Tes Lab Syst Musculo - Undana

TES LABORATORIUM TES LABORATORIUM

PADA SISTEM

MUSKULOSKELETAL

Uleng Bahrun

PENDAHULUAN

The human musculoskeletal system provides locomotion, support and protection to the human body.

This system consists of osteology (the study of bones),

TesLabMusculo/UB/Undana091101

This system consists of osteology (the study of bones), arthrology (the study of joints), and myology (the study of muscles).

PENDAHULUAN

� Beberapa penyakit/kelainan musculoskeletal yang sering dijumpai:

� Rematoid astritis

�Gout


�Gout

�Osteoartritis

� SLE

ARTRITIS REMATOID

penyakit autoimun sendi sistemik

inflamasi kronik membran sinovia sendi

mula-mula menyerang sendi kecil sendi besarmula-mula menyerang sendi kecil sendi besar


DIAGNOSIS

Kriteria American Rheumatism Association (ARA) 1987

1. Kaku sendi (morning stiffness) minimal 1 jam.

2. Artritis pada 3 daerah atau lebih. 14 kriteria sendi :interfalang proksimal, metakarpofalang,


interfalang proksimal, metakarpofalang, pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki dan metatarsofalang kiri dan kanan.

3. Artritis pd tangan. min 1 pembengkakan pd prglgntangan.

TesLabMusculo/UB/090518

DIAGNOSIS

4. Artritis simetris pada setidaknya satu daerah.

5. Nodul reumatoid → nodul subkutan pada tonjolan tulang atau permukaan ekstensor.

6. Faktor Reumatoid serum positif.

→7. Gambaran radiologik → erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokasi pada sendi yang terkena.

Dx. AR → minimal 4 dari 7 kriteria. Kriteria 1 - 4 hrs brlgsg minimal slm 6 mgg


EVALUASI LABORATORIUM

Lekosit N atau ↑

Trombositosis ringan pada fase akut

Anemia normositik hipokromik ringan pd 80% pdrtAR, disertai ↓ Fe serum dan TIBC NormalAR, disertai ↓ Fe serum dan TIBC Normal

ESR ↑ pd 90% pdrt AR

Elektroforesis →

kadar gamma & alpha2 globulin ↑

kadar albumin ↓



Autoantibodi sebagai petanda serologi 1. Rheumatoid Factor (RF)

trmsk kriteria ARA60-80% pdrt ARdijumpai jg pd: SLE, SS dan ±10% org sehat


dijumpai jg pd: SLE, SS dan 10% org sehat

2. Anti Citrullinated Peptide Antibodies(ACPA)/anti-CCP

deteksi menggunakan citrullinated peptides (CP) sintetik dari filaggrin. Citrullinated peptide: asal deiminasi arginine oleh enzimPeptidylarginine DeiminaseCCP → modifikasi citrullinated peptidesAnti CCP utk: dx. dini AR, ramal progresivisitas penyakit, membedakan dari penyakit lain dan R/



3. Anti RA-33

berasal dari ekstrak HeLa cellsdijumpai pada sekitar 36% penderita ARSLE dan mixed connective tissue diseaseSLE dan mixed connective tissue disease

4. Anticalpastin

merupakan inhibitor calpainsCalpains disekresi oleh sel sinovia → destruksi kartilago sendi pada AR45% pdrt AR, SLE, miositis, sklerosis sistemik dan org sehat

TesLabMusculo/UB/090518TesLabMusculo/UB/Undana091101


5. Antiperinuclear Factor (APF)autoantibodi trhdp protein yg trdpt pd granula keratohialin dari sel mukosa bukal manusia49 - 91% pdrt AR & > 5% pd connective tissue disease

6. Antikeratine Antibodies (AKA)6. Antikeratine Antibodies (AKA)autoantibodi yang bekerja terhadap stratum korneum dari esofagus tikus positif pd 36-59% pdrt AR dan 0-3% org sehat

7. Antifilaggrin antibodies (AFA)terdeteksi dgn filaggrin murni dari kulit manusia digunakan untuk ramal timbulnya erosi sendi.45% pdrt AR dgn RF(-) yang disertai erosi sendi


1. Sitokinsitokin proinflamasi IL-1, IL-6 dan TNF-α ↑ dlm cairan sinovia dan serumKadar IL-6 cairan sinovia berkorelasi dgn sinovitis

Protein fase akut

Petanda Inflamasi

2. Protein fase akutC-reactive Protein, serum amyloid associated protein (SAA), fibrinogen dan haptoglobin sbg petanda aktifitas penyakitCRP dan SAA : ↑ 1000 x pd inflamasi beratCRP → paling responsifLED → menggambarkan kadar protein fase akut, terutama fibrinogen


GOUT (Pirai)

� adalah penyakit metabolik heterogen dimana terbentuk kristal-kristal monosodium urat monohidrat (MSU) pada persendian dan jaringan sekitarnya.

� Secara klinis →

� hiperurisemia

� serangan artritis inflamasi akut

� deposisi tofus kristal urat dalam dan sekitar sendi

� deposisi interstisiil kristal urat dalam parenkim ginjal dan urolitiasis


Diagnosis Gout Arthritis Akut berdasarkan kriteria

ARA ( American Rheumatism Association ):

� Di dapatkan kristal Monosodium Urat Monohidrat (MSU) dalam cairan sendi, atau

� Di dapatkan kristal MSU di dalam tofus, atau� Di dapatkan kristal MSU di dalam tofus, atau

� Di temukankan 6 dari 12 kriteria di bawah ini:


Di temukankan 6 dari 12 kriteria di bawah ini :

� 1. Serangan arthritis akut > satu kali.

� 2. Inflamasi maksimal pada hari pertama.

� 3. Serangan arthritis monoartikuler.

� 4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan.

� 5. Pembengkakan dan sakit pada sendi MTP-1.� 5. Pembengkakan dan sakit pada sendi MTP-1.

� 6. Serangan pada sendi MTP unilateral

� 7. Serangan pada sendi tarsal unilateral.

� 8. Tofus.

� 9. Hiperurisemia.

� 10. Pembengkakan sendi asimetris pada gambar radiologi.

� 11. Kista sub kortikal tanpa erosi pada gambaran radiologi.

� 12. Kultur bakteri cairan sendi negatif. TesLabMusculo/UB/Undana091101

TES LABORATORIUM

tes saring

tes diagnostik

tes monitoring

tes untuk mendeteksi komplikasites untuk mendeteksi komplikasi

TES SARING

� Darah rutin: Lekosit dan LED.

� Urin rutin : Kristal urat.

� Asam urat


TES DIAGNOSTIK DAN MONITORING

� Asam urat: Meningkat.

� Cairan sendi : Kristal MSU (+)

TES UNTUK MENDETEKSI KOMPLIKASI

� Asam urat

� Ureum

� Creatinin

� Cairan sendi.TesLabMusculo/UB/Undana091101

INTERPRETASI

- Kadar asam urat tinggi dalam darah

(normal: pria 3,4–7,0 mg/dl, wanita 2,4–5,7 mg/dl.

- Kadang lekositosis ringan: lekosit 750–45.000/mm3, rata-rata 13.500/mm3.


- LED meningkat sedikit

- Pemeriksaan cairan sendi

� jg penting untuk menegakkan diagnosis

� Cairan sendi (cairan tofi) merupakan cairanberwarna putih seperti susu dan kental →

sukar diaspirasi

� mikroskopis: kristal monosodium urat.

URIN RUTIN

Kristal Urat (+)•LEKOSIT↑

•LED ↑

ASAM URAT↑

KIMIA DARAH RUTIN

ALGORITME

TES SARING


GOUT

SUSPEK GOUT

Cairan Sendi :

- Keruh

- Kristal MSU (+)

- LDH↑

- GLUKOSA ↑

Kriteria ARA

(Mendukung

)

→ penyakit metabolik tulang progresif ygditandai dg penurunan densitas tulang(bone mass per unit volume)/pengapuranmassa tulang & kemunduran

OSTEOPOROSIS

massa tulang & kemunduranmikroarsitektur tulang

Resiko Fraktur



DIAGNOSIS

� Anamnesis: (berkaitan dg faktor resiko)

� Pemeriksaan Fisik

� Pemeriksaan Penunjang:

� Radiologi (DEXA, plain X-ray)

� Biopsi

� Tes Laboratorium


� Tujuan tes:

� Uji saring

� Pemantauan pengobatan

� Penentuan penyebab osteoporosis sekunder

TES LABORATORIUM

� Penentuan penyebab osteoporosis sekunder

� Tes petanda biokimia untuk osteoporosis:

� Petanda pembentukan tulang

� Petanda resorpsi tulang


Petanda pembentukan tulangPetanda Jaringan Asal Spesimen Metode Spesifitas

Alkali fosfatase

(ALP)

Tulang, hati, Serum Kolorimetrik Reaksi silang dengan ALP dari

hati, usus dll

Bone Spesific

Alkali

phosphatase

(BALP)

Tulang Serum Elektroforesi,

ELISA

Produk khusus dari osteoblas

Osteokalsin Tulang Serum RIA ELISA Produk khusus dari osteoblasOsteokalsin Tulang Serum RIA ELISA Produk khusus dari osteoblas

C-Terminal

Propeptida dari

prokolagen tipe-1

Tulang, kulit,

jaringan lunak

Serum RIA ELISA Produk khusus dari osteoblas

dan fibroblas yang

berproliferasi

N-Terminal

Propeptida dari

prokolagen tipe-1

Tulang, kulit,

jaringan lunak

Serum RIA ELISA Produk khusus dari osteoblas

dan fibroblas yang

berproliferasi


Petanda resorpsi tulangPetanda Jaringan Asal Spesimen Metode Spesifitas

Hidroksiprolin Tulang, Kartilago,

Urin, Kulit, Darah,

Jaringan lunak

Urin Kolorimetri, HPLC Semua kolagen, baru maupun

dewasa , dipengaruhi diet

Piridinolin

Crosslink

Tulang, Kartilago Urin HPLC, ELISA Kolagen Tulang dan Kartilago,

kolagen dewasa, tidak

dipengaruhi diet

Deoksipiridinolin

Crosslink

Tulang, Gigi Urin HPLC, ELISA Kolagen Tulang dewasa, tidak

dipengaruhi diet

N-Telopeptida Tulang, Kulit Urin ELISA Kolagen tipe 1



N-Telopeptida

Crosslink

Tulang, Kulit Urin ELISA Kolagen tipe 1

Kadar tertinggi asal tulang

C-terminal

Crosslink

Telopeptida

(kolagen tipe 1)

Tulang, Kulit Urin RIA Kolagen tipe 1


(baru disintesis)

N-terminal

Crosslink

Telopeptida

(kolagen tipe 1)

Tulang, Kulit Urin RIA Kolagen tipe 1


Tartrat Resistant

Acid

Phosphatase

Tulang, Darah Plasma,

Serum

Kolorimetri Osteoklas, Trombosit, Eritrosit

RIA

SYSTEMIC LUPUS ERITHEMATOUS (SLE)

� Penyakit autoimun, melibatkan berbagai organ dengan manifestasi klinis bervariasi dari ringan sampai berat.

Etiologinya belum diketahui diduga faktor genetik, � Etiologinya belum diketahui diduga faktor genetik, infeksi dan lingkungan yang berperan dalam patofisiologi SLE


Diagnosis menurut kriteria ARA

1. Artritis2. ANA (+)

3. Ruam malar4. FotosensitifRuam diskoid5. Ruam diskoid

6. Salah satu kelainan darah :~ Anemia hemolitik,~ Leukosit < 4.000/mm3,~ Limfosit <1.500/mm3, ~ Trombosit < 100.000/mm3

7. Kelainan ginjal, yaitu proteinuria persisten > 0.5 gr/hr, atau adalah silinder sel

8. Salah satu serositis, yaitu pleuritis atau perikarditisTesLabMusculo/UB/Undana091101

Diagnosis menurut kriteria ARA

9. Salah satu kelainan neurologik, yaitu kejang-kejangatau psikosis

10. Ulserasi di mulut atau nasofaring

11. Salah satu kelainan imunologik, yaitu sel LE positif 11. Salah satu kelainan imunologik, yaitu sel LE positif atau anti-dsDNA (+) atau anti-Sm (Smith)(+) atau tes serologik sifilis positif palsu.


� Sel LE salah satu antinuklear autoantibodies

� ditemukan pada penyakit autoimun :

- LES (lupus Erimatosus Sistemik)

- Artritis reumatoid, - Artritis reumatoid,

- lupus eritematosis diskoid,

- Sindroma Sjögren,

- Skleroderma,

- Sirosis hati,

- Mielomatosis,

- polimiositis, atau TesLabMusculo/UB/Undana091101

� Sel LE suatu sel fagosit biasanya netrofil yang memfagosit materi-materi yang rusak & menjadi substansi yang homogen berwarna merah ungu dalam sitoplasmanya.

Sel LE

dalam sitoplasmanya.

� Sel LE terbentuk dengan merusak beberapa sel lekosit penderita SLE sehingga mengeluarkan nukleoproteinnya & bereaksi dgn IgG dan kompleks ini difagosit oleh sel PMN normal yang masih ada.


LE Test

Prinsip

Sel-sel darah kecuali sel LE dihancurkan melaluiproses pemanasan 37 C dalam waktu tertentudan penggerusan di atas saringan kawat. dan penggerusan di atas saringan kawat. Dengan proses sentrifugasi pada kecepatandan waktu tertentu, maka sel-sel darah akandimampatkan. Dari Sel LE yang terdapat dalamlapisan buffycoat dibuat preparat, dicatdengan pewarnaan Giemsa kemudian dilihatdengan mikroskop.


Evaluasi Sedian

SEL LE

sel LE →→→→ sel PMN yang didalam

sitoplasmanya terdapat massa homogen

(=LE Body) berbentuk sferik dan berwarna

ungu pucat. Inti dari netrofil pemfagosit

terdesak ke salah satu sisi, lobi inti tampak

terperangkap di sekitar LE Body.


Evaluasi Sediaan SEL LE


INTERPRETASI

Sel LE positif :

- Penderita SLE (± 75 %) ,

- Artritis Reumatoid (3,6 %), - Artritis Reumatoid (3,6 %),

- Lupoid hepatitis,

- Reaksi obat ( Prokainamid, Hidralazin, INH, Fenitoin) dan

- Penyakit -kollagen lainnya.


- Apabila sel LE (+) sebaiknya dilanjutkan

dengan tes ANA (spesifitas 92,8%,

sensitivitas 91%).

- Jika memungkinkan dapat pula

dikonfirmasikan dengan Anti DNA, atau

Anti-Sm


CAIRAN SENDI

Cairan sendi: cairan viskos yang terdapat dalam rongga

sendi → mensuplai makanan bagi kartilago sendi.

Normalnya: komposisi kimia sama dengan komposisi

plasma, selama cairan sendi itu merupakan ultrafiltrat


plasma, selama cairan sendi itu merupakan ultrafiltrat

plasma → mengandung mukopolisakarida dengan berat

molekul besar yang disebut asam hialuronat →

menyebabkan cairan sendi bersifat kental, sehingga cairan

itu juga berfungsi sebagai pelumas dan pelindung sendi.

Selain dibentuk oleh dialisis plasma, cairan sendi juga

dibentuk oleh sel-sel sinoviosit

CAIRAN SENDI

Penyakit sendi dapat terjadi oleh berbagai sebab

→ butuh tes-tes untuk menegakkan diagnosis atau

menyingkirkan dugaan penyebab.

↓


↓

tes makroskopi, tes mikroskopi, tes mikrobiologi, tes

kimia dan tes imunologi

CAIRAN SENDI

ARTROSENTESIS = Teknik pengambilan cairan sendi→ - harus dilakukan oleh seorang dokter atauparamedis yang sudah terlatih


paramedis yang sudah terlatih

- harus dilakukan dalam keadaan steril.

- Teknik aspirasi harus disesuaikan menurut

lokasi, anatomi dan ukuran sendi

CAIRAN SENDI

•Tampung aspirat ke dalam 4 tabung:Tabung I (tanpa antikoagulan): untuk tes

makroskopi, viskositas dan tes musin, tabung II (dengan antikoagulan EDTA): untuk tes


tabung II (dengan antikoagulan EDTA): untuk tesmikroskopi, hitung jenis dan sel

tabung III (tabung harus steril, berisiheparin/EDTA) untuk tes mikrobiologi

tabung IV (tanpa antikoagulan): untuk tes kimiadan imunologi.

CAIRAN SENDI

A. TES MAKROSKOPI~ Warna dan kejernihan~ Bekuan~ Viskositas


~ Viskositas~ Tes mucin

B. TES MIKROSKOPI- Jumlah lekosit- Morfologi dan hitung jenis- Kristal-kristal

CAIRAN SENDI

C. TES KIMIA

- Tes glukosa

- Enzim

- Laktat dehidrogenase (LDH)

C. TES KIMIA


- Laktat dehidrogenase (LDH)

D. TES SEROLOGI

- Tes Faktor Rematoid (RF)

- Tes C- Reactive Protein (CRP)

- Tes Antinuclear Antibodies (ANA)

CAIRAN SENDI

E. TES MIKROBIOLOGI- Pewarnaan Gram- Pewarnaan Tahan Asam/Acid fast


- Pewarnaan Tahan Asam/Acid fastStaining


The EndThe EndThe EndThe End

Tes Lab Syst Musculo - Undana

Documents

arthrology the study

sel mukosa bukal manusia49

nodul reumatoid nodul

pd connective tissue

esofagus tikus positif

faktor reumatoid serum

pdrt ardijumpai jg pd

disertai fe serum