Top Banner
5/26/2018 TeoriFluaidaPanasBumi-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/teori-fluaida-panas-bumi 1/38 6 BAB II TEORI FLUIDA PANASBUMI Sumber panas terakumulasi dalam zona reservoar baik dalam bentuk air  panas ataupun uap panas yang dapat diekstraksi dengan cara pemboran, sehingga energi kalor tersebut dapat dimanfaatkan dipermukaan bumi dalam bentuk tenaga listrik. Suatu reservoar panasbumi selalu dicirikan oleh empat parameter utama yaitu:  Adanya sumber batuan penghantar panas yang berasosiasi dengan sumber  panas dimana mekanisme aliran panas dari sumber panas hingga kepermukaan bumi, bersifat konveksi melalui batuan penghantar panas tadi .  Harus ada batuan reservoar panasbumi untuk tempat menyimpan fluida  panas,  Harus ada sealing cap rock  untuk menahan panas ini agar fluida hidrotermal ini tidak bocor.  Harus ada lapisan aquifer serta siklus air tanah agar dapat terbentuk fluida  panas didalam batuan reservoar. Mekanisme munculnya manifestasi panasbumi selain yang disebutkan di atas, dapat disebabkan juga karena :  Batuan yang mengandung radioaktif.
38

Teori Fluaida Panas Bumi

Oct 16, 2015

Download

Documents

Ebsan Roy

Teori Fluaida Panas Bumi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 6

    BAB II

    TEORI FLUIDA PANASBUMI

    Sumber panas terakumulasi dalam zona reservoar baik dalam bentuk air

    panas ataupun uap panas yang dapat diekstraksi dengan cara pemboran, sehingga

    energi kalor tersebut dapat dimanfaatkan dipermukaan bumi dalam bentuk tenaga

    listrik. Suatu reservoar panasbumi selalu dicirikan oleh empat parameter utama

    yaitu:

    Adanya sumber batuan penghantar panas yang berasosiasi dengan sumber panas dimana mekanisme aliran panas dari sumber panas hingga

    kepermukaan bumi, bersifat konveksi melalui batuan penghantar panas

    tadi .

    Harus ada batuan reservoar panasbumi untuk tempat menyimpan fluida panas,

    Harus ada sealing cap rock untuk menahan panas ini agar fluida hidrotermal ini tidak bocor.

    Harus ada lapisan aquifer serta siklus air tanah agar dapat terbentuk fluida panas didalam batuan reservoar.

    Mekanisme munculnya manifestasi panasbumi selain yang disebutkan di

    atas, dapat disebabkan juga karena :

    Batuan yang mengandung radioaktif.

  • 7

    Tipisnya ketebalan kerak bumi pada daerah tertentu, sehingga kedalaman moho pada daerah-daerah tertentu sangat dangkal.

    Adanya hot spots pada lokasi-lokasi tertentu karena gangguan magmatik lokal yang merambat ke atas.

    Gesekan pada bidang sesar aktif yang mengakibatkan kenaikan suhu pada bidang tsb.

    2.1 Struktur Thermal dan Hidrologi Sistem Panasbumi

    Struktur termal, hidrologi dan kimia pada system panasbumi diilustrasikan

    dengan model konsep seperti gambar 2.1 2.3. Hidrologi dan distribusi pada

    pelepasan yang utama dikontrol oleh struktur topografi dan permeabel, misalnya

    patahan dan saluran hasil dari erupsi hidrotermal. Uap air menempati tempat

    yang lebih tinggi daripada mata air klorida, dan memasukan fumarol, mata air

    panas dan steaming ground. Disini dapat membentuk zona boiling dimana

    karbon dioksida dan hidrogen sulfida dilarutkan kedalam groundwater atau

    steam condensates. Kondensasi dari gas vulkanik pada level yang tinggi dalam

    daerah andesit menciptakan air asam klorida-sulfida.

    2.1.1 Liquid-dominated system

    Banyak system yang memperlihatkan struktur aliran lateral oleh

    gradient hidraulik. Pendinginan oleh konduksi dan campuran groundwater

    dicerminkan dalam kimia pada daerah resapan. Low-relief (~1000m),

  • 8

    merupakan tipe dari andesitic volcano, dimana aliran panjangnya 10-50

    km.

    Gambar 2.1 Konsep struktur liquid-dominated system dalam low-relief

    Sistem low-relief dikarakterisasi oleh spring dan pools pada air

    klorida. Fluida panasbumi bagian dalam dapat mencapai permukaan,

    seringkali menutup ke daerah upflow, karena pada gentle topography.

    Aliran lateral akan memungkinkan tetapi tidak seluas di daerah high-relief.

    Zona dua fasa atau steam ada tetapi tidak setebal dalam system high-relief.

  • 9

    Gambar 2.2 Konsep struktur liquid-dominated system dalam high-relief

    Sistem High-relief secara umum dengan karakteristik andesitic

    volcanism, topografi tinggi pada system ini mencegah fluida klorida

    mencapai permukaan. Aliran lateral yang luas, seringkali lebih dari 10 km.

    Jarak yang berlebih ini menyebabkan fluida klorida dapat dicairkan

    dengan groundwater atau pencampuran dengan air sulfat dan steam

    condasets. Air asam ini dihasilkan dalam zona dua fasa pada kedalaman

    beberapa rauts meter di dalam permukaan, dimana uap berkondensasi

    dan/atau bercampur dengan groundwater. Fumarol, steaming ground dan

    air asam sulfat biasanya di daerah resapan permukaan di dekat zona

    upflow.

  • 10

    2.1.2 Vapour-dominated system

    Gambar 2.3 Konsep struktur vapour-dominated system

    Fumarol, steaming ground dan air asam sulfat ditunjukkan oleh

    vapour-dominated system. Reservoar disusun oleh steam (dengan gas),

    garam, pendidihan air menjadi uap dalam reservoar. Vapour-dominated

    system menunjukkan temperature konstan pada kedalaman sekitar 236oC.

    Profil tekanan pada reservoar dikontrol oleh steam. Sistem mengalami

    konveksi dengan steam naik ke upflow dari kedalaman dan mengalir

    panjang secara lateral pada capping low-permeability rock horizon. Uap

    dingin mengalir dan berkondensasi dan menurun kedalam deep reservoar

    untuk beredar kembali. Oksidasi dari hidrogen sulfida dalam uap akan

  • 11

    menghasilkan acid condensates yang dilarutkan host rock, dengan

    demikian meningkatnya ukuran pada reservoar uap.

    2.2 Geokimia Panasbumi

    Geokimia panasbumi adalah ilmu yang mempelajari komposisi fluida dan

    proses-proses yang mempengaruhinya untuk mengetahui kondisi reservoar

    panasbumi. Di dalam fluida panasbumi terdapat beberapa unsure yang berasal

    dari interaksi antara batuan dan fluida itu sendiri. Untuk system yang bersuhu

    tinggi, kemungkinan juga berasal dari proses magmatik. Adapun unsur-unsur

    yang dimaksud adalah sebagi berikut:

    a. Unsur-unsur pembentuk batuan

    o Solubilitasnya dipengaruhi oleh kesetimbangan antara mineral dan air

    o Contohnya kation Na, K, Ca, M, Rb, Cs, Mn, Fe, dan Al

    b. Unsur-unsur terlarut

    o Lebih banyak berada di larutan disbanding dalam mineral

    o Tidak mudah bereaksi (unsure konservatif)

    o Contohnya Cl, B, Li, dan Br

    Komposisi kimia fluida ini sewaktu-waktu akan berubah karena

    dipengaruhi oleh beberapa factor berikut ini:

    1. Asal air

    2. Penambahan unsure-unsur volatile magmatic

    o Cl sebagai HCl, C sebagai CO2, S sebagai SO2

    o kenampakan isotop Helium (3He/4He)

  • 12

    3. Kesetimbangan fluida-mineral

    o mineral/jenis batuan,

    o suhu,

    o dominasi batuan

    4. Boiling dan mixing (dilution)

    2.3 Kimia Air

    2.3.1 Tipe Fluida Panasbumi

    Secara umum, tipe dari fluida panasbumi ditemukan pada

    kedalaman system feotermal temperature tinggi dengan pH mendekati

    netral dan kandungan klorida yang dominan. Air yang lainnya ditemui

    dalam profil daerah panasbumi yang berasal dari fluida bawah permukaan

    yang disebabkan oleh proses kimia atau fisika. Air ini melukiskan bawah

    permukaan yang diklasifikasikan yang sesuai dengan anion yang dominan.

    Adapun tipe-tipe fluida panasbumi adalah sebagai berikut:

    2.3.1.1 Air Klorida (Cl)

    Tipe fluida ini disebut juga alkali-klorida atau neutral-

    klorida yaitu tipe fluida panasbumi bawah permukaan yang

    ditemukan pada system temperature tinggi. Daerah yang

    mengandung mata air panas dengan konsentrasi Cl paling besar

    dari reservoar bagian dalam, dan meperkenalkan zona permeable di

    lapangan.

  • 13

    Air klorida berasal dari hot spring dan kolam dengan

    aliran yang baik, dan dari geyser. Air dalam kolam nampak

    berwarna biru kehijau-hijauan. Secara kimia, klorida merupakan

    anion yang paling dominan, dan biasanya konsentrasinya mencapai

    ribuan sampai dengan 10.000 mg/kg. Air klorida menunjukkan air

    reservoar. Air ini memiliki kation utama Na, K, Ca, dan Mg, serta

    kaya SiO2 dan sering terdapat HCO3-. Ciri yang lainnya adalah air

    ini berasosiasi dengan gas CO2 dan H2S, dan yang paling khas

    adalah terbentuk endsapan permukaan sinter silica (SiO2).

    2.3.1.2 Air Asam Sulfat (H2SO4)

    Air ini terbentuk dibagian paling dangkal uang dibentuk

    oleh kondensasi gas panasbumi dekat permukaan. Gas dengan uap

    dan unsure volatile lainnya dilarutkan dalam fluida bagian dalam

    tapi dipisahkan dari air klorida. Air ini ditemukan di sekitar daerah

    upflow. SO4 tinggi mencapai 1000 ppm akibat oksidasi H2S di

    zona oksidasi dan menghasilkan H2SO4:

    H2S + O2 H2SO4 (2.1)

    Sekain itu terjadi juga kondensasi dari karbon dioksida

    CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3- 2H+ + CO32- (2.2)

    Yang menghasilkan proton dan air asam. Oksidasi dari hydrogen

    sulfide menjadi ion sulfat mengakibatkan pH yang kecil yaitu

    sekitar 2,8. Jika air lebih asam dari ini (pH

  • 14

    mengandung sedikit Cl. Ciri utamanya adalah ditunjukkan dengan

    kenampakkan kolam lumpur dan pelarutan batuan sekitar. Karena

    bersifat asam air ini tidak bisa digunakan sebagai geothermometer.

    Di lingkungan gunung api, air asam SO4-Cl terbentuk akibat

    kondensasi unsure volatile magmatic menjadi fasa cair.

    2.3.1.3 Air Bikarbonat (HCO3)

    Air bikarbonat terjadi karena akibat adsorbs gas CO2 dan

    kondensasi uap air ke dalam air tanah (steam heated water). Air ini

    terbentuk di daerah pinggir dan dangkal. Anion utamanya adalah

    HCO3 dan kation utama adalah Na. Memilki konsentrasi Cl yang

    rendah, sedangkan SO4 bervariasi. Di bawah muka air tanah air ini

    bersifat asam lemah, tetapi dapat bersifat basa oleh hilangnya CO2

    terlarut di permukaan. Ciri khas utamanya adalah dengan adanya

    batugamping di bawah permukaan yang dapat membentuk endapan

    sinter travertine (CaCO3) di permukaan.

    2.3.1.4 Air Asin

    Air asin terbentuk dengan berbagai cara, misalnya

    pelarutan sekuen endapan evaporit oleh air meteoric, terperangkap

    pada cekungan sedimentasi, dll. Air ini merupakan larutan yang

    berkonsentrasi tinggi, dengan unsure utama adalah Cl sebanyak

    10.000 hingga lebih dari 100.000 ppm. pH pada air ini

    menunjukkan asam lemah. Konsentrasi Na (kation utama), K dan

  • 15

    Ca tinggi, karena densitas tinggi maka air ini tidak muncul di

    permukaan.

    2.3.1.5 Air Meteorik

    Contoh dari air meteoric adalah air tanah, sungai, air hujan

    dan lain-lain. Air tanah mengandung Ca, Mg, Na, K, SO4, HCO3

    dan Cl. Selain itu, air tanah dapat juga mengandung Fe, SiO2, Al,

    dan gas terlarut O2 dan N2. Air sungai mempunyai anion utama

    HCO3 dan kation utama Ca. Sedangkan air hujan memiliki anion

    utama Cl dan kation utama Na. Komposisi isotop stabil mengikuti

    Meteorik Water Line.

    2.3.2 Geotermometer Unsur Terlarut

    Geotermometer memungkinkan temperature dari fluida reservoar

    untuk dihitung. Geotermometer ini digunakan untuk mengevaluasi pada

    lapangan baru dan dalam memonitoring hidrologi pada system produksi.

    Geotermometer dibagi menjadi geotermometer berdasarkan mineral

    terlarut (silica) dan reaksi penukaran (Na-K; Na-K-Ca,dan lain-lain) akan

    dipertimbangkan; geotermometer gas dan isotop. Geotermometer unsur

    terlarut berdasarkan pada temperature-bergantung mineral-ekuilibrum

    fluida dan aplikasinya disandarkan beberapa asumsi sebagai berikut:

    1) Fluida muncul ke permukaan dengan cepat ( 2kg/sec)

    2) Tidak ada mixing dengan fluida lain. Bila terjadi mixing harus dapat

    dihitung

    3) Tidak ada steam atau gas yang hilang

  • 16

    4) Hasil analisis air layak digunakan

    5) Berdasarkan reaksi kesetimbangan kimia antara fluida dan mineral

    6) Re-ekulibrum fluida-mineral pada kondisi dingin (di permukaan)

    berlangsung lambat, sehingga dapat diabaikan

    Berikut ini adalah beberapa jenis geotermometer yang telah

    disebutkan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:

    2.3.2.1 Geotermometer Silika

    Menurut Fournier (1981,1985), reaksi dasar

    SiO2(s) + 2H2O 150oC menggunakan geotermometer kuarsa

  • 17

    - Adiabatik (max steam loss): baik untuk data sumur dan

    mata air dengan kondisi boiling dan kecepatan aliran

    tinggi ( 2kg/sec) disertai endapan sinter silica

    - Konduktif (no steam loss): baik untuk data dengan

    kondisi sub-boiling

    o Treservoar < 150oC menggunakan geotermometer kalsedon

    o Treservoar < 100oC menggunakan geotermometer silica amorf

    Tabel 2.1 Persamaan Geotermometer Silika

    2.3.2.2 Geotermometer Na/K

    Menurut Fournier (1979), Giggenbach (1988)

    K+ + Na- feldspar (albit) > K-feldspar (adularia) + Na+

    Rasio Na/K berkurang dengan meningkatnya fluida. Pada

    geotermometr ini Tres > 180oC hingga 350oC, jika Tres < 100oC,

    rasio Na/K tidak lagi mengontrol kesetimbangan feldspar.

    Diasumsikan tidak dipengaruhi oleh pelarutan dan hilangnya uap

    air. Geotermometer ini tidak sesuai untuk air yang mengandung Ca

    tinggi (dapat di gunakan bila nilai log (Ca1/2/Na) + 2.06 adalah

    negative).

  • 18

    2.3.2.3 Geotermometer Na-K-Ca

    Fournier dan Truesdell (1973)

    Meliputi kesetimbangan antara Na dan K-feldspar dan konversi

    Ca alumino silikat mineral (eg. plagioklas) menjadi kalsit.

    tres = 120 - 200oC

    Sesuai digunakan pada air dengan kandungan Ca yang tinggi

    Asumsi yang dipakai :

    Selalu terdapat kelebihan silika Air mengandung Al yang rendah. Al disimpan dalam fasa

    padat (mineral)

    Dipengaruhi oleh jumlah CO2 terlarut dalam fluida

    Aplikasi :

    Jika log (Ca1/2/Na) + 2.06 positif, pergunakan =4/3

    Jika tres < 100oC, perhitungan geotermometer dapat digunakan

    Jika tres > 100oC atau nilai log (Ca1/2/Na) + 2.06 negatif,

    pergunakan =1/3

    Perlu dilakukan koreksi Mg

    Untuk tres > 70oC

    R = [Mg/(Mg+Ca+K)] 100 (pergunakan meq)

    Gunakan R untuk menentukan tMg

    tNa-K-Ca, Mg corrected = tNa-K-Ca - tMg

  • 19

    2.3.2.4 Geotermometer K/Mg

    Giggenbach (1988)

    0.8K-mika + 0.2klorit + 0.4silika + 2K+ 2.8K-feldspar +

    1.6H2O + Mg2+

    Dapat digunakan bila Na dan Ca terlarut dalam fluida dan dalam

    batuan tidak setimbang

    tres = 50 - 300oC

    2.3.2.5 Geotermometer Na-K-Mg

    Bagan segitiga dari Na/1000-K/100-Mg1/2 yang ditunjukan

    oleh Giggenbach (1988) merupakan sebuah metode yang

    digunakan untuk menghitung temperature reservoar (gambar 2.5)

    dan untuk mengetahu air yang yang mencapai keseimbangan dalam

    litologi. Fournier (1990) mengamati bahwa temperature dan

    komposisi di full equilibrium yang dicapai akan mengubah

    secara signifikan dengan bentuk dari persamaan geotermometer

    Na/K yang dimuat secara benar dan menunjukkan mineral dalam

    batuan reservoar. Diagram ini berguna untuk menentukan air yang

    paling cocok untuk geotermometri, menghilangkan air yang hanya

    kekurangan partially equilibrate dalam dilution/mixing atau

    reaksi air-batuan yang dekat dengan permukaan.

    Selain itu, kegunaan yang lain dari K-Mg adalah lebih

    cepat bereaksi, sehingga dapat digunakan untuk menafsirkan suhu

  • 20

    reservoar yang lebih rendah, K-Mg lebih sensitif terhadap mixing

    air asam, baik digunakan untuk sampel yang tidak baik.

    Gambar 2.5 The original diagram proposed by Giggenbach (1988)

    Tabel 2.2 Persamaan geotermometer

  • 21

    2.4 Kimia Gas

    Ada tiga sumber yang menyebabkan gas berada di daerah panasbumi,

    yaitu sebagai berikut:

    1. Atmosfer

    Di dalam atmosfer gas ini dapat berupa: H2Ovap, O2, CO2, He, H2

    2. Deep-seated

    Di sini contoh gas nya adalah H2, He, H2S, SO2, HCl, dab sebagainya

    3. Radiogenic dan biogenic

    Contoh radiogenic adalah He dan Rn. Sedangkan contoh untuk

    biogenic adalah CH4, H2, H2S, CO

    Gas akan selalu mengalami perpindahan, gas akan selalu bergerak karena

    ada beberapa factor yang mempengaruhinya diantaranya adalah disebabkan

    oleh:

    a. Gas mengalami difusi

    b. Gas terlarut dalam air

    c. Gas itu bereaksi dengan uap air

    d. Transfer saat perubahan fasa air dan uap

    Berikut ini adalah kurva dari solubilitas gas

  • 22

    Gambar 2.6 Kurva solubilitas gas: (least soluble) N2

  • 23

    CH4 + 2H2O CO2 +4H2 (2.4)

    b. Reaksi pemisahan ammonia

    2NH3 N2 +3H2 (2.5)

    Berikut ini adalah gaa-gas yang berada di lapangan panas bumi:

    2.4.1.1 CO2

    a. Gas terbanyak pada sistem panasbumi (kadang lebih dari 95

    wt.% atau vol.%

    b. 0.035% di atmosfer dan 0.2-4% v/v di udara tanah

    c. Mengontrol kimia air, densitas, pH, BPD, alterasi batuan,dan

    pengendapan mineral sekunder dan scaling.

    d. Terbentuk dari :

    Alterasi termal batuan/mineral karbonat

    Degradasi material organik pada batuan sedimen

    Larut dalam air meteorik

    Magmatik

    e. pH fluida dikontrol oleh kesetimbangan CO2/HCO3

    f. Hilang CO2 akibat boiling akan membuat pH larutan menjadi

    lebih alkalin (Ellis, 1962)

  • 24

    Gambar 2.6 Kurva CO2 terhadap kedalaman

    2.4.1.2 H2S

    2-3 kali lebih mudah terlarut dibanding CO2

    Terbentuk dari :

    Alterasi termal batuan reservoar

    Magmatik

    Gas reaktif dan akan hilang oleh interaksi dengan batuan sekitar

    membentuk sulfida besi.

    Rasio CO2/H2S meningkat dengan penambahan migrasi.

    Rasio CO2/H2S turun dengan semakin intensifnya boiling.

  • 25

    2.4.1.3 NH3

    Gas panasbumi paling mudah larut.

    Kandungan dalam fasa uap meningkat dengan turunnya

    temperatur (as geothermal water cools, more NH3 will be

    evolved)

    Terbentuk dari :

    Alterasi material organik pada batuan sedimen

    Gas reaktif dan akan hilang oleh interaksi dengan batuan

    sekitar, terserap dalam mineral lempung, atau larut dalam

    kondensasi uap.

    2.4.1.4 CH4

    One most common hydrocarbon gases

    Terbentuk dari :

    Alterasi batuan sedimen (kaya organik)

    Fischer-Tropsch: CO2 + 4H2 = CH4 + 2H2O

    Reaksi antara H2 dan material karbonan

    2.4.1.5 N2

    Terbentuk dari :

    Larut dalam air meteorik

    Magmatik

    Degradasi material organik (saat kontak dengan magma)

    Proporsinya lebih banyak pada system rendah

  • 26

    2.4.1.6 H2 dan O2

    H2 sangat reaktif, sehingga dapat dengan cepat hilang oleh reaksi

    dengan batuan sekitar.

    Rasio H2/CO2 digunakan untuk mengetahui arah aliran dan zona

    upflow.

    O2 hadir di bawah limit deteksi

    The deep fluid is reducing with PO2 typically around 10-35 bars

    (Nicholson, 1993)

    2.4.1.7 Gas Mulia

    Rasio dari He/Ar merupakan karakteristik dari beberapa

    susunan yang lebih besar dibandingkan dengan nilai atmosfer yaitu

    5.7 x 10-4. Dalam fluida helium meningkat siring dengan

    meningkatnya waktu berdiamnya.

    Rasio N2/Ar lebih besar dari range 38 (untuk udara-

    saturated water) sampai 84 (udara bebas). Rasio yang tinggi

    mensugestikan peluruhan zat organic. Karakteristik rasio molar

    pada sumber meteoric mencangkup N2/Ar = 38, He/Ar , 0.001.

    Kontaminasi udara mengindikasikan dengan kehadiran

    oksigen nilai N2/Ar = 84 dan He/Ar = 5.7 x 10-4.

    Gas magmatic yang dihasilkan oleh gunung api aktif dapat

    menunjukkan tingginya HCl, HF dn SO2 (Giggenbach,1987).

    Beberapa gas magmatic yang masuk ke system panasbumi akan

    kurang dimengerti, tapi dapat diindikasikan oleh tingginya

  • 27

    konsentrasi N2 dan rasio N2/Ar sekitar 800-2000. Helium

    merupakan gas yang berasal dari mantel dan mungkin karena itu

    diagnose dari gas magmatic yang masuk dengan rasio He/Ar

    mendekati 0.1. bagaimanapun, batu dari gunung api muda mungkin

    juga berisi helium yang dapat juga masuk ke fluida panasbumi oleh

    rock leaching (Truesdell et al., 1984).

    Berikut ini diagram N2, He dan Ar yang dikombinasikan

    oleh Giggenbach (1980) untuk menghasilkan diagnose tentang

    identifikasi sumber gas yang dominan.

    Gambar 2.7 Mixing model to illustrate the relative contribution of magmatic,

    meteoric and crustal sources of gases in geothermal discharges

  • 28

    2.4.1.8 Halida Hidrogen

    Jarang dijumpai pada sistem dominasi air dengan reservoar

    berisi air Cl .

    Terbentuk dari :

    Boiling air panasbumi bersifat asam

    Magmatik

    2.4.1.9 Volatil Logam dan Non Logam

    As

    Hadir pada fasa uap sebagai asam arsenous, As(OH)3

    Kandungannya tinggi pada sistem yang bertemperatur sangat

    tinggi.

    Mudah hilang oleh proses kondensasi uap dan mixing dengan

    air tanah.

    Konsentrasi yang tinggi berhubungan dengan zona

    permeabilitas tinggi.

    B

    Volalitas meningkat terhadap peningkatan temperatur.

    Berasal dari pelarutan batuan.

    Terkonsentrasi pada fasa liquid, tetapi dapat ditransport

    sebagai uap.

    Mudah larut dalam uap kondensat atau air steam heated.

    Hilang dari fasa uap dengan bertambahnya migrasi.

  • 29

    Konsentrasi yang tinggi berhubungan dengan zona upflow

    (DAmore & Truesdell, 1984).

    Hg

    Kandungan Hg pada steam discharge dipengaruhi oleh

    kandungan Hgvapour dan gas HgS.

    Hgvapour akan berkurang dengan meningkatnya konsentrasi

    H2S.

    Udara : 0.2 0.8.10-12 v/v,

    Saturated air : 1.58 ppm (20oC),

    Saturated water : 25 ppb (20oC)

    Asosiasi : sulfida, oksida, organic complex dan unsur logam

    Tritium (3H)

    Kandungannya berkurang dengan peningkatan residence

    times (deep vs surface).

    Dapat digunakan untuk membedakan antara steam yang

    berasal dari dalam dan dangkal & mixing.

    2.4.2 Geotermometer Gas

    Sebagian besar dari geotermometer gas memerlukan gas/uap dan

    untuk reservoar air panas, rasio uap/air diketahui (DAmore and Panichi,

    1987). Sejak uap air dan yang berhubungan dengan fase air jarang berada

    di permukaan secara bersamaan, perbandingan atau rasio ini tidak dapat

    dihitung untuk mata air panas atau fumarol. Untuk itu dibatasi aplikasi

    pada geotermometer gas untuk well discharges. Tanpa kecuali

  • 30

    geotermometer empiris dari DAmore dan panichi (1980), disamping pada

    system CO2-H2S-H2-CH4, dan C), dan geotermometer CO, CO2 dan H-Ar,

    disini dapat diaplikasikan antara natural dan well steam discharges.

    2.4.2.1 Geotermometer CO2-H2S-H2-CH4 (DAmore & Panichi)

    DAmore dan Panichi (1980) mengusulkan geotermometer

    empiris untuk mengatasi masalah rasio gas/air yang tidak

    diketahui. Mereka membuat empat asumsi:

    1. karbon (grafit), carbon dioksida dan hydrogen bereaksi

    membentuk metana:

    Cgraphite + CO2(g) + H2(g) 2CH4(g) + 2H2O(g) (2.6)

    2. Anhydrit dan pyrite bereaksi membentuk hydrogen sulfide

    CaSO4(anhydrite) + FeS2(pyrite) +3H2O(g) + CO2(g) CaCO3(s) + 1/3

    Fe3O4(g) + 3H2S(g) + 7/3 O2(g) (2.7)

    3. Tekanan parsial oksigen bergantung temperature

    Log PO2 = 8.2 23643/T (2.8)

    4. Tekanan parsial dari karbon dioksida berhubungan dengan

    ukuran karbon dioksida dalam gas total di discharge

    Jika CO2 75% PCO2 = 1.0

    Jika CO2 > 75% dan CH4>2H2 dan H2S>2H2 PCO2 = 10

    Persamaan geotermometrnya:

    ToC = {24775/[2log(CH4/CO2)-6log(H2/CO2)-

    3log(H2S/CO2)+7log PCO2 +36.05]}-273 (2.9)

  • 31

    2.4.2.2 Geothermometer CO

    Geotermometer CO merupakan geotermometer yang baru

    dikembangkan oleh DAmore (1987) dan Saraco (1989).

    Geotermometer ini terdiri dari deretan persamaan yang berasal dari

    keseimbangan gas, yang digunakan untuk menghitung temperature

    reservoar dan hanya membutuhkan konsentrasi dari CO2, H2S, H2,

    CH4 dan CO dalam gas yang kering pada daerah resapan yang

    diketahui. Geothermometer yang akurat berada disekitar range

    140-370oC, diasumsikan bahwa kesetimbangan kimia dicapai di

    kedalaman dalam system CO2-H2S-H2-CH4-CO-Fe3O4-FeS2; dan

    komposisi gas di bagian yang paling dalam ditahan sampai di

    daerah discharge. Perbandingan gas/steam tidak memiliki

    konstanta yang tersisa (DAmore, 1987). Program computer untuk

    menyelesaikan persamaan digambarkan oleh Saracco dan

    DAmore, seperti menetapkan temperature reservoar, program ini

    juga menghitung fraksi steam, rasio gas/air, PCO2, PO2, dan PS2.

    Chiodini dan Cioni (1989) telah mempresentasikan geothermometr

    gas dalam reaksi:

    CH4(g) + 3CO2(g) 4CO(g) + 2H2O(l) (2.10)

    Persamaan geotermometrinya adalah

    Log (X4CO/X3CO2.XCH4) = 8.065 13606/T (2.11)

  • 32

    2.4.2.3 Geothermometer CO2

    Geothermoter CO2 dibuat oleh Arnorsson (1983),

    geotermometer ini tidak dipengaruhi oleh proses kondensasi

    (karbon dioksida merupakan gas yang dominan) dan diaplikasikan

    untuk fumarol dan sumur di daerah discharge dengan temperature

    di atas 100oC. Di atas 180oC, batas teratas pada geotermometer

    yang dihitung oleh kestabilan kalsit termasuk system yang

    memiliki temperature disekitar 300oC. DAmore dan Panici (1987)

    menganggap bahwa geotermometer hanya dapat diaplikasikan

    untuk system panasbumi di daerah gunung api. Persamaan dengan

    gas CO2 dalam mol/kg adalah:

    Log CO2 = 37.43 + 73192/T 11829 x 103/T2 + 0.18923T 86.187 log T (2.12)

    2.5 Kimia Isotop

    Isotop dari suatu elemen memiliki jumlah proton yang sama pada inti

    atomnya, tetapi memiliki jumlah neutron yang berbeda. Oleh sebab itu isotop

    memiliki nomor atom yang sama tetapi berbeda berat atomnya. Sebagai

    contoh oksigen muncul sebagai 16O dengan berat atom 16, 18O dengan berat

    atom 18 dan (dalam beberapa menit) sebagai 17O dengan berat atom 17. Isotop

    dikatakan stabil bila tidak terpengaruh peluruhan radioaktif alami, disebut

    radioaktif bila mengalami peluruhan radioaktif dan disebut radiogenik bila

    isotop dibentuk oleh peluruhan radioaktif tetapi isotopnya tidak meluruh.

    Isotop radioaktif digunakan untuk menentukan umur. Isotop stabil digunakan

  • 33

    untuk mencari asal air atau proses yang mempengaruhi pembentukan air

    (sejak masuk akifer). Radiogenik isotop tidak digunakan secara luas dalam

    mempelajari air ; dalam bidang geologi digunakan untuk menentukan umur

    dan mempelajari asal batuan dan proses yang terjadi.

    2.5.1 Isotop Stabil

    Properti kimia dari suatu unsur ditentukan oleh nomor atom,

    maka sifat kimia dari isotop yang berbeda pada elemen yang sama akan

    relatif sama. Ada sedikit perbedaan karena semata-mata hasil perbedaan

    massa. Perbedaan yang signifikan hanya ada diantara isotop dengan

    unsur yang lebih ringan, dimana perbedaan massa adalah fraksi yang

    signifikan pada massa total suatu atom. Perbedaan massa menyebabkan

    isotopic fractionation di alam. Fraksinasi adalah suatu proses yang

    menyebabkan rasio isotop suatu daerah dapat dibedakan satu dengan

    yang lainnya. Sebagai contoh, rasio dari 16O/18O dalam air hujan

    berbeda dengan rasio dari air laut, yang mana berbeda dari rasio

    karbonat hasil pembentukan cangkang di lautan.

    Rasio dari 18O:16O di alam rata-rata sekitar 1:500. Rasio ini tidak

    cocok digunakan secara absolut untuk rasio isotop, dan notasi (delta) digunakan sebagai pengganti. Untuk oksigen, contohnya 18O didefinisikan oleh:

  • 34

    ( ) ( )( ) 1000

    tan16

    18tan

    1618

    1618

    18

    =dards

    dardssample

    OO

    OO

    OO

    O (2.13)

    18O merepresentasikan perbedaan relatif dalam part per thousand (per mil) antara rasio pada sampel dengan rasio standard.

    Untuk 18O, dengan normal referensi standard atau V-SMOW (Vienna

    Standard Mean Ocean Water). Di beberapa laboratorium, semuanya

    dikalibrasi ke dalam skala V-SMOW. Selama pengukuran, rasio isotop

    dari sampel dibandingkan dengan standar laboratorium (massa

    spectrometer), dan hasilnya dihitung kembali dengan skala SMOW.

    Isotop oksigen dalam karbonat semuanya dilaporkan pada skala PDB,

    yang mana memiliki marine calcite (sebuah belemnite dari Pee Dee

    Formation di Carolina Selatan) sebagai referensi yang lebih baik

    daripada SMOW. Skala PDB (V-PDB) untuk 18O sekarang hanya digunakan dalam pembelajaran paleoclimatic. Rasio 13C/12C disebut

    13C, dengan PDB kalsit sebagai standard referensi, dan 34S/32S disebut 34S, dengan Canyon Diablo troilite (sebuah besi sulfide dari meteorit Canyon Diablo) sebagai standard referensi. 15N/14N disebut 15N, dengan N2 di atmosfer sebagai standard referensi.

    2.5.2 Proses Fraksinasi

    Fraksinasi mungkin disebabkan oleh proses kimia, seperti reaksi

    antara padatan dan larutan, atau oleh proses fisika seperti evaporasi dan

  • 35

    difusi. Proses biologi dapat dianggap kasus khusus dari proses kimia

    dan Fisika.

    2.5.2.1 Proses Kesetimbangan Kimia

    Mempertimbangkan pertukaran dari 18O antara air dan

    karbon monoksida (karbon monoksida dipilih karena sederhana,

    prinsip yang sama juga bisa diterapkan pada karbon dioksida

    dengan kalsium karbonat):

    OCOHOCOH 181621618

    2 +=+ (2.14)

    OHOc

    OHOcequilib aa

    aaK

    182

    16

    162

    18=

    Koefisien aktivitas akan sama untuk beberapa isotop,

    maka:

    ( )( )OH

    COequilib

    OO

    OO

    K

    216

    18

    1618

    = (2.15)

    Kequilib disebut dengan faktor fraksinasi,biasanya ditulis

    dengan simbol . Ketika reaktan atau produk berisi lebih dari 1 oksigen (CO2, sebagai contoh), Kequilib dapat ditulis lebih dari satu

    cara. Faktor fraksinasi dapat menyederhanakan rasio isotop satu senyawa yang dibagi oleh rasio dari senyawa lainnya.

  • 36

    Jika bahan kimia terdiri dari dua isotop yang identik, nilai

    Go untuk persamaan (2.14) akan nol, dan akan memiliki sebuah nilai yang sama. Karena cara energi vibrasi pada molekul

    dapat dijumlah, biarpun energi pada ikatan C-18O berbeda kecil

    dari energi pada ikatan C - 16O, dan energi pada ikatan H - 18O

    berbeda dari ikatan H O, dan konsekuensinya total energi bebas

    pada sistem mengecil ketika rasio 18O/16O sedikit membesar

    dalam CO daripada di dalam H2O. Ini artinya bahwa nilai Go untuk persamaan (2.14) memiliki nilai negatif yang kecil, dan sedikit lebih besar dari 1 (untuk calcite-water, = 1.028 pada suhu 25oC). Ketika CO (kalsit) akan sedikit diperkaya dalam 18O

    relatif untuk air, atau pada umumnya biasanya kacau, ini akan

    menjadi isotop yang lebih berat. Nilai dari untuk semua perubahan reaksi isotop seiring dengan kenaikan temperatur, ini

    berarti bahwa fraksinasi meningkat ketika temperatur menurun.

    Jika notasi digunakan, persamaan (2.15) akan menjadi (sejak =1):

    += OHCO OO 21818 (2.16)

    yang mana adalah aproksimasi 1000 ln , yang mana aproksimasi yang sama untk (1-) x 1000. Nilai mendekati nol ketika temperatur meningkat. Meskipun dan dihitung dengan

  • 37

    prinsip mekanika statistik, namun hasil perhitungan nampaknya

    tidak praktis. Faktor fraksinasi yang digunakan dalam geokimia

    diukur melalui percobaan atau dihitung dari sistem alami dimana

    isotop diasumsikan dalam keadaan setimbang. Bila komposisi

    isotop dari kedua senyawa itu diketahui, maka dapat dihitung.

    2.5.2.2 Proses Ketidaksetimbangan Kimia

    Kesetimbangan isotop terjadi antara komponen. Hal ini

    berupa endapan yang terbentuk dalam larutan karena proses

    anorganik. Seringkali melibatkan sistem biologi. Suatu

    kesetimbangan tidak tercapai, proses yang menyebabkan

    fraksinasi terjadi karena efek isotop kinetik. Prinsipnya adalah

    kekuatan dari ikatan kimia, artinya energi yang dibutuhkan untuk

    memutuskan ikatan berbeda untuk isotop yang berbeda karena

    perbedaan cara molekul bergetar. Sebagai contoh pada CO2,

    ikatan 12C-O lebih lemah daripada ikatan 13C-O (12C adalah isotop

    umum carbon yang jumlahnya di alam sekitar 98.89 %, 13C adalah

    isotop stabil yang jumlahnya di alam sekitar 1.11 %). Pada saat

    ikatan C-O putus, seperti pada fotosintesis, energi aktivasi

    ditentukan oleh energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan C-

    O, energi aktivasi 12C-O lebih rendah dari 13C-O laju Rx berkaitan

    dengan energi aktivasi oleh persamaan Arrhenius

    (2.17)

  • 38

    Molekul 12C-O akan lebih mudah bereaksi dibandingkan

    13C-O. Produk organik hasil fotosintesis lebih kaya akan 12C

    daripada yang dihasilkan CO2. Sebagai contoh di laut CO2 terlarut

    mengandung 13C sebesar 0 per mil, sedangkan zat organik laut

    (kebanyakan fitoplankton) mengandung 13C sebesar 20 per mil.

    Efek kinetik dari isotop sangat penting pada reaksi yang

    melibatkan sebagian isotop karbon dan sulfur dimana kimia

    bertemperatur rendah didominasi proses biologi. Efeknya selalu

    menyebabkan bertambahnya isotop ringan hasil reaksi dan

    ukurannya bermacam-macam. Dalam proses kesetimbangan

    fraksinasi isotop antara 2 campuran konstan pada suhu tertentu,

    tetapi pada proses ketidaksetimbangan tergantung pada laju reaksi

    dan pengaruh lingkungan selain temperatur.

    2.5.2.3 Proses fisik

    Fraksinasi isotop dapat juga disebabkan oleh proses fisik.

    Proses yang paling penting di alam ialah fraksinasi uap-air pada

    saat evaporasi dan kondensasi. Tekanan uap air banyak

    mengandung isotop ringan (1H dan 16O) sedangkan air

    mengandung isotop berat deterium (D) dan 18O. Ketika air dan

    uap air setimbang, uap secara isotop lebih ringan daripada air

    dimana D/H dan 18O/16O, oleh sebab itu uap di atmosfer secara

    isotop lebih ringan daripada air di laut.

  • 39

    Jika evaporasi berlangsung cepat, fraksinasi antara uap dan

    air lebih besar daripada nilai kesetimbangan. Alasan dari efek

    kinetik mungkin akibat kecepatan difusi dari isotop ringan dan

    berat kepermukaan cairan (Dansgaarrd,1964).

    2.5.3 Isotop radioaktif

    2.5.3.1 Dating : umur air/waktu tinggal

    Tritium dan 14C biasanya digunakan untuk dating waktu

    tinggal air dalam akifer air dingin. Namun isotop ini tidak berhasil

    digunakan dalam panasbumi : fluida panasbumi biasanya memiliki

    waktu tinggal yang lama sehingga melabihi waktu paruh dari tritium

    (3Ht0.5 = 12.43 tahun). Walaupun 14C memiliki waktu paruh yang

    lebih lama (t0.5 = 5730 tahun), namun hal ini disebabkan oleh adanya

    CO2 yang dihasilkan oleh sistem panasbumi. Argon-39, dengan t0.5 =

    269 tahun telah diusulkan sebagai metoda alternatif untuk dating

    pada air panasbumi, walaupun metoda ini masih belum di

    sempurnakan (Truesdell, 1976; Hulston, 1977). Tritium dapat

    digunakan untuk mengamati reservoar karena dengan naiknya

    komposisi 3H pada luahan panasbumi dapat diindikasikan naiknya

    dilusi atau banyaknya imbuhan oleh air meteorik. Oleh karena itu

    diagram 3H-Cl dapat digunakan untuk untuk menunjukan

  • 40

    percampuran airtanah dengan air panasbumi (sebagai contoh

    Giggenbach et al., 1983; Gupta et al., 1976).

    2.5.3.2 Tracer

    Isotop radioaktif pada lapangan panasbumi dapat digunakan

    untuk mengetahui arah aliran, kontrol geologi (struktur dan litologi)

    pada aliran bawah permukaan dan kecepatan aliran. Isotop ini dapat

    digunakan sebagai tes awal untuk reinjeksi air limbah dan sebagai

    petunjuk untuk memodelkan reservoar. McCabe et al (1983)

    mengamati aplikasi dari tracer isotop radioaktif di sistem panasbumi

    dan beberapa isotop lain untuk tujuan ini. Mereka berpendapat

    bahwa 131I (t0.5 = 8 days) isotop yang paling baik digunakan sebagai

    tracer walaupun berbahaya.

    2.5.4 Isotop geotermometer

    Fraksionasi isotop sama seperti proses kesetimbangan yang lain,

    yaitu tergantung pada suhu sehingga dapat digunakan sebagai

    geotermometer. Sebelum reaksi pertukaran isotop antar fasa ini dijadikan

    geotermometer, beberapa syarat harus dipenuhi terlebih dahului :

    1. Agar pertukaran terjadi, isotop harus didapatkan dalam fasa cair

    dan/atau fasa padat di reservoar panasbumi.

    2. Kesetimbangan isotop harus didapat diantara kompenen tersebut.

  • 41

    3. laju pertukaran isotop harus cepat untuk menghasilkan kesetimbangan

    dalam waktu tinggal fluida, tetapi juga harus selambat mungkin agar

    cukup untuk mempertahankan kesetimbangan kembali pada saat fluid

    naik ke permukaan.

    4. Suhu merupakan kontrol yang paling dominan pada kesetimbangan

    fraksionasi.

    5. Derajat fraksionasi harus menunjukan hubungan dengan suhu dan

    dapat terdeteksi.

    Percampuran antara komponen yang sama dengan isotop yang berbeda

    tidak boleh terjadi atau harus dikoreksi dan teknik penyimpanan

    sampel tidak boleh merubah rasio isotop sampel.

    Reaksi pertukaran isotop mencapai kesetimbangan dengan laju reasi

    yang berbeda-beda. Pertukaran isotop oksigen antara uap air dengan air

    terjadi dalam beberapa detik sehingga tidak dapat digunakan untuk

    geotermometer. Perkiraan waktu paruh (t0.5) pada suhu 250 oC untuk

    beberapa reaksi pertukaran ditulis di bawah ini (Hulston, 1977, 1983;

    Hulston dan Lyon, 1991; Truesdell dan Hulston, 1980). Pada umumnya

    reaksi pertukaran isotop digunakan sebagai geotermometer; sedangkan

    waktu kesetimbangan silika, geotermometer Na/K dan Na-K-Ca dapat

    digunakan sebagai pembanding. Kecepatan laju reaksi mengindikasikan

    kecepatan geotermometer pada saat terjadi kesetimbangan kembali di

    reservoar dangkal dan pada saat naik ke permukaan. Pada kondisi yang

    ideal, perbedaan waktu kesetimbangan geotermometer dapat membantu

  • 42

    mengetahui banyaknya reservoar. Semakin lama waktu yang dibutukan

    untuk terjadi kesetimbangan maka geotermometer akan memiliki

    memory yang lebih lama, dengan memilih geotermometer secara hati-

    hati kita dapat mengetahui suhu sistem di kedalaman tertentu dan

    mengetahui perubahan suhu dari suatu fluida (Hulston, 1977).

    Persamaan geotermometer isotop

    Nama untuk berbagai jenis geotermometer isotop biasanya ditulis

    dengan simbol , sedangkan untuk persamaan geotermometer biasanya

    ditulis dengan simbol . Persamaan x,y (dx dy) 103lnx,y hanya

    menunjukan cara yang berbeda dalam menuliskan persamaan isotop

    geotermometer. Dalam menggunakan geotermometer 18O-sulfat-air harus

    diketahui kondisinya secara jelas.

  • 43

    Ekspresi Penjelasan

    18O (SO4

    H2O)

    Perbedaan antara 18O dari ion sulfat dan 18O dari air.

    Sebagai contoh 18O(SO4) - 18O(H2O)

    103 ln 18O(SO4) - 18O(H2O) sebagai contoh 18O (SO4 H2O)

    ( )( ) OHOO SOOO 21618 4

    1618

    // atau

    ( )( )OHOSOO

    2183

    4183

    1010

    ++

    Secara umum persamaan geotermometer dapat ditulis : = A/T + B/T2 +C

    Dimana T dalam kelvin. Nilai dari konstanta didapat dari percobaan

    faktor fraksionasi yang tergantung suhu, .

    CoverKATA PENGANTARABSTRAKDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR SIMBOLDAFTAR GAMBARBAB I PENDAHULUANBAB II TEORI FLUIDA GEOTHERMALBAB III APLIKASI ISOTOP O DAN H DALAM PENENTUAN ASAL AIR GEOTHERMALBAB IV PENENTUAN ASAL AIR RESERVOAR GEOTHERMAL BAB V Kesimpulan dan saranDAFTAR PUSTAKA