Page 1
1
The Relations of Knowledge Grade, Motivation and Commitment at Nurses And Midwives with Clinical Performance Development
and Management (CPDM) Action at RSUD Kota Yogyakarta
ABSTRACT
Arianto Bobangu1, Wahyu Widi Astuti2, Subworo Hadi3
The Clinical performance development management (CPDM) of nurses and midwives is a National strategy for improving the quality and performance of nursing and midwive. In 2000, Departement of Health and WHO conducted a research at four province and found that 47,4% nurses did not have job description, 70,9 never gone to training in the last five year, 39,8% of nurse worked non nursing duty. Implementation of CPDM in Indonesia started at 2001. In 2005, CPDM has National policy base on Kepmenkes 836th and implemented at RSUD Kota Yogyakarta on last July 2006.
The purpose of this research is to assess the relations between knowledge grade, motivation and commitment of nurses and midwives with action.of CPDM and to know the most closely related factor with CPDM Action at RSUD Kota Yogyakarta.
This research is a descriptive research with survey analytic research plan using by cross sectional approach. Data collection research method used by direct observation and questionnaire up to 100th randomized sample. Analysis with Kendall Tau correlation and Multy Predictors Regression to be processing by SPSS 16.00 for windows computer software.
Result from this research showed a significant relationship (0,025) between knowledge grade, (0,046) motivation and (0,018) commitmen of nurses and midwives with CPDM action at RSUD Kota Yogyakarta and the most closely related factor with CPDM action is the knowledge grade (48%), then commitment (27%).
Conclusion of this research is showed that there is a significant relation between knowledge grade, motivation and commitment through CPDM Action at RSUD Kota Yogyakarta and the most closely related factor with CPDM action is the knowledge grade and then commitment. KEYWORD: CPDM, Knowledge Grade, Motivation, Commitment.
Notes:
1. STIKES WIRA HUSADA’s Student. 2. Yogyakarta Provincial Health Servise Staff. 3. Wirosaban Hospital Nursing Commite Staff.
Page 2
2
Pendahuluan
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan
yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim
keperawatan. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda
depan yang menghadapi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara
terus menerus. Keperawatan sebagai profesi adalah ujung tombak pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang menjadi salah satu indikator mutu pelayanan
kesehatan dan berperan dalam menentukan kepuasan klien. Pelayanan
keperawatan profesional berfokus pada berbagai kegiatan pemenuhan
kebutuhan klien melalui intervensi keperawatan yang berlandaskan kiat dan
ilmu keperawatan.1
Menurut data Departemen Kesehatan RI, jumlah perawat sekitar
180.000 orang. Sebanyak 75,65% di antaranya perawat lulusan Sekolah
Perawat Kesehatan (SPK), 22% perawat lulusan D3 Perawat, dan hanya
2,35% perawat lulusan S1. Sementara itu jumlah bidan sekitar 70.600 orang.
Sebanyak 98% adalah lulusan Program Pendidikan Bidan dan sisanya
lulusan D-3 Bidan. Sekitar 60% pegawai rumah sakit adalah perawat. Di
rumah sakit perawat-lah yang harus siap 24 jam untuk mengurusi berbagai
hal berkaitan dengan perawatan pasien. Para perawat dan bidan selama ini
bekerja tanpa arahan yang jelas. Contohnya, tak ada uraian kerja secara
tertulis dan Standar Operation Procedure (SOP) hingga melakukan
pemantauan hasil pekerjaannya.2
Kondisi ini diantisipasi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan
Depkes dengan mengembangkan suatu model peningkatan kinerja klinis
untuk perawat dan bidan. Model ini, yang dikenal dengan Pengembangan
Manajemen Kinerja Klinis (PMKK), diterapkan di puskesmas dan rumah
sakit. Jajaran Dep-Kes bahkan telah sepakat untuk menjadikan PMKK
sebagai Kebijakan Nasional melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
Page 3
3
836 Tahun 2005. PMKK memfasilitasi terciptanya budaya kerja perawat dan
bidan yang mengarah kepada upaya peningkatan mutu pelayanan
keperawatan dan kebidanan yang didasarkan pada profesionalisme, IPTEK,
aspek legal, berlandaskan etika untuk mendukung system pelayanan
kesehatan secara komprehensif.3
Hasil evaluasi WHO dan PMPK-UGM Januari sampai Maret 2003,
PMKK berhasil meningkatkan kinerja klinis perawat dan bidan di rumah sakit
dan puskesmas yaitu: 1) terjadi peningkatan pendokumentasian pelayanan
dari 23% menjadi 85%, 2) peningkatan angka kehadiran pegawai dari 81%
menjadi 97%, 3) kepatuhan penggunaan standar meningkat dari 21% menjadi
70%, 4) ketersediaan uraian tugas meningkat dari 45% menjadi 98% , 5)
peningkatan pertemuan membahas kasus dari 32% menjadi 97% , 6)
monitoring kinerja klinis meningkat dari 16% menjadi 86%.4
Berdasarkan hasil studi pendahuluan oleh peneliti untuk menilai
pelaksanaan PMKK Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wirosaban Kota
Yogyakarta terungkap adanya dukungan komitmen pihak menejemen dengan
membentuk Tim PMKK dan menunjuk tim supervisi berdasarkan SK direktur
Nomor 445/23/KPTS/IV/2006. Meskipun sudah ada komitmen terhadap
pelaksanaan PMKK namun kebijakan tersebut belum tersurat secara eksplisit
karena belum tersedianya alokasi anggaran khusus penerapan
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK) bagi perawat dan bidan.
Terungkap juga permasalahan yang terjadi yakni belum berjalannya
komponen evaluasi dan monitoring PMKK, belum jelasnya deskripsi tugas
dan tanggungjawab (job description) sehingga menyebabkan banyaknya
pekerjaan rangkap yang harus diemban oleh perawat dan bidan dan
kurangnya pengetahuan tentang PMKK itu sendiri yang menurut peneliti
Page 4
4
menyebabkan kurangnya kemauan perawat dan bidan untuk melaksanakan
PMKK.
Berdasarkan alasan tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan, motivasi dan komitmen
perawat dan bidan dengan penerapan Pengembangan Manajemen Kinerja
Klinik (PMKK) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wirosaban Kota
Yogyakarta.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan motivasi serta komitmen perawat dan bidan dengan
penerapan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK) dan faktor
yang paling berhubungan dengan pelaksanaan PMKK di RSUD Kota
Yogyakarta.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan
penelitian survey analitik, menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah
sampel adalah 100 orang sedangkan teknik pengambilan sampel
menggunakan sistem random.6
HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah perawat dan bidan yang
bekerja di RSUD kota Wirosaban Yogyakarta yang telah mengenal PMKK
berjumlah 100 orang dengan rincian sebagai berikut:
Page 5
m
d
r
1.1. Kar
Berd
menurut ru
disusul ole
responden
0
2
4
6
8
10
12
14
rakteristik
dasarkan g
uang peraw
eh bangsal
terkecil ada
10
8
10
8
Responde
Distribus
rafik 1 diata
watan yaitu
IRI seban
alah bangs
13
6
13
Frekuensi
Prosentasi (%
5
en Berdasa
Grafik si Respond
as menunju
bangsal b
nyak 13 ora
sal IBS seba
14
86
14
%)
arkan Ruan
1 den Peneliti
ukan bahw
bangsal IRD
ang atau 1
anyak 6 ora
8
108
10
Jumlah Res
ng Perawat
ian
a responde
D 14 respo
13% sedan
ang atau 6%
9109
10
sponden = 1
tan
en terbany
onden (14%
ngkan juml
%.
11011
00 Orang
yak
%),
ah
Page 6
g
s
d
d
r
1.2. Karakt
Berd
golongan u
sebanyak 6
diatas 46 t
Berd
dalam pene
responden
teristik Res
Kaka
dasarkan d
umur yang t
61 respond
tahun 5 res
Kak
dasarkan je
elitian ini a
terkecil y
0
20
40
60
80
prosentasi
0
20
40
60
80
prosentasi
sponden B
rteristik Re
grafik 2 dia
terbanyak a
den (61%)
ponden (5%
karteristik R
enis kelami
adalah per
aitu laki-la
20‐30 Tahun43
laki‐lak38
6
BerdasarkaGrafik
sponden M
atas, menu
adalah resp
dan respo
%).
GrafiResponden
inpada gra
empuan se
aki sebanya
31‐45 Tah61
ki
an Status Sk 2
Menurut Gol
njukan bah
ponden yan
onden terke
k 3 Menurut Je
fik 3 terliha
ebanyak 62
ak 38 resp
hun > 45
perempuan62
Sosio-Dem
longan Umu
hwa respon
ng berusia 3
ecil didapa
enis Kelam
at responde
2 responde
ponden (38
Tahun5
mografi
ur
nden menu
31 – 45 tah
at pada um
in
en terbany
n (62%), d
8%), deng
rut
un
mur
yak
an
an
Page 7
d
t
t
r
t
K
demikian re
terbanyak d
Berd
terbesar ad
responden
terbanyak
Keperawata
p
esponden d
dalam pene
Kakar
dasarkan gr
dalah lulusa
terkecil ad
dalam pen
an.
Ka
0
20
40
60
80
prosentasi
0
20
40
60
prosentasi
dengan jen
elitian ini.
rteristik Res
rafik 4 dapa
an D3 Kep
alah Bidan
nelitian ini
akarteristik
S113
1‐5 Tahun25
7
is kelamin
Grafisponden Me
at dilihat ti
perawatan s
yaitu seba
adalah re
Grafi
Responden
D368
5‐10 Tah24
perempuan
k 4 enurut Ting
ngkat pend
sebesar 68
nyak 9 resp
esponden y
k 5
n Menurut L
Bidan9
hun > 1
n menempa
gkat pendid
didikan resp
8 responde
ponden. Ja
yang berpe
Lama Kerja
SPK10
10 Tahun51
ati respond
ikan
ponden ya
n (68%), d
adi respond
endidikan D
a
en
ng
an
en
D3
Page 8
b
(
r
y
2
p
m
Berd
bekerja 1–
(24%) dan
responden
yaitu 51%.
2. GambaPelaksa
Untuk
pengetahua
mengolah d
100 respon
Gamb
123456789
10
Baik
Seda
Kura
dasarkan la
–5 tahun ad
ruang berk
dengan lam
aran Tinganaan PMK
k mengeta
an, motiva
data primer
nden denga
baran Tingk
PMKK P
010203040506070809000
TingkPengeta
24
ang 76
ang 0
ama kerja
dalah 25 re
kerja diatas
ma kerja di
gkat PenKK di RSU
ahui propos
asi, komitm
r yang dida
an distribusi
kat Pengeta
Perawat Da
kat huan
M
8
atau peng
esponden
10 tahun s
iatas 10 tah
ngetahuanD Kota Yo
srsi respon
men dan p
apatkan dar
i berikut ini
Grafik 6
ahuan, Moti
an Bidan Di
otivasi
44
56
0
galaman be
(25%), 5–1
sebanyak 5
hun menem
, Motivagyakarta
nden akan
elaksanaan
ri kuesione
:
vasi, Komit
i RSUD Kot
Komitmen
0
95
5
ekerja resp
10 tahun 2
51 responde
mpati propo
asi, Kom
n baik-buru
n PMKK, p
r yang dise
tmen Dan P
ta Yogyaka
PelaksanaaPMKK0
24
76
ponden ya
24 respond
en (51%) d
orsi terbany
itmen da
uknya tingk
peneliti tel
ebarkan pa
Pelaksanaa
arta
an
ng
en
an
yak
an
kat
ah
da
an
Page 9
9
Berdasarkan grafik 6 diatas dapat dideskripsikan karakteristik
responden menurut tingkat pengetahuan, motivasi dan komitmen serta
pelaksanaan PMKK adalah sebagai berikut :
a. Tingkat pengetahuan perawat dan bidan tentang PMKK yaitu baik
sebanyak 24 responden atau 24% dan tingkat pengetahuan dengan
kategori sedang yaitu 76 responden atau sebesar 76% dan responden
dengan tingkat pengetahuan kurang adalah sebanyak 0%.
b. Tingkat motivasi pada perawat dan bidan tentang pelaksanaan PMKK
yaitu 44 responden (44%) dengan motivasi baik sedangkan responden
dengan motivasi sedang adalah sebanyak 56 responden atau 56% dan
responden dengan motivasi kurang adalah 0%.
c. Karakteristik responden berdasarkan komitmen perawat dan bidan
terhadap pelaksanaan PMKK adalah 5 responden atau sebesar 5%
dengan kategori komitmen tinggi sedangkan 95 responden atau sebesar
95% dengan kategori komitmen sedang dan kategori komitmen kurang
adalah 0%.
d. Karakteristik responden menurut pelaksanaan PMKK adalah sebanyak 24
responden atau 24% dengan kategori baik sedangkan 76 responden atau
sebesar 76% dengan kategori kurang baik dan kategori sangat baik
adalah 0%.
3. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Motivasi, dan Komitmen Terhadap Pelaksanan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta
Analisis Hipotesis asosiatif untuk membuktikan hubungan antar
variabel maka dilakukan uji korelasi menggunakan korelasi Kendall's tau
dimana out put korelasinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Page 10
10
3.1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta
Tabel 1 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Pelaksanaan PMKK
Pelaksanaan PMKK
Sedang Kurang Total
Tingkat
Pengetahuan
Baik 4 22 26
Sedang 20 54 74
Total 24 76 100
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
memiliki tingkat pengetahuan sedang (74%). Namun jika dilihat pelaksanaan
PMKK sebagian besar masih berada pada kategori kurang yaitu 76%. Lebih
lanjut apabila dilihat dari responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik
baru 4% yang melaksanakan PMKK pada kategori sedang (22%) dari
responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik masih kurang dalam
melaksanakan PMKK.
Jika dilihar berdasarkan uji signifikansi hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan pelaksanaan PMKK dimana perhitungan statistik
dengan proporsi responden sebanyak 100 orang menunjukan taraf
signifikansi (sig.2 tailed) 0.025 pada level 0.05.
Page 11
11
3.2. Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta.
Tabel 2 Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan PMKK
Pelaksanaan PMKK
Sedang Kurang Total
Motivasi
Motivasi Baik 15 29 44
Motivasi Sedang 9 47 56
Total
24 76 100
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
memiliki motivasi sedang (56%). Namun jika dilihat pelaksanaan PMKK
sebagian besar masih berada pada kategori kurang yaitu 76%. Lebih lanjut
apabila dilihat dari responden yang memiliki motivasi baik baru 15% yang
melaksanakan PMKK pada kategori sedang (29%) dari responden yang
memiliki motivasi baik masih kurang dalam melaksanakan PMKK.
Berdasarkan hasil uji signifikansi hubungan antara motivasi dengan
pelaksanaan PMKK dimana perhitungan statistik dalam penelitian ini pada
100 responden menggunakan korelasi Kendall's tau menunjukan taraf
signifikansi (sig.2 tailed) 0,046 pada level 0.05.
Page 12
12
3.3. Hubungan Komitmen dengan Pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta
Tabel 3 Hubungan Komitmen dengan Pelaksanaan PMKK
Pelaksanaan PMKK
Sedang Kurang Total
Komitmen
Komitmen Tinggi 3 2 5
Komitmen Sedang 21 74 95
Total 24 76 100
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
memiliki komitmen sedang (95%). Namun jika dilihat pelaksanaan PMKK
sebagian besar masih berada pada kategori kurang yaitu 76%. Lebih lanjut
apabila dilihat dari responden yang memiliki komitmen sedang baru 3% dan
yang melaksanakan PMKK pada kategori sedang (2%) dari responden yang
memiliki komitmen sedang masih kurang dalam melaksanakan PMKK.
Jika dilihat signifikansi hubungan antara komitman dengan
pelaksanaan PMKK Berdasarkan perhitungan statistik menunjukan taraf
signifikansi (sig.2 tailed) 0,018 pada level 0.05.
Dengan demikian rujukan hasil uji korelasi Kendal Tau ( ) untuk
membuktikan adanya korelasi antar variabel menggunakan SPSS versi 16.0
windows menunjukan adanya hubungan antar variabel pada level signifikansi
0,05 dengan kriteria jika sig < 0,005 maka Ho diterima atau terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan, motivasi dan motivasi terhadap Pelaksanaan
PMKK.
Page 13
13
4. Faktor yang paling berhubungan dengan pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta
Uji statistik untuk mengestimasikan parameter atau koefisien regresi
sebagai petunjuk untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan
pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta dapat dilihat pada tabel
persamaan regresi berikut:
Tabel 4
Faktor yang paling berhubungan dengan pelaksanaan PMKK
di RSUD Kota Yogyakarta
variabel
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
(Constant) 1.369 3.220
Tingkat Pengetahuan .482 .206 .226 2.337 .022
Motivasi .055 .080 .077 .681 .498
Komitmen .270 .122 .250 2.225 .028
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 4 diatas, maka
persamaan regresi yang dihasilkan adalah:
Mengacu pada persamaan regresi diatas maka dapat diketahui arah
regresi sehingga diambil maknanya yaitu bahwa pelaksanaan PMKK
dipengaruhi oleh variabel bebas dengan nilai konstanta regresi sebesar
1.369, variabel tingkat pengetahuan (dengan nilai koefisien regresi sebesar
0,482 atau 48.2%, variabel motivasi dengan nilai koefisien regresi 0,055 atau
5% dan variabel komitmen sebesar 0,27 atau 27%.
Y = 1.369 + 0. 482X1 + 0. 055 X2 + 0. 270 X3.
Page 14
14
PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden
Grafik 1 menunjukan proporsi responden berdasarkan status sosio-
demografi terlihat proporsi responden terbanyak menurut golongan umur
yaitu usia 31-45 tahun sebanyak 61 responden atau 61%. Berdasarkan jenis
kelamin menurut grafik 3 menunjukan bahwa proporsi responden terbanyak
adalah respondeng dengan jenis kelamin perempuan 62 responden atau
62%.
Sedangkan menurut tingkat pendidikan berdasarkan grafik 3 terlihat
proporsi tebanyak responden dengan tingkat pendidikan D3 Keperawatan
yaitu 68 responden atau 68% dan karakteristik responden menurut lama kerja
pada grafik 5 adalah responden dengan rentang lama kerja diatas 10 tahun
yaitu sebesar 51 orang atau 51%.
2. Gambaran umum Tingkat Pengetahuan, Motivasi, Komitmen dan Pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta.
Implikasi statistik deskriptif menurut tingkat pengetahuan responden
bedasarkan grafik 6 tersebut dapat simpulkan bahwa tingkat pengetahuan
perawat dan bidan yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta belum
sepenuhnya memahami konsep Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik
(PMKK). Penelitian ini menggambarkan tingkatan pengetahuan responden
terhadap PMKK secara kognitif pada tingkatan petama yaitu (1) Tahu/ know
yang dapat diartikan responden mampu mengingat materi PMKK yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) konsep PMKK
dengan baik (Notoatmojo,2003).7
Implikasi statistik deskriptif menurut tingkat motivasi responden dalam
melaksanakan PMKK adalah bahwa perawat dan bidan yang bekerja di
RSUD Kota Yogyakarta memiliki tingkat moitivasi sedang. Kurang baiknya
motivasi responden secara bersamaan/simultan dengan variabel lain dalam
Page 15
15
melaksanakan program PMKK akan dibahas pada analisis korelasi dan
analisis regresi.
Secara statistikf berdasarkan output pada grafik 6 dapat dilihat bahwa
perawat dan bidan yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta memiliki
komitmen yang kurang dalam melaksanakan PMKK. Komitmen merupakan
penggerak utama (lead mover) pelaksanaan PMKK, hal ini dapat terlihat dari
out put statistik deskriptif dimana sebanyak 76% responden tidak
melaksanakan program PMKK dengan baik.
3. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Motivasi, dan Komitmen dengan Pelaksanan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta.
Analisis korelasi bivariant dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis
asosiatif atau hubungan antara variabel bebas (X1, X2, X3) dengan variabel
terikat (Y) menggunakan analisis korelasi non-parametrik dengan metode
Kendall tau ( .
3.1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pelaksanaan PMKK. Besarnya koefisien korelasi bivariant tingkat pengetahuan (X1) dengan
pelaksanaan PMKK (Y) berdasarkan tabel 1 dapat dilihat adanya hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan PMKK dimana perhitungan
statistik (tabel terlampir) dengan proporsi responden sebanyak 100 orang
menunjukan taraf signifikansi (sig.2 tailed) 0.025 pada level 0.05 dengan
arah korelasi positif (+) mengandung pengertian bahwa semakin tinggi
tingkat pengetahuan responden tentang PMKK maka akan diikuti oleh
perbaikan pelaksanaan PMKK itu sendiri.
Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya
manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kepribadian (Notoatmojo, 2003). 7
Dimensi tingkat pengetahuan dalam pengembangan manajemen
kinerja klinik yang perlu dipahami oleh perawat dan bidan meliputi:
Page 16
16
1. Pengetahuan model konseptual Pengembangan dan Manajemen Kinerja
Klinis (PMKK) bagi perawat dan bidan sebagai mikro sistem dalam
pelayanan kesehatan pada tatanan kesehatan di rumah sakit dan
komunitas
2. Pengetahuan akan pentingnya ketrampilan manajerial untuk menerapkan
manajemen pelayanan keperawatan dan kebidanan yang berkualitas
dengan menggunakan pendekatan PMKK.
3. Pengetahuan materi pelatihan ketrampilan manajerial secara selektif yang
mendukung gaya kepemimpinan seorang manajer dalam mengelola
pelayanan keperawatan atau kebidanan dan kinerja klinis mereka di unit
pelayanan baik di rumah sakit.
4. Pengetahuan dalamm membuat perencanaan strategis untuk memelihara,
mempertahankan kesinambungan PMKK, mengembangkan dan
meningkatkan kualitas kinerja klinis bagi perawat dan bidan di rumah
sakit.
5. Memahami kualitas dan peningkatan kinerja klinis dengan melalui
pemantauan kinerja yang didasarkan kepada standar yang digunakan dan
indikator kinerja.8
3.2. Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan PMKK. Berdasarkan korelasi pada tabel 3 dapat dilihat adanya hubungan
yang positif (+) dan signifikan antara motivasi dengan pelaksanaan PMKK
menurut perhitungan statistik (tabel terlampir) dalam penelitian ini pada 100
responden menggunakan korelasi Kendall's tau ( ) diatas menunjukan taraf
signifikansi (sig.2 tailed) 0,046 pada level 0.05. Menurut Sugiyono (2005)
koefisien korelasi yang positif menunjukkan adanya hubungan yang positif
diantara kedua variabel yang diteliti. 9
Implikasi hubungan motivasi (X2) terhadap pelaksanaan PMKK (Y)
merujuk pada faktor-faktor motivasi yang digunakan dalam penelitian ini
Page 17
17
dikutip dari teori motivasi dua faktor Herzberg sebagai determinan atau
pemicu individu melakukan sesuatu. Faktor-faktor motivasi tersebut akan
diuraikan berikut ini (1) Gaji. Bagi pegawai gaji merupakan faktor penting
untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarganya. (2) Supervisi.
Menurut Harpe dalam Timpe (1999) mengatakan bahwa pendekatan
pengkajian dan pengembangan kinerja (performance review and
development/ PR&D) lebih efektif dari sistem penilaian kinerja karena
seorang pimpinan tidak hanya memusatkan perhatian pada pengembangan
kemampuan, potensi karier, dan keberhasilan profesional setiap karyawan.
(3) Kebijakan dan Administrasi Keterpaduan antara pimpinan dan
bawahan sebagai suatu keutuhan atau totalitas sistem merupakan faktor
yang sangat penting untuk menjamin keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui pendekatan manajemen
partisipatif, bawahan tidak lagi dipandang sebagai objek, melainkan sebagai
subjek (Munandar, 2001). (4) Hubungan Kerja. Upaya untuk dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik, haruslah didukung oleh suasana kerja
atau hubungan kerja yang harmonis yaitu terciptanya hubungan yang akrab,
penuh kekeluargaan dan saling mendukung baik itu hubungan antara sesama
pegawai atau antara pegawai dengan atasan. (5) Kondisi Kerja. Menurut
Sumarni dkk (1995), bahwa dengan kondisi kerja yang nyaman, karyawan
akan merasa aman dan produktif dalam bekerja sehari-hari. (6).Pekerjaan itu
sendiri. Tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai, merupakan faktor
motivasi, karena keberadaannya sangat menentukan bagi motivasi untuk
berforma tinggi. (Leidecker & Hall dalam Timpe, 1999). (7).Peluang untuk
maju (advance). Peluang untuk maju merupakan pengembangan potensi diri
seseorang karyawan dalam melakukan pekerjaan (Saydam, 1996:246). (8).
Pengakuan/Penghargaan (Recognition). Menurut Simamora (1995:)
pengakuan merupakan kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan
itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan atau fisik dimana orang
Page 18
18
tersebut bekerja, yang masuk dalam kompensasi non finansial. (9).
Keberhasilan (achievement) Pencapaian prestasi atau keberhasilan
(achievement) dalam melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan yang
bersangkutan untuk melakukan tugas-tugas berikutnya (Saydam, 1996). (10).
Tanggung Jawab. Tanggung jawab bukan saja atas pekerjaan yang baik,
tetapi juga tanggung jawab berupa kepercayaan yang diberikan sebagai
orang yang mempunyai potensi. Setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin
diakui sebagai orang yang mempunyai potensi, dan pengakuan ini akan
menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul tanggung jawab yang lebih
besar. (Saydam, 1996).10
3.3. Hubungan Komitmen dengan Pelaksanan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta. Tabel 4 menunjukan adanya hubungan antara komitmen dengan
pelaksanaan PMKK dimana perhitungan statistik diatas menunjukan taraf
signifikansi (sig.2 tailed) 0,018 pada level 0.05. Signifikasi tersebut
mengandung makna bahwa nilai koefisien komitmen organisasi yang positif
(+) sig (0,018) mengindikasikan adanya hubungan yang searah antara
komitmen dengan pelaksanaan PMKK. Artinya tingginya komitmen akan
menaikkan level pelaksanaan PMKK atau dengan kata lain semakin tinggi
level komitmen perawat dan bidan maka akan semakin baik pula
pelaksanaan PMKK.
Hipotesis ini juga dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Mayer
et al. (1989) bahwa hubungan komitmen dengan kinerja adalah positif dan
kuat. Meyer et al menguji hubungan antara kinerja dengan komitmen. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa komitmen berkorelasi secara positif dengan
kinerja.11
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI NO.836/MEN-
KES/SK/VI/2005 Tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja
Page 19
19
Perawat dan Bidan jelas dikemukakan bahwa komitmen merupakan salah
satu prinsip dalam pelaksanaan PMKK.12
4. Faktor Yang Paling Berhubungan dengan pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta.
Pengujian hipotesis pada uji simultan untuk mengetahui hubungan
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan menggunakan
analisis regresi berganda (Multy Predictor Regression Analysis). Makna
persamaan regresi adalah pelaksanaan PMKK (Y) berhubungan dengan
variabel bebas (X) dengan nilai konstanta regresi sebesar 1.369, variabel
tingkat pengetahuan (X1) dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,482 atau
48%, variabel motivasi (X2) dengan nilai koefisien regresi 0,055 atau 5% dan
variabel komitmen sebesar 0,270 atau 27%. Berdasarkan persamaan regresi
diatas dapat diketahui bahwa faktor yang paling berhubungan dengan
pelaksanaan PMKK adalah tingkat pengetahuan.
Fenomena tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Samsudin (2003),13 bahwa pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman
kerja, sikap loyal dan budaya kerja secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja kepala Desa. Hasil penelitian ini juga
sesuai dengan pendapat Amriyati (2002)14 yang mengatakan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah tingkat pendidikan. Semakin
tinggi tinggi tinggi tingkat pendidikan maka kinerja perawat juga semakin baik.
Page 20
20
KESIMPULAN 1. Ada hubungan yang sangat signifikan (0.003) antara tingkat pengetahuan,
motivasi dan komitmen terhadap pelaksanaan PMKK di RSUD Kota
Yogyakarta.
2. Karakteristik perawat dan bidan yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta
berdasarkan golongan umur sebagian besar adalah golongan umur 31-45
tahun (61%), berdasarkan jenis kelamin yang terbesar adalah perempuan
(62%) dan berdasarkan tingkat pendidikan adalah responden yang
berpendidikan D3 Keperawatan (68%) serta berdasarkan lama kerja
adalah perawat dan bidan yang berkerja dalam rentang waktu diatas 10
tahun (51%).
3. Ada hubungan yang signifikan (0.025) antara tingkat pengetahuan
perawat dan bidan yang yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta dengan
pelaksanaan Pengembangan Manajemen KInerja Klinik (PMKK).
4. Ada hubungan yang signifikan (0.046) antara motivasi perawat dan bidan
yang yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta dengan pelaksanaan
Pengembangan Manajemen KInerja Klinik (PMKK).
5. Ada hubungan yang signifikan (0.018) antara komitmen perawat dan
bidan yang yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta dengan pelaksanaan
Pengembangan Manajemen KInerja Klinik (PMKK).
Page 21
21
6. Faktor yang paling berhubungan dengan pelaksanaan PMKK di RSUD
Kota Yogyakarta adalah tingkat pengetahuan (48%), disusul oleh
komitmen (27%).
SARAN
1. Bagi perawat dan bidan yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta agar
terus meningkatkan pengetahuan, komitmen dan motivasinya dalam
melaksanakan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK).
2. Pihak manajemen RSUD Kota Yogyakarta selaku pengambil kebijakan
(stakeholder) agar terus melakukan upaya pengembangan SDM secara
umum dan khusunya peningkatan pengetahuan, komitmen dan motivasi
perawat dan bidan tentang PMKK melalui kegiatan pelatihan, work shop
dan penataran lainnya.
3. Pihak manajemen RSUD Kota Yogyakarta selaku pengambil kebijakan
(stakeholder) agar menetapkan penggunaan model peningkatan kinerja
(performance improvement) dibangsal secara baku sehingga tidak terjadi
kerancuan antara penggunaan model PMKK dengan model MPKP bagi
perawat dan bidan.
4. Kepada peneliti lain yang tertarik meliti PMKK agar melalukan penelitian
tentang variabel lain yang berhubungan dengan pelaksanaan PMKK.
Page 22
22
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Bapak Prof. dr. Sugeng Juwono Mardihusodo, DAP & E.,M.Sc selaku
Ketua STIKES Wira Husada Yogyakarta.
2. Bpk.Catur Budi Susilo SPd, SKP., M.Kes selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKES Wira Husada Yogyakarta.
3. Ibu Wahyu Widi Astuti, SPd.,SKM,M.Pd selaku pembimbing utama atas
kesabaran dalam membimbing, mendukung, memberi semangat dan
memberi masukkan kepada penulis selama penyusunan usulan
penelitian ini.
4. Bapak Subworo Hadi, S.Kep, Ns., selaku dosen pembimbing II atas
kesabaran dalam membimbing, mendukung, memberi semangat dan
memberi masukkan kepada penulis selama penyusunan usulan
penelitian ini.
5. Kedua orang tua di rumah yang senantiasa mendukung dalam doa.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan usulan ini yang
tidak bisa peneliti sebutkan satu – persatu.
RUJUKAN 1. Depkes RI., 2004,Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta: Departemen
Kesehatan
2. Depkes RI., 2006, Modul Pelatihan PMKK Bagi Perawat dan Bidan.
Jakarta Departemen Kesehatan
3. WHO & Dep-Kes RI., 2001, Paket Materi PMKK Perawat dan Bidan
Jakatra. Departemen Kesehatan.
4. Suparmanto., 2004, Kinerja Klinis Perawat dan Bidan perlu Ditingkatkan.
www.Republikaonline.Co.Id ,diunduh pada tanggal 12 September 2007
Page 23
23
5. Sub kepegawaian RSUD Kota Yogyakarta
6. Sugiyono. (2007) Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
7. Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan :Jakarta
Rineka Cipta
8. Depkes RI., 2006, Modul Pelatihan PMKK Bagi Perawat dan Bidan.
Jakarta Departemen Kesehatan
9. Sugiyono. (2005) Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
10. Saydam., 1996, Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Edisi 2,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
11. Meyer at all., 1989, Commitment and behavior Research
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 836/MENKES/SK/VI/2005
13. Samsudin, 2003, Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Desa
Dalam Pelaksanaan Tugas Pemerintahan Desa Di Kabupaten Katingan
Propinsi Kalimantan Tengah.Thesis Program Pasca Sarjana Universitas
arilangga.
14. Amriyati.,2002, Kinerja Perawat Ditinjau Dari Lingkungan Kerja dan
Karakteristik Individu di Instalasi Rawat Inap RSUD Banyumas,
Dipublikasikan oleh ITB Central Library. Http://Digilib.Itb.Ac.Id. diunduh
Tanggal 4 Januari 2008.