BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Sektor perikanan dan kelautan memerlukan fasilitas pendaratan ikan atau pelabuhan yang khusus melayani aktivitas industri dan perdagangan ikan. Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan khusus yang merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan, baik dilihat dari aspek produksi maupun aspek pemasarannya (Ayodhyoa, 1975). Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian RI (1981) dalam Murdiyanto (2003), Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya. Sementara Departemen Pertanian dan Departemen Perhubungan (1996) dalam Murdiyanto (2003) mendefinisikan Pelabuhan Perikanan sebagai tempat pelayanan umum bagi masyarakat nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat dan di perairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan operasional tempat berlabuh, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil perikanan. Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor : 604/ Kpts/OT.210/9/95 tertanggal 7 September 1995 5
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelabuhan Perikanan
Sektor perikanan dan kelautan memerlukan fasilitas pendaratan ikan atau
pelabuhan yang khusus melayani aktivitas industri dan perdagangan ikan.
Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan khusus yang merupakan pusat
pengembangan ekonomi perikanan, baik dilihat dari aspek produksi maupun
aspek pemasarannya (Ayodhyoa, 1975).
Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian RI (1981)
dalam Murdiyanto (2003), Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan yang secara
khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek
produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya. Sementara Departemen
Pertanian dan Departemen Perhubungan (1996) dalam Murdiyanto (2003)
mendefinisikan Pelabuhan Perikanan sebagai tempat pelayanan umum bagi
masyarakat nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan
peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat
dan di perairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan operasional tempat
berlabuh, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran
hasil perikanan.
Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor : 604/ Kpts/OT.210/9/95
tertanggal 7 September 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan
Perikanan, bahwa pelabuhan perikanan dibagi dalam 4 (empat) kelas yakni :
1. Pelabuhan Perikanan Samudera. Pelabuhan ini direncanakan terutama untuk
mendukung kegiatan penangkapan ikan di perairan wilayah ZEE Indonesia
dan perairan internasional. Lokasi pelabuhan dimaksud di DKI Jakarta dan
Kendari (Sulawesi Tenggara).
2. Pelabuhan Perikanan Nusantara. Pelabuhan ini direncanakan terutama untuk
mendukung kegiatan penangkapan ikan di perairan wilayah dan ZEE
Indonesia. Lokasi pelabuhan dimaksud di Belawan dan Sibolga (Sumatera
Utara), Bungus (Sumatera Barat), Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Pekalongan
dan Cilacap (Jawa Tengah) serta Brondong (Jawa Timur).
5
6
3. Pelabuhan Perikanan Pantai. Pelabuhan ini direncanakan untuk mendukung
kegiatan penangkapan ikan di daerah pantai. Lokasi pelabuhan dimaksud di
Lampulo (DI. Aceh), P. Telo (Sumatera Utara), Sikakap (Sumatera Barat),
Tarempa (Riau), Tanjung Pandang dan Sungai Liat (Sumatera Selatan),
Karanghantu (Jawa Barat), Karimun Jawa (Jawa Tengah), Bawean dan Prigi
(Jawa Timur), Labuhan Lombok (NTB), Kupang (NTT), Teluk Batang dan
Pada umumnya alat pengering berbentuk seperti tabung uap air
dengan steam untuk mengeringkan tepung. Sebagian besar bau tidak
sedap pada industri pengolahan berasal dari alat pengering. Alat
pengering tidak langsung umumnya digunakan di UK.
Di UK, limbah ikan digunakan sebagai bahan baku utama dalam
pembuatan tepung dan disini proses pengepressan bukanlah menjadi hal
yang penting, karena kandungan minyak pada material sudah sangat
sedikit. Tepung ikan ini diproses dengan cara yang sederhana, yaitu
dengan cara memasak dan mengeringkan saja. Pertimbangan
penggunaan tahap pressing adalah sebagai berikut:
“Fleksibilitas penggunaan ikan yang berminyak, kurang berminyak atau campuran dari keduanya. Proses pemindahan air dengan pressing dan penguapan dari stickwater lebih murah karena pengaruh penguapan lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan alat pemanas”.
5) Penggilingan danPengemasan
Langkah terakhir yang dilakukan dalam pembuatan tepung ikan adalah
penggilingan untuk memecahkan gumpalan-gumpalan atau partikel dari
tulang dan dilakukan pengemasan tepung ikan untuk selanjutnya
dilakukan penyimpanan di dalam silo. Dari tempat industri pengolahan
tepung ikan, tepung ikan yang sudah siap jual kemudian
ditransportasikan(Priyono,2009).
Tepung ikan tidak mudah dirusak oleh bakteri karena memiliki
kandungan air rendah, dan memiliki curah yang sangat kecil
dibandingkan dengan produk olahan ikan lain,Hal tersebut adalah dua
alasan utama untuk membuat tepung ikan, sehingga penyimpanannya
tidak memerlukanproses pendinginkan.Tepung ikan biasanya disimpan
dan diangkut baik dalam karung terbuat dari kertas, goni atau plastik,
atau dalam jumlah besar.Tepung ikan yang terbaik disimpan di tempat
kering yang sejuk dan terhindar dari vektor dan rodent. Pembusukan
biasanya sangat sedikit terjadi bahkan setelah periode penyimpanan
19
yang panjang, tepung ikan akan terus bertahan selama beberapa tahun
tanpa perubahan nilai gizi.
Sumber: http://www.fao.org (2012)
Gambar 2.11 Alat penggilingDalam sumber lain disebutkan proses pembuatan tepung ikan dilakukan melalui
beberapa tahapan, antara lain:
1) Pengilingan Ikan Basah
a. Pengilingan ikan basah dilakukan terhadap ikan yang berukuran
sedang dan besar. Ikan-ikan yang berukuran kecil (ter) tidak harus
digiling, dan proses ini tidak harus dilakukan.
b. Ikan berukuran sedang dan besar, perlu dibuang jeroannya, dan dicuci.
Sedangkan untuk ikan yang berukuran kecil, pembuangan jeroan dan
pencucian tidak perlu dilakukan.
c. Ikan digiling dengan penggiling ulir sehingga diperoleh bubur mentah