TUGAS MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN PARIWISATA Disusun Oleh : NUR AZIZAH 1003065 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
TUGAS MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN
PARIWISATA
Disusun Oleh :
NUR AZIZAH
1003065
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2013
KEGAWATDARURATAN YANG TERJADI PADA TEMPAT WISATA AIR
1. TENGGELAM
Kasus kecelakaan akibat tenggelamnya wisatawan di berbagai objek
yang terkait dengan air. Termasuk dalam urusan ini adalah pantai, air
terjun (curug), sungai, wahana permainan pemandian buatan, dan
lainnya.
Adapun cara pertolongan kepada korban antara lain :
Cobalah meraih korban yang hampir tenggelam dengan tangan
dari sisi kolam renag, jikatidak bisa menggapainya coibalah
dengan tali atau alat bantuan yang lain.
Jika anda memutuskan masuk ke dalam air, dekati secara hati-hati
dari belakang. Jangan mendekati korban dari depan, karena ia
akan merangkul anda. Akibatnya, anda pun sulit untuk bergerak.
Bicaralah dan tenangkan korban saat anda mendekat. Tanyakan
apakah semuanya baik-baik saja.
Raihlah pakaiannyaatau tangkupkan satu tangan ke dagu korban
dan tarik korban dari belakang hingga ke tempat aman.
Katakan pada korban untuk menjauhkan tangannya dari anda.
Teruskan menenangkan korban.
Jika korban berhenti bernafas tau tidak teraba nadinya, lakukan
pernafasan buatan.
Jika korban selamat namun setelah itu menderita batuk, demam,
ataupun sakit otot, segerakan periksa ke dokter.
2. TERSERET ARUS KE TENGAH LAUT
Terseret arus disebabkan karena adanya gelombang air laut yang tidak
seragam saat mencapai bibir pantai. Ketidakseragaman gelombang ini
dapat menimbulkan arus balik ke laut yang berbahaya bagi wisatawan.
Selain itu, bentuk dasar laut yang tidak rata juga menyebabkan
terjadinya arus yang mengarah kembali ke laut di lokasi-lokasi tertentu.
Bentuk dasar laut yang tidak rata atau adanya cekungan harus
diwaspadai sebab gelombang yang menyapu pantai relatif lebih kecil
sehingga air di cekungan relatif lebih tenang. Padahal, justru di daerah
inilah arus balik ke laut terjadi.
3. SENGATAN UBUR-UBUR
Sengatan ubur- ubur biasa terjadi saat mendekati musim kemarau.
Tersengat binatang ini rasanya sangat nyeri, perih, seperti terbakar.
Selain itu juga dapat menyebabkan syok akibat reaksi alergi dan ada
beberapa jenis dari ubur - ubur yang sangat mematikan (ex. The
portuguese man-of-war atau man-o-war). Lalu apa yang harus anda
lakukan bila anda atau orang di sekitar anda tersengat binatang ini?
Pertama, Lindungi diri anda sebagai penolong. Jangan sentuh bekas
sengatan tanpa sarung tangan/pelindung karena tentakel (nematocyt)
dari ubur- ubur mungkin masih ada yang menempel pada bekas
sengatan. Singkirkan tentakel yang masih tampak menempel (dapat
menggunakan pisau cukur), tapi jangan menggosok bagian yang
tersengat karena dapat memperbanyak racun yang masuk ke tubuh.
Kedua, Bila bekas sengatan menggunakan asam cuka 5% (vinegar).
Perhatikan persentase (%) dari cuka yang anda gunakan bila lebih dari
5% harus diencerkan terlebih dulu karena dapat merusak kulit. Bila
tidak ada asam cuka bisa juga menggunakan alkohol (40-70%), baking
soda (sodium bicarbonat), perasan jeruk lemon atau air panas. Racun
pada tentakel ubur - ubur sebagian besar terdiri dari protein, bahan -
bahan di atas dapat merusak protein sehingga mengurangi efek racun.
(Sumber: Harrison's Text Book 16th Edition)
Khusus untuk air panas, gunakanlah air sepanas mungkin yang masih
bisa di tahan oleh si penderita, tapi hati - hati jangan sampai
menyebabkan luka bakar pada kulit.
Dan jangan gunakan air biasa untuk membilas karena akan membuat
nyeri lebih terasa, bila air panas tidak tersedia lebih baik gunakan air
garam untuk membilas.
Ketiga, Perhatikan reaksi alergi. Bila penderita mengeluh gatal-gatal,
muncul bentol - bentol kemerahan pada kulit, pusing, sesak napas,
badan terasa panas, atau lemas segera bawa penderita ke dokter atau
pelayanan medis terdekat sebelum terjadi reaksi alergi yang lebih hebat
lagi.
Keempat, obat - obatan. Parasetamol (Pamol, Sanmol dan sejenisnya)
atau Ibuprofen tablet dapat membantu mengurangi nyeri. CTM
(Chlorphenamin) dapat digunakan untuk mengurangi reaksi alergi
seperti gatal, dan bila tersedia dapat juga dioleskan cream anestetik
(lidocain), cream antihistamin (diphenhydramine), atau cream steroid
(hydrocortisone) pada bekas sengatan.
KEGAWATDARURATAN YANG TERJADI PADA TEMPAT WISATA DARAT
1. WAHANA PERMAINANAN
Tidak semua wahana permaianan yang terdapat pada tempat wisata
aman untuk naiki, misal tornado dan halilintar yang ada di Dufan.
Banyak bahaya yang mengancam wisatawan saat menaiki wahana
permainan tersebut, seperti tiba-tiba mesin macet saat posisi masih di
atas atau penyangga dari permainan tersebut roboh. Maka dari
pengelola harus mengawasi betul dan mengecek dengan rutin setiap
permainan yang ada pada tempat wisata tersebut.
2. BAHAYA MANDI BOLA
Pihak pengelola permainan mandi bola, jarang membersihkan
tempatnya. Kalau membersihkan pun tidak tuntas, karena hanya
menggunakan penyedot debu dan tidak dicuci bola-bolanya.
Tumpukan bola plastik warna-warni, biasanya berada di ruang
lembab, ber-ac, dan tidak kena sinar matahari, sehingga sangat
ideal untuk sarang kuman dan virus yang berbahaya bagi anak
balita.
Anak-anak balita yang bermain seringkali muntah, ngompol,
bahkan berak, dan akhirnya menyatu dengan bola-bola tersebut.
Membuat jijik dan kotor dan lama kelamaan menjadi sarang
kuman.
Di tumpukan bola kadang terselip, jarum, pecahan beling, dan
beberapa benda tajam lainnya. Kalau anak tertusuk, karena
benda-benda itu sudah terkena kotoran, bisa dibayangkan,
terjadilah infeksi.
Bola-bola warna warni yang ditampung di tempat penampungan,
di lantai dasar tempatnya, biasanya untuk sarang cacing,
kalajengking, bahkan yang mengerikan, banyak ular berbisa,
seperti ular pithi itu tadi. Disebut ular pithi, karena bentuknya
kecil-kecil, tapi kalau menggigit, bisa fatal.
3. ROLLER COASTER
Meluncur di atas roller coaster mungkin bisa mengatasi ketegangan
dan memacu adrenalin, tetapi ada bahaya kesehatan telinga yang
perlu Anda ketahui. Penelitian menunjukkan, laju roller coaster yang
sangat cepat bisa menyebabkan sakit telinga yang disebut
barotrauma.
Pada pertemuan para ahli telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di
Las Vegas, akhir April lalu, ditampilkan sebuah kasus pasien yang
menderita barotrauma setelah menaiki roller coaster berkecepatan
120 kilometer per jam dalam empat detik. Sekitar 36 jam setelah naik
permainan itu, pasien itu mengeluhkan rasa sakit dan penuh pada
bagian telinga kanan.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter menemukan kerusakan pada
bagian telinga kanan, yakni pembengkakan saluran telinga dan
peradangan pada gendang telinga meski tidak terjadi robekan. Dokter
menduga, bagian telinga kanan yang sakit itu terpengaruh saat roller
coaster membalik dan kepala berada di bawah.
Barotrauma sering kali dialami penumpang pesawat udara atau
penyelam. Gejalanya berupa sakit telinga, gangguan pendengaran
ringan, dan rasa penuh dalam telinga. Rasa ini disebabkan karena
gendang telinga terdorong ke luar atau ke dalam akibat perubahan
tekanan udara.
Masalah lebih berat dapat terjadi jika perubahan tekanan udara
cukup besar atau saluran tuba eustachius tersumbat seluruhnya.
Pembuluh darah halus (kapiler) telinga tengah akan pecah dan
menyebabkan perdarahan. Darah yang memenuhi telinga
menimbulkan gangguan pendengaran.
Tentu saja tidak semua penumpang roller coaster akan mengalami
gangguan telinga. Yaremchuk menegaskan bahwa kasus yang dialami
pasiennya sangat unik. Kendati demikian, ia menyarankan agar kita
bisa melakukan pencegahan agar tidak terjadi barotrauma.