Top Banner
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan vertebrata memili yang sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi da Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris yang berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara. Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, d gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpreta dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui yang menyambungkan telinga dan otak nervus vestibulokoklearis!. Bagian telinga Telinga terdiri dari tiga bagian" telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. [sunting] Telinga luar #agian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun t telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, $ meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membran timpani. #agian daun berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya men gendang telinga. Ran%angan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk m suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susun rawan yang dilapisi kulit tipis. i dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan 'at seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. (anya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen memiliki rambut. )ada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara dalam. )eradangan pada bagian telinga ini disebut sebagai otitis *ksterna. (al ini biasany karena kebiasaan mengorek telinga & akan menjadi masalah bagi penderita diabetes me +/sakit gula! [sunting] Telinga luar dan kebudayaan Walaupun bagian daun telinga tidak begitu penting, bagian ini sering digunakan untu memperbaiki tampilan wajah. alam masyarakat #arat, telinga yang terlalu besar dan tidak simetris akan memperburuk penampilan. #edah pertama untuk mengatasi hal ini dipublikasikan pada -- .
23

Telinga Merupakan Sebuah Organ Yang Mampu Mendeteksi

Oct 06, 2015

Download

Documents

Isnaini Amaliah

nain
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies.Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris pada bagian yang berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara.Suara adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).Bagian telingaTelinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.[sunting] Telinga luarBagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membran timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis.Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam.Peradangan pada bagian telinga ini disebut sebagai otitis Eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan mengorek telinga & akan menjadi masalah bagi penderita diabetes mellitus (DM/sakit gula)[sunting] Telinga luar dan kebudayaanWalaupun bagian daun telinga tidak begitu penting, bagian ini sering digunakan untuk memperbaiki tampilan wajah. Dalam masyarakat Barat, telinga yang terlalu besar dan terlihat tidak simetris akan memperburuk penampilan. Bedah pertama untuk mengatasi hal ini dipublikasikan pada 1881.

Tindik telinga.Telinga juga menjadi tempat perhiasan selama ribuan tahun, terutama dengan menindik telinga. Dalam beberapa kebudayaan, perhiasan tersebut ditempatkan untuk menarik dan memperbesar daun telinga. Kebudayaan ini masih ditemukan di Indonesia, yakni pada suku Dayak di Kalimantan.[sunting] Telinga tengahTelinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran (martil atau malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes). Saluran Eustachius juga berada di telinga tengah.Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachius menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachius dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap. Hal ini menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli sementara' saat lepas landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan tekanan antara udara sekitar. Tekanan udara di sekitar telah turun, sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan. Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau menguap.Peradangan atau infeksi pada bagian telinga ini disebut sebagai Otitis Media[sunting] Telinga dalam[sunting] Pendengaran

Potongan melintang koklea. Endolimfe terdapat di skala media - daerah hijau terang pada tengah diagram.Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf vestibulokoklearis.[sunting] Organ KeseimbanganSelain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat Indra Pengatur Keseimbangan atau organ Vestibular. Bagian ini secara struktural terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau Saluran Gelung atau semisirkular. Kelima bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan Tubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf Pendengaran.Audiometri Nada Murni & Audiometri Tutur

Audiometri nada murni adalah tes dasar untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pendengaran. Selama tes, orang yang dites akan mendengar nada murni yang diberikan pada frekwensi yang berbeda melalui sebuah headphone atau ear phone. Intensitas nada berangsur-angsur dikurangi sampai ambang dengar, titik dimana suara terkecil yang dapat didengar akan diketahui. Hasilnya ditunjukkan dalam desibel (dB) dan dimasukkan ke bentuk audiogram. Pada audiometric tutur dites seberapa banyak kemampuan mengerti percakapan pada intensitas yang berbeda. Tes terdiri dari sejumlah kata-kata tertentu yang diberikan melalui headphone atau pengeras suara free field. Kata-kata tersebut harus diulangi oleh orang yang dites. Setelah selesai, persentase berapa kata yang dapat diulang dengan benar dapat diketahui. Tes speech dapat digunakan untuk tujuan yang bervariasi: mengevaluasi seberapa besar sisa kemampuan mengerti percakapan tanpa menggunakan alat bantu dengar, memprediksi dan mengevaluasi peningkatan kemampuan mendengar dengan alat bantu dengar dan membandingkan kemampuan dengan penggunaan alat bantu dengar yang berbeda.

Pemeriksaan Audiometri, Rinne, Weber test dan Scwabach test LATAR BELAKANGSuara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi berselang seling mengenai memberan timpani. Plot gerakan-gerakan ini sebagai perubahan tekanan di memberan timpani persatuan waktu adalah satuan gelombang, dan gerakan semacam itu dalam lingukangan secara umum disebut gelombang suara.Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo gelombang suara dan nada berkaitan dengan prekuensi (jumlah gelombang persatuan waktu). Semakin besar suara semakin besar amplitudo, semakin tinggi frekuensi dan semakin tinggi nada. Namun nada juga ditentukan oleh factor - faktor lain yang belum sepenuhnya dipahami selain frekuensi dan frekuensi mempengaruhi kekerasan, karena ambang pendengaran lebih rendah pada frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain. Gelombang suara memiliki pola berulang, walaupun masing - masing gelombang bersifat kompleks, didengar sebagai suara musik, getaran apriodik yang tidak berulang menyebabakan sensasi bising. Sebagian dari suara musik bersala dari gelombang dan frekuensi primer yang menentukan suara ditambah sejumla getaran harmonik yang menyebabkan suara memiliki timbre yang khas. Variasi timbre mempengaruhi mengetahhi suara berbagai alat musik walaupun alat tersebut memberikan nada yang sama. (William F.Gannong, 1998)Telah diketahui bahwa adanya suatu suara akan menurunkan kemampuan seseorang mendengar suara lain. Fenomena ini dikenal sebagai masking (penyamaran). Fenomena ini diperkirakan disebabkan oleh refrakter relative atau absolute pada reseptor dan urat saraf pada saraf audiotik yang sebelumnya teransang oleh ransangan lain. Tingkat suatu suara menutupi suara lain berkaitan dengan nadanya. Kecuali pada lingkungan yang sangat kedap suara, Efek penyamaran suara lata akan meningkatan ambang pendengaran dengan besar yang tertentu dan dapat diukir.Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di lingkungan eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakan-gerakan lempeng kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang pada organ Corti menimbulkan potensial aksidi serat-serat saraf. (William F.Gannom,1998)Anatomi system pendengaran (Telinga)Merupakan organ pendengaran dan keseimbangan.Terdiri dari telinga luar, tengah dan dalam. Telinga manusia menerima dan mentransmisikan gelombang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan di analisa dan di intrepretasikan. Cara paling mudah untuk menggambarkan fungsi dari telinga adalah dengan menggambarkan cara bunyi dibawa dari permulaan sampai akhir dari setiap bagian-bagian telinga yang berbeda.Telinga mempunyai resptor bagi 2 modalitas reseptor sensorik :Pendengaran (N. Coclearis)Telinga dibagi menjadi 3 bagian :Telinga luarAuriculaMengumpulkan suara yang diterimaMeatus Acusticus EksternusMenyalurkan atau meneruskan suara ke kanalis auditorius eksternaCanalis Auditorius EksternusMeneruskan suara ke memberan timpaniMembran timpaniSebagai resonator mengubah gelombang udara menjadi gelombang mekanik

Telinga tengah

Telinga tengah adalah ruang berisi udara yang menghubungkan rongga hidung dan tenggorokan dihubungkan melalui tuba eustachius, yang fungsinya menyamakan tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga. Tuba eustachius lazimnya dalam keadaan tertutup akan tetapi dapat terbuka secara alami ketika anda menelan dan menguap. Setelah sampai pada gendang telinga, gelombang suara akan menyebabkan bergetarnya gendang telinga, lalu dengan perlahan disalurkan pada rangkaian tulang-tulang pendengaran. Tulang-tulang yang saling berhubungan ini - sering disebut " martil, landasan, dan sanggurdi"- secara mekanik menghubungkan gendang telinga dengan "tingkap lonjong" di telinga dalam. Pergerakan dari oval window (tingkap lonjong) menyalurkan tekanan gelombang dari bunyi kedalam telinga dalam. Telinga tengah terdiri dari :Tuba auditorius (eustachius)Penghubung faring dan cavum naso faringuntuk :Proteksi: melindungi ndari kumanDrainase: mengeluarkan cairan.Aerufungsi: menyamakan tekanan luar dan dalam.Tuba pendengaran (maleus, inkus, dan stapes)Memperkuat gerakan mekanik dan memberan timpani untuk diteruskan ke foramen ovale pada koklea sehingga perlimife pada skala vestibule akan berkembang.Telinga Dalam Telinga dalam terdiri dari :KokleaSkala vestibule: mengandung perlimfeSkala media: mengandung endolimfeSkala timani: mengandung perlimfeOrgano cortiMemngandung sel-sel rambut yang merupakan resseptor pendengaran di memberan basilaris.Telinga dalam dipenuhi oleh cairan dan terdiri dari "cochlea" berbentuk spiral yang disebut rumah siput. Sepanjang jalur rumah siput terdiri dari 20.000 sel-sel rambut yang mengubah getaran suara menjadi getaran-getaran saraf yang akan dikirim ke otak. Di otak getaran tersebut akan di intrepertasi sebagai makna suatu bunyi. Hampir 90% kasus gangguan pendengaran disebabkan oleh rusak atau lemahnya sel-sel rambut telinga dalam secara perlahan. Hal ini dikarenakan pertambahan usia atau terpapar bising yang keras secara terus menerus. Gangguan pendengaran yang diseperti ini biasa disebut dengan sensorineural atau perseptif. Hal ini dikarenakan otak tidak dapat menerima semua suara dan frekuensi yang diperlukan untuk - sebagai contoh mengerti percakapan. Efeknya hampir selalu sama, menjadi lebih sulit membedakan atau memilah pembicaraan pada kondisi bising. Suara-suara nada tinggi tertentu seperti kicauan burung menghilang bersamaan, orang-orang terlihat hanya seperti berguman dan anda sering meminta mereka untuk mengulangi apa yang mereka katakan. Hal ini dikarenakan otak tidak dapat menerima semua suara dan frekuensi yang diperlukan untuk sebagai contoh mengerti percakapan. Contoh kecil seperti menghilangkan semua nada tinggi pada piano dan meminta seseorang untuk memainkan sebuah melodi yang terkenal. Dengan hanya 6 atau 7 nada yang salah, melodi akan sulit untuk dikenali dan suaranya tidak benar secara keseluruhan. Sekali sel-sel rambut telinga dalam mengalami kerusakan, tidak ada cara apapun yang dapat memperbaikinya. Sebuah alat bantu dengar akan dapat membantu menambah kemampuan mendengar anda. Andapun dapat membantu untuk menjaga agar selanjutnya tidak menjadi lebih buruk dari keadaan saat ini dengan menghindari sering terpapar oleh bising yang keras.

Keseimbangan (N. Vestibularis)a. Canalis SemisirkularisCanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselarisasi anguler atau rotasional kepala, misalnya ketika memulai atau berhenti berputar, berjungkir balik, atau memutar kepala. Tiap tiap telinga memiliki tiga kanalis semesirkularis yang tegak lurus satu sama lain. b. UtrikulusUtrikulus adalah struktur seperti kantung yang terletak di dalam rongga tulang di antara kanalis semisirkularis dan koklea. Rambutrambut pada sel rambut asertif di organ ini menonjol ke dalam suatu lembar gelatinosa di atasnya, yang gerakannya menyebabkan perubahan posisi rambut serta menimbulkan perubahan potensial di sel rambut.Sel-sel rambut utrikulus mendeteksi akselerasi atau deselerasi linear horizontal, tetapi tidak memberikan informasi mengenai gerakan lurus yang berjalan konstan.c. SacculusSacculus adalah struktur seperti kantung yang terletak di dalam rongga tulang di antara kanalis semisirkularis dan koklea. Sacculus memiliki fungsi serupa dengan utrikulus, kecuali dia berespons secara selektif terhadap kemiringan kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya bangun dari tempat tidur) dan terhadap akselerasi atau deselerasi loner vertical (misalnya melompat atau berada dalam elevator).Fisiologi PendengaranGetaran suara ditangkap ol;eh telinga yang dialirkan ke telinga dan mengenai memberan timpani, sehingga memberan timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran yang berhhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan perilimfe dalam skala vestibui kemudian getaran diteruskan melalui Rissener yang mendorong endolimfe dan memberan basal ke arah bawah, perilimfe dalam skala timpani akan bergerak sehingga tingkap bundar (foramen rotundum) terdorong kearah luar.Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan ion Na menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang N.VIII yang kemudian neneruskan ransangan ke pusat sensori pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.Kelainan /Ganggaun Fisiologi Telinga 1. Tuli konduktifKarena kelainan ditelinga luaaar atau di telinga tengaha. Kelainan telingna luar yang menyebabkan tuli konduktif adalah astresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumsripta, osteoma liang teling.b. Kelainan telinga tengah yang menyebabkan tuli konduktif adalah tubakar/sumbatan tuba eustachius, dan dislokasi tulang pensdengaaran.2. Tuli perseptifDisebabkan oleh kerusakan koklea (N. audiotorius) atau kerusakan pada sirkuit system saraf pusat dari telinga. Orang tersebut mengalamipenurunan atau kehilangan kemampuan total untuk mendengar suara dan akan terjadi kelainan pada :a. Organo cortib. Saraf : N.coclearis dan N.vestibularaisc. Pusat pendengaran otak3. Tuli campuranTerjadi karena tuli konduksi yang pada pengobatannya tidak sempurna sehingga infeksi skunder (tuli persepsi juga)Kekurangan PendengaranYang dimaksud dengan kekurangan pendengaran adalah keadaan dimana seorang kurang dpat mendengar dan mengerti suara atau percakpan yang didengar untuk mendiagnosis kurang pendengaran. Sebagi dokter umum cukuplah memperhatikan keempat aspek penting berikuta ini : Penentuan pada penderita apakah ada kurang pendengaran atau tidak. Jenis kurang pendengaran Derajat kurang pendengaran Menentukan penyebab kurang pendengaran1. Penentuan pada penderita apakah ada KP atau tidak Dalam penentuan apakah ada KP atau tidak pada penderita hal penting yang harus diperhatiakan adalah umur prnderita. Respon manusia terhadap suara atau percakapan yang didengranya tergantung pada umur pertumbuhannya. Usia 6 tahun diambil sebagai batas, kurang dari 6 tahun respon anak terhadap suara atau percakapan berbeda-beda tergantung umurnya, sedangkan lebih dari 6 tahun respon anak terhadap suara atau percakapan yang didengar sama dengan orang dewasa karena luasnya aspek diagnostik KP. Pad kedua golongan umur tersbut, maka dalam makalah ini yang diuraikan hanya diagnosis KP pada anak-anak umur 6 tahun keatas dan dewasa. 2. Jenis KPJenis KP berdasarkan lokalisasi lesi :a. KP jenis hantaran Lokalisasi gangguan atau lesi terletak pada telinga luar dan atau telinga tengah.b. KP jenis sensorineuralLokalisasi gangguan atau lesi terletak pada telinga dalam (pada koklea dan N.VIII)c. KP jenis campuranLokalisasi gangguan atau lesi terletak pada telinga tengah dan telinga dalam.d. KP jenis sentralLokalisasi gangguan atau lesi terletak pada nucleus auditorius dibatang otak sampai dengan korteks otak.e. KP jenis fungsionalPada KP jenis ini tidak dijumpai adanya gangguan atau lesi organic pada system pendengaran baik perifer maupun sentral, melainkan berdadasarkan adanya masalah psikologis atau omosional.Untuk KP jenis sentral dan fungsional mengingat masih terbatasnya pengetahuan proses pendengara diwilayah trsebut, disamping masih belum banyak dikenal teknik uji pendengaran yang dapat dimanfaatkan untuk bahan diagnostik, maka pada makalah ini akan dibatasi pada diagnosis KP jenis hantaran sensorineural dan campuran saja.3. Menentukan penyebab KP Menetukan penyebab KP merupakan hal yang paling sukar diantara kempat batasan atau aspek tersebut diatas, untuk itu diperlukan :a. Anamnesis yang luas dan cermat tentang riwayat terjadinya KP tersebutb. Pemeriksaan umum dan khusus (telinga, hidung dan tenggorokan ) yang teliti.c. Pemeriksaan penunjang (bila diperlukan seperti foto laboratorium)Ada 4 cara yang dapat kita lakukan untuk mengetes fungsi pendengaran penderita, yaitu :a. Tes bisik b. Tes bisik modifikasi c. Tes garputala d. Pemeriksaan audiometriTes Fungsi Pendengaran Pemeriksaan audiometri Ketajaman pendengaran sering diukur dengan suatu audiometri. Alat ini menghasilkan nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerphon. Pada sestiap frekuensi ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang paling terpengaruh.Definisi Audiometri berasal dari kata audir dan metrios yang berarti mendengar dan mengukur (uji pendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran.Audiometri adalah subuah alat yang digunakan untuk mengtahui level pendengaran seseorang. Dengan bantuan sebuah alat yang disebut dengan audiometri, maka derajat ketajaman pendengaran seseorang da[at dinilai. Tes audiometri diperlukan bagi seseorang yang merasa memiliki gangguan pendengeran atau seseorang yag akan bekerja pada suatu bidang yang memerlukan ketajaman pendngaran.Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap suara, audiologis dan pasien yang kooperatif. Pemeriksaan standar yang dilakukan adalah :Audiometri nada murni Suatu sisitem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (dB). Bunyi yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing untuk menukur ketajaman pendengaran melalui hntaran udara dan hantran tulang pada tingkat intensitas nilai ambang, sehingga akan didapatkankurva hantaran tulang dan hantaran udara. Dengan membaca audiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan derajat kurang pendengaran seseorang. Gambaran audiogram rata-rata sejumlah orang yang berpendengaran normal dan berusia sekitar 20-29 tahun merupakan nilai ambang baku pendengaran untuk nada muri.Telinga manusia normal mampu mendengar suara dengan kisaran frekwuensi 20-20.000 Hz. Frekwensi dari 500-2000 Hz yang paling penting untuk memahami percakapan sehari-hari.

Tabel berikut memperlihatkan klasifikasi kehilangan pendengaranKehilangan dalam DesibelKlasifikasi

0-15Pendengaran normal

>15-25Kehilangan pendengaran kecil

>25-40Kehilangan pendengaran ringan

>40-55Kehilangan pendengaran sedang

>55-70Kehilangan pendenngaran sedang sampai berat

>70-90Kehilangan pendengaran berat

>90Kehilangan pendengaran berat sekali

Pemeriksaan ini menghasilkan grafik nilai ambang pendengaran psien pada stimulus nada murni. Nilai ambang diukur dengan frekuensi yang berbeda-beda. Secara kasar bahwa pendengaran yang normal grafik berada diatas. Grafiknya terdiri dari skala decibel, suara dipresentasikan dengan aerphon (air kondution) dan skala skull vibrator (bone conduction). Bila terjadi air bone gap maka mengindikasikan adanya CHL. Turunnya nilai ambang pendengaran oleh bone conduction menggambarkan SNHL. 2) Audiometri tuturAudiometri tutur adalah system uji pendengaran yang menggunakan kata-kata terpilih yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang telah dikaliberasi, untuk mrngukur beberapa aspek kemampuan pendengaran. Prinsip audiometri tutur hampir sama dengan audiometri nada murni, hanya disni sebagai alat uji pendengaran digunakan daftar kata terpuilih yang dituturkan pada penderita. Kata-kata tersebut dapat dituturkan langsung oleh pemeriksa melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian disalurkan melalui telepon kepala ke telinga yang diperiksa pendengarannya, atau kata-kata rekam lebih dahulu pada piringan hitam atau pita rekaman, kemudian baru diputar kembali dan disalurkan melalui audiometer tutur. Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas setip kata yang didengar, dan apabila kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena intensitasnya makin dilemahkan, pendengar diminta untuk mnebaknya. Pemeriksa mencatata presentase kata-kata yang ditirukan dengan benar dari tiap denah pada tiap intensitas. Hasil ini dapat digambarkan pada suatu diagram yang absisnya adalah intensitas suara kata-kata yang didengar, sedangkan ordinatnya adalah presentasi kata-kata yanag diturunkan dengan benar. Dari audiogram tutur dapat diketahui dua dimensi kemampuan pendengaran yaitu :a) Kemampuan pendengaran dalam menangkap 50% dari sejumlah kata-kata yang dituturkan pada suatu intensitas minimal dengan benar, yang lazimnya disebut persepsi tutur atau NPT, dan dinyatakan dengan satuan de-sibel (dB).b) Kemamuan maksimal perndengaran untuk mendiskriminasikan tiap satuan bunyi (fonem) dalam kata-kata yang dituturkan yang dinyatakan dengan nilai diskriminasi tutur atau NDT. Satuan pengukuran NDT itu adalah persentasi maksimal kata-kata yang ditirukan dengan benar, sedangkan intensitas suara barapa saja. Dengan demikian, berbeda dengan audiometri nada murni pada audiometri tutur intensitas pengukuran pendengaran tidak saja pada tingkat nilai ambang (NPT), tetapi juga jauh diatasnya.Audiometri tutur pada prinsipnya pasien disuruh mendengar kata-kata yang jelas artinya pada intensitas mana mulai terjadi gangguan sampai 50% tidak dapat menirukan kata-kata dengan tepat.Kriteria orang tuli : Ringan masih bisa mendengar pada intensitas 20-40 dB Sedang masih bisa mendengar pada intensitas 40-60 dB Berat sudah tidak dapat mendengar pada intensitas 60-80 dB Berat sekali tidak dapat mendengar pada intensitas >80 dBPada dasarnya tuli mengakibatkan gangguan komunikasi, apabila seseorang masih memiliki sisa pendengaran diharapkan dengan bantuan alat bantu dengar (ABD/hearing AID) suara yang ada diamplifikasi, dikeraskan oleh ABD sehingga bisa terdengar. Prinsipnya semua tes pendengaran agar akurat hasilnya, tetap harus pada ruang kedap suara minimal sunyi. Karena kita memberikan tes paa frekuensi tertetu dengan intensitas lemah, kalau ada gangguan suara pasti akan mengganggu penilaian. Pada audiometri tutur, memng kata-kata tertentu dengan vocal dan konsonan tertentu yang dipaparkan kependrita. Intensitas pad pemerriksaan audiomatri bisa dimulai dari 20 dB bila tidak mendengar 40 dB dan seterusnya, bila mendengar intensitas bisa diturunkan 0 dB, berarti pendengaran baik. Tes sebelum dilakukan audiometri tentu saja perlu pemeriksaan telinga : apakah congok atau tidak (ada cairan dalam telinga), apakah ada kotoran telinga (serumen), apakah ada lubang gendang telinga, untuk menentukan penyabab kurang pendengaran.b. Manfaat audiometri1) Untuk kedokteran klinik, khususnya penyakit telinga 2) Untuk kedokteran klinik Kehakiman,tuntutan ganti rugi 3) Untuk kedokteran klinik Pencegahan, deteksi ktulian pada anak-anak c. Tujuan Ada empat tujuan (Davis, 1978) :1) Mediagnostik penyakit telinga2) Mengukur kemampuan pendengaran dalam menagkap percakpan sehari-hari, atau dengan kata lain validitas sosial pendengaran : untuk tugas dan pekerjaan, apakah butuh alat pembantu mendengar atau pndidikan khusus, ganti rugi (misalnya dalam bidang kedokteran kehkiman dan asuransi).3) Skrinig anak balita dan SD4) Memonitor untuk pekerja-pekerja dinetpat bising.1. Test RinneTujuan melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien. Ada 2 macam tes rinne , yaitu :a. Garputal 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnyab. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne : 1) Normal : tes rinne positif 2) Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui tulang lebih lama)3) Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :a) Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi getaran garpu tala.b) Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau tidak (tes rinne: +/-)c) Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan tuli persepsi pada posisi I yang mendengar justru telinga kiri yang normal sehingga mula-mula timbul. Kesalahan pemeriksaan pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien. Kesalah dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak tegak lurus, tangkai garputala mengenai rambut pasien dan kaki garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal.Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garputala saat kita menempatkan garputala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala sudah berhenti saat kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus. 2. Test WeberTujuan kita melakukan tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien. Cara kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua pasien sama-sama tidak mendengar atau sam-sama mendengaar maka berarti tidak ada lateralisasi.Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan terdengar diseluruh bagian kepala. Pada keadaan ptologis pada MAE atau cavum timpani missal:otitis media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam cavum timpani ini akan bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah kanan.Interpretasi:a. Bila pendengar mendengar lebih keras pada sisi di sebelah kanan disebut lateralisai ke kanan, disebut normal bila antara sisi kanan dan kiri sama kerasnya.b. Pada lateralisai ke kanan terdapat kemungkinannya:1) Tuli konduksi sebelah kanan, missal adanya ototis media disebelah kanan.2) Tuli konduksi pada kedua telinga, tetapi gangguannya pada telinga kanan ebih hebat.3) Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran ke sebelah kiri terganggu, maka di dengar sebelah kanan.4) Tuli persepsi pada kedua teling, tetapi sebelah kiri lebih hebaaaat dari pada sebelah kanan.5) Tuli persepsi telinga dan tuli konduksi sebelah kana jarang terdapat.3. Test SwabachTujuan :Membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal) dengan probandus.Dasar :Gelombang-gelombang dalam endolymphe dapat ditimbulkan oleh :Getaran yang datang melalui udara. Getaran yang datang melalui tengkorak, khususnya osteo temporaleCara Kerja : Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala probandus. Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak mendengar suara garputala lagi. Pada saat garputala tidak mendengar suara garputala, maka penguji akan segera memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman pendengarannya (pembanding). Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan mendengar suara, atau tidak mendengar suara.3.1 Struktur dan Anatomi TelingaTelinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga bagian dalam.

Gambar 3.1 Anatomi telinga manusiacopied and modified from HERE(http://www.britannica.com/EBchecked/topic-art/175622/530/Structure-of-the-human-ear)

a. Telinga luar (outer ear)

Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran telinga. Rangka daun telinga ini terdiri dari tulang rawan elastis yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara menuju saluran telinga luar. Panjang saluran telinga luar ini 2,5 cm. Saluran ini memiliki sejenis kelenjar sebaceae (sejenis minyak) yang menghasilkan kotoran teling (cerumen). Cerumen dan rambut telinga ini dapat mencegah masuknya benda asing ke dalam telinga.

b. Telinga tengah (middle ear)

Telinga bagian tengah ini dibatasi dan dimulai dari membran timpani (gendang telinga) yang didalamnya terdapat rongga kecil berisi udara yang terdiri atas tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas maleus (martil), inkus (landasan) dan stapes (sanggurdi). Pada bagian telinga tengah ini juga terdapat saluran eustacius yang menghubungkan telinga bagian tengah dengan faring. Antara telinga bagian dalam dan telinga bagian tengah dibatasi oleh tingkap oval (fenestra ovalis) dan tingkap bulat (venestra rotundra).

c. Telinga dalam (inner ear)

Bagian dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri atas koklea (rumah siput) dan organ keseimbangan yang terdiri atas kanalis semi sirkularis, sakulus dan ultrikulus.Koklea ini terdiri atas dua ruangan atau saluran, canal vestibulat bagian atas dan canal timpanik pada bagian bawah. Kedua ruangan tersebut berisikan cairan perilimfe dan dibatasi oleh duktus koklea. Sedangkan duktus koklea berisikan cairan endolimfe. Pada bagain dasar duktus koklea ini lah terdapat reseptor pendengaran yang disebut dengan organ corti.