Teori Lokasi Von Thunen (Pola Produksi Pertanian)
Teori Lokasi Von Thunen (Pola Produksi Pertanian)Analisis Lokasi
dan Pola RuangKelompok 5Ardita Putri UsandyI0612005Ekko Cahya
GumelarI0612015Isandi Nurul HasanahI0612025Nurul
HandayaniI0612035Yulvia Dwitya PutriI0612045Perencanaan Wilayah dan
Kota 20141Teori Von ThunenPerencanaan Wilayah dan Kota 20142Teori
Lokasi PertanianAksesibilitasKedekatan dengan PasarHarga Sewa
TanahmembutuhkanmempertimbangkanBiaya Produksi dan
Distribusimenyebabkan perbedaanTingkat Kesejahteraan
PetanimempengaruhiModel Penggunaan Lahan Teori Von
ThunenPerencanaan Wilayah dan Kota 20143
Model Penggunaan Lahan Teori Von ThunenPerencanaan Wilayah dan
Kota 20144Keterangan:P = PasarPaling mendekati
kota/pasar,diusahakan tanaman yang mudah rusak (highly perishable)
seperti sayuran dan kentang(free cash cropping)Zona hutan dengan
hasil kayu (foresting)Zona yang menghasilkan biji-biji seperti
gandum, dg hasil yang relatif tahan lama dan ongkos transportasi
murahZona lahan garapan dan rerumputan, yang ditekankan pada hasil
perahan seperti susu, mentega dan kejuZona untuk pertanian yang
berubah-ubah, dua sampai tiga jenis tanamanZona lahan yang paling
jauh dari pusat, digunakan untuk rerumputan dan peternakan domba
dan sapi.
Asumsi Von ThunenPerencanaan Wilayah dan Kota 201451.Terdapat
suatu daerah yang merupakan komoditi pertanian (Isolated
Stated).2.Daerah perkotaan hanya menjual kelebihan produksi daerah
Pedalaman (Single Market).3.Daerah pedalaman hanya menjual
kelebihan produksinya ke perkotaan, tidak ke daerah lain (Single
Destination).4.Daerah pedalaman atau kota mempunyai ciri yang sama
(homogen) dengan kondisi geografis kota itu sendiri.5.Petani akan
menanam tanaman yang dapat memberi manfaat dan profit maksimum.
(Maximum Oriented).6.Pada waktu itu hanya ada angkutan berupa
gerobak yang ditarik oleh kuda (One Moda Transportation).7.Biaya
transportasi berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh. Semua
biaya transportasi ditanggung oleh petani (Equidistant).Relevansi
Teori Von Thunen dengan Keadaan Saat IniPerencanaan Wilayah dan
Kota 20146Relevansi Teori Von Thunen :Perbatasan Sebatik -
TawauPerencanaan Wilayah dan Kota 20147
Aksesibilitas yang lebih tinggi terhadap kota-kota di Malaysia
dibandingkan dengan wilayah IndonesiaKegiatan ekonomi masyarakat
berupa sektor perikanan, perkebunan, serta sektor pertanian yang
dominan.Perencanaan Wilayah dan Kota 20148Asumsi Von ThunenKondisi
EksistingTerdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah
perkotaan dengan daerah pedalamannya dan merupakan satu-satunya
daerah pemasok kebutuhan pokok yang merupakan komoditi
pertanianSebatik merupakan daerah terpencil sedangkan potensi
sumberdaya alam Sebatik bisa untuk memenuhi daerahnya dan daerah
lainnya. Karena aksesibilitas menuju ke kota di Kalimantan yang
sulit sehingga potensi tersebut justru untuk memenuhi kebutuhan
negara tetanggaDaerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan
kelebihan produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan
hasil pertanian dari daerah lainSebatik tidak menerima penjualan
pertanian dari daerah lain, akan tetapi Sebatik hanya menerima
penjualan barang-barang yang telah diolah dan menjual hasil
pertaniannya ke daerah perkotaan yaitu ke Kota Tawau,
MalaysiaDaerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke
daerah lain kecuali ke daerah perkotaanRelevansi Teori Von Thunen
:Perbatasan Sebatik - TawauPerencanaan Wilayah dan Kota 20149Asumsi
Von ThunenKondisi EksistingDaerah pedalaman merupakan daerah
berciri sama (homogenous) dan cocok untuk tanaman dan peternakan
dalam menengahKegiatan ekonomi mayoritas di Sebatik pada sektor
pertanian dengan komoditas berupa padi, palawija, buah-buahan,
sayur-sayuranDaerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha
untuk memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaikan
hasil tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat di
daerah perkotaanSebagian besar masyarakat Sebatik bekerja sebagai
petani dan berusaha mencari keuntungan dari hasil pertanian yang
dijual ke TawauSatu-satunya angkutan yang terdapat pada waktu itu
adalah angkutan darattidak berlaku lagi angkutan darat untuk
mengangkut hasil komoditas, karena pengangkutan dilakukan dengan
angkutan lautBiaya angkutan ditanggung oleh petani dan besarnya
sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani mengangkut semua hasil
dalam bentuk segar.
biaya ditanggung oleh petani, tetapi sudah dimasukkan dalam
biaya penjualan.Perencanaan Wilayah dan Kota 201410Relevansi Teori
Von Thunen:Perbatasan Sebatik - TawauTeori Von Thunen masih bisa
dilakukan pada daerah-daerah terpencil, pemasaran hanya pada
daerah-daerah yang memungkinkan dilakukan pemasaran. Semakin jauh
dari pusat kota, maka akan semakin mahal juga sewa lahannya, dalam
artian biaya transportasi yang ditanggung semakin besar, sedangkan
balik modal kecil. Hal tersebut yang menyebabkan interaksi antara
Sebatik Tawau lebih intens dibanding Sebatik Nunukan/Tarakan
dikarenakan aksesibilitas Sebatik Nunukan/Tarakan rendah. Sebatik
sebagai daerah penyedia bahan baku bagi Tawau, Malaysia, sedangkan
Tawau sebagai penyedia bahan jadi bagi Sebatik.Perencanaan Wilayah
dan Kota 201411Relevansi Teori Von ThunenHutan Rakyat Gunung
Kidul
Perencanaan Wilayah dan Kota 201412Asumsi Von ThunenKondisi
EksistingTerdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah
perkotaan dengan daerah pedalamannya dan merupakan satu-satunya
daerah pemasok kebutuhan pokok yang merupakan komoditi
pertanianDaerah pemasok tidak hanya berada di areal yang dekat
industri namun juga di daerah yang jauh dari lokasi industriDaerah
perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan kelebihan produksi
daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian dari
daerah lainLokasi industri (dalam von thunen disebut daerah
perkotaan/ pasar) tidak hanya menerima bahan baku kayu dari satu
daerah saja namun juga di luar daerah untuk mencukupi kebutuhan
bahan bakunyaDaerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya
ke daerah lain kecuali ke daerah perkotaanPetani kayu sebagai
produsen bisa jadi menjual kayunya di lokasi industri luar
daerahRelevansi Teori Von ThunenHutan Rakyat Gunung
KidulPerencanaan Wilayah dan Kota 201413Asumsi Von ThunenKondisi
EksistingDaerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk
memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaikan hasil
tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat di daerah
perkotaanPetani tidak bisa mendapatkan keuntungan maksimal karena
sistem pasarnya adalah monopsoniSatu-satunya angkutan yang terdapat
pada waktu itu adalah angkutan daratAngkutan yang ada cukup beragam
dan didukung dengan aksesibilitas yang mudah sehingga mempermudah
dalam proses pengangkutanBiaya angkutan ditanggung oleh petani dan
besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani mengangkut
semua hasil dalam bentuk segar.
Biaya angkutan ditanggung oleh pembeliPerencanaan Wilayah dan
Kota 201414Relevansi Teori Von Thunen:Hutan Rakyat Gunung
KidulKarakteristik yang ada pada pasar hutan rakyat berbeda dengan
asumsi yang dikemukakan oleh Von Thunen. Hal ini dapat dilihat dari
sistem pasar yang membetuk yaitu monopsoni, karakteristik petani
hutan rakyat yang tidak profit oriented, angkutan dan biaya
transportasi yang ditanggung pihak pembeli, pasar yang banyak dan
angkutan yang memadai. Dengan demikian, Teori Von Thunen tidak
sesuai dengan keadaan di Hutan Rakyat Gunung Kidul.Perencanaan
Wilayah dan Kota 201415KESIMPULANSecara umum, teori Von Thunen
sudah tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini. Karena kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, wilayah terpencil mulai mengalami
perkembangan dari segi sdm dan infrastruktur wilayahnya. Namun di
beberapa wilayah terpencil seperti di wilayah tapal batas, model
penggunaan lahan von thunen masih dapat ditemukan karena
perkembangan wilayahnya yang lambat akibat minimnya infrastruktur
serta topografi yang menyebabkan wilayah tersebut sulit
dijangkau.Perencanaan Wilayah dan Kota 201416SEKIAN & TERIMA
KASIH