AUTIS Kamis, 17 April 2014 askep Presbikusis dan Tuli Toksik BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telinga merupakan salah satu alat indera dalam tubuh seseorang. Telinga mempunyai bagian-bagian yang sensitive di dalamnya, bagian dari telinga juga rentan akan mengalami kerusakan oleh berbagai faktor. Salah satu fungsi utama dari telinga adalah untuk mendengar, mendengar adalah hal yang penting dalam melakukan komunikasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Telinga sebagai organ pendengaran dan ekuilibrium, berisi reseptor-reseptor yang menghantarkan gelombang suara ke dalam impuls-impuls saraf dan reseptor yang berspon pada gerakan kepala. Ada banyak jenis gangguan telinga pada manusia, salah satunya adalah tuli toksik dan presbikusis. Tuli toksik (Ototoksisitas) adalah kerusakan koklea atau saraf pendengaran dan organvestibuler yang berfungsi mengirimkan informasi keseimbangan dan pendengarandari labirin ke otak yang disebabkan oleh zat-zat kimia atau toxin (obat-obatan). Sedangkan Presbikusis adalah tuli saraf sensorineural frekuensi tinggi, terjadi pada usia lanjut, simetris kiri dan kanan, disebabkan proses degenarasi di telinga dalam (Mansjoer, dkk. 2009). Makalah ini menjelaskan tentang konsep teori tentang tuli toksik dan presbiakusis serta asuhan keperawatan pada pasien dengan tuli toksik dan dan asuhan keperawatan pada pasien dengan presbiakusis. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 bagaimana konsep penyakit dari tuli toksik dan presbiakusis? 1.2.2 bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami tuli toksik dan presbiakusis?
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
AUTIS Kamis, 17 April 2014askep Presbikusis dan Tuli Toksik
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangTelinga merupakan salah satu alat indera dalam tubuh
seseorang. Telinga mempunyai bagian-bagian yang sensitive didalamnya, bagian dari telinga juga rentan akan mengalamikerusakan oleh berbagai faktor. Salah satu fungsi utama daritelinga adalah untuk mendengar, mendengar adalah hal yang pentingdalam melakukan komunikasi maupun dalam kehidupan sehari-hari.Telinga sebagai organ pendengaran dan ekuilibrium, berisireseptor-reseptor yang menghantarkan gelombang suara ke dalamimpuls-impuls saraf dan reseptor yang berspon pada gerakankepala.
Ada banyak jenis gangguan telinga pada manusia, salahsatunya adalah tuli toksik dan presbikusis. Tuli toksik(Ototoksisitas) adalah kerusakan koklea atau saraf pendengarandan organvestibuler yang berfungsi mengirimkan informasikeseimbangan dan pendengarandari labirin ke otak yang disebabkanoleh zat-zat kimia atau toxin (obat-obatan). SedangkanPresbikusis adalah tuli saraf sensorineural frekuensi tinggi,terjadi pada usia lanjut, simetris kiri dan kanan, disebabkanproses degenarasi di telinga dalam (Mansjoer, dkk. 2009).
Makalah ini menjelaskan tentang konsep teori tentang tulitoksik dan presbiakusis serta asuhan keperawatan pada pasiendengan tuli toksik dan dan asuhan keperawatan pada pasien denganpresbiakusis.
1.2 Rumusan Masalah1.2.1 bagaimana konsep penyakit dari tuli toksik dan presbiakusis?1.2.2 bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami tuli
toksik dan presbiakusis?
1.3 Tujuan1.3.1 mengetahui konsep penyakit dari tuli toksik dan
presbiakusis;1.3.2 mengetahui asuhan keperawatan pada klien yang mengalami tuli
toksik dan presbiakusis
1.4 Implikasi Keperawatan1.4.1 Perawat sebagai edukator
Perawat memberikan informasi kepada pasien dan keluargamengenai penyakit tuli toksik dan presbiakusis dengan bahasa yangmudah dipahami.
1.4.2 Perawat sebagai konselora. Perawat memberikan konseling mengenai prosedur dalam menjalaniperawatan tuli toksik dan presbiakusis.
b. Perawat memberikan konseling kepada keluarganya mengenai perankeluarga dalam menghadapi pasien.
c. Perawat membantu pasien dalam memecahkan masalah denganmemberikan pilihan-pilihan yang terbaik guna mendapatkanpelayanan dan penatalaksanaan untuk pasien tuli toksik danpresbiakusis
1.4.3 Perawat sebagai advokasia. Perawat melindungi hak-hak pasien tuli toksik danpresbiakusis, dalam mendapatkan pelayanan dan penatalaksanaanyang sesuai.
b. Perawat memberikan saran - saran kepada pasien dan keluarganyajika pasien dihadapkan pada suatu permasalahan, dengan membantumenyelesaikannya dan tidak lupa menjelaskan tentang baik buruknyadari setiap pilihan.
1.4.4 Perawat sebagai care giverPerawat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien
yang menderita penyakit tuli toksik dan presbiakusis, danmemberikan pelayanan yang tepat saat pasien dirawat.
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Review Anatomi Fisiologi Telinga
Bagian utama telinga dalam terdiri dari dua yaitu koklea
(rumah siput), merupakan dua setengah lingkaran yang berfungsi
sebagai organ pendengaran dan vestibulum yang terdiri dari tiga
buah kanalis semirkularis. Pada irisan melintang koklea tampak
skala vestibuli sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan
skala media diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi
perilimfa sedangkan skala media berisi endolimfa. Ion dan garam
yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa. Dasar skala
vestibuli disebut membran vestibuli sedangkan dasar skala media
adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ corti.
Pada
skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut
membran tektoria dan pada membran basal melekat sel-sel rambut
yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis
corti yang menbentuk organ corti.
Proses pendengaran diawali dengan ditangkapnya
energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang
dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut
mengetarkan membran timpani diteruskan ke telinga. Tengah melalui
rangkaian tulang pendengaran yang mengamplikasikan getaran
melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan
luas membran timpani dan tingkap lonjong.
Energi getar yang telah diamplikasi ini diteruskan ke stapes
yang akan mengerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada
skala vestibuli bergerak. Getaran ini diteruskan melalui membran
reissner yang mendorong endolimfa, sehingga menimbulkan gerak
relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini
merupakan rangsang mekanik yang akan menyebabkan terjadinya
defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka
dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel.
Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga
melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu
dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran
(area 39-40) di lobus temporalis.
2.2 Tinjauan Teori Tuli Toksik
2.2.1 Pengertian
Tuli toksik (Ototoksisitas) adalah kerusakan koklea atau
saraf pendengaran dan organvestibuler yang berfungsi mengirimkan
informasi keseimbangan dan pendengarandari labirin ke otak yang
disebabkan oleh zat-zat kimia atau toxin (obat-obatan). Ototoksik
adalah gangguan yang terjadi pada alat pendengaran yang terjadi
karenaefek samping dari konsumsi obat-obatan. Gangguan yang
terjadi pada pendengaran biasanya bermanifestasi menjadi tuli
sensoryneural. Yang dapat bersifat reversibel dan bersifat
sementara, atau tidak dapat diubah dan permanen.
2.2.2 Epidemiologi
Beberapa peneliti melaporkan toksisitas auditori mencapai
41%, sedangkan peneliti yang lain melaporkan angka yang jauh
lebih rendah yaitu 7%. Data yang terkumpul dari penelitan meta-
analisa memperlihatkan sekitar 5% insiden toksisitas auditori
karena konsumsi aminoglikosida dengan dosis ganda perhari.
Toksisitas vestibuler telah dilaporkan berada pada kisaran 0-7%
pada pasien yang mendapatkan aminoglikosida.
2.2.3 Etiologi
Ototoksisitas disebabkan oleh obat atau zat kimia yang
merusak telinga bagian dalam atau saraf vestibulocochlear, yang
mengirim info keseimbangan dan pendengaran dari telinga bagian
dalam ke otak. Otoksisitas dapat menyebab gangguan pendengaran,
keseimbangan, atau keduanya baik untuk sementara waktu atau
permanen. Banyak zat kimia yang berpotensi bersifat ototoksik,
baik itu berupa obat atau zat kimia yang ada di lingkungan kita.
Obat apapun yang berpotensi menyebabkan reaksi toksik terhadap
struktur dalam telinga, yang mencakup koklea, vestibulum, kanalis
semisirkularis, dan otolit, dianggap sebagai obat ototoksik.
Sudah sering terdengar bahwa hampir semua obat mempunyai
efek samping. Salahsatunya adalah obat-obatan yang menimbulkan
gangguan pada pendengaran yang merupakanefek samping obat yang
serius dan sering terjadi. Dengan makin banyak obat-obatan
patenyang beredar di pasaran, kemungkinan daftar obat-obatan yang
mempunyai efek samping pada telinga juga makin bertambah. Dari
abad ke- 19 hingga kini telah banyak diketahuiobat-obatan yang
menimbulkan gangguan pada telinga diantaranya yaitu:
A. Golongan Aminoglikosida
Sejak diperkenalkan pada tahun 1944, banyak sediaan
1. Kaji proses kebisingan dan pendengaran dan harapanklien yang akan datang
2. Diskusikan perlunya pengetahuan yang cukup mengenai proses terjadinya penyakit agar klien tidak salah dalam menginterprestasikan suara atau tingkah lakunonverbal orang lain.
3. Berikan informasi
khusus tentang proses
pengobatan yang akan di
lakukan
1.
pengetahuan dasartentang prosesterjadinya penyakit
2. agar klien tidaksalah interprestasikandan paham tentang apayang telah terjadidengan diri klien
3.
pengetahuan tentangprosedur tindakan /pengobatan yang dilakukan
mengetahui dan
paham tentang
penyakitnya
4.1.4 ImplementasiNo Hari/
tanggal
Diagnosa Keperawatan Implementasi
1. Rabu 17
Mei 2013
Gangguan persepsi sensori
berhubungan dengan
kerusakan koklea atau
saraf pendengaran dan
organ vestibuler
1. Telah mengkaji riwayat kesehatanlainnya
2. Telah diberikan posisi nyamankepada pasien
3. Telah memposisikan pasien sesuaiprosedur pelaksanaan
4. Telah menganjurkan pasien untukmelaporkan kesulitan pendengarantinnitus atau pusing
5. Telag berelaborasi dengan dokterutnuk tindakan operasi
2 Rabu 17 Mei 2013
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan gangguan saraf pendengaran
1. Telah mengkaji struktur dari
telinga pasien
2. Telah mengkaji lingkungan pasien
3. Telah mengajarkan pasien untuk
saling berbagi informasi terhadap
penyakitnya
4. Relah memberikan reward terhadap
tindakan yang dilakukan
5. Telah berelaborasi dengan tim
kesehatan lainnya
4 Rabu 17 Mei 2013
1. Telah mengkaji proses kebisingan dan pendengaran dan harapan klien yang akan datang
2. Telah berdiskusikan perlunya pengetahuan yang cukup mengenai proses terjadinya penyakit agar klien tidak salah dalam
menginterprestasikan suara atau tingkah laku nonverbal orang lain.
3. Telah memberikan informasi khusus tentang proses pengobatan yang akan di lakukan
4.2.5 Evaluasi Keperawatan
No Hari/
tanggal
No.
dx
jam Evaluasi
1. Rabu 17
Mei 2013
1 14.00 S : klien mengatakan ada perbaikan dalam pendengaran
dank lien mengatakan bahwa klien dapat mendengarkan
semua yang dibicarakan oleh perawat.
O : Klien memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan
untuk berkomunikasi, klien tempak berespon dengan
cepat saat diajak berbicara
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4.2.3 intervensi keperawatan presbiakusis
No DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Tujuan Dan Kriteria
Hasil
INTERVENSI RASIONAL
11 Gangguan komunikasi
verbal berhubungan
dengan degenerasi
tulang pendengaran
bagian dalam
ditandai dengan
Data Subjektif
a. Klien susahmendengarrangsang berupasuara
b. Klien susahmendengaratau menerima pesan
c. Klien tidakmengertiterhadappembicaraan orangData Objektif
a. Lambat berespon
terhadap rangsang
suara
b. Klien nampak
bingung jika diajak
bicara
c. Klien meminta
untuk mengulangi
Tujuan:
komunikasi verbal
pasien dapat
berjalan dengan
baik
kriteria hasil:
pasien dapat
melakukan proses
komunikasi dengan
baik
1. Kaji tingkat
kemampuan klien
dalam penerimaan
pesan
2. Periksa apakah
ada serumen yang
mengganggu
pendengaran
3. Bicara dengan
pelan dan jelas
4. Gunakan alat
tulis pada waktu
menyampaikan pesan
5. Beri dan ajarkan
klien pada
penggunaan alat
bantu dengar
1. untuk mengetahui
sejauh mana
kemampuan pasien
untuk mendengar.
2. Untuk
mengidentifikasi
apakah terdapat
serum yang dapat
menyumbat lubang
telinga, sehingga
pendengaran dapat
berkurang.
3. Agar pasien dapat
menangkap pesan dari
pembicaraan yang
dilakukan oleh
perawat
4. alat tulis adalah
salah satu media
yang dapat membantu
dalam berkomunikasi.
5. Penggunaan alat
bantu pendengaran
pembicaraan atau
pesan
d. Komunikasi
sebagian besar
berjalan melalui
pesan-pesan
tertulis dan
perantara anggota
keluarga.
merupakan alat bantu
yang sagat penting
untuk membantu
proses pendengaran
pasien
22 Harga diri rendah
berhubungan dengan
fungsi pendengaran
menurun
ditandai dengan:
Data Subjektif
Keluarga klien
mengatakan bahwa:
a. Klien senang
menyendiri
b. Klien menarik
diri dari
lingkungan
c. Klien tidak
mau kumpul bersama
keluarga
2. Data Objektif
Tujuan:
pasien dapat
menerima keadaan
dirinya dan
bersosialisasi
seperti biasanya.
Kriteria hasil:
Tidak menyendiri,
tidak menarik diri
dari lingkungan,
berinteraksi dengan
orang lain.
1. Kaji pengetahuan
klien tentang
perilaku menarik
diri dan tanda-
tandanya
2. Beri kesempatan
pada klien untuk
mengungkapkan
perasaan penyebab
klien tidak mau
bergaul atau menarik
diri
3. Diskusikan
1. untuk
mengidentifikasi
apakah klien
mengerti bahwa
sebenarnya prilaku
menarik diri
merupakan suatu hal
yang merugikan bagi
pasien.
2. Untuk mengetahui
penyebab pasien
memiliki ketidak
percayaan diri untuk
bersosialisasi
sehingga pasien
berprilaku menarik
diri.
a. Klien suka
duduk menyendiri
b. Klien
mengekspresikan
perasaan kesepian
c. Klien menarik
diri lingkungan
d. Klien
mengekspresikan
perasaan kesepian
bersama klien
tentang perilaku
menarik diri, tanda-
tanda
serta penyebab yang
mungkin.
4. Beri pujian
terhadap kemampuan
klien mengungkapkan
perasaan.
5. Diskusikan
tentang keuntungan
dari berhubungan dan
kerugian dari
perilaku menarik
diri
6. Anjurkan anggota
keluarga untuk
secara rutin dan
bergantian
mengunjungi klien
3. Diskusi adalah
suatu tindakan yang
dapat dilakukan
untuk memperoleh
jalan keluar secara
bersama-sama
4. Untuk membina
hubungan saling
percaya dan Agar
pasien memiliki rasa
bahagia dan lega
setelah bercerita
sehingga pasien akan
lebih terbuka lagi.
5. Agar pasien
memiliki gambaran
positif sehingga
dapat merubah
kebiasaan negatif
menjadi kearah yang
lebih positif lagi.
6. Agar pasien mulai
terbiasa dengan
hubungan
berinteraksi dengan
orang lain sehingga
lama kelamaan pasien
mulai percaya diri.3. Kurang aktivitas
berhubungan dengan
menarik diri
lingkungan
ditandai dengan:
1. Data Subjektif
Keluarga klien
mengatakan bahwa:
a. Klien sulit
mengikuti perintah
untuk melakukan
aktivitas di rumah
b. Klien tidak mau
mengikuti kegiatan
sehari-hari di
masyarakat
2. Data Objektif
a. Klien lebih
banyak tidur
b. Klien nampak
gelisah atau bosan
c. Sebagian besar
waktu klien
1. Variasikan
rutinitas sehari-
hari
2. Libatkan sanak
keluarga dalam
merencanakan
rutinitas sehari-
hari
3. Rencanakan suatu
aktivitas sehari-
hari
4. Berikan alat
bantu dengar dalam
melakukan aktivitas
1. Agar pasien tidakjenuh denganaktivitas yangmonoton.
2. Peran dari sanakkeluarga sangatdibutuhkan untukmendukung danmemotivasi pasien.
3.
memiliki gambaranterkait aktivitasyang akan pasienjalani.
4.
dapat berkomunikasidan berinteraksidengan baik saatberaktivitas
digunakan untuk
istirahat
4.2.4 ImplementasiNo Hari/
tanggal
Diagnosa Keperawatan Implementasi
1. Rabu 17
Mei 2013
Gangguan komunikasi
verbal berhubungan dengan
degenerasi tulang
pendengaran bagian dalam
1. Kaji tingkat kemampuan klien dalam penerimaan pesan
2. Periksa apakah ada serumen yangmengganggu pendengaran
3. Bicara dengan pelan dan jelas4. Gunakan alat tulis pada waktu
menyampaikan pesan5. Beri dan ajarkan klien pada
penggunaan alat bantu dengar
4.2.5 Evaluasi Keperawatan
No Hari/
tanggal
No.
dx
jam Evaluasi
1. Rabu 17
Mei 2013
1 14.00 S : - Klien mengungkapkan dapat menerima pesan berupa
kata-kata melalui media alternatif tulisan
- Klien mengatakan sudah mengerti tentang apa yang
diungkapkan.
O : - Klien memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan
untuk berkomunikasi
- Klien menggunakan alat bantu dengar dengan tepat
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Asuhan Keperawatan Tuli Toksik4.1.1 Pengkajian
b. Riwayat KesehatanKeluhan utama: pasien tampak tergangguan pendengaran
c. Riwayat kesehatan sekarangOtotoksisitas akibat dari pemakaain obat-obatan yang menggagukerja dari proses pendengaran, kerusakan koklea atau sarafpendengaran dan organ vestibuler.
d. Pengkajian Berdasarkan Pola Gordon1) Persepsi kesehatan dan Pola manajemen
Orang tua pasien mengetahui bahwa pasien seringkali tidakmendengar perintahnya dan keluarga tidak tahu cara mengatasinya.
2) Pola nutrisi dan metabolisme Pola pemenuhan nutrisi kurang dan proses metabolisme tidakberjalan dengan baik khususnya saraf pendengarannya.
3) Pola eliminasiPasien tidak mengalami gangguan eliminasi miksi dan defekasi.
4) Pola aktivitas dan latihanDalam melakukan aktivitas, pasien biasanya mengalami gangguanakibat nyeri yang di rasa sehingga pasien akan rewel.
5) Pola istirahat dan tidurPasien mengalami gangguan tidur akibat nyeri yang dirasakan.
6) Pola persepsi dan kognitifPasien merasa lebih tenang apabila berada ditengah keluargaterutama ibu yang peduli pada kondisi pasien, dan pasien sedihapabila ditinggal keluarga.
7) Pola konsep diriPasien merasa ragu-ragu untuk berkomunikasi karena tidak dapatmemberikan informasi sesuai kondisi.
8) Pola peran dan hubunganHubungan sosial pasien dengan orang disekitarnya tidakkooperatif, pasien lebih banyak menangis dan rewel.
9) Pola seksualitas dan reproduksiPasien tidak mengalami kelainan.
10) Pola keyakinan dan nilaiKeluarga pasien selalu berdoa untuk kesembuhan pasien.
4.1.2 Diagnosa Keperawatan1. Gangguan sensori persepsi berhubungan dengan kerusakan koklea
atau saraf pendengaran dan organ vestibuler;2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan gangguan
saraf pendengaran;3. Gangguan keseimbangan berhubungan dengan kerusakan organ
vestibuler4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi
a.pdf/04_PendengaranPadaUsiaSenja.pdf . [Diunduh Pada Tanggal 9
Mei 2013].
Diposkan oleh sandhi indrayana di 00.31 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest Label: ...., jangan di copas ya Lokasi: Jember, East Java, Indonesia
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Poskan Komentar Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
sandhi indrayana Lihat profil lengkapku
Arsip Blog ▼ 2014 (2)
o ▼ April (2) askep Presbikusis dan Tuli Toksik BAB 2. TINJAUAN TEORI2.1 Pengertian