SOLUTIOMenurut slide bu rise, solutio tuh definisi nya adalah FI
ed IV : sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
larut, terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai .nah,
kata abang farmakope edisi 4 Larutan adalah sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal:
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul
dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan
sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman
dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan
atau dicampur. Sediaan padat secara kimia umumnya lebih stabil
dibanding senyawa dalam larutan, dan dapat dikemas lebih ringkas
dan ringan. Untuk semua larutan, terutama yang mengandung pelarut
mudah menguap, harus digunakan wadah tertutup rapat dan terhindar
dari panas berlebih. Jika senyawa tidak stabil dan mudah mengalami
degradasi secara fotokimia, penggunaan wadah tahan cahaya perlu
dipertimbangkan.Kriteria kelarutan Sangat mudah larut 1 : 10.000 Ex
: Etil benzoat , Praktis tidak larut dalam air; dapat bercampur
dengan etanol, dengan kloroform, dan dengan eter.
Berdasarkan rute penggunaan nya Larutan oral Larutan oral adalah
sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau
lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna
yang larut dalam air atau campuran kosolven air. Larutan oral dapat
diformulasikan untuk diberikan langsung secara oral kepada asien
atau dalam bentuk lebih pekat yang harus diencerkan lebih dulu
sebelum diberikan. Penting untuk diketahui bahwa pengenceran
larutan oral dengan air yang mengandung kosolven seperti etanol,
dapat menyebabkan pengendapan bahan terlarut. Jika terdapat
kosolven, pengenceran larutan pekat perlu berhati-hati. Larutan
oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi,
dinyatakan sebagai Sirup. Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air
dikenal sebagai Sirup atau Sirup Simpleks. Penggunaan istilah sirup
juga digunakan untuk bentuk sediaan cair lain yang dibuat dengan
pengental dan pemanis, termasuk suspense oral. Larutan topikal
Larutan Topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi
sering kali mengandung pelarut lain, seperti etanol dan poliol,
untuk penggunaan topikal pada kulit, atau dalam hal Larutan
Lidokain Oral Topikal, untuk penggunaan pada permukaan mukosa
mulut. Istilah Lotio digunakan untuk larutan atau suspensi yang
digunakan secara topikal. Larutan otik Larutan Otik adalah larutan
yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan
pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga luar misalnya Larutan
Otik Benzokain dan Antipirin, Larutan Otik Neomisin dan Polimiksin
B Sulfat dan Larutan Otik Hidrokortison. Larutan nasal Larutan
nasal adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan
sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai
digunakan pada hidung. Pembuatan larutan obat mata membutuhkan
perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai
isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet (dan
jika perlu pemilihan pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat.
Definisi nye same juga untuk larutan ophtalmik (mata) dan
telinga
Larutan inhalasi lnhalasi adalah sediaan obat atau larutan atau
suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan
melalui saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal
atau sistemik. Larutan bahan obat dalam air steril atau dalam
larutan natrium klorida untuk inhalasi dapat disemprotkan
menggunakan gas inert. Penyemprot hanya sesuai untuk pemberian
larutan inhalasi jika memberikan tetesan dengan ukuran cukup halus
dan seragam sehingga kabut dapat mencapai bronkioli. Semprotan
larutan dapat diisap langsung dari alat penyemprot atau alat
penyemprot dapat disambungkan pada masker plastik, selubung atau
alat pernapasan. inhaler untuk volume dosis tunggal yang umum
diberikan mengandung 25 l hingga 100 l (dapat juga dinyatakan dalam
mg) tiap kali semprot. Larutan ophtalmik (obat mata Larutan obat
mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan
yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan
pada mata. Pembuatan larutan obat mata membutuhkan perhatian khusus
dalam hal toksisitas bahan obat, nilai isotonisitas, kebutuhan akan
dapar, kebutuhan akan pengawet (dan jika perlu pemilihan pengawet)
sterilisasi dan kemasan yang tepat.
Larutan irigasi Irigasi adalah larutan steril yang digunakan
untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga-rongga
tubuh. Pemakaiannya secara topikal, tidak boleh digunakan secara
parenteral. Pada etiket diberi tanda bahwa sediaan ini tidak dapat
digunakan untuk injeksi.
Larutan parenteral Preparat parenteral adalah bentuk-bentuk obat
yang digunakan pada tubuh dengan cara merobek atau menusuk kulit
atau selaput lendir, menggunakan alat tertentu. Dalam FARMAKOPE
INDONESIA, injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi
atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan
lebih dulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir
Faktor penting dalam pembuatan solutio Kestabilan Merupakan
kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan
dan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan sifat dan
karakterisitiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat produk
dibuat. Lima jenis stabilitas yang umum dikenal, dapat dilihat pada
tabel.
Kelarutan bahan obatDidefinisikan sebagai informasi dalam
penggunaan, pengolahan dan peracikan suatu bahan; kecuali apabila
disebutkan khusus dalam judul tersendiri dan disertai cara ujinya
secara kuantitatif. Kelarutan zat yang tercantum dalam Farmakope
dinyatakan dengan istilah sebagai berikut:
Menurut Artikel Farmakope Indonesia yang larut, jika dilarutkan
boleh menunjukkan sedikit pengotoran fisik seperti bagian kertas
saring, serat butiran bahan, kecuali dibatasi atau ditiadakan
dengan pengujian tertentu atau spesifikasi lain dalam
monografi.Selain itu terdapat pula faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pembuatan solution, diantaranya Sifat polaritas zat
terlarut dan pelarut. Molekul polar (zat terlarrut) larut dalam
pelarut polar, sebaliknya molekul non polar (zat terlarut) akan
larut dalam pelarut non polar. Co-solvency. Adalah suatu peristiwa
terjadinya kenaikan kelarutan dengan penambahan pelarut lain, atau
modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air tetapi
larut dalam campuran air + gliserin. Temperature. Zat padat umumnya
akan bertambah larut jika temperaturnya dinaikkan (eksoterm). Pada
beberapa zat lain, kenaikan temperature justru menyebabkan zat itu
tidak larut (endoderm), contohnya CaSO4, Ca(OH)2, CaHPO3. Salting
out. Adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai
kelarutan lebih besar dibandingkan zat utamanya sehingga
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama. Salting in. Adalah
peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih kecil dibandingkan zat utamanya sehingga kenaikan kelarutan
zat utama. Pembentukan kompleks. Adalah peristiwa terjadinya
interaksi antara senyawa tidak larut dan zat yang larut dengan
membentuk senyawa kompleks yang larut.Tadi di atas udah dikasi
contoh dari masing-masing kelarutannya semoga bisa dimengerti ya
Semangat cantik dan ganteng buat suma2 nya yah
Pembuatan solution Komposisi Larutan1. Bahan aktif / solut/ zat
terlarut. Contoh : kamfer, iodin, mentol.2. Solven / zat pelarut.
Contoh : Air untuk melarutka garam garam Spiritus untuk melarutkan
kamfer, iodin, mentol Eter untuk melarutkan kamfer, fosfor sublimat
Gliserin untuk melarutkan tannin, zat samak, boraks, fenol Minyak
untuk melarutkan kamfer Paraffin liquidum untuk melarutkan cera dan
cetasium Kloroform untuk melarutkan minyak minyak, lemak3. Bahan
tambahan Corrigen odoris : digunakan untuk memperbaiki bau obat.
Contoh: oleum cinnamommi, oleum rosarum, oleum citri, oleum menthae
pip. Corrigen saporis : digunakan untuk mempebaiki rasa obat.
Contoh: saccharosa/sirup simplex, sirup auratiorum, tingtur
cinnamommi, aqua menthae piperithae. Corrigen coloris : digunakan
untuk memperbaiki warna obat. Contoh: karminum (merah), karamel
(coklat), tinture croci (kuning). Corrigen solubilis : digunakan
untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama. Contoh : iodium dapat
mudah larut dalam larutan pekat. Pengawet : digunakan untuk
mengawetkan obat. Contoh: asam benzoat, natrium benzoat, nipagin,
nipasol.
Secara umum, pembuatan solution adalah sebagai berikut:1. Zatzat
yang mudah larut, dilarutkan dalam botol.2. Zatzat yang agak sukar
larut, dilarutkan dengan pemanasan. Masukkan zat padat yang akan
dilarutkan dalam Erlenmeyer, setelah itu masukkan zat pelarutnya,
dipanasi diatas tangas air atau api bebas dengan digoyang goyangkan
sampai larut. Zat padat yang hendak dilarutkan dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer dulu, mencegah jangan sampaai ada yang lengket pada
Erlenmeyer. Pemanasan dilakukan dengan api bebas sambil digoyang
goyang untuk menjaga pemanasan kelewat setempat.3. Untuk zat yang
akan terbentuk hidrat, maka air dimasukkan dulu dalam erlenmeyer
agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya.4.
Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar
dalam dasar erlenmeyer atau botol maka perlu dalam melarutkan
digoyanggoyangkan atau dikocok untuk mempercepat larutnya zat
tersebut.5. Zatzat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh
dilarutkan dengan pemanasan atau dilarutkan secar dingin.6. Zatzat
yang mudah menguap dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan
dinaskan serendah rendahnya sambil digoyang goyangkan.7. Obatobat
keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakini apakah sudah
larut semua. Dapat dilakukan dalam tabung reaksi lalu dibilas.8.
Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya diperlukan untuk
mempercepat larutnya suatu zat, tidak untuk menambah kelarutan
sebab bila keadaan dingin maka akan terjadi endapan.Namun beberapa
obat memerlukan cara khusus untuk melarutkan zat terlarutnya, salah
satu contohnya adalah kalium permanganat (KmnO4) yang kelarutannya
lebih baik dengan pemanasan. Selama proses pemanasan akan terbentuk
batu kawi (MnO4), sehingga perlu di lakukan penyaringan dengan
gelas wool atau menuangkan larutan yang telah dingin tersebut tanpa
mengocoknya terlebih dahulu (mencegah endapan batu kawi tidak ikut
tertuang).
Contoh pembuatan solution (2)R/ Sol. Kalium permanganate
1/10.000 200mlBerarti bahwa buatkan solution kalium permanganate
dengan perbandingan pelarut terhadap bahan adalah 1:10.000 sejumlah
200 ml.
Komposisi resep:R/Kalium permanganate 20 mgAquadesad 200
mlKalium permanganate sebagai zat terlarut dalam solution sejumlah
20 mg dan air sebagai pelarut ditambahkan hingga 200 ml. perlu
diingat bahwa sebelum ditambahkan hingga batas taranya(200 ml),
untuk melarutkan kalium permanganat ditambahkan aquades secukupnya
untuk pelarut. Setelah larut, lakukan pengenceran (ditambahkan
aquades hingga batas taranya)
Cara pembuatan:1. Botol dikalibrasi hingga 200 ml2. Timbang
kalium permanganate 20 mg3. Larutkan dalam 10 ml aquades4. Masukkan
ke dalam botol yang sudah ditandai5. Tambahkan aquades hingga batas
tara (200 ml)
Sediaan Semi Solid
Jenis-jenis sediaan semi solid1. SalepSalep adalah sediaan
setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit
atau selaput lendir.2. CreamCream adalah bentuk sediaan setengah
padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.3. PastaPasta adalah
sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk
serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau
dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol,
mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung
kulit.
Kelebihan sediaan semisolid1. Memiliki sifat lengket pada kulit
atau lapisan mukosa selama periode waktu yang cukup lama 2.
Menunjukkan efek terapeutiknya melalui perlindungan dan penutupan
serta lokal dan transdermal
Salep/ Unguenta/ UnguentumPengertian : Sediaan setengah padat
yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar Bahan obat
harus larut atau terdispersi homogen ke dalam dasar salep yang
cocok Peraturan Pembuatan Salep Menurut F. Van Duin Peraturan salep
pertama Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak, dilarutkan
ke dalamnya, jika perlu dengan pemanasan Peraturan salep kedua
Bahan-bahan yang larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain,
dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang
dipergunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep dan jumlah
air yang dipakai, dikurangi dari basis salepnya Peraturan salep
ketiga Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam
lemak dan air harus diserbukkan lebih dahulu, kemudian diayak
dengan pengayak no. 60 Peraturan salep keempat Salep-salep yang
dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai
dingin, bahan-bahan yang ikut dilebur , penimbangannya harus
dilebihkan 10-20% untuk mencegah kekurangan bobotnya.
Basis SalepKomponen terbesar dalam sediaan salep yang sangat
menentukan baik/buruknya sediaan salep tersebut dalam hal penentuan
kecepatan pelepasan/aksi dari obat, yang nantinya akan mempengaruhi
khasiat atau keberhasilan terapi.Basis berfungsi sebagai pembawa,
pelindung, dan pelunak kulit,yang harus dapat melepaskan obat
secara optimum (tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi),
dan sedapat mungkin cocok untuk penyakit tertentu dan kondisi kulit
tertentu.
a. Basis Salep Lemak (Hidrokarbon)Basis salep hidrokarbon, dasar
salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak antar lain vaselin
putih dan salep putiih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat
dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksud untuk memperpanjang
kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut
penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai
emolien, dan sukar dicuci , tidak mengering dan tidak tmpak berubah
dalam waktu lama.
Tidak berair dan bersifat hidrofobik( tidak suka air), maka dia
tidak akan bisa terlarut di dalam air dan tidak bisa hanya dicuci
dengan air, fungsinya adalah seperti di atas , salep hydrokarbon
ini di gunakan untuk jangka waktu yang lamaContoh : adeps lanae,
cera, kolesterol, unguentum simplek
b. Basis Salep SerapAda dua tipe basis salep serap, yaitu yang
bisa bercampur dengan air menghasilkan emulsi air dalam minyak,
contohnya vaselin hidrofilik; dan yang sudah menjadi emulsi air
minyak (basis emulsi) yang bisa bercampur dengan bahan tambahan
larut air, misalnya lanolin. Basis salep serap sulit dihilangkan
dari kulit dengan cara pencucian karena fase luar emulsinya
merupakan minyak.Contoh : a. Adeps lanae cum aqua = lanolin =
hidrous wool fat mengandung 25% air dan 75% adeps lanae b. Krim
pendingin Merupakan emulsi tipe a/m, digunakan untuk emollienc.
Basis salep emulsi (dapat dicuci dengan air)Sifat: Berair Suka air
Tidak larut dalam air Mudah di cuci dengan air Merupakan emulsi
o/wDasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, contohnya salep
hidrofilik dan lebih tepatnya disebut krim. Dasar salep ini mudah
dicuci dari kulit dan pakaian, sehingga lebih dapat diterima untuk
bahan dasar kosmetik. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih
efektif dengan menggunakan dasar salep ini. Keuntungan lain adalah
dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap air pada kelainan
dermatologik.
d. Basis Salep Larut AirSifat: Tidak berair Suka air Dapat di
cuci dengan air Dapat larut dalam airBasis jenis ini hanya
mengandung komponen yang larut dalam air, tidak mengandung bahan
berlemak dan dapat dicuci dengan air. Karena basis ini sangat mudah
melunak dengan penambahan air, larutan air tidak efektif
dicampurkan ke bahan dasar ini. Basis jenis ini lebih baik
digunakan untuk dicampurkan dengan bahan tidak berair atau bahan
padat. Contohnya salep polietilen glikol.
Penggolongan Salep1. Menurut konsistensinya salep dapat dibagi
menjadi:a. Unguenta: salep yang mempunyai konsistensi seperti
mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan
tanpa memakai tenaga. b. Cream (krim): salep yang banyak mengandung
air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan
air.c. Pasta: salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
(serbuk), suatu salep tebal, karena merupakan penutup atau
pelindung bagian kulit yang diolesi.d. Cerata: salep berlemak yang
mengandung persentase lilin (wax) yang tinggi sehingga
konsistensinya lebih keras (ceratum labiale).e.
Gelones/spumae/jelly: salep yang lebih halus, umumnya cair dan
sedikit mengandung atau tanpa mukosa, sebagai pelicin atau basis,
biasanya terdiri atas campuran sederhana dari minyak dan lemak
dengan titik lebur rendah. Contoh : starch jellies (10% amilum dg
air mendidih).2. Menurut sifat farmakologi/ terapeutik dan
penetrasinya salep dapat dibagi menjadi:a. Salep epidermis (salep
penutup) guna melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal, tidak
diabsorpsi, kadang-kadang ditambahkan antiseptik, astringensia
untuk meredakan rangsangan atau anestesi lokal. Ds. Yang baik
adalah ds. Senyawa hidrokarbon.b. Salep endodermis: salep yang
bahan obatnya menembus ke dalam kulit, tetapi tidak melalui kulit,
terabsorpsi sebagaian, digunakan untuk melunakkan kulit atau
selaput lendir ds. Yang terbaik adalah minyak lemak.c. Salep
diadermis: salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui
kulit dan mencapai efek yang diinginkan misalnya salep yang
mengandung senyawa merkuri iodida, beladona
Contoh Pembuatan Salep1. ResepR/ Unguentum Whitfield 100S.u.e.2
dd
Komposisi Resep:R/Acidum salicylicum5Acidum
Benzoicum5Lanolinum45Vaselinum Albumad1002. Cara Pembuatan
3. KeteranganCampuran sediaan salep ini haruslah homogen, yaitu
campuran sediaan tercampur secara merata. Dalam hal ini homogenitas
dapat dicek dengan mengoleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok, jika homogen maka harus menunjukkan
susunan yang homogen.Kemudian pemberian etiket berfungsi sebagai
penandaan penggunaan obat. Pada sediaan ini etiket harus tertera
obat luar. Karena salep memang digunakan sebagai obat luar.
Sediaan PadatDalam hal ini, contohnya adalah pulvis, yaitu
serbuk tidak terbagi. Hal ini berbeda dengan pulveres yang artinya
serbuk terbagi, misalnya puyer. Pada pulvis ini: a. Bahan atau
campuran yang homogen dari bahan-bahan yang diserbukkan dan realtif
kering.b. Tidak dianjurkan untuk obat dalam, kecuali obat yang
mempunyai indeks-terapeutik yang lebar.c. Contohnya adalah
bedak/talk.
Kortikosteroid a. Kortikosteroid topikalDianjurkan untuk
digunakan jika dermatitis, psoriasis ringan, lupus erythematosus
discoid kronis, eksim, radang, kelainan kulit alergis dan
kronis.Tidak boleh dipergunakan jika ada infeksi atau ulkus.Lama
pemakaian: Kortikosteroid yang lemah aman dipakai dalam jangka
waktu 4-6 minggu Kortikosteroid yang kuat hanya aman dipakai dalam
waktu 2 mingguAdapun efek samping dari kortikosteroid topikal
adalah: Penyebaran dan perburukan infeksi yang tidak diobati
Penipisan kulit Striae atrofis yang irreversibel Dermatitis kontak
Dermatitis perioral Jerawat Depigmentasi ringan
Beberapa cara pemakaian kortikosteroid topikal, yaitu:1.
Pemakaian kortikosteroid topikal poten tidak dibenarkan pada bayi
dan anak.2. Pemakaian kortikosteroid poten orang dewasa hanya 40
gram per minggu, sebaiknya jangan lebih lama dari 2 minggu. Bila
lesi sudah membaik, pilihlah salah satu dari golongan sedang dan
bila perlu diteruskan dengan hidrokortison asetat 1%3. Jangan
menyangka bahwa kortikosteroid topikal adalah obat mujarab
(panacea) untuk semua dermatosis. Apabila diagnosis suatu
dermatosis tidak jelas, jangan pakai kortikosteroid poten karena
hal ini dapat mengaburkan ruam khas suatu dermatosis. Tinea dan
scabies incognito adalah tinea dan scabies dengan gambaran klinik
tidak khas disebabkan pemakaian kortikosteroid.
Kebanyakan kortikosteroid hanya boleh digunakan sekali dalam
sehari dan tidak boleh digunakan dalam jangka waktu yang lama. Jika
keluhan tidak ada lagi, maka hentikan pemakaiannya. Pemakaian
kortikosteroid secara berlebihan tidak akan memberikan efek terapi.
Selain itu, jumlah salep yang dipakai juga harus sesuai dengan luas
permukaan kulit yang terkena yaitu setiap 3% luas permukaan kulit
membutuhkan 1 gram krim/salep.
Faktor-faktor yang mempercepat penyerapan kortikosteroid adalah
: menggosokan /memijat folikel rambut mengecilkan ukuran partikel
obat, memperbaiki sifat kelarutan obat memperbaiki penetrasi obat,
konsentrasi tepat, viskositasAdapun faktor yang menghalangi
penyerapan adalah: Kulit kering (lansia) karena kelembabannya sudah
berkurang
Prinsip Penulisan Resep1. Tulisan Harus jelas2. Bila tidak
ditulis dengan spesifik dianggap mengambil dosis terkecilCth :
Esilgan tablet / Esilgan tablet 2 mg3. Tulis dengan benar preparat
obat karena tablet dan kapsul berbeda komposisiCth : dogmatil
tablet = Sulpiride 200 mg dogmatil kapsul = Sulpiride 100 mg4.
Tulisan dtd atau datales doses menandakan racikan dibuat sesuai
dosis tertulisCth :Diazepam 2 mgNovalgin tab Myores tab Mf pulf dtd
da in cap no XXS 3dd cap IBila tanpa dtd artinya jumlah yang
ditulis dibagi sesuai yang dimintaCth : Parasetamol 2.5Fenobarbital
100 mgMf pulv no XXS 3 dd cap IArtinya dalam setiap pulv terdapat
125 mg parasetamol dan 5 mg fenobarbital5. Menambah kapsul dalam
sirupCefadroxil syr fls IAd Cefadroxil cap 500 mg no IMf Syr Fls IS
3 dd cth IS u e : pemakaian luar S 3 dd gtt II OS OD ( tandai 3
kali sehari 2 tetes pada mata kanan dan mata kiri )AS AD ( auricula
sinistra Auricula dextra ) telinga kanan dan kiriMf Cream no I (
buatlah menjadi krim )S i m m ( serahkan kepada dokter )