BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vulnus Laceratum (vulnus laceratum) sering disertai luka lecet (excoriasis), yakni luka atau rusaknya jaringan kulit luar, akibat benturan dengan benda keras, seperti aspal jalan, bebatuan atau benda kasar lainnya. Sementara luka tusuk (vulnus functum), yakni luka yang disebabkan benda tajam seperti pisau, paku dan sebagainya. Biasanya pada luka tusuk, darah tidak keluar (keluar sedikit) kecuali benda penusuknya dicabut. Luka tusuk sangat berbahaya bila mengenai organ vital seperti paru, jantung, ginjal maupu abdomen. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan pada saat penusukan juga akan mempengaruhi. Penyembuhan luka yang normal memerlukan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks yang terjadi secara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vulnus Laceratum (vulnus laceratum) sering disertai luka lecet
(excoriasis), yakni luka atau rusaknya jaringan kulit luar, akibat benturan dengan
benda keras, seperti aspal jalan, bebatuan atau benda kasar lainnya. Sementara
luka tusuk (vulnus functum), yakni luka yang disebabkan benda tajam seperti
pisau, paku dan sebagainya. Biasanya pada luka tusuk, darah tidak keluar (keluar
sedikit) kecuali benda penusuknya dicabut. Luka tusuk sangat berbahaya bila
mengenai organ vital seperti paru, jantung, ginjal maupu abdomen.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah
satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat
menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang
dilakukan pada saat penusukan juga akan mempengaruhi.
Penyembuhan luka yang normal memerlukan suatu rangkaian peristiwa
yang kompleks yang terjadi secara simultan pada jaringan epidermis, dermis dan
subkutis, itu suatu yang mudah membedakan penyembuhan pada epidermis
dengan penyembuhan pada dermis dan perlu diingat bahwa peristiwa itu terjadi
pada saat yang bersamaan. Proses yang kemudian terjadi pada jaringan yang
rusak ini ialah penyembuhan luka yang dibagi dalam tiga fase yaitu fase
inflamasi, fase proliferasi dan fase remodelling jaringan yang bertujuan untuk
menggabungkan bagian luka dan mengembalikan fungsinya. Peran perawat
tentunya sangat penting dalam memberikan perawatan luka robek agar proses
penyembuhan luka dapat lebih cepat dan pulih.
Data yang diperoleh dari medikal record Rumah Sakit Myria menunjukkan
bahwa jumlah penderita Vulnus Laceratum yang dirawat pada bulan Maret
1
2
sampai dengan Desember 2009 berjumlah 22 orang, sedangkan pada bulan
Januari sampai Maret 2010 sebanyak 17 orang.
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis mencoba untuk
mengangkat kasus pada pasien Tn. “S” dengan gangguan system integumen;
vulnus laceratum yang dirawat di IGD Rumah Sakit Myria Palembang.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat melakukan tindakan keperawatan Gawat Darurat terhadap
pasien dengan Gangguan Sistem Integumen; Vulnus Laceratum secara
langsung dan cepat.
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu :
a. Mengkaji klien dengan Gangguan Sistem Integumen; Vulnus Laceratum.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem
Integumen; Vulnus Laceratum.
c. Menentukan tujuan dan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
Gangguan Sistem Integumen; Vulnus Laceratum.
d. Mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk
pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem
Integumen; Vulnus Laceratum.
e. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada
klien dengan Gangguan Sistem Integumen; Vulnus Laceratum.
f. Menyusun laporan hasil pengamatan dan Asuhan Keperawatan kasus
dalam bentuk Asuhan Keperawatan dengan pedoman yang telah
ditetapkan.
3
C. Metode Penulisan
Metode Penulisan yang digunakan dalam menyusun Asuhan Keperawatan ini
adalah metode deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan
dengan objektif selama mengamati klien, mulai dari pengumpulan data sampai
melakukan evaluasi yang disajikan dalam bentuk naratif.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam Asuhan Keperawatan ini
Penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan secara allo anamnese dengan teman klien untuk
memperoleh data yang diharapkan.
2. Observasi
Penulis mengadakan pengamatan langsung pada klien sehingga Penulis dapat
menyimpulkan data dengan tepat.
3. Pemeriksaan fisik
Sumber data berikut dilakukan pada klien dengan cara : inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi untuk melengkapi data.
4. Studi Keperawatan
Untuk melengkapi data, Penulis menggunakan catatan status klien, catatan
keperawatan klien, data-data medik dan pemeriksaan diagnosa.
5. Studi Dokumentasi
Penulis dalam menyusun asuhan keperawatan serta konsep dasar tentang Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Integumen; Vulnus Laceratum
adalah dari beberapa buku sumber.
4
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika Penulisan asuhan keperawatan ini terdiri dari lima bab yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini Penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah,
ruang lingkup Penulisan, tujuan Penulisan, metode Penulisan dan
sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang : konsep dasar medis yaitu pengertian,
1. Nyeri berhubungan dengan adanya luka robek alis mata sebelah kiri yang ditandai dengan :DS: - Pasien mengatakan nyeri di bagian alis mata sebelah kiriDO:- Keadaan umum pasien lemah- Tampak ada luka robek di alis mata sebelah kiri- Pasien tampak meringis menahan nyeri- Observasi Tanda- tanda vital
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka robek di alis mata sebelah kiriDS : pasien mengatakan ada luka robek di alis mata sebelah kiri
DO : - Keadaan umum pasien lemah- Tampak ada luka robek di alis mata sebelah kiri- Observasi Tanda- tanda vital
Tujuan jangka panjang :Nyeri berkurang sampai dengan hilangTujuan jangka pendek dalam waktu 1 x 60 menit pasien tidak nyeri dengan kriteria hasil :- Keadaan umum
4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi misalnya nafas dalam.
5. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
6. Libatkan keluarga untuk mendampingi pasien.
7. Kolaborasi pemberian terapi obat analgesic sesuai petunjuk
1. Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien
2. Mengetahui keadaan umum pasien
3. Memberikan kenyamanan pada pasien
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Untuk mempercepat proses penyembuhan
6. Untuk memberikan motivasi pada pasien
7. Efek obat dapat mengurangi rasa nyeri
Widya Sapitri
25
RENCANA KEPERAWATAN
Nama / Umur : Tn.”S” / 18 TahunBagian : IGD
No Diagnosa Perawatan
Hasil yang Diharapkan
Rencana Tindakan Rasionalisasi Nama
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka robek di alis mata sebelah kiri. DS : - Pasien mengatakan ada
luka robek di alis mata sebelah kiri
DO :- Tampak adanya luka robek
di alis mata sebelah kiri- Tampak luka di jahit
dalam 4 luar 4.
Tujuan jangka panjang : Jaringan kulit kembali menyatu.Tujuan jangka pendek :Dalam waktu 3 x 24 jam luka jahit pada kulit berangsur-angsur kering dan membaik dengan kriteria hasil :- Luka mengering- Robekan luka menyatu
dengan tindakan heacting
1. kaji tingkat kerusakan kulit
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Ajarkan pasien untuk menjaga daerah sekitar luka agar tetap kering dan bersih.
4. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi protein
5. Libatkan keluarga dalam mendampingi pasien
6. Kolaborasi tim medic dalam pemberian therapy
1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kerusakan kulit
2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
3. Untuk mempercepat proses penyembuhan luka
4. Untuk mempercepat proses penyembuhan
5. Untuk memberikan motivasi pada pasien
6. Untuk memberikan therpy yang tepat pada pasien.
Widia Sapitri
26
RENCANA KEPERAWATAN
Nama / Umur : Tn.”S” / 18 TahunBagian : IGD
No Diagnosa Perawatan
Hasil yang Diharapkan
Rencana Tindakan Rasionalisasi Nama
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan adanya luka jahitan alis mata sebelah kiri pasienDS : -DO : - Keadaan umum pasien
lemah- Tampak ada luka robek
alis mata sebelah kiri yang Dijahit dalam 4 luar 4 dan dibalut dengan kassa