TINJAUAN PUSTAKA Terapi sel induk manusia pada stroke iskemik: sebuah tinjauan pustaka SOMA BANERJEE 1† , DEBORAHWILLIAMSON 2,† , NAGY HABIB 3 , MYRTLE GORDON 4 , JEREMY CHATAWAY 1 1 Department of Neurology, St Mary’s Hospital, Imperial College Healthcare NHS Trust, Praed Street, London W21NY, UK 2 Department of Virology and Immunology, Auckland City Hospital, Auckland, New Zealand 3 Department of Surgery and 4Department of Haematology, Faculty of Medicine, Imperial College London, UK Alamat korespodensi: S. Banerjee. Tel: (+44) 20 7886 6889; Fax: (+44) 20 7886 1541. Email: [email protected], [email protected]Abstrak Stroke merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan. Secara global, 15 juta orang menderita stroke setiap tahun, di antaranya lebih dari 5 juta orang meninggal dan 5 juta lainnya mengalami cacat permanen. Pilihan pengobatan saat ini menawarkan manfaat yang tidak terlalu tinggi, dan terdapat kebutuhan yang mendesak untuk adanya pengobatan-pengobatan yang baru dan efektif. Terapi sel induk merupakan sebuah adalah modalitas pengobatan mapan untuk berbagai penyakit hematologis, dengan penggunaannya sekarang sedang dieksplorasi untuk proses penyakit yang berbeda, termasuk berbagai penyakit neurologis, serta kondisi vaskular seperti penyakit jantung iskemik dan penyakit pembuluh darah perifer. Hasil yang menjanjikan telah terlihat pada model binatang stroke, dengan bukti adanya manfaat fungsional yang signifikan. Untuk praktiknya, bagaimanapun, masih dalam tahap awal. Tinjauan pustaka ini akan
20
Embed
Terapi Sel Induk Manusia Pada Stroke Iskemik Sebuah Tinjauan Pustaka(translate)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINJAUAN PUSTAKA
Terapi sel induk manusia pada stroke iskemik: sebuah tinjauan pustakaSOMA BANERJEE1†, DEBORAHWILLIAMSON2,†, NAGY HABIB3, MYRTLE GORDON4, JEREMY CHATAWAY1
1Department of Neurology, St Mary’s Hospital, Imperial College Healthcare NHS Trust, Praed Street, London
W21NY, UK2Department of Virology and Immunology, Auckland City Hospital, Auckland, New Zealand3Department of Surgery and 4Department of Haematology, Faculty of Medicine, Imperial College London, UK
per tahun. Selain itu, di Eropa, seperempat juta orang akan menjadi cacat setelah stroke pertama
mereka setiap tahun. Bahkan jika insiden stroke pada usia tertentu tetap stabil atau turun sedikit,
karena lebih banyak orang hidup sampai usia tua, jumlah kasus baru stroke akut per tahun akan naik.
Meskipun kemajuan-kemajuan terbaru telah secara substansial meningkatkan manajemen
stroke, pilihan pengobatan akut saat ini menawarkan efek yang tidak terlalu tinggi. Aspirin hanya
memberikan 1% reduksi absolut pada kematian dan stroke iskemik berulang. Trombolisis dengan
activator plasminogen jaringan hanya berlaku dalam jendela waktu yang sempit dan sampai saat ini
kurang dari 1% dari pasien stroke di Inggris menerima pengobatan ini setiap tahun (1).
Kebanyakan pasien menunjukkan beberapa pemulihan spontan setelah stroke, yang dapat
lebih ditingkatkan dengan intervensi seperti neurorehabilitasi. Namun, pemulihan ini sering tidak
lengkap. Oleh karena itu, stroke tetap menjadi penyebab utama kecacatan orang dewasa dan terus
terdapat kebutuhan yang mendesak untuk pengobatan yang efektif untuk stroke yang berat dan
yang menimbulkan kecacatan.
Potensi regenerasi otak
Sel-sel otak dan sistem saraf pusat dulu dianggap tidak mampu regenerasi. Namun, dalam dekade
terakhir, bukti neurogenesis pada otak manusia dewasa telah dibuktikan dalam inti dentate dari
hippocampus dan zona sub-ventrikel [2, 3]. Hal ini telah membentuk dasar untuk eksperimen-
eksperimen yang menyelidiki peran potensial dari terapi transplantasi sel pada pengobatan berbagai
penyakit saraf, khususnya stroke iskemik.
Stroke iskemik merupakan yang paling sering dari semua stroke, terhitung 80% dari total.
Sebuah studi baru-baru ini pasien dengan stroke iskemik mampu menunjukkan bukti neurogenesis di
penumbra yang iskemik, di mana sel-sel yang ditemukan melokalisasi secara khusus ke sekitar
pembuluh darah. Temuan ini mensugestikan adanya kompensasi neurogenis yang disebabkan oleh
stroke, dimana hal ini dapat berkontribusi terhadap pemulihan pasca-iskemik, dan oleh karena itu,
hal ini menunjukkan target potensial untuk terapi stroke.
Pendekatan-pendekatan terapi sel induk dalam stroke iskemik
Terapi transplantasi sel induk manusia sekarang merupakan pengobatan yang mapan untuk berbagai
penyakit hematologis ganas dan tidak ganas, serta beberapa gangguan autoimun. Studi pra-klinis
selama dekade terakhir menujukkan manfaat yang signifikan dari terapi sel induk pada model tikus
dengan stroke iskemik. Praktiknya dalam shari-hari, bagaimanpun, masih daam tahap awal.
Pendekatan klinis untuk terapi sel induk pada stroke dapat dibagi menjadi pendekatan
endogen dan eksogen. Pendekatan endogen bertujuan untuk merangsangmobilisasi sel induk yang
sudah ada dalam diri individu. G-CSF telah terbukti bermanfaat dalam model tikus dengan stroke
(yang mengalami aktifitas neuroptrotektif dan neuroregeneratif) [5, 6] dan selanjutnya telah terbukti
aman dalam fase I uji klinis stroke manusia jika digunakan dalam waktu 7 hari [7, 8] atau 7-30 hari
pasca stroke [9]. Sebagai catatan, G-CSF tampaknya memiliki manfaat langsung, lebih dari sekedar
mobilisasi sel induk. Sejumlah jumlah uji coba fase II saat ini sedang berlangsung untuk menyelidiki
tingkat keefektifvitasnya pada pasien dengan stroke iskemik.
Pendekatan eksogen melibatkan transplantasi pasien dengan sel induk yang diberikan secara
lokal (misalnya implantasi intraserebral langsung) atau sistemik (misalnya intravena) dan mungkin
melibatkan kultur in vitro dari sel-sel untuk penambahanjumlah sel sebelum pemberian.
Tinjauan ini akan membahas pendekatan eksogen pada terapi sel induk di stroke iskemik, secara
khusus pada berbagai jenis sel induk manusia yang dipertimbangkan untuk terapi, dan hasil dari
studi klinis sebelumnya.
Ikhtisar sel induk
Sel induk dapat didefinisikan sebagai sel klonogenik yang memiliki kapasitas untuk memperbaharui
diri dan berdiferensiasi menjadi beberapa tipe sel. Sel induk terdapat sepanjang hidup, meskipun
perbedaan potensi untuk berdiferensiasi memungkinkan untuk adanya sub-klasifikasi lanjutan
(Gambar 1).
Sel induk totipoten mampu membentuk sebuah organisme utuh dan dapat berasal dari oosit
yang telah dibuahi dan sel-sel zigot yang sedang berkembang sampai tahap delapan sel. Sel induk
pluripoten dapat membentuk semua jenis jaringan, dari salah satu dari tiga lapisan germinal embrio,
tetapi tidak seperti totipotent, sel-sel pluripoten tidak dapat membentuk sebuah organisme utuh.
Sel-sel induk multipoten lebih berdiferensiasi, sel kurang lastik. Sel-sel ini mampu berdiferensiasi
menjadi beberapa jenis sel, tetapi dalam satu sistem organ (misalnya darah). Sel-sel induk
oligopoten dan unipoten memiliki potensi berdiferensiasi yang lebih terbatas, dimana sel induk
oligopoten mampu menghasilkan lebih dari salah satu jenis sel (misalnya klonal progenitor myeloid
umum), dan sel induk unipoten mampu menghasilkan hanya satu tipe sel dewasa.
Gambar 1. Potensi dari berbagai tahapan dari sel induk [11].
Sel-sel progenitor merupakan sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel induk,yang akan
berdiferensiasi menjadi sel-sel dewasa (misalnya sel progenitor endotel). Tidak seperti sel-sel induk
yang dapat bereplikasi tanpa batas, sel-sel progenitor hanya dapat berdiferensiasi dalam
kesempatan yang terbatas, dan oleh karena itu, sel-sel progenitor terletak pada posisi pertengahan
antara sel induk dan sel matang yang sudah berdiferensiasi sepenuhnya.
Sumber sel induk
Sel induk dapat diklasifikasikan menurut sumber mereka, dengan dua jenis utama menjadi sel induk
embrio (ES) dan sel induk dewasa. Manfaat relatif dari masing-masing disajikan pada Tabel 1. Sel ES
manusia meruakan sel pluripotent dan terisolasi dari blastosis manusia yang berumur 5 hari. Faktor
pembatas utama digunakannya ES secara luas termasuk masalah etika mengenai penggunaan
embrio yang tidak diinginkan. Selanjutnya, sel-sel ES dapat ditandai dengan kemampuan mereka
untuk membentuk teratoma [12], dan oleh karena itu ada kekhawatiran mengenai tumorigenisitas
mereka.
Sel induk dewasa adalah sel induk multipoten yang ditemukan di organisme yang sudah
berkembang, yang digunakan untuk menggantikan sel-sel yang telah meninggal atau kehilangn
fungsi. Mereka dapat diperoleh dari orang dewasa maupun anak-anak, termasuk dari darah tali
pusar. Mereka telah diidentifikasi dalam banyak sistem organ yang berbeda, termasuk sumsum
tulang, otak, jantung, kulit dan tulang. Sel induk dewasa mencakup 1-2% dari total populasi sel pada
jenis jaringan tertentu. Mereka biasanya diam dan dalam kondisi tadk berdiferensisasi sampai
mereka menerima stimulus untuk berdiferensiasi.
Kemajuan terbaru dalam penelitian sel induk telah menunjukkan kemampuan untuk
mengubah sel induk dewasa dari fibroblast kulit manusia menjadi sel induk pluripoten (seperti sel
ES), dalam fenomena yang dikenal sebagai pluripotensi yang diinduksi [13-15]. Hal ini masih dalam
penelitian tahap sangat awal, tetapi memiliki keuntungan potensial untuk memperoleh sel induk
pluripoten dari individu, tanpa dilema etika yang terkait dengan penggunaan sel ES.
Tabel 1. Keuntungan-keuntungan relatif dari sumber sel induk yang berbeda
Tipe sel Keuntungan Kekurangan
Sel ES Pluripoten Masalah etikKetersediaan tidak mencukupiImmortal in vitro
Sangat dapat dikembangkan Adanya risiko yang tidak diketahui untuk berkembangnya tumor
Sel induk dewasa Multipoten Membutuhkan immunosupresan untuk allografting
Berpotensi untuk pluripoten yang diinduksi Tipe-tipe tertentu susah untuk diambil, contoh: NSC
Cocok untuk penggunaan autologous dan allogenik Masalah dalam ekspansi
Transplantasi sel induk untuk stroke iskemik
Setelah stroke, semua elemen jaringan otak menjadi hilang, tidak seperti Penyakit Parkinson,
misalnya, yaitu tipe saraf tertentu rusak. Setelah episode iskemia, perubahan karakteristik
patofisiologis terjadi di jaringan otak yang terkena. Pada inti dari kavitas infark, sel-sel yang terkena
mati sangat cepat dengan cara nekrosis, dan area jaringan sekitarnya, yang disebut 'penumbra', yang
mengandung jaringan di mana neuron dan glia bervariasi antara bertahan atau mati oleh campuran
degenerasi iskemik dan apoptosis selama kurung waktu yang dimulai beberapajam, beberapa hari,
dan bahkan berminggu-minggu [16].
Terapi sel induk untuk stroke iskemik, oleh karena itu, berfokus pada strategi regeneratif
yang diperlukan untuk mengembalikan tidak hanya elemen saraf, tetapi juga struktur pendukung
seperti pembuluh darah. Berbagai jenis sel induk dari manusia telah diuji pada stroke, baik dalam
eksperimen maupun studi klinis. Hal ini akan dibahas di bawah.
Sel induk/progenitor saraf
Sekarang, secara umum diterima bahwa neurogenesis aktif, yang berasal dari sel induk saraf (NSC),
terjadi di area diskrit dari otak mamalia dewasa sepanjang hidupnya, sehingga menimbulkan
populasi baru dari neuron dan glia [17]. Neurogenesis dapat fisiologis atau dapat dikarenakan
modulasi eksternal oleh kondisi tertentu, misalnya kerusakan CNS, seperti iskemia.
Uji Praklinik
NSC dapat diisolasi dari janin serta mamalia dewasa. Beberapa penelitian telah mendokumentasikan
isolasi NSC dari otak tikus dewasa [18, 19], dan penelitian yang lebih baru telah diperluas ke otak
manusia dewasa [20, 21]. NSC manusia yang diberikan secara intravena atau secara stereotactikal di
sekitarnya lesi telah menunjukkan untuk dapat bertahan hidup, bermigrasi ke arah lesi dan
berdiferensiasi (terutama neuron dan astrosit), disamping meningkatkan pemulihan fungsional di
model tikus dengan stroke.
Uji Klinik
Tingkat kepraktisan dari biopsi otak rutin untuk isolasi NSC manusia dewasa dan transplantasi
autologus pasca stroke masih harus dilihat, dan tidak ada uji klinis yang memanfaatkan NSC dewasa
telah dilakukan.
Lapisan NSC yang diawetkan dapat dikembangkan, namun berasal dari ES atau sel induk
janin dengan penambahan faktor pertumbuhan tertentu. Pada saat ini, terdapat percobaan tahap I
yang direncanakan menggunakan lapisan NSC yang dikembangkan secara komersil (yang berasal dari
janin) yang ditunjuk CTX, yang akan diberikan dengan injeksi stereotactic pada pasien dengan stroke
iskemik (ReNeuron, UK) [25].
Lapisan sel NT2
Lapisan sel yang diawetkan menarik untuk digunakan dalam terapi seluler, karena mereka
membentuk sumber sel yang berlimpah untuk transplantasi, serta relatif mudah untuk dipersiapkan
dan dipertahankan dalam jangka panjang. Lapisan sel NTera-2 (NT2) yang diawetkan berasal dari
teratokarsinoma manusia lebih dari 20 tahun yang lalu [21]. Setelah paparan asam retinoat dan
inhibitor mitosis selama beberapa minggu, sel-sel ini berdiferensiasi menjadi seperti sel neuron-
setelah-mitosis, dinamai sel NT2N yang menampilkan berbagai sifat neuronal [26]. Sel-sel ini
mempertahankan fenotip neuron mereka baik in vitro maupun in vivo selama lebih dari setahun,
tanpa kembali ke keadaan neoplastik [27, 28].
Uji Praklinik
Transplantasi sel NT2N ke striatum ipsilateral otak tikus yang iskemik meningkatkan pemulihan
fungsional, dengan perbaikan beberapa parameter perilaku yang bertahan hingga 6 bulan setelah
transplantasi [29, 30, 31]. Selain itu, pertimbangan penting dari derivasi lapisan sel ini adalah tidak
ada bukti tumorigenesis yang ditemukan setelah pemeriksaan post-mortem tikus [32].
Uji Klinik
Sel NT2N merupakan sel manusia pertama yang diuji dalam penelitian klinis pada stroke. Pada Fase I
percobaan diteliti keamanan transplantasi stereotaktik sel ke pasien dengan stroke ganglia basal
yang terjadi 6 bulan sampai 6 tahun sebelumnya [33]. Dua belas pasien dengan defisit motor stabil
menerima pengobatan ini, disertai dengan pemberian regimen imunosupresif siklosporin-A selama 8
minggu setelah transplantasi. Sedikitinya jumlah populasi membatasi interpretasi efisasi yang
bermakna, meskipun ada kecenderungan peningkatan pemulihan fungsional pada empat pasien.
Pada otopsi satu orang pasien yang meninggal karena infark miokard 27 bulan setelah transplantasi,
ditemukan sel NT2N hidup yang jelas di otak [34]. Selanjutnya, positron emission tomography
scanning 6 bulan setelah transplantasi menunjukkan peningkatan aktivitas metabolik di lokasi infark
pada enam orang pasien [35], meskipun hal ini mungkin lebih mengindikasikan respon inflamasi
daripada hidupnya sel yang dicangkok; akan tetapi, tidak ada tanda-tanda peradangan yang terlihat
pada MRI.
Setelah sebelumnya Fase I percobaan terlaksana dengan aman, Fase II percobaan dilakukan
untuk menilai efek transplantasi sel NT2N pada 18 orang pasien dengan defisit motor yang menetap
secara substansial (antara 1 dan 6 tahun setelah stroke) akibat infark ganglia basal [36]. Para peneliti
membandingkan transplantasi sel stereotaktik ditambah dua bulan rehabilitasi (n = 14) dengan
pasien kontrol yang menerima rehabilitasi saja (n = 4). Sekali lagi, penelitian ini tidak dilaksanakan
untuk menunjukkan efisasi, meskipun 6 dari 14 pasien yang menerima transplantasi sepertinya
menunjukkan peningkatan pada skala stroke standar, namun hal tersebut tidak signifikan secara
statistik terhadap pasien kontrol. Dari catatan yang diperoleh, penelitian ini meliputi iskemik (n = 9)
dan stroke hemoragik (n = 9).
Meskipun terdapat kesepakatan awal untuk menggunakan sel NT2N untuk transplantasi
seluler, masih terlalu banyak hal yang harus diamati tentang utilitasnya, terutama dalam kondisi
klinis. Pada keadaan stroke iskemik, kerusakan jarang terbatas hanya pada striatum, banyak pasien
juga mengalami kerusakan korteks. Selanjutnya, pemeriksaan untuk mengetahui kelayakan
transplantasi sel NT2N dalam keadaan stroke akut belum dapat dilakukan.
Sel induk sumsum tulang
Secara garis besar, sel-sel induk yang didapat dari sumsum tulang terdiri dari haematopoietic stem
cells (HSC) dan mesenchymal stem cells (MSC). HSC adalah prekursor dari semua turunan sel darah
dan limfoid. MSC memicu aktivitas sel-sel stroma dari sumsum tulang, termasuk pembentukan
osteoblas, kondrosit dan adiposit. Sumsum tulang merupakan sumber sel induk yang menarik, yang
dapat dengan mudah diakses dan cocok untuk autologus (menghindari penggunaan imunosupresi)
serta penggunaan alogenik.
Sel sumsum tulang telah terbukti dapat bermigrasi ke otak dan berdiferensiasi menjadi sel-
sel yang mengekspresikan penanda spesifik neuron [37]. Kedua populasi sel sumsum tulang telah
dipelajari secara ekstensif berkaitan dengan potensi mereka untuk diferensiasi neuron dan
kemungkinannya untuk digunakan dalam terapi neuroregeneratif.
Sel induk mesenkim
Sel-sel ini mungkin paling banyak dipelajari pada model percobaan neurotransplantasi setelah
stroke.
Uji praklinik
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa MSC dapat meningkatkan pemulihan fungsional
setelah oklusi arteri serebri pada tikus. Pemulihan ini terjadi ketika MSC yang diberikan melalui
berbagai jalur, intravena, intrakarotid dan intrastriatal, mulai 1 hari setelah iskemia [38-40]. Selain
itu, pemberian MSC yang tertunda, bahkan hingga satu bulan setelah infark, juga dapat
meningkatkan pemulihan fungsional jangka panjang [41]. Akan tetapi, sebenarnya hanya terdapat
sangat sedikit sel yang ditemukan di otak setelah transplantasi, dan bahkan lebih sedikit lagi dari sel-
sel ini yang mengekspresikan penanda neuron [42]. Meskipun demikian, hewan yang mendapatkan
MSC memiliki beberapa perbaikan pemulihan fungsional, sangat menunjukkan terdapatnya
kemungkinan mekanisme kerja selain integrasi ke dalam sirkuit saraf hewan coba.
Uji klinik
Uji praklinik di MSC yang ekstensif dilanjutkan dengan fase I/II percobaan klinis menggunakan
autologus MSC yang dikultur secara masif pada pasien dengan stroke iskemik. Lima pasien yang
didiagnosis stroke (> 1 bulan setelah infark) menerima MSC melalui jalur intravena dilanjutkan
dengan kultur sel secara masif dengan metode ex vivo [43]. Sel diekstraksi dengan aspirasi tulang
sumsum dan dikultur secara masif. Tidak terdapat toksisitas sel yang berkaitan dengan pemberian
MSC, dan penulis mendapatkan kesimpulan bahwa perbaikan fungsional mungkin akan menjadi
lebih baik pada kelompok yang ditransplantasi dibandingkan dengan kelompok kontrol, meskipun
hal ini tidak signifikan secara statistik. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok dalam kaitannya dengan perubahan volume infark pada pemantauan setelah 1 tahun.
Selanjutnya setelah percobaan atas, percobaan fase II dari intravena, terapi autologus MSC
pada pasien dalam waktu 6 minggu pada daerah karotis stroke iskemik disebabkan pemulihan
dimulai dalam waktu singkat.
Sel induk haematopoietik
Penggunaan HSC untuk transplantasi sumsum tulang yang dilaksanakan dengan baik, dan potensi
terapi sel induk di sumsum tulang pada regenerasi jaringan nonhaematopoietik lain seperti jantung
dan otot rangka juga telah diteliti [44-46].
Uji praklinik
Banyak uji praklinik memeriksa penggunaan HSC untuk terapi stroke telah difokuskan pada
mekanisme pemulihan fungsional yang paling benar. Dua penelitian secara khusus telah
menunjukkan peningkatan angiogenesis dalam jaringan penumbra setelah transplantasi sel CD34+,
baik dengan pemberian secara sistemik atau melalui jalur intraserebral [47, 48]. CD34+ sel sumsum
tulang meliputi populasi sel induk haematopoietik dan endotel serta sel progenitor. Kedua studi
tersebut menunjukkan bukti pemulihan fungsional, serta pengecilan ukuran infark. Peneliti dari salah
satu studi ini juga menggunakan senyawa antiangiogenik, endostatin, yang diberikan 7 hari setelah
transplantasi sel CD34+ dan diketahui bahwa neurogenesis endogen ditekan dengan mengurangi
angiogenesis, sehingga menunjukkan kemungkinan peranannya untuk sel CD34+ dalam plastisitas
saraf setelah stroke yang perantarai angiogenesis.
Uji klinik
Sejumlah percobaan klinis sedang berlangsung untuk meneliti peranan terapi sel induk dari sumsum
tulang pada berbagai derajat stroke iskemik, dengan memanfaatkan metode yang berbeda dari
metode pemberian (Tabel 2). Saat ini tiga uji coba memanfaatkan autologus sel mononuklear
sumsum tulang sedang berlangsung. Selanjutnya tiga percobaan dilakukan dengan menggunakan
autologus sel CD34+ pada pasien stroke iskemik akut dan kronis. Hasil penelitian dari percobaan ini
masih belum dapat diperoleh.
Mekanisme pemulihan yang potensial
Pemulihan fungsional terlihat pada banyak model eksperimental setelah transplantasi sel induk
kemungkinan dimediasi oleh beberapa mekanisme yang tumpang tindih, dan pemahaman mengenai
mekanisme-mekanisme tersebut sangat penting untuk menentukan pendekatan terbaik yang dapat
digunakan dalam keadaan klinis.
Integrasi sel yang ditransplantasikan ke dalam otak yang iskemik, dengan penggantian sel
yang hilang, sepertinya bukan merupakan mekanisme perbaikan. Hampir seluruh penelitian telah
menunjukkan sangat sedikit sel yang bertahan hidup pada neurotransplantasi, meskipun terdapat
bukti pemulihan fungsional yang signifikan. Sepertinya stimulasi efek trofik pada otak yang iskemik
(misalnya sekresi berbagai faktor pertumbuhan), termasuk pengerahan proses perbaikan endogen.
Efek anti-inflamasi kemungkinan juga memiliki peranan pada proses ini [49].
Masalah yang belum terselesaikan
Sebagaimana yang terlihat dari perbedaan antara berbagai percobaan yang telah selesai dan yang
sedang berlangsung (Tabel 2), terdapat sejumlah masalah yang belum terselesaikan untuk
terwujudnya terapi sel induk. Hal-hal tersebut termasuk:
(1) pilihan jenis sel,
(2) jumlah sel yang akan diberikan,
(3) waktu optimum pengobatan,
(4) cara pemberian yang paling optimal.
Tabel 2. Ikhtisar uji klinik yang telah diterbitkan dan yang masih berlangsung mengenai terapi sel induk manusia pada stroke iskemik (pendekatan eksogen)
Tipe sel Desain Penelitian
Jumlah Pasien
Waktu Pemberian
Setelah Stroke
Jalur Pemberian
Hasil Percobaan Status Percobaan
Sel neuron
NT2N [28] PI, NR-SB 12 6 bulan – 6 tahun
Intraserebri Aman dan layak; cenderung memperbaiki fungsional dengan dosis yang lebih tinggi (6 x 106 vs 2 x 106 sel)
Selesai
NT2N [31] PII, R-SB 18 1-6 tahun Intraserebri Aman dan layak; tidak signifikan dalam perbaikan fungsional pada kelompok yang diberi perlakuan (14 perlakuan vs 4 kontrol); termasuk iskemik dan haemoragik stroke.
Selesai
Sel MSC dari sumsum tulang
PI/II 30 >1 bulan Intravena Aman dan layak; tidak signifikan terhadap perbaikan fungsional pada kelompok yang diberi perlakuan (5 perlakuan vs 25 kontrol)
Selesai
BMMNC (NCT00859014) PI, NR-OL 10 24-72 jam Intravena Belum Sedang berlangsung
BMMNC (NCT00473057) PI, NR-OL 10 3-90 hari Intra-arteri Belum Sedang berlangsung
BMMNC (CTRI/2008/091/000046)
PI/II, R-SB 120 7-30 hari Intravena Belum Sedang berlangsung
CD34+ (NCT00535197) PI/II, NR-OL 10 7 hari Intra-arteri Belum Sedang berlangsung
CD34+ (NCT00761982) PI/II, NR-SB 20 5-9 hari Intra-arteri Belum Sedang berlangsung
CD34+ (NCT00950521) PII, R-OL 30 6-60 bulan Intraserebri Belum Sedang berlangsung
Singkatan: BMMNC, bone-marrow mononuclear cells; NR, non-randomised ; NT2N, NTera-2 immortalised neurone-like cell line; OL, open label; PI and II, phase I and II trials; R, randomised; SB, single blind.
Isu-isu ini dibahas secara lebih rinci pada tambahan data, tersedia di Age and Ageing online.
Pencarian sel induk adalah bidang lain yang menarik, yang penting untuk pemahaman lebih
lanjut kami mengenai distribusi dan mekanisme kerja sel. Pendekatan yang potensial untuk hal ini
termasuk menandai sel dengan label magnetik (misalnya partikel besi oksida superparamagnetik)
memungkinkan pencarian sel dengan menggunakan MRI. Hal tersebut belum memasuki bidang klinis
dalam penelitian mengenai stroke, meskipun telah cukup baik dalam model tikus percobaan dengan
stroke [51]. Metode yang ideal untuk mencari sel-sel induk yang dapat diberikan masih belum
ditemukan, meskipun mungkin akan melibatkan kombinasi modalitas pencitraan yang berbeda, dan
kemungkinan berkembang dengan teknologi pencitraan yang baru ditemukan.
Pertimbangan penting lainnya mengenai terapi selular untuk stroke adalah keamanan, baik
dari segi jenis sel yang digunakan dan mekanisme untuk mengekstraksi, mempersiapkan dan
mengelola sel tersebut. Studi biosafety jangka panjang sangat penting dalam hal ini, terutama yang
berkaitan dengan potensinya dalam tumorigenesis—hal ini akan menjadi semakin penting jika
sekresi berkepanjangan faktor trofik oleh sel dengan rekayasa genetika memasuki arena klinis. Selain
itu, potensi pembentukan tumor di organ lain harus dipertimbangkan, terutama dengan penyebaran
sel secara sistemik. Selanjutnya, jaminan kualitas yang baik dan kontrol yang tepat harus dijalankan
dengan baik untuk tercapainya standarisasi persiapan sel.
Kesimpulan
Terapi sel induk untuk pengobatan stroke iskemik adalah bidang baru yang menarik dari penelitian di
arena klinis terapi stroke. Penelitian pada hewan telah menunjukkan hasil yang sangat baik dalam
hewan percobaan yang diinduksi stroke, meskipun pelaksanaan langsungnya ke pasien masih dalam
tahap pengembangan awal. Sejumlah masalah masih belum terjawab, dan penelitian lebih lanjut
mengenai hal ini akan menjadi sangat penting dalam upaya berkelanjutan untuk terapi berbasis sel
yang efektif, layak dan aman.
Poin kunci
Terapi sel induk telah diteliti pada model percobaan pra-klinis dengan stroke iskemik akut dan
kronis, dengan bukti manfaat fungsional yang signifikan pada hewan percobaan.
Sejumlah uji klinik dari pengobatan sel induk pada stroke iskemik sekarang sedang berlangsung,
meskipun pelaksanaannya untuk praktek klinis masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Masih terdapat sejumlah pertanyaan yang belum terjawab, termasuk pertanyaan tentang jenis
dan kuantitas sel induk yang akan diberikan, cara pemberian yang paling baik dan pencarian sel.
Data tambahan
Tambahan data yang disebutkan dalam teks tersedia untuk pelanggan di Age and Ageing online.
Konflik kepentingan
Semua penulis terlibat dalam percobaan klinis yang sedang berlangsung mengenai terapi sel induk
autologus CD34+ pada stroke iskemik. N.H. dan M.G. memiliki saham di OmniCyte Ltd.
Referensi
Daftar panjang referensi pendukung ulasan ini berarti bahwa hanya yang paling penting yang akan
dicantumkan dan diwakili oleh teks tebal seluruh kertas. Daftar lengkap referensi tersedia di Age and
Ageing online.
1. Bourn J, Hudson J, Scharaschkin A et al. National Audit Office. Reducing Brain Damage: Faster Access to Better Stroke Care. 2005; 1–60.
2. Eriksson PS, Perfilieva E, Bjork-Eriksson T et al Neurogenesis in the adult human hippocampus. Nat Med 1998; 4: 1313–7.
3. Curtis MA, Kam M, Nannmark U et al Human neuroblasts migrate to the olfactory bulb via a lateral ventricular extension. Science 2007; 315: 1243–9.
4. Jin K, Wang X, Xie L et al. Evidence for stroke-induced neurogenesis in the human brain. Proc Natl Acad Sci 2006; 103: 13198–202.
5. Shyu WC, Lin SZ, Yang HI et al Functional recovery of stroke rats induced by granulocyte colony-stimulating factorstimulated stem cells. Circulation 2004; 110: 1847–54.
6. Schabitz WR, Kollmar R, Schwaninger M et al Neuroprotective effect of granulocyte colony stimulating factor after focal cerebral ischemia. Stroke 2003; 34: 745.
7. Shyu WC, Lin SZ, Lee CC, Liu DD, Li H. Granulocyte colony-stimulating factor for acute ischaemic stroke: a randomised controlled trial. CMAJ 2006; 174: 927–33.
8. Zhang JJ, Deng M, Zhang Y et al A short-term assessment of recombinant granulocyte-stimulating factor (RHG-CSF) in treatment of acute cerebral infarction. Cerebrovasc Dis 2006; 22: 323.
9. Sprigg N, Bath PM, Zhao L et al Granulocyte-colonystimulating factor mobilises bone marrow stem cells in patients with subacute ischemic stroke: The STEMS pilot randomised controlled trial. Stroke 2006; 37: 2979–83.
10. Weissman IL, Anderson DJ, Gage F. Stem and progenitor cells: origins, phenotypes, lineage commitments, and transdifferentiations. Annu Rev Cell Dev Biol 2001; 17: 387–403.
11. Jones M. The source of pluripotent stems cells from developing embryos: Original work Wikipedia 2006. en.wikipedia.org/ wiki/Stem cell (creativecommons.org/licenses/by-sa/2.5/).
12. Thomson JA, Itskovitz-Eldor J, Shapiro SS et al Embryonic stem cell lines derived from human blastocysts. Science 1998; 282: 1145–7.
13. Tahashi K, Tanabe K, Ohruki M et al Induction of pluripotent stem cells from adult human fibroblasts by defined factors. Cell 2007; 131: 861–72.
14. Meissner A, Wernig M, Jaenisch R. Direct reprogramming of genetically undmodified fibroblasts into pluripotent stem cells. Nat Biotechnol 2007; 25: 1177–81.
15. Yu J, Vodyanik MA, Smuge-Otto K et al Induced pluripotent stem cell lines derived from human somatic cells. Science 2007; 318: 1917–20.
16. Mattson MP, Culmsee C, Yu ZF. Apoptotic and antiapoptotic mechanisms in stroke. Cell Tissue Res 2000; 301: 173–87. S. Banerjee et al. 12 by guest on August 5, 2015 http://ageing.oxfordjournals.org/ Downloaded from
17. Temple S. The development of neural stem cells. Nature 2001; 414: 112–7. 18. Reynolds BA, Weiss S. Generation of neurons and astrocytes from isolated cells of the adult mammalian
central nervous system. Science 1992; 255: 1707–10. 19. Wachs FP, Couillard-Despres S, Engelhardt M et al High effi- cacy of clonal growth and expansion of adult
neural stem cells. Lab Invest 2003; 83: 949–62. 20. Nunes MC, Roy NS, Keyoung HM et al Identification and isolation of multipotential neural progenitor cells
from the subcortical white matter of the adult human brain. Nat Med 2003; 9: 439–47. 21. Arsenijevic Y, Villemure JG, Brunet JF et al Isolation of multipotent neural precursors residing in the cortex
of the adult human brain. Exp Neurol 2001; 170: 48–62.
22. Chu K, Kim M, Jeong SW, Kim SU, Yoon BW. Human neural stem cells can migrate, differentiate, and integrate after intravenous transplantation in adult rats with transient forebrain ischemia. Neurosci Lett 2003; 343: 129–33.
23. Chu K, Kim M, Park KI et al Human neural stem cells improve sensorimotor deficits in the adult rat brain with experimental focal ischemia. Brain Res 2004; 1016: 145–53.
24. Kelly S, Bliss TM, Shah AK et al Transplanted human fetal neural stem cells survive, migrate, and differentiate in ischemic rat cerebral cortex. Proc Natl Acad Sci USA 2004; 101: 11839–44.
25. ReNeuron receives: UK ethics committee Favourable Opinion for stroke clinical trial.ReNeuron2009. www.reneuron.com/ news__events/news/document_196_237.php
26. Andrews PW, Damjanov I, Simon D et al Pluripotent embryonal carcinoma clones derived from the human teratocarcinoma cell line Tera-2. Differentiation in vivo and in vitro. Lab Invest 1984; 50: 147–62.
27. Pleasure SJ, Lee VM. NTera 2 cells: a human cell line which displays characteristics expected of a human committed neuronal progenitor cell. J Neurosci Res 1993; 35: 585–602.
28. Trojanowski JQ, Mantione JR, Lee JH et al Neurons derived from a human teratocarcinoma cell line establish molecular and structural polarity following transplantation into the rodent brain. Exp Neurol 1993; 122: 283–94.
29. Kleppner SR, Robinson KA, Trojanowski JQ, Lee VM. Transplanted human neurons derived from a teratocarcinoma cell line (NTera-2) mature, integrate, and survive for over 1 year in the nude mouse brain. J Comp Neurol 1995; 357: 618–32.
30. Borlongan CV, Tajima Y, Trojanowski JQ, Lee VM, Sanberg PR. Transplantation of cryopreserved human embryonal carcinoma-derived neurons (NT2N cells) promotes functional recovery in ischemic rats. Exp Neurol 1998; 149: 310–21.
Diterima tanggal 8 Januari 2010; diterima dalam bentuk revisi pada tanggal 28 Juli 2010