Wahyu Setiaji, Made Suastika, Kahar Sunoko/ Jurnal SENTHONG 2019 519 PENERAPAN PRINSIP ARSITEKTUR FUTURISTIK PADA TAMPILAN BANGUNAN PESANTREN MODERN BERBASIS TECHNOPRENEUR DI KUDUS Wahyu Setiaji, Made Suastika, Kahar Sunoko Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta [email protected]Abstrak Technopreneurship merupakan program kewirausahaaan berbasis technologi yang dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan ekonomi di Indonesia menurut Natsir (2018). Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang mengintegrasikan tiga aspek penting dalam pendidikan yaitu rumah, sekolah serta lingkungan sosial berpotensi besar guna melahirkan para calon technopreneur berkarakter Islami. Hadirnya pesantren modern berbasis technopreneur dapat menjadi wadah belajar sekaligus praktik pengembangan technopreneur di kalangan santri. Kota Kudus sebagai lokasi perancangan berdasarkan predikat yang melekat yaitu “Kudus kota santri” serta diperkuat dengan semboyan jigang (ngaji- dagang) pada masyarakat. Dalam perancangannya, pesantren modern berbasis technopreneur yang erat kaitannya dengan teknologi memerlukan desain khusus yang mengacu pada kebutuhan ruang, tampilan bangunan, dan penggunaan material yang berteknologi masa kini. Menanggapi hal tersebut, maka diterapkan prinsip desain arsitektur futuristik pada bangunan. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif berupa tindakan aplikatif pendekatan arsitektur futuristik pada rancangan bangunan. Pengumpulan data observasi, wawancara dan pengamatan sebagai acuan dalam analisis terapan desain. Dari analisis tersebut didapat hasil penerapan desain arsitektur futuristik pada tampilan bangunan yang diwujudkan melalui pengolahan massa bangunan yang berorientasi terhadap masa depan, fungsional, ekspresif, dinamis, fleksibilitas ruang serta memanfaatkan kemajuan teknologi sehingga dapat memecahkan masalah tampilan pesantren modern berbasis technopreneur yang representatif. Kata kunci: Pesantren Modern, Technopreneur, Arsitektur Futuristik, Tampilan bangunan 1. PENDAHULUAN Indonesia kini sedang menghadapi permasalahan di bidang ekonomi, dimana jumlah pengangguran di Indonesia hingga tahun 2018 yaitu mencapai 6,87 juta jiwa (BPS,2018). Hal ini disebabkan karena ketatnya persaingan bursa kerja. Para lulusan sarjana bisa mencapai hingga 800 ribu tiap tahunnya. Belum lagi ditambah oleh lulusan dari jenjang pendidikan lain seperti SMK. Maka total per tahun Indonesia bisa mencetak sekitar 2 juta angkatan kerja baru. Dalam penanganannya, Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi, M. Natsir (2018) mengungkapkan bahwa solusi pengangguran di Indonesia dapat dilakukan melalui pengembangan program technopreneurship di setiap instansi pendidikan. Technopreneurship (kewirausahaan berbasis teknologi) diadopsi dari dua kata yaitu technology (teknologi) dan enterpreneuship (kewirausahaan). Teknologi diartikan sebagai kapabilitas yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk. Sedangkan kewirausahaan diartikan sebagai kegiatan memulai usaha baru yang didasarkan pada penyediaan produk/ layanan baru yang dibutuhkan pasar, memiliki nilai ekonomi dan sosial, adanya kesempatan, dan telah memperhitungkan semua resiko. Kewirausahaan Berbasis Teknologi (Kuncoro Diharjo, dkk., 2014) adalah pengusaha teknik atau technopreneur yang memulai usaha baru yang didasarkan pada penyediaan produk/ layanan baru yang dibutuhkan pasar yang dihasilkan dari ilmu pengetahuan (science), teknologi (technology), dan rekayasa (engineering). Technopreneur sebagai pengembangan dari entrepreneur kini telah menjadi tren baru yang sedang dikembangkan di berbagai lembaga pendidikan dikarenakan sangat prospek di zaman serba kemajuan teknologi saat ini (Suparno, 2013).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Technopreneurship merupakan program kewirausahaaan berbasis technologi yang dapat menjadisolusi dalam mengatasi permasalahan ekonomi di Indonesia menurut Natsir (2018). Pesantren sebagailembaga pendidikan tertua di Indonesia yangmengintegrasikan tiga aspek penting dalam pendidikan yaiturumah, sekolah serta lingkungan sosial berpotensi besar guna melahirkan para calon technopreneurberkarakter Islami. Hadirnya pesantren modern berbasis technopreneur dapat menjadi wadah belajarsekaligus praktik pengembangan technopreneur di kalangan santri. Kota Kudus sebagai lokasi perancanganberdasarkanpredikatyangmelekatyaitu“Kuduskotasantri”sertadiperkuatdengansemboyanjigang(ngaji-dagang) pada masyarakat. Dalam perancangannya, pesantren modern berbasis technopreneur yang eratkaitannya dengan teknologi memerlukan desain khusus yang mengacu pada kebutuhan ruang, tampilanbangunan,danpenggunaanmaterialyangberteknologimasakini.Menanggapihaltersebut,makaditerapkanprinsipdesainarsitekturfuturistikpadabangunan.Metodepenelitianyangdigunakanyaituanalisisdeskriptifkualitatifberupatindakanaplikatifpendekatanarsitekturfuturistikpadarancanganbangunan.Pengumpulandata observasi, wawancara dan pengamatan sebagai acuan dalam analisis terapan desain. Dari analisistersebut didapat hasil penerapan desain arsitektur futuristik pada tampilan bangunan yang diwujudkanmelaluipengolahanmassabangunanyangberorientasiterhadapmasadepan,fungsional,ekspresif,dinamis,fleksibilitas ruang sertamemanfaatkan kemajuan teknologi sehinggadapatmemecahkanmasalah tampilanpesantrenmodernberbasistechnopreneuryangrepresentatif.
Indonesia kini sedang menghadapi permasalahan di bidang ekonomi, dimana jumlahpengangguran di Indonesia hingga tahun 2018 yaitu mencapai 6,87 juta jiwa (BPS,2018). Hal inidisebabkankarenaketatnyapersainganbursakerja.Paralulusansarjanabisamencapaihingga800ributiaptahunnya.BelumlagiditambaholehlulusandarijenjangpendidikanlainsepertiSMK.MakatotalpertahunIndonesiabisamencetaksekitar2jutaangkatankerjabaru.Dalampenanganannya,Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi, M. Natsir (2018) mengungkapkan bahwa solusipenganggurandi Indonesiadapatdilakukanmelalui pengembanganprogram technopreneurship disetiapinstansipendidikan.
Technopreneurship (kewirausahaan berbasis teknologi) diadopsi dari dua kata yaitutechnology(teknologi)danenterpreneuship(kewirausahaan).Teknologidiartikansebagaikapabilitasyang dapat digunakan untuk menghasilkan produk. Sedangkan kewirausahaan diartikan sebagaikegiatan memulai usaha baru yang didasarkan pada penyediaan produk/ layanan baru yangdibutuhkan pasar, memiliki nilai ekonomi dan sosial, adanya kesempatan, dan telahmemperhitungkan semua resiko. Kewirausahaan Berbasis Teknologi (Kuncoro Diharjo, dkk., 2014)adalah pengusaha teknik atau technopreneur yang memulai usaha baru yang didasarkan padapenyediaan produk/ layanan baru yang dibutuhkan pasar yang dihasilkan dari ilmu pengetahuan(science),teknologi(technology),danrekayasa(engineering).Technopreneursebagaipengembangandari entrepreneur kini telah menjadi tren baru yang sedang dikembangkan di berbagai lembagapendidikandikarenakansangatprospekdizamanserbakemajuanteknologisaatini(Suparno,2013).
SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019
520
Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang bersifat kepondokanmemiliki potensi besar guna melahirkan para calon technopreneur berkarakter Islami. Hal inidikarenakanpesantrenmengintegrasikantigaaspekpentingdalampendidikanyaiturumah,sekolahserta lingkungan sosial. Sistem pendidikan yang diterapkan pada pesantren secara tidak langsungtelahmenanamkan sikap – sikap yang dibutuhkan seorang technopreneur seperti kreatif, inovatif,berfikirsistematissertakemampuanbersosial(RuzhanulUlum,2018).
Kudus terkenal dalam bidang industri perdagangan yang mana semboyan jigang (ngaji-dagang)yangdihidupkanolehSunanKudustelahmelekatpadamasyarakatKudussebagaiungkapankarakter(Muzaidah,2014).SelainituKudusjugamemilikipredikat“kotasantri”yangmasihmelekatsebagaisalahsatukotajujuganparagenerasimudauntukmemperdalamagama.JumlahpesantrenyangadadiKudushinggatahun2018yaitu86pesantrenyangtersebardisembilankecamatan(BPSJawa Tengah, 2018). Namun dari sekian banyak pesantren yang ada, Kudus belum memilikipesantren modern terlebih yang memfasilitasi praktik pengembangan technopreneurship kepadasantrinyadenganfasilitaspenunjangdantampilanbangunanyangrepresentatif.
PerencanaanPesantrenModernBerbasisTechnopreneurdiKudusdapatmenjadiikonbarubagi pesantren di Kudus sebagai wadah belajar agama sekaligus technopreneurship santri yangnyaman dan fasilitatif sesuai dengan kebutuhan zaman. Permasalahan dan fakta yang adamenunjukkanbahwadesainfuturistikdipilihsebagaisolusiuntukmenjawabpermasalahanyangada.Desain futuristik akan diterapkan pada perancangan Pesantren Modern Berbasis Technopreneurdenganmemperhatikanperbedaankebutuhanruangdantampilanbangunan.
Futuristik merupakan suatu paham yang mengarah ke masa depan dengan kebebasanmengungkapkan atau mengekspresikan ide gagasan kedalam suatu bentuk tampilan yang tidakbiasa,kreatifdaninovatif(Haines,1950).Futuristiksejalandenganperkembanganteknologi,dengansemakin maju teknologi yang diciptakan manusia, maka keberadaan futuristik akan semakinberkembang. Karakteristik arsitektur futuristik pada tampilan bangunanmenurutHaines (1950) diantaranyayaitugubahanmassayangdinamisdanekspresifdenganbentukdesainyangpraktisdanfleksibel,tampil lebihsederhanatetapiberanimenggunakancorakwarnamaupunpermainangarismiring,sertapenggunaanteknologiterbarupadamaterialdanstruktur.
Dari paparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan konsep arsitekturfuturistik pada tampilan bangunan pesantren modern berbasis technopreneur diharapkan dapatmenghasilkan konsep desain tampilan pesantren modern berbasis technopreneur di Kudus yangrepresentatif.
2.METODEPENELITIAN
Metodepenelitianyangdigunakandalamprosesanalisisadalahmetodedeskriptif-kualitatif.Pemahamandesaindiawalidenganprosespencapaian fenomenadan isudi sekitaryangdidukungoleh tinjauandata.Sumberdataprimerdiperolehdari tinjauanpustaka, jurnal,danartikel terkait.Tahap kedua yaitu merumuskan permasalahan dan pengumpulan data melalui studi literaturmengenai Pesantren Modern dan Arsitektur Futuristik. Kemudian tahap ketiga yaitu melakukananalisis terhadapdata yang telahdidapatkan. Berdasarkanhasil analisis tersebut dilakukanprosessintesa untuk menghasilkan konsep. Konsep yang telah didapatkan ditransformasikan menjadiskematikdesainsebagaipendekatanuntukmenghasilkandesain.
Tahap selanjutnya yaitu membatasi dengan prinsip-prinsip arsitektur futuristik sebagaipedoman. Pedoman tersebut berimplikasi pada desain yang dihasilkan dalam sebuah tampilanbangunan.MelaluikajianteoriarsitekturfuturistikdariHaines(1950)gunamenganalisispenerapanpadatampilanbangunan,adalimapoinperancanganyangdigunakan,diantaranyaadalah:
Tahap terakhir yaitumelakukan proses programatik arsitektur pesantrenmodern berbasistechnopreneurberdasarkanaplikasidesaintampilanarsitekturfuturistik.Programatikyangdilakukanakandifokuskanpadazonasiruang,sirkulasiruang,sertapengolahanmassabangunan.Programatiktersebutkemudianakanmenjadibahanpadatransformasidesainarsitekturyangdiutamakanpadapemecahanmasalahdenganaplikasiterapanteoriarsitekturfuturistik.
Pertama, prinsip fungsional sebagai karakter arsitektur futuristik digunakan untukmenyelesaikan masalah tata massa dan desain bentuk bangunan. Jumlah massa bangunanditentukanberdasarkanpertimbanganpolakegiatandanhubungankedekatanantar ruang.Masjidmemilikiporsitersendirididalamkomplekspesantrendikarenakanintensitaspenggunaannyayangpalingtinggi.
SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019
522
Maka tata massa pola terpusat yang dikelompokkan berdasarkan zona kegiatan danpenzoningan pada site diterapkan dengan meletakkan masjid sebagai pusat orientasi dalamkompleks pesantren modern yang dikelilingi oleh bangunan lainnya guna mendapatkan sirkulasiyangpermeabledanfungsional.
massabangunanutama(asramadanmadrasahaliyyah),danmassabangunantechnopreneur.Massabangunan masjid berada di tengan dengan kemudahan akses baik oleh penghuni asrama yangberadadisebelahbaratdanjugaolehpengunjungpesantrenmaupunwargayanghendakibadahdimasjiddariarahtimurtapak.
Gambar4.
Konseptatamassabangunan
Penzoningan dirancang dengan mengangkat unsur fungsional sebagai penyesuaian pada
konsep dasar futuristik. Penzoningan ini berfungsi untuk menentukan peruangan serta tampilanfasad bangunan nantinya. Pada perancangan bangunan pesantrenmodern ini penzoningan dibagimenjadiduaproses,yaitupenzoningantapakdanpenzoninganmassa(bangunan).
1. PenzoninganTapak
Zona Privat diletakkan di bagian barat tapak dengan tujuan untuk menghindarikemungkinan-kemungkinanyangterjadidiluarrencana,sepertikebisingan,pengaruhangin,keamanan, serta pengaruh citra yang akan ditampilkan. Sedangkan zona semi publik yang
berarti area yangmemiliki akses terbuka untuk para pengunjung pesantren diletakkan dibagian timur tapak dimaksudkan sebagai area yang paling dekat dengan akses dari luar,yaitujalanKudus-colo.
2. PenzoninganMassabangunanZonasipadabangunandiolahberdasarkanpolakegiatanantaraibadah,pengelolaan,belajar,pondok/tempat tinggal, dan kegiatan technopreneurship. Ruang pengelola, masjid dantechnopreneurmasuk dalam zonasi semi publik sehingga diletakkan di sebelah timur ataudepandekatdenganmainentrance.Sedangkanruangmadrasahaliyyah,danasramamasukdalam zona privat sehingga diletakkan di sebelah barat atau belakang yang jauh darikebisingandanmemilikiaksesyangterbatas.
futuristik. Pengolahan ini diterapkan pada tapak di sekelilingmasjid yang diolah secara berundakgunamenghadirkantingkatkesakralansertakesanmonumentalbangunanmasjid.Selainitu,tanggaberundakjugadigunakansebagairuangtransisiterbukaantarakegiatanpesantrendengankegiatandimasjid.
Kedua, asas dinamis arsitektur futuristik selain diterapkan pada pengolahan tapak juga
diterapkanpadapengolahanbentukdasarbangunan.Dengangarisimajiner,sitediolahmembentuklansekapyangkreatifdan inovatifnamuntetapfungsionalmengingat fungsipesantrenmerupakanwadah kegiatan pendidikan bersistem kepondokan yang membutuhkan kenyamanan penggunasecaraberkelanjutan.
Gambar8.
Garisimajinertapaksebagaiasasdinamis
Ketiga, kesan ekspresif mencoba dihadirkan pada fasad bangunan pesantren dengan
tampilan yang nonkonvensional mengikuti tren perkembangan yang ada saat ini. Denganmengadopsi pola yang kekinian seperti bentuk blitz, dimana bukaan- bukaan yang menyebardimanfaatkan sebagai penghawaan dan pencahayaan dengan bahan intelligent glass yangmengindikasikansuatukemampuanuntukmeresponperubahankondisi lingkunganalamimenurutwaktu selama sehari atau sepanjang tahun dengan cara sedemikian rupa untuk mereduksikebutuhan energi primer untuk pemanasan, pendinginan, dan pencahayaan alami yang padaakhirnyaakanmemberikankontribusipadakonservasilingkungan.
Modul fasad diletakkan pada sisi depan dan belakang bangunan. Modul yang berada di
depan bangunan sebagai citra tampilan yang ditonjolkan dari tampak jalan Kudus-Colo. Hal inidimaksudkan selain berfungsi sebagai pengatur cahaya yang masuk kedalam ruang juga sebagaitampilanyangmenarikbagipengunjungpesantren.Sedangkanmodulpadabagianbaratbangunandimaksudkanuntukmemberikesanviewyangikonikdisekitarpesantren.
Tampilanwarnafasadpesantrenmodern jugadiolahdenganwarnadominanabu–abudanputih sebagai perpaduan simbol alumunium pada teknologi dengan kesucian dalam agama Islam.Pada atap dan bagian sudut–sudut bangunan akan memvisualisasikan permainan lighting gunamenambahkesanekspresifdanfuturistik.
Gambar10.
Tampilanmodulfasadbangunanpesantren
Keempat, asas fleksibilitas ruang diterapkan pada peruangan dan lansekap pesantren
terlebih pada area bangunan technopreneur. Pada ruang pelatihan dan workshop gedungtechnopreneurmenggunakan dinding partisi sebagai penunjang fleksibilitas ruang menyesuaikankebutuhankegiatan.
SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019
526
Penerapanasasfleksibilitasjugaditerapkanpadaarearuangpublikyangberadadisampinggedung technopreneur yang digunakan sebagai lapangan olahraga semi permanen dan dapatdigunakansebagaikegiatanlapangantechnopreneurshipdiwaktutertentu.
Gambar11.
Dindingpartisisebagaiasasfleksibilitasruang
Kelima, pemanfaatan teknologi terbaru baikmaterialmaupun struktur bangunanmenjadikarakterkuatpesantrenmodernyangmenerapkanmetodeperancanganarsitekturfuturistik.
1. TeknologiVisualHologramHologram sebagai teknologi inovasi yang memvisualisasikan objek secara 3 dimensi dengansentuhanpadabidangkosongdigunakanpadamonumenentrancedidepanmasjiddantamansantri sebagai tampilanmedia informasi pesantren dengan teknologi futuristik yangmenarikdalammengkomunikasikan kepada penghuni pesantrenmaupun pengunjung danmasyarakatumum.
2. MaterialPenggunaanmaterial terbaru yang fungsionalmerupakan salah satu prinsip desain futuristik.Untukmendukunghaltersebut,makadigunakanbeberapaelemendesainmaterialyangsesuaidengankriteriadesainfuturistik(fleksibilitasdandinamis).
Gambar13.Materialinovasidankomposisipenggunaan
3. Struktur
Pemilihan struktur bangunan pada pesantrenmodern inimenerapkan karakteristik arsitekturfuturistikyaitupenggunaanmaterialdanteknologiterbaru.Bangunaninimerupakanbangunan1hingga3lantai,makajenispondasiyangdigunakanyaitupondasifootplat.Strukturpesantrenmodern berbasis technopreneur didominasi oleh struktur frame baja ringan pre-fabrikasisebagai bentuk pemanfaatan dari kemajuan teknologi saat ini. Penggunaan material danstruktur tersebut guna mendukung fungsi bangunan technopreneur yang membutuhkanbentanglebarsertamemprioritaskankenyamananagarpandanganpenggunatidakterganggu.
Gambar13.
Strukturterbarupadapesantrenmodern
SENTHONG,Vol.2,No.2,Juli2019
528
4.KESIMPULANDANSARAN
BerdasarkanteoriyangtelahdikajididapatlimakriteriadesainyangdapatditerapkanpadaPesantrenModernBerbasisTechnopreneur,yaitupenataanmassafungsional,asasdinamisdengantipegarismiring,senitampilanyangekspresif,fleksibilitasruangdanpenggunaanteknologiterbaru.Kriteria tersebut menjadi pedoman dan evaluasi perancangan Pesantren Modern BerbasisTechnopreneurdiKudus.
Dari penerapan kriteria tersebut menghasilkan desain yang optimal untuk memunculkankesanfuturistikpadabangunansebagaiberikut:
a. GubahanmassaterpusatberdasarkanpengelompokanfungsisehinggaflowdalambangunanPesantren Modern Berbasis Technorpeneur dapat mengalir sebagai lembaga pendidikanyangmembutuhkankenyamananpenggunasecaraberkelanjutan.
b. Pengolahan tapak dengan pola garis miring sebagai garis imajiner dalam menghadirkankesankreatifdaninovatif.
c. Tampilanfasadbangunanmengadopsibentukblitzsebagaibentukkekinianyangmengikutiperkembanganzamansehinggamunculkesanekspresif.
d. Penggunaan dinding partisi pada interior bangunan technopreneur dan area lapanganolahragasebagaipenerapanprinsipfleksibilitasruang.
e. Penggunaan teknologi terbaru baik padamaterialmaupun strukturmenjadi karakter yangkuatpesantrenmodernberbasistechnopreneurdengangayaarsitekturfuturistik.
REFERENSI
Arsitag. (2018). Mengenal Arsitektur Futuristik. Diambil 11 Oktober 2018, darihttps://www.arsitag.com/article/mengenal-arsitektur-futuristik
Saepulloh,Rahmat.(2018).DorongSantriJadiEntrepreneur,JabarGulirkanTrenMarket.Diambil4November 2018, dari https://www.wartaekonomi.co.id/ read198163/dorong-santri-jadi-entrepreneur-jabar-gulirkan-trend-market.html
Zarkasyi, Abdullah, Syukri. (2005) Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern Gontor.TrimurtiPress,Ponorogo.