Top Banner
KONDISI UMUM ESDM PROVINSI BANTEN Provinsi Banten dengan luas daratan 8.800,83 km 2 menyimpan kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alam, antara lain keberadaan hutan produksi mengalami peningkatan dari pada tahun 2003 menjadi 72.295,47 ha hingga tahun 2004, yang terdiri d produksi tetap dan 29.757,92 ha hutan produksi terbatas. Disamping itu, sumber da pengembangan pertanian yang telah dikembangkan terdiri dari 84.315,40 ha teririgasi, 90.423,50 ha sawah tadah hujan, serta 181.247,60 ha area perkebunan, d lahan-lahan pertanian yang diusahakan untuk budidaya palawija, hortikultura buahan. Dari sisi pertambangan dan energi, sumberdaya mineral sebagian besar telah diusaha swasta maupun masyarakat, seperti zeolit, bentonit, sirtu, pasir kuarsa, bondclay, lempung, fosfat, toseki, kalsedon, opal, kayu terkersikan, marm batubara. Beberapa potensi sumberdaya mineral lainnya di Provinsi Banten hi dimanfaatkan secara optimal seperti tras, batu apung, besi dan andesit. Disampingitu, belum dimanfaatkannya sumberdaya energi alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber energi pembangkit listrik seperti: sumberdaya energi f sebanyak 10,3 juta dalam bentuk sumberdaya tereka yang tersebar di Banten Selatan, bumi sebesar 230 Mwe, tenaga air skala kecil, biomassa, tenaga surya sebesar 3,5 tenaga angin di wilayah pantai selatan kecepatan angin rata-rata 2-6 m/detik, dan laut. Sementara itu, wilayah pesisir dan laut Provinsi Banten dengan luas perairan 11.13 2 (belum termasuk perairan nusantara/teritorial dan ZEEI yang dapat dimanfaatkan), pantai 509 km, serta 55 pulau-pulau kecil dan pulau terluar menyimpan kekayaan d sumberdaya pesisir dan laut. Potensi sumberdaya perikanan tangkap laut dengan prod yang sebesar 76.324,50 Ton baru memanfaatkan 82,09% dari potensi lestari di wilaya Pandeglang (92.971 Ton) sehingga belum memperhitungkan potensi lestari wilayah per Potensi sumber daya perikanan budidaya, seperti budidaya laut (KJA dan rumput laut dan pantai barat, serta lahan tambak hingga tahun 2005 baru dimanfaatkan sekitar 5 Ha) dari potensi 13.768,9 Ha.
8

Potensi Panas Bumi

Jul 21, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KONDISI UMUM ESDM PROVINSI BANTEN Provinsi Banten dengan luas daratan 8.800,83 km2 menyimpan kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alam, antara lain keberadaan hutan produksi mengalami peningkatan dari 53.533,60 ha pada tahun 2003 menjadi 72.295,47 ha hingga tahun 2004, yang terdiri dari 42.537,55 ha hutan produksi tetap dan 29.757,92 ha hutan produksi terbatas. Disamping itu, sumber daya lahan untuk pengembangan pertanian yang telah dikembangkan terdiri dari 84.315,40 ha lahan persawahan teririgasi, 90.423,50 ha sawah tadah hujan, serta 181.247,60 ha area perkebunan, dan belum termasuk lahan-lahan pertanian yang diusahakan untuk budidaya palawija, hortikultura, sayuran dan buahbuahan. Dari sisi pertambangan dan energi, sumberdaya mineral sebagian besar telah diusahakan baik oleh swasta maupun masyarakat, seperti zeolit, bentonit, sirtu, pasir kuarsa, batu gamping, felspar, bondclay, lempung, fosfat, toseki, kalsedon, opal, kayu terkersikan, marmer, pasir laut, emas, batubara. Beberapa potensi sumberdaya mineral lainnya di Provinsi Banten hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal seperti tras, batu apung, besi dan andesit. Disamping itu, belum dimanfaatkannya sumberdaya energi alternatif yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber energi pembangkit listrik seperti: sumberdaya energi fosil (batubara) sebanyak 10,3 juta dalam bentuk sumberdaya tereka yang tersebar di Banten Selatan, energi panas bumi sebesar 230 Mwe, tenaga air skala kecil, biomassa, tenaga surya sebesar 3,5 KWH/meter2/hari, tenaga angin di wilayah pantai selatan kecepatan angin rata-rata 2-6 m/detik, dan energi gelombang laut. Sementara itu, wilayah pesisir dan laut Provinsi Banten dengan luas perairan 11.134,22 km2 (belum termasuk perairan nusantara/teritorial dan ZEEI yang dapat dimanfaatkan), dengan panjang garis pantai 509 km, serta 55 pulau-pulau kecil dan pulau terluar menyimpan kekayaan dan keragaman sumberdaya pesisir dan laut. Potensi sumberdaya perikanan tangkap laut dengan produksi tahun 2004 yang sebesar 76.324,50 Ton baru memanfaatkan 82,09% dari potensi lestari di wilayah perairan Kab. Pandeglang (92.971 Ton) sehingga belum memperhitungkan potensi lestari wilayah perairan lainnya. Potensi sumber daya perikanan budidaya, seperti budidaya laut (KJA dan rumput laut) di pantai utara dan pantai barat, serta lahan tambak hingga tahun 2005 baru dimanfaatkan sekitar 58,2 % (8.010,55 Ha) dari potensi 13.768,9 Ha.

Tabel ESDM Provinsi Banten

Mengenal Panas Bumi Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas,uap air dan bantuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi. Panas bumi (geotermal) terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang tersimpan di dalam kerak bumi. Energi panas bumi adalah energi diekstrasi dari panas yang tersimpan di dalam bumi. Energi panas bumi berasal dari inti bumi. Inti bumi terdiri atas berbagai jenis logam dan batuan berebentuk cair, yang memeiliki suhu sanagat tinggi (Maskoeri Jasin:242).

Potensi Panas Bumi Provinsi Banten Di Provinsi Banten potensi panas bumi yang tersedia sebesar 800 MW ( Dalam bentuk sumberdaya possible dan hypothetic) yang tersebar di 7 lokasi dan yang telah diidentifikasi oleh Kementerian ESDM khususnya Badan Geologi ada 3 titik potensi yaitu :

Kaldera Danau Banten (Komplek Gn. Karang, Gn. Pulosari, dan Rawa Danau) dengan potensi 115 MW Gunung Endut di Kabupaten Lebak dengan potensi spekulatif sebesar 225 MW(Taman Nasional Gunung Halimun Salak) Pamancalan di Kabupaten Lebak dengan potensi spekulatif sebesar 225 MW

Dari 3 titik potensi tersebut yang telah ditetapkan sebagai Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi (WKP Panas Bumi) adalah Kaldera Danau Banten yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 0026K/30/MEM/2009 tentang Penetapan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi di Daerah Kaldera Danau Banten Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, dan telah dilelangkan pada tahun 2010 dengan pemenangnya yaitu Konsorsium PT. Sintesa Green Energy dan PT. Banten Global Synergi dengan kondisi saat sekarang (awal tahun 2011) sedang dalam penyiapan penerbitan IUP oleh Gubernur Banten dan persiapan pelaksanaan eksplorasi dan studi kelayakan. Sedangkan menurut kajian pertamina, total potensi panas bumi provinsi banten sebesar 318 MW. Potensi Panas Bumi tersebut tersebar pada Desa Cipanas, Kec. Cipanas, Kab. Lebak Desa Sobang, Kec. Muncang, Kab. Lebak Desa Padarincang, Kec. Padarincang, Kab. Serang Desa Palembang, Kec. Cisata, Kab. Pandeglang Desa Cilentung, Kec. Cisata, Kab. Pandeglang Desa Ciputri, Kec. Kaduhejo, Kab. Pandeglang Kec. Saketi, Kab. Pandeglang Pemanfaatan energi panas bumi di wilayah Rawa Danau, Kabupaten Serang dan juga masuk masuk wilayah Kabupaten Pandeglang dengan luas lokasi yang masuk dalam wilayah tersebut sekitar 102 ribu hektar, ditargetkan mulai melakukan tahapan eksplorasi atau pengeboran sumur pada 2014, karena tahun ini masih dalam tahap pemetaan dan beroperasi pada tahun 2016. :

Peta Daerah Panas Bumi G. Endut Kab. Lebak Prov. Banten

Peta Usulan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi Daerah G.Endut Kab.Lebak, Prov.Banten

KEUNGGULAN PANAS BUMI DIBANDINGKAN DENGAN ENERGI FOSIL Menurut Asosiasi Panas Bumi Indonesia (2004), energi panas bumi merupakan energi yang bersih, ramah lingkungan, dan memiliki kelebihan lain, seperti lebih efisien dari segi ekonomi dibandingkan dengan sumber-sumber energi dari fosil (minyak bumi, batubara, gas) ataupun energi nuklir. Listrik yang dihasilkan dari energi panas bumi juga memberikan energi yang bebas polusi pada atmosfer dan air, serta tidak menimbulkan radioaktif. Menurut Sukhyar, Kepala Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, beberapa keunggulan lain energi panas bumi dibandingkan sumber energi terbarukan yang lain, di antaranya hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal. Selain itu, energi panas bumi mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan energi. Beliau menambahkan, tingkat ketersediaan (availability) sumber panas bumi juga sangat tinggi, yaitu di atas 95 persen. EFEKTIVITAS PANAS BUMI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF TERBARUI Adanya kebijakan pemerintah yang menunjang usaha-usaha pengembangan panas bumi

Sumber daya panas bumi di Indonesia tersedia dalam jumlah yang besar dan tersebar di berbagai daerah Pemanfaatan sumber daya panas bumi akan menghemat pemakaian BBM.

Laju pertambahan kebutuhan energi listrik, terutama di Jawa dan Sumatera meningkat pesat. Panas bumi sifatnya tidak dapat ditransportasikan sehingga pemanfaatannya hanya di sekitar lokasi keberadaannya Sumber daya panas bumi dapat dikembangkan secara fleksibel dan dapat dimanfaatkan dalam skala besar maupun kecil, tergantung kebutuhan. Sumber panas bumi bersifat terbarukan sehingga dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang dan lebih menjamin pembangunan yang berkelanjutan. Air yang dihasilkan setelah pemanfaatan uap panas bumi dapat diinjeksikan kembali ke dalamreservoir sehingga kelestarian alam tetap terjaga. Panas bumi mempunyai keunggulan karena relatif bersih dan tidak mencemari lingkungan seperti sumber daya batu bara atau migas. Teknologi pemanfaatan panas bumi telah dikuasai dengan baik dari berbagai pengalaman dalam usaha pengembangannya di Indonesia sejak tahun 1978.

DAMPAK TERHADAPA LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI Akuisisi lahan Gangguan permukaan (flora, fauna, tanah) Emisi udara Kebisingan Thermal effluents Chemical discharge

Limbah padat Penggunaan air Dampak sosial ekonomi

Sumber : http://pertambangan-geologi.blogspot.com/2011/04/potensi-panas-bumi-gn-endut-kabupaten.html ,

http://ayyeshakn.multiply.com/journal/item/42?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal %2Fitem http://www.kamase.org/?p=569