
berada dibawah Yayasan Taman Siswa. Pelanggaran tidak hanya dilakukan
oleh siswa putera, tetapi juga oleh siswa puteri.
Berkaitan dengan ini, muncul pertanyaan : apakah ada perbedaan kedisiplinan
antara siswa putera dan siswa puteri di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta?
Jawaban atas ini harus diperoleh melalui penelitian. Karena itu, penelitian ini
dilakukan dan dibatasi pada para siswa putera dan puteri kelas VIII Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat kedisiplinan para siswa putera kelas VIII SMP
Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan
sekolah?
3
2. Bagaimanakah tingkat kedisiplinan para siswa puteri kelas VIII SMP
Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan
sekolah?
3. Apakah ada perbedaan tingkat kedisiplinan antara para siswa putera dan
para siswa puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun
ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah?
C. Batasan Istilah dan Variabel
1. Batasan Istilah
a. Kedisiplinan adalah sikap mental yang mengandung kerelaan untuk
mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam
menunaikan tugas.
b. Jenis kelamin adalah sifat bawaan tiap individu manusia yaitu laki- laki
dan perempuan.
2. Batasan Variabel
a. Tingkat kedisiplinan siswa dalam peraturan sekolah adalah
kecenderungan tindakan siswa yang sesuai dengan peraturan sekolah
mencakup aturan akademik, aturan umum dan penggunaan fasilitas
ketaatan siswa terhadap perturan sekolah yang ditunjuk oleh skor-skor
yang diperoleh siswa. Ada dua kategori tingkat yaitu rendah dan tinggi.
4
b. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin siswa adalah identitas siswa putera atau puteri. Ada
kelompok putera dan ada kelompok puteri.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat
kedisiplinan para siswa putera dan puteri SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah dan ada
tidaknya perbedaan tingkat kedisiplinan para siswa putera dan para siswa
puteri dalam peraturan sekolah.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling
untuk pengembangan program Bimbingan dan Konseling di sekolah (SMP
Taman Dewasa Jetis Yogyakarta), khususnya bidang bimbingan pribadi
dan akademik siswa.
E. Hipotesis
Tidak ada perbedaan tingkat kedisiplinan dalam peraturan sekolah antara para
siswa putera dan para siswa puteri SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
tahun ajaran 2008/2009.
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kedisiplinan Siswa
1. Pengertian Kedisiplinan Siswa
Kedisiplinan siswa adalah tindakan siswa yang relatif tetap sesuai
dengan peraturan yang berlaku di sekolah. Kedisiplinan siswa mendukung
kegiatan siswa terus-menerus di lingkungan sekolah. Karena itu,
kedisiplinan selalu menjadi bagian penting pada sekolah. Kedisipinan
siswa termasuk dalam perkembangan moral siswa. Siswa berada pada
tahap perkembangan remaja.
”Salah satu tugas perkembangan penting yang harus di kuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu kanak-kanak. Remaja diharapkan mengganti konsep moral yang berlaku khusus dimasa kanak-kanak dengan prinsip moral yang berlaku umum dan merumuskannya kedalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi perilakunya. Remaja harus mengendalikan perilakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru”(Hurlock, 1980:255).
Menurut Atkinson, moral merupakan pandangan masyarakat tentang baik
dan buruk, salah dan benar, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan
(Sjarkawi, 2006:28). Siswa mempelajari aturan-aturan yang ada di sekolah
6
sehingga perkembangan moral mereka semakin berkembang.
Perkembangan moral siswa merupakan salah satu aspek kepribadian siswa
yang mencakup aspek pengetahuan, pemahaman, dan tindakan. Siswa yang
tidak memahami aturan, ia dapat melakukan tindakan yang melanggar
aturan.
Menurut Dr. Koentjaraningrat, rendahnya sikap disiplin dan rasa
tanggung jawab juga dikaitkan dengan kekurangan dibidang perkembangan
moral, yang seharusnya menumbuhkan norma-norma yang berakar dalam
batin seseorang (Winkel & Sri Hastuti, 2004:9). Jadi, moral siswa
menetapkan dan mengatur perilaku siswa. Moral siswa dapat
mengendalikan sikap batin siswa untuk mentaati peraturan di lingkungan
sekolah. Secara tegas Keating dkk menjelaskan :
”Positive discipline is based on the belief that life-long success depends on self-discipline, which can be learned in the school setting. Students develop responsibility for their own behavior and learn to make appropriate decisions about achievement, interactions, safety, and surroundings decision four making areas that are explained in detail later”(Keating et all, 1990:12).
Siswa yang memiliki kedisiplinan adalah siswa yang mampu
mengarahkan dan mengendalikan tingkah lakunya. Siswa mengatur
perbuatannya sendiri. Kemampuan mengendalikan diri berasal dari dalam
diri siswa sendiri, sehingga siswa mampu menyesuaikan tingkah lakunya
dengan peraturan yang ada di lingkungan sekolah.
7
Kedisiplinan diri mula-mula merupakan proses siswa bertingkah laku
sesuai dengan tata tertib di sekolah karena teladan sekolah. Brand
berpendapat mengenai kedisiplinan. ”Kedisiplinan berarti bersikap efektif.
Sikap yang efektif mendorong siswa dalam bertindak” (NEA Journal,
1969:52). Jika siswa memperlihatkan tingkah laku sesuai dengan cara yang
dituntut oleh pihak sekolah dan mampu bersikap secara tepat dengan
sendirinya, maka usaha mendisiplinkan siswa dapat dikatakan berhasil.
Disiplin dapat dipelajari dalam peraturan sekolah dan siswa membangun
tanggung jawab mengambil keputusan yang tepat dalam berinteraksi di
lingkungan sekitarrnya.
2. Unsur Kedisiplinan Siswa
Perbuatan disip lin dari siswa memuat unsur-unsur disiplin antara lain :
a. Unsur pengetahuan siswa tentang aturan-aturan
Pengetahuan tentang aturan di lingkungan sekolah dan manfaatnya
bagi siswa menjadi dasar tindakan disiplin. Berdasarkan ini siswa
memilih tindakan mana yang sesuai dengan aturan yang sedang ia
hadapi, misalnya siswa tahu bahwa kelas yang kotor akan mengganggu
kenyamanan saat belajar di kelas. Berdasarkan pengetahuan tersebut
siswa tidak membuang sampah di dalam kelas. Siswa yang
8
melaksanakan tugas piket. Siswa yang melaksanakan tugas piket
membersihkan kelas sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
b. Kehendak siswa untuk melakukan tindakan yang sesuai ketetapan
Kehendak siswa merupakan dorongan untuk melakukan tindakan
yang dipandang sesuai. Kehendak selalu berdasarkan pengetahuan dan
kemauan melaksanakannya. Kemungkinan siswa tetap melaksanakan
keputusannya dan ada kemungkinan siswa tidak melaksanakan
kemauannya/tidak stabil. Dua kemungkinan tersebut dapat
memunculkan rasa puas dan tidak puas (ragu-ragu) pada diri siswa.
c. Hasil atau akibat tindakan
Jika tindakan berhasil baik atau berakibat baik yaitu diterima orang
lain, maka muncul rasa puas. Tetapi, jika tindakan tidak diterima orang
lain, maka muncul rasa kecewa.
3. Disiplin Siswa dalam Sekolah
Kedisiplinan siswa di lingkungan sekolah bisa dilihat melalui beberapa
bidang kegiatan yang dilakukan dilingkungan sekolah. Menurut Andhi Tri
Laksana (2006:25-27), kegia tan tersebut berhubungan dengan aturan
akademik, aturan umum di lingkungan sekolah dan berhubungan dengan
penggunaan fasilitas sekolah.
9
a. Bidang kegiatan yang berhubungan dengan aturan akademik
Bidang kegiatan ini berkaitan dengan aturan sekolah dalam upaya
menyesuaikan akan aturan-aturan dan kebiasaan baik yang tertulis
ataupun untuk menciptakan dan menegakkan tata tertib yang
diperlukan dan diterapkan di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar.
Bidang kegiatan yang berhubungan dengan aturan akademik, misalnya
:
1) Siswa mengikuti pelajaran dengan tertib .
2) Siswa melaksanakan tugas sekolah dengan baik.
b. Bidang kegiatan yag berhubungan dengan aturan umum di lingkungan
sekolah.
Bidang kegiatan ini berkaitan dengan kemauan siswa di sekolah
dalam upaya menyesuaikan dengan aturan-aturan dan kebiasaan-
kebiasaan baik yang tertulis ataupun yang lisan untuk menciptakan dan
menegakkan tata tertib yang diperlukan dan diterapkan di sekolah dan
berkaitan dengan kegiatan kedisiplinan akan perilaku dan sikap siswa
secara umum dan mendasar. Bidang kegiatan yang berkaitan dengan
aturan umum, misalnya:
1) Siswa memasuki dan meninggalkan ruang kelas dengan tertib.
2) Siswa berdoa bersama sebelum dan sesudah belajar.
3) Siswa meninggalkan gerbang sekolah pada waktunya.
10
4) Siswa mengikuti upacara bendera.
5) Siswa menggunakan seragam sekolah sesuai peraturan sekolah.
6) Siswa membuat surat ijin bila tidak dapat mengikuti pelajaran.
c. Bidang kegiatan yang berhubungan dengan penggunaan fasilitas
sekolah
Bidang kegiatan ini berkaitan dengan kemauan dan kemampuan
siswa di sekolah dalam upaya penyesuaian akan aturan–aturan dan
kebiasaan-kebiasaan yang tertulis ataupun lisan untuk menciptakan dan
menegakkan tata tertib yang diperlukan dan diterapkan di sekolah
dalam yang berkaitan dengan kegiatan akan kepedulian dan rasa
memiliki terhadap diri sendiri dan lingkungan sekolah dengan segala
fasilitas yang ada yang diperlukan untuk dipergunakan dan dipelihara
dengan sebaik-baiknya. Bidang kagiatan yang berhubungan dengan
penggunaan fasilitas, misalnya :
1) Siswa membuang sampah pada tempatnya.
2) Siswa menjaga kebersihan fasilitas sekolah.
3) Siswa melaksanakan tugas piket dengan baik.
4. Manfaat Tata Tertib
Menurut Havighurst (Hurlock, 1999:97) ada tiga fungsi disiplin, yaitu :
a. Menyadarkan siswa bahwa perilaku tertentu selalu akan diikuti
hukuman, namun yang lain akan diikuti pujian
11
b. Menyadarkan kepada siswa suatu tingkatan penyesuaian yang wajar,
tanpa konformitas yang berlebihan.
c. Membantu siswa dalam mengembangkan pengendalian diri dan
pengarahan diri, sehingga mereka dapat mengembangkan hati nurani
untuk membimbing mereka.
B. Perkembangan Kedisiplinan Siswa
1. Masa Orientasi
Disiplin pertama kali diperkenalkan oleh pihak sekolah ketika
siswa akan masuk sekolah. Siswa mendapat penjelasan mengenai tata tertib
melalui masa orientasi siswa. Masa orientasi merupakan masa berlatih bagi
siswa sebelum memulai kegiatan akademik di sekolah. Siswa dilatih untuk
bersikap disiplin, misalnya memakai seragam sekolah sesuai peraturan,
hadir di sekolah tepat waktu dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
dengan baik. Siswa yang tidak mematuhi peraturan pada masa orientasi ini
akan mendapat hukuman. Hukuman akan dilakukan di depan teman-
temannya. Hal ini dilakukan untuk membagun kesadarann akan pentingnya
sikap disiplin bagi diri sendiri. Jadi, siswa bersikap disiplin bukan karena
keterpaksaan melainkan kesadaran dalam dirinya sendiri untuk bertindak
disiplin. Siswa yang mampu melewati masa orientasi dengan baik maka ia
12
akan semakin siap memulai kegiatan akademik dan dapat diharapkan
menyesuaikan diri dengan peraturan yang berlaku di sekolah.
Rotter dan Lefcourt (1966) berpendapat bahwa:
“The orientation of a student is extremely important. If she does not
anticipate her teacher’s approval as a response to her efforts, she will not
be disposed to strive for success.” (Myron 1981:113)
2. Kegiatan Akademik Siswa
Kegiatan akademik siswa dilaksanakan bersama guru mata pelajaran.
Kedisiplinan dapat berkembang melalui kegiatan akademik. Salah satu
kegiatan akademik siswa yang dapat mengembangkan sikap disiplin siswa,
misalnya siswa bersama guru dan teman-temannya mempelajari salah satu
topik tentang disiplin dalam salah satu mata pelajaran.
Struktur kurikulum SMP memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri seperti tertera pada tabel berikut (Peraturan Menteri,
Nomor 22 Tahun 2006).
Tabel 1. Struktur Kurikulum SMP
Kelas dan Alokasi Waktu Kurikulum SMP memuat 10 mata pelajaran, muatan Komponen VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
13
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2 2 2
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32
2*) Ekuivelensi dua jam pembelajaran
Siswa belajar tentang pentingnya disiplin melalui topik-tertentu.
Topik-topik mengenai disiplin terdapat dalam mata pelajaran khusus
misalnya dalam mata pelajaran Agama siswa belajar mengatur waktu
antara ibadah dengan kegiatan lainnya, dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan siswa belajar tentang pentingnya disiplin, dalam mata
pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan siswa berlatih
disiplin memakai seragan khusus pada saat praktek olahraga dan berlatih
baris-berbaris dapat melatih kedisiplinan siswa.
Kegiatan akademik merupakan tujuan sampingan dalam upaya
mengembangkan perilaku disiplin siswa di lingkungan sekolah. Guru
14
mengharapkan siswa semakin menyadari pentingnya berlatih disiplin. Mata
pelajaran menjadi salah satu sarana meumbuhkan kesadaran tersebut.
Sukardi (1988:29) berpendapat bahwa :
” Guru bertanggung jawab untuk membantu peserta didik didalam kelasnya atau dalam mata pelajarannya untuk mengerti materi , mengerjakan latihan- latihan yang ditugaskan, mencapai tujuan tujuan yang ditetapkan. Mereka memberikan motivasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran itu dan memberikan hukuman-hukuman yang diperkirakan perlu untuk mencegah kegagalan studi peserta”.
3. Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Bidang Bimbingan dan Konseling ada empat ya itu:
a. Bimbingan dan Konseling Pribadi
b. Bimbingan dan Konseling Sosial
c. Bimbingan dan Konseling Akademik
d. Bimbingan dan Konseling Karier
Kedisiplinan termasuk dalam bidang bimbingan dan konseling
pribadi dan sosial. Proses Bimbingan dan konseling pribadi yaitu proses
membantu siswa memahami dirinya dengan lebih baik dan berbuat
terhadap dirinya dengan baik pula. Menurut Syahrir dan Ahmad (1986:65),
“Bimbingan pribadi yaitu bimbingan yang diberikan kepada individu
dalam memecahkan masalah-masalah yang sangat kompleks dan bersifat
sekolah”. Tujuan dari bimbingan dan konseling pribadi adalah agar siswa
15
memahami dan mampu bertindak sesuai dengan keadaan yang ada pada
dirinya. Selain itu juga untuk membantu siswa memahami masalah pribadi
yang sedang ia alami dan cara-cara yang mungkin ia gunakan untuk
mengatasinya.
Bimbingan dan konseling sosial yaitu bidang pelayanan yang
membantu siswa dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Bimbingan
dan konseling sosial bertujuan agar siswa memahami lingkungan sosialnya
dan mampu bertindak sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya.
Bidang bimbingan dan konseling pribadi sosial tidak dapat
berkembang jika tidak ada pendidikan. Siswa yang mendapat pendidikan
diharapkan mampu mengelola perilaku dan melaksanakan tata tertib di
lingkungan sekolah. Nelson (1972:7) menjelaskan bahwa:
”Guidance focuses especially upon the individual as a self, his self understanding and his understanding of others in relation to himself. Education focused especially upon the individual as a member of a democratic society, his understanding of the society, his history, traditions, and concepts, and his relationship to that society.”
Uraian diatas menunjukkan bahwa perilaku siswa dapat berkembang
melalui bimbingan. Topik- topik bimbingan yang berkaitan dengan aturan-
aturan di sekolah bertujuan agar siswa punya pemahaman tentang
16
pentingnya disiplin. Kedisiplinan siswa di sekolah dapat dikembangkan
melalui kegiatan Bimbingan dan dan konseling Konseling Pribadi Sosial
dengan topik kedisiplinan. Siswa melaksanakan kegiatan tersebut bersama
guru BK secara kelompok maupun perorangan. Kegiatan tersebut bertujuan
agar perkembangan kedisiplinan siswa lebih terarah. Siswa mengembangkan
perilaku disiplin mula-mula sadar akan manfaat disiplin bagi kehidupan
mereka. Cara-cara yang dilakukan misalnya dengan memberikan informasi
tentang peraturan sekolah beserta sanksi-sanksinya, dengan kegiatan tanya
jawab atau melalui permainan. Sukardi (1988:30) berpendapat mengenai
peran konselor dalam disiplin :
”Jadi, dapatlah diketahui bahwa konselor memiliki tanggung jawab tertentu dalam bidang disiplin dan mengkontribusikan bantuannya dengan sungguh-sungguh pada para siswa dan sekolah dengan membantu para siswanya memahami dan mengubah perilakunya yang asosial”.
Siswa memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap
disiplin menurut keputusan suara hati.
Fromm mengemukakan pendapatnya mengenai suara hati:
“Suara hati yang humanistis menjadi pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku yang bersifat internal dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam” (Schultz, 1991:74).
17
4. Pola Disiplin
Pola disiplin siswa dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Tingkah laku siswa yang diatur oleh pihak sekolah.
Siswa melaksanakan disiplin karena ia diwajibkan mentaati tata
tertib yang berlaku di sekolah. Perilaku siswa di sekolah dikontrol oleh
hukuman apabila siswa melanggar tata tertib. Hukuman bertujuan
untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan dan membantu siswa
untuk memahami pentingnya mentaati tata tertib di lingkungan sekolah.
b. Tingkah laku siswa yang mengatur dirinya sendiri.
Siswa yang mampu mengatur dirinya sendiri berarti ia dengan sadar
melakukan perilaku disiplin di lingkungan sekolah tanpa keterpaksaan,
misalnya hadir di sekolah tepat waktu, memakai seragam sesuai
peraturan.
Rotter (1966) membedakan pola disiplin menjadi dua yakni:
a. External locus control An external locus control person feels that he has little control over his fate and fails to perceive a cause and effect relationship between his actions and their consequences.
b. Internal locus control An internal person holds the reins of his fate securely in his grip and understands that effort and reward are correlated.
18
Coleman et al (1966) berpendapat bahwa, “Belief in internal
control was the most important indicator of school achievement than
those who exhibited a sense of external control” (Myron, 1981:112). Jadi,
pola disiplin yang baik adalah siswa berperilaku disiplin karena kesadaran
akan pentingnya bersikap disiplin dan bukan karena paksaan atau takut
akan hukuman bila ia melanggar tata tertib.
C. Jenis Kelamin dan Kedisiplinan Siswa
Setiap individu memiliki sifat bawaan sejak lahir, hal itulah yang disebut
dengan jenis kelamin. Jenis kelamin tiap individu diciptakan dengan jelas yaitu
jenis kelamin laki- laki ataupun perempuan. Jenis kelamin siswa berpengaruh
terhadap perilaku disiplin siswa di lingkungan sekolah. Robert A. Baron, 2003,
mengklasifikasikan kecenderungan laki- laki dan perempuan. ”Laki- laki
digambarkan sebagai seorang yang bertindak sebagai pemimpin, agresif,
ambisius, atletis, kompetitif, mempertahankan keyakinan dominan dan
memaksa”. (Baron, 2003:195). Siswa putera SMP menunjukkan ciri-ciri di
atas.
Kecenderungan perempuan adalah penuh perasaan, ceria, penuh belas
kasih, lemah lembut, feminim, ingin disanjung dan lugu. (Baron, 2003:195).
Hal tersebut nampak dalam perilaku siswa perempuan.
19
Disiplin tidak membedakan jenis kelamin. Semua siswa putera maupun puteri
wajib mematuhi tata tertib yang berlaku di lingkungan sekolah. Sikap disiplin
siswa putera dan puteri dipengaruhi oleh faktor- faktor tertentu sehingga
tampak perbedaan antara keduanya.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.
Tujuan survei adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan
informasi tentang individu (Furchan, 2005 : 450). Variabel penelitian ini
adalah tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri kelas VIII SMP
Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.
B. Alat Pengumpul Data
1. Kuesioner Tingkat Kedisiplinan
Penelitian ini menggunakan kuesioner tingkat kedisiplinan para siswa
putera dan puteri sebagai alat pengumpul data. Kuesioner ini disusun oleh
peneliti mengenai masalah tingkat kedisiplinan para siswa putera dan
puteri di sekolah.
2. Susunan Kuesioner
Susunan kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu data identitas siswa
dan petunjuk pengisian serta bagian peranyaan tentang tingkat kedisiplinan
para siswa putera dan puteri di sekolah. Pertanyaan terdiri dari 60 butir.
Adapun skoring selalu: 4 ; banyak kali: 3 ; kadang-kadang: 2 ; tidak
pernah: 1.
21
Kisi-kisi dari item- item kuesioner disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2. Bidang Kuesioner Tingkat kedisiplinan Para Siswa Puteri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta
No Tingkat Kedisiplinan Siswa No Item Jumlah
1 Bidang Kegiatan Akademik
a. Kegiatan kelas.
b. Kegiatan PR.
c. Kegiatan mandiri.
1-20 20
2 Bidang kegiatan disiplin umum
a. Penampilan siswa.
b. Sikap siswa.
21-40 20
3 Bidang kegiatan penggunaan
fasilitas
a. Kebersihan lingkungan.
b. Penggunaan fasilitas.
41-60 20
Jumlah Total 60
3. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner
Sebuah alat ukur yang baik memenuhi syarat valid dan reliabel.
a. Validitas Kuesioner
Validitas alat ukur adalah taraf sampai dimana suatu alat
atau tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo,
22
1995:242). Validitas suatu instrumen selalu bergantung pada situasi
dan tujuan khusus penggunaan instrumen yang bersangkutan. Suatu
instrumen yang valid untuk satu situasi mungkin tidak valid untuk
situasi yang lain (Furchan, 2005:294). Item kuesioner disusun
berdasarkan variabel penelitian dan uraian terinci dalam BAB II.
Validitas kuesioner ditunjuk oleh koefisien validitas.
b. Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas suatu instrumen adalah taraf sampai dimana
suatu instrumen mampu menunjukkan konsisten hasil pengukuran
yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil
(Masidjo, 1995:209). Reliabilitas kuesioner ditunjuk oleh koefisien
reliabilitas. Koefisien reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner
tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri kelas VIII SMP
Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 disajikan
dalam tabel berikut ini.
Tabel 3. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Tingkat Kedisiplinan para Siswa Putera dan Puteri SMP Taman Dewasa Tahun Ajaran 2008/2009 dalam Peraturan Sekolah
Koefisien Penelitian
Reliabilitas 0.856
Validitas 0.952
23
c. Penafsiran Reliabilitas dan Validitas
Penafsiran tentang tinggi atau rendah validitas dan reliabilitas
kuesioner dengan menggunakan pandangan Garret, (1967:176) berikut
ini.
Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Koefisien Korelasi Klasifikasi
±0.70- ±1.00 Tinggi-Sangat Tinggi
±0.40- ±0.70 Cukup
±0.20- ±0.40 Rendah
±0.00- ±0.20 Tidak Ada atau Sangat Rendah
Berdasarkan tabel kualifikasi tersebut, disimpulkan bahwa reliabilitas dan
validitas penelitian kuesioner tingkat kedisiplinan para siswa putera dan puteri
kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009
termasuk kualifikasi tinggi-sangat tinggi.
C. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh siswa putera dan puteri kelas VIII
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009. Jumlah
keseluruhan siswa kelas VIII sebanyak 178 siswa, namun siswa yang hadir saat
pengumpulan data sebanyak 174 siswa.
24
D. Prosedur Pengumpulan data
Pengumpulan data penelitian dilakukan pada para siswa putera dan puteri
siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis pada tanggal 21 Juli 2008.
E. Teknik Analisis Data
Proses analisis data penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Membuat tabel skor-skor gasal-genap untuk perhitungan reliabilitas
(terlampir).
2. Perhitungan korelasi skor-skor gasal-genap menggunakan metode belah
dua (Split-half Method Spearman and Brown) gasal-genap dengan rumus.
rtt = rgg 1 rgg 2
+×
Langkah perhitungan
a. Menghitung koefisien korelasi skor gasal-genap dengan teknik korelasi
Product Moment Pearson dengan rumus :
rgg = })(}{)({
)(( 2222 YYNXXN
YXXYN
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ
25
Keterangan :
rgg : Skor-Skor belahan ganjil genap
N : Banyaknya subjek
X : Skor belahan gasal
Y : Skor belahan ganjil
XY : Hasil perkalian antara nilai X dan Y
b. Menghitung koefisien reliabilitas dengan rumus diatas.
3. Perhitungan koefisien validitas dengan rumus (Garret, 1967:349):
rt8 = rtt
Keterangan :
rt8 : Koefisien validitas alat ukur
rtt : Koefisien reliabilitas
4. Mean atau rata-rata hitung nilai kelompok subjek. Menurut Donal Ary dkk,
Mean adalah jumlah semua nilai dalam suatu sebaran dibagi dengan jumlah
kasus (Furchan, 2005:158). Rumus mencari Mean adalah sebagai berikut :
M = NfΧΣ
Keterangan:
M : Rata-rata hitung skor-skor anak
26
∑fX : Jumlah skor-skor anak
N : Jumlah anak
Skor = M termasuk kategori tinggi dan skor < M termasuk kategori rendah.
5. Uji Hipotesis
Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik Chi-
Kuadrat. Donald Ary dkk, berpendapat bahwa teknik Chi-Kuadrat
digunakan untuk mengetahui perbedaan antara frekuensi berbagai subyek,
obyek kejadian, dan lain- lain yang termasuk ke dalam berbagai kategori
(Furchan,1982:234). Taraf signifikasi antara proporsi kemungkinan adanya
penyimpangan dalam suatu penelitian. Taraf signifikasi Chi-Kuadrat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 5%. Perhitungan nilai ?2 dengan
rumus.
? 2 = ))()()((
)( 2
dbcadcbacbadN
++++−
Keterangan :
? 2 : Chi-Kuadrat
N : Jumlah Siswa
a : Jumlah pada kolom 1 baris 1
b : Jumlah pada kolom 2 baris 2
c : Jumlah pada kolom 1 baris 2
d : Jumlah pada kolom 2 baris 3
27
6. Derajat kebebasan.
Df =(C-1)(R-1)
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tingkat kedisiplinan para siswa digolongkan dalam dua kategori yaitu
rendah (R) dan kategori tinggi (T). Para siswa yang termasuk kategori tinggi
(T) adalah para siswa yang memperoleh skor = M. Sedangkan para siswa yang
termasuk tingkat kategori rendah (R) adalah para siswa yang memperoleh skor
< M. M=194,77.
1. Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Putera Kelas VIII SMP Taman Dewasa
Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah.
Hasil analisis data penelitian dikemukakan dalam tabel berikut ini.
Tabel 5. Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Putera dan Jumlah Para Siswa Putera Kelas VIII dalam peraturan sekolah.
Tingkat Kedisiplinan f (%)
Tinggi 37 (43%)
Rendah 49 (57%)
f 86 (100%)
Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa jumlah para siswa putera
yang termasuk tingkat kedisplinan kategori rendah (57%) lebih banyak
daripada jumlah para siswa putera yang termasuk kategori tinggi (43%).
29
2. Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Puteri Kelas VIII SMP Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan
sekolah.
Hasil analisis data penelitian tentang tingkat kedisiplinan dalam
sekolah tingkat kedisiplinan para siswa puteri kelas VIII SMP Taman
Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan
sekolah disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 6. Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Puteri dan Jumlah Para Siswa Puteri Kelas VIII tahun ajaran 2008/2009 dalam peraturan sekolah.
Tingkat Kedisiplinan f (%)
Tinggi 49(56%)
Rendah 39(44%)
f 88(100%)
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah para
siswa puteri yang termasuk tingkat kedisiplinan kategori tinggi (56%)
lebih banyak dari pada jumlah para siswa puteri yang termasuk kategori
rendah (44%).
30
3. Uji Hipotesis
Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan tingkat kedisiplinan dalam peraturan sekolah antara
para siswa putera dan para siswa puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa
Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam tingkat kedisiplinan
dalam peraturan sekolah.
Hipotesis Statistik
Ada perbedaan frekuensi antara para siswa putera dan puteri kelas VIII
SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009.
Hipotesis Nol
Tidak ada perbedaan frekuensi antara para siswa putera dan puteri kelas
VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009
dalam tingkat kedisiplinan dalam peraturan sekolah.
Perhitungan nilai ? 2 menggunakan data pada tabel berikut.
Tabel 7. Perhitungan Chi-Kuadrat Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Putera dan Puteri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam Peraturan Sekolah.
Tingkat kedisiplinan siswa
Siswa R T
Total
Putera 49 (a) 37 (b) 86
Puteri 39 (c) 49 (d) 88
Total 88 86 174
31
? 2 = ))()()((
)( 2
dbcadcbacbadN
++++−
? 2 = )4937)(3949)(4939)(3749(
)37.3949.49(174 2
++++−
? 2 = )86)(88)(88)(86()14432401(174 2−
? 2 = 57274524
)958(174 2
? 2 = 57274524
917764.174
? 2 = 2,788.
Df = (C-1) (R-1)
= 1x1
=1 Taraf Signifikan 5% dengan Df =1. Nilai ? 2
tab = 3,841. ? 2emp =2,788 (? 2
tab > ? 2emp ).
Jadi, tidak ada perbedaan tingkat kedisiplinan antara para siswa putera dan puteri
kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam
peraturan sekolah.
32
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Jumlah para siswa putera yang termasuk tingkat kedisiplinan kategori
rendah (57%) lebih banyak daripada jumlah para siswa putera yang
termasuk kategori tinggi (43%).
2. Jumlah para siswa puteri yang termasuk tingkat kedisiplinan kategori tinggi
(56%) lebih banyak daripada jumlah para siswa puteri yang termasuk
kategori rendah (44%).
3. Tidak ada perbedaan antara tingkat kedisiplinan para siswa putera dan para
siswa puteri kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran
2008/2009 dalam peraturan sekolah.
Masih ada banyak siswa putera maupun puteri yang memiliki tingkat
kedisiplinan rendah dalam mentaati peraturan sekolah. Hal-hal yang perlu
dilakukan siswa agar mampu bersikap disiplin antara lain memahami
pentingnya disiplin dan manfaatnya bagi diri sendiri, serta siswa mau
menggunakan peraturan dan mau melakukan peraturan di sekolah. Peraturan
sekolah digunakan untuk mengatur tingkah laku dan kegiatan sekolah lainnya,
misalnya kegiatan bidang akademik dan bidang administrasi. Siswa
memahami pentingnya disiplin melalui pemahaman yang diperoleh di sekolah
dengan mengikuti kegiatan orientasi, kegiatan ekstrakurikuler dengan penuh
kesungguhan. Siswa yang memperoleh pengetahuan tentang disiplin
33
diharapkan berusaha memahami dan mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Perkembangan moral siswa berada dalam proses. Siswa putera dan
puteri membutuhkan pengetahuan dan pemahaman tentang moral, agar
mampu melakukan tindakan yang tidak melanggar peraturan di sekolah. Siswa
wajib mentaati peraturan sekolah. Siswa yang melanggar peraturan mendapat
hukuman. Hukuman dimaksudkan untuk mengontrol perilaku siswa. Siswa
yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi sudah menyadari pentingnya
bersikap disiplin dan mampu menyesuaikan diri dengan peraturan sekolah.
Disiplin tidak membedakan jenis kelamin. Semua siswa putera maupun puteri
wajib mematuhi peraturan yang ada di lingkungan sekolah. Sikap disiplin
siswa putera dan puteri dipengaruhi oleh faktor- faktor tertentu sehingga
tampak perbedaan antara keduanya. Sikap disiplin sangat berkaitan dengan
perkembangan moral dan tidak memandang jenis kelamin. Siswa menerapkan
sikap disiplin di lingkungan sekolah dan melakukan tindakan yang sesuai
dengan peraturan.
34
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada 3 hasil penelitian yaitu:
a. Jumlah para siswa putera yang termasuk tingkat kedisiplinan kategori
rendah (57%) lebih banyak daripada jumlah para siswa putera yang
termasuk tingkat kedisiplinan kategori tinggi (43%).
b. Jumlah para siswa puteri yang termasuk tingkat kedisiplinan kategori tinggi
(56%) lebih banyak dari pada jumlah para siswa puteri yang termasuk
tingkat kedisiplinan kategori rendah (44%).
c. Tidak ada perbedaan tingkat kedisiplinan antara para siswa putera dan puteri
kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009
dalam peraturan sekolah.
B. Saran- Saran
Berdasarkan perhitungan tingkat kedisiplinan maka dikemukakan dua
saran berikut.
1. Sekolah perlu membuat program misalnya mengadakan bimbingan
pribadi sosial baik perorangan maupun kelompok dengan topik
kedisip linan, memperkenalkan dan melatih kedisiplinan siswa melalui
35
masa orientasi ketika akan memasuki sekolah. kegiatan tersebut dapat
membantu siswa semakin menyadari pentingnya bersikap disiplin dan
bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Siswa juga perlu diberi
informasi secara jelas mengenai peraturan sekolah beserta sanksi-
sanksinya.
2. Pelaksanaan disiplin diri di sekolah hendaknya ditingkatkan dengan
kontrol yang lebih baik dari pihak sekolah. Sanksi berupa hukuman fisik
sebaiknya diminimalkan agar siswa tidak merasa terpaksa dan tertekan
dalam mentaati peraturan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Baron, Robert A & Byrne, Donn. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga.
Furchan, A. Arief. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Terj :
Introduction to Research in Education, karya : Donald Ary, Luchy Cheser
Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta : Bumi Aksara.
Stone and Shertzer. 1976. Fundamentals of Guidance. Houghton Mifflin Company
: Boston.
Sukardi. 1988. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Bina Aksara.
Winkel, W. S & Hastuti, M M Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Media Abadi : Yogyakarta.
38
Lampiran 1
KUESIONER TINGKAT KEDISIPLINAN
PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VIII
SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA
Identitas Diri :
Jenis kelamin :
Umur :
Tanggal Pengisian :
Pengantar :
Saya meminta kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
secara tertulis. Semua jawaban anda akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
kepentingn penelitian ini.
Jawaban yang anda berikan sesuai dengan keadaan anda. Jawaban anda tidak
mempengaruhi nilai.
Petunjuk :
1. Bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
2. Berilah tanda cek (v) pada salah satu kolom “Selalu”, “Banyak kali”,
“Kadang-kadang”, “ Tidak pernah” yang sesuai dengan keadaan anda.
39
No Petanyaan Selalu Banyak
kali
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
1 Saya hadir dalam kelas tepat
waktu.
2 Saya membawa buku dan alat
pelajaran sesuai jadwal.
3 Saya berdoa sebelum pelajaran
dimulai sesuai agama dan
kepercayaan.
4 Saya berdoa dengan tenang
sebelum pelajaran.
5 Saya mengikuti pelajaran dengan
tenang.
6 Saya mendengarkan penjelasan
guru.
7 Saya mengerjakan latihan
menurut petunjuk guru.
8 Saya mengerjakan soal-soal ujian
dengan jujur.
9 Saya mengerjakan soal-soal ujian
dengan tenang.
10 Saya tidak mengkonsumsi
makanan saat pelajaran
berlangsung.
11 Saya meninggalkan ruang kelas
saat istirahat.
12 Saya berdoa dengan tenang
diakhir pelajaran.
13 Saya mengerjakan tugas rumah
40
dengan baik.
14 Saya mengumpulkan tugas rumah
tepat waktu.
15 Saya turut berdiskusi dengan
teman mengerjakan tugas
kelompok.
16 Saya menggunakan waktu untuk
belajar ketika tidak ada pelajaran.
17 Saya membuat jadwal belajar di
rumah.
18 Saya mempelajari bahan pelajaran
yang saya dapat di sekolah.
19 Saya berlatih mengerjakan soal-
soal latihan di rumah.
20 Saya mempersiapkan ujian
beberapa hari sebelun ujian
berlangsung.
21 Saya membayar SPP tepat waktu.
22 Saya memakai seragam lengkap
sesuai aturan.
23 Saya tidak memakai aksesoris
berlebihan ke sekolah.
24 Saya memakai pakaian seragam
rapi di lingkungan sekolah.
25 Saya tidak membawa rokok,
minuman keras, dan obat-obatan
terlarang di sekolah.
26 Saya meminta ijin guru piket bila
meninggalkan lingkungan
41
sekolah.
27 Saya memberitahu guru piket
secara lisan/tertulis jika tidak
dapat mengikuti pelajaran.
28 Saya bersikap sopan terhadap
guru dan karyawan.
29 Saya mengikuti upacara dengan
tertib.
30 Saya memberitahukan pelajaran
yang tidak dapat diikuti oleh
teman yang tertinggal pelajran
karena sakit.
31 Saya mengikuti kegiatan yang
diadakan sekolah (kerja bakti,
studi wisata dll).
32 Saya menjaga ketenangan selama
di lingkungan sekolah.
33 Saya mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dengan teratur.
34 Saya menjaga keamanan barang-
barang milik dan teman-teman
dari tindakan pencurian.
35 Saya melaporkan kepada guru
piket bila ada teman
yangmelakukan tindakan yang
tidak terpuji.
36 Saya bersikap sopan terhadap
teman-teman.
37 Saya menjaga nama baik sekolah
di dalam maupun di lingkungan
42
sekolah.
38 Saya tidak menerima tamu
selama di sekolah.
39 Saya segera datang bila ada
panggilan dari guru atau kepala
sekolah.
40 Saya tidak membawa senjata
tajam yang membahayakan diri
sendiri dan orang lain.
41 Saya melaksanakan tugas piket
sesuai jadwal.
42 Saya membuang sampah pada
tempatnya.
43 Saya menjaga peralatan yang ada
di dalam kelas.
44 Saya tidak membuat coretan di
sembarang tempat.
45 Saya menjaga kebersihan kamar
mandi/WC.
46 Saya mengikuti kerja bakti yang
diadakan sekolah.
47 Saya membersihkan aula setelah
memakainya.
48 Saya menjaga meja dan kursi
yang saya tempati dengan baik.
49 Saya memakai ruang laboratorium
untuk keperluan belajar.
50 Saya menjaga peralatan praktek
yang ada di laboratorium.
51 Saya memakai peralatan kegiatan
43
ekstrakurikuler.
52 Saya menjaga kelestarian tanaman
di lingkungan sekolah.
53 Saya turut mengsahakan
penghijauan di lingkungan
sekolah.
54 Saya menjaga kebersihan
lingkungan sekolah.
55 Saya menggunakan tempat parker
dengan semestinya.
56 Saya mengembalikan peralatan
yang saya pinjem dari sekolah.
57 Saya meminjam buku
perpustakaan untuk kepentingan
belajar.
58 Saya mengembalikan buku
perpustakaan tepat waktu.
59 Saya memakai ruang
perpustakaan untuk kepentingan
belajar.
60 Saya menjaga kebersihan ruag
perpustakaan.
Terima kasih
44
45
Lampiran 3
Tabel 8. Distribusi Skor-Skor Gasal-Genap Untuk Perhitungan Reliabilitas dan Validitas Penelitian pada Para Siswa Putera dan Puteri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009.
4. Perhitungan uji beda Chi-Kuadrat jumlah para siswa putera dan puteri kelas VII
SMP Taman Dewasa
Tabel 9. Perhitungan Chi-Kuadrat Tingkat Kedisiplinan Para Siwa Putera dan Puteri Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 dalam Peraturan Sekolah.
Tingkat kedisiplinan siswa Siswa
R T Total
Putera 49 (a) 37 (b) 86
Puteri 39 (c) 49 (d) 88
total 88 86 174
Taraf Signifikan 5% dengan Df =1. Nilai ? 2tab = 3,841. ? 2
emp =2,788 (? 2tab > ? 2
emp ).
788,257274624
91776417457274624
)958(174
)86)(88)(88)(86()14432401(174
)4937)(3949)(4939)(3749()37394949(174
))()()(()(
2
2
22
22
22
22
=
⋅=
⋅=
−=
++++⋅−⋅
=
++++−
=
χ
χ
χ
χ
χ
χdbcadcba
cbadN
52
Lampiran 4
Tabel 9. Skor-Skor Kuesioner Tinggi-Rendah Tingkat Kedisiplinan Para Siswa Putera SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dalam Peraturan Sekolah.
No Siswa Skor Siswa Kategori No Siswa Skor Siswa Kategori 1 171 R 41 201 T 2 179 R 42 199 T 3 184 R 43 175 R 4 182 R 44 231 T 5 185 R 45 208 T 6 201 T 46 181 R 7 177 R 47 207 T 8 160 R 48 203 R 9 171 R 49 171 R 10 183 R 50 232 T 11 184 R 51 231 T 12 183 R 52 216 T 13 204 T 53 179 R 14 188 R 54 198 T 15 185 R 55 193 R 16 198 T 56 196 T 17 214 T 57 193 R 18 174 R 58 208 T 19 171 R 59 209 T 20 199 T 60 150 R 21 187 R 61 193 R 22 164 R 62 169 R 23 229 T 63 201 T 24 198 T 64 168 R 25 183 R 65 178 R 26 192 R 66 211 T 27 141 T 67 226 T 28 220 R 68 203 T 29 160 T 69 192 R 30 218 R 70 210 T 31 188 R 71 216 T 32 197 T 72 198 T 33 189 R 73 171 R 34 189 R 74 164 R 35 178 R 75 180 R 36 194 R 76 197 T 37 202 T 77 215 T 38 179 R 78 184 R 39 185 R 79 183 R
53
40 179 R 80 194 R 81 196 T 84 160 R 82 201 T 85 205 T 83 200 T 86 161 R Total T=34 siswa
R=49 siswa
54
Lampiran 5
Tabel 9. Skor-Skor Kuesioner Tinggi-Rendah Tingkat Kedisiplinan Para Siswa
Puteri SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009 dalam Peraturan Sekolah.
No Siswa Skor Siswa Kategori No Siswa Skor Siswa Kategori 87 180 R 128 183 R 88 188 R 129 194 R 89 193 R 130 168 R 90 191 R 131 181 R 91 229 T 132 210 T 92 234 T 133 200 T 93 204 T 134 193 R 94 202 T 135 185 R 95 185 R 136 236 T 96 203 T 137 236 T 97 202 T 138 167 R 98 193 R 139 220 T 99 205 T 140 218 T 100 167 R 141 189 R 101 186 R 142 218 T 102 216 T 143 193 R 103 211 T 144 187 R 104 193 R 145 219 T 105 196 T 146 193 R 106 195 T 147 231 T 107 201 T 148 189 R 108 184 R 149 162 R 109 201 T 150 124 R 110 202 T 151 200 T 111 205 T 152 175 R 112 214 T 153 181 R 113 191 R 154 205 T 114 190 R 155 206 T 115 183 T 156 171 R 116 212 R 157 192 R 117 164 R 158 206 T 118 182 T 159 233 T 119 222 R 160 210 T 120 182 T 161 195 T 121 208 T 162 193 R 122 206 T 163 209 T 123 210 T 164 203 T 124 187 R 165 199 T
55
125 171 R 166 211 T 126 194 R 167 222 T 127 172 R 168 211 T 169 208 R 172 214 T 170 215 R 173 210 T 171 218 R 174 222 T Total T=49 siswa