Tingkah laku hewan Komunikasi Bagi sebagian besar spesies hewan , menjaga hubungan dekat dengan sesama spesies penting untuk kelangsungan hidup mereka. Hewan berkomunikasi antara satu sama lain karena berbagai alasan diantaranya dalam rangka berburu untuk makanan, memperingatkan anggota lain dari bahaya yang mendekat dan untuk menarik pasangan. Masing-masing spesies menggunakan metode yang berbeda untuk berkomunikasi, misalnya kadal berkomunikasi menggunakan gerakan mata, bahasa tubuh, suara, dan gerakan tangan. Cacing cahaya betina bahkan menggunakan cahaya ekor mereka untuk membiarkan pejantan tahu di mana mereka berada. Komunikasi hewan dapat dengan mudah diidentifikasi di seluruh dunia. Suara-suara seperti siulan, celetuk, jeritan, lolongan, dan deritan sangat umum di seluruh habitat di bumi. Insting/Naluri Naluri pada hewan adalah sesuatu yang berurat berakar pada hewan semenjak masa perkembangan bahkan sebelum hewan tersebut lahir. Naluri dianggap turun-temurun, diwariskan dari sang induk yang memungkinkan bayi hewan secara naluriah tahu bagaimana untuk mendapatkan makanan dari induk mereka. Meski perilaku naluriah adalah perilaku pada tingkat yang sangat dasar, tanpa naluri alami banyak hewan yang tidak akan bertahan. Bayi burung tidak akan tahu bagaimana untuk mendapatkan makanan dari ibu mereka dan berang-berang tidak akan tahu bagaimana membangun sebuah bendungan. Kebanyakan hewan mengandalkan naluri untuk merasakan bahaya yang mendekat atau ketika mencari pasangan. Kecerdasan Kecerdasan dalam bentuk sederhana adalah kemampuan untuk membuat keputusan berdasarkan tiga hal yaitu setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, sebanyak hewan sanggup mengingat dan tingkat komunikasi mereka. Meskipun manusia paling dominan di Bumi, tingkat kecerdasan manusia tidak jauh melampaui tingkat kecerdasan dari sejumlah hewan misalnya lumba-lumba dan kera. Banyak hewan yang bermigrasi jarak jauh setiap tahun,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Tingkah laku hewan
KomunikasiBagi sebagian besar spesies hewan, menjaga hubungan dekat dengansesama spesies penting untuk kelangsungan hidup mereka. Hewanberkomunikasi antara satu sama lain karena berbagai alasandiantaranya dalam rangka berburu untuk makanan, memperingatkananggota lain dari bahaya yang mendekat dan untuk menarikpasangan. Masing-masing spesies menggunakan metode yang berbedauntuk berkomunikasi, misalnya kadal berkomunikasi menggunakangerakan mata, bahasa tubuh, suara, dan gerakan tangan. Cacingcahaya betina bahkan menggunakan cahaya ekor mereka untukmembiarkan pejantan tahu di mana mereka berada. Komunikasi hewandapat dengan mudah diidentifikasi di seluruh dunia. Suara-suaraseperti siulan, celetuk, jeritan, lolongan, dan deritan sangatumum di seluruh habitat di bumi.
Insting/NaluriNaluri pada hewan adalah sesuatu yang berurat berakar pada hewansemenjak masa perkembangan bahkan sebelum hewan tersebut lahir.Naluri dianggap turun-temurun, diwariskan dari sang induk yangmemungkinkan bayi hewan secara naluriah tahu bagaimana untukmendapatkan makanan dari induk mereka. Meski perilaku naluriahadalah perilaku pada tingkat yang sangat dasar, tanpa nalurialami banyak hewan yang tidak akan bertahan. Bayi burung tidakakan tahu bagaimana untuk mendapatkan makanan dari ibu mereka danberang-berang tidak akan tahu bagaimana membangun sebuahbendungan. Kebanyakan hewan mengandalkan naluri untuk merasakanbahaya yang mendekat atau ketika mencari pasangan.
KecerdasanKecerdasan dalam bentuk sederhana adalah kemampuan untuk membuatkeputusan berdasarkan tiga hal yaitu setelah belajar daripengalaman sebelumnya, sebanyak hewan sanggup mengingat dantingkat komunikasi mereka. Meskipun manusia paling dominan diBumi, tingkat kecerdasan manusia tidak jauh melampaui tingkatkecerdasan dari sejumlah hewan misalnya lumba-lumba dan kera.Banyak hewan yang bermigrasi jarak jauh setiap tahun,
bagaimanapun harus tahu jalan mana yang akan mereka ambil, atauharus berenang ke arah mana, beberapa hewan benar-benar mengingat“landmark” atau tanda di darat untuk memastikan mereka berada dijalur yang benar. Kemampuan penyu untuk selalu menepi di tempatyang sama, di pantai yang sama, hingga saat ini masih misteri.
StrategiDalam rangka untuk bertahan hidup secara sukses dalam lingkunganmereka, hewan sering memiliki sejumlah cara dimana merekamelakukan hal-hal yang dikenal sebagai strategi. Hewan memilikiberbagai strategi yang digunakan untuk membela diri, berburumangsa, beristirahat dan mencari pasangan. Strategi tersebutberbeda antara masing-masing spesies, tetapi juga bisa sangatberbeda dalam spesies yang sama. Banyak spesies hewan yang hidupbersama dalam kelompok, sering memiliki anggota (alpha) jantandominan yang membela dan melindungi betina dan anak-anak mereka.Singa jantan misalnya, melindungi betina dan anaknya dari bahayadengan mengintimidasi atau menyerang penyusup yang tidakdiinginkan. Singa betina berperan berburu makanan, dan seringmengembangkan teknik yang cukup rumit untuk menangkap mangsa.
KamuflaseKemampuan untuk tidak terlihat di lingkungan sekitar sangatpenting untuk kelangsungan hidup kebanyakan spesies hewan diseluruh dunia. Beberapa hewan memiliki warna yang mirip denganlingkungan sehingga mereka dapat berbaur sepenuhnya contohnyagerbil di pasir. Hewan lainnya memiliki corak dan warna yangmembuatnya beraktifitas tanpa terlihat. Seperti zebra yang beradadi semak-semak, sulit untuk dilacak berkat garis-garis hitam ditubuhnya. Hewan lainnya seperti bunglon menunjukkan kemampuanadaptasi dengan lingkungan dengan cara berkamuflase mengubahwarna dari warna coklat pada permukaan tanah, menjadi hijau danbiru ketika bersembunyi di dedaunan.
MigrasiHewan harus selalu berada di tempat yang tepat pada waktu yangtepat, agar bisa mendapatkan cukup makanan dan berkembang biakdengan sukses. Banyak hewan melakukan migrasi yang mengagumkanyang dapat berlangsung selama ribuan mil. Migrasi yang paling
umum misalnya burung yang meninggalkan belahan bumi utara karenamusim dingin, dan terbang ke iklim yang lebih hangat di selatan.Ketika musim dingin berakhir dan cuaca menjadi lebih hangat,burung-burung kembali ke utara. Beberapa spesies hewan misalnyawildebeest (kijang Afrika) bermigrasi mengikuti hujan Afrika,ikan Sarden bermigrasi mengikuti air arus dingin, dan karibu diLingkaran Kutub Utara memulai migrasi darat terpanjang setiapmusim panas dalam kelompok besar.
Etologi Langsung ke: navigasi , cari
Etologi (dari bahasa Yunani "'ηθος etos , kebiasaan, dan λóγος "'logo , penalaran, studi, ilmu) adalah cabang dari biologi dan psikologi eksperimental yang mempelajari perilaku dari hewan di alam liar atau dalam kondisi laboratorium , namun paling dikenal untuk studi lapangan.
Para ilmuwan yang terlibat disebut etolog etologi. Etologi adalahstudi tentang karakteristik perilaku khas dari kelompok tertentu dan bagaimana mereka berevolusi untuk bertahan.
Etologi adalah ilmu yang bertujuan untuk mempelajari perilaku hewan. Manusia, hewan juga merupakan bagian dari bidang etologi. Spesialisasi ini dikenal dari etologi manusia .
Etolog tujuan adalah studi tentang perilaku , yang insting dan penemuan pola yang memandu aktivitas bawaan atau belajar dari spesies binatang yang berbeda. Dengan demikian, etolog telah mempelajari hewan di berbagai bidang seperti agresivitas , yang kawin , yang pengembangan dari perilaku , yang kehidupan sosial ,yang jejak dan banyak lainnya. Di alam liar, hewan ditangani dengan kode tertentu dikenakan oleh mereka sendiri perjuangan untuk bertahan hidup , untuk menjadi yang paling cocok untuk
memimpin kawanan atau mendapatkan hak untuk makan atau bersanggama pertama.
Indeks
1 Sejarah etologi 2 Keempat mengapa etologis
o 2.1 Penyebab o 2.2 Mengembangkan berkelanjutan o Evolusi 2.3 o 2,4 Phylogenetic
3 bawaan dan belajar perilaku 4 Definisi etologi 5 Bibliografi 6 Lihat juga 7 Referensi 8 Pranala luar
Sejarah etologi
Pada awal abad kedua puluh menciptakan psikologi komparatif , yang terdiri dari studi perilaku dan kapasitas psikologis dari spesies binatang yang berbeda dan bahwa, dalam pengertian ini, perilaku manusia dianggap sebagai salah satu dari banyak jenis perilaku hewan. Para behavioris menggunakan metode ini dalam studi mereka, tetapi dari 1.973 , ketika para ilmuwan Konrad Lorenz , Karl R. von Frisch dan Niko Tinbergen menerima Hadiah Nobel untuk studi tentang perilaku hewan, etologi mulai ilmu berhak dipertimbangkan, dan psikologi komparatif telah terintegrasi dalam ilmu baru.
Di Eropa, penelitian perilaku hewan dikembangkan menyoroti studi lapangan dan perilaku naluriah. Kami menyoroti beberapa etolog Konrad Lorenz yang paling brilian, dalam studinya tentang pencetakan di angsa , Karl von Frisch , berfokus pada sistem komunikasi lebah , dan Niko Tinbergen , tertarik dalam studi naluri yang berduri . Di Amerika Serikat pada paruh pertama abad kedua puluh, menyoroti sebuah penelitian perilaku hewan
difokuskan pada perilaku yang dipelajari media yang dikontrol . Penyelidikan ini menyebabkan perbandingan psikologi dan behaviorisme.
Pada tahun 1951, Niko Tinbergen diterbitkan The Study of Instinct (Studi naluri), yang menimbulkan empat pertanyaan yang terletak etologi (causacional , yang pembangunan atau ontogeni , evolusi dan filogenetik ), dan bertanggung jawab untuk membuat perbedaan antara dengan psikologi komparatif dan etologi. Pada tahun 1966, Robert Hinde membuat sintesis dari dua, dan membedakan highlightsmasing-masing.
Empat mengapa etologis
Penyebab
Cobalah untuk menemukan penyebab langsung dari perilaku. Dua dikotomi bisa lakukan di sini pada subjek:
Internal atau eksternal penyebab
Penyebab internal adalah model kotak terbuka, mencoba untuk menjelaskan tingkat penyebab fisiologis. Penyebab eksternal mencoba untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang memicu respon penyebab eksternal etologis, seperti model kotak tertutup keluar,tanpa khawatir tentang alasan fisiologis.
Model hardware dan software
Upaya model perangkat keras untuk menjelaskan penyebab adalah penyebab sensitif untuk dipelajari secara langsung. Model perangkat lunak mencoba untuk menjelaskan penyebab yang tidak umum kognitif, meskipun definisi yang dibahas.
Pembangunan Berkelanjutan
Mengetahui perilaku etologis dari tubuh manusia, yang disebabkan oleh situasi di atas atau kasus yang dibuat oleh binatang.
Cobalah untuk menjawab apa manfaat melakukan perilaku hewan dan apa keuntungan evolusi bahwa hal ini harus dipilih. Sebagai contoh, apa keuntungan evolusioner mendapatkan ayam untuk merawatanak-anak mereka dan tidak meninggalkan mereka?
Phylogenetic
Cobalah untuk menjawab pertanyaan tentang kapan perilaku tersebutmuncul dalam sejarah evolusi spesies?
perilaku bawaan dan belajar
Masalah lain adalah apakah perilaku ditujukan etologi memiliki dasar genetik atau pada dasarnya dipelajari. Selama beberapa dekade, banyak-termasuk etolog Konrad Lorenz -, mengusulkan bahwaperilaku atau bersifat bawaan atau belajar. Tetapi para ilmuwan lainnya dari cabang psikologi dan cabang-cabang yang berbeda lainnya mengklaim bahwa perilaku bisa memiliki karakteristik darikedua jenis. Akhirnya, kami menyimpulkan bahwa, meskipun faktor adalah bawaan atau belajar, sering menjadi bagian dari kedua: membutuhkan pembelajaran atau pengetahuan bawaan untuk pengembangannya.
January 2nd, 2013 Write Comment biologi Tags: Perilaku Hewan
Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus. Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia), yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku manusia. Semakin kita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkan perilaku tersebut secara antropomorfik.
Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatanantara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat padasuatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasilasuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terusberlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetisdan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.Innate
Merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada di dalam suatu individu. Perilaku yang timbul karena
bawaan lahir berkembang secara tetap/pasti. Perilaku ini tidak memerlukan adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar, seringkali terjadi pada saat baru lahir, dan perilaku ini bersifat genetis (diturunkan).
Insting
Adalah perilaku innate klasis yang sulit dijelaskan, walaupun demikian terdapat beberapa perilaku insting yang merupakan hasil pengalaman, belajar dan adapula yang merupakan factor keturunan. Semua maklhuk hidup memiliki beberapa insting dasar.
Pola Aksi Tetap (FAP = Fixed Action Pattern )
FAP adalah suatu perilaku steretipik yang disebabkan oleh adanya stimulus yang spesifik. Contoh:
Saat anak burung baru menetas akan selalu membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan di dalam mulut anak burungtersebut.
Anak bebek yang baru menetas akan masuk ke dalam air. Perilaku ini telah diprogram sebelumnya, dengan kata lain, tidak diperlukan proses belajar.
Pada perilaku kawin pada burung merak (Pavo muticus), burung jantan akan menunjukkan keindahan warna ekor bulunya.
Induk burung tidak perlu belajar untuk memberi makan anaknya yangbaru menetas, anak bebek tidak perlu belajar berenang.
Perilaku Akibat Proses Belajar
Proses belajar seringkali didefinisikan sebagai suatu upaya untukmendapatkan informasi dari adanya interaksi, atau suatu perilaku yang memang telah ada pada organisme (hewan) dan cenderung memberikan pengertian dari suatu upaya coba-coba. Kita ketahui bahwa perilaku dipengaruhi oleh factor genetic, sehingga organisme (hewan)
JENIS-JENIS PERILAKU
Jenis jenis perilaku dapat dibagi menjadi :
Perilaku tanpa mencakup susunan saraf
Kinesis: yaitu gerak pindah yang diinduksi oleh stimulus, tetapi tidak diarahkan dalam tujuan tertentu. Meskipun demikian, perilaku ini masih terkontrol.Tropisme: yaitu orientasi dalam suatu arah yang ditentukan oleh arah datangnya rangsangan yang mengenai organisme, pada umumnya terjadi pada tumbuhan. Meskipun tropisme menunjukan suatu perilaku yang agak tetap, tetapi tidak mutlak. Tetapi tanggapan yang terjadi dapat berbeda terhadap intensitas rangsang yang tidak sama. Misalnya : pada cahaya lemah terjadi fototropisme (+), tetapi pada cahaya kuat yang terjadi fototropisme (-)Taksis : yaitu gerak pindah secara otomatis oleh suatu organisme motil (mempunyai kemampuan untuk bergerak), akibat adanya suatu rangsangan.Perbedaan antara tropisme dengan taksis adalah pada taksis seluruh organisme bergerak menuju atau menjauhi suatu sumber rangsang, tetapi pada tropisme hanya bagian organisme yang bergerak..
Perilaku yang mencakup susunan saraf.
Perilaku bawaan atau naluri atau insting (instinct)
Perilaku terhadap suatu stimulus (rangsangan) tertentu pada suatuspesies, biarpun perilaku tersebut tidak didasari pengalaman lebih dahulu, dan perilaku ini bersifat menurun. Hal ini dapat diuji dengan menetaskan hewan ditempat terpencil, sehingga apapunyang dilakukan hewan-hewan tersebut berlangsung tanpa mengikuti contoh dari hewan-hewan yang lain. Tetapi hal tersebut tidak dapat terjadi pada hewan-hewan menyusui, karena pada hewan-hewan menyusui selalu ada kesempatan pada anaknya untuk belajar dari induknya. Contoh:
Pada pembuatan sarang laba-laba diperlukan serangkaian aksi yang kompleks, tetapi bentuk akhir sarangnya seluruhnya bergantung pada nalurinya. Dan bentuk sarang ini adalah khas untuk setiap
spesies, walaupun sebelumnya tidak pernah dihadapkan pada pola khusus tersebut.
Sarang Laba - labaSumber Gambar : http://www.harunyahya.com/indo/buku/meng…
Pada pembuatan sarang burung, misalnya sarang burung manyar (Ploceus manyar). Meskipun burung tersebut belum pernah melihat model sarangnya, burung manyar secara naluriah akan membuat sarang yang sama.
Sarang Burung ManyarSumber Gambar : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/co…
Untuk melakukan perilaku bawaan kadang-kadang diperlukan suatu isyarat tertentu, isyarat tersebut disebut release atau pelepas. Release (pelepas) ini dapat berupa warna, zat kimia dll.
Release berupa warna, misalnya pada ikan berduri punggung tiga. Selama musim berbiak biasanya ikan betina akan mengikuti ikan jantan yang perutnya berwarna merah ke sarang yang telah disiapkannya. Tetapi ternyata ikan betina akan mengikuti setiap benda yang berwarna merah yang diberikan kepadanya. Dan benda apapun yang menyentuh dasar ekornya, akan menyebabkan ikan betinatersebut bertelur.Release berupa zat kimia misalnya feromon. Feromon berfungsi sebagai release pada berbagai serangga sosial seperti semut, lebah dan rayap. Hewan-hewan tersebut mempunyai berbagai feromon untuk setiap tingkah laku, misalnya untuk perilaku kawin, perilaku mencari makan, perilaku adanya bahaya dll.Release berupa bintang, Sauer seorang ornitolog dari Jerman mencoba sejenis burung di Eropa (burung siul). Burung tersebut yang masih muda pada musim gugur akan bermigrasi ke Afrika terpisah dari induknya. Migrasi tersebut dilakukan pada malam hari dengan bantuan navigasi bintang-bintang. Sauer memelihara burung siul yang masih muda, pemeliharaannya tidak mudah karena burung tersebut hanya memakan serangga yang masih hidup dalam jumlah banyak. Bila musim gugur tiba, burung-burung tersebut menjadi tidak tenang. Bila burung tersebut dibawa ke dalam planetarium, melihat bintang-bintang maka burung tersebut akan
terbang ke arah tenggara, sepertinya bila di alam benas burung tersebut menuju ke Afrika.Dorongan berpindah pada musim gugur merupakan contoh perilaku bawaan pada burung burung yang berulang-ulang pada interval tertentu. Perilaku demikian disebut ritme atau periode, dan dapatberlangsung setiap 2 jam, 24 jam atau bahkan satu tahun. Banyak hewan yang mempunyai ritme harian, seperti hewan nocturnal yang aktif setiap 12 jam sekali. Ritme tersebut tidak akan persis sama, dapat bergeser satu jam kedepan atau satu jam mundur. ritmeyang demikian disebut circadian. Perilaku yang dapat membedakan panjang relatif siang dan malam diatur oleh perubahan dalam fotoperiode. Kemampuan bereaksi terhadap fotoperiode menunjukkan bahwa hewan mempunyai mekanisme mengukur jumlah jam siang dan jumlah jam malam atau salah satu diantaranya. Atau dengan perkataan lain hewan tersebut mempunyai jam biologis.
Perilaku Yang Diperoleh Dengan Belajar (Animal reasoning and learning)
Perilaku yang diperoleh dengan belajar adalah perilaku yang diperoleh atau sudah dimodifikasi karena pengalaman hewan yang bersangkutan yang mengakibatkan suatu perubahan yang tahan lama dan dapat juga bersifat permanen.
Kebiasaan (habituation); Hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi terhadap stimulus berulang yang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Mis: membuat suara aneh dekat anjing,pertama-tama hewan tersebut akan terkejut dan mungkin juga takut,tetapi setelah lama dan merasa bahwa suara tersebut tidak berbahaya, maka bila ada suara tersebut hewan tersebut tidak akanberreaksi lagi.Perekaman (imprinting); Lorenz (1930) menemukan semacam cara belajar pada burung yang bergantung pada satu pengalaman saja. Hanya pengalaman ini harus berlangsung tepat setelah telur burungtersebut menetas. Mis: Angsa akan mengikuti benda bergerak pertama yang dilihatnya dan benda tersebut dianggap sebagai induknya. Karena yang pertama dilihat adalah Lorenz, maka dia dianggap sebagai induknya.Reflex bersyarat; Pavlov (seorang ahli fisiologi) mempelajari sistem syaraf hewan menyusui. Yaitu mempelajari reflex yang
menyebabkan anjing memproduksi air liur, dan menemukan bahwa melihat atau mencium bau daging saja sudah menyebabkan anjing mengeluarkan air liur. Pavlov mencoba rangsangan lain yang dapat menghasilkan tanggapan mengeluarkan air liur, yaitu dengan bunyi bel. Pavlov menemukan bahwa rangsangan pengganti harus datang sebelum rangsangan asli, supaya tanggapannya berhasil dipindahkan. Juga semakin pendek jangka waktu antara kedua rangsangan, semakin cepat reaksi itu melekat pada rangsangan pengganti. Hal tersebut dapat juga terjadi pada ayam atau merpatidengan tanda bunyi kentongan (kul-kul).
Metode coba-coba (trial & error learning)
Misalnya yang dilakukan Skinner dengan membuat sekat dalam kotak yang akan mengeluarkan makanan bila ditekan. Tikus yang lapar dimasukan ke dalam kotak. Dalam waktu singkat tikus dapat mengetahui cara mendapatkan makanan tersebut.
Dalam suatu kotak ada dua titik cahaya, yang satu lebih terang dari yang lain. Bila yang terang dipatuk pada bagian bawahnya akan keluar makanan. Merpati dengan cepat akan mematuk cahaya yang lebih terang.
Perilaku dengan menggunakan akal
Pada umumnya dianggap bahwa suatu ciri yang membedakan hewan dengan manusia adalah dari bahasanya. Banyak hewan yang memiliki mekanisme pemberian isyarat yang mendekati ciri bahasa, misalnya pada lebah dengan tariannya. Sedangkan Ann dan David meneliti simpanse betina bernama Sarah dengan menggunakan simbol-simbol dari plastik sebagai bahasa. Setelah 6 tahun, Sarah mempunyai perbendaharaan kata sekitar 130 buah. Penggunaan simbol-simbol yang dapat dimanipulasi sebagai pengganti bahasa lisan itu, merupakan bukti kecakapan simpanse tetapi tidak mampu mengeluarkannya. Sedangkan Garner menyelidiki kemampuan simpanse betina bernama Washoe dengan menggunakan bahasa isyarat orang tuli di Amerika Utara. Setelah 22 bulan, Washoe sudah memahami lebih dari 30 bahasa isyarat tersebut. Walaupun kemampuan Sarah dan Washoe belum sempurna, tetapi kemampuannya sama baiknya dengan kemampuan seorang anak berumur 2 tahun.
PERILAKU SOSIAL
Perilaku yang dilakukan oleh satu individu atau lebih yang menyebabkan terjadinya interaksi antar individu dan antar kelompok. Perilaku Sosial bisa dibagi menjadi :
Perilaku Affiliative; adalah perilaku yang dilakukan bertujuan untuk mempererat ikatan social, koordinasi antar individu dan kebersamaan antar atau di dalam kelompok
Perilaku Agonistic
Perilaku aggressive: Perilaku yang bersifat mengancam atau menyerang.Perilaku submissive: Perilaku yang menunjukkan ketakutan atau kalah.
Vokalisasi; Adalah suara yang dikeluarkan oleh satu atau lebih individu untuk berkomunikasi dan koordinasi diantara anggota kelompoknya
Perilaku maternal / mothering; Perilaku induk yang bertujuan melindungi dan memelihara anaknya
MENGHINDARI PREDATOR
Ada sekelompok kecil hewan yang termasuk super predator yang tidak takut pada predator yang lain, tetapi pada akhirnya musuhnya adalah manusia. Pada umumnya cara utama hewan menghindari musuh adalah dengan berlari atau terbang. Pada hewan tingkat tinggi, melarikan diri dari predator adalah merupakan perilaku belajar, mis : kucing dengan anjing. Tetapi pada lalat rumah merupakan perilaku bawaan, mis : bila lalat akan dipukul dapat menghindar, karena adanya perubahan udara di sekitarnya.
Tanda adanya bahaya itu diterima berbeda antara satu spesies dengan spesies yang lain. Pada sejenis burung gelatik mempunyai naluri takut terhadap burung hantu tetapi tidak takut terhadap ular, tetapi pada spesies burung yang lain sejak lahir sudah takut terhadap ular, tetapi tidak takut terhadap predator yang
lain. Juga respon terhadap predator bervariasi, karena meskipun predatornya sama akan memberikan tanda yang berbeda pada waktu yang tidak sama. Misalnya antelop tidak akan melarikan diri bila melihat singa yang berjalan ke arahnya, tetapi antelop baru bereaksi kalau singa mengendap-endap pada semak-semak.
CARA MENGHINDARI PREDATOR
1. Perilaku Altruistik
Perilaku ini lebih mementingkan keselamatan kelompok daripada dirinya sendiri.
Rusa (Muskoxen) di daerah tundra di Antartika, bila tidak bisa melarikan diri dari predator (serigala) akan mengirimkan bau darijari kakinya yang disebut karre.Kera (Baboon) di Afrika bila ada bahaya misalnya dengan datangnyasinga atau leopard, maka akan membentuk formasi kera yang yang tua, betina dan anak-anak ditengah dikelilingi oleh kera-kera muda jantan. Sedangkan kera jantan yang menjadi raja akan berusaha mengusir atau menyerang predator tersebut.Induk ayam akan bersuara ribut sebagai tanda bahaya bila dilihat ada burung elang yang datang, anaknya dipanggil untuk disembunyikan.Semut yang sarangnya terganggu akan mengeluarkan feromon (asam formiat) dari taringnya, untuk memberi tanda kepada semut-semut yang lain, bila keadaan sudah reda asam formiat tidak dikeluarkanlagi dan kembali lagi ke sarang.2. Kamuflase (penyamaran)
Yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Burung Ptarmigan pada musim dingin berbulu putih, dan pada musim panas bulunya berbintik membuat tidak menarik perhatian karena warnanya sangat sesuai dengan lingkungan.
Kupu-kupu daun mati (Kallima) dari Amerika Selatan sayapnya sangat mirip dengan daun yang dihinggapi sehingga dapat terhindardari burung pemangsanya, tetapi karena sangat mirip dengan daun maka kadang-kadang ada insekta lain yang bertelur di atas sayapnya.3. Mimikri
Yaitu menyerupai hewan yang lain, dapat dibagi menjadi mimikri Miller, mimikri Bates dan mimikri agresif.
Mimikri Miller adalah hewan yang dapat dimakan sangat mirip dengan hewan yang tidak dapat dimakan. Misalnya kupu-kupu pangeran tidak mengandung racun dalam tubuhnya dan enak dimakan seperti roti bakar, sangat mirip dengan kupu-kupu raja yang mempunyai racun dalam tubuhnya.Mimikri Bates adalah hewan yang tidak berbahaya menyerupai hewan lain yang berbahaya. Misalnya sejumlah ular di AS yang tidak berbahaya memiliki warna seperti ular tanah yang sangat berbisa.Mimikri agresif adalah mengembangkan alat untuk mengelabui mangsanya. Ikan anglerfish (Antennarius) dari Filipina mempunyai satu pemikat yang mirip ikan kecil untuk memikat mangsanya, pemikat tersebut adalah perkembangan dari duri pada sirip punggung pertama. Kunang-kunang jantan dan betina saling tertarikdengan cahaya kelap-kelipnya, pola kelap-kelip ini berbeda untuk setiap spesies. Tetapi ada suatu spesies kunang-kunang betina yang dapat meniru kelap-kelip spesies yang lain, bila jantan spesies yang lain itu datang akan dimakan.Banyak hewan yang mempunyai adaptasi melindungi dirinya terhadap serangan pemangsa, misalnya :
Duri pada landakBau pada celurutSpirobolus (kaki seribu) mensekresi asam hidrosianat yang beracunjika diganggu.Bila hewan telah mempunyai senjata tetapi tidak ada pemangsa yangtahu, maka hewan tersebut berevolusi sehingga mempunyai warna yang mencolok tanpa penyamaran sedikitpun, disebut aposematik. Misalnya pada larva kupu-kupu raja berwarna mencolok tanpa penyamaran sedikitpun, dan di dalam badannya terdapat zat kimia yang beracun untuk predator yang memangsanya. Zat beracun tersebut berasal dari tumbuhan (milkweed) yang biasa dimakan. Racun tersebut tetap disimpan sampai larva mengalami metamorfosis. Maka burung yang memakan kupu-kupu raja akan memuntahkannya dan tidak akan makan lagi.
Wilayah Jelajah (Home Range)
Adalah wilayah yang dikunjungi satwaliar secara tetap karena dapat mensuplai makanan, minum, serta mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung atau bersembunyi, tempat tidur dan tempat kawin. Tempat-tempat minum dan tempat-tempat mencari makanan padaumumnya lebih longgar dipertahankan dalam pemanfaatannya, sehingga satu tempat minum dan tempat makan seringkali dimanfaatkan secara bergantian ataupun bersama-sama.
Teritori
Beberapa spesies mempunyai tempat yang khas dan selalu dipertahankan dengan aktif, misalnya tempat tidur (primata), tempat istirahat (binatang pengerat), tempat bersarang (burung), tempat bercumbu (courtship territories).
Batas-batas teritori ini dikenali dengan jelas oleh pemiliknya, biasanya ditandai dengan urine, feses dan sekresi lainnya. Pertahanan teritori ini dilakukan dengan perilaku yang agresif, misalnya dengan mengeluarkan suara ataupun dengan perlakuan fisik. Pada umumnya lokasi teritori lebih sempit daripada wilayahjelajah.
Batas wilayah jelajah dan teritori kadang-kadang tidak jelas, misalnya terjadi pada beberapa primata, seperti Trachypithecus, Gorilla, Pan dan berbagai jenis karnivora seperti anjing (Canis lupus). Pada burung batas wilayah jelajah tidak jelas, Elliot Howard menemukan pada burung pipit hanya dipertahankan beberapa jam. Tetapi ada juga yang jelas batas-batasnya, terutama bagi satwa liar yang mempunyai wilayah jelajah yang tidak tumpang tindih di antara individu atau kelompok individu, seperti dijumpai pada wau-wau (Hylobates), teritori kawin beberapa kelompok Artiodaktila dan pada anjing liar. Kesimpulannya adalah jika individu tidak mempunyai teritori, maka wilayah jelajahnya dapat tumpang tindih. Misalnya terjadi pada kelompok famili rusa merah (Cervus elaphus), Gajah Afrika (Loxodonta), dan kera barbari (Macaca sylvanus).
Untuk mempertahankan teritorinya satwa liar menunjukan perilaku conflict behaviour.Aktivitasnya dengan menunjukkan aggressive display dan triumph ceremony (pada angsa).Luas wilayah jelajah semakin luas sesuai dengan ukuran tubuh satwa liar baik dari golongan herbivora maupun karnivora. Wilayahjelajah juga bervariasi sesuai dengan keadaan sumber daya lingkungannya, semakin baik kondisi lingkungannya semakin sempit ukuran wilayah jelajahnya. Selain itu wilayah jelajah juga dapat ditentukan oleh aktivitas hubungan kelamin, biasanya wilayah jelajah semakin luas pada musim reproduksi.
Untuk mengetahui luas wilayah jelajah satwaliar diperlukan penelitian yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama. Berdasarkan hasil penelitian Douglas-Hamilton di TN Lake Manyara (Afrika), yang dilakukan lebih dari 15.000 ulangan untuk 48 unit keluarga gajah dan 80 ekor jantan soliter, mendapatkan luas wilayah jelajah yang bervariasi antara 14-52 km2. Luas ini mungkin terlalu kecil jika dibandingkan dengan ukuran tubuh gajahyang besar.Penelitian Leuthold dan Sale di TN Tsavo, Kenya mendapatkan angkawilayah jelajah rata-rata dari 4 ekor gajah sekitar 350 km2. Olivier di Malaysia wilayah jelajahnya antara 32,4-166,9 km2.Wilayah jelajah unit-unit keluarga gajah di hutan-hutan primer
mempunyai ukuran luas dua kali dari wilayah jelajah di hutan-hutan sekunder. Perbedaan ini tentunya disebabkan karena adanya perbedaan produktivitas makanan pada kedua kondisi hutan yang berbeda.Ukuran wilayah jelajah bagi jenis primata ditentukan oleh 2 faktor utama, yaitu jarak perjalanan yang ditempuh setiap hari oleh setiap anggota kelompok, dan pemencaran dari kelompoknya. Ukuran wilayah jelajah dari siamang, wau-wau lar dan wau-wau agile berbeda, lihat table di bawah.
Whitten menunjukkan bahwa faktor persaingan dan aktivitas manusiadapat berpengaruh terhadap luas wilayah jelajah bilou (Hylobates klossii). Menurut Van Schaik penggunaan wilayah jelajah kera ekorpanjang di Ketambe (TN. G. Leuser), ada beberapa faktor ekologis yang potensial mempengaruhi penggunaan wilayah jelajah, baik ditinjau dari pengaruh jangka panjang maupun jangka pendek. Pola penggunaan jangka panjang pada umumnya disesuaikan dengan pemanfaatan buah, sedang pencarian serangga disesuaikan dengan keadaannya yang menguntungkan. Penyimpangan dari pola ini dapat saja terjadi karena berbagai faktor, seperti adanya lereng-lerengterjal, dan wilayah yang tumpang tindih dengan kelompok lainnya. Kera ekor panjang menghindari lereng-lereng terjal, terutama untuk menghindari resiko adanya pemangsa dan untuk menghemat tenaga. Wilayah yang tumpang tindih dengan kelompok tetangga jugadihindari, sehingga tidak terjadi pertemuan dengan kelompok lainnya. Pergerakan adalah usaha individu ataupun populasi untuk mendapatkan sumberdaya yang diperlukan agar dapat bertahan hidup dan menurunkan keturunan sesuai dengan tetuanya. Ada berbagai cara pergerakan, pada umumnya dapat dibedakan kedalam: invasi, pemencaran , nomaden dan migrasi. Pergerakan ini dilakukan di wilayah jelajahnya, yang luasnya bervariasi, tergantung pada jenis satwaliar, serta kualitas dan kuantitas habitatnya. Di dalam wilayah jelajahnya, ada suatu tempat yang dipertahankan secara intensif, disebut teritori, seperti tempat bersarang atapun tempat makan. Pada kondisi habitat yang kaya akan sumberdaya yang diperlukan satwaliar, ukuran teritori mereka lebih sempit (kecil) jika dibandingkan dengan habitat yang miskin.
Etologi (Perilaku)Setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi denganlingkungannya sejak pertama kali mereka dilahirkan. Untuk tetapeksis setiap makhluk hidup harus mampu melakukan adaptasi, baikpada tingkatan populasi maupun komunitas pada suatu biosfer.Apabila kita melakukan eksplorasi terhadap beberapa macaminteraksi makhluk hidup, banyak contoh telah di kemukakan parapeniliti pada bidang perilaku hewan. Suatu spesies hewan mampuberinteraksi dengan lingkungan, hewan tersebut dapatberkomunikasi, bergerak, berinteraksi secara social dan mencarimakanan. Kajian perilaku hewan merupakan salah satu aspek biologiyang telah lama di teliti, bahkan dapat dikatakan sebagai kajianyang paling tua. Dalam ilmu yang mempelajari perilaku, banyakpeneliti menggunakan hewan percobaan dibandingkan tumbuhan. Kajian perilaku dari hewan dapat dijadikan suatu “kunci” untukmemahami evolusi dan fungsi ekologi dari hewan tersebut.Robinowitz (1980) yang mempelajari perilaku macan tutul jaguar.Setelah memonitor beberapa iindividu menggunakan radiotransmitter, disimpulkan bahwa jaguar merupakan hewan soliter,dan hanya melakukan kontak dengan sesamanya hanya saat musimkawin. Walaupun demikian, jaguar jantan turut berperan dalammemelihara anaknya. Selain itu, terdapat pula beberapa penemuanmengennai perilaku kawin, menvari makan, ddan berbagai aspekevolusi serta peran ekologi jaguar tersebut. Kajian perilaku hewan pada dasarnya mempelajari bagaiman hewan-hewan berperilaku di lingkungannya dan setelah para ahlimelakukan interpretasi, diketahui bahwa perilaku merupakan hasildari suatu penyebab atau suatu “proximate cause”.Ahli perilaku yang pernah menerima hadiah nobel adalah KonradLorenz, Niko Tinbergen dan Karl Von Frisch. Percobaan yangdilakukan Tinbergen dan Lorenz membuktikan perilaku “innate”(bawaan) dan bentuk perilaku yang didapatkan karena melalui suatuproses belajar yang sederhana. Tinbergen melakukan percobaan dengan menggunakan srang tawon yangditempatkan di tengah lingkaran bunga inus, kemudian lingkaranbunga pinus dipindahkan disamping sarangnya. Ternyata tawontersebut kembali ketengah lingkaran, tidak ke sarang. Demikian
pula setelah lingkaran bunga pinus diganti dngan lingkaran batutanpa sarang, dan disebelahnya dibentuk segitiga dari bunga pinusdengan sarang di tengahnya. Hasilnya menunjukkan bahwa tawonkembali ke lingkaran batu, bukan ke sarang di tengah segitigabunga pinus. Hasil tersebut menyatakan bahwa tawon dapatmenggunakan suatu bentuk di tanah dan terus menjaga lingkarantersebut dengan belajar untuk mangenal sesuatu. Dengan memahami penyebab perilaku, kita dapat lebih mengertiperan ekologi dan bagaimana hewan menghadapi seleksi alam sertabagaimana perilaku dapat meningkatkan kebugarannya (fitness),bidang ini juga dikeal dengan istilah Ekologi Perilaku. Perilaku Sebagai Akibat dari Pengaruh Genetis dan Faktor LingkunganBagaimana seseorang dapat bermain piano dengan baik? Hal inidapat saja terjadi kareena baiknnya koordinasi jari dan kemampuanmemainkan instrument tersebut. Tetapi pertanyaan yang kemudianmuncul adalah kemapuan tersebut diturunkan atau cukup dipelajaridan dilatih?Seringkali suatu perilaku hewan terjadi kareena pengaruh genetis(perilaku bawaan lahir atau “innate behavior”), dank arena akbatproses belajar atau penglaman yang dapat disebabkan olehlingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatanantara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat padasuatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasilasuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terusberlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahaterjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetisdan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatuperkembangan sifat.
Innate Merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yangtelah ada di dalam suatu individu. Perilakua yang timbul karenabawaan lahir berkembang secara tepat atau pasti. Perilaku initidak perlu adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar dansering kali terjadi pada saat baru lahir dan perilaku inibersifat genetis (diturunkan).
Insting
Insting adalah perilaku “innate” klasik yang sulit dijelaskan,walaupun demikian, terdapat beberapa perilaku insting yangmerupakan hasil pengalaman, belajar dan adapula yang merupakanfactor keturunan. Semua makhluk hidup memiliki beberapa instingdasar.
Pola Aksi Tetap (FAPs= Fixed Action Paterns)FAP adalah suatu perilaku stereotipik yang disebabkan adanyastimulus yang spesifik. Contohnya saat anak burung baru menetasakan selalu membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruhmakanan didalam mulut anak burung tersebut. Contoh lainnya adalahanak bebek yang baru menetas akan masuk kedalam air. Perilaku inittelah “diprogramkan sebelumnya”, dengan kata lain, tidakdiperlukan proses belajar. Induk burung tidak perlu belajarmemberikan makanan kepada anaknya yang beru menetas, ana bebektidak perlu belajar berenang. Contoh lainnya seperti riyualperkawinan, mempertontonkan keindahan (kejantanan) untukmenguasai suatu area (teritori). Dan anda dapat memikirkanperlakuan lain yang merupakan FAP.Perilaku Akibat Proses BelajarProses belajar seringkali diidentifikasi sebagai suatu upayauntuk mendapatkan informasi dari adanya interaksi, atau perilakuyang memang telah ada pada organism (hewan) dan cenderungmemberikan pengertian dari suatu upaya coba-coba. Kita ketahuibahwa perilaku di pengaruhi factor genetik, sehingga organism(hewan) dapat memiliki hubungan dengan individu lain, dan jugadapat berhubungan dengan lingkungan. Sebagai contoh, kelulushidupan dari suatu spesies karena mampu berkembang biak, tetapidalam proses tersebut terlibat pula seleksi alamiah yang padaakhirnya akan mempengaruhi kehidupan organisme (hewan) tersebut.
Kisaran Belajar dari yang Sederhana Hingga KompleksBelajar adalah suatu perubahan dalam perilaku yang merupakanhasil dari pengalaman. Table 5.1 dibawah ini menunjukkan berbagaibentuk dari belajar yang menghasilkan jenis-jenis perilaku.
TipeBelajar
Karakteristik
Habituasi Hilang atau timbulnya respons kepada stimulussetelah pengulangan suatu perlakuan
Imprinting Pada kehidupan hewan, belajar yang tidak dapatdiulang dan terbatas pada suatu periodekeritis tertentu, sering kali dihasilkandengan adanya hubungan kuat antara induk danketurunannya
Asosiasi Perubahan perilaku yang diakibatkan dari suatuhubungan antara satu perilaku dengan systemhukuman dan hadiah; dalam hal ini termasukkondisi klasik dan belajar dengan mencoba-coba(trial and error)
Imitasi Perilaku yang diakibatkan karena adanya prosespengamatan dan meniru individu lain
Inovasi Perilaku yang timbul dan berkembang karenaterjadi respons terhadap suatu keadaan yangbaru, tanpa mencoba-coba atau imitasi;dikatakan juga sebagai problem solving
Habituasi (habituation)Habitasi adalah suatu bentuk belajar yang paling sederhana, akanterjadi jika stimulus yang tidak berbahaya didapat oleh organisme(hewan) secra berulang-ulang, setelah terjadi stimulus tersebutmaka organisme (hewan) akan mengabaikannya. Habitusi akandihasilkan setelah organisme (hewan) belajar, sehingga akankehilangan respons bila stimulus dilakukan berulang-ulang dantidak membahayakan dirinya. Contoh perilaku ini misalnya anda menyentuh atau memukul secaraperlahan seekor anjing pada bagian belakangnya (ekor), maka iaakan menoleh ke belakang, bila anda memukul dengan berulang kali,maka anjing tersebut tidak akan menghiraukannya atau tidak akanmenoleh. Akakn tetapi hal menarik akan terjadi bila anda memukulperlahan dibagian lain, atau anda memukl perlahan setelahbeberapa hari, anjing akan memberikan respons kembali. Dengandemikian, dapat dikatakan bahwa respons dasar pada prinsipnnyatidak hilang, tetapi untuk sementara waktu termodifikasi karenabelajar.
ImprintingAdalah suatu pengenalan terhadap satu objek seperti induk, haltersebut terjadi pada suatu periode kritis sesaat setelah lahir.
Contohnya sekelompok angsa yang baru lahir anda beri makan atauangsa-angsa tersebut melihat suatu objek yang memberinya makan,maka anak-anak angsa tersebut akan menganggap anda atau objektersebut sebagai induknya dan akan terus mengikuti anda atauobjek. Walaupun anak-anak angsa tersebut melihat induknya yangbenar, mereka akan mengabaikannya dan terus menganggap bahwaobjek atau anda adalah induknya. Conto tersebut adalah hasilpercobaan Konrad Lorenz yang mendapatkan hadiah Nobel karenakajian tersebut.Perilaku imprinting dan FAP akan terjadi pada makhluk hidupwalaupun stimulus yang diterimanya bukanlah yang alamiah.Misalnya induk burung akan memberi makan pada boneka anak burungyang membuka mulut pada sarangnya. Anak-anak angsa akan mengikutiboneka angsa dewasa yang diberi makan di belakangnya.
Asosiasi atau Pengkondisian (Associative Learning)Definisi asosiasi atau pengkondisian adalah perilaku yangdisebabkan oleh suatu hasil dari suatu respons terhadap kondisi-kondisi tertentu, baik kondisi tersebut diketahui atau tidak.Kondisi penyebab prilaku tersebut dikatakan pula sebagaistimulus. Respons adalah sesuatu yang di produksi atau dihasilkankarena adanya stimulus. Perilaku ini dapat dibagi menjadi:
A. Pengkondisian Klasik (Classical Conditioning) atau PerilakuAsosiatif.Contoh yang paling banyak digunakan adalah hasil percobaan IvanPavlov (ahli fisiologi perilaku dari Rusia) yang menggunakan beluntuk anjing. Bila bel berbunyi, anjing tersebut diberi makan,sebelum menyantap makanannya, anjing tersebut mengeluarkansaliva. Beberapa saat setelah itu, walaupun tidak ada makanan,sesaat setelah mendengar bunyi bel yang sama, anjing tersebuttetap mengeluarkan salivanya.
B. Pengkondisian Operant (Operant Conditioning)Perilaku ini lebih merupakn hasil kondisi yang disebut mencoba-coba atau “trial and error”. Semakin dekat individu mendapatkanrespon dengan adanya stimulus positif, maka induvidu tersebutakan semakin mudah mengulang keberhasilan respon yang dilakukan.Perilaku ini termasuk dalam melatih seekor hewan. Dapat jugaterjadi pada seekor hewan yang semakin lama semakin sedikitmengeluarkan energinya untuk mendaptkan makanan. Perilaku ini
sering kali dijumpai pula pada hewan yang tidak akan mengulangiperbuatannya karena ternyata perbuuatan tersebut dapatmembahayakan dirinya.
Imitasi Berbagai jenis hewan dapat melakukan perilaku sebagai akibat daripengamatan dan meniru hewan lainnya. Perilaku tipe ini banyakdipelajari pada burung, akan tetapi perilaku imitasi terbatasoleh suatu periode kritis tertentu. Banyak hewan predator,termasuk kucing, anjing dan serigala kelihatannya belajar dasartaktik berburu dengan mengamati dan menirukan induknya. Padabeberapa kasus, factor genetis dan mencoba-coba dalam tipebelajar ini memegang peran penting.
Inovasi atau “Problem Solving” atau “Insight Learning”Inovasi atau disebut juga “reasoning” adalah suatu kemampuanuntuk merespons sesuatu terhadap keadaan baru dan dilakukandengan tepat. Perilaku tipe ini terjadi pada proses belajar danmerupakan perilaku yang memiliki kualitas tinggi pada organisme(hewan). Perilaku ini berhubungan dengan kemampuan organisme(hewan) untuk melakukan pendekatan terhadap suatu situasi yangbaru dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Intinya,setiap organisme (hewan dan juga manusia) dapat memiliki perilakutertentu atau bertindak untuk melakukan sesuatu dengan alasantertentu atau berfikir. Subjek dari inovasi adalah penyelesaianmasalah, sehingga tipe perilaku ini sering pula diberi istilah“problem solving”.
Perilaku Merupakan Refleksi EvolusiDari penjelasan sebelum ini, dapat dikatakan bahwa perilakuadalah suatu adaptasi evolusi yang menyebabkan terjadinya suatupeningkatan kelulus hidupan dan kesuksesan reproduksi sertakebugaran. Walau demikian, perilaku juga merupakan suatu hasilpengaturan dari hewan terhadap lingkungan dengan cara seleksialam. Pada bagian berikut, kita akan membahas peran ekologi darisuatu perilaku hewan sehingga dapat hidup sukses di lingkungan. Ritme Biologi
Banyak jenis hewan mamalia seperti kelelawar, harimau danbangsa kucing kurang aktif pada siang hari dan makan saatmatahari tenggelam atau aktif malam hari. Akan tetapi, banyakjenis burung tidur pada malam hari dan banyak melakukan aktivitaspada siang hari. Pola hidup yang berulang-ulang setiap hari,seperti siklus tidur atau bangun pada makhluk hidup disebut RitmeSikardian (Cycardian Rythms). Pada tanaman dan juga makhluk hiduplainnya, ritme biologi dikatakan juga dengan istilah Jam Biologi.Penyebab eksternal, khususnya siklus cahaya dapat mengatur waktu,membuat tubuh memiliki koordinasi ritme dengan ketat. Selainfactor lamanya organisme didedahkan pada periode terang gelaptertentu, temperature juga berperan dalam ritme biologi.Kepentingan mempelajari ritme biologi, waktu dan petunjuk sertafaktor yang menyebabkannya sudah banyak dilakukan peneliti karenaerat kaitannya dengan waktu kerja efisien, serta kemampuan dalamberfikir serta dalam membuat keputusan. Para pekerja malam, ataumereka yang melakukan perjalanan dengan pesawat terbang dari satubenua kebenua lain yang melintasi beberapa zona waktu yangberbeda, dapat menyebabkan keletihan, hingga mengurangi kemampuanbekerja, bahlan dapat menyebabkan depresi. Hal tersebutdisebabkan oleh adanya gangguan pada ritme biologi internal.
Mekanisme Bergerak Hewan dan tumbuhan atau organ dari suatu organisme tersebutmemiliki cara khusus saat melakukan pergerakan. Telah dikehauibahwa terjadinya pergerakan khusus karena adanya aksi ataustimulus sehingga suatu organisme bergerak, yaitu:
KinetisKinetis adalah suatu perubahan acak (random) dalam kecepatan danatau arah dari suatu organisme sebagai respons terhadap stimulus.Misalnya adanya pergerakan karena terjadinya kondisi lingkunganyang tidak sesuai. Seperti beberapa kumbang yang sangat aktif didaerah kering dan kurang aktif di daerah lembab.
TaksisTaksis sangat spesifik, berhubungan langsung sebagai akibatadanya suatu stimulus. Pergerakan organisme (keseluruhan) dapatkea rah stimulus maupun menjauhi stimulus. Misalnya larva lalat
rumah akan bergerak menjauhi arah cahaya (fototaksis negative),perilaku ini kemungkinan terjadi karena larva tersebut dapatberlindung dari musuh alaminya. Banyak tumbuhan melakukanpergerakan ini karena adanya stimulus cahaya (foto), arus (rheo),angin, gravitasi, air dan lain-lain.
Kelompok (Group)Pergerakan secara berkelompok yang terjadi pada banyak hewandikenal dengan istilah migrasi. Hal ini, biasanya dipengaruhioleh adanya perubahan cuaca atau musim, dan lebih khusus lagiperilaku ini berpengaruh untuk mendapatkan sumber makanan, daerahatau tempat untuk kawin, dan lain-lain.Migrasi banyak terjadi pada berbagai jenis burung, serangga,seperti beberapa jenis kupu-kupu, berbagai jenis ikan dan mamalialain. Pada dasarnya hewan melakukan migrasi karena telahmengenali daerah perjalanan mereka, dan hal ini dilakukan denganadnya “piloting”, orientasi dan navigasi. Hewan dapat melakukanmigrasi dengan adanya pengenalan suatu cara di atas ataukombinasi dari ketiganya.
Komunikasi Komunikasi pada umumnya terjadi diantara sesama spesies,misalnya untuk mengenali pasangan kawin. Pada hewan-hewan socialkomunikasi dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengetahuikoloninya. Komunikasi dapat pula terjadi untuk menghndari bahaya.Komunikasi dapat terjadi melalui perantara senyawa kimiamenggunakan Feromon, yaitu senyawa kimia yang disekresikan keluartubuh organisme dan dapat dikenali (melalui bau, dimakan, danlain-lain) oleh sesama spesies dan akan berguna untuk berbagaikehidupannya, misalnya untuk kawin, tempat berkumpul (agregasi),menemukan makanan, mengenali koloni, adanya bahaya, dan lain-lain. Selian itu, komunikasi juga terjadi secara visual, hal ini banyakterjadi pada saat sesama spesies mengenali pasangan kawinnya atausaat mempertahankan daerah teritori. Komunikasi dengan suara(auditory communication) sangat banyak dilakukan oleh hewan,misalnya untuk mengetahui derah teritori, untuk mengenali sesamespesies dan digunakan untuk mengetahui sumber makanan dan untukmelakukan perkawinan, hingga untuk menginformasikan adanya
bahaya. Sebagai contoh yang telah banyak ditelaah adalah adanyasuatu hipotesis tarian lebah sebagai alat komunikasi untukmengetahui sumber makanan.
Perilaku Sosial (Sicial Behavior) Secara umum didefinisikan bahwa perilaku sosial adalahsegala macam dari interaksi diantara sesame spesies yangmelibatkan antara dua atau lebih individu organisme (umumnyahewan). Hal ini didasari adanya perilaku individu yang dilakukankarena perilaku individu itu sendiri dan perilaku dari kelompok(grup). Perilaku sosial dapat pula terjadi karena interaksianggota dari berlainan spesies. Adanya perilaku sosial sebagaiakibat dari kompetisi sering terjadi dalam dunia hewan, misalnyauntuk memperebutkan sumber makanan, dan lain-lain.
Agonistik Perilaku agonistik adalah perilaku agresif yang padadasarnya dilakukan untuk dapat lulus hidup (survival). Perilakuagonistik ini pada umumnya merupakan ritual, memperlihatkankekuatan, dan keindahan (dapat berupa suara, tubuh dan lain-lain). Sering kali terjadi pula perkelahian yang tidak mematikan,walaupun pada beberapa spesies perkelahian dapat terjadi hinggaterjadi kematian. Perilaku agonistik terjadi pula untuk menarik pasangan kawinnya,banyak jenis burung jantan melakukan hal tersebut denganmengeluarkan suara yang indah dan khusus, adapula yang melakuakantarian dan mempertontonkan keindahan tubuhnya untuk menarikpasangannya. Banyak hewan sosial yang melakukan kelangsungan hidupnya denganmemelihara adanya perilaku agonistik. Misalnya berbagai jenisayam, apabila beberapa anak ayam yang tidak saling mengenaliditempati bersama, mereka akan melakukan respons dengan melakukanperkelahian kecil dengan saling mematuk. Hal ini dilakukan untukmenghindari terjadinya konflik, pada akhirnya akan akan terjadisuatu hirarkki (dominasi hirarki), misalnya yang lebih tua akanmengontrol yang lainnya.
Teritori
Perilaku untuk mempertahankan daerah edar atau tteritorimerupakan suatu usaha organisme (hewan) untuk mempertahankanadanya tempat sumber makanan, tempat untuk aktifitas reproduksidan kesuksesan dalam memelihara anak atau keturunannya. Perilakutersebut biasanya dipertahankan melalui berbagai cara komunikasidan perilaku lainnya. Walaupun tidak semua spesies hewan memilkiteritori tertentu, dan tidak selalu seleksi alam dapat memberikanadanya daerah teritori yang tepat bagi suatu jenis hewan.
Altruistik Perilaku altruistik atau altruisme kelihatannyamerupakan perilaku yang sering dikatakan sebagai “perilaku nonegois”, perilaku ini banyak dilakuakan oleh hewan-hewan yangberkoloni. Individu yang melakuakan perilaku ini tidakmendapatkan keuntungan, bahkan dapat mematikan dirinya, akantetapi perilaku ini akan memberikan keuntungan bagi kelompoknyaatau koloninya, sehingga terjadi peningkatan kebugaran darikoloni terssebut.
Etologi alias Tingkah Laku Hewan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua organism memiliki perilaku. Perilaku merupakan
bentuk respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya.
Suatu respons dikatakan perilaku bila respons tersebut telah
berpola, yakni memberikan respons tertentu yang sama terhadap
stimulus tertentu. Perilaku juga dapat diartikan sebagai
aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus. Dalam
mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada
organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa
organisme tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini adalah
antropomorfisme (Y: anthropos = manusia), yaitu interpretasi
perilaku organisme lain seperti perilaku manusia. Semakin kita
merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkan
perilaku tersebut secara antropomorfik. Seringkali suatu
perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku
bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses
belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan.
Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara
pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada
suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat
hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan
yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui
bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya,
yaitu genetis dan lingkungan (proses belajar), sehingga
terjadi suatu perkembangan sifat.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1). Apa yang dimaksud dengan perilaku hewan (etologi) ?
2) Apa saja bentuk dari perilaku hewan ?
3) Apa macam-macam dan contoh dari perilaku hewan ?
1.3 Tujuan
1). Untuk mengetahui ilmu yang mempelajari tentang perilaku
hewan.
2). Untuk mengetahui bentuk-betuk dari perilaku hewan
3). Untuk mengetahui macam-macam dan contoh dari perilaku
hewan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etologi dan Perilaku Hewan
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga
disebut etologi (dari bahasa Yunani: ἦθος, ethos, "karakter";
dan –λογία, -logia) adalah suatu cabang ilmu zoologi yang
mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta
faktor-faktor penyebabnya.
Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang
mempelajari aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu
etologi modern umumnya dianggap lahir di sekitar tahun 1930an
tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolaas Tinbergen dan
Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai merintisnya. Atas
jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi Hadiah
Nobel dalam bidang kedokteran di tahun 1973.
Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan
kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan,
yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu
tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang
ahli perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-
proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi)
berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada
pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau
kelompok kekerabatan hewan yang tertentu. Ahli perilaku hewan
juga disebut etolog.
Darwin berpendapat bahwa tidak ada sifat baru yang perlu
dimiliki semasa hidup individu. Pada dasarnya, teori Darwin
berjalan sebagai berikut : diantara anggota-anggota sebuah
spesies, terdapat variasi yang tak tehitung jumlahnya dan
diantara anggota yang bermacam-macam itu hanya kelompok
tertentu yang berhasil bertahan hidup yang bisa
menghasilkanketurunannya.
Dengan demikian terdapat ‘perjuangan untuk bertahan
hidup’ dimana anggota-anggota tebaik sebuah spesies dapat
hidup cukup panjang untuk meneruskan sifat unggul mereka
kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi yang tak
terhitung jumlahnya itu, alam kemudian ‘memilih’ siapa-siapa
yang bisa beradaptasi paling dengan lingkungan mereka. Menurut
Darwin, Istilah ‘perjuangan untuk bertahan hidup’ (survival
for the existence) adalah yang unggul yang bisa bertahan hidup
(survival of the fittest).
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu
kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi
perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu
mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan,
berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan
kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir,
persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk
kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku
adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat
diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku
dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme
tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan
lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik
dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk
hidup termasuk perilaku manusia.
2.2 Bentuk Perilaku Hewan
Bentuk dari perilaku hewan dapat dibagi menjadi 2 yaitu
perilaku hewan yang berasal dari bawaan, yang diwariskan dan
perilaku yang terajar (terlatih).
2.2.1 Perilaku Bawaan (Yang Diwariskan)
Warisan memegang peranan yang penting dalam perilaku
hewan. Dalam hal meminang, perilaku hewan memastikan
dahulu, jika termasuk anggota spesies sama, bukan dari
anggota yang lain, sehingga dapat dijadikan pasangan.
Misalnya, tingkah laku kunag-kunang saat berpasangan
walauu enunjukkan spesiea yang sama, juga mempunyai
perilaku berbeda dalam menemukan bahwa kunang-kunang
betina mempunyai pasangannya tersendiri. Hal ini dapat
dilihat dari pola cahaya dar kunang-kunang yang menyala
berbeda pada waktu senja. Kunang-kunang betina dari satu
spesies akan menanggapi hanya pada pejantan tertentu
dengan memerlihatkan pola nyala lampu spesies tertentu.
Beberapa kebiasaan meminang membantu mencegah betina
membunuh pejantan sebelum mereka memiliki kesempatan untuk
berpasangan. Contohnya,pada beberapa laba-laba pejantannya
lebih kecil daripada betina dan beresiko untuk dimakan
jika pejantan mendekati betina.sebelum berpasangan
pejantan dan beberapa spesies menunjukkan beberapa tanda-
tanda. Seperti serangga membungkus diri dalam jarring-
jaring yang sempurna.sementara betina yang tidak
terbungkus dan memakan serangga. Pejantan mampu
berpasangan dengannya memerlukan penyerangan. Setelah
berpasangan, pejantan akan dimakan oleh betina.
Perilaku hewan bawaan meliputi taksis dan refleks.
Taksis: Bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara
otomatis langsung mendekati atau menjauh dari atau pada
sudut tertentu terhadapnya. Macam-macam taksis:
kemotaksis, fototaksis, magnetotaksis.
Refleks: Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai
pada hewan yang mempunyai system saraf. Refleks adalah
respon otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu
stimulus. Respon terbawa sejak lahir, artinya sifatnya
ditentukan oleh pola reseptor, saraf, dan efektor yang
diwariskan. Contoh: refleks rentangan
Mesin refleks rentang memberikan mekanisme pengendalian
yang teratur dengan baik, yang:
1. mengarahkan kontraksi refleks otot
2. menghambat kontraksi otot-otot antagonis
3. terus-menerus memonitor keberhasilan yang
dengannya perintah-perintah dari otak diteruskan, dan
dengan cepat dan secara otomatis membuat setiap
penyesuaian sebagai pengganti yang perlu.
Naluri: Pola perilaku kompleks yang, sebagaimana
refleks, merupakan bawaan, agak tidak fleksibel, dan
mempunyai nilai bagi hewan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Naluri lebih rumit dibandingkan
dengan refleks dan dapat melibatkan serangkai aksi.
Pelepas Perilaku Naluriah: sekali tubuh siap di
bagian dalam untuk tipe perilaku naluriah tertentu,
maka diperlukan stimulus luar untuk mengawali respon.
Isyarat yang memicu aksi naluriah disebut pelepas
(release). Begitu respon tertentu dilepaskan, biasanya
langsung selesai walaupun stimulus efektif segera
ditiadakan. Isyarat kimia, yaitu feromon, berfungsi
sebagai pelepas penting pada serangga sosial.
Perilaku Ritme dan Jam Biologis: perilaku
berulang-ulang pada interval tertentu yang dinyatakan
sebagai ritme atau periode. Daur perilaku ritme dapat
selama dua jam atau setahun.
2.2.2 Perilaku Terajar
Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang
diperoleh atau dimodifikasi secara permanen sebagai akibat
pengalaman individu.
Kebiasaan: hampir semua hewan mampu belajar untuk
tidak bereaksi terhadap stimulus berulang yang telah
dibuktikan tidak merugikan. Fenomena ini dikenal sebagai
kebiasaan (habituasi) dan merupakan suatu contoh belajar
sejati.
Keterpatrian/Tanggap Tiru Imprinting: Merupakan salah
satu contoh belajar yang khusus dan nyata. Contoh: jika
seekor anak angsa yang baru menetas dihadapkan pada sebuah
benda yang dapat bergerak dan mengeluarkan bunyi yang
dapat terdengar, hewan itu akan mengikutinya sebagaimana
mereka mengikuti induknya, Waktu penghadapan cukup kritis,
karena jika dilakukan beberapa hari setelah menetas,
keterpatrian tidak terjadi. Keterpatrian ini dikenal
berkat penelitian Konrad Lorenz.
Respon yang Diperlazimkan: merupakan perilaku terajar
yang paling sederhana, pada dasarnya adalah respon
sebagai hasil pengalaman, disebabkan oleh suatu stimulus
yang berbeda dengan yang semula memicunya. Ivan Pavlov,
fisiologiawan Rusia, dalam penelitiannya dengan anjing
menemukan bahwa jika anjing diberi makanan pada mulutnya,
ia akan mengeluarkan air liur yang mungkin merupakan
refleks bawaan yang melibatkan kuncup rasa, neuron
sensori, jaring-jaring neuron di otak, dan neuron motor
yang menuju kelenjar ludah. Pavlov kemudian menemukan jika
pada saat meletakkan makanan di mulut anjing ia
membunyikan bel, anjing selanjutnya akan berliur setiap
kali anjing tersebut mendengar bel. Hal ini merupakan
respon yang diperlazimkan. Anjing telah belajar bereaksi
terhadap stimulus pengganti, yaitu stimulus yang
diperlazimkan.
Pelaziman Instrumental: Prinsip pelaziman dapat
dipakai untuk melatih hewan melakukan tugas yang bukan
pembawaan lahir. Dalam hal ini, hewan ditempatkan pada
suatu keadaan sehingga dapat bergerak bebas dan melakukan
sejumlah kegiatan perilaku yang berlain-lainan. Peneliti
dapat memilih untuk memberi imbalan hanya pada perilaku
tertentu. Latihan ini dikenal sebagai pelaziman
instrumental atau pelaziman operan (istilah kedua
diberikan oleh psikolog B.F. Skinner yang terkenal karena
dapat melatih merpati untuk bermain pingpong dan bermain
piano mainan).
Motivasi: Diantara kebanyakan hewan, motivasi
(terkadang disebut juga dorongan) dihubungkan dengan
kebutuhan fisiknya. Seekor hewan yang haus akan mencari
air dan yang merasa lapar akan mencari makanan. Kepuasan
terhadap dorongan merupakan kekuatan motivasi dibalik
perilaku hewan tersebut. Sebagian besar perilaku spontan
hewan-hewan ini merupakan akibat usaha memelihara
homeostasis. Banyak diantara dorongan ini bersumber dalam
hipotalamus. Dalam semua kasus, hipotalamus mengawali
respon yang berakibat penurunan dorongan tersebut, dan
dapat pula menghambat beberapa di antara respon tadi bila
titik kepuasan tercapai.
Pada manusia, sebagian besar perilaku terhadap
keinginan memuaskan kebutuhan fisik, tidak selalu dapat
diterangkan seperti keterangan di atas. Banyak kegiatan
yang dilakukan kendatipun tidak ada imbalan atau hukuman
luar yang didapatkan. Melakukan proses (kegiatan) itu
sendiri sudah merupakan imbalan. Simpanse dan manusia juga
kadang mau bekerja untuk tujuan yang belum tampak.
Konsep: Kebanyakan hewan memecahkan masalah dengan
mencoba-coba. Selama ada motivasi yang memadai hewan akan
mencoba setiap alternatif dan secara bertahap, melalui
kegagalan dan keberhasilan yang berulang, belajar
memecahkan masalahnya. Manusia umumnya tidak sekedar
belajar dengan cara mencoba-coba. Bila dihadapkan pada
suatu masalah, manusia mungkin melakukan satu atau dua
usaha sembarang sebelum “berhasil” memecahkannya. Respon
ini disebut wawasan.
Wawasan mencakup menanamkan hal-hal yang telah
dikenal dengan cara-cara baru. Jadi merupakan tindakan
kreatif sejati. Wawasan juga bergantung pada perkembangan
konsep atau prinsip.
Pemecahan masalah dengan menggunakan konsep
melibatkan suatu bentuk penalaran. Ada dua proses
pemikiran berlainan namun berkaitan yang terlibat, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran
induktif berarti mempelajari prinsip umum dari pengalaman
dengan situasi khusus dan jelas. Penalaran deduktif,
menerapkan prinsip umum pada situasi khusus yang baru.
Bahasa: Semua manusia, bahkan dalam masyarakat yang
paling primitif pun, memiliki bahasa yang sangat maju. Hal
ini merupakan abstraksi yang kedua (konsep merupakan
abstraksi juga).
Memori: Belajar bergantung kepada memori (ingatan).
Jika organisme bermaksud memodifikasi perilakunya dari
pengalaman, maka ia harus mampu mengingat-ingat apa
pengalamannya itu. Sekali sesuatu dipelajari, maka memori
diperlukan agar yang dipelajarinya itu tetap ada. Ada dua
teori dasar tentang memori. Yang pertama menyatakan bahwa
memori merupakan proses dinamik. Menurut teori ini,
sensasi menimbulkan impuls saraf, yang kemudian beredar
untuk jangka waktu tak terbatas melalui jaring-jaring
neuron dalam sistem saraf pusat. Hal ini memungkinkan
karena jaring-jaring interneuron yang amat luas dalam
serebrum manusia. Teori dinamik ini ditunjang oleh fakta
yang menakjubkan bahwa belum pernah ditemukan daerah
khusus dalam otak manusia untuk penyimpanan memori yang
lama. Teori yang kedua mengatakan bahwa setiap sensasi
yang diingat kembali mengakibatkan sedikit perubahan fisik
yang permanen di dalam otak. Beberapa biologiwan
mengemukakan bahwa memori mungkin disimpan dalam kode
kimiawi di dalam otak. Beberapa memperhatikan RNA,
beberapa memperhatikan protein, sebagai substansi yang
menyandikan memori. Masih terlalu dini untuk menyatakan
apa sifat memori itu. Bisa jadi proses dinamik maupun
perubahan fisika-kimia terlibat didalamnya.
Perolehan memori terjadi paling sedikit dalam dua
langkah yang berbeda. Pada manusia, kerusakan pada lobus
temporal dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan mengingat
pengetahuan baru selama kira-kira satu jam lebih.
Kerusakan seperti itu tidak berpengaruh pada memori yang
diperoleh dalam tahun-tahun sebelum kerusakan terjadi.
Penderita sakit jiwa yang menjalani pengobatan kejutan
listrik tidak mengingat-ingat kejadian yang berlangsung
sejenak sebelum perlakuan tersebut, tetapi memori tentang
peristiwa sebelumnya tidak terhalang.
Arti Penting Perilaku Adaptif: Berbagai macam
perilaku bergantung pada mesin perilaku: reseptor indera,
sampai dimakan, (c) mampu bertahan hidup dalam kondisi
fisik lingkungannya, dan (d) meneruskan gen-gennya kepada
generasi berikutnya.
1) Perilaku Makan: Hewan beragam dalam keluasan cita
rasanya. Dari yang sangat khusus hingga ke pemakan umum
yang dapat memilih di antara sekumpulan spesies yang dapat
dimakan. Tujuan makanan ialah energi, tetapi energi
diperlukan untuk mencari makanan. Jadi hewan berperilaku
sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan
kerugian/keuntungan dari pencarian makanan itu. Kerugian
energi dari mencari makanan diusahakan seminimum mungkin
melalui perkembangan “citra mencari” untuk macam makanan
yang, untuk sementara, menghasilkan keuntungan yang
besar. Untuk beberapa species, citra mencari itu mungkin
bukan perwujudan makannya saja, melainkan tempatnya yang
khusus. Banyak pula hewan yang menggunakan energinya untuk
membangun perangkap, daya tarik dan sejenisnya untuk
menarik mangsanya agar berada dalam jangkauannya. Sebagian
besar kehidupan hewan sosial berkisar pada makan bersama.
2) Perilaku Mempertahankan diri: Perilaku berkisar dari
melarikan diri dari pemangsa potensial sampai dengan
menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan
mimikri (meniru).
3) Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik: Kebanyakan
hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu,
salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran
ini relatif luas bagi hewan, seperti mamalia dan burung,
yang banyak mempunyai mekanisme yang efisien untuk
mempertahankan kendali homeostatis terhadap lingkungannya.
2.3 Macam-macam dan Contoh Perilaku Hewan
Makhluk hidup melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan
di sekitar habitat tempat hidupnya tidak terkecuali manusia.
Adaptasi yang dilakukan makhluk hidup bertujuan untuk dapat
bertahan hidup dari kondisi lingkungan yang mungkin kurang
menguntungkan. Di bawah ini adalah merupakan beberapa bentuk
adaptasi tingkah laku (behavioral adaptation) pada binatang /
hewan di sekitar kita disertai pengertian dan arti definisi :
2.3.1 Mimikri
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang
seperti misalnya bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai
warna benda di sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang
predator / pemangsa sehingga sulit mendeteksi keberadaan
bunglon untuk dimangsa. Jika bunglon dekat dengan dedaunan
hijau maka dia akan berubah warna kulit menjadi hijau,
jika dekat batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti
warna menjadi coklat, dan lain sebagainya.
2.3.2. Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan
yang keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya
(dorman). Hibernasi bisa berlangsung lama secara
berbulan-bulan seperti beruang pada musim dingin.
Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit,
karena selama masa itu biantang yang berhibernasi akan
memiliki suhu tubuh yang rendah, detak jantung yang
lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang
tersebut akan kembali aktif atau bangun setelah masa
sulit terlewati. Contoh hewan yang berhibernasi yaitu
seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan
lain-lain.
2.3.3 Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara
mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi
yaitu pada cicak / cecak yang biasa hidup di dinding
rumah, pohon, dll. Cicak jika merasa terancam ia akan tega
memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan
musuh. Ekor yang putus akan melakukan gerakan-gerakan yang
cukup menarik perhatian sehingga perhatian pemangsa akan
fokus ke ekor yang putus, sehingga cicak pun bisa kabur
dengan lebih leluasa.
2.3.4. Estivasi
Estivasi adalah menonaktivkan diri (dorman) pada saat
kondisi lingkungan tidak bersahabat. Bedanya dengan
hibernasi adalah di mana pada estivasi dilakukan pada
musim panas dengan suhu udara yang panas dan kering.
Hewan-hewan seperti kelelawar, tupai, lemur kerdil, dll
akan mengestivasi diri di tempat yang aman dan terlindung.
Pada tumbuhan estivasi juga dilakukan oleh oleh pohon jati
dengna meranggas atau menggugurkan daun.
2.3.5. Simbiosis Rayap dan Flagellata
Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu
flagelata untuk mencerna kayu yang ada di dalam usus
rayap. Tanpa flagellata rayap tidak akan mampu mencerna
kayu yang masuk ke dalam tubuhnya. Rayap-rayap kecil yang
baru menetas mendapatkan flagellata dengan jalan menjilat
dubur rayap dewasa. Rayap secara periodik melakukan
aktivitas ganti kulit dan meninggalkan bagian usus lama,
sehingga rayap akan memakan kulit yang mengelupas untuk
memasukkan kembali flagellata ke dalam usus
pencernaannya.
2.3.6 Pernapasan Ikan Paus
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di
air. Paus memiliki paru-paru yang harus diisi dengan
oksigen dari permukaan laut minimal setiap setangah jam
sekali. Ikan paus ketika muncuk ke permukaan akan
membuang udara kotor lewat hidung mirip seperti air
mancur yang berisi karbon dioksida bercampur uap air
jenuh yang terkondensasi
2.3.7 Seekor chameleon berkamuflase seperti lingkungan
sekitarnya, bergerak perlahan untuk mendeteksi mangsanya.
Untuk memperoleh makanannya, chameleon mengeluarkan
lidahnya secepat kilat pada serangga yang jadi mangsanya .
2.3.8 Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus
dari luar. Seekor kijang akan segera merespons suatu suara
atau gerakan tertentu yang mencurigakan.
2.3.9 Ketajaman Insting Hiu
Hiu telah diset sedemikian rupa sebagai mesin pemburu yang
mengandalkan insting khusus mereka untuk menangkap mangsa.
Menggunakan insting pendengaran mereka yang peka, mereka
mampu mendeteksi getaran suara hingga sejauh 3.000 kaki.
Mereka sangat sensitiv terhadap bunyi berfrekuensi rendah
dari mangsa yang sekarat. Getaran suara ini seperti seekor
ikan yang terluka dan membuat hiu-hiu ini ribut hiruk
pikuk. Ketika para hiu semakin dekat dengan mangsa,
insting penciumannya mengambil alih. Insting hiu dapat
mendeteksi setetes darah di dalam 25 gallon air.
2.310 Tawon Penghafal Petunjuk
Tawon Penggali selalu menghafalkan penunjuk di sekitar
liangnya sehingga dengan mudah dapat menemukan jalan
pulang. Dalam percobaan untuk menguji perilaku ini, Dr.
Tinbergen meletakkan kerucut pinus di sekeliling liang.
Namun dalam sekejap liang ini segera dikenali oleh si
tawon (Gambar A). Kemudian Dr.Tinbergen memindahkan
lingkaran kerucut pinus tadi setengah meter dari liang
semula(Gambar B), alhasil, si tawon tidak dapat menemukan
liangnya yang persis berada setengah meter dari lingkaran
kerucut pinus. Percobaan berikutnya adalah dengan
menyususn posisi kerucut pinus menjadi segitiga sementara
disampingnya di buat lingkaran lain dengan media batu
kerikil (Gambar C). Hasilnya, kerikil itulah yang dipilih
si tawon.
Kesimpulan dari percobaan ini adalah; peristiwa ini
membuktikan bahwa tawon penggali lebih menanggapi susunan
benda daripada media benda (kerucut pinus).
2.3.11 Daya Pikir Tikus
Apabila kemampuan bawaan untuk memecahkan persoalan-persoalan
yang sulit itu bukan merupakan ciri jenisnya, tidak akan
mungkin hasil seperti itu dapat di capai.
Keterangangambar:
A= wirok putih kesulitan untuk mengambil keju di atas rak
tingkat 3
B= akhirnya dengan mudah dia memanjat tangga yang bersandar
pada rak tingkat 2
C= wirok putih mencoba dan mempelajari suasana
D=berhasil memecahkan masalah dan bisa mengambil keju
(sumber: Pustaka Alam Life).
2.3.12 Laba-laba
Rambut halus pada kaki-kaki laba-laba memberikan mereka
suatu insting raba yang tajam. Para laba-laba bergantung
pada sutera untuk banyak kepentingan. Di samping menangkap
dan membungkus makanan, sutera juga melindungi telur-telur
mereka, membantu mereka memanjat, dan menyediakan sedikit
tempat perlindungan.
2.3.13. Pinguin
Pinguin hanya kembali ke daratan untuk kawin, membuat
sarang, membesarkan si kecil, dan berganti bulu. Meskipun
demikian pinguin sangat gesit di air. Di daratan mereka
berjalan berkedek-kedek kaku. Di area ber-es atau bersalju,
pinguin berselorotan dengan perut mereka dan mengayuhkan
diri mereka dengan sayap.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Perilaku hewan (etologi )adalah suatu cabang ilmu
zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan,
mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya.
b) Bentuk perilaku hewan dapat dibedakan menjadi , yakni
perilaku yang dapat diwariskan dan perilaku yang diajarkan.
c) Macam-macam dan contoh perilaku hewan dapat berupa
proses adaptasi, pertahanan diri terhadap musuh, proses
memperoleh makanan,peminangan, dll.
GANGGUAN PRILAKU PADA HEWAN
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangSemua organisme memiliki perilaku. Perilaku merupakan bentukrespons terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Suatu responsdikatakan perilaku bila respons tersebut telah berpola, yaknimemberikan respons tertentu yang sama terhadap stimulus tertentu.
Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktivitas suatu organismeakibat adanya suatu stimulus. Dalam mengamati perilaku, kitacenderung untuk menempatkan diri pada organisme yang kita amati,yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat danmerasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos= manusia), yaitu interpretasi perilaku organisme lain sepertiperilaku manusia. Semakin kita merasa mengenal suatu organisme,semakin kita menafsirkan perilaku tersebut secara antropomorfik.Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis(perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibatproses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan olehlingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatanantara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat padasuatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasilasuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yangterus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwaterjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetisdan lingkungan (proses belajar), sehingga terjadi suatuperkembangan sifat. Dalam makalah ini diambil beberapa contohhewan yang merupakan hewan yang paling banyak dipelihara manusiaseperti anjing dan kucing.
1.2. Rumusan Masalah1.2.1 Gangguan perilaku yang dialami pada hewan1.2.2 Bagaimana cara mengatasi gangguan perilaku tersebut
1.3. Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui gangguan perilaku apa saja yang terjadi pada hewan1.3.2 Untuk memberikan solusi supaya bisa mengatasi gangguan perilaku tersebut
1.4. Manfaat1.4.1 Agar dapat menjaga dan merawat hewan dengan baik1.4.2 Agar terhindar dari gangguan perilaku yang terjadi pada hewan
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatanatau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusiapada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri.Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yangsangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian,dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity)seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilakumanusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakanbahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organismetersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidaklangsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatanorganisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik(keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwafaktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilakumakhluk hidup termasuk perilaku manusia.
BAB IIIMETODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini saya mempergunakan metode kepustakaanyaitu dengan cara mencari dan membaca berbagai infomasi yangterdapat di media elektronik seperti media internet dimanainformasi tersebut sangat berkaitan dan sangat membantu dalampembuatan makalah ini.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Bentuk Perilaku4.1.1. Perilaku bawaan Taksis: Bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secaraotomatis langsung mendekati atau menjauh dari atau pada suduttertentu terhadapnya. Macam-macam taksis: kemotaksis, fototaksis,magnetotaksis. Refleks: Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai padahewan yang mempunyai system saraf. Refleks adalah respon otomatis
dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Respon terbawa sejaklahir, artinya sifatnya ditentukan oleh pola reseptor, saraf, danefektor yang diwariskan. Naluri: Pola perilaku kompleks yang, sebagaimana refleks,merupakan bawaan, agak tidak fleksibel, dan mempunyai nilai bagihewan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Naluri lebihrumit dibandingkan dengan refleks dan dapat melibatkan serangkaiaksi. Pelepas Perilaku Naluriah: sekali tubuh siap di bagian dalamuntuk tipe perilaku naluriah tertentu, maka diperlukan stimulusluar untuk mengawali respon. Isyarat yang memicu aksi naluriahdisebut pelepas (release). Begitu respon tertentu dilepaskan,biasanya langsung selesai walaupun stimulus efektif segeraditiadakan.
4.1.2 Perilaku Terajar Perilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang diperolehatau dimodifikasi secara permanen sebagai akibat pengalamanindividu. Kebiasaan: hampir semua hewan mampu belajar untuk tidakbereaksi terhadap stimulus berulang yang telah dibuktikan tidakmerugikan. Fenomena ini dikenal sebagai kebiasaan (habituasi) danmerupakan suatu contoh belajar sejati. Keterpatrian/Tanggap Tiru Imprinting: Merupakan salah satucontoh belajar yang khusus dan nyata. Contoh: jika seekor anakangsa yang baru menetas dihadapkan pada sebuah benda yang dapatbergerak dan mengeluarkan bunyi yang dapat terdengar, hewan ituakan mengikutinya sebagaimana mereka mengikuti induknya, Waktupenghadapan cukup kritis, karena jika dilakukan beberapa harisetelah menetas, keterpatrian tidak terjadi. Keterpatrian inidikenal berkat penelitian Konrad Lorenz. Perilaku Ritme dan Jam Biologis: perilaku berulang-ulang padainterval tertentu yang dinyatakan sebagai ritme atau periode.Daur perilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun. Respon yang Diperlazimkan: merupakan perilaku terajar yangpaling sederhana, yang pada dasarnya adalah respon sebagai hasilpengalaman, disebabkan oleh suatu stimulus yang berbeda denganyang semula memicunya. Ivan Pavlov, fisiologiawan Rusia, dalampenelitiannya dengan anjing menemukan bahwa jika anjing diberi
makanan pada mulutnya, ia akan mengeluarkan air liur yang mungkinmerupakan refleks bawaan yang melibatkan kuncup rasa, neuronsensori, jaring-jaring neuron di otak, dan neuron motor yangmenuju kelenjar ludah. Pavlov kemudian menemukan jika pada saatmeletakkan makanan di mulut anjing ia membunyikan bel, anjingselanjutnya akan berliur setiap kali anjing tersebut mendengarbel. Hal ini merupakan respon yang diperlazimkan. Anjing telahbelajar bereaksi terhadap stimulus pengganti, yaitu stimulus yangdiperlazimkan. Pelaziman Instrumental: Prinsip pelaziman dapat dipakai untukmelatih hewan melakukan tugas yang bukan pembawaan lahir. Dalamhal ini, hewan ditempatkan pada suatu keadaan sehingga dapatbergerak bebas dan melakukan sejumlah kegiatan perilaku yangberlain-lainan. Peneliti dapat memilih untuk memberi imbalanhanya pada perilaku tertentu. Latihan ini dikenal sebagaipelaziman instrumental atau pelaziman operan (istilah keduadiberikan oleh psikolog B.F. Skinner yang terkenal karena dapatmelatih merpati untuk bermain pingpong dan bermain piano mainan). Motivasi: Diantara kebanyakan hewan, motivasi (terkadangdisebut juga dorongan) dihubungkan dengan kebutuhan fisiknya.Seekor hewan yang haus akan mencari air dan yang merasa laparakan mencari makanan. Kepuasan terhadap dorongan merupakankekuatan motivasi dibalik perilaku hewan tersebut. Sebagian besarperilaku spontan hewan-hewan ini merupakan akibat usahamemelihara homeostasis. Banyak diantara dorongan ini bersumberdalam hipotalamus. Dalam semua kasus, hipotalamus mengawalirespon yang berakibat penurunan dorongan tersebut, dan dapat pulamenghambat beberapa di antara respon tadi bila titik kepuasantercapai. Konsep: Kebanyakan hewan memecahkan masalah dengan mencoba-coba. Selama ada motivasi yang memadai hewan akan mencoba setiapalternatif dan secara bertahap, melalui kegagalan dankeberhasilan yang berulang, belajar memecahkan masalahnya.Manusia umumnya tidak sekedar belajar dengan cara mencoba-coba.Bila dihadapkan pada suatu masalah, manusia mungkin melakukansatu atau dua usaha sembarang sebelum “berhasil” memecahkannya.Respon ini disebut wawasan.
Wawasan mencakup menanamkan hal-hal yang telah dikenal dengancara-cara baru. Jadi merupakan tindakan kreatif sejati. Wawasanjuga bergantung pada perkembangan konsep atau prinsip. Pemecahan masalah dengan menggunakan konsep melibatkan suatubentuk penalaran. Ada dua proses pemikiran berlainan namunberkaitan yang terlibat, yaitu penalaran induktif dan penalarandeduktif. Penalaran induktif berarti mempelajari prinsip umumdari pengalaman dengan situasi khusus dan jelas. Penalarandeduktif, menerapkan prinsip umum pada situasi khusus yang baru. Bahasa: Semua manusia, bahkan dalam masyarakat yang palingprimitif pun, memiliki bahasa yang sangat maju. Hal ini merupakanabstraksi yang kedua (konsep merupakan abstraksi juga). Memori: Belajar bergantung kepada memori (ingatan). Jikaorganisme bermaksud memodifikasi perilakunya dari pengalaman,maka ia harus mampu mengingat-ingat apa pengalamannya itu. Adadua teori dasar tentang memori. Yang pertama menyatakan bahwamemori merupakan proses dinamik. Menurut teori ini, sensasimenimbulkan impuls saraf, yang kemudian beredar untuk jangkawaktu tak terbatas melalui jaring-jaring neuron dalam sistemsaraf pusat. Teori yang kedua mengatakan bahwa setiap sensasiyang diingat kembali mengakibatkan sedikit perubahan fisik yangpermanen di dalam otak. Hewan dihadapkan pada empat bentuk perintah yang menopanghidupnya, yaitu :1) Perilaku Makan: Hewan beragam dalam keluasan citarasanya. Dari yang sangat khusus hingga ke pemakan umum yangdapat memilih di antara sekumpulan spesies yang dapat dimakan.Tujuan makanan ialah energi, tetapi energi diperlukan untukmencari makanan. Jadi hewan berperilaku sedemikian rupa untukmemaksimumkan perbandingan kerugian/keuntungan dari pencarianmakanan itu. Kerugian energi dari mencari makanan diusahakanseminimum mungkin melalui perkembangan “citra mencari” untukmacam makanan yang, untuk sementara, menghasilkan keuntungan yangbesar. Untuk beberapa species, citra mencari itu mungkin bukanperwujudan makannya saja, melainkan tempatnya yang khusus. Banyakpula hewan yang menggunakan energinya untuk membangun perangkap,daya tarik dan sejenisnya untuk menarik mangsanya agar beradadalam jangkauannya. Sebagian besar kehidupan hewan sosialberkisar pada makan bersama.
2) Perilaku Mempertahankan diri: Perilaku berkisar darimelarikan diri dari pemangsa potensial sampai dengan menggunakansenjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan mimikri (meniru).3) Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik: Kebanyakan hewanhanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas,kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luasbagi hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyaimekanisme yang efisien untuk mempertahankan kendali homeostatisterhadap lingkungannya.4) Meneruskan gen-gennya kepada generasi berikutnya.4.2 Gangguan Perilaku yang Dialami Hewan MenggigitMengunyah adalah salah satu masalah perilaku pertama anjingdimana pemilik akan hadapi terutama jika memiliki anjing kecil.Perilaku menggigit barang terutama pada anak anjing karena anakanjing memasuki fase tumbuh gigi. Gelisah Jika DitinggalMasalah lain pada anjing adalah ketika ditinggalkan sendiri dirumah. Kecemasan karena merasa ditinggal biasanya dapatmengembangkan perilaku yang merusak. Untuk menunjukkanketidaksenangan mereka karena ditinggal sendirian di rumah,mereka memecahkan vas bunga, merusak bantalan kursi, mengobrak-abrik buku dan majalah dan merusak lantai atau karpet atau malahbuang kotoran atau kencing di sekeliling rumah. GonggonganMasalah anjing menggonggong adalah masalah paling umum Ini bisamenjadi masalah yang nyata di malam hari. Kencing Di Dalam RumahMeskipun anjing dan kucing peliharaan sudah terlatih dan terbiasakencing di tempatnya, bisa saja tiba-tiba ia kencing di rumah.Ini adalah masalah perilaku besar disebabkan karena rasa tidakaman dan merasa terancam karena kedatangan seorang seseorang bisaseorang bayi, anak anjing baru atau hewan peliharaan lainnya dirumah. Anjing dan kucing menandai daerah kekuasaanya dengan airurin di rumah adalah masalah umum terutama untuk anjing jantan. Agresi Agresi pada anjing terutama akibat perilaku teritorial merekasecara naluriah dan kurangnya pelatihan ketaatan yang tepat. Hal
ini juga dapat menyebabkan masalah perilaku lain seperti anjingmenggigit dan berkelahi dengan anjing atau hewan lain. Menjilat secara berlebihan pada anjing, perilaku menjilat padadiri sendiri pada anjing adalah hal normal dan wajar, tetapiapabila hal ini sudah mulai menjadi kebiasaan yang berlebihanmengindikasikan adanya gangguan pada fisik atau masalahkepribadian. Hal ini disebabkan adanya masalah pada emosionaldimana masalah tesebut dapat timbul dikarenakan kebiasaan,stress, gugup/khawatir. Selain itu penyebab lainnya adalahdikarenakan adanya kutu, alergi, iritasi kulit, terluka dan rasasakit.
4.2 Cara Mengatasi Gangguan Perilaku Pada Hewan MenggigitUntuk mengatasinya dengan menyediakan mainan khusus anjing,tulang atau bahan lain yang secara khusus dimaksudkan untukmengalihkan gigitan anjing terhadap barang-barang dirumah. Gelisah Jika DitinggalUntuk mengatasi masalah ini, pastikan bahwa segala sesuatutersedia untuk anjing saat Anda akan pergi sehingga ia merasanyaman dan aman. Sediakan mainan khusus untuknya yang akanmembuat anjing anda sibuk seharian, persiapkan juga makannfavoritnya. GonggonganUntuk mengatasi masalah ini adalah dengan menanamkan pelajaransedari kecil untuk patuh pada perintah. Cara ini dapat membantumengontrol masalah perilaku anjing menggonggong berlebihan.Demikian pula, merengek berlebihan, menggeram dan mendengus jugadapat dikendalikan. Kecuali buang air berlebihan itu sih anjinganda sedang sakit. Kencing Di Dalam RumahSolusi dari masalah ini jika anjing anda terlihat sudah mau buangair anda harus cepat mencegahnya dengan memberikan sedikitteriakan peringatan. Agresi Pelatihan ketaatan Anjing adalah satu-satunya cara keluar darimasalah perilaku dan ini perlu diajarkan dari pertama anjingbergabung dengan keluarga anda.
Selain itu pecinta binatang wajib memahami Animal Welfare danFive of Freedom sebagai keharusan dasar dalam memperlakukan hewanpeliharaan. Five of Freedom merupakan pelaksanaan dari konsepkesejahteraan satwa (animal welfare) yang harus dipenuhi olehsetiap animal lovers (pencinta satwa) untuk memberikan kondisilingkungan yang sesuai bagi binatang peliharaan. Animal welfareatau kesejahteraan hewan adalah suatu usaha yang timbul darikepedulian kita sebagai manusia untuk memberikan lingkungan yangsesuai untuk binatang. Tujuannya agar dapat meningkatkan kwalitashidup hewan peliharaan, khususnya yang terikat dan terkurung.Prinsip kesejahteraan binatang ini sebenarnya berlaku untuk semuajenis binatang. Baik binatang yang hidup bersama manusia sepertihewan ternak, hewan kesayangan, hewan percobaan, binatang untukkerja, dan binatang pertunjukkan. Bahkan berlaku juga untukbinatang yang hidup di alam liar. Dalam Animal welfare dikenalFive of Freedom atau lima kebebasan yang harus dimiliki hewanpeliharaan untuk dapat hidup layak dan normal. Five of Freedomyang dicetuskan oleh Inggris pada tahun 1992 itu terdiri atas;• Freedom from hunger and thirst.Freedom from hunger and thirst atau bebas dari rasa lapar danhaus dilakukan dengan pemberian pakan (makanan dan minuman) yangtepat, proporsional, higienis dan memenuhi kandungan gizi sesuaikebutuhan masing-masing binatang.• Freedom from thermal and physical discomfort.Freedom from thermal and physical discomfort atau bebas daripanas dan rasa tidak nyaman secara fisik dilakukan denganmenyediakan lingkungan, tempat tinggal, tempat istirahat danfasilitas lainnya yang nyaman dan sesuai dengan perilaku hewantersebut. Paling tidak hewan memerlukan dua tempat yang berbedayakni tempat terbuka untuk beraktifitas dan tempat tertutup untukberistirahat. • Freedom from injury, disease and pain.Freedom from injury, disease and pain atau bebas dari luka,penyakit dan sakit dapat dilakukan dengan melakukan perawatan,tindakan untuk pencegahan penyakit, diagnosa penyakit sertapengobatan yang tepat terhadap binatang peliharaan.• Freedom to express most normal pattern of behavior.Freedom to express most normal pattern of behavior atau bebasmengekspresikan perilaku normal dan alami dilakukan dengan
penyediaan ruang dan kandang yang memadai dan fasilitas yangsesuai dengan perilaku alami hewan. Termasuk penyediaan teman(binatang sejenis) atau bahkan pasangan untuk berinteraksi sosialmaupun melakukan perkawinan.• Freedom from fear and distresss.Freedom from fear and distresss atau bebas dari rasa takut danpenderitaan dilakukan dengan memastikan bahwa kondisi danperlakuan yang diterima hewan peliharaan bebas dari segala halyang menyebabkan rasa takut dan stress seperti konflik denganspesies lain dan gangguan dari predator.Animal Welfare di Indonesia. Di Indonesia konsep Animal Welfaredengan Five of Freedomnya masih menjadi hal yang asing. Mungkinlantaran banyak yang menganggap binatang sekedar makhluk yangtidak dapat merasakan apa-apa dan bertindak tanpa kesadaran.Artinya, hewan tidak membutuhkan kesejahteraan. Padahal, harusdiakui binatang pun memerlukan lingkungan yang alamiah, aman dannyaman untuk dapat hidup secara normal. Setiap perlakuan yangtidak wajar, dapat mengakibatkan stres, gangguan kesehatan,perubahan perilaku, gangguan pertumbuhan dan perkembangan hinggabahaya kematian.
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan1. Perilaku merupakan bentuk respons terhadap kondisi internaldan eksternalnya.2. Perilaku dibagi menjadi 2 yaitu perilaku bawaan dan perilakuterajar. 3. Perilaku bawaan terdiri dari perilaku taktis, reflex, naluridan pelepas perilaku naluriah.4. Perilaku terajara terdiri dari perilaku kebiasaan,keterpatrian/tanggap tiru imprinting, perilaku ritme dan jambiologis, respon yang diperlazimkan, pelaziman instrumental,motivasi, konsep, wawasan, pemecahan masalah, bahasa dan memori.5. Hewan dihadapkan pada empat bentuk perintah yang menopanghidupnya, yaitu : perilaku makan, mempertahankan diri, bertahanhidup dalam lingkungan fisik dan meneruskan gen-gennya kepadagenerasi berikutnya.
6. Gangguan perilaku yang dialami hewan yaitu menggigit, gelisahjika ditinggal, mengonggong, kencing di dalam rumah, agresi danmenjilat secara berlebihan pada anjing.7. Dapat diatasi dengan salah satunya menggunakan langkah Five ofFreedom terdiri dari Freedom from hunger and thirst, Freedomfrom thermal and physical discomfort, Freedom from injury,disease and pain, Freedom to express most normal pattern ofbehavior, Freedom from fear and distresss.5.2. Saran• Untuk mendapatkan anjing dan kucing yang menyenangkan santundan ramah, pastikan melatih anjing dan kucing dengan baik danmelanjutkan pelatihan sebagai bagian dari rutinitas hariannya.• Selalu menjaga kebersihan diri dan kandang dari hewan-hewanpeliharaan.• Jangan melakukan kekerasan pada hewan apapun yang telahdilakukan sebaiknya melarang dengan cara yang halus.• Apabila hewan peliharaan menderita penyakit segeralah dibawa kedokter agar mendapatkan solusi yang terbaik dan terhindarkan darigangguan perilaku.
INVESTIGASI BEHAVIOR PADA HEWAN BAB I
PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG
Perilaku adalah tindakan atau aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya. Hal itu merupakan kegiatan yang diarahklan dari luar dan tidak mencakup banyak perubahan di dalamtubuh yang secara tetap terjadi pada makhluk hidup.Perilaku dapat terjadi sebagai akibat suatu stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus itu, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respons, efektor itulah yang sebenarnya melaksanakan aksi. Perilaku dapat juga disebabkan stimulus dari dalam. Hewan yang merasa lapar akan mencari makanansehingga hilanglah laparnya setelah memperoleh makanan. Lebih sering terjadi, perilaku suatu organisme merupakan akibat gabungan stimulus dari luar dan dari dalam. Jadi, berdasarkan pernyataan di atas hubungan timbal balik antara stimulus dan respons yang terjadi pada organisme merupakan sebagian studi mengenai perilaku. Studi lainnya menyangkut masalah pertumbuhan dan mekanisme evolusioner dari organism dan sekaligus evolusi prilakunya. Pada dasarnya studi mengenai prilaku sangat erat kaitannya dengan cabang disiplin ilmu lainnya. Misalnya di dalam mempelajari mekanisme kerja suatu hewan tertentu erat kaitannya dengan pengetahuan mengenai fisiologi alat indera, khususnya neurofisiologi, dengan endokrinologi, dan fisiologi otot itu sendiri. Semuanya bertumpu pada masalah studi mengenai sistem koordinasi. Studi mengenai evolusi berhubungan erat dengan ilmu taksonomi, ekologi, dan genetika. Dan studi mengenai fungsi-fungsi perilaku erat kaitannya dengan masalah aspek ekologis dan sosiologis.
1.2 RUMUSAN MASALAH1. Apakah yang dimaksud dengan investigasi behavior pada hewan?
2. Bagaimanakah macam-macam dan bentuk behavior pada hewan ?3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi behavior pada hewan
1.3 TUJUAN1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan investigasi behavior pada hewan.2. Untuk mengetahui macam-macam bentuk behavior pada hewan.3. Untuk mengetahui faktor apakah yang mempengaruhi behavior pada hewan.
1.4 MANFAAT1. Kita dapat mengetahui apakah investigasi behavior pada hewan.2. Kita dapat mengetahui macam dan bentuk behavior pada hewan.3. Kita dapat mengetahui faktor apakah yang mempengaruhi behavior pada hewan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA2.1 Etologi dan Perilaku HewanIlmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi (dari bahasa Yunani: ἦθος, ethos, "karakter"; dan –λογία,-logia) adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya. Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya dianggap lahir di sekitar tahun 1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolaas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai merintisnya. Atas jerihpayahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran di tahun 1973. Ilmu perilaku hewan, padakeseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi,dan evolusi. Seorang ahli perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang
berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu. Ahli perilaku hewan juga disebut etolog. Darwin berpendapat bahwa tidak ada sifat baru yang perlu dimiliki semasa hidup individu. Pada dasarnya, teori Darwin berjalan sebagai berikut : diantara anggota-anggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak tehitung jumlahnya dan diantara anggota yang bermacam-macam itu hanya kelompok tertentu yang berhasil bertahan hidup yang bisa menghasilkanketurunannya. Dengan demikian terdapat ‘perjuangan untuk bertahan hidup’ dimana anggota-anggota tebaik sebuah spesies dapat hidup cukup panjang untuk meneruskan sifat unggul mereka kepada generasi berikutnya. Terhadap jumlah generasi yang tak terhitung jumlahnya itu, alam kemudian ‘memilih’ siapa-siapa yang bisa beradaptasi paling dengan lingkungan mereka. Menurut Darwin, Istilah ‘perjuangan untuk bertahan hidup’ (survival for the existence) adalah yang unggul yang bisa bertahan hidup (survival of the fittest).
BAB III
METODE PENULISAN3.1 Pencarian Sumber PustakaPencarian referensi diperoleh melalui buku, karya tulis, internet, dan media informasi lain yang berhubungan dengan judul makalah.
3.2 Pengumpulan DataSetelah mendapatkan beberapa sumber referensi, maka tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan judul makalah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 HASILSuatu definisi kamus mengenai perilaku mungkin berupa “
bertindak, bereaksi, atau berfungsi dalam suatu cara teretentu sebagai respon terhadap beberapa rangsangan (stimulus)”. Banyak perilaku memang terdiri atas aktivitas otot yang dapat diamati secara eksternal, yaitu komponen “bertindak” dan “bereaksi” dari defenisi tersebut. akan tetapi jika seekor burung muda yang mendengarkan kicauan burung dewasa mungkin tidak menunjukkan adanya hubungan dengan aktivitas otot. Sebagai gantinya, ingatan akan kicauan burung dapat disimpan dalam otak burung muda dan setiap respon otot yang diamati muncul belakangan. Dengan demikian, jika kita menganggap perilaku (behavior) sebagai apa yang dilakukan oleh hewan dan bagaimana hewan tersebut melakukannya, definisi ini akan meliputi komponen perilaku yang tidak berkaitan dengan pergerakan dan juga tindakan hewan yang dapat diamati(Campbell.2004).Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentusemisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli perilakuhewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 BEHAVIOR PADA HEWANPerilaku pada hewan bersifat adaptif. Mahluk hidup belajar tentang bahaya dan dengan perilakunya ia menghindari bahaya. Adaptasi perilaku dapat terjadi dimanapun.Berbagai substansi dapat mempengaruhi keadaan jiwa dan tingkah laku. Beberapa menyebabkan ketergantungan. Beberapa yang lainya menyebabkan toleransi. Semua organisme, memiliki kemampuan untuk merespon stimulus dari lingkungan. Perilaku organisme, bergantungtidak hanya berdasarkan pada jenis organismenya, tetapi juga berdasarkan apa yang terjadi dalam lingkungan hidupnya.
Perilaku sendiri memiliki arti sikap dan gerak organisme berespondan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Macam lingkungannya antara lain: lingkungan dalam dan luar. Lingkungan dalam, yaitu: hormon, nyeri, getahan, ampas, metebolisme. Sedangkan yang dimaksud lingkungan luar, yaitu:suhu, makanan, airminum, cahaya matahari, gravitasi, tekanan udara, tempat tinggal,hubungan dengan mahluk lain intra dan inter spesies. Bentuk prilakunya sendiri mencakup: cara makan dan mengambil makanan, membuat tempat tinggal, memelihara dan membersihkan, berlindung dan bertahan terhadap parasit atau pengganggu, mencari pasangan, berkembang biak, mengasuh anak, berkomunikasi dengan individu lain.
4.2.2 MACAM-MACAM BENTUK BEHAVIOR PADA HEWANBentuk dari perilaku hewan dapat dibagi menjadi 2 yaitu perilaku hewan yang berasal dari bawaan, yang diwariskan dan perilaku yangterajar (terlatih).Perilaku Bawaan (Yang Diwariskan)Warisan memegang peranan yang penting dalam perilaku hewan. Dalamhal meminang, perilaku hewan memastikan dahulu, jika termasuk anggota spesies sama, bukan dari anggota yang lain, sehingga dapat dijadikan pasangan. Misalnya, tingkah laku kunang-kunang saat berpasangan walau menunjukkan spesies yang sama, juga mempunyai perilaku berbeda dalam menemukan bahwa kunang-kunang betina mempunyai pasangannya tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari pola cahaya dar kunang-kunang yang menyala berbeda pada waktu senja. Kunang-kunang betina dari satu spesies akan menanggapi hanya pada pejantan tertentu dengan memerlihatkan polanyala lampu spesies tertentu. Beberapa kebiasaan meminang membantu mencegah betina membunuh pejantan sebelum mereka memiliki kesempatan untuk berpasangan. Contohnya,pada beberapa laba-laba pejantannya lebih kecil daripada betina dan beresiko untuk dimakan jika pejantan mendekati betina.sebelum berpasangan pejantan dan beberapa spesies menunjukkan beberapa tanda-tanda. Seperti serangga membungkus diri dalam jarring-jaring yang sempurna.sementara betina yang tidak terbungkus dan memakan serangga. Pejantan mampu berpasangan dengannya memerlukan penyerangan. Setelah berpasangan, pejantan akan dimakan oleh
betina.Perilaku hewan bawaan meliputi taksis dan refleks. Taksis: Bereaksi terhadap stimulus dengan bergerak secara otomatis langsung mendekati atau menjauh dari atau pada sudut tertentu terhadapnya. Macam-macam taksis: kemotaksis, fototaksis, magnetotaksis.Refleks: Respon bawaan paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang mempunyai system saraf. Refleks adalah respon otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Respon terbawa sejak lahir, artinya sifatnya ditentukan oleh pola reseptor, saraf, danefektor yang diwariskan. Contoh: refleks rentangan Naluri: Pola perilaku kompleks yang, sebagaimana refleks, merupakan bawaan, agak tidak fleksibel, dan mempunyai nilai bagi hewan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Naluri lebih rumit dibandingkan dengan refleks dan dapat melibatkan serangkai aksi.Pelepas Perilaku Naluriah: sekali tubuh siap di bagian dalam untuk tipe perilaku naluriah tertentu, maka diperlukan stimulus luar untuk mengawali respon. Isyarat yang memicu aksi naluriah disebut pelepas (release). Begitu respon tertentu dilepaskan, biasanya langsung selesai walaupun stimulus efektif segera ditiadakan. Isyarat kimia, yaitu feromon, berfungsi sebagai pelepas penting pada serangga sosial.Perilaku Ritme dan Jam Biologis: perilaku berulang-ulang pada interval tertentu yang dinyatakan sebagai ritme atau periode. Daur perilaku ritme dapat selama dua jam atau setahun.
Perilaku TerajarPerilaku terajar adalah perilaku yang lebih kurang diperoleh ataudimodifikasi secara permanen sebagai akibat pengalaman individu diantaranya yaitu :a. Kebiasaan: hampir semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi terhadap stimulus berulang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Fenomena ini dikenal sebagai kebiasaan (habituasi) danmerupakan suatu contoh belajar sejati.b. Keterpatrian/Tanggap Tiru Imprinting: Merupakan salah satu contoh belajar yang khusus dan nyata. Contoh: jika seekor anak angsa yang baru menetas dihadapkan pada sebuah benda yang dapat
bergerak dan mengeluarkan bunyi yang dapat terdengar, hewan itu akan mengikutinya sebagaimana mereka mengikuti induknya, Waktu penghadapan cukup kritis, karena jika dilakukan beberapa hari setelah menetas, keterpatrian tidak terjadi. Keterpatrian ini dikenal berkat penelitian Konrad Lorenz.c. Respon yang Diperlazimkan: merupakan perilaku terajar yang paling sederhana, pada dasarnya adalah respon sebagai hasil pengalaman, disebabkan oleh suatu stimulus yang berbeda dengan yang semula memicunya. Ivan Pavlov, fisiologiawan Rusia, dalam penelitiannya dengan anjing menemukan bahwa jika anjing diberi makanan pada mulutnya, ia akan mengeluarkan air liur yang mungkinmerupakan refleks bawaan yang melibatkan kuncup rasa, neuron sensori, jaring-jaring neuron di otak, dan neuron motor yang menuju kelenjar ludah. Pavlov kemudian menemukan jika pada saat meletakkan makanan di mulut anjing ia membunyikan bel, anjing selanjutnya akan berliur setiap kali anjing tersebut mendengar bel. Hal ini merupakan respon yang diperlazimkan. Anjing telah belajar bereaksi terhadap stimulus pengganti, yaitu stimulus yangdiperlazimkan.d. Motivasi: Diantara kebanyakan hewan, motivasi (terkadang disebut juga dorongan) dihubungkan dengan kebutuhan fisiknya. Seekor hewan yang haus akan mencari air dan yang merasa lapar akan mencari makanan. Kepuasan terhadap dorongan merupakan kekuatan motivasi dibalik perilaku hewan tersebut. Sebagian besarperilaku spontan hewan-hewan ini merupakan akibat usaha memelihara homeostasis. Banyak diantara dorongan ini bersumber dalam hipotalamus. Dalam semua kasus, hipotalamus mengawali respon yang berakibat penurunan dorongan tersebut, dan dapat pulamenghambat beberapa di antara respon tadi bila titik kepuasan tercapai.e. Arti Penting Perilaku Adaptif: Berbagai macam perilaku bergantung pada mesin perilaku: reseptor indera, sirkit dalam sistem saraf, dan organisasi otot.Hewan dihadapkan pada tiga bentuk perintah yang menopang hidupnya, yaitu1. Perilaku Makan: Hewan beragam dalam keluasan cita rasanya. Dari yang sangat khusus hingga ke pemakan umum yang dapat memilihdi antara sekumpulan spesies yang dapat dimakan. Tujuan makanan ialah energi, tetapi energi diperlukan untuk mencari makanan.
Jadi hewan berperilaku sedemikian rupa untuk memaksimumkan perbandingan kerugian/keuntungan dari pencarian makanan itu. Kerugian energi dari mencari makanan diusahakan seminimum mungkinmelalui perkembangan “citra mencari” untuk macam makanan yang, untuk sementara, menghasilkan keuntungan yang besar. Untuk beberapa species, citra mencari itu mungkin bukan perwujudan makannya saja, melainkan tempatnya yang khusus. Banyak pula hewanyang menggunakan energinya untuk membangun perangkap, daya tarik dan sejenisnya untuk menarik mangsanya agar berada dalam jangkauannya. Sebagian besar kehidupan hewan sosial berkisar padamakan bersama.2. Perilaku Mempertahankan diri: Perilaku berkisar dari melarikan diri dari pemangsa potensial sampai dengan menggunakan senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan mimikri (meniru).3. Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik: Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya. Kisaran ini relatif luas bagi hewan, seperti mamalia dan burung, yang banyak mempunyai mekanisme yang efisien untuk mempertahankan kendali homeostatis terhadap lingkungannya.
Ada beberapa macam tingkah laku hewan seperti :1. Mimikri
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang seperti misalnya bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang predator / pemangsa sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa. Jika bunglon dekat dengan dedaunan hijau maka dia akan berubah warna kulit menjadi hijau, jika dekat batang pohon warna coklat, dia juga ikut ganti warna menjadi coklat, dan lain sebagainya.
Gambar 1
2. Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras
dengan cara tidur menonaktifkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa berlangsung lama secara berbulan-bulan seperti beruang pada musimdingin. Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit, karena selama masa itu biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu tubuh yang rendah, detak jantung yang lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang tersebut akan kembali aktif atau bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang berhibernasi yaitu seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lain-lain.
Gambar 2
3. Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh autotomi yaitu pada cicak / cecakyang biasa hidup di dinding rumah, pohon, dll. Cicak jika merasa terancam ia akan tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur darisergapan musuh. Ekor yang putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup menarik perhatian sehingga perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang putus, sehingga cicak pun bisa kabur dengan lebih leluasa.
Gambar 3
4. EstivasiEstivasi adalah menonaktivkan diri (dorman) pada saat kondisi lingkungan tidak bersahabat. Bedanya dengan hibernasi adalah di mana pada estivasi dilakukan pada musim panas dengan suhu udara yang panas dan kering. Hewan-hewan seperti kelelawar, tupai, lemur kerdil, dll akan mengestivasi diri di tempat yang aman dan terlindung. Pada tumbuhan estivasi juga dilakukan oleh oleh pohonjati dengna meranggas atau menggugurkan daun.
5. Simbiosis Rayap dan Flagellata
Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu flagelata untuk mencerna kayu yang ada di dalam usus rayap. Tanpa flagellata rayap tidak akan mampu mencerna kayu yang masuk ke dalam tubuhnya. Rayap-rayap kecil yang baru menetas mendapatkan flagellata dengan jalan menjilat dubur rayap dewasa. Rayap secaraperiodik melakukan aktivitas ganti kulit dan meninggalkan bagian usus lama, sehingga rayap akan memakan kulit yang mengelupas untuk memasukkan kembali flagellata ke dalam usus pencernaannya.
6. Pernapasan Ikan Paus
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di air. Paus memiliki paru-paru yang harus diisi dengan oksigen dari permukaanlaut minimal setiap setangah jam sekali. Ikan paus ketika muncul ke permukaan akan membuang udara kotor lewat hidung mirip sepertiair mancur yang berisi karbon dioksida bercampur uap air jenuh yang terkondensasi.
4.2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BEHAVIOR PADA HEWANPerilaku dihasilkan oleh gen dan faktor-faktor lingkungan, seperti ciri fenotipik lainnya, perilaku memperlihatkan suatu kisaran variasi fenotipik yang bergantung pada lingkungan, dimanagenotype itu diekspresikan. Namun demikian terdapat suatu norma reaksi. Perilaku dapat diubah oleh pengalaman di lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku adalah semua kondisi dimana gen yang mendasari perilaku itu diekspresikan. Halini meliputi lingkungan kimiawi di dalam sel, dan juga semua kondisi hormonal dan kondisi kimiawi serta fisik yang dialami oleh seekor hewan yang sedang berkembang didalam sebuah sel teluratau didalam rahim. Perilaku juga meliputi interaksi beberapa komponen system saraf hewan dengan efektor dan juga berbagai interaksi kimia, penglihatan, pendengaran, atau sentuhan dengan organisme lain. Tidak tepat jika mengatakan bahwa setiap perilakuhanya semata-mata disebabkan oleh gen. semua gen, termasuk gen-gen yang ekspresinya mendasari perilaku bawaan, memerlukan suatu
lingkungan untuk diekspresikan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN1. Behavior pada hewan adalah perilaku hewan sikap dan gerak organisme berespon dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.Macam lingkungannya antara lain: lingkungan dalam dan luar. 2. Macam-macam bentuk behavior pada hewan yaitu : mimikri, hibernasi, autotomi, estivasi, simbiosis rayap dan flagella, pernafasan ikan paus.3. Faktor yang mempengaruhi behavior pada hewan yaitu oleh faktor gen dan faktor lingkungan.
5.2 SARANHewan juga memiliki tingkah laku yang berbagai macam dan unik untuk mempertahankan dirinya dan bagaimana cara hewan tersebut beradaptasi terhadap lingkungannya, jadi tingkah laku hewan berperan penting dalam ilmu pengetahuan khususnya pada cabang ilmu biologi. Sarannya yaitu, tetap menjaga keanekaragaman,dan membudidayakan hewan-hewan langka dengan mendirikan kebun binatang, ataupun cagar alam yang dapat menjaga kelangsungan hidup hewan-hewan yang langka, apabila hewan-hewan masih beranekaragam maka pengetahuan tentang tingkah laku hewan akan semakin berkembang dan tidak akan punah.