TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah RATNI INDAH SURYATINI A 310080103 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
15
Embed
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN …eprints.ums.ac.id/19418/25/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU
DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
RATNI INDAH SURYATINI
A 310080103
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PENGESAHAN
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN
GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
RATNI INDAH SURYATINI
A 310 080 103
Telah dipertahankan di depan dewan Penguji
Pada Tanggal, 23 Juli 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
1. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno ( )
2. Drs. Andi Haris Prabawa, M. Hum. ( ) 3. Dra. Atiqa Sabardila, M. Hum. ( )
Surakarta, Juli 2012
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
(Drs. Sofyan Anif, M. Si.)
NIK. 547
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN
GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012
Ratni Indah Suryatini, A 310 080 103, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2012.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012, (2) mendeskripsikan strategi tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Data pada penelitian ini berupa, tuturan ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD. Sumber data penelitian ini berupa interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode pembaca markah dan metode padan ekstralingual.
Hasil penelitian yang diperoleh: (1) bentuk tuturan ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012 sejumlah 21 data tuturan ekspresif dengan maksud mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa, (2) strategi tuturan ekspresif yang digunakan pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012 adalah strategi tuturan ekspresif langsung dan tak langsung dengan modus berita, tanya dan perintah. Kata kunci: tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa. 1. Pendahuluan
Bahasa tidak dapat terlepas dari komunikasi manusia, karena hanya dengan
bahasa manusia dapat mengkomunikasikan segala hal. Oleh karena itu, tidaklah
berlebihan bila bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia.
Menurut Chaer dan Agustina (2004: 17) terdapat tiga kompenen yang harus
ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang berkomunikasi, yakni
pengirim dan penerima informasi yang dikomunikasikan yang lazim disebut
partisipan; (2) informasi yang dikomunikasikan; dan (3) alat yang digunakan
dalam komunikasi. Berbicara bahasa sebagai alat komunikasi akan terkait erat
dengan ilmu pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari
struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu
digunakan di dalam komunikasi (Wijana dan Rohmadi, 2009: 4).
Salah satu contoh bentuk komunikasi yang memiliki fungsi sosial adalah
interaksi guru dan siswa pada sistem pembelajaran. Interaksi yang terjadi pada
kegiatan pembelajaran biasanya melibatkan guru dan siswa dalam kegiatan
komunikasi. Berbagai jenis tuturan yang terjadi pada interaksi pembelajaran,
biasanya memiliki sebuah maksud dan tujuan. Dari tuturan tersebut diharapkan
siswa dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan oleh guru, dengan
demikian tujuan dari komunikasi antara penutur dan mitratutur dapat tercapai.
Dalam suatu pembelajaran, guru selalu berusaha melibatkan siswa dalam
setiap interaksinya. Setiap guru pasti mempunyai cara yang berbeda-beda untuk
berinteraksi dengan siswa-siswinya. Tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang
dirasakan oleh penuturnya disebut dengan tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ini
mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan
kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan, atau kesengsaraan
(Yule, 2006: 93).
Tuturan yang termasuk dalam tindak tutur ekspresif adalah tuturan
berterima kasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji dan
berbelasungkawa. Tuturan yang digunakan oleh guru dan siswa dalam interaksi
pembelajaran dapat memberikan referensi baru, yang kemungkinan dapat
membuat guru dan siswa lebih mudah memahami maksud dan tujuan tuturan
yang telah diucapkan.
Tuturan berikut ini adalah beberapa contoh dari tindak tutur ekspresif
mengucapkan selamat dan memuji.
(1.a) Selamat pagi anak-anak. (1.b) Tepuk tangan! Pinter banget. Tuturan no (1.a) di atas menunjukan, adanya interaksi antara guru dan siswa
pada awal pembelajaran. Tuturan ekspresif mengucapkan selamat pagi di atas,
secara langsung digunakan oleh guru untuk menyapa murid-murid yang
ditemuinya di pagi hari sebelum pembelajaran berlangsung. Tuturan no (1.b)
menunjukan adanya interaksi antara guru dan siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung. Tuturan ekspresif memuji tidak langsung di atas, digunakan oleh
guru untuk memuji dan memotivasi siswa secara tidak langsung dengan cara
memberikan tepuk tangan.
Penelitian ingin menjawab “Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak tutur
ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD tahun ajaran
2011/2012 dan bagaimanakah strategis tindak tutur ekspresif pada interaksi
pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD tahun ajaran 2011/2012?”
2. Landasan Teoretis
Wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu
bangun bahasa (Kushartanti, 2005: 92). Menurut Webster (dalam Sumarlam 2008:
5-6) wacana adalah pemakaian bahasa komunikasi, baik disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wacana
merupakan suatu kesatuan bahasa yang padu, terikat pada konteks dan merupakan
hasil dari sebuah komunikasi. Wacana dapat berupa teks, tuturan, tulisan maupun
bacaan.
Menurut Wijana dan Rohmadi (2009: 7) Pragmatik adalah cabang ilmu
bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan
kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Menurut Levinson (dalam
Rahardi, 2007: 48) mendefinisikan pragmatik sebagai studi bahasa yang
mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang dimaksud
tergramatisasi dan terkondifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur
bahasanya. Sedangkan menurut Kushartanti (2005: 104) menyatakan bahwa
pragmatik adalah ilmu yang maknanya dipengaruhi oleh hal-hal di luar bahasa.
Menurut Yule (2006: 3) pragmatik adalah studi tentang makna yang
disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau
pembaca).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari
tentang hal-hal diluar bahasa dalam sebuah komunikasi berdasarkan konteks
tuturan tersebut.
Pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat konteks. Leech (dalam
Wijana dan Rohmadi, 2009: 12) mengungkapkan bahwa pragmatics studies
meaning in relation to speech situtuation. Sehubungan dengan bermacam-
macamnya makna, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam situasi
tutur antara lain penutur dan lawan tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan
sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, tuturan sebagai produk tindak verbal.
Menurut Chaer (2010: 27) tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang
bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu.
Richard dan Plat (dalam Abdurrahman, 2006: 127) mengungkapkan bahwa
tindak tutur adalah suatu tuturan atau ujaran yang merupakan satuan fungsional
dalam komunikasi.
Kushartanti (2005: 109) pertuturan adalah seluruh komponen bahasa dan
nonbahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut peserta
di dalam percakapan, bentuk penyampaian amanat, topik, dan konteks amanat itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah ujaran atau tuturan dari
seorang penutur kepada mitra tutur dalam sebuah komunikasi yang mempunyai
maksud dan tujuan tertentu.
Menurut Austin (dalam Chaer, 2004: 53 ) tindak yang dilangsungkan
dengan kalimat performatif, dirumuskan sebagai tiga peristiwa tindakan yang
langung sekaligus, yaitu (1) tindak tutur lokusi, (2) tindak tutur ilokusi, dan (3)
tindak tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan
sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang
bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang
biasanya diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur
perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain
sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik dari orang itu.