i PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV, V, DAN VI MELALUI METODE TUTOR SEBAYA DI SDN I ADIKARTO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Tesis Diajukan oleh JUARLAN 142402782 Kepada MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2016 STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat
118
Embed
Tesis Wiwaha Plagiat Widya STIE Jangan - eprint.stieww.ac.ideprint.stieww.ac.id/621/1/142402782 JUARLAN.pdf · PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV, V, ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV, V, DAN VI MELALUI
METODE TUTOR SEBAYA DI SDN I ADIKARTO SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Tesis
Diajukan oleh
JUARLAN 142402782
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2016
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ii
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV, V, DAN VI MELALUI
METODE TUTOR SEBAYA DI SDN I ADIKARTO SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Tesis
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-2
Program Studi Magister Manajemen
Diajukan oleh
JUARLAN
142402782
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2016
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iii
PENGESAHAN
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV, V, DAN VI MELALUI
METODE TUTOR SEBAYA DI SDN I ADIKARTO SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh :
JUARLAN 140402765
Tesis ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Pada tanggal………………………..
Dosen Penguji I
I Wayan Nuka Lantara, SE, M. S i, Ph. D
Dosen Penguji II/Pembimbing
Dra. Lukia Zuraida, MM
Dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Magister
Yogyakarta…………………………
Mengetahui,
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
DIREKTUR
Prof. Dr. Abdul Halim, MBA, Ak
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Yogyakarta, 24 September 2016
JUARLAN 140402765
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha
Kasih yang rahmat, dankasih karuniaNya,senantiasa menyertai, dan memberikan semangat,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Peningkatan Partisipasi dan
Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Siswa Kelas IV, V, dan VI Melalui
Metode Tutor Sebaya di SD Negeri 1 Adikarto Semester II Tahun 2015/2016” dengan segala
kekurangan yang ada karena keterbatasan penulis.
Pada kesempatann ini pula, penulis bermaksud menyampaikan rasa terimakasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Prof.Dr.Abdul Halim, MBA,AK, selaku Direktur STIE WidyaWiwaha Yogyakarta
yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan program studi ini.
2. Ibu Nur Widiastuti, SE,M.Si selaku Direktur Pelaksana STIE WidyaWiwaha
Yogyakarta yang selalu membimbing untuk dapat menyelesaikan studi ini,
3. Bapak I Wayan Nuka Lantara, SE, M. Si, Ph. D. Selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Dra. Lukia Zuraida, MM. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan dalam proses penyusunan tesis dengan penuh kesabaran dan ketulusan
hati.
4. Bapak Suroso, S.Pd,M.Pd selaku Kepala UPT Dinas Dikpora Unit Kecamatan
Adimulyo yang telah memberi izin untuk mengadakan penelitian di SD Negeri 1
Adikarto,
5. Bapak Pengawas TK/SD UPT Dinas Dikpora Unit Kecamatan Adimulyo yang banyak
membimbing penelitian ini,
6. Guru dan Karyawan SD Negeri 1 Adikarto, selaku rekan sejawat yang telah banyak
membantu dalam penelitian ini,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vi
7. Istri tercinta dan anak-anak yang kusayangi, yang banyak memberikan dukungan, doa
dan semangat untuk terus belajar,
8. Teman-teman seperjuangan di Program Magister Manajemen WidyaWiwaha
Yogyakarta khususnya yang dari Kebumen, yang banyak memberi semangat untuk
lanjut menyelesai studi di Kampus STIE Widya Wiwaha
9. Dan kepada semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu menyelasaikan Tesis ini.
Akhirnya kata Penulis menyadari bahwa penulisan Tesis ini masih jauh dari
sempurna. Penulis berharap semoga Tesis ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca.
Yogyakarta, September 2016
Juarlan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL TESIS………………………………………………………………………….
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………...
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………….
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………...
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………...
ARTI SIMBOL DAN SINGKATAN…………………………………………………….
INTISARI…………………………………………………………………………………
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………
B. Perumusan Masalah……………………………………………………………….
C. Pertanyaan Penelitian……………………………………………………………..
D. Tujuan Penelitian………………………………………………………………….
E. Manfaat Penelitian………………………………………………………………...
BAB II. LANDASAN TEORI
Kajian Pustaka………………………………………………………………………..
Kerangka Penelitian…………………………………………………………………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan/Disain Penelitian……………………………………………………...
B. Definisi Operasional………………………………………………………………
i
ii
iii
iv
v
vii
ix
xi
xiii
ivx
xv
1
14
15
16
16
18
34
37
37
50
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
viii
C. Populasi dan Sampel……………………………………………………………...
D. Instrumen Penelitian………………………………………………………………
E. Pengumpulan Data………………………………………………………………..
F. Metoda Analisis Data……………………………………………………………..
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data………………………………………………………………………..
Pembahasan…………………………………………………………………………..
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan………………………………………………………………………………
Saran…………………………………………………………………………………..
Tindak Lanjut………………………………………………………………………….
A. Daftar Pustaka…………………………………………………………………...
B. Lampiran…………………………………………………………………………
52
53
53
55
56
98
104
104
105
106
108
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
ix
ABSTRAKSI
Juarlan, 2016. Raising Participation and Result Study “Pendidikan Kewarganegaraan”
(PKn) Student IV, V, and VI grade with Metode Tutor Sebaya in SDN 1 Adikarto second
semester year 2015/2016. Thesis Management Magister Program STIE Widya Wiwaha,
Yogyakarta, September 2016.
However Learning Method will be influential to teaching and learning activity in class.
Raising Participation and result study PKn Student IV, V, and VI grade is proven raise
although not significant trough learning with Metode Tutor Sebaya. The low of student
participation in learning PKn, and the need to raised result study of student become problem
of this research. While the objective of this research is to examine whether the application of
Metode Tutor Sebaya can raising participation and result study PKn IV, V, and VI grade with
Metode Tutor Sebaya in SDN 1 Adikarto second semester year 2015/2016.
This researching does in SDN 1 Adikarto, Adimulyo district for 3 months from March until
May 2016. The method does in this research is Penelitian Tindakan Kelas method referring
to Kur Lewin mode are consisting of 4 phase: 1) Planning phase, 2) Implementation phase, 3)
Observation phase, 4) Reflection phase. Implementation of research does in two cycles.
Cycle one and cycle two are does with planning, implementation, observation, and reflection.
Population and sample in this research are: Population taken from all student from student
IV, V, and VI grade which amounts to 58 students. While that sample is all population is used
research sample. How to take conclusion in research activity this class does by summarizing
observation result and study result on each cycle. Instruments is used to collect data are
format list student participation are consisting asked, express their opinions and answer
questions, as well as format list result study student in form exam score or final exam of
learning. Result observation and value of result study is analyzed, analyze and processing
data are used is SPSS 17.00 program. Based on research result show that learn with Metode
Tutur Sebaya can raising participation and result study PKn student IV, V, and VI grade SDN
1 Adikarto second semester year 2015/2016.
Raised student participation seen on average of student participation from beginning
condition until second cycle as follows, in beginning condition the average of participation is
12,10%, in first cycle the average of participation is 34,50%, in second cycle the average of
participation is 44,80%. While result study raise from beginning condition average value of
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
x
result study 69,0; first cycle average value of result study become 75,9; and second cycle
average value of result study become 82,8. While based on analyze result by Paired Simple
Test show that result study raise significant, and student participation only show raise. Final
conclusion that learning by using Metode Tutor Sebaya can raising participation although not
significant and can raising result study PKn significantly in SDN 1 Adikarto, Adimulyo
district.
Kata kunci: partisipasi-hasil belajar -metode tutor sebaya
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan Negara Indonesia merdeka yang tercantum di
dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas pemerintah
dalam hal ini mencerdaskan seluruh warga negara Indonesia melalui
pendidikan pemerintah telah berusaha untuk mewujudkan warga negara
Indonesia yang cerdas. Pemerintah telah banyak mendirikan lembaga
pendidikan. Mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan Perguruan
Tinggi.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003, Bab I Pasal 1, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengambangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pada hakekatnya tujuan pendidikan di sekolah adalah menjadikan
siswa dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengetahui menjadi
mengetahui, dari tidak bisa melakukan menjadi bisa melakukan, dari
belum bisa berbuat baik menjadi bisa berbuat baik dan lain sebagainya.
Tujuan pendidikan ini akan dicapai melalui jenis mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah-sekolah.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
2
Dalam KTSP tujuan Pendidikan Kewarganegaraan agar peserta didik
dapat (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan; (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab
dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara serta anti korupsi; (3) berhubungan secara positif dan
demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakteristik masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya; (4)
berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
Banyak mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Ada yang bersifat
pasti dan ada yang bersifat ilmu sosial. Ada mata pelajaran yang diujikan
Tingkat Nasional (Mata Pelajaran UN), ada yang hanya ujian sekolah
artinya mata pelajaran tersebut cukup dujikan oleh sekolah sendiri. Mata
pelajaran yang diujikan tingkat nasional adalah mata pelajaran Bahasa
Indonesia, mata pelajaran Matematika, dan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Mata Pelajaran yang lain hanya diujikan oleh sekolah
sendiri. Ada yang bersifat pasti dan ada yang bersifat ilmu sosial yang
termasuk ilmu sosial misalnya: Ilmu Pengetahuan Sosial, PKn dan Bahasa.
Ilmu sosial ini sering menjadi pilihan kedua di sekolah. Padahal ilmu
pengetahuan ini juga memberikan andil besar dalam pembentukan sikap
siswa.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
3
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki klasifikasi
materi yang dirangkumkan dalam ruang lingkup pembelajaran. Ruang
lingkup pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sesuai Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006, tentang standar Isi
meliputi: a) Persatuan dan kesatuan Bangsa, b) Norma, Hukum, dan
Perturan, c) Hak Asasi Manusia, d) Konstitusi Negara, e) Kekuasaan dan
Politik, f) Pancasila, dan g) Globalisasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa materi pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan terangkum di dalam ruang lingkup mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang terdiri dari beberapa aspek
yang meliputi: ruang lingkup persatuan dan kesatuan bangsa, ruang
lingkup norma, hukum, dan peraturan, ruang lingkup hak asasi manusia,
ruang lingkup kekuasaan dan politi, ruang lingkup Pancasila dan ruang
lingkup globalisasi.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang
diperhatikan oleh pihak di lingkungan sekolah, baik guru, maupun siswa.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dianggap banyak menuntut
hapalan, banyak membaca, dan sering berubah-ubah, sehingga banyak
siswa yang sering merasa jenuh dengan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan ini.
Situasi dan kondisi tersebut sering diperburuk dengan keadaan
bahwa siswa merasa kurang tertarik, membosankan, menganggap
pelajaran yang mudah, dan yang lebih parah lagi siswa menganggap
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
4
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran yang
menjemukan. Siswa sering beranggapan Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan kurang bermanfaat bagi siswa. Apalagi mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak masuk di dalam mata pelajaran
yang diujikan di tingkat nasional (UN), maka Pendidikan
Kewarganegaraan ini dianggap tidak begitu penting bagi siswa.
Menurut Ruminiati, (2007:1-15), menyatakan bahwa, “Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang
sangat penting untuk diajarkan pada jenjang Sekolah Dasar”.
Kenyataannya bahwa pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
salah satu pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat yang
cenderung pada pendidikan efektif.
Penulis berasumsi bahwa metode mengajar juga menjadi salah satu
penyebab yang ikut memperburuk pandangan dari berbagai pihak tentang
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Lebih-lebih apabila mata
pelajaran Pendidikan Kewarnegaraan ini disampaikan dengan cara-cara
atau metode yang kurang menarik oleh guru. Misalnya penggunaan
metode yang monoton berceramah, metode pemberian tugas, metode yang
kurang bervariasi. Kebosanan dan kejenuhan siswa akan semakin cepat
muncul dalam kondisi seperti itu.
Kondisi dan keadaan seperti itu akan merupakan bukti bahwa siswa
kurang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Partisipasi yang kurang atau rendah bagi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
5
siswa, akan semakin sulit bagi guru untuk dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Prestasi yang baik tidak akan tercapai.
Guru juga sulit membangkitkan partisipasi belajar siswa.
Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa, “Suatu
masalah di dalam kelas, motivasi misalnya adalah proses membangkitkan,
mempertahankan, dan mengontrol minat-minat”. Minat belajar anak harus
ditumbuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Partisipasi siswa yang
tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran serta atau aktifitas siswa
dalam mengikuti kegiatan dalam pembelajaran. Proses membangkitkan
partisipasi siswa dalam belajar, mempertahankan minat belajar, dan
mengontrol minat belajar menjadi lebih, menjadi bagian yang sangat
penting dalam proses belajar dan mengajar. Jadi tanpa motivasi dan
partisipasi yang tinggi, akan menjadi sulit bagi guru-guru dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Partisipasi belajar siswa di SD Negeri I Adikarto Kecamatan
Adimulyo Kabupaten Kebumen, dapat muncul dari dalam diri sendiri atau
dari luar diri sendiri. Kecerdasan, keinginan, cita-cita, kesenangan,
merupakan faktor munculnya partisipasi yang berasal dari dalam. Hal ini
dapat menimbulkan partisipasi dalam pembelajaran yang cukup tinggi.
Kondisi lingkungan, kondisi sekolah, metode mengajar, merupakan faktor
yang mempengaruhi munculnya partisipasi yang berasal dari luar diri
siswa yang mempengaruhi minat belajar siswa.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
6
A.1. Profil SD Negeri 1 Adikarto
A.1.1.Tujuan Pendidikan Dasar
Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan dirumuskan mengacu
pada tujuan umum pendidikan. Adapun tujuan umum pendidikan dasar
adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut. Mengacu pada tujuan umum tersebut, tujuan pendidikan dasar
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
2. Meningkatkan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
3. Membekali peserta didik denagn pengetahuan yang memadai
agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
4. Mengembangkan keragaman potensi dan karakteristik daerah
dan lingkungan untuk menghasilkan lulusan yang dapat
memberi kontribusi bagi pengembangan daerah.
5. Mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan nasional
6. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
7. Mendukung peningkatan rasa toleransi dan kerukunan antar
umat beragama
8. Mendorong peserta didik agar mampu bersaing secara global
sehingga dapat hidup berdampingan dengan anggota
masyarakat dan bangsa lain di dunia.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
7
9. Mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia
10. Menjunjung kelestarian dan keragaman budaya
11. Mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender
12. Mengembangkan visi, misi, dan tujuan sekolah.
A.1.2.Visi SD Negeri I Adikarto Kecamatan Adimulyo
Berakhlak mulia, unggul dalam prestasi, dan santun dalam
berperilaku.
Misi Sekolah SD Negeri I Adikarto, Kecamatan Adimulyo:
1. Menumbuhkan pemahaman dan penghayatan ajaran agama
sehingga tercipta pribadi yang beriman, bertaqwa, dan berbudi
pekerti yang luhur.
2. Mengusahakan peningkatan prestasi peserta didik, yang
meliputi: keterampilan, kecerdasan, dan berpengetahuan serta
berwawasan luas.
3. Memotivasi peserta didik dan mengenali dirinya untuk dapat
membantu mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki.
4. Memelihara budaya bangsa dan melestarikan budaya daerah
5. Mengembangkan sikap hormat dan menghargai orang lain
6. Menanamkan sikap kejujuran dan kearifan.
7. Mengembangkan jiwa seni dan budaya serta kesetiakawanan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
8
8. Menumbuh kembangkan rasa cinta kebersihan, keindahan,
keamanan, kesehatan, dan kekeluargaan.
Tujuan umum pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar di SD
Negeri I Adikarto, mengacu pada tujuan umum Pendidikan Dasar yaitu
meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan (life skill) untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut. Secara khusus sesuai dengan Visi dan Misi sekolah SD Negeri
I Adikarto, tujuan SD Negeri I Adikarto pada setiap tahun pelajaran
mengantarkan siswa/peserta didik untuk dapat:
1. Meningkatkan pemahaman dan penghayatan ajaran agama
sehingga tercipta pribadi yang beriman, bertakwa, dan berbudi
pekerti yang luhur
2. Mengoptimalkan kualitas lulusan (output) sehingga mampu
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan di atasnya yaitu
SMP atau MTs atau yang sederajat.
3. Memotivasi siswa agar dapat mengenali dirinya lebih mendalam
untuk dapat mengembangkan bakat dan keterampilan yang dimiliki
sesuai dengan tuntutan zaman.
4. Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan yaitu guru dan
karyawan sesuai dengan tuntutan program pembelajaran yang
berkualitas untuk masa mendatang.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
9
5. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai
dengan potensi dan minat siswa, seperti olahraga, kesenian, dan
keterampilan.
6. Melatih berbagai bidang pengajaran yang berorientasi pada
kecakapan hidup, seperti membuat kerajinan anyaman, sangkar
burung, dan kerajinan lain.
7. Melatih peserta didik untuk dapat terlibat dalam melaksanakan,
keamanan, kebersihan, keindahan, ketentraman, dan kekeluargaan
di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.
8. Melatih semua peserta didik bersikap jujur dan arif dalam
bertindak.
Tempat penelitian yang digunakan peneliti dapat dilihat pada
papan sekolah SD Negeri 1 Adikarto, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten
Kebumen berikut ini.SD Negeri 1 Adikarto merupakan salah satu sekolah
yang letaknya di pinggir jalan raya dan berdekatan dengan Kantor Urusan
Agama dan Gedung Pramuka UPT Dinas Dikpora Unit Kecamatan
Adimulyo, Kabupaten Kebumen.Terletak di pertigaan jalan sehingga
kebisingan juga sering terdengar ketika pagi saat orang berangkat kerja
dan siang saat pulang kerja.
SD Negeri 1 Adikarto, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten
Kebumen.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
10
Gambar 1.1
Lokasi SD Negeri 1 Adikarto Kecamatan Adimulyo
Sumber: Data Primer (2016)
Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran yang rendah sering
ditemui di dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Kelas IV, kelas V, dan Kelas VI SD Negeri I
Adikarto, Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen. Hal ini terlihat dari
sedikitnya peserta didik yang bertanya, menjawab pertanyaan guru,
ataupun berpendapat ketika proses pembelajaran berlangsung. Peserta
didik kurang terbiasa menanyakan atau mohon penjelasan kepada guru
masalah pelajaran yang dirasa kurang jelas. Sedikitnya peserta didik yang
mau bertanya dan menjawab pertanyaan guru ataupun mengeluarkan
pendapat saat proses pembelajaran, menunjukan bahwa partisipasi atau
keaktifan siswa rendah.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
11
Partisipasi siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
kelas IV, V dan VI, cukup rendah. Hal ini terbukti dari ketika proses
pembelajaran, siswa yang berpartisipasi dengan menyampaikan pendapat
sangat sedikit. Misalnya di kelas IV, dari jumlah siswa dua puluh tiga
hanya dua atau tiga siswa saja yang bertanya atau menyampaika pendapat.
Di kelas V, dari siswa yang berjumlah lima belas juga dua atau tiga yang
bertanya dan menyampaikan pendapat. Sedang di kelas VI, dari jumlah
siswa duapuluh satu kadang sampai lima siswa yang bertanya. Hal ini
sebagai bukti bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarnegaraan juga masih rendah.
Selain partisipasi siswa kelas IV, V dan VI terhadap mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang masih rendah, hasil belajarnya pun
belum memuaskan. Belum semua hasil belajar siswa mencapai KKM yang
telah ditentukan. KKM yang sudah ditentukan merupakan syarat minimal
yang harus dipenuhi siswa.Oleh karena itu sekolah berharap semua siswa
dapat mencapai KKM.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas IV, kelas V, dan kelas VI
mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD Negeri I Adikarto
75.Artinya batas nilai yang harus dicapai siswa minimal 75 baru dapat
dikatakan tuntas belajarnya. Padahal berdasarkan data yang ada nilai
Ulangan Akhir Semester (UAS) semester I Tahun Pelajaran 2015/2016
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV, dari jumlah siswa
dua puluh tiga, tujuhbelas siswa (73, 91 % tuntas) mendapat nilai lebih
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
12
atau sama dengan 75, sedang enam siswa (26, 09 % belum tuntas)
mendapat nilai kurang dari 75. Rat-rata nilai siswa 76, 60. Untuk kelas V,
dari jumlah siswa 14 siswa 8 siswa (57,14 % tutas) mendapat nilai lebih
dari 75, dan 6 siswa (42,86 % belum tuntas) mendapat nilai kurang dari
75. Rata–rata nilai siswa 75,42. Dan kelas VI dari jumlah siswa 21 siswa,
15 siswa (71, 43 % tuntas) mendapat nilai lebih dari 75, sedang 6 siswa
(28, 57 % belum tuntas) mendapatkan nilai kurang dari 75. Nilai rata-rata
siswa 75, 10. Untuk lebih jelasnya data awal tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1.1 di bawah:
Tabel 1.1
Tabel Nilai PKn Semester 1 Tahun 2015/2016 kelas IV,V, dan VI
No Kelas Jumlah
Siswa
Nilai
Rerata
Prosentase
Tuntas Belum Tuntas
1 IV 23 75,65 75,57 26,09
2 V 14 75,36 57,14 42,86
3 VI 21 75,33 71,43 28,57
Sumber: Data Primer Diolah (2016)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
13
Gambar 1.2
Diagram Nilai PKn Semester 1 kelas IV, V, V
Kondisi seperti inilah yang menarik bagi peneliti, untuk
Sumber: Data Primer Diolah (2016)
Kondisi seperti inilah yang menarik bagi peneliti, untuk
mengadakanpenelitian, bagaimana meningkatkan partisipasi keaktifan
siswa menjadi lebih tinggi dan meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Menurut penulis salah satu
cara untuk dapat meningkatkan partisipasi keaktifan siswa dan
meningkatkan hasil belajar terhadap mata pelajaran Pendidikan
Kewaraganegaraan dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran
menggunakan Metode Tutor Sebaya.
Terkait hal-hal di atas maka penulis berniat hendak mendalami lebih
jauh tentang bagaimana meningkatkan partisipasi dan hasil belajar PKn
siswa kelas IV, V, dan VI melalui penerapan pembelajaran dengan
menggunakan Metode Tutor Sebaya di SD Negeri I Adikarto Kecamatan
Adimulyo Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
14
B. Perumusan Masalah
Pembelajaran yang melibatkan siswa sebagai subyek sudah saatnya
kita lakukan.Siswa bukan lagi sebagai obyek pembelajaran. Siswalah yang
seharusnya banyak dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran atau proses
belajar mengajar di sekolah-sekolah. Terlebih di sekolah dasar siswa
dituntut untuk banyak berpartisipasi dalam pembelajaran. Guru hendaknya
dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar. Guru harus berusaha
meningkatkan partisipasi siswa. Penulis berasumsi bahwa semakin banyak
siswanya yang berpartisipasi berarti pembelajaran semakin hidup dan
pembelajaran guru semakin berhasil. Berhasilnya guru dalam
pembelajaran berarti hasil belajar siswa dapat meningkat. Guru
hendaknya dapat berusaha agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Unsur
yang dapat mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengajar salah
satunya adalah keaktifan atau partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Dunia pendidikan sudah saatnya menyesuaikan dengan paradigma
baru tentang pembelajaran yang menyenangkan. Siswa tidak merasa
tertekan oleh siapapun dalam belajar. Siswa dapat merasakan kegembiraan
dalam belajar, sehingga potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang
dengan baik. Siswa hendaknya dibimbing untuk dapat mengembangkan
diri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hal seperti ini dapat kita
capai melalui dengan mengubah mindset pembelajaran. Penulis berniat
hendak mencoba mengadakan percobaan dan penelitian pembelajaran
dengan Metode Tutor sebaya, dengan harapan dapat meningkatkan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
15
partisipasi atau keaktifan dan hasil belajar siswa atau ketuntasan dalam
pembelajaran umumnya dan khususnya pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di SD Negeri I Adikarto semester II tahun 2015/2016.
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas dapat dirumuskan
beberapa masalah yang berkaitan dengan judul penelitian, sebagai berikut:
1. Rendahnya partisipasi siswa kelas IV, V, dan VI dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD Negeri I
Adikarto Kecamatan Adimulyo semester II Tahun Pelajaran
2015/2016.
2. Perlunya meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri I
Adikarto; Kecamatan Adimulyo semester II Tahun Pelajaran
2015/2016.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas yang menjadi pertanyaan
penelitian adalah:
1. Apakah penerapan pembelajaran dengan menggunakan Metode
Tutor Sebaya mampu meningkatkan partisipasi dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IV,
V dan VI SD Negeri I Adikarto Kecamatan Adimulyo Semester
II Tahun Pelajaran 2015/2016?
2. Apakah penerapan pembelajaran dengan menggunakan Metode
Tutor Sebaya mampumeningkatkan hasil belajar Pendidikan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
16
Kewarganegaraan siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri I
Adikarto, Kecamatan Adimulyo semester II Tahun Pelajaran
2015/2016?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk menguji penerapan pembelajaran menggunakan Metode
Tutor Sebaya mampumeningkatkan partisipasi siswa dalam
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IV,
V dan VI SD Negeri I Adikarto Kecamatan Adimulyo semester
II Tahun Pelajaran 2015/2016?
2. Untuk mendiskripsikanpeningkatan hasil belajar Pendidikan
Kewarganegaraan siswa kelas IV, V, dan VI SD Negeri I
Adikarto, Kecamatan Adimulyo semester II Tahun Pelajaran
2015/2016?
E. Manfaat Penelitian
Proses pembelajaran yang diharapkan adalah proses pembelajaran
yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Dengan istilah lain disebut
pembelajaran PAKEM. Pembelajaran PAKEM hendaknya merupakan
idaman setiap guru. Oleh karena itu Pembelajaran Aktif Kreatif dan
Menyenangkan (PAKEM) diharapkan selalu dapat ditemui pada proses
belajar mengajar yang ada di sekolah-sekolah. Guru diharapkan dapat
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
17
membuat situasi yang menyenangkan siswa dalam belajar. Siswa dapat
dengan gembira mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan guru.
Kenyataan di lapangan tidak sedikit guru yang masih menyampaikan
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas secara monoton menggunakan
Metode Ceramah dan Tanya Jawab yang kurang bervariasi. Siswa masih
diposisikan sebagai obyek pembelajaran.
Guru masih mengajar dengan metode yang belum bervariasi. Guru
lebih banyak menggunakan metode ceramah dari pada metode yang dapat
mengaktifkan siswa. Siswa dianggap sebagai obyek pembelajaraan,
sehingga pembelajaran pun masih banyak didominasi oleh guru. Siswa
diam tetapi pasif, artinya guru belum menggunakan metode yang
bervariasi sehingga menyenangkan siswa dalam belajar.Penguasaaan kelas
masih didominasi oleh guru. Guru masih kurang memberi kesempatan
siswa untuk berpartisipasi aktif. Padahal dunia pendidikan sekarang
berharap guru dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran,
sehingga nantinya dapat berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Siswa menjadi semakin banyak berpartisipasi dan hasil belajarnyapun
menjadi semakin meningkat.
Melalui penelitian yang berjudul “ Peningkatan Partisipasi dan Hasil
Belajar PKn Siswa Kelas IV, V, dan VI Melalui Metode Tutor Sebaya di
SD Negeri I Adikarto Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016” dapat
bermanfaat sebagai berikut:
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
18
1. Manfaat bagi siswa, pembelajaran dengan metode tutor sebaya
dapat menjadikan pembelajaran yang menyenangkan, dapat
mengembangkan pengetahuan yang lebih luas, bagi siswa yang
pandai, dan dapat memberikan bantuan untuk lebih paham bagi
siswa yang kurang mampu. Karena mereka akan menjadi lebih
berani bertanya kepada temannya sendiri, mangungkapkan
pendapat atau pun menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan melalui temannya yang menjadi tutornya.
2. Manfaat bagi guru, penelitian ini dapat memberikan sumbangan
yang bermanfaat dalam mengembangkan proses pembalajaran
yang aktif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM). Bermanfaat
juga sebagai sumbangan praktis untuk meningkatkan partisipasi
siswa dalam pembelajaran dan mengembangkan kemampuan
bagi siswa yang mempunyai kemampuan lebih dari teman-
temannya di kelas.
3. Manfaat bagi peneliti yang lain, hendaknya penelitian ini dapat
dijadikan acuan untuk meneliti hal yang sama secara lebih
mendalam dan teliti, sehingga hasilnya akan lebih akurat dan
lebih bermanfaat karena lebih sempurna.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
sangat penting untuk diajarkan di Sekolah Dasar (SD) Ruminiati
(2007:1-15) menyatakan bahwa, “Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan
langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada
pendidikan efektif”.
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan juga dijelaskan di
dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi. Di
dalam permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi tertulis
bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun
1945.
Melalui mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kegiatan
pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan yang diharapkan
sebagaimana tercantum pada Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
tentang standar isi, meliputi: 1) Berpikir secara kritis dan rasional
dalam menghadapi isu kewarganegaraan 2) Berpartisipasi secara aktif,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
20
bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti korupsi. 3)
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa lain. 4) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam
percaturan dunia baik scara langsung maupun tidak langsung dengan
memanfaatkan ilmu dan teknologi.
Menurut Zamroni (2006:7) Pengertian Pendidikan
Kewarganegaraan adalah: “Pendidikan demokrasi yang bertujuan
untuk mempersiapakan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak
demokratis melalui aktifitas menanamkan kesadaran kepada generasi
baru, bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
paling menjamin hak-hak warga masyarakat”. Diharapkan dapat
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki
komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, hakekatnya NKRI adalah negara
kebangsaan modern.
Pendidikan Kewarganegaraan dalam Depdiknas (2006:49).
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
21
oleh Pancasila dan UUD 1945. Lebih lanjut Soemantri (2001:154),
menyatakan bahwa:
“PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara”.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa tujuan mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terbagi menjadi beberapa
aspek. Aspek berpikir merupakan awal dari adanya partisipasi
individu, sehingga individu secara positif dapat berkembang dan
berinteraksi dengan pihak lain.
Hamalik (1991:73) dalam Masiku (2003:10) mengemukakan bahwa:
Tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa dapat efisien dan efektif dalam belajar”. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal dengan istilah tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu temen-temannya dalam belajar di dalam kelas.
Pengertian tutor dapat diartikan sebagai orang yang
memberikan tutorial atau tutoring, sedang tutorial atau tutoring
adalah bimbingan yang dapat berupa bantuan, petunjuk, arahan,
ataupun motivasi baik secara individu maupun kelompok dengan
atujuan agar siswa dapat lebih efetif dan efisien dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga tujuan dalam kegiatan pembelajaran
tersebut dapat tercapai dengan baik.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
22
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional Jakarta (Tim Perumus, 2008:150) dijelaskan
bahwa “Baya adalah umur, berumur atau tua, sedang sebaya adalah
sama umurnya (tuanya), hampir sama (kekayaannya,
kepandaiannya, dsb), seimbang atau sejajar”. Pengertian lain
menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah hampir sama;
(Yuwono dan Abdullah, 1994:367). Kamus konseling (Sudarsono,
1997:31), mengemukan bahwa teman sebaya berarti teman-teman
yang sesuai atau sejenis, perkumpulan atau kelompok pra puberteit
yang mempunyai sifat–sifat tertentu dan terdiri dari satu jenis.
Menurut Suryo dan Amin (1984:51) dalam (Muslim; 2006:4)
bantuan yang diberikan teman-teman sebaya pada umumnya dapat
memberikan hasil yang cukup baik. Peran teman sebaya dapat
menumbuhkan dan membangkitkan persaingan hasil belajar secara
sehat, karena siswa yang dijadikan tutor, eksistensinya diakui oleh
teman-teman sebayanya. Dalam satu kelas selisih usianya antara
siswa yang satu dengan yang lain tentu relatif kecil atau hampir
sama, sehingga dalam satu kelas terdapat kelompok teman sebaya
yang saling berinteraksi satu dengan yang lain, antar siswa dengan
siswa lain, sehingga akan terbentuk pola tingkah laku yang dipakai
dalam pergaulan mereka. Dalam interaksi tersebut tidak menutup
kemungkinan antar siswa satu dengan siswa yang lain akan saling
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
23
membantu. Mereka akan saling membutuhkan dalam pembelajaran
untuk dapat memperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik.
Pembelajaran tutor sebaya adalah pembelajaran yang berpusat
pada siswa. Dalam hal ini siswa belajar dari siswa yang lain yang
memiliki status umur, kematangan, atau harga diri yang tidak jauh
berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak akan merasa
begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari “gurunya”
yang tidak lain adalah temannya sendiri. Dalam metode tutor
sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan
belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan yang
diberikan teman-teman sebaya dapat menghilangkan
kecanggungan dan keragu-raguan. Bahasa teman sebaya dapat
menjadi lebih mudah ditangkap oleh teman yang lain dan lebih
mudah dipahami. Selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa
enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya. Sehingga diharapkan
siswa yang kurang mampu atau kurang pandai tidak malu-malu
atau segan-segan untuk bertanya atau mengungkapkan kesulitan-
kesulitan yang dihadapinya (Suherman, 2003: 277) dalam Muslim
(2006:4 ).
Menurut Suryo dan Amin (1984:51), yang dimaksud
dengan “Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa
yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa
tertentu yang mengalami kesulitan belajar”. Tugas sebagai tutor
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
24
merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman dan sebenarnya
merupakan kebutuhan anak itu sendiri, karena dalam model
pembelajaran tutor sebaya ini, mereka (para tutor) harus berusaha
mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap dengan
teman sebaya mereka, mencari perannya sendiri, mengembangkan
kecakapan intelektual dan sosial. Dengan demikian beban yang
diberikan kepada mereka akan memberi kesempatan untuk
mendapatkan perannya, bergaul dengan orang-orang lain, dan
bahkan akan dapat berusaha mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman yang baru.
Tutor teman sebaya juga dapat diartikan sebagai perekrutan
salah satu siswa guna memberikan satu per satu pembelajaran
kepada siswa yang lain, dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan melalui partisipasi peran tutor. Menurut Zaini dalam
Suyitno: (2002:60) mengatakan bahwa metode belajar yang paling
baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena
itu pemilihan model pembelajaran dengan metode tutor sebaya
sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di
dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya.
Salah satu dari empat pilar belajar yang ditetapkan oleh
UNESCO adalah Learning to Do (belajar untuk melakukan sesuatu
atau berbuat). Learning to Do dapat terjadi jika si pembelajar
(siswa) difasilitasi untuk mengaktualisasikan kompetensi, bakat,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
25
dan minat yang dimilikinya. Sedang pilar pilar belajar yang lain
adalah belajar mengetahui (learning to know), belajar menjadi
seseorang (learning to be) dan belajar hidup bersama (learning
tolive together)
Pembelajaran dengan menerapkan Metode Tutor Sebaya akan
dapat mendukung salah satu pilar belajar tersebut di atas, jika
siswa yang ditunjuk sebagai tutor memiliki kriteria tertentu.
Surya (1985: 54 ), menyebutkan bahwa kriteria tutor sebaya
adalah :
1) tutor membantu siswa yang kesulitan berdasar petunjuk guru, 2) siswa yang ditunjuk sebagai tutor hendaknya diperhatikan segi kemampuan dalam penguasaan materidan kemampuan membantu orang lain, 3) dalam pelaksanaanya tutor-tutor ini dapat membantu teman-temannya baik secara individual maupun secara kelompok sesuai petunjuk guru, 4) tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan-kegiatan kelompok. Dalam hal tertentu ia dapat berperan sebagai guru.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa siswa
yang ditunjuk sebagai tutor sebaya harus memenuhi kriteria
tertentu yang sudah ditentukan yakni siswa yang memiliki
keunggulan kompetensi dibandingkan siswa yang lain di kelasnya.
Selanjutnya Surya (1985) juga mengatakan bahwa keuntungan
Metode Tutor Sebaya adalah: 1) adanya suasana hubungan yang
lebih dekat dan akrab antara murid yang dibantu dengan murid
yang memberi bantuan, 2) bagi tutor sendiri sebagai kegiatan
remideal yang merupakan kesempatan untuk pengayaan dalam
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
26
belajar dan juga menambah motivasi belajar, 3) bersifat efisien,
yang artinya bisa lebih banyak dibantu, dan 4) dapat meningkatkan
rasa tanggung jawab dan kepercayaaan diri.
Dari pendapat di atas dapat diambilkesimpulan bahwa Metode
Tutor Sebaya dapat menimbulkan sebuah penguatan baik bagi
siswa yang dibantu maupun siswa yang membantu dalam
mengkonstruksikan pengetahuan atau konsep, karena tutor sebaya
dibangun dengan jalinan kedekatan dan keakraban serta kasih
sayang.Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam kelompok-
kelompok kecil memerlukan peran aktif dari para siswa sebagai
subyek ajar. Dengan demikian proses pembelajaran akan
berlangsung lebih efektif dan lebih bermakna.
Menurut Shres dalam Sutikno (2007), beberapa usaha yang
dapat dilakukan oleh guru dalam mendorong atau memacu
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut; 1) sabar saat menunggu respon, karena seseorang siswa
dalam menyampaikan gagasannya perlu waktu, 2) pantau
partisipasi kelas, untuk mengetahui apakah siswa tertentu
berkembang partisipasinya, 3) beri siswa tugas yang memerlukan
komunikasi misalnya beri tugas dia sebagai asisten guru, tutor
sebaya, atau menjadi ketua suatu kelompok kecil dari sebuah grup
diskusi.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
27
Metode Tutor Sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang
dilakukan dengan cara memberdayakan siswa yang memiliki daya
serap yang tinggi dari kelompok siswa itu sendiri untuk menjadi
tutor bagi teman-temannya. Siswa yang menjadi tutor bertugas
untuk memberikan materi belajar dan latihan kepada teman-
temannya (tutee) yang belum paham terhadap materi yang
diberikan oleh gurunya sendiri.
Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas
terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang
lain yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran yang
dipelajarinya (Suherman, et al. 2003)
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran tutor
sebaya adalah pembelajaran yang pelaksanaannya dengan cara
membagi kelas dalam beberapa kelompok kecil yang sumber
belajarnya bukan guru, melainkan teman sebayanya yang lebih
pandai dan lebih cepat dalam menguasai materi yang diajarkan
oleh guru. Dalam pembelajaran dengan metode tutor sebaya ini,
siswa yang dijadikan tutor hendaknya siswa yang mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman lainnya.
Sehingga pada saat dia memberikan bimbingan ia sudah dapat
menguasai materi yang akan disampaikan.
Metode atau model pembelajaran tutor sebaya dalam
kelompok kecil sangat cocok digunakan dalam pembelajaran
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
28
Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV, V dan VI. Dengan
metode pembelajaran tutor sebaya ini dimungkinkan akan dapat
meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Siswa akan
menjadi lebih aktif dan lebih berpartisipasi dalam pembelajaran di
kelas. Siswa akan menjadi lebih terampil dan berani dalam
mengungkapkan pendapatnya dalam pembelajaran. Pembelajaran
dengan Metode Tutor Sebaya ini dalam kelompok kecil dapat
meningkatkan hasil belajar.
Pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya, dalam
kelompok kecil akan lebih efektif dan efisien, apabila dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pilihlah materi pelajaran yang memungkinkan dapat
dipelajari siswa secara mandiri atau dipelajari dalam
kelompok.
2. Bagilah materi tersebut menjadi sub-sub materi (segmen
materi) untuk dibagikan pada masing-masing kelompok.
3. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen,
bila perlu sebanyak sub-sub materi yang tersedia yang akan
diajarkan guru. Siswa–siswa pandai disebar dalam
kelompok dan nanti dapat bertindak sebagai tutor dalam
kelompoknya.
4. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu
sub materi. Masing-masing kelompok dapat dipandu atau
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
29
atau dibantu dalam mempelajari sub materi oleh siswa yang
pandai yang dijadikan tutor sebaya.
5. Berikan mereka waktu yang cukup, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas.
6. Setiap kelompok melalui wakilnya (siswa yang pandai yang
ditunjuk sebagai tutor) menceritakan sub materi yang telah
dibagikan dan dipelajari dalam kelompok dan diperhatikan
oleh semua anggota kelompok.
7. Guru bertindak sebagai narasumber yang utama apabila ada
kesulitan di dalam semua kelompok.
8. Setelah semua perwakilan kelompok menyampaikan
tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi,
berilah simpulan dan klarifikasi, seandainya ada
pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
Dalam pembelajaran dengan metode tutor sebaya, guru dapat
berperan sebagai :
1. Organisator kegiatan belajar mengajar di dalam atau di luar kelas
2. Guru sebagai sumber informasi bagi siswa yang membutuhkan
3. Guru sebagai pendorong bagi siswa untuk belajar.
4. Guru sebagai orang yang mendiagnosa kesulitan siswa serta dapat
memberikan bantuan bagi siswa yang membutuhkan.
5. Guru sebagai penyedia materi pembelajaran dan agen
pembelajaran bagi siswa.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
30
Belajar merupakan aktifitas penting dalam kehidupan manusia.
Menurut Ruminati (2007:1-2) bahwa “Seseorang dapat dikatakan
belajar apabila di dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktifitas yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku yang diamati relatif lama”.
Menurut Hermawan (2007:2), “Belajar merupakan perubahan perilaku
di mana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan
bersifat menetap, yang mencakup dalam hal kognitif, afektif dan
psikomotor”.
Kualitas pembelajaran yang dilakukan sangat dipengaruhi
beberapa komponen penting baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan Muslikah (2010: 87)
bahwa hakikat pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara
peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan sumber
belajar, dan peserta didik dengan pendidik.
Belajar bukan sekedar serangkaian aktifitas psikomotor
seseorang yang melibatkan stimulus dan respon saja, tetapi juga
melibatkan proses berpikir yang sangat komplek dan bersifat
konstruktivisme. Rustaman (2011:2-6) mengemukan bahwa belajar
merupakan kegiatan konstruktif yang melibatkan pembentukan makna
dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengar. Kemudian menurut
Dahar dalam Rustaman, et al. (2011:2-7) menyatakan bahwa dalam
pelaksanaan belajar konstrutivisme terdapat kegiatan inti yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
31
meliputi: a) pengetahuan awal, b) kegiatan pengalaman nyata, c)
interaksi sosial, dan d) terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan
Pendapat di atas sesuai dengan teori belajar menurut Gagne
dalam Ruminiati (2007:1-6) yang menyatakan bahwa belajar
terjadi karena dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dari dalam
diri orang tersebut, di mana keduanya saling berinteraksi sesuai
tahapan, yaitu: a) persiapan untuk belajar dengan melakukan
tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan
kembali informasi, b) unjuk perbuatan yang digunakan untuk
selekti, mersepon, dan memberi penguatan, dan c) memberlakukan
secara umum.
Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower dalam Fudiartanto:
(2002) belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge
comprehension, or mastery of trough experience or study; 2) to fix
in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trough
experience, 4) to be come in forme of to find out.
Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian
memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui
pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan.Dengan
demikian belajar mempunyai arti adanya keaktifan atau kegiatan
dan penguasaan tentang sesuatu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya proses
belajar adalah adanya guru atau tenaga pendidik. Wahyudin
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
32
(2008:4-36) menyatakan bahwa guru merupakan fasilitator,
mediator, serta pemandu dalam mengkonstruksi pengetahuan untuk
menentukan keaktifan serta hasil belajar siswa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan aktifitas yang dapat merubah perilaku
seseorang dalam waktu yang relative lama, dipengaruhi oleh faktor
internal maupun eksternal setiap individu dan bersifat membangun
pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang
diperoleh dari berbagai tindakan. Asumsi tersebut di atas
merupakan anggapan yang mendasri penelitian melalui metode
tutor sebaya dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar PKn
siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri I Adikarto semester II Tahun
2015/2016.
Setelah melakukan kegiatan belajar, seseorang akan
memperoleh hasil dari apa yang telah dipelajari. Menurut
Kunandar (2010:276) mengemukakan bahwa hasil belajar
merupakan suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan
alat pengukuran berupa tes tertulis dan perbuatan. Selanjutnya
Ruminiati (2007:18) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
hasil interaksi stimulus dari luar dengan schemata siswa.
Sedangkan Sadiman,dkk (2006: 2) menyatakan bahwa hasil belajar
merupakan hasil perubahan tingkah laku dalam dirinya, baik
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
33
perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
bersifat relatif permanen.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, penulis
berasumsi bahwa hasil belajar merupakan hasil proses belajar
individu, perubahan tingkah laku, yang merupakan akibat dari
interaksi pengetahuan yang dimiliki dengan stimulus dari luar
dirinya, berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan bersifat
permanen.
Adapun syarat bagi seorang siswa untuk dapat dijadikan tutor
ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Untuk menentukan
seorang siswa layak atau tidak layak dijadikan tutor, maka siswa
tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan menjadi tutor yaitu
sebagai berikut: a) murid yang prestasi belajarnya tergolong baik,
b) mempunyai hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya
(Mulyadi, 2008:85-86). Sedangkan menurut Djamarah dan Zain
(2006), mengemukakan bahwa yang terpenting untuk menjadi
seorang tutor sebaya adalah sebagai berikut: a) Dapat diterima atau
disetujui oleh siswa yang mendapatkan program perbaikan
sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk
bertanya kepadanya, b) Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati
terhadap sesama kawan, c) Mempunyai daya kreatif yang cukup
untuk memberikan bimbingan yang dapat menerangkan
pembelajaran kepada teman-temannya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
34
Untuk memperoleh siswa yang memenuhi persyaratan
tersebut memang agak sukar, akan tetapi hal tersebut dapat diatasi
dengan jalan memberikan petunjuk sejelas-jelasnya tentang apa
yang harus dilakukan bagi setiap tutor sebaya. Dalam hal ini hanya
gurulah yang mengetahui jenis kelemahan siswa, sedangkan tutor
sebaya membantu pelaksanaan perbaikan, bukan mendiagnosa.
Dengan adanya persyaratan untuk memilih tutor tersebut maka
guru tidak akan sembarangan dalam menentukan tutor, sehingga
siswa yang memiliki kesulitan belajar bisa terbantu.
Keberhasilan dalam pembelajaran tidak lepas dari tujuan
yang hendak dicapai, menurut Djamarah dan Zain, dalam kegiatan
Tutor Sebaya ada dua tujuan yang akan dicapai, yaitu: 1)
Meningkatkan penguasaan para siswa sesuai dengan muatan dalam
modul-modul untuk melakukan penanganan materi yang relevan,
2) untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang belajar mandiri
dan menerapkannya pada masing-masing materi yang sedang
dipelajari.
B. Kerangka Penelitian
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah
Dasar merupakan pelajaran yang penting untuk pembentukan
kepribadian pada anak didik atau siswa. Pembelajaran PKn tidak akan
berhasil apabila belum dapat membentuk karakter siswa yang cinta
terhadap bangsa dan negara. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
35
adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan di dalam Pancasila dan
UUD 1945.
Metode pembelajaran yang dimungkinkan dapat meningkatkan
partisipasi dan hasil belajar siswa adalah Metode Tutor Sebaya. Karena
Metode Tutor Sebaya akan meningkatkan siswa dalam beraktifitas
pada saat pembelajaran berlangsung. Mereka tidak lagi takut apabila
akan bertanya, mengungkapkan pendapat, ataupun menjawab karena
yang menjadi tutor adalah temannya sendiri. Pembelajaran dengan
Metode Tutor Sebaya akan dapat meningkatkan interaksi antar teman
dalam pembelajaran. Tanpa rasa takut siswa akan bertanya atau
menjawab pertanyaan.
Pembelajaran yang berlangsung dalam kelompok yang tidak
banyak akan membantu siswa dalam memahami masalah yang
dipelajari didalam kelompoknya. Siswa yang pandai pun yang ditunjuk
sebagai tutor akan dengan mudah menyampaikan penjelasan kepada
teman yang belum paham. Jadi dengan menerapkan Metode Tutor
Sebaya diharapkan siswa yang kurang terbiasa berpartisipasi akan
menjadi aktif berpartisipasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa penerapan
Metode Turor Sebaya dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
36
PKn di kelas IV, V dan VI di SDN 1 Adikarto Semester II tahun
Pelajaran 2015/2016.Meningkatnya partisipasi dan hasil belajar PKn
siswa kelas IV, V, dan VI maka dapat meningkatkan prestasi belajar di
SDN 1 Adikarto secara umum. Penerapan Metode TutorSebaya dalam
pembelajaran PKn di SDN 1 Adkarto, secara singkat kerangka
penelitiannya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Penelitian dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir
Sumber: Data Primer (2016)
Kondisi awal
T indakan
Kondisi akhir
GURU
Pembelajaran dilaksanakan
oleh guru dengan metode gabungan , ceramah, tugas, diskusi, dan Tanya jawab
SISWA
Hasil belajar PKn
GURU
Pembelajaran dilaksanakan
dengan penekanan pada
metode tutor sebaya
KESIMPULAN
Pembelajaran dengan menggunkan metode tutor sebaya dapat meningkatkan partisipasi danhasil belajar PKn
semester 2 bagi siswa kelas IV,V, dan VI SD Negeri 1 Adikarto, Kecamatan Adimulyo
SIKLUS I
Pembelajaran PKn dengan penerapan metode tutor
sebaya
SIKLUS II
Pembelajaran PKn dengan penerapan metode tutor sebaya yang didasarkan
pada siklus 1
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan/Desain Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di kelas IV, V, dan VI SD
Negeri I Adikarto Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen. SD
Negeri I Adikarto Kecamatan Adimulyo yang beralamat di Jalan
Petanahan Nomor 9 Desa Adikarto Kecamatan Adimulyo terletak di
pinggir Jalan Raya Guyangan Petanahan. Selain di pinggir jalan Raya
Guyangan Petanahan, SD Negeri I Adkarto juga terletak dekat dengan
kantor UPT Dinas Dikpora Unit Kecamatan Adimulyo.Jaraknya hanya
kurang lebih 150 m.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu mulai bulan
Maret sampai dengan bulan Mei 2016, karena penelitian tindakan kelas
ini memerlukan beberapa siklus dan membutuhkan proses
pembelajaran yang efektif di masing-masing kelas. Subyek penelitian
adalah ini siswa kelas tinggi SD Negeri 1 Adikarto yang jumlahnya 58
siswa. Semua polulasi dijadikan sampel penelitian. Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono,
2010:117).
Populasi yang akan dijadikan sebagai obyek dalam penelitian
ini adalah siswa SD Negeri I Adikarto yang terdiri dari kelas IV,V, dan
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
38
VI. Kelas IV berjumlah 23 siswa, kelas V berjumlah 14 siswa, dan
kelas VI berjumlah 21 siswa. Sampel dapat diartikan suatu himpunan
bagian (subset) dari unit populasi yang diambil sebagai obyek dalam
penelitian. Menurut (Sugiyono, 2010:118) sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Secara umum sampel yang baik adalah yang dapat mewakili
sebanyak mungkin karakteristik populasi. Sampel harus valid artinya
dapat mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Agar penelitian ini
dapat memperoleh data yang akurat, dan karena jumlah populasi yang
tidak begitu banyak maka penulis mengambil sampel penelitian semua
populasi yang ada pada kelas IV, V, dan VI.
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas tinggi
di SD Negeri I Adikarto yang terdiri dari: 1) kelas IV yang berjumlah
23 anak terdiri dari siswa laki-laki 12 anak dan siswa perempuan 11
anak, 2) kelas V yang berjumlah 14 anak terdiri dari siswa perempuan
8 anak dan perempuan 6 anak, dan siswa kelas VI yang berjumlah 21
anak terdiri dari 12 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.
Pemilihan subyek penelitian tindakan kelas ini memilih kelas
tinggi dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi dan dapat
meningkatkan hasil belajar di kelas tinggi, pada Tahun Pelajaran
2015/2016 Semester II SD Negeri I Adikarto. Metode yang dilakukan
adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas yang merujuk pada model
Kur Lewin yang terdiri dari empat tahap (Arikunto, 2006:16) yaitu: 1)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
39
Tahap Perencanaan, 2) Tahap Pelaksanaan, 3) Tahap Pengamatan, dan
4) Tahap Refleksi.
Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian meliputi empat
tahap yang dilakukan secara berurutan. Adapun empat tahap tersebut
yaitu perencanaan, pelaksanan, pengamatan dan refleksi. Empat tahap
tersebut dilaksanakan dalam siklus. Berikut gambaran siklus penelitian
oleh Kemmis dan Taggart dalam Kasbuloh (2011:63)
Gambar 3.1
Siklus penelitian oleh Kemmis dan Taggart
Sumber: Kasbuloh (2011:63)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
40
1. Perencanaan
Rencana dalam penelitian ini disusun berdasarkan masalah yang
hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Secara
operasional dapat dinyatakan bahwa rencana perlu disusun untuk menguji
secara empirik dari ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan.
2. Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini hendaknya berupa
peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal. Pada pelaksanaan
tindakan, guru berperan sebagai pemberdaya siswa. Tindakan yang akan
dilaksanakan mengacu pada program yang telah disiapkan dan disepakati
bersama dengan teman sejawat. Untuk mengetahui perubahan yang
muncul dan kekurangan atau kelemahan pelaksanaan tindakan, pengamat
menggunakan alat pengumpul data atau instrumen yang telah dibuat yang
berupa format isian.
3. Pengamatan
Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dapat disejajarkan
kedudukannya dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian
formal. Istilah observasi lebih sering digunakan dalam penelitian karena
data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang proses berupa
perubahan proses pembelajaran terhadap partisipasi siswa, walaupun data
tentang hasil pembelajaran juga diperlukan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
41
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan
eksplansi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari
pelaksanaan tindakan. Refleksi merupakan bagian yang amat penting
untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil
(perubahan) yang terjadi sebagai akibat tindakan (intervensi) yang
dilakukan. Adanya perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas peneliti merencanakan penelitian
dengan menggunakan dua siklus, dalam satu siklus ada satu pertemuan
untuk masing-masing kelas, sehingga tindakan dilaksanakan selama dua
pertemuan. Masing-masing siklus akan dijelaskan dalam beberapa tahap
sebagai berikut:
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan langkah-
langkah tindakan kelas yang ditempuh dalam penelitian sebagaimana yang
disebutkan oleh Arikunto (2006:16), yaitu:
1. Penelitian Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ada beberapa kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti yang antara lain:
1) Peneliti menganalisa materi dan sub materi pelajaran kelas IV,
V dan VI yang dapat dikembangkan pembelajarannya melalui
Metode Tutor Sebaya.
2) Mengidentifikasi masalah dan alternatif pemecahannya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
42
3) Menyusun skenario pembelajaran yang selanjutnya dituangkan
di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4) Menyiapkan bahan materi pelajaran dan menyusun kelompok
siswa pada masing-masing kelas IV, V, dan VI.
5) Mempersiapkan tugas kelompok yang akan didiskusikan oleh
masing-masing kelompok dan soal tes untuk mengukur hasil
belajar. (Terlampir)
b. Pelaksanaan.
Pelaksanaan Siklus 1 direncanakan pada bulan April, minggu
kedua, yaitu pada jam pelajaran PKn untuk kelas IV, V, dan VI.
Kelas IV, hari Senin tanggal 11 April 2016, kelas V, hari Selasa,
tanggal 12 April 2016, dan kelas VI hari Jumat, tanggal 15 April
2016. Masing kelas satu pertemuan 2 jam pelajaran. Materi yang
disampaikan adalah kelas IV tentang Sistem Pemerintahan Pusat
(Lembaga Lislatif: MPR, DPR dan DPD), Kelas V, tentang
Kebebasan Berorganisasi (Pengertian Organisasi), dan kelas VI
tentang Kerja Sama Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara
(Bentuk Kerja Sama Negara-Negara Asia Tenggara)
1) Persiapan
Dalam tahap persiapan ini penulis mempersiapkan RPP yang
akan digunakan untuk proses pembelajaran, baik untuk kelas
IV, kleas V, dan kelas VI yang dilengkapi dengan lembar tugas
masing-masing kelompok pada setiap kelas.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
43
2) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok dengan
beranggotakan 5-7 siswa untuk setiap kelompoknya.
3) Guru memilih dan menyuruh seorang siswa untuk menjadi
tutor tiap-tiap kelompok yaitu siswa yang dianggap mempunyai
kemampuan lebih dari anggota kelompok yang lain pada
kelompoknya.
4) Setiap tutor dalam kelompoknya bertugas untuk memimpin
diskusi atau mengerjakan tugas kelompok dan menjawab atau
memberi penjelasan terhadap kesulitan-kesulitan anggota
dalam kelompoknya berdasarkan petunjuk guru.
5) Pelaksanaaan diskusi kelompok dipimpin oleh tutor pada
masing-masing kelompok dengan bimbingan guru.
6) Perwakilan msing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya kemudian masing-masing siswa diberi
kesempatan untuk menangggapi, bertanya, mengungkapkan
pendapat, atau menjawab pertanyaan.
7) Guru mengamati jalannya diskusi kelompok dan diskusi kelas
sambil mencatat partisipasi siswa baik yang bertanya,
mengungkapkan pendapat, atau menjawab pertanyaan dengan
memberikan tanda centang pada lembar pengamatan yang
sudah disiapkan.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
44
8) Memberikan kesimpulan hasil pembelajaran, guru bersama
siswa menyimpulkan jawaban akhir semua pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang disampaikan.
9) Siswa mengerjakan tes untuk mengukur sejauhmana
pengetahuan siswa tentang materi yang sudah disampaikan.
c. Pengamatan
Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan atau
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan lembar pengamatan. Penulis menilai kemampuan
siswa dalam mengerjakan soal tes yang telah diberikan untuk
mengetahui hasil belajar.
d. Refleksi.
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk melakukan
penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul dan
segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan.
Pelaksanaan evaluasi juga meliputi pengolahan data, seperti
pengumpulan data, reduksi data dan penyajian data, serta refleksi
terhadap hasil evaluasi untuk kemudian dilakukan tindakan
kembali berupa perbaikan pembelajaran. Pada tahap ini peneliti
merefleksi tindakan yang dilakukan oleh guru untuk mengkaji
apakah partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat, serta
apakah hasil belajar siswa sudah mencapai KKM yaitu 75 atau
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
45
belum. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahap siklus I ini
akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus II.
2. Penelitian Siklus 2
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ada beberapa kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti yang seperti pada siklus 1 antara lain:
1) Peneliti menganalisa materi dan sub materi
pelajaran kelas IV, V dan VI yang dapat
dikembangkan pembelajarannya melalui metode
Tutor Sebaya.
2) Mengidentifikasi masalah dan alternatif
pemecahannya.
3) Menyusun skenario pembelajaran yang selanjutnya
dituangkan di dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
4) Menyiapkan bahan materi pelajaran dan menyusun
kelompok siswa pada masing-masing kelas IV, V,
dan VI.
5) Mempersiapkan tugas kelompok yang akan
didiskusikan oleh masing-masing kelompok dan
soal tes untuk mengukur hasil belajar. (Terlampir)
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
46
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan Siklus 2 direncanakan bulan Mei, minggu
kedua, yaitu pada jam pelajaran PKn untuk kelas IV, V, dan
VI. Kelas IV, hari Senin tanggal 9 Mei 2016, kelas V, hari
Selasa, tanggal 10 Mei 2016, dan kelas VI hari Jumat, tanggal
13 Mei 2016. Masing kelas satu pertemuan 2 jam pelajaran.
Materi yang disampaikan adalah kelas IV tentang Sistem
Pemerintahan Pusat (Lembaga Lembaga Negara: Presiden dan
MA), kelas V tentang Organisasi di Lingkungan Masyarakat
dan kelas VI tentang Peran Indonesia dalam Organisasi
ASEAN.
1). Persiapan.
Pada tahap persiapan ini penulis mempersiapkan
RPP yang akan digunakan untuk proses
pembelajaran, baik untuk kelas IV, kelas V, dan
kelas VI yang dilengkapi dengan lembar tugas
masing-masing kelompok pada setiap kelas.
2) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok
dengan beranggotakan 5-7 siswa untuk setiap
kelompoknya.
3) Guru memilih dan menyuruh seorang siswa untuk
menjadi tutor tiap-tiap kelompok yaitu siswa yang
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
47
dianggap mempunyai kemampuan lebih dari
anggota kelompok yang lain pada kelompoknya.
4) Setiap tutor dalam kelompoknya bertugas untuk
memimpin diskusi atau mengerjakan tugas
kelompok dan menjawab atau memberi penjelasan
terhadap kesulitan-kesulitan anggota dalam
kelompoknya berdasarkan petunjuk guru.
5) Pelaksanaaan diskusi kelompok dipimpin oleh
tutor pada masing-masing kelompok dengan
bimbingan guru.
6) Perwakilan masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
kemudian masing-masing siswa diberi
kesempatan untuk menangggapi, bertanya,
mengungkapkan pendapat, atau menjawab.
7) Guru mengamati jalannya diskusi kelompok dan
dan diskusi kelas sambil mencatat partisipasi
siswa baik yang bertanya, mengungkapkan
pendapat, atau menjawab pertanyaan dengan
memberikan tanda centang pada lembar
pengamatan yang sudah disiapkan.
8) Memberikan kesimpulan hasil pembelajaran, guru
bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
48
semua pertanyaan yang berhubungan dengan
materi yang disampaikan.
9) Siswa mengerjakan tes untuk mengukur sejauh
mana pengetahuan siswa tentang materi yang
sudah disampaikan.
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan atau
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus 2 dengan
menggunakan lembar pengamatan. Penulis menilai kemampuan
siswa dalam mengerjakan soal tes yang telah diberikan untuk
mengetahui hasil belajar pada Siklus 2.
d. Refleksi.
Refleksi pada siklus II ini merupakan langkah terakhir dari
suatu tindakan untuk menemukan kekurangan selama proses
pembelajaran siklus II. Data dari hasil observasi sudah
seharusnya menunjukkan peningkatan jika dibandingkan
dengan Siklus I. Apabila pembelajaran dengan menerapkan
Metode Tutor Sebaya sudah berjalan dengan baik dan efektif
sesuai yang direncanakan penulis maka tidak lagi dilaksanakan
siklus berikutnya.
3. Kriteria keberhasilan
Kriteria keberhasilan yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah meningkatnya partisipasi yang meliputi bertanya,
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
49
mengungkapkan pendapat dan menjawab pertanyaan sedangkan
kriteria lain yang hendak diukur adalah adanya peningkatan hasil
belajar dengan melihat banyaknya siswa yang tuntas belajar, atau
nilai rata-ratanya meningkat. Partisipasi siswa dinyatakan
meningkat apabila jumlah siswa yang bertanya, mengungkapkan
pendapat atau menjawab pertanyaan bertambah, sehingga
presentasenya meningkat. Indikator hasil belajar meningkat apabila
rata-rata nilai kelas meningkat sehingga persentase jumlah siswa
yang nilainya di atas KKM atau tuntas belajar meningkat.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yang dilakukan oleh
penulis adalah teknik observasi dan pengamatan. Hasil observasi
dan pengamatan dipergunakan untuk memperoleh data tentang
partisipasi atau keaktifan siswa dalam pembelajaran. Instrumen ini
berupa format yang memuat, daftar nama siswa kelas IV, V, dan
VI beserta aspek partisipasi yang meliputi: mengemukakan
pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan menjawab pertanyaan.
Serta dilengkapi dengan daftar hasil belajar yang berupa nilai
evaluasi.
Alat pengumpul data berupa instrumen lembar observasi
dipergunakan untuk mengukur tingkat partisipasi atau keaktifan
siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Teknik
pengumpulan data hasil belajar berupa alat evaluasi (tes) hasilnya
digunakan untuk memperoleh data nilai (hasil belajar).
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
50
Pengolahan data yang akan dilakukan penulis adalah menganalisa
data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dari Siklus I
dan Siklus II, kemudian dideskripsikan dengan menggunakan
ukuran persentase untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
yang terjadi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
Metode Tutor Sebaya.
Adapun kegiatan analisis dalam penelitian ini meliputi:
1. Tingkat partisipasi atau keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, dengan mengelompokan ke dalam
kategori rendah, sedang, tinggi. Apabila 0% sampai dengan 40%
termasuk kategori rendah, 41% sampai dengan 70% termasuk kategori
sedang, 71% sampai dengan 100% termasuk kategori tinggi.
2. Terjadi peningkatan hasil belajar bila, rata-rata nilai yang diperoleh
siswa pada sebelum pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya, dan
hasil belajar pada siklus I, dan siklus II terjadi peningkatan.
Cara pengambilan kesimpulan pada penelitian tindakan kelas ini
dilakukan dengan merangkum hasil observasi dan dari hasil belajar berupa
nilai, pada siklus I dan siklus II.
Langkah selanjutnya penulis menyusun, mengolah, dan menyajikan
data dalam bentuk tabel dan gambar diagram batang, sesuai dengan kaidah
ilmiah sehingga data menjadi mudah dibaca, mudah dipahami, dan
menjadi data yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan, serta
bermakna dalam pembelajaran khusunya dan pendidikan umumnya.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
51
B. Definisi Operasional
a. Pembelajaran PKn
Pembelajaran PKn adalah pembelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
b. Partisipasi
Partisipasi yang dimaksud di sini adalah keaktifan siswa yang
meliputi bertanya, mengungkapkan pendapat dan menjawab
pertanyaan pada saat prose pembelajaran, baik pada saat diskusi
kelompok ataupun diskusi kelas antar kelompok. Materi yang
disampaikan dalam pertanyaan meliputi materi sekitar pelajaran
yang disampaikan.
c. Hasil belajar
Hasil sesuatu yang diadakan, dibuat atau dijadikan Hasil belajar
yang dimaksud adalah nilai yang didapat atau skor yang didapat
oleh peserta didik atau siswa yang merupakan hasil tes tertulis.
Hasil belajar menurut Winataputra, (2007:1-10) hasil belajar
merupakan bukti yang keberhasilan yang telah dicapai siswa
dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu
perubahan yang khas. Menurut Padmono (2002:34) menyatakan
bahwa tes hasil belajar adalah alat pengumpul data atau informasi
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
52
yang dirancang khusus dengan karakteristik informasi yang
diinginkan oleh evaluator (dirangkap oleh guru). Dalam hal ini
hasil belajar meliputi ketrampilan proses keaktifan motivasi juga
merupakan prestasi belajar.
C. Populasi dan Sampel.
a. Populasi.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Studi atau penelitiannya juga disebut studi kasus. Penelitian
Populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat liku-liku yang
ada di dalam populasinya. Maka juga disebut sensus. (Suharsimi,
2014:174)
Populasi adalah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek
yang mempunyai mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajanri dan kemudian
ditarik kesimpulan, (Sugiyono, 2016:117). Populasiyang digunakan
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV, V dan VI.
Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karaakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2002:73). Sampel adalah bagian
dari keseluruhan obyek (populasi) yang diambil sebagai obyek
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
53
penelitian (Subiyanto, 2000: 90). Peneliti akan mengambil sampel
semua populasi yang ada yaitu kelas IV, kelas V dan kelas VI SDN
1 Adikarto, Kecamatan Adimulyo. Jadi penelitian ini mengambil
teknik sampling jenuh. Sampling jenuh yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan (Sugiyono, 124)
D. Instrumen Penelitian.
Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini
penulis menggunakan format dan tabel daftar nilai. Pengambilan nilai
hasil prestasi, penulis menggunan naskah soal tes yang terdiri dari
masing-masing siklus terdiri dari 10 item. Penilaian yang dilakukan
dengan memberi skor 10 apabila soal tes dijawab betul dan skor 5
apabila dijawab mengandung unsur betul pada setiap item soal.
Sehingga skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa 100.
Selanjutnya nilai yang diperoleh siswa dimasukan dalam tabel daftar
nilai yang sudah disiapkan. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis
dan mengolah data menggunakan program SPSS17.00 dan dalam
pengolahan data dengan simple present test.
E. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data.
Data yang dihimpun dalam penelitian ini ada dua macam yaitu
data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data partisipasi
siswa, sedang data kuantitatif adalah data nilai tes hasil belajar. Teknik
yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan format
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
54
pengamatan. Format pengamatan partisipasi siswa yang terdiri dari
keaktifan bertanya, mengungkapkan pendapat, dan keaktifan
menjawab pertanyaan. Dalam pengamatan setiap siswa yang aktif
dicatat atau diberi tanda centang pada format.
2. Tes hasil belajar.
Siswa diminta mengerjakan soal tes akhir pelajaran yang
berjumlah 10 item dan setiap item soal yang dijawab benar diberi skor
10 dan yang dijawab ada unsur benar diberi skor 5 serta soal yang
dijawab salah diberi skor 0. Tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah materi pelajaran yang diajarkan dalam setiap siklus.
3. Pengamatan.
Peneliti menggunakan pengamatan untuk mengumpulkan data
kuantitatif melalui keaktifan siswa dala proses pembelajaran. Data
keaktifan siswa ini diambil dengan metode pengamatan atau observasi.
Data ini nantinya akan digunakan sebagai penentu keefektifan
penggunaan metode tutor sebaya. Apakah penerapan metode tutor
sebaya dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran PKn.
4. Analisa data
Analisa data yang digunakan adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Analisa data dilakukan dalam satuan-satuan putaran yang
meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observing) dan refleksi (reflecting) sebagai evaluasi dari tindakan-
tindakan penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik analisa
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
55
deskriptif. Untuk data kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi kualitatif
untuk menganalisa peningkatan data partisipasi dan deskripsi
kuantitatif digunakan untuk menganalisa peningkatan data hasil
belajar.
F. Metoda Analisis Data.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Subyek
penelitian ini semua siswa kelas IV, kelas V, dan kelas VI, SD Negeri
1 Adikarto, Kecamatan Adimulyo. Data dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi. Data yang
digunakan adalah data hasil pengamatan partisipasi siswa dalam
pembelajaran PKn kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dan data nilai
prestasi hasil belajar PKn kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Berikut ini disajikan hasil pengamatan kondisi awal terhadap partisipasi
siswa kelas IV, V dan VI SD Negeri 1 Adikarto, Kecamatan Adimulyo. Jumlah
siswa masing-masing kelas adalah sebagai berikut: kelas IV berjumlah 23, kelas V
14 siswa dan kelas VI 21 siswa. Jumlah seluruh kelas IV, V, dan VI 58 siswa.
Hasil pengamatan kondisi awal ini diperoleh melalui proses pembelajaran tanpa
menggunakan metode tutor sebaya. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1.
Partisipasi siswa kelas IV, V dan VI pada kondisi awal
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2015), Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-uzz Media.
Depdiknas (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. Dimyati dan Mujiyono (2002), Belajar dan Pembelajaran , Jakarta: Penerbit
Kerjasama Pusat Perbukuan Depdiknas dan PT Rineka Cipta. Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan Zain (2006), Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: PT Rineka Cipta
Hamalik, Oemar (1992), Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani (2004), Strategi
Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD Kunandar (2007), Guru professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyadi, (2008), Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan
Belajar Khusus, Malang: Nusa Litera. Muslim, Ahmad (2012), Penggunaan Metode Tutor Sebaya dalam
UpayaMeningkatkan Partisipasi Siswa pada Pembelajaran Matematika di Kelas VIII A SMP Negeri I Ungaran.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
107
Noviyanto, Dedi dan Asrori (2014), Teori Belajar Robert M. Gagne, tidak diterbitkan.
Padmono, Y. (2002). Evaluasi Pengajaran. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Purwodarminto, W.J.S. (2002), Kamus Umum Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai
Pustaka Ruminiati (1999), Pengertian Strategi, Metode dan Media dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan SD. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sadirman (2011), Interaksi dan Motivasi Balajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Subiyanto, Ibnu (2000), Metodologi Penelitian manajemen dan Akuntansi.
Jogjakarta, UPP AMP YKPN
Suherman, E. dkk, (2003). Strategi Pembelajaran Komtemporer, Bandung : UPI. Sujana, Nana & Ibrahim , (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung:
Sinar Baru.
Sutikno, Sobry, M (2007), Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, Mataram: NTP Press. Sukmadinata. N.S (2006), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT Remaja
Rosda. Surya,Muh, (1985), Psychology Pendidikan, Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan,
Winataputra, Udin.S (2008), Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Universitas Terbuka. Uno, B.Hamzah, (2007), Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Tahun 1945 Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
STIE W
idya
Wiw
aha
Jang
an P
lagi
at
108
Zamroni, (2006), Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta : BIDRAF Publisher.