TERAPI KOMPLEMENTER (COMPLEMENTERE TERAPHY )PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Setiap insan dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan organ tubuh
yang canggih, seimbang dan teratur serta diberi anugrah pikiran,
supaya dapat digunakan untuk menimbang mana sesuatu yang baik dan
mana yang buruk untuk dirinya. Kesehatan adalah proses melalui mana
kita membentuk kembali dasar asumsi dan pandangan dunia tentang
kesejahteraan dan melihat kematian sebagai alami proses kehidupan
(Dossey & Keegan, 2008). Ini adalah keadaan lengkap fisik,
mental, kesejahteraan sosial, dan bukan hanya ketiadaan penyakit
saja. Keadaan ini adalah satu di mana individu (perawat, klien,
keluarga, kelompok, atau masyarakat) mengalami rasa kesejahteraan,
harmoni, dan kesatuan di mana pengalaman subjektif tentang
kesehatan, keyakinan kesehatan, dan nilai-nilai yang dihormati.
Budaya kerendahan hati ditujukan di mana perawat model nonjudgment,
keterlibatan, dan keinginan untuk memahami dimensi budaya dan
kesehatan perawatan. Untuk menjadi budaya rendah hati adalah untuk
menunjukkan rasa hormat dan pemahaman orang lain yang mungkin
memiliki praktik, nilai, dan perspektif yang berbeda dari seseorang
sendiri. Ini meliputi kesediaan dengan budaya sendiri kritik
seseorang dan motivasi untuk memahami budaya orang lain, memberikan
perhatian pada kesamaan, perbedaan, dan kekuasaan.Terapi di
keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuh harus dipahami dan
dialami oleh setiap perawat untuk akan pengetahuan dan terampil
dalam pengiriman,arahan,atau konseling,pasien dalam penggunaan
berbagai terapi. Hal ini mencakup pemahaman kesehatan.Terapi
Komplementer ini sudah dikenal secara luas serta telah digunakan
sejak dulu dalam dunia kesehatan. Namun, dalam beberapa survei yang
telah dilakukan mengenai penggunaan terapi komplementer, cakupan
terapi komplementer sendiri masih agak terbatas. Seperti Thomas
Friedman (2005) mengatakan; saat ini, dunia kesehatan, termasuk
salah satunya praktisi keperawatan masih bingung tentang apa itu
terapi komplementer. Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat
pelengkap seperti terapi komplementer, dilakukan oleh sebagian
orang-orang dalam beberapa budaya di dunia yaitu sangat penting
untuk perawatan kesehatan yang kompeten. Dengan demikian sangat
penting bagi perawat profesional kesehatan untuk melakukan
penilaian holistik pasien mereka untuk menentukan arah yang luas
dari penyembuhan praktek-praktek yang akan mereka jalankan.Hal ini
berlaku tidak hanya bagi pasien baru, tapi untuk semua pasien.
Penggunaan terapi komplementer / alternatif menjadi lebih kompleks
terhadap tingkat pemahaman pribadi. Dalam masing-masing terapi
komplementer, komunikasi penyembuhan sering terjadi antara perawat
dan pasien. Ini adalah aliran bebas dari yang verbal dan nonverbal
yaitu sebagai pertukaran antara dua atau lebih orang. Terapi
komplementer adalah salah satu model terapi yang digunakan perawat
dalam melakukan perawatan kepada pasien. Untuk perawat di seluruh
dunia yang menggunakan terapi komplementer kepada pasien dapat
memberikan layanan yang berkualitas holistik. Pelengkap &
Alternatif Terapi di keperawatan dapat menggambarkan bagaimana
perawat dapat membantu pasien dalam penyembuhannya. perawat
mengakui bahwa penggunaan terapi komplementer dapat menyebabkan
pemahaman pribadi dan makna yang lebih komplek. Dalam masing-masing
terapi komplementer, komunikasi penyembuhan sering terjadi antara
perawat dan pasien. Ini adalah aliran bebas dari verbal dan
nonverbal pertukaran antara dua atau lebih orang dan mungkin juga
memasukkan cerita terkait dengan makhluk yang signifikan, seperti
hewan peliharaan, alam, dan Tuhan atau Life Force di mana makna dan
pengalaman dapat menyebabkan saling memahami dan mengerti. Perawat
harus mengintegrasikan kehadirannya. Kehadiran adalah hal penting
dalam penyembuhan dan cara mendekati seorang individu dalam cara
saling menghormati dan menghormati esensi nya. Hal ini berkaitan
dengan cara yang mencerminkan kualitas dan kolaborasi dengan orang
lain. Hal ini memungkinkan perawat untuk masuk ke dalam pengalaman
yang mempromosikan potensi penyembuhan dan pengalaman kesejahteraan
pasien. Terapi di Perawatan adalah bahwa konsep diri sebagai
penyembuh harus dipahami dan dialami oleh setiap perawat untuk dia
atau dia akan berpengetahuan dan terampil dalam pengiriman, arahan,
atau konseling pasien dalam penggunaan terapi komplementer atau
alternatif. Snyder Mariah adalah Profesor Emeritus di University of
Minnesota School of Nursing. Dia berkarir dalam mengajar kursus
pelengkap terapi, melakukan penelitian tentang penggunaan pelengkap
terapi pada penderita demensia, mengelola stres pada orang dengan
penyakit kronis, dan membantu perawat internasional dalam
menggabungkan terapi komplementer dalam praktek dan pendidikan.
Snyder adalah anggota pendiri Pusat Spiritualitas dan Penyembuhan
di Pusat Kesehatan Akademik di University of Minnesota, dan juga
merupakan kontributor utama untuk pembangunan interdisipliner dari
yang kecil-kecil yang pertama seperti di Amerika Serikat. Kegiatan
ketika dia pensiun yang dia lakukan adalah menggunakan terapi
komplementer pada wanita dengan kecanduan yang dipenjara. Minat
yang kuat dalam terapi penyembuhan efektif dan praktek dari negara
dan budaya di seluruh dunia dalam penyediaan layanan kesehatan.
Dunia menjadi semakin kecil, dengan ini perlu memahami penggunaan
terapi CAM dan praktek adat untuk berbagai budaya dan
populasiPerubahan ini dapat berfungsi untuk memperluas dan
memperdalam pemahaman kita tentang dasar dan penggunaan terapi
komplementer. Penggunaan terapi komplementer komplementer ini,
manusia menjadi peduli dan berpengetahuan. Ini adalah keadaan moral
di mana perawat membawa pasien ke dalam hubungan yang signifikan
makhluk yang memperkuat makna dan pengalaman kesatuan dan
persatuan. Bekerja dengan pasien untuk memilih dan menerapkan
terapi ini adalah hak istimewa dan tanggung jawab. Hal ini
bermanfaat bagi perawat masing-masing, yang memiliki pengalaman
terapi sebelum menggunakannya sehingga dapat mengantisipasi
berbagai emosi yang mungkin terwujud selama dan sesudah sesi.
Perawat yang mengintegrasikan komplementer atau terapi alternatif
yang menunjukkan kapasitas kepemimpinan untuk menginspirasi orang
lain untuk bertindak untuk mengubah pelayanan kesehatan yang dapat
menyebabkan orang sehat dan dunia yang sehat (Nightingale
Initiative for Global Health, 2009). Untuk mengubah pelayanan
kesehatan untuk memasukkan praktek yang berpusat pada pasien dan
melibatkan perawat dalam hubungan yang memadukan terapi
komplementer atau alternatif . Terapi ini menyebabkan perkembangan
penyembuhan individu, organisasi, dan masyarakat. Mayoritas
masyarakat sudah menggunakan terapi ini, dan permintaan hanya terus
berkembang. Hal ini penting bagi perawat untuk memiliki sumber daya
yang tersedia dan memberikan informasi terkini tentang pengobatan
komplementer dan alternatif (CAM). Perawat perlu sumber daya untuk
menyediakan pasien dengan dasar informasi serta jawaban atas
pertanyaan mereka tentang CAM terapi, termasuk pertanyaan tentang
keamanan dan kemanjuran. Perawat professional perlu informasi
tentang potensi kontraindikasi untuk terapi ini serta potensi
interaksi mereka dengan bersamaan ditentukan terapi medis
konvensional. Kita juga perlu pengetahuan tentang terapi diri kita
sendiri sehingga kita dapat menawarkan pasien sebagai pilihan yang
diperluas untuk kenyamana. Perawat tidak kehilangan kesempatan
untuk mempekerjakan terapi yang bisa menguntungkan pasien yang
kesakitan (dapat meringankan) atau mencegah kegelisahan, juga
penting bagi perawat untuk mengidentifikasi terapi yang mungkin
disalahgunakan atau memiliki efek samping pada pengguna. Penggunaan
terapi komplementer adalah sebuah usaha di mana perawat dapat
integral terlibat. Banyak perawat telah menyediakan kepemimpinan
dalam penelitian, pendidikan, dan praktek aplikasi terapi ini.
Sebagai permintaan konsumen untuk penggunaan terapi komplementer
terus meningkat, sangat penting bahwa perawat mendapatkan
pengetahuan tentang terapi pelengkap, sehingga mereka dapat memilih
dan memasukkan pasien dalam praktek, dan memberikan pasien dengan
informasi tentang terapi, dihubungi tentang penelitian dan praktek
pedoman yang berkaitan dengan pelengkap terapi, pasien waspada
terhadap kontraindikasi mungkin dan bahkan menggabungkan beberapa
terapi ini ke perawatan diri mereka.
A.Definisiterapi komplementerMenurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI),Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan
orang yang sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan
penyakit.Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan.Menurut WHO (World Health Organization),Pengobatan
komplementeradalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal
dari negara yang bersangkutan, sehingga untuk Indonesia jamu
misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan
secara turun temurun pada suatu negara. Tetapi di Philipina
misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan
komplementer.Terapi Komplementeradalah cara Penanggulangan Penyakit
yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan
medis yang Konvensional.Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
definisi pengobatan Komplementer tradisional-alternatif adalah
pengobatan non konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, meliputi upaya
promotiv,preventive,kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh
melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan
evektivitas yang tinggi berandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi
belum diterima dalam kedokteran konvensional. Dalam
penyelenggaraannya harus sinergis dan terintregrasi dengan
pelayanan pengobatan konvensional dengan tenaga pelaksanaanya
dokter,dokter gigi, dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki
pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer
tradisional-alternatif. Jenis pengobatan komplementer
tradisional-alternatif yang daoat diselenggarakan secara sinergis
dan terintergrasi harus di tetapkan oleh menteri kesehatan setelah
memalui pengkajian.Untuk mendukung penyelenggaran pengobatan
tersebut Kementrian Kesehatan telah menerbitkan keputusan menteri
kesehatan No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang pengobatan tradisional
dan peraturan Menteri Kesehatan No.1109/Menkes/PER/X/2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer alternatif difasilitas
kesehatan pelayanan kesehatan, jenis pengobatan tenaga pelaksana
termasuk tenaga asing.
B.Kegunaan dari terapi komplementerPara pengidap HIV (Human
Immunodeficiency Virus),dengan pemenuhan nutrisi dan ketenangan
spiritual bisa memperpanjang harapan hidup mereka. Terapi
alternatif komplementer, seperti; akupunktur, akupressur, meditasi,
dan mengomsumsi tanaman obat dapat menambah daya tahan tubuh dan
pertumbuhan sel-sel imun. Pernyataan ini pernah dikemukakan oleh
Putu Oka Sukanta, akupunturis sekaligus pembicara dalam talk show
yang diadakan Indonesia HIV Prevention and Care Project (IHPCP) di
Indonesia Sehat Expo 2007, Jakarta Convention Center, Rabu (24/10).
Menurut Putu Oka Sukanta, ketenangan spiritual dan nutrisi
peningkat daya tahan membuat virus lebih jinak dan memperlambat
perkembangannya dalam tubuh manusia, sehingga memberi kesempatan
CD4 yaitu sel pembentuk daya tahan tubuh untuk berkembang dan
memperbanyak diri.Akupunktur dan akupressur diberikan untuk
memperkuat organ-organ vital, seperti; paru-paru, ginjal, lambung,
dan limpa, pada masa awal infeksi HIV. Sebelum daya tahan tubuh dan
sel- sel CD4 turun karena infeksi HIV, organ penting tersebut harus
kuat, kata Putu Oka. Untuk penderita HIV, keempat organ vital
tersebut harus dijaga daya tahannya karena memiliki fungsi penting,
seperti paru-paru yang berfungsi mengikat oksigen, lambung untuk
mengolah makanan yang masuk, dan limpa yang berguna untuk menyerap
sari-sari makanan. Dengan akupressur, tambah Putu Oka, titik-titik
tubuh yang berhubungan dengan organ vital tersebut dipijat untuk
menguatkan fungsi organ.Selain dengan teknik akupressur dan
akupunktur, konsumsi tanaman obat juga membantu penguatan fungsi
organ vital.Pegaganmisalnya, digunakan untuk regenerasi sel
pembentuk daya tahan tubuh dan juga untuk menguatkan fungsi ginjal,
kata Putu Oka yang juga mengelola Taman Sringanis, pelestari
tanaman obat dan pengembang kesehatan alami. Selain pegagan,
tanaman penguat daya tahan tubuh adalah meniran. Reaksi pertama
yang ditunjukkan pengidap HIV adalah penyangkalan dan stres.
Padahal stres merupakan penyebab vital menurunnya daya tahan tubuh,
kata Putu Oka. Untuk mempertahankan ketenangan batin pengidap HIV,
diperlukan suatu metode, seperti meditasi dan oleh napas untuk
membantu penderita menenangkan diri. Teknik olah napas saat
meditasi membantu paru-paru mengikat oksigen. Idong salah satu
pasien pengidap HIV yang telah mengikuti terapi komplementer,
mengaku sangat merasakan manfaat positifnya. Dengan mengikuti
meditasi, olah napas, dan mengonsumsi tanaman obat, CD4 saya selalu
di atas 600. Padahal umumnya penderita HIV hanya memiliki CD4 di
bawah 500, kata Idong. Dia mengaku sampai kini belum mengonsumsi
antiretroviral (ARV) karena kadar CD4-nya belum di bawah 200. ARV
sendiri hanya digunakan bagi mereka yang kadar CD4-nya di bawah
200. ujarnya.
C.Strategi dalam menjalankan terapi komplementerSetiap melakukan
tindakan atau rencana, kita sudah barang tentu akan berhadapan
dengan sebuah strategi. Strategi ini akan menentukan arah
perjalanan tindakan atau rencana yang akan kita lakukan. Termasuk
salah satunya adalah bagaimana strategi kita ketika ingin
mendirikan terapi komplementer?.Strategi merupakan suatu kelompok
keputusan, tentang tujuan-tujuan apa yang akan diupayakan
pencapaiannya, tindakan-tindakan apa yang perlu dilakukan, dan
bagaimana memamfaatkan sumber-sumber daya guna mencapai tujuan
tersebut (Jones, et al., 2003:2001)Konsep strategi merupakan sebuah
konsep yang perlu dipahami dan diterapkan oleh setiap entrepreneur
maupun setiap manajer, dalam segala macam bidang usaha.Sejak
beberapa tahun yang lampau, pengertian strategi makin banyak
mendapatkan perhatian dan dibahas dalam literatur dalam menajemen.
Aneka macam artikel bermunculan sehubungan dengan misalnya:
strategi asortimen, produk-strategi, permasalahan strategi, sampai
dengan diversifikasi-strategi bisnis. Di dalam mendirikan terapi
komplementer sendiri, kita juga bisa berlandas pada elemen esensial
sebagai berikut:1.Tentukan terlebih dahulu tujuan-tujuan dan
sasaran-sasaran yang paling penting yang perlu dicapai.2.Kebijakan
yang paling penting yang mengarahkan atau membatasi
kegiatan.3.Tahapan-tahapan tindakan pokok atau program yang akan
mencapai tujuan yang ditetapkan di dalam batas-batas yang
digariskan.
D.Hal-hal yang dipehatikan dalam menjalankan terapi
komplementera)Terapi komplementer termasuk dari CV (Comanditaire
Venootschap)CV atauComanditaire Venootschapadalah bentuk usaha yang
merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh para
pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan modal yang
terbatas. Karena, berbeda dengan PT yang mensyaratkan minimal modal
dasar sebesar Rp50.000,-dan harus di setor ke kasperseroan minimal
25%nya,sedangkanuntuk CV tidak ditentukan jumlah modal minimal.
Jadi, misalnya seorang pengusaha ingin berusaha di industri rumah
tangga, percetakan, biro jasa, perdagangan, catering,serta terapi
komplementerdengan modal awal yang tidak terlalu besar, dapat
memilih CV sebagai alternatifbadanusaha yang memadai.Perbedaan yang
mendasar antara PT dan CV adalah, PT merupakanbadanhukum yang
dipersamakan kedudukannya dengan orang dan mempunyai kekayaan yang
terpisah dengan kekayaan para pendirinya. Jadi, PT dapat bertindak
keluar,di dalam maupun di muka pengadilan,sebagaimana
halnyayangmemiliki harta kekayaan sendiri. Sedangkan CV, dia
merupakanbadanusaha yang tidak berbadan hukum, dan kekayaan para
pendirinya tidak terpisahkan dari kekayaan CV.Karakteristik CV yang
tidak dimilikibadanusaha lainnya adalah: CV didirikan minimal oleh
dua orang, dimana salah satunya akan bertindak selaku Persero Aktif
(persero pengurus) yang nantinya akan bergelar Direktur, sedangkan
yang lain akan bertindak selaku Persero Komanditer (Persero diam).
Seorang persero aktif akan bertindak melakukan segala tindakan
pengurusan atas Perseroan; dengan demikian, dalam hal terjadi
kerugian maka Persero Aktif akan bertanggung jawab secara penuh
dengan seluruh harta pribadinya untuk mengganti kerugian yang
dituntut oleh pihak ketiga. Sedangkan untuk Persero Komanditer,
karena dia hanya bertindak selaku sleeping partner, maka dia hanya
bertanggung jawab sebesar modal yang disetorkannya ke dalam
perseroan.Perbedaan lain yang cukup penting antara PT dengan CV
adalah, dalam melakukan penyetoran modal pendirian CV, di dalam
anggaran dasar tidak disebutkan pembagiannya seperti halnya PT.
Jadi, para persero harus membuat kesepakatan tersendiri mengenai
hal tersebut, atau membuat catatan yang terpisah. Semua itu karena
memang tidak ada pemisahan kekayaan antara CV dengan kekayaan para
perseronya.
b)Cara mendirikan CV?CV dapat didirikan dengansyarat dan
proseduryang lebih mudah daripadaPT, yaitu hanya mensyaratkan
pendirian oleh 2 orang, dengan menggunakanakta Notarisyang
berbahasa Indonesia. Walaupun dewasa ini pendirian CV mengharuskan
adanya akta notaris, namun dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
dinyatakan bahwa pendirian CV tidak mutlak harus dengan akta
Notaris. Pada saat para pihak sudah sepakat untuk mendirikan CV,
maka dapat datang ke kantor Notaris dengan membawa KTP. Untuk
pendirian CV, tidak diperukan adanya pengecekan nama CV terlebih
dahulu. Oleh karena itu proses nya akan lebih cepat dan mudah
dibandingkan denganpendirian PT. Namun demikian, dengan tidak
didahuluinya dengan pengecekan nama CV, menyebabkan nama CV sering
sama antara satu dengan yang lainnya. Pada waktu pendirian CV, yang
harus dipersiapkan sebelum datang ke Notaris adalah adanya
persiapan mengenai:1.Calon nama yang akan digunakan oleh CV
tersebut2.tempat kedudukan dari CV3.Siapa yang akan bertindak
selaku Persero aktif, dan siapa yang akan bertindak selaku persero
diam.4.Maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut (walaupun
tentu saja dapat mencantumkan maksud dan tujuan yang
seluas-luasnya). Untuk menyatakan telah berdirinya suatu CV,
sebenarnya cukup hanya dengan akta Notaris tersebut, namun untuk
memperkokoh posisi CV tersebut, sebaiknya CV tersebut di daftarkan
pada Pengadilan Negeri setempat dengan membawa kelengkapan berupa
Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) dan NPWP atas nama CV
yang bersangkutan.Apakah itu akta, SKDP, NPWP dan pendaftaran
pengadilan saja sudah cukup?Sebenarnya semua itu tergantung pada
kebutuhannya. Dalam menjalankan suatu usaha yang tidak memerlukan
tender pada instansi pemerintahan, dan hanya digunakan sebagai
wadah berusaha, maka dengan surat-surat tersebut saja sudah cukup
untuk pendirian suatu CV. Namun, apabila menginginkan ijin yang
lebih lengkap dan akan digunakan untuk keperluan tender, biasanya
dilengkapi dengan surat-surat lainnya yaitu:1.Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (PKP)2.Surat Ijin Usaha Perdagangan
(SIUP)3.Tanda Daftar Perseroan (khusus CV)4.Keanggotaan pada KADIN
Jakarta.
Pengurusan ijin-ijin tersebut dapat dilakukan bersamaan sebagai
satu rangkaian dengan pendirian CV dimaksud, dengan melampirkan
berkas tambahan berupa:1.Copy kartu keluarga Persero Pengurus
(Direktur) CV2.Copy NPWP Persero Pengurus (Direktur) CV3.Copy bukti
pemilikan atau penggunaan tempat usaha, dimanaa.apabila milik
sendiri, harus dibuktikan dengan copy sertifikat dan copy
buktib.pelunasan PBB th terakhirc.apabila sewa kepada orang lain,
maka harus dibuktikan dengan adanyad.perjanjian sewa menyewa, yang
dilengkapi dengan pembayaran pajak sewa oleh pemilik tempat.
sebagai catatan berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta, untuk wilayah
Jakarta, yang dapat digunakan sebagai tempat usaha hanyalah Rumah
toko, pasar atau perkantoran. Namun ada daerah-daerah tertentu yang
dapat digunakan sebagai tempat usaha yang tidak membayakan
lingkungan, asalkan mendapat persetujuan dari RT/RW setempat.4.Pas
photo ukuran 3X4 sebanyak 4 lembar dengan latar belakang warna
merah.
Jangka waktu pengurusan semua ijin-ijin tersebut dari pendirian
sampai dengan selesai lebih kurang selama 2 bulan. Sebagai penutup
saya sarankan agar dalam mendirikan suatu bidang usaha, alangkah
baiknya untuk dipertimbangkan dari segala segi, tidak hanya dari
segi kepraktisannya, namun juga dari segi pembagian resiko di
antara para persero, agar tidak terjadi pertentangan di kemudian
hari.Pelengkap terapi komplementer sering diberikan dalam konteks
terapi lain. Hal ini membuat kita sulit untuk membedakan efek dari
terapi komplementer dari orang-orang terhadap terapi lain yang
diberikan secara bersamaan, sedangkan bedah termasuk efek dari
penyakit lainnya secara proses dan perawatannya. Terapi
komplementer mungkin memiliki efek langsung dan efek tidak langsung
serta efek bermanfaat dan merugikan. Dan ini harus ditentukan
melalui pengamatan sistematis dan penelitian.Walaupun mekanisme
tindakan sudah banyak dilakukan, namun terapi komplemnter masih
tetap sulit dipahami. Sulit untuk dimengerti efeknya tanpa
melakukan framing terapi, baik di dalam budaya ataupun praktek
tradisi penyembuhan. Begitu juga dengan syarat serta hasil yang
mampu dicapai di seluruh budaya mungkin tidak sama, sehingga
hambatan untuk transglobalkomunikasi dan belajar dari pengalaman
dan didukung bukti dasar. Sekedar mengetahui bahwa terapi
bermanfaat, tidak cukup. Pertanyaan yang harus dijawab, misalnya:
Kondisi dimana atau seperti apa yang membuat terapi komplementer
efektif dilakukan? Apakah saja dosis-dosis yang dibutuhkan?
Seberapa sering terapi harus diberikan untuk mencapai manfaat?
Berapa lama efeknya? Berapa banyak asuransi terapi yang
mencakup?Kebutuhan studi pada efektivitas-biaya terapi komplementer
dan untuk penelitian yang membandingkan secara kontras tentang
terapi komplementer dengan terapi konvensional lainnya (IOM, 2002).
Pertimbangan Budaya Studi terapi relevan dengan penuaan populasi,
populasi bervariasi tahap perkembangan, dan mereka yang memiliki
latar belakang budaya yang beragam juga diperlukan. Populasi ini
memberikan tantangan untuk desain, perekrutan, dan pelaksanaan
studi. Subyek Lansia sering memiliki berbagai komorbiditas dan
dapat mengambil beberapa obat. Bahasa dan kurangnya pemahaman
budaya dapat menimbulkan hambatan bagi masuknya imigran baru. Akses
ke anak-anak, remaja, orang dewasa yang rentan, dan isu-isu etis
yang unik seputar perekrutan dan partisipasi mereka juga dapat
dianggap sebagai hambatan bagi masuknya kelompok ini. Ada hasil
lain yang ingin dicapai oleh konsumen perawatan kesehatan yaitu
terapi ditampilkan memiliki efek kesehatan yang menguntungkan serta
bukanlah satu-satunya alasan yang sah untuk penggunaannya. Imigran
cenderung menggunakan terapi komplementer yang pertama saja dan
kemudian mencari bantuan medis konvensional jika ini tidak efektif
(Garce's, Scarinici, & Harrison, 2006).Terapi komplementer
mungkin memiliki signifikansi budaya atau kondisi terikat dengan
tradisi penyembuhan; terapi dapat menyebabkan perdamaian pikiran
pasien. Jika mereka dari negara-negara lain datang ke Amerika
Serikat, budaya kepercayaan dalam pengobatan terapi komplementer
tidak berubah. Dalam mempertimbangkan penggunaan terapi
komplementer, biaya, risiko, dan nilai untuk penerimaanya merupakan
permasalahan esensial yang harus diperhatikan terlebih dahulu.
E.Syarat-syarat dalam mendirikan terapi komplementera.Dasar
HukumPemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1109 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan
komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut
aturan itu, pelayanan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan
secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan
kesehatan. Pengobatan itu harus aman, bermanfaat, bermutu, dan
dikaji institusi berwenang sesuai dengan ketentuan
berlaku.Permenkes RI No 1186/Menkes/Per/XI/1996 diatur tentang
pemanfaatan akupunktur di sarana pelayanan kesehatan. Di dalam
salah satu pasal dari Permenkes tersebut menyebutkan bahwa
pengobatan tradisional akupunktur dapat dilaksanakan dan diterapkan
pada sarana pelayanan kesehatan sebagai pengobatan alternatif di
samping pelayanan kesehatan pada umumnya. Di dalam pasal lain
disebutkan bahwa pengobatan tradisional akupunktur dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian/keterampilan di bidang
akupunktur atau oleh tenaga lain yang telah memperoleh pendidikan
dan pelatihan akupunktur. Sementara pendidikan dan pelatihan
akupunktur dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang
berlaku.Sementara itu, Keputusan Menkes RI No
1076/Menkes/SK/VII/2003 mengatur tentang penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional. Di dalam peraturan tersebut diuraikan cara- cara
mendapatkan izin praktek pengobatan tradisional beserta syarat-
syaratnya. Khusus untuk obat herbal, pemerintah mengeluarkan
Keputusan Menkes RI Nomor 121 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Medik Herbal. Untuk terapi SPA (Solus Per Aqua) atau dalam bahasa
Indonesia sering diartikan sebagai terapi Sehat Pakai Air, diatur
dalam Permenkes RI No. 1205/ Menkes/Per/X/2004 tentang pedoman
persyaratan kesehatan pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).b.Konsep
KeilmuanTerapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari
sistem-sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan
tubuh, agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang
sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta
perawatan yang tepat. Ada banyak jenis metode dalam terapi
komplementer ini, seperti akupuntur, chiropractic, pijat refleksi,
yoga, tanaman obat/ herbal, homeopati, naturopati, terapi polaritas
atau reiki, teknik-teknik relaksasi, termasuk hipnoterapi,
meditasi, visualisasi, dan sebagainya. Obat- obat yang digunakan
bersifat natural/ mengambil bahan dari alam, seperti jamu-jamuan,
rempah yang sudah dikenal (jahe, kunyit, temu lawak dan
sebagainya), sampai bahan yang dirahasiakan. Pendekatan lain
seperti menggunakan energi tertentu yang mampu mempercepat proses
penyembuhan, hingga menggunakan doa tertentu yang diyakini secara
spiritual memiliki kekuatan penyembuhan.Terapi komplementer relatif
aman karena menggunakan cara- cara alami yang jauh dari bahan-
bahan kimia yang jelas-jalas banyak memberikan efek samping
pemakainya. Namun, walaupun alami tetap harus dikaji dan diteliti
tingkat keefektifan dan keamanannya. Memang penelitian tentang
terapi komplementer masih jarang, dikarenakan belum memiliki
standar yang baku. Terapi ini tidak selalu dirancang untuk
mengobati penyakit tertentu, beberapa terapi alternatif merawat
orang secara keseluruhan, bukan suatu penyakit tertentu. Terapi ini
mungkin dapat mengembalikan keselarasan, keseimbangan, atau
menormalkan aliran energi. Penelitian ilmiah sangat mahal biayanya.
Pembuat terapi alternatif seringkali tidak mampu membayar untuk
sebuah penelitian ilmiah. Pemerintah lebih cenderung untuk mendanai
penelitian obat-obatan barat karena dipandang lebih efektif. Dengan
hak paten, para produsen dapat memperoleh keuntungan yang membantu
mendanai penelitian. Sedangkan kebanyakan terapi komplementer tidak
dapat dipatenkan. Namun halangan-halangan ini bukan berarti tidak
ada terapi komplementer yang secara sukses diteliti, beberapa
terapi telah teruji dan terbukti kemanjurannya.
LITERATURhttp://www.odhaindonesia.org/trackback/25http://www.kompas.com/kompas-cetak/0710/25/humaniora/3940886.htmfile:///E:/Terapi%20Komplementer.htmhttp://www.kompas.com/kompas-cetak/0701/25/humaniora/3266911.htmSumber:http://irmadevita.com/2007/prosedur-cara-dan-syarat-pendirian-cv
TERAPI KOMPLEMENTERPosted by I Gusti Ngurah Putu Jaya Antara
on0
A.PENDAHULUAN
1.PenggunaanPengobatan konvensional berubah
danTerapiKesehatanAlternatifyang sedang diperkenalkan dan
digunakan, pengobatan baru yang dianggap menggabungkanobat
utamadenganPengobatan alternatifdalam hal penyembuhan.
Teknik-teknik penyembuhan yang obat konvensional tidak miliki
dalamterapialternative, beberapa diantaranya adalah : diet mode,
pijat,terapi musik,iman kesembuhan, obat rakyat, naturopati,
homeopati, penyembuhan chiropractic, terapi magnet, terapi herbal,
dan lain-lain. Kita bisa mendapatkan rasa kontrol atas kesehatan
kita melalui terapi kesehatan alternatif yang meningkatkan kualitas
umum kehidupan dengan membuat kita merasa lebih baik tentang diri
kita. Seseorang merasa lebih tenang bila tekanan, stres, insomnia,
gugup dan putus asa berkurang. Mereka mengurangi beberapa efek
samping yang biasanya melihat dalam pengobatanKankeryang biasa dan
juga membantu dalam mengurangi beberapa gejala seperti miskin,
kelelahan nafsu makan, rasa sakit, penyakit, sembelit diare, dan
sesak napas.Sering digunakan bersama dengan obat konvensional,
terapi alternatif dapat cenderung untuk menutupi rasa sakit yang
mungkin menyembunyikan masalah mendasar yang sebenarnya sangat
serius. Saat ini adakelompok pendukung kankerdan lain-lain yang
menawarkan gratis atau dengan biaya yang sangat rendah, terapi
alternatif, beberapa penampungan dan rumah sakit mulai menyediakan
terapi alternatif untuk perawatan kanker, bersama dengan pengobatan
konvensional radioterapi dan kemoterapi untuk kanker. Terapi ini
sekarang digunakan oleh banyakkanker pasienuntuk mendukung diri
mereka sendiri dalam perjuangan mereka melawan kanker. Namun,
terapi kesehatan alternatif tidak harus dilihat sebagai alternatif
yang akan digunakan sebagai pengganti obat-obatan ortodoks, tetapi
harus digunakan sebagai dukungan yang sangat berharga yang mengakui
aspek-aspek spiritual dan emosional dan aspek fisik.Ada peningkatan
dalam penggunaan produk-produk kesehatan
alternatif,Amerikamenggunakan banyak bumbu dan vitamin serta
menghabiskan sekitar milyaran produk-produk kesehatan alternative
setiap tahunnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Davis,
Eisenberg, Phillips dan Tindle pada 2005 ditetapkan bahwa terapi
komplementer dan alternatif yang digunakan oleh sekitar 72 juta
orang di Amerika, juga diindikasikan dari studi ini bahwa lebih
dari miliaran orang per tahun dihabiskan untuk keluar-saku-untuk
terapi ini menurut Herman, Craig, &Caspi, 2005. Dalam
masyarakat saat ini, pengobatan komplementer sudah mulai diterima
karena terapi alternatif membantu mereka mengatasi dan mengelola
efek pengobatan konvensional dengan mengurangi perasaan cemas dan
persaan mereka yang dapat dikontrol kembali dari kehidupan mereka
sendiri.2.Prosesa.Penyembuhan dengan transfer energi dan pemindahan
penyakit ke suatu media.b.Terapi ketuk berbasis hypnosis, khusus
untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit
psikis seperti : stres, cemas, phobia, perilaku/kebiasaan buruk,
emosional dan sejenisnya. Terapi ketuk juga bisa dilakukan dari
jarak jauh.c.Tehnik penyembuhan diri sendiri (self healing) dengan
yoga jari yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja dan sangat
mudah dengan hasil positif yang telah teruji.d.Tehnik penyembuhan
diri sendiri (self healing) dengan metode senam tunggal penyembuh
penyakit dengan cara yang sederhana namun telah teruji menyembuhkan
berbagai penyakit medis dan non medis.e.Penyembuhan dengan audio
healing. Anda juga akan mendapatkan gratis audio-audio yang dapat
membantu menyembuhkan penyakit pasien. Beberapa contoh audio
healing misalnya penyembuhan segala penyakit, reparasi DNA,
autis/adhd, kecanduan narkoba, kanker, insomnia dll.3.DampakTerapi
memiliki dampak positif dan negatif. Adapun beberapa dampak positif
dari terapi, yaitu :1.Mengurangi rasa nyeri, contohnya terapi pijat
untuk orang yang mengalami keseleo atau salah urat.2.Meningkatkan
daya tahan tubuh, contohnya akupuntur, terapi pijat.3.Produksi
hormon dapat dikendalikan, contohnya akupuntur, terapi gelombang
otak.4.Membuat kulit dan selaput lendir menjadi lebih peka terhadap
rangsang5.Melancarkan sirkulasi darah, contohnya terapi magnet,
akupuntur, acupressure, massage therapy.6.Otot yang kaku dapat
terelaksasi sempurna, contohnya akupuntur, terapi pijat,
dll.7.Mengobati penyakit, contohnya terapi radiasi, terapi magnet,
terapi herbal, dll.8.Membuat penampilan orang lebih menarik,
contohnya akupuntur kecantikan yang dapat mnurunkan ataupun
menaikkan berat badan.9.Mengurngi stress dan cemas, contohnya
massage therapy dengan aroma terapi.10.Menambah tinggi badan,
contohnya terapi gelombang otak.Sementara itu, dampak negative dari
terapi, diantaranya :1.Beberapa terapi ada yang dapat menimbulkan
rasa sakit ,seperti terapi pijat. Ada beberapa orang sehari setelah
dipijat merasakan nyeri pada tubuhnya.2.Dapat menimbulkan alergi
tertentu. Contohnya, pada penggunaan minyak dalam terapi pijat,
beberapa orang memiliki sensitivitas tinggi terhadap kandungan
dalam minyak tersebut sehingga dampak alergi, seperti gatal dan
bercak-bercak merah.3.Cenderung memerlukan waktu yang cukup lama
dalam penggunaanya untuk menyembuhkan suatu penyakit tertentu.
Contohnya terapi radiasi dalam penyembuhan kanker tidak bias
dilakukan dalam satu kali pelaksanaan namun perlu adanya
tahapan-tahapan lebih lanjut.4.Beberapa terapi terkadang
menimbulkan efek samping yang merusak salah satu bagian tubuh.
Contohnya, terapi radiasi pada penderita kanker yang menyebabkan
rontoknya rambut dan adanya resiko terjadinya kanker kulit.5.Dapat
mengganggu proses metabolisme tubuh. Contohnya, pasien setelah
menjalani terapi radiasi mengalami gangguan tidur dan berkurangnya
nafsu makan.
B.KONSEP TEORI
1.PengertianTerapi(dalamYunani:), ataupengobatan, adalah
remediasi masalahkesehatan, biasanya mengikutidiagnosis. Orang yang
melakukan terapi disebut sebagaiterapis. Dalam bidangmedis, kata
terapisinonimdengan kata pengobatan. Di antara psikolog, kata ini
mengacu kepadapsikoterapi.Terapi
pencegahanatauterapiProfilaksisadalah pengobatan yang dimaksudkan
untuk mencegah munculnya kondisi medis. Sebagai contoh adalah
banyaknyavaksinuntuk mencegahinfeksipenyakit.Terapiabortiveadalah
pengobatan yang dimaksudkan untuk menghentikan kondisi medis dari
perkembangan lebih lanjut. Pengobatan yang dilakukan pada
tanda-tanda paling awal dari munculnya penyakit, seperti gejala
sakit kepalamigrain, adalah sebuah
terapiabortive.Terapisupportiveadalah suatu terapi yang tidak
merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan
meningkatkan kenyamananpasien.Terapi merupakan kaedah untuk
membantu seseorang pelajar untukbergerak balas terhadap aktiviti
atau kemahiran. Menurut kamus perubatan Mosby (2001) terapi
didefinisikan dengan rawatan pemulihan ke atas pesakit yang pernah
menghidapi sebarang penyakit atau mengalami sesuatu kecederaan
bertujuan mengembalikan kefungsian badan secara normal.Definisi
terapi dalam konteks pendidikan ialah kaedah untuk membantu
seseorang murid untuk bergerak-balas terhadap sesuatu aktiviti atau
kemahiran.
2.KonsepKonsep terapi dalam pendidikan khas adalah didasari dari
konsep kepelbagaian kategori individu berkeperluan khas.
Murid-murid berkeperluan khas mempunyai sama ada ketidakupayaan,
kecacatan halangan atau rintangan untuk mencapai perkembangan dari
segi kognitif, emosi, sosial atau psikomotor. Sehubungan itu,
kaedah terapi dapat membantu murid-murid bermasalah pembelajaran
mencapai perkembangan yang tersebut di atas.Terapi dalam pendidikan
khas adalah salah satu kaedah yang digunakan dalam pengajaran dan
pembelajaran di sekolah. Aktiviti-aktiviti dalam terapi dapat
membantu murid menguasai sesuatu kemahiran dari satu peringkat ke
satu peringkat yang lebih tinggi.Efek terapi(dampakpositif) yang
diinginkan dari sebuah pengobatan, terapis juga dapat menyebabkan
dampaknegatifyang tidak diharapkan. Ketika dampak negatif yang
ditimbulkan lebih kecil/lemah dari dampak positifnya, maka hal itu
sering disebut sebagaiEfek samping. Efek samping
merupakanhasildaridosisatauproseduryang tidak tepat (yang biasanya
disebabkan oleh kesalahan medis). Beberapa efek samping hanya
muncul pada awal/permulaan perawatan, ketika peningkatan dan
penghentian perawatan. Penggunaanobatatauintervensimedis lainnya
yang merupakankontraindikasidapat meningkatkan risiko efek samping.
Beberapa pasien terkadang menghentikan terapi karena efek samping
yang ditimbulkannya. Tingkat keparahan dari efek samping ini
bervariasi, mulai dari rasa mual hingga dapat mengakibatkan
kematian. Efek samping yang umum terjadi di antaranya perubahan
berat badan, perubahan tingkatenzim, perubahanpatologisyang
terdeteksi pada levelmikroskopis,makroskopis, ataupsikologis. Efek
samping dapat menyebabkan perubahan yang dapat dipulihkan kembali
maupun permanen, termasuk peningkatan atau penurunan kerentanan
individu terhadapobat/ bahankimia, makanan, atau prosedur tertentu
(misalnya interaksi terhadap obat).
3.Indikasi1.Berbagai keadaan nyeri seperti nyeri kepala, migren,
nyeri bahu, nyerilambung,nyeri sendi dan lain-lain2.Kelainan
fungsional seperti asma, alergi, insomnia, mual pada
kehamilan3.Beberapa kelainan saraf seperti hemiparesis, kesemutan,
kelumpuhan muka.4.Berbagai keadaan lain seperti mengurangi nafsu
makan, menurunkan kadar gula darah,meningkatkan stamina, efek
analgesi pada operasi dan lain-lain5.Klien Psikotik seperti
kecemasan, panik, depresi ringan6.Klien yang mengalami stress dalam
kehidupan penyakit / kematian.7.Klien dengan gangguan keluarga,
ketergantungan, dan sejenisnya
4.Kontra Indikasi1.Kontraindikasi absolut pada penderita
hemofilia.2.Kontraindikasi dapat timbul pada pasien yang baru saja
menerima, sedang diberi, ataupun selesai mengalami pengobatan
dengan antikoagulan. Dalam kondisi ini dapat dilakukan hanya
setelah rehat dari pengeobatan jenis ini setidaknya dua
minggu.3.Waham4.Depresi berat5.Sosio / Psikopat6.Sedang menjalani
terapi lain7.Tidak ada harapan sembuh8.Pembosan
C.STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Standar Operasional Prosedur dari terapi adalah1.Klien datang
secara langsung bertemu dengan terapis2.Dilakukan Observasi
Wawancara untuk mengetahui secara luas dan mendalam keadaan /
masalah klien3.Ditetapkan jenis terapi yang cocok untuk masalah
yang diderita, berupa Konseling, dan Intervensi pikiran bawah sadar
(hypnose).4.Ditetapkan jadwal terapi, jumlah pertemuan yang
disepakati bersama antara Klien dan Terapis.5.Persiapan diri
terapis :1)Cuci tangan2)Memakai alat perlindungan diri6.Persiapan
alat-alat sesuai dengan terapi yang akan dilakukan7.Persiapan
pasien sesuai dengan terapi yang akan dilakukan8.Persiapan
lingkungan9.Dilanjutkan dengan terapi yang akan dilakukan10.Sesudah
terapi ajari latihan-latihan yang perlu dilakukan secara mandiri
untuk mempercepat penyembuhan.Catatan :Arahkan klien untuk mandiri
dan sembuh dari masalahnya.Klien dibuatkan disk yang berisi Terapi
yang dapat didengarkan untuk mempercepat dan memperkuat efek
penyembuhan.
terapi komplementerDISUSUN OLEH IBU AMBAR, STIKES LINTAS JALUR
KENDAL
TERAPI KOMPLEMENTER
I.PENGERTIANTerapi Komplementer adalah cara penanggulangan
penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan
medis yang konvensional.Terapi Komplementer adalah semua terapi
yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvesional yang
direkomendasikan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan
induvidu.Pengobatan Komplementer adalah pengobatan non konvensional
yang bukan berasal dari Negara yang bersangkutan (WHO).
II.TUJUANSebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan
medis.Untuk memperbaiki fungsi dari system system tubuh, terutama
system kekebalan dan pertahanan tubuh.Lebih berserah diri dan
ikhlas menerima keadaan.
III.MACAM MACAN TERAPI KOMPLEMENTER1.System medis
Alternatifa.AkupunturSuatu metode tradisional Cina yang
menghasilkan analgesia atau perubahan fungsi system tubuh dengan
cara memasukan jarum tipis sepanjang rangkaian garis atau jalur
yang disebut meredian. Manipulasi jarum langsung pada meridian
energi akan mempengaruhi organ internal dalam dengan pengalihan
qib.AyurvedaSystem pengobatan tradisional Hindu yang
memkombinasikan obat herbal, obat pencahar dan minyak
gosok.c.Pengobatan HomeopaticSystem mengobatan medis yang didasari
pada teori bahwa penyakit tertentu dapat diobati dengan memberikan
dosis kecil substansi yang ada pada individu sehat akan
menghasilkan gejala seperti penyakit.d.Pengobatan NaturopatikSystem
pengobatan didasari pada makanan alami, cahaya, kehangatan, pijatan
air segar, olah raga teratur dan menghindari pengobatan, mengenali
kemampuan mnyembuhkan tubuh alami.e.Pengobatan Tradisional
CinaKumpulan tehnik dan metode sistematik termasuk akupuntur,
pengobatan herbal, pijatan, akupreser, moxibustion (menggunakan
panas dari herbal yang dibakar), qigong (menyeimbangkan aliran
energi melalui gerakan tubuh).
2.Terapi BiologisMenggunakan substansi alam seperti herbal,
makanan dan vitamin.a.ZonaProgam diet yang memerlukan makanan
berprotein, karbohidrat dan lemak dengan perbandingan
30:40:30.Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan hormone lain
untuk kesehatan yang optimal.b.Diet MikrobiotikDiutamakan diet
vegetarian.c.Pengobatan OrtomolekulerMeningkatkan nutrisi seperti
vitamin c dan bertakoren.
3.Menipulasi Dan Metode Didasari TubuhDidasari pada manipulasi
dari atau penggerakan dari satu atau lebih bagian
tubuh.a.AkupresurTehnik terapetik mempergunakan tekanan digital
dalam cara tertentu pada titik yang dibuat pada tubuh untuk
mengurangi rasa nyeri menghasilkan analgesic atau mengatur fungsi
tubuh.b.Pengobatan KiropratikSystem terapi yang melibatkan
manipulasi kolumna spinalis dan memasukan fisiotherapy dan terapi
cliet.c.Metode FeldenkraisTerapi alternatif yang didasarkan pada
citra tubuh yang baik melalui perbaikan pergerakan tubuh.d.Tai
chiTerapi alternatif yang menghubungkan pernafasan, pergerakan dan
meditasi untuk membersihkan, memperkuat dan sirkulasi energi dan
darah kehidupan yang penting.e.Terapi PijatManipulasi jaringan ikat
melalui pukulan, gosokan atau meremas untuk meningkatkan sirkulasi,
memperbaiki sifat otot dan relaxsi.f.Sentuhan RinganSentuhan pada
klien dengan cara yang tepat dan halus untuk membuat hubungan
menunjukkan penerimaan dan memberikan penghargaan.4.Intervensi
tubuh dan pikiranMenggunakan berbagai tehnik yang di buat untuk
meningkatkan kapasitas pikiran untuk mempengaruhi tubuh.a.Terapi
SeniMenggunakan seni untuk mendamaikan konflik emosional,
meningkatkan kewaspadaan diri dan mengungkapkan masalah yang tidak
di katakan dan didasari klien penyakit mereka.b.Umpan balik
biologisSuatu proses yang memberikan individu dengan informasi
visual dan suara tentang fungsi fisiologis otonomi tubuh.
5.Intervensi tubuh-pikiranMenggunakan berbagai tehnik yng dibuat
untuk meningkatkan kapasitas pikiran guna mempengaruhi fungsi dan
gejala tubuh.a.Terapi DansaSarana memperdalam dan memperkuat terapi
karena merupakan ekspresi langsung dari pikiran dan tubuh.b.Terapi
PernafasanMenggunakan segala jenis pola pernafasan untuk
merelaxasi, memperkuat atau membuka jalur emosional.c.Imajinasi
TerbimbingTehnik terapiutik untuk mengobati kondisi patologis
dengan berkonsentrasi pada imajinasi atau serangkaian
gambar.d.MeditasiPraktik yang ditujukan pada diri untuk merelaxasi
tubuh dan menenangkan pikiran menggunakan ritme pernafasan yang
berfokus.e.Terapi MusikMenggunakan music untuk menunjukkan
kebutuhan fisik, psikologis, kogniti dan sosial individu yang
menderita cacat dan peny.f.Usaha Pemulihan (doa)Berbagai tehnik
yang menggunakan dalam banyak budaya yang menggabungkan pelayanan,
kesabaran, cinta atau empati dengan target
doa.g.PsikoterapiPengobatan kelainan mental dan emosional dengan
tehnik psikologih.YogaTehnik yang befokus pada susunan otot,
postur, mekanisme pernafasan dan kesadaran tubuh.
6.Terapi EnergiMelibatkan penggunaan medan energia.Terapi
ReikiTerapi yang berasal dari praktik budha kuno di mana praktisi
menempatkan tangannya pada atau diatas bagian tubuh dan memindahkan
keharmonisan dan keseimbangan untuk mengobati gangguan
kesehatan.b.Sentuhan terapiutikPengobatan melibatkan pedoman
keseimbangan energi atau praktisi dalam suatu cara yang disengaja
tidak semua pasien.
IV.EFEK SAMPING TERAPI KOMPLEMENTERPada terapi akupuntur dapat
terjadi komplikasi seperti infeksi karena sterilesasi jarum yang
tidak adekuat atau jarum yang ditinggalkan dalam tempat untuk waktu
yang lama, jarum yang patah, perasaan mengantuk pasca pengobatan.
Kontraindikasi pengobatan pada individu yang memiliki kelainan
perdarahan trombositopeni, infeksi kulit atau yang memiliki
ketakutan terhadap jarum.Kontaminasi dengan herbal atau bahan kimia
lain termasuk pestisida dan logam berat juga terjadi, tidak semua
perusahaan menjalankan pengawasan kualitas yang ketat dan garis
pedoman pabrik yang menentukan standar untuk kadar pestisida yang
dapat diterima, bahan pelarut sisa tingkat bacterial dan logam
berat untuk alasan ini pembelian obat herbal hanya dari pabrik yang
mempunyai reputasi. Label pada produk herbal harus mengandung nama
ilmiah tanaman nama dan alat pabrik yang sebenarnya, tanggal
kemasan dan tanggal kadaluarsa.Di Indonesia ada 3 jenis tehnik
pengobatan komplementer yang telah di terapkan oleh Derpartemen
Kesehatan untuk di Integrasikan ke dalam pelayanan konvensional
yaitu:1.Akupuntur HiperbarikDilakukan oleh dokter umum berdasarkan
kompetensinya.2.Terapi HiperbarikYaitu suatu metode terapi dimana
pasien di masukan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan
udara atmosfir normal, lalu di beri pernafasan oksigen murni
(100%)3.Terapi herbal medicYaitu terapi dengan menggunakan obat
bahan alami baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelanyanan
penelitian maupun berupa fitofarmaka.
DASAR HUKUM1.Peraturan Menteri kesehatan RI nomor 1109 tahun
2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif
pelayanan kesehatan.2.Permenkes RI no 1186 / Menkes / per / XI /
1996 tentang pemanfaatan akupuntur di sarana pelayanan
kesehatan.3.Keputusan Menteri Kesehatan RI no 1076 / Menkes / SK /
VII / 2003 tentang penyelenggaraan pengobatan
tradisional.4.Keputusan Menteri Kesehatan RI no 121 tahun 2008
tentang standar pelayanan Medik Herbal.
PENERAPAN DALAM PRATIK KEPERAWATAN Keperawatan holistic
menghormati serta mengobati jiwa, tubuh dan pikiran klien,
perawatan menggunakan Intervensi Keperawatan holistic seperti
terapi relaxasi, terapi music, sentuhan ringan dan usaha pemulihan
(doa). Intervensi seperti ini mempengaruhi Individu secara
keseluruhan (jiwa, tubuh, pikiran) dan merupakan pelengkap yang
bersifat efektif ekonomis, non, invasive serta non farmakologis
untuk pelayanan medis terapi tersebut di susun dalam 2
tipe:1.Terapi yang dapat diakses keperawatan.Di mana seorang
perawat dapat mulai mempelajari dan mempergunakanya dalam pelayanan
klien.2.Terapi latihan spesifikDi mana seorang perawat tidak dapat
melakukan tanpa pelatihan tambahan dan atau sertifikat.
1.TERAPI YANG DAPAT DIAKSES KEPERAWATANRelaksasiTujuan : agar
individu mampu memonitor dirinya secara terus menerus terhadap
indicator ketegangan serta untuk membiarkan, melepaskan dengan
sadar ketegangan yang terdapat di bebagai tubuh.Macam
relaxsasi:a.Relaksasi progresifMengajarkan individu bagaimana
beristirahat dengan efektif dan mengurangi ketegangan pada
tubuh.b.Relaksasi pasifMengajarkan individu untuk merelaksasikan
sekelompok otot secara pasif.Cara terapi relaksasi :a.Meditasi dan
pernafasan beriramaMenyediakan lingkungan yang tenang.Membantu
klien untuk mendapatkan kenyamanan saat sedang duduk atau
berbaring,minta klien untuk tetap diam sebisa mungkin dan bergerak
jika perlu agar tetap merasa nyaman.Menginstruksikan klien untuk
bernafas kedalam dan keluar secara perlahan dan dalam menggunakan
otot perut.Pada awal setiap mengeluarkan nafas,minta klien untuk
menyebut angka satu dalam pikirannya,lanjutkan ketahap
meditasi.Menjelaskan ketika pikiran mengembara,bawa kembali untuk
memulai mengeluarkan nafas dalam tanpa pertimbangan.Minta klien
melakukan setiap jenis latihan selama 5,10,15 dan 20 menitLakukan
setiap hari untuk minimal satu jenis latihan.b.Relaksasi dan
progesifMenyediakan linkungan yang tenangMembantu klie untuk
mendapatkan kenyamanan saat sedang duduk atau berbaring, meminta
klien untuk tetap diam sebisa mungkin dan bergerak jika perlu agar
tetap merasa nyaman.Mengintrusikan klien untuk menutup mata dan
mempertahankan sikap mau menerima.Menginstuksikan untuk bernafas
dalam dan keluar secara perlahan dan dalam menggunakan otot otot
patu paruSaat klien bernafas secara perlahan dan nyaman,
instrukasikanb klien untuk merelaksasikan dan meregangkan otot
sesuai urutan yang di perintahkan, menengankan dan merelasaksikan
serta merasakan tiap bagian yang berelaksasi.Instruksikan klien
untuk menegangkan dan kemudian merelaksasikan betis, lutut, dan
seterusnya.c.Relaksasi dengan gerakan sensorisMenyediakan tempat
yang tenangMembantu klien untuk mendapatkan kenyamanan saat sedang
duduk atau berbaring, meminta klien untuk tetap diam sebisa mungkin
dan bergerak jika perlu agar tetap merasa nyaman.Menginstruksikan
klien untuk menutup mata dan mempertahankan sikap mau
menerima.Menginstruksikan klien untuk bernafas ke dalam dan ke luar
secara perlahan dan dalam menggunakan otot otot perut.Instrusikan
klien untuk mengulang secara perlahan lahan menyelesaikan setiap
kalimat berikut dengan suara rendah atau untuk dirinya:Sekarang
saya sadar melihat.Sekarang saya sadar merasakanSekarang saya sadar
mendengarkan..Instrusikan klien untuk mengulng dan menyelesaikan
setiap kata empat kali, kemudian tiga kali, kemudian dua kali dan
terakhir satu kali.d.Relaksasi dengan musicMenfasilitasi klien
dengan alat perekam dan alat pendengar.Meminta klien untuk
mendapatkan posisi yang nyaman (duduk atau berbaring dengan tangan
dan kaki di silang) dan untuk menutup mata dan mendengarkan music
melalui alat pendengar.Instrusikan klien untuk membanyangkan
terapung atau ditiup dengan music ketika sedang
mendengarkan.Evaluasi:Mangkaji tanda tanda vital klien terutama
pola pernafasan.Minta klien untuk menggambarkan tingkat ketegangan
atau perasaan kawatir.Mengamati klien terhadap adanya perilaku yang
menunjukan kecemasan.
2.TERAPI LATIHAN SPESIFIKa.Umpan balik biologisMerupakan suatu
kelompok prosedur terapeutik yang menggunakan alat elektronik, atau
elektromekanik untuk mengukur, memproses dan memberikan informasi
bagi individu tentang aktivitas system saraf otonom dan neuro
moskuler.b.Sentuhan terapiutikSentuhan terapiutik merupakan satu
potensi alami manusia yang terdiri dari meletakkan tangan praktisi
pada atau dekat dengan tubuh seseorang kemudian praktisi mencoba
mengarahkan energi yang ada dalam tubuhnya untuk membawa individu
kembali masuk kedalam keseimbangan energi yang sama dengan
praktisi.c.Terapi kiropraktikManipulasi spinal yang diarahkan pada
sendi tertentu ole praktisi dengan menggunakan tangan atau
alat.d.AkupunturMerupakan metode stimulasi titik tertentu pada
tubuh dengan memasukan jarum kusus untuk memodifikasi persepsi rasa
nyeri, menormalkan fungsi fisiologis serta mengobati dan mencegah
penyakit.e.Terapi herbalMenggunakan tanaman, hewan, atau
mineral.
KELOMPOK 9 : TERAPI MEDIK DAN TERAPI KOMPLEMENTER YANG LAZIM
DIGUNAKAN PADA LANSIA
MAKALAHKOMUNITASTERAPI MEDIK DAN TERAPI KOMPLEMENTER YANG LAZIM
DIGUNAKAN PADA LANSIA
Disusun Oleh :Kelompok 9
1.Lailiyah Indri (101.0057)2.Rahayu Apriliya W.
(101.0089)3.Septiananingsih (101.0103)4.Vita Aristiarini
(101.0113)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG
TUAHSURABAYA2013
BAB 1PENDAHULUAN
1.1.Latar BelakangPenuaan adalah suatu proses akumulasi dari
kerusakan sel somatik yang diawali oleh adanya disfungsi sel hingga
terjadi disfungsi organ dan pada akhirnya akan meningkatkan risiko
kematian bagi seseorang. Apabila dilihat dari sudut pandang yang
lebih luas, proses penuaan merupakan suatu perubahan progresif pada
organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat
irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan
waktu.Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaiyu :
masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua
berarti mengalami kemunduran baik fisik maupun psikis.Corak
perkembangan proses penuaan bersifat lambat namun dinamis dan
bersifat individual baik secara fisiologis maupun patologis, karena
banyak dipengaruhi oleh riwayat maupun pengalaman hidup di masa
lalu yang terkait dengan faktor biologis, psikologis, spiritual,
fungsional, lingkungan fisik dan sosial. Perubahan struktur dan
penurunan fungsi sistem tubuh tersebut diyakini memberikan dampak
yang signifikan terhadap gangguan homeostasis sehingga lanjut usia
mudah menderita penyakit yang terkait dengan usia misalnya: stroke,
Parkinson, dan osteoporosis dan berakhir pada kematian. Penuaan
patologis dapat menyebabkan disabilitas pada lanjut usia sebagai
akibat dari trauma, penyakit kronis, atau perubahan degeneratif
yang timbul karena stres yang dialami oleh individu. Stres tersebut
dapat mempercepat penuaan dalam waktu tertentu, selanjutnya dapat
terjadi akselerasi proses degenerasi pada lanjut usia apabila
menimbulkan penyakit fisik.Oleh karena itu diperlukannya
pelaksanaan program terapi yang diperlukan suatu instrument atau
parameter yang bisa digunakan untuk mengevaluasi kondisi lansia,
sehingga mudah untuk menentukan program terapi selanjutnya. Tetapi
tentunya parameter tersebut harus disesuaikan dengan kondisi
lingkungan dimana lansia itu berada, karena hal ini sangat
individual sekali, dan apabila dipaksakan justru tidak akan
memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam keadaan ini maka upaya
pencegahan berupa latihan-latihan atau terapi yang sesuai harus
dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.
1.2.Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan terapi medis ?2.
Apa yang dimaksud dengan terapi komplementer ?3. Terapi medic dan
komplementer apa yang lazim digunakan pada lansia ?
1.3.Tujuan1. Mengetahui tentang terapi medis2. Mengetahui
tentang terapi komplementer3. Mengetahui terapi medic dan
komplementer yang lazim digunakan pada lansia
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1Terapi medisRehabilitasi merupakan semua tindakan yang
bertujuan untuk mengurangi dampak disability serta handicap agar
individu lansia dapat berintegrasi dalam masyarakat.Rehabilitasi
adalah aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam pelayanan kesehatan
lansia.( British G. Society ).Terapi medic adalah proses pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fungsional
dan fisikologik dan kalau perlu mengembangkan mekanisme
kompensasinya agar individu dapat mandiri.Terapi medik adalah suatu
bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk memulihkan atau
mengoptimalkan kemampuan seseorang setelah mengalami gangguan
kesehatan yang berakibat pada penurunan kemampuan fisik.Reintegrasi
adalah rentetan usaha untuk kembali pada kemampuan fungsional yang
pernah dimiliki. Reintegrasi terhadap kehidupan normal adalah hal
yang samgat di dambakan oleh seorang pasien. Harapan inilah yang
mewakili kualitas hidup yang diinginkan . upaya reintegrasi
diartikan sebagai reorganisasi kondisi fisik, psikis, dan social
serta spiritual menuju kesatuan yang harmonis sehingga adaptasi
terhadap kehidupan dapat diperoleh, setelah mengalami sakit atau
trauma.Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa inti upaya
mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup seseorang yang
menderita sakit adalah yang melaksanakan upaya berdasarkan konsep
rehabilitasi. Konsep rehabilitasi menyatu dan berkesinambungan
dengan proses penyembuhan penyakit, termasuk berbagai reaksi dan
efek samping terapi, khususnya pada penyakit geriatric.
Tujuan Rehabilitasi Medik pada Usia Lanjut:1.Memberikan
pelayanan rehabilitasi medik yang komprehensif.2.Berperan dalam
mempertahankan dan atau meningkatkan kualitas hidup pasien (
kesehatan, vitalitas, fisik, dan fungsi).3.Mencegah atau mengurangi
keterbatasan (impairment ), hambatan (disability) dan kecacatan
(handicap ).
2.2Terapi komplementerMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI),Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang
sedang sakit; pengobatan penyakit; perawatan penyakit.Komplementer
adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.Menurut WHO
(World Health Organization),Pengobatan komplementeradalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan, sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan
termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan
tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan
yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun
temurun pada suatu negara. Tetapi di Philipina misalnya, jamu
Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.Terapi
Komplementeradalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai
pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang
Konvensional.Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi
pengobatan Komplementer tradisional-alternatif adalah pengobatan
non konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, meliputi upaya promotiv, preventive, kuratif,
dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur
dengan kualitas, keamanan, dan evektivitas yang tinggi berandaskan
ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran
konvensional. Dalam penyelenggaraannya harus sinergis dan
terintregrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional dengan
tenaga pelaksanaanya dokter,dokter gigi, dan tenaga kesehatan
lainnya yang memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan
komplementer tradisional-alternatif. Jenis pengobatan komplementer
tradisional-alternatif yang daoat diselenggarakan secara sinergis
dan terintergrasi harus di tetapkan oleh menteri kesehatan setelah
memalui pengkajian. Terapi komplementer banyak menggunakan pada
efektifitas dari beberapa terapi (Snyder dan lindquist, 1998).
Florence nightingale menggambarkan penggunaan terapi komplementer,
seperti musik, didalam perawatan holistik klien (nigthingale,
1860/1969). Surver di afrika mengemukakan bahwa 42% reponden
menggunakan 1 atau lebih terapi komplementer (eisenberg dkk, 1998).
Penggunaan terapi komplementer meningkatkan hampir 10% berdasarkan
hasil survei tahun 90 (eisenberg dkk, 1993). Terapi komplementer
lebih populer di Eropa daripada di Amerika Serikat (peletier,
2000). Di jerman penggunaan herbal merupakan bagian dari
keperawatan kesehatan. Hasil penelitian tentang obat herbal
menunnjukkan bahwa 70 90 % dari terapi kesehatan diseluruh dunia
menggunakan terapi komplementer secara rutin sebagai bagian
perawatan kesehatan ( kraitzer dan jansen, 2000).
2.2.1Pengertian Terapi komplementer Istilah terapi modalitas
dalam ilmu keperawatan lebih dikenal dengan terapi komplementer,
terapi alternativ, terapi holistis, terapi nonbiomedis, pengobatan
integratif atau perawatan kesehatan, perawatan nanalopati, dan
perawatan nontradisional. Terapi modalitas merupakan metode
pemberian terapi yang menggunakan kemampuan fisik atau elektrik.
Terapi modalitas bertujuan untuk membantu proses penyembuhan dan
mengurangi keluhan yang dialami klien ( lundy dan jenes , 2009).
Terapi komplementer adalah istilah untuk terapi yang bukan bagian
dari tepi medis kofensional. Terapi komplementer atau terapi
modalitas di akui sebagai upaya kesehatan nasional oleh nasional
center for complementary/ alternative medicine (NCCAM) di amerika.
Penggunaan istilah komplementer disebabkan karena pemakaian bersama
terapi lain, bukan sebagai pengganti dan pengobatan biomedis.
Terapi komplementer juga digunakan dalam praktik keperawatan
profesional sebagai terapi alternativ di beberapi klinik
keperawatan, misalnya latihan relaksasi oto progesif pada
penanganan klien dengan epilepsi yang menyertai penggunaan obat
antiepilepsi. Study menunjukkan bahwa penggunaan relaksasi otot
progesif dapat meningkatkan kontrol kejang ( whaitma dkk., 1990).
Namun demikian, tera[i komplkementer dapat digunakan mandiri atau
tidak berhubungan dengan terapi biomedis karena di posisikan
sebagai upaya promosi kesehatan, misalnya klien dpijat secara rutin
untuk mencegah munculnya stres. Terapi komplementer merupakan
terapi holistis atau terapi nonbiomedis. Hasil penelitian tentang
psikoneuroimunologi mengungkapkan bahwa proses interaktif pada
manusia dengantubuh, pikiran, dan interaksi sosial mempengaruhi
kesejahteraan seseorang. NCCAM. Menetapkan bahwa terapi
komplementer secara garis besar di dasarkan sebagai kategori terapi
pikiran penghubung tubuh (mind body terapies) sementara terapi
biomedis lebih banyak mempengaruhi seluruh tubuh dan berfokus pada
dampak terapi terhadap pengibatan atau penanganan masalah fisik.
Sebagai contoh, pada terapi biomedis, evaluasi efek obat
antihipertensi hanya ditentukan melalui tekanan darah dan tidak
memperhatikan bagaimana obat mempengaruhi alam rohani dan
psikologis. NCCAM mendefinisikan terapi komplementer adalah suatu
penyembuhan yang mencakup sistem kesehatan, modalis, praktik dan
teori serta keyakinana dari masyarakat atau budaya dalam periode
secara tertentu . CAM mencakup semua praktik serta ide ide yang
dimaknai sebagai upaya mencegah atau mengobati penyakit atau
mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan .
2.2.2Klasifikasi Terapi komplementer Terdapat lebih dari 1800
terapi komplementer yang diidentifikasi berdasarkan sistem
perawatan , terapi yang cukup dikenal luas dan digunakan, variasi
dari terapi, praktik budaya asli yang tidak dikenal, dan mekanisme
ang mendasari tindakan terapi yang tidak diketahui.Kategori terapi
konmpkementer menurut NCCAM adalah sebagai berikut :1.Terapi
pikiran, tubuh ( mind body terapies)2.Terapi berbasis biologi (
biologokalli based terapies)3.Terapi manipulatife dan berbasis
tubuh(manipulatife and body based terapies)4.Terapi energi yang
termasuk dalam kategori energi hayati bioelektro magnetik( energi
and biofild terapies) Menurut NCCAM terapi komplementer menjadi
pengobatan untuk kondisi tertentu dan merupakan bagian integral
dari sistem pelayanan kesehatan ternasuk profesi perawat.Basis
filosofi yang mendasari penggunaan terapi komplementer berbeda
dengan modal biomedis konfensional. Biomedis berusaha menghilangkan
dan memperbaiki etiologi atau masalah yang mendasari serta
menekankan pada pengobatan trauma maupun situasi darurat lainya
(weil, 1995). Sementara itu tujuan terapi komplementer dalam sistem
keperawatan adalah untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan
dalam diri seseorang. Zollman dan vickers (1999)menyatakan tujuan
dari intervensi terapeutik adalah untuk mengembalikan keseimbangan
dan memfasilitasi respon tubuh daripada menyembuhkan proses
penyakit atau penghentian gejala. Oleh karena itu, perawat
memberikan perawatan yang mencakup modifikasi gaya hidup, perubahan
diet, olah raga, pengobatan khusus, konseling, latihan, bimbingan,
pada pernafasan, relaksasi, serta resep herbal. Konsep ini menenkan
pentingnya sistem perawatan yang menerapkan pendekatan kepedulian
holistik terhadap perawatan klien yang akan meningkatkan pelayanan
kesehatan.
2.2.3Penggunaan terapi komplementer Foktor yang mempengaruhi
perkembangan atau penggunaan terapi komplementer (Astin,
1998:kaptchuk dan eisenberg 1998 : jobs,1998 : mitzdorf dkk,1999)
antara lain:1.Adanya kenyakinan bahwa terapi biomedis tidak
menyentuh seluruh dominan yang dimiliki individu.2.Adanya efek
biomedis yang dianggap lebih buruk daripada efek terapi yang
diharapkan;3.Konsumen menginginkan penyedia layanan kesehatan yang
pesuli (carig).4.Konsumen menginginkan pengakuan dan perlakuan
secarautuh atau holistis.5.Konsumen menginginkan keterlibatandalam
pengambilan keputusan dalam menangani masalahkesehatan yang di
hadapi.6.Faktor lain yang telah meningkatkan penggunaan terapi
komplementer adalah peningkatan pengeseran budaya yang menggunakan
pelayanan kesehatan selain sistem biomedis. Terapi komplementer
sangat penting dalam klien dengan kondisi kesahatan fonis yang
meliputi spiritual, sosial, psikologi, dan masalah fisik (haines,
McKibbon dan Kanani, 1996).Terapi komplementer keperawatan
Nightingale menyerahkan penggunaan terapi komplementer dalam
perawatan klien. Fundamental of nursing menjelaskan beberapa
penggunaan prinsip terapi komplementer seperti pijat (massage),
panas dan dingin, dan gizi. Pada akhir 1950 an, proses keperawatan
diperkenalkan dengan menggunakan 5 langkah pendekatan pemecahan
masalah untuk keperawatan yaitu pengakajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, intervensi, dan evaluasi. Keterampilan pengakajian
sangat penting karena berkaitan dengan langkah selanjutnya, yaitu
intervensi. Perpedaan dalam menyusun intervensi dipengaruhi oleh
pengelompokan yangmeliputi tundakan dependen (dependent),
kolaborasi (interdependent), mandiri (independent). Perawat
memiliki otonomi yang luas dalam memberikan intervensi, terutama
tindakan mandiri, sebagai tindakan profesi yang ditunjang
pendidikan tinggi. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada perawat
untuk dapat memberikan praktik keperawatan komplementer. Menurut
Sydner, Bulechek, dan McCloskey (1985), beberapa intervensi
keperawatan mandiri yang termasuk terapi komplementer antara lain
musik, imagery, relaksasi otot progesif, jurnaling, reminis chance,
dan pijat. Indetifikasi dan klasifikasi intervensi keperawatan oleh
internasional council of nurses poject (ICNP) dan national
intervention clssification project (NIC) telah memperluas ruang
lingkup intervensi yang mencangkup seluruh kegiatan keperawatan
(ICNP, 1997; McCloskey, dan bulechek. 1996). Dengan demikian
berdasarkan konsep keperawatan, istilah intervensi tidak membedakan
terapi komplementer dengan tindakan keperawatan lainnya sperti
pemantauan status perawatan klien atau koordinasi. Perawat harus
menggunakan terapi komplementer yang lebih banyak untuk membantu
klien mencapai hasil ksehatan yang lebih optimal.
Tabel 1.1 klasifiskasi berdasarkan National Center for
Complementary/Alternative MedicineJenisContoh
Terapi pikiran - tubuh( mind body) .Pendekatan prilaku
psikologi, sosial, dan spiritual untuk kesehatan .Yoga, tah chi,
internal qi gong, meditasi , imagery,hipnosis, biofedback, dukungan
kelompok, terapi seni , terapi musik, terapi dansa , journaling ,
humor, psikoterapi tubuh, dan pengakuan nonlocality, soul
retrieval, penyembuhan spiritual, holistik nursing, plasebo sweat
lodges.
Terapi sistem pengobatan alternatif ( alternatif medical sistem
).pengobatan nonmedis yang melibatkan teori dan praktik dari sistem
yang komplet.Pengobatan tradisional cina (akupuntur, formula
herbal, diet, exterlan dan internal qi-gong, tai chi, pijatan dan
manipulasi, acupotomy), sistem adat tradisional seperti pengobatan
asli penduduk amerika, pengobatan ayuverda, unani-tibbi, pengobatan
kampo, pengobatan tradisional afrika, pengobatan tradisional
aborigin, curanderismo, sistem pengobatan barat yang tidak
konvensional (hemeopati, radiestasia,, cayce-based systems,
radionics). Naturopati.
Terapi berbasis biologi (biological based therapies).Terapi yang
bersifat alami.Praktik, intervensi, dan produknya berbasis
biologisHerbal, diet khusus (pritkin, omishatki, tinggi serat,
makrobiotik), pengobatan orthomolecular (gizi), intervensi
farmakologi/biologis/ instrumental (kartilago ozon, cone therapy,
sengatan lebahelektrodiasnostik, iridologi
Terapi manipulatif dan berbasis tubuh (manipulative and body
sistems)Sistem yang berdasarkan pada kegiatan manipulasi dan atau
gerakan anggota tubuh.Pengobatan kiropraktik pijatan dan gerakan
tubuh atau body work (kranial-sakrum astheopatic manipulative
treatment. Pijatan swedia, refleksologi metode pilates, polaritas,
gerak tubuh trager, teknik alexander, teknik feldenkrais. Pijatan
chinese tui Na, akupresur, ralfing), serta terapi fisika
nonkonvensional seperti hidroterapi, distermi, terapi, cahaya dan
warna, colonic, pernafasan ;ubang hidung secara bergantian
(alternatenostrilbreathing).
Terapi energi (energy therapies)Sistem pengobatan yang
menggunakan medan energi halus di dalam dan sekitar tubuhSentuhan
terpeutik, sentuhan penyembuhan, penyembuhan natural, shen, reiki,
huna, qi-gong external dan magnet
Program RehabilitasiUntuk memulai program rehabilitasi pada
penderita lansia,sebagai tenaga professional harus mengetahui
kondisi lansia saat itu,baik penyakit yang menyertai maupun
kemampuan fungsional yang mampu dilakukan.salah satunya di
kemukakan oleh Katz, DKK yang telah menetapkan Fungsional
Assessment Instrument untuk menggolongkan kemandian merawat diri
pada lansia dengan berbagai macam penyakit, misal fraktur collum
femoris, infark cerebri, arthritis, paraplegia, keganasan, dll.
adapun aktivitas yang dinilai adalah Bathing, Dressing, Toileting,
Transfering, Continence dan Feeding.1.Program FisioterapiDalam
penanganan terapi latihan untuk lansia dimulai dari aktivitas fisik
yang paling ringan kemudian bertahap hingga maksimal yang bisa
dicapai oleh individu tersebut, misalnya :a.Aktivitas di tepat
tidur-Positioning, alih baring, latihan pasif & aktif lingkup
gerak sendib.Mobilisasi-Latihan bangun sendiri, duduk, transfer
dari tempat tidur ke kursi, berdiri, jalan-Melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari : mandi, makan, berpakaian, dll
2.Program Okupasi terapiLatihan ditujukan untuk mendukung
aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan memberikan latihan dalam
bentuk aktivitas, permainan, atau langsung pada aktiviats yang
diinginkan. Misalnya latihan jongkok-berdiri di WC yang dipunyai
adalah harus jongkok, namun bila tidak memungkinkan maka dibuat
modifikasi.
3.Program Ortotik-prostetikBila diperlukan alat bantu dalam
mendukung aktivitas pada lansia maka seorang ortotis-prostetis akan
membuat alat penopang, atau alat pengganti bagian tubuh yang
memerlukan sesuai dengan kondisi penderita. Dan untuk lansia hal
ini perlu pertimbangan lebih khusus, misalnya pembuatan alat
diusahakan dari bahan yang ringan, model alat yang lebih sederhana
sehingga mudah dipakai, dll.
4.Program Terapi WicaraProgram ini kadang-kadang tidak selalu
ditujukan untuk latihan wicara saja, tetapi perlu diperlukan untuk
memberi latihan pada penderita dengan gangguan fungsi menelan
apabila ditemukan adanya kelemahan pada otot-otot sekitar
tenggorokan. Hal ini sering terjadi pada penderita stroke, dimana
terjadi kelumpuhan saraf vagus, saraf lidah, dll
5.Program Sosial-MedikPetugas sosial-medik memerlukan data
pribadi maupun keluarga yang tinggal bersama lansia, melihat
bagaimana struktur/kondisi di rumahnya yang berkaitan dengan
aktivitas yang dibutuhkan penderita, tingkat sosial-ekonomi. Hal
ini sangat penting sebagai masukan untuk mendukung program lain
yang ahrus dilaksanakan, misalnya seorang lansia yang tinggal
dirumahnya banyak trap/anak tangga, bagaimana bisa dibuat landai
atau pindah kamar yang datar dan biasa dekat dengan kamar mandi,
dll
6.Program PsikologiDalam menghadapi lansia sering kali harus
memperhatikan keadaan emosionalnya, yang mempunyai ciri-ciri yang
khas pada lansia, misalnya apakah seorang yang tipe agresif, atau
konstruktif, dll. Juga untuk memberikan motivasi agar lansia mau
melakukan latihan, mau berkomunikasi, sosialisasi dan sebgainya.
Hal ini diperlukan pula dalam pelaksanaan program lain sehingga
hasilnya bisa lebih baik.
BAB 3PEMBAHASAN
3.1.Gangguan sistem muskuloskeletal dan integumen :
osteoporosis3.1.1PengertianOsteoporosis adalah kelainan di mana
terjadi penurunan massa tulang total. Terdapat perubahan pergantian
tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar
dari kecepatan pembentukan tulang, pengakibatkan penurunan masa
tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan
mudah patah; tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak
akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal (Brunner&Suddarth,
2000).Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang sehingga masa
tulang berkurang. Resorpsi terjadi lebih cepat dari pada formasi
tulang, sehingga tulang menjadi tipis (Pusdiknakes, 1995). Jadi
osteoporosis adalah kelainan atau gangguan yang terjadi karena
penurunan masa tulang total.
3.1.2EtiologiFaktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan massa
tulang pada usia lanjut:a.Determinan Massa Tulang1)Faktor
genetikPerbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat
kepadatan tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar
dan yang lain kecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya
mempunyai struktur tulang lebih kuat/berat dari pacia bangsa
Kaukasia. Jacii seseorang yang mempunyai tulang kuat (terutama
kulit Hitam Amerika), relatif imun terhadap fraktur karena
osteoporosis
2)Faktor mekanisBeban mekanis berpengaruh terhadap massa tulang
di samping faktor genetk. Bertambahnya beban akan menambah massa
tulang dan berkurangnya beban akan mengakibatkan berkurangnya massa
tulang. Dengan perkataan lain dapat disebutkan bahwa ada hubungan
langsung dan nyata antara massa otot dan massa tulang. Kedua hal
tersebut menunjukkan respons terhadap kerja mekanik Beban mekanik
yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa
tulang yang besar. Sebagai contoh adalah pemain tenis atau pengayuh
becak, akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot maupun
tulangnya terutama pada lengan atau tungkainya; sebaliknya atrofi
baik pada otot maupun tulangnya akan dijumpai pada pasien yang
harus istrahat di tempat tidur dalam waktu yang lama, poliomielitis
atau pada penerbangan luar angkasa. Walaupun demikian belum
diketahui dengan pasti berapa besar beban mekanis yang diperlukan
dan berapa lama untuk meningkatkan massa tulang di sampihg faktor
genetik3)Faktor makanan dan hormonPada seseorang dengan pertumbuhan
hormon dengan nutrisi yang cukup (protein dan mineral), pertumbuhan
tulang akan mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetik yang
bersangkutan. Pemberian makanan yang berlebih (misainya kalsium) di
atas kebutuhan maksimal selama masa pertumbuhan, disangsikan dapat
menghasilkan massa tulang yang melebihi kemampuan pertumbuhan
tulang yang bersangkutan sesuai dengan kemampuan
genetiknya.b.Determinan Penurunan Massa Tulang1)Faktor
genetikFaktor genetik berpengaruh terhadap risiko terjadinya
fraktur. Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah
mendapat risiko fraktur dari pada seseorang dengan tulang yang
besar. Sampai saat ini tidak ada ukuran universal yang dapat
dipakai sebagai ukuran tulang normal. Setiap individu mempunyai
ketentuan normal sesuai dengan sitat genetiknya serta beban mekanis
den besar badannya. Apabila individu dengan tulang yang besar,
kemudian terjadi proses penurunan massa tulang (osteoporosis)
sehubungan dengan lanjutnya usia, maka individu tersebut relatif
masih mempunyai tulang tobih banyak dari pada individu yang
mempunyai tulang kecil pada usia yang sama2)Faktor mekanisDi lain
pihak, faktor mekanis mungkin merupakan faktor yang terpenting
dalarn proses penurunan massa tulang schubungan dengan lanjutnya
usia. Walaupun demikian telah terbukti bahwa ada interaksi panting
antara faktor mekanis dengan faktor nutrisi hormonal. Pada umumnya
aktivitas fisis akan menurun dengan bertambahnya usia; dan karena
massa tulang merupakan fungsi beban mekanis, massa tulang tersebut
pasti akan menurun dengan bertambahnya usia.3)KalsiumFaktor makanan
ternyata memegang peranan penting dalam proses penurunan massa
tulang sehubungan dengan bertambahnya Lisia, terutama pada wanita
post menopause. Kalsium, merupakan nutrisi yang sangat penting.
Wanita-wanita pada masa peri menopause, dengan masukan kalsiumnya
rendah dan absorbsinya tidak bak, akan mengakibatkan keseimbangan
kalsiumnya menjadi negatif, sedang mereka yang masukan kalsiumnya
baik dan absorbsinya juga baik, menunjukkan keseimbangan kalsium
positif. Dari keadaan ini jelas, bahwa pada wanita masa menopause
ada hubungan yang erat antara masukan kalsium dengan keseimbangan
kalsium dalam tubuhnya. Pada wanita dalam masa menopause
keseimbangan kalsiumnya akan terganggu akibat masukan serta
absorbsinya kurang serta eksresi melalui urin yang bertambah. Hasil
akhir kekurangan/kehilangan estrogen pada masa menopause adalah
pergeseran keseimbangan kalsium yang negatif, sejumiah 25 mg
kalsium sehari.4)ProteinProtein juga merupakan faktor yang penting
dalam mempengaruhi penurunan massa tulang. Makanan yang kaya
protein akan mengakibatkan ekskresi asam amino yang mengandung
sulfat melalui urin, hal ini akan meningkatkan ekskresi
kalsium.5)Pada umumnya protein tidak dimakan secara tersendiri,
tetapi bersama makanan lain. Apabila makanan tersebut mengandung
fosfor, maka fosfor tersebut akan mengurangi ekskresi kalsium
melalui urin. Sayangnya fosfor tersebut akan mengubah pengeluaran
kalsium melalui tinja. Hasil akhir dari makanan yang mengandung
protein berlebihan akan mengakibatkan kecenderungan untuk terjadi
keseimbangan kalsium yang negatif6)Estrogen.Berkurangnya/hilangnya
estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya gangguan
keseimbangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh karena menurunnya
eflsiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya
konservasi kalsium di ginjal.7)Rokok dan kopiMerokok dan minum kopi
dalam jumlah banyak cenderung akan mengakibatkan penurunan massa
tulang, lebih-lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah.
Mekanisme pengaruh merokok terhadap penurunan massa tulang tidak
diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium
melalui urin maupun tinja.8)AlkoholAlkoholisme akhir-akhir ini
merupakan masalah yang sering ditemukan. Individu dengan
alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan kalsium rendah,
disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme yang
jelas belum diketahui dengan pasti .
3.1.3Manifestasi KlinikGejala yang paling sering dan paling
mencemaskan pada osteoporosis adalah :-Nyeri dengan atau tanpa
fraktur yang nyata.-Nyeri timbul mendadak-Sakit hebat dan
terlokalisasi pada vertebra yg terserang-Nyeri berkurang pada saat
istirahat di tempat tidur-Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan
dan akan bertambah oleh karena melakukan aktivitas-Deformitas
vertebra thorakalis-Penurunan tinggi badan
3.1.4Penatalaksanaan MedisAdapun penatalaksanaan pada klien
dengan osteoporososis meliputi :a.PengobatanMeningkatkan
pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat meningkatkan pembentukan
tulan adalah Na-fluorida dan steroid anabolikMenghambat resobsi
tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat resorbsi tulang adalah
kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonatb.PencegahanPencegahan
sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini
bertujuan:1) Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang
optimal2) Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang
tetap bugar seperti:Diet mengandung tinggi kalsium (1000
mg/hari)Latihan teratur setiap hariHindari:-Makanan tinggi
protein-Minuman beralkohol-Merokok-Minum kopi
Teknik terapi komplementera.Mencegah OsteoporosisOsteoporosis
adalah suatu sindroma penurunan densitas tulang (matrix dan mineral
berkurang), terapi rasio matrik dan mineral tetap normal.
Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan antara resorpsi
tulang dan pembentukan tulang. Densitas mineral tulang berkurang
sehingga tulang menjadi keropos dan mudah patah walaupun dengan
trauma minimal.
Contoh latihan yang harus dihindari :1. Sit Up2. Menyentuh jari
kaki pada posisi berdiri3. Duduk dengan punggung membungkuk4.
Mengangkat beban dengan ayunan punggung
b. Menjaga Kebugaran JasmaniKebugaran jasmani adalah suatu aspek
fisik dari kebugaran menyeluruh. Kebugaran jasmani pada lansia
adalah kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan yaitu kebugaran
jantung-paru dan peredaran darah serta kekuatan otot dan kelenturan
sendi.
c. Mengangkat dan MengangkutMelihat berbagai perubahan karena
penuaan, cara mengangkat dang mengakut yang efektif, efisien, dan
aman merupakan kebutuhan bagi lansia. Untuk menunjang prinsip
kinetic dalam mengangkat dan mengangkut dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut:1) Pegangan harus tepat, kerja statis local
dihindari2) Pegangan/tangan berada sedekat mungkin dengan tubuh3)
Punggung harus lurus4) Dagu (kepala) diusahakan segera ke posisi
tegak5) Kaki diusahakan sedemikian rupa sehingga keseimbangannya
kuat6) Menfaatkan berat badan sebagai gaya tarik/dorong7) Beban
berada sedekat mungkin dengan garis vertical yang melalui pusat
gravitasi tubuh.
d. Perlindungan sendiUsaha perlindungan sendi dapat dilakukan
dengan menghindari pemakaian sendi secara berlebihan, menghindari
trauma, mengurangi pembebanan, berusaha menggunakan sendi yang
lebih kuat atau lebih besar, dan istirahat sejenak disela-sela
aktivitas.
e. Konservasi EnergiKonservasi energy adalah suatu cara
melakukan aktivitas dengan energy yang relative minimal, namun
dapat memperoleh hasil aktivitas yang baik. Teknik konservasi
energy dapat dicapai apabila dalam setiap aktivitas memperhatikan
hal-hal berikut :1) Rencanakan aktivitas yang akan dilakukan
sehingga tidak ada gerakan kejut yang akan meningkatkan strees
fisik atau emosional.2) Atur lingkungan aktivitas sedemikian rupa
sehingga pada waktu melaksanakan aktivitas, energy dapat digunakan
secra efisien3) Jika mungkin, aktivitas dilakukan dalam posisi
duduk4) Jangan menjinjing atau mengangkat barang jika dapat
didorong atau digeser.5) Gunakan alat aktivitas yang relatife
ringan6) Lakukan aktivitas dengan cara yang sama karena akan
membuat lebih efisien.7) Dalam setiap aktivitas, harus sering
diselingi istirahat. Salah satu pedoman adalah sepuluh menit
istirahat untuk setiap satu jam bekerja.8) Bagi aktivitas menjadi
beberapa bagian kemudian kerjakan pada waktu yang berbeda.
f. Peningkatan Kekuatan OtotPeningkatan kekuatan otot pada
lansia lebih ditujukan agar mampu melakukan gerak fungsional tanpa
adanya hambatan. Dalam latihan ini, jenis latihan yang dianjurkan
adalah latihan isotonic, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :1) Tentukan kemampuan otot maksimal2) Latihan pada 60%-80%
kemampuan otot maksimal3) Ukur ulang setiap minggu4) 3X seri
latihan, tiap seri 8-10 ulangan5) Istirahat 1-2 menit diantara
seri6) Lakukan 3X seminggu, min selama 8 minggu
3.2.Gangguan persepsi-sensori : demensia3.2.1.PengertianDalam
Durand dan Barlow (2006) demensia adalah onset-gradual fungsi otak
yang melibatkan kehilangan ingatan, ketidakmampuan mengenali
berbagai objek atau wajah, dan kesulitan dalam merencanakan dan
penalaran abstrak. Keadaan ini berhubungan dengan frustasi dan
kehilangan semangat. Menurut WHO dalam Clinical Deskriptions and
Diagnostic Guidelines for Mental and Behavioural Disorders dan
International Classification of Diseases (10th Revision) (ICD-10)
(2008) demensia memiliki ciri-ciri yang harus ada
diantaranya:1.Kemunduran kemampuan intelektual terutama memori yang
sampai menganggu aktivitas-aktivitas keseharian sehingga menjadikan
penderita sulit bahkan tidak mungkin untuk hidup secara
mandiri.2.Mengalami kemunduran dalam berfikir, merencanakan dan
mengorganisasikan hal-hal dari hari ke hari.3.Awalnya, mengalami
kesulitan menyebutkan nama-nama benda, orientasi waktu,
tempat.4.Kemunduran pengontrolan emosi, motivasi, perubahan dalam
perilaku sosial yang tampak dalam kelabilan emosi, ketidak mampuan
melakukan ritual keseharian, apatis (tidak peduli) terhadap
perilaku sosial seperti makan, berpakaian dan interaksi dengan
orang lain.Ada bermacam-macam jenis demensia, menurut Durland dan
Barlow (2006) ada lima golongan demensia berdasarkan etiologinya
yang telah didefinisikan yaitu : (1) demensia tipe Alzheimer, (2)
demensia vaskular, (3) demensia larena kondisi medis umum, (4)
demensia menetap yang diinduksi oleh substansi tertentu, dan (5)
demensia karena etiologi ganda/multiple, (6) demensia yang tak
tergolongkan.Demensia Alzheimer adalah demensia yang paling banyak
terjadi dan dicirikan oleh kemunduran intelektual yang progresif.
Faktor risiko utama adalah usia yang lanjut, keturunan dan trauma
kepala.Demensia vaskuler (multi infrak) adalah demensia kedua yang
banyak terjdai setelah demensia Alzheimer. Demensia vaskuler
seringkali dicirikan oleh adanya tanda dan gejala tertentu seperti
kemunduran yang bertahap (step-wise), riwayat sroke atau
hipertensi, bukti adanya aterosklerosis, gejala neurologis fokal,
dan emosi stabil.
3.2.2.Etiologi1.Penyebab secara biologisa.Adanya penumpukan
protein yang lengket yang disebut anyloid plauques yang
berakumulasi di otak pada penderita demensia. Plak amiloid juga
ditemukan pada lansia yang tidak memiliki gejala-gejala demensia,
tetapi juga dalam jumlah yang jauh lebih sedikit (Bourgeois dkk
dalam Durand dan Barlow, 2006)b.Di dalam otak ditemukan jaringan
abnormal (disebut plak senilis dan serabut saraf yang semrawut) dan
protein abnormal, yang bisa terlihat pada otopsi. Demensia sosok
Lewy sangat menyerupai penyakit Alzheimer, tetapi memiliki
perbedaan dalam perubahan mikroskopik yang terjadi di dalam
otak.c.Penyebab yang lain dari demensia adalah serangan stroke yang
berturut-turut.Stroke tunggal ukurannya kecil dan menyebabkan
kelemahan yang ringan atau kelemahan yang timbul secara perlahan.
Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan jaringan
otak, daerah otak yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya
aliran darah disebut infark. Demensia yang berasal dari stroke
kecil disebut demensia multi-infark. Sebagian besar penderitanya
memiliki tekanan darah tinggi atau kencing manis, yang keduanya
menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak.d.Demensia juga bisa
terjadi setelah seseorang mengalami cedera otak atau cardiac
arrest. Penyebab lain dari demensia adalah penyakit parkinson,
penyakit pick, AIDS, penyakit paru, ginjal, gangguan darah,
gangguan nurtrisi, keracunan metabolism, diabetes.e.Penyebab
biologis demensia tidak diketahui penyebabnya hanya saja masalah
kerusakan cortex (jaringan otak). Penelitian otopsi mengungkapkan
bahwa lebih dari setengah penderita yang meninggal karena demensia
senile mengalami penyakit Alzheimer jenis ini. Pada kebanyakan
penderita, besar kasar otak pada saat otopsi jauh lebih rendah yang
ventrikel dan sulkus jauh lebih besar dibandingkan yang normal yang
seukuran usia tersebut. Demielinasi dan peningkatan kandungan air
pada jaringan otak ditemukan berdekatan dengan ventrikel lateral
dan dalam beberapa daerah lain di bagian dalam hemifsfer serebrum
pad penderita manula.f.Faktor genetik yang berhubungan dengan
apoprotein E4 (Apo E4), alela (4) kromosom 19 pada penderita
Alzheimer familial/sporadic. Mutasi 21,1, 14 awal penyakit.
Penyebab lainnya yaitu neorotransmiter lain yang berkurang
(defisit) yaitu non adrenergic presinaptik, serotonin,
somatostatin, corticotrophin, releasing faktor, glutamate, dll.
2.Penyebab secara psikologisPenderita yang mengalami depresi
memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami demensia. Hal ini
diperkuat dari hasil penelitian oleh Epidemiological Pathways
Follow-Up Study yang dilakukan selama lima tahun pasien yang sudah
di diagnosis menderita demensia dikeluarkan dari penelitian
ini.Selama periode lima tahun 36 dari 445, atau 7.9 persen dari
pasien diabetes dengan depresi berat didiagnosis dengan demensia.
Di antara 3.382 pasien dengan diabetes saja, 163 atau 4,8 persen
mengembangkan gejala demensia. Para peneliti menemukan hasil bahwa
depresi berat dengan diabetes mengalami peningkatan 2.7 kali lipat
untuk mengalami demensia, dibanding dengan pasien diabetes tanpa
mengalami depresi berat.Depresi meningkatkan risiko demensia,
karena kelainan biologis afektif ini berhubungan dengan penyakit,
termasuk tingginya kadar hormon stres kortisol, atau masalah sistem
saraf otonom yang dapat mempengaruhi jantung, pembekuan darah.
Selain itu faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko demensia
karena perilaku umum dalam kondisi seperti merokok, makan
berlebihan, kurang olahraga, dan kesulitan dalam mengikuti rejimen
pengobatan dan perawatan.
3.Penyebab secara sosialGaya hidup seseorang mungkin melibatkan
kontak dengan faktor-faktor yang dapat menyebabkan demensia,
misalnya penyalahan substansi yang dapat mengakibatkan demensia.
Gaya hidup seperti diet, olahraga, dan stres mempengaruhi penyakit
kardiovaskuler dan dapat membantu menentukan siapa saja yang akan
mengalami demensia vaskuler. Gaya hidup yang sehat seperti diet,
olahraga dan kontrol terhadap makanan dapat meminimalisir
kemungkinan terjadinya stroke dan tekanan darah tinggi yang
menyebabkan demensia vaskuler. Sedangkan gaya hidup yang tidak
sehat seperti stres, tidak mengontrol makanan, jarang berolahraga
dapat meningkatkan risiko terkena stroke dan tekanan darah tinggi
yang menyebabkan demensia vaskuler.Faktor-faktor kultural juga
dapat memengaruhi seseorang mengalami demensia. Sebagai contoh,
hipertensi dan stroke menonjol di kalangan orang-orang
Afrika-Amerika dan orang-orang Asia-Amerika tertentu (Cruickshank
dan Beevers dalam Durand dan Barlow, 2006), yang menjelaskan
mengapa demensia vaskular lebih sering dialami oleh kelompok ini.
Hal ini terjadi akibat gaya hidup yang kurang sehat seperti
dikalangan orang-orang Afrika-Amerika yang sering mengkonsumsi
alkohol dan makanan-makanan cepat saji dan berpengawet yang
meningkatkan risiko terkena hieprtensi dan stroke yang menyebabkan
demensia varskuler ( de la Monte, et all dalam Durand dan Barlow,
2006).
3.2.3.Manifestasi KlinisGejala-gejala klinis demensia menurut
Yatim (2003) meliputi:a.Hilang atau menurunnya daya ingat serta
penur