Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal
suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi
tubuh. Telinga pada hewan vertebrata memiliki dasar yang sama dari
ikan sampai manusia, dengan beberapa variasi sesuai dengan fungsi
dan spesies.Setiap vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu
sama lainnya terletak simetris pada bagian yang berlawanan di
kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara.Suara
adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda
lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi
suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan
sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui
saraf yang menyambungkan telinga dan otak (nervus
vestibulokoklearis).Bagian telingaTelinga terdiri dari tiga bagian:
telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.[sunting] Telinga
luarBagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar
terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga
luar. Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga
atau meatus auditorius eksternus, dan gendang telinga atau membran
timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu mengarahkan
suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga.
Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk
menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran
ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit
tipis.Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan
zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya
bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki
rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan
suara ke telinga dalam.Peradangan pada bagian telinga ini disebut
sebagai otitis Eksterna. Hal ini biasanya terjadi karena kebiasaan
mengorek telinga & akan menjadi masalah bagi penderita diabetes
mellitus (DM/sakit gula)[sunting] Telinga luar dan
kebudayaanWalaupun bagian daun telinga tidak begitu penting, bagian
ini sering digunakan untuk memperbaiki tampilan wajah. Dalam
masyarakat Barat, telinga yang terlalu besar dan terlihat tidak
simetris akan memperburuk penampilan. Bedah pertama untuk mengatasi
hal ini dipublikasikan pada 1881.
Tindik telinga.Telinga juga menjadi tempat perhiasan selama
ribuan tahun, terutama dengan menindik telinga. Dalam beberapa
kebudayaan, perhiasan tersebut ditempatkan untuk menarik dan
memperbesar daun telinga. Kebudayaan ini masih ditemukan di
Indonesia, yakni pada suku Dayak di Kalimantan.[sunting] Telinga
tengahTelinga tengah meliputi gendang telinga, 3 tulang pendengaran
(martil atau malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau
stapes). Saluran Eustachius juga berada di telinga tengah.Getaran
suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang
pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan
getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan
tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah
siput.Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan
saluran pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak
seperti pada bagian luar, udara pada telinga tengah tidak
berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachius
menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam
keadaan biasa, hubungan saluran Eustachius dan telinga tengah
tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap. Hal ini
menjelaskan mengapa penumpang pesawat terbang merasa 'tuli
sementara' saat lepas landas. Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan
tekanan antara udara sekitar. Tekanan udara di sekitar telah turun,
sedangkan di telinga tengah merupakan tekanan udara daratan.
Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme mengunyah sesuatu atau
menguap.Peradangan atau infeksi pada bagian telinga ini disebut
sebagai Otitis Media[sunting] Telinga dalam[sunting]
Pendengaran
Potongan melintang koklea. Endolimfe terdapat di skala media -
daerah hijau terang pada tengah diagram.Telinga dalam terdiri dari
labirin osea (labirin tulang), sebuah rangkaian rongga pada tulang
pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe &
labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan
endolimfe.Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput.
Penampang melintang koklea trdiri aras tiga bagian yaitu skala
vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dasar dari skala
vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui jendela
berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani
berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.Bagian atas
skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran
Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas
membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah
getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut
dan sel penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial
yang terdiri dari gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan
dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf
vestibulokoklearis.[sunting] Organ KeseimbanganSelain bagian
pendengaran, bagian telinga dalam terdapat Indra Pengatur
Keseimbangan atau organ Vestibular. Bagian ini secara struktural
terletak di belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan
sakulus serta tiga saluran setengah lingkaran atau Saluran Gelung
atau semisirkular. Kelima bagian ini berfungsi mengatur
keseimbangan Tubuh dan memiliki sel rambut yang akan dihubungkan
dengan bagian keseimbangan dari saraf Pendengaran.Audiometri Nada
Murni & Audiometri Tutur
Audiometri nada murni adalah tes dasar untuk mengetahui ada
tidaknya gangguan pendengaran. Selama tes, orang yang dites akan
mendengar nada murni yang diberikan pada frekwensi yang berbeda
melalui sebuah headphone atau ear phone. Intensitas nada
berangsur-angsur dikurangi sampai ambang dengar, titik dimana suara
terkecil yang dapat didengar akan diketahui. Hasilnya ditunjukkan
dalam desibel (dB) dan dimasukkan ke bentuk audiogram. Pada
audiometric tutur dites seberapa banyak kemampuan mengerti
percakapan pada intensitas yang berbeda. Tes terdiri dari sejumlah
kata-kata tertentu yang diberikan melalui headphone atau pengeras
suara free field. Kata-kata tersebut harus diulangi oleh orang yang
dites. Setelah selesai, persentase berapa kata yang dapat diulang
dengan benar dapat diketahui. Tes speech dapat digunakan untuk
tujuan yang bervariasi: mengevaluasi seberapa besar sisa kemampuan
mengerti percakapan tanpa menggunakan alat bantu dengar,
memprediksi dan mengevaluasi peningkatan kemampuan mendengar dengan
alat bantu dengar dan membandingkan kemampuan dengan penggunaan
alat bantu dengar yang berbeda.
Pemeriksaan Audiometri, Rinne, Weber test dan Scwabach test
LATAR BELAKANGSuara adalah sensasi yang timbul apabila getaran
longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu masa pemadatan
dan pelonggaran molekul yang terjadi berselang seling mengenai
memberan timpani. Plot gerakan-gerakan ini sebagai perubahan
tekanan di memberan timpani persatuan waktu adalah satuan
gelombang, dan gerakan semacam itu dalam lingukangan secara umum
disebut gelombang suara.Secara umum kekerasan suara berkaitan
dengan amplitudo gelombang suara dan nada berkaitan dengan
prekuensi (jumlah gelombang persatuan waktu). Semakin besar suara
semakin besar amplitudo, semakin tinggi frekuensi dan semakin
tinggi nada. Namun nada juga ditentukan oleh factor - faktor lain
yang belum sepenuhnya dipahami selain frekuensi dan frekuensi
mempengaruhi kekerasan, karena ambang pendengaran lebih rendah pada
frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain. Gelombang suara
memiliki pola berulang, walaupun masing - masing gelombang bersifat
kompleks, didengar sebagai suara musik, getaran apriodik yang tidak
berulang menyebabakan sensasi bising. Sebagian dari suara musik
bersala dari gelombang dan frekuensi primer yang menentukan suara
ditambah sejumla getaran harmonik yang menyebabkan suara memiliki
timbre yang khas. Variasi timbre mempengaruhi mengetahhi suara
berbagai alat musik walaupun alat tersebut memberikan nada yang
sama. (William F.Gannong, 1998)Telah diketahui bahwa adanya suatu
suara akan menurunkan kemampuan seseorang mendengar suara lain.
Fenomena ini dikenal sebagai masking (penyamaran). Fenomena ini
diperkirakan disebabkan oleh refrakter relative atau absolute pada
reseptor dan urat saraf pada saraf audiotik yang sebelumnya
teransang oleh ransangan lain. Tingkat suatu suara menutupi suara
lain berkaitan dengan nadanya. Kecuali pada lingkungan yang sangat
kedap suara, Efek penyamaran suara lata akan meningkatan ambang
pendengaran dengan besar yang tertentu dan dapat diukir.Penyaluran
suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di
lingkungan eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran
Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran
menjadi gerakan-gerakan lempeng kaki stapes. Gerakan ini
menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang
pada organ Corti menimbulkan potensial aksidi serat-serat saraf.
(William F.Gannom,1998)Anatomi system pendengaran
(Telinga)Merupakan organ pendengaran dan keseimbangan.Terdiri dari
telinga luar, tengah dan dalam. Telinga manusia menerima dan
mentransmisikan gelombang bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan
di analisa dan di intrepretasikan. Cara paling mudah untuk
menggambarkan fungsi dari telinga adalah dengan menggambarkan cara
bunyi dibawa dari permulaan sampai akhir dari setiap bagian-bagian
telinga yang berbeda.Telinga mempunyai resptor bagi 2 modalitas
reseptor sensorik :Pendengaran (N. Coclearis)Telinga dibagi menjadi
3 bagian :Telinga luarAuriculaMengumpulkan suara yang
diterimaMeatus Acusticus EksternusMenyalurkan atau meneruskan suara
ke kanalis auditorius eksternaCanalis Auditorius
EksternusMeneruskan suara ke memberan timpaniMembran timpaniSebagai
resonator mengubah gelombang udara menjadi gelombang mekanik
Telinga tengah
Telinga tengah adalah ruang berisi udara yang menghubungkan
rongga hidung dan tenggorokan dihubungkan melalui tuba eustachius,
yang fungsinya menyamakan tekanan udara pada kedua sisi gendang
telinga. Tuba eustachius lazimnya dalam keadaan tertutup akan
tetapi dapat terbuka secara alami ketika anda menelan dan menguap.
Setelah sampai pada gendang telinga, gelombang suara akan
menyebabkan bergetarnya gendang telinga, lalu dengan perlahan
disalurkan pada rangkaian tulang-tulang pendengaran. Tulang-tulang
yang saling berhubungan ini - sering disebut " martil, landasan,
dan sanggurdi"- secara mekanik menghubungkan gendang telinga dengan
"tingkap lonjong" di telinga dalam. Pergerakan dari oval window
(tingkap lonjong) menyalurkan tekanan gelombang dari bunyi kedalam
telinga dalam. Telinga tengah terdiri dari :Tuba auditorius
(eustachius)Penghubung faring dan cavum naso faringuntuk :Proteksi:
melindungi ndari kumanDrainase: mengeluarkan cairan.Aerufungsi:
menyamakan tekanan luar dan dalam.Tuba pendengaran (maleus, inkus,
dan stapes)Memperkuat gerakan mekanik dan memberan timpani untuk
diteruskan ke foramen ovale pada koklea sehingga perlimife pada
skala vestibule akan berkembang.Telinga Dalam Telinga dalam terdiri
dari :KokleaSkala vestibule: mengandung perlimfeSkala media:
mengandung endolimfeSkala timani: mengandung perlimfeOrgano
cortiMemngandung sel-sel rambut yang merupakan resseptor
pendengaran di memberan basilaris.Telinga dalam dipenuhi oleh
cairan dan terdiri dari "cochlea" berbentuk spiral yang disebut
rumah siput. Sepanjang jalur rumah siput terdiri dari 20.000
sel-sel rambut yang mengubah getaran suara menjadi getaran-getaran
saraf yang akan dikirim ke otak. Di otak getaran tersebut akan di
intrepertasi sebagai makna suatu bunyi. Hampir 90% kasus gangguan
pendengaran disebabkan oleh rusak atau lemahnya sel-sel rambut
telinga dalam secara perlahan. Hal ini dikarenakan pertambahan usia
atau terpapar bising yang keras secara terus menerus. Gangguan
pendengaran yang diseperti ini biasa disebut dengan sensorineural
atau perseptif. Hal ini dikarenakan otak tidak dapat menerima semua
suara dan frekuensi yang diperlukan untuk - sebagai contoh mengerti
percakapan. Efeknya hampir selalu sama, menjadi lebih sulit
membedakan atau memilah pembicaraan pada kondisi bising.
Suara-suara nada tinggi tertentu seperti kicauan burung menghilang
bersamaan, orang-orang terlihat hanya seperti berguman dan anda
sering meminta mereka untuk mengulangi apa yang mereka katakan. Hal
ini dikarenakan otak tidak dapat menerima semua suara dan frekuensi
yang diperlukan untuk sebagai contoh mengerti percakapan. Contoh
kecil seperti menghilangkan semua nada tinggi pada piano dan
meminta seseorang untuk memainkan sebuah melodi yang terkenal.
Dengan hanya 6 atau 7 nada yang salah, melodi akan sulit untuk
dikenali dan suaranya tidak benar secara keseluruhan. Sekali
sel-sel rambut telinga dalam mengalami kerusakan, tidak ada cara
apapun yang dapat memperbaikinya. Sebuah alat bantu dengar akan
dapat membantu menambah kemampuan mendengar anda. Andapun dapat
membantu untuk menjaga agar selanjutnya tidak menjadi lebih buruk
dari keadaan saat ini dengan menghindari sering terpapar oleh
bising yang keras.
Keseimbangan (N. Vestibularis)a. Canalis SemisirkularisCanalis
semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselarisasi anguler atau
rotasional kepala, misalnya ketika memulai atau berhenti berputar,
berjungkir balik, atau memutar kepala. Tiap tiap telinga memiliki
tiga kanalis semesirkularis yang tegak lurus satu sama lain. b.
UtrikulusUtrikulus adalah struktur seperti kantung yang terletak di
dalam rongga tulang di antara kanalis semisirkularis dan koklea.
Rambutrambut pada sel rambut asertif di organ ini menonjol ke dalam
suatu lembar gelatinosa di atasnya, yang gerakannya menyebabkan
perubahan posisi rambut serta menimbulkan perubahan potensial di
sel rambut.Sel-sel rambut utrikulus mendeteksi akselerasi atau
deselerasi linear horizontal, tetapi tidak memberikan informasi
mengenai gerakan lurus yang berjalan konstan.c. SacculusSacculus
adalah struktur seperti kantung yang terletak di dalam rongga
tulang di antara kanalis semisirkularis dan koklea. Sacculus
memiliki fungsi serupa dengan utrikulus, kecuali dia berespons
secara selektif terhadap kemiringan kepala menjauhi posisi
horizontal (misalnya bangun dari tempat tidur) dan terhadap
akselerasi atau deselerasi loner vertical (misalnya melompat atau
berada dalam elevator).Fisiologi PendengaranGetaran suara ditangkap
ol;eh telinga yang dialirkan ke telinga dan mengenai memberan
timpani, sehingga memberan timpani bergetar. Getaran ini diteruskan
ke tulang-tulang pendengaran yang berhhubungan satu sama lain.
Selanjutnya stapes menggerakkan perilimfe dalam skala vestibui
kemudian getaran diteruskan melalui Rissener yang mendorong
endolimfe dan memberan basal ke arah bawah, perilimfe dalam skala
timpani akan bergerak sehingga tingkap bundar (foramen rotundum)
terdorong kearah luar.Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya
perbedaan ion kalium dan ion Na menjadi aliran listrik yang
diteruskan ke cabang N.VIII yang kemudian neneruskan ransangan ke
pusat sensori pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di
lobus temporalis.Kelainan /Ganggaun Fisiologi Telinga 1. Tuli
konduktifKarena kelainan ditelinga luaaar atau di telinga tengaha.
Kelainan telingna luar yang menyebabkan tuli konduktif adalah
astresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna
sirkumsripta, osteoma liang teling.b. Kelainan telinga tengah yang
menyebabkan tuli konduktif adalah tubakar/sumbatan tuba eustachius,
dan dislokasi tulang pensdengaaran.2. Tuli perseptifDisebabkan oleh
kerusakan koklea (N. audiotorius) atau kerusakan pada sirkuit
system saraf pusat dari telinga. Orang tersebut mengalamipenurunan
atau kehilangan kemampuan total untuk mendengar suara dan akan
terjadi kelainan pada :a. Organo cortib. Saraf : N.coclearis dan
N.vestibularaisc. Pusat pendengaran otak3. Tuli campuranTerjadi
karena tuli konduksi yang pada pengobatannya tidak sempurna
sehingga infeksi skunder (tuli persepsi juga)Kekurangan
PendengaranYang dimaksud dengan kekurangan pendengaran adalah
keadaan dimana seorang kurang dpat mendengar dan mengerti suara
atau percakpan yang didengar untuk mendiagnosis kurang pendengaran.
Sebagi dokter umum cukuplah memperhatikan keempat aspek penting
berikuta ini : Penentuan pada penderita apakah ada kurang
pendengaran atau tidak. Jenis kurang pendengaran Derajat kurang
pendengaran Menentukan penyebab kurang pendengaran1. Penentuan pada
penderita apakah ada KP atau tidak Dalam penentuan apakah ada KP
atau tidak pada penderita hal penting yang harus diperhatiakan
adalah umur prnderita. Respon manusia terhadap suara atau
percakapan yang didengranya tergantung pada umur pertumbuhannya.
Usia 6 tahun diambil sebagai batas, kurang dari 6 tahun respon anak
terhadap suara atau percakapan berbeda-beda tergantung umurnya,
sedangkan lebih dari 6 tahun respon anak terhadap suara atau
percakapan yang didengar sama dengan orang dewasa karena luasnya
aspek diagnostik KP. Pad kedua golongan umur tersbut, maka dalam
makalah ini yang diuraikan hanya diagnosis KP pada anak-anak umur 6
tahun keatas dan dewasa. 2. Jenis KPJenis KP berdasarkan lokalisasi
lesi :a. KP jenis hantaran Lokalisasi gangguan atau lesi terletak
pada telinga luar dan atau telinga tengah.b. KP jenis
sensorineuralLokalisasi gangguan atau lesi terletak pada telinga
dalam (pada koklea dan N.VIII)c. KP jenis campuranLokalisasi
gangguan atau lesi terletak pada telinga tengah dan telinga
dalam.d. KP jenis sentralLokalisasi gangguan atau lesi terletak
pada nucleus auditorius dibatang otak sampai dengan korteks otak.e.
KP jenis fungsionalPada KP jenis ini tidak dijumpai adanya gangguan
atau lesi organic pada system pendengaran baik perifer maupun
sentral, melainkan berdadasarkan adanya masalah psikologis atau
omosional.Untuk KP jenis sentral dan fungsional mengingat masih
terbatasnya pengetahuan proses pendengara diwilayah trsebut,
disamping masih belum banyak dikenal teknik uji pendengaran yang
dapat dimanfaatkan untuk bahan diagnostik, maka pada makalah ini
akan dibatasi pada diagnosis KP jenis hantaran sensorineural dan
campuran saja.3. Menentukan penyebab KP Menetukan penyebab KP
merupakan hal yang paling sukar diantara kempat batasan atau aspek
tersebut diatas, untuk itu diperlukan :a. Anamnesis yang luas dan
cermat tentang riwayat terjadinya KP tersebutb. Pemeriksaan umum
dan khusus (telinga, hidung dan tenggorokan ) yang teliti.c.
Pemeriksaan penunjang (bila diperlukan seperti foto
laboratorium)Ada 4 cara yang dapat kita lakukan untuk mengetes
fungsi pendengaran penderita, yaitu :a. Tes bisik b. Tes bisik
modifikasi c. Tes garputala d. Pemeriksaan audiometriTes Fungsi
Pendengaran Pemeriksaan audiometri Ketajaman pendengaran sering
diukur dengan suatu audiometri. Alat ini menghasilkan nada-nada
murni dengan frekuensi melalui aerphon. Pada sestiap frekuensi
ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik
sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Hal ini menghasilkan
pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang
nada yang paling terpengaruh.Definisi Audiometri berasal dari kata
audir dan metrios yang berarti mendengar dan mengukur (uji
pendengaran). Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur
ketajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk
menentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan
pendengaran.Audiometri adalah subuah alat yang digunakan untuk
mengtahui level pendengaran seseorang. Dengan bantuan sebuah alat
yang disebut dengan audiometri, maka derajat ketajaman pendengaran
seseorang da[at dinilai. Tes audiometri diperlukan bagi seseorang
yang merasa memiliki gangguan pendengeran atau seseorang yag akan
bekerja pada suatu bidang yang memerlukan ketajaman
pendngaran.Pemeriksaan audiometri memerlukan audiometri ruang kedap
suara, audiologis dan pasien yang kooperatif. Pemeriksaan standar
yang dilakukan adalah :Audiometri nada murni Suatu sisitem uji
pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan
bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000,
4000-8000 dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (dB). Bunyi
yang dihasilkan disalurkan melalui telepon kepala dan vibrator
tulang ketelinga orang yang diperiksa pendengarannya. Masing-masing
untuk menukur ketajaman pendengaran melalui hntaran udara dan
hantran tulang pada tingkat intensitas nilai ambang, sehingga akan
didapatkankurva hantaran tulang dan hantaran udara. Dengan membaca
audiogram ini kita dapat mengtahui jenis dan derajat kurang
pendengaran seseorang. Gambaran audiogram rata-rata sejumlah orang
yang berpendengaran normal dan berusia sekitar 20-29 tahun
merupakan nilai ambang baku pendengaran untuk nada muri.Telinga
manusia normal mampu mendengar suara dengan kisaran frekwuensi
20-20.000 Hz. Frekwensi dari 500-2000 Hz yang paling penting untuk
memahami percakapan sehari-hari.
Tabel berikut memperlihatkan klasifikasi kehilangan
pendengaranKehilangan dalam DesibelKlasifikasi
0-15Pendengaran normal
>15-25Kehilangan pendengaran kecil
>25-40Kehilangan pendengaran ringan
>40-55Kehilangan pendengaran sedang
>55-70Kehilangan pendenngaran sedang sampai berat
>70-90Kehilangan pendengaran berat
>90Kehilangan pendengaran berat sekali
Pemeriksaan ini menghasilkan grafik nilai ambang pendengaran
psien pada stimulus nada murni. Nilai ambang diukur dengan
frekuensi yang berbeda-beda. Secara kasar bahwa pendengaran yang
normal grafik berada diatas. Grafiknya terdiri dari skala decibel,
suara dipresentasikan dengan aerphon (air kondution) dan skala
skull vibrator (bone conduction). Bila terjadi air bone gap maka
mengindikasikan adanya CHL. Turunnya nilai ambang pendengaran oleh
bone conduction menggambarkan SNHL. 2) Audiometri tuturAudiometri
tutur adalah system uji pendengaran yang menggunakan kata-kata
terpilih yang telah dibakukan, dituturkan melalui suatu alat yang
telah dikaliberasi, untuk mrngukur beberapa aspek kemampuan
pendengaran. Prinsip audiometri tutur hampir sama dengan audiometri
nada murni, hanya disni sebagai alat uji pendengaran digunakan
daftar kata terpuilih yang dituturkan pada penderita. Kata-kata
tersebut dapat dituturkan langsung oleh pemeriksa melalui mikropon
yang dihubungkan dengan audiometri tutur, kemudian disalurkan
melalui telepon kepala ke telinga yang diperiksa pendengarannya,
atau kata-kata rekam lebih dahulu pada piringan hitam atau pita
rekaman, kemudian baru diputar kembali dan disalurkan melalui
audiometer tutur. Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas
setip kata yang didengar, dan apabila kata-kata yang didengar makin
tidak jelas karena intensitasnya makin dilemahkan, pendengar
diminta untuk mnebaknya. Pemeriksa mencatata presentase kata-kata
yang ditirukan dengan benar dari tiap denah pada tiap intensitas.
Hasil ini dapat digambarkan pada suatu diagram yang absisnya adalah
intensitas suara kata-kata yang didengar, sedangkan ordinatnya
adalah presentasi kata-kata yanag diturunkan dengan benar. Dari
audiogram tutur dapat diketahui dua dimensi kemampuan pendengaran
yaitu :a) Kemampuan pendengaran dalam menangkap 50% dari sejumlah
kata-kata yang dituturkan pada suatu intensitas minimal dengan
benar, yang lazimnya disebut persepsi tutur atau NPT, dan
dinyatakan dengan satuan de-sibel (dB).b) Kemamuan maksimal
perndengaran untuk mendiskriminasikan tiap satuan bunyi (fonem)
dalam kata-kata yang dituturkan yang dinyatakan dengan nilai
diskriminasi tutur atau NDT. Satuan pengukuran NDT itu adalah
persentasi maksimal kata-kata yang ditirukan dengan benar,
sedangkan intensitas suara barapa saja. Dengan demikian, berbeda
dengan audiometri nada murni pada audiometri tutur intensitas
pengukuran pendengaran tidak saja pada tingkat nilai ambang (NPT),
tetapi juga jauh diatasnya.Audiometri tutur pada prinsipnya pasien
disuruh mendengar kata-kata yang jelas artinya pada intensitas mana
mulai terjadi gangguan sampai 50% tidak dapat menirukan kata-kata
dengan tepat.Kriteria orang tuli : Ringan masih bisa mendengar pada
intensitas 20-40 dB Sedang masih bisa mendengar pada intensitas
40-60 dB Berat sudah tidak dapat mendengar pada intensitas 60-80 dB
Berat sekali tidak dapat mendengar pada intensitas >80 dBPada
dasarnya tuli mengakibatkan gangguan komunikasi, apabila seseorang
masih memiliki sisa pendengaran diharapkan dengan bantuan alat
bantu dengar (ABD/hearing AID) suara yang ada diamplifikasi,
dikeraskan oleh ABD sehingga bisa terdengar. Prinsipnya semua tes
pendengaran agar akurat hasilnya, tetap harus pada ruang kedap
suara minimal sunyi. Karena kita memberikan tes paa frekuensi
tertetu dengan intensitas lemah, kalau ada gangguan suara pasti
akan mengganggu penilaian. Pada audiometri tutur, memng kata-kata
tertentu dengan vocal dan konsonan tertentu yang dipaparkan
kependrita. Intensitas pad pemerriksaan audiomatri bisa dimulai
dari 20 dB bila tidak mendengar 40 dB dan seterusnya, bila
mendengar intensitas bisa diturunkan 0 dB, berarti pendengaran
baik. Tes sebelum dilakukan audiometri tentu saja perlu pemeriksaan
telinga : apakah congok atau tidak (ada cairan dalam telinga),
apakah ada kotoran telinga (serumen), apakah ada lubang gendang
telinga, untuk menentukan penyabab kurang pendengaran.b. Manfaat
audiometri1) Untuk kedokteran klinik, khususnya penyakit telinga 2)
Untuk kedokteran klinik Kehakiman,tuntutan ganti rugi 3) Untuk
kedokteran klinik Pencegahan, deteksi ktulian pada anak-anak c.
Tujuan Ada empat tujuan (Davis, 1978) :1) Mediagnostik penyakit
telinga2) Mengukur kemampuan pendengaran dalam menagkap percakpan
sehari-hari, atau dengan kata lain validitas sosial pendengaran :
untuk tugas dan pekerjaan, apakah butuh alat pembantu mendengar
atau pndidikan khusus, ganti rugi (misalnya dalam bidang kedokteran
kehkiman dan asuransi).3) Skrinig anak balita dan SD4) Memonitor
untuk pekerja-pekerja dinetpat bising.1. Test RinneTujuan melakukan
tes Rinne adalah untuk membandingkan atara hantaran tulang dengan
hantaran udara pada satu telinga pasien. Ada 2 macam tes rinne ,
yaitu :a. Garputal 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu
menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien
(belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak
mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus
akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih
dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien tidak
dapat mendengarnyab. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak
lalu menempatkan tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid
pasien. Segera pindahkan garputala didepan meatus akustikus
eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala
didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari pada dibelakang
meatus skustikus eksternus (planum mastoid). Tes rinne positif jika
pasien mendengar didepan maetus akustikus eksternus lebih keras.
Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien mendengar didepan meatus
akustikus eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.Ada 3
interpretasi dari hasil tes rinne : 1) Normal : tes rinne positif
2) Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui
tulang lebih lama)3) Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :a) Bila
pada posisi II penderita masih mendengar bunyi getaran garpu
tala.b) Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau tidak
(tes rinne: +/-)c) Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga
kanan tuli persepsi pada posisi I yang mendengar justru telinga
kiri yang normal sehingga mula-mula timbul. Kesalahan pemeriksaan
pada tes rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun
pasien. Kesalah dari pemeriksa misalnya meletakkan garputala tidak
tegak lurus, tangkai garputala mengenai rambut pasien dan kaki
garputala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan
lemak planum mastoid pasien tebal.Kesalahan dari pasien misalnya
pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar
bunyi garputala saat kita menempatkan garputala di planum mastoid
pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garputala sudah berhenti saat
kita memindahkan garputala kedepan meatus akustukus eksternus. 2.
Test WeberTujuan kita melakukan tes weber adalah untuk
membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien. Cara
kita melakukan tes weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu
tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis horizontal. Menurut
pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras.
Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga
maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua
pasien sama-sama tidak mendengar atau sam-sama mendengaar maka
berarti tidak ada lateralisasi.Getaran melalui tulang akan
dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan terdengar
diseluruh bagian kepala. Pada keadaan ptologis pada MAE atau cavum
timpani missal:otitis media purulenta pada telinga kanan. Juga
adanya cairan atau pus di dalam cavum timpani ini akan bergetar,
biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah
kanan.Interpretasi:a. Bila pendengar mendengar lebih keras pada
sisi di sebelah kanan disebut lateralisai ke kanan, disebut normal
bila antara sisi kanan dan kiri sama kerasnya.b. Pada lateralisai
ke kanan terdapat kemungkinannya:1) Tuli konduksi sebelah kanan,
missal adanya ototis media disebelah kanan.2) Tuli konduksi pada
kedua telinga, tetapi gangguannya pada telinga kanan ebih hebat.3)
Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran ke sebelah kiri
terganggu, maka di dengar sebelah kanan.4) Tuli persepsi pada kedua
teling, tetapi sebelah kiri lebih hebaaaat dari pada sebelah
kanan.5) Tuli persepsi telinga dan tuli konduksi sebelah kana
jarang terdapat.3. Test SwabachTujuan :Membandingkan daya transport
melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal) dengan
probandus.Dasar :Gelombang-gelombang dalam endolymphe dapat
ditimbulkan oleh :Getaran yang datang melalui udara. Getaran yang
datang melalui tengkorak, khususnya osteo temporaleCara Kerja :
Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada
puncak kepala probandus. Probandus akan mendengar suara garputala
itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak mendengar suara
garputala lagi. Pada saat garputala tidak mendengar suara
garputala, maka penguji akan segera memindahkan garputala itu, ke
puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman pendengarannya
(pembanding). Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan
mendengar suara, atau tidak mendengar suara.3.1 Struktur dan
Anatomi TelingaTelinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu
telinga luar, telinga tengah dan telinga bagian dalam.
Gambar 3.1 Anatomi telinga manusiacopied and modified from
HERE(http://www.britannica.com/EBchecked/topic-art/175622/530/Structure-of-the-human-ear)
a. Telinga luar (outer ear)
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga dan saluran
telinga. Rangka daun telinga ini terdiri dari tulang rawan elastis
yang berfungsi untuk mengumpulkan getaran suara menuju saluran
telinga luar. Panjang saluran telinga luar ini 2,5 cm. Saluran ini
memiliki sejenis kelenjar sebaceae (sejenis minyak) yang
menghasilkan kotoran teling (cerumen). Cerumen dan rambut telinga
ini dapat mencegah masuknya benda asing ke dalam telinga.
b. Telinga tengah (middle ear)
Telinga bagian tengah ini dibatasi dan dimulai dari membran
timpani (gendang telinga) yang didalamnya terdapat rongga kecil
berisi udara yang terdiri atas tulang-tulang pendengaran yang
terdiri atas maleus (martil), inkus (landasan) dan stapes
(sanggurdi). Pada bagian telinga tengah ini juga terdapat saluran
eustacius yang menghubungkan telinga bagian tengah dengan faring.
Antara telinga bagian dalam dan telinga bagian tengah dibatasi oleh
tingkap oval (fenestra ovalis) dan tingkap bulat (venestra
rotundra).
c. Telinga dalam (inner ear)
Bagian dalam telinga ini terdapat organ pendengaran yang terdiri
atas koklea (rumah siput) dan organ keseimbangan yang terdiri atas
kanalis semi sirkularis, sakulus dan ultrikulus.Koklea ini terdiri
atas dua ruangan atau saluran, canal vestibulat bagian atas dan
canal timpanik pada bagian bawah. Kedua ruangan tersebut berisikan
cairan perilimfe dan dibatasi oleh duktus koklea. Sedangkan duktus
koklea berisikan cairan endolimfe. Pada bagain dasar duktus koklea
ini lah terdapat reseptor pendengaran yang disebut dengan organ
corti.