Top Banner
Telingah Anatomi Telinga Telingah luar terdiri dari : Daun teingah dari tulang rawan elastin dan kulit, Liang telinga Terdiri dari 1/3 bagian luar dibentuk oleh rangka tulang rawan 2/3 nya bibentuk oleh Tulang Pada 1/3 bagian kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen ( Modifikasi kelenjar keringat = kelenjar seromenosa) dan rambut Pada 2/3 bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen Telingah Tengah Telingah tengah berbentuk kubus dengan Batas Luar : membrane timpani Batas Dalam : Berturut dari atas ke bawah : kanalis semi sirkularis Horizontal, Kanalis Fasialis,Oval Window ,Round window, Dan Promontorium Batas Depan : Tuba estucius Batas belakang : Aditus ad antrum , Kanali Facialis pars Verticalis Batas atas :Tegmen Timpani Baras Bawah : Vena Jugularis ( Bulbus Jugularis) Membran Timpani Terbagi atas Pars Flaksida ( Membran Shrapnell) Pars Tensa ( Memberan Propria) Pars Flaksida Terdiri dari 2 lapis yaitu pada bagian luarnya lanjutal epitel kulit liang telinga sedangkan bagian dalamnya dilapisi oleh sel kubus bersilian Pars tensa
58
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tht

Telingah

Anatomi Telinga

Telingah luar terdiri dari :

Daun teingah dari tulang rawan elastin dan kulit, Liang telinga Terdiri dari 1/3 bagian luar dibentuk oleh rangka tulang rawan 2/3 nya bibentuk oleh Tulang Pada 1/3 bagian kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen ( Modifikasi kelenjar

keringat = kelenjar seromenosa) dan rambut Pada 2/3 bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen

Telingah Tengah

Telingah tengah berbentuk kubus dengan

Batas Luar : membrane timpani Batas Dalam : Berturut dari atas ke bawah : kanalis semi sirkularis Horizontal, Kanalis

Fasialis,Oval Window ,Round window, Dan Promontorium Batas Depan : Tuba estucius Batas belakang : Aditus ad antrum , Kanali Facialis pars Verticalis Batas atas :Tegmen Timpani Baras Bawah : Vena Jugularis ( Bulbus Jugularis)

Membran Timpani Terbagi atas

Pars Flaksida ( Membran Shrapnell) Pars Tensa ( Memberan Propria)

Pars Flaksida

Terdiri dari 2 lapis yaitu pada bagian luarnya lanjutal epitel kulit liang telinga sedangkan bagian dalamnya dilapisi oleh sel kubus bersilian

Pars tensa

Mempunyai satu lapisan ditengahnya yang terdiri dari serat kolagen dan sedkit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler dibagian dalam

Banyangan Penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut sebagai umbo , dari umbo bermula reflek cahaya cone of light kearah bawah jam 7 untuk timpani kiri dan jam 5 untuk membrane timpani kanan:

Reflek Cone of light : Cahaya dari luar yang dipantulkan oleh membrane timpani. Dimembran timpani ini terdapat 2 serabut sirkuler dan radier . Serabut ini lah yang menyebabkan Timbulnya cahaya yang berbrntuk kerucut

Page 2: Tht

Mmbran Timpani terdapat 4 kuadran : dengan Menarik garis dari Posesus Longus maleus dengan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo

1. Anterior- Superior2. Anterior- Inferior3. Posterior- Superior4. Posteritor – Inferior

Bila melakukan meringotomi atau parasitesi Dibuat insisi dibagian Kuadran Posterior –Inferior Karena pada bagian ini tidak terdapat tulang pendengaran

Dildalam telingan tengah terdapat tulang tulang pendengaran : Maleus melekat pada inkus , Inkus melekat pada stapes : Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea, Hubungan antara tulang tulang pendengaran adalah merupakan persedian

Pada pars Flaskida terdapat daerah yang disebut atik :ditempat ini terdapat aditus ad antrum yaitu lubang yang menghubungkan antara telingah tengah dengan atrum mastoid

Tuba Estacius: menghunbungkan Nasofaring dengan telinga tengah

Telianga Dalam terdiri dari

Koklea ( Rumah simput ) Vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semi sirkularis

Ujung atau Puncak koklea disebut Hilecotrema Menghubungkan Prelimfe skala timpani dengan skala vestibuli

Skala Vestibuli dengan Skala timpani berisi PreLimfe

Skala Media Berisi endolimfe

Dasar skala Vestibuli disebut Membran Reisnnner sedangkan Dasar skala media adalah membrane basalis , Pada membrane ini terdapat organo corti

Pada Membran Basal melekat sel Rambut terdiri dari sel rambut dalam , sel rambut luar dan kanalis corti yang mebentuk organ corti

Fisiologi Pendegaran

Getaran suara Ditangkap oleh daun telingaLiang TelingaMembran Timpani bergentarGentaran diteruskan ke Tulang- Tulang pendengaran Stapes Menggerakkan Tingkap lonjong ( Foramen Ovale ) yang juga menggerakkan Prelimfe dalam Skala Vestibuli Getaran Diteruskan ke Membrane Reisner yang mendorong endolimfe dan membrane basal kea rah bawah Prelimfe Dalam skala Timpani akan bergerak sihingga Tinggkap bundar ( Foramen Rotundum ) terdorong kearah luar Skala Media menjadi cembung mendesak endolimfe dan mendorong membrane basal ke bawah dan meggerakan prelimfe pada skala timpani Berubahnya Membran basal ;Ujung sel rambut menjadi lurus Rasangan Fisik Diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dengan natrium memjadi aliran listrik dan dialirkan oleh cabang cabang N VIII Otak Area ( 39 -40 )

Page 3: Tht

AudiologiAudiologi Ialah ilmu yang mempelajari seluk beluk fungsi pendengaran yang erat hubungannya dengan Hablitasi dan rehablitasi

Hablitasi : Usaha untuk memberikan Fungsi yang seharusnya di miliki Rehablitasu :Usaha Untuk mengembalikan Fungsi yang perna di miliki

Audiologi Medik terbagi atas

Audiologi dasar Audiologi Khusus

Audoologi Dasar Ialah Pengetahuan mengenai Nada Murni , Bising, Ganngguan pendengaran serta cara pemeriksaannya . Pemeriksaan Pendengaran yang dilakukan dengan

1. Tes Pelana2. Tes Berbisik3. Audiometer Nada murni

Audiologi KHusus

Untuk membedakan Tuli SarafKoklea dengan Retro Koklea Audiometri Obyektif Test Tuli Untuk tuli an organic Audiologi anak Audiologi Industri

Cara Pemeriksaan Pendengaran

Test Pelana adalah tes ini Merupakan test kuantitatif terbagi atas

Test Rinne ialah test untuk membandingkan Hantaran melalui udara dan hantaran melalui Tulang pada telingah yang di periksa

Test Waber Ialah test Unutuk membandingkan Hantaran tulang pendegaran Telinga kiri dan dengan Telinga kanan

Test Schwaback ialah Membandingkan Hantaran tulang yang diperiksan dengan Pemeriksa dengan Pendegaran Normal

Pada Umumya Pelana Yang sering dipakai 512. 1024, 2048 Jika Memakai 1 pelana di gunakan 512

Tes Rinne Tes Waber Tes Schwabach Diagnosis+ Tidak ada Lateralisasi Sama dng Pemeriksa Normal- Laterlisasi Ke sisi sakit Memajang Tuli konduktif+ Leteralisasi sisi sehat Memedek Tuli sensonural

Test Berbisik :

Pemeriksaan ini bersifat semi kuantitatif menentukan derajat ketulian secara kasar.Hal ini dilakukan pada Ruangan yang tenang dengan panjang menimal 6 meter . pada nilai normal tes berbisik 5/6: 6/6

Page 4: Tht

Audiometri Nada MurniNadaMurni : Merupakan Bunyi yang hanya mempunyai satu Frekwensi dinyatakan dalam jumlah getaran Per detik

Bising : Merupakan bunyi yang memiliki banyak Frekwensi terdiri dari

Narro band : Spectrum Terbatas White Noise : Spectrum Luas

Frekwensi : Nada Murni yang dihasilkan oleh getaran suatu benda yang sifatnya harmonis sederhana, Jumlah getaran perdetik dinyatakan dalam HerZ

Bunyi : suara yang dapat didengar oleh telinga manusia mempunyai ferkwesi 20 herz-18,000 Herz

Intesiatas Bunyi dinyatakan dalan bentuk decibel Terbagi atas

Db hl ( hearing level, ) Db sl ( Sensation level ) Db SPl ( Sound Pressure level)

Abang dengar adalah Bunyi nada murni yang terlemah pada frekwensi tertentu yang masih dapat didengar oleh telinga seseorang

Nilai Nol audiometric; yaitu Intesitas nada murni yang terkecil pada suatu Frekwensi tertentu yang masih dapat didegar oleh telinga rata rata orang dewasa muda yaitu 18-30 tahun

Standar yang Dipakai Menggunakan ISO( Internasional Standar Oraganisasi ) Dan Asa ( Amenican Standar Asosiation)

0 db ISO = -10 bd ASA 10 db ISO = 0 db ASA

Notasi audiogram

Untuk Pemeiksaan audiogram dipakai

Grafik AC yaitu dibuat dengan garsi lurus penuh , Intesitas yang diperiksa antara (125 -8000 hz) dan

Grafik BC dibuat garis garis terputus putus ( intesitas yang diperiksa 250 hz -4000 hz) Untuk telinga kiri dipakai warna Biru dan telinga kanan warna merah

Pada Interpretasi Audiogram Dapat diperhatikan atau ditulis

1. Telinga yang mana2. Apa jenis Ketuliaannya3. Bagaimana Derajat ketuliannya

Jenis Ketulian terbagi atas

1. Tuli konduktif

Page 5: Tht

2. Tuli sensoneural3. Tuli Campur

Derajat Ketulian dihitung dengan Menggunakan indeks Fletchter

Ambang Dengar :

AD 500 + AD 1000 Hz + AD 2000 HZ

3

Derajat Ketulian yang dihitung hanya ambang dengar hantaran Udara saja ( AC )

Derajat ketulian

00-25 db : Normal 26-40 db : Ringan 41-60 db : Sedang 61-90 db : Berat >90 db : Sangat berat

Dari Pemeriksaan audiogram disebut ada GAP. Apabila antara AC dan BC terdapat perbedaan lebih atau sama denga 10 db menimal pada 2 frekwensi yang berdekatan

Pemeriksaan dengan menggunakan Masking : apabila telingah yang Diperiksa mempunyai perbedaan yang mecolok dengan telinga yang lain Dengan Cara memberikan Bising

NB :Narro Bandnoise Masking Audiumetri Nada murni WN : Masking pada Audiometi tutur

Normal AC – BC sama atau kurang dari 25 db

AC – BC Berimpit , Tidak ada gap

Tuli Sensoneural AC- BC lebih dari 25 db AC- BC Berimpit Tidak ada gap Tuli Konduktif AC lebih dari 25 db tetapi BC

Normal atau kurang dari 25 dbAC – BC ada Gap

Tuli Campur AC Lebih Besar dari BCBC lebih dari 25 gap

AC – BC ada Gap

Tuli Koklea dan tuli Retro kokleaUntuk membedakan Tulu koklea dan Retro koklea dibutuhkan pemeriksaan auidometri khsus

Page 6: Tht

Audiometri Khusus

Untuk mempelajari audiometri Khusus di perlukan pemahaman istilah recuiment dan decay

1. Recuiment ialah suatu fenomena terjadi sensitifitas pendengaran yang berlebihan di atas abang dengar keadaan ini khas untuk tuli koklea . Pada kelainan koklea pasien dapat membedakan bunyi 1 db sedangkan pada orang normal baru bisa membedakan ya pada 5 db

2. Decay: ( Kelelahan) merupakan adaptasi abnormal merupakan tanda khas pada tuli retrokoklea, saraf pendegaran cepat lelah bila dirasang terus menerus. Bila dibeli istirahat akan pulih kembali

Fenomena tersebut dapat dilacak dengan Pemeriksaan sebagai berikut

Tes SISI ( Short sensitivity Index ) Tes ABLB ( Alternate Binaural loudness) Test kelelahan ( Tone Decay ) Audiometri tutur Audiometri bekesay

Tes SISI ( Short increment sensitivity Index )

Tes ini khas untuk mengetahui adaya kelainan koklea dengan memakai fenomena rekuitmen cara pemeriksaan: Menentkan abang dengar pasien terlebih dahulu Misalnya 30db kemudian diberi 20 db diatas abang rangsang yaitu 50 db. Setelah itu diberikan tambahan 5 db lalu diturunkan 4 db lalu 3 kemudian 2 dan 1 db bila pasien dapat membedakan maka TEST dinyatakan +

Tes ABLB ( Alternate Binaural loudness)

Pada Test ABLB diberikan intesitas bunyi tertentu pada ferkwensi yg sama pada kedua telinga, sampai kedua telingah mencapai presepsi yang sama ,Yang disebut balans negative. Bila balans tercapai terdapat recuitmen positif

Test Kelelahan ( Tone Decay)

Terjadi kelelahan saraf oleh karena perasangan terus –menerus . Jadi kalau telinga yang diperiksa dirangsang terus menerus terjadi kelelahan .Tanda pasien tidak dapat mendengar dengan telinga yang diperiksa

Ada 2 cara

1. TTD = Treshold tone decay2. STAT= Supra threshold Adaptasi tes

TTD Cara Gerhart memberikan Persangan secara terus menerus dengan intensitas sesuai dengan ambang dengar . Misalnya 40 db bila setelah 60 detik masih tetap mendengar maka test dinyatakan negative , jika sebaliknya terjadi kelelelahan atau tidak mendegar maka test dinyatakan +

Kemudian intesitas Bunyi ditambah 5 db jadi 45 db maka pasien dapat mrndengar lagi,rangsangan dilakukan dengan 45 db selama 60 detik dan seterusnya

Penambahan 0-5 = Normal

10-15 = Ringan

Page 7: Tht

20-25 = Sedang

>30 = Berat

STAT

Cara pemeriksaan ini dimulai oleh Jegger Prinsipnya pemeriksaan pada 3 Frekwensi( 500 hz 1000 hz dan 2000 hz) pada 110 db SPL = 100

db Sl Artinya Nada Murni pada frekwensi ( 500 hz 1000 hz dan 2000 hz) pada 110 db SPL diberikan

secara terus menerus selama 60 detik , terjadi kelelahan maka tes dinyatakan +

Audiometri tutur

Pada tes ini dipakai satu suku kata dan 2 suku kata, Kata kata ini disusun dalam daftar Phonetically balance Word LBT ( PB,UST) Pasien disuruh mengulanngi kata kata yang di dengar melalui kaset tape recorder Pada tuli saraf koklea , Pasien sulit membedakan bunyi S,R,H,C,H,CH Sedangkan pada tuli retrokoklea lebih sulit lagi

Dinilai dengan menggunakan speech discrimination score

90 – 100 % berari Pendengaran Normal 75 – 90 % Tuli Ringan 60 – 75 % Tuli sedang 50 - 60 % Kesukaran dalam mengikuti pembicaraan < 50 % Tuli Berat

Audiometri Bekessy Prinsipnya mengunakan Nada yang terputus dan Continyu Bila ada suara masuk maka pasien menekan tombol Ditemukan grafik seperti gigi gergaji Garis yang Menaik adalah priode suara yang dapat didengar Garis yang turun ialah suara yang tidak di dengar Pada telinga normal amplitude 10 db sedangkan pada Recuitmen amplitude lebih kecil

Normal Nada Terputus dan terus menerus Berimpit Tuli Saraf Koklea Nada terputus dan terus menerus berimpit hanya sampai frekwensi

1000 hz dan grafi kotinue makin kecilTuli f Retro koklea Nada Terputus dan terus menerus berpisah

Audiometri ObyektifTerdapat 3 cara pemeriksaan yaitu

Audiometri Impedans

Page 8: Tht

Electro kokleo grafi Envoke rensponse Audiometri

1. Audiometri impedans pada pemeriksaan kelenturan membrane timpani dengan tekanan tertentu pada Meatus Acusticus Eksternaa. Timpanometri yaitu untuk mengetahui keadaan dalam kavum timpani Misalnya ada cairan ,

gangguan rangkaian tulang pendegaran , Kekakuan pada membrane Timpani dan membrane timpani sangat Lutur

b. Fungsi Tuba Estacius : Untuk mengetahui Fungsi Tuba ( Terbuka atau Tertutup )c. Refleks stapedius Pada telinga Normal Reflek satapedius muncul pada Rangsangan 70 –

80 db

Pada Lesi koklea ambang rangsang reflex Stapedius Menurun sedangkan pada Lesi Retrokolea ambang rangsang itu naik

2. ElektrokokleografiPemeriksaan ini digunakan untuk merekam gelombang – gelombang yang khas dari evoke elctro potensial kokleaCaranya Dengan Elektroda jarum , Membran timpani ditusuk sampai ke Promontorium kemudian dilihat grafiknya

3. Envoke Rensponce AudiometriPada pemiriksaan ini di pakai elektroda permukaan , Kemudian direkam gelombang – gelombang yang datang dari batang otak , Terdapat 5 macam gelombangGelombang I : Datang Dari kokleaGelombang II : Datang dari Nucleus KoklearisGelombang III : Datang dari Nucleus oliva superiorGelombang IV : Datang dari leminiscus lateralisGelombang V : Datang Dari Folikulus Inferior

Pemeriksaan Tuli Anorganik :

Pemeriksaan ini di perlukan untuk memeriksa seseorang yang pura pura tuli ( menginkan asuransi )

1. Cara Stenger memberikan 2 nada suara yang bersamaan pada ke 2 teliga, Kemudian pada sisi yang sehat nada di jauhkan

2. Dengan Audiometri nada murni secara berulang dalam satu minggu , Hasil audiogram berbeda3. Dengan Impedans

Audiologi AnakUntuk memeriksa ambang dengar anak dilakukan didalam ruangan Khusus ( Free Field)

Cara memeriksanya dengan beberapa cara

1. Neometer dibunyikan suara kemudian perhatikan reaksi anak2. Free field test- Dilakukan pada ruangan Kedap suara anak sedang bermain kemudian

diberikan rangsang bunyi , Perhatikan reaksiya

Page 9: Tht

3. Screening Untuk screening ( Tapis masal ) dipakai hantaran udara saja dengan Frekwensi 500 hz, 1000 hz, 2000 hz

Gangguan Pendengaran Pada Bayi dan AnaK

Penyebab gangguan Pendengaran dibedakan Pada masa Prenatal , Massa Perinatal dan Post natal

Massa Pre Natal

Genitik Non Genetik seperti gangguan / kelainan pada massa kehamilan, Kelainan strutur anatomi,

Kekurangan giizi Infeksi Pada massa Kehamilan trimester I baik itu Infeksi dari Bakteri maupun Virus . Misalnya

Tosoplasmosis , Rubella, Cytomegalo Virus, Herpes dan spilis Obat obatan yang berpotensi mengganggu Proses organogenesis dan merusak sel sel rambut

koklea seperti salisilat , kina, neomisin, thalidomide, barbiturate

Massa Peri Natal

Prematuritas < 37 minggu Berat badan lahir rendah < 2500 gram Tindakan Dengan Alat pada proses Kelahiran ( Extraksi Vakum , Forsep ) Asfiksia dan Anoksia otak ( Nilai Apgar kurang dari 5 pada 5 menit pertama ) Hiperbilirubenemia ( >20 mg/100 ml )

Massa Post natal

Infeksi Bakteri atau virus Misalnya Rubella, campak, Parotis, Meningitis, Encefalitis Perdarahan Pada Telinga tengah Trauma Temporal

Joint Comite on Infant Hearing menetapkan pedoman resiko tinggi terhadap ketulian

1. Riwayat keluar dengan ganngguan pendengaran bawaan2. Riwayat Infeksi Prenatal ( Infeksi TORCHS)3. Kelainan anatomi telinga4. Lahir Prematur < 37 minggu5. Berat badan Rendah < 1500 gram6. Persalinan dengan Tindakan7. HiperBilirubinemia 8. Asfiksia ( Apgar renda 0-3 )

Pemerisaan Brain Evoked Response Audiometi merupakan tes yang obyeketif pada Bayi yang baru lahir

Seseorang bayi mampu berkomunikasi pada usia 18 bulan, pada saat itu merupakan priode kritis untuk mengetahui adanya gannguan pendengaran

Proses untuk Habilitasi paling bagus bagi tuna rungu sebelum umur 3 tahun

Page 10: Tht

Free Filed test

Pemeriksaan ini dilakukan pada ruangan yang cukuo tenang( Bising lingkungan tidakm melebihi 60 desibel )Idealnya ruangan kedap suara ( Sound Prof room)

Sebagai sumber bunyi yang sederhana digunakan tepukan tangan , tambur , bola plastic , remasan kertas minyak , Bel, Trompel karet

Sumber bunyi tersebut harus dikalibrasi frekwensi dan intesitasnya Bila tersedia dipakai Baby reactometer,Neometer , Viene tone ( Frekwensi 3000 HZ ) dengan

pilihan intesitas 70,80,90, `100 Dinilai kemampuan anak memberikan respon terhadap sumber bunyi tersebut

Behavioral Obeservation 0-6 bulan

Pafa pemeriksaan ini diamati respons terhadap sumber bunyi berupa perubahan sikap atau reflex yang terjado pada bayi

Bila tidak ada respon terhadap stimuli bunyi , pemeriksaan diulangi sekali lagi Kalau tetap tidak berhasil dilakukan pemeiksaan ketiga , pemeriksaan tersebut dilakukan 1

minggu kemudian Bila tetap tidak memberikan respon, Dilakukan pemeriksaan audiologi lanjutan yang lebih

lengkap

Condisioned TEST ( 2- 4 Tahun )

Sebelum melakukan pemeriksaan, anak dilatih ( conditioning) melakukan suatu aktifitas permainan

Misalnya memasukkan kelereng pada kotak tepat pada saat dia mendengar stimuli bunyi , setelah anak terbiasa , dilakukan pemeriksaan sebenarnya dengan mengunakan sumber bunyi yang diketahui frekwensinya dan intensitasnya

Audiometri nada murni

Pemerikasaan dilakukan pada anak yang berusia lebih dari 4 tahunyang kooperatif Sebagi sumber suara dilakukan nada murni Puretone bunyi yang hanya memiliki 1 frekwensi Pemeriksaan dilakukan pada ruangan kedap suara Dapat dinilai hantaran udara dan hantaran tulang dengan memasang bone fibrator pada daerah

mastoid Frekwensi yg diperiksa 125, 250, 500,1000, 2000,4000, 8000 Hz Intesitas bunyi 10-100 db Berdasarkan audiogram yang dihasilkan, diperoleh informasi tentang jenis dan derajat ketulian

BERA ( Brain Evoked Renspon Audiometri ) BERA Merupakan pemeriksaan audiologi dan neurologi sangat besar manfaatnya Mempunyai nilai obyektifitas yang tinggi bila dibangdingkan dengan pemeriksaan audiologi

konvensional Pemakaiian muda dan tidak invasive Test BERA dapat juga dilakukan pada anak atau bayi yang tidak kooperatifv

Page 11: Tht

Reaksi yang timbul sepanjang jaras jaras saraf pendengaran dapat diteksi berdasarkan waktu yang dibutuhkan

Pada pemiriksaan ini di pakai elektroda permukaan , Kemudian direkam gelombang – gelombang yang datang dari batang otak , Terdapat 5 macam gelombangGelombang I : Datang Dari kokleaGelombang II : Datang dari Nucleus KoklearisGelombang III : Datang dari Nucleus oliva superiorGelombang IV : Datang dari leminiscus lateralisGelombang V : Datang Dari Folikulus Inferior

Hablitasi

Setelah diketahui seseorang anak memderita ketulian , Upaya hablitasi pendengaran harus dilakukan sedini mungkin

Pada anak dengan tuli saraf berat harus segera memakai alat bantu pendengaran Diperlukan Penilaaian tingkat kecerdasan oleh Psikolog anak, Dirujuk Untuk proses hablitasi di SLB B atau SLB C tuna rungu dengan Retardasi Mental Pendidikan Khusus dimulai pada usia 2 tahun pada SLB B yang memilki Unit taman latihan dan

obeservasi Proses Hablitasi Penderita Tuna Rungu memerlukan kerjasama dengan disiplin ilmu yaitu dr,

SpTHT, Audiologist, Psikolog anak , Guru khusus untuk tuna rungu, dan keluarga penderita

Implan Koklea

Adalah suatu perangkap elektronik yang mempunyai kemampuan memperbaiki fungsi pendengaran , sehingga akan meningkatkan komonikasi pederitapada tuli saraf berat dan total bilateral

Generasi Implan koklea yang paling mutahir saat ini adalah memiliki 22 saluran chanel

Indikasi Pemasangan Implan koklea

Tuli saraf bilateral atau Total Bilateral Untuk anak dengan tuli saraf berat sejak lahir ( tili Pralingual ) . implant koklea sebaiknya

dipasang pada usia 2 tahun

Mekaniseme Kerja Implan koklea

Impuls suara- mikrofon dan diteruskan Speech Processor melakukan seleksi informasi suara yang sesuai menjadi kode suara yang akan disampaikan Transmiter , Kode Suara akan dipancarkan menembus kulit menuju receiver atau stimulator, Pada bagian ini kode suara diubah menjadi sinyal sinyal listrik sinyal sinyal listrik Elektroda – elekteroda yang sesuai didalam koklea , sehinga terjadi stimulasi serabut saraf

Program Rehablitasi Pasca pemasangan implant

Program rehabilitasi dimulai dengan mengatifkan speech Prosesor 4- 6 mimggu setelah pasca beda

Page 12: Tht

Latihan pendengaran dan terapi wicara yang membutuhkan waktu 6 bulan Proses Rehabiltasi memerlukan kerjasama dengan disiplin ilmu yaitu dr, SpTHT,

Audiologist,speec patologis, Anli Terapi wicara , Psikolog anak , Guru khusus untuk tuna rungu, Evaluasi Pasca Bedah , perangkap elektronik ini harus dipereksa dan di kalibrasi berkala ,

( Mapping ) Evaluasi pasca bedah ini dilakukan setiap 6 bulan untuk anak berumur < 6 tahun dan 12 bulan

untuk anak berusia >6 tahun

PresbikusisPresbikusis adalah tuli sensorineural Frekwensi tinggi terjadi pada usia lanjut ,semetrik kiri dan kanan

Etiologi

Umumnya Presbikusis merupakan suatu Proses degenerasi Diduga ada hunbungan dengan Faktor factor herediter Metabolisme Pola makan Gaya hidup

Patologi

Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan N VIII Pada koklea terjadi perubahan yang mencolok yaitu atrofi dan degenerasi sel sel rambut

penujang pada organ corti Proses atrofi disertai dengan perubahan vaskuler juga terjadi pada stria vaskuler Terdapat Pula Perubahan berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel sel gangkion dan saraf

Sensorik Lesi terbatas pada koklea, atrofi organ corti, Jumlah sel Rambut dan sel sel penujang berkurang

Neural Sel sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berkurangMetabolik Atrofi stria Vaskuler , Potensial microponic menurun, Fungsi sel dan

keseimbangan biokimia/bioelectric koklea berkurangMekanik Terjadi perubahan gerakan mekanik pada Duktus koklearis, Atrofi pada

ligamentum spiralis , Membrane basalis lebih kaku

Gejala klinik

Berkurangnya pendengaran secara perlahan lahan dan progresif , semetrik pada kedua telinga Tinitus Nada Tinggi Coctail Parti Deafness Intesitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telingah hal ini disebabkanTerjadi factor

kelelahan saraf

Dianosis

Page 13: Tht

Otoskopi ; tampak membrane timpanis suram, Mobilitasnya berkurang Tes Plana ditemukan tuli sensoneural Pada Pemeriksaan audiometric nada Murni menunjukkan suatu saraf nada tinggi. Bilateral,

semetrik Pada tahap awal terjadinya penurunann yang tajam ( sloping ) setelah frekwensi 2000 hz, ini

terjadi pada tipe sensorik dan neural Sedangkan garis ambang dengar jenis metabolic dan mekanik gambaran audiogram nya lebih

mendatar dan tahap berikutnya mengalami penurunan secara berangsur angsur Pada Pemeriksaan audiometric tutur menunjukan adanya gangguan diskriminasi wicara. terjadi

pada jenis Neural dan koklea

Penatalaksanaan

Rehablitasi Pemasangan alat bantu dengar Latihan Membaca Ujaran ( speec Reading ) Latihan Mendengar ( auditori Training ) Terapi Wicara ( Speech terapi )

Tuli mendadak * Sudeen Deafness

Tuli mendadak adalah Tuli yang terjadi secara tiba tba , jenis ketulian nya adalah sensoneural , Peyebab tidak dapat langsung diketahui biasanya terjadi pada satu telinga.

Etologi

Iskemia Koklea Inveksi Virus ( Parotis , campak, Influensa tipe b) Trauman kepala Trauma Bising yang keras Perubahan tekanan atmosfir Obat Otoksin Neuroma akustika

Iskemia koklea merupakan peyebab utama tuli mendadak, Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena

spasme , Trombosis , atau perdarahan arteri auditiva interna , Pembuluh darah ini merupakan end arteri , sehingga apabila terjadi gagguan pada pembuluh darah ini maka koklea sangat muda mengalami kerusakan

Gejala

Timbul tuli secara mendadak , kadang –kadang bersifat sementara atau berulang dalam serangan tetapi biasanya menetap

Pada Infeksi Virus Trdapat Tuli mendadak biasanya pada satu telinga dapat disertai dengan Tinitus dan Vertigo

Penatalaksanaan

1. Bed res total ,istirahat fisik dan mental selama 2 minggu2. Pemberian Vasodilatansia yang cukup kuat

Page 14: Tht

o 3 x900 mg ( 3 amp selama 4 hari)o 3 x 600 mg ( 2 mg selama 4 hari)o 3x 300 mg ( 1 amp selama 6 hari )o Disertai pemeberian Obat oral Compalamin tab 3x2 setiap hari

3. Prednison 4x 10 mg tapering off tiap tiga hari4. Vitamin C forte 100 mg 2x1 tablet/hari5. Neurobion 3x1 tab /hari6. Diet rendah garam dan rendah kolesterol7. Inhalasi oksigen 2 liter/menit

Tuli akibat Bising Ialah Tuli yang diakibatkan oleh terpapar oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang

cukup lama dan biasanya disebabkan oleh bising lingkungan kerja Secara umum bising merupakan bunyi yang tidak diinginkan Secara audiologi bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai Frekwensi Bising yang intesitasnya 85 desibel dapat merusak reseptor pendengaran corti di telinga dalam Yang sering mengalami kerusakan alat corti untuk reseptor yang berfrekwensi 3000-6000 hz

Gejala

Kurang Pendengaran Tinitus Coctail party deafness ( kesulitan mendengar serta memahami Pembicaraan di tempat

keramaiian ) Bila sudah cukup berat , maka akan terjadi sukar menangkap Percakapan dengan kekerasan

biasa , Bila sudah lebih berat maka percakapan yang keraspun sukar dimengeri Pada pemeriksaan audiologist terdapat Recuiment suatu fenomena pada Tuli saraf koklea Pada pemeriksaan audiometric nada murni ditemukan Ketulian pada Frekwensi 3000-6000 hz

Penatalaksanaan

Hindari Lingkungan Bising Gunakan tutup telinga dan pelindung kepala Untuk percakapan biasa dapat di coba pemasangan alat bantu dengar (Hearing aid) Apabila pendegaran semakin memburuk, sehiingga memakai ABD tidak dapat berkomunikasi

dengan adekuat maka Dilakukan Psikoterapi untuk menerima keaddanya Latihan pendegaran agar dapat menggunakan sisa pendengaran dengan ABD secara efisien dan

Dibantu dengan Membaca Ucapan bibir, Bahasa Isarat, mimic dan anggota gerak

Tuli Akibat OtotoksiTuli yang diakibatkan oleh pemebrian obat-obatan yang bersifat ototoksi pada telinga

Etiologi;

Page 15: Tht

Golongan aminoglikosida,

Streptomisin , Gentamisin , Neomisin, kanamisin, tobramisin Netil Misin

Tuli bersifat bilateral bernada Tinggi sesuai dengan kehilangan sel –sel rambut pada putaran basal koklea.

EritromisinPemberian eritromisin intravena dapat menyebabkan

Kurang Pendengaran Tinitus yang Meniup Perna dilaporkan dapat menyebabkan tuli sensoneural bernada tinggi bilateral

Loop Diuretik

Furosemid, Bumitanide , Ethycyrinic acid dapat menunjukan Potensi ototoksisitas , apabila diberikan pada penderita secara intera vena , Biasanya gannguan pendengaran yang terjadi ringan, tetapi pada kasus kasus tertentu dapat menyebabkan tuli permanen

Obat Anti InFlamasi

Salsilat termasuk Aspirin dapat menybabkan Tuli sensoneural frekwensi tinggi dan disertai dengan tinius

Tepai bila obat dihentikan maka pendengaran akan puli dan tinnitus menghilang

Obat Anti Malaria

Kina dan Kloroquin dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan tinnitus Tepai bila obat dihentikan maka pendengaran akan puli dan tinnitus menghilang

Obat Anti Tumor

Cis Platinum dapat Menyebabkan ototoksitas adala tuli subyektif , Tinitus dan otalgia , dapat juga disertai dengan gangguan keseimbangan . Tuli biasanya bilateral dengan Frekwesnsi 6 khz dan 8 Khz, Kemudian terkena frekwensi dibawahnya

Biasa terjadi penurunan speech discrimination score Tinitus Biasanya samar samar Bila tuli ringan pada peghetian obat dapat pulih kembali , Bila tulinya berat biasaanya menetap

Obat tetesTelinga topical

Page 16: Tht

Obat golongan aminoglikosida seperti, Neomicin dan polimicin b Terjadinya ketulian oleh karena obat tersebut menembus membrane tingkap bundar ( Ronw

window Membran )

Kelainan Telingah luar

Kelainan Konggenital pada Telinga

Atresia liang telinga dan Milrotia Fisula Periaurcular Lob Ear

Atresia liang Telinga,

Penyebab nya belum diketahui dengan pasti Diduga oleh Faktor genetic, , Intoksikasi bahan kimia pada proses organogenesis , pada

kehamilan trimester Pertama Inveksi Virus yang terjadi pada Trimester pertama kehamilan Pada Atereksia Unilateral sebaiknya di operasi setelah berumur 15-17 tahun Pada Atersia bilateral , sebaikanya diberikan alat bantu dengar , baru dioperasi setelah berusia 5

– 7 tahun Operasi yang dilakukan adalah beda mikro dilakukan 5-6 jam

Fistula priaurikuler

terjadi ketika pembentukan daun telinga pada massa Embrio Kelainan ini terjadi gannguan pada emberional pada arkus Brachialis 1 dan 2 Fistel dapat ditemukan depan tragus atau sekitarnya dan sering terinfeksi Muara Fistel berbentuk bundar atau lonjong , Berukuran seujung Pensil Dari muara Fistel sering keluar secret yang berasal dari kelenjar sebasea Biasanya pasien dating berobat dengan Obtruksi dan infeksi pada fistel , Sihingga terjadi

Pioderma dan selulitis fasial Dengan Memasukkan metilen Blue pada Fistel dapat diduga panjang Fistel , cara ini dipakai pada

waktu melakukan operasi Dapat juga Dengan Fistuligrafi dengan mengunakan zat kontras dan kemudian dilakukan

pemeriksaan radiologi Jika terbentuk abses berulang atau pembentukan secret yang kronik maka dilakukan

pengangkatan Fistel secara Keseluruan

Lob Ear

Telingah berbentuk seperti kelelawar Secara Fisiologi tidak mengganggu pendengaran

Kelainan Daun Telinga

Hematoma Perikondritis

Page 17: Tht

Pseudokista

Hematoma

Disebabkan oleh Trauma Terdapat Penumpukan Bekuan darah pada daerah Tulang rawan dan Perikondrium Bila hematoma tidak dikeluarkan terjadi organisasi dari hematoma Cara Mengeluarakan bekuan darah ialah Insisi secara steril Komplikasi yang terjadi apabila tindakan tidak steril ialah perikonditis

Pseuodo kista

Terdapat cairan kekuningan diantara tulang rawan daun telinga dan perikondrium Pasien tidak mersakan nyeri dating ke dokter Sebagai Terapi dilakukan pungsi secara steril kemudian dilakukan balut tekan dengan GIPS selama seminggu , supaya perikondrium melekat

pada tulang rawan Bila Punsi tidak steril maka dapat menyebabkan Perikondritis dan berlajut menjadi teliga lisut

(Cauliflower ear)

Perikondritis

Radang pada tulang rawan daun telinga terjadi karena

Trauma Pasca operasi telinga seperti Mastoiditis Sebagai komplikasi pada Pseudo kista

Komplikasi : Telinga lisut atau Clauflower ear

Kelainan Liang Telinga

Serumen Obturan

Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebacea dan kelenjar serumen yang terdapat dikulit sepertiga luar liang telinga, Konsitensi nya biasanya lunak

Memeiliki Efek Proteksi sebab membantu membawa kotoran yang ada di liang telinga Secara Fisologi serumen itu akan keluar dengan sendiri pada saat menguyah dan setelah sampai

diliang teligah luar maka akan menguap oleh panas Apabila terjadi penumpukan dalam liang telinga maka dapat menyebabkan ganngguan

Pendengaran Bila Cerumen bercampur dengan Air dalam liang telinga , Maka serumen Akan mengembang

sehingga menyebabkan rasa tertekan yang mengganggu di Liang telinga

Page 18: Tht

Serumen cair dapat dikeluarkan dengan kapas yang dililit pada pelilit kapas Apabila padat maka diberikan Karbon Gliseril 10 % selama 3 hari sampai cerumen melunak Lalu dilakukan Irigasi Liang telinga dengan air Hangat, suhunya sesuai dengan suhu tubuh

Benda Asing Diliang Telianga

Benda Asing dapat Berupa jenis seranggan misanya Nyamuk , semut Benda asing lainnya yang sering ditemukan pada anak anak yaitu Kacang Ijo atau karet

Penghapus Benda asing yang sering ditemukan Pada Orang dewasa yaitu Patahan korek api Dapat Terjadi Edema Pada Liang telinga karena Trauma , sehingga akan Menyulitkan untuk

mengeluarkannya lagi Benda Organik akan Mengembung bila diiamkan terperangkap lama Binatang harus dimatikan terlebih dengan menggunakan rivanol selama 10 menit, Kemudian

benda asing Tersebut dirigasi dengan air bersi Untuk mengeluarkannya Bemdah asing yang besar dapat dikait dengan pengait serumen dan yang keci l bias diambil

dengan cunam

Otitis eksterna Sirkum skripta

Merpukan Peradangan pada daera 1/3 bagian luar dari liang telinga Oleh karena kulit 1/3 bagian luar dari liang telianga mengandung adnesa, kelenjar sebasea dan

kelenjar serumen , maka ditempat itu dapat terjadi infeksi

Etiologi

Staplilococus albus, Stapilococus auereus

Gejala

Rasa Nyeri yanga hebat tidak sesuai dengan besar bisul Hal ini terjadi karena kulit pada liang telinga tidak memiliki jaringan ikat longgar dibawahnya Rasa nyeri timbul spontan , pada waktu membuka mulut ( sendi temporo mandibula) Selain terdapat juga gangguan pendengaran apabila ferunkel besar meyumbat liang telinga

Terapi

Bila sudah terbentuk abses maka di aspirasi secara steril untuk mengeluarkan nana Lokal diberikan antibiotic dalam bentuk salep seperti Polimicin atau bacitracina Antiseptic ( asam asetat 2-5 % dalam Alkohol 2 % ) Obat siptomati seperti analgetic

Page 19: Tht

Otitis Eksterna Diffuss

Radang pada mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam Tampak kulit liang telinga hiperemis , edema dengan batas tidak jelas serta tidak terdapat ferunkel

Etiologi

Pseuodomonas Stapilococus albus Escheria coli

Gejala

Gejala nya sama dengan Otitis Eksterna sirkum skripta Kadang kadang terdapat secret berbau , secret ini tidak mengandung lendir ( musim ) seperti

secret yang keluar dari kavum timfani PADA OMA

Terapi

Masukan Tampon pada yang mengandung antibiotic ke liang telinga supaya terdapa kontak baik antara obat dan kulit yang meradang ,

Dapat Diberikan Antibiotik sistemik

Otomikosis

Infeksi jamur pada Liang telinga dipermuda oleh kelembapan yang tinggi didaera tersebut

Etiologi

Aspergilus Candida Albicans

Gejalala berupa rasa gatal dan rasa penuh di telinga, tetapi sering pula tanpa keluhan

Page 20: Tht
Page 21: Tht

Hiprtrofi AdenoidAdenoid adalah Massa yang terdiri dari jaringan limfoid pada diding Posterior Naso Faring Dan termasuk cicin Waldayer ,Ukuran Terbesar Ditemukan Pada anak Berumur 3 tahun dan menghilang sama sekali pada Umur 14 Tahun

Akibat Terjadi Sumbatan Koana Pasien Bernapas Melalui Mulut Sehingga Terjadi

1. Fasies Adenoid Yaitu Tampak hidung kecil, Gigi incisivus kedepan ( Prominen), arkus Faring Tinggi dan Pasien Tampak seperti orang bodoh

2. Faringitis dan Bronkitis3. Gangguan Ventilasi dan Dranase sinus Paranasal sehingga dapat Terjadi Sinusitis Kronik

Diagnosis Ditegakkan Berdasarkan gejala klinik

Pada Rinos kopi anterior : Dengan Melihat Tertahannya gerak Platum mole Pada Waktu Fonasi Pada Rinoskopi Posterior : Sukar Dilakukan pada anak anak Kadang Dilakukan Pemeriksaan dengan jari untuk meraba daerah naso faring dengan jari . Tetapi

cara ni dapat menyebabkan Pasien Muntah Dilakukan Pemeriksaan Radiologi Yaitu Foto Tengkorak lateral

Tosilo Faringitis Radang akut Orofaring dapat Berupa Faringitis atau Tonsilitis akut , Peyakit ini sering ditemukan dan dapat menyerang semua umur

Etiologi

Streptococus Varidans Sterptococus Pyogenes Adenovirus Echo Virus Virus Influensa Herpes

Patologi

Mula Mula Terjadi Infiltrasi pada lapisan epitel Epitel Mengalami Pengikisan Maka Jaringan Limfoid superficialis mengadakan reaksi Terdaapat bendungan radang dengan Infiltrasi Leukosit PMN- Proses ini secara klinis Tampak Kriptus Tonsil yang berisi Denritus- Denritus Merupakan Kumpulan Bakteri , Leukosit, Dan epitel yang terlepas .

Suatu tonsillitis akut dengan Dedritus yang jelas Disebut Tonsilitis Folikularis,

Bila bercak bercak dedritus itu berdekatan menjadi satu disebut Tosilitis Lakunaris

Bercak detritus yang melebar itu dapat lebih Lebar sehingga terbentuk membrane semu ( Pseudo Membran )

Page 22: Tht

Diangnosis Banding

angina Plaut Vincent , Tosilitis difteri , Scarlet Fever Angina agranulositosis

Gejala Klinik

Deman Mencapai 40 derajat c Rasa lesu Rasa nyeri pada persedian Tidak ada nafsu makan ( anoreksia ) Rasa Nyeri di Telingah ( Otalgia ) Karena Refred Pain dari N IX

Pemeriksaan :

Tampak Mukosa Faring mengalami Hiperemis Tonsil Meradang Terlihat detritus berbentuk folikel , Lakuna tau Membran Kelenjar Sub mandibula Membengkak dan Nyeri tekan

Terapi

Antibiotik atau sulfonamide Analgetik/antipiretik Obat Kumur atau obat isap yang mengandung Disinfectan

Tonsilitis Membranosa Penyajit yang termasuk dalam golongan Tosilofaringitis Membranosa ialah

A. Tonsilitis DefteriB. Tonsilitis SeptikC. Angina Plaut VincentD. Penyakit Kelainan darah sepperti Leukemia akut , anemia Pernisiosa , Neutropenia maligna

serta Infeksi mononukleusisE. Proses specific : TBC dan LuesF. Infeksi Jamur : Monoliasis , aktinomikosis dan blastomikosisG. Infeksi Virus seperti Morbili, Pertusis dan skarlatina

Tosilitis Defteri

Page 23: Tht

Merupakan suatu Penyakit radang tonsil yang disebabkan oleh Coryne bacterium Diphteriae ( Gram Positif ) , Kuman ini umunya terdapat disaluran napas bagian atas yaitu Hidung , faring dan laring

Gejalah dan tanda

Penyakit ini ditandai dengan adanya membrane semu ditonsil dan disekitarya serta pengelepasan eksotoksin yang dapat menibulkan gejala umum dan local

Gambaran klinik terbagi Menjadi 3 golongan

Gejala umum Gejala Lokal Gejala akibat eksotosin

Gejala umum :

Suhu sub Febrin Nyeri kepala Anoreksia Badan lemah dan Nadi Lambat

Gejala Lokal

Tampak Tonsil meradang disertai bercak Putih kotor yang makin lama makin meluas dan bersatu membetuk membran semu

Membran ini meluas Ke Platum Mole ,Uvula , Nasofaring ,Laring dan bahkan meluas sampai ke Trakea.

Membran semu ini melekat erat dan mudah berdarah Bila Infeksi tak terbendung maka Kelenjar limfe akan membengkak ( Bull Neck )

Gejala akibat Eksotoksin

Miocarditis dan dapat Mengakibatkan Decompensasi cordis Dapat Mengenai Saraf Kranial Khususnya bagian motorik Dapat Mengenai ginjal sehingga meyebabkan albuminuria

Terapi

Berikan ADS segera tanpa menunggu hasil Kultur dosis nya 20.000 – 10.000 unit tergantung umur , berat dan lamanya penyakit

Antibiotik : Eritromisin atau gol penisilin Koritikosteroid Simptomatik

Komplikasi

Laringitis Difteri

Page 24: Tht

Miokarditis Kelumpuhan otot Platum mole , Otot mata , ( Terutama otot untuk akomodasi ), Otot faring dan

laring Albuminuria sebagai komplikasi ke ginjal

Tonsilitis septic Merupakan Peradangan Tonsil yang disebabkan oleh Bakteri streptococcus Hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi ,

Gejala

Demam tinggi 39 -40 derajat c Nyeri ketika menelan Nyeri kepala hebat dan kadang kadang Mual - muntah Nyeri di seluruh tubuh dan tubuh terasa lemah

Pemeriksaan

Mukosa faring dan tonsil Hiperemis Terdapat bercak putih keabuan Tampak Edema sampai sekitar Uvulae Mulut Berbau ( Foetor ex ore )

Komplikasi

Pembesaran kelenjar Limfe submandibula Otitis Media Laringitis

Angina Plaut VincentMerupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh hygiene mulut kurang baik , dan terdapatnya def Vitamin C, Kuman Spirilium dan basil fusiform

Gejala

Demam Tinggi sampai 39 derajat c Nyeri dimulut , Gigi dan Nyeri Kepala Badan lemah Gusi mudah berdarah dan Hipersalifasi Dan kadang kadang terdapat gangguan percernaan

Pemeriksaan

Tampak Membran Putih keabuan di Tonsil , Uvula , Diniding faring ,gusi, serta Prosesus alveolaris

Page 25: Tht

Mukosa Mulut dan Faring Hiperemi Foetor Ex ore Kelenjar Submandibula Membesar

Terapi

Perbaiki Higine Mulut Antibiotik Vit C dan Vit B com

Tonsilitis KronikMerupakan lanjutan dari Penyakit Tonsilitis akut dan Kuman penyebabnya sama dengan tonsillitis akut tetapi kadang- kadang kuman berubah menjadi golongan gram negative

Faktor predisposisi timbulnya radang kronik ini ialah

Rasangan menahun ( Rokok , Makanan, Pengaruh cuaca ) Pengobatan Tonsilitis akut yang Tidak adekuat Higene Mulut yang Buruk

Patologi

Pada Radang Kronik terdapat 2 bentuk

Hipertofi Tonsil Atrofi Tonsil

Proses radang Berulang -Maka Epitel Mukosa Terkikis jaringan Limfoid juga terkikis Sehingga Proses Penyembuhan jaringan Limfoid diganti Menjadi jaringan Parut Jaringan parut ini sesuai dengan sifatnya akan mengalami pengerutan

Kelompok Jaringan Limfoid Mengerut sehingga Ruang antara kelompok melebarHal ini secara klinik tampak pelebaran kriptus kriptus akan di isi Detritus Proses berjalan terus sehingga menembus kapsul dan akhirnya Timbul Perlengketan dengan jaringan disekitar Fossa tonsilaris Pada anak anak disertai Pembesaran kelenjar Limfe Submandibula

Gejala dan tanda

Pasien Mengeluh ada sesuatu yang menghalagi di tenggorokan Tenggorokan dirasakan kering Pernapasan Berbau Pada Pemiriksaan tonsil : Membesar dan Tidak Rata , Kriptus Melebar dan Terisi Detritus

Komplikasi

Komplikasi Didaerah Sekitarnya

Page 26: Tht

Rinitis Kronik Sinusitis Otitis Media

Komplikasi Didaerah organ jauh dari tonsil

Endokarditis Atritiss Miositis Nefritis Iridoskilitis Dermatitis Pruritis Urtikaria dan Furonkolosis

Indikasi Tonsiloktomi atu adenoiktomi

1. Sumbatan Hidung yang menetap oleh adeoid2. Sumbatan Rongga Mulut oleh Tonsil yang membesar3. Cor pulmonal4. Peritonsil yang berulang5. Pembesaran kelenjar Limfe Leher yang Berulang6. Kecurigaan tumor Tonsil7. Sidrom sleep apnea8. Tonsil sebagai Fokal Infeksi dari organ Penting lainnya

Faringitis KronikFaktor Predisposisi proses radang Kronik ini

Rinitis Kronik Sinusitis Iritasi kronik yang dialami oleh Perokok atau Peminum alcohol Inhalasi uap yang merasang mukosa faring Infeksi yang Menyebabkan Faringitis Kronik Daerah yang Berdebu Orang yang bernapas Melalui Mulut karena hidung Tersebut oleh salah satu factor peyebab

penyakit

Faringitis Kronik Terbagi atas 2 bentuk

Faringitis Kronik Hiperplastik

Page 27: Tht

Faringitis Kronik Atrofi

Faringitis Kronik HiperPlastik Pada dasarnya Faringitis Kronik HiperPlastik terjadi perubahan mukosa dinding Posterior faring , Tampak mukosa menebal serta hipertrofi kelenjar limfe dibawahnya dan dibelakang arkus faring posterior ( lateral band ) , Dengan demikian tampak Mukosa dinding Posterior tidak rata yang disebut granuler

Gejala

Pasien Mengeluh gatal pada Tenggorokan Kering atau berlendir yang sukar di keluarkan Kadang Kadang disertai dengan Batuk

Terapi :

Penyakit Kronik dihidung atau sinus paranasal yang menyebabkan Faringitis Diobati Melakukan Penggosokan Memakai Zat kaustik Misalnya Nitras Argetin dan Albotil Dapat juga dilakukan juga dengan electro kauter Pengobatan simptomatik berupa obat kumur dan antirusif atau expektoransia

Faringitis Kronik atrofi ( SIKA )Faringitis Kronik atrofi sering timbul bersama dengan Renitis atrofi . Pada Renitis atrofi : udara pernapasan tidak diatur suhu serta kelembapan sehingga menimbulkan Rasangan serta infeksi pada faring

Gejala

Pasien Mengeluh Tenggorokan kering Mulut berbau Pada Pemeriksaa tampak mukosa faring terdapat lender yang melekat Dan bila lendir itu di angkat maka tampak Mukosa kering

Terapi

Obat Kumur Penjagaan Higene Mulut Obat Simptomati

Faringtis Spesifik1. Faringitis Leutika2. Faringitis TBC

Page 28: Tht

Faringitis LeutikaRadang Mukosa Faring yang disebabkan oleh Troponema palidum dan dapat menimbulkan infeksi didaerah faring .

Stadium Primer

Kelainan terdapat pada lidah, tonsil dan dinding Posterior faring , Kelainan ini berupa bercak keputihan pada tempat tersebut

Bila infeksi terus berlangsung maka Timbul ulkus Ulkus pada Daerah faring bersifat sama dengan Ulkus pada genetalia Ulkus tidak Nyeri Pembesaran kelenjar mandibula yang tidak nyeri tekan

Stadium Sekunder

Stadium ini jarang di temukan Terdapat eritema pada dinding Posterior Faring yang menjalar ke laring

Stadium Tersier

Terdapatnya Guma Tonnsil dan Platum Mole merupakan tempat predileksi untuk tumbunya gumma Bila didapatkan Guma di dinding Post faring akibatnya dapat mengenai Vet Servicalis dan bila

pecah maka dapat menyebabkan kematian Bila guma sembuh maka bekas guma akan terbentuk jaringan parut

Diagosis

Diagnosis dengan pemeriksaan serologik

Terapi

Obat pilihan utama ialah Penisilin

Faringitis Tubercoosa Merupakan Radang Mukosa Faring yang disebabkan oleh Micobacterium Tb yang besifat basil

tahan asam dapat meyerang Platum Mole , Tonsil , Platum durum , dasar lidah dan epiglostis Biasanya Infeksi daerah faring merupakan Proses sekunder dari TBC paru Kecuali kuman tahan

asam jenis bovinum Pada jenis BOvinum Merupakan Jenis TBC yang Primer

Peryebaran Infeksi

Eksogen Endogen

Bentuk dan tempart lesi

Page 29: Tht

1 sisi Tonsil dan kedua sisi tonsil apabila Penyebaran Hematogen Dinding Faaring Posterior Arkus faring anterior Dinding lateral Hipofaring Platum mole Platu durum Kelenjar regional leher Membengkak

Gejala

Anoreksia Nyeri tenggorokan yang hebat dibanding Peradangan yang timbul Nyeri Pada waktu Menelan Tidak jarang mengalami Regurgitasi Nyeri Telingah dan adenopati servical

Diagnosis

BTA Foto Thoras Biopsi jaringan untuk menyingkirkan keganasan

Terapi :

Terapi Sesuai dengan TBC paru

Abses Leher dalam Abses Leher dalam terbagi atas

Abses Peritonsil Abses Retro faring Abses Parafaring Angina LUdovici

Abses Peri tonsil

Etiologi

Poses ini terjadi sebagai Komolikasi dari Tonsilitis akut Biasaya kuman peyebabnya sama dengan Kuman Pada Tonsil . Dapat ditemukan Kuman aerob dan anaerob

Page 30: Tht

Patologi

Daerah superior dan lateral Fossa Tonsilaris Merupakan jaringan Ikat longgar Maka infiltarsi supurasi ke Ruang Pontensial Peritonsil tersering menempati daerah ini. Sehingga Platum Mole Membekak

Pada stadium Infiltrasi selain pembekakan Juga terjadi Tampak mukosa Hiperemi Bila Proses Berjalan terus maka daerah tersebut lebih lunak dan berwarna kekuning kuningan Tonsil terdorong ketengah , depan, bawah Uvulae Bengkak dan terdorong ke sisi Kontra lateral Peradangan berlangsung terus akan meyebabkan iritasi M. Peterigoid Interna sehingga timbul

Trismus Abses dapat Pecah Mungkin dapat Menyebabkan aspirasi ke paru

Gejala

Odinofagia ( Nyeri Menelan ) yang lebih hebat biasanya pada satu sisi saja Nyer Teligah ( Otalgia ) Muntah ( Regurgitasi ) Mulut berbau ( Foetor ex Ore Hipersalifasi Rinolalia (Suara sangau) Trismus Pembekakan kelenjar sub mandibula dan nyeri tekan

Pemeriksaan

Kadang Kadang sukar memeriksa Faring karena Trismus Palatum mole tampak membengkak dan menonjol kedepan Tonsil bengkak Hiperemis terdorong ketengah , depan, bawah Uvulae Bengkak dan terdorong ke sisi Kontra lateral

Terapi

Pada Stadium Infiltrasi diberikan antibiotic dosis tinggi Obat Simptomatik ( Analgetik /antiperetik ) Kumur kumur dengan cairan hangat Kompres Dingin pada Leher Bila Ditemukan Abses maka Dilakukan Pungsi pada daerah anbses , Kemudian insisi untuk

megeluarkan nana Tempat Insisi yaitu Paling menonjol dan lunak atau pada garis pertengahan yaitu garis yang

mehubungkan dasar uvulae dengan graham atas terakhir pada sisi yang sakit Bila Terjadi trismus ..Untuk mengatasi nyeri disutikan analgesia local yaitu xilocain atau novicain

1 % di gaglion sfenopalatinum Pasien dianjurkan Operasi tonsilektomi OPerasi Tonsilektomi bersama sama dengan dranase abses disebut Tonsilektomi a chaud Operasi tonsil dilakukan setelah dranase abses 3- 4 hari disebut Tonsilektomi a tiede Operasi tonsil dilakukan setelah dranase abses 4 – 6 Minggu disebut Tonsilektomi a Froid Pada Umumnya Tonsilektomi dilakukan sesudah infeksi nya tenang yaitu 2 – 3minggu setelah

dranase abses

Page 31: Tht

Komplikasi

Abses Pecah Menyebabkan aspirasi paru Penjalaran ke Para faring sehingga terjadi Abses Parafaring , Pada Penjalaran selanjutnya Masuk

kedalam mediastnum sehingga terjadi Mediastinitis Penjalaran di daerah intra cranial dapat meyebabkan Trombus sinus cavenosus , Menigitis, dan

abses otak

Abses Retro Faring Penyakit ini sering ditemukan pada anak Usia 3 bulan sampai 5 tahun Hal ini terjadi karena Pada usia tersebut masih berisi Jaringan Limfoid masing masing 2 – 5 buah

pada sisi kanan dan kiri Kelenjar ini menampung aliran limfe dari Hidung , Sinus pranasal, Nasofaring, Faring , Tuba

estachius dan Teligah tengah Pada Usia diatas 6 tahun kelenjar Limfe ini Mengalami atrofi

Etiologi

Infeksi saluran napas atas menyebabkan Limfedenitis retrofaring Trauma Diding belakang Faring oleh benda asing seperti tulang ikan atau tindakan medis berupa

adenoiktomi Tuberculosis Vet Servicalis ( Cold Abses)

Gejala

Disfagia Odinofagia Anak Rewel dan sering Menangis dan Tidak mau makan dan minum Sesak napas Karena sumbatan jalan napas Terutama di Hipofaring Proses berlanjut terus akan Mengenai laring maka dapat Menimbulkan stridor Sumbatan akibat Abses dapat Mengganggu resonansi suara

Pemeriksaan

Pada diding belakang Faring tampak Benjolan yang teraba lunak

Diagnosis

Diagnosis ditegakakan dengan riwayat ISPA atau Riwayat Trauma Foto Rongent Jaringan lunak leher lateral

DD

Adenoiditis Tumor Aneurisma aurta

Page 32: Tht

Terapi

Antibiotik Dosis tinggi untuk kuman aerob dan anerob diberikan secara Parenteral Insisi Abses dengan menggunakan laringoskopi langsung dalam posisi Trendelnburg, Pus segera

diisap agar tidak terjadi aspirasi Pasien drawat inap sampai tanda infesi reda

Komplikasi

Penjalaran ke ruang parafari, ruang Vaskuler vicera Mediastinitis Obstruksi jalan napas menyebabkan asfiksia Bila Pecah spontan maka akan menyebabkan Pnemonia aspirasi

Abses Parafaring Etiologi

Ruang oarafaring mengalami infeksi melalui

Langsung : akibat Tusukan jarum pada saat melakukan tonsilektomi dengan analgesia, Jarum suntik yang telah terkontaminasi kuman menembus lapisan otot ( m . Konstiktor Faring sup) yang memisahkan ruang parafaring dari fossa tonsilaris

Proses Supurasi kelejar limfe Leher bagian dalam, gigi , tonsil , faring , Hidung, sinus paranasal , Mastoid dan Vet Servicalis dapat merupakan sumber infeksi untuk terjadi abses parafaring

Penjalaran infeksi dari Ruang peritosil, Retrofaring atau submandibula

Gejala klinik

Demam Tinggi Trismus atau Indurasi Pembengkakan di sekitar angulus mandibulae Pembengkakan Dinding Lateral faring sehingga menonjol kea rah Medial

Komplikasi

Proses Peradangan dapat melauli Hematogen , Limfogen atau PerKontinuitatum Penjalaran Ke atas dapat mengakibatkan peradangan Intrakranial Kebawah Menyelusuri selubung karotis dapat menyebabkan Mediatinitis Abses Juga dapat merusak dinding Pembuluh darah Terutama Pembuluh darah karotis Jika mengenai Pembuluh darah karotis maka akan terjadi Ruptur mengakibatkan Perdarahan Bila terjadi preflibitis dan endo fliibitis Dapat Timbul Trobombo Flibitis dan Septikemia

Terapi

Antibiotik Dosis tinggi untuk kuman aerob dan anerob diberikan secara Parenteral Evakuasi abses dengan cara explorasi dalam anestesi umum Caranya insisi dari luar dan intra

oral

Page 33: Tht

Insisi Dari Luar dilakukan 2 jari dibawah dan sejajar Mandibula , secara tumpul dieksplorasi dilanjutkan dari batas anterior M, Stenocledomastoideus kea rah atas belakang menyusuri bagian medial Mandibula dan M, Ptrogoedeus Intena mencapai ruang parangfaring.

Bila ada nana di selubung karotis maka insisi dilakukan secara Vertikal dari Pertengahan Insisi Horisontal ke bawah didepan M, Stenocledomastoideus Cara Mosher

Insisi Intraoral dilakukan Pada dinding lateral Faring dengan Memakai Klem arteri , eksplorasi Dilakukan denga menembus M Konstritor faring sup Kedalam Ruang parafaring anterior

Angina Ludovici Angina Ludovici ialah selulitis ruang suprahioid, Ruang ini terdiri dari Ruang sub lingual, Sub

Mentalis dan sub maxilla yang disebut juga ruang sub mandibula Ruang sub Ligual di pisahkan dari ruang submentalis dan sub masilla oleh otot Milohioid Infeksi yang terbatas hanya pada satu atau lebih ruang submandibula atau bila terbentuk abses

disebut Pseudo agina lidovici

Etiologi

Infeksi gigi Peradangan supuratif Kelenjar Limfe servical didalam ruang sub mandibula

Gejala

Terdapat nyeri tenggorokan dan leher Dasar Mulut membengkak dan mendorong lidah keatas belakang sehingga Menimbulkan sesak

napas Pembengkakan pada daerah sub mandibula yang tampak hyperemis dan keras pada perabaan

Terapi

Antibiotik Dosis tinggi untuk kuman aerob dan anerob diberikan secara Parenteral Eksplorasi dengan tujuan Mengurangi Dekompresi dan evakuasi pus atau jaringan nekrotikan Insisi Dilakukan secara Horizontal setinggi os Hioid ( 3 – 4 Jari dibawah mandibula ) Perlu Pengobatan terhadap penyebab infeksi gigi , untuk mencegah kekambuhan

Komplikasi

Sumbatan jalan napas akibat Lidah terdorong keatas belakang Mediatinitis Sepsis

Kelainan Laring Kelainan Konggenital Peradangan Laring Nodul Pita suara

Page 34: Tht

Keratosis Laring

Kelainan Konggenital Terbagi

1. Laringomalasia2. Stnosis Subglotik3. Selaput Dilaring ( Laringeal Web )4. Kista Konggenital5. Hemangioma

Laringomalasi :

Merupakan kelainan paling sering ditemukan Pada stadium awal ditemukan epiglottis lemah sehingga pada waktu inspirasi epiglottis tertarik

kebawah dan menutup rima glottis Dengan demikian Jika pasien Bernapas , napas Berbunyi stridor Stridor merupakan gejala awal dan dapat menetap dan Mungkin Pula hilang timbul ini

disebabkan lemahn ya kerangka laring Tanda sumbatan jalan napas dengan terlihatnya retraksi pada daerah supra sterna ,

epigastrium, Intercostal , dan supra clavicular Bila sumbatan makin berat maka dilakukan Intubasi endotrakeal

Stenosi Subglotik

Kelainan ini disebabkan

Penebalan jaringan sub mukosa dengan hyperplasia kelenjar mucus dan fibrosis Kelainan bentuk tulang rawan krikoid dengan lumennya yang lebih kecil Bentuk tulang rawan krikoid Normal dengan ukuran yang lebih kecil Penggeseran cicin trakea yang pertama kearah atas belakang ke dalam lumen krikoid

Gejala

Stridor retraksi pada daerah supra sterna , epigastrium, Intercostal , dan sup clavicular Pada stadium yang lebih berat ditemukan sianosis dan apnea

Laringitis AkutRadang akit laring pada umumnya merupakan kelanjutan rinofaringitis ( common cold ) . Pada anak laryngitis akut ini dapagt menyebabkan Sumbatan jalan napas sedangkan pada orang dewasa tidak secepar pada anak

Etiologi

Sebagai penyebab radang lalah bakteri yang menyebabkan Peradangan Lokal Virus yang menyebabkan Peradangan sistemik

Page 35: Tht

Gejala

Demam Malaise Suara parau sampai afoni Nyeri ketika menelan dan berbicara Serta gejala sumbatan laring

Pemeriksaan

Pada Pemeriksaan Tampak Mukosa laring hiperemis dan membengkak terutama diatas dan bawah pita suara .

Biasanya terdapat juga tanda radang akut di hidung dan sinus paranasal

Terapi

Istirahat berbicara dan bersuara selama 2- 3 hari Menghirup udara lembab Menghidari dari iristasi pada faring dan laring Misalnya Merokok Dan Minum air es Antibiotik apabila peradangan berasal dari paru Bila ada sumbatan laring maka dipasang Pipa Endotrakea atau Trakeostomi

Laringitis KronikPeradangan kronik pada Laring yang disebabkan oleh

Sinusitis kronik, Deviasi septum yang berat Polip hidung Bronkhitis Penggunaan suara secara Berlebihan ( Berteriak teriak atau Bicara Keras ) Vocal abuse

Pemeriksaan

Tampak Mukosa Hiperemis dan menebal serta Permukaan Tidak rata Kadang kadang pada Pem Patologi terdapat melaplasia skuamosa

Gejala

Suara Parau yang menetap Rasa Tersangkut di leher Pasien sering mendehem tanpa mengluarkan secret karena Mukosa Yg Menebal

Terapi

Mengobati Peradangan Dihidung , Faring serta Bronkus yang mungkin peyebab Laringitis Vocal Rest

Page 36: Tht

Laringitis Kronik Spesifik terbagi

Laringitis TBC Laringtis Leutika

Larigitis TBCGambaran Klinik Terbagi atas 4 stadium

1. Stadium Infiltrasi2. Stadium Ulserasi3. Stadium Perikondritis4. Stadium Fibro tuberkulosis

Stadium InfiltraSi

Mukosa Laring Posterior mengalami Pembengkakan dan Hiperemis Kadang kadang Pita suara terkena juga Pada stadium ini Mukosa Laring berwarna pucat Kemudian Didaerah sub mukosa terbentuk Tuberkel sehingga Mukosa tidak rata tampak bintik

bintik berwarna kebiruan Tuberkel Membesar serta beberapa tuberkel yang berdekatan bersatu sehingga mukosa diatas

nya meregang Bila Tuberkel Pecah maka timbul Ulkus

Stadium Ulserasi

Terjadi Ulkus dangkal, dasarnya ditutupi oleh perkijuan serta dirasakan nyeri oleh Pasien

Stadium Perikondritis

Ulkus makin dalam sehingga mengenai kartilago laring Yang Paling sering terkena ialah kartilago aritenoid dan epiglottis Pada stadium ini Terbentuk skuester Pada stadium ini keadaan pasien Memburuk dan dapat meninggal dunia Bila Pasien beratahan maka Proses pun Berlanjut dan masuk pada stadium Terakhir yaitu

Stadium Fibrotuberculosis

Stadium Fibrotuberculosis

Pada stadium ini terbentuk Fibrotuberkulosis pada dinding Posteior , Pita suara dan sub glotik

Gejala Klinik

Page 37: Tht

Rasa kering , Panas dan tertekan diaderah laring Suara Parau dirasakan Berminggu minggu sedangkan Pada Stadium lanjut dapat menyebabkan

afoni Hemoptisis Odinofagia berat Keadaan umum Memburuk pada stadium lanjut Pada Pemeriksaan Paru ( secara klinik dan Radiologik ) Terdapat proses aktif (Biasaya pada

stadium Eksudasi , Pembentukan Kaverna

DD

1. Laringitis leutika2. Karsinoma faring3. Aktinomikosis4. Lupus Vulgaris laring

Terapi

Obat OAT Vocal Rest

Laringitis LeutikaGambaran klinik

Apabila Guma Pecah maka timbul ulkus Ulkus ni mempunyai sifat yang khas yaitu sangat dalam bertepi dengan dasar yg keras Ulkus ini Tidak menyebabkan nyeri dan menjalar dengan cepat

Gejala Klinik

Suara Parau Batuk Kronik Disfagia timbul bila ada gumma dekat Introitus Osepagus

Diagnosis Ditegakkan

Pemeriksaan laringoskop Pemeriksaan serologik

Komplikasi

Stenosi laring karena terbentuk jaringan parut

Terapi

Pinisilin dosis tinggi Pengangkatan skuester Bila Terdapat sumbatan laring karena stenosis dilakukan Trakeostomi

Page 38: Tht

Nodul Pita suaraKelainan ini biasanya disebabkan oleh Penyalahgunaan pita suara dalam waktu lama seperti pada guru , Penyanyi dan sebagainya. Kelainan ini juga disebut singer Node

Gejala klinik

Suara parau disertai dengan batuk

Pemeriksaan

Terdapat Nodul pada pita suara sebesar kacang hijau atau lebih kecil lagi Nodul berwarna keputihan Nodul tersebut sering berada pada sepertiga anterior atau bagian tengah Pita suara , Nodul tersebut Bisa Unilateral atau Bilateral pada pita suara Bila Bilateral maka nodulnya semetrik

Terapi

Bedah Mikro laring

Diagnosis

Pemeriksaan Laringoskopi Derek dan Inderek

Keratosis Laring Pada Keratosis laring sebagian mukosa laring mengalami Pertandukan, sehingga tampak daerah

putih yang disebut Leukopakia Tempat yang paling sering mengalami pertandukan adalah Pita suara dan fossa Intearitenoid Etiologi Tidak diketahui dengan jelas

Gejala

Suara parau Ada yang Mengganjal di Tenggorokan Stridor atau sesak napas Tidak ditemukan pada penyakit ini

Terapi

Pengangkatan daerah keratosis dengan bedah Mikro laring

Penanggulangan Sumbatan Laring

Sumbatan laring dapat disebabkan

Page 39: Tht

1. Radang akut dan Kronik2. Benda asing3. Trauma4. Tumor 5. Kelumpuhan N rekuren bilateral

Gejala Dan tanda sumbatan Laring

1. Serak ( disfoni )2. Sesak napas ( dispnea)3. Stridor4. Cekungan pada Waktu inspirasi di Suprasternal , Supra Klavicula, sela iga , Dan Epigastrium5. Gelisah6. Sianosis karena Hipoksia

Jackson Membagi sumbatan laring menjadi 4 stadium

1. Adanya Cekungan di supra sterna dan stridor ini tampak tenang2. Cekungan pada supra sterna makin dalam ditambah lagi Cekungan di epigastrium pasien sudah

mulai gelisah3. Cekungan selain di Supra strenal , epigastrium juga terdapat di Infraclavicula dan sela sela iga ,

pasien sangat gelisa dan dispnea4. Cekungan cekungan diatas bertambah jelas , pasien sangat gelisa, ketakutan dan sianosis Jika

Proses Berjalan terus maka penderita akan kehabisan tenaga , Pusat pernapasan Paralitik karena Hiperkapnea. Pada Keadaan seperti ini Penderita tampak tenang dan tertidur . akhirnya penderita meninggal karena Asfiksia

Intubasi EndoTrakeaIndikasi Intubasi endotrakea

1. Untuk mengatasi sumbatan saluran napas bagian atas2. Membantu Ventilasi3. Memudahkan Mengisap Sekret dari traktus Trakeobrokial4. Mencegah aspires

Teknik Intubasi

Posisi Pasien leher sedikit Fleksi dan kepala Ekstensi Laringoskop dengan spatel bengkok di pegang dengan tangan kiri Dimasukan melalui mulut sebelah kanan sehingga lidah terdorong ke Kiri Spatel diarahkan Melalui pangkal Lidah ke Velekula Lalu Laringoskop diangkat Keatas sehingga pita suara dapat terlihat

Page 40: Tht

Dengan tangan kanan Pipa Dimasukan melalui mulut terus melalui celah antara kedua Pita suara

Lalu disutikan Udara Untuk Mengembangkan Balon pada Pipa

TrakeostomiTrakeostomi merupakan Tindakan Membuat Lubang pada bagian depan Trakea untuk Bernapas

Indikasi Trakeostomi

Mengatasi obtruksi laring Mengurangi Ruang rugi( Dead air space ) di saluran napas bagian atas Mempermuda pengisapan secret dari Brokus pada penderita yang tidak dapat mengeluarkan

secret secara fisiologi Untuk memasang respirator ( alat bantu Pernapasan ) Untuk mengambil benda asing dari sub glotik

Teknik Trakeostomi

1. Kepala Penderita di ekstensi kan pada persendian atlato oksipital2. Dengan posisi seperti ini Leher tegak lurus dan trakea akan terletak di garis median dekat

permukaan leher3. Kulit leher dibersikan dengan antiseptic dan ditutupi kain steril4. Obat anestesikum ( Novakain ) disutikan diantara Krikoid dan Fossa supra sterna5. Dilakukan sayatan Horisontal pada pertengahan jarak antara Kartilago krikoid dengan fossa

supra sterna6. Kira kira 2 jari dibawah kartilago krikoid orang dewasa7. Dengan Gunting panjang yang Tumpul , Kulit dan jaringan dibawahnya di pisahkan lapis demi

lapis dan ditari ke lateral ,Tampak Trakea8. Bebaskan Ismus , ismus diklem dan dipotong tengahnya , lalu diikat Tepinya9. Lakukan aspirasi10. Buat stoma dengan Memotong cincin trakea ke tiga11. Memasang kanul dan kanul difiksasi dengan tali di leher12. Luka Operasi ditutup

Perawatan pasca Trakeotomi

Scret dapat menyumbat sehigga dapat terjadi asfiksia oleh sebab itu secret di trakea harus diisap keluar

Dan Kanul dalam dicuci sekurang kurang ya 2 kali sehari lalu dimasukkan lagi kedalam kanul luar Bila kanul harus dipasang dalam jangka waktu yang lama maka kanul luar harus dibersikan 2 kali

seminggu

KrikotirotomiKrikotomi merupakan tindakan penyelamatan yang lebih muda dan lebih cepat dapat dilakukan pada penderita dalam keadaan gawat napas dan darurat dengan cara membelah Membran Krikotiroid

Page 41: Tht

Teknik Krikotirotomi

1. Kepala Penderita di ekstensi kan pada persendian atlato oksipital2. Indetifikasi Puncak Tulang rawan tiroid ( adam apple) dan diFisasi dengan tangan kiri3. Dengan Telunjuk tangan kanan tulang rawan tiroid diraba kebawah sampai ditemukan Kartilago

Krikoid, Membran Krikoid terletak diantara ke dua tulang rawan ini4. Dibuat sayatan Horisontal pada Kulit5. Bagian bawah kartilago Tiroid terlihat …Tusukan Pisau dengan arah kebawah6. Masukkan Kanul Yang tersedia

Parasat Heimlich Prasat Heilmlich merupakan suatu cara mengeluarkan benda asing yang menyubat laring secara

total atau benda yang berukuran besar yang terletak di Hipofaring Pada Parasat Heimlich dilakukan Tekanan kedalam dan ke atas rongga perut sehingga diagframa

terdorong keatas - Udara ini akan mecari jalan keluar melalui bronkus ,trakea - dan akhirnya mendorong sumbatan laring keluar

BroskopiJenis Bronskopi terbagi atas

1. Bronskopi kaku 2. Bronskopi serat optik

Bronskopi kaku

Pipa yang dari metal dengan lampu.Terdapat 2 macam, yang di letakkan di distal ( pada ujung bronkoskop ) atau Proksimal

Lampu Proksimal terletak pada gagang bronkoskop Dan diproyeksikan dari tepi lensa okuler ke distal Bronksokop ( tepi Haslinger)

Dengan Kemjuan teknologi sekarang dibuat lampu terang 150-450 waat yang berisi halogen yang disalurkan dengan serat optic kebagian distal Bronkoskop

Page 42: Tht

Bronkoskopi serat optic

Merupakan gabungan serat optic ( gelas) yang menyalurkan cahaya nya ke ujung distal bronkoskop

Bronkoskop ini lentur sehingga dapatdi masukkan kedalam lubang bronkus

Mamfaat Bronkuskopi serat optik

Mamfaaat Bronkoskopi serat Optik Rasa nyeri yang menimal dapat dilakukan dengan analgesia saja ( Tampa anestesi – umum )

Karena Lentur nya dapa dimasukkan ke cabang – cabang bronkus malahan sampai ke sub segmen untuk mencari tumor ganas

Mamfaat Bronkoskopi Kaku

Pada anak anak karena Trakea dan Glotis masih sempit Pada Perdarahan massif Mengisap secret dari Trakean dan Bronkus Untuk Mengeluarkan Bronkolit Untuk mengeksterpasi adenoma bronkus Untuk mengeluarkan benda asing dari trakea dan bronkus terutama pada anak anak Trakea sempit seperti pada stiriktur trakea tau penekanan dari luar atau tumor intra lumen Fotografi pada Trakea da bronkus Utama serta orifisiumnya dengan memakai taleskop

Indikasi Bronkoskopi

Sebagai Penentuan Diangnosis

1. Hemoptisis2. Batuk kronik3. Wheezing4. Kelainan Radiologi seperti pada Phenemonia yang Menetap atau berulang , Atlektasis, Abses

paru dan tumor Bronkus

5. Kelainan estra- torakal berupa a. Pembesaran getah bening dileher dan aksial sebagai metastasis tumor ganasb. Eritema Nodusomc. Clubbing Fingger dan osteoatropati Pulmoner Hipertrofid. Sumbatan vena cava superiore. Perubahan suara karena kelumpuhan saraf reekuren yang Disebabkan Penekanan pada

Pembesaran Kelenjar getah beningf. Karsinoma Osefagus yg Metastasis Ke Bronkusg. Tumor ganas Tyroid yang Mempengaruhi Tractus trakea bronkiale

Sebagai Terapi

1. Mengeluarkan Benda asing pada saluran Trakeo Bronkiale2. Mengisap secret yang ada dalam bronkus3. Penyubatan bronkus oleh secret yang kental Dengan cara melakukan pencucian dengan hasil

yang memuaskan

Page 43: Tht

4. Menyeprotkan obtab ke Lumen Bronkus pada kasus Bronkestasis setelah secretnya dikeleuarkan 5. Melebarkan bronkus ( Businase)6. Mengeluarkan Tumor jinak ( Endo trakea )

Kontraidikasi relative

Kasus dengan Progosis Buruk Pasien dengan lemah dan tua Hipertensi pulmonom Keadan dengan kardiou pulmonom yang buruk Aenurima aorta Tidak boleh mnggunakan bronkoskopi kaku karena aneurimanya bias peca Trauma atau ankilosing vertebrae servicalis ( aman Menggunaka serat optic) Trismus ( aman Menggunaka serat optic) Melalui hidung

Kontra indikasi Absolut

Penyakit perdarahan dapat menyebabkan hematoma interlumen atau perdahan yang sulit diatasi

Hipoksia Hiperkapnea Aritmia jantung Infark miokar akut Dekompensasi cordis Radang akit saluran Pernapasan (Laringo –trakeo –Bronkitis akut)

Penyakit Dan Kelainan EsofagusAtresia Esofagus dan Fistula Trakeo esophagusAtresia Esofagus dan Fistula Trakeo esophagus Terbagi menjadi 5 kalisfikasi ( Adkins)

1. Atresia Esofagus dengan Fistula Trakeo esophagus dibagian distal (terbanyak )2. Atresia Esofagus terisolasi3. Fistula Trakeo esophagus terisolasi4. Atresia Esofagus dengan Fistula Trakeo esophagus dibagian Proksimal5. Atresia Esofagus dengan Fistula Trakeo esophagus dibagian Proksimal dan Distal

Gejala

Pengumpulan secret dimulut dan dapat terjadi aspirasi berulang Pada saat anak diberi minum Timbul gejala tersedak batuk , regurgitasi, gawat napas , sianosis Atresia Esofagus terisolasi dan Atresia Esofagus dengan Fistula Trakeo esophagus dibagian

Proksimal biasanya tidak di temukan udara di lambung

Page 44: Tht

Atresia Esofagus dengan Fistula Trakeo esophagus dibagian Distal ditemukan udara dalam lambung sehingga perut kembung

Terapi :

Dilakukan foto thoras untuk melihat anomaly jantung atau arkus aourta yg terletak disebela kanan

Pada atresia esophagus dilakukan anastomosis sedangkan Fistula Trakeo esophagus dilakukan penutupan fistel

Divertikulum esophagusDivertikulum esophagus dibagi menurut lokasinya

1. Divertikulum faringio-esopagus ( Divertikulum zenker) Terletak pada Perbatasan Faring dengan Esofagus

2. Divertikulum Parabronkhial Terletak Disekitar Bifurkasi Trakea3. Divertikulum Epifrenik Terletah didaera sepertiga bawah esophagus biasanya diatas diagfragma

Etilogi

Divertikulum Faringo esophagus disebabkam gangguan motilitas dari esophagus . kelainan konggenital, atau kelemahan yang didapat pada dinding oto tHipofaring atau esophagus

Divertikulum Prabrokial disebabkan oleh kelaunan konggenital atau TBC kelenjar limfe mediastinum

Divertikulum Epifrenik , Peyebabnya beelum dapat ditentukan , tetapi diduga akibat kelemahan dinding otot secara Konggenital

True Divertikulum terdapat seluruh lapisan dinding espfagus ditemukan sedangn pada False Diverticulum hanya Lapisan muksa dan sub mukosa ditemukan

Diverticulum Menurut cara terbntuknya terbagi atas

Diverticulum Desakan merupakan suatu divertikulum palsu akibat terdapatnya defec pada Otot antara serat oblik otot Konstiritor inferior faring dengan serat Tranfersa dari otot krikofaring , Akibat desakan pada waktu menelan, Mukosa terdorong keluar membentuk kantong yang makin lama makin membesar sehingga terbentuknya divertikulum.

Diverticulum tarikan merupakan suatu diverticulum asli berasal dari proses Peradangan yang berdekatan dengan esophagus dimana terbentuk kontraktur jaringan ikat pada dinding esophagus yang kemudian menarik dinding esophagus kea rah luar

Gejala

1. Terdapat Retensi makanan 2. Disfagia yang hebat Bila sudah membentuk Kantong yang luas3. Regurgitasi Dapat terjadi segera setelah makan dan minum4. Pada Diverticulum Parabrokial dapat menyebabkan nyeri pada dearah sub sternal5. Divertikulum Epfrenik dapat menyebabkan rasat terbakar didada, , Nyeri pd Epigastrium serta

anoreksia sehingga terjadi penurunan Berat badan

Page 45: Tht

Diagnosis

1. Foto Rontgen Lateral mengunakan Kontral barium 2. Foto Rontgen PA untuk mengetahui adakah tanda tanda aspirasi

Penatalksaan

Jika divertikulum tidak menimbulkan gejaka maka diwajibkan mengosongkan kantong dengan cara minum dengan air pada Posisi Terlentang atau Miring. Jika sudah menggangu atau menibulkan gejala yang berat maka dilakukan Divertikulektomi

Akalasia Akalasia ialah Suatu Kelainan esophagus dimana tidak mempunyai bagian distal esophagus utuk relaksasi dan berkurangnya peristaltic esophagus karena diuga inkordinasi neuromuskuler .akibatnya bagian proksimal pada tempat penyempitan akan melebar disebut Mega –esofagus

Etiologi

Disfungsi neuro muskuler dengan lesi primer Mungkin terletak dinding esofagus. N, Vagus, Batang Otak

Secara histology di temukan kelainan ditemukan kelainan berupa degenerasi sel ganglion Plexus auroback sepajang Thoracal esophagus hal ini diduga sebagai peyebab gangguan peristaltic

Gangguan emosi dan trauma Psikis dapat meyebabkan bagian distal esophagus mengalami Kontraksi

Gejala

1. Disfagia 2. REgurfitasi3. Nyeri didaerah Sub sternal4. Pada stadium lanjut dapat menyebabka Rasa nyeri pada daerah epigastrium dab rasa nyeri ni

menyurupai serangan angina pectoris5. Penurunan Berat badan

Diagnosis

Pemeriksaan Radiologik

Pada Pemeriksaan radiologi dengan menggunakan kontras ditemukan Tampak dilatasi 2/3 bagian distal esophagus serta penyempitan dibagian distal esophagus menyurupai ekor tikus( Mouse Tail Apperance)

Pemirikasan Esofaguskopi

Tampak Pelebaran lumen esophagus dengan bagian distal yang Menyempit Mukosa esophagus berwarna pucat , edema, kadang kadang terdapat tanda esofagitis akibat

retensi makanan

Pemeriksaan Manometrik

Page 46: Tht

Tekanan istirahat badan esophagus meningkat ..Tidak terdapat pergerakan peristaltic sepajang esophagus sebagai proses menelan

Tekana spinter esophagus bagian bawah normal atau meningkat ….tidak terjadi relaksasi spinter pada waktu proses menelan

Terapi

Diet tinggi kalori Psikoterapi Medikametosa yaitu Prefarat Nitrit antikolinergik dan penghambat adrenergic, Kalsium

anagonis Dilatasi dapat dilakukan dengan businasi atau balon dilator Operasi esopago –kardiomiotomi ( Operasi Heller)

Varises EsofagusVarises Esofagus dibagi menjadi 2 bagian

1. Varises esophagus dengan Hipertensi portal2. Varises esophagus tampa Hipertensi portal

Page 47: Tht