Top Banner
Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis LAPORAN KERJA PRAKTEK Di UPT Kemetrologian Surabaya dan Bidang Metrologi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Tanggal 04 Juli s/d 12 Agustus 2011 Oleh Puji Tri Utami 03309339
57

Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Feb 07, 2023

Download

Documents

Rafi Hakim
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Tera Ulang Timbangan Jembatandengan Ballast Dinamis

LAPORAN KERJA PRAKTEKDi UPT Kemetrologian Surabaya dan Bidang

MetrologiDinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Jawa Timur

Tanggal 04 Juli s/d 12 Agustus 2011

Oleh

Puji Tri Utami

03309339

Page 2: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Program D3 Metrologi dan InstrumentasiKerja Sama

Fakultas Teknologi Industri Institut TeknologiBandungdan

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

LEMBAR PENGESAHAN

Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan BallastDinamis

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Di UPT Kemetrologian Surabaya dan Bidang MetrologiDinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Jawa Timur

Tanggal 04 Juli s/d 12 Agustus 2011

oleh

Puji Tri Utami

03309339

Page 3: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Disetujui

…………………………..NIP:

Dr. Suprijanto ST MTNIP: 132163652

Koordinator Kuliah KerjaLapangan

ABSTRAK

Kegiatan yang dilakukan pada kerja praktik

kemetrologian ini, adalah kegiatan yang berhubungan

dengan metrologi legal. Secara rinci kegiatan metrologi

di provinsi Jawa Timur meliputi Sidang Kantor, Sidang

Luar (Sidang Kecamatan, dan Sidang Pasar), Loko

(pengujian di tempat pakai), pengujian di kantor

Bidang Kemetrologian dan TUM (Tangki Ukur Mobil) yang

dilakukan setiap hari Senin s/d Jumat sesuai permintaan

konsumen dan jadwal dari Gubernur Jawa Timur khusus

untuk Sidang Luar. Sehingga selama 6 pekan mahasiswa

memiliki pengalaman pada setiap kegiatan metrologi

tersebut secara detail dengan sistem setiap seminggu

mengikuti satu bagian kegiatan.

Page 4: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Pada laporan ini membahas tentang proses tera

ulang timbangan jembatan dengan kapasitas 60000 kg.

Landasan teori yang digunakan untuk menganalisis hasil

pengujian sebagai kegiatan tera ulang tersebut

diantaranya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2

Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, Syarat Teknis

Kemetrologian, dan materi kuliah semester 3 Sistem

Pengukuran Massa.

Kata Kunci:

metrologi legal, tera, tera ulang, STK, BKD, sah

KATA PENGANTAR

Page 5: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Segala puji bagi Allah SWT. sebagai Tuhan seluruh

alam, yang hidup dan matinya setiap makhluk bernyawa

berada di tangan-Nya. Dengan rahmat dan izin-Nya

penulis mampu menyelesaikan karya ini sebagai bentuk

laporan tertulis untuk kerja praktik di UPT

Kemetrologian dan Bidang Metrologi Disperindag

Surabaya. Shalawat dan salam selalu terucap dan

terkirim kepada nabi dan rasul, terutama Rasulullah

Muhammad SAW. yang telah mewariskan sunnah-sunnahnya

sebagai bekal untuk menyempurnakan akhlak kehidupan di

bumi.

Laporan kerja praktek (KP) ini telah diselesaikan

dengan maksud untuk memenuhi persyaratan akademis

sebagai mata kuliah lapangan untuk semester 5 Program

Studi Diploma III Metrologi dan Instrumentasi jurusan,

Fisika Teknik Fakultas Teknologi Industri ITB. Selain

itu juga sebagai pemenuhan ladang ilmu bagi penulis

secara pribadi dan salah satu sumber informasi untuk

pihak-pihak yang berkepentingan dalam kemetrologian.

Metrologi merupakan ilmu tentang ukur-mengukur

secara luas. Unit ini memiliki kewenangan secara hukum

untuk memastikan bahwa setiap UTTP memiliki standar

sampai lingkup internasional. Mengingat disiplin ilmu

ini sangat penting untuk ditegakkan karena fungsinya

untuk melindungi konsumen/masyarakat, maka penulis

sangat tertarik menjadikan KP ini untuk meninjau

seberapa jauh kinerja UPT Kemetrologian dan Bidang

Page 6: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Metrologi Disperindag dalam melaksanakan kegiatan

kemetrologian dengan baik dan benar, lebih khusus

membahas tentang pengujian timbangan jembatan.

Selama kegiatan kerja praktik dan proses penulisan

laporan ini, penulis menyadari adanya pihak-pihak yang

membantu dalam memberikan pengarahan maupun informasi

serta dukungan materi dan fasilitas. Maka dari itu,

penulis menyampaikan terima kasih, jazakumullah khairan

katsiran, kepada :

1. Ibu Endang dan Bapak Sakri, sebagai orang tua

penulis, yang selalu mendoakan kesuksesan dan

kelancaran dalam menimba ilmu di berbagai tempat;

2. Ibu Ir. Farida I. Muchtadi, selaku Kepala Program

Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi yang telah

menyetujui dan mengizinkan penulis untuk

melaksanakan kerja praktik di Surabaya sebagai

pilihan pertama tempat KP;

3. Bapak Bambang Setiadji, selaku penanggung jawab

kerja praktik selama 6 pekan dan telah

menyempatkan diri untuk menyambangi teman-teman

KP selama di Surabaya;

4. Bapak Ir. Suprijanto, S.T., selaku koordinator

kerja praktik, yang memberikan tambahan motivasi

untuk tetap memilih kota Surabaya sebagai tempat

KP bagi penulis;

5. Bapak Drs. Helmi, M.M. selaku kepala kantor Bidang

Metrologi provinsi Surabaya, dengan gaya

Page 7: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

komunikasi khas Padang selalu menyulut api

semangat agar teman-teman mahasiswa senantiasa

berpikir kritis dan peduli terhadap kondisi

masyarakat maupun terhadap kebijakan-kebijakan

pemerintah pada ranah kemetrologian, juga kepada

Bapak Tony Endro Soewastono, S.T. Bapak Laswari,

S.T., M.M., Bapak Jaja Sujatma, S.T., Bapak Yudi

Widodo, S.T. dan semua penanggung jawab

laboratorium kalibrasi Surabaya;

6. Bapak U. Darmawan, M.M., selaku kepala UPT

Kemetrologian Surabaya, memberikan dan menyediakan

banyak fasilitas dan kebutuhan kepada teman-teman

KP dari ITB, serta memberikan wejangan-wejangan

untuk selalu mengingat nikmat-nikmat dari Allah

SWT sehingga menjadi insan yang mudah bersykur dan

dijauhkan dari sikap kufur nikmat;

7. Bapak Abuhayat Supriatna, S.T., Kasi MT, Bapak

Sudigdo, S.T., Kasi UAPV;

8. Bapak Nurjuli, S.T. dan Bapak Joko Wiyono, S.T.

yang membimbing dan mengajarkan cara pengujian

timbangan jembatan menjadi lebih mudah sehingga

penulis mampu memahami dengan baik;

9. Bapak Rachmat Basuki sekeluarga, Bapak Nurhadi,

S.T., Bapak Darmawan, Ibu Rahayu S., Bapak Imam

S., Bapak Muchtada, S.H., dan Bapak Taryono, S.T.,

M.M. yang membimbing penulis untuk mampu

beradaptasi dan belajar di lingkungan kerja

Page 8: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

sehingga mampu memahami cara bersikap dan

berperilaku;

10. Doni Indra, Husen, Ricky Hermawan, Hadi

Darmawan, Ayu Fuzi, Fitriyani, Deva Andri, Decky

Ari, dan Furqon Rusdianto sebagai teman-teman se-

tempat KP di Surabaya yang merasakan susah senang

bersama-sama, sahur dan berbuka puasa bersama,

serta jalan-jalan bersama; dan

11. Pihak-pihak yang telah membantu, menghibur,

maupun mendoakan penulis dalam kebaikan, yang

namanya belum tertulis pada laporan ini, semoga

semuanya mendapatkan balasan yang lebih baik dari

Allah SWT.

“Tiada gading yang tak retak”, seperti itu pula

penulis menyadari adanya kekurangan dan kesalahan dari

proses penulisan laporan ini. Diharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk disampaikan secara langsung

maupun tak langsung kepada penulis untuk pembelajaran

yang lebih baik bagi semua pihak.

Bandung, 14 Nopember 2011

Puji Tri Utami

Page 9: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

DAFTAR ISIHal.

ABSTRAK..........................................................................,....................................i

KATAPENGANTAR............................................................................................ii

DAFTARISI...........................................................................................................v

DAFTARSIMBOL..............................................................................................vii

Page 10: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii

DAFTARTABEL.................................................................................................ix

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1. LatarBelakang......................................................................................1

1.2. Permasalahan KerjaPraktek.................................................................2

1.3. Tujuan KerjaPraktek............................................................................2

1.4. SistematikaLaporan..............................................................................2

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB 3

<berisi tentang pembahasan topik kerja praktek>

. . . . . .

. . . . dst

BAB

Page 11: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

DAFTAR SIMBOL

d = interval skala terkecil

e = interval skala verifikasi

N = jumlah interval skala verifikasi

R = nilai ketidaktetapan/repeatability

L = massa anak timbangan standar

Page 13: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Io = massa pada penunjukan timbangan tanpa muatan

IL = massa pada penunjukan timbangan sebelum mendapat

imbuh

ΔL = massa imbuh

P = posisi penunjukan massa timbangan

Pi = posisi penunjukan massa ke-i (i=1,2,3,4,..)

Paverage= rata-rata posisi penunjukan timbangan

n = jumlah penimbangan

E = kesalahan penunjukan timbangan

I1 = massa pada penunjukan timbangan setelah

mendapatkan imbuh 0,1e pada uji diskriminasi

I2 = massa pada penunjukan timbangan setelah mendapat

imbuh 1,4e pada uji diskriminasi

BAB I

PENDAHULUANI.1 Latar Belakang

Berbagai kebutuhan yang muncul sebagai dampak

kedinamisan dan perkembangan manusia dalam berbagai hal

Page 14: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

mendorong beberapa atau berbagai kelompok manusia untuk

berfikir lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan

kesempatan tersebut dan dalam menghadapi adanya

persaingan pangsa pasar di masyarakat. Bahkan

terkadang untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut

tak jarang suatu negara harus mendatangkannya dari luar

negeri, baik itu kebutuhan berupa barang ataupun jasa.

Tentunya atau seharusnya, semua aliran pemenuhan barang

maupun jasa tersebut hanya akan diterima, dikeluarkan,

dijual, dibeli, ataupun disalurkan jika memiliki

kualitas dan kuantitas yang terukur secara benar dan

transparan.

Tingkat kualitas dan kuantitas yang benar ini akan

berpengaruh pada tingkat kepercayaan tiap individu

ataupun konsumen terhadap barang dan jasa yang

ditawarkan oleh penyedia maupun produsen. Maka

dibutuhkanlah suatu sistem, metode, dan alat ukur yang

memiliki standar yang sama secara global, sehingga bisa

diterima hasil pengukurannya bagi semua pihak.

Dengan kondisi seperti itu, maka peranan metrologi

saat ini sangat dibutuhkan di berbagai bidang yang

menyangkut hajat hidup masyarakat. Beberapa bidang

tersebut yaitu perindustrian, perdagangan, kerja sama

eksport import, perkembangan iptek, kesehatan, dan

bahkan dunia militer sekalipun. Pada laporan ini lebih

khusus akan dibahas mengenai seluk-beluk yang

menyangkut proses pelaksanaan kegiatan metrologi di

Page 15: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

kantor UPT Kemetrologian Surabaya dan Sub Dinas Bidang

Metrologi Surabaya. Masalah yang akan dibahas mengenai

proses peneraan ulang timbangan jembatan di PT. Pitamas

Indonesia dan memperhatikan hasil pengujian yang akan

dibandingkan dengan teori dasarnya.

Semua yang tersebut di atas melatarbelakangi

proses penulisan laporan kerja praktek ini sehingga

penulis bisa mempelajari dan memahami bagaimana

pelaksanaan teknis yang telah dilakukan oleh para

pegawai pada kantor UPT Kemetrologian Surabaya dan Sub

Dinas Bidang Metrologi Surabaya. Dalam hal ini

diharapkan peran-peran para metrologis untuk memberikan

sumbangsih yang lebih relevan karena sangat mampu

menentukan kuantitas dan kualitas berbagai bidang

tersebut pada era yang selalu berubah-ubah berkembang

semakin pesat.

Penulis berharap kehadiran laporan ini memberikan

banyak manfaat dan menambah wawasan yang semakin luas

tentang kegiatan kemetrologian bagi para pembaca

sehingga pembaca khususnya dan masyarakat umumnya

tercerdaskan seiring dengan berkembangnya zaman yang

semakin terinovasi.

I.2 Permasalahan Kerja Praktek

Mengapa sebagian besar kegiatan kemetrologian,

yang meliputi tera dan tera ulang UTTP, tidak dilakukan

sesuai dengan pedoman yang mengatur, dalam hal ini

Syarat Teknis Kemetrologian?

Page 16: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

I.3 Tujuan Kerja Praktik

Kerja praktik yang dilakukan oleh penulis di

kantor Unit Pelayanan Teknis Kemetrologian Surabaya dan

kantor Bidang Metrologi Disperindag Surabaya bertujuan

untuk memahami kegiatan metrologi sehari-hari. Langkah

yang penulis lakukan adalah dengan mempelajari sistem

dan tata cara/urutan untuk peneraan maupun peneraan

ulang yang dilakukan oleh para pegawai UPT, kemudian

membandingkan dengan teori yang sesuai dengan dasar

hukum-dasar hukum yang masih berlaku.

Pada pelaporan ini, penulis memilih studi topik

peneraan ulang timbangan jembatan agar lebih memahami

proses tera ulang timbangan jembatan beserta analisis

hasil penimbangan yang dilakukan.

I.4. Sistematika Penulisan

Bab pendahuluan berisi pemaparan tentang latar

belakang, permasalahan kerja praktik, tujuan kerja

praktik, dan sistematika penulisan. Dilanjutkan

tinjauan umum menjelaskan tentang kantor metrologi di

wilayah Surabaya disertai struktur organisasi pada Unit

Pelayanan Teknis dan kantor Bidang Metrologi. Bab

selanjutnya tentang teori dasar tera ulang timbangan

jembatan dan kalibrasi timbangan elektronik (timbangan

jembatan) sesuai STK. Bab empat berisi penjelasan

mengenai cara atau prosedur tera ulang pada timbangan

jembatan. Hasil akhir pengujian akan dijadikan sebagai

penentu apakah UTTP ini berhak disahkan atau

Page 17: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

dibatalkan. Bab terakhir berisi simpulan dan saran yang

berkenaan selama kerja praktek.

BAB II

TINJAUAN UMUM2.1 Ruang Lingkup Kerja Praktek

2.1.1 Kantor Bidang Metrologi Surabaya

Kantor Bidang Metrologi Surabaya adalah sebuah

kantor pemerintah yang dulu merupakan bagian dari Balai

Pelayanan Teknis Kemetrologian (BPLK). Pada tahun 2001

setelah adanya otonomi daerah, telah diputuskan bahwa

Bidang Metrologi ini menjadi lembaga yang terpisah dari

BPLK. Lembaga ini berada di bawah Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur dan Direktorat

Metrologi.

Bidang Metrologi dipimpin oleh kepala Bidang yang

mempunyai tugas perencanaan kegiatan pembinaan,

pengendalian dan pengembangan metrologi legal, serta

lebih dititikberatkan pada metrologi teknis. Bidang

Metrologi memiliki fungsi :

1. pelaksanaan perencanaan  program kegiatan

kemetrologian;

2. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian SDM

metrologi;

3. pelaksanaan koordinasi, rekomendasi penilaian

standard ukuran dan laboratorium Kabupaten/Kota;

4. pelaksanaan verifikasi standard satuan ukuran milik

Propinsi dan Kabupaten/Kota;

Page 18: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

5. penyelenggaraan interkomparasi skala propinsi,

penyelenggaraan fasilitasi kerjasama metrologi

legal;

6. pelaksanaan penyuluhan dan pengamatan UTTP, BDKT dan

SI;

7. pelaksanaan pembinaan pembuat, importir UTTP dan

rekomendasipelaksanaan permohonan ijin type dan ijin

tanda pabrik serta menerbitkan perpanjangan ijin

tanda pabrik dan reparatir UTTP;

8. pelaksanaan pengawasan dan penyidikan tindak

UUML/Perda; dan

9. pelaksanaan tugas-tugas  lain yang diberikan oleh

Kepala Dinas.

Kantor Bidang Metrologi dilengkapi dengan

Laboratorium Kalibrasai Kemetrologian. Laboratorium

tersebut merupakan laboratorium yang didirikan

berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Jawa Timur No. 510.3/98/SK/102-

08/2004 tanggal 30 Juni 2004.

Akreditasi SNI 19-17025-2000 dari Komite

Akreditasi Nasional (KAN) nomor urut: LK 071 IDN

membuktikan bahwa laboratorium ini telah sesuai dengan

standar persyaratan umum kompetensi laboratorium uji

dan kalibrasi. Laboratorium ini mengutamankan

pengendalian mutu, kepuasan pelanggan, dan selalu

menjamin bahwa pekerjaan kalibrasi selalu dilaksanakan

Page 19: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

oleh sumber daya manusia dengan kejujuran teknis,

teliti, cepat, akurat, dan effisien yang tinggi.

Semua layanan jasa yang ditawarkan memberikan

kontribusi yang penting dalam menjamin kualitas

pengukuran. Hal tersebut akan mendorong berkembangnya

kemetrologian di wilayah Jawa Timur sehingga berdampak

pada pesatnya dunia perindustrian dan perdagangan.

Laboratorium kalibrasi ini juga sebagai rujukan semua

balai pelayanan kemetrologian yang berada di wilayah

Surabaya untuk melakukan pengujian semua alat ukur

milik balai agar tertelusur ke standar nasional hingga

internasional dalam jangka waktu tertentu. Untuk

selanjutnya masing-masing balai kemetrologian

diperbolehkan menggunakan standard UTTP tersebut untuk

kegiatan tera maupun tera ulang UTTP di wilayah kerja

masing-masing. Kabupaten/kota yang masuk dalam

rekomendasi penilaian standard ukuran dan laboratorium

dari Bidang Metrologi meliputi UPT Bojonegoro, Jember,

Kediri, Madiun, Malang, Pamekasan, dan Surabaya.

Berikut ini adalah layanan jasa yang mampu

dilakukan oleh Laboratorium Kalibrasi Kemetrologian:

1. jasa kalibrasi

a. kalibrasi anak timbangan kelas F1 dari 1 g sampai

200 g;

b. kalibrasi anak timbangan kelas F2 dari 1 mg sampai

20000 g;

Page 20: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

c. kalibrasi anak timbangan kelas M1, M2, M3 dari 1

mg sampai 25000 g;

d. kalibrasi timbangan elektronik kelas I sampai

kelas III sampai dengan kapasitas 30000 g;

e. kalibrasi timbangan mekanik kelas I sampai kelas

III sampai dengan kapasitas 30000 g;

f. kalibrasi pressure gauge 5 bar sampai dengan 350

bar;

g. kalibrasi buret kapasitas 50 ml sampai 1000 ml;

h. kalibrasi labu ukur kapasitas 50 ml sampai 1000

ml;

i. kalibrasi gelas ukur kapasitas 50 ml sampai 1000

ml;

j. kalibrasi temperatur:

temperatur gelas -30oC sampai 150oC;

temperatur analog -30oC sampai 600oC;

temperatur digital -30oC sampai 600oC;

termocouple -30oC sampai 600oC;

PRT -30oC sampai 600oC;

oven, bath, furnace dari 0oC sampai 300oC;

2. jasa pengujian

meliputi pengujian BDKT, filling machine, bejana

ukur, dan pengujian untuk mendapatkan ijin tanda

pabrik, serta pengujian untuk berbagai jenis tangki

(TUTSIDA, TUTSIT, tangki bentuk bola, tangki

tongkang, tangki speroidal, container tank);

3. jasa pengkuran

Page 21: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

meliputi pengukuran massa, volume, panjang, tekanan,

dan suhu ;

4. jasa pelatihan/training course

a. sistem manajemen mutu laboratorium dan

ketidakpastian pengukuran;

b. pelatihan kalibrasi bidang massa, volume, panjang,

tekanan, dan suhu.

2.1.2 Unit Pelayanan Teknis Kemetrologian Surabaya

UPT Kemetrologian Surabaya merupakan kantor yang

membidangi kegiatan metrologi legal. Pada awalnya

kantor ini bernama BPLK yang memiliki lingkup kerja

tera, tera ulang, penyuluhan, pengawasan, penyidikan,

dan kalibrasi. Dampak adanya otonomi daerah, pada tahun

2001 mengalami pemisahan lingkup kerja menjadi UPT

Kemetrologian Surabaya dan Bidang Metrologi yang telah

dijelaskan di atas, dan tahun 2009 berganti nama

menjadi UPT Kemetrologian Surabaya.

Visi dan misi dari UPT Kemetrologian Surabaya yaitu :

Visi :

Tertib Ukur di Segala Bidang

Misi :

Menjamin Kepastian Hukum Perdagangan

Secara garis besar tugas dari UPT Kemetrologian

adalah menciptakan tertib ukur yang kemudian

Page 22: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

menciptakan keadilan bagi masyarakat, seperti motto

yang dimiliki metrologi adalah :

“Memperdaya ukuran, menghilangkan kepercayaan” (dalam bahasa

Indonesia);

“Deceit in measuring, is the ruin of credit” (dalam bahasa Inggris);

“Bancana patakaran, pralaya kapradanan” (dalam bahasa

Sansekerta).

Sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Republik

Indonesia No:50/M-DAG/PER/10/2009 tanggal 7 Oktober

2009 pada pasal 9 menyatakan bahwa UPT Kemetrologian

memiliki fungsi:

a. menyelenggarakan pengujian UTTP dalam rangka

penerbitan izin Tipe dan izin Tanda Pabrik;

b. mengelola standar ukuran dan laboratorium metrologi

legal secara nasional; dan

c. melaksanakan kegiatan pelayanan tera dan tera ulang

UTTP yang memerlukan penanganan khusus.

2.2 Struktur Organisasi Kantor Bidang Metrologi dan

Unit Pelayanan Teknis Kemetrologian Surabaya

Gambar 2.1 merupakan struktur organisasi yang

terdapat pada kantor Bidang Metrologi Surabaya. Masing-

masing kepala seksi memiliki anggota yang bertanggung-

jawab untuk melaksanakan tugas sesuai keahlian yang

dimiliki.

Page 23: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor Bidang Metrologi

Surabaya

Sedangkan skema struktur organisasi yang terdapat

di kantor Unit Pelayanan Teknis Kemetrologian Surabaya

adalah sebagai berikut:

Page 24: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kantor UPT Kemetrologian

Surabaya

2.3 Jadwal Kegiatan Kerja Praktik

Kerja praktik dilaksanakan oleh penulis di kota

Surabaya mulai Senin, 4 Juli 2011 dan berakhir Jumat,

12 Agustus 2011. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai

jadwal hari kerja kantor institusi Pemerintah, yaitu

hari Senin sampai Jumat di tiap minggunya. Apel pagi

sebagai pengawal kerja dilaksanakan pukul 08.00–08.10

WIB hingga berakhir pukul 15.30 WIB atau sampai

Page 25: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

selesai kegiatan kemetrologian pada hari tersebut,

terutama untuk tugas loko/di luar kantor.

BAB III

TEORI DASAR TERA ULANG TIMBANGAN JEMBATAN3.1 Topik yang dilaksanakan Selama kerja praktik

Mahasiswa yang melaksanakan kerja praktik di

Surabaya telah mendapatkan materi-materi pembelajaran

dengan topik:

kalibrasi UTTP di Laboratorium Kalibrasi

Kemetrologian kantor Bidang Metrologi Disperindag

Surabaya Provinsi Jawa Timur;

sidang kantor, yaitu kegiatan metrologi legal yang

dilakukan di kantor Unit Pelayanan Teknis

Kemetrologian Surabaya seperti tera/tera ulang UTTP,

izin tanda tipe, dan lain sebagainya;

peneraan di tempat pakai (loko), yaitu kegiatan

metrologi legal yang dilakukan di tempat pakai

(pabrik, bandara, laboratorium dll) akibat UTTP

berukuran besar dan tidak efektif untuk

dimobilisasi;

Page 26: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

tera/tera ulang tangki ukur mobil (TUM) di Benowo

Surabaya dengan metode penakaran masuk menggunakan

bejana ukur standar volume 1000 liter;

sidang luar, merupakan istilah untuk kegiatan

kemetrologian meliputi tera/tera ulang terhadap UTTP

yang diselenggarakan di pasar, kecamatan, atau

kelurahan sesuai jadwal dari Gubernur Jawa Timur.

3.2 Timbangan Jembatan Sebagai Timbangan Non-Otomatis

3.2.1 Pengetahuan Umum Tentang Timbangan Jembatan

Timbangan jembatan merupakan timbangan elaktronik

yang memiliki dimensi yang besar (baik panjang maupun

lebar), serta kekuatan besar yang mampu mengukur massa

hingga kapasitas satuan ukuran ton. Penamaan timbangan

jembatan ini sesuai dengan bentuk fisiknya yang umum

dipasang atau ditanam hingga menyerupai jembatan dengan

terdapat kolom pada bagian bawah. Di dalam kolom

tersebut terpasang load cell dan junction box atau lever

system. Timbangan ini terbagi dalam 3 jenis, yaitu

analog, mix electronic dan full electronic.

Komponen-komponen pada konstruksi timbangan jembatan

antara lain:

a. platform, landasan timbangan yang bersifat kuat,

rigid, dan tahan karat untuk meletakkan beban

timbang;

Page 27: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

b. tiang penyangga, terpasang secara vertiikal yang

menghubungkan platform dengan batang penghubung;

c. batang penghubung, terpasang secara horizontal yang

menerima input tekanan untuk didisplaikan pada

dial meter;

d. load cell, transduser gaya yang bekerja berdasarkan

prinsip deformasi sebuah material akibat adanya

tegangan mekanis yang bekerja, yang mengubah gaya ke

sinyal listrik;

e. junction box, mengakumulasikan jumlah gaya yang terukur

oleh tiap-tiap load cell;

f. dial meter, analog display berupa pergerakan jarum

akibat adanya tekanan dari batang pengghubung yang

dikonversikan sebagai besaran massa;

g. digital indicator, sebagai digital display dari junction box.

Sistem mekanik pada Gambar 3.1 timbangan jembatan

jenis analog, beban yang berada di atas platform akan

menyebabkan penekanan pada tiang penyangga dengan besar

gaya tertentu. Gaya tersebut akan diteruskan ke dial

meter sebagai analog displai oleh sebuah batang

penghubung. Sistem mekanik ini memiliki kelemahan pada

Page 28: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

kekurang-akuratan hasil yang ditunjukkan. Hal tersebut

dikarenakan ketelitian alat ini sangat tergantung pada

konstruksi sistem lever yang dibuat.

Gambar 3.1 Timbangan Jembatan Analog

Gambar 3.2 timbangan jembatan mix electronic

menjelaskan tentang adanya beban pada platform

menimbulkan tekanan yang akan di-sensing sebagai input

gaya oleh tiang penyangga. Gaya tersebut akan masuk ke

sistem elektronik, didistribusikan oleh batang

penghubung ke load cell untuk diubah menjadi sinyal

listrik. Output dari pengukuran ini ditampilkan pada

digital indicator. Timbangan jembatan ini memiliki kualitas

pengukuran yang lebih bagus karena telah terintegrasi

dengan Load cell yang dalam aplikasinya selalu disesuaikan

dengan kondisi dan keadaan di lapangan.

Gambar 3.2 Timbangan Jembatan Mix Electronic

Jenis timbangan jembatan yang ketiga adalah full

electronic. Konstruksi timbangan ini telah menggunakan

sistem elektronik secara keseluruhan. Beban yang ada di

Page 29: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

platform akan menekan load cell pada keempat sisi. Load

cell ini sebagai bagian utama pengubah gaya ke sinyal

listrik. Untuk menentukan tegangan mekanis didasarkan

pada hasil penemuan Robert Hooke, bahwa hubungan antara

tegangan mekanis dan deformasi yang diakibatkan disebut

regangan[4]. Regangan ini terjadi pada lapisan kulit

dari material sehingga memungkinkan untuk diukur

menggunakan sensor regangan atau strain gage.

G

ambar 3.3 Timbangan Jembatan Full Electronic

Berikut ini klasifikasi timbangan berdasarkan kelas

ketelitian:

1. Kelas 1 (kelas ketelitian khusus)

2. Kelas 2 (kelas ketelitian halus)

3. Kelas 3 (kelas ketelitian sedang)

4. Kelas 4 (kelas ketelitian biasa)

Penunjukan timbangan elektronik dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain pengaruh gravitasi,

kemiringan, gelombang elektromagnetik, gaya apung,

histerisis, kelembaban, dan getaran.

Page 30: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Interval skala terkecil (d) adalah nilai

dinyatakan dalam satuan massa:

a. untuk penunjukan analog, yaitu perbedaan antara dua

nilai dari dua tanda skala yang berurutan; dan

b. untuk penunjukan digital, yaitu perbedaan antara dua

nilai yang ditunjuk berurutan.

Inteval skala verifikasi (e) adalah nilai yang

dinyatakan dalam satuan massa, digunakan untuk

pengklasifikasian timbangan dan untuk pengujian

timbangan. Sedangkan jumlah interval skala verifikasi

(N) pada timbangan interval tunggal adalah perbandingan

kapasitas maksimum dengan interval skala verifikasinya.

N = Max / e

Hubungan antara kelas kesaksamaan timbangan

dengan interval skala verifikasi, jumlah interval skala

verifikasi dan kapasitas minimum timbangan, adalah

sebagaimana Table 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Klasifikasi Timbangan

KelasInterval skala

verifikasi (e)

Jumlah Interval

Skala VerifikasiKapasit

as

MinimumMinimumMaksimu

mKhusus

(I)0,001 g ≤ e )

50.000

) - 100 e

Halus

(II)

0,001 g ≤ e ≤ 0,05

g100 100.000 20 e

0,1 g ≤ e 5.000 100.000 50 eSedang 0,1 g ≤ e ≤ 2 g 100 10.000 20 e

Page 31: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

(III) 5 g ≤ e 500 10.000 20 eBiasa

(IV)5 g ≤ e 100 1.000 10 e

3.2.2 Metode Uji Perfomansi

a. Ketidaktetapan (Repeatability)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

timbangan dapat memberikan hasil yang konsisten,

apabila diberi muatan yang sama secara berulang-ulang

pada posisi yang relatif sama. Muatan uji yang

digunakan adalah beban yang bersifat tetap dengan massa

sekurang-kurangnya 50% Maks.

b. Pengujian Eksentrisitas (Eccentricity)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja

timbangan dalam memberikan hasil penimbangan bila

muatan yang sama diletakkan pada posisi-posisi yang

berbeda. Muatan uji yang digunakan adalah anak

timbangan standar dengan minimal 1/3 (Maks + Tarra).

c. Ketelitian Penyetelan Nol (Accuracy of Zero Setting)

Prosedur ini bertujuan untuk mengetahui kinerja

penyetel nol timbangan setelah timbangan distel nol.

Persyaratan:

Setelah dilakukan penyetelan nol, maka pengaruh

penyimpangan nol pada hasil penimbangan tidak boleh

lebih dari 0,25e. Akan tetapi pada timbangan dengan

alat penunjukan tambahan penyimpangan ini tidak boleh

lebih dari 0,5d.

Pengujian nol bagi timbangan dengan penunjukan digital

tidak mungkin dilakukan pada posisi nol ideal tetapi

Page 32: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

akan dilakukan pada posisi yang terbebas dari rentang

penyetel nol dan rentang perangkap nol.

d. Pengujian Kebenaran (Weighing Test)

Pengujian kebenaran harus dilakukan setelah uji

ketidaktetapan (repeatability). Titik uji penimbangan

dengan minimal 5 titik uji dalam rentang ukur

penimbangannya harus mencakup:

- minimum menimbang;

- pada perubahan BKD;

- 100% Maks atau boleh kurang 5e dari Maks.

Tabel 3.2 Batas Kesalahan yang Diizinkan (BKD)

BKD

Untuk muatan yang dinyatakan dalam interval

skala verifikasi e

±

0,5e

0 ≤ m ≤

50000

0 ≤ m ≤

5000

0 ≤ m ≤

500 0 ≤ m ≤ 50

±

1,0e

50000 < m

≤ 200000

5000 < m ≤

20000

500 < m ≤

2000

50 < m ≤

200±

1,5e

200000 <

m

20000 <

m ≤ 100000

2000 < m

≤ 10000

200 < m ≤

1000

e. Pengujian Diskriminasi

I II III

Page 33: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahu kemampuan

timbangan terhadap

perubahan kecil muatan. Untuk timbangan yang memiliki d

≠ e maka ketentuan

dalam prosedur ini yang ditulis e diubah menjadi d.

Pengujian dilakukan pada 3

titik uji (minimum menimbang, 50% Maks dan 100% Maks).

Persyaratan :

Imbuh standar 1,4 kali nilai skala sesungguhnya (1,4 d)

bila

secara berhati-hati ditempatkan pada atau diturunkan

dari timbangan pada

kesetimbangannya (keadaan setimbang) maka harus ada

perubahan sebesar

satu interval skala terkecil (d).

BAB IV

Page 34: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

TERA ULANG TIMBANGAN JEMBATAN4.1 Standar Acuan/Referensi

1. UUML No. 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal;

2. rekomendasi OIML No. 76 tahun 1992;

3. DVT, PT, dan Surat Edaran Direktur Metrologi tahun

1983 dan tahun 1984 tentang persyaratan teknik

timbangan elektronik dan pembubuhan tanda tera

pada timbangan elektronik;

4. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1985 tentang

wajib tera/tera ulang;

5. SK Menperindag No. 61/MPP/KP/2/98 tentang

Penyelenggaraan Kemetrologian;

6. SK Dirjen PDN No. 29/DJPDN/KP/XII/98 tentang

Rincian UTTP.

4.2 Ruang Lingkup

Spesifikasi timbangan jembatan yang ditera ulang adalah

sebagai berikut:

a. dokumentasi

pemilik : PT. PITAMAS INDONUSA

alamat : Jl. Betro Sedati

Sidoarjo

tanggal pengujian (tera ulang) : Kamis, 21 Juli

2011

b. data timbangan

merk : AND

model/tipe : AD- 4329

Page 35: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

no. seri : N. 151 0753

kapasitas (maks/min) : 60000 kg/10 kg

interval skala terkecil (e) : 10 kg

jenis penunjukan : digital

kelas ketelitian : III

pabrik pembuat/negara : Korea

4.3 Peralatan yang Digunakan

Untuk tera ulang timbangan jembatan, dibutuhkan:

a.timbangan jembatan elektronik digital;

b.anak timbangan standar 25 kg sejumlah 5000 kg;

c.anak timbangan standar 1 kg, 2 kg, dan 5 kg;

d.ballast;

e.cerapan pengujian.

4.4 Evalasi Hasil Pengujian

a. Pengujian Ketidaktetapan/Repeatability

Muatan yang dibebankan pada platform timbangan

sebesara 31720 kg. Muatan tersebt merpakan gabungan

dari muatan standar 5000 kg dan ballast sebesar 26720

kg. Pada 3 kali penimbangan, indikator display

menunjukkan hasil yang konsisten, yaitu 31720 kg. Hasil

ini yang digunakan untuk mengambil kesimpulan pada tera

ulang bahwa timbangan jembatan dinyatakan pass atau sah.

Untuk mengetahui besarnya penyimpangan kesalahan

yang terjadi pada pengujian, dengan acuan STK, harus

diketahui terlebih dahulu nilai repeatability (R) timbangan

tersebut. Kemudian membandingkan nilai R terhadap

Page 36: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

besarnya Batas Kesalahan yang Diijinkan (BKD). BKD yang

digunakan sebesar ± 3e karena pengujian dilakukan untuk

keperluan tera ulang pada timbangan jembatan dengan

kapasitas maksimal penimbangan lebih dari 10000 kg.

Dengan demikian, besar nilai BKD ± 30 kg. Nilai R dapat

diketahui setelah mendapat hasil dari persamaan P.

Hasil dari persamaan P diketahui setelah menambahkan

imbuh pada muatan yang telah berisi beban standar dan

ballast dengan batas hingga indikator display

menunjukkan perubahan 1 skala ke atas.

Pengujian ketidaktetapan/repeatability dinyatakan sah

jika besarnya nilai R tidak melebihi BKD. Di bawah ini

merupakan tabel untuk mengetahui nilai R dengan

menghitung lebih sistematis :

Tabel 4.1 Data Pengujian Ketidaktetapan/Repeatability

I0

(kg)IL (kg) ΔL (kg)

P

( IL + 0,5e

- ΔL)

R

31720

-- -

31720

-- -

31720

-- -

Penulis tidak dapat menunjukkan hasil perbandingan

antara R dengan BKD disebabkan adanya perbedaan

pelaksanaan teknis yang dilakukan oleh UPT

Page 37: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Kemetrologian Surabaya dengan petunjuk teknis dari

Syarat Ketentuan Teknis (STK). Seperti tanpa penambahan

imbuh, langsung mengambil kesimpulan sah atau batal

timbangan jembatan tersebut. Sehingga pada pengujian

ini tidak dapat dipastikan bahwa hasil yang ditunjukkan

dari indikator displai akan valid dan hasil perhitungan

pengujian juga tidak dapat dikatakan valid. Selain itu

disebabkan pula pemakaian ballast yang tidak standar,

yaitu dengan memanfaatkan truk, tronton, atau kontainer

yang sedang berada di lokasi pelaksanaan tera ulang

timbangan jembatan tanpa mengetahui massa beban

sebenarnya.

b. Pengujian Eksentrisitas (Eccentricity)

Pada dasarnya pengujian ini dilakukan sebanyak

jumlah penyangga yang tersambung dengan load cell.

Mayoritas timbangan jembatan memiliki 5 penyangga,

yaitu di bagian 4 pojok dan 1 di bagian tengah di bawah

platform. Dengan demikian akan ideal jika dilakukan 5

kali pengujian pada 5 bagian tersebut dengan massa

standar yang digunakan sebesar 1/3 kapasitas maksimal.

Hal ini mudah dilakukan pada jenis timbangan tertentu,

misal timbangan elektronik dengan kapasitas maksimal

penimbangan 200 kg dengan anak timbangan yang relevan

dengan dimensi platform. Sedangkan untuk timbangan

jembatan akan menemui kesulitan ketika massa beban yang

digunakan untuk memiliki dimensi yang memenuhi luas

permukaan platform timbangan jembatan. Sehingga

Page 38: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

pengujian eksentrisitas pada timbangan jembatan milik

PT. Pitamas Indonesia ini hanya dilakukan sebanyak 3

kali pada sisi depan, tengah, dan sisi belakang

walaupun load cell yang dimiliki terpasang di 5 sisi.

Indikator display menunjukkan hasil penimbangan

dari ketiga pengujian sebagai berikut:

1. sisi depan : 31720 kg

2. sisi tengah : 31720 kg

3. sisi belakang : 31720 kg

Pada pengujian eksentrisitas menggunakan beban

muatan yang sama dengan pengujian ketidaktetapan. Hal

ini bertujuan untuk menghemat tenaga dan mengefisienkan

waktu, sehingga memang tidak jarang akan menemui

beberapa pengujian dilakukan dengan massa beban yang

sama. Keadaaan tersebut dilakukan karena terbentur

masalah teknis yang bertugas mengangkat dan memindahkan

standar sebanyak 40 biji dengan masing-masing bermassa

25 kg hanya dengan tidak lebih dari 4 sumber daya

karyawan.

Pengujian menunjukkan hasil yang sama pada ketiga

sisi. Sekilas ini menunjukkan hasil yang bagus, namun

harus diperhatikan bahwa beban yang disyaratkan adalah

beban standar. Pada kenyataannya beban standar yang

digunakan dalam pengujian hanya tersedia sebanyak 5000

kg, Sehingga untuk memenuhi syarat minimal 1/3 massa

kapasitas maksimal adalah menggunakan tambahan ballast

bergerak seperti truk, tronton, atau kontainer yang

Page 39: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

tidak diketahui nilai kebenarannya. Dan dampak yang

muncul seperti yang telah dijelaskan pada pengujian

ketidaktetapan/repeatability.

Dalam pengujian ini, tanpa penggunaan imbuh/COP

akan berdampak tidak dapat dianalisis besarnya

kesalahan pengujian. Berikut ini tabel sistematis untuk

mengetahui kesalahan penunjukan dari pengujian

eksentrisitas yang berfungsi untuk menentukan sah atau

batal pengujian ini dengan membandingkan terhadap BKD:

Tabel 4.2 Data Pengujian Eksentrisitas

Posi

si

Muatan

(L) kg

Penunju

kan

(IL) kg

Imbuh

(ΔL) kg

Kesalahan

Penunjukan

E = IL + 0,5e -ΔL

– L1 31720 - - -

2 31720 - - -

3 31720 - - -

c. Pengujian Penyetelan Nol (Accuracy of Zero Setting)

Massa standar yang digunakan adalah 5e = 50 kg

untuk pengujian penyetel nol. Hasil pengujian telah

tercantum dalam Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Data Pengujian Penyetel Nol/ Accuracy of Zero

Setting

Muatan

uji

(kg)

Re Zero ± 10e

Penunjukan Timbangan

awal

(kg)

+ 0,25e

(kg)

+0,5e

(kg)50 0 100 50 50 60

Page 40: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Untuk menentukan sah atau batal timbangan jembatan

dalam pengujian penyetel nol terdapat 2 syarat khusus:

dengan menambahkan imbuh/COP sebesar 0,25e atau

setara dengan 2,5 kg, indikator displai tidak boleh

menunjukkan perubahan penunjukan.

dengan menambahkan imbuh/COP sebesar 0,5e atau

setara dengan 5 kg, harus ada perubahan penunjukan

dari indikator displai, yaitu kenaikan 1 skala.

Dari hasil pengujian tersebut, timbangan jembatan

ini dinyatakan sah atau pass kualifikasi penyetel nol.

d. Pengujian Kebenaran/Weighing Test

Tabel 4.4 Data Pengujian Kebenaran/Weighing Test

No

Muatan (kg) Penunjukan (kg) Kesalah

an

Timbang

an E

(kg)

Standa

r

Ball

astL IL ΔL

P

IL +

0,5e- ΔL

1 5000 0 5000 5000 1 5004 4

20

3181

0

3181

031810 3 31812

175000

3181

0

3683

036830 6 36829

3 200 0 200 200 7 198 -2

4 0 9820 9820 9820 2 9823 5

Page 41: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

5000 98201483

014830 7 14828

5 04118

0

4118

041180 9 41176 10

Dalam menentukan sah atau batal pengujian

kebenaran ini, terdapat beberapa ketentuan yang harus

dipenuhi. Dari perhitungan di atas, total kesalahan

timbangan adalah sebesar 34 kg. Hasil tersebut

melebihi BKD, yaitu sebesar 3e setara 30 kg untuk massa

penimbangan melebihi 10000 kg pada tera ulang

timbangan. Selain itu juga perlu diperhatikan pada

penggunaan ballast tidak standar yang tidak dapat

diketahui kebenarannya secara pasti. Selanjutnya pada

proses pengambilan data pengujian yang tidak berurut

dari nominal yang terkecil hingga terbesar, menyebabkan

ketidakstabilan timbangan dalam membaca beban muatan.

Keadaan tersebut dilakukan karena keterbatasan ballast

standar dan hanya menggunakan peralatan yang tersedia

saat peneraan ulang timbangan jembatan tersebut.

Dengan beberapa pertimbangan yang tersebut di

atas, timbangan jembatan ini dinyatakan batal/fall

weighing test. Langkah yang dapat dilakukan adalah proses

penjustiran oleh pihak jasa distributor timbangan

jembatan.

Page 42: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

d. Pengujian Diskriminasi

Tabel 4.5 Data pengujian Diskriminasi

NoMuatan

(kg)

I1

(kg)

I2

(kg)I2 – I1 (kg)

1. 200 210 220 102. 31810 31820 31830 103. 41180 41190 41200 10

Diskriminasi timbangan dari pengujian adalah

sebesar 10 kg, tepat 1d. Dengan hasil seperti itu, uji

diskriminasi timbangan jembatan dinyatakan bagus dan

sah/pass. Pernyataan tersebut terlepas dari kebenaran

muatan uji, terutama massa 31810 kg dan 41180 kg yang

sejak awal memang telah dipermasalahkan.

BAB V

PENUTUP

Page 43: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

5.1 SimpulanDari kerja praktik yang telah dilaksanakan,

terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai

berikut:

a. penggunaan ballast bergerak seperti truk, tronton,

ataupun kontainer yang tidak diketahui tingkat

kebenarannya tidak dapat digunakan untuk memperoleh

kevalidan hasil pengujian;

b. pengujian yang tidak dilakukan secara berurutan dan

tidak maksimal sampai selesai dapat mengurangi

kemampuan penunjukan hasil penimbangan;

5.2 SaranPersiapan peralatan dan SDM yang memadai

diperlukan untuk melaksanakan pengujian sesuai STK,

seperti tersedianya anak timbang standar yang memenuhi

50% kapasitas maksimal; ballast standar; forklift untuk

memudahkan mobilisasi AT standar maupun ballast; penera

yang memiliki kapasitas kompetensi yang tinggi terhadap

kemetrologian dan mampu melaksanakan disiplin

persyaratan teknis kemetrologian; serta sejumlah

karyawan yang memilki tenaga dan kekuatan yang besar

untuk pekerjaan teknis dalam membantu penera.

Page 44: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://disperindag.jatimprov.go.id/index.php?

pilih=hal&id=17, 31 Oktober 2011

[2] Katalog No. LK 07110n, Profile Laboratorium

Kalibrasi Kemetrologian, Disperindag, Surabaya,

Indonesia.

[3] SK Menteri Perdagangan RI no:

50/M-DAG/PER/10/2009 tanggal 7 Oktober 2009 pasal

9

[4] Dwi Purwanto, “Rancang Bangun Load Cell Sebagai

Komponen Utama pada Sistem Uji”, laporan, BPP

Teknologi, Jakarta, Indonesia, 2008.

Page 45: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

LAMPIRAN

Prosedur Kerja Tera/Tera Ulang Timbangan Elektronik

a. Ketidaktetapan (Repeatability)

Langkah-langkah pengujian ketidaktepatan:

1. nolkan timbangan (Io);

2. muati dengan muatan uji dan beri tanda letak

posisi muatan;

3. setelah timbangan diberi muatan L lakukan langkah-

langkah seperti berikut:

a. catat penunjukan timbangan (IL). IL adalah

penunjukan timbangan terbaca sebelum ditambah

Page 46: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

dengan imbuh ΔL. Kemudian ditambahkan imbuh

0,1e ke atas penerima muatan secara bertahap

sampai penunjukan tepat pada saat berubah +1e

dan stabil, catat jumlah imbuh yang

dibutuhkan, yaitu ΔL

b. hitung posisi penunjukan timbangan (P) dengan

rumus:

1. P = IL + 1/2e – ΔL

4. turunkan muatan uji dan imbuh yang digunakan;

5. jika penunjukan timbangan tidak nol, dinolkan;

6. lakukan langkah-langkah “2” sampai dengan “5”

secara berulang dengan minimum 3 kali pengujian;

7. hitung repeatability (ketidaktetapan) timbangan dengan

rumus:

R=√∑(Pi−Paverage)²n−1

R = ketidaktepatan

Pi = posisi penunjukan ke I (I = 1,2, … )

P average = rata-rata posisi penunjukan

timbangan

n = jumlah pengujian

8. bandingkan hasil pengukuran dan periksa apakah

nilai R tidak lebih besar dari nilai absolut BKD

untuk muatan uji.

Page 47: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

b. Pengujian Eksentrisitas

Langkah-langkah pengujian eksentrisitas:

1. hitung jumlah penyangga (n);

2. bagi permukaan penerima muatan menjadi n bagian

yang sama;

3. nolkan timbangan (Io);

4. naikkan muatan uji secara merata pada bagian yang

diuji, sehingga menunjuk IL;

5. tentukan dan catat kesalahan penunjukan timbangan

(E) yaitu:

E = IL + 1/2e – ΔL – L

6. lakukan langkah-langkah “3” sampai dengan “5” untuk

bagian permukaan tidak melebihi BKD untuk muatan

uji;

7. periksa apakah kesalahan penunjukan (E) pada setiap

bagian permukaan tidak melebihi BKD untuk muatan

uji.

c. Pengujian Diskriminasi

Langkah-langkah pengujian diskriminasi:

1. nolkan timbangan (Io);

2. naikkan muatan uji ke atas penerima muatan;

3. tambahkan imbuh 0,1 d secara bertahap sampai

penunjukan tepat pada saat berubah sebesar satu

interval skala (d) dan stabil;

4. catat penunjukannya (I1);

Page 48: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

5. dengan hati-hati naikkan imbuh 1,4 d dan amati

perubahan penunjukan

timbangan (I2);

6. periksa apakah perubahan penunjukan sebesar satu

interval skala

(I2 – I1) = d.

d. Ketelitian Penyetelan

Cara penyetelan nol pada timbangan dengan

penunjukan digital bisa berupa Penyetelan non otomatis,

penyetel nol semi otomatis dan penyetel nol otomatis

untuk mengetahuinya lakukanlah langkah-langkah sebagai

berikut :

1. nolkan timbangan;

2. naikkan muatan 5e;

3. nolkan timbangan;

4. turunkan muatan 5e;

5. amati perubahan penunjukan timbangan minimum 5

detik dan apabila berubah menjadi nol maka

timbangan tersebut memiliki alat penyetel nol

otomatis dan apabila setelah 15 detik tidak berubah

maka timbangan tersebut tidak memiliki alat

penyetel nol otomatis.

d. 1 Penyetel nol non otomatis dan semi otomatis

a. Nolkan timbangan (Io), kemudian:

Page 49: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

1. muati timbangan dengan anak timbangan yang

besarnya ada dalam rentang ukur penyetel nol

(0% s.d. 4% Maks, pada umumnya ±2% Maks sekitar

nol);

2. tambahkan imbuh 0,1e secara bertahap sampai

penunjukan tepat pada saat berubah 1e dan

stabil, tarik kembali imbuh sebesar +1e;

i. nolkan timbangan (Io);

ii. naikkan muatan 10e, amati penunjukannya;

iii. dengan hati-hati tambahkan imbuh standar

sebesar 0,25e dan amati penunjukan timbangan

bila :

tetap tidak berubah, lanjutkan butir b

berubah dan stabil sebesar 1e dari

penunjukan semula maka timbangan

dinyatakan tidak baik dan penunjukan

dihentikan;

b. dengan hati-hati tambahkan imbuh sebesar 0,5e dan

amati penunjukan timbangan, bila :

1. berubah dan stabil sebesar 1e dari penunjukan

semuala maka

timbangan dinyatakan baik (sah);

2. tetap tidak berubah maka timbangan dinyatakan

tidak baik.

Page 50: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

d.2 Penyetelan nol otomatis

a. nolkan timbangan (Io);

b. naikkan 10e;

c. dengan hati-hati tambahkan imbuh standar 0,25e

dan amati penunjukan timbangan bila:

tetap tidak berubah, lanjutkan ke langkah

butir d;

berubah dan stabil sebesar +1e dari

penunjukan semula, timbangan dinyatakan tidak

baik (batal) dan pengujian dihentikan;

d. dengan hati-hati tambahkan imbuh standar 0,25e

dan amati penunjukan

timbangan bila:

o berubah dan stabil sebesar +1e dari

penunjukan semula maka timbangan dinyatakan

baik (sah);

o tetap tidak berubah maka timbangan dinyatakan

tidak baik (batal).

e. Pengujian Kemiringan

Langkah-langkah pengujian:

1. posisikan timbangan dalam keadaan datar

dengan memperhatikan penyipat datar;

2. muati timbangan dengan sembarang muatan dan

tentukan posisi penunjukannya, misal P1;

Page 51: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

3. posisikan timbangan dalam keadaan miring

2/1000 dari keadaan penyipat datar butir (a),

yaitu memberikan ganjal dalam arah panjang

atau melintang;

4. muati timbangan sebesar seperti muatan pada

mutir (b) dan tentukan posisi penunjukannya,

misal P2. Selisih (P2 – P1) tidak boleh lebih

besar dari BKD pada muatan tersebut.

f. Pengujian Kebenaran

Langkah-langkah pengujian:

1. nolkan timbangan (Io);

2. muati dengan anak timbangan standar L sesuai

dengan titik uji yang diperiksa (didahului

dari minimum menimbang);

3. catat penunjukan timbangan IL, kemudian

tambahkan imbuh 0,1e ke atas penerima muatan

secara bertahap sampai penunjukan tepat pada

saat berubah +1e. Catatlah jumlah imbuh yang

dibutuhkan, yaitu ΔL lalu hitung kesalahan

penunjukan timbangan dengan rumus E = IL +

1/2e – ΔL – L;

4. lakukan kembali prosedur diatas untuk titik

uji yang lainnya.

Page 52: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

INSTITUT TEKNOLOGI

BANDUNGFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Page 53: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Jalan Ganesha 10 Bandung 40132, Telp: +6222 2504551, Fax +6222 2509406,

e-mail: [email protected]

Program D3

Metrologi &

Instrumentasi

Labtek VI,

Lt.I

Telp: +6222

2504424

ect 163

Fax: +6222

2506281

[email protected]

c.id

d3metrologi@y

ahoo.co.id

FORM KEHADIRAN KERJA PRAKTIK MAHASISWA

Nama Mahasiswa / NIM : Puji Tri Utami /

03309339

Lembaga / Perusahaan : UPT Kemetrologian

Surabaya dan kantor Bidang

Metrologi Disperindag Surabaya

Jawa Timur

Page 54: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

No Hari / Tanggal Deskripsi Jenis

1Senin, 4 Juli

2011

Penyambutan oleh kepala Bidang

Metrologi Surabaya dan kepala UPT

Kemetrologian Surabaya

kantor

2Selasa, 5 Juli

2011

Pengenalan volume (cara membaca skala

pada bejana ukur dan gelas ukur) dan

tekanan.Bidang

Metrol

ogi

3Rabu, 6 Juli

2011Kalibrasi AT F1 dengan E2

4Kamis, 7 Juli

2011Kalibrasi timbangan elektronik

5Jumat, 8 Juli

2011

Pengenalan kalibrasi dial indikator

dilengkapi software

6Sabtu, 9 Juli

2011   

7Minggu, 10 Juli

2011   

8Senin, 11 Juli

2011

Tera neraca obat, tera ulang

timbangan meja

sidang

kantor

9Selasa, 12 Juli

2011

Memasang tanda jaminan pada 100 meter

air untuk keperluan tera & tera ulang

10Rabu, 13 Juli

2011Tera ulang neraca obat dan meter air

11Kamis, 14 Juli

2011

Tera timbangan elektronik kap. 15 kg

& tera neraca obat12 Jumat, 15 Juli Tera ulang timbangan elektronik kelas

Page 55: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

2011II, tera neraca obat (NKH), tera

ulang timbangan meja

13Sabtu, 16 Juli

2011   

14Minggu, 17 Juli

2011   

15Senin, 18 Juli

2011

Tera conveyor belt kapasitas maks.

3000 kg, PT. Santos Jaya Abadi

loko

16Selasa, 19 Juli

2011

Tera ulang timbangan jembatan

kapasitas maks. 80 ton, PT. Charoen

Pokphand Sidoarjo

17Rabu, 20 Juli

2011

Tera ulang timbangan jembatan

kapasitas maks. 60 ton untuk

batubara, Gresik

18Kamis, 21 Juli

2011

Tera ulang timbangan jembatan

kapasitas maks. 60 ton, PT. Pitamas

Indonesia Sedati Sidoarjo

19Jumat, 22 Juli

2011Perayaan 17 Agustus kantor

20Sabtu, 23 Juli

2011   

21Minggu, 24 Juli

2011   

22Senin, 25 Juli

2011

Sidang di kec. Tanggulangin, t. meja=

63, cb=33, dacin=9, TE=13 sidang

luar23

Selasa, 26 Juli

2011

Sidang di kec. Tanggulangin, t. meja=

14, cb=11, NE=1, TE=3

Page 56: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

24Rabu, 27 Juli

2011

Sidang di pasar Larangan Candi, t.

meja=15, cb=14, TE=20

25Kamis, 28 Juli

2011

Sidang di kec. Candi, t. meja=14,

cb=13, dacin=4, TBI=4, TE=7

26Jumat, 29 Juli

2011Sidang kantor kantor

27Sabtu, 30 Juli

2011   

28Minggu, 31 Juli

2011   

29Senin, 1

Agustus 2011

Tera neraca obat (NKH), tera ulang

timbangan mejasidang

kantor30

Selasa, 2

Agustus 2011

Tera ulang timbangan elektronik, tera

ulang neraca emas

31Rabu, 3 Agustus

2011

tera timbangan elektronik, tera

neraca obat (NKH)

32Kamis, 4

Agustus 2011

Tera ulang meter BBM di SPBU

54.601.110 Pecindilanloko

33Jumat, 5

Agustus 2011Membuat laporan kantor

34Sabtu, 6

Agustus 2011   

35Minggu, 7

Agustus 2011   

36Senin, 8

Agustus 2011Membuat laporan kantor

37 Selasa, 9  Mempelajari peneraan dan peneraan TUM 

Page 57: Tera Ulang Timbangan Jembatan dengan Ballast Dinamis

Agustus 2011 ulang TUM BBM

38Rabu, 10

Agustus 2011 Membuat laporan

kantor39Kamis, 11

Agustus 2011Membuat laporan

40Jumat, 12

Agustus 2011persiapan pulang