TEORI PERUMAHAN & PERMUKIMAN Mk. Arsitektur Permukiman Desa & Kota 1 Rabu, 27 Oktober 2021
TEORI PERUMAHAN & PERMUKIMAN
Mk. Arsitektur Permukiman Desa & Kota 1
Rabu, 27 Oktober 2021
PENGERTIAN RUMAH, PERUMAHAN & PERMUKIMAN
• Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. (UU No. 1 Tahun 2011)
• Rumah adalah bagian yang utuh dari permukiman, dan bukan hasil fisik sekali jadi semata, melainkan merupakan suatu proses yang terus berkembang dan terkait dengan mobilitas sosial ekonomi penghuninya dalam suatu kurun waktu. (John F.C Turner, 1972)
• Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Jadi, selain berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya, rumah merupakan tempat awal pengembangan kehidupan. (Siswono Yudohusodo,1991)
• Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga sebagai status lambang social.
• Perumahan berada dan merupakan bagian dari permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan
• Secara fisik perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari kumpulan unit-unit rumah tinggal dimana dimungkinkan terjadinya interaksi sosial diantara penghuninya, serta dilengkapi prasarana sosial, ekonomi, budaya, dan pelayanan yang merupakan subsistem dari kota secara keseluruhan. Lingkungan ini biasanya mempunyai aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaan serta sistem nilai yang berlaku bagi warganya.
• Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur.
Lingkungan permukiman merupakan suatu sistem yang terdiri dari 5 elemen (Doxiadis, 1974):
1. Nature (unsur alami), mencakup sumber-sumber daya alam seperti topografi, hidrologi, tanah, iklim, maupun unsur hayati yaitu vegetasi dan fauna.
2. Man (manusia sebagai individu), mencakup segala kebutuhan pribadinya sepertibiologis, emosional, nilai-nilai moral, perasaan, dan perepsinya.
3. Society (masyarakat), adanya manusia sebagai kelompok masyarakat.
4. Shells (tempat), dimana mansia sebagai individu maupun kelompokmelangsungkan kegiatan atau melaksanakan kehidupan.
5. Network (jaringan), merupakan sistem alami maupun buatan manusia, yang menunjang berfungsinya lingkungan permukiman tersebut seperti jalan, air bersih, listrik, dan sebagainya.
Suatu permukiman terdiri dari isi (contents) yaitu manusia, baik secara individual maupun dalam masyarakat dan wadah yaitu lingkungan fisik permukiman lingkunganfisik permukiman yang merupakan wadah bagi kehidupan manusia dan merupakanpengejawantahan dari tata nilai, sistem sosial, dan budaya masyarakat yang membentuk suatu komunitas sebagai bagian dari lingkungan permukiman tersebut.
KONSEP tentang RUMAH :Menurut Hayward, 1987
• Rumah sebagai pengejawantahan jati diri: Rumah sebagai simbol yg mencerminkan tata nilai selera pribadi penghuninya
• Rumah sebagai wadah keakraban: Rasa memiliki, kebersamaan, kehangatan, kasih dan rasa aman
• Rumah sebagai tempat menyendiri dan menyepi: Rumah merupakan tempat melepaskan diri dari dunia luar, tekanan dan ketegangan, serta kegiatan rutin.
• Rumah sebagai akar dan kesinambungan: Rumah sebagai tempat untuk kembali pada akar dan menumbuhkan rasa kesinambungan dalam rangkaian proses ke masa depan
• Rumah sebagai wadah kegiatan utama sehari-hari
• Rumah sebagai pusat jaringan sosial
• Rumah sebagai struktur fisisk
HIERARKI KEBUTUHAN
(Abraham Maslow)
5. KEBUTUHAN FISIOLOGIS
4. RASA AMAN
3. KEBUTUHAN SOSIAL
2. HARGA DIRI,
KEHORMATAN, EGO
1.
AKTUALISASI
DIRI
1. Kebutuhan FisiologisRumah memberikan perlindungan terhadap gangguan alam dan binatang, sebagai tempat istirahat (tidur), pemenuhan fungsi badani (tempat hidup)
2. Rasa AmanRumah sebagai tempat menjalankan kegiatan ritual, penyimpanan harta milik yg berharga, menjamin hak pribadi
3. Kebutuhan SosialRumah memberikan peluang untuk interaksi dan aktifitas komunikasi yg akrab dengan lingkungan sekitar
4. Harga Diri, Kehormatan, EgoKesuksesan seseorang tercermin dari rumah dan lingkungan tempat tinggalnya
5. Aktualisasi DiriRumah sebagai pewadahan kreatifitas dan pemberi makna bagi kehidupan yg mempribadi
Hierarki Kebutuhan (Maslow)Menunjukkan Tingkat Intensitas dan arti penting dari Kebutuhan Dasar Manusia:
Faktor lain yang mempengaruhi
HOUSE
FORMS
SOCIO
Cultural
SITEMaterial,
Construction
, technology
CLIMATE
ECONOMIC RELIGION
Cultural
geography
- Mempengaruhi pola
permukiman
- Orientasi
- Topography
Simbol dan
kosmologi
Keterbatasa
n sumber
daya
▪ HOUSE FORMS (Rapoport, 1969)
ASPEK PERANCANGAN
LOW-INCOME HOUSING
▪ HOUSE FORMS (bentuk
rumah)3 faktor besar yang mempengaruhi
House
forms
SOSIAL-BUDAYA (faktor primer)
KONDISI IKLIM(Faktor Yang
Mempengaruhi)
- Metoda konstruksi
- Ketersediaan material
- Teknologi
(faktor pembatas)
(Rapoport, 1969)
SOCIO-
CULTURAL
BASIC
NEEDS
FAMILY
POSITION
OF WOMANPRYVACY
SOCIAL
INTERCOURSE
- Bagaimana komunitas
bertemu
- Orientasi masy.
terhadap kota
- House-settlement
Kebiasaan makan,
memasak, duduk.
tidur
- Struktur keluarga
(nucleus, extended
family)
- polygamy/ monogamy
- pemisahan
kepemilikan
- teritori
1. ASPEK SOSIAL-BUDAYA
(Rapoport, 1969)
▪ Mempengaruhi kenyamanan
manusia
▪ Variabel yang mempengaruhi
Angin
(aliran
udara)
HujanRadiasi
dan
cahaya
Kelembaban
Suhu
2. ASPEK IKLIM
CLIMATE
(Rapoport, 1969)
3. ASPEK KONSTRUKSI,
MATERIAL, dan TEKNOLOGI
▪ Faktor yang mempengaruhi :
a. Proses konstruksi
b. Pemilihan material
c. Portability
d. Prefabrikasi
e. Beban lateral
f. Weathering
g. Gravitasi
(Rapoport, 1969)
Proses terbentuknya
permukiman/lingkungan kumuh di
perkotaan
URBANISASI GLOBAL- Disparitas antara pusat kota
dan sekitarnya
Kota
Kepadatan tinggi
- Berlokasi di tempat
strategisdi pusat kota
- legalitas tanah tidak
diperhatikan
Berlokasi di tempat strategis
cocok untuk fasilitas umum
Terbentuknya permukiman kumuh (slum area) dan
Permukiman liar (squatter settlement)
Kebutuhan dekat dengan
Kebutuhan dekat dengan tempat
kerja
Kebutuhan dekat dengan fasilitas
Krisislahan
- Menempati tanah ilegal dan
kritis
• Menurut Turner (1968), teori dasar permukiman ada kaitan erat antara pemilihan lokasi perumahan dengan tingkat golongan ekonomi masyarakat sbb. :– Prioritas utama bagi masyarakat ekonomi lemah dalam memilih
tempat tinggal adalah kedekatan dengan tempat kerja– Prioritas utama bagi masyarakat ekonomi menengah adalah
status rumah (legalitas tanah dan bangunan) sehingga tidak ada kekhawatiran untuk digusur
– Prioritas utama bagi masyarakat kelas tinggi adalah kenyamanan tempat tinggal sehingga faktor lokasi tidak menjadi masalah.
• Menurut Turner yang merujuk teori Maslow, terdapat kaitan antara kondisi ekonomi dengan skala prioritas kebutuhan hidup dan prioritas kebutuhan perumahan, sehingga bagi masyarakat berpenghasilan rendah faktor jarak antara lokasi rumah dengan tempat kerja menempati prioritas pertama, sedangkan faktor kejelasan status kepemilikan lahan dan rumah menjadi prioritas kedua, serta faktor bentuk dan kualitas bangunan menempati prioritas yang terakhir.
Menurut Bambang Panudju (1999) yang merujuk teorinya Turner dan Maslow, dasar bagi penyusunan kriteria perumahan yang dibutuhkan oleh masyarakat berpenghasilan rendah , sebagai berikut:
▪ Lokasi tidak terlalu jauh dari tempat-tempat yang dapat memberikan pekerjaan bagi buruh-buruh kasar atau tenaga tidak terampil.
▪ Status kepemilikan lahan dan rumah jelas, sehingga tidak ada rasa ketakutan penghuni untuk digusur.
▪ Bentuk dan kualitas bangunan tidak perlu terlalu baik, tetapi cukup memenuhi fungsi dasar yang diperlukan penghuninya.
▪ Harga dan biaya pembangunan rumah harus sesuai dengan tingkat pendapatan mereka.
• Menurt Payne (dalam Bambang Panudju, 1999) masalah perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di negara-negara berkembang disebabkan oleh kebijaksanaan dan program pemerintah yang lebih mementingkan perannya sebagai provider daripada enabler. Karena rumah-rumah yang dihasilkan oleh pemerintah sangat terbatas, menyebabkan masyarakat berpenghasilan rendah harus mengusahakan sendiri perumahan yang mereka perlukan. Ketidaksesuaian antara pengadaan dan kebutuhan lahan perumahan tersebut mengakibatkan timbulnya rumah-rumah liar di berbagai kota besar di negara-negara berkembang.
Ketentuan TeknisKetentuan teknis ini berisi karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan, kriteria serta
batasan teknis kawasan permukiman.
Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan:
1. Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%);
2. Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 L/org/hari – 100 liter/org/hari;
3. Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi);
4. Drainase baik sampai sedang;
5. Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/ danau/ mata air/saluran pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan;
6. Tidak berada pada kawasan lindung;
7. Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga;
8. Menghindari sawah irigasi teknis.
Kriteria dan batasan teknis:
1. Penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan baru 40% - 60% dari luas lahan yang ada, dan untuk kawasan-kawasan tertentu disesuaikan dengan karakteristik serta daya dukung lingkungan;
2. Kepadatan bangunan dalam satu pengembangan kawasan baru perumahan tidak bersusun maksimum 50 bangunan rumah/ha dan dilengkapi dengan utilitas umum yang memadai;
3. Memanfaatkan ruang yang sesuai untuk tempat bermukim di kawasan peruntukan permukiman di perdesaan dengan menyediakan lingkungan yang sehat dan aman dari bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
4. Kawasan perumahan harus dilengkapi dengan:
a. Sistem pembuangan air limbah yang memenuhi SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan;
b. Sistem pembuangan air hujan yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup sehingga lingkungan perumahan bebas dari genangan. Saluran pembuangan air hujan harus direncanakan berdasarkan frekuensi intensitas curah hujan 5 tahunan dan daya resap tanah. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka maupun tertutup. Dilengkapi juga dengan sumur resapan air hujan mengikuti SNI 03-2453-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan dan dilengkapi dengan penanaman pohon;
c. Prasarana air bersih yang memenuhi syarat, baik kuantitas maupun kualitasnya. Kapasitas minimum sambungan rumah tangga 60 liter/ orang/hari dan sambungan kran umum 30 liter/orang/hari;
d. Sistem pembuangan sampah mengikuti ketentuan SNI 03-3242-1994 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman.
5. Penyediaan kebutuhan sarana pendidikan di kawasan peruntukan permukiman yang berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas lantai dan luas lahan minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan penyelesaian secara lebih rinci ditunjukkan pada Tabel 1;
6. Penyediaan kebutuhan sarana kesehatan di kawasan peruntukan permukiman yang berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas lantai dan luas lahan minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan penyelesaian secara lebih rinci ditunjukkan pada Tabel 2;
7. Penyediaan kebutuhan sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olah raga di kawasan peruntukan permukiman yang berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas lahan minimal, radius pencapaian, dan kriteria lokasi dan penyelesaian secara lebih rinci ditunjukkan pada Tabel 3;
8. Penyediaan kebutuhan sarana perdagangan dan niaga di kawasan peruntukan permukiman yang berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas lantai dan luas lahan minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan penyelesaian secara lebih rinci ditunjukkan pada Tabel 4;
9. Pemanfaatan kawasan perumahan merujuk pada SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum, dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah;
10. Dalam rangka mewujudkan kawasan perkotaan yang tertata dengan baik, perlu dilakukan peremajaan permukiman kumuh yang mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kampung Kota.
Tabel 1. Kebutuhan sarana pendidikan pada kawasan peruntukan permukiman
No Jenissarana
Jumlahpendudukpendukung(jiwa)
Kebutuhan per satuan sarana Standar(m2/jiwa)
Kriteria
Luas lantaimin (m2)
Luas lahanmin (m2)
Radiuspencapaian (m)
Lokasi dan penyelesaian
1 TK 1.250 216 500 0,28 500 Ditengah kelompokKeluarga. Tidak menyeberang jalanRaya. Bergabung dengan taman sehingga terjadiPengelompokan kegiatan.
2 SD 1.600 633 2.000 1,25 1.000
3 SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88 1.000 Dapat dijangkau dengan kendaraan umum, Disatukan dengan lapanganolah raga. Tidak selalu harus di pusat lingkungan
4 SLTA 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000
5 TamanBacaan
2.500 72 150 0,09 1.000 Ditengah kelompok warga.Tidak menyeberang jalan lingkungan.
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tatacara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Tabel 2. Kebutuhan sarana kesehatan pada kawasan peruntukan permukiman
No Jenissarana
Jumlahpendudukpendukung(jiwa)
Kebutuhan per satuan sarana Standar(m2/jiwa)
Kriteria
Luas lantaimin (m2)
Luas lahanmin (m2)
Radius pencapaian (m)
Lokasi dan penyelesaian
1 Posyandu 1.250 36 60 0,048 500 Di tengah kel tetangga.Tidak menyeberang jalan raya.
2 Balai PengobatanWarga
2.500 150 300 0,12 1.000 Di tengah kel tetangga.Tidak menyeberang jalan raya.
3 BKIA / KlinikBersalin
30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 Dapat dijangkau dng kendaraan umum
4 PuskesmasPemb & Balai Pengobatan Lingk
30.000 150 300 0,006 1.500 Dapat dijangkau dng kendaraan umum
5 Puskesmas danBalai Pengobatan
120.000 420 1.000 0,008 3.000 Dapat dijangkau dng kendaraan umum
6 Tempat PraktekDokter
5.000 18 - - 1.500 Dapat dijangkau dng kendaraan umum
7 Apotik / RumahObat
30.000 120 250 0,025 1.500 Dapat dijangkau dng kendaraan umum
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tatacara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Tabel 3. Kebutuhan sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olah raga
No Jenis Sarana Jumlahpendudukpendukung(jiwa)
Kebutuhan Luas lahanmin (m2)
Standar(m2/jiwa)
Radius pencapaian (m)
Kriteria Lokasi dan penyelesaian
1 Taman /Tempat main
250 250 1 100 Di tengah kelompok tetangga
2 Taman /Tempat main
2.500 1.250 0.5 1.000 Di pusat kegiatan lingkungan
3 Taman danLapangan OlahRaga
30.000 9.000 0,3 Sedapat mungkin berkelompok dengansarana pendidikan
4 Taman danLapangan OlahRaga
120.000 24.000 0,2 Terletak di jalan tamaSedapat mungkin berkelompok dengansarana pendidikan
5 Jalur Hijau - - 15m Terletak menyebar
6 Kuburan /PemakamanUmum
120.000 2.000 Mempertimbangkan radius pencapaiandan area yang dilayani
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tatacara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Tabel 4. Kebutuhan sarana perdagangan dan niaga pada kawasan peruntukan permukiman
No Jenis Sarana Jumlahpendudukpendukung(jiwa)
Kebutuhan per satuan sarana Standar(m2/jiwa)
Kriteria
Luas lantaimin (m2)
Luas lahanmin (m2)
Radius pencapaian (m)
Lokasi dan penyelesaian
1 Toko / Warung 250 50(termasuk
gudang
100(bila berdiri
sendiri)
0,4 300 Di tengah kelompoktetangga.Dapat merupakan bagian dari sarana lain
2 Pertokoan 6.000 1.200 3.000 0,5 2.000 Di pusat kegiatan subLingkungan. KDB 40%.Dapat berbentuk P & D.
3 Pusat Pertokoan + Pasar Lingkungan
30.000 13.500 10.000 0,33 Dapat dijangkau dengankendaraan umum
4 PusatPerbelanjaan danNiaga (toko +pasar + bank +kantor)
120.000 36.000 36.000 0,3 Terletak di jalan utama.Termasuk sarana parkirsesuai ketentuan yangberlaku
Sumber: SNI 03-1733-2004 tentang Tatacara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
TERIMAKASIH